You are on page 1of 15

LEMBAGA ADAT MELAYU RIAU PERIODE 2012-2017 DALAM MENEGAKKAN

IDENTITAS KOLEKTIF MASYARAKAT RIAU

By :Syu’ib/1001112183
Syuibidris1@gmail.com
Tutor : Dr. Hasanuddin, M.Si
Government Science Of The Faculty of Socical and Political Science
University of Riau
Soebrantas street, Pekanbaru
28293-Telp/Fax. 0761-63277

Abstraks

Customs institutions malays riau or LAM Riau has founded on 06 june


1970 with the spirit of to maintain and preserve customs malays riau. This study
attempts to knowledgeable about customs institutions malays riau 2012-2017
period in enforcing collective riau identity community.
This research using 7 the key informants comprising the government
riau , council members riau, the DPH LAM Riau and LAM district , the private
perusaahaan, the civil organitation of malays in riau and host of an organization
students .This research see what customs institutions malays riau 2012-2017
period in enforcing the identity of collective riau and see faktor-faktor an
impediment to enforce collective riau identity people .
This research result indicates activity undertaken by lam riau in
upholding collective identity masrakat riau.From this research result can be
inferred customary malay institution riau saw efforts to enforce collective
identity this must be supported by all parties in the form of a conservation done
in direct interaction , its cultural experience , and in the form of information
center that could difungsionalisasikan into the form of organising events malay
culture .

Keyword : Customary Malay Institution Riau, Society Collective Identity


Riau

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 1


keberagaman masyarakat Provinsi Riau
I semakin terlihat dari persentase etnis yang
PENDAHULUAN terdiri dari Melayu, Jawa, Minang, Batak,
1. Latar Belakang Banjar, Bugis, tiongha dan suku-suku
Dalam menjaga warisan dan lainnya. Hal ini dapat dilhat pada tabel
pelestarian identitas simbol melayu, berikut ini :
Lembaga Adat Melayu Riau (LAM) Daftar Tabel I.1
mengupayakan untuk menjaga, dan Etnis Yang Ada Provinsi Riau
melestarikan simbol identitas melayu dan Persentase
No Suku Jumlah
bekerjasama dengan pemerintahan Provins (%)
Riau dalam mencapai Visi dan Misi Riau 1 Melayu 2.103.659 37,74%
2025. Diantaranya kerjasama LAM RIAU 2 Jawa 1.431.598 25,05%
dengan pemerintah dapat terlihat dalam 3 Minang 672.621 11,26%
pelestarian budaya daerah yang terdapat 4 Batak 400.837 7,31%
dalam Peraturan Daerah Provinsi Riau No. 1 5 Banjar 191.787 3,78%
Tahun 2012 pada Bab IX Pasal 11 6 Bugis 139.26 2,27%
LAM Riau di setiap tingkatan berperan: 7 Sunda 103.012 1,6%
a. Melakukan inventarisasi aktifitas 8 Tiongha 188.897 3,72%
adat istiadat, seni dan nilai sosial Jumlah 5.726.241 100
budaya Daerah; Sumber data : Dokumentasi LAM Riau
b. Melakukan inventarisasi aset
kekayaan budaya dan peninggalan LAM Riau bekerjasama dengan
sejarah daerah; pemerintah Provinsi, berdasarkan peraturan
c. Melakukan penyusunan rencana dan daerah Provinsi Riau nomor 1 tahun 2012
pelaksanaan kegiatan pengelolaan tentang Lembaga Adat Melayu Riau pada
serta pengembangan aktifitas adat, bab V Pasal 6 mengenai Tujuan, disebutkan
seni/nilai sosial budaya daerah; dan beberapa tujuan dari Lembaga Adat Melayu
Melakukan penyusunan rencana dan Riau ialah.1 :
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan serta 1. LAM Riau bertujuan untuk
pendayagunaan aset kekayaan budaya dan menggali, membina, melestarikan,
peninggalan sejarah daerah. memelihara dan mengembangkan
Hubungan kerja sama LAM Riau nilai-nilai adat dan nilai-nilai sosial
dengan pemerintah daerah DPRD Provinsi budaya sebagai landasan
Riau adalah dalam pengambilan kebijakan, memperkuat dan memperkokoh jati
LAM Riau sudah memiliki peran dalam diri masyarakat Melayu.
proses pengambilan kebijakan, dalam 2. LAM Riau bertujuan melindungi dan
pembuatan rancangan Peraturan daerah membela hak-hak tradisional dan
(Perda). LAM Riau dilibatkan dalam proses konstitusional masyarakat adat,dan
pembuatan rancangan Peraturan daerah, nilai sosial budaya untuk
khususnya Peraturan daerah yang berkaitan kepentingan peningkatan
dengan budaya atau adat masyarakat Riau kesejahteraan lahiriah dan batiniah
Dilatar belakangi secara historis masyarakat Melayu Riau.
maka Pemerintah Provinsi Riau ingin 3. LAM Riau bertujuan mewujudkan
mempertahankan dan mengembangkan masyarakat adat dan nilai-nilai sosial
kebudayaan melayu sebagai identitas
kolektif masyarakat Riau.Karena 1
Perda Provinsi Riau No 01 Tahun 2012 Tentang
Lembaga Adat Melayu Riau

