You are on page 1of 14

Educitizen, Vol. 3 No.

1 Mei 2018 228

REVITALISASI NILAI-NILAI MUSYAWARAH


PADA MAHASISWA UNS
(STUDI KOMPARATIF ANTARA PMII KOMISARIAT KENTINGAN DAN
KAMMI KOMISARIAT SHOLAHUDDIN AL-AYYUBI)1

Oleh :
Sri Surani, Dewi Gunawati & Moh. Muchtarom2
Email: ri.rani@student.uns.ac.id

ABSTRACT
The research aims to know: (1) the implementation of musyawarahin
campus extra organization in PMII Komisariat Kentingan and KAMMI
Komisariat Sholahuddin Al-Ayyubi; (2) the inhibitor and incentive factors in the
revitalization of musyawarah values which are done byPMII Komisariat
Kentingan and KAMMI Komisariat Sholahuddin Al-Ayyubi: (3) the revitalization
strategy of musyawarah values byPMII Komisariat Kentingan and KAMMI
Komisariat Sholahuddin Al-Ayyubi.
This research used qualitative research method and case study research
approach. Sampling technique which was used was purposive sampling. The
technique of collecting data was through observation, interview and
documentation. The data validity used triangulation data and triangulation
method. The data analysis technique which was used was interactive analysis
model include data collection, data reduction, data presentation and conclusion.
The research findings show that (1) The implementation that was done in
both organizations have shown the efforts in performing musyawarah values by
doing a program or activity like discussion, meeting implementation and
chairman election. The specific implementation which was done byPMII
Komisariat Kentingan was by forum contract in mapabaand LSO discussion,
meanwhile the specific implementation which was done by KAMMI Komisariat
Sholahuddin Al-Ayyubiwas through TEKAD and Daurah Marhalah. (2) the
inhibitor factors in musyawarah values revitalization generally cover:Lack of
confidence,lack of reading habits, time problem,the administrators and members
are busy, study oriented and negative feels toward campus extra organization.
The incentive factors inPMII Komisariat Kentingan cover, Human Resources,
interesting materials, good relations with outsidersand support from the lecturer.
The incentive factors in KAMMI Komisariat Sholahuddin Al-Ayyubicover: spirit,
interesting topics, high criticality, good adaptation and alumnus who contribute.
(3) The strategies which were done byPMII Komisariat Kentingancover: a)
Faculty discussion; b) Reviving kader; c) Forming a community; d) Inserting
humor in the forum; e) Utilizing da’wah field with cultural approach in religion
and education; f) PKM corner; g) Absorbing aspiration; h) Training of basic and

1
Artikel Penelitian
2
Program Studi PPKn FKIP UNS Surakarta
Educitizen, Vol. 3 No. 1 Mei 2018 229

aswaja; i) Focus Group Discussion (FGD).Meanwhile, the strategies which were


done by KAMMI Komisariat Sholahuddin Al-Ayyubi cover: a) Trial program and
BPO socialization; b) Dwi pekanan discussion; c) MK Khos and MK Klasikal; also
e) Making creation.

Keywords: Revitalization, Musyawarah Values, Campus Extra Student


Organization
UURI No. 20 tahun 2003 Pasal 3, di
PENDAHULUAN mana pendidikan diharapkan mampu
Sepanjang sejarah mengembangkan dan membentuk
kemerdekaan bangsa Indonesia, tidak watak serta peradaban bangsa. Maka
dapat dipisahkan dari peran dari itu, mahasiswa memiliki peran
pemuda.Peranan pemuda terutama penting salah satunya adalah untuk
mahasiswa saat ini adalah dengan menjaga nilai-nilai musyawarah yang
memperteguh penanaman nilai-nilai meliputi keadilan, kebebasan, dan
Pancasila di dalam kehidupan. persamaan dalam setiap aktivitas,
Pancasila bukan hanya sekedar meliputi kegiatan kuliah,
ideologi, namun perlu dipahami keikutsertaan dalam organisasi,
sebagai basis moral bangsa rapat, seminar, diskusi, dialog
Indonesia. Menurut Danusobroto maupun pemilihan ketua dalam
(2013: 18-19), basis moral yang kehidupan kampus.
merupakan nilai-nilai dan sangat Menurut Al Anshari (Hasbi,
diperlukan bagi peradaban bangsa 2001: 35) musyawarah akan
Indonesia yakni nilai Ketuhanan, nilai membuahkan hasil yang diharapkan
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai secara optimal, valid dan dapat
permusyawaratan, dan nilai keadilan. dipertanggungjawabkan apabila
Kelima nilai-nilai tersebut setiap peserta menjunjung tinggi,
merupakan basis moral bagi bangsa menghormati, dan menjaga prinsip-
Indonesia dan sangat diperlukan bagi prinsip dasar dalam musyawarah
peradaban bangsa. sebagai berikut:
Salah satu nilai yang penting 1. Implementasi prinsip persamaan
dan harus diterapkan dalam ini, menurut Hasbi pada dasarnya
kehidupan adalah nilai bertujuan agar setiap orang atau
permusyawaratan. Kehidupan kelompok mengembangkan
mahasiswa tidak terlepas dari prestasinya. Prinsip persamaan
musyawarah. Mahasiswa yang ini juga akan menimbulkan sifat
menjadi bagian dari pendidikan saling tolong-menolong dan sifat
Indonesia, seharusnya mampu kepedulian sosial.
memberikan yang terbaik bagi 2. Nilai keadilan dalam masyarakat
bangsa, sesuai yang tercantum dalam sebagaimana yang dikemukaan
Educitizen, Vol. 3 No. 1 Mei 2018 230

