You are on page 1of 17

RENCANA BISNIS PAKAIAN “KYARA”

DENGAN ANALISIS MODEL BISNIS KANVAS


Oleh :
Luthfia Luhuringkania Kusuma*), Teti Haryati, M.Si**), Saniatun Nurhasanah, M.Si**)
*)Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah, Program Studi Manajemen Bisnis Syariah Institut
Agama Islam Tazkia.
**)Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah Institut Agama Islam Tazkia.

Email :
luthfia.suranggana@gmail.com

ABSTRACT
Clothing has a function as a tool to protect and cover the limbs. In addition, clothing
becomes a characteristic to support a person’s style and lifestyle. Thus, it can be said that clothing
becomes one of the main needs of Indonesian people in carrying out their daily activities. The
rapid development of the fashion industry in the world creates fast fashion trend. Fast fashion is
a business strategy that is the result of collaboration of manufacturers, suppliers, and consumers
whose turnover is very quickly changed to meet and dominate the fashion market. The impact of
fast fashion industry behavior can be said to be quite serious in the preservation of nature and the
environment, social, and economic. In this case, Kyara comes as a provider of clothing products
using the concept of sustainable fashion. Sustainable fashion is a term used to produce clothing
and accessories in an environmentally friendly and socioeconomic way. In this business model
canvas research, Kyara has a focus on two research objects, namely customer segments and value
propositions. The method used in this research is an action research method with a qualitative
approach, research is carried out through two stages, namely problem testing and solution testing
by conducting interviews and also offer solutions to 30 respondents. Based on problem testing and
solution testing, the results obtained are in the form of establishing new business models in
customer segments, value propositions, and revenue streams. Kyara’s customer segments consist
of active students, and office workers, businesses, and entrepreneurs. Kyara’s value propositions
include: environmentally friendly, material quality, product variety, and product information. For
revenue streams components are updated into two sources, namely tha sale of products with linen
and tencel materials.
Keywords: Dailywear, Sustainable Fashion, Business Model Canvas, Action Research,
Customer Segments, Value Propositions, Revenue Streams.

PENDAHULUAN
Berdasarkan informasi dari Kementrian Perindustrian Republik Indonesia pada bulan
November 2019, industri tekstil dan pakaian jadi merupakan sektor manufaktur yang memberikan
perkembangan sangat besar pada triwulan III tahun 2019 sebesar 15,08%. Capaian tersebut
melampaui perkembangan ekonomi sebesar 5,02% di periode yang sama. Informasi lainnya
terlansir pada State of The Global Islamic Economy Report 2020/2021 mengatakan bahwa

1
konsumsi fashion muslim di dunia pada 2019 mencapai 277 miliar dollar AS. Sedangkan konsumsi
fashion muslim di Indonesia menduduki peringkat ke lima terbesar di dunia dengan mencapai 16
miliar dollar AS setelah Iran, Turki, Arab Saudi, dan Pakistan.
Pesatnya perkembangan industri fashion di dunia, menciptakan adanya trend fast fashion.
Menurut Martinez-de-Albeniz (2015) “Fast fashion is a business model that offers fashionable
clothes at affordable prices” yang berarti fast fashion merupakan model bisnis yang menawarkan
pakaian modis dengan harga murah. Fast fashion juga merupakan strategi bisnis hasil kolaborasi
produsen, pemasok, dan konsumen yang perputarannya sangat cepat berganti untuk memenuhi dan
menguasai pasar mode. Sebagai contoh, industri fashion akan memproduksi pakaian untuk musim
panas menggunakan replikasi tren dengan bahan berkualitas rendah, dan di tahun yang sama
mereka akan memproduksi pakaian untuk musim-musim selanjutnya.
Dampak dari perilaku industri fast fashion dapat dikatakan cukup serius dalam pelestarian
alam dan lingkungan hidup, sosial, serta ekonomi. Industri fast fashion menjadi produsen limbah
terbesar kedua setelah industri minyak dan gas. Terlansir dari artikel Kata Data, dalam produksinya
industri fast fashion banyak menggunakan bahan baku yang membahayakan bagi lingkungan.
Seperti penggunaan pewarna tekstil yang murah, penggunaan bahan baku polyester yang
menghasilkan serat microfiber setara dengan penggunaan 50 miliar plastik per tahun,
menghabiskan 2.700 liter air untuk pembuatan satu kaos katun, menghasilkan emisi sebanyak
1.715 juta ton CO2 dan juga menghasilkan sebanyak 92 juta ton sampah per tahunnya.
Selain itu, industri fast fashion juga memberikan dampak pada sektor sosial. Karakteristik
dari fast fashion berupa memproduksi pakaian sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat
menjadikan mereka memberikan upah yang sangat murah kepada para pekerja tanpa adanya
jaminan keselamatan kerja. Berdasarkan informasi yang tertulis dalam artikel Kata Data, sebanyak
lebih dari 50% pekerja tidak dibayar sesuai dengan upah minimum, bahkan mereka
mempekerjakan pekerja dibawah umur dan rata-rata 5,6% pekerja cedera setiap tahunnya.
Kebanyakan pekerja berasal dari negara Asia salah satunya Indonesia.
Berdasarkan permasalah tersebut, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang dalam
bidang produksi pakaian dengan menggunakan konsep sustainable fashion yang meminimalkan
kerusakan lingkungan. Selain sebagai sebuah peluang untuk perencanaan bisnis, secara bersamaan
hal ini dapat menjadi solusi pendukung dari permasalahan yang ada yaitu upaya meminimalisir
pembelian pakaian dari industri fast fashion. Dengan menggunakan konsep pemasaran digital
menggunakan internet dan media sosial, pemilik bisnis dapat lebih mudah dan efektif dalam
melakukan promosi serta penjualan.

