You are on page 1of 7

AGRIRUD – Volume 3 Nomor 3, Oktober 2021: 425- 431

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAHE MERAH


(ZINGIBER OFFICINALE ROSC) DI DESA INSIL
KECAMATAN PASSI TIMUR
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Farming Income Analysis of Jahe Merah (Zingiber Officinale Rosc) in Insil Village Passi Timur
Sub-District Bolaang Mongondow Regency

Marlon Aloysius Andries, Jenny Baroleh, dan Theodora M. Katiandagho


Program Studi Agribismis Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi

ABSTRACT

Insil Village Passi Timur Sub District is one of the village that develop ginger plant supported by
its land condition suitable for this plant. Farmers are not aware of the prospects of this plant even
though during this pandemic there are many requests of this product from the public.
The objective of this research is to the income of red ginger farming in Insil Village, East Passi
Sub District, Bolaang Mongondow Regency. This research was conducted from June to July 2021. The
data collected were primary data obtained from direct interviews with red ginger farmers using a ques-
tionnaire. Secondary data were obtained from the Insil Village Office, BPP Office and data related to
research taken from the internet. Sampling was purposive sampling where 6 samples from a population
of 73 farmers who could be found who harvested in June 2021 when the research took place.
The research results showed that the red ginger farming in Insil Baru Village was profitable in
terms of the income of each farmer, which averaged Rp 8,508,166 in one growing season. Therefore, red
ginger farming has good prospects as a superior product.
Keywords: farming income analysis, red ginger, Insil Village

ABSTRAK

Desa Insil Baru Kecamatan Passi Timur merupakan salah satu daerah yang mengembangkan
tanaman obat jahe. Hal ini didukung dengan keadaan tanah yang sangat cocok untuk tanaman tersebut.
Dari tanaman jahe merah yang diusahakan sebagai komoditi unggulan, petani belum menyadari akan
prospek tanaman ini padahal selama pandemi ini banyak permintaan dari masyarakat.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani jahe merah di Desa Insil
Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni
sampai Juli 2021. Data yang dikumpulkan yaitu data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan
petani jahe merah dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari Kantor Desa Insil,
Kantor BPP serta data-data yang berhubungan dengan penelitian yang diambil dari internet.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purpossive Sampling yaitu sebanyak 6 sampel dari populasi
sebanyak 73 petani yang bisa ditemui yang panen pada bulan Juni 2021 saat penelitian berlangsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, usahatani Jahe Merah yang ada di Desa Insil Baru,
menguntungkan dilihat dari besarnya pendapatan setiap petani rata-rata Rp 8.508.166 dalam satu musim
tanam. Dengan demikian usahtani jahe merah mempunyai prospek yang baik sebagai produk unggulan.
Kata kunci: Analisis Pendapatan usahatani, Jahe Merah, Desa Insil

425
Analisis Pendapatan Usahatani …................. (Marlon Aloysius Andries, Jenny Baroleh, dan Theodora M. Katiandagho)
.

