You are on page 1of 11

273

ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 273-282 e-ISSN 2355-3545

PENGARUH PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP PENERIMAAN


SENSORI DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN HERBAL BAWANG DAYAK
(Eleutherine palmifolia (L.) Merr)

(The Effects Of Processing And Storage On Sensory Attributes And Antioxidant Activity Of
Bawang Dayak Herbal Drinks (Eleutherine palmifolia (L.) Merr.)

Vina Lustiana1, Alia Rahmi1, Agung Nugroho1, Anhar Firdaus2


1)
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat.
Jl. Jend. A. Yani, KM. 36 Simp. Empat Banjarbaru. Banjarbaru Selatan. 70714.
2)
Baristand Industri Kota Banjarbaru
Jl. Panglima Batur No.2, Loktabat Utara, Banjar Baru Utara, Kota Banjarbaru. 70711.
Corresponding Author : alia.rahmi@ulm.ac.id

ABSTRACT
Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr.) is a plant that is often utilized by the
community as a traditional medicine because it contains active compounds that have antioxidant
activity. People usually prepare them by boiling. In this study, bawang dayak are processed to
herbal drinks to determine the antioxidant activity during storage. The study aims of this research
is to determine the best bawang dayak herbal drink based on antioxidant activity and sensory
attributes by studying the effect of the processing (raw material and sweetener composition) and
storage. This research uses factorial design method with randomized block design with grouping
in storage time of day 0 and day 7. Factor I consists of 2 levels: fresh bawang dayak and dried
bawang dayak, while factor II is unsweetened and sweetened (sucrose). The analysis were the
presence of phytochemical compounds, acidity (pH), antioxidant activity (DPPH method), and
sensory analysis (hedonic 1-5). The results showed that bawang dayak herbal drink made from
dried herbs (40 g in 1 L water) processed by boiling for 10 minutes, and stored for 7 days showed
the best antioxidant activity with the value of % inhibition of 71.49%, and IC 50 of 6.15 mg/ml,
sensory attributes of hedonic scale of 2.9 for color (like slightly), 2.5 for aroma (like slightly) and
2.6 for taste (like slightly).

Keywords : eleutherine palmifolia, herbal drink, antioxidant activity

PENDAHULUAN molekulnya. Radikal bebas yang terdapat di


dalam tubuh manusia dapat menimbulkan
Bawang dayak (Eleutherine palmifolia
berbagai penyakit degeneratif (Prabowo et al.,
(L.) Merr) merupakan salah satu jenis
2009). Radikal bebas dapat ditangkal atau
tanaman yang dapat memberikan manfaat
diredam dengan pemberian antioksidan
untuk kesehatan. Kandungan senyawa aktif
(Salami et al., 2005). Karena itulah bawang
dalam bawang dayak berupa senyawa
dayak berpotensi sebagai produk herbal,
alkaloid, fenolik, flavonoid, glikosida, steroid,
salah satu diversifikasi produknya yaitu
tannin, triterpenoid, saponin (Galingging,
dibuat menjadi minuman herbal.
2007) dan kuinon (Nawawi, 2007) yang
Minuman herbal dapat dibuat dari
dikenal sebagai sumber antioksidan.
bahan dasar tumbuhan alami yang baik bagi
Antioksidan adalah senyawa yang bersifat
kesehatan, yaitu dengan cara direbus atau
inhibitor atau penghambat yang mencegah
diseduh dengan air mendidih (Chan et al.,
reaksi radikal bebas dengan terget
274
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 273-282 e-ISSN 2355-3545