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 2


budaya yang maju, adil dan sejahtera merupakan suatu majelis yang berfungsi
dalam tatanan masyarakat madani. sebagai :
a. Suatu unsur pucuk pimpinan Lembaga
Seiring dengan berakhirnya Adat Melayu Riau yang berperan
Pemerintahan orde baru maka Provinsi Riau sebagai pemberi petuah dalam hal
dengan segera menetapkan visi dan misi ikhwal adat dan hukum adat, serta
Provinsi Riau yang semula tahun 2020 memberikan pertimbangan, pemikiran
diperpanjang menjadi tahun 2025, dan pemecahan masalah yang dihadapi
perpanjang visi dan misi Riau 5 tahun masyarakat adat Melayu Riau.
kedepannya, disesuaikam dengan undang- b. Memberikan pertimbangan, persetujuan
undang nomor 17 tahun 2007 , dimana dan pengendalian terhadap kebijakan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang atau program yang dilaksanakan Dewan
Daerah (RPJPD) di samakan dengan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat
Rencana Pembangunan Jangkan Panjang Melayu Riau.
Nasional tahun 2025 (RPJPN), yang c. Pertimbangan, nasehat dan petuah dari
tertuang dalam Perda nomor 36 Tahun 2001 Majelis Kerapatan Adat LAM Riau
yang berbunyi : “Terwujudnya Provinsi dijadikan acuan utama oleh Dewan
Riau sebagai Pusat Perekonomian dan Pimpinan Harian
Kebudayaan Melayu dalam lingkungan
masyarakat yang agamis, sejahtera lahir Adapun hubungan kerja antara
bathin, di Asia Tenggara Tahun 2020”. Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM Riau
dengan Dewan Pimpinan Harian (DPH)
Berdasarkan AD/ART Lembaga LAM Riau adalah hal-hal yang berhubungan
Adat Melayu Riau dijelaskan terdapat dengan petuah, amanah, program umum dan
Dewan Kehormatan Adat (DKA-LAM kebijakan yang ditetapkan oleh Majelis
Riau), Majelis Kerapatan Adat (MKA-LAM Kerapatan Adat (MKA) LAM Riau bersama
Riau), dan juga Dewan Pimpinan Harian dengan DPH LAM Riau sebagai pelaksana.
(DPH-LAM Riau).
Anggota Majelis Kerapatan Adat
1. Dewan Kehormatan Adat LAM Riau (MKA) LAM Riau dipilih dengan prinsip
Dewan Kehormatan Adat (DKA) musyawarah dan mufakat dalam
Lembaga Adat Melayu Riau berfungsi Musyawarah Besar (MUBES) LAM Riau
sebagai unsur persebatian Lembaga Adat untuk masa jabatan 5 tahun, anggota MKA
Melayu Riau dengan tetua adat dan tokoh LAM Riau terdiri dari :
masyarakat Melayu Riau yang dapat
memberikan tunjuk ajar, petuah amanah 1. Unsur pemangku dan pemuka adat
dalam melaksanakan kegiatan Lembaga Melayu Riau, Alim Ulama, Cerdik
Adat Melayu Riau. Anggota Dewan Cendikia terutama yang berada di Ibukota
Kehormatan Adat (DKA) dipilih dengan Provinsi Riau, dengan jumlah yang
prinsip musyawarah mufakat dalam disesuaikan.
musyawarah besar (MUBES-LAM Riau). 2. Unsur-unsur anggota Majelis Kerapatan
Adat (MKA) LAM Riau sedapat
2. Majelis Kerapatan Adat (MKA-LAM mungkin harus mencerminkan unsur
Riau) perwakilan Kabupaten/Kota, Kawasan
Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat dalam daerah Riau.
Adat Melayu Riau (MKA-LAM Riau)

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 3


Jumlah kepengurusan Majelis 2. Apa saja faktor-faktor yang
Kerapatan Adat (MKA) LAM Riau menghambat upaya menegakkan
disesuaikan dengan keperluan, susunan identitas kolektif masyarakat Riau?
Pimpinan Majelis Kerapatan Adat (MKA) B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
LAM Riau terdiri dari : 1. Tujuan Penelitian
1. Ketua Umum MKA LAM Riau a. Mendeskripsikan upaya yang
2. Para Ketua dilakukan Lembaga Adat Melayu
3. Sekretaris Umum Riau dalam menegakkan identitas
4. Para Sekretaris kolektif masyarakat Riau.
5. Anggota-anggota MKA b. Mendeskripsikan faktor-faktor yang
Harapan untuk menjadikan daerah menghambat dalam upaya
Riau sebagai pusat Budaya Melayu se-Asia menegakkan identitas kolektif
Tenggara ini merupakan terget baru yang masyarakat Riau.
sedang dibidik oleh Lembaga Adat Melayu 2. Manfaat Penelitian
(LAM) Riau dan menjadi komitmen baru a. Kegunaan Akademis
dalam rangka pencapaian visi dan misi Riau Secara akademis hasil
2025. penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya khasanah ilmu
Dengan demikian kelompok pengetahuan khususnya dalam
kepengurusan LAM Riau diisi oleh tokoh- bidang ilmu pemerintahan dan dapat
tokoh berpengaruh di Riau, namun saat ini digunakan sebagai acuan dalam
belum terlihat tanda-tanda bahwa budaya melakukan penelitian secara lebih
melayu menjadi identitas kolektif bersama lanjut, terutama meneliti yang
masyarakat Riau. Hal tersebut terbukti berkaitan dengan identitas kolektif
dengan kurangnya kesadaran dari setiap masyarakat Riau.
orang yang melakukan urbanisasi ke b. Kegunaan Praktis
provinsi Riau bahwa mereka berada Secara praktis hasil penelitian
diwilayah yang memiliki budaya dan adat ini diharapkan dapat menjadi bahan
istiadat Melayu. Berdasarkan gejala yang masukan dan menambah
penulis uraikan di atas, maka penulis tertarik pemahaman masyarakat dan instansi
untuk mengangkat permasalahan ini dalam terkait yang mempunyai wewenang
sebuah penelitian dalam bentuk karangan dan tanggungjawab mengenai
ilmiah yang berjudul “Lembaga Adat pengembangan dan pelestarian
Melayu Riau Periode 2012-2017 Dalam identitas kolektif masyarakat Riau.
Menegakkan Identitas Kolektif
Masyarakat Riau”. 4.Manfaat penelitian
A. Perumusan Masalah Manfaat dari penelitian adalah :
1. Memberikan sebuah informasi tentang
Berdasarkan latar belakang kondisi budaya melayu (bahasa melayu)
masalah di atas, maka dapat dirumuskan kepada masyarakat umumnya dan para
permasalahannya adalah : akedemisi khususnya untuk menjadikan
1. Bagaimanakah Lembaga Adat melayu salah satu referensi guna penelitian yang
Riau dalam menegakkan identitas berkaitan dengan budaya melayu di kota
kolektif masyarakat Riau? pekanbaru.
2. Memberikan sumbang dan saran kepada
masyarakat serta pemerintah agar dunia

