You are on page 1of 8

PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK ALOE VERA TERHADAP KONDISI

KULIT PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

The Effect of Aloe Vera Extract Use on Chronic Kidney Failure Patient’s Skin
Conditions.
Rini Handriani 1, Wiwik Agustina 2, Sih Ageng Lumadi 2
1
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Maharani Malang
2
Dosen Ilmu Keperawatan STIKes Maharani Malang
E-mail: rini.handriani123@gmail.com

ABSTRACT
The prevalence of chronic kidney failure in Indonesia, especially in Saiful Anwar
Hospital Malang, is increasing. That disease requires undergoing hemodialysis
therapy. However, hemodialysis therapy has the effect of xerosis. If xerosis is not
treated, it will have an impact on pruritus. To avoid that case , moisturizing the skin
with aloe vera need to be done . The purpose of this study is to know the effect of using
aloe vera extract on the treatment of skin conditions in patients with chronic renal
failure. The method in this study uses true experiment. The sampling uses simple
random sampling technique covering 25 respondents. The analysis uses the Kruskal-
Wallis and Linear Regression tests. The results of test shows values of p = 0,001 or α <
0,01 it means that there are significant differences among groups of independent
variables, and the value of R2 is 69%. It means that the administration of aloe vera
extract has a contribution of 69% to changes in improvement of skin conditions of
xerosis patients and the other 31% is influenced by other factors besides the variable of
giving aloe vera extract. The most effective treatment for xerosis patients due to
hemodialysis is to administer a 75% concentration of aloe vera extract as management
of independent nursing care with impaired skin integrity problem.
Keywords: Use of Aloe Vera Extract, Skin Condition, Chronic Kidney Failure

PENDAHULUAN yang menderita gagal ginjal baik akut


Penyakit ginjal adalah suatu maupun kronik mencapai 50%
penyakit dimana fungsi organ ginjal sedangkan yang diketahui dan
mengalami penurunan hingga akhirnya mendapatkan pengobatan hanya 25%
tidak mampu bekerja sama sekali dalam dan 12,5% yang terobati dengan baik.
hal penyaringan dan pembuangan Prevelansi gagal ginjal di
elektrolit tubuh, tidak mampu menjaga Indonesia tercatat mencapai 31,7% dari
keseimbangan cairan dan zat kimia populasi pada usia 18 tahun keatas
tubuh, seperti sodium, kalium dalam (Indrasari, 2015). Hasil Riset Kesehatan
darah (Berawi, 2016). Berdasarkan data Dasar (2017) prevalensi gagal ginjal di
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Indonesia yaitu sebesar 2% (499.800
tahun 2013 memperlihatkan bahwa orang) sebagian besar penderita adalah
laki-laki yaitu 40%, dari total penderita