2012). Dalam proses pembuatan minuman bahan-bahan yang digunakan adalah tanaman
herbal, salah satu hal yang perlu diperhatikan bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.)
adalah penggunaan bahan baku. Pembuatan Merr), yang didapatkan dari petani di
minuman herbal berbahan baku bawang Landasan Ulin Banjarbaru,asam askorbat,
dayak segar ataupun kering perlu dilakukan. alkohol, aquades, pereaksi Mayer, pereaksi
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya Dragendrof, pereaksi Wagner, ethanol 95%,
oleh Retno (2015) pada proses pembuatan 0.025 M buffer KCl pH 1.0, 0.4 M buffer
minuman herbal berbahan baku rambut natrium asetat pH 4.5, FeCl3 1%, FeCl3 5%
jagung segar maupun kering menunjukkan magnesium, amil alkohol, HCl 2 N, HCl 10%,
bahwa penggunaan bahan baku dapat ammonia 25%, dan kloroform.
mempengaruhi aktivitas antioksidan pada
Metode Penelitian
minuman herbal tersebut. Selain itu, proses Penelitian ini menggunakan metode
pemanasan dan penyimpanan juga dapat rancangan faktorial dengan rancangan acak
berpengaruh terhadap berubahnya aktivitas kelompok (RAK) dimana kelompok berupa
antioksidan.
lama penyimpanan hari ke-0 dan hari ke-7.
Minuman herbal biasanya memiliki Faktor I adalah bahan baku (B) yang terdiri
rasa yang kurang diminati oleh masyarakat dari 2 taraf perlakuan, yaitu bawang dayak
untuk itu minuman herbal bisa disajikan segar dan bawang dayak kering. Faktor II
dengan tetap membiarkan rasa aslinya atau adalah jenis pemanis (S) terdiri dari 2 taraf
bisa ditambahkan dengan pemanis. yaitu tanpa pemanis dan dengan pemanis.
Penambahan pemanis pada minuman herbal Dari kedua faktor di atas, akan didapatkan 4
ini untuk meningkatkan penerimaan sensori macam kombinasi perlakuan dengan jumlah
bagi konsumen. Tujuan dari penelitian ini kelompok sebanyak dua buah, dengan jumlah
adalah untuk mendapatkan minuman herbal ulangan sebanyak dua kali sehingga
bawang dayak terbaik berdasarkan aktivitas diperoleh 8 satuan percobaan.
antioksidan dan tingkat penerimaan sensori Analisis yang dilakukan yaitu analisis
dengan mempelajari pengaruh cara uji kualitatif senyawa fitokimia metode yang
pengolahan (pengeringan bahan baku dan digunakan bersumber dari sitasi (Harbone,
komposisi pemanis) dan penyimpanan. 2006), analisis derajat keasaman (pH)
menggunakan kertas lakmus, analisis kadar
METODE PENELITIAN gula menggunakan alat refraktometer,
Waktu dan Tempat analisis aktivitas antioksidan metode DPPH,
Penelitian ini dilakukan pada bulan analisis sensori (uji hedonik) oleh 20 panelis
Agustus - Desember 2017. Analisis terhadap meliputi warna, aroma, dan rasa.
minuman herbal bawang dayak dilakukan di Analisis aktivitas antioksidan
Laboratorium Analisis Kimia dan menggunakan metode 1,1-diphenyl-2-
Lingkungan Industri, Jurusan Teknologi picrylhydrazil (DPPH) pada konsentrasi
Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, 0,004%, konsentrasi sampel yang digunakan
Universitas Lambung Mangkurat, sebanyak 100µl, 200µl, 300µl, dan 400µl,
Banjarbaru. pengukuran dilakukan dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang
Alat dan Bahan
517 nm dan dilakukan perhitungan terhadap
Alat-alat yang digunakan pada
persen inhibisi (%) dan Inhibitory
penelitian ini adalah spektrofotometer,
Concentration (IC50). Persen inhibisi (%)
timbangan analitik, pisau, talenan, waskom,
dapat dihitung menggunakan rumus di bawah
panci, kompor, pengaduk, stopwatch, gelas
ini :
ukur, pipet, oven, refraktrometer, kertas
lakmus, mortar, dan kertas saring. Adapun
275
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 273-282 e-ISSN 2355-3545

(𝐴 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
% inhibisi = 100%
𝐴 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙

Dimana : dinyatakan dalam Inhibitory Concentration


A blanko = serapan radikal DPPH 0.004 % (IC50) yaitu konsentrasi sampel (x) yang
A sampel = serapan radikal DPPH 0.004 % dapat meredam 50% radikal DPPH (y = 50).
setelah diberi perlakuan sampel
Tahapan Penelitian
Data persen inhibisi (%) yang Tahapan awal pada penelitian ini yaitu
didapatkan, diplotkan pada bidang koordinat pembuatan minuman herbal bawang dayak
(x,y) dan kemudian ditentukan persamaan y sampai dengan analisis data. Tahapan
= ax + b dengan persamaan linear dimana a penelitian disajikan pada Gambar 1.
dan b adalah konstanta, x adalah konsentrasi
sampel (mg/ml), dan y adalah persentase
inhibisi (%). Aktivitas antioksidan

