Professional Documents
Culture Documents
Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0: November 2019
Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0: November 2019
net/publication/337077769
CITATIONS READS
2 11,116
1 author:
Delipiter Lase
STT Banua Niha Keriso Protestan Sundermann Nias
7 PUBLICATIONS 6 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Delipiter Lase on 09 November 2019.
Delipiter Lase
ARTICLE INFO A B S T R A C T
A B S T R A K
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan yang harus dilakukan di sekolah sehingga sumber
daya manusia yang dihasilkan oleh berbagai lembaga pendidikan dapat bersaing dan berkontribusi secara
global. Melalui kajian literatur dan analisis isi, penulis menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum saat
ini dan di masa depan harus melengkapi kemampuan siswa dalam dimensi akademik, keterampilan hidup,
kemampuan untuk hidup bersama dan berpikir secara kritis dan kreatif. Keterampilan tak kasat mata
seperti keterampilan interpersonal, berpikir global, dan literasi media dan informasi. Kurikulum juga harus
dapat membentuk siswa dengan penekanan pada bidang STEM, merujuk pada pembelajaran berbasis TIK,
internet of things, big data dan komputer, serta kewirausahaan dan magang. Selain guru memiliki kompetensi
mengajar dan mendidik, literasi media, competence in globalization, competence in future strategies, dan
konseling, juga perlu memiliki sikap ramah teknologi, kolaborasi, menjadi kreatif dan mengambil risiko,
memiliki selera humor yang baik, serta mengajar secara holistik. Sekolah dan guru perlu
mempertimbangkan pembelajaran terbuka dan daring dalam memutuskan bagaimana menyelenggarakan
pendidikan dan pembelajaran.
Kata kunci: Pendidikan 4.0, Industri 4.0, Kompetensi guru, Pembelajaran, Kemampuan Siswa
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 29
Robot Proof: Higher Education in the Age of Artificial Simple: Ideas For Teaching,” International Journal of
Intelligence,” Postdigital Science and Education (2018). Education and Literacy Studies (2018).
guru akan dapat melihat dengan jelas siswa manual (matematik), dan segera menangani
mana yang membutuhkan bantuan di bidang setiap analisis statistik, mendeskripsikan dan
mana. menganalisis data serta memprediksi tren masa
Ketiga, siswa memiliki pilihan dalam depan. Oleh karena itu, interpretasi siswa
menentukan bagaimana mereka belajar. terhadap data ini akan menjadi bagian yang
Meskipun setiap mata pelajaran yang diajarkan jauh lebih penting dari kurikulum masa depan.
bertujuan untuk tujuan yang sama, cara menuju Siswa dituntut memiliki kecakapan untuk
tujuan itu dapat bervariasi bagi setiap siswa. menerapkan pengetahuan teoretis ke angka-
Demikian pula dengan pengalaman belajar yang angka, dan menggunakan keterampilan mereka
berorientasi individual, siswa akan dapat untuk membuat kesimpulan berdasarkan logika
memodifikasi proses belajar mereka dengan alat dan tren data.
yang mereka rasa perlu bagi mereka. Siswa akan Tujuh, penilaian beragam. Mengukur
belajar dengan perangkat, program dan teknik kemampuan siswa melalui teknik penilaian
yang berbeda berdasarkan preferensi mereka konvensional seperti tanya jawab akan menjadi
sendiri. Pada tataran ini, kombinasi tidak relevan lagi atau tidak cukup. Penilaian
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran harus berubah, pengetahuan faktual siswa dapat
jarak jauh (blended learning), membalikkan dinilai selama proses pembelajaran, dan
ruang kelas dan membawa alat belajar sendiri penerapan pengetahuan dapat diuji saat siswa
(bring your own device) membentuk terminologi mengerjakan proyek mereka di lapangan.
penting dalam perubahan ini. Delapan, keterlibatan siswa. Keterlibatan
Empat, pembelajaran berbasis proyek. siswa dalam menentukan materi pembelajaran
Siswa saat ini harus sudah dapat beradaptasi atau kurikulum menjadi sangat penting.