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Model Bisnis Kanvas
Dalam model bisnis kanvas, terdapat sembilan blok penting yang diterapkan dalam suatu
rancangan bisnis. Sembilan blok tersebut antara lain : Customer Segment, Value Proposition,
Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key
Partnerships, dan Cost Structure.

2
1. Customer Segments
Customer Segments merupakan elemen yang terdiri dari beberapa individu atau kelompok,
dimana kelompok tersebut merupakan target yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan
yang mendirikan bisnis.
2. Value Proposition
Value Proposition merupakan gambaran nilai-nilai yang akan diisi ke dalam setiap produk
yang disediakan oleh perusahaan. Elemen ini merupakan bagian penting dalam berjalannya
suatu bisnis, karena masing-masing konsumen yang membeli dan menggunakan produk
tersebut ingin mendapatkan nilai atau manfaat dari produk yang mereka gunakan.
3. Channels
Channels merupakan media atau alat yang digunakan perusahaan untuk memberikan
informasi melalui kegiatan promosi terkait dengan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan. Dengan menggunakan channels yang tepat, perusahaan dapat mencapai
jumlah konsumen sesuai dengan target dari segmentasi konsumen perusahaan tersebut.
4. Customer Relationships
Customer Relationships merupakan elemen yang menjelaskan tentang jenis hubungan
yang ingin dibangun suatu perusahaan dengan para konsumen. Menggunakan segmentasi
konsumen yang spesifik, perusahaan harus menentukan jenis hubungan seperti apa yang
ingin dibentuk perusahaan dengan masing-masing segmen konsumen.
5. Revenue Streams
Revenue Streams merupakan elemen yang menjelaskan tentang arus kas perusahaan yang
didapat dari kegiatan penjualan produk kepada para konsumen. Elemen ini disebut juga
sebagai cara perusahaan mendapatkan keuntungan melalui nilai yang diterapkan dalam
suatu produk.
6. Key Resources
Key Resources merupakan sumber daya dan asset utama berjalannya kegiatan bisnis
perusahaan. Setiap model bisnis membutuhkan sumber daya utamanya, terutama dalam
proses produksi. Dengan adanya key resources, perusahaan dapat berkreasi dan
mengembangkan nilai-nilai yang merupakan inti dari sebuah produk.
7. Key Activities
Key Activities merupakan elemen yang menjelaskan tentang langkah penting yang harus
dilakukan suatu perusahaan agar model bisnis dapat berjalan dengan lancar. Langkah
penting dalam key activities berupa:
1) Memberikan pelayanan yang baik kepada setiap konsumen sehingga dapat
menjadikan hubungan dengan konsumen terjaga dengan baik.
2) Dapat melakukan pemasaran produk yang efektif
3) Memberikan nilai-nilai yang maksimal dalam sebuah produk.

3
8. Key Partnerships
Key Partnerships merupakan jaringan antara perusahaan, pemasok dan partner. Hal
tersebut dapat mendukung kelancaran proses produksi, pemasaran, dan penjualan.
9. Cost Sructure
Cost Structure merupakan elemen yang berfungsi untuk menjelaskan semua biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan model bisnis. Biaya yang termasuk dalam cost
structure ini mencakup rincian biaya seperti, biaya produksi, biaya operasional, biaya
tambahan, biaya pemasaran, dan biaya aktivitas lainnya menyesuaikan dengan model
bisnis perusahaan.

Gambaran Produk
Kyara merupakan sebuah rencana bisnis di bidang usaha pakaian dengan menggunakan
konsep sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan yang memperhatikan keadaan lingkungan,
kondisi pekerja, dan juga kesehatan penggunanya. Menggunakan bahan-bahan yang berasal dari
alam serta melalui proses yang lebih aman tanpa melibatkan banyak bahan kimia yang dapat
membahayakan lingkungan menjadikan produk Kyara dapat digunakan dalam jangka waktu yang
lama. Desain pakaian pada produk Kyara dirancang sedemikian rupa sehingga meminimalkan
adanya pola potongan yang dapat menghasilkan limbah. Produk pakaian Kyara dibuat mulai dari
ukuran small sampai extra large sehingga dapat mempermudah konsumen dalam memilih produk
yang sesuai dengan ukuran mereka.
Dalam melakukan kegiatan produksi pakaian Kyara, tentunya dibutuhkan beberapa
komponen utama untuk melengkapi kualitas produk tersebut. Berikut beberapa komponen yang
dibutuhkan:
1. Bahan Kain yang Ramah Lingkungan
Bahan kain yang digunakan merupakan kain yang ramah lingkungan seperti kain linen,
kain hemp, kain katun organik, dan kain tencel. Beberapa jenis kain tersebut digunakan
sebagai bahan dasar dikarenakan memiliki sifat anti bakteri dan anti jamur, serta dapat
menyerap keringat sehingga pakaian yang dibuat dari kain tersebut akan meminimalkan
pertumbuhan bakteri.
2. Desain Pakaian
Desain yang digunakan dalam memproduksi pakaian Kyara bertemakan minimalis. Tema
minimalis ialah tema yang berisi desain-desain sederhana dan simple.
3. Penjahit Rumahan
Untuk mewujudkan produk pakaian tersebut, Kyara memilih bekerjasama dengan penjahit
rumahan. Dengan memilih penjahit rumahan sebagai penjahit utama dalam memproduksi
pakaian, Kyara turut membantu dalam mensejahterakan ekonomi para penjahit rumahan.
4. Label dan Tag Merk
Penggunaan label dan tag merk berfungsi untuk memberikan tanda pada produk pakaian
Kyara. Tanda tersebut berguna untuk kepentingan branding, menentukan cara perawatan
pakaian, info mengenai ukuran pakaian, dan harga dari pakaian tersebut.