1
gagal ginjal tersebut 52.835 total pasien (2017) sebagian besar pasien
yang aktif menjalani hemodialisa. menghiraukan kondisi kulit kering, jika
Pasien gangguan ginjal kronik kondisi dibiarkan dapat menyebabkan
memerlukan terapi hemodialisa jangka pruritus, xerosis dapat ditangani dengan
panjang, pasien harus menjalani terapi menjaga kelembapan kulit, menjaga
dialisis sepanjang hidupnya untuk kelembapan kulit dapat dilakukan
mempertahankan kelangsungan dengan perawatan menggunakan
hidupnya dan mengendalikan gejala ekstrak aloe vera. Gel aloe vera dapat
uremia. Namun terapi dialisis sendiri melembabkan kulit karena mengandung
memiliki berbagai komplikasi, air yang banyak. Penelitian oleh Agoes
diantaranya terjadinya xerosis dan (2015) mengatakan gel aloe vera
pruritus yang terjadi selama dialisis mengandung air 99% dan yang lainnya
ketika produk akhir metabolisme tersisa glucomanans, asam amino, lipid, sterol
di kulit (Tansil, 2016). dan vitamin. Aloe vera menstimulasi
fibroblast yang menghasilkan kolagen
Kulit kering atau xerosis adalah
dan serat elastis yang membuat kulit
kelainan kulit terjadi akibat modifikasi
lebih elastis dan mengurangi kerutan,
lipid dan hidrasi yang terga. Kerusakan
asam amino di dalam aloe vera juga
pada stratum korneum menyebabkan
mengurangi kulit yang kasar dan
kapasitas retensi air berkurang hingga
bertindak sebagai astringent untuk
10 %. Kulit kering ditandai dengan kulit
memperkecil pori-pori (Furnawanti,
yang bersisik, pecah-pecah dan gatal
2014).
(Purnomo, 2014). Sebuah penelitian
dilakukan oleh Puspita, (2015)di RS Berdasarkan data dan uraian dari
PKU Muhammadiya Yogyakarta latar belakang maka peneliti tertarik
menunjukkan bahwa 71,4% pasien untuk meneliti tentang “Pengaruh
gagal ginjal kronik yang menjalani penggunaan ekstrak aloe vera terhadap
hemodialisa secara rutin ternyata kondisi kulit pasien gagal ginjal kronik
mengalami xerosis. Sedangkan Patel di ruang hemodialisa RSUD dr. Saiful
(2012) menyatakan bahwa prevalensi Anwar Malang”.
xerosis yang berhubungan dengan
dialisis berkisar antara 22%-90%. BAHAN DAN METODE
Desain yang digunakan dalam
Berdasarkan data studi penelitian ini yaitu true experiment
pendahuluan peneliti pada tanggal 24- design merupakan design penelitian
26 September 2018 mengenai pre yang yang sesungguhnya pada
valensi pasien hemodialisa di RSUD dr. eksperimen dimana peneliti dapat
Saiful Anwar Malang tiga bulan mengontrol semua variabel yang
terakhir sampai Agustus 2018 total mempengaruhi jalannya eksperimen.
pasien 568 orang, sedangkan penderita Dengan menggunakan 5 kelompok
hemodialisa yang menderita xerosis treatmen penggunaan ekstrak aloevera
kurang lebih 17% atau sebanyak 97 kelompok perlakuan 100%, 75%, 50%,
orang. Menurut penelitian Zainoel

2
25% dan kelompok kontrol 0% (tanpa Uji n α p Keterangan
aloevera). Kruskals 20 0,01 0,001 H0 ditolak
-Wallis
Populasi dalam penelitian ini
adalah 40 pasien hemodialisa dengan
Berdasarkan tabel Uji analisis
xerosis di ruang hemodialisa RSUD dr.
perbedaan Kruskals-Wallis diatas) nilai
Saiful Anwar Malang. Sedangkan
p= 0,001 atau p<0,01 yang artinya
sampel yang didapatkan yaitu setiap
terdapat perbedaan yang bermakna
kelompok terdapat 4 responden
konsentrasi ekstrak aloevera antar
sehingga dari 5 kelompok total
kelompok.
responden tetap sebanyak 20 responden
dengan cadangan 5 responden jika Tabel 5.4 Uji Pengaruh Regresi Linear
terdapat responden yang tiba-tiba tidak Change Statistics
memenuhi kriteria inklusi. R
Adjuste
R dR Sig. F
Square F df df
Teknik pengambilan sampel Square
Change 1 2
Chan
pada penelitian ini dilakukan dengan ge

cara Probability Sampling, yaitu Simple


.831a .690 .673 40.076 1 18 .000
Random sampling, caranya dari jumlah
populasi 40 responden yang memenuhi Berdasarkan tabel hasil Uji
kriteria inklusi, selanjutnya peneliti Regresi Linear (uji pengaruh) nilai
menggunakan tabel bilangan untuk koefisien korelasi = 0,831 nilai ini dapat
memilih sampel dengan mengambil diinterpretasikan bahwa hubungan
angka ganjil (1,3,5,7,9,11 dan kedua variabel penelitian ada dikategori
seterusnya) sampai jumlah yang korelasi sangat kuat. Sedangkan nilai
koefisien determinasi yaitu 69% dapat
mencukupi sampel sebanyak 25
diartikan bahwa pemberian ekstrak
responden (responden tetap dan aloevera memiliki pengaruh kontribusi
responden cadangan). sebesar 69% terhadap kondisi kulit
pasien xerosis dan 31% lainnya
Instrumen yang digunakan yaitu
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
pelembab ekstrak aloevara dengan 4 diluar variabel pemberian ekstrak
konsentrasi (100%, 75%, 50%, 25%) aloevera.
dan akuabides. Penilaian perubahan
kondisi kulit menggunakan Spesified PEMBAHASAN
symptomp sum score dengan penilaian Kondisi Awal Kulit Pasien Gagal
yaitu: scuama, roughness, redness, dan Ginjal Kronis
cracks yan disingkat SRRC. Berdasarkan hasil analisis
penelitian didapatkan bahwa rata-rata
nilai kondisi kulit pada seluruh
kelompok yaitu berada pada kondisi
kulit tingkat sedang, kelompok 100%
dengan rata-rata persentase kondisi kulit
HASIL
xerosis 61,25%, kelompok 75% dengan
Tabel 5.3 Uji Perbedaan Kruskal-Wallis rata-rata persentase kondisi kulit xerosis