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 4


pendidikan ini menjadi modal bagi isyarat-isyarat, tanda-tanda atau simbol-
masyarakat dalam menyambut era simbol dengan bahasa yang dipahami dan
persaingan dan globalisasi agar mampu dapat dimengerti.
bersaing.
3. Proses Komunikasi
C. Tinjauan Terdahulu Pada dasarnya proses komunikasi
Negara dan Masyarakat Sipil Study adalah proses penyampaian pemikiran atau
hubungan pemerintah daerah Riau dengan gagasan seseorang kepada orang lain.
Lembaga Adat Melayu Riau (LAM Riau) Menurut widjaja (1999:22),
yang dilakukan oleh Bakhri Efendi dan
Penelitian Tri Ananda Putri (2014), E. Definisi Konseptual
penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) 1. Lembaga Adat Melayu Riau adalah
Strategi pemerintah kota Pekanbaru dalam lembaga kemasyarkatan yang
mengembangkan kebudayaan melayu sejauh didirikan pada tahun 1970 di Kota
ini hanya terfokus pada penampilan fisik Pekanbaru dengan tujuan
tanpa memperhatikan unsur nilai yang mempertahankan nilai-nilai adat
terkandung didalamnya. istiadat Melayu Riau dari terpaan
budaya yang datang dari luar Riau.
D. Kerangka Teori 2. Identitas yaitu Jatidiri yang identik
Menurut Snelbecker, mendefenisikan pada suatau yang khas dan memiliki
teori sebagai seperangkat proposisi yang hal yang mengandung nilai-nilai luhur.
berinteraksi secara sintaksi (yaitu yang 3. Kolektif yaitu sesuatu yang dilakukan
mengikuti aturan tertentu yang dapat secara bersama atau secara gabungan.
dihubungkan secara logis dengan lainnya 4. Masyarakat Riau ialah penduduk yang
dengan data atas dasar yang dapat diamati) terdaftar sebagai orang yang
dan berfungsi sebagai wahana untuk berdomisili diprovinsi Riau dengan
meramalkan dan menjelaskan fenomena memiliki kartu tanda penduduk.
yang diamati.2 5. Identitas Kolektif Masyarakat Riau
Berdasarkan hal tersebut, maka berikut ini adalah Jatidiri yang secara bersama-
akan dikemukakan beberapa teori yang sama dimiliki oleh masyarakat Riau
berhubungan dengan masalah penelitian ini, dengan penuh kesadaran untuk
yaitu : mempertahankan dan melestraikan
nilai-nilai budaya melayu Riau dalam
1. Kelompok kepentingan (Interest konteks Tata Busana dan Bentuk
Group) Rumah Adat Melayu Riau.
Kelompok kepentinganadalah setiap 6. Kebijakan adalah keputusan yang di
organisasi yang berusaha mempengaruhi buat oleh lembaga pemerintah yang
kebijaksanaan pemerintah, tanpa bertujuan untuk menyelesaikan
berkehendak memperoleh jabatan publik. permasalahan-permasalahan yang
terjadi di masyarakat seperti,
2. Komunikasi kebijakan mengatasi dan membela
Menurut Soewarno (2001), hak-hak masyarakat adat dan budaya
komunikasi adalah perpindahan informasi masyarakat tempatan untuk
dari seseorang kepada orang lain melalui terwujudnya visi Riau 2020.
7. Implementasi adalah suatu penerapan
2
Lexy J. Moleong. Metodologi penelitian kualitatif. atau pelaksanaan Peraturan Daerah
(Bandung :PT Remaja Rosdakarya,2005) hal.57 Provinsi Riau Nomor 36 Tahun 2001

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 5


dan Peraturan Daerah Provinsi Riau b. Data Sekunder
nomor 1 Tahun 2012 tentang Lembaga Data yang diperoleh dari pihak kedua.
Adat Melayu Riau. Adapun data sekunder berupa data yang
tertulis dari buku-buku, media massa,
F. Metode Penelitian peraturan perundang-undangan dan laporan-
1. Pendekatan dan Teknis Penelitian laporan seperti Peraturan Daerah Provinsi
Metode penelitian yang di gunakan Riau tahun 2012 tentang Lembaga Adat
penulis dalam penelitian ini adalah metode Melayu Riau.
pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu suatu
metode untuk meneliti status kelompok 4. Sumber Data Penelitian
manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem a. Wawancara
pemikiran, atau suatu kelas peristiwa pada Wawancara adalah percakapan
masa sekarang3. Untuk keperluan analisis dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dalam penelitian ini, penulis membutuhkan dilakukan oleh dua pihak, yaitu
gambaran atau deskripsi berupa data pewawancara (interviewer) yang
sekunder, seperti data yang tertulis dari mengajukan pertanyaan dan terwawancara
buku-buku, media massa, dokumen dan (interviewee) yang memberikan jawaban
peraturan perundang-undangan. Kemudian atas pertanyaan tersebut.4
setelah data-data terkumpul dilakukan b. Observasi
dengan menganalisa data dan fakta yaitu Observasi adalah metode
sebagai sebuah proses pemecahan suatu pengumpulan data melalui pengamatan
masalah yang diteliti dengan menerangkan langsung secara cermat dan langsung di
keadaan sebuah objek penelitian lapangan atau lokasi penelitian.Dalam hal
berdasarkan fakta-fakta atau fenomena yang ini, peneliti dengan berpedoman kepada
ada dilapangan. desain penelitiannya perlu mengunjungi
lokasi penelitian untuk mengamati langsung
2. Lokasi Penelitian berbagai hal atau kondisi yang ada di
Penelitian ini dilakukan di Kota lapangan.
Pekanbaru, dengan fokus penelitian pada c. Dokumentasi
Lembaga Adat Melayu Riau. Pemilihan Dokumentasi merupakan teknik
lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) pengumpulan data yang tidak langsung
atas dasar pertimbangan bahwa Lembaga ditujukan pada subyek penelitian, namun
Adat Melayu merupakan salah satu pilar melalui dokumen. Dokumen yang
pendukung terwujudnya visi Riau dan digunakan dapat berupa laporan, media
instansi lainnya yang terkait dengan topik cetak, notulen rapat, peraturan dan undang-
penelitian yang mendukung ketersediaan undang terkait dengan masalah yang
data yang dibutuhkan dalam penelitian. diteliti.5
d. Informan
3. Jenis Data Informan adalah orang yang menjadi
a. Data Primer narasumber dalam penelitian atau orang
Data yang diperoleh langsung dari informan yang memberikan keterangan.Informan ialah
dan pihak-pihak yang berkaitan langsung suatu istilah orang yang memberikan data
dengan program yang mendukung
terwujudnya visi Riau 2025. 4
Lexy J. Moleong.Metodologi penelitian kualitatif.
(Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2005) hal 186.
3
Sujianto. Implementasi Kebijakan Publik :Konsep, 5
Iqbal Hasan. Metodologi Penelitian dan
Teori dan Praktik. (Pekanbaru : Alaf Riau, 2008), aplikasinya. (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002), hal.
hal. 34 87

