You are on page 1of 14

KARAKTERISTIK SISTEM PARLEMENTER DALAM SISTEM

PEMERINTAHAN DI INDONESIA PASCA AMANDEMEN


UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945

Oleh: HALIMAH NUR IZZATI

Pembimbing I : Dr. Mexsasai Indra, SH., MH


Pembimbing II : Junaidi, SH., MH
Alamat : Jalan Teuku Bey Ujung Gang Mesjid
Email : halimahnurizzati@yahoo.com

ABSTRACT

Enforcement of the governance system of a country can be affected by various factors,


based on the needs, historical factors and socio-political conditions of a country. To know a
country's system of government is to see the mission of the Constitution of each country,
whether the country is embracing parliamentary system of government (parliamentary
system) or the presidential system of government (presidential system). Parliamentary system
is a system that emphasizes the parliament as a subject of the government, while the
presidential system emphasizes the role of executive president as the subject of government.

Completion of the system of government after the amendment of the Constitution of


the Republic of Indonesia Year 1945 in order to truly meet the basic principles of the
presidential system has been attempted, such as the strengthening of several articles of the
Constitution of the Republic of Indonesia Year 1945 as the mechanism of impeachment of a
president who governed more detailed and procedural again. However there are still some
phenomena in the life of the state is likely to lead to parliamentary. It's like when the position
of the House is getting stronger or a majority of parliamentarians are not the opposition
party or parties supporting the President, then the President can not be completely ruled as
much about strategic policies that must be taken with the House according to the provisions
contained in Act Constitution of the Republic of Indonesia Year 1945.

key words: system of government - a parliamentary government system characteristics - Act


of 1945

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 1


BAB I pemerintahan yang mempunyai
PENDAHULUAN kekuasaan riil, presiden juga sebagai
kepala negara (nominal head of
A. Latar Belakang Masalah state).2
Pemberlakuan sistem Penyempurnaan sistem
pemerintahan terhadap suatu negara pemerintahan pasca amandemen
dapat di pengaruhi oleh berbagai Undang-Undang Dasar Negara
faktor, yaitu berdasarkan pada Republik Indonesia Tahun 1945 agar
kebutuhan, faktor sejarah dan kondisi benar-benar memenuhi prinsip-
sosio-politik suatu Negara. Untuk prinsip dasar sistem presidensiil telah
mengetahui sistem pemerintahan diupayakan, berupa penguatan
suatu negara yaitu dengan melihat beberapa pasal dalam Undang-
misi dari Konstitusi setiap negara, Undang Dasar Negara Republik
apakah negara tersebut menganut Indonesia Tahun 1945 seperti
sistem pemerintahan yang bersifat mekanisme impeachment presiden
parlementer (parliamentary system) yang diatur lebih rinci dan prosedural
ataukah sistem pemerintahan lagi. Namun masih terdapat beberapa
presidensial (presidential system). fenomena dalam kehidupan
Sistem parlementer adalah sistem bernegara yang cenderung mengarah
yang menekankan parlemen sebagai pada parlementer.
subjek pemerintahan, sementara Hal ini seperti ketika
sistem presidensial menekankan kedudukan DPR semakin kuat atau
peran presiden eksekutif sebagai mayoritas anggota DPR adalah partai
subjek pemerintahan.1 oposisi atau bukan partai pendukung
Disamping sistem Presiden, maka Presiden tidak dapat
pemerintahan parlementer, Undang- sepenuhnya menjalankan
Undang Dasar Negara Republik pemerintahan karena banyak hal
Indonesia Tahun 1945 juga mengenai kebijakan-kebijakan
mengandung anasir sistem strategis yang harus diambil bersama
presidensial. Anasir itu dapat dilihat DPR menurut ketentuan-ketentuan
dari adanya ketentuan bahwa yang terdapat dalam Undang-Undang
presiden merupakan pemegang Dasar Negara Republik Indonesia
kekuasaan pemrintahan. Dengan Tahun 1945.
posisi seperti begitu, Undang- Di sisi lain adanya sistem multi
Undang Dasar Negara Republik partai memungkinkan calon presiden
Indonesia Tahun 1945 menyatakan dari partai yang tidak cukup kuat di
bahwa menteri-menteri diangkat dan DPR dapat terpilih. Konsekuensinya
diberhentikan oleh presiden. Selain Presiden tidak cukup kuat pada saat
kedua hal itu, dalam sistem harus berhadapan di DPR karena
ketatanegaraan Indonesia, di memiliki suara dukungan yang
samping sebagai kepala minoritas di DPR. Sehingga

