You are on page 1of 8

Muhammad Iqbal, Rahmadani Yusran| Upaya Konvergensi Kebijakan Pencegahan Stunting di Kota

Padang

Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik (JMIAP)


Volume 3 Nomor 2Tahun 2021
http://jmiap.ppj.unp.ac.id

UPAYA KONVERGENSI KEBIJAKAN PENCEGAHAN STUNTING DI KOTA


PADANG

Muhammad Iqbal1(a), Rahmadani Yusran2(b)


1
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Padang
2
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Padang
a)
mhdiqbal2338@gmail.com, b)yusranrdy@fis.unp.ac.id

ABSTRACT – This research was conducted using a qualitative approach. This study aims to analyze
efforts to implement convergence of stunting prevention policies in the city of Padang. The data
collection methods used were interviews and documentation. The data source was obtained through
data and information on all OPDs in Padang City. The results of this study indicate that efforts to
implement convergence of stunting prevention policies in the city of Padang have not been implemented
according to the convergence stage. This is because first, efforts at the planning stage have not been
implemented optimally because there is no Regional Government Work Plan (RKPD) that has been
made regarding stunting. Second, efforts at the implementation stage have not been carried out
optimally because there is no task force in implementing stunting prevention actions. Third, efforts at
the evaluation stage have not been implemented optimally because the evaluation has not been
centralized and implemented based on the work program of each Regional Apparatus Organization
(OPD).
Keywords : Convergence, Policy, Stunting, Kota Padang
Corresponding author. Email. mhdiqbal2338@gmail.com
How to cite this article. Iqbal, M & Yusran, R. (2021). Upaya Konvergensi Kebijakan Pencegahan
Stunting di Kota Padang. Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik (JMIAP) Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang, Volume 3 (2), Hal. 109-116.
http://jmiap.ppj.unp.ac.id
Copyright©2021. Published by Labor Jurusan Ilmu Administrasi Negara FIS UNP, Padang

109 | Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik |Volume 3 | Nomor 2| Tahun 2021 | (Hal. 109-116)
Muhammad Iqbal, Rahmadani Yusran| Upaya Konvergensi Kebijakan Pencegahan Stunting di Kota
Padang