PENDAHULUAN Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah
Latar Belakang dikemukakan, maka yang menjadi masalah da-
Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupa- lam penelitian ini, yaitu: Berapakah pendapatan
kan tanaman rempah yang dimanfaatkan se- yang diperoleh petani jahe merah di Desa Insil
bagai minuman atau campuran pada berbagai Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang-
bahan pangan. Rasa jahe yang pedas bila dibuat Mongodow?
minuman bisa memberikan sensasi sebagai
pelega dan penyegar tenggorokkan, juga bisa Tujuan Penelitian
memberikan rasa hangat pada tubuh. Rimpang Tujuan penelitian yaitu untuk
jahe memiliki berbagai macam kegunaan, dian- menganalisis pendapatan usahatani jahe merah
taranya sebagai bumbu masak, sumber minyak di Desa Insil Kecamatan Passi Timur Kabupat-
atsiri dan oleoresin, sebagai bahan baku jamu, en Bolaang Mongondow.
dan dapat diolah menjadi berbagai macam ma-
kanan (Aryanta, 2019). Manfaat Penelitian
Komoditas jahe masih menjanjikan Penelitian ini diharapkan bermanfaat:
peluang besar untuk dikembangkan terus me- a) Bagi peneliti, untuk menambah penge-
lalui pengembangan sumber-sumber pertum- tahuan dalam menganalisis pendapatan
buhan seperti optimalisasi produktivitas lahan usahatani.
usaha, produktivitas tanaman, penekanan ke- b) Bagi petani, dapat memberikan informasi
hilangan hasil baik pra panen maupun pasca pendapatan yang di peroleh dari usahatani
panen, peningkatan mutu dan diversifikasi Jahe.
produk serta perdagangan bahan jadi produk c) Bagi pemerintah, sebagai bahan informasi
dalam negeri. untuk kebijakan di bidang pertanian.
Saat ini permintaan akan jahe oleh nega-
ra importir terus mengalami peningkatan, akan
tetapi permintaan tersebut belum semuanya METODOLOGI PENELITIAN
dapat dipenuhi mengingat produksi jahe masih
terserap untuk kebutuhan dalam negeri. Sebagai Waktu dan Tempat Penelitian
salah satu komoditas perkebunan yang sangat Penelitian telah dilaksanakan selama 2
dibutuhkan masyarakat terutama sebagai tana- (dua) bulan yaitu dari bulan Juni sampai Juli
man rempah-rampah dan obat-obatan tradision- 2021. Penelitian dilakukan di Desa Insil Baru
al maka usahatani jahe mempunyai prospek Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang
pemasaran yang cukup baik untuk dikem- Mongondow.
bangkan.
Desa Insil Baru Kecamatan Passi Timur Metode Pengumpulan Data
merupakan salah satu daerah yang mengem- Metode yang digunakan dalam
bangkan tanaman obat jahe. Hal ini didukung penelitian ini menggunakan data primer dan
dengan keadaan tanah yang sangat cocok untuk sekunder. Data primer diperoleh ditempat
tanaman tersebut. Dari tanaman jahe merah penelitian yaitu kepada petani jahe merah di
yang diusahakan sebagai komoditi unggulan, Desa Insil Baru dengan teknik wawancara lang-
petani belum menyadari akan prospek tanaman sung kepada petani dengan menggunakan daftar
ini padahal selama pandemi ini banyak per- pertanyaan (kuesioner). Data sekunder di-
mintaan dari masyarakat. peroleh dari Kantor Desa, Kantor BPP, dan data

