Professional Documents
Culture Documents
87 868 1 PB
87 868 1 PB
Hal | 9
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
anti suap Baker rupanya khawatir dengan (KAP) dari tahun ke tahun semakin surut,
kelakuan anak perusahaannya.Maka, dipicu oleh skandal KPMG.
sebelum menanggung risiko yang lebih Sebagai profesi kepercayaan,
besar, Baker melaporkan secara sukarela akuntan harus selalu menyadari fungsinya
kasus ini dan memecat eksekutifnya. sebagai kepercayaan masyarakat yang
Badan pengawas pasar modal AS, harus dijaga. Profesi akuntan hanya bisa
Securities & Exchange Commission, survive jika menjaga amanah yang
menjeratnya dengan Foreign Corrupt diberikan masyarakat atau user kepadanya,
Practices Act, yaitu undang-undang anti dengan cara mempertaruhkan
korupsi untuk perusahaan Amerika di luar profesionalisme mereka. Akuntabilitas
negeri. Akibatnya, hampir saja Baker dan manajemen publik harus sejalan dengan
KPMG terseret ke pengadilan distrik profesionalisme yang tinggi, moral dan
Texas.Namun, karena Baker mohon etika, integritas, independen, dan bebas
ampun, maka kasus ini akhirnya dari semua kepentingan di luar
diselesaikan di luar pengadilan dan KPMG kepentingan menegakkan kebenaran,
pun terselamatkan. kemampuan teknis, dan profesionalisme
Pada kasus di atas, KPMG harus selalu dijaga dengan menempatkan
melanggar prinsip integritas, dimana aspek moralitas di tempat yang
KPMG menyuap aparat pajak hanya untuk tertinggi.Akuntan bukan hanya sekedar
kepentingan kliennya.Hal ini dapat ahli tetapi harus dapat melaksanakan
dikatakan tidak jujur karena KPMG pekerjaan profesinya dengan hati-hati atau
melakukan kecurangan dalam due professional care dan selalu
melaksanakan tugasnya sebagai akuntan menjunjung tinggi kode etik profesi yang
publik, sehingga KPMG juga melanggar ada.
prinsip objektif.Kasus Kantor Akuntan Salman Husin (2012), dalam
Publik (KAP) KPMG Sidharta& Harsono penelitiannya mengemukakan bahwa
tersebut menimbulkan keraguan publik ukuran organisasi menciptakan perbedaan
akan informasi laporan keuangan. Profesi karakteristik struktural dalam organisasi,
akuntan hanya bisa dijaga jika akuntan diantaranya organisasi besar lebih
selalu berpedoman pada kode etik, standar, komplek, lebih profesional, dan lebih
dan moralitas. formal dibanding organisasi kecil. Dan
Banyakpenelitian tentang akuntan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
publik yang dikaitkan dengan ukuran memiliki tingkatan hirarki dalam
kantor akuntandan hirarki jabatannya yang organisasi, berarti memiliki batasan
mengindikasikan bahwa akuntan besar wewenang yang jelas dalam pengambilan
lebih profesional dibanding akuntan kecil, keputusan, dan lebih profesional dalam
sehingga secara otomatis, suatu akuntan bekerja, serta bertanggung jawab atas hasil
besar memiliki hirarki jabatan yang lebih keputusannya tersebut.
jelas susunannya dibanding akuntan kecil. Darmoko (2012) dalam penelitiannya
Namun kenyataannya saat ini banyak klien mengemukakan bahwa suatu profesi akan
yang lebih rasional dan cost minded dalam menyediakan pelayanan yang memuaskan
memilih auditor ekternal, sehingga pada publik dan pelayanan yang
peran ukuran Kantor Akuntan Publik memuaskan tersebut berhubungan dengan
ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP).