PENDAHULUAN jangkanya sehingga capaiannya bisa


Permasalahan stunting masih menjadi diperoleh secepat mungkin. Intervensi ini
kasus dari tahun ke tahun seolah-olah selalu hanya menyumbang untuk tiga puluhpersen
berlanjut, begitu juga di Kota Padang belum penngurangan kasus anak kerdil (stunting).
teratasi secara optimal.Sebagai daerah yang Berbeda dengan intervensi spesifik,
berada di pusat provinsi, pelayanan rancangan pencegahan (intervensi)
kesehatan Kota Padang seharusnya bisa sensitive ini dilaksanakan dengan
menjadi contoh dan lebih unggul dari bermacam acara untuk membangun
kabupaten/kota lain. Tetapi hal tersebut dibagian luar bidang kesehatan &
belum tergambarkan secara optimal, terlihat menyumbang sekitar tujuh puluh persen
dari kinerja dinas kesehatan Kota Padang terhadap pencegahan (intervensi) anak
belum memprioritaskan permasalahan kerdil (stunting). Melihat target pencegahan
stunting sebagai salah satu fokus utama. (intervensi) ini ialah masyarakat/penduduk
Anak pendek/stunting ialah suatu biasa.
keadaan pertumbuhan yang gagal terhadap Di Kota Padang permasalahan intervensi
anak-anak berumur kurang dari lima tahun gizi spesifik bisa dilihat dari Data Profil
(balita) karena gizi kronis yang tidak cukup Kesehatan tahun 2013-2019 tentang kasus
dan terjadinnya infeksi yang sering terjadi kematian perinatal, neonatal, bayi, balita
terutama sekali dalam waktu 1.000 Hari dan stunting. Berdasarkan data
Pertama Kehidupan (HPK), ialah mulai dari tersebutditemukan dalam tiga tahun terakhir
sebuah bakal bayi/janin ke umur dua puluh jumlah stunting, kematian neonatal dan bayi
tiga bulan anak (TNP2K, 2018). Anak terus meningkat. Sedangkan jumlah
kerdil merupakan gangguan tumbuh di kematian balita dalam tiga tahun terakhir
anak-anak antara umur, tinggi badan, dan mengalami fluktuasi.
berat badan tidak seimbang. Upaya penurunan prevalensi stunting
Berdasarkan dari hasil Riset yang sudah dimulai di tingkat nasional melalui
dilakukan oleh Kemenkes melalui hasil lima pilar oleh Tim Nasional Percepatan
Kesehatan Dasar (Riskesdas) menemukan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K,
ternyata dari tahuun 2007 sampai 2013, 2018), salah satunya adalah upaya
jumlah kasus (prevalensi) anak kerdil tetap konvergensi kebijakan. Konvergensi
masih tinggi dan ditemukan adanya liintas menurut (TNP2K, 2018) adalah
sektor pemasukan. Berdasarkan hasil Riset pencegahan stunting melalui pelaksanaan
Kesehatan Kasar tahun 2013 sebanyak aksi intervensi yang dilaksanakan dengan
kurang lebih 9 juta anak dibawah lima tahun koordinasi, keterpaduan, serta secara
(balita) sekitar 37.2% menderita kondisi seksama menuju capaian geografis &
anak kerdil, sedangkan tahun 2018 lalu, keluarga yan diutamakan. TNP2K (2018)
Riset Kesehatan Dasar menemukan menegaskan pencegahan stunting dilakukan
pengurangan kasus (prevalensi) anak kerdil melalui program/kegiatan pemerintah
(stunting) menjadi 30,8% pada bayi bawah secara lintas sektor.
lima tahun (BaLiTa). Walaupun mengalami Oleh karena itu, permasalahan stunting
penuruan, persentase tersebut terkesan tidak menjadi tanggung jawab Kementerian
termasuk besar bila dibandingkan sama data Kesehatan saja. Pemerintah provinsi sampai
anak kerdil (stunting) nasional rata-rata pemerintah desa sekalipun ikut ambil peran,
20%. termasuk lembaga-non pemerintah serta
Penurunan prevalensi stunting dilakukan dinas-dinas dan OPD lainnya juga berperan
melalui 2 kerangka intervensiyaitu dalam upaya percepatan pencegahan kasus
pencegahan (intervensi) gizi spesifik dan stunting ini. Dinas-dinas dan OPD yang
pencegahan (intervensi) gizi sensitif. Pada dimaksud oleh (TNP2K) seperti Bappeda,
umumnya kegiatan pencegahan spesifik PU, Disdik, Dinas Ketahanan Pangan,
berada pada bagian kesehatan dan pendek Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta

111 | Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik |Volume 3 | Nomor 2| Tahun 2021 | (Hal. 109-116)
Muhammad Iqbal, Rahmadani Yusran| Upaya Konvergensi Kebijakan Pencegahan Stunting di Kota
Padang