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 6


dalam bentuk informasi yang diketahui. Kotamadya, yaitu Kotamadya Pekanbaru,
Dalam penelitian ini, Kabupaten Kampar, Indragiri Hulu,
Indragiri Hilir, Kepulauan Riau dan
Bengkalis.
II Seiring dengan berhembusnya “angin
GAMBARAN UMUM LOKASI reformasi’ telah memberikan perubahan
PENELITIAN yang drastis terhadap negeri ini, tidak
terkecuali di Provinsi Riau sendiri. Salah
A. Profil Provinsi Riau satu perwujudannya adalah dengan
1. Sejarah Provinsi Riau diberlakukannya pelaksanaan otonomi
Pembentukan Provinsi Riau ditetapkan daerah yang mulai di laksanakan pada
dengan Undang-undang Darurat Nomor 19 tanggal 1 Januari 2001. Hal ini berimplikasi
Tahun 1957, yang kemudian diundangkan terhadap timbulnya daerah-daerah baru di
dalam Undang-undang Nomor 61 tahun Indonesia, dari 27 Provinsi pada awalnya
1958. Sama halnya dengan Provinsi lain sekarang sudah menjadi 32 Provinsi. Tidak
yang ada di Indoensia, untuk berdirinya terkecuali Provinsi Riau, terhitung mulai
Provinsi Riau memakan waktu dan tanggal 1 Juli 2004 Kepulauan Riau resmi
perjuangan yang cukup panjang, yaitu mejadi Provinsi ke 32 di Indonesia, itu
hampir 6 tahun (17 Nopember 1952 s/d 5 berarti Provinsi Riau yang dulunya terdiri
Maret 1958). Dalam Undang-undang dari 16 Kabupaten/Kota sekarang hanya
pembentukan daerah swatantra tingkat I menjadi 12 Kabupaten/Kota. Kabupaten-
Sumatera Barat, Jambi dan Riau, Jo kabupaten tersebut adalah; (1) Kuantang
Lembaran Negara No 75 tahun 1957, daerah Singingi, (2) Inderagiri Hulu, (3) Inderagiri
swatantra Tingkat I Riau meliputi wilayah Hilir, (4) Pelalawan, (5) Siak, (6) Kampar,
daerah swatantra tingkat II, yaitu Bengkalis, (7) Rokan Hulu, (8) Bengkalis, (9) Rokan
Kampar, Indragiri, Kepulauan Riau dan Hilir,(10) Rokan Hilir dan Kota (11)
Kotapraja Pekanbaru Pekanbaru, (12) Dumai.
Kota Pekanbaru ditetapkan sebagai
ibukota Provinsi Riau pada tanggal 20 2. Kondisi Geografis
Januari 1959 melalui Surat Keputusan Provinsi Riau secara geografis terletak
dengan No. Des.52/1/44-25, sementara pada jalur yang sangat strategis baik pada
realisasi pemindahan pemerintahan dari masa kini maupun pada masa yang akan
Tanjungpinang ke Pekanbaru dimulai pada datang karena terletak pada jalur
awal Januari 1960 dan mulai saat itu perdagangan Regional dan Internasional di
resmilah Pekanbaru menjadi ibukota. kawasan ASEAN melalui kerjasama IMT-
Kemudian dilakukan penyempurnaan GT dan IMS-GT. Setelah terjadi
aparatur pemerintahan dan batas-batas pemekaranan wilayah, Provinsi Riau yang
wilayah kabupaten. Ditambah dengan dulunya terdiri dari 16 Kabupaten/Kota
adanya hasrat rakyat dari beberapa daerah sekarang hanya tinggal 12 Kabupaten/Kota
seperti Indragiri Hilir, Rokan, Bagan Siapi- setelah Provinsi Kepulauan Riau terhitung 1
api dan lain-lain yang menginginkan supaya Juli 2004 resmi menjadi provinsi ke 32 di
daerah-daerah tersebut dijadikan Kabupaten, Indonesia.
maka oleh Pemerintah Daerah Provinsi Riau
pada tanggal 15 Desember 1962 dengan SK. 3. Jumlah Penduduk
No.615 tahun 1962 di bentuklah suatu Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah
panitia yang menghasilkan pembagian 5 dapat diukur dari tingkat kepadatan
(lima) buah daerah tingkat II dan satu buah penduduknya, semakin tinggi jumlah

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 7


penduduk maka semakin tinggi pula tingkat Riau pada tahun 2015 yang memeluk agama
kepadatan penduduknya dan begitu juga Islam berjumlah 5.105.892 jiwa atau 86.87%
sebaliknya.Kepadatan penduduk dapat dari 5.877.887 jiwa penduduk di Provinsi
dipengaruhi oleh faktor geografi (fisiologis, Riau. Diikuti oleh pemeluk agama Kristen
sumberdaya alam, iklim dan topografi) dan berjumlah 573.043 jiwa atau 9,74% dari
faktor demografi (natalitas, mortalitas dan total jumlah penduduk dan 2,28% pemeluk
migrasi). Pada tahun 2015, jumlah penduduk agama Buddha, 1,02% pemeluk agama
Provinsi Riau adalah 5.877.887 jiwa dengan Katolik, 0,01% pemeluk agama Hindu dan
luas wilayah 89.150,16 Km2. Sehingga, rata- 0,07% pemeluk kepercayaan lainnya.
rata kepadatan penduduk Provinsi Riau per
Juni 2015 adalah sebesar 65,93 6. Perekonomian
orang/Km2.Jumlah Peduduk Provinsi Riau Perkebunan yang berkembang adalah
yang tersebar di 12 Kabupaten/Kota per Juni perkebunan karet dan perkebunan kelapa
tahun 2015 mencapai 5.877.887jiwa yang sawit, baik itu yang dikelola oleh negara
terdiri dari 3.027.274jiwa penduduk laki-laki ataupun oleh rakyat.Selain itu juga terdapat
dan 2.850.613 jiwa penduduk perempuan. perkebunan jeruk dan kelapa.Untuk luas
lahan perkebunan kelapa sawit saat ini
4. Jumlah Etnis provinsi Riau telah memiliki lahan seluas
Keberagaman masyarakat Provinsi 1.34 juta hektare.Selain itu telah terdapat
Riau semakin terlihat dari persentase etnis sekitar 116 pabrik pengolahan kelapa sawit
yang terdiri dari Melayu, Jawa, Minang, (PKS) yang beroperasi dengan produksi
Batak, Banjar, Bugis, tiongha dan suku-suku coconut palm oil (CPO) 3.386.800 ton per
lainnya. Hal ini dapat dilhat pada tabel tahun.
berikut ini :
Tabel II.2 7. Perindustrian
Etnis Yang Ada Provinsi Riau Pada provinsi ini terdapat beberapa
No Suku Jumlah Persentase (%)
perusahaan berskala internasional yang
1 Melayu 2.103.659 37,74% bergerak di bidang minyak bumi dan gas
serta pengolahan hasil hutan dan
2 Jawa 1.431.598 25,05%
sawit.Selain itu terdapat juga industri
3 Minang 672.621 11,26% pengolahan kopradan karet.Beberapa
perusahaan besar tersebut di
4 Batak 400.837 7,31%
antaranyaChevron Pacific Indonesiaanak
5 Banjar 191.787 3,78% perusahaanChevron Corporation, PT. Indah
6 Bugis 139.26 2,27%
Kiat Pulp & Paper Tbk di Perawang, danPT.
Riau Andalan Pulp & Paper di Pangkalan
7 Sunda 103.012 1,6% Kerinci.
8 Tiongha 188.897 3,72%
B. Lembaga Adat Melayu Riau
Jumlah 5.726.241 100 1. Sejarah Pendirian
Melihat pentingnya menjaga adat istiadat
dan nilai-nilai para leluhur di tanah Melayu
Riau, oleh O.K Nizami Jamil bersama
5. Agama Djohan Syarifuddin mendatangi orang tua-
Selama tiga tahun terakhir, jumlah tua, pemuka adat melayu Riau yang masih
penduduk dikelompokan berdasarkan paham dan mengerti tentang adat istiadat
agama, terlihat bahwa penduduk Provinsi Melayu Riau. Kemudian O.K Nizami Jamil

