You are on page 1of 6

Jurnal Gizi Prima Website : http://jgp.poltekkes-mataram.ac.id/index.

php/home
Bulan Juli Tahun 2019
ISSN: 2656 - 2480
ISSN: 2355 - 1364

BIMBINGAN MELALUI KUNJUNGAN RUMAH


MENGGUNAKAN MEDIA MODUL TERHADAP
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER
POSYANDU DALAM PENGISIAN KMS
Kardi Dinata1*), Abdul Salam1), Lalu Khairul Abdi1), Irianto1)
2-4
Staf Pengajar Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Mataram, Indonesia
Jl. Praburangkasari Dasan Cermen, Sandubaya Kota Mataram
Telp./Fax. (0370) 633837
Email : jurnalgiziprima1@gmail.com
1
Alumni Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Mataram, Indonesia
Email : kardinata28@gmail.com

Article Info ABSTRACT


Background of The Study : The aim of target healthy development is
Article history:
to increase healthy status and child nutrient . The healthy child and
Received Juli 03th, 2019 normal will be growth and burgeon appropriate with their genetic.
Revised Juli 03th, 2019 Physical burgeon is good when their body increasingly. To know the
Accepted Juli 03th, 2019 growth of kid e found with observed on a graph increasingly their
body weight which found on card healthy concern. The problem is
growth oserved optimum doing yet. One of the couse is skill of cadre
Keyword: about admission filling of card healty concern still less. The cadre
adminission filling of card fault to give (plotting) can make a mistake how to read card healthy
healthy concern, knowledge concern in act of determining of kid nutrient status. So that the kid
skill, guidance by means of which suffer of nutrient prolem not found. The result of healthy
home visit. household survey in year 2005 only 46,6 % cadre of service healt
integrated center. Which ever get coaching about adminission filling
of card healthy concern. Becouse of that it necessary to do guidance
by means of home visit in order that cadre understant how to
adminission filling card healthy concern for determine kid nutrient
status.
The Purpose of Study : The aim of this research is to know the
effect of guidance by means of home visit using modul media toward
knowledge and skill of cadre service health integrated center in
adminission filling of kms.
Method : The character of this research is pre experimental which
one group pre test post test design. The data of this research tested
used wicoson signed rank test helped by computer. Guidance by
means of home visit doing three times meeting during 45 minutes. In
expect can increase knowledge and skill of cadre service health
integrated center in doing adminission filling card healthy concern
in order appropriate determain kid growth status.
Result : The result of analysis to show the effect of guidance y means
of home visit using moul media toward knowledge and skill of cadre
service health integrated center in adminission filling of card healthy
concern with mark (p= 0,00<0,05).
Conclussion : The raising of knowledge and skill of cadre service
health integrated center adminission filling of card healthy concern.
Copyright © Jurnal Gizi Prima
All rights reserved.