pihak swasta/privat dan komunitas sesuatu yang pemerintah ucapkan,


masyarakat. Inilah fokus pencegahan laksanakan, ataupun tidak dilaksanakan.
stunting dalam konteks konvergensi Policy adalah seuntaian maksud dan
kebijakan (lihat TNP2K, 2018). capaian terhadap suatu program yang
Pelaksanaan konvergensi kebijakan pemerintah jalankan.
pencegahan stunting di Kota Padang Berbeda dengan konsep kebijakan yang
mengalami beberapa kendala. Pertama, jika dikemukan Dye (1992:2), Anderson (1994),
dilihat dari persentase stunting di Kota Kartasasmita (1997:142), Edward III dan
Padang memang terlhat kecil, namunmasih Sharkansky, Eystone (1972) dalam Wahab
tinggi jika dilihat dari jumlah kasus balita. (2014) dengan singkat menyatakan public
Hal ini disebabkan karena belum terlaksana policy ialah sebuah kaitan yang terjadi di
secara optimal dalam bentuk kerjasama antara bagian kecil pemerintahan dengan
antar dinas-dinas dan Organiisasi wilayah bagiannya. Makna yang hampir
Perangkaat Daeerah atau di singkat (OPD) sama dengan Eystone, Friedrich (1963)
se lingkungan pemkot Padang. Kedua, dalam Yusran (2003), Aprina dan Yusran
belum optimal melakukan koordinasi (2019) bahwa kebijakan merupakan sebuah
program pencegahan stunting. Ketiga, perbuatan menuju maksu-maksud yang
program pencegahan stunting belum disarankan oleh baik seseorang, baik
optimal dalam bentuk program terpadu. kelompok ataupun pemerintah pada suatu
Keempat, fokus pencegahan stunting di tempat tertentu berkaitan dengan ditemukan
Kota Padang selama ini masih berfokus halangan-halangan tertentu sambil menjadi
pada intervensi gizi spesifik saja. kesempatan-kesempatan dalam menggapai
Berdasarkan permasalahan pencegahan suatu tujuan. Pendapat Friedrich (1963)
stunting di atas peneliti melakukan dipertegas oleh Anderson (1979) dalam
penelitian tentang “Konvergensi Kebijakan Aprina dan Yusran (2019) menyatakan
Pencegahan Stunting di Kota Padang “. bahwa kebijakan itu suatu perbuatan dari
sejumlah orang penting (para pejabat,
TINJAUAN PUSTAKA golongan, organisasi pemerintahan) atau
Konsep Kebijakan Publik sehubungan orang penting pada sebuah
Menurut Dye (1992:2) dalam Yusran aspek tertentu. Sesuai dengan Eystone
(2003) mengartikan, kebijakan publik (1972), Friedrich (1963), Anderson (1979)
sesuatu yang dipilih pemerintah mau untuk dijelaskan Knoepfel Dkk (2007) yang
melakukan atau tidak mau melakukan. menyatakan bahwasanya kebijakan ialah
Mendukung pendapat Dye, bahwa hubungan keputusan-keputusan atau aksi-
kebijakan publik menurut Anderson (1994) aksi hasil perbuatan dari interaksi yang
dalam (Nugroho, 2014) artinya melakukan dikatakan terstruktur dan diulang-ulang dari
atau tidak melakukan yang diambil oleh semua aktor yang ada, mulai dari
aktor atau beberapa aktor dalam menangani publik/pemerintahan sampai kepada
masalah yang menjadi fokus. Sejalan privat/swasta yang ikut ambil peran guna
dengan Dye (1992), Anderson (1994), melakukan respon, melakukan identifikasi
dalam (Kartasasmita, 1997), mengatakan dan melakukan pemecahan masalah dengan
kebijakan public ialah usaha guna cara politik/politis yang diartikan sebagai
mengartikan dan memahami (1) sesuatu suatu permasalahan dibidang publik
yang dibuat atau tidak dibuat pemerintah (Yusran, 2003; Aprina dan Yusran (2019).
tentang sesuatu permasalahan, (2) sesuatu
yang menjadi penyebab atau pengaruh, (3) Konsep Implementasi Kebijakan
suatu dampak dan pengaruh karena Implementasi kebijakan public ialah
kebijakan public tersebut. Ditambahkan serangkaian kegiatan menyelesaikan/
Edward III dan Sharkansky pada Yusran melaksanakan sebuah kebijakan dibidang
(2003) mengatakan kebijakan public juga publik setelah mendapat persetujuan/