dengan pembelajaran berbasis proyek, demikian Pendapat siswa dipertimbangkan dalam
juga dalam hal bekerja. Ini menunjukkan bahwa mendesain dan memperbarui kurikulum.
mereka harus belajar bagaimana menerapkan Masukan mereka membantu perancang
keterampilan mereka dalam jangka pendek ke kurikulum menghasilkan kurikulum
berbagai situasi. Siswa sudah harus berkenalan kontemporer, mutakhir dan bernilai guna tinggi.
dengan pembelajaran berbasis proyek di sekolah Terakhir, mentoring. Pendampingan atau
menengah. Inilah saatnya keterampilan pemberian bimbingan kepada peserta didik
mengorganisasi, kolaborasi, dan manajemen menjadi sangat penting untuk membangun
waktu diajarkan kepada peserta didik untuk kemandiran belajar siswa. Pendampingan
kemudian dapat digunakan setiap siswa dalam menjadi dasar bagi keberhasilan siswa, sehingga
karir akademik mereka selanjutnya. menuntut guru untuk menjadi fasilitator yang
Lima, pengalaman lapangan. Kemajuan akan membimbing siswa menjalani proses
teknologi memungkinkan pembelajaran domain belajar mereka.
tertentu secara efektif, sehingga memberi lebih Sembilan pergeseran tren pendidikan 4.0 di
banyak ruang untuk memperoleh keterampilan atas menjadi tanggung jawab utama guru
yang melibatkan pengetahuan siswa dan kepada peserta didik. Pendidik harus
interaksi tatap muka. Dengan demikian, memainkan peran untuk mendukung transisi
pengalaman lapangan akan diperdalam melalui dan tidak menganggapnya sebagai ancaman
kursus atau latihan-latihan. Sekolah akan bagi pengajaran konvensional. Ini merupakan
memberikan lebih banyak kesempatan bagi tantangan yang menggairahkan, merangsang
siswa untuk memperoleh keterampilan dunia untuk bertindak, dan masif. Adaptasi terhadap
nyata yang mewakili pekerjaan mereka. Ini tren pendidikan ini memberi garansi bagi
menunjukkan disain kurikulum perlu memberi individu dan masyarakat untuk
lebih banyak ruang bagi siswa untuk lebih mengembangkan serangkaian kompetensi,
banyak belajar secara langsung melalui keterampilan, dan pengetahuan yang lebih
pengalaman lapangan seperti magang, proyek lengkap dan mengeluarkan seluruh potensi
dengan bimbingan dan proyek kolaborasi. kreatif mereka.
Enam, interpretasi data. Perkembangan Berdasarkan uraian di atas, revolusi
teknologi komputer pada akhirnya mengambil industri 4.0 yang ditandai dengan disrupsi
alih tugas-tugas analisis yang dilakukan secara
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 31
teknologi memiliki implikasi yang signifikan Revolution, menyatakan bahwa revolusi industri
terhadap sistem pendidikan. Pertanyaannya, 4.0 secara fundamental dapat mengubah cara
apa komponen pendidikan yang terdampak dan kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu
bagaimana merespon implikasi ini. Paper ini dengan yang lain.9
bertujuan untuk menjelaskan perubahan dan Richard Mengko, yang mengutip dari A.T.
penyesuaian penting yang perlu dilakukan Kearney dalam Stevani Halim (Medium, 2018),10
dalam sistem pendidikan untuk mersepon menggambarkan empat tahap evolusi industri.
revolusi digital, sehingga output pendidikan Pertama, Revolusi industri yang pertama terjadi
dapat bersaing dan berkontribusi secara global. pada akhir abad ke-18. Hal ini ditandai dengan
ditemukannya alat tenun mekanis pertama pada
METODE tahun 1784. Kedua, Revolusi industri 2.0 terjadi
di awal abad ke-20. Kala itu ada pengenalan
Untuk menghimpun informasi yang produksi massal berdasarkan pembagian kerja.