426
AGRIRUD – Volume 3 Nomor 3, Oktober 2021: 425- 431

lain berasal dari internet, hasil penelitian yang Biaya produksi yaitu biaya yang di keluar-
ada hubungannya dengan penelitian ini. kan petani dalam satu kali proses produksi,
meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap:
Metode Pengambilan Sampel a. Biaya tetap yaitu biaya yang tidak
Metode yang digunakan dalam pengam- berhubungan langsung dengan barang
bilan sampel adalah secara Purposive Sampling yang di produksi yaitu meliputi:
(secara sengaja). Populasi petani jahe merah di 1). Besarnya Pajak sesuai dengan luas
Desa Insil Baru sebanyak 73 petani. Sampel dan daya guna lahan (Rp/Thn)
yang diambil sebanyak 6 petani sebagai re- 2). Penyusutan alat yaitu nilai
sponden, dipilih berdasarkan yang panen pada penggunaan cangkul, sekop dan
bulan Juni 2021 saat penelitian berlangsung. karung yang disebabkan oleh
pemakaiannya selama proses
Konsep Pengukuran Variabel produksi berlangsung (Rp).
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut: Analisis Data
1. Karakteristik Petani Analisis usahatani dilakukan untuk mengetahui
a. Nama, besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan petani
b. Umur, yaitu Lamanya hidup yang sudah jahe merah yang diperoleh dengan
dijalani responden sejak dilahirkan sampai menggunakan analisis total biaya. Menurut Gi-
dilakukannya wawancara yang diukur da- larso (2001), biaya produksi merupakan pen-
lam tahun jumlahan dari dua komponen biaya yaitu biaya
c. Jenis Kelamin: laki-laki atau perempuan tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable-
d. Tingkat Pendidikan, : Pendidikan yang cost). Gabungan biaya tetap dan biaya variabel
pernah diikuti oleh responden (SD, SMP, disebut biaya tetap (total cost) dengan rumus
SMA atau Sarjana) sebagai berikut:
e. Pekerjaan: Pekerjaan dilihat dari profesi TC = FC + VC
responden jika ada pekerjaaan sampingan Keterangan:
saat wawancara dilaksanakkan TC = Biaya total (total cost);
f. Jumlah Tanggungan Keluarga: Jumlah FC = Biaya tetap (fixed cost) dan
orang yang tinggal bersama dalam satu VC = Biaya variabel (variabel cost)
rumah dan diukur dengan orang Perhitungan pendapatan dalam usa-
g. Status Lahan: milik sendiri, sewa atau pin- hatani yaitu pendapatan kotor atau penerimaan
jam total adalah nilai produksi komoditas pertanian
h. Lama Berusaha Tani: lamanya responden secara keseluruhan sebelum di kurangi biaya
dalam melakukan usahatani (thn) produksi (Soekartawi, 2002). Pendapatan usa-
i. Usaha Tani Lain: jika ada responden yang hatani dapat di ru muskan sebagai berikut:
berusahatani lain di luar jahe
j. Lama Usaha Jahe: lamanya responden be- Pd = TR - TC
rusahatani jahe (thn) Keterangan:
2. Analisis penerimaan adalah perkalian antara Pd = Pendapatan usahatani;
produksi di kalikan dengan harga produksi TR = Total revenue (Total penerimaan)
(Kg/Rp) TC = Total cost (Total pengeluaran)
3. Variabel utama dalam penelitian ini meliputi:

427
Analisis Pendapatan Usahatani …................. (Marlon Aloysius Andries, Jenny Baroleh, dan Theodora M. Katiandagho)
.

HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Petani


Umur merupakan salah satu faktor yang
Deskripsi Wilayah Penelitian sangat mempengaruhi aktivitas seorang petani
Desa Insil dalam mengelola usahataninya. Umur petani
Desa Insil Baru adalah salah satu desa di akan mempengaruhi produktivitasnya dalam
Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang bekerja. Kemampuan fisik dan cara berpikir
Mongondow. Letak geografis desa ini berada di petani sangat di pengaruhi oleh tingkat umur,
daerah pegunungan dengan luas 10.340.000 m2. semakin bertambah umur maka semakin berku-
Desa Insil Baru merupakan hasil pemekaran rang kemampuan petani untuk bekerja. Se-
dari Desa Insil, yang mana desa ini adalah desa dangkan petani berumur muda mempunyai fisik
hortikultura di Provinsi Sulawesi Utara. Jarak dan cara berpikir yang baik. Keadaan petani
Desa Insil Baru berada kurang lebih 89 km responden berdasarkan umurnya dapat dilihat
sebelah timur dari ibukota Kabupaten Bolaang pada Tabel 2.
Mongondow di Lolak.
Tabel 2. Jumlah Responden Petani Jahe
Keadaan Penduduk Menurut Umur
Penduduk di Desa Insil Baru berjumlah Umur Petani Jumlah Petani Persentasi
1.094 Jiwa pada tahun 2019 terdiri dari 658 ji- (tahun) (orang) (%)
wa laki-laki dan 436 jiwa perempuan (Tabel 1). 20-30 3 50.00
31-40 1 16.67
Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis 41-50 1 16.67
Kelamin 51-60 1 16.66
Jumlah Jumlah 6 100
Persentase
Jenis Kelamin Penduduk Sumber: Diolah dari data primer, 2021
(%)
(Jiwa)
Laki-Laki 658 51,98 Tabel 2 menunjukkan petani responden
Perempuan 436 48,02 sebagian besar usia 20-30 tahun, yaitu sebanyak
Jumlah 1.094 100 3 orang dengan persentase 50% dan di atas 31-
Sumber: Diolah dari data primer, 2021 51 tahun sebanyak masing-masing 1 orang
dengan persentase 16.67 persen. Keadaan ini
Karakteristik Responden Petani Jahe menunjukan bahwa umur petani yang produktif
Identitas petani merupakan gambaran cukup tinggi.
mengenai identitas diri petani yang turut
mempengaruhi kemampuan dalam menanam Tingkat Pendidikan
Jahe. Petani yang menjadi responden dalam Pendidikan menunjukkan tingkat penge-
penelitian ini adalah petani yang menguta- tahuan, wawasan, pola pikir, dan perilaku
makan tanaman Jahe. Petani berada pada usia seseorang. Semakin tinggi tingkat pengetahuan
26 sampai 51 tahun dengan tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi kemampu-
SMP dan SMA, Luas lahan rata-rata 20 are an seseorang untuk beradaptasi terhadap peru-
sampai dengan 0,75 m² serta jumlah tanggun- bahan yang terjadi. Faktor pendidikan sangat
gan petani rata-rata 3 orang. penting dan berpengaruh dalam menghitung
besarnya pendapatan yang di terima. Tingkat
pendidikan responden di Desa Insil Baru dapat
di lihat pada Tabel 3.