1
Hendarman Ranadideksa, Arsitektur
2
Konstitusi Demokratik Mengapa Ada Hanta Yudha, Presidensialisme
Negara Yang Gagal Melaksanakan Setengah Hati Dari Dilema ke Kompromi,
Demokrasi, Fokusmedia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010,
2007, hlm.100. hlm. 57-58.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 2


mekanisme checks and balances D. Kegunaan Penelitian
tidak berjalan seimbang. 1. Penulis bisa menyelesaikan
Atas dasar itulah penulis tugas akhir sarjananya serta
tertarik untuk mengkaji lebih lanjut memberikan pemahaman bagi
kajian mengenai sistem penulis terhadap suatu
pemerintahan melalui penelitian penulisan karya ilmiah yang
asas-asas hukum dan teori hukum baik dan benar.
yaang ada, yang penulis angkat 2. Dari hasil penelitian
dalam sebuah penelitian hukum penulisan hukum ini
³.DUDNWHULVWLN VLVWHP 3DUOHPHQWHU diharapkan dapat memberikan
dalam sistem pemerintahan di kontribusi bagi
Indonesia pasca amandemen pengembangan ilmu
Undang-Undang Dasar Negara pengetahuan pada umumnya,
5HSXEOLN ,QGRQHVLD 7DKXQ ´ dan ilmu hukum pada
khususnya. penulis berharap
B. Rumusan Masalah dapat memberikan
1. Bagaimanakah karakteristik pengetahuan kepada
sistem parlementer dalam masyarakat mengenai bukti-
sistem pemerintahan di bukti yang menujukkan bahwa
Indonesia pasca amandemen amandemen sistem
Undang-Undang Dasar Negara pemerintahan negara Indonesia
Republik Indonesia 1945? yang dilakukan oleh MPR telah
2. Apakah implikasi karakteristik meyimpang dari rancangan asli
sistem parlementer dalam para perumus konstitusi yang
sistem pemerintahan di berlandaskan pada kaidah
Indonesia pasca amandemen dasar Negara kekeluargaan,
Undang-Undang Dasar Negara negara yang berkedaulatan
Republik Indonesia dalam rakyat, serta penyelenggaraan
ketatanegaraan di Indonesia? demokrasi sosial ekonomi
untuk mencapai kesejahteraan
C. Tujuan Penelitian sosial, sebagaimana
a. Untuk mengetahui karakteristik dicantumkan pada Pembukaan
sistem parlementer dalam Undang-Undang Dasar Negara
sistem pemerintahan di Republik Indonesia Tahun
Indonesia pasca amandemen 1945.
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945. E. Kerangka Konseptual
b. Untuk mengetahui implikasi 1. Tinjauan yuridis adalah
karakteristik sistem penyelidikan terhadap suatu
parlementer dalam sistem peristiwa hukum untuk
pemerintahan di Indonesia mengetahui keadaan yang
pasca amandemen Undang- sebenarnya.3
Undang Dasar Negara
Republik Indonesia dalam
ketatanegaraan di Indonesia.
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 2003, hlm. 1198.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 3


2. Sistem pemerintahan adalah 6. Undang-Undang Dasar Negara
sistem yang dimiliki suatu Republik Indonesia 1945
negara yang menjalankan adalah, sumber hukum
pemerintahannya, sistem tertinggi menurut hirarki
bekerjanya pemerintah sebagai peraturan perundang-undangan
fungsi yang ada pada di Indonesia.8
presiden.4
3. Karakteristik pemerintahan F. Kerangka Teori
Parlementer adalah tingginya 1. Teori Negara Hukum
tingkat depedensi atau Pasal 1 ayat (3) Undang-
ketergantungan eksekutif
Undang Dasar Negara Kesatuan
kepada dukungan parlementer,
eksekutif tidak dipilih langsung Republik Indonesia Tahun 1945
oleh pemilihan sebagaimana PHQ\HEXWNDQ EDKZD ³1HJDUD
pemilihan untuk anggota ,QGRQHVLD QHJDUD KXNXP´ 1HJDUD
legislatif. Pada dasarnya hukum dimaksud adalah negara
dominannya posisi parlemen yang menegakkan supermasi
terhadap eksekutif oleh karena hukum untuk menegakkan
itu, parlementer menjadi pusat
kebenaran dan keadilan dan tidak
kekuasaan dalam sistem
pemerintahan parlementer.5 ada kekuasaan yang tidak di
4. Karakteristik pemerintahan pertanggung jawabkan.9
Presidensil adalah presiden Menurut Aristoteles yang
memegang fungsi ganda, memerintah dalam negara
sebagai kepala negara dan bukanlah manusia sebenarnya,
sekaligus sebagai kepala melainkan fikiran yang adil,
pemerintahan. Maka pada
sedangkan penguasa sebenarnya
dominannya peran presiden
dalam sistem ketatanegaraan.6 hanya pemegang hukum dan
5. Undang-Undang adalah keseimbangan saja. Kesusilaan
Peraturan Perundang-undangan yang akan menentukan baik
yang dibentuk oleh Dewan tidaknya suatu peraturan Undang-
Perwakilan Rakyat dengan Undang dan membuat Undang-
persetujuan bersama Presiden.7
Undang adalah sebagian dari