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian


276
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 273-282 e-ISSN 2355-3545

HASIL DAN PEMBAHASAN bawang dayak disaring dan filtrat dilakukan


pembotolan. Pembotolan dilakukan dengan
Proses pembuatan minuman herbal
menggunakan botol kaca transparan
bawang dayak terdiri dari bawang dayak
berukuran 250 ml.
segar dan bawang dayak yang telah
dikeringkan. Pembuatan simplisia bawang Pengamatan Minuman Herbal Bawang
dayak dilakukan dengan cara merajang Dayak
bawang dayak secara membujur dengan Analisis fitokimia pada minuman
ketebalan 1-2 mm, kemudian dikeringkan herbal bawang dayak dilakukan secara
dengan menggunakan oven pada suhu 500C kualitatif untuk mengetahui kandungan
selama 24 jam. Pada proses pembuatan metabolit sekunder yang terkandung
minuman herbal bawang dayak dilakukan didalamnya, yaitu meliputi uji alkaloid,
dengan cara merebus 100 g bawang dayak fenol, flavonoid, tanin, dan saponin. Hasil
segar, 40 g bawang dayak kering, di dalam uji kualitatif senyawa fitokimia minuman
1L air selama 10 menit. Setelah dilakukan herbal bawang dayak dapat dilihat pada
perebusan selama 10 menit, kemudian Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Kualitatif Senyawa Fitokimia Pada Minuman Herbal Bawang Dayak
Perlakuan Alkaloid Fenol Flavonoid Tanin Saponin
B1S1 – + + +/– +
B1S2 – + + +/– +
B2S1 – + + +/– +
B2S2 – + + +/– +
Keterangan : ( – ) = tidak mengandung senyawa uji
(+ / –) = kandungan senyawa uji lemah
( + ) = mengandung senyawa uji

Hasil analisis senyawa fitokimia herbal bawang dayak yang dihasilkan stabil
secara kualitatif diketahui bahwa pada selama penyimpanan
minuman herbal bawang dayak Hasil analisis kadar gula minuman
mengandung metabolit sekunder berupa herbal bawang dayak berkisar antara 0,00 –
flavonoid, saponin, fenol dan tanin, 7,40 (0Brix). Dari hasil analisis ragam
sedangkan pada uji alkaloid pada minuman (Anova) diketahui bahwa faktor perlakuan
herbal bawang dayak adalah negatif karena bahan baku pada minuman herbal bawang
tidak terdapatnya endapan. Menurut dayak berpengaruh nyata. Hasil rataan kadar
Yusmeiarti (2007), tidak terdeteksinya gula minuman herbal bawang dayak
komponen kimia di dalam suatu tanaman menunjukkan bahwa nilai kadar gula
seperti senyawa alkaloid dapat disebabkan tertinggi diperoleh pada perlakuan bawang
beberapa faktor yaitu faktor budidaya, dayak kering dengan pemanis yaitu 7,40
0
tempat tumbuh, faktor ekstraksi dan sifat Brix.
pelarut. Pengujian aktivitas antioksidan pada
Hasil nilai derajat keasaman (pH) penelitian kali ini menggunakan metode
minuman herbal bawang dayak yaitu penangkapan radikal bebas DPPH.
berkisar pH 6. Dari hasil tersebut dapat Pengujian dilakukan pada sampel minuman
diketahui bahwa minuman herbal bawang herbal bawang dayak, bawang dayak segar
dayak yang dihasilkan bersifat asam. sebagai pembanding, dan asam askorbat
Selama penyimpanan tidak terjadi (Vitamin C) sebagai kontrol positif.
penurunan ataupun kenaikan nilai pH. Hal Aktivitas antioksidan minuman herbal
tersebut menunjukkan bahwa pH Minuman bawang dayak dihitung dalam persen
277
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 273-282 e-ISSN 2355-3545