112 | Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik |Volume 3 | Nomor 2| Tahun 2021 | (Hal. 109-116)
Muhammad Iqbal, Rahmadani Yusran| Upaya Konvergensi Kebijakan Pencegahan Stunting di Kota
Padang

penetapan melalui pemanfaatan sarana bisa diteliti di tingkatan suatu


untuk mendapat capaian suatu kebijakan program/kegiatan. Grindle dalam (Alfia,
(Yusran & Aprina, 2019). Vaan Meeter & 2016) memandang implementasi kebijakan
Vaan Hornn pada Aprina dan Yusran ke sebuah “proses administrasi” sekalian
(2019) menegaskan tentang “proses politik”. Pendapat Grindle, ketika
pengimplementasian sebuah policy pengimplementasian kebijakan akan
(kebijakan) adalah sebuah perbuatan yang berhasil jika dipengaruhi oleh a content dan
dilaksanakan swasta & pemerintah bisa a context sebuah kebijakan tersebut. Yang
dengan cara individual ataupun dimaksud dengan content kebijakan adalah
berkelompok yang dimaksudkan penyebab utama untuk mengetahui capaian
mendapatkan sasaran. Sesuai yang sebuah implementasi. Di lain hal, kondisi
siampaikan Vaan Meeter & Vaan Hornn, sosial politk dan ekonomi juga berperan
(Mulyadi, 2016) menyatakan bahwa tahap penting dalam implementasi kebijakan.
pengimplementasi berpedoman kepada aksi Menurut Grindle dalam (Alfia, 2016)
guna memperoleh sasaran yang sudah menyebutkan tentang keberhasilan sebuah
mendapat penetapan pada sebuah kebijakan dipengaruhi oleh derajat
hasil/keputusan. implementability kebijakan tersebut.
Menurut Merilee S. Grindle (1980)
dalam Mulyadi (2016:66) yang dikutip dari Konsep Konvergensi Kebijakan
(Nugroho, Kebijakan Publik: Formulasi, Kerr (1983) dalam (Knill, 2005)
Implementasi, Evaluasi, 2003) keberhasilan mengartikan konvergensi sebagai “teh
derajat implementasi kebijakan ditentukan tendency of societie to growth more alike,
oleh dua variabel yaitu isi kebijakan and to develop similarity in structures,
(content of policy) dan lingkungan (context process, and performance”, yang artinya
of policy). ada kesepakatan bersama secara luas
Tidak hanya itu, Pressman dan tentang pengertian konvergensi, yang mana
Wildavsky dalam Purwanto dan mengartikan sebagai kecenderungan
Sulistyastuti (2012:20) juga masyarakat untuk tumbuh lebih sama,
mengemukakan pendapatnya tentang dengan mengembangkan persamaan dalam
implementasi kebijakan yang memaknainya struktur, proses, dan pelaksanaan. Mirip
melalui berbagai keyword: Pertama, bentuk dengan pendapat Kerr (1983), Drezner
dari menjalankan sebuah kebijakan (to (2001:53) dalam (Nugroho, 2014)
carry out); Kedua, guna memperlihatkan memberikan pengertian konvergensi yang
hasil yang telah dijelaskan pada berkas artinya kecenderungan kebijakan untuk
dokumen suatu kebijakan (to fulfill); tumbuh lebih serupa, dalam bentuk
Ketiga, guna memperlihatkan bukti peningkatan kesamaan dalam struktur,
nyata/output yang telah ditetapkan didalam proses, dan kinerja. Hampir sama dengan
capaian suatu kebijakan (to produce); dan Kerr (1983) dan Drezner (2001), Holzinger
Keempat, guna menyiapkan misi yang dan Knill (2005) mengatakan “convergence
dijelaskan pada dokumen kebijakan untuk is generally conceptualized as development
diwujudkan didalam capaian kebijakan (to over time” yang artinya konvergensi
complete). Eugene Bardach (1991) dalam umumnya dikonseptualisasikan sebagai
Agustino (2008:138) juga mengemukakan perkembangan dari waktu ke waktu.
pendapatnya tentang implementasi/ Mendukung pendapat Kerr (1983) Drezner
pelaksanaan kebijakan semacam “pas untuk (2001) Holzinger dan Knill (2005), dalam
membuat suatu program & kebijakan umum kamus Miriam Webster yang dikutip
yang terlihat baik di atas sebuah kertas “. Nugroho (2018) menyebutkan convergence
Grindle didalam Haedar (2010:2) sebagai “moving toward union or
berpendapat mengenai implementasi adalah uniformity”, artinya pergerakan menuju
langkah umum kegiatan adminsitratif yang penyatuan atau penyamaan.