relevan dengan topik atau masalah yang akan Ketiga, Awal tahun 1970 ditengarai sebagai
dibahas dalam tulisan ini, penulis menggunakan perdana kemunculan revolusi industri 3.0 yang
studi kepustakaan. Yakni, teknik pengumpulan dimulai dengan penggunaan elektronik dan
data dengan mengadakan studi penelaahan teknologi informasi guna otomatisasi produksi.
terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan- Terakhir, 2018 hingga sekaranglah zaman
catatan, dan laporan-laporan yang ada revolusi industri 4.0. Industri 4.0 adalah industri
hubungannya dengan masalah yang yang menggabungkan teknologi otomatisasi
dipecahkan.56 Upaya mengumpulkan informasi dengan teknologi cyber. Ini merupakan tren
dimaksud dapat diperoleh dari buku-buku otomatisasi dan pertukaran data dalam
ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan teknologi manufaktur. Pada era ini, industri
ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, konektivitas manusia, mesin dan data, semua
ensiklopedia dan sumber-sumber tertulis baik sudah ada di mana-mana, atau mengenalnya
tercetak maupun elektronik lain. Lebih lanjut, dengan istilah Internet of Things (IoT).
bahwa untuk mendapatkan karakteristik yang
jelas dari wacana berupa teori dan konsep yang
dikaji, penulis menggunakan metode content
analysis, yakni suatu teknik penelitian untuk
membuat inferensi yang dapat direplikasi
(ditiru) dan sahih datanya dengan
memerhatikan konteksnya.78
Introduction to Its Methodology (Second Edition), SAGE Indonesia,” Medium.Com, last modified 2018,
Publications, 2004. https://medium.com/@stevanihalim/revolusi-industri-
8 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset 4-0-di-indonesia-c32ea95033da.
Komunikasi, 6th ed. (Jakarta: Kencana Prenada Media 11 Schwab, The Fourth Industrial Revolution: What It
Internet of Things and the Future of Manufacturing| 19 J.D Kohler, D, & Weisz, “Industry 4.0: The
McKinsey & Company,” Mckinsey. com (2013). Challenges of the Transforming Manufacturing” (2016).
16 Hermann et al (2016) 20 D Baur, C., Wee, “Manufacturing’s Next Act,”
17 Henning Kagermann, Wolfgang Wahlster, and last modified 2015, www.mckinsey.com/business-
Johannes Helbig, Recommendations for Implementing the functions/operations/our-insights/manufacturings-
Strategic Initiative INDUSTRIE 4.0: Final Report of the next-act.
Industrie 4.0 Working Group, Final Report of the Industrie 21 Raymond R Tjandrawinata, “Industri 4.0:
4.0 WG, 2013. Revolusi Industri Abad Ini Dan Pengaruhnya Pada
18 Tae Kyung Sung, “Industry 4.0: A Korea Bidang Kesehatan Dan Bioteknologi,” Seminar dan
Perspective,” Technological Forecasting and Social Change Konferensi Nasional IDEC (2017).
132, no. July 2018 (2018): 40–45, 22 Fehmida Hussain, “E-Learning 3.0 = E-Learning
opsi pembelajaran online lainnya akan belajar adalah tanpa batas; mereka dapat belajar
berdampak pada pendidikan menengah.23 di mana saja dan kapan saja dan memiliki akses
Di Indonesia, Massive Open Online Course tak terbatas ke informasi baru. Mereka memberi
(MOOC) dikenal dengan Pembelajaran Daring perhatian pada pembelajaran yang melibatkan
Terbuka dan Terpadu (PDTT/PDITT). Selain kolaborasi aktif dengan anggota tim dan belajar
Universitas Terbuka, beberapa perguruan tinggi di tempat lain selain kelas. Selain itu,
di Indonesia menyelenggarakan model penggunaan alat digital dan forum online
pembelajaran ini, di antaranya Focus Fisipol menjadi lebih disukai, mereka lebih suka
UGM, InodonesiaX yang didukung oleh ITB, terintegrasi dalam proses pembelajaran mereka.