Hal | 10
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 11
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 12
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 13
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 14
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 15
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
dipegang atau ditangani oleh anggota- Faktor penting dalam hal ini adalah
anggota lainnya. Namun apabila intelektualitas yang di dalamnya tercakup
kekurangan anggota juga tidak baik juga satu atau beberapa keahlian kerja yang
dikarenakan akan terjadi penumpukan dianggap mampu menjamin proses
pekerjaan oleh beberapa pihak anggota pekerjaan dan hasil kerja yang profesional,
organisasi dikarenakan kekurangan tenaga atau tercapainya nilai-nilai tertentu yang
kerja untuk menangani pekerjaan- dianggap ideal menurut pihak yang
pekerjaan yang terlalu banyak. menikmatinya.
Dalam kehidupan tentu akan ada Profesionalisme adalah istilah bagi
yang namanya peraturan. Entah itu dalam seseorang yang menawarkan jasa atau
keluarga, dalam sekolah, dalam layanan sesuai dengan protokol dan
lingkungan, ataupun dalam pekerjaan akan peraturan dalam bidang yang dijalaninya
selalu ada yang namanya peraturan demi dan menerima gaji sebagai upah atas
keharmonisan dan keselarasan dalam jasanya. Orang tersebut juga merupakan
berinteraksi agar tidak terjadi anggota suatu entitas atau organisasi yang
pertengkaran. Peraturan akan dibuat oleh didirikan seusai dengan hukum di sebuah
orang yang memiliki kepentingan atau negara atau wilayah.Meskipun begitu,
orang yang memiliki wewenang atas seringkali seseorang yang merupakan ahli
organisasi dan peraturan tersebut. dalam suatu bidang juga disebut
Peraturan ada yang mengikat ada yang "profesional" dalam bidangnya meskipun
tidak. Peraturan yang mengikat akan ada bukan merupakan anggota sebuah entitas
sanksi tertulisnya dan tegas. Namun yang didirikan dengan sah.
apabila peraturannya tidak mengikat tetap Kriteria utama dari profesional
akan ada sanksi namun sanksinya lebih ke adalah pengetahuan pakar atau ahli
sanksi masyarakat seperti jadi bahan (expert) dan terkhusus mengenai bidang
omongan atau dikucilkan. Contoh tempat karyawan berkarya dengan
peraturan yang mengikat dalam suatu profesional. Hal-hal yang mempengaruhi
organisasi perusahaan adalah Standar profesionalisme auditor :
Operasional Perusahaan (SOP).Peraturan a. Akuntanbilitas
mengikat untuk seorang auditor adalah Akuntanbilitas adalah bentuk dorongan
etika profesi, Standar Akuntansi Keuangan psikologi yang membuat seseorang
(SAK), Standar Profesional Akuntan berusaha mempertanggungjawabkan
Publik (SPAP). semua tindakan dan keputusan yang
Menurut Sony Keraff (2012:3) diambil kepada lingkungannya.
profesionalisme berasal dari kata profesi. b. Obyektifitas
Jadi, berbicara tentang profesionalisme Obyektifitas adalah suatu kualitas yang
tentu mengacu pada pengertian profesi memberikan nilai atas jasa yang
sebagai suatu bidang pekerjaan.Suatu diberikan anggota. Prinsip obyektifitas
pekerjaan yang bersifat profesional mengharuskan anggota bersikap adil,
dipergunakan tekhnik serta prosedur yang tidak memihak, jujur secara
bertumpu pada landasan intelektual, yang intelektual, tidak berprasangka atau
secara sengaja harus dipelajari dan bias, serta bebas dari kepentinngan
kemudian secara langsung dapat atau berada dibawah pengaruh orang
diabadikan bagi keselamatan orang lain. lain.
