You are on page 1of 10

Youngster Physics Journal ISSN : xxxx - xxxx

Vol. xx, No. x, xxxx 2021, pp xx- xx

PEMODELAN KONDISI PIPA BAWAH PERMUKAAN TANAH PADA


KEDALAMAN 30, 45, DAN 60 cm MENGGUNAKAN METODE GPR
DENGAN FREKUENSI SENTRAL 500 MHz
Gregorius Alvin Fernando, Tony Yulianto, dan Gatot Yuliyanto
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang
E-mail: gregoriusalvin@students.undip.ac.id

ABSTRACT
Water leakage is a case that is often found in an area. Determination of the location of the
leak and the condition after repairs on the subsurface is an obstacle to be faced. GPR is a
geophysical method that can be used to identify subsurface conditions. This study uses GPR Scudo
which has specifications in the form of a central frequency of 500 MHz and a frequency bandwidth
of 30 MHz–900 MHz. The results of the time cut can be used in determining the general
characteristics of the pipe condition. The condition of the empty pipe is characterized by a
hyperbolic pattern with a weakening of the wave amplitude. The condition of the half-filled pipe
with water is characterized by a hyperbolic pattern with a contrast between the water and air
contained in the pipe. The condition of the pipe filled with water has a characteristic hyperbolic
pattern with contrast on the part filled with water. The condition of pipe leakage is characterized
by multiple conditions in hyperbola and absorption. The deeper the pipe, the weaker the amplitude
caused by the attenuation. The percentage of errors in the pipe diameter produced in this 30 cm
depth study obtained a value of 10.01% in an empty pipe condition, 23.73% in a half-filled pipe
condition, 1.24% in a full-water-filled pipe condition, and 12.49 % on pipe leakage conditions. The
depth of 45 cm resulted in a value of 1.24% for an empty pipe, 23.73% for a half-filled pipe with
water, 23.73% for a full-water pipe, and 12.49% for a pipe leak. The depth of 60 cm resulted in a
value of 10.01% in an empty pipe condition, 23.73% in a half-filled pipe condition, 12.49% in a
full-water pipe condition, and 10.01% in a pipe leak condition.
Keywords: PVC, GPR, pipe leak detection, pipe error diameter.
ABSTRAK
Kebocoran air merupakan kasus yang sering ditemui pada suatu daerah. Penentuan titik
lokasi kebocoran serta kondisi setelah dilakukan perbaikan pada bawah permukaan menjadi suatu
kendala yang dihadapi. GPR merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan dalam
mengidentifikasi kondisi bawah permukaan. Penelitian ini menggunakan GPR Scudo yang memiliki
spesifikasi berupa frekuensi sentral 500 MHz dan bandwidth frekuensi 30 MHz–900 MHz. Hasil
time cut dapat digunakan dalam menentukan ciri-ciri umum kondisi pipa. Kondisi pipa kosong
memiliki ciri pola hiperbola dengan pelemahan amplitudo gelombang. Kondisi pipa setengah terisi
air memiliki ciri pola hiperbola dengan kontras antara air dan udara yang terdapat dalam pipa.
Kondisi pipa terisi air penuh memiliki ciri pola hiperbola dengan kontras pada bagian yang terisi
air. Kondisi kebocoran pipa memiliki ciri adanya kondisi multiple pada hiperbola dan absorpsi.
Semakin dalam pipa maka akan semakin lemah amplitudo yang disebabkan oleh adanya atenuasi.
Persentase error pada diameter pipa yang dihasilkan pada penelitian kedalaman 30 cm ini
mendapatkan nilai 10,01% pada kondisi pipa kosong, 23,73% pada kondisi pipa setengah terisi air,
1,24% pada kondisi pipa terisi air penuh, dan 12,49% pada kondisi kebocoran pipa. Kedalaman 45
cm menghasilkan nilai 1,24% pada kondisi pipa kosong, 23,73% pada kondisi pipa setengah terisi
air, 23,73% pada kondisi pipa terisi air penuh, dan 12,49% pada kondisi kebocoran pipa.