ITS, dan UI, UCEO Universitas Ciputra, dll. Karena siswa Gen Z sangat menyukai alat
Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, digital, mereka berharap alat tersebut tersedia
Kemendikbud RI mengembangkan fasilitas kapan pun mereka membutuhkannya dengan
pembelajaran melalui TIK lewat portal Rumah hambatan akses yang rendah. Siswa Gen Z ini
Belajar yang dapat diakses dengan mudah oleh perlu bersiap untuk berkembang dalam
guru maupun siswa. Dengan berbagai fitur yang Revolusi Industri 4.0.25
ada, Rumah Belajar memudahkan siswa Dalam pidatonya Mendikbud RI Muhadjir
maupun guru dalam memeroleh sumber belajar Effendy pada kegiatan Hardiknas 02 Mei 2018 di
selain lewat buku. Keberadaan Rumah Belajar Universitas Negeri Yogyakarta, menyampaikan
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan bahwa hadirnya revolusi industri 4.0 membuat
untuk pembelajaran yang dapat diakses di mana dunia kini mengalami perubahan yang semakin
saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. cepat dan kompetitif. Untuk menghadapi itu,
Abad ke-21 sebagai abad keterbukaan atau Mendikbud menilai perlu merevisi kurikulum
globalisasi. Karena itu, muatan pembelajaran dengan menambahkan lima kompetensi. Yakni,
diharapkan mampu memenuhi 21st century skills, Pertama diharapkan peserta didik memiliki
yakni 1) pembelajaran dan keterampilan inovasi kemampuan berpikir kritis. Kedua, diharapkan
meliputi penguasan pengetahuan dan peserta didik memiliki kreatifitas dan memiliki
keterampilan yang beraneka ragam, kemampuan yang inovatif. Ketiga, kemampuan
pembelajaran dan inovasi, berpikir kritis dan dan keterampilan berkomunikasi. Keempat,
penyelesaian masalah, komunikasi dan kemampuan bekerjasama dan berkolaborasi,
kolaborasi, dan kreatifitas dan inovasi, 2) dan terakhir, diharapkan peserta didik memiliki
keterampilan literasi digital meliputi literasi kepercayaan diri.26
informasi, literasi media, dan literasi ICT, 3) Selain program pendidikan vokasi,
karir dan kecakapan hidup meliputi fleksibilitas kurikulum harus menyesuaikan dengan iklim
dan adaptabilitas, inisiatif, interaksi sosial dan bisnis dan industri yang semakin kompetitif.
budaya, produktifitas dan akuntabilitas, dan Peserta didik disiapkan dengan kurikulum yang
kepemimpinan dan tanggung jawab.24 memiliki muatan artifisial intelligent,27 internet of
Saat ini, individu yang berusia 18 dan 23 things (IoT), wearable (augmented reality and
tahun dikenal dengan Generasi Z (Gen Z) telah virtual reality), advance robotic, dan 3D printing.
berubah oleh karena kemajuan teknologi. Singkatnya, kurikulum wajib link and match
Generasi ini memiliki preferensi belajar yang
mana, mereka sepenuhnya terlibat dalam proses
belajar. Mereka menyambut tantangan dan 25 Sieva Kozinski, “How Generation Z Is Shaping
menikmati diskusi kelompok dan lingkungan The Change In Education,” Forbes, 2017.