4
Salamoen Soeharyo dan Nasry Perundang-Undangan, LN No. 82 Tahun
Effendy, Sistem Penyelenggaraan 2011, TLN 5234.
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik 8
Undang-Undang Republik Indonsia
Indonesia, Lembaga Administrasi Negara, Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Jakarta, 2003, hlm. 3. Peraturan Perundang-Undangan Pasal 7.
5
Saldi Isra, pergeseran fungsi legislasi, 9
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm. Republik Indonesia,Panduan
30. Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar
6
Ibid. hlm. 40. Republik Indonesia Tahun 1945 (Sesuai
7
Lihat Pasal 1 Angka 3 Undang- dengan Urutan Bab, Pasal dan ayat),
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Sekertaris Jendral MPR RI, Jakarta, 2010,
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan hlm. 46.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 4


kecakapan menjalankan Republik Indonesia Tahun 1945.
pemerintahan negara. Oleh karena Pada saat ini nampaknya pendapat
itu Menurut Aristoteles, bahwa kedua lebih diterima.12
3. Teori Sistem Pemerintah
yang penting adalah mendidik
Sistem pemerintahan negara
manusia menjadi warga negara menurut Undang-Undang Dasar
yang baik, karena dari sikapnya Negara Republik Indonesia tahun
yang adil akan terjamin 1945, negara dijalankan oleh
kebahagiaan hidup warga presiden sebagai pemegang
negaranya. 10 kekuasaan pemerintahan. Sistem
2. Teori Konstitusi pemerintahan negara merupakan
Konstitusi adalah segala sistem bekerjanya pemerintah
ketentuan dan aturan mengenai sebagai fungsi yang ada pada
ketatanegaraan (Undang-undang presiden. Dikaitkan dengan teori
Dasar, dan sebagainya), atau pembagian kekuasaan negara,
Undang-undang Dasar suatu maka menurut Undang-Undang
Negara. Dengan kata lain, segala Dasar Negara Republik Indonesia
tindakan atau perilaku seseorang tahun 1945 sistem pemerintahan
maupun penguasa berupa negara hakekatnya merupakan
kebijakan yang tidak didasarkan sistem penyelenggaraan
atau menyimpangi konstitusi, kekuasaan eksekutif, yang
berarti tindakan kebijakan kekuasaan dan tanggung
tersebut adalah tidak jawabnya ada pada presiden.13
konstitusional. Berbeda dengan Ditinjau dari segi
konstitusionalisme, yaitu suatu susunanannya, negara akan
paham mengenai pembatasan terbagi dalam dua bentuk, yaitu:14
kekuasaan dan jaminan hak-hak 1. Negara kesatuan (unitaris)
rakyat melalui konstitusi.11 Tidak tersusun kedalam
Pendapat mengenai istilah beberapa negara, sehingga
konstitusi dan Undang-Undang WHUMDGL ³QHJDUD´ GDODP QHJDUD
Dasar Negara Republik Indonesia Hanya ada satu pemerintah,
Tahun 1945 terbagi dua, yaitu: yaitu pemerintah pusat yang
Pertama, pendapat yang mempunyai kewenangan
membedakan konstitusi dengan tertinggi dalam bidang
Undang-Undang Dasar Negara pemerintahan dan
Republik Indonesia Tahun 1945;
12
Kedua, pendapat yang Prof. Dr. Hj. Ellydar Chaidir, SH.,
menyamakan konstitusi dengan M.Hum dan Dr. H. Sudi Fahmi, SH.,
Undang-Undang Dasar Negara M.Hum. Hukum Perbandingan Konstitusi,
Total Media, Yogyakarta, hlm. 14.
13
Salamoen Soeharyo dan Nasry
10
Moh. Kusnardi dan Harmaily Effendy, Sistem Penyelenggaraan
Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia, Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Sinar Bakti, Jakarta, 1988, hlm.154. Indonesia, Lembaga Administrasi Negara,
11
Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Jakarta, 2003, hlm. 3.
14
1L¶PDWXO +XGD Teori dan Hukum Jean Jaqcues Rosseau, Du Contract
Konstitusi, PT. Rajagrafindo Persada, Sosial (Perjanjian Sosial), Visimedia,
Jakarta, 2013, hlm.1. Jakarta, 2007, hlm. 117.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 5