3
56,25%, kelompok 50% dengan rata- aktif maka difusi obat akan semakin
rata persentase kondisi kulit xerosis baik. Difusi obat yang baik akan
62,5%, kelompok 25% dengan rata-rata mempercepat daya absorbsi kulit
persentase kondisi kulit xerosis 65%, terhadap obat agar segera bekerja sesuai
kelompok kontrol dengan rata-rata dengan fungsi senyawa obat yang
persentase kondisi kulit xerosis 55%. terkandung didalamnya.
Menurut opini peneliti rata-rata Penelitian yang dilakukan oleh
seluruh kelompok kondisi kulit pasien Widurini (2013) bahwa, menggunakan
xerosis berada pada kategori sedang. lidah buaya (aloevera) konsentrasi
Kondisi kulit xerosis sedang memiliki 100% yang diaplikasikan pada radang
ciri-ciri yaitu skuama kecil kombinasi mukosa mulut tikus, ternyata dapat
dengan skuama lebih besar (> 0,05mm), menurunkan radang mukosa mulut
tampak opak atau memutih, pada tikus. Didapatkan hasil bahwa lidah
perabaan kulit nyata tidak teratur dan buaya tidak mempunyai mekanisme
kasar, area terbatas denga eritema nyata tunggal sebagai anti inflamasi. Tanaman
atau eritema difus, fisura lebih dalam ini mengandung berbagai macam unsur
tunggal, atau beberapa fisura dan zat yang dipercaya dapat bertindak
superficial. sebagai agen antiinflamasi, antara lain
asam salisilat vitamin, polisakarida dan
Mencegah terjadinya asam lemak (Widurini, 2013).
komplikasi pada responden yaitu
dengan memberikan informasi yang Tetapi dalam intervensi
cukup kepada responden hingga konsentrasi aloe vera 100% hanya
responden benar memahami dari cara membuat perubahan kondisi xerosis
pemberian ekstrak aloe vera, pemberian 71,5% . berarti belum tentu semakin
aloe vera, penghentian jika terdapat tinggi konsentrasi kepekatan ekstrak
alergi, manfaat aloe vera, konsentrasi aloe vera dapat mempercepat kondisi
ekstrak aloe vera, dan memberikan kulit xerosis. Hal ini dapat dipengaruhi
informasi mengenai perubahan kondisi oleh banyak faktor, salah satunya ada
kulitnya. perbedaan tingkat keasamaan ( PH )
antara konsentrasi aloe vera dengan
Kondisi Kulit Pasien Gagal Ginjal
tingkat keasaman kulit di epidermis.
Kronis Setelah Pemberian Ekstrak
Kondisi Kulit Pasien Gagal Ginjal
Aloevera 100%
Kronis Setelah Pemberian Ekstrak
Hasil analisis deskriptif Aloevera 75%
penelitian pada kondisi kulit pasien
Hasil analisis deskriptif
gagal ginjal kronis setelah pemberian
penelitian pada kondisi kulit pasien
ekstrak aloevera 100% bahwa terdapat
gagal ginjal kronis setelah pemberian
persentase tingkat perbaikan kondisi
ekstrak aloevera 75% bahwa terdapat
kulit tertinggi oleh kelompok ekstrak
persentase tingkat perbaikan kondisi
aloevera 100% yaitu pada minggu
kulit tertinggi oleh kelompok ekstrak
ketiga dengan rata-rata persentase
aloevera 75% yaitu pada minggu ketiga
71,5%. Semakin besar konsentrasi zat