1
Youngster Physics Journal ISSN : xxxx - xxxx
Vol. xx, No. x, xxxx 2021, pp xx- xx

Kedalaman 60 cm menghasilkan nilai 10,01% pada kondisi pipa kosong, 23,73% pada kondisi pipa
setengah terisi air, 12,49% pada kondisi pipa terisi air penuh, dan 10,01% pada kondisi kebocoran
pipa.
Kata Kunci: PVC, GPR, deteksi kebocoran pipa, diameter error pipa.

PENDAHULUAN mengidentifikasikan ciri-ciri umum pada tiap-


Pipa memiliki peranan penting dalam tiap kondisi, terlebih pada kondisi pipa
mendistribusikan air. Gangguan distribusi air setengah terisi air sebagai model dari pipa
sering kali dialami oleh perusahaan penyedia terisi air sebagian dan pipa terisi air penuh
air maupun masyarakat sebagai konsumen. yang sebelumnya jarang diteliti. Diameter
Contoh gangguan yang sering dialami adalah pada pipa merupakan salah satu informasi
adanya kebocoran air pada pipa. yang penting dalam mengidentifikasi
Permasalahan yang dialami adalah dalam kebocoran pipa serta penanggulangannya.
menentukan letak dan kondisi dari pipa yang Kesulitan yang sering dialami adalah dalam
sudah ditutup dengan perkerasan jalan menentukan nilai dari diameter pada pipa
maupun ditimbun tanah tanpa harus yang berisi seperti air, minyak, dan gas [13].
menggalinya terlebih dahulu, sehingga Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
diperlukan metode khusus dalam melakukan adanya pengolahan data pada citra.
deteksi pipa bawah permukaan tanah. Pengolahan data merupakan salah satu
GPR merupakan salah satu metode tahapan penelitian yang penting dalam
geofisika yang cepat, tepat, dan efektif dalam menentukan diameter pipa pada citra.
survei target bawah tanah dengan kedalaman Penelitian ini juga dilakukan untuk
dangkal [4]. Berdasarkan penelitian mendapatkan hasil error pada diameter pipa
sebelumnya yang telah dilakukan oleh Lai setelah dilakukan pengolahan data.
dkk. [10], refleksi pada kebocoran pipa DASAR TEORI
sepenuhnya akan menghasilkan citra blur. Hal
tersebut disebabkan oleh adanya koefisien Ground Penetrating Radar (GPR)
refleksi dalam area kebocoran. Faktor yang GPR atau yang lebih dikenal dengan
berpengaruh dengan adanya kebocoran adalah sebutan Ground Penetrating Radar
adanya kadar air yang terkandung dalam merupakan metode aktif geofisika yang
media dielektrik. Titik kebocoran pipa dapat mentransmisikan gelombang radar ke dalam
diperoleh akibat adanya kadar air yang lebih lapisan tanah yang kemudian menerima hasil
tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya pantulan gelombang radar tersebut ke
[11]. Amran dkk. [2] menyatakan bahwa receiver. Hasil akuisisi metode GPR ini
adanya kebocoran pipa menyebabkan adanya adalah amplitudo, frekuensi gelombang,
pola refleksi hiperbolik baru. Menurut Ayala- waktu antara pengiriman, dan penerimaan
Cabrera [3] deteksi pada pipa dengan kondisi gelombang pada receiver yang nantinya
pipa kosong mendapatkan adanya kontras dilakukan pengolahan data hasil akuisisi
citra yang lemah pada bagian citra pipa. Hal tersebut untuk menentukan hasil citra bawah
tersebut disebabkan oleh kontras yang rendah tanah [6].
antara tanah dan pipa.
Dampak terjadinya kebocoran pipa Permitivitas
adalah adanya beberapa kondisi pada pipa Permitivitas dapat diartikan sebagai
yaitu kondisi pipa kosong, pipa terisi air kemampuan suatu bahan dalam menyimpan
sebagian, pipa terisi air penuh, dan kebocoran dan melepaskan energi elektromagnetik dalam
pipa. Penelitian ini dilakukan untuk bentuk muatan listrik. Permitivitas relatif