melaksanakan pemerintahan 2. Sumber Data
negara baik di pusat maupun a. Bahan Hukum Primer, yaitu
didaerah-daerah. bahan-bahan ilmu hukum
2. Negara federal yang berhubungan erat
Lazim dikatakan sebagai dengan permasalahan yang
negara yang tersusun secara diteliti yaitu :
jamak. Semula negara itu 1) Undang-Undang Dasar
tersusun dari beberapa negara Negara Republik
yang mempunyai undang- Indonesia Tahun 1945
undang serta pemerintahan 2) Undang-Undang Nomor
sendiri. tetapi karena 17 Tahun 2014 Tentang
mempunyai kepentingan yang MPR, DPR, DPD,
sama dan seimbang, maka DPRD.
mereka saling b. Bahan Hukum Sekunder,
menggambungkan diri dan yaitu bahan-bahan hukum
membentuk suatu ikatan kerja yang memberikan
sama yang efektif. Namun, penjelasan atau membahas
negara-negara yang saling lebih hal-hal yang telah
menggabungkan diri tersebut diteliti pada bahan-bahan
masih bisa mengurus hukum primer. Pendapat-
urusannya sendiri, disamping pendapat yang relevan
urusan yang dikerjakan secara dengan penelitian serta data
bersama-sama. tertulis yang terkait dengan
penelitian. Berbagai buku,
G. Metode Penelitian jurnal, surat kabar, skripsi,
1. Jenis Penelitian tesis dan data-data dari
Jenis penelitian/ pendekatan internet yang berkaitan
yang digunakan oleh penulis dengan penelitian.
adalah penelitian hukum normatif c. Bahan Hukum Tertsier,
yaitu penelitian hukum yaitu bahan-bahan yang
kepustakaan. Karena menjadikan memberikan penjelasan
bahan kepustakaan sebagai terhadap bahan-bahan
tumpuan utama. Dalam penelitian hukum Primer dan
hukum normatif ini penulis Sekunder, yakni kamus-
melakukan penelitian terhadap kamus dan ensiklopedia,
sejarah hukum dan asas-asas indeks komulatif, dan
16
hukum yang bertitik tolak dari lainnya.
bidang-bidang tata hukum 3. Teknik Pengumpulan Data
tertentu, dengan cara mengadakan Prosedur pengumpulan data
identifikasi terlebih dahulu dalam penelitian ini dilakukan
terhadap kaidah-kaidah hukum melalui serangkaian aktivitas
yang telah dirumuskan di dalam
perundang-undangan tertentu.15 Singkat, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2003,
hlm. 15.
16
Fakultas Hukum Universitas Riau,
15
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Pedoman Penulisan Skripsi, Pekanbaru,
Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan 2012, hlm. 10.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 6


pengumpulan data-data yang setiap kabinet yang dibentuk
dapat membantu terselenggaranya harus memperoleh dukunganan
penelitian. Penulis melakukan kepercayaan dengan suara
penelitian terhadap bahan-bahan terbanyak dari parlemen yang
hukum primer dan bahan-bahan berarti, bahwa setiap
hukum sekunder. Dari studi kebijakasanaan pemerintah atau
kepustakaan ini akan didapat kabinet tidak boleh menyimpang
manfaat berupa ditemukannya dari apa yang dikehendaki oleh
konsep-konsep dan teori-teori parlemen.18
yang bersifat umum yang 2. Sistem Pemerintahan
berkaitan dengan permasalahan Presidensil
penelitian. Salah satu karakter sistem
4. Analisis Data pemerintahan presidensial yang
Dalam penelitian ini analisis utama adalah presiden memegang
yang dilakukan adalah analisis fungsi ganda, yaitu sebagai kepala
kualitatif merupakan tata cara negara sekaligus kepala
penelitian yang menghasilkan pemerintahan. Dalam kekuasaan
data deskriptif, yaitu eksekutif, sebagai kepala
mengumpulkan semua data yang pemerintah, Presiden memegang
diperlukan yang diperoleh dari kekuasaan tunggal dan tertinggi.
bahan hukum primer dan Presiden memilih dan
sekunder.17 Selanjutnya, penulis mengangkat menteri anggota
menarik suatu kesimpulan secara kabinet dan berperan penting
deduktif, yaitu menarik dalam pengambilan keputusan
kesimpulan dari hal-hal yang didalam kabinet, tanpa bergantung
bersifat umum kepada hal-hal kepada lembaga legislatif.
yang bersifat khusus. Karakter sistem presidensial dapat
juga dilihat dari pola hubungan
BAB II antara lembaga eksekutif
TINJAUAN PUSTAKA (presiden) dengan lembaga
legislatif, dimana adanya
A. Sistem pemerintahan sistem pemilihan umum yang terpisah
parlementer dan sistem untuk memilih presiden dan
presidensil anggota legislatif. Sistem
1. Sistem Pemerintahan presidensial membawa ciri yang
Parlementer kuat pada pemisahan kekuasaan,
Dalam sistem parlementer dimana badan eksekutif dan badan
hubungan antara eksekutif dan legislatif bersifat independen satu
badan perwakilan sangat erat. Hal sama lain.19
ini disebabkan adanya
pertanggung jawaban para 18
Moh. Kusnardi dan Harmaily
menteri terhadap parlemen, maka Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara
Indonesia, cet. ke-5, Pusat Studi Hukum
Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
17
Soerjono Soekanto, Pengantar Indonesia, Jakarta, 1983, hlm. 172
19
Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, 2007, Saldi Isra, Pergeseran Fungsi
hlm. 25. Legislatif: Menguatnya model Legislasi