113 | Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik |Volume 3 | Nomor 2| Tahun 2021 | (Hal. 109-116)
Muhammad Iqbal, Rahmadani Yusran| Upaya Konvergensi Kebijakan Pencegahan Stunting di Kota
Padang

Plumper dan Schneider (2009) Informasi, (DP3AP2KB), (BKKBN).


mengatakan “the concept of convergence Teknik menganalisis data berdasarkan teori
can be applied to policies, political (Sugiyono, 2012) berupa meliputi reduksi,
institutions, constitutions, political penyajian data dan verifikasi.
affiliations, policy outcomes”, artinya
konsep konvergensi dapat diterapkan pada HASIL DAN PEMBAHASAN
banyak kebijakan, institusi suatu politik, Upaya Pemerintah Kota Padang Dalam
sebuah konstitusi, suatu preferensi politik, Pelaksanaan Konvergensi Kebijakan
serta hasil kebijakan. Pencegahan Stunting di Kota Padang
Dilain hal, Lenschow dkk (2005) secara Upaya yang harus dilakukan dalam
khusus menyebutkan penyebab terjadinya melakukan aksi konvergensi kebijakan
konvergensi kemungkinan besar akan pencegahan stunting di Kota Padang yaitu
terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh pelaksanaan secara bersama-sama oleh
interaksi sukarela atau tidak sukarela dari seluruh OPD yang terlibat baik itu Dinas
para aktor negara di kancah internasional Kesehatan yang melaksanakan intervensi
saja tetapi juga oleh kecenderungan daerah gizi spesifik dan OPD di luar Dinas
domestik untuk bertindak terhadap satu Kesehatan yang terlibat melaksanakan
dorongan tetapi tidak ke yang lain. intervensi gizi sensitif. Secara garis besar
Menyambung pendapat Lenschow dkk berdasarkan ketentuan pelaksanaan aksi
(2005), Knill (2005) dalam Azalia (2017) konvergensi kebijakan pencegahan stunting
menyampaikan ada dua faktor utama OPD yang terlibat memiliki peran dan
penyebab konvergensi yaitu: 1). adanya tanggung jawab yaitu melakukan kedua
mekanisme kausal yang memancing aksi (pencegahan) intervensi yaitu
perubahan kebijakan di beberapa negara, pencegahan (intervensi) gizi sepsifik dan
dan 2). Keberadaan faktor-faktor lainnya pencegahan (intervensi) gizi sensitive
yang dapat menaikkan efektivitas dari secara bersama-sama. Tujuan pelaksanaan
mekanisme kausal tersebut. Berkaitan aksi konvergensi kebijakan pencegahan
dengan Lenschow dkk (2005) dan Knill stunting secara bersama-sama oleh seluruh
(2005), beberapa ahli teori dalam Plumper OPD yang terlibat yaitu melaksanakan
dan Schneider (2009) menyampaikan program-program terkait oleh masing-
kurang lebih ada 4 faktor utama yang masing OPD untuk mencapai percepatan
membantu konvergensi, ialah adanya pencegahan stunting melalui kebijakan
kompetisi, adanya pembelajaran, adanya yang konvergen.
kerja sama dan adanya respon umum Pelaksanaan aksi konvergensi kebijakan
terhadap sebuah goncangan. pencegahan stunting di Kota Padang belum
dilaksanakan sesuai dengan tujuan
METODE PENELITIAN konvergensi kebijakan. Hal ini, disebaban
Penelitian dengan jenis kualitatif karena selama ini encegahan stuting hanya
deskriptif. Penelitian dilakukan pada Dinas dilakukan oleh Dinas Kesehatan beserta
– Dinas terkait yang ada di Kota Padang jajarannya. Ini jelas tidak sesuai dengan
yang relevan terhadap pelaksanaan kovergensi kebijakan yang menyatakan
konvergensi kebijakan pencegahan stunting bahwa pencegahan stunting dilaksanakan
di Kota Padang. Dinas yang terkait ini lintas sektoral dan melibatkan banyak
sekaligus menjadi informan penelitian yaitu pihak. Bahkan Dinas Kesehatan selama ini
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah hanya fokus pada pelaksanaan intervensi
Kota Padang (BAPEDA), Dinas Kesehatan, gizi spesifik. Penyebab upaya pemerintah
Diinas Peerumahan Raakyat Kaawasan Kota Padang selama ini belum maksimal
Permungkiman serta Peertanahan dalam melaksanakan kedua aksi intervensi
(DPRKPP), Dinas Pangan, Diinas Sosiial, tersebut adalah fokus pemerintah Kota
Dinas Perdagangan, Diinas Komuniikasi & Padang hanya melaksanakan aksi intervensi

