You are on page 1of 9

Volume….. Nomor….

Tahun……, e-ISSN:268-5912

https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/kmj

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP MANFAAT VITAMIN A


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA TERNATE

The Description Of Mothers Knowledge On The Benefits Of Vitamin A


In The Working Areas Of PUSKESMAS Kota Ternate

Nurul Amirah R1, Marhaeni Hasan2, Liasari Armaijn3, Nur Upik En Masrika4
1,4
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Khairun
2
Departemen Anak Fakultas Kedokteran Universitas Khairun
3
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Khairun

*Email : nurulamirah58@gmail.com

ABSTRACT
Vitamin A is a fat-soluble micronutrient. The amount ofprovision vitamin A in North Maluku
Province to children aged 6-59 months has not reached the target of 90%, only 85.45% and the
achievement of giving vitamin A in Ternate city to children aged 6 - 59 months is 75%. One of the factors
that affect the achievement of a target is the lack of public awareness. Awareness of the importance of
vitamin A for eye health can be seen from the knowledge possessed by a person, especially mothers. The
purpose of this study was to describe the mother's knowledge of the benefits of vitamin A in the working
area of Puskesmas Kota Ternate. The research method used is descriptive research withapproach cross
sectional. The population of this research is mothers who have babies or toddlers in the working area of
Puskesmas Kota Ternate as many as 978 people who were selected by purposive sampling to be 284
people. From the research results, more than half (52.1%) of the sample had a good level of knowledge.
There is a tendency that the higher the education, age and number of mother's children, the better the
mother's level of knowledge. There is also a tendency for working mothers to have better knowledge.
Most mothers get information about vitamin A from friends and family and a small proportion of mothers
get information about vitamin A via radio.
Keywords: Description, Mother's knowledge, and Vitamin A

ABSTRAK
Vitamin A merupakan mikronutrien yang larut dalam lemak. Jumlah pemberian vitamin A di
Provinsi Maluku Utara pada anak balita usia 6-59 bulan belum mencapai target 90% hanya 85,45% dan
capaian pemberian vitamin A di Kota Ternate pada anak balita usia 6 – 59 bulan adalah 75%. Salah   satu
faktor yang mempengaruhi belum tercapainya suatu target karena kurangnya kesadaran masyarakat.
Kesadaran akan pentingnya vitamin A bagi kesehatan mata terlihat dari pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang terkhusus pada ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu
terhadap manfaat vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Ternate. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah
ibu yang memiliki bayi atau balita di wilayah kerja Puskesmas Kota Ternate sebanyak 978 orang yang
dipilih secara purposive sampling menjadi 284 orang. Dari hasil penelitian, lebih dari setengah (52,1%)
sampel memiliki tingkat pengetahuan baik. Terdapat kecenderungan semakin tinggi pendidikan, usia dan
jumlah anak ibu, maka akan semakin baik tingkat pengetahuan ibu. Terdapat pula kecenderungan ibu
yang bekerja memiliki pengetahuan yang lebih baik. Sebagian besar ibu mendapatkan informasi tentang
vitamin A dari teman maupun keluarga dan sebagian kecil ibu mendapatkan informasi tentang vitamin A
melalui radio.
Kata Kunci : Gambaran, Pengetahuan ibu, dan Vitamin A

PENDAHULUAN
Vitamin A merupakan mikronutrien yang larut dalam lemak dan disimpan di dalam hati, serta
tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga dalam pemenuhan kebutuhannya harus didapatkan dari
luar(Almatsier S, 2015).
Kekurangan Vitamin A (KVA) merupakan gangguan gizi yang paling umum di dunia. Faktanya,
diperkirakan 250 juta anak usia prasekolah di negara berkembang memiliki KVA secara biokimia dan 5
juta secara klinis dipengaruhi oleh defisiensi ini. World Health Organization (WHO) memperkirakan
Volume….. Nomor…. Tahun……, e-ISSN:268-5912