oleh Ibnu Taymiyyah (Hasbi, dalam mekanisme rapat dan


2001: 39) adalah memberikan peraturan pengambilan keputusan,
sesuatu kepada setiap anggota namun dalam pelaksanaannya masih
masyarakat sesuai dengan haknya sering menggunakan voting
yang harus diperolehnya tanpa dikarenakan untuk mencapai
diminta; tidak berat sebelah atau musyawarah mufakat membutuhkan
tidak memihak ke salah satu waktu yang sangat lama. Hal ini
pihak; mengetahui hak dan menunjukkan kurangnya
kewajiban, mengerti mana yang pelaksanaan nilai kebebasan pada
benar dan mana yang salah, musyawarah yang salah satu
bertindak jujur dan tepat menurut indikatornya adalah mengutamakan
peraturan yang telah ditetapkan. mufakat (Hasbi, 2002: 199).
3. Menurut Athiyah al-Abrasyi Data lain yang menunjukkan
(Hasbi, 2001: 48), kebebasan kurangnya pelaksanaan nilai-nilai
dalam bermusyawarah di sini musyawarah adalah kurangnya nilai
merupakan bebas berpendapat, kebebasan pada musyawarah dengan
berdiskusi, pengakuan dan indikator kesadaran dalam memilih
berpegang pada nilai-nilai pemimpin (Hasbi, 2001: 48). Hal ini
kebenaran. ditunjukkan dengan kurangnya
Namun pelaksanaan nilai- keikutsertaan mahasiswa dalam
nilai musyawarah di kehidupan pemilu BEM UNS. Berdasarkan data
mahasiswa UNS semakin memudar. dari saluransebelas.com, pada pemilu
Pemaparan Diseminasi Hasil Riset 2016 KPU berhasil mengumpulkan
oleh Tim Riset Pengantar Statistik 10.292 suara, dan pada pemilu 2017
Saudara Subhan dari Program Studi sebanyak 11.217 suara diperoleh dari
Ilmu Administrasi Negara (Maryani, total 31.769 mahasiswa aktif dari
2016: 2), data analisisnya jenjang diploma dan sarjana (Syaumi,
menunjukkan pergerakan generasi 2016: 4). Selain itu, mahasiswa
muda dalam pergerakan nasional kurang antusias mengikuti
yang ada di Universitas Sebelas organisasi. Hal ini ditunjukkan
Maret, menunjukkan angka 45% yang dengan sampel mahasiswa FKIP yang
peduli, 55% lainnya menjawab mengikuti organisasi pada tahun
kurang dan tidak peduli terhadap 2016/2017 sebanyak 698 dari total
pergerakan pemuda yang terjadi mahasiswa aktif FKIP tahun
disekitarnya. Selain itu, berdasarkan 2016/2017 sebanyak 7622. Padahal
hasil wawancara dengan mahasiswa keikutsertaan dalam organisasi
UNS yang mengikuti organisasi intra merupakan pelaksanaan nilai
kampus, bahwa pelaksanaan persamaan dalam musyawarah
musyawarah sebenarnya telah diatur dengan indikator mengembangkan
Educitizen, Vol. 3 No. 1 Mei 2018 231

