You are on page 1of 9

ENMAP Vol. 2 No.

2 September 2021

PEMETAAN JALUR PENDAKIAN PADA KAWASAN HUTAN


LINDUNG BUKIT CEMARA GESENG VIA DESA SILANGJANA
MENGGUNAKAN APLIKASI GPS ALPHINE QUEST DAN GOOGLE
EARTH PRO

aIda
Bagus Arya Yoga Bharata, bDiva Mahariani, cAnak Agung Made Alit
Dwiantari, dKadek Sri Budiawan, eNi Nyoman Trisna Apriliyani, fFahyumi
Rahman
a,b,c,d,e,fBidang-II
Kajian Konservasi Sumber Daya Alam, UKM Mapala Loka Samgraha, Universitas
Pendidikan Ganesha.
email: mapalalokasamgraha@gmail.com

ABSTRACT
Climbing is a sport activity that is much loved by the younger generation, but it is not uncommon in terms
of the character of climbers who still do not have the basics of navigation, as well as an understanding of
the culture of the local community. The aims of this study is to map the existing hiking trails in the
Protected Forest Area in the Bukit Cemara Geseng Via Silangjana Villag,e using the Alphine Quest Gps and
Google Earth Pro applications by means of field surveys and interviews related to the local wisdom of the
community. The results of this study provide an overview of (1) The Access to the starting point of
climbing, (2) Procedures for climbing permits which include licensing to the Silangjana Village Office,
Silangjana Village Customary Clans as well as notification to Customary Clans in Sudaji Village and
Lemukih Village as well as to the Forestry Service because it is related to the Bukit Cemara Geseng
Protected Forest Area. (3) The location of the sacred object and a description of the hiking trail. The
sacred object found in the form of Sanggah, Pelinggih are there a Big Tree, and the temple at the top of
mountain. (4) Local culture, as for the local culture in the form of awig-awig, namely "Sampuang utter
Capek" which means Don't say you're tired, especially when you get to the top of Bukit Cemara Geseng,
where people believe that saying these words can give negative energy. In addition to the geographical
data obtained relating to the length of the hiking trail, which is 2,149 meters, the height difference is
about 642 meters, the slope of the climbing terrain is on average 32.3%, with a maximum value of slope is
33.4% and a minimum value of 18.2%. the time of climbing is about ± 145 minutes / 2 hours 25 minutes.
From these results a map of the climbing route of Bukit Cemara Geseng Via Silangjana Village was formed
with geographical attributes. Furthermore, in complying with any local wisdom of the community, The
climbers who climb in the area should be able to obey the applicable to the local regulations. In addition,
the protected forest area is an area that must be preserved both which includes, vegetation, animals, and
the resources contained in the protected forest area.

Keywords: Mapping, protected forest, hiking trails.

INTISARI
Pendakian merupakan aktivitas olahraga yang banyak digandrungi generasi muda, namun tak jarang
dari sisi karakter pendaki yang masih belum memiliki dasar –dasar navigasi, serta pemahaman tentang
budaya masyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan jalur pendakian yang ada
Kawasan Hutan Lindung Bukit Cemara Geseng Via Desa Silangjana menggunakan aplikasi Gps Alphine
Quest Dan Google Earth Pro dengan cara survei lapangan dan wawancara terkait dengan kearifan lokal
masyarakat. Adapun hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang (1) Akses menuju titik start
pendakian,(2) Tata cara perijinan pendakian yang meliputi perizinan ke Kantor Desa Silangjana, Klian
Adat Desa Silangjana serta pemberitahuan kepada Klian Adat di Desa Sudaji dan Desa Lemukih serta
kepada Dinas Kehutanan karena berkaitan dengan Kawasan Hutan Lindung Bukit Cemara Geseng. (3)
Lokasi objek suci dan Diskripsi tentang jalur pendakian Objek suci yang ditemukan berupa Sanggah,
Pelinggih Pohon besar, dan Pura di Puncak.. (4) Kepercayaan Lokal, adapun dari kepercayaan lokal
berbentuk awig-awig yaitu “Sampunang Ngomong Capek” yang berarti jangan bilang capek khususnya
1
Jurnal ENMAP (Environment & Mapping)
ENMAP Vol. 2 No.2 September 2021