https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/kmj

sekitar 254 juta anak dengan KVA dan 2,8 juta anak menderita Xerophthalmia. Ini adalah penyebab
paling umum kebutaan pada masa kanak-kanak, dengan 350 ribu kasus baru setiap tahun. WHO
menganggap KVA sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama jika prevalensi bintik Bitot di
antara kelompok usia di bawah enam tahun sekitar 0,5% atau lebih. Telah dicatat bahwa sekitar 45% dari
populasi dunia anak-anak dengan KVA dan Xerophthalmia berasal dari Asia Selatan dan
Tenggara(Feroze K and Kaufman E, 2020). Estimasi global WHO terbaru tentang KVA mengungkapkan
bahwa, berdasarkan prevalensi konsentrasi retinol plasma di bawah 0,70 μmol / L, 122 negara memiliki
KVA yang signifikan bagi kesehatan masyarakat. Defisiensi ini mewabah di negara berkembang,
terutama di Afrika dan Asia Tenggara karena keterbatasan makanan yang mengandung vitamin A yang
berasal dari sumber makanan hewani dan tidak biasa mengkonsumsi makanan yang mengandung β-
karoten, contohnya pada sayuran yang relatif mahal dan buah-buahan(Timoneda et al., 2018).
Sejak tahun 1970-an, Indonesia telah aktif mengkampanyekan penanganan kondisi KVA melalui
program suplementasi vitamin A dua kali dalam setahun. Indonesia pernah tercatat sebagai salah satu
negara yang mampu menurunkan prevalensi Xerophtalmia sampai sebesar 0,3% pada tahun 1994 di
penghargaan Trophy Helen Keller sehingga tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat saat itu.
Tetapi sejak masa krisis pada tahun 1997, masalah KVA mulai mencuat kembali hingga permasalahan
tersebut menjadi permasalahan bagi kesehatan masyarakat, sehingga program pemberian suplementasi
vitamin A pada kelompok masyarakat yang rentan KVA masih terus dilakukan(Sitorus RS et al., 2018).
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) (2020) cakupan
pemberian Vitamin A pada tahun 2019, balita 6-59 bulan di Indonesia sebesar 78,7%, sedikit menurun
dibandingkan data dari KEMENKES RI (2019) cakupan pemberian Vitamin A pada tahun 2018 yang
sebesar 86,19%. Sebanyak 15 dari 30 provinsi yang melapor (50%) telah mencapai cakupan pemberian
Vitamin A 90%. Jumlah Pemberian vitamin A di Provinsi Maluku Utara pada anak balita usia 6-59 bulan
sebanyak 85,45% dari jumlah anak balita, sehingga capaian ini belum mencapai target 90%. Provinsi
yang memiliki cakupan vitamin A yang tinggi, cakupan penimbangan balita di posyandu juga tinggi.
Begitu pula sebaliknya, provinsi yang memiliki cakupan vitamin A yang rendah seperti Kalimantan
Tengah disebabkan oleh tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita di posyandu juga
rendah (KEMENKES RI, 2018).
Data pemberian vitamin A yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Ternate pada bulan
Agustus tahun 2020 menunjukan bahwa dari 11 puskesmas, persentasi cakupan distribusi vitamin A
paling tinggi sesuai jumlah sasaran yaitu Puskesmas Hiri sebesar 96% dan puskesmas yang belum
mencapai target atau terendah yaitu Puskesmas Kota sebesar 49% (Dinkes Kota Ternate, 2020).
Salah satu faktor yang mempengaruhi belum tercapainya target karena kurangnya kesadaran
masyarakat. Kesadaran akan pentingnya vitamin A bagi kesehatan mata terlihat dari pengetahuan yang
dimiliki oleh seseorang, contoh salah satu penyebab timbulnya masalah KVA adalah perilaku atau sikap
ibu yang tidak memberikan vitamin A kepada anaknya. Hal tersebut terlihat pada hasil penelitian
Fithriyani, tahun 2016 di Desa Kuantan Sako yang menemukan sekitar 64,2% ibu memiliki pengetahuan
yang kurang tentang vitamin A dan hal ini terbukti bermakna secara statistik bahwa pengetahuan
berhubungan dengan cakupan vitamin A (Fithriyani R, 2018).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu terhadap manfaat vitamin A
bagi kesehatan mata berdasarkan pendidikan, usia, pekerjaan, jumlah anak, dan media informasi yang
didapatkan oleh ibu di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kota Ternate.