4
dengan rata-rata persentase 80%. kelompok ekstrak aloevera 25% yaitu
Perbaikan kondisi kulit kelompok 75% pada minggu ketiga dengan rata-rata
lebih tinggi dibandingkan dengan persentase 49,70%.
kelompok 100%. Menurut peneliti Kondisi permukaan kulit xerosis
dalam minggu pertama tidak ada yang lebih buruk membuat epitel dari
pengaruh penggunaan ekstrak aloe vera xerosis menghambat migrasi epitel
terhadap kondisi kulit karena pada sehingga igrasi epitel menurun
minggu pertama masih masuk dalam berakibat pada lambatnya penyembuhan
tahap fase inflamasi, pada minggu xerosis. Konsentrasi ekstrak aloevera
kedua pemberian ekstrak aloe vera yang lebih rendah juga menyebabkan
kondisi kulit mulai mengalami proses penyembuhan lebih lama.
perubahan karena masuk pada tahap Timbulnya perbedaan pengaruh
poliferasi, pada minggu ketiga kondisi pemberian ekstrak aloe vera dalam
kulit agan jauh mengalami peningkatan penelitian ini yaitu kondisi kulit
penyembuhan yaitu masuk pada tahap responden yang berbeda (Siregar,
penyudahan atau pematangan. 2013).
Menurut opini peneliti perlakuan
pemberian ekstrak aloe vera dengan Kondisi Kulit Pasien Gagal Ginjal
Kronis Setelah Pemberian Aquabides
konsentrasi 75 % yang paling cepat
Tanpa Ekstrak Aloe vera (Kontrol)
memperbaiki struktur kulit dan
kelembaban kulit xerosis. Karena pada Hasil analisis deskriptif
konsentrasi ini ph aloe vera dan ph penelitian pada kondisi kulit pasien
epidermis hampir sama sehingga gagal ginjal kronis setelah pemberian
memberi kemampuan aloe vera untuk aquabides (kontrol) bahwa tidak
menembus stratum korneum dengan terdapat persentase tingkat perbaikan
baik. kondisi kulit pada minggu ketiga
dengan rata-rata persentase 0%.
Kondisi Kulit Pasien Gagal Ginjal Pengolesan aquabides tidak dapat
Kronis Setelah Pemberian Ekstrak
membantu proses penyembuhan kulit
Aloevera 50% dan 25%
xerosis. Cairan aquabides tidak mampu
Hasil analisis deskriptif mempengaruhi perbaikan kondisi kulit
penelitian pada kondisi kulit pasien xerosis dan tidak memiliki komponen
gagal ginjal kronis setelah pemberian yang membantu perbaikan sel dalam
ekstrak aloevera 50% terdapat kulit.
persentase kondisi kulit tertinggi oleh Aquabides tidak memiliki
kelompok ekstrak aloevera 50% yaitu komponen seperti aloe vera yaitu
pada minggu ketiga dengan rata-rata kandungan asam amino dan enzim yang
persentase 61,80%. Sedangkan Hasil masing-masing berfungsi untuk
analisis deskriptif penelitian pada membantu perkembangan sel-sel baru
kondisi kulit pasien gagal ginjal kronis dengan kecepatan luar biasa dan
setelah pemberian ekstrak aloevera 25% menghilangkan sel-sel yang telah mati
bahwa kondisi kulit tertinggi oleh dari epidermis. Sehingga aquabides