pada saat menuju puncak Bukit Cemara Geseng, dimana masyarakat percaya bahwa mengucapkan kata
tersebut dapat memberikan energi negatif. Selain terdapat data geografis yang didapatkan berkaitan
dengan panjang jalur pendakian yaitu 2.149 meter, Beda tinggi sekitar 642 meter, Kelerengan medan
pendakian rata – rata 32,3 %, dengan nilai maksimum lereng 33,4% dan nilai minimum 18,2%, Untuk
waktu tempuh pendakian yaitu sekitar ± 145 Menit / 2 jam 25 menit. Dari hasil tersebut terbentuk
sebuah peta jalur pendakian Bukit Cemara Geseng Via Desa Silangjana yang atribut geografisnya.
Selanjutnya, dalam mematuhi setiap kearifan lokal masyarakat yang ada para pendaki yang melakukan
pendakian pada kawasan tersebut seyogyanya dapat mentaati peraturan adat yang berlaku. Selain itu
kawasan hutan lindung merupakan sebuah kawasan yang harus dijaga kelestariannya baik yang
mencakup, vegetasi, satwa, serta sumber daya yang terkandung pada kawasan hutan lindung.

Kata kunci: Pemetaan, jalur pendakian, hutan lindung.

1. Pendahuluan memiliki pengetahuan dasar tentang


Pendakian merupakan aktivitas yang mendaki gunung sehingga memperbesar
banyak di gemari di kalangan masyarakat kemungkinan terjadi kecelakaan atau
Indonesia, namun terkadang sebuah tersesat saat pendakian. Hal itu di
pendakian memiliki dampak buruk sebabkan jika pendaki tidak memiliki
terhadap lingkungan ekosistem di persiapan yang matang juga menjadi
sekitarnya. Beberapa dampak yang tantangan selain dari masalah karakter
ditimbulkan diantaranya pada saat peduli dan sadar lingkungan. Persiapkan
pendakian meninggalkan sampah fisik, mental dan informasi tentang gunung
sembarangan di sepanjang jalur pendakian tujuan pendakian. Meskipun informasi
dan puncak, merusak vegetasi, serta tentang jalur pendakian gunung sangat
menghiraukan himbauan kearifan lokal mudah ditemukan di internet, namun
masyarakat yang berlaku di lingkungan informasi tersebut hanya sebatas
sekitarnya. Sifat karakter Ke-tidak informasi nonspasial yang tidak
bertanggung jawaban tersebut menyediakan data seperti koordinat,
memberikan dampak negatif baik kelerengan dan ketinggian yang cukup
terhadap sosial ataupun lingkungan alam sulit untuk diingat dan diakses. Diperlukan
itu sendiri (Rif’an ddk, 2018). informasi spasial yang mudah diakses
Menurut Rif’an ddk, 2018 karakter untuk mengurangi risiko pendakian
dalam lingkungan masyarakat tercermin (Yudhi ddk, 2018).
dari kearifan lokal yang tercangkup dalam Bukit Cemara Geseng termasuk dalam
etika perjalanan dimana dalam perjalanan kawasan Hutan Lindung seluas 415 Hektar
di alam terbuka kita harus melalui daerah di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, serta
atau lokasi yang dimana mungkin terdapat secara administrasi dan kebudayaan
adat istiadat, kepercayaan, dan kebiasaan mencangkup tiga Desa dan terdapat tiga
penduduk yang bisa jadi tidak biasa untuk rute jalur dari masing-masing start Desa,
kita sehingga hal terbut dapat menjadi salah satu rutenya adalah melalui Desa
salah satu cara dalam menanggulangi Silangjana di kecamatan Sukasada (BPS
permasalahan pendakian dari para 2020; Widiastawa ddk, 2016). Peta
pendaki yang memiliki nilai karakter yang berkaitan erat dengan sistem komunikasi
kurang bertanggung. baik dari pembuat peta dan pengguna peta
Banyaknya juga kegiatan pendakian dalam mengenali lingkungan serta belum
dan banyak juga dari pendaki yang tidak adanya peta pendakian di Bukit Cemara
2
Jurnal ENMAP (Environment & Mapping)
ENMAP Vol. 2 No.2 September 2021