2
Youngster Physics Journal ISSN : xxxx - xxxx
Vol. xx, No. x, xxxx 2021, pp xx- xx

dapat dituliskan sebagai perbandingan antara


permitivitas bahan dengan permitivitas ruang Koefisien refleksi dapat dituliskan
hampa, yang dapat dituliskan sebagai berikut dengan persamaan sebagai berikut [5]:
[9]:
R= 1
√ ε −√ ε 2
ε
ε r=
ε0 (2.1) √ ε 1+ √ ε 2
(2.2)
dengan nilai Ɛ0 adalah 8,8542 x 10-12 F/m. dengan Ɛ1 merupakan relative dielectric
Permitivitas dielectric relative dapat juga permitivity 1 dan Ɛ2 merupakan relative
disebut sebagai konstanta dielektrik.
dielectric permitivity 2.
Kedalaman Maksimal GPR
Kedalaman maksimal yang dapat
diperoleh citra bergantung pada nilai time
window serta relative dielectric permittivity
yang dapat dituliskan dengan persamaan
sebagai berikut [9]:
c Tr
Rmax = (2.3)
2 √ε r
dengan c merupakan kecepatan cahaya yang
Gambar 1 Refleksi GPR [5] nilainya adalah 0,3 m/ns, Tr merupakan nilai
time window, dan εr merupakan relative
dielectric permittivity.
Tabel 1 Nilai permitivitas relatif, konduktivitas elektrik, kecepatan dan atenuasi pada suatumaterial [7]

3
Youngster Physics Journal ISSN : xxxx - xxxx
Vol. xx, No. x, xxxx 2021, pp xx- xx

METODE PENELITIAN Penggunaan langkah pengolahan data


Akuisisi penelitian ini dilakukan di pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
laksanakan pada tanggal 3-13 Agustus 2021. 3.
Alat dan bahan penelitian yang digunakan
antara lain meteran, pipa, air, laptop, GPS dan
GPR Scudo.

Gambar 2 Desain pipa


Akuisisi data pada penelitian ini
menggunakan metode reflection profiling,
yaitu dilakukan dengan mendorong alat GPR
Scudo dengan frekuensi sentral 500 MHz di
atas permukaan tanah dengan spasi 0.4 m.
Akuisisi dilakukan dengan empat tahap pada
tiap kedalaman. Tahap pertama merupakan
akuisisi dengan kondisi pipa kosong. Tahapan
kedua merupakan akuisisi dengan kondisi
pipa setengah terisi air. Tahapan ketiga
merupakan akuisisi dengan kondisi pipa terisi
air penuh. Tahapan keempat merupakan
akuisisi dengan kondisi terjadinya kebocoran
pipa. Proses akuisisi diawali dengan
mengubur pipa, pipa tersebut kemudian
disesuaikan dengan asumsi sesuai dengan Gambar 3 Diagram alir pengolahan data
tiap-tiap kondisi, kemudian dilakukan Citra hasil pengolahan data
pengambilan data, setelah pengambilan data menghasilkan diamater pipa PVC. Diameter
menggunakan GPR Scudo selesai kemudian pipa PVC pada tersebut dapat digunakan
data disimpan. Kedalaman pipa yang untuk menghitung error sesuai dengan
digunakan adalah kedalaman 0,3 m, 0,45 m, persamaan sebagai berikut [1]:
dan 0,6 m
err %=¿ P mod−Pref ∨ ¿ x 100 ¿
Pref
(3.1)