inhibisi (%) dan Inhibitory Concentration bawang dayak segar) dan konsentrasi 16
(IC50). mg/ml (bahan baku bawang dayak kering)
Persen inhibisi (%) merupakan pada hari ke-0 dan hari ke-7 (Gambar 2)
persentase kapasitas penghambat radikal berkisar antara 54,19 – 72,02%. Dari hasil
bebas. Angka persen inhibisi (%) analisis ragam (Anova) diketahui bahwa
didapatkan dari selisih absorbansi blanko kelompok perlakuan hari penyimpanan dan
dan absorbansi senyawa uji. Angka % faktor pengeringan bahan baku pada
Inhibisi minuman herbal bawang dayak minuman herbal bawang dayak berpengaruh
dengan konsentrasi 40 mg/ml (bahan baku nyata terhadap nilai persen inhibisi (%).

Tabel 2. Persen Inhibisi (%) Minuman Herbal Bawang Dayak


Persen (%) Inhibisi (mg/ml) pada Lama
Minuman Herbal
Pemanis Penyimpanan (Hari)
Bawang Dayak
0 7
Tanpa Pemanis 57,57 64,14
Bawang Dayak Segara)
Dengan Pemanis 58,11 62.44
Tanpa Pemanis 54,19 72,02
Bawang Dayak Keringb)
Dengan Pemanis 58,60 71.49
Keterangan : a) Konsentrasi 40 mg bawang dayak segar/ml air rebusan
b) Konsentrasi 16 mg bawang dayak kering/ml air rebuan

Hasil rataan persen inhibisi (%) dapat bahan baku bawang dayak yang telah
diketahui bahwa kelompok perlakuan hari dikeringkan yaitu sebesar 64,08%.
penyimpanan yang memiliki nilai persen (%) Penggunaan bahan baku bawang dayak
inhibisi tertinggi adalah pada penyimpanan dalam bentuk kering memiliki nilai persen (%)
hari ke-7 yaitu sebesar 67,52%, sedangkan inhibisi yang lebih tinggi dibandingkan
pada faktor perlakuan bahan baku diperoleh dengan bahan baku segar.
nilai persen inhibisi (%) tertinggi adalah pada

Gambar 2. Grafik Persen (%) Inhibisi Minuman Herbal Bawang Dayak


278
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 273-282 e-ISSN 2355-3545

Tabel 3. Rataan Persen Inhibisi (%) Minuman Herbal Bawang Dayak


Perlakuan % Inhibisi
H-0 57,11a
Hari Penyimpanan
H-7 67,52b
Segar 60,57a
Bahan Baku
Kering 64,08b
Keterangan : huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata

Menurut Pramono (2005) tingginya 10 mg/ml adalah 82,72%. Nilai tersebut lebih
kandungan air dalam suatu bahan dapat besar dibandingkan dengan nilai persen (%)
mendorong aktivitasnya yang menyebabkan inhibisi minuman herbal bawang dayak, hal
perubahan kandungan kimia pada bahan tersebut menunjukkan kemampuan peredam
tersebut menjadi produk lain. Selain itu, hal radikal bebas yang lebih kuat. Penggunaan
tersebut dapat disebabkan oleh fraksi air yang bahan dalam bentuk kering dapat
terabaikan pada persiapan minuman herbal meningkatkan aktivitas antioksidan, hal
bawang dayak segar. Pada proses perebusan tersebut diperkuat oleh Khatun et al., (2006),
minuman herbal bawang dayak segar, jumlah menyatakan bahwa perlakuan pemanasan
persentase air lebih tinggi daripada minuman memungkinkan untuk merusak dinding sel
herbal bawang dayak kering karena pada dan subseluler dari tanaman herbal untuk
bawang dayak segar tersebut masih membebaskan komponen aktif dalam jumlah
mengandung fraksi air sebanyak 60%, yang besar sehingga menghasilkan
sedangkan untuk minuman herbal berbahan komponen penangkap radikal bebas yang
baku kering, fraksi air yang terkandung lebih kuat. Endapan pada minuman herbal bawang
kecil hal tersebut disebabkan pada saat dayak yang terbentuk selama penyimpanan
persiapan bahan (pengeringan) kandungan air kemungkinan adalah senyawa yang tidak
pada bahan akan berkurang, sehingga berkontribusi dalam aktivitas antioksidan,
minuman herbalnya manjadi lebih sedangkan antosianin tetap larut sehingga
terkonsentrasi. Hasil persen (%) inhibisi dari pada pengamatan hari ke-7 aktivitas
ekstrak bawang dayak segar pada konsentrasi antioksidan mengalami kenaikan.