Geseng via jalur Silangjana maka Hal pertama yang perlu diperhatkan
penyusunan peta pendakian memiliki dalam tahap penelitian ini adalah alat –
peranan dalam pengenalan lingkungan alat yang digunakan dalam pengolahan
alam dan perjalanan. Berbagai informasi data spasial maupun data non-spasial yang
disampaikan berupa informasi grafis telah dikumpulkan sebelumnya. Adapun
maupun informasi atribut, diperlukan alat yang digunakan dalam penelitian ini
media yang tepat untuk antara lain:
menyampaikannya, yaitu dengan 1) Perangkat Keras
menggunakan peta sebagai media • Laptop Lenovo TM ideapad330
komunikasi. (Yudhi ddk, 2018). dengan spesifikasi processor
Intel(R) Core(TM) i5
2. Metode • Smarthphone Redmi-7
a. Batasan Penelitian 2) Perangkat Lunak
1. Wilayah studi dari penelitian ini • Microsoft Word 2013
adalah Kawasan Hutan Lindung Bukit
• Microsoft Excel 2013
Cemara Geseng yang terletak diantara
• Microsoft Power Point 2013
batas antara kecamatan Sukasada dan
• Aplikasi GPS Alphine Quest
kecamatan Sawan, Kabupaten
• Google Earth Pro
Buleleng, Bali.
Selain itu data yang digunakan dalam
2. Jalur pendakian yang akan menjadi
menunjang penelitian ini berupa: 1) Data
kajian dalam penelitian ini adalah
Spasial diperoleh dari survei lapangan
jalur Bukit Cemara Geseng Via Desa
dengan melakukan 2 kali pendakian.
Silangjana.
Pendakian pertama adalah observasi
3. Data yang digunakan dalam penelitian
tinjau dan pendakian kedua adalah
ini adalah data tracking jalur
pendakian ekspedisi. Data yang diperoleh
pendakian Bukit Cemara Geseng Via
berupa koordinat, tinggi dan jarak datar
Desa Silangjana, data koordinat dan
jalur pendakian. 2) Data Non-spasial Data
ketinggian pos titik yang diwakili
non-spasial diperoleh dari hasil
objek suci pendakian gunung, peta
wawancara, observasi dan survei di
RBI, data waktu tempuh serta
lapangan.
dokumentasi foto untuk
Pengumpulan Data
menggambarkan kondisi jalur
Survei ini dilakukan dengan
pendakian Bukit Cemara Geseng Via
menggunakan perlatan Smarthphone
Desa Silangjana.
Redmi-7 Aplikasi GPS Alphine Quest.
4. Dalam mendapatkan data jalur
Aplikasi GPS ini merupakan aplikasi GPS
trekking digunakan aplikasi Global
dengan tipe navigasi yang akan digunakan
Positioning System (GPS) Alphine
untuk merekam jejak perjalanan,
Quest.
merekam koordinat dan mengukur
5. Proses pengolahan data dilakukan
ketinggian. Saat digunakan untuk tracking
dalam aplikasi Google Earth Pro dan di
pada dasarnya GPS akan merekam
proses secara kartografis dalam
koordinat dan ketinggian setiap titik yang
Microsoft Power Point.
telah dilewati. Dari titik – titik tersebut
b. Alat dan Data Penelitian
Aplikasi GPS Alphine Quest akan