4
5. Packaging
Packaging berfungsi untuk menjamin keamanan produk, memudahkan pengiriman, serta
memudahkan brand dikenali oleh konsumen.
Dalam proses produksinya, Kyara sangat memperhatikan kualitas dari produk yang akan
dipasarkan. Untuk dapat mencapai kualitas yang baik dan memuaskan konsumen, maka ada
beberapa tahapan yang harus ditempuh dalam proses produksi yaitu: pencarian bahan dasar,
produksi pakaian, pelabelan dan pengemasan, penjualan, dan pemasaran.

Referensi Model Bisnis


Referensi model bisnis yang penulis gunakan adalah brand yang memiliki fokus yang
cukup serupa dengan bidang usaha yang akan dijalankan. Kedua brand tersebut adalah
THENBLANK dan DAISSY. Thenblank merupakan sebuah bisnis yang bergerak dibidang
industri fashion sejak tahun 2012. Berawal dari kekhawatiran banyaknya masyarakat yang belum
mencintai produk-produk buatan anak bangsa dengan masih banyaknya beredar brand asing di
pasaran, sehingga Thenblank tergerak untuk berkarya menghasilkan produk berkualitas yang
mempunyai daya saing di mata global. Sesuai dengan mottonya “Dress well, keep it simple”,
Thenblank menghasilkan produk pakaian dengan menggunakan konsep simplify dimana setiap
desain pakaian dibuat dengan simple dan dapat digunakan dalam jangka panjang.
Brand selanjutnya yang menjadi referensi model bisnis dalam perencanaan bisnis ini adalah
Daissy. Daissy juga merupakan sebuah bisnis yang bergerak dan memiliki fokus dalam bidang
industri fashion sejak tahun 2015. Salah satu tujuan Daissy yaitu dapat menghasilkan pakaian
sehari-hari yang mudah dipakai, simple, dan dapat digunakan dalam jangka panjang. Menurut
Daissy, setiap produk yang dihasilkan menggunakan bahan baku pilihan dan memperhatikan detail
setiap potongan material untuk memberikan hasil yang terbaik.

Landasan Syariah
Dalam agama Islam, umat Muslim dianjurkan untuk menutup auratnya. Allah SWT
berfirman dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 26 :

ِ َ ‫ک خ َۡی ٌرؕ ٰذ ِل‬


ِ ‫ک ِِ ۡۡ ٰا ٰی‬ َ ‫اس الت َّ ۡق ٰوی ۙ ٰذ ِل‬ ُ ِ‫س ۡو ٰات‬
ً ‫ک ۡم َو ِر ۡی‬
ُ َ‫شاؕ َو ِلب‬ َ ‫سا ی َُّو ِار ۡی‬
ً ‫ک ۡم ِلبَا‬ َ ‫ٰیبَنِ ۡۤۡی ٰادَ َم قَ ۡد ا َ ۡنزَ ۡلنَا‬
ُ ‫علَ ۡی‬
َ)26( ‫ّٰللا لَعَلَّ ُہ ۡم یَذَّ َّک ُر ۡون‬ ِ‫ہ‬
Artinya:
“Wahai anak cucu adam, sesungguhnya kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu
dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi, pakaian takwa itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagai
tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, mudah-mudahan mereka ingat.” (Al-Qur’an, Al-A’raf : 26).
Berdasarkan dalil Al-Qur’an tersebut, dapat disimpulkan bahwa Allah SWT telah
menurunkan hujan dari langit sehingga menyebabkan tumbuhnya beberapa tanaman yang dapat
diolah dan dijadikan sebagai bahan pakaian yang dipakai untuk menutupi aurat, serta dapat
menahan dari panas dan dingin.