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 8


bersama dengan Djohan Syarifuddin
menemui datuk Wan Abdul Rachman selaku III
Wakil Gubernur Riau, pemuka adat kerajaan PEMBAHASAN
siak yang pernah menjabat Datuk Bandar di
Propinsi Pekanbaru tahun 1939 pada masa A. Lembaga Adat Melayu Riau Dalam
kerajaan Siak, Pemerintahan Sultan Syarif Menegakkan Identitas Kolektif
Kasim II. Akhirnya pada tanggal 06 Juni Masyarakat Riau
1970 pemuka adat dan masyarakat yang Keberadaan budaya melayu semakin hari
ditemui diundang oleh Datuk Wan Abdul sangat meprihatinkan, di mana beberapa
Rachman untuk mengadakan pertemuan identitas budaya melayu mulai redup
dikantor Gubernur Riau, Pertemuan tersebut ditengah-tengah kehidupan
dipimpin langsung oleh Datuk Wan Abdul masyarakat.Lembaga Adat Melayu (LAM)
Rachman yang merupakan perpanjangan Riau sebuah organisasi mempunya tanggung
tangan Gubernur Riau. Dalam pertemuan itu jawab besar untuk menjaga, menegakkan
Datuk Wan Abdul Rachman menyampaikan identitas dan melestarikan kebudayaan
pesan dan maksud Bapak Gubernur Riau melayu itu sendiri.
bahwa perlu adanya perkumpulan Pemuka Pembinaan dan pengembangan upaya
Adat Melayu Daerah Riau yang berbentuk yang dilakukan Lembaga Adat Melayu
sebuah lembaga Adat Melayu Riau untuk (LAM) Riau bersama pemerintah daerah
menggalang persatuan, kesatuan, pendapat melalui dalam rangka pembangunan
dan fikiran guna menggali serta kebudayaan melayu adalah pelestarian.
membangkitkan batang terendam Adat Sebagaimana dijelaskan bahwa yang
Melayu Riau yang diwariskan oleh dimaksud dengan pelestarian adalah upaya
pendahulu Masyarakat Riau yang pernah menjaga dan memeliharan adat istiadat dan
berjasa dan berjaya memimpin negeri nilai sosial budaya masyarakat, terutama
Melayu. Setelah mendengar penyampaian nilai-nilai akhlak, moral dan adab yang
dan saran oleh Datuk Wan Abdul Rachman, merupakan inti dari adat istiadat, kebiasaan-
dengan suara bulat para pemuka masyarakat kebiasaan dalam masyarakat agar
yang diwakili oleh pemuka-pemuka adat keberadaannya tetap terjaga dan berlanjut.
dari kesatuan adat bekas kerajaan Melayu di Adapun diantara identitas kolektif
Riau bersepakat dan setuju dengan masyarakat Melayu Riau yang harus di
dibentuknya sebuah Lembaga Adat Melayu pertahankan dan ditegakkan dalam
Riau yang diberinama “Lembaga Adat masyarakat diantaranya sebagai berikut :
Daerah Riau”.6 Simbol-simbol dalam pakaian orang
melayu dapat menunjukkan identitas orang
2. Struktur Lembaga Adat Melayu melayu itu sendiri, mencerminkan status
Periode 2012-2017 seseorang seperti raja, hulubalang, rakyat
A. Dewan Kehormatan Adat LAM biasa, mencerminkan jati diri dan
Riau kepribadian orang melayu, Sebagai simbol
B. Majelis Kerapatan Adat LAM atau lambang keluhuruan seluruh
Riau masyarakat yang menunjukkan nilai-nilai
C. Dewan Pengurus Harian LAM sebagai manusia yang berperadaban.
Riau Dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur agama
islam, merupakan salah satu keagungan
Ok Nizami Jamil. Sejarah Lembaga Adat Melayu
6 budaya melayu dan merupakan puncak
Riau, (Pekanbaru,Lembaga Warisan Budaya Melayu kebudayaan melayu yang dapat kita
Riau,2011), hal. 7