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 7


B. Sistem Pemerintahan Negara 1950 pada hakikatnya merupakan
Republik Indonesia hasil amandemen dari konstitusi
1. Sistem Pemerintahan RIS dengan menghilangkan pasal-
Indonesia Menurut pasal yang bersifat federalis. Di
Konstitusi RIS. dalam pasal 83 UUDS 1950
Secara singkat Sistem dinyatakan:
Pemerintahan Indonesia menurut a. Presiden dan wakil presiden
Konstitusi RIS adalah Sistem tidak dapat diganggu gugat.
Pemerintahan Indonesia b. Menteri-menteri bertanggung
Parlementer yang tidak murni. jawab atas seluruh
Karena pada pasal 118 Konstitusi kebijaksanaan pemerintahan
RIS antara lain menegaskan: baik bersama-sama untuk
a. Presiden tidak dapat diganggu seluruhnya, maupun masing-
gugat. masing untuk bagiannya
b. Menteri-menteri bertanggung sendiri-sendiri.
jawab atas seluruh Berkaitan dengan pasal di
kebijaksanaan pemerintahan atas, pasal 84 UUDS1950
baik bersama-sama untuk menyatakan bahwa Presiden
seluruhnya, maupun masing- berhak membubarkan DPR.
masing untuk bagiannya Keputusan Presiden yang
sendiri-sendiri. menyataka pembubaran itu
Ketentuan pasal ini memerintah pula untuk
menunjukkan bahwa RIS mengadakan pemilihan Presiden
mempergunakan sistem baru dalam 30 hari. Konstruksi
pertanggungjawaban Menteri. pasal semacam ini mengingatkan
Kendatipun demikian dalam pasal pada sistem parlementer yang
122 Konstitusi RIS juga tidak murni.21
dinyatakan bahwa DPR tidak 3. Sistem Pemerintahan
dapat memaksa kabinet atau Indonesia Menurut Undang-
masing-masing Menteri untuk Undang Dasar Negara
meletakkan jabatannya.20 Republik Indonesia Tahun
2. Sistem Pemerintahan 1945 Sebelum Amandemen
Indonesia Menurut Undang- Pokok-pokok sistem
Undang Dasar Sementara pemerintahan negara Indonesia
(UUDS) 1950 berdasarkan Undang-Undang
Sistem pemerintahan Dasar Negara Republik Indonesia
Indonesia menurut UUDS 1950 Tahun 1945 sebelum
masih malanjutkan Konstitusi diamandemen tertuang dalam
RIS. Hal ini disebabkan UUDS Penjelasan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun
1945 tentang tujuh kunci pokok
Parlementer Dalam Sistem Presidensial
sistem pemerintahan negara
Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2010,
hlm. 40. tersebut sebagai berikut:
20
Carl J. Friedrich, dalam B. Hestu
Cipto Handoyo, Hukum Tata Negara
Indonesia, Universitas Atma Jaya,
21
Yogyakarta, 2009, hlm. 152. Ibid, hlm. 153

