You are on page 1of 11

ORIGINAL ARTICLE

Intisari Sains Medis 2020, Volume 11, Number 3: 1456-1466


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Aspek klinis dan tatalaksana gagal jantung pada anak:


tinjauan pustaka

Herick Alvenus Willim1*, Cristianto1, Danayu Sanni Prahasti2, Harie Cipta3,


Andi Anita Utami4

ABSTRACT
Background: Heart failure in children is a serious health problem Results: The main causes of heart failure in children are congenital
and associated with high morbidity and mortality. The causes and heart disease and cardiomyopathy. Diagnostic approach of heart
clinical manifestations of heart failure in children differ significantly failure in children is based on clinical features combined with
with heart failure in adults. Therefore, a comprehensive supporting examination. The principal treatment of heart failure
understanding of heart failure in children is needed. This literature in children includes identification and elimination of precipitating
review aims to provide a review of clinical aspects and treatment of factors, correction of underlying causes, and management of
heart failure in children. pulmonary or systemic congestion.
Methods: This literature review included 47 relevant literature Conclusion: Heart failure is a complex clinical syndrome that
on clinical aspects, management of heart failure, and children. results from structural or functional disorders of the filling or
Different data sources or manual literature studies were used to ejection of blood from the ventricles of the heart where the clinical
search for articles related to literature topics. manifestations and management of heart failure in children are
specific.
Keywords: Heart failure, children, congenital heart disease, cardiomyopathy, treatment.
Cite This Article: Willim, H.A., Cristianto, Prahasti, D.S., Cipta, H., Utami, A.A. 2020. Aspek klinis dan tatalaksana gagal jantung pada anak:
1
Dokter Umum, RSUD Dr.
tinjauan pustaka. Intisari Sains Medis 11(3): 1456-1466. DOI: 10.15562/ism.v11i3.827
Agoesdjam, Kabupaten Ketapang,
Kalimantan Barat, Indonesia
2
Departemen Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular, RSUD Dr. ABSTRAK
Soedarso, Pontianak, Kalimantan Latar Belakang: Gagal jantung pada anak merupakan masalah Hasil: Penyebab utama gagal jantung pada anak adalah
Barat, Indonesia
kesehatan serius dan berhubungan dengan morbiditas dan penyakit jantung bawaan dan kardiomiopati. Pendekatan
3
Departemen Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular, RSUD Dr.
mortalitas yang tinggi. Penyebab dan manifestasi klinis gagal diagnosis gagal jantung pada anak berdasarkan gambaran klinis
Agoesdjam, Kabupaten Ketapang, jantung pada anak berbeda signifikan dengan gagal jantung yang dikombinasikan dengan pemeriksaan penunjang. Prinsip
Kalimantan Barat, Indonesia pada orang dewasa. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman tatalaksana gagal jantung pada anak meliputi identifikasi dan
4
Departemen Ilmu Kesehatan komprehensif tentang gagal jantung pada anak. Tinjauan pustaka eliminasi faktor presipitasi, koreksi penyebab yang mendasari,
Anak, RSUD Dr. Agoesdjam, ini bertujuan untuk memberikan ulasan mengenai aspek klinis dan serta penanganan kongesti pulmonal atau sistemik.
Kabupaten Ketapang, Kalimantan tatalaksana gagal jantung pada anak. Kesimpulan: Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis
Barat, Indonesia Metode: Tinjauan pustaka ini melibatkan 47 literatur yang relevan kompleks yang terjadi akibat gangguan struktural atau fungsional
*Korespondensi: tentang aspek klinis, tatalaksana gagal jantung, dan anak. Sumber dari pengisian atau ejeksi darah dari ventrikel jantung dimana
Herick Alvenus Willim; data yang berbeda atau metode pencarian literatur manual manifestasi klinis dan tatalaksana gagal jantung pada anak bersifat
RSUD Dr. Agoesdjam, Kabupaten digunakan untuk mencari artikel yang berkaitan dengan topik khusus.
Ketapang, Kalimantan Barat, literatur.
Indonesia;
herick_alvenus@yahoo.co.id Kata kunci: Gagal jantung, anak, penyakit jantung bawaan, kardiomiopati, tatalaksana.
Sitasi Artikel ini: Willim, H.A., Cristianto, Prahasti, D.S., Cipta, H., Utami, A.A. 2020. Aspek klinis dan tatalaksana gagal jantung pada anak:
tinjauan pustaka. Intisari Sains Medis 11(3): 1456-1466. DOI: 10.15562/ism.v11i3.827

Diterima: 14-09-2020
Disetujui: 05-11-2020
Diterbitkan: 01-12-2020

1456 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466


Open |access:
doi: 10.15562/ism.v11i3.827
http://isainsmedis.id/
ORIGINAL ARTICLE