prestasi melalui penyaluran aspirasi, faktor apa saja yang menjadi


minat dan bakat (Hasbi, 2001: 27). penghambat dan pendukung dalam
Organisasi sangat penting untuk revitalisasi nilai-nilai musyawarah
menumbuhkan musyawarah dan yang dilakukan PMII Komisariat
nilai-nilai musyawarah. Kawamura Kentingan dan KAMMI Komisariat
(2011: 5) menyebutkan bahwa Sholahuddin Al-Ayyubi. (3) Untuk
musyawarah-mufakat dianggap mengetahui strategi revitalisasi nilai-
sebagai budaya, dan Koentjaraningrat nilai musyawarah PMII Komisariat
(2000: 182) mengemukakan bahwa Kentingan dan KAMMI Komisariat
salah satu unsur dari kebudayaan Sholahuddin Al-Ayyubi.
adalah organisasi. Jadi dapat
disimpulkan bahwa musyawarah METODE PENELITIAN
sebagai budaya dapat dibentuk salah Penelitian ini menggunakan
satunya melalui organisasi. metode penelitian kualitatif, jenis
Berdasarkan hal tersebut, penelitian deskriptif kualitatif
dikarenakan kurangnya kesadaran dikarenakan penelitian ini
dalam menerapkan nilai-nilai mengemukakan obyek yang diteliti
musyawarah, maka diperlukan berdasarkan fakta serta pendekatan
revitalisasi nilai-nilai musyawarah penelitian yang digunakan adalah
dalam kehidupan mahasiswa agar studi kasus .Peneliti berusaha
mahasiswa sebagai penerus bangsa menyajikan data deskriptif berkaitan
tidak kehilangan jati diri dan tidak dengan obyek penelitian yakni
kehilangan nilai revitalisasi nilai-nilai musyawarah
musyawarah.Musyawarah yang nilai- pada mahasiswa UNS (Studi
nilainya telah ada di dalam Komparatif antara PMII Komisariat
kehidupan bangsa Indonesia Kentingan dan KAMMI Komisariat
sejatinya menjadi tanggung jawab Sholahuddin Al-Ayyubi).
pemuda sebagai generasi penerus A. Data dan Sumber Data
bangsa untuk tetap menjaga dan Pada penelitian ini ada tiga
melaksanakannya, agar kelak esensi sumber data yaitu informan kunci
dari musyawarah tidak pudar. Dalam (key informan), tempat dan peristiwa
hal ini dikhususkan pada mahasiswa serta dokumen, dijelaskan sebagai
UNS. berikut:
Penelitian ini dilakukan untuk 1. Informan Kunci
memahami: (1) implementasi Informan kunci yang dipilih secara
musyawarah di organisasi ekstra purposive sampling yaitu memilih
kampus PMII Komisariat Kentingan informan dengan pertimbangan
dan KAMMI Komisariat Sholahuddin tertentu. Informan yang dipandang
Al-Ayyubi. (2) untuk menjelaskan mengetahui permasalahan secara
Educitizen, Vol. 3 No. 1 Mei 2018 232

mendalam dan dapat dipercaya. B. Teknik Pengambilan Subyek


Adapun informan dalam penelitian Penelitian
ini adalah (a) Ketua, Koor Bidang Teknik sampling dalam
Kaderisasi, dan tiga anggota PMII penelitian ini menggunakan
Komisariat Kentingan; (b) Ketua, purposive sampling, di mana peneliti
Koor Bidang Sekretaris Umum, Koor cenderung memilih informan yang
Bidang Jaringan dan Fakultas, Koor memahami mengenai bahan
Bidang Kaderisasi, Koor Bidang penelitian. Teknik ini dilakukan
Kajian Publik, alumni bidang dengan memilih informan yang dapat
kaderisasi, dan dua anggota KAMMI memberikan informasi permasalahan
Komisariat Sholahuddin Al-Ayyubi; tentang upaya dalam merevitalisasi
(c) dua orang mahasiswa UNS yang nilai-nilai musyawarah pada
pernah mengikuti kegiatan kedua mahasiswa UNS.
organisasi tersebut serta FA selaku C. Teknik Pengumpulan Data
Dosen FISIP UNS. Penelitian ini teknik yang
2. Tempat dan Peristiwa digunakan dalam mengumpulkan
Tempat yang digunakan untuk data meliputi:
melakukan penelitian yaitu 1. Wawancara, sebagai teknik
sekretariat PMII Komisariat pengumpulan data apabila
Kentingan dan KAMMI Komisariat peneliti ingin melakukan studi
Sholahuddin Al-Ayyubi. Peristiwa pendahuluan untuk menemukan
dalam penelitian ini adalah kegiatan permasalahan yang harus diteliti,
atau aktivitas dari musyawarah. tetapi juga apabila peneliti ingin
3. Dokumen dan Arsip mengetahui hal-hal dari
Dokumen dan Arsip yang digunakan responden yang lebih mendalam
peneliti sebagai sumber data antara (Sugiyono, 2008: 72).
lain: 2. Observasi
a. AD/ART PMII Peneliti memilih menggunakan
b. AD/ART KAMMI observasi berperan pasif karena
c. Mekanisme forum; Mekanisme dalam kegiatan kedua organisasi
pemilihan pimpinan sidang tetap; tersebut peneliti menjaga
Draft Tata Tertib; Rancangan obyektivitas dengan tidak
ketetapan komisi, Tatib pemilihan memiliki hak suara dan hak
ketua umum dan formatur PMII bicara, sehingga peneliti hanya
Komisariat Kentingan mengamati hal-hal tertentu pada
d. Tatib Musyawarah Kerja, Tatib kedua organisasi tersebut.
Rapat Pleno I KAMMI Komisariat 3. Dokumen
Sholahuddin Al-Ayyubi. Sugiyono (2008: 82) menyatakan
bahwa “Dokumen merupakan catatan
Educitizen, Vol. 3 No. 1 Mei 2018 233