428
AGRIRUD – Volume 3 Nomor 3, Oktober 2021: 425- 431

Tabel 3. Jumlah Responden Berdasarkan hadap jumlah produksi. Untuk lebih jelas, lahan
Tingkat Pendidikan yang ditanami rumpun jahe dapat dilihat pada
Tingkat Jumlah Persentase Tabel 4.
Pendidikan (Orang) (%)
SMP 1 16.67 Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Luas
SMA/SMK 5 83.33 Lahan
Luas
Jumlah 6 100 No Lahan
Jumlah Jumlah Persentase
(Rumpun) Responden (%)
Sumber: Diolah Dari Data Primer, 2021 (ha)
1 0,25 4,6 1 16.67
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian 2 0,75 4,5 1 16.67
besar petani responden jahe tingkat pendidikan 3 0,12 4,6 1 16.66
4 0,15 4,4 1 16.66
yang paling banyak adalah Sekolah Menengah
5 0,10 4,7 1 16.67
Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan 6 0,05 4,6 1 16.67
(SMK) yaitu sebanyak 5 orang dengan persen- Total 1.42 27,4 6 100
tase 83.33% dan yang paling sedikit yaitu Rata 0.24 4.57
Sekolah Menengan Pertama (SMP) berjumlah 1 Sumber: Diolah Dari Data Primer, 2021
orang dengan persentase 16.67%.
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah re-
Jumlah Tanggungan Keluarga sponden merata dengan luas yang berbeda dan
Jumlah tanggungan keluarga adalah luas lahan terbesar 0,75 ha dan terkecil 0,05 ha
banyaknya anggota keluarga yang terdiri dari dengan rata-rata 0.24 ha dengan rata-rata
istri dan anak, jumlah tanggungan keluarga jumlah 4.57 rumpun.
merupakan salah satu tanggung jawab yang ha-
rus di tanggung oleh kepala keluarga. Hasil Analisis Penerimaan Petani Tanaman Jahe
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah Penerimaan petani di dapat dari hasil
tanggungan keluarga responden petani jahe produksi satu kali panen dikalikan dengan harga
sebanyak 3 orang. jual oleh para petani, dimana produksi jahe
yang di panen berbeda-beda jumlahnya tergan-
Status Kepemilikan Lahan tung produksi jahe dan harga jual yang berlaku.
Status kepemilikan lahan sangat ber- Berikut ini penerimaan per panennya.
pengaruh terhadap tingkat pendapatan petani
karena status kepemilikkan lahan juga Produksi
mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan Produksi adalah suatu kegiatan
oleh petani. Kepemilikan lahan petani jahe di menghasilkan atau menambah nilai guna suatu
Desa Insil Baru merupakan milik sendiri (5 re- barang atau jasa malalui proses tertentu. Faktor
sponden) dan pinjam lahan (1 responden). produksi dalan usahatani memiliki kemampuan
Selain itu para petani responden menggarap la- terbatas untuk memproduksi secara berkelanju-
hannya dengan mengusahakan berbagai macam tan, tetapi dapat di tingkatkan nilai produktivi-
jenis tanaman seperti jahe, kentang dan daun tasnya melalui pengolaan yang tetap, faktor-
bawang. faktor produksi: lahan, tenaga kerja, modal dan
manajemen. Jumlah penerimaan produksi
Luas Lahan Usahatani Jahe tanaman jahe di Desa Insil Baru yang di
Luas lahan secara fisik tidak langsung hasilkan oleh petani adalah 2.360 kg per musim
mempengaruhi tingkat penerimaan petani tanam (Tabel 5).
dikarenakan luas lahan sangat berpengaruh ter-