METODE
Desain, tempat, dan waktu
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini dilakukan di 23 posyandu wilayah kerja Puskesmas Kota Ternate pada bulan November
sampai Desember 2020.

Populasi dan sampel


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak bayi maupun
balita yang berkunjung di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kota Ternate yang berjumlah 978 ibu. Pada
penelitian ini, jumlah sampel responden diambil dengan menggunakan rumus Slovin. Jumlah sampel pada
penelitian ini adalah 284 sampel.

Teknik pengumpulan data


Volume….. Nomor…. Tahun……, e-ISSN:268-5912

https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/kmj

Data primer adalah data yang diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada ibu
yang memiliki bayi atau balita yang datang di posyandu wilayah kerja Puskesmas Kota Ternate selama
penelitian berlangsung. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu
tentang manfaat vitamin A dan media informasi yang didapatkan oleh ibu.

Analisis data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu analisis yang dilakukan
terhadap masing-masing variabel dan hasil penelitian dan dianalisis untuk mengetahui distribusi dan
presentase dari tiap variabel. Kemudian hasil yang didapatkan dimasukan dalam tabel frekuensi.

HASIL
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di 23 Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Ternate pada bulan November – Desember tahun 2020, didapatkan sampel penelitian sebanyak 284
sampel yang berupa quisioner yang diisi dari hasil wawancara kepada ibu-ibu yang memiliki bayi atau
balita. Berikut adalah distribusi karakteristik ibu di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kota Ternate :

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Ibu


HASIL
Karakteristik Ibu
F %

Pendidikan
Rendah 14 4,9%
Menengah 181 63,8%
Tinggi 89 31,3%
Usia
≤ 25 tahun 57 20,1%
26 – 40 tahun 192 67,6%
41 – 60 tahun 35 12,3%
> 60 tahun - -

Pekerjaan
Ibu bekerja 65 22,9%
Ibu tidak bekerja 219 77,1%

Jumlah Anak
1 anak 108 38,0%
2 – 3 anak 121 42,6%
> 3 anak 55 19, 4%

Total 284 100%

Berdasarkan tabel 1, mayoritas responden berpendidikan menengah, berusia 26 sampai 40 tahun,


tidak bekerja, atau memiliki 2 sampai 3 anak.

Tabel 2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu


HASIL
TINGKAT PENGETAHUAN IBU
F %
Kurang 35 (12,3%)
Cukup 101 (35,6%)
Baik 148 (52,1%)
Total 284 (100%)
Volume….. Nomor…. Tahun……, e-ISSN:268-5912

https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/kmj

Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu terhadap manfaat vitamin A
sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 148 ibu (52,1%). Hal ini didapatkan melalui skor jawaban
pada kuesioner vitamin A. Adapun distribusi frekuensi jawaban kuesioner vitamin A yang disajikan pada
tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3. Distribusi frekuensi jawaban kuisioner vitamin A


Benar Salah
Item Pertanyaan
F % F %
Manfaat vitamin A 196 69% 88 31%
Makanan yang mengandung vitamin A 240 84,5% 44 15,5%
Sumber vitamin A yang paling tepat
diberikan pada bayi berusia dibawah 6 276 97,2% 8 2,8%
bulan
Penyebab kekurangan vitamin A 136 47,9% 148 52,1%
Penilaian gejala kekurangan vitamin A 279 98,2% 5 1,8%
Penyebab berkurangnya vitamin A 243 85,6% 41 14,4%
Akibat paling berbahaya yang ditimbulkan
dari kekurangan vitamin A 195 68,7% 89 31,3%