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 8


a. Indonesia adalah negara Sekarang ini sistem
yang berdasarkan atas pemerintahan di Indonesia masih
hukum (rechtsstaat). dalam masa transisi. Sebelum
b. Sistem Konstitusional. diberlakukannya sistem
c. Kekuasaan negara yang pemerintahan baru berdasarkan
tertinggi di tangan Majelis Undang-Undang Dasar Negara
Permusyawaratan Rakyat. Reoublik Indonesia Tahun 1945
d. Presiden adalah hasil amandemen keempat tahun
penyelenggara pemerintah 2002, sistem pemerintahan
negara yang tertinggi Indonesia masih mendasarkan
dibawah Majelis pada Undang-Undang Dasar
Permusyawaratan Rakyat. Negara Repubkik Indinesia Tahun
e. Presiden tidak bertanggung 1945 dengan beberapa perubahan
jawab kepada Dewan seiring dengan adanya transisi
Perwakilan Rakyat. menuju sistem pemerintahan yang
f. Menteri negara ialah baru. Sistem pemerintahan baru di
pembantu presiden, menteri harapkan berjalan mulai tahun
negara tidak 2004 setelah di lakukannya
bertanggungjawab kepada Pemilu 2004.23
Dewan Perwakilan Rakyat.
Berdasarkan tujuh kunci BAB III
pokok sistem pemerintahan, HASIL PENELITIAN DAN
sistem pemerintahan Indonesia PEMBAHASAN
menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun A. Karakteristik sistem
1945 menganut sistem parlementer dalam sistem
pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan di Indonesia
pemerintahan ini dijalankan pasca amandemen Undang-
semasa pemerintahan Orde Baru Undang Dasar Negara Republik
di bawah kepemimpinan Presiden Indonesia Tahun 1945.
Suharto. Ciri dari sistem Presiden dalam
pemerintahan masa itu adalah mengeluarkan kebijakan tertentu
adanya kekuasaan yang amat perlu Karena ada beberapa pasal
besar pada lembaga di dalam UUD 1945 yang masih
22
kepresidenan. menjadi perdebatan diantaranya
4. Sistem Pemerintahan pasal lain yang berpotensi
Indonesia Menurut Undang- menghambat pelaksanaan sistem
Undang Dasar Negara Presidensial dalam UUD 1945
Repubik Indonesia Tahun adalah Pasal 11 (1): Presiden
1945 Sesudah Amandemen. dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat menyatakan
perang, membuat perdamaian dan
22
Ema Sundari , perjanjian dengan negara lain.
http://community.gunadarma.ac.id/blog/vie Pasal 11 ayat (2): Presiden dalam
w/id_11893/title_sistem-pemerintahan-
indonesia-sesudah-dan-sebelum/, diakses,
23
tanggal, 11 agustus 2003. Ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 9


membuat perjanjian internasional oleh Presiden. Dalam beberapa
lainnya yang menimbulkan akibat kasus ternyata Presiden masih
yang luas dan mendasar bagi GLUHSRWNDQ GHQJDQ ³JDQJJXDQ´
kehidupan rakyat yang terkait yang dilakukan oleh DPR,
dengan beban keuangan negara, meskipun Presiden mendapat
dan/atau mengharuskan mandat secara langsung dari
perubahan atau pembentukan rakyat dan telah membentuk
undang-undang harus dengan bangunan koalisi yang kuat di
persetujuan Dewan Perwakilan Parlemen, ternyata praktek dalam
Rakyat. Selain itu pasal 13 ayat sistem Pemerintahan Presidensial
(2): Dalam hal mengangkat duta, kita masih mengandung corak
Presiden memperhatikan parlementer, misalnya dalam
pertimbangan Dewan Perwakilan kasus Bank Century dan Kasus
Rakyat. Pasal 13 ayat (3): Angket Mafia Pajak yang pada
Presiden menerima penempatan akhirnya mentah di tengah jalan.
duta negara lain dengan Dari dua kasus tersebut ternyata
memperhatikan pertimbangan sistem presidensial yang diiringi
Dewan Perwakilan Rakyat. Pasal dengan sistem multi partai masih
tersebut tidak sesuai dengan banyak menyisakan sejumlah
prinsip Sistem Presidensial, persoalan. Sebagai contoh
walaupun sifatnya sebatas misalnya dalam kasus angket
pertimbangan, akan tetapi Century dan Angket Mafia Pajak
keterlibatan DPR dalam masalah misalnya meskipun Partai Golkar
ini sesungguhnya telah masuk menyatakan bagian dari koalisi
pada ranah eksekutif. Pasal 14 pemerintah, tetapi untuk situasi
ayat (2): Presiden memberi dan kondisi tetentu ternyata
amnesti dan abolisi dengan berkarakter layaknya partai
memperhatikan pertimbangan oposisi. Tetapi keadaan tersebut
Dewan Perwakilan Rakyat. Pasal terbantahkan dengan dalil bahwa
24A ayat (3): calon hakim agung sikap menyetuji Angket Century
diusulkan Komisi Yudisial kepada dan Angket Mafia Pajak
Dewan Perwakilan Rakyat untuk merupakan imlementasi dari
mendapatkan persetujuan dan fungsi pengawasan yang dimiliki
selanjutnya ditetapkan sebagai oleh parlemen terhadap Presiden.
hakim agung oleh Presiden. Pasal Tetapi di sisi lain presiden akan
24B ayat (3): Anggota Komisi tetap dihadapkan pada persoalan
Yudisial diangkat dan tingginya tingkat ketergantungan
diberhentikan oleh Presiden terhadap Parlemen.24
dengan persetujuan Dewan Walaupun dalam sistem
Perwakilan Rakyat. pemerintahan presidensial tidak
Meskipun pemilihan dikenal istilah koalisi karena
presiden di Indonesia telah presiden dan wakil presiden
dilakukan secara langsung langsung mendapat mandat dari
keadaan tersebut tidak secara serta
merta akan menjamin stabilitas
24
pemerintahan yang dijalankan Mexsasai Indra, Presidensial Banci,
Opini Riau Pos 10 Maret 2011.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 10