belajar yang sangat interaktif. Bagi mereka, 26 M. Hafil, “Mendikbud Ungkap Cara Hadapi
antara sekolah dengan dunia usaha dan Qusthalani dalam laman rumah belajar
industri. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Forum Ekonomi Dunia (2016) telah sebagaimana dikutip oleh Dinar Wahyuni
memperkirakan 10 keterampilan terbaik untuk menyebutkan lima kompetensi yang harus
masa depan. Kreativitas akan menjadi salah satu dipersiapkan guru memasuki era Revolusi
dari tiga keterampilan yang dibutuhkan oleh Industri 4.0, yaitu, pertama, educational
pekerja. Dengan pergerakan besar-besaran dari competence. Kedua, competence for technological
produk baru, teknologi baru dan cara kerja baru, commercialization, Ketiga, competence in
pekerja harus menjadi lebih kreatif untuk globalization, Keempat, competence in future
mendapatkan manfaat dari perubahan ini. strategies, dan kelima, counselor competence.29
Meskipun robot dapat membantu untuk Sementara itu, Latip (2018) mengemukakan
mencapai tempat dan tujuan yang inginkan bahwa setidaknya ada 4 kompetensi yang harus
dengan lebih cepat, namun robot belum bisa dimiliki oleh guru pada era revolusi industri 4.0
sekreatif manusia. Kemampuan negosiasi ini, yakni 1) guru harus mampu melakukan
(membuat kesepakatan) dan kecerdasan dalam penilaian secara komprehensif; 2) Guru harus
berpikir dan bertindak (coqnitive flexibility) turun memiliki kompetensi abad 21: karakter, akhlak
urutannya dan digantikan dengan pembuatan dan literasi; 3) Guru harus mampu menyajikan
keputasan berbasis data (big data). modul sesuai passion siswa; dan 4) Guru harus
mampu melakukan autentic learning yang
inovatif.30
Untuk mencapai keterampilan abad 21,
trend pembelajaran dan best practices juga harus
disesuaikan, salah satunya adalah melalui
pembelajaran terpadu atau secara blended
learning.31 Blended learning adalah cara
mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam
pembelajaran yang memungkinkan
pembelajaran yang sesuai bagi masing-masing
siswa dalam kelas. "Blended learning
memungkinkan terjadinya refleksi terhadap
pembelajaran.”32
International Education Studies 9, no. 3 (February 21, Engineering, and Mathematics (STEM) Education What
2016): 41, Form? What Function?,” last modified 2009, accessed
http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ies/- June 17, 2019, https://dornsife.usc.edu/assets/sites/
article/view/51751. 1/docs/jep/STEMEducationArticle.pdf.
Meskipun profesi guru tidak mendapatkan penghambat untuk terus maju, kesalahan
pengaruh secara signifikan dengan adanya adalah untuk diperbaiki.
revolusi industri 4.0, namun guru tidak boleh 4. Memiliki selera Humor yang Baik
terlena dengan kondisi yang ada, guru harus Guru yang humoris biasanya guru yang
terus meningkatkan kualitas diri agar bisa paling sering diingat oleh murid. Tertawa
menjadi guru yang mampu menghasilkan dan humor dapat menjadi skill penting
sumber daya manusia yang lebih berkualitas. untuk membantu dalam membangun
Karena itu, selain pendapat Wahyuni (2018) dan hubungan dan relaksasi dalam kehidupan.
Latip (2018) sebagaimana dijelaskan Ini akan mengurangi stress dan rasa frustasi,
sebelumnya, menurut hemat penulis sikap atau sekaligus memberikan kesempatan kepada
skill lainnya yang perlu dimiliki guru dalam orang lain untuk melihat kehidupan dari sisi
menghadapi era Industri 4.0, adalah antara lain: lain.
1. Bersahabat dengan Teknologi 5. Mengajar secara Utuh (Holistik)
Dunia selalu berubah dan berkembang ke Dalam berbagai teori belajar dan
level yang lebih tinggi, salah satu pembelajaran kita mengenal pembelajaran
perubahannya ditandai oleh kemajuan individual dan kelompok. Dan, akhir-akhir
teknologi. Setiap orang tidak akan mampu ini, gaya belajar dan pembelajaran yang
melawan kemajuan teknologi, karena itu bersifat individu, semakin meningkat.
agar tidak tergilas olehnya, guru wajib Karena itu, guru jaman now perlu mengenali
memiliki kemauan untuk belajar terus- siswa secara individu, termasuk keluarganya
menerus. Perubahan dunia oleh kemajuan dan cara mereka belajar (mengenalnya secara
teknologi tidak perlu dijadikan sebagai utuh, termasuk kendala-kendala yang
ancaman, namun dihadapi dengan positif, dialaminya baik secara pribadi maupun di
belajar dan beradaptasi, serta mau berbagi dalam keluarganya).