4
Youngster Physics Journal ISSN : xxxx - xxxx
Vol. xx, No. x, xxxx 2021, pp xx- xx

Error pada persamaan tersebut


dilakukan untuk menentukan kesalahan
diameter pipa pada citra.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pada penelitian ini adalah 30 sesuai dengan pernyataan Ayala-Cabrera dkk.
line citra dengan ketentuan 10 line pada tiap [3] bahwa kondisi pipa kosong menyebabkan
kedalaman yaitu 30 cm, 45 cm, dan 60 cm. adanya kontras citra yang lemah pada bagian
Tiap kedalaman tersebut menghasilkan 3 line citra pipa. Perhitungan koefisien refleksi
dengan kondisi pipa kosong, 3 line dengan tersebut dapat dipergunakan sebagai acuan
kondisi pipa terisi setengah air, 3 line dengan perkiraan pipa kosong yang sebelumnya
kondisi pipa terisi air penuh, dan 1 line sudah diketahui lokasi dan kondisi pipa
kondisi kebocoran pipa. tersebut.
Menurut Reynolds [12] nilai relative Hasil pada Gambar 4 point b time cut
dielectric permittivity pada material PVC kondisi pipa setengah terisi air dengan
adalah 3. Nilai relative dielectric permittivity kedalaman 30 cm menunjukkan adanya pola
pada material dry soil, wet soil, udara, dan air hiperbola dengan kontras citra antara air dan
mengacu pada Tabel 1, sehingga perhitungan udara yang terdapat dalam pipa PVC. Nilai R
nilai R pada persamaan (2.2) di dapatkan mutlak kondisi pipa setengah terisi air dalam
seperti pada Tabel 2. persen pada dry soil-PVC 7,18%, pada PVC-
Hasil pada Gambar 4 point a time cut udara 26,79%, pada udara-air 80%, dan pada
kondisi pipa kosong dengan kedalaman 30 cm air-PVC 67,72%. Nilai R tersebut
menunjukkan adanya pola hiperbola dengan menghasilkan pola hiperbola dengan blur
pelemahan amplitudo gelombang. Pelemahan pada bagian atas dan kontras pada bagian
amplitudo tersebut disebabkan oleh adanya bawah yang ditunjukkan pada bagian
koefisien refleksi yang berubah-ubah sesuai Gambar 4 point b dalam lingkaran.
dengan media bahan atau benda yang Perbedaan citra antara kondisi pipa setengah
terlewati oleh sinyal gelombang. Nilai R terisi air dengan kondisi pipa kosong adalah
mutlak kondisi pipa kosong dalam persen pada R yang dihasilkan serta citra kondisi
pada dry soil-PVC 7,18%, pada PVC-udara pipa kosong yang awalnya menghasilkan pola
26,75%, udara-PVC 26,75%. Nilai pelemahan blur pada hiperbola sedangkan pada kondisi
R tersebut menghasilkan pola hiperbola pipa setengah terisi air pada pola hiperbola
dengan blur pada bagian Gambar 4 point a menjadi pola blur pada bagian atas dan
yang ditunjukkan dalam lingkaran. Hasil pada kontras dengan bagian bawah yang
penelitian tersebut menandakan pipa setengah terisi air.

Tabel 2 Perhitungan nilai R

5
Youngster Physics Journal ISSN : xxxx - xxxx
Vol. xx, No. x, xxxx 2021, pp xx- xx

Gambar 4 Time Cut kedalaman 30 cm Gambar 6 Time Cut kedalaman 60 cm


dengan kondisi (a) pipa kosong, (b) pipa dengan kondisi (a) pipa kosong, (b) pipa
setengah terisi air, (c) pipa terisi air penuh, setengah terisi air, (c) pipa terisi air penuh,
dan (d) kebocoran pipa dan (d) kebocoran pipa

Gambar 5 Time Cut kedalaman 45 cm Gambar 7 Hasil pengolahan data kedalaman


dengan kondisi (a) pipa kosong, (b) pipa 30 cm dengan kondisi (a) pipa kosong, (b)
setengah terisi air, (c) pipa terisi air penuh, pipa setengah terisi air, (c) pipa terisi air
dan (d) kebocoran pipa penuh, dan (d) kebocoran pipa