PENDAHULUAN jantung saat usia dewasa. Pasien dengan jantung


univentrikel memiliki insiden gagal jantung
Gagal jantung pada anak merupakan masalah
tertinggi, disusul oleh lesi conotruncal (misalnya
kesehatan masyarakat serius dengan angka
tetralogi Fallot, transposisi arteri besar), pirau kiri
morbiditas dan mortalitas yang tinggi, terutama
ke kanan (misalnya defek sepum ventrikel, defek
di negara berkembang.1 Penyebab gagal jantung
septum atrioventrikular), dan penyakit katup.3,10
pada anak sangat berbeda dengan orang dewasa.
Kardiomiopati primer merupakan penyebab
Penyebab umum gagal jantung pada orang dewasa
utama gagal jantung pada anak dengan struktur
seperti iskemia, hipertensi, dan inflamasi katup
jantung yang normal. Insiden kardiomiopati
jarang ditemukan pada anak.2
diperkirakan sebesar 1.1-1.5 kasus per 100.000
Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan
anak.4 Tidak semua anak dengan kardiomiopati
penyebab tersering gagal jantung pada anak.3
dapat mengalami gagal jantung. Angka ini
Manifestasi klinis gagal jantung pada anak lebih
bervariasi tergantung jenis kardiomiopati. Gagal
bervariasi dibandingkan dengan orang dewasa,
jantung ditemukan pada 71% anak dengan
bahkan berbeda antar kelompok usia, dan dapat
kardiomiopati dilatasi dan 13% anak dengan
tumpang tindih dengan gejala atau tanda penyakit
kardiomiopati hipertrofi.11 Penyakit jantung
anak lainnya.4 Oleh karena itu, dibutuhkan
rematik, defisiensi nutrisi (seperti defisiensi
pemahaman yang komprehensif berkaitan dengan
vitamin D dan hipokalsemia), dan infeksi
aspek klinis dan tatalaksana gagal jantung pada
berkontribusi sebagai penyebab gagal jantung pada
anak.
anak di negara berkembang dan tropis.12 Studi di
Berdasarkan pemaparan di atas, maka tulisan ini
India oleh Murugesan dkk. (2017) melaporkan
bertujuan untuk membahas lebih lanjut mengenai
bahwa sebanyak 2.09% dari 7.095 pasien anak yang
definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi,
dirawat di rumah sakit memiliki gagal jantung,
klasifikasi, pendekatan diagnosis, prinsip
dimana penyebab terbanyak adalah PJB (59.8%),
tatalaksana, pilihan terapi, dan prognosis gagal
disusul oleh penyakit jantung rematik (15.3%), dan
jantung pada anak.
kardiomiopati dilatasi (7.3%).1
DEFINISI DAN EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI
Menurut American Heart Association, gagal
Penyebab gagal jantung pada anak berbeda
jantung didefinisikan sebagai suatu sindrom klinis
signifikan dengan orang dewasa. PJB dan
kompleks yang terjadi akibat gangguan struktural
kardiomiopati merupakan penyebab utama gagal
atau fungsional dari pengisian atau ejeksi darah
jantung pada anak.13 Gagal jantung pada bayi
dari ventrikel jantung.5 Menurut Canadian
baru lahir sering disebabkan oleh kardiomiopati
Cardiovascular Society, gagal jantung didefinisikan
fetal atau penyebab non-kardiak seperti sepsis,
sebagai kegagalan jantung untuk menyuplai darah
hipoglikemia, dan hipokalsemia. Setelah minggu
ke sirkulasi sistemik atau pulmonal dalam aliran
pertama kehidupan, penutupan duktus arteriosus
yang adekuat, atau untuk menerima aliran balik
pada pasien PJB dengan sirkulasi sistemik
vena dalam tekanan pengisian yang adekuat,
tergantung duktus (misalnya stenosis aorta berat,
sehingga menyebabkan efek merugikan pada
koarktasio aorta, dan sindrom hipoplastik jantung
jantung, sirkulasi, dan pasien. Definisi ini tidak
kiri) dapat menyebabkan gagal jantung akut dan
berbeda dengan yang diterapkan pada orang
syok.
dewasa.6
Pada bulan pertama kehidupan, penyebab sering
Insiden gagal jantung pada anak bervariasi di
dari gagal jantung adalah PJB dengan pirau kiri ke
berbagai belahan dunia. Studi oleh Shaddy dkk.
kanan (misalnya defek septum ventikel, duktus
(2018) melaporkan bahwa insiden gagal jantung
arteriosus paten, dan aortopulmonary window),
pada anak berkisar antara 0.87 hingga 7.4 per
dimana aliran darah paru meningkat progresif
100.000 populasi.7 PJB merupakan penyebab utama
dengan penurunan resistensi paru. Pada usia
gagal jantung pada anak. Studi oleh Lasa dkk. (2020)
remaja, gagal jantung jarang disebabkan oleh PJB,
melaporkan bahwa dari 1.494 pasien anak dengan
tetapi seringkali disebabkan oleh kardiomiopati
gagal jantung, lebih dari separuh pasien (57%)
atau miokarditis.14 Pada negara berkembang,
memiliki PJB sebagai penyakit yang mendasari.8
demam rematik akut dan penyakit jantung rematik
Insiden PJB di Indonesia belum diketahui secara
masih cukup sering ditemukan sebagai penyebab
pasti, namun secara global diperkirakan sebesar 8
gagal jantung pada anak.2 Berbagai etiologi gagal
per 1000 kelahiran hidup.9 Diperkirakan sebanyak
jantung pada anak dapat dilihat pada Tabel 1.
5% pasien PJB mengalami gagal jantung saat usia
anak-anak dan 25% pasien PJB mengalami gagal

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827 1457
ORIGINAL ARTICLE

Tabel 1. Etiologi gagal jantung pada anak2,14,15


Tipe Penyakit Patofisiologi Contoh
Penyakit jantung Pirau kiri ke kanan Defek septum ventrikel
bawaan (kelebihan beban volume) Defek septum atrioventrikular
Duktus arteriosus paten
Defek septum atrium
Aortopulmonary window
Regurgitasi katup (kelebihan beban volume) Regurgitasi mitral
Regurgitasi aorta
Regurgitasi pulmonal
Obstruksi jalur keluar (kelebihan beban tekanan) Stenosis aorta
Koarktasio aorta
Stenosis pulmonal
Stenosis vena pulmonal
Insufisiensi koroner (berkurangnya suplai oksigen ke kardiomiosit) Anomali arteri koroner
Kardiomiopati Disfungsi sistolik/diastolik Kardiomiopati dilatasi
Kardiomiopati hipertrofi
Kardiomiopati restriktif
Displasia ventrikel kanan aritmogenik
Kardimiopati non-impaksi
Aritmia Disfungsi sistolik Kardiomiopati yang diinduksi takikardi
Blok atrioventrikular komplit kongenital
Infeksi Disfungsi sistolik Sepsis
Miokarditis
Regurgitasi/obstruksi katup Penyakit jantung rematik
Curah jantung tinggi Kelebihan beban volume Tirotoksikosis
Fistula arteriovenosa sistemik
Anemia

PATOFISIOLOGI renin-angiotensin-aldosteron (SRAA). Aktivasi


sistem saraf simpatik menyebabkan terjadinya
Gagal jantung pada anak dapat disebabkan oleh peningkatan katekolamin (terutama norepinefrin),
beberapa mekanisme patofisiologi yang mendasari, denyut jantung, kontraktilitas jantung, dan
antara lain: Kelebihan beban volume (volume vasokonstriksi untuk mempertahankan tekanan
overload), tekanan (pressure overload), gangguan arteri rerata dan perfusi organ. Akan tetapi,
kontraktilitas miokardium, aritmia, dan kombinasi peningkatan katekolamin dapat menyebabkan
dari mekanisme tersebut.16 Kelebihan beban volume terjadinya jejas kardiomiosit, disfungsi sinyal
dan tekanan merupakan mekanisme tersering gagal intraselular, hingga kematian kardiomiosit.17,18
jantung pada anak. Kelebihan beban volume dapat Aktivasi SRAA menyebabkan terjadinya
disebabkan oleh PJB dengan pirau kiri ke kanan dan peningkatan kadar renin, angiotensin II, dan
regurgitasi katup. Kelebihan beban tekanan dapat aldosteron dalam sirkulasi. Renin berperan untuk
disebabkan oleh stenosis mitral, stenosis pulmonal, memecah angiotensinogen menjadi angiotensin
stenosis aorta, dan koarktasio aorta. Gangguan I yang kemudian dikonversikan oleh enzim
kontraktilitas miokardium pada anak terutama pengonversi angiotensin menjadi angiotensin II,
disebabkan oleh kardiomiopati, miokarditis, suatu vasokonstriktor poten. Angiotensin II akan
gangguan metabolik (hipoksia, hipoglikemia, merangsang sekresi aldosteron di kelenjar adrenal.
hipokalsemia, asidosis), penyakit endokrin, Aldosteron menyebabkan retensi garam dan air
dan anomali koroner. Aritmia dapat meliputi yang akan meningkatkan preload dan curah jantung
takiaritmia (misalnya takikardi supraventrikular menurut mekanisme Frank-Starling. Mekanisme-
paroksismal) atau bradiaritmia (misalnya blok mekanisme ini secara fisiologis berkontribusi
atrioventrikular). Semua mekanisme ini dapat dalam menjaga stabilitas sirkulasi untuk sementara,
menyebabkan penurunan curah jantung.16 namun pada satu titik mekanisme tersebut tidak lagi
Penurunan curah jantung akan menyebabkan mampu meningkatkan curah jantung. Selain itu,
berkurangnya stimulasi baroreseptor dan aktivasi SRAA berkelanjutan dapat menyebabkan
penurunan perfusi renal. Tubuh akan melakukan terjadinya fibrosis dan remodeling jantung, serta
mekanisme kompensasi untuk mempertahankan meningkatkan progresivitas gagal jantung.14,19
curah jantung. Mekanisme kompensasi utama
meliputi aktivasi sistem saraf simpatik dan sistem

