You are on page 1of 27

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

STUDI NASKAH BAHASA INGGRIS

TENTANG
“ANALISIS ARTIKEL BERBAHASA INGGRIS”

OLEH

IMAN ASROA. B.S. (212031006)

DOSEN PENGAMPU
Dr. SIRAJUL MUNIR, M.Pd.

SEMESTER 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BATUSANGKAR
2021
ARTIKEL I
Islamic Moderation Values on the Islamic Education Curriculum
in Indonesia: A Content Analysis
SISWANTO
2019

A. Abstract
The discourse of Islamic moderation in Indonesia has resurfaced along
with the emergence of the phenomenon of radical religious understanding.
This study aims to analyze the values of Islamic moderation in the education
curriculum in Indonesia through the textbook on Islamic Religion and
Character Education which is taught at the high school (SMA) level. The
method used is content analysis. The results show that the concept of Islamic
moderation is not explicitly stated, but is reflected in material whose
substance contains Islamic moderation values, namely the values of tolerance,
democracy, simplicity, justice, and harmony. The mainstreaming of Islamic
moderation values in the education curriculum in Indonesia is very important
because of the emergence of concerns about the strengthening of extremist,
intolerant, and radical terrorism movements in several educational
institutions.
Translation
Wacana moderasi Islam di Indonesia kembali mengemuka seiring
munculnya fenomena paham keagamaan radikal. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis nilai-nilai moderasi Islam dalam kurikulum Pendidikan di
Indonesia melalui buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang
diajarkan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Metode yang digunakan
adalah analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep moderasi
Islam tidak disebutkan secara eksplisit, tetapi tercermin dalam materi yang
substansinya mengandung nilai-nilai moderasi Islam, yaitu nilai toleransi,
demokrasi, kesederhanaan, keadilan, dan kerukunan. Pengarus utamaan nilai-
nilai moderasi Islam dalam kurikulum pendidikan di Indonesia menjadi
sangat penting karena munculnya kekhawatiran akan menguatnya gerakan
terorisme ekstremis, intoleran, dan radikalisme di beberapa institusi
pendidikan.

B. Introduction
The discourse on religious moderation is an interesting issue to be
discussed. Recently, there has been a phenomenon of radical religious
understanding that is contrary to Islamic values. This is certainly a serious
challenge for Islam in Indonesia. Not only in understanding the concept, but
also acts of radicalism such as acts of terrorism using Islamic attributes. They
even claimed that their actions were worship as happened in 2018 with the
attacks and hostages at the Mobile Brigade Command Headquarters and the
suicide bombers at three churches in Surabaya.
The understanding of radicalism which tends to lead to acts of
violence in the name of religion and ideology probably stems from a wrong
interpretation of the Qur'an. They interpret the Qur'an as if the meaning is
already transparent so that the consideration of moral ideas and historical
context becomes irrelevant for their interpretation.
The stigma of Islam which is identical to acts of violence or
associated with radicalism needs to be removed. Islam is actually far from
conflict and violence. Prasetiawati and Azyumardi Azra said that Indonesian
Islam is peaceful and moderate so there should be no problems with
modernity, human rights, and other trends in the modern world. However, can
the characteristics of moderate Islam in Indonesia be maintained today? It all
depends on the adherents of the followers of Islam itself.
To maintain this, it is necessary to strengthen religious moderation
through education. In this regard, it is necessary to change the educational
curriculum to strengthen the values of Islamic moderation.
The strengthening of religious moderation in educational institutions
has begun. This can be seen from Kisbiyanto's research which examines
curriculum policies and anti-radicalism content at STAIN Kudus. His
research found that the Department of Islamic Religious Education at STAIN
Kudus has a curriculum that is correlated through an approach to grouping
several cognate subjects. Meanwhile, the curriculum content is substantially
spread across almost all subjects that contain material related to anti-
radicalism. This includes several discourses on the Islamic movement that
prioritizes education and da'wah in a peaceful manner, tolerance, humanity,
and respecting each other's differences.
Based on the explanation above, the purpose of this research is to
analyze the value of Islamic moderation in the education curriculum in
Indonesia through the textbook on Islamic Religious Education and Character
Education which is taught at the Junior High School (SMA) level.
Translation
Wacana tentang moderasi beragama menjadi isu yang cukup menarik
untuk dibahas. Belakangan ini kembali muncul fenomena paham keagamaan
radikal yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman. Hal ini tentu menjadi
tantangan serius bagi Islam di Indonesia. Tidak hanya pada pemahaman
konsep saja, tapi juga muncul tindakan radikalisme seperti tindakan terorisme
dengan menggunakan atribut Islam. Mereka bahkan mengklaim tindakannya
sebagai ibadah seperti yang terjadi sepanjang 2018 pada penyerangan dan
penyanderaan di Mako Brimob dan pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di
Surabaya.
Pemahaman radikalisme yang cenderung mengarah pada tindakan
kekerasan atas nama agama dan ideologi kemungkinan berasal dari penafsiran
yang salah terhadap Al-Qur'an. Mereka menafsirkan Al-Qur'an seolah-olah
makna tersebut sudah transparan sehingga pertimbangan ide-ide moral dan
konteks sejarah menjadi tidak relevan untuk interpretasi mereka.
Stigma Islam yang identik dengan tindakan kekerasan atau dikaitkan
dengan radikalisme perlu dihilangkan. Islam sebenarnya jauh dari konflik dan
kekerasan. Prasetiawati dan Azyumardi Azra menyebut bahwa Islam
Indonesia adalah damai dan moderat sehingga seharusnya tidak ada masalah
dengan modernitas, hak asasi manusia, dan tren lain di dunia modern. Namun,
dapatkah ciri-ciri Islam moderat di Indonesia dipertahankan hingga saat ini?
Itu semua tergantung pada pemeluk para pemeluk islam itu sendiri.
Untuk mempertahankan hal ini, perlu adanya penguatan moderasi
beragama melalui pendidikan. Berkaitan dengan hal ini, perlu adanya
pengubahan pada kurikulum pendidikan untuk menguatkan nilai-nilai
moderasi keislaman.
Penguatan moderasi beragama pada lembaga pendidikan telah
dimulai. Hal ini terlihat dari penelitian Kisbiyanto yang mengkaji kebijakan
kurikulum dan muatan anti radikalisme di STAIN Kudus. Penelitiannya
menemukan bahwa jurusan Pendidikan Agama Islam di STAIN Kudus
memiliki kurikulum yang berkorelasi melalui pendekatan pengelompokan
beberapa mata pelajaran serumpun. Sementara itu, isi kurikulum secara
substansial tersebar di hampir semua mata pelajaran yang memuat materi
yang berkaitan dengan anti radikalisme. Hal ini mencakup beberapa wacana
gerakan islam yang mengutamakan pendidikan dan dakwah secara damai,
toleransi, kemanusiaan, dan menghormati perbedaansatu sama lainnya.
Berdasarkan hal penjelasan atas, tujuan dari peneltian adalah untuk
menganalisis nilai moderasi islam dalam kurikulum pendidikan di Indonesia
melalui buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diajarkan
pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMA).