5
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian, Pengumpulan Data, Analisis Data
Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan pengumpulan data, analisis, dan
evaluasi hasil tinjauan di lapangan adalah kurang lebih selama dua bulan, yang kemudian akan
disesuaikan. Tempat yang akan menjadi lokasi dari dilakukannya kegiatan penelitian terkait
produk ini adalah wilayah Jabodetabek.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian produk Kyara yaitu teknik
wawancara dan teknik observasi melalui pendekatan kualitatif.
1. Wawancara
Wawanacara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan
melalui proses tanya jawab mengenai beberapa hal yang akan dibahas. Dalam teknik ini,
penulis akan melakukan wawancara kepada target konsumen yang sesuai dengan
segmentasi.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara turun ke
lapangan dan mengamati secara langsung. Teknik observasi dilakukan untuk mendapatkan
informasi dan data pendukung yang akurat untuk melengkapi hasil penelitian.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian produk Kyara menggunakan teknik analisis
data kualitatif. Analisis data yang digunakan melalui tiga tahapan, yaitu:
1. Kondensasi Data (Data Condensation)
Tahap pertama yang dilakukan adalah kondensasi data atau disebut dengan reduksi data.
Reduksi data merupakan proses memilih, memfokuskan, serta merangkum data yang
diperoleh melalui wawancara dan observasi sehingga memperoleh informasi yang efektif
sesuai dengan yang dibutuhkan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Tahap kedua yang dilakukan dalam analisis data adalah penyajian data. Penyajian data
dapat dilakukan setelah data selesai direduksi atau dirangkum. Dalam tahap ini, penyajian
data dapat dilakukan dalam bentuk grafik, diagram, table, dan jenis lainnya yang mudah
dipahami. Pada umumnya penyajian data dalam analisis data kualitatif menggunakan teks
yang bersifat naratif.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusions Drawing)
Tahap terakhir pada analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan. Dalam tahap ini
penulis membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah direduksi dan disajikan.
Kesimpulan yang didapatkan dapat bersifat sementara dan dapat berubah apabila belum
dinyatakan sesuai dengan bukti yang kuat. Namun kesimpulan dapat juga bersifat kredibel
apabila didukung dengan bukti yang valid.

6
Ekstraksi Hipotesis Model Bisnis Kanvas Kyara

Key Partners Key Activities Value Customer Customer


Propositions Relationships Segments
- Supplier kain - Produksi
- UMKM Penjahit - Pengemasan - Ramah - Interaksi media - Pekerja /
rumahan - Digital lingkungan (eco- sosial Karyawati
- Vendor paper Marketing friendly) - Admin - Pelajar /
bag - Pengelolaan - Comfortable responsive Mahasiswi
- Vendor label cash flow - Desain simple - Promo
- Vendor hanging - Timeless (dapat
tag digunakan
Key Resources dalam jangka Channels
panjang)
- Modal - Apparel (koleksi - Media sosial
- SDM produk Kyara) - E-commerce
(Production,
Management,
Marketing)
- Transportasi

Cost Structure Revenue Streams

- Fixed Cost (supplier dan asset) - Penjualan produk Kyara


- Variable Cost (produksi dan pemasaran)

Deskripsi Ekstraksi Hipotesis Model Bisnis Kanvas Kyara


Adapun deskripsi dari gambaran Sembilan blok model bisnis kanvas dari rencana bisnis
Kyara yang telah ditentukan oleh penulis adalah sebagai berikut.
1. Customer Segments
1) Karyawan / Pegawai
Segmen konsumen yang dijadikan sebagai target utama dalam penjualan dan
pemasaran produk Kyara adalah pekerja perempuan.
2) Pelajar / Mahasiswi
Segmen selanjutnya yang menjadi target penjualan dan pemasaran produk Kyara
adalah pelajar perempuan atau mahasiswi yang masih aktif dalam menjalankan
kegiatan pembelajaran di jenjangnya masing-masing.
2. Value Propositions
1) Ramah Lingkungan (Eco-friendly)
Produk yang disediakan oleh Kyara bersifat ramah lingkungan, mulai dari kain yang
digunakan, proses pembuatan pakaian, hingga packaging. Selain itu, Kyara juga
akan bekerjasama dengan Lindungi Hutan untuk berkomitmen mendonasikan satu
pohon untuk setiap satu produk pakaian Kyara yang terjual setiap bulannya dan
Setali Indonesia untuk mendonasikan sisa bahan agar dapat didaur ulang dan tidak
menjadi sampah.

7
2) Comfortable,
Produk yang disediakan oleh Kyara menggunakan kain yang nyaman untuk
digunakan sehari-hari, seperti kain linen, tencel, dan katun organic.
3) Simple dan Timeless
Kyara memilih desain yang simple dan timeless, sehingga produk yang dihasilkan
nantinya akan mudah untuk digunakan serta tidak terpaku pada suatu tren sehingga
dapat digunakan dalam jangka panjang.
4) Apparel
Dalam dunia fashion, apparel mengacu pada koleksi produk dari brand fashion.
Produk yang disediakan oleh Kyara berupa pakaian sehari-hari dengan
menyediakan beberapa koleksi seperti tampilan casual, semi-formal, hingga formal.
3. Channels
1) Media Sosial. Kyara akan menggunakan media sosial sebagai sarana pemasaran dan
pembangunan brand awareness dari produk Kyara. Kyara memilih media sosial
Instagram, dan Tiktok sebagai pusat dari brand awareness produk Kyara yang
diketahui oleh masyarakat.
2) E-commerce. Media lain yang dapat dimanfaatkan yaitu e-commerce. Kyara akan
menggunakan e-commerce Shopee dan Tokopedia untuk mempermudah dalam
melakukan transaksi. Dengan adanya fitur dari e-commerce seperti gratis biaya
pengiriman, cashback, potongan harga, dan sebagainya akan lebih menguntungkan
bagi konsumen dan perusahaan.
4. Customer Relationships
1) Media Sosial. Kyara menggunakan beberapa fitur media sosial Instagram dan
Tiktok sebagai tempat untuk berinteraksi dengan konsumen.
2) Admin. Kyara menyediakan layanan admin yang responsif dan bersahabat sehingga
konsumen akan merasa nyaman ketika ingin membeli produk di Kyara.
3) Promo. Dengan memberikan promo yang beragam kepada konsumen, Kyara dapat
menciptakan brand awareness, membangun merek, serta meningkatkan loyalitas
konsumen.
5. Key Resources
Key resources atau sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan rencana
bisnis Kyara adalah modal, sumber daya manusia, dan transportasi. Modal merupakan
sumber daya utama dalam bentuk financial yang diperlukan pelaku usaha untuk
membangun sebuah bisnis.
Sumber daya manusia yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan bisnis ialah
Management, Production, Creative, dan Marketing. Management bertanggung jawab
dalam mengelola bisnis dan keuangan serta strategi produksi. Production bertanggung
jawab dalam pembuatan produk, labeling dan hangtag, hingga packaging. Creative
bertanggung jawab dalam pembuatan desain pakaian dan konten untuk media sosial Kyara.