3
Jurnal ENMAP (Environment & Mapping)
ENMAP Vol. 2 No.2 September 2021

menghubungkannya dengan sebuah garis. Jalur Pendakian Gunung Peta jalur


Interval perekaman titik tersebut berbeda pendakian gunung dibuat dengan
– beda, tergantung pengaturan yang menggunakan data tracking Smarthphone
digunakan. Ada beberapa pilihan saat Redmi-7 Aplikasi GPS Alphine Quest yang
Aplikasi GPS Alphine Quest digunakan didapat dari kegitan survey jalur
untuk tracking, yaitu : pendakian Bukit Cemara Geseng Via Desa
1) Perekaman titik berdasarkan jarak Silangjana.
di Aplikasi GPS Alphine Quest akan Pada data tersebut terdapat 25 buah
merekam titik yang dilewati titik. Data tracking Aplikasi GPS Alphine
sepanjang perjalanan dengan Quest tersebut dalam format mentah
interval jarak tertentu. dalam aplikasi sehingga harus diubah ke
2) Perekaman titik berdasarkan format KML agar bisa dilakukan proses
waktu di GPS Aplikasi GPS Alphine digitasi dengan menggunakan sofware
Quest akan dilakukan adalah Google Earth Pro. Sistem koordinat yang
kombinasi secara manual melalui digunakan adalah koordinat UTM dengan
waypoint dan merekam titik secara Zona 50S. Data tracking GPS tersebut akan
otomatis yang di lewati sepanjang dimasukan ke Google Earth Pro untuk
perjalanan dengan interval waktu dirubah ke format KML.
tertentu. Data tracking jalur pendakian yang
3) Otomatis Aplikasi di GPS Alphine didapat saat survey lapangan sangatlah
Quest akan merakam titik secara teliti. Aplikasi GPS Alphine Quest akan
otomatis saat bergerak. Interval merekam titik – titik yang telah dilewati
titik perekaman juga lebih dinamis hingga interval 1 meter, jika banyak
dan lebih teliti. Aplikasi GPS melakukan perubahan arah Gerakan. Saat
Alphine Quest akan merekam seorang surveyor sedang berputar – putar
setiap belokan yang dilewati di sebuah tempat untuk mencari mata air
sehingga terkadang interval antar atau mencari jalur pendakian maka akan
satu titik hanya sekitar 1 meter. sangat banyak rekaman titik yang
Pada intinya data yang diperoleh dalam dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan
pengumpulan data di lapangan adalah analisa lebih lanjut saat melakukan proses
sebagai berikut: digitasi untuk melakukan editing. Proses
b.1 Data tracking Jalur Pendakian digitasi dilakukan melalui pemilihan titik
1) Koordinat tempat – tempat penting yang didigitasi berdasarkan jalur hasil
di gunung tracking dan pengecekan pada software
2) Ketinggian tempat tempat penting Google Earth Pro.
di gunung c. Ketinggian
3) Panjang jalur pendakian dan jarak Data Ketinggian Pada umumnya nilai
antar pos titik pendakian ketinggian yang digunakan dalam
4) Beda tinggi dan kelerengan pendakian gunung mempunyai satuan
5) Dokumentasi perjalanan mdpl. Mdpl adalah singkatan dari meter di
6) Informasi penting lainnya atas permukaan laut. Ketinggian ini
b.2 Pengolahan Data Spasial mengacu pada rata – rata ketinggian air
laut atau disebut MSL (Mean Sea Level).