C. Research Methodology
The methodology used in this study is a qualitative approach by
analyzing the content of textbooks taught at the high school level.
Translation
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan cara menganalisis isi dari buku teks yang diajarkan pada
tingkat SMA.
D. Result and Discussion
The results of this study indicate that the concept of religious
moderation is not explicitly stated, but is reflected in material whose
substance contains values of religious moderation, such as the values of
tolerance, democracy, simplicity, justice, and harmony. The spread of Islamic
moderation values in the education curriculum in Indonesia is very important
because of the emergence of concerns about the strengthening of extremist,
intolerant, and radical terrorism movements in several educational
institutions.
Translation
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep moderasi beragama
tidak disebutkan secara eksplisit, tetapi tercermin dalam materi yang
substansinya mengandung nilai-nilai moderasi beragama, seperti nilai
toleransi, demokrasi, kesederhanaan, keadilan, dan kerukunan. Penyebaran
nilai-nilai moderasi Islam dalam kurikulum pendidikan di Indonesia menjadi
sangat penting karena munculnya kekhawatiran akan menguatnya gerakan
terorisme ekstremis, intoleran, dan radikalisme di beberapa institusi
pendidikan.

E. Conclusion
Islamic moderation is a characteristic of Muslims in Indonesia and has
been proven by history. The spread of religious moderation values in the
Islamic education curriculum in Indonesia is very important because of the
emergence of concerns about the strengthening of extremist, intolerant and
radicalism-terrorism movements in several educational institutions. The
spread of Islamic moderation needs to be developed into a more
comprehensive study to reform the Islamic education curriculum. The
construction of curriculum development is explored from the principle of
moderation and is developed integrally in Islamic education teaching
materials. Understanding the values of Islamic moderation as a moderate
concept in understanding religion has become the basic capital to inform
Muslim harmony. A good Islamic education system is a solution in
preventing the spread of radicalism.
Translation
Moderasi beragama islam adalah karakteristik umat Islam di
Indonesia dan telah dibuktikan oleh sejarah. Penyebaran nilai-nilai moderasi
beragama dalam kurikulum pendidikan Islam di Indonesia menjadi sangat
penting karena munculnya kekhawatiran akan menguatnya gerakan-gerakan
ekstremis, intoleran dan radikalisme-terorisme di beberapa institusi
pendidikan. Penyebaran moderasi beragama islam perlu dikembangkan
menjadi kajian yang lebih komprehensif untuk mereformasi kurikulum
pendidikan Islam. Konstruksi pengembangan kurikulum digali dari prinsip
moderasi dan dikembangkan secara integral dalam bahan ajar pendidikan
Islam. Pemahaman nilai-nilai moderasi beragama islam sebagai konsep
moderat dalam memahami agama telah menjadi modal dasar untuk
menginformasikan kerukunan umat Islam. Sistem pendidikan Islam yang baik
merupakan solusi dalam mencegah meluasnya paham radikalisme.
ARTIKEL II
Family Education in the Quran
YAKUB MATONDANG
DJA’FAR SIDDIK
ERNAWATI
2017