8
Marketing bertanggung jawab dalam pemasaran, administrasi penjualan, dan ketersediaan
produk.
6. Key Partners
Adapun partner atau mitra yang dibutuhkan dalam melakukan produksi dan
pemasaran produk Kyara adalah penjahit rumahan, supplier kain, vendor hangtag, vendor
label, vendor paper bag.
7. Key Activities
1) Produksi, merupakan kegiatan utama yang dilakukan oleh perusahaan penyedia
produk. Melalui proses ini, Kyara dapat menyediakan produk yang sesuai dengan
rancangan bisnis yang telah dibangun.
2) Packaging, merupakan proses yang sangat diperlukan dalam bisnis berbasis online.
Packaging dilakukan agar menjaga kualitas produk tetap baik sebelum dikirimkan
kepada konsumen.
3) Digital Marketing, merupakan kegiatan penting dalam bisnis berbasis online.
Dengan menggunakan strategi pemasaran digital yang tepat, Kyara dapat
menjangkau dan menarik konsumen dengan jumlah yang sesuai dengan target.
4) Pengelolaan Cash Flow, yaitu berupa aktivitas pencatatan seluruh rincian finansial
perusahaan. Dengan melakukan pengelolaan finansial yang baik, Kyara dapat
menentukan langkah penting selanjutnya setelah melakukan evaluasi
8. Cost Structure
1) Investment Cost
Masa Biaya
No Variabel Qty Biaya Jumlah Pakai Depresiasi
(Bulan) (Bulan)
Laptop Asus
1 1 Rp 8,950,000 Rp 8,950,000 60 Rp 149,167
Vivobook 14
Iphone XR 128
2 1 Rp 8,800,000 Rp 8,800,000 60 Rp 146,667
GB
Meja dan Kursi
3 3 Rp 680,000 Rp 2,040,000 60 Rp 34,000
(set)
4 Rak Penyimpanan 3 Rp 510,000 Rp 1,530,000 60 Rp 25,500
5 Setrika Uap 2 Rp 285,000 Rp 570,000 60 Rp 9,500
6 Hanger Kayu 3 Rp 50,000 Rp 150,000 24 Rp 6,250
7 Backdrop Foto 3 Rp 50,000 Rp 150,000 24 Rp 6,250
Tripod &
8 2 Rp 90,000 Rp 180,000 36 Rp 5,000
Ringlight
9 Alat Tulis 5 Rp 18,000 Rp 90,000 12 Rp 7,500
Rak Gantungan
10 1 Rp 170,000 Rp 170,000 36 Rp 4,722
Baju
Total Asset Rp22,630,000
Total Biaya Penyusutan Rp 394,556

9
2) Fixed Cost & Variable Cost
No Variabel Qty Harga Jumlah
Fixed Cost
1 Biaya Pengiriman Produksi (300 unit) 1 Rp 400,000 Rp 400,000
2 Biaya Kuota Admin 1 Rp 200,000 Rp 200,000
3 Endorsement / Ads 1 Rp 1,000,000 Rp 1,000,000
Total Fixed Cost Rp 1,600,000
Variable Cost
1 Hanging Tag 300 Rp 4,000 Rp 1,200,000
2 Label Merek 300 Rp 500 Rp 150,000
3 Thank You Card 300 Rp 500 Rp 150,000
4 Packaging Paper Bag 300 Rp 3,000 Rp 900,000
Total Variable Cost Rp 2,400,000
Variable Cost Baju Bahan Linen
1 Kain Linen Monarch (2m/pcs) 8 Rp 1,596,000 Rp 12,768,000
2 Biaya Jasa Penjahit Rumahan 200 Rp 32,000 Rp 6,400,000
3 Add: Kancing (7pcs/baju) 117 Rp 3,000 Rp 351,000
Total Variable Cost Baju Bahan Linen Rp 19,519,000
Variable Cost Baju Bahan Tencel
1 Kain Bengaline Tencel (2m/pcs) 4 Rp 1,652,000 Rp 6,608,000
2 Biaya Jasa Penjahit Rumahan 100 Rp 35,000 Rp 3,500,000
3 Add: Kancing (7pcs/baju) 59 Rp 3,000 Rp 177,000
Total Variable Cost Baju Bahan Tencel Rp 10,285,000
Total Variable Cost Keseluruhan Rp 32,204,000
Total Biaya Rp 33,804,000