114 | Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik |Volume 3 | Nomor 2| Tahun 2021 | (Hal. 109-116)
Muhammad Iqbal, Rahmadani Yusran| Upaya Konvergensi Kebijakan Pencegahan Stunting di Kota
Padang

spesifik saja. Permasalahan inilah yang Akibat belum lokus tersebut pelaksanaan
menyebabkan belum terwujudkan capaian selama ini mengacu kepada program-
tujuan konvergensi kebijakan pencegahan program gizi seperti biasa. Upaya
stunting di kota Padang. pemerintah Kota Padang dalam
Sesuai dengan tujuan konvergensi melaksanakan aksi konvergensi kebijakan
kebijakan pencegahan stunting, maka upaya pencegahan stunting selama dua tahun buku
pencegahan stunting dilakukan dalam 3 pedoman tersebut dikeluarkan, pemerintah
tahap, yaitu tahapan perencanaan/ Kota Padang baru akan melaksanakan tahap
penganggaran, tahapan implementasi/ perencanaan pada tahun 2021. Bentuk
pelaksanaan, tahapan pemantauan/ tindakan pasif ini menyebabkan belum ada
evaluasi. Tujuan tahapan-tahapan dibuat program khusus atau kebijakan khusus yang
untuk memudahkan OPD yang terlibat dibuat oleh pemerintah Kota Padang.
dalam melakukan aksi konvergensi Program khusus ini baru akan dibuat pada
kebijakan pencegahan stunting mulai dari tahun 2021 dengan alasan Kota Padang
tahap perencanaan sampai ke evaluasi. dinyatakan oleh pusat sebagai lokus
Berdasarkan temuan di lapangan upaya stunting, namun selama ini belum ada juga
pemerintah Kota Padang dalam bentuk aksi nyata yang dilakukan oleh
melaksanakan aksi konvergensi kebijakan pemerintah Kota Padang baik itu pada tahap
pencegahan stunting selama ini belum perencanaan, implementasi, evaluasi.
dilaksanakan sesuai dengan tahapan- Kedua, upaya pelaksanaan konvergensi
tahapan konvergensi. Hal ini, disebabkan kebijakan pencegahan stunting pada tahap
karena: implementasi. Upaya yang harus dilakukan
Pertama, pelaksanaan konvergensi dalam tahap implementasi konvergensi
kebijakan pencegahan stunting pada tahap kebijakan pencegahan stunting adalah
perencanaan. Sesuai dengan konvergensi pelaksanaan pencegahan (intervensi) gizi
kebijakan pencegahan stunting, spesific dan gizi sensitive dengan seksama
Perencanaan harus dilakukan melakukan dan dipadukan dilokasi sesuai kesepakatan
pertemuan menganalisis kondisi permulaan, bersama-sama. Upaya dalam pelaksanaan
melaksanakan diskusi tentang anak konvergensi kebijakan pencegahan stunting
kerdil/stunting dan menyusun rencana- yang dibagi menjadi dua intervensi
rencana kerja. Tujuan ini dimaksudkan dilaksanakan oleh banyak OPD yang
untuk mengetahui kondisi stunting terlibat. Upaya pelaksanaan intervensi gizi
diwilayah kabupaten/kota, penyebab utama, spesifik dilaksanakan oleh dinas kesehatan
identifikasi progam/kegiatan yang telah dan upaya pelaksanaan intervensi gizi
dilakukan selama ini. sensitif oleh OPD diluar dinas kesehatan.
Namun, Kota Padang belum melakukan Tujuan pelaksanaan kedua intervensi ini
upaya perencanaan yang konvergen. Hal ini adalah untuk mencapai percepatan dalam
dibuktikan dengan belum adanya Rencana pencegahan stunting melalui berbagai
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang kebijakan seluruh OPD terlibat yang akan
disusun ataupun dikeluarkan oleh PemKot dilakukan evaluasi bersama untuk
Padang sehingga belum ada anggaran mendapatkan hasil pencegahan yang
khusus untuk stunting. Kemudian, efektif.
perencanaan belum terlaksana secara Sementara itu, upaya dalam
konvergen karena pemerintah Kota Padang implementasi kebijakan pencegahan
belum memiliki peraturan khusus untuk stunting yang konvergen di Kota Padang
pencegahan stunting. belum dilaksanakan secara optimal. Upaya
Penyebab upaya perencanaan yang implementasi yang dilaksanakan selama ini
belum konvergen adalah adanya tindakan hanya dalam bentuk intervensi gizi spesifik.
pasif dari pemerintah Kota Padang karena Dalam upaya pelaksanaan intervensi gizi
Kota Padang belum menjadi lokus stunting. spesifik pun masih mengacu kepada