Hal | 16
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 17
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Gambar - 1
Diagram Kerangka penelitian
Ukuran Kantor
Akuntan H1
Publik(KAP) Tingkat Profesionalisme
(X1) Auditor pada Kantor
H2 Akuntan Publik (KAP)
(Y)
Hirarki Jabatan
(X2)
H3
Hal | 18
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Publik (KAP) tersebut adalah sebagai Publik (KAP) Suites 6th Floor Unit
berikut : Maurice Ganda B/640 Komplek
Nainggolan Rasuna Epicentrum
Jl. H.R Rasuna Said,
Tabel -1 Kuningan, Jakarta
Daftar Alamat Kantor Akuntan Publik Selatan 12430
(KAP) yang Dituju 8. Kantor Akuntan Jl. RS. Fatmawati
N Nama Kantor Alamat Publik (KAP) Raya No. 43B, RT
o. Akuntan Publik Nugroho & Rekan 005 RW 003,
(KAP) Cilandak Barat,
1 Kantor Akuntan Alamada Tower, Lt. Jakarta Selatan,
Publik (KAP) S. 2, Jl. Tahi Bonar 12430
Mannan, Simatupang No. 23- 9. Kantor Akuntan Jalan Sawah Lunto
Ardiansyah, & 24, Jakarta Selatan. Publik (KAP) Dra. No. 20, RT 03 RW
rekan (afiliasi Erimurni 10,Manggarai,
Integra Jakarta Selatan,
Internasional). 12970
2 Kantor Akuntan Permata Kuningan 10 Kantor Akuntan Griya D’Ros Lantai
Publik (KAP) Tower Jl. Kuningan . Publik (KAP) 1, Jl. Kyai Haji
Anwar & rekan Mulia No. 9-C RT Weddie, Abdullah Syafie’I,
(afiliasi DFK 006 RW 001, Andriyanto, & No. 1, Tebet, Jakarta
Internasional). Kelurahan Guntur, Muhaemin Selatan, 12820
Kecamatan Sumber : Data yang sudah diolah ( 2016)
Setiabudi, Jakarta
Selatan. Variabel Dan Pengukuran
3 Kantor Akuntan Wisma Staco 3rd a. Variabel Dependen (Y) :
Publik (KAP) Floor, Suite D, Jl.
Hadori, Sugiarto, Casablanca Kav. 18
Profesionalisme Auditor
Adi, & rekan Jakarta Selatan. Variabeldependen atau yang
(afiliasi HLB selanjutnya disebut variabel tidak bebas
Internasional). merupakan variable yang dipengaruhi
4 Kantor Akuntan Jl. HR Rasuna Said oleh variabel independen atau yang
Publik (KAP) Kav 5 BI X-7 Karet
selanjutnya disebut variabel bebas.Variabel
Doli, Bambang, Kuningan Setiabudi
Sudarmadji, Jakarta Selatan. tidak bebas sering disebut variable output,
Dadang & Ali criteria, konsekuen. Dalam bahasa
(afiliasi BKR Indonesia sering disebutvariabel terikat.
Internasional). Dalam penelitian ini yang menjadi
5 Kantor Akuntan Jl. Kebayoran Lama, variable tidak bebas adalah
Publik (KAP) RT 001 RW 002
Herman, Dodi, Kebayoran Lama Profesionalisme Auditor. Yang diukur
Tanumihardja, & Utara Jakarta Selatan dengan indikator yaitu: dedikasi terhadap
rekan (afiliasi profesi, standard profesi, otonomi, sosial,
IGAL dan komunitas afiliasi. Persepsi responden
Internasional). terhadap indikator tersebut diukur dengan
6. Kantor Akuntan The Royal Palace
Publik (KAP) Blok C No. 18, Jl. 5 point skala linkert : 1) sangat tidak
Husni, Mucharam, Prof. Dr. Soepomo, setuju, 2) tidak setuju, 3) netral, 4) setuju,
& Rasidi No. 178-A, Jakarta, 5) sangat setuju.
12870, Jakarta b. Variabel Independen (X)
Selatan Variabel indepeden atau variabel
7. Kantor Akuntan Epiwalk Office
bebas adalah variabel yang mempengaruhi
Hal | 19
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
sesuatu yang menjadi sebab perubahannya wilayah Jakarta Selatan dengan total
atau timbulnya variabel dependen (terikat). 35Kantor Akuntan Publik (KAP)
1) Ukuran Kantor Akuntan (www.iapi.or.id).