A. Abstract
This study aims to explain how family education in the Koran.
Researchers want to reveal: First, the meaning of family in the Koran;
Second, the aspect of family education in the Koran; Third, How is Family
Education in the Koran. This research uses the thematic method (Maudu'i),
namely interpretation by codifying all verses of the Qur'an related to family
education, then discussing it critically, deeply and understood from all aspects
with a view to building a detailed and holistic concept of problems related to
family education in the Koran. The main sources used in this research are the
Qur'an and the Hadith of the Prophet Muhammad SAW. While secondary
sources are literature related to the sources of the study of the Koran in terms
of family education. Both obtained from books of interpretation and from
various dictionaries, arguments of scientists, experts in Islamic education,
books on Islamic studies as well as general sciences, encyclopedias and also
digital sources. The results of the study reveal that family education in the
view of the Qur'an is an educational process carried out by parents in the
family (household). Family education in the Qur'an that must be taught is
faith education, religious education and moral education. Family education
contains nine commands, namely: a) Do good to parents, b). Thanks to God
and parents, c). Communicating well with parents, d). Following the pattern
of life of the Prophets, e). Uphold prayer, f). Sent for good. g). Preventing bad
deeds, h) Simplicity in life, and i). polite in communication.
Translation
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pendidikan
keluarga dalam Al-quran. Peneliti ingin mengungkap: Pertama, Makna
Keluarga dalam Alquran; Kedua, Aspek Pendidikan Keluarga dalam Alquran;
Ketiga, Bagaimana Pendidikan Keluarga dalam Alquran. Penelitian ini
menggunakan metode tematik (Maudu'i), yaitu penafsiran dengan
mengkodifikasikan semua ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan pendidikan
keluarga, kemudian dibahas secara kritis, mendalam dan dipahami dari segala
aspek dengan maksud untuk membangun sebuah konsep yang detail dan
holistik tentang permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan keluarga
dalam Al-quran. Sumber utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Al-quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Sedangkan sumber sekunder
adalah literatur yang berkaitan dengan sumber-sumber Kajian tentang Al-
quran ditinjau dari pendidikan Keluarga. Baik yang diperoleh dari buku-buku
tafsir maupun dari berbagai kamus, argumentasi para ilmuwan, para ahli
Pendidikan Islam, buku-buku tentang studi Islam dan juga ilmu-ilmu umum,
ensiklopedia dan juga sumber-sumber digital. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa pendidikan keluarga dalam pandangan Al-quran
merupakan proses pendidikan yang dilakukan oleh orang tua dalam keluarga
(rumah tangga). Pendidikan keluarga dalam Al-quran yang harus diajarkan
adalah pendidikan iman, pendidikan agama dan pendidikan akhlak.
Pendidikan Keluarga berisi sembilan perintah, yaitu: a) Berbuat baik kepada
orang tua, b). Syukur kepada Tuhan dan orang tua, c). Berkomunikasi dengan
baik kepada Orang Tua, d). Mengikuti pola kehidupan para Nabi, e).
Menegakkan shalat, f). Dikirim untuk kebaikan. g). Mencegah perbuatan
buruk, h) Sederhana dalam hidup, dan i). sopan dalam berkomunikasi.

B. Introduction
In the hadith it is explained that every body is a leader and every
leader will be responsible for his leadership. Every husband is the head of the
family in his household, and must be responsible for his leadership, because
Allah will hold him accountable for the trust given to him.
In order for the child's nature to be maintained, parents must provide a
good education. Parents must understand and carry out their duties and
responsibilities in educating their children, as they are responsible for
themselves.
Allah commands parents to educate their children with faith-based
education and instill the value of piety into the hearts of their children.
Parents are also instructed to instill confidence in their children's hearts that
faith and piety to God is the main foundation in living life. Nowadays almost
every parent complains about how difficult it is to educate children today. Not
only children's attitudes are more daring and somewhat 'unruly', but also the
challenges of globalization, the development of technology and information
that also color the formation of children's attitudes and behavior.
Based on the facts above, the author is interested in researching and
reviewing the verses of the Qur'an that discuss family problems, both verses
that explicitly use the term family and verses that explain in the form of other
expressions which contain the meaning of family ( parents/educators and their
children/students).
Based on the main points of thought that become the background of
the problems above, the problems discussed in this study are limited to the
study of the verses of the Qur'an which talk about family education, the peak
of the study is discussing the verses of the Qur'an about education. family,
aspects and principles of education in the family. The problem is formulated
through the following questions: 1) What is the definition of family in the
Qur'an? 2) What are the aspects of family education in the Qur'an? 3) What
are the principles of family education in the Qur'an?
Translation
Dalam hadits dijelaskan bahwa setiap tubuh adalah pemimpin dan
setiap pemimpin akan mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Setiap
suami adalah kepala keluarga dalam rumah tangganya, dan harus bertanggung
jawab atas kepemimpinannya, karena Allah akan meminta pertanggung
jawaban atas amanah yang diberikan kepadanya.
Agar fitrah anak tetap terjaga, maka orang tua harus memberikan
pendidikan yang baik. Orang tua harus memahami dan menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya dalam mendidik anak-anaknya, sebagaimana mereka
bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Allah memerintahkan orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan
pendidikan yang dilandasi iman dan menanamkan nilai takwa ke dalam hati
anak-anaknya. Orang tua juga diinstruksikan untuk menanamkan keyakinan
dalam hati anak-anaknya bahwa iman dan takwa kepada Tuhan adalah
landasan utama dalam menjalani kehidupan. Saat ini hampir setiap orang tua
mengeluhkan betapa sulitnya mendidik anak zaman sekarang. Tidak hanya
sikap anak yang lebih berani dan agak 'gagal diatur', tetapi juga tantangan
arus globalisasi, perkembangan teknologi dan informasi yang turut mewarnai
pembentukan sikap dan perilaku anak.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti
dan mengkaji ayat-ayat Al-Qur'an yang membahas masalah keluarga, baik
ayat yang secara eksplisit menggunakan istilah keluarga maupun ayat-ayat
menjelaskan dalam bentuk ungkapan lain yang di mengandung makna
keluarga (Orang tua/pendidik dan anaknya/peserta didik).
Berdasarkan pokok-pokok pemikiran yang menjadi latar belakang
permasalahan di atas, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini
dibatasi pada kajian ayat-ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang pendidikan
keluarga, puncak kajiannya membahas ayat-ayat Al-Qur'an tentang
pendidikan keluarga, aspek dan prinsip pendidikan dalam keluarga. Masalah
dirumuskan melalui pertanyaan-pertanyaan berikut: 1) Apa definisi keluarga
dalam Al-Qur'an? 2) Bagaimana aspek-aspek pendidikan keluarga dalam Al-
Qur'an?, 3) Bagaimana prinsip-prinsip pendidikan keluarga dalam Al-Qur'an?