115 | Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik |Volume 3 | Nomor 2| Tahun 2021 | (Hal. 109-116)
Muhammad Iqbal, Rahmadani Yusran| Upaya Konvergensi Kebijakan Pencegahan Stunting di Kota
Padang

program gizi dari pusat tidak dikhususkan saja seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pangan
kepada stunting. Dari sekian banyak upaya dan (DP3AP2KB). Upaya koordinasi
pelaksanaan program gizi yang dimaksud selama ini dilaksanakan berdasarkan
tidak seluruhnya yang dijalankan. evaluasi PokJa masing-masing dinas
Dikarenakan upaya implementasi program terkait, tidak berdasarkan koordinasi untuk
tersebut hanya dijalankan beberapa saja, mengevaluasi program stunting. Padahal,
menjadikan angka stunting di Kota Padang upaya evaluasi yang diharapkan ialah
tidak terdeteksi secara jelas. Begitupun evaluasi program khusus untuk stunting
dalam upaya pelaksanaan intervensi gizi dari seluruh OPD terlibat untuk mengetahui
sensitif, OPD di Kota Padang masih perkembangan dari program stunting yang
melaksanakan program dari pusat sesuai dilaksanakan.
dengan Kelompok Kerja (PokJa). Akibat Selain itu, upaya evaluasi konvergensi
upaya implementasi konvergensi kebijakan kebijakan pencegahan stunting di Kota
pencegahan belum optimal, pelaksanaan Padang tidak terkoordinasi secara
aksi intervensi gizi spesifik dan sensitive berkelanjutan. Upaya koordinasi
yang terpadu tidak tercapai. dilaksanakan dalam bentuk rapat-rapat
Penyebab upaya implementasi tahunan dalam peyusunan rencana kerja.
konvergensi kebijakan pencegahan stunting Upaya yang tidak berkelanjutan terjadi
di Kota Padang belum dilaksanakan secara karena ada kegiatan lain yang harus
optimal karena pelaksanaan tahap dilaksanakan oleh dinas-dinas terkait.
perencanaan juga belum terlaksana dengan Penyebab pelaksanaan tahap evaluasi
optimal. Upaya implementasi belum konvergensi kebijakan pencegahan stunting
optimal terjadi karena selama ini di Kota Padang belum dilaksanakan
pelaksanaan aksi intervensi dilaksanakan terkoordinasi secara terpusat adalah gugus
sendiri-sediri. Hal ini menyebabkan upaya tugas pencegahan stunting belum dibentuk.
implementasi pencegahan (intervensi) gizi Pemerintah Kota Padang belum membentuk
spesific dan gizi sensitive tidak memiliki gugus tugas stunting karena Kota Padang
kejelasan data-data terpadu. belum menjadi lokus stunting. Akibat
Ketiga, upaya pelaksanaan konvergensi fenomena ini OPD selingkungan
kebijakan pencegahan stunting pada tahap pemerintah Kota Padang melaksanakan
evaluasi. Upaya yang harus dilakukan evaluasi untuk program masing-masing saja
dalam tahap evaluasi konvergensi kebijakan tidak evaluasi khusus untuk stunting.
pencegahan stunting adalah pelaksanaan
pemantauan bersama menggunakan PENUTUP