1458 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827
ORIGINAL ARTICLE

Tabel 2. Klasifikasi modifikasi Ross dan NYHA untuk gagal jantung PENDEKATAN DIAGNOSIS
pada anak20
Evaluasi klinis
Kelas Klasifikasi Modifikasi Ross Klasifikasi NYHA Penegakan diagnosis gagal jantung pada anak
I Asimtomatik Asimtomatik dilakukan berdasarkan temuan gambaran klinis
II Takipnea ringan atau diaforesis saat Terdapat batasan ringan atau gagal jantung yang dikombinasikan dengan bukti
makan pada bayi sedang dalam aktivitas fisik pemeriksaan penunjang seperti laboratorium,
foto toraks, elektrokardiografi (EKG), dan
Sesak napas saat aktivitas pada
anak usia lebih tua ekokardiografi. Gagal jantung pada anak secara
III Takipnea bermakna atau diaforesis Terdapat batasan bermakna umum dapat bermanifestasi sebagai gagal jantung
saat makan pada bayi dalam aktivitas fisik kiri atau gagal jantung kanan. Manifestasi gagal
jantung kiri meliputi: takipnea, sesak, distres
Waktu makan yang memanjang pernapasan, kongesti paru, ortopnea, dan gambaran
dengan gagal tumbuh curah jantung rendah (kesulitan makan, letargi,
Sesak napas bermakna saat palor, diaforesis, akral dingin, gagal tumbuh, dan
aktivitas pada anak usia lebih tua sinkop). Manifestasi gagal jantung kanan meliputi:
IV Gejala seperti takipnea, retraksi, Simtomatik saat istirahat hepatomegali, asites, efusi pleura, edema perifer,
grunting, atau diaforesis saat dan peningkatan tekanan vena jugularis.22 Poin
istirahat penting yang perlu diingat, bahwa peningkatan
tekanan vena jugularis, edema perifer, efusi pleura,
dan krepitasi dada jarang ditemukan pada bayi dan
Tabel 3. Stadium gagal jantung pada anak15,21
anak usia muda sebagai tanda gagal jantung.2
Stadium Interpretasi Contoh Gejala dan tanda gagal jantung pada anak
A Terjadi peningkatan risiko Paparan terhadap obat-obatan bervariasi tergantung umur dan keparahan
mengalami gagal jantung, kardiotoksik, riwayat keluarga penyakit. Gambaran klinis yang sering ditemukan
namun fungsi jantung dengan kardiomiopati herediter, pada bayi dan anak usia muda meliputi kesulitan
dan ukuran ruang jantung jantung univentrikel, transposisi makan (waktu makan memanjang, volume
normal arteri besar asupan sedikit, dan refluks), takipnea, distres
B Abnormalitas morfologi atau Regurgitasi aorta dengan pernapasan, diaforesis saat makan, gagal tumbuh,
fungsi jantung tanpa gejala pembesaran ventrikel kiri, riwayat
dan hepatomegali. Gambaran klinis yang sering
gagal jantung, baik saat ini terpapar antrasiklin dengan
maupun dahulu disfungsi sistolik ventrikel kiri
ditemukan pada anak usia lebih lebih tua dan
remaja meliputi penurunan toleransi aktivitas
C Penyakit jantung struktural Kardiomiopati atau penyakit
atau fungsional yang jantung bawaan dengan disfungsi fisik, sesak, mudah lelah, ortopnea dan dispnea
mendasari dan terdapat ventrikel paroksismal nokturnal, hepatomegali, edema
gejala gagal jantung, baik perifer, pergeseran impuls apikal, dan peningkatan
saat ini maupun dahulu tekanan vena jugularis. Kadang dapat ditemukan
D Gagal jantung stadium akhir Terdapat gejala bermakna gejala abdominal akibat iskemia mesenterium yang
yang membutuhkan infus saat istirahat meskipun terapi menyebabkan nyeri abdomen dan muntah setelah
kontinu inotropik, dukungan medikamentosa telah maksimal makan.14,23
sirkulasi mekanik, atau Pemeriksaan fisik yang teliti dapat memberikan
transplantasi jantung petunjuk tentang penyebab gagal jantung. Denyut
jantung merupakan parameter yang penting.
Pasien dengan kardiomiopati dilatasi onset baru
KLASIFIKASI atau miokarditis dapat mengalami inappropriate
sinus tachycardia. Aritmia jantung primer perlu
Gagal jantung pada anak dapat diklasifikasikan dicurigai apabila denyut jantung >220 kali/menit.
menjadi kelas I-IV berdasarkan tingkat keparahan Tekanan darah biasanya normal pada pasien
gejala. Klasifikasi modifikasi Ross digunakan pada gagal jantung, namun dapat terjadi hipotensi pada
anak usia <6 tahun. Klasifikasi New York Heart gagal jatung dekompensasi akut.13,24 Pemeriksaan
Association (NYHA) yang biasanya digunakan auskultasi dapat ditemukan krepitasi basal dan
pada orang dewasa dapat digunakan pada anak wheezing, namun hal ini dapat pula disebabkan
usia >6 tahun (Tabel 2).20 Gagal jantung pada anak oleh penyakit paru. Suara murmur jantung atau
juga dapat diklasifikasikan menjadi stadium A-D gallop dapat ditemukan. Meskipun auskultasi
berdasarkan progresivitas penyakitnya (Tabel 3). penting, perlu diingat bahwa tidak adanya murmur
atau suara jantung tambahan belum tentu dapat
menyingkirkan adanya penyakit jantung.23 Sianosis