dengan teman sejawat atau kolega baik
kesuksesan maupun kegagalan. Open Learning Platform
2. Kerjasama (Kolaborasi) Mengutip laporan Laporan World
Hasil yang maksimum akan sulit dicapai bila Ekonomic Forum Tahun 2015, terdapat 16
dikerjakan secara individu tanpa kerjasama keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk
atau berkolabrasi dengan orang lain. Karena abad 21, yakni sebagai berikut.
itu, guru harus memiliki kemauan yang kuat
untuk berkolaborasi dan belajar dengan dan
atau dari yang lain. Sikap ini sangat
diperlukan sekarang dan di masa yang akan
datang. Melakukannya pun tidak terlalu
sulit, karena dunia sudah saling terhubung,
sehingga tidak ada alasan untuk tidak
berkolaborasi dengan yang lain.
3. Kreatif dan Mengambil Risiko
Kreativitas adalah salah satu skill yang
diperlukan pada Top 10 Skill 2020, kreativitas
akan menghasilkan sebuah struktur,
pendekatan atau metode untuk
menyelesaikan masalah dan menjawab
kebutuhan. Guru perlu memodelkan Gambar 3: 21st Century Skills (World Economic Forum, 2016)
Keterlibatan masyarakat (orangtua) dalam ke-21, sekolah dan guru perlu mencari tahu
konteks BYOD ini akan mengisi kekurangan peran seperti apa yang dibutuhkan untuk
sekolah (lembaga pendidikan) dalam hal berada dalam pendidikan abad ke-21.
penyediaan infrastruktur ICT di dunia Sebagaimana dipahami lebih awal, peran
pendidikan. pendidikan adalah mempersiapkan siswa untuk
Pergeseran paradigma dan pola tindakan menjadi anggota masyarakat yang aktif, sukses,
dalam berbagai konteks penyelenggaraan dan berkontribusi. Namun, ada perubahan
pendidikan dan pembelajaran adalah sebuah penting yang harus diperhatikan, masyarakat
keniscayaan. Konsekuensi logis dari inovasi telah berubah. Tanggung jawab sekolah dan
teknologi yang terus berkembang ini menuntut pendidik adalah menyiapkan peserta didik agar
adanya modifikasi konsep pengelolaan kelas mampu berkompetisi dan memainkan peran
dan metode pembelajaran, agar sesuai harapan, mereka di tengah-tengah komunitas global.
gaya belajar dan minat peserta didik. Saat ini, Berikut, beberapa hal yang perlu
penerapan blended learning dalam pembelajaran dipertimbangkan oleh sekolah dan guru dalam
telah menjadi strategi pembelajaran yang memutuskan bagaimana pendidikan dan
disukai untuk semua tingkatan kelas. Dan, pembelajaran diselenggarakan.
semakin populer karena secara efektif
1. Pembelajaran Berpusat kepada Siswa
menggabungkan manfaat pengajaran tradisional
(Student-Centered Learning)
dengan pembelajaran daring.
Pembelajaran yang berpusat pada siswa
Baru-baru ini sebuah penelitian yang mengandung makna bahwa guru bukan lagi
dilakukan oleh Jennifer Rogers (Associate satu-satunya sumber utama pengetahuan di
Professor) dari Universitas Iowa (AS), kelas. Agar mampu berkompetisi dan
menemukan bukti bahwa proses pembelajaran berkontribusi pada masyarakat global di
yang menerapkan blended learning lebih efektif masa yang akan datang, siswa harus dapat
daripada kuliah (tatap muka) di kelas dan/atau memperoleh informasi baru ketika masalah
pembelajaran online saja. Roger menjelaskan muncul (learning how to learn). Kemudian,
bahwa … more than 95% of students enrolled in the mereka perlu menghubungkan informasi
blended course section earned a grade of C- or more baru dengan pengetahuan yang telah mereka
compared to 82% in the lecture classroom sections miliki dan menerapkannya untuk
and 81% enrolled online only.40 Selain itu, blended menyelesaikan masalah yang ada. Dalam
learning juga menciptakan kemandirian belajar model kelas ini, guru akan bertindak sebagai
dan tanggung jawab akademis peserta didik; fasilitator bagi siswa, siswa akan
menyiapkan siswa untuk menghadapi dunia mengumpulkan informasi sendiri, di bawah
yang berpusat pada teknologi, menghemat bimbingan guru. Guru sudah harus
biaya belajar daring, meningkatkan kemampuan mengakomodasi gaya belajar siswa, karena
kolaboratif, menarik dan menyenangkan serta melalui itu, motivasi belajar dan tanggung
memicu keterlibatan secara penuh (fisik dan jawab siswa dapat ditingkatkan. Mereka
sosio-emosional) peserta didik dalam proses terlibat dalam berbagai jenis kegiatan
pembelajaran. langsung, serta menunjukkan pembelajaran
Berbagai penelitian telah menunjukkan dengan berbagai cara. Belajar adalah tentang
bahwa menghafal bukanlah strategi penemuan, bukan menghafal fakta.