rakyat, namun dalam sistem yang berkarakter parlementer atau
presidensial Indonesia sebuah ³SUHVLGHQVLDO EDQFL´ 25
keniscayaan untuk melakukan Meskipun telah dilakukan
koalisi karena sistem upaya purifikasi terhadap sistem
pemerintahan kita tidak diikuti presidensial namun, dalam
dengan sistem kepartaian dengan beberapa praktek ketatanegaraan,
dua partai seperti yang kita masih melihat karakter
dipraktikkan di Amerika Serikat. parlementer. Kenyataan tersebut
Di Amerika Serikat partai terlihat jelas dalam relasi antara
pemenang pemilu otomatis presiden dengan parlemen yang
menjadi partai berkuasa masih menampakkan karakter
sedangkan partai yang kalah parlementer terutama dalam
otomatis menjadi partai oposisi, kaitan antara sistem
sehingga sangat mudah untuk pemerintahan presidensial yang
menentukan apakah partai tidak diikuti dengan sistem dwi
berkuasa sukses menjalankan partai.26
amanat rakyat atau tidak. B. Implikasi karakteristik sistem
Keadaan ini berbeda dengan parlementer dalam sistem
apa yang diparktikkan di pemerintahan di Indonesia
Indonesia dengan sistem pasca amandemen Undang-
presidensial yang diikuti dengan Undang Dasar Negara Republik
sistem multi partai sangat sulit Indonesia dalam
kita untuk menentukan kegagalan ketatanegaraan di Indonesia
penyelenggaraan pemerintahan Umumnya sejarah
kepada satu partai saja, ketatanegaraan suatu negara,
katakanlah pemerintahan SBY konstitusi digunakan untuk
dan Boediono dianggap gagal, mengatur dan sekaligus untuk
tetapi tidak serta merta membatasi kekuasaan negara.
kegagagaan ini merupakan Dengan demikian, dinamika
kegagalan dari partai demokrat ketatanegaraan suatu bangsa atau
karena pengangkatan menteri- negara ditentukan pula oleh
menteri tidak didasarkan bagaimana dinamika perjalanan
kompetensi pribadi (zaken sejarah konstitusi negara yang
cabinet), melainkan didasarkan bersangkutan. Karena dalam
pada akomodasi kepentingan konstitusi itulah dapat dilihat
partai-partai yang menyatakan sistem pemerintahannya, bentuk
dukungan terhadap pemerintah. negaranya, sistem kontrol antara
Sehingga keadaan ini kekuasaan negara, jaminan hak-
menyebabkan tingginya tingkat hak warga negara dan tidak kalah
ketergantungan presiden terhadap penting mengenai pembagian
parlemen yang merupakan ciri kekuasaan antar unsur pemegang
dari pemerintahan parlementer kekusaan negara seperti
sehingga corak sistem kekuasaan pemerintahan
pemerintahan kita presidensial
25
Ibid.
26
Ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 11


(eksekutif), kekuasaan legislatif, Undang-Undang Dasar Negara
dan kekuasaan yudisial.27 Republik Indonesia Tahun 1945
Karakteristik sistem sudah jelas mengarah kepada sistem
parlementer dalam sistem presidensil. Namun masih ada Pasal-
presidensiil di Indonesia pasca Pasal dalam Undang-undang Dasar
amandemen Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun
Dasar Negara republic Indonesia 1945 yang mengarah pada ciri-ciri
Tahun 1945 memebrikan sistem pemerintahan palementer
implikasi dalam sistem yaitu: Pasal 11 ayat (1), Pasal 11
pemerintahan. Salah satunya Ayat (2), Pasal 13 ayat (2), Pasal 13
adalah sistem kepartaian di ayat (3), Pasal 14 ayat (2), Pasal 24A
Indonesia. Sistem kepartaian ayat (3), Pasal 24B ayat (3).
dalam sistem presidensiil menjadi Implikasi karakteristik sistem
isu yang amat menarik karena parlementer dalam sistem
anggota lembaga legislatif dan pemerintahan di Indonesia pasca
presiden dipilih secara langsung amandemen Undang-Undang Dasar
oleh rakyat (pemilih). Bila Negara Republik Indonesia dalam
mayoritas anggota legislatif ketatanegaraan di Indonesia yaitu
menentukan pilihan politik yang Pertama, mengakibatkan suara
berbeda dengan presiden, Presiden tidak bersifat tunggal
seringkali sistem presidensiil sebagai kepala pemerintahan.
terjebak dalam pemerintahan yang Keadaan pemerintahan Presiden dan
terbelah (Divided government) Wakil Presiden sebagai syarat bila
antara pemegang kekuasaan dengan partai politik atau gabungan
legislatif dan pemegang partai politik. Kedua, Dalam sistem
kekuasaan eksekutif. Biasanya kepartaian multi partai berimplikasi
dukungan legislatif makin sulit pada keputusan dan kebijakan
didapat jika sistem presidensiil eksekutif dan legislatif tidak sejalan
dibangun dalam sistem karena adanya tarik ulur kepentingan
28
multipartai. politik didalam penyusunan kabinet.
Partai dominan dalam legislatif
BAB IV adalah partai lawan dari Presiden
PENUTUP pada saat koalisi apabila pemilihan
umum. Ketiga, Apabila dalam
Secara umum tentang sistem legislatif, komposisi koalisi DPR
pemerintahan di Indonesia pasca yang demikian adalah partai politik
amandemen yang ada dalam yang menjadi lemahnya Presiden
pada saat pemilihan Presiden, maka
27
Soewoto Mulyosudarmo, akan menyulitkan Presiden dealam
Pembaharuan Ketatanegaraan Melalui mengambil kebijakan. Keempat,
Perubahan Konstitusi, Asosiasi Pengajar adanya pertimbangan dan
HTN dan HAN Jawa Timur dan In-TRANS,
persetujuan DPR dalam beberapa
Malang, 2004, hlm. 9
28
Tentang hal ini dapat dibaca dalam keputusan eksekutif, juga akan dapat
David R. Mayhew, Divided We Govern: menghambat kebijakan Presiden
Party Control, Law Making ang
Investigations, Yale University Press, New
Haven, 1991.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 12