Tempat memperoleh kapsul vitamin A 245 86,3% 39 13,7%


Waktu pemberian kapsul vitamin A sesuai
182 64,1% 102 35,9%
dengan program pemerintah
Cara pemberian kapsul vitamin A 264 93% 20 7%
Warna kapsul vitamin A 130 45,8% 154 54,2%
Keberadaan program pemberian vitamin A
235 82,7% 49 17,3%
di tempat tinggal

Didapatkan pertanyaan yang bermaterikan tentang penilaian gejala kekurangan vitamin A adalah
pertanyaan yang paling banyak dijawab benar oleh ibu yaitu sebanyak 279 ibu (98,2%),  sedangkan
pertanyaan yang bermaterikan tentang warna kapsul vitamin A adalah pertanyaan yang paling banyak
dijawab salah oleh ibu yaitu 154 ibu (54,2%).

Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang vitamin A berdasarkan kelompok pendidikan ibu.
Volume….. Nomor…. Tahun……, e-ISSN:268-5912

https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/kmj

Diagram 1. Persentase tingkat pengetahuan ibu berdasarkan pendidikan

Berdasarkan diagram 1, diperoleh hasil bahwa ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang
adalah pada ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah sebanyak 10 ibu (71,43%), yang memiliki
tingkat pengetahuan cukup adalah pada ibu yang memiliki tingkat pendidikan menengah sebanyak 84 ibu
(46,41%), sedangkan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah pada ibu yang memiliki tingkat
pendidikan tinggi sebanyak 67 ibu (75,3%).
Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang vitamin A berdasarkan kelompok usia.

Diagram 2. Persentase tingkat pengetahuan ibu berdasarkan usia

Berdasarkan diagram 2, diperoleh hasil bahwa ibu yang memiliki persentasi tinggi pada tingkat
pengetahuan baik adalah pada usia 41 – 60 tahun sebanyak 20 ibu (57,1%). Sedangkan pada tingkat
pengetahuan cukup dan kurang, yang memiliki persentasi tinggi adalah pada usia kurang dari 25 tahun
sebanyak 22 ibu (38,6%) dan sebanyak 14 ibu (24,6%).

Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang vitamin A berdasarkan kelompok pekerjaan.

Diagram 3. Persentase tingkat pengetahuan ibu berdasarkan pekerjaan

Berdasarkan diagram 3, diperoleh hasil bahwa ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik dengan
persentase tinggi adalah pada ibu yang bekerja sebanyak 37 ibu (56,9%), yang memiliki tingkat
pengetahuan cukup adalah pada ibu yang tidak bekerja sebanyak 79 ibu (36,1%), selain memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi, ibu yang bekerja juga memiliki tingkat pengetahuan kurang berdasarkan dari
Volume….. Nomor…. Tahun……, e-ISSN:268-5912

https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/kmj

presentasi yang tinggi sebanyak 6 ibu (9,2%).

Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang vitamin A berdasarkan kelompok jumlah anak.

Diagram 4. Persentase tingkat pengetahuan ibu berdasarkan jumlah anak

Berdasarkan diagram 4, diperoleh hasil bahwa ibu yang memiliki persentase tinggi pada tingkat
pengetahuan baik adalah pada ibu yang memiliki 2 sampai 3 anak sebanyak 73 ibu (60,3%), yang
memiliki tingkat pengetahuan cukup dan kurang paling banyak pada ibu yang memiliki 1 anak sebanyak
45 ibu (41,7%) dan sebanyak 19 ibu (17,6%). Keadaan tersebut dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Hasil penelitian media sumber informasi yang diperoleh oleh ibu tentang vitamin A digambarkan
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. Distribusi Media Informasi yang Diperoleh oleh Ibu
HASIL
MEDIA INFORMASI
F %
Kurang 60 21,1%
Cukup 117 41,2%