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827 1459
ORIGINAL ARTICLE

Tabel 4. Pembagian penyakit jantung bawaan berdasarkan vaskularisasi paru28


Vaskularisasi paru PJB Asianotik PJB Sianotik
Meningkat (pletora) Lesi pirau kiri ke kanan: Lesi campuran:
Defek septum atrium Transposisi arteri besar
Defek septum ventrikel Trunkus arteriosus
Duktus arteriosus paten Ventrikel tunggal
Defek septum atrioventrikular Double outlet right ventricle
Total anomalous pulmonary venous return
Menurun (oligemia) Tidak ada Lesi obstruktif:
Tetralogi Fallot
Atresia trikuspid
Atresia pulmonal
Anomali Ebstein
Normal Lesi obstruktif: Tidak ada
Stenosis aorta
Stenosis pulmonal
Koarktasio aorta

sentral dengan saturasi oksigen yang rendah miokardium ventrikel sebagai respons terhadap
(<85%) dapat ditemukan pada PJB sianotik dengan peregangan miofibril. BNP memiliki sensitivitas
pirau kanan ke kiri.25 dan spesifisitas yang baik untuk membantu
penegakan diagnosis gagal jantung. Peningkatan
Laboratorium BNP pada anak dengan gagal jantung berhubungan
Pemeriksaan laboratorium pada anak dengan dengan prognosis buruk. Peningkatan BNP dapat
gagal jantung bertujuan untuk mengkonfirmasi membantu membedakan gagal jantung dengan
diagnosis, memberikan informasi tambahan penyakit paru. Evaluasi BNP berkala berguna untuk
terkait keparahan penyakit, atau menyingkirkan memantau respon terapi dan evaluasi prognosis.
kemungkinan diagnosis lainnya. Pemeriksaan Troponin juga merupakan biomarker jantung yang
laboratorium yang dapat dilakukan meliputi darah penting. Peningkatan troponin dapat ditemukan
lengkap, elektrolit, fungsi renal, fungsi liver, fungsi pada iskemia jantung dan proses inflamasi seperti
tiroid, analisa gas darah, dan biomarker jantung.14,24 miokarditis.24
Pemeriksaan darah lengkap bertujuan
untuk menilai anemia dan infeksi yang dapat Foto toraks
menyebabkan atau memperberat gagal jantung. Pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan pada setiap
Elektrolit serum dapat abnormal pada gagal jantung kecurigaan gagal jantung untuk menilai ukuran
dekompensasi akut. Hiperkalemia dapat terjadi jantung, aliran darah paru, edema paru, efusi
akibat gangguan fungsi renal yang dicetuskan pleura, dan tanda infeksi. Rasio kardiotoraks >60%
gagal jantung. Hipokalemia dan hipokloremia pada bayi atau >55% pada anak mengindikasikan
dapat terjadi pada pengunaan diuretik dosis kardiomegali.2 Beberapa PJB memiliki gambaran
tinggi atau jangka panjang.14 Hiponatremia sering khas pada foto toraks, misalnya tanda snowman
ditemukan pada anak yang dirawat dengan gagal (figure of 8) pada TAPVR, boot-shaped (couer
jantung dekompensasi akut dan berhubungan en sabot) pada tetralogi Fallot, egg-on-side pada
dengan peningkatan mortalitas, transplantasi transposisi arteri besar, hilar-waterfall pada trunkus
jantung, dan kebutuhan akan dukungan sirkulasi arteriosus, box-shaped pada anomali Ebstein, dan
mekanik.26 Peningkatan ureum dan kreatinin sering rib notching pada koarktasio aorta.27 Penilaian
ditemukan pada gagal jantung dekompensasi akut. corakan vaskularasi paru penting untuk membantu
Peningkatan enzim liver dan hiperbilirubinemia penegakan diagnosis pada kasus kecurigaan PJB.
dapat ditemukan pada hepatopati kongestif atau Pada PJB asianotik, vaskularisasi paru dapat
gagal jantung kanan berat. Analisa gas darah dapat meningkat atau normal, sedangkan pada PJB
ditemukan hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis sianotik, vaskularisasi paru dapat meningkat atau
respiratorik. Fungsi tiroid diperiksa pada kasus menurun (Tabel 4).28
gagal jantung dengan kecurigaan disebabkan
hipotiroid atau hipertiroid.14 Elektrokardiografi
Biomarker jantung juga memiliki peranan Pemeriksaan EKG 12 sadapan dapat memberikan
penting dalam penilaian gagal jantung pada anak. petunjuk etiologi gagal jantung. Pembesaran
B-type natriuretic peptide (BNP) dilepaskan oleh atrium kiri dapat ditemukan pada stenosis atau

1460 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827
ORIGINAL ARTICLE

regurgitasi katup mitral. Pembesaran atrium kanan progresifitas penyakit dan menilai respon terapi.13,14
dapat ditemukan pada atresia trikuspid, defek
septum atrium, dan anomali Ebstein pada katup Cardiovascular magnetic resonance
trikuspid. Hipertrofi ventrikel kiri dapat ditemukan Cardiovascular magnetic resonance (CMR)
pada stenosis aorta, koarktasio aorta, dan defek merupakan teknik pencitraan non-invasif dengan
septum ventrikel. Hipertrofi ventrikel kanan dapat menggunakan magnetic resonance imaging (MRI)
ditemukan pada stenosis pulmonal, tetralogi untuk menghasilkan gambaran detail anatomi
Fallot, dan hipertensi arteri pulmonal. Hipertrofi kardiovaskular, karakterisasi jaringan, dan evaluasi
biventrikel dapat ditemukan pada defek septum komprehensif fungsi jantung. Pemeriksaan CMR
ventrikel besar.29 diindikasikan untuk studi, stratifikasi risiko, dan
Takikardiomiopati, sebagai penyebab reversibel memandu tatalaksana spesifik PJB kompleks dan
gagal jantung akibat takiaritmia seperti takikardi kardiomiopati.30
supraventrikel hanya dapat dideteksi melalui
EKG. Bradiaritmia akibat blok jantung komplit Kateterisasi Jantung dan Penunjang Lainnya
kongenital juga hanya dapat dideteksi melalui EKG. Kateterisasi jantung diindikasikan untuk penilaian
Anomalous left coronary artery from the pulmonary anatomi dan hemodinamik pada keadaan dimana
artery (ALCAPA) dapat menyebabkan gelombang pemeriksaan non-invasif belum dapat memberikan
Q patologis patogmonik pada lead anterolateral. penilaian yang adekuat, pada pasien PJB kompleks
Hipertrofi biventrikel dengan aksis superior dapat yang membutuhkan pembedahan, dan pasien yang
ditemukan pada defek septum atrioventikular. membutuhkan transplantasi jantung. Kombinasi
Pemanjangan interval QTc disertai inversi T kateterisasi jantung dengan biopsi endomiokardial
mengarahkan kecurigaan hipokalsemia sebagai dapat dilakukan pada kasus kecurigaan miokarditis.
penyebab gagal jantung.2 Selain untuk keperluan diagnostik, kateterisasi
jantung dapat dilakukan untuk keperluan terapi
Ekokardiografi intervensi transkateter seperti tindakan septostomi
Ekokardiografi merupakan pemeriksaan penunjang atrium pada PJB kritis yang membutuhkan
yang fundamental pada pasien anak dengan gagal komunikasi atrium kanan dan kiri, penutupan
jantung untuk menilai struktur dan fungsi jantung defek septum, stenting duktus arteriosus paten,
secara detail. Ekokardiografi dapat memberikan valvuloplasti balon, serta angioplasti balon dan/
data struktur/morfologi jantung, volume/diameter atau pemasangan stent untuk lesi obstruktif.31
ruangan jantung, ketebalan dinding, fungsi sistolik/ Pemeriksaan anti-streptolysin O dan C-reactive
diastolik ventrikel, dan tekanan pulmonal. Data protein dapat dilakukan pada kasus kecurigaan
ini sangat penting untuk penegakan diagnosis demam rematik akut atau rekurensi demam rematik
dan memandu terapi yang tepat. Pemeriksaan akut pada penyakit jantung rematik. Kultur darah
ekokardiografi berkala pada pasien anak dengan dapat dilakukan pada kasus kecurigaan endokarditis
gagal jantung diperlukan untuk memantau infektif. Pemeriksaan genetik atau polimorfisme
dapat dilakukan pada pasien dengan kardiomiopati
primer maupun resiko aterosklerosis.13,32