mekanisme dan indikator yang Berdasarkan hasil temuan penelitian
terkoordinasi secara berkelanjutan. Upaya yang telah dilakukan tentang upaya
evaluasi yang diharapkan ialah adanya konvergensi kebijakan pencegahan stunting
suatu pemantauan sebagai pedoman oleh di Kota Padang dapat ditarik kseimpulan
seluruh pihak terlibat guna mendapatkan yaitu selama ini upaya pelaksanaan aksi
proses kemajuan dalam rangka konvergensi kebijakan pencegahan stunting
melaksanakan usaha mempercepat aksi tidak berjalan sesuai dengan tahapan
mencegah stunting serta untuk mengasih konvergensi. Mulai dari tahap perencanaan,
saran pada tahapan penganggaran dan pemerintah Kota Padang belum memiliki
perencanaan selanjutnya. peraturan khusus untuk pencegahan
Upaya pelaksanaan tahap evaluasi stunting. Tahap implemenetasi, selama ini
konvergensi kebijakan pencegahan stunting terfokus pada pelaksanaan intervensi gizi
di Kota Padang selama ini belum spesifik saja sedangkan intervensi gizi
dilaksanakan terkoordinasi secara terpusat. sensitive berjalan secara sendiri-sendiri.
Upaya evaluasi yang terkoordinasi selama Tahap evaluasi, OPD selingkungan
ini hanya dilaksanakan oleh beberapa dinas pemerintah Kota Padang selama ini

116 | Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik |Volume 3 | Nomor 2| Tahun 2021 | (Hal. 109-116)
Muhammad Iqbal, Rahmadani Yusran| Upaya Konvergensi Kebijakan Pencegahan Stunting di Kota
Padang

melaksanakan evaluasi berdasarkan


Kelompok Kerja (PokJa) masing-masing
tidak khusus untuk stunting.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Alfia, L. (2016). Implementasi Program


Peningkatan Ketahanan Pangan (Studi
Pada Dinas Pertanian Kabupaten
Blitar). Jurnal Ilmiah Administrasi
Publik , 49-58.
Kartasasmita, G. (1997). Pemberdayaan
Masyarakat: Konsep Pembangunan
yang Berakar Dari Mayarakat. Jakarta:
Bappenas.
Knill, C. (2005). Cases and Conditions of
Cross-National Policy Convergence.
Journal of European Public Policy ,
775-796.
Mulyadi, D. (2016). Administrasi Publik
dan Pelayana Publik. Bandung:
Alfabeta.
Nugroho, R. (2003). Kebijakan Publik:
Formulasi, Implementasi, Evaluasi.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia.
Nugroho, R. (2014). Public Policy. Jakarta:
Alex Media Komputindo.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Aflabeta.
TNP2K. (2018). Panduan Konvergen
Program/Kegiatan Percepatan
Pencegahan Stunting. Jakarta.
Yusran, R., & Aprinita, Y. (2019).
Implementasi Peraturan Daerah Kota
Bukittinggi Nomor 2 Tahun 2015
Tentang Pencegahan dan
Penaggulangan Bahaya Kebakaran.
JMIAP , 87-97.

117 | Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik |Volume 3 | Nomor 2| Tahun 2021 | (Hal. 109-116)

You might also like