5
hanya mampu memenuhi kebutuhan diartikan bahwa pemberian ekstrak
cairan namun tidak memiliki fungsi aloevera memiliki pengaruh kontribusi
dalam perbaikan sel pada kulit sebesar 69% terhadap kondisi kulit
(Makmur, 2013). pasien xerosis dan 31% lainnya
Analisis Pengaruh Penggunaan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
Ekstrak Aloevera Terhadap diluar variabel pemberian ekstrak
Perawatan Kondisi Kulit Pasien aloevera.
Gagal
Menurut opini peneliti perlakuan
Berdasarkan hasil statistik uji pemberian ekstrak aloe vera dengan
normalitas (uji sebaran data) nilai p konsentrasi 75 % yang paling cepat
value konsentrasi kelompok ekstrak memperbaiki struktur kulit dan
aloevera 100% yaitu p 0,024, nilai p kelembaban kulit xerosis. Karena pada
value kelompok ekstrak aloevera 75% konsentrasi ini ph aloe vera dan ph
yaitu p 0,001, nilai p value kelompok epidermis hampir sama sehingga
ekstrak aloevera 50% yaitu p 0,001, memberi kemampuan aloe vera untuk
dan nilai p value kelompok ekstrak menembus stratum korneum dengan
aloevera 25% yaitu p 0,024. Jadi dapat baik. Selain itu kandungan senyawa
disimpulkan bahwa nilai p value ekstrak aloe vera yang berupa asam
kelompok konsentrasi ekstrak aloevera amino dan emsim protease mampu
100%, 75%, 50% dan 25% memiliki berfungsi untuk membantu percepatan
nilai p < 0,05 yang berarti data perkembangan sel-sel baru dengan luar
berdistribusi tidak normal atau H0 biasa dan menghilangkan sel-sel mati
ditolak. Sedangkan yang berdistribusi pada epidermis.
normal atau H0 diterima hanya
kelompok konsentrasi ekstrak aloevera KESIMPULAN DAN SARAN
0% yaitu dengan nilai p value 0,734 > Berdasarkan pada hasil penelitian
0,05. Maka syarat untuk dilakukan uji didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
anova tetap tidak terpenuhi sehingga a. Terdapat perbaikan kulit xerosis
dilanjutkan menggunakan uji kruskal- setelah pemberian ekstra aloevera
wallis test. 100% dengan persentase tingkat
perbaikan kondisi kulit yaitu dengan
Pada hasil uji perbedaan kruskal-
rata-rata persentase perbaikan
waliis (uji beda) nilai p= 0,001 atau
kondisi kulit 71,5%.
p<0,01 yang artinya terdapat perbedaan
b. Terdapat perbaikan kulit xerosis
bermakna antar kelompok konsentrasi
setelah pemberian ekstra aloevera
ekstrak aloevera. Pada hasil Uji
75% yaitu dengan rata-rata
Regresi Linear (uji pengaruh) nilai
persentase perbaikan kondisi kulit
koefisien korelasi = 0,831 nilai ini dapat
80%. Perbaikan kondisi kulit
diinterpretasikan bahwa hubungan
kelompok 75% lebih tinggi
kedua variabel penelitian ada dikategori
dibandingkan dengan kelompok
korelasi sangat kuat. Sedangkan nilai
100%.
koefisien determinasi yaitu 69% dapat

6
c. Terdapat perbaikan kulit xerosis Bagi peneliti selanjutnya
setelah pemberian ekstra aloevera Bagi peneliti selanjutnya perlu
50% yaitu rata-rata persentase adanya pemilihan sampel dengan
perbaikan kondisi kulit 61,80%. penggolongan tingkat kondisi xerosis
Sedangkan terdapat perbaikan kulit yang sama pada pasien dengan
xerosis setelah pemberian ekstra pemberian konsentrasi ekstrak aloevera
aloevera 25% yaitu dengan rata-rata yang bebeda, sehingga keefektifan
persentase perubahan kondisi kulit konsentrasi aloevera lebih akurat.
49,70%.
d. Hasil analisis deskriptif penelitian DAFTAR PUSTAKA
pada kondisi kulit pasien gagal ginjal Arif, M. (2012). Kapita Selekta
kronis setelah pemberian Nacl Kedokteran. Jakarta: Media
(Kontrol) bahwa tidak terdapat Aesculapius.
persentase tingkat perbaikan kondisi Agoes, Azwar. (2015). Tanaman Obat
kulit yaitu pada minggu ketiga Indonesia. Jakarta: Salemba
dengan rata-rata persentase 0%. Medika.
e. Hasil uji Kruskal-Waliis (uji beda) Arifin, Jamal. (2014). Intensif Budidaya
nilai p= 0,001 atau p<0,05 yang Lidah Buaya. Surabaya: Pustaka
artinya terdapat perbedaan bermakna Baru Press.
konsentrasi ekstrak aloevera antar Berawi, K. (2016). Fisiologi Ginjal
kelompok 100%, 75%, 50%, 25% Dan Cairan Tubuh. Bandar
dan 0%. Hasil Uji Regresi Linear (uji Lampung: Universitas Lampung.
pengaruh). Bahrudin, S. (2013). Instan Herbal
SARAN Alami. Yogyakarta: Al Ghuroba.
Bagi Responden Caneiro, J. (2014). Histologi Dasar.
Bagi responden disarankan untuk Surabaya: EGC.
meningkatkan kesadaran dalam Djuanda, Adhi. (2011). Ilmu Penyakit
perawatan kondisi kulit xerosis yang Kulit Dan Kelamin. Jakarta:
dialaminya dengan menggunakan Fakultas Kedokteran Univ Indo.
konsentrasi ekstrak aloevera 75% secara Fauzi, Arif. (2017). Aneka Tanaman
teratur agar tidak terjadi komplikasi Obat Dan Khasiatnya. Jakarta:
pruritus. Media Pressindo.
Bagi Tenaga Kesehatan Firmansyah, M. (2014). Usaha
Bagi Tenaga Kesehatan Memperlambat Perburukan
disarankan untuk melakukan pemberian Penyakit Ginjal Kronik ke
konsentrasi ekstrak aloevera 75% Penyakit Stadium Akhir. Jakarta:
terhadap pasien gagal ginjal kronik CDK.
yang mengalami xerosis sebagai Furnawanti, Irni. (2017). Khasiat Dan
penatalaksanaan asuhan keperawatan Manfaat Tanaman Lidah Buaya.
mandiri dengan masalah keperawatan Jakarta: Agro Media Pustaka.
gangguan integritas kulit. Makmur, W. (2013). Pengaruh
Hemodialisis Terhadap Kadar