PRINSIP TATALAKSANA GAGAL


JANTUNG PADA ANAK
Prinsip umum tatalaksana gagal jantung pada
anak meliputi identifikasi dan eliminasi faktor
presipitasi, koreksi penyebab yang mendasari,
serta penanganan kongesti pulmonal atau sistemik.
Faktor presipitasi seperti infeksi, anemia, gangguan
elektrolit, aritmia, atau ketidakpatuhan minum obat
harus dihilangkan bila ada. Penyebab gagal jantung
yang mendasari perlu dikoreksi. Keadaan kongesti
dan/atau hipoperfusi membutuhkan terapi obat-
obatan.13 Strategi tatalaksana gagal jantung pada
anak dapat dilihat pada Gambar 1.
Pada situasi gawat darurat, pasien dapat datang
Gambar 1. Strategi tatalaksana gagal jantung pada anak.14 Keterangan: dengan klinis gagal jantung akut de novo (pertama
PGE1, prostaglandin E1; PJB, penyakit jantung bawaan; VAD, kali) atau gagal jantung dekompensasi akut
ventricular assist device (perburukan gagal jantung kronik yang sebelumnya

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827 1461
ORIGINAL ARTICLE

stabil). Neonatus dengan gagal jantung akut akibat gagal jantung stadium akhir atau refrakter dapat
PJB kritis tergantung duktus membutuhkan dipertimbangkan untuk diberikan dukungan
pemeliharaan patensi duktus arteriosus dengan sirkulasi mekanik atau transplantasi jantung sesuai
infus prostaglandin atau prosedur darurat seperti indikasi.14
pemasangan stent duktus. Gagal jantung akut
dengan penyebab ekstrakardiak ditatalaksana PILIHAN TERAPI FARMAKOLOGIS
sesuai penyebab yang mendasari. Terapi Studi prospektif terkait terapi farmakologis pada
medikamentosa awal disesuaikan dengan status anak dengan gagal jantung masih belum sebanyak
kongesti dan hipoperfusi. Diuretik loop efektif orang dewasa sehingga prinsip terapi gagal jantung
dalam menurunkan kelebihan volume pada gagal pada anak umumnya mengadopsi hasil studi pada
jantung. Inotropik/vasodilator dibutuhkan pada orang dewasa. Terapi farmakologis yang sering
keadaan hipoperfusi.14 digunakan meliputi kombinasi diuretik, ACEI, BB,
Pasien dapat diposisikan setengah duduk (30- antagonis aldosteron, dan digoksin.20 Obat-obatan
45o) untuk mengurangi kongesti paru dan sesak. yang sering digunakan pada anak dengan gagal
Sedasi dapat dipertimbangkan pada anak yang jantung beserta dosisnya dapat dilihat pada Tabel 5.
sangat gelisah. Pada kasus PJB asianotik atau
kardiomiopati, oksigen harus diberikan jika SpO2 Diuretik
<90%. Pada kasus PJB sianotik, oksigen hanya Diuretik digunakan pada anak dengan gagal jantung
memberikan sedikit efek dalam menaikkan SpO2. simtomatik yang disertai kongesti sistemik atau
Pembatasan asupan natrium diindikasikan pada pulmonal. Furosemide merupakan diuretik loop
pasien dengan edema atau retensi cairan. Restriksi yang paling sering digunakan, umumnya diberikan
cairan diindikasikan pada pasien dengan edema secara intravena pada gagal jantung dekompensasi
yang tidak berespon dengan terapi diuretik atau akut. Komplikasi potensial terapi diuretik
hiponatremia.14 meliputi hipovolemia dan gangguan elektrolit,
Setelah stabilisasi awal, pencarian etiologi yang khususnya hiponatremia dan hipokalemia sehingga
akurat harus dilakukan. Kasus kardiomiopati dan diperlukan pemantauan status cairan dan elektrolit
disfungsi sistolik ventrikel kiri membutuhkan berkala.33 Penggunaan furosemide pada gagal
angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEI) dan jantung yang disebabkan PJB sianotik dengan
beta-blocker (BB) sebagai pilihan obat utama. Kasus pirau kanan ke kiri seperti tetralogi Fallot perlu
PJB membutuhkan intervensi korektif atau paliatif berhati-hati karena risiko hipovolemia yang dapat
dan terapi medikamentosa diberikan jika terdapat menyebabkan peningkatan stimulasi simpatis dan
disfungsi sistolik ventrikel kiri. Pemantauan respon berkurangnya hantaran oksigen sehingga terjadi
terapi dilakukan secara berkala. Pasien dengan asidosis, peningkatan resistensi vaskular paru, dan

Tabel 5. Obat-obatan gagal jantung pada anak14


Obat Rute Pemberian Dosis
Furosemid Oral 1-2 mg/kg per 6-12 jam
Furosemid Bolus intermiten 0.5-2 mg/kg per 6-12 jam
Furosemid Infus kontinu 0.1-0.4 mg/kg per jam
Captopril Oral 0.3-2 mg/kg per 8 jam
Enalapril Oral 0.05-0.25 mg/kg per 12 jam
Losartan Oral 0.5-1.5 mg/kg per 24 jam
Carvedilol Oral 0.05 mg/kg per hari dibagi dalam 2 dosis
Metoprolol Oral 0.25 mg/kg per hari dibagi dalam 2 dosis
Spironolakton Oral 0.5-1.5 mg/kg per 12 jam
Nitrogliserin Infus kontinu 0.5-10 µg/kg per menit
Nitroprusid Infus kontinu 0.5-4 µg/kg per menit
Hidralazin Bolus intermiten 0.1-0.2 mg/kg per 4-6 jam
Hidralazin Oral 0.3-1 mg/kg per hari dibagi dalam 2-3 dosis
Digoksin Oral 5-10 µg/kg per hari
Dobutamin Infus kontinu 2.5-10 µg/kg per menit
Epinefrin Bolus intermiten 0.01 µg/kg
Epinefrin Infus kontinu 0.01-0.1 µg/kg per menit
Milrinon Infus kontinu 0.5-1 µg/kg per menit
Levosimendan Infus kontinu 0.05-0.2 µg/kg/menit