6
Youngster Physics Journal ISSN : xxxx - xxxx
Vol. xx, No. x, xxxx 2021, pp xx- xx

Hasil pada Gambar 4 point c time cut


kondisi pipa terisi air penuh dengan
kedalaman 30 cm menunjukkan adanya pola
hiperbola dengan kontras pada bagian yang
terisi air. Nilai R mutlak kondisi pipa terisi air
penuh dalam persen pada dry soil-PVC
7,18%, pada PVC-air 67,72%, dan pada air-
PVC 67,72%. Nilai R tersebut menghasilkan
pola hiperbola dengan kontras yang
ditunjukkan pada bagian Gambar 4 point c
dalam lingkaran. Perbedaan dengan kondisi
pipa kosong adalah pada R yang dihasilkan
serta citra kondisi pipa kosong yang awalnya
menghasilkan pola blur pada hiperbola
menjadi pola kontras pada bagian dalam pipa
yang menandakan pipa terisi air penuh.
Gambar 8 Hasil pengolahan data kedalaman
45 cm dengan kondisi (a) pipa kosong, (b) Hasil pada Gambar 4 point d time cut
pipa setengah terisi air, (c) pipa terisi air kondisi kebocoran pipa dengan kedalaman 30
penuh, dan (d) kebocoran pipa cm menunjukkan adanya 2 kondisi dalam
daerah kebocoran, yaitu kondisi refleksi dan
absorpsi. Nilai R mutlak kondisi pipa terisi air
penuh dalam persen pada soil-wet soil
46,50%, pada wet soil-PVC 51,95%, pada
PVC-air 67,72%, dan pada air-PVC 67,72%.
Nilai R tersebut menghasilkan pola blur pada
bagian sekitar citra pipa dan adanya pola
multiple pada bagian bawah yang ditunjukkan
pada bagian Gambar 4 point d. Terjadinya
pola pantulan pada bagian bawah citra pipa
sesuai dengan pernyataan Amran dkk. [2].
Terjadinya kebocoran pipa menyebabkan citra
daerah anomali akan menjadi blur karena
adanya air yang berpindah menuju atas
kebocoran pipa. Hasil tersebut sesuai dengan
hasil penelitian Lai dkk. [9]. Mekanisme
refleksi dan absorpsi merupakan mekanisme
yang terjadi dalam mengidentifikasikan
Gambar 9 Hasil pengolahan data kedalaman kebocoran pipa [9]. Perbedaan dengan pipa
60 cm dengan kondisi (a) pipa kosong, (b) yang terisi dengan air adalah pada R yang
pipa setengah terisi air, (c) pipa terisi air dihasilkan serta citra pipa terisi air yang
penuh, dan (d) kebocoran pipa awalnya menghasilkan pola kontras pada
hiperbola menjadi pola blur pada sekitar
bagian pipa dan adanya multiple pada bawah
pipa.