3) Harga Pokok Produksi


No Variabel Qty Biaya Jumlah
Produk Pakaian Bahan Linen
1 Fixed Cost 1 Rp 8,000 Rp 8,000
2 Variable Cost 1 Rp 109,595 Rp 109,595
Total Biaya Rp 117,595
Produk Pakaian Bahan Tencel
1 Fixed Cost 1 Rp 16,000 Rp 16,000
2 Variable Cost 1 Rp 126,850 Rp 126,850
Total Biaya Rp 142,850

10
9. Revenue Streams
1) Estimasi Pendapatan
No Variabel Qty Harga Jumlah
1 Kyara Linen 200 Rp 167,000 Rp 33,400,000
2 Kyara Tencel 100 Rp 183,000 Rp 18,300,000
Total Pendapatan per Bulan Rp 51,700,000

2) Net Profit / Keuntungan Bersih


Sales Revenue Rp 51,700,000
Variable Cost Rp 32,204,000
Gross Profit Rp 19,496,000
Fixed Cost Rp 1,600,000
Net Profit Rp 17,896,000

3) Break Even Point


a. BEP Produk Kyara Bahan Linen
1,600,000
BEP per Unit = = 27,8
167,000 - 109,595

b. BEP Produk Kyara Bahan Tencel


1,600,000
BEP per Unit = = 28,4
183,000 - 126,850

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Perusahaan
Kyara merupakan sebuah rencana bisnis di bidang usaha pakaian dengan menggunakan
konsep sustainable fashion. Kyara berencana untuk memproduksi pakaian sehari-hari yang ramah
lingkungan serta nyaman ketika digunakan. Untuk menjalankan bisnis tersebut, tentunya Kyara
membutuhkan visi dan misi perusahaan. Berikut adalah visi dan misi perusahaan:
1. Visi Kyara yaitu menjadi brand fashion dengan menerapkan sustainability sebagai standar
inti dalam proses produksi sehingga mampu menciptakan produk yang ramah lingkungan
tanpa mengurangi kualitas produk.
2. Misi Kyara adalah sebagai berikut:
a. Memproduksi pakaian dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan
serta meminimalisir jumlah sampah kain yang terlibat dalam proses pembuatan
pakaian.
b. Menerapkan ethical fashion dalam proses produksi
c. Mendesain pakaian yang sesuai dengan value yaitu comfortable, simple, and timeless
sehingga produk yang dihasilkan dapat digunakan dalam jangka panjang.

11
Analisis Industri
Analisis SWOT Kompetitor
1. Thenblank
Strengths Weaknesses
- Brand awareness yang unggul - Minimnya informasi tentang
- Sudah memiliki banyak platform perusahaan
media sosial, e-commerce, dan juga
toko offline
- Penjualan dan pengiriman sampai ke
Asia Tenggara
- Kualitas produk yang bagus
- Berkolaborasi dengan artis dan
selebgram
- Earth-friendly packaging
Opportunities Threats
- Berpotensi menjadi pemimpin dalam - Munculnya kompetitor secara terus
industri pakaian lokal menerus
- Dapat menarik minat beli pada - Harga brand lain yang lebih murah
kalangan remaja dan dewasa
- Mampu bersaing dengan produk lokal
maupun internasional

2. Daissy
Strenghts Weaknesses
- Brand awareness yang unggul - Website kurang diperbaharui
- Memiliki banyak platform media - Minimnya informasi mengenai
sosial yang baik dan toko offline perusahaan
- Penjualan dan pengiriman sampai ke
Asia Tenggara (Malaysia, Thailand,
Philipines, dan Vietnam)
- Kualitas produk yang baik
- Variasi produk yang beragam
Opportunities Threats
- Dapat menarik minat beli konsumen - Munculnya competitor secara
lokal maupun internasional terus menerus
- Berpotensi untuk menjangkau pasar - Harga brand lain yang lebih
internasional murah

Analisis SWOT Kyara


Strengths Weaknesses
- Kualitas produk yang baik - Tergolong brand yang masih baru
- Mengedepankan sustainable fashion dan - Membutuhkan waktu untuk
ethical fashion memperkenalkan produk
- Menggunakan bahan ramah lingkungan - Minimnya testimoni dari konsumen
- Eco-friendly packaging
- Desain pakaian yang simple dan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang lama
(timeless)
- Koleksi produk yang terbatas (limited
edition)
- Bekerjasama dengan UMKM penjahit
rumahan

12
Opportunities Threats
- Potensi untuk memperkenalkan sustainable - Kompetitor yang sudah cukup lama dalam
fashion industri fashion
- Potensi untuk meningkatkan kesadaran - Munculnya pesaing baru dengan konsep
masyarakat tentang pentingnya menjaga yang sama
lingkungan