1
Website : http://jgp.poltekkes-mataram.ac.id/index.php/home

PENDAHULUAN Penelitian ini bersifat Pre Experimental


Anak yang sehat dan normal akan dengan rancangan one group pretest posttest
tumbuh dan berkembang sesuai dengan genetik design. Penelitian dilakukan tanpa kelompok
yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini sangat pembanding. Desain ini terdapat pretest sebelum
dipengaruhi oleh asupan zat gizi yang diberi perlakuan. Dengan demikian hasil
dikonsumsi dalam bentuk makanan sehari- hari perlakuan dapat diketahui lebih akurat, kerena
(Farhat dkk, 2015). Pertumbuhan fisik dapat membandingkan dengan keadaan sebelum
berlangsung baik ketika ukuran tubuhnya diberi perlakuan (Sugiyono,2010). Instrument
bertambah, sebaliknya gangguan pertumbuhan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
terjadi ketika ukuran tubuhnya tidak bertambah pengetahuan dan soal kasus hasil penimbangan
(Soetjiningsih,2013). balita, lembar KMS perempuan dan KMS laki –
Untuk mengetahui pertumbuhan balita laki digunakan pada saat pretest maupun posttest.
dapat dilakukan dengan memantau grafik Sedangkan media yang digunakan pada saat
pertambahan berat badan yang terdapat pada bimbingan yaitu modul tentang pengisian KMS
Kartu Menuju Sehat (KMS). Permasalahannya dengan metode kunjungan rumah.
adalah pemantauan pertumbuhan belum optimal Besar sampel pada penelitian ini
dilaksanakan. Salah satu penyebabnya adalah menggunakan seluruh populasi yang ada yaitu 31
keterampilan kader tentang pengisian KMS yang kader dengan cara pengambilan sampel
masih kurang. Kesalahan kader dalam menggunakan total sampling didasarkan pada
memberikan titik (plotting) dapat menyebabkan suatu pertimbangan kriteria sampel yang dibuat
kesalahan pada pembacaan KMS dalam oleh peneliti sendiri.
penentuan status gizi balita, sehingga balita yang Data primer yang dikumpulkan adalah
menderita masalah gizi tidak terdeteksi. umur, lama bertugas menjadi kader, serta data
Berdasarkan hasil Survey Kesehatan kader tentang pernah tidaknya mengikuti
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005 hanya 46,6 % pelatihan. Data Posyandu yang dikumpulkan
kader posyandu yang pernah mendapat pelatihan adalah nama Posyandu, dan nama dusun. Data
tentang pengisian KMS. Oleh karena itu perlu pengetahuan dan keterampilan dikumpulkan
dilakukan bimbingan melalui kunjungan rumah dengan memberikan kuesioner dan menjawab
agar kader paham betul dalam pengisian KMS soal kasus. Data sekunder dikumpulkan dengan
untuk menentukan status gizi balita. mencatat data gambaran umum Desa Segala
Proses bimbingan dilakukan dengan Anyar Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok
pendekatan partisipator andragogi, yakni Tengah yang ada di profil Desa Segala Anyar,
pendekatan yang memperlakukan peserta sebagai yang terdiri dari data demografi dan data lainnya
orang dewasa yang mempunyai konsep diri, yang mendukung pelaksaanaan penelitian.
pengetahuan, sikap dan pengalaman serta Analisis data pengetahuan dan
mempunyai kecendrungan bersikap dan keterampilan kader sebelum dan sesudah
menentukan tujuan yang ingin dicapai sesuai bimbingan menggunakan media modul tentang
dengan kebutuhannya. Hastuti (2013) pengisian KMS di uji dengan menggunakan uji
menyimpulkan bahwa adanya pengaruh dari Wilcoxon Match Pairs Test dengan bantuan
media modul dalam pendidikan kesehatan. program SPSS.
Penelitian Agus Hendra Al Rahmad (2018)
didapatkan bahwa adanya pengaruh pelatihan HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan modul terhadap tingkat ketepatan Karakteristik Sampel
kader dalam pengisian KMS. Bimbingan Karakteristik sampel dalam penelitian ini
melalui kunjungan rumah menggunakan dibedakan antara jenis kelamin, umur, tingkat
media modul dapat berperan penting dalam pendidikan, lama bertugas menjadi kader dan data
sampel mengikuti pelatihan. Sampel dalam
upaya peningkatan pengetahuan dan
penelitian ini sebanyak 31 kader posyandu dari 34
keterampilan kader dalam pengisian KMS. kader posyandu yang ada. Data yang diperoleh
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk sebagai berikut :
mengetahui pengaruh bimbingan melalui
kunjungan rumah menggunakan media 1. Umur
modul terhadap pengetahuan dan Sampel menurut umur dapat dilihat pada
keterampilan kader posyandu dalam grafik berikut:
pengisian KMS.