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 9


saksikan sekarang ini. Nasional (PON) XVIII Tahun
2012 yang dilaksanakan di 10
1. Tata Busana Melayu kabupaten/kota di Provinsi Riau.
Bagi orang melayu, pakaian selain Dilaksanakan pada tanggal 09 s.d
berfungsi sebagai penutup aurat dan 17 Juli 2012.
pelindung tubuh dari panas dan dingin, juga - LAM Riau melakukan
mengisyaratkan lambang- pembinaan dan pendidikan
lambang.Lambang-lambang itu mewujudkan kepada kelompok
nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh Pemuda/Mahasiswa tentang
masyarakatnya. tatabusana dan tatakerama
Melayu.
Upaya yang di lakukan oleh b. LAM Riau Menjalin Hubungan
Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau dalam dengan Dinas Pendidikan
menegakkan identitas dan melestarikan Provinsi Riau
kebudayaan melayu di masyarakat melayau - Penandatanganan Iktiraf
Riau di antaranya :7 kesepahaman (Memorendum of
1. Pelestarian budaya melayu yang Understanding)/MoU antara
dilakukan dengan cara berinteraksi LAMR dan Dinas Pendidikan
langsung dengan masyarakat untuk Provinsi Riau.
memperkenalkan kebudayaan - Terbentuknya Perda nomor 12
dengan tujuan untuk Tahun 2013 tentang
menumbuhkan kesadaran penyelenggaraan Pendidikan.
masyarakat akan betapa Menetapkan mata pelajaran
pentingnya kebudayaan dalam budaya melayu menjadi muatan
kehidupan masyarakat. Misalnya lokal yang didalamnya akan
mengeluarkan kebijakan, diajarkan tentang identitas
memberikan sosialisasi, rapat kecil kolektif masyarakat Riau
ataupun seminar-seminar kecil termasuk tentang tata busana
tentang kebudayaan melayau Riau; Melayu Riau.
- Menghadiri Rapat Tim Penilai
a. LAM Riau menjalin hubungan Buku Muatan Lokal Budaya
kerjasama dengan Dinas Pemuda Melayu Riau.
dan Olahraga Provinsi Riau. - LAM Riau Merekomendasikan
- LAM Riau mekankan nama-nama yang berkompeten
penanaman tata busana melayu untuk mengajarkan muatan lokal
dalam menyambut tamu dari budaya melayu.
luar Riau pada setiap event- c. Membangun Kerjasama denga
event yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan
diprovinsi Riau Pariwisata Provinsi Riau.
- LAM Riau menjadi - Dinas Kebudayaan dan
narasumber penyampaian Pariwisata berhasil membuat
materi mengenai kebudayaan kesepahaman bersama untuk
Melayu Riau pada pelatihan memajukan dan menggemakan
Akomodasi Pekan Olahraga kebudayaan Melayu di Provinsi
7
Al Azhar, Ketua DPH Riau, wawancara, 22 Januari Riau dan merencanakan
2017 pelaksanaan festival budaya

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 10


Melayu di Tahun 2013. - LAM Riau memberi
- Dinas Kebudayaan dan pelatihan Tari persembahan
Pariwisata melibatkan LAM Riau untuk siswa dan guru-guru
dalam koordinasi bidang sekolah serta untuk sanggat tari.
kebudayaan dan pariwisata 3. Pelestarian budaya yang dilakukan
Provinsi Riau Tahun 2013. dengan cara membuat suatu pusat
- Dinas Kebudayaan dan informasi mengenai kebudayaan
Pariwisata melibatkan LAM Riau yang dapat difungsionalisasi
dalam rapat koordinasi kedalam berbagai bentuk.
pembangunan kemitraan Tujuannya adalah untuk edukasi
pariwisata Riau 2013. ataupun untuk kepentingan
- Dinas Pariwisata dan Ekonomi pengembangan kebudayaan itu
Kreatif Provinsi Riau membuat sendiri dan potensi kepariwisataan
Program pengembangan daerah sehingga menghasilkan
pariwisata berbasis budaya income bagi daerah. Diantaranya ;
dengan tagline Riau The a. LAM Riau menjalin kerjasama
Homeland of Melayu dengan media cetak.
- Beberapa media cetak
2. Pelestarian budaya yang dilakukan menampilkan tunjuk ajar melayu
dengan cara terjun langsung yang disampaikan oleh alm.
kedalam sebuah pengalaman Datuk Tenas Effendy.
kultural. contohnya, jika b. LAM Riau berkerja sama dengan
kebudayaan tersebut berbentuk perancang Website
tarian, maka masyarakat - Membuat laman LAMRiau.id
dianjurkan untuk belajar dan
berlatih dalam menguasai tarian
tersebut dan  melakukan 2. Bangunan Tradisional Melayu
regenarasi. Dengan demikian dalam Bagunan taradisional melayu
setiap tahunnya selalu dapat dijaga merupakan salah salah satu identitas
kelestarian budaya ini. kebudayaan melayu yang harus di jaga dan
Diantaranya ; dilestarikan.Dimana fungsi dan bentuk
a. LAM Riau bekerjasama dengan bangunan tradisional sebagai ciri khasnya,
Dinas Kebudayan dan Pariwisata disamping nilai-nilai Universal yang
Provinsi Riau dikandungnya.Demikian pula halnya dengan
- LAM Riau terlibat orang Melayu.Bahwa wilayah melayu yang
dikegiatan Dinas Kebudayaan besar itu mempunyai persamaan dan
dan pariwisata dalam rangka perbedaan jika diperhatikan lebih mendetail.
parade Tari Daerah Riau. Mengenai bentuk bangunan
- Dinas Pariwisata dan tradisional Melayu biasanya ditentukan oleh
Ekonomi Kreatif melibatkan bentuk atapnya sebagai berikut :9
Dewan Krajinan Nasional Daerah a. Rumah yang perabungnya lurus
untuk membuat tenun dan dipertengahan pucuk atap, dengan kedua
pakaian Melayu.8 bagian sisi atapnya curam ke bawah

8
Fahmizal, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi 9
M. Hasril Kamil, Pengurus LAM Kampar,
kreatif, Wawancara, 10 Mei 2017 wawancara, 2 Februari 2017