C. Research Methodology
The object of this research is the verses of the Qur'an, so the approach
chosen in this research is the science of interpretation approach. Besides, it is
also necessary to approach the science of education and philosophy of Islamic
education.
The method used in this study is the thematic interpretation method,
which is a method of interpreting the interpretation carried out by collecting
all the verses of the Qur'an that speak on the same theme and lead to the same
meaning and purpose, even though the verses were revealed in place, point ,
and different ways, as well as scattered in various letters.
This study focuses on discussions with a library research approach,
because all data sources come from written data that are directly or indirectly
related to the topics discussed. To obtain the validity of the data and
information, this study used two sources, namely primary sources and
secondary sources. The main sources used are the Qur'an and Hadith. The
secondary sources used are literature related to the sources of the study of the
Qur'an for adult education, both those from books of interpretation, various
mu'jam (dictionaries), Islamic and general studies books, encyclopedias, and
digital information sources.
The data obtained were analyzed in four stages that run in a cyclical
manner as follows: First, choosing content verses that contain the meaning of
family education, seen from two aspects of the birth verse or asbabun nuzul
aspects, or it can also be seen from two aspects. at the same time, namely the
aspect of the meaning of the birth of the verse and the reasons for its descent.
Second, determining the basic meaning or birth of the verse related to the
meaning of language or semantic meaning which is an important part of the
term, while the meaning of nasyid is an additional meaning that occurs,
because the term is related to the meaning of the context of the sentence in
which the term is located. Third, analyze the intent and purpose of the verses
related to the themes discussed, then formulate a new theory for each sub-
discussion that is packaged from the analysis. Fourth, conclude that the
findings of the verse are analyzed by making the concept of the Qur'an a
solution in answering the problems contained in the formulation of the
research problem.
Translation
Objek penelitian ini adalah ayat-ayat Alquran, maka pendekatan yang
dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan ilmu tafsir. Disamping itu juga
diperlukan pendekatan ilmu pendidikan dan filsafat pendidikan Islam.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tafsir
tematik, yaitu metode penafsiran tafsir yang dilakukan dengan
mengumpulkan semua ayat Al-Qur'an yang berbicara dengan tema yang sama
dan mengarah pada pengertian dan tujuan yang sama, sekalipun ayat-ayat
turun di tempat, titik, dan cara yang berbeda, serta tersebar di berbagai surat.
Penelitian ini berfokus pada pembahasan dengan pendekatan
penelitian kepustakaan, karena semua sumber data berasal dari data tertulis
yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan topik yang
dibahas. Untuk memperoleh keabsahan data dan informasi, penelitian ini
menggunakan dua sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber
utama yang digunakan adalah Al-Qur'an dan Hadits. Sumber sekunder yang
digunakan adalah literatur yang berkaitan dengan sumber kajian Al-Qur'an
pendidikan orang dewasa, baik yang berasal dari kitab tafsir, berbagai mu'jam
(kamus), buku-buku kajian Islam dan umum, ensiklopedia, dan sumber
informasi digital.
Data yang diperoleh dianalisis dengan empat tahapan yang berjalan
secara siklus sebagai berikut: Pertama, memilih ayat-ayat kandungan yang
mengandung makna pendidikan keluarga, dilihat dari dua aspek ayat
kelahiran atau aspek asbabun nuzul, atau dapat juga dilihat dari dua aspek.
sekaligus, yaitu aspek makna lahirnya ayat dan sebab-sebab turunnya. Kedua,
menentukan makna dasar atau lahirnya ayat yang berkaitan dengan makna
bahasa atau makna semantik yang menjadi bagian penting dalam istilah,
sedangkan makna nasyid adalah makna tambahan yang terjadi, karena istilah
itu berkaitan dengan makna konteks kalimat di mana istilah itu berada.
Ketiga, menganalisis maksud dan tujuan ayat-ayat yang berkaitan dengan
tema yang dibahas, kemudian merumuskan teori baru pada setiap sub
pembahasan yang dikemas dari analisis tersebut. Keempat, menyimpulkan
temuan ayat dianalisis dengan menjadikan konsep Al-Qur'an sebagai solusi
dalam menjawab permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah
penelitian.