429
Analisis Pendapatan Usahatani …................. (Marlon Aloysius Andries, Jenny Baroleh, dan Theodora M. Katiandagho)
.

Tabel 5. Penerimaan Usahatani Tanaman Jahe peroleh dari pengurangan harga akhir dibagi
No Uraian Jumlah dengan waktu pakai.
1 Produksi (kg) 2.360
2 Harga Jual (Rp/kg) 4.666 2) Pajak
Penerimaan 11.014.166 Pajak yaitu pajak tanah yang dibayar per
Sumber: Diolah Dari Data Primer, 2021 tahun. Dalam hal ini Biaya produksi dihitung
per tahun biaya pajak di tanggung oleh pemilik
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui lahan sendiri. Lampiran dua menunjukkan bah-
bahwa penerimaan petani jahe di Desa Insil Ba- wa total biaya pajak sebesar Rp. 90.000 dengan
ru Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bo- nilai rata-rata sebesar Rp. 15.000 per petani.
laangMongondow, rata-rata Rp 11.014.166 per Pajak merupakan salah satu unsur biaya yang
musim tanam. perlu di perhitungkan petani.

Biaya Total 3) Biaya Tidak Tetap


Biaya total adalah keseluruhan biaya yang a) Tenaga Kerja
dikeluarkan petani responden di Desa Insil Baru Usahatani Jahe di Desa Insil Baru, seba-
dalam mengelola usahatani jahe. Total biaya gian besar menggunakan tenaga kerja yang be-
adalah semua penjumlahan antara biaya tetap rasal dari keluarga, dan hanya dalam tahap ter-
dan biaya variabel. tentu petani mengambil tenaga kerja di luar
keluarga, karena petani menggunakan tenaga
1) Biaya Tetap kerja di luar keluarga hanyalah petani yang
Biaya tetap yaitu biaya yang tidak memiliki luas lahan lebih besar dari 1 ha.
berhubungan langsung dengan barang yang di Upah tenaga kerja yang berlaku di Desa Insil
produksi, yaitu pajak serta penyusutan alat. Baru, tergantung dari jam kerja, karna untuk
Penyusutan yang dihitung adalah berdasarkan upah tenaga kerja pada pengolahan, penyiangan
alat-alat milik sendiri. Biaya penyusutan alat sampai dengan panen di hitung per setengah
ditunjukkan pada Tabel 6. hari yaitu Rp.50.000/(HOK).

Tabel 6. Biaya Penyusutan Alat pada Usa- b) Penyiangan


hatani Jahe Petani jahe di Desa Insil Baru
Jenis Nilai Nilai Umur Nilai melakukan penyiangan pada tanaman peng-
Peralat- Awal Akhir Ekono- Penyusutan ganggu (rumput liar/gulma) yang tumbuh di
an (Rp) (Rp) mis (Rp/tahun) sekitar tanaman jahe. Proses penyiangan pada
Cangkul 315.000 52.500 2 tahun 26.250
budidaya jahe juga berfungsi untuk memper-
Sekop 350.000 58.333 2 tahun 29.166
Karung 681.000 113.500 8 bulan 14.187
baiki struktur tanah, terutama membuat pori-
Pajak 90.000 15.000 pori tanah menjadi lebih subur dan memperkuat
Jumlah 1.436.000 239.333 69.500 posisi tanaman.
Sumber: Diolah Dari Data Primer, 2021 Upah tenaga kerja dalam tahap ini Rp
50.000/(HOK) tenaga kerja yang di pakai pada
Tabel 6 menunjukkan bahwa total biaya tahap penyiangan lahan sekitar 4-10 orang ter-
peralatan nilai awal sebesar Rp.1.346.000, se- gantung dari luasnya lahan. Total biaya peny-
dangkan nilai akhir berjumlah Rp.224.333. iangan sekitar Rp. 2.850.000 dengan rata-rata
Dengan jumlah alat nilai penyusutan seputar Rp.475.000.
Rp.69.500. Biaya penyusutan alat diatas di