1462 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827
ORIGINAL ARTICLE

peningkatan pirau kanan ke kiri.34 kronotropik negatif dan inotropik positif. Digoksin
diketahui dapat memperbaiki gejala, meningkatkan
Angiotensin-converting enzyme inhibitor kualitas hidup dan mengurangi angka hospitalisasi,
Gagal jantung menyebabkan aktivasi sistem SRAA. namun tidak meningkatkan kesintasan pada orang
ACEI menghambat SRAA dengan menginhibisi dewasa dengan gagal jantung kronik.23 Digoksin
pembentukan angiotensin II, suatu vasokonstriktor tidak direkomendasikan pada anak dengan gagal
yang dapat menyebabkan hipertrofi dan fibrosis jantung asimtomatik. Digoksin dosis rendah
jantung. ACEI dapat mengurangi simtomatik dapat digunakan pada anak dengan gagal jantung
gagal jantung dengan menurunkan afterload, simtomatik dan ejeksi fraksi yang rendah.37
meningkatkan curah jantung, dan membalikkan Digoksin memiliki indeks terapeutik yang sempit
remodeling ventrikel kiri.15 Captopril dan enalapril sehingga penggunaannya perlu berhati-hati,
merupakan ACEI yang paling sering digunakan terutama pada gangguan ginjal dan elektrolit. Efek
pada anak dengan gagal jantung. Pemberian toksisitas digoksin dapat terjadi pada konsentrasi
rutin ACEI direkomendasikan pada anak dengan digoksin serum >2 nanogram/mililiter, meliputi
disfungsi ventrikel kiri. Permantauan berkala aritmia, gangguan neurologis, penglihatan, dan
tekanan darah, fungsi ginjal dan kalium perlu gastrointestinal.38 Digoksin dikontraindikasikan
dilakukan.14,35 Penggunaan ACEI pada tetralogi pada kardiomiopati hipertrofi, sindrom Wolff-
Fallot perlu dihindari karena efek penurunan Parkinson-White, dan blok atrioventrikular derajat
resistensi vaskuler sistemik dapat menyebabkan tinggi.39
peningkatan pirau kanan ke kiri sehingga dapat
mencetuskan serangan hipersianotik.36 Inotropik
Obat-obatan inotropik intravena seperti dobutamin,
Angiotensin II Receptor Blocker dopamin, epinefrin, milrinon, dan levosimendan
Seperti ACEI, angiotensin II receptor blocker dapat digunakan sebagai dukungan sementara pada
(ARB) juga menghambat SRAA. Data mengenai pasien gagal jantung akut dengan syok kardiogenik
penggunaan ARB pada anak masih sangat terbatas. dan perfusi sistemik/organ akhir yang buruk.
ARB seperti losartan dapat diberikan pada pasien Dobutamin dan/atau milrinon dapat digunakan
yang intoleran terhadap ACEI (misalnya batuk atau sebagai lini pertama terapi penyelamatan. Epinefrin
angioedema).15 dapat digunakan pada hipotensi refrakter dan
perfusi organ akhir yang buruk. Levosimendan
Beta-blocker dapat digunakan pada gagal jantung dekompensasi
BB dapat menangkal efek aktivasi simpatis kronis akut yang tidak responsif dengan agen inotropik
pada gagal jantung, menstabilkan denyut jantung, lainnya.37
dan meningkatkan pengisian diastolik ventrikel kiri.
BB seperti carvedilol, metoprolol, atau bisoprolol Vasodilator
dapat digunakan pada anak dengan disfungsi Vasodilator seperti nitrogliserin, nitroprusid, dan
sistolik sedang atau berat. Pemberian BB dimulai hidralazin umumnya digunakan pada gagal jantung
dengan dosis rendah dan dititrasi secara bertahap.6 akut untuk mengurangi afterload. Vasodilator dapat
digunakan pada pasien anak dengan gagal jantung
Antagonis aldosteron akut tanpa hipotensi dan dikombinasikan dengan
Antagonis aldosteron memiliki efek antifibrosis dan diuretik untuk memperbaiki gejala pada edema
antiremodelling pada miokardium. Spironolakton paru akut.14,37
merupakan obat golongan antanogis aldosteron
yang paling sering digunakan. Obat ini juga Antikoagulan
berperan sebagai agen hemat kalium dan berguna Antikoagulan seperti heparin dan warfarin
jika dikombinasikan dengan diuretik loop.33 digunakan sebagai tromboprofilaksis pada pasien
Spironolakton diberikan pada anak dengan anak dengan trombus intrakardiak, riwayat
gagal jantung yang belum mengalami perbaikan trombus intrakardiak dengan ejeksi fraksi yang
fungsi ventrikel setelah diberikan ACEI dan BB. rendah, fibrilasi/flutter atrium tidak terkontrol
Monitoring elektrolit berkala perlu dilakukan dengan ejeksi fraksi yang rendah, kardiomiopati
khususnya jika digunakan bersamaan dengan dilatasi dengan disfungsi ventrikel kiri yang berat,
ACEI.6 penggunaan katup prostetik, dan pasca operasi
Fontan.37,40
Digoksin
Digoksin menginhibisi Na+/K+-ATPase dan
meningkatkan kalsium intraseluler dengan efek