Baik 107 37,7%

Total 284 100%

Berdasarkan tabel 4, diperoleh hasil bahwa sebagian besar ibu memperoleh media informasi yang
cukup tentang vitamin A yaitu sebanyak 117 ibu (41,2%), selanjutnya kategori baik yaitu sebanyak 107
ibu (37,7%) dan sebagian kecil ibu yang kurang memperoleh media informasi tentang vitamin A yaitu
sebanyak 60 ibu (21,1%).
Gambaran media informasi sebelumnya didapatkan melalui skor jawaban pada kuesioner media
informasi vitamin A. Adapun distribusi frekuensi jawaban kuesioner dibedakan antara informasi awal ibu
dan media informasi yang diperoleh ibu.

Tabel 5. Informasi awal ibu


Pernah Tidak Pernah
Informasi Awal
F % F %
Apakah ibu pernah mendapat informasi tentang vitamin A? 248 87,3% 36 12,7%
Volume….. Nomor…. Tahun……, e-ISSN:268-5912

https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/kmj

Apakah ibu pernah mencari informasi tentang vitamin A? 197 69,4% 87 30,6%

Berdasarkan tabel 5, bahwa ibu yang sudah pernah mendapat informasi tentang vitamin A
sebanyak 248 ibu (87,3%), dan ibu yang belum pernah mendapat informasi tentang vitamin A sebanyak
36 ibu (12,7%). Sedangkan ibu yang sudah pernah mencari informasi tentang vitamin A sebanyak 197 ibu
(69,4%) dan ibu yang tidak pernah mencari informasi tentang vitamin A sebanyak 87 ibu (30,6%).
Setelah memperoleh informasi awal, diperoleh media sumber informasi yang ibu peroleh untuk
mengetahui vitamin A yang disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 6. Media informasi ibu


HASIL
MEDIA INFORMASI
F %
Teman atau keluarga 223 78,5%
Poster atau brosur 209 73,6%

Majalah, koran atau buku 194 68,3%

Radio 113 39,8%


Internet 176 62%
Penyuluhan tenaga kesehatan 149 52,5%

Berdasarkan tabel 6, media informasi yang paling banyak digunakan ibu untuk mendapatkan
informasi tentang vitamin A adalah melalui teman atau keluarga yaitu sebanyak 223 ibu (78,5%).
Sedangkan sebagian kecil yaitu sebanyak 113 ibu (39,8%) yang pernah menjadikan radio sebagai media
sumber informasi vitamin A.

PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ibu – ibu yang berkunjung ke posyandu wilayah kerja
Puskesmas Kota Ternate sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur yang mendapatkan
gambaran tingkat pengetahuan ibu terhadap vitamin A sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan baik
yaitu sebanyak 73 orang atau 73%(Adhani, 2016). Tingkat pengetahuan responden bisa dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain usia, pendidikan, ataupun pekerjaan ibu. Menurut Notoadmojo S (2010),
pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dimana
sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa ibu yang memiliki pendidikan tinggi lebih baik
tingkat pengetahuannya dibandingkan dengan ibu yang memiliki pendidikan menengah atau rendah,
sesuai dengan teori Notoadmojo S (2014) yang mengemukakan pendidikan sangat penting bagi
seseorang untuk meningkatkan kemampuannya dalam berfikir dan memahami informasi yang ia peroleh
melalui pertimbangan yang lebih rasional. Pendidikan yang baik mampu memberikan kemampuan yang
baik pula kepada seseorang dalam mengambil keputusan dalam hal kesehatan keluarga. Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi
untuk berperan serta dalam pembangunan, sehingga makin tinggi pendidikan seseorang akan makin
mudah menerima informasi.
Selain itu, dapat diketahui juga pada penelitian ini bahwa ibu yang berusia 41 – 60 tahun dan 26 –
40 memiliki pengetahuan lebih baik dibandingkan dengan ibu yang berusia ≤ 25 tahun, sejalan dengan
teori yang dikemukankan oleh Notoadmojo S (2014) bahwa usia ibu yang kian bertambah akan semakin
bertambah pula pengetahuannya dan membuat semakin banyak kemajuan untuk belajar. Ibu dengan usia
yang terlalu muda akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang kurang khususnya mengenai
pengetahuan ibu tentang manfaat vitamin A. Usia 41 – 60 tahun disebut juga dengan usia dewasa madya.
Volume….. Nomor…. Tahun……, e-ISSN:268-5912