Publik/KAP (X1) b. Sampel
UkuranKantor Akuntan Metode pengambilan sampel dalam
Publik(KAP) dalam penelitian ini penelitian ini menggunakan Random
merupakan besar kecilnya Kantor Sampling yaitu tekhnik sampling yang
Akuntan Publik (KAP) yang dibedakan dilakukan secara acak.Dari 35 Kantor
dalam dua kelompok, yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di
Akuntan Publik (KAP) yang berafiliasi Jakarta Selatan peneliti akan
dan Kantor Akuntan Publik (KAP) menggunakan 10 Kantor Akuntan
yang tidak berafiliasi, merupakan Publik (KAP) yang terdiri dari rincian
variabel independen yang diukur sebagai berikut ; 5 Kantor Akuntan
dengan menggunakan indikator risiko Publik (KAP) besar dan 5 Kantor
auditing, rotasi auditing, permintaan Akuntan Publik (KAP) kecil. Adapun
dan penawaran jasa Initial Public kriteria sampel dalam penelitian ini
Offering (IPO), kualitas auditor, brand adalah sebagai berikut:
name. Responden terhadap indikator 1) Auditor yang bekerja pada Kantor
tersebut diukur dengan 5 point skala Akuntan Publik(KAP) di wilayah
linkert, 1) sangat tidak setuju, 2) tidak Jakarta Selatan yang terdiri dari
setuju, 3) netral, 4) setuju, 5) sangat rincian sebagai berikut ; 5 Kantor
setuju. Akuntan Publik (KAP) besar dan 5
2) Hirarki Jabatan (X2) Kantor Akuntan Publik (KAP)
Hirarkijabatan.Adalah tingkatan kecil dalam jangka waktu minimal
jabatan auditor pada Kantor Akuntan 5 tahun.
Publik (KAP). Hirarki jabatan dalam 2) Auditor yang sudah melaksanakan
penelitian ini, yaitu (1) Partner atau pekerjaan dibidang auditing dalam
rekanan, (2) Manajer, dan (3) jangka waktu minimal 5 tahun.
Supervisor auditing.Hirarki jabatan 3) Auditor yang mempunyai minimal
merupakan variabel independen yang jenjang pendidikan S1.
diukur dengan menggunakan indikator 4) Auditor yang memiliki jabatan
struktur organisasi, spesialisasi kerja, setara partner, manager, dan
rantai komando, wewenang, rentang supervisor auditing.
manajemen, formalisasi.Responden
terhadap indikator tersebut diukur Metode Pengumpulan Data
dengan 5 point skala linkert, 1) sangat Pengumpulan data penelitian
tidak setuju, 2) tidak setuju, 3) netral, dilakukan dengan menggunakan 3 metode,
4) setuju, 5) sangat setuju. yaitu:
a. Observasi.
Populasi Dan Sampel Penelitian Observasi yang dilakukan dalam
a. Populasi penelitian ini adalah tekhnik observasi
Populasi dalam penelitian ini berperan serta.Yaitu peneliti terlibat
adalah auditor yang bekerja di Kantor dengan kegiatan sehari-hari orang yang
Akuntan Publik (KAP) yang ada di sedang diamati atau yang digunakan
Hal | 20
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
sebagai sumber data penelitian. Dalam mengungkapkan satu yang akan diukur
melakukan pengamatan, peneliti ikut oleh kuisioner tersebut. Validitas
melakukan apa yang dikerjakan oleh dihitung setiap butirnya dengan rumus
sumber data, dan ikut merasakan suka product moment.
dukanya.
b. Kuisioner. b. Uji Reliabilitas.
Kuisioner merupakan tekhnik Reliabilitas adalah alat untuk
pengumpulan data yang dilakukan mengukur suatu kuisioner yang
dengan cara memberi seperangkat merupakan indikator dari variabel atau
pertanyaan tertulis kepada responden konstruk.Butir pertanyanan dikatakan
untuk dijawabnya. Pada penelitian ini, reliabel atau handal apabila jawaban
penelitian dilakukan dengan seseorang terhadap pertanyaan adalah
membagikan kuisioner ke 10 Kantor konsisten, atau stabil dari waktu ke
Akuntan Publik (KAP) di wilayah waktu.Uji reliabilitas dilakukan dengan
Jakarta Selatan yang terdiri dari rincian caraone shot atau pengukuran sekali
sebagai berikut; 5 Kantor Akuntan saja. Suatu konstruk atau variabel
Publik (KAP) besar dan 5 Kantor dikatakan reliabel jika memberikan
Akuntan Publik (KAP) kecil. cronbach alpha >0,60.
c. Wawancara.