D. Result and Discussion


Aspects of Family Education in the Qur'an
1. The purpose of family education in the Qur'an
a. Maintain and affirm the nature of children. (Surat ar-Rum/30:30)
b. Creating a generation of strong believers. (Surat an-Nisa'/4: 9)
c. Creating children who become qurrata a'yun. (Surat al-Furqan/25: 74)
d. Creating good children. (Surat al-A'raf/7:189)
e. Save the family from the punishment of hell. (Surat at-Tahrim/66: 6)
f. Make children a grateful servant of God. (Surat Luqman/31:12)
g. Create to be a servant of God whom He loves. (Surat azzariyat/51:56)
h. Parents as Educators in Family Education
2. Children as students in family education have the following facts.
a. Every child is born helpless
b. Every child should not be left immature
c. Each child lives in a different culture and culture
3. Family education materials in the Qur'an
a. Faith education (QS. Luqman verse 12)
b. Educational worship. (Surah Luqman verse 17 and QS. al-Isra'/17:23)
c. Moral education (QS. Luqman verse 18)
4. Family Education Methods
a. Story method (Surat al-Baqarah/2: 67-73)
b. Method of habituation (Surat ar-Rum/30: 30)
c. The exemplary method (al-Uswah al-Hasanah)
d. Method of al-'Ibrah (teaching) wa al-Mau'izah (advice)
e. Attention method
f. Method of targib (motivation) wa tarhib (punishment)
5. Evaluation of family education in the Qur'an
Evaluation of family education in the Qur'an is to find out whether
the material for family education as stated in the Qur'an Surah Lukman
verse 12- 19 have been owned and practiced by children in the family
environment.
From verse 12-19 it can be seen that the family education
materials evaluated are as follows:
a. Evaluation of material related to aspects of faith, as illustrated in
verses 12, 13, and 16.
b. Evaluation of learning materials about kindness to parents, as
illustrated in paragraphs 14 and 15.
c. Evaluation of materials related to worshiping Allah, especially in
prayer, as seen in verse 17.
d. Evaluation of material related to noble character, as illustrated in
paragraphs 18 and 19.
With the completion of the evaluation of education in the family,
it is hoped that this will provide feedback to parents as educators in the
family.
6. The principle of family education in theQur'an
Islamic requires both parents to care for, nurture and educate
children in accordance with the will or orders of Allah SWT. In this
perspective, the obligations of parents to children are as follows:
a. When a new child is born parents are advised to clean and wipe his
mouth with dates or other and pray for good luck to get a blessing.
(Abu Dawud 4300).
b. On the seventh day of the birth of a child, parents are encouraged to
perform aqiqah, give a good name, and shave their hair. (Surah Ali
Imran/3:36).
c. Carry out circumcision. (Surat an-Nahl/16:123).
d. Does not discriminate between boys and girls. (Surat an-Nahl/16:90).
e. Give a lawful life. (Surat al-Baqarah/2:233).
f. Love children. QS. Ali Imran / 3: 140).
g. Pray for the child with a good prayer. (Surat al-Furqan / 25: 74).
h. Carry out religious orders and forbid them from things that are
forbidden. (Surat Taha: 132).
i. Be careful with children. (Surah Tagabun/64:14).
j. Educate children to be kind to their parents. (Surat an-Nisa'/4:36).
k. Save him from the torment of Hell. (Surat At-Tahrim/66:6).
l. Parents must set a good example (Surah Al-Ahzab/33:21).
m. Choose a good friend for the child. (Surat al-An'am/6:68).
n. Protect them from all things that are harmful to body and mind.
o. Marrying children after they reach adulthood. (Surat al-Nahl/28:27).
p. Choose a wife who will be a good mother for her children when she
wants to get married.
7. The application of Al-Qur'an family education in today's
Application of family education is as follows:
a. Teach children about the pillars of faith, the pillars of Islam, and
manners and tell them to memorize.
b. Educate children to always love Allah, be supervised by Allah, ask for
help and have faith in Allah.
c. Love the Prophet Muhammad SAW, his family and companions.
d. To teach the Qur'an to children.
e. Instilling a sense of humility, piety and 'ubudiyah to Allah.
f. Educate the firmness of faith and be ready to sacrifice to defend it.
g. Teach children ablution, and clean dirt from body clothes.
h. Teach and train children to carry out the prayer command.
i. Train children to fast.
j. Train and invite children to do good deeds.
k. Introducing Hajj to children from an early age.
l. Familiarize children with dhikr, especially after the prayer.
m. Train children to pray for Allah's forgiveness for the sins of their
parents, as stated in the Qur'an. (Surah Ibrahim/14:41; QS.Nuh/71:28;
QS.Al-Isra'/ 17:24; QS.Al-Ahqaf/46:15)
Translation
Aspek Pendidikan Keluarga dalam Al-Qur'an
1. Tujuan pendidikan keluarga dalam Al-Qur'an
a. Menjaga dan menegaskan fitrah anak. (QS. ar-Rum/30:30)
b. Menciptakan generasi yang beriman kuat. (QS. an- Nisa'/4: 9)
c. Menciptakan anak yang menjadi qurrata a'yun. (QS. al-Furqan/25: 74)
d. Menciptakan anak yang baik. (QS. al-A'raf/7:189)
e. Selamatkan keluarga dari azab neraka. (QS. at-Tahrim/66: 6)
f. Jadikan Anak sebagai hamba Tuhan yang bersyukur. (QS.
Luqman/31:12)
g. Menciptakan untuk menjadi hamba Tuhan yang Dia cintai. (QS.
azzariyat/51:56)
h. Orang Tua Sebagai Pendidik dalam Pendidikan Keluarga
2. Anak sebagai pelajar dalam pendidikan keluarga memiliki fakta-fakta
sebagai berikut.
a. Setiap anak terlahir tak berdaya
b. Setiap anak tidak boleh dibiarkan tidak dewasa
c. Setiap anak hidup dalam budaya dan budaya yang berbeda
3. Materi pendidikan keluarga dalam Al-Qur’an
a. Pendidikan iman (QS. Luqman ayat 12)
b. Ibadah pendidikan. (QS. Luqman ayat 17 dan QS. al-Isra'/17:23)
c. Pendidikan akhlak (QS. Luqman ayat 18)
4. Metode Pendidikan Keluarga
a. Metode cerita (QS. al-Baqarah/2: 67-73)
b. Metode pembiasaan (QS. ar-Rum/30: 30)
c. Metode keteladanan (al-Uswah al-Hasanah)
d. Metode al-'Ibrah (pengajaran) wa al-Mau'izah (nasihat)
e. Metode perhatian
f. Metode targib (motivasi) wa tarhib (hukuman)
5. Evaluasi pendidikan keluarga dalam Al-Qur'an
Evaluasi pendidikan keluarga dalam Al-Qur’an adalah untuk
mengetahui apakah materi pendidikan keluarga sebagaimana tertuang
dalam al-Qur’an surat Lukman ayat 12-19 sudah dimiliki dan diamalkan
oleh anak dalam lingkungan keluarga.
Dari ayat 12-19 terlihat bahwa materi pendidikan keluarga yang
dievaluasi adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi materi yang berkaitan dengan aspek iman, seperti yang
tergambar pada ayat 12, 13, dan 16.
b. Evaluasi materi pembelajaran tentang kebaikan kepada orang tua,
seperti yang tergambar pada ayat 14 dan 15.
c. Evaluasi materi yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah khususnya
dalam doa, seperti yang terlihat pada ayat 17.
d. Evaluasi materi yang berkaitan dengan akhlak mulia, seperti yang
tergambar pada ayat 18 dan 19.
Dengan selesainya evaluasi pendidikan dalam keluarga diharapkan
menjadi umpan balik kepada orang tua sebagai pendidik dalam keluarga.
6. Prinsip pendidikan keluarga dalam Al-Qur'an
Islam mewajibkan kedua orang tua untuk memelihara, mengasuh
dan mendidik anak sesuai dengan kehendak atau perintah Allah SWT.
Dalam perspektif ini, kewajiban orang tua terhadap anak adalah sebagai
berikut:
a. Ketika anak baru lahir orang tua dianjurkan untuk membersihkan dan
menyeka mulutnya dengan kurma atau lainnya dan berdoa agar
keberuntungan mendapatkan berkah. (Abu Dawud 4300).
b. Pada hari ketujuh kelahiran seorang anak, orang tua dianjurkan untuk
melaksanakan aqiqah, memberi nama yang baik, dan mencukur
rambutnya. (QS. Ali Imran/3:36).
c. Melaksanakan khitan. (QS. An-Nahl/16:123).
d. Tidak membeda-bedakan anak laki-laki dan perempuan. (QS. An-
Nahl/16:90).
e. Memberikan kehidupan yang halal. (QS. Al-Baqarah/2:233).
f. Cintai anak-anak. QS. Ali Imran / 3: 140).
g. Doakan anak dengan doa yang baik. (QS. Al-Furqan / 25: 74).
h. Melaksanakan perintah agama dan melarangnya dari hal-hal yang
diharamkan. (QS. Taha: 132).
i. Hati-hati dengan anak-anak. (QS.Tagabun/64:14).
j. Mendidik anak untuk berbuat baik kepada orang tuanya. (QS. An-
Nisa'/ 4:36).
k. Jauhkan dia dari siksa Neraka. (QS. At-Tahrim/66:6).
l. Orang tua harus memberi contoh yang baik (QS. Al-Ahzab/33:21).
m. Memilihkan teman yang baik untuk anak. (QS. Al-An'am/6:68).
n. Lindungi mereka dari segala hal yang berbahaya bagi tubuh dan
pikiran.
o. Menikahkan anak setelah mereka mencapai usia dewasa. (QS. Al-
Nahl/28:27).
p. Pilihkan istri yang menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya kelak,
ketika ia hendak menikah.
7. Pengaplikasian pendidikan keluarga Al-Qur'an di masa kini
pengaplikasian pendidikan keluarga saat ini adalah sebagai berikut:
a. Ajari anak-anak tentang rukun iman, rukun Islam, dan sopan santun
dan menyuruh mereka untuk menghafal.
b. Mendidik anak untuk selalu cinta kepada Allah, diawasi Allah,
meminta pertolongan dan beriman kepada Allah.
c. Mencintai Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
d. Untuk mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak.
e. Menanamkan rasa rendah hati, takwa dan 'ubudiyah kepada Allah.
f. Mendidik keteguhan iman dan siap berkorban untuk
mempertahankannya.
g. Mengajarkan anak berwudhu, dan membersihkan kotoran dari pakaian
badan.
h. Mengajarkan dan melatih anak untuk melaksanakan perintah shalat.
i. Melatih anak berpuasa.
j. Latih dan ajak anak beramal baik.
k. Mengenalkan haji pada anak sejak dini.
l. Membiasakan anak berzikir terutama setelah selesai shalat.
m. Melatih anak untuk berdoa memohon ampunan Allah atas dosa orang
tuanya, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an. (QS. Ibrahim/14:41;
QS.Nuh/71:28; QS.Al-Isra'/ 17:24; QS.Al-Ahqaf/46:15)