METODE

2
Website : http://jgp.poltekkes-mataram.ac.id/index.php/home

Tingkat pendidikan sampel sebagian


Umur Sampel besar lulus SMA sebanyak 20 kader (64,5%).
Sampel dengan pendidikan SMP sebanyak 9
70
kader (29,1%) dan tidak ada sampel dengan
60 pendidikan SD. Sebanyak 1 kader (3,2%) tidak
50 tamat SD serta terdapat sampel sebanyak 1 kader
40 (3,2%) yang lulus perguruan tinggi. Kader dengan
30 tingkat pendidikan yang tinggi cenderung lebih
20 mudah memahami sesuatu yang diperoleh pada
10 waktu mengikuti pelatihan. Tingkat pendidikan
0 berhubungan dengan kemampuan kader dalam
21-30 Tahun 31-40 Tahun 41-50 Tahun menerima informasi sehingga dapat berperan
penting dalam pelaksanaan kegiatan posyandu
Data pada grafik diatas menunjukkan (Rizqa Amalia S, 2011).
bahwa paling banyak sampel berumur antara 41-
50 tahun sebanyak 18 kader (58,0%). Sampel 3. Lama Bertugas jadi Kader
berumur antara 31-40 tahun sebanyak 11 kader Apabila dikelompokkan berdasar lama
(35,5%). Dan sampel berumur antara 21-30 tahun bertugas menjadi kader posyandu dapat
sebanyak 2 kader (6,5%). Umur termuda sampel dilihat pada grafik berikut:
adalah 29 tahun dan tertua berumur 50 tahun
dengan jumlah umur terbanyak adalah 46 tahun
yaitu 4 kader (12,9%). Umur >35 tahun adalah
masuk kategori usia produktif. Dalam rentang
Lama Bertugas Menjadi
usia produktif kader posyandu dapat lebih Kader
mengalokasikan waktunya untuk aktif dalam
kegiatan posyandu. Menurut Havigurst dan 50
Robert usia kader adalah termasuk dewasa 40
madaya (usia pertengahan antara 30-60 tahun) 30
dengan tugas pengembangan pada usia ini adalah 20
mengembangkan kegiatan mengisi waktu 10
senggang untuk orang dewasa dengan adanya 0
perubahan minat dalam tanggung jawab warga 1-5 Tahun >10 Tahun
negara dan sosial serta mengembangkan niat pada
waktu luang yang berorientasi pada kedewasaan, Dari grafik diatas menunjukkan bahwa
pada tempat kegiatan yang berorientasi pada sampel yang bertugas menjadi kader >10 tahun
keluarga (Megawati Simanjuntak, 2012). sebanyak 12 kader (38,7%). Sampel yang
bertugas menjadi kader 6-10 tahun sebanyak 11
2. Tingkat Pendidikan Sampel kader (35,5%). Dan Sampel yang bertugas
Apabila dikelompokkan berdasar tingkat menjadi kader 1-5 tahun sebanyak 8 kader
pendidikan kader posyandu dapat dilihat (25,8%). Keterampilan dalam melaksanakan tugas
pada grafik berikut : dapat dijadikan sebagai parameter hasil kerja, hal
ini dapat dilihat dari lamanya seseorang bekerja.
Begitu juga dengan kader posyandu, semakin
Tingkat Pendidikan lama bertugas menjadi kader posyandu maka
keterampilan dalam melaksanakan tugas pada saat
70 kegiatan posyandu akan semakin tinggi sehingga
60 partisipasi kader dalam kegiatan posyandu akan
semakin baik (Rizqa Amalia, 2011).
50
40
30
20
10
0
TT SD SMP SMA PT

3
Website : http://jgp.poltekkes-mataram.ac.id/index.php/home

4. Pernah atau Tidak Mengikuti Pelatihan


Data sampel yang sudah mengikuti
pelatihan dapat dilihat pada grafik berikut: Pengetahuan
80
60
Mengikuti Pelatihan
40
100
20
80
60 0
Baik Cukup Kurang
40
20 Dari grafik diatas menunjukkan
0 bahwa tingkat pengetahuan sampel sebelum
Sudah Belum diberikan bimbingan kunjungan rumah
dalam kategori baik sebanyak 2 kader
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa (6,5%), dalam kategori cukup sebanyak 23
dari 31 kader posyandu sebanyak 28 kader kader (74,1%) dan dalam kategori kurang
(90,3%) sudah mengikuti pelatihan dan sebanyak sebanyak 6 kader (19,4%). Setelah diberikan
3 kader (9,7%) belum mengikuti pelatihan. bimbingan kunjungan rumah tingkat
Pelatihan merupakan salah satu upaya pengetahuan kader dalam kategori baik
mengembangkan tingkat pengetahuan dan sebanyak 13 kader (41,9%) dan sebanyak 18
keterampilan. Pengetahuan yang dimaksud adalah kader (58,1%) masih dalam kategori cukup.
kemampuan dalam mengingat suatu materi Pengetahuan kader yang masih kurang
tentang ilmu yang sudah dipelajari sebelumnya. adalah tentang penulisan bulan
Keterampilan yang dimaksud adalah kemampuan penimbangan, kader mengisi bulan
teknis dalam melaksanakan suatu pekerjaan dapat penimbangan setiap balita datang ke
diselesaiakan dengan baik (Dewanti Evita, 2013). posyandu.
Berdasarkan hasil uji statistik
dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed
Pengaruh Bimbingan Melalui Kunjungan Rank Test menunjukkan adanya pengaruh
Rumah Menggunakan Media Modul Terhadap bimbingan melalui kunjungan rumah
Pengetahuan dan Keterampilan Kader menggunakan media modul terhadap
Posyandu Dalam Pengisian KMS pengetahuan kader posyandu dalam
pengisian KMS sebelum dan sesudah
1. Pengaruh Bimbingan Melalui Kunjungan bimbingan, dengan nilai p<0,05 yaitu 0,00.
Rumah Menggunakan Media Modul Hal ini disebabkan karena proses bimbingan
Terhadap Pengetahuan Kader Posyandu dilakukan langsung dirumah kader dan
Pengetahuan merupakan domain khusus membahas tentang pengisian KMS.
yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan. Data pengetahuan kader posyandu 2. Pengaruh Bimbingan Melalui Kunjungan
dilihat melalui pre-test dan post-test yang Rumah Menggunakan Media Modul
berupa kuesioner tentang pengertian KMS,, Terhadap Keterampilan Kader Posyandu
Manfaat KMS, perbedaan KMS laki-laki Keterampilan adalah serangkaian
dan perempuan, penentuan status ketercapaian kompetensi apresiasi dan
penimbangan, dan kode-kode penimbangan kreasi yang produktif. Data keterampilan
dalam pengisian KMS. Tingkat pengetahuan kader posyandu dilihat melalui pre-test dan
kader posyandu sebelum dan sesudah post-test yang berupa soal kasus hasil
bimbingan kunjungan rumah dapat dilihat penimbangan yang dituangkan dalam KMS
pada grafik berikut : dan memberikan keterangan status
penimbangan. Tingkat keterampilan kader
posyandu sebelum dan sesudah bimbingan
kunjungan rumah dapat dilihat pada grafik
berikut :