Analisis Ukuran Pasar


1. Total Available Market (TAM)
Total Available Market yang penulis tentukan dalam penelitian ini adalah penduduk
berdomisisli di Jabodetabek dengan jenis kelamin perempuan dengan kategori angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja. Menurut Dinas Ketenagakerjaan, angkatan kerja
merupakan penduduk yang berusia 15-64 tahun yang telah bekerja atau masih mencari
pekerjaan, sedangkan bukan angkatan kerja merupakan penduduk yang berusia 15-64
tahun yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan, dan sedang tidak mencari pekerjaan
(pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga). Berdasarkan data dan asumsi yang didapat, maka
jumlah penduduk yang menjadi target responden adalah sebanyak 6.084.279 penduduk.
Data tersebut terakhir diperbaharui tahun 2020.
2. Served Available Market (SAM)
Served Available Market yang dapat dicakup dan ditetapkan dalam penelitian ini adalah
penduduk berdomisisli di Jabodetabek dengan jenis kelamin perempuan dengan kategori
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja berusia 15 – 40 tahun. Berdasarkan data dari BPS
(Badan Pusat Statistik) dan asumsi yang didapat, maka jumlah penduduk yang menjadi
target responden adalah sebanyak 3.933.426 penduduk. Data tersebut terakhir diperbaharui
tahun 2020.
3. Target Market (TM)
Target Market yang ditentukan dalam penelitian ini berdasarkan hasil estimasi kemampuan
daya jual produk Kyara ke konsumen selama satu tahun. Target kuantitas produksi per
bulan dari Kyara adalah sebanyak 300 unit dan produk Kyara akan launching setiap
bulannya. Maka dari itu dalam periode satu tahun total penjualan produk Kyara mencapai
3.600 unit. Kemudian diasumsikan dalam waktu satu tahun kemungkinan satu konsumen
membeli produk Kyara sebanyak satu kali pembelian. Dengan demikian, target market
yang ditentukan oleh Kyara adalah sebesar 3.600 orang. Maka persentase jumlah target
market ini sebesar 0,9%.

Uji Masalah dan Uji Solusi


Daftar Permasalahan Responden
No Variable Masalah
1 Kualitas Bahan Sebagian besar responden merasakan kualitas bahan
yang kurang baik, seperti permukaan bahan yang kasar,
tidak menyerap keringat, panas ketika digunakan, serta
jahitan yang tidak rapih.
2 Desain Beberapa responden merasakan sulit menemukan
desain serta ukuran pakaian yang sesuai dengan
kebutuhan mereka.

13
3 Harga Beberapa produk pakaian yang ditemukan memiliki
harga yang sangat mahal, produk tersebut biasanya
terdapat pada brand-brand pakaian yang sudah terkenal
bagus oleh konsumen.
4 Cepat Bosan Beberapa responden merasakan mudah sekali bosan
dengan pakaian yang mereka miliki, sehingga mereka
sering membeli pakaian minimal satu bulan sekali. Hal
tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan pakaian.
5 Honest Review Beberapa brand yang menjual pakaian dapat dikatakan
kurang dalam memberikan honest review, sehingga
beberapa responden merasa tertipu dengan produk yang
mereka beli.

Hasil Validasi Uji Solusi


No Variabel Masalah Solusi Hasil
1 Kualitas Bahan Sebagian besar responden Menyediakan Valid
merasakan kualitas bahan bahan dengan
yang kurang baik, seperti tekstur kain yang
permukaan bahan yang kasar, lembut, bahan yang
tidak menyerap keringat, sejuk ketika
panas ketika digunakan, serta digunakan, kuat
jahitan yang tidak rapih. dan tahan lama.
2 Desain Beberapa responden Memproduksi Valid
merasakan sulit menemukan pakaian dengan
desain serta ukuran pakaian desain yang simple,
yang sesuai dengan nyaman, tersedia
kebutuhan mereka. dalam berbagai
ukuran.
3 Harga Beberapa produk pakaian Menetapkan harga Valid
yang ditemukan memiliki yang terjangkau,
harga yang sangat mahal, sesuai dengan jenis
produk tersebut biasanya bahan dan desain
terdapat pada brand-brand pakaian.
pakaian yang sudah terkenal
bagus oleh konsumen.
4 Cepat Bosan Beberapa responden Memberikan Valid
merasakan mudah sekali beberapa pilihan
bosan dengan pakaian yang desain dengan
mereka miliki, sehingga motif yang berbeda,
mereka sering membeli sehingga mudah
pakaian minimal satu bulan untuk di mix and
sekali. Hal tersebut match dan dapat
menyebabkan terjadinya digunakan dalam
penumpukan pakaian. jangka panjang.
5 Honest Review Beberapa brand yang Menyediakan Valid
menjual pakaian dapat informasi berupa
dikatakan kurang dalam bahan yang
memberikan honest review, digunakan, ukuran
sehingga beberapa responden pakaian, cara
perawatan pakaian,

14
merasa tertipu dengan hingga video atau
produk yang mereka beli. foto ketika produk
tersebut digunakan.

Verifikasi Model Bisnis Kanvas Kyara

Key Partners Key Activities Value Customer Customer


Propositions Relationships Segments
- Supplier - Produksi
kain - Pengemasan - Ramah - Interaksi - Mahasiswi
- UMKM - Digital lingkungan media sosial
Aktif
Penjahit Marketing (eco-friendly) - Admin
rumahan - Pengelolaan - Kualitas Bahan responsive - Pekerja,
- Vendor cash flow yang bagus - Promo kantoran,
paper bag - Variasi Produk bisnis, dan
- Vendor yang beragam pengusaha
label Key Resources - Timeless Channels
- Vendor (digunakan
hanging tag - Modal - Media sosial
dalam jangka
- SDM - E-commerce
panjang)
(Production,
Management, - Informasi
Marketing) Produk
- Transportasi

Cost Structure Revenue Streams

- Fixed Cost (supplier dan asset) - Penjualan produk Kyara (Linen)


- Variable Cost (produksi dan pemasaran) - Penjualan produk Kyara (Tencel)