peristiwa yang sudah berlalu. sehingga diperlukan analisis agar


Dokumen bisa berbentuk tulisan, data menjadi teratur.
gambar, atau karya-karya 2. Reduksi Data
monumental dari seseorang”. “Reduksi data adalah bagian dari
D. Teknik Uji Validitas Data proses analisis yang mempertegas,
Peneliti dalam penelitian ini memperpendek, membuat fokus,
menggunakan triangulasi metode membuang hal-hal yang tidak penting
dan sumber data. Peneliti dan mengatur data sedemikian rupa
menggunakan triangulasi metode sehingga simpulan penelitian dapat
dikarenakan, dalam penelitian ini dilakukan” (Sutopo, 2002: 92).
peneliti menggunakan tiga metode 3. Sajian Data
pengumpulan data yang meliputi Penyajian data yang dimaksud adalah
wawancara, observasi dan penyusunan sekumpulan data yang
dokumentasi untuk mendapatkan telahh direduksi yang memberi
keabsahan data. Sedangkan dari kemungkinan adanya penarikan
triangulasi sumber data, peneliti kesimpulan. Tindakan penyajian data
menggunakan tiga sumber data yakni dilakukan dalam bentuk matriks,
informan, tempat dan peristiwa serta table dan diagram.
dokumen dan arsip. 4. Penarikan Kesimpulan atau
E. Teknik Analisis Data Verifikasi
Sutopo (2002: 91) Kesimpulan harus senantiasa
menyatakan, “Dalam proses analisis diverifikasi agar lebih bisa
terdapat empat komponen utama dipertanggungjawabkan. Setelah
yang harus dipahami oleh setiap analisis dilakukan, maka peneliti
peneliti kualitatif. Empat komponen dapat menyimpulkan hasil penelitian
utama tersebut adalah: (1) yang menjawab rumusan masalah
pengumpulan data, (2) reduksi data, yang telah ditetapkan oleh peneliti
(3) sajian data, (4) penarikan sebelumnya.
kesimpulan atau verifikasi”.
Penjelasannya sebagai berikut: HASIL PENELITIAN DAN
1. Pengumpulan Data PEMBAHASAN
Pengumpulan data merupakan Hasil Penelitian
kegiatan memperoleh informasi yang Hasil penelitian ini diawali dengan
berupa kalimat-kalimat yang melakukan wawancara dengan
dikumpulkan melalui kegiatan narasumber serta melakukan
wawancara, observasi, dan dokumen. observasi terkait musyaarah yakni
Data yang diperoleh masih berupa RTAR di PMII Rayon Ki Ageng Selo
data mentah yang tidak teratur, yang merupakan bagian dari PMII
Komisariat Kentingan pada tanggal 9-
Educitizen, Vol. 3 No. 1 Mei 2018 234

11 Juni 2017 serta rapat BPH yang pelaksanaannya menjunjung tinggi


membahas halal bihalal yang nilai-nilai musyawarah. Hal ini
dilakukan oleh KAMMI Komisariat didapatkan dari hasil observasi saat
Sholahuddin Al-Ayyubi. Selain itu mengamati RTAR PMII Rayon Ki
juga menggunakan dokumen Ageng Selo.
diantaranya, AD/ART PMII, AD/ART Implementasi musyawarah
KAMMI, Peraturan RTAR yang kedua organisasi telah dilaksanakan
meliputi: Mekanisme forum; dengan melibatkan proses
Mekanisme pemilihan pimpinan pendidikan yakni melalui kegiatan
sidang tetap; Draft Tata Tertib; diskusi, pelaksanaan rapat, dan
Rancangan ketetapan komisi, Tatib pelaksanaan kontrak forum.
pemilihan ketua umum dan formatur Implementasi musyawarah melalui
dan Tatib Musyawarah Kerja dan kepemimpinan telah dilaksanakan
Tatib Rapat Pleno I KAMMI dengan kegiatan pemilihan ketua
Komisariat Sholahuddin Al-Ayyubi. komisariat dan rayon, musyawarah di
LSO, TEKAD (Temu Kader) dan DM
Implementasi Musyawarah di (Daurah Marhalah) dan penggunaan
Organisasi Ekstra Kampus PMII media sebagai salah satu cara
Komisariat Kentingan dan KAMMI menyebarluaskan informasi. Hal ini
Komisariat Sholahuddin Al-Ayyubi sesuai dengan pendapat Kawamura
Implementasi yang dilakukan (2011: 5) menyebutkan bahwa
oleh PMII Komisariat ditunjukkan musyawarah-mufakat dianggap
dengan adanya program atau sebagai budaya selanjutnya
kegiatan yakni, diskusi meliputi Layaman,dkk (2011: iv-v)
diskusi rutin, insidental dan OKP data menyatakan bahwa kesadaran dalam
ini didapatkan dari hasil wawancara mengimplementasikan budaya dapat
dengan pengurus. Pelaksanaan rapat melalui proses pendidikan,
yang meliputi rapat tindak lanjut, kepemimpinan serta campur tangan
RTK (Rapat Tahunan Komisariat) dan media. Lebih rinci dijabarkan dalam
RTAR. Selain itu juga terdapat tabel 1, sebagai berikut:
pelaksanaan pemilihan ketua,
kontrak forum dalam Mapaba, Tabel 1. Perbandingan Implementasi
dan
Musyawarah PMII Komisariat
musyawarah di LSO. Program atau
Kentingan dan KAMMI Komisariat
kegiatan yang dilakukan tersebut
Sholahuddin Al-Ayyubi
telah diusahakan agar