E. Conclusion
The principles of family education contained in the Qur'an are faith
education, religious education, and moral education. The verse of the Qur'an
explains that the education obtained must be taught to children, namely: a) Do
good to parents. b) always give thanks to Allah. c) Communicate well with
parents. d) Following the pattern of the Prophet's life. e) Perform prayers. f)
enjoin on goodness. g) Be polite in communicating. j) not shirk. k) not
arrogant. l) Do not over do it in life.
Translation
Prinsip-prinsip pendidikan keluarga yang terkandung dalam Al-Qur'an
adalah pendidikan iman, pendidikan agama, dan pendidikan akhlak. Dari ayat
Al-Qur'an menjelaskan bahwa pendidikan yang diperoleh harus diajarkan
kepada anak-anak, yaitu: a) Berbuat baiklah kepada orang tua. b) selalu
bersyukur kepada Allah. c) Berkomunikasi dengan baik kepada orang tua. d)
Mengikuti pola kehidupan Nabi. e) Melaksanakan shalat. f) menyuruh pada
kebaikan. g) Bersikap sopan dalam berkomunikasi. j) tidak syirik. k) tidak
sombong. l) Tidak berlebihan dalam hidup.
ARTIKEL III
Children Education in the Islamic Family
A Study of Tuhfah Al Maudud Bi Ahkam Al Maulud by Ibn Qayyim Al
Jauziyyah (w. 751/1350)
MUHAMMAD IDRIS
2017