7
Youngster Physics Journal ISSN : xxxx - xxxx
Vol. xx, No. x, xxxx 2021, pp xx- xx

Hasil pengolahan tersebut kemudian absorpsi yang jika dibandingkan dengan pipa
dihitung diameter pipa menurut citra pada kosong pada kedalaman 30 cm, maka pipa
Gambar 7 tersebut. Pengukuran diameter kosong pada kedalaman 45 cm terlihat
pada kondisi pipa kosong kedalaman 30 cm mengalami pelemahan amplitudo. Keadaan
didapatkan nilai 8 cm yang ditunjukkan pada pipa setengah terisi air pada Gambar 5 point
hasil citra pada Gambar 7 point a dalam b terlihat juga mengalami pelemahan
lingkaran hitam yang menunjukkan citra pipa amplitudo pada kontras citra antara air dan
dengan kondisi kosong. Pengukuran diameter udara. Gambar 5 dengan keadaan pipa terisi
pada kondisi pipa setengah terisi air air penuh dan kebocoran pipa juga
kedalaman 30 cm didapatkan nilai 11 cm menunjukkan adanya penurunan amplitudo
yang ditunjukkan pada hasil citra pada pada masing masing kondisi, namun hal
Gambar 7 point b dalam lingkaran hitam tersebut dapat teratasi dengan ciri-ciri citra
yang menunjukkan adanya kontras adanya air pada kondisi pipa terisi air penuh dan kondisi
dan udara pada dalam pipa. Pengukuran kebocoran pipa. Perbedaan citra antara
diameter pada kondisi pipa terisi air penuh kondisi pipa terisi air penuh dan kondisi
pada kedalaman 30 cm didapatkan nilai 9 cm kebocoran pipa adalah adanya pola absorpsi
yang ditunjukkan pada hasil citra pada oleh air pada kebocoran pipa yang
Gambar 7 point c dalam lingkaran hitam ditunjukkan dengan Gambar 5 point d
yang menunjukkan pipa telah terisi air penuh. dengan adanya pola blur pada sekitar bagian
Pengukuran diameter pada kondisi kebocoran pipa dan adanya multiple pada bawah pipa.
pipa kedalaman 30 cm didapatkan nilai 10 cm Hasil pengolahan tersebut kemudian
yang ditunjukkan pada hasil citra pada dihitung diameter pipa menurut citra pada
Gambar 7 point d dalam lingkaran hitam Gambar 8 tersebut. Pengukuran diameter
yang menunjukkan letak pipa dalam tanah. pada kondisi pipa kosong kedalaman 45 cm
Diameter sesungguhnya pada pipa tersebut didapatkan nilai 9 cm yang ditunjukkan pada
adalah 8,89 cm. Nilai error dari diameter citra hasil citra pada Gambar 8 point a dalam
pipa tersebut dapat dihitung dengan lingkaran hitam yang menunjukkan citra pipa
menggunakan persamaan (3.1). Hasil error dengan kondisi kosong. Pengukuran diameter
tersebut didapatkan 10,01% pada kondisi pipa pada kondisi pipa setengah terisi air
kosong, 23,73% pada pipa setengah terisi air, kedalaman 45 cm didapatkan nilai 11 cm
1,24% pada pipa terisi air penuh, dan 12,49% yang ditunjukkan pada hasil citra pada
pada kebocoran pipa. Gambar 4.6 point b dalam lingkaran hitam
Citra pada kedalaman 30 cm yang menunjukkan adanya kontras adanya air
sebelumnya, telah menjelaskan mengenai efek dan udara pada dalam pipa. Pengukuran
adanya pemantulan gelombang atau biasa diameter pada kondisi pipa terisi air penuh
disebut dengan refleksi. Citra pada kedalaman pada kedalaman 45 cm didapatkan nilai 11 cm
45 cm akan menjelaskan mengenai efek yang ditunjukkan pada hasil citra pada
absorpsi. Pelemahan Amplitudo akibat adanya Gambar 8 point c dalam lingkaran hitam
absorpsi disebabkan oleh adanya yang menunjukkan pipa telah terisi air penuh.
konduktivitas medium. Semakin tinggi Pengukuran diameter pada kondisi kebocoran
konduktivitas suatu material maka akan pipa kedalaman 45 cm didapatkan nilai 9 cm
menyebabkan semakin cepatnya gelombang yang ditunjukkan pada hasil citra pada
menghilang akibat adanya absorpsi [8]. Gambar 8 point d dalam lingkaran hitam
yang menunjukkan letak pipa dalam tanah.
Hasil Gambar 5 point a, dengan
Nilai error dari diameter citra pipa tersebut
keadaan pipa kosong menunjukkan adanya
dapat dihitung dengan menggunakan