PMII Komisariat Kentingan KAMMI Komisariat Sholahuddin Al-


Ayyubi
Educitizen, Vol. 3 No. 1 Mei 2018 235

a. Diskusi meliputi: a. Diskusi meliputi:


Diskusi rutin, Diskusi integrative fakultas,
Diskusi Insidental, Diskusi aksi,
Diskusi dengan OKP Diskusi dengan OKP
b. Pelaksanaan rapat, meliputi: b. Pelaksanaan rapat, meliputi:
Rapat Tindak Lanjut, Muskom (Musyawarah Komisariat)
RTK (Rapat Tahunan Komisariat) Rapat BHP.
RTAR (Rapat Tahunan Anggota c. Pemilihan Ketua, di KAMMI
Rayon) Sholahuddin Al-Ayyubi ketua
c. Pemilihan Ketua, di PMII diusahakan laki-laki.
Komisariat Kentingan perempuan d. TEKAD (Temu Kader),
pernah menjadi ketua. e. DM (Daurah Marhalah),
d. Kontrak Forum dalam Mapaba,
e. Musyawarah di LSO.
bertindak jujur dan tepat menurut
Berdasarkan tabel 1, peraturan yang telah ditetapkan; (3)
perbandingan implmentasi nilai-nilai kebebasan, menurut Athiyah al-
musyawarah kedua organisasi Abrasyi (Hasbi, 2001: 48), kebebasan
tersebut, sesuai dengan prinsip- dalam bermusyawarah di sini
prinsip dasar musyawarah yang merupakan bebas berpendapat,
meliputi: (1) prinsip persamaan, berdiskusi, pengakuan dan
menurut Hasbi (2001, 35) yang pada berpegang pada nilai-nilai kebenaran.
dasarnya bertujuan agar setiap orang
atau kelompok dapat Deskripsi Faktor Penghambat dan
mengembangkan prestasinya dengan Pendukung dalam Revitalisasi
wajar dan layak. Prinsip persamaan Nilai-nilai Musyawarah yang
ini juga akan menimbulkan sifat dilakukan PMII Komisariat
saling tolong-menolong dan sifat Kentingan dan KAMMI Komisariat
kepedulian sosial dalam ruang Sholahuddin Al-Ayyubi
lingkup yang luas; (2) Nilai keadilan Penemuan hambatan dalam
dalam masyarakat sebagaimana yang pelaksanaan musyawarah dan
dikemukaan oleh Ibnu Taymiyyah revitalisasi musyawarah sesuai
(Hasbi, 2001: 39) keadilan adalah dengaan teori budaya organisasi
memberikan sesuatu kepada setiap Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo
anggota masyarakat sesuai dengan (Richard dan Lynn, 2008: 325).
haknya yang harus diperolehnya Temuan hambatan ini termasuk
tanpa diminta; tidak berat sebelah dalam asumsi ketiga yang membahas
atau tidak memihak ke salah satu mengenai budaya setiap organisasi
pihak; mengetahui hak dan bervariasi dan interpretasi tindakan
kewajiban, mengerti mana yang dalam budaya juga beragam. Pada
benar dan mana yang salah, asumsi ketiga ini ada hal penting
Educitizen, Vol. 3 No. 1 Mei 2018 236

yang harus diamati salah satunya budaya setiap organisasi. Selanjutnya


berkaitan dengan masalah di dalam aspek tersebut dapat dijabarkan pada
suatu organisasi dikarenakan tabel 3 sebagai berikut:
masalah akan mempengaruhi
interpretasi tindakan dalam
organisasi dan akan berpengaruh