4
Website : http://jgp.poltekkes-mataram.ac.id/index.php/home

menggunakan media modul terhadap


Keterampilan pengetahuan kader posyandu dalam
70 pengisian KMS sebelum dan sesudah
60 bimbingan, dengan nilai p<0,05 yaitu 0,00.
Hal ini disebabkan karena proses bimbingan
50 dilakukan langsung dirumah kader dan
40 langsung mempraktikkan mengisi KMS dari
30 soal kasus yang sudah diberikan oleh
20 fasilitator, sehingga terjadi komunikasi dua
arah dan pertukaran pendapat antara kader
10
dengan fasilitator dalam membahas tentang
0 KMS.
l

l
pi

pi

pi
m

m
m

KESIMPULAN
ra

ra

ra
Te

Te

Te

Hasil uji statistik dengan menggunakan


up

ng

uji Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan


ra
k
Cu

Ku

adanya pengaruh bimbingan melalui kunjungan


rumah menggunakan media modul terhadap
Dari grafik diatas menunjukkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu
bahwa tingkat keterampilan sampel sebelum dalam pengisian KMS sebelum dan sesudah
diberikan bimbingan kunjungan rumah bimbingan, dengan nilai p<0,05 yaitu 0,00.
dalam kategori terampil sebanyak 7 kader
(22,6%), dalam kategori cukup terampil SARAN
sebanyak 17 kader (54,8%) dan dalam Untuk memperoleh hasil yang optimal
kategori kurang terampil sebanyak 7 kader supaya pengetahuan dan keterampilan kader
(22,6%). Setelah diberikan bimbingan posyandu meningkat dan kinerja kader menjadi
kunjungan rumah tingkat keterampilan lebih baik. Sebaiknya dalam metode sebuah
kader dalam kategori terampil sebanyak 18 pelatihan lebih efektif dilakukan bimbingan yang
kader (58,1%), dalam kategori cukup terfokus dengan menggunakan media modul.
terampil sebanyak 12 kader (38,7%) dan
dalam kategori kurang terampil sebanyak 1 DAFTAR PUSTAKA
kader (3,2%). Dalam hal ini kader masih Wilis, R., & Hendra Al Rahmad, A. (2018).
kurang terampil dalam pengisian bulan Penggunaan Modul Pendamping KMS
penimbangan, kader tidak mengisi lengkap Terhadap Ketepatan Kader Posyandu
bulan penimbangan, kader hanya mengisi Menginterpretasi Hasil Penimbangan.
tiap balita datang ke posyandu, kader masih Jurnal Vokasi Kesehatan.
belum paham tujuan dari penulisan lengkap
bulan penimbangan. Al Rahmad Agus Hendra., (2015). Efektifitas
Masih terdapat 1 kader posyandu Pelatihan Penggunaan Modul
dalam kategori kurang terampil setelah Pendamping KMS Terhadap Peningkatan
diberikan bimbingan. Hal ini disebabkan Pengetahuan dan Ketepatan Kader Dalam
karena sampel masih belum paham tentang Menginterpretasikan Hasil Penimbangan
cara menginterpretasikan hasil penimbangan Balita. Poltekkes Aceh
yang ditentukan dengan menulis berat badan .
pada kolom dan menilai dengan melihat Andriani., (2012). Perbedaan Pengetahuan dan
KBM. Begitu juga dengan pengisian bulan Keterampilan Kader Posyandu Sebelum
penimbangan dan kolom ASI eksklusif dan Sesudah Pelatihan. Mataram.
serta keterangan sakit belum terisi
disebabkan karena sampel belum terbiasa Fikawati, Sandra., (2017). Gizi Anak dan Remaja.
mengisi pada kolom tersebut, sampel hanya Rajawali Pers. Depok.
terfokus pada pegisian titik ploting berat
badan saja. Febriana Deni., (2011). Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan hasil uji statistik Home Visit atau Kunjungan Rumah.
dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Yogyakarta. Teras.
Rank Test menunjukkan adanya pengaruh
bimbingan melalui kunjungan rumah Farhat, Yasir., dkk. 2015. “Pengaruh Konseling
Gizi Terhadap Pola Makan dan Berat Badan