8
Youngster Physics Journal ISSN : xxxx - xxxx
Vol. xx, No. x, xxxx 2021, pp xx- xx

persamaan (3.1). Hasil error tersebut Gambar 9 point c dalam lingkaran hitam
didapatkan 1,24% pada kondisi pipa kosong, yang menunjukkan pipa telah terisi air penuh.
23,73% pada pipa setengah terisi air, 23,73% Pengukuran diameter pada kondisi kebocoran
pada pipa terisi air penuh, dan 1,24% pada pipa kedalaman 60 cm didapatkan nilai 8 cm
kebocoran pipa. yang ditunjukkan pada hasil citra pada
Gambar 9 point d dalam lingkaran hitam
Perbandingan time cut antara
yang menunjukkan letak pipa dalam tanah.
kedalaman 30 cm, 45 cm, dan 60 cm
Nilai error dari diameter citra pipa tersebut
menunjukkan adanya efek atenuasi sinyal
dapat dihitung dengan menggunakan
GPR. Perbandingan tersebut menunjukkan
persamaan (3.1). Hasil pada error tersebut
adanya pelemahan energi pada tiap
didapatkan 10,01% pada kondisi pipa kosong,
kedalaman, Semakin dalam kondisi pipa maka
23,73% pada pipa setengah terisi air, 12,49%
akan semakin lemah amplitudo yang
pada pipa terisi air penuh, dan 10,01% pada
disebabkan oleh adanya atenuasi seperti
kebocoran pipa.
ditunjukkan pada Gambar 6 jika
dibandingkan dengan Gambar 4 dan KESIMPULAN
Gambar 5. Atenuasi disebabkan oleh adanya Kesimpulan yang dapat diambil dari
refleksi yang sebelumnya telah dijelaskan penelitian ini antara lain, kondisi pipa kosong
pada kedalaman 30 cm dan absorpsi pada memiliki ciri-ciri pola hiperbola dengan
kedalaman 45 cm. Ketika transmitter pelemahan amplitudo. Kondisi pipa setengah
memancarkan energi, maka gelombang terisi air memiliki ciri-ciri pola hiperbola
tersebut akan melakukan refleksi dan dengan kontras citra antara air dan udara
transmisi. Energi tersebut akan terus menerus sehingga terdapat pola pelemahan amplitudo
menyebar menembus kedalaman tanah sampai pada bagian atas dan kontras pada bagian
energi tersebut menghilang akibat adanya bawah. Kondisi pipa terisi air penuh memiliki
atenuasi. Citra yang tertangkap pada display ciri-ciri pola hiperbola dengan kontras pada
unit merupakan hasil refleksi yang bagian yang terisi air penuh. Kondisi
gelombangnya dapat kembali ke permukaan kebocoran pipa memiliki ciri-ciri pola blur
tanah dan ditangkap oleh receiver [6]. pada bagian pipa dan memiliki multiple pada
Hasil pengolahan tersebut kemudian bagian bawah citra pipa. Kebocoran pipa
dihitung diameter pipa menurut citra pada tersebut menunjukkan adanya kondisi refleksi
Gambar 9 tersebut. Pengukuran diameter dan absorpsi. Ciri-ciri tersebut berlaku apabila
pada kondisi pipa kosong kedalaman 60 cm kedalaman pada pipa PVC berada pada
didapatkan nilai 8 cm yang ditunjukkan pada kedalaman yang dangkal sehingga perlu
hasil citra pada Gambar 9 point a dalam dilakukan pemrosesan data apabila ingin
lingkaran hitam yang menunjukkan citra pipa menghasilkan citra dengan lebih akurat pada
dengan kondisi kosong. Pengukuran diameter kondisi pipa tersebut.
pada kondisi pipa setengah terisi air
Perbedaan kedalaman pada pipa akan
kedalaman 60 cm didapatkan nilai 11 cm
berpengaruh kepada hasil citra. Semakin
yang ditunjukkan pada hasil citra pada
dalam pipa maka akan semakin lemah
Gambar 9 point b dalam lingkaran hitam
amplitudo yang disebabkan oleh adanya
yang menunjukkan adanya kontras adanya air
atenuasi. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya
dan udara pada dalam pipa. Pengukuran
pelemahan energi pada tiap kedalaman. Solusi
diameter pada kondisi pipa terisi air penuh
dari permasalahan tersebut adalah dengan
pada kedalaman 60 cm didapatkan nilai 10 cm
melakukan pengolahan data pada citra.
yang ditunjukkan pada hasil citra pada
Kesimpulan persentase error pada penelitian