4
Jurnal ENMAP (Environment & Mapping)
ENMAP Vol. 2 No.2 September 2021

Dalam software Google Earth Pro telah 5) Waktu tempuh pendakian


tersedia langsung informasi ketinggian 6) Diskripsi tentang jalur pendakian
ketika mengimput data tracking jalur g. Penyusunan Peta
pendakian. Dalam proses penyusunan peta harus
d. Kelerengan memperhatikan kaidah kaidah ilmu
Kelerengan dihitung menggunakan kartografi. Peta harus disusun secara
beda tinggi dan jarak mendatar antara 2 sistematis dan mudah dipahami. Peta
titik. Untuk mendapatkan jarak datar, disusun melalui Google Earth Pro untuk
dapat menggunakan data panjang garis menginput data-data spasial dan
yang telah didigitasi. Panjang garis kemudian di proses secara kartografis
tersebut sama dengan jarak sebenarnya lewat Microsoft Power Point.
yang terdapat di lapangan. Panjang garis h. Penyusunan E-Flayer Pendakian
tersebut bisa diperoleh dengan membuka E-Flayer Pendakian ini akan
informasi dari file KML jalur pendakian disusun menjadi 3 bagian. Bagian pertama
yang telah terkoreksi melalui digitasi berisi sekilas tentang Bukit Cemara
dalam Google Earth Pro. Geseng Via Desa Silangjana. Pada bagian
e. Jarak Tempuh kedua berisi tentang petunjuk pendakian
Jarak yang didapat dari garis hasil Bukit Cemara Geseng Via Desa Silangjana.
digitasi tersebut adalah jarak mendatar Pada bagian ketiga berisi tentang data –
antar 2 titik. Untuk mendapatkan jarak data yang diperlukan untuk kegiatan
diagonal, dapat menggunakan fitur dalam pendakian gunung serta petunjuk
software Google Earth Pro telah tersedia membaca peta. Dengan mempelajari
langsung informasi ketinggian dan nilai pengetahuan dasar tentang peta
kelerengan sehingga memberikan nilai diharapkan bisa mempermudah para
jarak diagonal. Perbandingan nilai jarak pembaca untuk memahami peta.
diagonal dan jarak horisontal akan sangat
jauh jika kedua tempat tersebut memiliki 3. Hasil dan Pembahasan
perbedaan tinggi yang besar. Penyajian Dari data yang di dapat dari hasil
jarak diagonal akan memberikan ketelitian wawancara, observasi dan survei, maka
lebih tinggi dibandingkan dengan jarak diperoleh data sebagai berikut :
horizontal. 1) Akses menuju titik start pendakian
f. Pengolahan Data Non-Spasial Untuk menuju titik start pendakian dari
Pengolahan data non-spasial kota Singaraja menuju lampu merah
merupakan proses penataan dan Banyuning lalu ke arah timur lurus terus
penyusunan informasi pelengkap tentang hingga ada bunderan pertigaan mentok
jalur pendakian Bukit Cemara Geseng Via belok ke arah kanan menuju Desa
Desa Silangjana. Data non spasial yang Jinangdalem arah selatan atau kaje Bali
dimaksud adalah : bagian Utara mengarah ke daerah
Akses menuju titik start pendakian pegunungan hingga lurus terus sampai di
1) Tata cara perijinan pendakian Desa Silangjana lurus terus hingga ada
2) Foto keadaan jalur pendakian pertigan kecil tetap ambil arah lurus
3) Lokasi objek suci hingga ada tanjakan cukup curam beserta
4) Kepercayaan Lokal belokan-belokannya di lereng yang cukup

5
Jurnal ENMAP (Environment & Mapping)
ENMAP Vol. 2 No.2 September 2021

terjal lalu sampai lah di titik Start Pelinggih Pohon besar ditemukan pada
pendakian, lingkungan vegetasi perkebunan yang
2) Tata cara perijinan pendakian berbatasan dengan vegetasi hutan yang
Perizinan untuk melakukan pendakian relatif lebih padat vegetasinya. Pura
meliputi perizinan ke Kantor Desa Puncak berlokasi pada lingkungan lahan
Silangjana, Klian Adat Desa Silangjana terbuka di puncak dengan vegetasi rendah
serta pemberitahuan kepada Klian Adat di yang didominasi semak dan belukar serta
Desa Sudaji dan Desa Lemukih sebagai beberapa pohon cemara.
masyarakat kebudayaan yang berada di 4) Kepercayaan Lokal
Bukit Cemara Geseng. Selain itu Adapun dari kepercayaan lokal
dikarenakan melintasi kawasan Hutan berbentuk awig-awig yaitu “Sampunang
Lindung maka juga izin ke UPTD KPH Bali Ngomong Capek” yang berarti jangan
Utara Dinas Kehutanan, Kabupaten bilang capek khususnya pada saat menuju
Buleleng. puncak Bukit Cemara Geseng, dimana
3) Lokasi objek suci dan Diskripsi tentang masyarakat percaya bahwa mengucapkan
jalur pendakian kata tersebut dapat memberikan energi
Objek suci yang ditemukan berupa negatif.
Sanggah, Pelinggih Pohon besar, dan Pura a. Hasil Pengolahan Data Spasial
di Puncak. Sanggah berlokasi di Dari data yang di dapat dari hasil
lingkungan yang sifatnya vegetasi survei, maka diperoleh data sebagai
perkebunan pada jalur pendakian. berikut :