Tabel 4. Nilai IC50 Minuman Herbal Bawang Dayak


Nilai IC50 (mg/ml) pada Lama Penyimpanan
Minuman Herbal
Pemanis (Hari)
Bawang Dayak
0 7
Tanpa Pemanis 22,46 19,84
Bawang Dayak Segara)
Dengan Pemanis 23,28 20,53
Tanpa Pemanis 12,42 6,26
Bawang Dayak Keringb)
Dengan Pemanis 10,80 6,15
Keterangan : a) Konsentrasi 40 mg bawang dayak segar/ml air rebusan
b) Konsentrasi 16 mg bawang dayak kering/ml air rebuan

Nilai IC50 digunakan untuk kecil menunjukkan bahwa kemampuan


menyatakan besarnya konsentrasi ekstrak antioksidanya semakin kuat. Hasil pengujian
antioksidan yang dibutuhkan untuk meredam IC50 pada minuman herbal bawang dayak
radikal bebas sebesar 50%. Menurut (Gambar 3) yaitu berkisar antara 6,15 – 23,28
Molyneux (2004), nilai IC50 yang semakin mg/ml. Dari hasil analisis ragam (Anova)
279
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 273-282 e-ISSN 2355-3545

diketahui bahwa kelompok perlakuan hari baku pada minuman herbal bawang dayak
penyimpanan dan faktor perlakuan bahan berpengaruh nyata terhadap nilai IC50.

Gambar 2. Grafik IC50 Minuman Herbal Bawang Dayak

Tabel 5. Rataan IC50 Minuman Herbal Bawang Dayak


Nilai Rataan IC50 (mg/ml) Minuman Herbal
Perlakuan
Bawang Dayak
Hari Penyimpanan H-0 17,24b
H-7 13,19a
Bahan baku Segar 21,35b
Kering 8,91a
Keterangan : huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata

Dari hasil rataan minuman herbal tersebut menjadi produk lain. Selain itu, hal
bawang dayak dapat diketahui bahwa tersebut dapat disebabkan oleh fraksi air yang
kelompok perlakuan hari penyimpanan yang terabaikan pada persiapan minuman herbal
memiliki aktivitas antioksidan nilai IC50 bawang dayak segar. Pada proses perebusan
tertinggi adalah pada penyimpanan hari ke-7 minuman herbal bawang dayak segar, jumlah
yaitu sebesar 13,19 mg/ml, sedangkan pada persentase air lebih tinggi daripada minuman
faktor perlakuan bahan baku diperoleh herbal bawang dayak kering karena pada
aktivitas antioksidan nilai IC50 tertinggi bawang dayak segar tersebut masih
adalah pada perlakuan bahan baku yang telah mengandung fraksi air sebanyak 60%,
dikeringkan yaitu sebesar 8,91 mg/ml. sedangkan untuk minuman herbal berbahan
Penggunaan bahan baku bawang dayak baku kering, fraksi air yang terkandung lebih
dalam bentuk kering memiliki nilai IC50 yang kecil hal tersebut disebabkan pada saat
lebih tinggi dibandingkan dengan bahan baku persiapan bahan (pengeringan) kandungan air
segar. Menurut Pramono (2005), tingginya pada bahan akan berkurang, sehingga
kandungan air dalam suatu bahan dapat minuman herbalnya manjadi lebih
mendorong aktivitasnya yang menyebabkan terkonsentrasi. Penggunaan bahan dalam
perubahan kandungan kimia pada bahan bentuk kering dapat meningkatkan aktivitas
280
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 273-282 e-ISSN 2355-3545