Wawancara yang dilakukan dalam c. Uji Asumsi Klasik
penelitian ini adalah tekhnik 1) Uji Normalitas
wawancara terstruktur. Yaitu tekhnik Uji Normalitas bertujuan untuk
pengumpulan data bila peneliti telah menguji apakah dalam model
mengetahui dengan pasti tentang regresi, variabel pengganggu atau
informasi apa yang akan diperoleh. residual memiliki distribusi normal
Dalam wawancara terstruktur, peneliti atau tidak.Seperti diketahui bahwa
telah menyiapkan instrument penelitian uji t dan F mengasumsikan bahwa
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis nilai residual mengikuti distribusi
yang alternatif jawabannya pun telah normal.Kalau asumsi ini dilanggar
disiapkan. maka uji statistik menjadi tidak
valid.Cara untuk mendeteksi
Tekhnik Analisis Data apakah residual berdistribusi
a. Uji Validitas normal atau tidak yaitu dengan
Data yang diperoleh dari penelitian analisis grafik.Dasar pengambilan
ini adalah data yang dikumpulkan keputusan dengan menggunakan
dengan menggunakan kuisioner, analisis grafik adalah:
sehingga untuk itu diperlukan dua a) Jika data menyebar disekitar
macam pengujian yaitu: uji validitas garis diagonal dan mengikuti
(test of validity) dan uji reliabilitas (test arah garis histograf menuju
of reliability). Uji validitas digunakan pola distribusi normal, maka
untuk mengukur sah atau tidaknya model regresi memenuhi
suatu kuisioner. Suatu kuisioner asumsi normalitas
dikatakan valid jika pertanyaan pada b) Jika data menyebar jauh dari
kuisioner mampu untuk garis diagonal dan atau tidak
Hal | 21
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 22
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 23
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 24
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Gambar - 4
b. Deskripsi responden berdasarkan Responden Berdasarkan Pendidikan
usia.
Melalui pengamatan dari 31 Pendidikan
responden, didapat hasil 26% (8 orang)
30
berusia sekitar 20 – 29 tahun, 29% (9
orang) berusia sekitar 30 – 39 tahun, 20
26% (8 orang) berusia sekitar 40 – 49 Pendidikan
10
tahun, dan 19% (6 orang) berusia
diatas 50 tahun. Secara lebih 0
sederhana, profil auditor di atas dapat S1 S2
dilihat dalam tampilan gambar - 3 Sumber: Data yang sudah diolah (2016)
berikut ini :
d. Deskripsi responden berdasarkan
lama bekerja
Melalui pengamatan dari 31
responden, didapat hasil 26% (8 orang)
telah bekerja selama 9 – 12 tahun, 42%
Hal | 25
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 26
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 27
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 28
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 29
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 30
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Model Tolerance VIF
1 UKAP ,703 1,422
HJ ,703 1,422
a. Dependent Variabel: PA
Sumber : Data yang sudah diolah ( 2016)
Hal | 31
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 32
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 33
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Tabel - 15 Tabel - 16
Hasil Koefisien Determinasi Secara Hasil Uji Koefisien
Simultan Coefficientsa
Standar
dized
Model Summaryb Unstandardized Coefficien
Mode R R Square Adjusted R Std. Error Coefficients ts
l Square of the Std.
Estimate Model B Error Beta T Sig.
1 ,896a ,803 ,789 1,400 1(Constant -
2,873 -,742 ,464
a. Predictors: (Constant), HJ, UKAP ) 2,132
b. Dependent Variable: PA UKAP ,159 ,043 ,371 3,711 ,001
HJ ,730 ,114 ,638 6,383 ,000
Sumber : Data yang sudah diolah ( 2016) a. Dependent Variabel: PA
Hal | 34
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 35
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 36
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 37
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Agnes Vanesa & Dewi Rejeki
Hal | 38