A. Abstract
This study aims to reveal how Ibn Qayyim al-Jawziyyah thought
about the education of children in Islamic families as in his paper Tuhfah al
Maudud bi Ahkam al Maulud. There are three formulations of the problem
proposed in this study, namely Pertama, what is the social and intellectual
condition of the author of the book Tuhfah al Maudud bi Ahkam al Maulud?
Second, what about the thoughts on the education of children in Islamic
families that are contained in the book Tuhfah al-Maudud bi Ahkam al-
Maulud? Third, how relevant is the idea to contemporary Islamic education?
This study is a literature study using a social history approach. The steps
taken in the collection of research data are First, collecting reference works
which are then grouped into two, namely primary and secondary sources;
Second, using content analysis methods; Third, compare all categories, both
major and minor; Fourth, after all data is categorized into major and minor
categories, conduct a review to ensure that the information is categorized
accordingly; Fifth, review the original text, and ensure that all the information
that needs to be categorized has been included; Sixth, material analysis,
interpretation, and meaning. Furthermore, Ibn al-Qayyim's thoughts on
children's education are analyzed with regard to their potential relevance to
education today. Findings of this study: First, where in the time of Ibn al-
Qayyim, political, social, and educational conditions were in an unstable
state. Second: education for children in Ibn al-Qayyim's thought as stated in
his paper Tuhfah al-Maudud bi Ahkam al Maulud consists of: moral
education for children; faith education for children; and worship education for
children. Third: education for children according to Ibn al-Qayyim's thought
is still relevant, as evidenced by the similarity of the discussion and practice
of education in the world today.
Translation
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana pemikiran Ibn
Qayyim al-Jawziyyah tentang pendidikan anak dalam keluarga Islam seperti
dalam makalahnya Tuhfah al Maudud bi Ahkam al Maulud. Ada tiga
rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu Pertama,
bagaimana kondisi sosial intelektual penulis kitab Tuhfah al Maudud bi
Ahkam al Maulud? Kedua, bagaimana pemikiran tentang pendidikan anak
dalam keluarga Islam yang tertuang dalam kitab Tuhfah al-Maudud bi Ahkam
al-Maulud? Ketiga, seberapa relevan gagasan tersebut dengan pendidikan
Islam kontemporer? Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan
menggunakan pendekatan sejarah sosial. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam pengumpulan data penelitian adalah Pertama, mengumpulkan karya-
karya referensi yang kemudian dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber
primer dan sekunder; Kedua, menggunakan metode analisis isi; Ketiga,
membandingkan semua kategori, baik mayor maupun minor; Keempat,
setelah semua data dikategorikan ke dalam kategori mayor dan minor,
lakukan review untuk memastikan bahwa informasi tersebut dikategorikan
sesuai; Kelima, menelaah kembali teks aslinya, dan memastikan bahwa semua
informasi yang perlu dikategorisasikan telah dicantumkan semuanya;
Keenam, analisis materi, interpretasi, dan makna. Selanjutnya, pemikiran Ibn
al-Qayyim tentang pendidikan anak dianalisis dengan memperhatikan
relevansi potensial untuk pendidikan saat ini. Temuan penelitian ini: Pertama,
dimana pada masa Ibnu al-Qayyim, kondisi politik, sosial, dan pendidikan
berada dalam keadaan yang labil. Kedua: pendidikan untuk anak dalam
pemikiran Ibn al-Qayyim sebagaimana tertuang dalam makalahnya Tuhfah
al-Maudud bi Ahkam al Maulud terdiri dari: pendidikan akhlak bagi anak;
pendidikan akidah untuk anak; dan pendidikan ibadah bagi anak-anak.
Ketiga: pendidikan untuk anak menurut pemikiran Ibn al-Qayyim masih
relevan, dibuktikan dengan kesamaan pembahasan dan praktik pendidikan di
dunia sekarang ini.

B. Introduction
Undoubtedly today with the rapid development of technology as a
sign of the era of globalization has made most parents anxious about the
development of their children. They feared their son would fall into moral and
mental decline. Therefore, if the wrong policy in providing education, the
child's life will be far from the good expectations of parents. He will be
trapped in patterns of consumerism, hedonism, moral decay, and weak
personalities. Of course, not every parent wants that.
Data from the last ten years reported by agencies that study teen lives
show a worrying situation. This worrying situation indicates that there are
errors in education, especially in the family.
Therefore Islam has offered a solution to this problem. His teachings
contained in the Qur'an and hadith have given considerable enlightenment
and attention in the field of children's education. In Islam, parents must pay
attention to every phase of the child's development since it is still in the
womb, birth, rada`ah (breastfeeding), childhood, adolescence, to adulthood.
C. This study aims to determine the social and intellectual condition of the
book Tuhfah al-Maudud bi Ahkam al-Maulud; the idea of educating
children in Islamic families contained in the book Tuhfah al-Maudud bi
Ahkam al-Maulud; as well as the relevance of such thinking to Islamic
education today.
Translation
Tidak dapat dipungkiri saat ini dengan pesatnya perkembangan
teknologi sebagai tanda era globalisasi telah membuat sebagian besar orang
tua cemas terhadap perkembangan anaknya. Mereka takut anaknya terjerumus
ke dalam kemerosotan moral dan mental. Oleh karena itu, jika salah
menentukan kebijakan dalam memberikan pendidikan, kehidupan anak akan
jauh dari harapan baik orang tua. Ia akan terjebak dalam pola konsumerisme,
hedonisme, kerusakan moral, dan kepribadian yang lemah. Tentunya hal
tersebut tidak diinginkan oleh setiap orang tua.
Data sepuluh tahun terakhir yang dilaporkan oleh lembaga yang
meneliti kehidupan remaja menunjukkan situasi yang memprihatinkan.
Situasi yang mengkhawatirkan ini mengindikasikan adanya kesalahan dalam
pendidikan, khususnya di keluarga.
Oleh karena itu Islam telah menawarkan solusi untuk masalah ini.
Ajarannya yang terkandung dalam Al-Qur'an dan hadits telah memberikan
pencerahan dan perhatian yang cukup besar di bidang pendidikan anak.
Dalam Islam orang tua wajib memperhatikan setiap fase perkembangan anak
sejak masih dalam kandungan, kelahiran, rada`ah (menyusui), masa kanak-
kanak, remaja, hingga dewasa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial intelektual
kitab Tuhfah al-Maudud bi Ahkam al-Maulud; gagasan pendidikan anak
dalam keluarga Islami yang tertuang dalam kitab Tuhfah al-Maudud bi
Ahkam al-Maulud; serta relevansi pemikiran tersebut dengan pendidikan
Islam dewasa ini.