5
Website : http://jgp.poltekkes-mataram.ac.id/index.php/home

Anak yang Mengalami Masalah Gizi” Tahun Perilaku Penyampaian Informasi Tentang
2014. Jurnal Skala Kesehatan. Vol. 6 No. 1. Pesan Gizi Seimbang. Universitas
Di unduh pada tanggal 2 September 2016. Diponegoro Semarang.
Gunanti I R., (2004). Pemberdayaan Kader
Posyandu Melalui Penerapan Metode Simanjuntak megawati., (2012). Karakteristik
Konseling Gizi Dalam Upaya Sosial Demografi dan Faktor Pendorong
Meningkatkan Kualitas Pemberdayaan Peningkatan Kinerja Kader Posyandu.
Program Kadarzi. Fakultas Kesehatan Institut Pertanian Bogor.
Masyarakat. UNAIR.
SK Menkes RI, (2015). Rencana Strategis
Kemenkes RI, (2010). Pedoman Penggunaan Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.
Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita.
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Soekidjo Notoadmojo., (2012). Metodologi
Masyarakat. Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Rineka
Cipta. Jakarta.
Kemenkes RI, (2012). Buku Pegangan Kader
Posyandu. Pusat Promosi Kesehatan Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh, (2013). Tumbuh
Republik Indonesia. Kembang Anak Edisi 2. EGC. Jakarta.

Kemenkes RI, (2016). Buku Panduan Pelatihan Suhartika.,Ekayanthi Dian Wayan N. (2016).
Kader Posyandu. Karakteristik Kader Posyandu Terkait
Keterampilan Dalam Menginterpretasikan
Kemenkes RI, (2012). Kurikulum dan Modul Hasil Penimbangan Pada Kartu Menuju
Pelatihan Kader Posyandu. Pokjanal Sehat (KMS). Poltekkes Bandung.
Posyandu Pusat.
Triasih Fajar, Istiawan Rohani, Riyadi Sugeng.,
Lubis Zulhaida., (2015). Pengetahuan dan (2007). Pengaruh Kunjungan Rumah
Tindakan Kader Posyandu dalam Terhadap Tingkat Kepatuhan Pasien.
Pemantauan Pertumbuhan Balita. Universitas Jendral Sudirman.
Sumatera Utara.

Munfarida Siti., (2012). Faktor yang


Berhubungan dengan Tingkat
Pengetahuan dan Keterampilan Kader
Posyandu. Surabaya.

Nurlisis, Handana P J., (2016). Ketepatan Kader


Dalam Mengisi Kartu Menuju Sehat
(KMS) Balita Diwilayah Kerja Puskesmas
Harapan Raya Pekanbaru.

Puskesmas Sengkol Kecamatan Pujut., (2018).


Laporan Kabupaten tentang PE
Keberhasilan N/D, N/S, D/S. Kabupaten
Lombok Tengah.

Putri Hartono Zulaicha., (2016). Hubungan


Pengetahuan dan Motivasi Kader
Posyandu dengan kepatuhan Pengisian
KMS Balita. Surakarta.

RISKESDAS. 2013. “Laporan Hasil Riset


Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2013”.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Sandiyani Rizqa Amalia., (2011). Lama Menjadi


Kader, Frekuensi Pelatihan, Pengetahuan
Gizi dan Sikap Kader Posyandu dengan

You might also like