Tabel 3. Perbandingan Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung


Revitalisasi Nilai-nilai Musyawarah pada PMII Komisariat Kentingan dan
KAMMI Komisariat Sholahuddin Al-Ayyubi
Faktor PMII Komisariat Kentingan KAMMI Komisariat Sholahuddin Al-Ayyubi
Penghambat a. Kurangnya rasa percaya diri a. Waktu pelaksanaan yang kurang tepat;
: dari beberapa anggota; b. Masih ada yang belum menyampaikan
b. Kurangnya kebiasaan pandangan;
membaca; c. Kesibukan dari pengurus dan anggota;
c. Waktu pelaksanaan yang d. Pandangan negatef terhadap KAMMI, karena
kurang tepat; tidak semua mahasiswa menerima organisasi
d. Kesibukan anggota dan ekstra kampus;
pengurus PMII; e. Situasi pergerakan yang lebih kendor dan sikap
kampus yang represif;
f. Kebanyakan mahasiswa lebih menekankan pada
study oriented;
g. Pandangan orang luar tentang hijab saat
musyawarah.
Pendukung: a. SDM PMII Komisariat a. Adanya semangat dan kesesuaian jadwal;
Kentingan; b. Tema diskusi yang menarik;
b. Dialektika yang berkembang c. Tingkat kekritisan yang tinggi;
serta kajian yang menarik; d. Adaptasi yang baik dan alumni yang turut andil.
c. Luasnya dan dukungan dari
dosen.
mendasari pencapaian keberhasilan
Deskripsi Strategi Revitalisasi suatu program atau kebijakan,
Nilai-nilai Musyawarah yang sehingga tingkat kegagalannya dapat
dilakukan PMII Komisariat diantisipasi (Djamarah, Bahri &
Kentingan dan KAMMI Komisariat Aswan Zain 2013: 5).Berkaitan
Sholahuddin Al-Ayyubi dengan teori budaya organisasi
Strategi mempunyai Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo
pengertian suatu garis-garis besar (Richard dan Lynn, 2008: 325).
haluan bertindak dalam usaha Temuan strategi ini termasuk dalam
mencapai sasaran yang telah asumsi ketiga yang membahas
ditentukan. Selain itu, startegi juga mengenai “budaya setiap organisasi
merupakan suatu tindakan yang bervariasi dan interpretasi tindakan
Educitizen, Vol. 3 No. 1 Mei 2018 237

dalam budaya juga beragam”. Pada diatur dalam Pasal 45 point (6a).
asumsi ketiga ini ada hal penting Pada KAMMI Komisariat
yang harus diamati yakni berkaitan Sholahuddin Al-Ayyubi dilakukan
dengan pertanyaan ‘bagaimana hal dalam kegiatan Musyawarah
ini diatasi?’ serta ‘strategi apa yang Komisariat seperti yang
digunakan?’. Dua pertanyaan ditercantum dalam ART Pasal 56
tersebut merupakan bagian penting ayat 3 yakni “menetapkan
pada asumsi ketiga teori budaya panduan kerja komisariat”.Pada
organisasi yang digunakan untuk proses perencanaan ini, kedua
menjawab pertanyaan sebelumnya organisasi menentukan program
mengenai hambatan. kerja yang nantinya menjadi
Selain itu, organisasi panduan dalam mencapai tujuan.
kemahasiswaan dikelola dengan b. pengorganisasian (organizing)
model manajemen strategis (strategic ditunjukkan dengan adanya
management) dengan dua tujuan susunan kepengurusan yang
yaitu: agar organisasi mahasiswa saling berkaitan satu dengan yang
dapat terus berkembang serta lainnya dalam melaksanakan
menjadi sarana pengembangan kegiatan-kegiatan organisasi.
kemampuan manajemen dan c. pengarahan dan implementasi
kepemimpinan organisasi bagi (actuating) ditunjukkan dengan
mahasiswa (Abdul, 2013: 1). berbagai strategi yang dilakukan
Manajemen stategis dalam melalui program kerja baik PMII
implementasinya memuat empat Komisariat Kentingan dan KAMMI
fungsi pokok manajemen (Abdul, Komisariat Sholahuddin Al-
2013: 3), hal ini telah ditunjukkan Ayyubi.
oleh PMII Komisariat Kentingan dan d. pengawasan dan pengendalian
KAMMI Komisariat Sholahuddin Al- (controlling) dilakukan pada
Ayyubi yaitu: pertengahan dan akhir tahun
a. perencanaan (planning) yang kepengurusan yang mana di PMII
ditunjukkan melalui Rapat Pleno dilaksanakan pada Rapat Tahunan
BPH PK PMII dan Rapat Tahunan Komisariat (RTK) seperti yang
Komisariat yang diatur dalam tercantum dalam ART Pasal 45
Pasal 45 dan Pasal 46 berfungsi point (6b) bahwa “menilai
untuk membahas hal-hal strategis laporan pertanggung jawaban
dan menetapkan keputusan untuk pengurus komisariat”. Pada
merespon berbagai dinamika KAMMI Komisariat Sholahuddin
organisasi baik bersifat internal Al-Ayyubi dilakukan pada akhir
maupun eksternal. Serta kepengurusan dalam kegiatan
pelaksanaan RTK yang telah Musyawarah Komisariat seperti
Educitizen, Vol. 3 No. 1 Mei 2018 238