D. Research Methodology
This study was conducted using a historical and social approach
because children's education is directly related to the relationship between the
parties involved in intellectual activities and the general public. With this
approach, this study uses the following steps:
1. Collect reference works or sources of research data
2. Conduct a comprehensive study of the work that is the object of research
by using content analysis methods. There are several steps used in the
content analysis method:
a. Read the text and take note of the necessary information.
b. Categorize each item according to a cognate theme.
c. Compare all major or minor categories.
d. Once all data has been categorized into major and minor categories,
review it to ensure that the information is categorized accordingly.
e. Double -check the original text and make sure that all the information
that needs to be categorized has been listed.
f. Material analysis, interpretation, and meaning.
Translation
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sejarah dan
sosial karena pendidikan anak berkaitan langsung dengan keterkaitan antara
pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan intelektual dan juga masyarakat
luas. Dengan pendekatan tersebut, penelitian ini menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan karya-karya referensi atau sumber data penelitian
2. Melakukan kajian secara menyeluruh terhadap karya yang menjadi objek
penelitian dengan menggunakan metode analisis isi. Ada beberapa
langkah yang digunakan dalam metode analisis isi:
a. Membaca teks dan mencatatan informasi yang diperlukan.
b. Mengkategorikan setiap item menurut tema serumpun.
c. Membandingkan semua kategori mayor atau minor.
d. Setelah semua data dikategorikan ke dalam kategori mayor dan minor,
kaji ulang untuk memastikan bahwa informasi tersebut dikategorikan
sesuai.
e. Periksa kembali teks asli dan pastikan bahwa semua informasi yang
perlu dikategorikan telah terdaftar semua.
f. Analisis materi, interpretasi, dan makna.

E. Result and Discussion


The thoughts of Ibn Qayyin Al-Jauziyah regarding the education of
children in the family include moral education for children, faith education
for children and worship education for children. In this article, we discuss
specifically about moral education for children. This moral education consists
of:
1. Loving children because of Allah SWT
2. Pray for children's happiness
3. Give a good name for the child
4. Wise in responding to all children's needs
5. Protecting and nurturing children from all negative things
6. Giving kisses to children as a physical form of parental affection and
love
7. Appreciate the interests and talents of children
8. Be childish to all children
9. Teach Tawhid to children to know Allah SWT
10. Introducing the Prophet and Possession to children
11. Introducing Heaven and Hell to Children
12. Doing Aqiqah for children
13. Shaving the child's hair and giving charity equal to the weight of the
shaved hair scales
14. Doing circumcision for boys
15. Giving girls ear piercings
16. Teach the obligation of prayer to children
Translation
Pemikiran Ibnu Qayyin Al-Jauziyah mengenai pendidikan danak
dalam keluarga mencakup pendidikan moral untuk anak, pendidikan akidah
untuk anak dan pendidikan ibadah untuk anak. Pada artikel ini, dibahas
khusus mengenai pendidikan moral untuk anak. Pendidikan moral ini terdiri
dari:
1. Mencintai anak karena Allah SWT
2. Berdoa untuk kebahagiaan anak
3. Memberikan nama yang baik untuk anak
4. Bijaksana dalam menanggapi segala kebutuhan anak
5. Menjaga dan memelihara anak dari segala hal negatif
6. Memberikan ciuman kepada anak sebagai bentuk fisik kasih sayang dan
cinta orang tua
7. Menghargai minat dan bakat yang dimiliki anak
8. Bersikap anak kepada seluruh anak
9. Mengajarkan Tauhid kepada anak untuk mengenal Allah SWT
10. Mengenalkan Nabi dan Rasuk kepada anak
11. Mengenalkan Surga dan Neraka kepada anak
12. Melakukan Aqiqah untuk anak
13. Mencukur rambut anak dan bersedekah senilai berat timbangan rambut
yang dicukur tersebut
14. Melakukan khitanan bagi anak laki-laki
15. Memberikan tindik pada telinga bagi anak perempuan
16. Mengajajarkan kewajiban Sholat kepada anak

F. Conclusion
Education for children in the thought of Ibn al-Qayyim as stated in his
paper Tuhfah al Maudud bi Ahkam al Maulud consists of: 1) moral
education: love and affection of children to God; Pray for the good of the
child; Give a good name to a child; Wise in responding to the child's needs;
Keep children away from negative things; Give the child a kiss; Bringing a
child in prayer even though the purity of his clothes is in doubt; Appreciate
children's interests and talents; And be fair to all children.
Translation
Pendidikan bagi anak dalam pemikiran Ibn al-Qayyim sebagaimana
tertuang dalam makalahnya Tuhfah al Maudud bi Ahkam al Maulud terdiri
dari: 1) pendidikan akhlak: cinta dan kasih sayang anak kepada Allah; Berdoa
untuk kebaikan anak; Memberi nama baik kepada anak; Bijaksana dalam
menanggapi kebutuhan anak; Jauhkan anak dari hal-hal negatif; Berikan
ciuman kepada anak itu; Membawa anak dalam shalat meskipun kesucian
pakaiannya diragukan; Menghargai minat dan bakat anak; Dan berlaku adil
untuk semua anak.

You might also like