DAFTAR PUSTAKA Dalam Sistem Presidensial
Indonesia, Rajawali Pers,
A. Buku Jakarta.
Friedrich, Carl J. 2009, dalam B. Nasry Effendy, Salamoen
Hestu Cipto Handoyo, Soeharyo, 2003, Sistem
Hukum Tata Negara Penyelenggaraan
Indonesia, Universitas Atma Pemerintahan Negara
Jaya, Yogyakarta. Kesatuan Republik
Thaib, Dahlan, 2013, Jazim Indonesia, Lembaga
+DPLGL 1L¶PDWXO +XGD Administrasi Negara,
Teori dan Hukum Jakarta.
Konstitusi, PT. Rajagrafindo Sri Mamudji, Soerjono Soekanto,
Persada, Jakarta. 2003, Penelitian Hukum
Sudi Fahmi, Ellydar Chaidir, Normatif Suatu Tinjauan
Hukum Perbandingan Singkat, PT. Raja Grafindo,
Konstitusi, Total Media, Jakarta.
Yogyakarta. Soekanto, Soerjono, 2007,
Yudha, Hanta, 2010, Pengantar Penelitian
Presidensialisme Setengah Hukum, UI-Press, Jakarta.
Hati Dari Dilema ke Mulyosudarmo, Soewoto, 2004,
Kompromi, Gramedia Pembaharuan
Pustaka Utama, Jakarta. Ketatanegaraan Melalui
Ranadideksa, Hendarman, 2007, Perubahan Konstitusi,
Arsitektur Konstitusi Asosiasi Pengajar HTN dan
Demokratik Mengapa Ada HAN Jawa Timur dan In-
Negara Yang Gagal TRANS, Malang.
Melaksanakan Demokrasi,
Fokusmedia, Jakarta. B. Majalah/Buletin/Surat Kabar
Rosseau, Jean Jaqcues, 2007, Du Mexsasai Indra, Presidensial Banci,
Contract Sosial (Perjanjian Opini Riau Pos 10 Maret 2011.
Sosial), Visimedia, Jakarta. C. Peraturan Perundang-
Harmaily Ibrahim, Moh. undangan
Kusnardi, 1988, Hukum Undang-Undang Republik
Tata Negara Indonesia, Indonsia Nomor 12 Tahun
Sinar Bakti, Jakarta. 2011 tentang Pembentukan
Harmaily Ibrahim, Moh. Peraturan Perundang-
Kusnardi, 1983, Pengantar Undangan Pasal 7.
Hukum Tata Negara Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang
Indonesia, cet. ke-5, Pusat Republik Indonesia Nomor
Studi Hukum Tata Negara 12 Tahun 2011 tentang
Fakultas Hukum Universitas Pembentukan Peraturan
Indonesia, Jakarta. Perundang-Undangan, LN
Isra, Saldi, 2010, Pergeseran No. 82 Tahun 2011, TLN
Fungsi Legislatif: 5234.
Menguatnya model
Legislasi Parlementer

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 13


D. Website
http://community.gunadarma.ac.i
d/blog/view/id_11893/title_s
istem-pemerintahan-
indonesia-sesudah-dan-
sebelum/, diakses, tanggal,
11 agustus 2003.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 14

You might also like