Tabel 1. Data Koordinat dan ketinggian jalur pendakian Bukit Cemara Geseng Via Desa
Silangjana
No Keterangan Tinggi (Mdpl) Koordinat UTM Zona 50S
X Y
1. Start 580 296545 9095047
2. Objek Suci-1 Sanggah 750 296770 9094688
3. Objek Suci-2 Pelinggih 788 296901 9094495
Pohon Besar
4. Objek Suci-3 Pura Puncak 1222 297798 9093887
Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021

Tabel 2. Data beda tinggi, jarak, kelerengan dan waktu tempuh jalur pendakian Bukit Cemara
Geseng Via Desa Silangjana
No Dari Ke Beda Jarak Persentase Relief Waktu
Tinggi/m miring/m Lereng Tempuh
1. Start Objek Suci- 170 507 33,3% Miring ± 15 Menit
1 Sanggah Terjal
2. Objek Objek Suci- 38 255 18,2% Miring ± 40 Menit
Suci-1 2 Pelinggih Sedang
Sanggah Pohon
Besar
3. Objek Objek Suci- 434 1.387 33,4% Miring ± 90 Menit
Suci-2 3 Pura Terjal
6
Jurnal ENMAP (Environment & Mapping)
ENMAP Vol. 2 No.2 September 2021

Pelinggih Puncak
Pohon
Besar
Total 642 2.149 32,3 % ±145 Menit
Sumber: Pengolahan data 2021

b. Pembuatan peta jalur pendakian informasi kepada pendaki. Terdapat layer


Peta jalur pendakian Bukit Cemara jalur pendakian,objek suci, puncak, garis
Geseng Via Desa Silangjana terdapat kontur, pemukiman, jalan raya, batas
legenda, tahun pembuatan, arah mata kawasan hutan dan batas administrasi
angin, judul peta dan peta yang informatif desa. Peta ini kemudian juga akan di
dan mudah di baca. Peta ini juga terdiri tampilkan pada E-Flayer yang akan di
dari beberapa layer yang memberikan posting di Instagram.

Gambar 1. Peta Hasil Jalur Pendakian Bukit Cemara Geseng Via Desa Silangjana

4. Simpulan koordinat titik dan jalur pendakian dan


Berdasarkan penelitian yang telah menggunakan peta RBI dan fitur Google
dilakukan dapat ditarik kesimpulan dan Earth Pro untuk mendapatkan data
saran sebagai berikut. ketinggian, kontur, jalan raya,
1. Pembuatan peta jalur pendakian Bukit pemukiman.
Cemara Geseng Via Desa Silangjana 2. Berikut akses mencapai titik henti dan
menggunakan data survei karakteristik jalur pendakian Bukit
menggunakan aplikasi GPS Alphine Cemara Geseng Via Desa Silangjana :
Quest untuk mendapatkan data
7
Jurnal ENMAP (Environment & Mapping)
ENMAP Vol. 2 No.2 September 2021