antioksidan, hal tersebut diperkuat oleh kemampuan peredaman radikal bebas yang
Khatun et al., (2006), menyatakan bahwa lebih kuat dibandingkan dengan minuman
perlakuan pemanasan memungkinkan untuk herbal bawang dayak.
merusak dinding sel dan subseluler dari Adapun nilai IC50 pada asam askorbat
tanaman herbal untuk membebaskan memiliki kemampuan antioksidan yang lebih
komponen aktif dalam jumlah yang besar kuat dibandingkan dengan minuman herbal
sehingga menghasilkan komponen dan bawang dayak segar yaitu <0,005 mg/ml.
penangkap radikal bebas yang kuat. Endapan Asam askorbat merupakan senyawa murni
pada minuman herbal bawang dayak yang sedangkan minuman herbal bawang dayak
terbentuk selama penyimpanan kemungkinan masih mengadung senyawa lainnya karena
adalah senyawa yang tidak berkontribusi dalam hal ini minuman herbal bawang dayak
dalam aktivitas antioksidan, sedangkan merupakan hasil pengolahan minuman tanpa
antosianin tetap larut sehingga pada pemurnian.
pengamatan hari ke-7 aktivitas antioksidan Hasil uji organoleptik terhadap warna
mengalami kenaikan. Nilai IC50 pada bawang minuman herbal bawang dayak (Gambar 4)
dayak segar yaitu sebesar 2,77 mg/ml, hal pada hari ke-0 dan hari ke-7 berkisar antara
tersebut menunjukkan bahwa bawang dayak 3,1 – 3,9 (tidak suka) dan 2,8 – 4,1 (tidak suka
segar sebagai pembanding mempunyai sampai suka).

Gambar 3. Grafik Uji Hedonik Warna Minuman Herbal Bawang Bawang Dayak

Dari hasil analisis uji Kruskal-Wallis penerimaan tertinggi terhadap warna


dapat diketahui bahwa bahan baku dan jenis diperoleh pada bawang dayak segar dengan
pemanis berpengaruh nyata terhadap warna pemanis yaitu cenderung suka (4,1).
minuman herbal bawang dayak pada hari ke- Sedangkan, kombinasi perlakuan bawang
0 dan hari ke-7, sehingga dilanjutkan dengan dayak kering tanpa pemanis mendapatkan
uji Multiple Comparison pada taraf 5%. tingkat penerimaan terendah yaitu cenderung
Kombinasi perlakuan dengan tingkat tidak suka (2,8).
281
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 273-282 e-ISSN 2355-3545

Gambar 4. Grafik Uji Hedonik Aroma Minuman Herbal Bawang Dayak

Hasil uji organoleptik terhadap aroma 2,0 – 3,3 (tidak suka sampai agak suka) dan
minuman herbal bawang dayak (Gambar 5) 1,9 – 3,1 (sangat tidak suka sampai agak
pada hari ke-0 dan hari ke-7 berkisar antara suka). Minuman herbal bawang dayak
2,5 – 2,7 (tidak suka) dan 2,3 – 2,4 (tidak memiliki ciri khas seperti rasa kacang rebus.
suka). Hasil Uji Kruskal- Wallis Dari hasil uji Kruskal-Wallis dapat diketahui
menunjukkan bahwa aroma tidak bahwa bahan baku dan jenis pemanis
berpengaruh nyata pada penyimpanan hari berpengaruh nyata terhadap rasa minuman
ke-0 dan hari ke-7. Hasil penerimaan sensori herbal bawang dayak pada hari ke-0 dan hari
panelis terhadap aroma minuman herbal ke-7, sehingga dilanjutkan dengan uji
bawang dayak terlihat bahwa panelis Multiple Comparison pada taraf 5%.
cenderung agak menyukai minuman herbal Berdasarkan hasil penerimaan sensori panelis
bawang dayak dengan penambahan gula. terhadap rasa minuman herbal bawang dayak
Minuman herbal bawang dayak memiliki ciri terlihat bahwa panelis cenderung agak
khas aroma seperti air rebusan kacang tanah. menyukai minuman herbal bawang dayak
Hasil uji organoleptik terhadap rasa dengan penambahan gula, karena dalam hal
minuman herbal bawang dayak (Gambar 6) ini citarasa yang diberikan dapat diterima
pada hari ke-0 dan hari ke-7 berkisar antara oleh panelis.