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 11


seperti huruf V terbalik disebut atap saksikan sekarang ini.
belah bubung, bubung Melayu atau
rabung Melayu.
b. Jika atapnya curam sekali disebut lipat
1. Pelestarian budaya melayu yang
pandan
dilakukan dengan cara berinteraksi
c. Jika atapnya mendatar disebut lipat
langsung dengan masyarakat untuk
kajang
memperkenalkan kebudayaan dengan
d. Jika bagian bawah atap umpamanya
tujuan untuk menumbuhkan kesadaran
diberi tambahan atap lain, disebut atap
masyarakat akan betapa pentingnya
labu, atap layar, atap bersayap atau atap
kebudayaan dalam kehidupan
beringgam
masyarakat. Misalnya memberikan
e. Jika perabung atap bangunan itu sejajar
sosialisasi, rapat kecil ataupun seminar-
dengan jalan raya, disebut dengan rumah
seminar kecil tentang kebudayaan
perabung panjang.
melayau Riau.
f. Sebaliknya jika terletak tidak sejajar
a. LAM Riau menjalin hubungan
disebut pula rumah perabung melintang.
kerjasama dengan Dinas PU Provinsi
g. Jika perabung bangunan itu melentik ke
Riau
atas pada kedua ujungnya maka disebut
- Melakukan pertemuan dengan Dinas PU
dengan rumah lontik, rumah pencelang,
Provinsi Riau mengenai seni bina
rumah lancang.
Melayu Riau.
h. Jika atap rumah lontik bertingkat maka
- Mendorong terbitnya Peraturan Daerah
disebut dengan rumah goral atau gerai.
Provinsi Riau Nomor 26 Tahun 2013
i. Rumah atap limas yang diberi tambahan
tentang Pelestarian Cagar Budaya yang
di bagian muka dan belakang dengan
kemudian Berhasil ditetapkan.
atap lain yang berbentuk limas pula
- LAM Riau menindaklanjuti kesepakatan
disebut limas penuh.
tentang bangunan gapura di jalan karet
j. Tapi jika atap tambahan itu berbentuk
pasar bawah Pekanbaru.
belah burung rumah itu disebut limas
2. Pelestarian budaya yang dilakukan
berabung melayu.
dengan cara terjun langsung kedalam
sebuah pengalaman kultural. contohnya,
Pada akhirnya simbol-simbol dalam
jika kebudayaan tersebut berbentuk
dunia Melayu dan begitu juga dengan
proses pembangunan, maka masyarakat
lambang-lambang dalam seni bangunan
dianjurkan untuk belajar dan berlatih
tradisional budaya Melayu dapat
dalam menguasai proses pembuatan
menunjukkan identitas orang Melayu itu
bangunan tersebut dan  melakukan
sendiri, mencerminkan status seseorang
regenarasi. Dengan demikian dalam
seperti raja, hulubalang, rakyat biasa dan
setiap tahunnya selalu dapat dijaga
lain-lain, dimana dapat mencerminkan jati
kelestarian budaya ini.
diri dan kepribadian orang melayu, sebagai
a. LAM Riau bersama Dinas Pariwisata
simbol atau lambang keluhuran seluruh
dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau
masyarakat yang menunjukkan nilai-nilai
- Melakukan pembinaan Seni Bangunan
sebagai manusia yang berperadaban dan
Melayu kepada Asosiasi Arsitektur
dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur agama
Indonesia untuk menghasilkan bangunan
Islam, merupakan salah satu keunggulan
ataupun interior yang bernuansa Melayu.
budaya Melayu dan merupakan puncak
3. Pelestarian budaya yang dilakukan
kebudayaan Melayu yang dapat kita
dengan cara membuat suatu pusat

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 12


informasi mengenai kebudayaan yang pengembangan Budaya Melayu.Kemudian
dapat difungsionalisasi kedalam LAM Riau juga melibatkan Pihak Swasta
berbagai bentuk. Tujuannya adalah untuk mendukung tegaknya Identitas
untuk edukasi ataupun untuk Kolektif Melayu didalam aktifitas
kepentingan pengembangan kebudayaan diperkantoran swasta.Seperti di BANK,
itu sendiri dan potensi kepariwisataan Hotel dan Perusahaan sudah ada yang
daerah sehingga menghasilkan income menampilkan symbol secara ikonik identitas
bagi daerah melayu, namun hal tersebut belum maksimal
a. LAM Riau bersama Dinas Pariwisata sebab harus menyesuaikan dengan ketetapan
dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau masing-masing perusahaan yang terpusat.
- Merancang galeri online yang memuat Rudi Fajar selaku Direktur Utama
bangunan tradisional Melayu Riau dari RAPP ketika diwawancara mengatakan Dari
setiap kabupaten/Kota sehingga menarik beberapa Tahun yang Lalu RAPP telah
para wisatawan untuk berkunjung dan membuat kegiatan yang turut mendukung
melihat lokasi tersebut secara langsung. pelestarian budaya Melayu, seperti Festival
Budaya yang rutin kita laksanakan.Kalau
B. Faktor-Faktor Yang Menghambat dalam konteks tata busana, sekitar delapan
Upaya Menegakkan Identitas Kolektif Tahun yang lalu kita telah membuat seragam
Masyarakat Riau baju melayu untuk seluruh karyawan namun
Dukungan pemerintah terhadap hal itu terhenti dan sekarang lebih
Lembaga Adat Melayu Riau yaitu berupa difokuskan penggunaan tatabusana melayu
dana hibah yang diberikan oleh Pemerintah ditempat penyambutan tamu dari luar,
Provinsi Riau terhadap Lembaga Adat sebagai contoh di hotel unigraha RAPP.10
Melayu Riau. Dari dana itulah kegiatan-
kegiatan yang diadakan oleh Lembaga Adat Faktor yang menghambat upaya
Melayu Riau. Karena LAM Riau memenuhi menegakkan identitas kolektif masyarakat
kriteria untuk diberikan dana hibah oleh Riau:
pemerintah Provinsi Riau, adapun 1. Kesadaran Masyarakat
kriterianya antara lain: untuk peningkatan a. Masih rendahnya kesadaran
fungsi pemerintahan, layanan dasar umum, masyarakat Riau dalam
dan pemberdayaan masyarakat. mengembangkan dan melestarikan
Selain dari dana hibah bentuk adat dan budaya Melayu. Kondisi ini
bantuan pemerintah daerah Provinsi Riau menyebabkan adat dan budaya
terhadap LAM Riau adalah berupa Melayu belum sepenuhnya menjadi
kerjasama dengan instansi-instansi terkait, ‘tuan’ di negerinya
seperti: Dinas Pemukiman dan Prasarana sendiri.Sementara itu LAM Riau
Wilayah (Dinaskimpraswil) untuk menata terus berupaya menanamkan dan
dan menyusun bentuk bangunan perkantoran memperluas pengetahuan masyarakat
dan gedung-gedung pemerintah yang serta memberikan pemahaman
menggunakan arsitektur melayu lengkap kepada masyarakat bahwa
dengan sejarah dan filosofinya, Dinas pentingnya menjaga dan
Pendidikan yang bekerja sama untuk mengembangkan budaya Melayu dan
mensosialisakikan kurikulum kebudayaan meneggakkan identitas kolektif.11
Melayu Riau agar dapat dimasukkan dalam 10
Rudi Fajar, Direktur Utama Riau Andalan Pulp and
materi pelajaran moatanlokal, Dinas Paper, wawancara, 25 Mei 2017.
Pariwisata yang bekerjasama dalam 11
Azali Johan, Tokah Masyarakat, wawancara, 1
Februari 2017