430
AGRIRUD – Volume 3 Nomor 3, Oktober 2021: 425- 431

c) Panen dan penerimaan yang diperoleh. Pendapatan


Panen biasanya dilakukan pada saat usahatani Jahe Merah di Desa Insil Baru yaitu
tanaman jahe tersebut telah berumur 8 bulan produk total usahatani dalam jumlah tertentu
setelah masa tanam. Upah tenaga kerja pada yang dijual. Pendapatan adalah selisih antara
tahap ini Rp.50.000 dengan jam kerja setengah penerimaan dan semua biaya dengan rumus,
hari dan memerlukan 4 sampai 10 orang. Total yaitu:
biaya panen Rp.5.550.000 dengan rata-rata a. TR = PxQ
Rp.925.000. = 4.667 x 2.360
= 11.014.166
Total Biaya Produksi b. TC = FC + VC
Total biaya produksi adalah jumlah dari = 239.333 + 2.266.667
biaya tetap ditambah dengan jumlah biaya tid- = 2.506.000
ak tetap (biaya variabel). Dalam penelitian ini c. Pd = TR – TC
jumlah dari biaya pajak dan penyusutan alat = 11.014.166 – 2.506.000
ditambah dengan biaya tenaga kerja dari pem- = 8.508.166
bersihan lahan, penyiangan sampai panen.
(Tabel 7). Tabel 8. Rata-rata Pendapatan usahatani tana-
man Jahe di Desa Insil Baru Keca-
Tabel 7. Total Biaya Produksi matan Passi Timur Kabupaten Bo-
Rata Rata laang Mongondow
Total Biaya
Jenis Biaya per petani Rata-Rata Per Petani
(Rp) No Uraian
(Rp) (Rp)
Biaya Tetap dan 1.436.000 239.333 1 Penerimaan 11.014.166
Penyusutan Alat 2 Biaya 2.506.000
+ Pajak 3 Pendapatan 8.508.166
Biaya variabel 13.600.000 2.266.667
Sumber: Diolah Dari data Primer, 2021
tenaga kerja
(Pembersihan
Tabel 8 menunjukkan bahwa pendapatan
lahan, Peny-
yang di peroleh petani dari usahatani tanaman
iangan, Panen,
Jahe di Desa Insil Baru Kecamatan Passi Timur
Biaya
Kabupaten Bolaang Mongondow yaitu sebesar
Transportasi
Rp8.508.166 dalam satu musim tanam dengan
Jumlah 15.036.000 2.506.000
luas lahan rata-rata 0.24 ha. Dari data tersebut
Sumber: Diolah Dari data Primer, 2021
di jelaskan bahwa total penerimaan lebih besar
dari total biaya yang di keluarkan.
Tabel 7 menunjukkan biaya yang harus
dikeluarkan oleh setiap petani dalam satu
musim tanam sebesar Rp.15.036.000 dengan
DAFTAR PUSTAKA
rata rata biaya per petani adalah Rp.2.506.000.
Untuk pengeluaran biaya terbanyak terdapat
Aryanta, I Wayan Redi. 2019. Manfaat Jahe
pada biaya tenaga kerja.
Untuk Kesehatan. E-Jurnal Widya
Kesehatan Volume 1 Nomor 2 Oktober
Pendapatan Usahatani Jahe 2019. Program Studi Ayurweda, Fakultas
Pendapatan merupakan hasil dari suatu
Kesehatan. Universitas Hindu Indonesia.
usaha yang dinilai dari biaya yang dikeluarkan

431

You might also like