yang ditercantum dalam ART aswaja, FGD, sosialisasi BPO, MK


Pasal 56 ayat 1 yakni “Meminta Khos dan MK Klasikal revitalisasi
dan menilai LPJ Pengurus normatif ditunjukkan melalui
Komisaria KAMMI”. Pengawasan kegiatan membentuk komunitas,
dan pengendalian ini sebagai pemanfaatan ladang dakwah, serap
bahan evaluasi untuk menilai aspirasi, pelatihan basis dan aswaja,
seberapa berhasilnya kegiatan dan pengkaryaan.
yang dilakukan dalam memenuhi
target dalam mencapai tujuan. SIMPULAN DAN SARAN
Pengawasan dan pengendalian ini Simpulan
dilakukan dipertengahan periode 1. Implementasi musyawarah yang
dan akhir periode kepengurusan. dilakukan oleh PMII Komisariat
Strategi yang dilaksanakan Kentingan dan KAMMI Komisariat
PMII Komisariat Kentingan dan Sholahuddin Al-Ayyubi memiliki
KAMMI Komisariat Sholahuddin Al- beberapa persamaan dan
Ayyubi telah menunjukkan perbedaan. Secara umum kedua
pelaksanaan revitalisasi organisasi tersebut melakukan
epistemologis dan revitalisasi pada musyawarah dalam bentuk
tingkat penjabaran normatif. diskusi, rapat dan pemilihan
Menurut Kaelan (2014: 138-139) ketua. Walaupun ada beberapa
bahwa revitalisasi epistemologis ini program khusus dalam
yakni revitalisasi untuk tetap implementasi musyawarah yang
menjaga dan mengembangkan hanya dimiliki oleh masing-
dengan melibatkan proses masing organisasi yakni
pendidikan. Revitalisasi berikutnya pelaksanaan kontrak forum dan
yakni revitalisasi pada tingkat musyawarah di LSO yang
penjabaran normatif yaitu dalam dilaksanakan oleh PMII
konteks pelaksanaan negara secara Komisariat Kentingan serta
normatif. Revitalisasi ini dijelaskan pelaksanaan TEKAD dan DM yang
oleh Armawi (2007: 35-36) bahwa dimiliki oleh KAMMIKomisariat
pada tingkat ini harus dikembangkan Sholahuddin Al-Ayyubi. Nilai
derivasi nilai-nilai Pancasila. Pada keadilan ditunjukkan dengan
taraf berikutnya adalah melakukan adanya aturan mengenai hak dan
implementasi dan kontekstualisasi kewajiban. Nilai kebebasan
dalam berbagai bidang kehidupan. adanya hak suara dan pendapat
Revitalisasi epistemologi bagi pengurus dan anggota serta
ditunjukkan melalui kegiatan diskusi, hak pendapat tanpa hak suara
menghidupkan kader, PKM Corner, bagi peninjau, dan tidak adanya
serap aspirasi, pelatihan basis dan tekanan saat pelaksanaan
Educitizen, Vol. 3 No. 1 Mei 2018 239