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 13


b. Adanya anggapan bahwa menggali, cenderung permisif dan tidak
membina melestarikan memelihara menyukai konflik meninggalkan kota
dan mengembangkan nilai-nilai adat yang merupakan menjadi cerminan
dan nilai-nilai social budaya adalah identitas provinsi Riau.
sesuatu yang ketinggalan zaman. d. Paguyuban masyarakat etnis non
c. Kurangnya kesadaran dan sinergi melayu terkadang juga kurang
dari lembaga-lembaga, ormas atau menampilkan dan memberikan
organisasi pemuda yang ada penekanan pada kelompoknya untuk
diprovinsi Riau untuk menjaga dan menjaga sepenuhnya identias
melestarikan budaya melayu. Kemelayuan agar tetap eksis
d. Tidak adanya kesadaran dari orang diprovinsi Riau.
tua untuk menanamkan nilai budaya
Melayu Riau sebagai budaya lokal 3. Kondisi Politik dan Pemerintahan
kepada anaka-anak melalui interaksi a. Kurangnya perhatian dari
dirumah yang sebetulnya bisa pemerintah terhadap kebudayaan
menjadi pondasi awal pengenalan melayu itu sendiri. Pemerintah
budaya melayu sejak dini. dipandang masih belum begitu
e. Banyaknya tokoh-tokoh melayu serius dan maksimal untuk
yang berselisih paham dan tidak satu melestarikan budaya yang kita
pandangan dalam bingkai semangat miliki, bahkan negara lainlah yang
kemelayuan di Provinsi Riau. memperkenalkan budaya
f. Adanya pihak-pihak yang sengaja Indonesia ke kancah internasional.
menginginkan Provinsi Riau tidak b. Pejabat Instansi/Dinas di Provinsi
kuat dalam konteks Sumber Daya Riau masih banyak yang belum
Manusia Lokal dan Kebudayaan serius untuk bersinergi dalam
terkhusus penguatan budaya Melayu. program-programnya untuk dapat
mendukung tegaknya identitas
2. Kemajemukan Budaya kolektif masyarkat Riau, hal ini
a. Kemajemukan budaya yang ada di terbukti karena hanya beberapa
Riau seperti minang, bugis, tionghoa, Dinas yang bersilaturrahmi dan
Jawa dan batak dan lainnya dapat berkordinasi dengan LAM Riau.
menepikan Budaya Melayu itu c. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
sendiri jika budaya Melayu tidak Daerah Provinsi Riau kurang
Eksis. Komunikatif dan Kordinasi dengan
b. Karena berasal dari latarbelakang LAM Riau terkait rencana-rencana
budaya yang beragam, Bahasa yang harusnya bisa menampilkan
Melayu sangat susah untuk
wajah Provinsi Riau yang penuh
diterapakan dalam pergaulan sehari-
dengan semangat kemelayuan.
hari jika orang melayu sendiri masih
d. Bergantinya pemimpin atau
malu menggunakan bahasa melayu
pemegang kebijakan politik selalu
dalam pergaulannya.12
menghambat program karena
c. Dengan banyaknya masyarakat yang
selalu membawa prioritas yang
berlatarbelakang budaya berbeda
berbeda.
membuat masyarakat melayu yang
e. Pemerintah dipanddang sangat
12
kurang melibatkan pemuda dalam
Efendi, Ketua Laskar Melayu Riau, Wawancara 01
April 2017.
bentuk kaderisasi budaya Melayu.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 14


Sebenarnya pemuda dalam KebijakanPublikUntukPemimpinber
pergaulannya mempunyai peluang wawasanInternasional.Yogyakarta:
besar dalam membentuk interaksi Balairungdan Co.
sosial yang bisa mencerminkan RamlanSurbakti. 2010.
identitas daerah seperti yang telah MemahamiIlmuPolitik.
dicita-citakan.13 Jakarta:Grasindo.

DAFTAR PUSTAKA Burhanbungin.


2001.Metodepenelitiansosial.
Ok Nizami Jamil. 2011. Sejarah Lembaga Surabaya :Airlangga university
Adat Melayu Riau. press.
Pekanbaru :Lembaga Warisan Iqbal Hasan. 2002.MetodologiPenelitian
Budaya Melayu Riau dan aplikasinya.Jakarta :Ghalia
Lexy J. Moleong. 2005. Indonesia.
Metodologipenelitiankualitatif.Band DasarHukum :
ung :PT RemajaRosdakarya. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 36
Sujianto. 2008. Tahun 2001 tentang Visi Riau 2020
ImplementasiKebijakanPublik:Kons Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 1
ep, Teori dan Praktik. tahun 2012 tentang Lembaga Adat Melayu
Pekanbaru :Alaf Riau. Riau.
Subarsono. 2005. Analisiskebijakanpublik Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 12
(konsep, teori, dan aplikasi. Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Yogyakarta :PustakaPelajar. Pendidikan.
William Dunn. 2003.
PengantarAnalisisKebijakanPublik. Media Online :
Yogyakarta: GadjahMada Jaringan Dokumentasi dan Informasi
University Press. Hukum Provinsi
Budi Winarno. 2002. Teori dan Proses Riau.http://jdih.riau.go.id/web/statis/visi-&-
Kebijakan Publik. Yogyakarta : misi/1. Visi Pembangunan Provinsi Riau
Media Presindo (Perda Provinsi Riau Nomor 36 Tahun
Suharto. 2005. Kebijakan-Kebijakan 2001).Diakses tanggal 25 Desember 2015
Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara Pukul 15.00.
RiantNugroho. 2003.
KebijakanPublikFormulasi, SKRIPSI
Implementasi dan Evaluasi. Bakhri Effendi, Negara dan Masyarakat
Jakarta : PT Elex Media Sipil Studi hubungan pemerintah daerah
Komputindo. Riau dengan Lembaga Adat Melayu Riau.
Miriam Budiardjo. 2008. Dasar- Universitas Riau. 2013.
dasarIlmuPolitik. Triananda putri, Terwujudnya Kota
Jakarta:PT.GramediaPustakaUtama. Pekanbaru Sebagai Pusat Perdagangan Dan
MiftahThoha. 1984. Dimensi-dimensi Prima Jasa, Pendidikan serta Pusat Kebudayaan
ilmuAdministrasiNegara .Jakarta:Ra Melayu, Menuju Masyarakat Sejahtera yang
jawali. Berlandaskan Iman dan Taqwa. Universitas
HeselnogiTangkilisan.2003. Riau. 2013.

13
Satrio Rachmazan, Ketua Ikatan Mahasiswa INHU
Pekanbaru, Wawancara, 02 April 2017

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 15

You might also like