Gambar 5. Grafik Uji Hedonik Aroma Minuman Herbal Bawang Dayak


282
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 273-282 e-ISSN 2355-3545

Penentuan Hasil Terbaik lye, dan Lea Ngar Tan. 2012.


Pemilihan perlakuan terbaik pada “Antioxidant and Sensory Properties of
minuman herbal bawang dayak didasarkan Thai Herbal Teas with Emphasis on
pada parameter aktivitas antioksidan (persen Thunbergia laurifolia Lindl”. Chiang
(%) inhibisi dan nilai IC50) dan hasil Mai J. Sci 39(4): 599-609. Djaafar,
organoleptik (warna, aroma dan rasa) yang Titiek Farianti, Umar Sant
diterima oleh konsumen. Dalam penentuan
perlakuan terbaik parameter yang paling Galingging RY. 2007. Potensi plasma nutfah
diutamakan adalah aktivitas antioksidannya, tanaman obat sebagai sumber
meskipun secara sensori perlakuan lainnya biofarmaka di Kalimantan Tengah.
lebih diterima oleh konsumen tetapi Jurnal Pengkajian dan Pengembangan
perlakuan yang memiliki aktivitas Teknologi Pertanian Vol 10, 1: 76-83.
antioksidan terkuat lebih diutamakan.
Perlakuan terbaik didapatkan pada kombinasi Molyneux P. 2004. The use of the stable free
bawang dayak berbahan baku kering dengan radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)
penambahan gula yang disimpan selama 7 for estimating antioxidant activity.
hari dimana minuman herbalnya memiliki Songklanakarin J. Sci. Technol 26(2) :
persen inhibisi (%) tertinggi dan aktivitas 211-219
antioksidan (terkuat) yaitu sebesar 71,49%
dan 6,15 mg/ml. Nawawi i, Winasih R dan Anggi A. 2007.
Isolasi dan identifikasi senyawa kuinon
KESIMPULAN dari simplisia umbi bawang sabrang
(Eleutherine Americana Merr.). Sekolah
Pengeringan dan penyimpanan tidak
Tinggi Farmasi Bandung. Bandung.
berpengaruh negatif terhadap aktivitas
antioksidan minuman herbal bawang dayak.
Prabowo, T.T. 2009. Uji Aktivitas
Penambahan pemanis pada minuman herbal
Antioksidan dari Keong Matah Merah
tidak mempengaruhi aktivitas antioksidan
(Cerithidea obtusa) [skripsi]. Fakultas
namun dapat memperbaiki penerimaan
Perikanan dan Ilmu Kelatuan, Institut
sensori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pertanian Bogor. Bogor.
perlakuan kombinasi bawang dayak berbahan
kering dengan pemanis yang disimpan
Retno, E.I. 2015. Aktivitas Antioksidan
selama 7 hari yang diolah dengan cara
Minuman Herbal Rambut Jagung dengan
perebusan 40 g bawang dayak kering dengan
Variasi Kondisi dan Lama Perebusan
1L air selama 10 menit memiliki hasil
[skripsi]. Fakultas Keguruan dan Ilmu
aktivitas antioksidan terbaik yaitu dengan
Pendidikan, Universitas muhammadiyah
nilai persen (%) inhibisi sebesar 71,49%, dan
Surakarta.
nilai IC50 sebesar 6,15 mg/ml. Adapun hasil
analisis organoleptik menunjukkan bahwa
Salami, K.Y., 2005. Aktivitas Antioksidan
tingkat penerimaan konsumen terhadap
dan Antihiperkolestrolemia Ektrak Beta
minuman herbal bawang dayak yaitu warna
Glukan dari Saccharomyces cerevisiae
(2,9), aroma (2,5) rasa (2,6) agak disukai.
pada Tikus Putih. [tesis]. Sekolah
DAFTAR PUSTAKA Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Chan, Eric Wei Chiang, Suit Ying Eng, Yuen
Ping Tan, Zhiew Cheng Wong, Phui Yan
283
ZIRAA’AH, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 273-282 e-ISSN 2355-3545

You might also like