Professional Documents
Culture Documents
4087 1 8072 1 10 20170210
4087 1 8072 1 10 20170210
Abstrak
Pencabutan gigi merupakan suatu tindakan pembedahan yang melibatkan jaringan tulang
dan jaringan lunak dari rongga mulut. Prosedur pencabutan gigi merupakan penyebab kecemasan
dental paling tinggi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang
adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta pengalaman pernah dan tidak pernah dilakukan
pencabutan gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan
pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pengalaman pencabutan gigi di
RSGM FKG Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan
pendekatan retrospektif. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dating kebagian
Bedah Mulut untuk melakukan pencabutan gigi pada januari sampai maret 2016. Teknik
pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Jumlah sampel adalah 86 responden. Sampel
diukur dengan kuisioner tingkat kecemasan sebelum dilakukan pencabutan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 49 Pasien yang mengalami kecemasan saat akan dilakukan
pencabutan gigi. Analisis berdasarkan statistic Mann-Whitney didapatkan hasil 0,903 dan 0,334
(p>0,05) dan uji Kruskall Wallis menunjukan hasil 0,004 dan 0,001 (p<0,005). Kesimpulannya, ada
perbedaan antara tingkat kecemasan pasien berdasarkan usia dan tingkat pendidikan sedangkan
untuk jenis kelamin dan yang sudah pernah atau belum pernah dilakukan pencabutan gigi di RSGM
Universitas Jember tidak terdapat perbedaan dalam tingkat kecemasan pasien
Kata Kunci: pencabutan gigi, kecemasan dental
pendidikan dan pengalaman pencabutan gigi di Tabel 2. Hasil uji perbedaan tingkat kecemasan
RSGM FKG Universitas Jember mendapatkan pasien yang pernah dan belum pernah
hasil sebagai berikut ini. dilakukan pencabutan gigi
Kematangan dalam proses berfikir juga dalam perawatan. Pasien yang belum pernah
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang. menjalani tindakan bedah mulut, misalnya
Tingkat pendidikan yang cukup akan lebih pencabutan gigi, pasti akan merasa lebih cemas
mudah dalam mengidentifikasi tekanan dalam dari pada orang yang sudah pernah. Kurangnya
diri sendiri maupun dari luar dirinya. Hasil uji informasi yang cukup mengenai perawatan gigi
Kruskall Wallis menunjukan bahwa terdapat sehingga mereka menganggap hal tersebut
perbedaan yang signifikan antara tingkat adalah sesuatu yang menakutkan [15].
kecemasan pasien yang berpendidikan tinggi, Meskipun diketahui bahwa tingkat kecemasan
berpendidikan menengah, berpendidikan dasar pasien yang belum pernah dilakukan
dan tidak berpendidikan. Hal ini menunjukan pencabutan gigi lebih tinggi dibandingkan pasien
bahwa status pendidikan seseorang yang sudah pernah dilakukan pencabutan gigi,
berpengaruh terhadap tingkat kecemasan yang tetapi berdasarkan uji signifikansi perbadaan
dialami sebelum pencabutan gigi. Tingkat tingkat kecemasan pasien yang belum dilakukan
pendidikan juga mempengaruhi kesadaran dan pencabutan gigi dengan pasien yang pernah
pemahaman terhadap stimulus [12]. Semakin dilakukan pencabutan gigi mendapatkan hasil
tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula nilai signifikansi sebesar 0,903 (p>0,05). Hal
kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus, tersebut menunjukan bahwa tidak ada
namun pada kenyataannya pada penelitian ini perbedaan yang signifikan antara tingkat
diketahui bahwa pasien yang bependidikan kecemasan pasien yang sudah pernah
tinggi malah mempunyai rata-rata tingkat dilakukan pencabutan gigi dengan pasien yang
kecemasan lebih tinggi daripada pasien yang belum pernah dilakukan pencabutan gigi.
tidak berpendidikan. Notoatmodjo (2010)
menyatakan bahwa tingkat pendidikan Kecemasan dalam perawatan
merupakan salah satu faktor yang pencabutan gigi dipengaruhi oleh berbagai
mempengaruhi harapan dan persepsi pasien macam faktor. Komunikasi yang baik antara
terhadap pelayanan kesehatan [13]. Siagian operator dengan pasien dapat membangun rasa
(2000), menyatakan bahwa semakin tinggi kepercayaan serta menurunkan tingkat
tingkat pendidikan seseorang semakin besar kecemasan pasien terhadap prosedur
pula keinginan dan harapannya, sehingga pencabutan gigi. Sebelum, selama dan setelah
pasien yang berpendidikan tinggi kebanyakan perawatan pasien harus selalu memiliki
lebih peka dan kritis terhadap situasi dalam kemungkinan berkomunikasi dengan dokter gigi,
perawatan gigi. Apabila dokter gigi terkesan contohnya: pasien dapat mengajukan
gugup atau tidak siap dalam melakukan pertanyaan terbuka, membiarkan pasien aktif
perawatan maka hal tersebut dapat dalam memilih perawatan yang terbaik untuk
menimbulkan ketidakpercayaan pasien terhadap dirinya sendiri. Sikap dokter gigi juga
dokter gigi yang dapat meningkatkan tingkat mempengaruhi kecemasan pasien terhadap
kecemasan pasien selama pencabutan gigi [14]. perawatan. Dokter gigi harus memiliki sikap
Berbeda dengan pasien yang tidak yang tenang, percaya diri, dan komunikatif.
berpendidikan atau berpendidikan rendah, yang Dokter gigi muda tidak boleh terlihat gugup saat
pada umumnya lebih pasrah dalam menjalani menghadapi pasien, apabila dokter gigi terlihat
perawatan yang dilakukan. gugup maka dapat mengakibatkan pasien ragu
terhadap perawatan yang akan dilakukan.
Hasil penelitian ini juga menunjukan Dokter gigi muda juga tidak boleh berdiskusi
bahwa pada umumnya pasien yang belum dengan teman tentang perawatan dihadapan
pernah dilakukan pencabutan gigi memiliki pasien, karena mungkin dapat mengakibatkan
tingkat kecemasan yang lebih tinggi pasien ragu terhadap kompetensi dokter
dibandingkan pasien yang pernah dilakukan sehingga dikhawatirkan timbul rasa kurang
pencabutan gigi. Data penelitian ini menunjukan percaya terhadap dokter dan menyebabkan
bahwa tingkat kecemasan rata-rata pasien yang kecemasan sebelum perawatan pencabutan
belum pernah dilakukan pencabutan gigi (11,74) gigi.
lebih tinggi dibandingkan pasien yang sudah
pernah dilakukan pencabutan gigi (11,12). Hal
ini dikarenakan pasien yang sudah pernah Dokter gigi selain perlu memperhatikan
dilakukan pencabutan gigi memiliki pengetahuan faktor-faktor yang dapat mengakibatkan
tentang prosedur perawatan gigi sehingga kecemasan pasien, mungkin perlu juga
pasien cenderung lebih tenang dan kooperatif dilakukan beberapa metode yang dapat