musyawarah. Implementasi nilai- Sedangkan yang dilakukan oleh


nilai musyawarah di KAMMI KAMMI Komisariat Sholahuddin
Komisariat Sholahuddin Al- Al-Ayyubi meliputi program
Ayyubi yakni nilai persamaan persidangan dan sosialisasi BPO,
ditunjukkan dengan sikap diskusi dwipekanan, timing
persaudaraan, dan dalam memilih musywara, MK Khos dan MK
ketua diusahakan laki-laki, nilai Klasikal, pengkaryaan.
keadilan ditunjukkan dengan
Saran
sikap yang tertib dan aman,
1. Memperbaiki internal organisasi
adanya peraturan mengenai hak
dan menjaga komunikasi dengan
dan kewajiban, nilai kebebasan
baik agar musyawarah dapat
ditunjukkan dengan musyawarah
berjalan dengan maksimal.
mufakat dalam pelaksanaannya.
2. PMII Komisariat Kentingan dan
2. Hambatan yang dihadapi kedua
KAMMI Komisariat Sholahuddin
organisasi secara umum meliputi
Al-Ayyubi menunjukkan
waktu pelaksanaan yang kurang
eksistensi dengan menunjukkan
tepat, kesibukan dari pengurus
keberpihakan kepada masyarakat
dan anggota, masih ada yang
serta berusaha menghilangkan
belum menyampaikan pandangan,
anggapan bahwa organisasi ekstra
kurangnya kebiasaan membaca,
kampus berkaitan dengan politik
pergerakan dirasa kendor, dan
praktis.
pandangan negatif terhadap
3. PMII Komisariat Kentingan dan
organisasi ekstra
KAMMI Komisariat Sholahuddin
kampus.Sedangkan faktor
Al-Ayyubi menjaga kerjasama
pendukung secara umum meliputi
dengan OKP dalam menghidupkan
SDM organisasi, kajian yang
suasana pergerakan bersama-
menarik, luasnya hubungan
sama sehingga memudahkan
dengan pihak luar dan dukungan
peran organisasi untuk
dari dosen.
menumbuhkan musyawarah pada
3. Strategi yang dilakukan oleh PMII
mahasiswa UNS.
Komisariat Kentingan meliputi,
diskusi bulan ramadhan,
DAFTAR PUSTAKA
menghidupkan kader, membentuk
Abdul, Dindin. (2013). Perencanaan
komunitas, penggunaan humor,
Strategis untuk Organisasi
pemanfaatan ladang dakwah
Kemahasiswaan. Materi
dengan pendekatan kultural
Latihan Kepemimpinan
agama dan pendidikan, PKM
Mahasiswa (LKM), UPI, 9
Corner, Serap Aspirasi, Pelatihan
Oktober 2013.
basis dan aswaja dan FGD.
Educitizen, Vol. 3 No. 1 Mei 2018 240

Armawi, Armaidy. (2007). Pancasila Layaman, Hypolitus dkk. (Eds).


Sebagai Paradigma dalam (2011). Pancasila, Negara
Pembangunan Hankamnas. Kesejahteraan dan Ketahanan
Jurnal Ketahanan Nasional, XII Masyarakat. Jurnal Dialog
(1), April 2007, hal. 35-36. Kebijakan Publik Edisi
Diperoleh pada 14 Juni 2017, 2/Agustus/2011, hlm. 35-36.
dari Maryani. (2016, 20 September).
https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/ar Diskusi Publik dan Diseminasi
ticle/view/22114/14762. Hasil Riset Pergerakan
Danusubroto, Sidarto. (2013). Mahasiswa. FISIP UNS.
Membumikan Empat Pilar Diperoleh pada 28 Desember
Menjaga Eksistensi Bangsa. 2016, dari
Jurnal Kementerian Sekretariat http://fisip.uns.ac.id/2016/0
Negara Republik Indonesia 9/20/diskusi-publik-dan-
NEGARAWAN, No. 28, 18-19. diseminasi-hasil-riset-
Hasbi, Artani. (2001). Musyawarah pergerakan-mahasiswa/.
dan Demokrasi: Anaisis Sugiyono. (2008). Memahami
Konseptual Aplikatif dalam Penelitian Kualitatif. Bandung:
Lintasan Sejarah Pemikiran Alfabeta
Politik Islam. Pamulang: Sutopo.(2002). Metodologi Penelitian
Penerbit Gaya Media Pratama. Kualitatif: Dasar Teori dan
Kaelan. (2014). Pembudayaan Terapannya dalam Penelitian.
Pancasila. Prosiding Kongres Surakarta: Sebelas Maret
Pancasila VI Penguatan, University Press.
Sinkronisasi, Harmonisasi, Syaiful Bahri Djamarah & Aswan
Integrasi Perlembagaan dan Zain. (2013). Strategi Belajar
Pembudayaan Pancasila dalam Mengajar. Jakarta: Rineka
Rangka Memperkokoh Cipta
Kedaulatan Bangsa,hlm.138- Syaumi, K.N. (2016, 15 November).
139, Universitas Pattimura, Belum Capai Target, Ketua
Ambon. KPU: Kami Cukup Puas.
Kawamura, Koichi. (2011). Consensus Saluran Sebelas. Diperoleh
and Democracy in Indonesia: pada 28 Desember 2016, dari
Musyawarah-Mufakat https://saluransebelas.com/b
Revisited, Ide Discussion Paper elum-capai-target-suara-
No. 308, 4-5. ketua-kpu-kami-cukup-puas/
Koentjaraningrat. (2000). Pengantar Undang-Undang Republik Indonesia
Ilmu Antropologi. Jakarta: No. 20 tahun 2003 tentang
Rineka Cipta. Sistem Pendidikan Nasional.
Educitizen, Vol. 3 No. 1 Mei 2018 241

West, Richard and Lynn H. Turner.


(2008). Teori Komunikasi
Analisis dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Humanika.

You might also like