a) Panjang jalur pendakian = 2.149 bersama, selain itu disarankan untuk


meter membawa peta jalur pendakian sebagai
b) Beda tinggi = 642 meter alat dalam bernavigasi/berkegiatan di
c) Kelerengan = rata – rata 32,3 % , Bukit Cemara Geseng via Silangjana. 3)
maksimum = 33,4%, minimum = Perangkat Desa disarankan untuk dapat
18,2% mensosialisasikan kepercayaan lokal serta
d) Waktu tempuh = ± 145 Menit / 2 pendidikan karakter sadar lingkungan
jam, 25 menit baik kepada masyarakat ataupun pendaki
e) Objek suci = Objek suci yang yang akan beraktivitas dalam menjaga
ditemukan berupa Sanggah, keasrian dan keutuhan kawasan Hutan
Pelinggih Pohon besar, dan Pura di Lindung Bukit Cemara Geseng. 4)
Puncak. Masyarakat Desa disarankan juga ikut
f) Kondisi Jalur = Sanggah berlokasi mensosialisasikan kepercayaan lokal serta
di lingkungan yang sifatnya pendidikan karakter sadar lingkungan,
vegetasi perkebunan pada jalur khususnya terhadap orang luar atau
pendakian. Pelinggih Pohon besar pendatang dalam hal ini pendaki demi
ditemukan pada lingkungan menjaga keasrian dan keutuhan kawasan
vegetasi perkebunan yang Hutan Lindung Bukit Cemara Geseng.
berbatasan dengan vegetasi hutan
yang relatif lebih padat Daftar Rujukan
vegetasinya. Pura Puncak berlokasi Abidin HZ. (2001). Geodesi Satelit. PT
pada lingkungan lahan terbuka di Pradnya Paramita. ISBN 979-408-
puncak dengan vegetasi rendah 462-X.
yang didominasi semak dan BPS. (2020). Kecamatan Sukasada Dalam
belukar serta beberapa pohon Angka Tahun 2020.
cemara. Martoyo E, Mustafa H, Tisnasendjaja AR,
g) Kepercayaan Lokal = Adapun dari Setyawan AM. (2017).
kepercayaan lokal berbentuk awig- Membandingkan Ketelitian Citra
awig yaitu “Sampunang Ngomong Google Earth Terhadap Hasil
Capek” yang berarti jangan bilang Pengukuran Lapangan.
capek khususnya pada saat menuju GEOPLANART Vol 1, No 1, Mei 2017.
puncak Bukit Cemara Geseng. Mustofa DY, Sugiaryo, Supeni S. (2019).
Peran Masyarakat Dalam
Adapun saran bagi 1) Peneliti lainnya Menguatkan Karakter Tanggung
disarankan untuk mengambil lebih dari 1 Jawab Dan Peduli Lingkungan Bagi
jalur sehingga dapat dibandingkan baik Pendaki Gununglawu Di Desa
kondisi lingkungan, karakteristik, serta Gondosuli Kecamatantawangmangu.
kepercayaan lokal dari jalur menuju JGC VIII (2) (2019) Jurnal Global
puncak Bukit Cemara Geseng. 2) Pendaki Citizen, Jurnal Ilmiah Kajian
disarankan untuk mematuhi kepercayaan Pendidikan Kewarganegaraan
lokal (awig-awig) yang ada di jalur http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php
pendakian untuk menghindari hal-hal /glbctz/article/view/3374 diakses
yang tidak diinginkan dan selalulah pada 20/08/2021

8
Jurnal ENMAP (Environment & Mapping)
ENMAP Vol. 2 No.2 September 2021

Rif’an M, Januarsa A, Meiralasari D. (2018).


Perancangan Dokudrama Pendakian
Gunung Sebagai Pembentukan
Karakter Pendaki. Jurnal
Rekamakna, Institut Teknologi
Nasional.
Widiastawa N, Purba YE, Hartanti BD,
Rodiah S. (2016). Informasi
Perkembangan Kawasan Hutan
Provinsi Bali. Balai Pemantapan
Kawasan Hutan (Bpkh) Wilayah Viii
Denpasar, ISBN : 978-602-60353-0-
1
Yudhi R, Suprayogi A, Yuwono BD. (2018).
Pembuatan Peta Jalur Pendakian
Gunung Lawu. Jurnal Geodesi Undip
Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018,
(ISSN : 2337-845X)
https://alpinequest.net/ diakses pada
7/08/2021

9
Jurnal ENMAP (Environment & Mapping)

You might also like