9
Youngster Physics Journal ISSN : xxxx - xxxx
Vol. xx, No. x, xxxx 2021, pp xx- xx

ini adalah error diameter pipa pada tiap Springer Briefs in Geography, Denver.
kondisi dan kedalamannya kurang dari 25%. [7] Daniels, D.J., 2004, Ground Penetrating
Radar, edisi 2, The Institution of
UCAPAN TERIMA KASIH
Electrical Engineers, London.
Penulis mengucapkan terima kasih [8] Goodman, D. dan Piro, S., 2013, GPR
sebesar-besarnya kepada Dr. Drs. Tony Remote Sensing in Archaeology,
Yulianto, M.T. dan Dr. Gatot Yuliyanto, Springer-Verlag Berlin Heidelberg,
S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing yang Heidelberg.
telah mencurahkan waktu, tenaga, dan [9] Jol, H.M., 2009, Ground Penetrating
ilmunya untuk memberi masukkan sehingga Radar Theory and Applications, edisi 1,
penelitian ini dapat terselesaikan. Elsevier, Amsterdam.
[10] Lai, W.W.L., Chang, R.K.W., Sham,
DAFTAR PUSTAKA J.F.C., dan Pang, K., 2016, Perturbation
[1] Almeida, E.R., Bicudo, T., dan Porsani, Mapping of Water Leak in Buried
J.L., 2020, Automatic estimation of Water Pipes via Laboratory Validation
inversion parameters for Microwave Experiments with High-Frequency
Tomography in GPR data using Ground Penetrating Radar (GPR),
cooperative targets, Journal of Applied Tunnelling and Underground Space
Geophysics, 178. Technology, 52, 157-167.
[2] Amran, T.S.T., Ismail, M.P., Ahmad, [11] Lau, P.K., Cheung B.W., Lai, W.W.,
M.R., Amin, M.S.M., Ismail, M.A., dan Sham, J.F., 2021, Characterizing
Sani, S., Masenwat, N.A., dan Basri, Pipe Leakage with a Combination of
N.S.M., 2018, Monitoring Underground GPR Wave Velocity Algorithms,
Water Leakage Pattern by Ground Tunnelling and Underground Space
Penetrating Radar Using 800 MHz Technology incorporating Trenchless
Antenna Frequency, IOP Conference Technology Research, 109.
Series: Material Science and [12] Reynolds, J.M., 2011, An Introduction
Engineering, 298. to Applied and Environmental
[3] Ayala-Cabrera, D., Herrera, M., Geophysics, edisi 2, Wiley-Blackwell,
Izquierdo, J., dan Pérez-García, R., Oxford.
2011, Location of Buried Plastic Pipes [13] Zhang, P., Guo, X., Muhammat, N., dan
Using Multi-Agent Support based on Wang, X., 2016, Research on Probing
GPR Images, Journal of Applied and Predicting the Diameter of an
Geophysic, 75, 679-686. Underground Pipeline by GPR During
[4] Bai, H. dan Sinfield, J.V., 2020, an Operation Period, Tunnelling and
Improved Background and Clutter Underground Space Technology, 58,
Reduction for Pipe Detection Under 99-108.
Pavement Using Ground Penetrating
Radar (GPR), Journal of Applied
Geophysic, 172
[5] Butler, D.K., 2005, Near-Surface
Geophysics, Society of Exploration
Geophysicists, Tulsa.
[6] Conyers, L.B., 2018, Ground-
penetrating Radar and Magnetometry
for Buried Landscape Analysis,

10

You might also like