7
Ureum dan Kreatinin Darah Nuha Medika.
Pada Pasien Gagal Ginjal Sachdeva, S. (2015). Fitz Patrick Skin
Kronik. Retrieved from Typing Aplications In
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub Dermatologi. India: India Jornal
med/1294654794 Of Dematologi.
Martini, Endang W. (2015) Setiadi. (2012). Konsep dan Penulisan
Mutalazimah. Hubungan Tingkat Riset Keperawatan. Yogyakarta:
Asupan Protein Dengan Kadar Graha Ilmu.
Ureum Dan Kreatinin Darah Sherwood, Lauralee. (2012). Fisiologi
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Dari Sel Ke Sistem. Jakarta: EGC.
Di RSUD Dr. Moewardi Siregar. (2013). Atlas berwarnari Pati
Surakarta. Retrieved from Penyakit Kulit. Surabaya: EGC.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub Sudoyo. (2010). Buku Ajar Ilmu
med/129056794 Penyakit Dalam (IV). Jakarta:
Mary, B. (2012). Klien Gangguan Pusat Penerbit Departemen Ilmu
Ginjal. Jakarta: Penerbit Buku Penyakit Dalam FK UI.
Kedokteran EGC. Suiraoka. (2012). Penyakit Degeneratif.
Moore, Keith L. (2012). Clinical Yogyakarta: Nuha Medika
Oriented Anatomy. Yogyakarta: Suharyanto,. Madjid, abdul. (2011).
Bentang pustaka. Asuhan Keperawatan Dengan
Mustarichie, Resmi. (2013). Metode Gangguan Sistem Perkemihan.
Penelitian Tanaman Obat. Jakarta: Trans Info Media.
Yogyakarta: Widya Padjadjaran. Sumaltzer. (2014). Textbook Of
Nursalam. (2013). Konsep Dan Medical Surgical Nursing.
Penerapan Metodologi Penelitian Philadelphia: Linppincot.
Ilmu Keperawatan. Jakarta: Syaifuddin. (2012). Anatomi Fisiologi.
Salemba Medika. Yogyakarta: EGC.
Price, Sylvia A. (2012). Konsep Klinis Tansil, Sukmawati. (2016). Ilmu
Proses Penyakit. Jakarta: EGC. Penyakit Kulit Dan Kelamin.
Puspita Dewi, S. (2015). Hubungan Surabaya: EGC.
Lamanya Hemodialisa Dengan Zhang, Q., Rothenbacher, D. (2012)
Kualitas Hidup Pasien Gagal Prevalence Of Chronic Kidney
Ginjal Di RS PKU Disease In Population-Based
Muhammadiyah Yogyakarta. Studies. Retrieved from http://
Retrieved from www.biomedcentral.com/1471-
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm 2458/8/117
ed/12900694
Purnomo, Basuki B. (2014). Dasar-
Dasar Urologi. Malang: Sagung
Seto.
Ratna Dewi, P. (2013). Penyakit-
Penyakit Kematian. Yogyakarta:

You might also like