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827 1463
ORIGINAL ARTICLE

PILIHAN TERAPI NON-FARMAKOLOGIS PROGNOSIS


Terapi alat Prognosis gagal jantung pada anak bervariasi,
Modalitas terapi alat pada gagal jantung pada anak tergantung pada penyebab yang mendasari, derajat
meliputi alat pacu jantung, implantable cardioverter keparahan, dan reversibilitas dari gagal jantung.15
defibrillator (ICD), cardiac resynchronization Gagal jantung yang disebabkan oleh penyebab
therapy (CRT), dan dukungan sirkulasi mekanik.13 non-kardiak memiliki prognosis yang baik bila
Pemasangan alat pacu jantung permanen penyebab yang mendasari telah ditangani.44 Pasien
diindikasikan pada blok atrioventrikular derajat anak yang dirawat dengan gagal jantung memiliki
tinggi atau derajat tiga simtomatik, disfungsi peningkatan risiko morbiditas yang meliputi gagal
nodus sinus simtomatik, dan bradikardia yang napas, gagal ginjal, dan sepsis, serta memiliki
berhubungan dengan PJB kompleks. ICD risiko mortalitas dalam rumah sakit 20 kali lipat
diindikasikan pada pasien dengan riwayat henti lebih tinggi dibandingkan pasien anak tanpa gagal
jantung, takikardi ventrikel sustained simtomatik jantung.45 Prognosis gagal jantung pada anak secara
yang berhubungan dengan PJB, PJB dengan umum lebih baik daripada orang dewasa karena
sinkop berulang dan disfungsi ventrikel atau gagal jantung pada anak seringkali disebabkan oleh
aritmia ventrikel yang dapat diinduksi pada studi penyakit jantung struktural dan kondisi reversibel
elektrofisiologi.41 CRT diindikasikan pada pasien yang dapat ditatalaksana.13
dengan ejeksi fraksi ventrikel kiri <35%, durasi Perkembangan terkini di bidang intervensi
QRS lebih dari batas normal atas menurut usia, dan dan pembedahan jantung berkontribusi terhadap
NYHA kelas II-IV walaupun sudah mendapatkan penurunan tingkat morbiditas dan mortalitas gagal
terapi optimal sesuai panduan.37 jantung pada anak. Program transplantasi jantung
Dukungan sirkulasi mekanik seperti dapat meningkatkan kesintasan pasien anak dengan
extracorporeal membrane oxygenation (ECMO) gagal jantung terminal. Meskipun demikian, tingkat
atau ventricular assist device (VAD) dapat diberikan mortalitas pada anak dengan gagal jantung terminal
pada pasien gagal jantung berat yang tidak berespon yang terdaftar dan menunggu transplantasi jantung
dengan terapi medikamentosa atau menunggu masih cukup tinggi yaitu 17%.46 Tingkat kesintasan 1
transplantasi jantung. ECMO diindikasikan pada tahun pasien anak yang mendapatkan transplantasi
pasien anak dengan syok kardiogenik atau pasca jantung sebesar 85%, sedangkan tingkat kesintasan
henti jantung sebagai dukungan sirkulasi sementara 20 tahun sebesar 40%.47
untuk mencapai pemulihan. VAD diindikasikan
sebagai terapi jembatan pada pasien anak yang SIMPULAN
menunggu transplantasi jantung.37
Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis
kompleks yang terjadi akibat gangguan struktural
Terapi ablasi
atau fungsional dari pengisian atau ejeksi darah
Irama jantung yang abnormal dan menetap,
dari ventrikel jantung. Penyebab utama gagal
khususnya takiaritmia dapat menyebabkan
jantung pada anak adalah PJB dan kardiomiopati.
kardiomiopati dan gagal jantung. Takikardia
Mekanisme patofisiologi meliputi kelebihan beban
atrium ektopik merupakan penyebab umum
volume, kelebihan beban tekanan, gangguan
kardiomiopati yang diinduksi takikardia pada
kontraktilitas miokardium, aritmia, dan kombinasi
anak. Terapi ablasi diindikasikan pada pasien anak
dari mekanisme tersebut. Gambaran klinis
dengan kardiomiopati yang diinduksi takikardia
bervariasi tergantung kelompok usia. Pendekatan
ketika terapi medikamentosa tidak berhasil.37,42
diagnosis berdasarkan gambaran klinis yang
dikombinasikan dengan pemeriksaan penunjang
Transplantasi jantung
seperti laboratorium, foto toraks, EKG, dan
Transplantasi jantung merupakan pilihan terapi
ekokardiografi. Prinsip tatalaksana meliputi
definitif pada anak dengan gagal jantung stadium
identifikasi dan eliminasi faktor presipitasi, koreksi
akhir yang refrakter terhadap terapi pembedahan
penyebab yang mendasari, serta penanganan
maupun medikamentosa. Indikasi lain transplantasi
kongesti pulmonal atau sistemik. Pilihan terapi
jantung pada anak meliputi sindrom hipoplastik
farmakologis meliputi diuretik, ACEI, BB, antagonis
jantung kiri, jantung univentrikel, kardiomiopati,
aldosteron, dan digoksin, sedangkan pilihan terapi
dan PJB kompleks lainnya. Transplantasi jantung
non-farmakologis meliputi terapi alat, terapi ablasi,
dikontraindikasikan pada pasien dengan infeksi
dan transplantasi jantung. Prognosis bervariasi
aktif, keganasan, ketidakpatuhan minum obat,
tergantung penyebab yang mendasari, derajat
adanya kondisi non-kardiak lain yang mengurangi
keparahan, dan reversibilitas dari gagal jantung.
harapan hidup, infark paru, penyakit psikiatri, dan
perdarahan aktif.43