PENUTUP
Simpulan dan Saran
1. Komponen customer segments pada model bisnis pakaian Kyara memiliki dua klasifikasi
yaitu pelajar dan pekerja. Pada klasifikasi pelajar, kategori yang termasuk adalah:
perempuan, pelajar dan mahasiswi aktif. Pada klasifikasi pekerja, kategori yang termasuk
adalah: perempuan, pekerja kantor, bisnis, dan pengusaha.
2. Komponen value propositions pada model bisnis pakaian Kyara memiliki empat nilai
penting yang mewakili segala hal yang berkaitan dengan produksi. Diawali denagan nilai
ramah lingkungan (eco-friendly). Kyara menerapkan ethical fashion pada proses
produksinya, mulai dari pemilihan kain yang ramah lingkungan, meminimalisir sampah
potongan baju, hingga pengemasan pakaian yang tidak menggunakan plastik. Nilai kedua
yaitu kualitas bahan. Kyara menggunakan bahan linen dan tencel yang memiliki
keunggulan yaitu tekstur kain yang halus dan lembut, sejuk di kulit, nyaman saat
digunakan, kuat dan tahan lama, serta mudah untuk di daur ulang. Nilai ketiga yaitu variasi
produk. Dalam memproduksi pakaian, Kyara menggunakan tema minimalis. Tema
minimalis ialah tema yang berisi desain-desain sederhana dan simple. Nilai yang terakhir

15
yaitu informasi produk. Kyara akan memberikan detail informasi mengenai produk, mulai
dari bahan yang digunakan, ketersediaan ukuran, hingga harga produk tersebut.
3. Komponen selanjutnya yaitu revenue streams. Perbaikan yang dilakukan pada komponen
ini diantaranya penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan beberapa responden. Penulis
memberikan spesifikasi yang lebih sesuai dengan jenis produk yang ditawarkan oleh
Kyara, diantaranya: penjualan produk Kyara bahan linen dan penjualan produk Kyara
bahan tencel.
Selain itu, Kyara juga memiliki fokus utama yang akan diterapkan pada setiap proses
produksi yaitu bekerjasama dengan UMKM penjahit rumahan. Kyara berharap dengan kerjasama
yang dilakukan dapat membantu memajukan UMKM penjahit rumahan melalui produk-produk
yang didapatkan dari Kyara.
Setelah melakukan penelitian, maka penulis akan memberikan saran sebagai berikut:
1. Meminta kepada pemerintah dan pihak terkait untuk dapat menegur dan menindaklanjuti
perusahaan (industri fast fashion) yang mempekerjakan pekerja tanpa adanya jaminan
keselamatan kerja, pekerja dibawah umur, dan pemberian upah yang tidak sesuai. Hal
tersebut menjadi salah satu penyebab meningkatnya cedera para pekerja setiap tahunnya.
Untuk itu, para responden dan penulis berharap adanya peningkatan dalam upaya
menindaklanjuti perusahaan yang mempekerjakan pekerja yang tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
2. Diperlukan sosialisasi kepada para pelaku industri fashion untuk dapat mengurangi
menggunakan kain berbahan polyester dan nilon untuk memproduksi pakaian. Dan juga
tidak membuang pakaian yang tidak lulus quality control. Hal tersebut bisa disiasati dengan
tetap menjual pakaian tersebut dengan pengurangan harga dan memberi informasi
mengenai kecacatan yang terjadi pada pakaian tersebut.
3. Diperlukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat akan pentingnya menyumbangkan atau
mendaur ulang pakaian yang sudah tidak terpakai. Dengan adanya proses tersebut, pakaian-
pakaian yang sudah tidak terpakai tidak akan menumpuk menjadi sampah, sehingga dapat
lebih mudah untuk dimanfaatkan dan dapat bernilai ekonomi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bekasi. (2018-2020). Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis
Kelamin. Bekasi.
Badan Pusat Statistik Kota Bogor. (2018-2020). Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin . Bogor.
Badan Pusat Statistik Kota Depok. (2018-2020). Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis
Kelamin di Kota Depok. Depok. Retrieved from Badan Pusat Statistik Kota Depok:
https://depokkota.bps.go.id/
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang. (2018-2020). Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin . Tangerang.
Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. (2018-2020). Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin . DKI Jakarta.
Busch, A. H. (2016). Towards an Ethical Fashion Framework . Fashion Theory, 317-339.
Dubai Islamic Economy Development Center. (2020). State of the Global Islamic Economy
Report. Dubai : DinarStandard.
Ketenagakerjaan, D. (2019). Pengertian Angkatan dan Tenaga Kerja.
Martinez-de-Albeniz, F. C. (2015). Fast Fashion : Business Model Overview and Research
Opportunities. Retail Supply Chain Management : Quantitative Models and Empirical
Studies, 237-264.
Osterwalder, Alexander, dan Pigneur, Yves. (2010). Business Model Generation. New Jersey:
John Wiley & Son.
Pusat Data dan Informasi Kementrian Perindustrian . (2019). Analisis Perkembangan Industri
Edisi III. Jakarta Selatan: Kementrian Perindustrian .
Pusparisa, Y. (2019, Desember 15). Kontroversi di Balik Industri "Fast Fashion". Retrieved from
katadata.co.id: https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/5e9a4c494f4f2/kontroversi-
di-balik-industri-fast-fashion
Riyanto, A. D. (2020). Digital 2020 : Indonesia. New York: We Are Social Inc.

17

You might also like