pembelajaran yang efektif, juga bahwa 2. Kolaborasi
pembelajaran yang berpusat pada guru sudah Siswa harus didorong untuk bekerja bersama
bukan sebuah struktur atau pendekatan paling untuk menemukan informasi,
efisien untuk keterlibatan siswa. Namun, mengumpulkannya, dan membangun
terlepas dari belajar tentang keterampilan yang makna. Bagaimana mengenali kekuatan dan
siswa dibutuhkan untuk menjadi sukses di abad talenta yang berbeda yang dimiliki dan
dibawa oleh setiap orang ke proyek (Project-
40 Brandon Jarman, “6 Reasons Why Classrooms Based Learning), dan mengubah peran sangat
Need To Implement Blended Learning,” tergantung pada sejauh mana sekolah, guru
EmergingEdTech, January 17, 2019, dan siswa mengembangkan pembelajaran
https://www.emergingedtech.com/ 2019/01/6-
yang kolaboratif.
reasons-teachers-need-to-implement-blended-learning/.
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 39
Siswa harus belajar cara berkolaborasi Untuk mempersiapkan siswa menjadi warga
dengan orang lain. Masyarakat saat ini negara yang bertanggung jawab, sekolah
memiliki orang-orang yang berkolaborasi di perlu mendidik siswa menjadi warga negara
seluruh dunia. Bagaimana siswa dapat yang bertanggung jawab. Melalui kegiatan
diharapkan untuk bekerja dengan orang- komunitas sekolah, siswa didorong untuk
orang dari budaya lain, dengan nilai-nilai mengambil bagian dalam kegiatan atau
yang berbeda dari mereka sendiri, jika proyek tersebut, dan sesekali membantu
mereka tidak dapat bekerja dengan orang- masyarakat di sekitar mereka dengan
orang yang mereka lihat setiap hari di kelas kegiatan sosial yang beragam.
mereka? Sekolah juga harus berkolaborasi
Mendasari pendapat Fisk (2017), tentang
dengan lembaga pendidikan lain di seluruh
tren pendidikan 4.0, salah satunya adalah
dunia untuk berbagi informasi dan belajar
hadirnya kegiatan belajar pada waktu dan
tentang berbagai praktik atau metode yang
tempat yang berbeda, yang didukung oleh
telah dikembangkan. Mereka harus bersedia
teknologi pembelajaran daring (online).41
mengubah metode pengajaran mereka
Beberapa cara sederhana berikut dapat
mengingat kemajuan baru.
diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran
3. Meaningful Learning campuran (blending learning), antara lain:
Berpusat pada siswa tidak berarti bahwa 1. Flipped Classroom
guru menyerahkan semua kendali atas kelas. Flipped classroom adalah model pembelajaran
Sementara siswa didorong untuk belajar yang “membalik” metode tradisional, di
sesuai dengan gaya belajarnya, guru masih mana biasanya materi diberikan di kelas dan
memberikan bimbingan mengenai siswa mengerjakan tugas di rumah. Konsep
keterampilan yang perlu diperoleh. Guru flipped classroom mencakup active learning,
dapat membuat poin penting untuk keterlibatan siswa, dan podcasting. Dalam
membantu siswa memahami bagaimana flipped classroom, materi terlebih dahulu
keterampilan yang mereka bangun dapat diberikan melalui video pembelajaran yang
diterapkan dalam kehidupan mereka. Siswa harus ditonton siswa di rumah masing-
akan jauh lebih termotivasi untuk masing. Sebaliknya, sesi belajar di kelas
mempelajari sesuatu yang dapat mereka lihat digunakan untuk diskusi kelompok dan
manfaat dan nilainya. Guru perlu mengajar mengerjakan tugas. Di sini, guru berperan
dan melatih siswa keterampilan yang sebagai pembina atau pemberi saran.42
berguna dalam situasi apa pun. Pelajaran
tidak memiliki makna dan tujuan jika tidak 2. Mengintegrasikan Media Sosial
berdampak pada kehidupan siswa di luar Ada banyak cara untuk mengintegrasikan
sekolah. media sosial ke dalam ruang kelas. Dengan
mengintegrasikan media sosial, siswa dapat
4. Sekolah terintegrasi dengan Masyarakat menunjukkan penguasaan konten melalui
Dengan kekuatan teknologi dan internet, berbagai alat digital seperti blogging,
siswa saat ini dapat melakukan banyak hal. Facebook, Skype, YouTube atau video
Komunitas sekolah tidak lagi hanya konferensi. Teman sekelas memiliki opsi
mencakup area yang terletak di lingkungan untuk terus berbagi pengetahuan dan
sekolah, tetapi menjangkau seluruh dan berinteraksi satu sama lain jauh melebihi jam
menyelimuti dunia. Pendidikan perlu yang dihabiskan di kelas dan diskusi online
membantu siswa mengambil bagian dalam dapat menjadi menarik.43
komunitas global ini dan menemukan cara
agar yang berdampak lebih dari sekadar 41 Fisk, “Education 4.0 … the Future of Learning
lingkungan mereka berada. Ini tidak berarti Will Be Dramatically Different, in School and
bahwa mereka tidak perlu belajar nilai throughout Life.”
42 Jacob Lowell Bishop and Matthew Verleger,
membantu orang lain di sekitar mereka dan
“The Flipped Classroom : A Survey of the Research,”
melindungi lingkungan terdekat mereka,
American Society for Engineering Education (2013): 6219,
tetapi mereka juga harus belajar tentang http://www.asee.org/public/conferences/20/papers/6
bagaimana mereka dapat membantu dan 219/view.
melindungi dunia yang jauh dari mereka. 43 Michelle Mei Ling Yeo, “Social Media and Social
ke buku kelas di situs yang sama dan siswa Ayu Nyoman Murniati, “Pengembangan Media
Pembelajaran Moodle,” Jurnal Penelitian Pembelajaran
juga dapat melihat umpan balik yang
Fisika (2017).
49 Vincentius Tjandra Irawan, Eddy Sutadji, and
European Journal of Science and Mathematics Education Widiyanti, “Blended Learning Based on Schoology:
(2014). Effort of Improvement Learning Outcome and
44 David Free, “Environmental Scan of OERs, Practicum Chance in Vocational High School,” Cogent
MOOCs, and Libraries,” College & Research Libraries News Education (2017).
75, no. 4 (2014): 166, http://www.ala.org/acrl/sites/ 50 Shampa Biswas, “Schoology-Supported
ala.org.acrl/files/content/publications/whitepapers/E Classroom Management: A Curriculum Review,”
nvironmental Scan and Assessment.pdf. Northwest Journal of Teacher Education (2018).
45 Robert Murphy et al., “Research on the Use of 51 Tigowati, Agus Efendi, and Cucuk W.
Khan Academy in Schools,” SRI Education (2014). Budiyanto, “E-Learning Berbasis Schoology Dan
46 Stephanie Bell, “Project-Based Learning for the Edmodo: Ditinjau Dari Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa
21st Century: Skills for the Future,” The Clearing House: A SMK,” Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational
Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas (2010). Education) 21, no. 1 (2017): 49–58.
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 41