1464 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827
ORIGINAL ARTICLE

KONFLIK KEPENTINGAN 14. Masarone D, Valente F, Rubino M, Vastarella R, Gravino


R, Rea A, et al. Pediatric heart failure: a practical guide
Tidak terdapat konflik kepentingan dalam penulisan to diagnosis and management. Pediatr Neonatol.
tinjauan kepustakaan ini. 2017;58(4):303-12.
15. Pepeta L. Aetiology, diagnosis and management of heart
failure in infants and children. SA Heart. 2017;14(1):6-15.
PENDANAAN 16. Bassareo PP, Mercuro G. Paediatric heart failure from the
eyes of the cardiologist. J Pediatr Neonatal Individ Med.
Tidak ada. 2014;3(2):e030260.
17. Triposkiadis F, Karayannis G, Giamouzis G, Skoularigis J,
KONTRIBUSI PENULIS Louridas G, Butler J. The sympathetic nervous system in
heart failure: physiology, pathophysiology, and clinical
Seluruh penulis berkontribusi aktif dalam implications. J Am Coll Cardiol. 2009;54(19):1747-62.
penulisan tinjauan kepustakaan ini baik dari tahap 18. Johnson FL. Pathophysiology and etiology of heart failure.
penyusunan konsep penulisan, pencarian literatur Cardiol Clin. 2014;32(1):9-19.
19. Sayer G, Bhat G. The renin-angiotensin-aldosterone system
yang relevan, analisis literatur, penyusunan narasi and heart failure. Cardiol Clin. 2014;32(1):21-32.
yang sistematis, penyuntingan, dan persetujuan 20. Das BB. Current State of pediatric heart failure. Children.
naskah. 2018;5(7):88.
21. Rosenthal D, Chrisant MRK, Edens E, Mahony L, Canter
DAFTAR PUSTAKA C, Colan S, et al. International society for heart and lung
transplantation: practice guidelines for management
1. Murugesan K, Sivakumaran D. Etiological profile of of heart failure in children. J Heart Lung Transplant.
congestive cardiac failure in children in a tertiary care 2004;23(12):1313-33.
center in Tamil Nadu. Int J Sci Study. 2017;5(3):34-41. 22. Das RR, Panda SS, Panda M, Naik SS. Congestive cardiac
2. Chaturvedi V, Saxena A. Heart failure in children: clinical failure in children: an update on pathophysiology and
aspect and management. Indian J Pediatr. 2009;76(2):195- management. Cardiol Pharmacol. 2014;3(2).
205. 23. Panesar D, Burch M. Understanding and treating heart
3. Hinton RB, Ware SM. Heart failure in pediatric patients failure in children. Paediatr Child Healh. 2017;27(2):43-9.
with congenital heart disease. Circ Res. 2017;120(6):978- 24. O’Connor MJ. An introduction to heart failure in children.
94. Lancaster Gen Hosp. 2016;11(1):7-14.
4. Nakano SJ, Miyamoto SD, Price JF, Rossano JW, Cabrera 25. Ahamed MZ, Ahmad ZS, Abhilash TG. Approach to
AG. Pediatric heart failure: an evolving public health infants and children with cyanotic congenital heart disease.
concern. J Pediatr. 2020;218:217-21. Kerala Heart J. 2015;5(2):30-5.
5. Yancy CW, Jessup M, Bozkurt B, Butler J, Casey DE, 26. Price JF, Kantor PF, Shaddy RE, Rossano JW, Goldberg
Drazner MH, et al. 2013 ACCF/AHA guideline for the JF, Hagan J, et al. Incidence, severity, and association with
management of heart failure: a report of the American adverse outcome of hyponatremia in children hospitalized
College of Cardiology Foundation/American Heart with heart failure. Am J Cardiol. 2016;118(7):1006-10.
Association task force on practice guidelines. Circulation. 27. Sadeghpour A, Kyavar M, Alizadehasl A. Comprehensive
2013;128(16):240-327. approach to adult congenital heart disease. London:
6. Kantor PF, Lougheed J, Dancea A, McGillion M, Barbosa Springer-Verlag; 2014. p. 57-64.
N, Chan C, et al. Presentation, diagnosis, and medical 28. Johnson WH, Moller JH. Pediatric cardiology: the essential
management of heart failure in children: Canadian pocket guide, third edition. USA: John Wiley & Sons; 2014.
Cardiovascular Society Guidelines. Can J Cardiol. p. 86-94.
2013;29(12):1535-52. 29. O’Connor M, McDaniel N, Brady WJ. The pediatric
7. Shaddy RE, George AT, Jaecklin T, Lochlainn EN, Thakur electrocardiogram part III: congenital heart disease and
L, Agrawal R, et al. Systematic literature review on the other cardiac syndromes. Am J Emerg Med. 2008;26(4):497-
incidence and prevalence of heart failure in children and 503.
adolescents. Pediatr Cardiol. 2018;39(3):415-36. 30. Mitchell FM, Prasad SK, Greil GF, Drivas P, Vassiliou
8. Lasa JJ, Gaies M, Bush L, Zhang W, Banerjee M, Alten JA, VS, Raphael CE. Cardiovascular magnetic resonance:
et al. Epidemiology and outcomes of acute decompensated diagnostic utility and specific considerations in the
heart failure in children. Circ Hear Fail. 2020;13(4):e006101. pediatric population. World J Clin Pediatr. 2016;5(1):1-15.
9. Bernier PL, Stefanescu A, Samoukovic G, Tchervenkov 31. Feltes TF, Bacha E, Beekman RH, Cheatham JP, Feinstein
CI. The challenge of congenital heart disease worldwide: JA, Gomes AS, et al. Indications for cardiac catheterization
epidemiologic and demographic facts. Semin Thorac and intervention in pediatric cardiac disease: a scientific
Cardiovasc Surg Pediatr Card Surg Ann. 2010;13(1):26-34. statement from the American Heart Association.
10. Stout KK, Broberg CS, Book WM, Cecchin F, Chen JM, Circulation. 2011;123(22):2607-52.
Dimopoulos K, et al. Chronic heart failure in congenital 32. Prabawa IPY, Lestari AAW, Muliarta IM, Mardhika PE,
heart disease: a scientific statement from the American Pertiwi GAR, Bhargah A, et al. The Stromal Cell-derived
Heart Association. Circulation. 2016;133:770-801. Factor-1/CXCL12 3’A-gene Polymorphism is Related to the
11. Wilkinson JD, Landy DC, Colan SD, Jeffrey A, Sleeper LA, Increased Risk of Coronary Artery Disease: A Systematic
Orav EJ, et al. The pediatric cardiomyopathy registry and Review and Meta-analysis. Open Access Macedonian
heart failure: key results from the first 15 years. Heart Fail Journal of Medical Sciences. 2020;8(F):197-202.
Clin. 2011;6(4):401-13. 33. Dedieu N, Burch M. Understanding and treating heart
12. Rohit M, Gupta A, Talwar KK. Heart failure in children in failure in children. Paediatr Child Healh. 2013;23(2):47-52.
tropical regions. Curr Heart Fail Rep. 2013;10(4):277-84. 34. Wilson R, Ross O, Griksaitis MJ. Tetralogy of fallot. BJA
13. Jayaprasad N. Heart failure in children. Heart Views. Educ. 2019;19(11):362-9.
2016;17(3):92-9.

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827 1465
ORIGINAL ARTICLE

35. Diez CC, Khalil F, Schwender H, Dalinghaus M, Jovanovic Cardiology Foundation/American Heart Association task
I, Makowski N, et al. Pharmacotherapeutic management of force on practice guide. Circulation. 2013;127(3):283-352.
paediatric heart failure and ACE-I use patterns: a European 42. Benatar A, Dewals W. Incessant ectopic atrial tachycardia
survey. BMJ Paediatr Open. 2019;3(1):1-12. in the pediatric age: clinical presentation and therapeutic
36. Rao PS. Diagnosis and management of cyanotic congenital options. Ann Cardiol Cardiovasc Med. 2018;2(2):1016.
heart disease: part I. Indian J Pediatr. 2009;76(1):57-70. 43. Schweiger M, Stiasny B, Dave H, Cavigelli-Brunner
37. Kirk R, Dipchand AI, Rosenthal DN, Addonizio L, Burch A, Balmer C, Kretschmar O, et al. Pediatric heart
M, Chrisant M, et al. The International Society for Heart transplantation. J Thorac Dis. 2015;7(3):552-9.
and Lung Transplantation guidelines for the management 44. Madriago E, Silberbach M. Heart failure in infants and
of pediatric heart failure: executive summary. J Heart Lung children. Pediatr Rev. 2010;31(1):4-12.
Transplant. 2014;33(9):888-909. 45. Rossano JW, Jang GY. Pediatric heart failure: current state
38. Mutlu M, Aslan Y, Kader S, Akturk-Acar F, Dilber E. and future possibilities. Korean Circ J. 2015;45(1):1-8.
Clinical signs and symptoms of toxic serum digoxin levels 46. Almond CSD, Thiagarajan RR, Piercey GE, Gauvreau K,
in neonates. Turk J Pediatr. 2019;61(2):244-9. Blume ED, Bastardi HJ, et al. Waiting list mortality among
39. Jain S, Vaidyanathan B. Digoxin in management of heart children listed for heart transplantation in the United
failure in children: should it be continued or relegated to States. Circulation. 2009;119(5):717-27.
the history books? 2009;2(2):149–52. 47. Hsu DT, Pearson GD. Heart failure in children part II:
40. Jain S, Vaidyanathan B. Oral anticoagulants in pediatric diagnosis, treatment, and future directions. Circ Heart Fail.
cardiac practice: a systematic review of the literature. Ann 2009;2(5):490-8.
Pediatr Cardiol. 2010;3(1):31-4.
41. Epstein AE, Dimarco JP, Ellenbogen KA, Estes NAM,
Freedman RA, Gettes LS, et al. 2012 ACCF/AHA/HRS
focused update incorporated into the ACCF/AHA/
HRS 2008 guidelines for device-based therapy of cardiac
rhythm abnormalities: a report of the American College of

1466 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1456-1466 | doi: 10.15562/ism.v11i3.827

You might also like