https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/kmj

Kategori usia ini, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, serta lebih
banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tahu. Selain itu,
orang usia dewasa madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan
intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada
usia ini.
Berdasarkan pekerjaannya, pada penelitian ini didapatkan bahwa ibu yang bekerja memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup baik dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Pekerjaan adalah pencaharian
yang dijadikan pokok penghidupan atau sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Pekerjaan
berhubungan erat dengan interaksi dengan orang lain sehingga pekerjaan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pengetahuan. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Jenis pekerjaan yang
menuntut seseorang berinteraksi secara intens dengan orang mempunyai kemungkinan adanya transfers
on knowledge seperti PNS, karyawan swasta, honorer, dan lain-lain (Notoadmojo S, 2014).
Ibu dengan jumlah anak 1 (primipara) memiliki tingkat pengetahuan kurang baik dibandingkan
dengan ibu dengan jumlah anak 2 sampai 3 atau lebih (multipara). Sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Prawirohardjo S (2016) bahwa ibu dengan jumlah 1 anak memiliki pengetahuan yang kurang karena
belum memiliki pengalaman, sedangkan ibu dengan 2-3 anak sudah memiliki pengalaman, begitupula ibu
dengan >3 anak memiliki pengetahuan, persiapan dan pengalaman dibandingkan ibu dengan 1 anak.
Sekitar 248 dari 284 ibu (87,3%) pernah mendapatkan informasi mengenai vitamin A dan manfaat
vitamin A. Hal ini menunjukkan bahwa informasi mengenai vitamin A mudah didapat dan sudah menjadi
informasi yang umum di masyarakat. Berdasarkan informasi awal mengenai manfaat vitamin A yang
didapatkan oleh ibu, didapatkan media informasi terbanyak digunakan dalam mengetahui manfaat
vitamin A adalah dari teman atau keluarga. Sedangkan media informasi lain seperti radio sangat sedikit
menjadi media informasi. Hal ini mungkin dikarenakan semakin canggihnya teknologi yang dimana bisa
mendapatkan informasi dalam bentuk audiovisual seperti video youtube, social media, televisi, dan lain-
lain sehingga angka penggunaan radio masih tergolong rendah. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
di Ponkesdes Desa Wonosari Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto didapatkan bahwa 83% (25 orang)
sudah pernah mendapatkan informasi tentang kapsul vitamin A. Meskipun media informasi hanya didapat
oleh sebagian besar tenaga kesehatan yaitu bidan (Siwi HD, 2016). Sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Notoadmojo S (2014) bahwa peran serta media massa sangat mempengaruhi masyarakat tentang
inovasi baru.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa ibu dengan pendidikan menengah
maupun tinggi memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan pendidikan rendah, usia 26 - 40 tahun
dan 41 - 60 tahun memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan usia ≤ 25 tahun, ibu
bekerja memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak bekerja, ibu dengan
jumlah anak 2-3 maupun jumlah anak >3 memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan
jumlah anak 1, dan media informasi terbanyak yang didapatkan ibu tentang manfaat vitamin A adalah
teman dan keluarga, sedangkan media informasi yang sedikit didapatkan ibu tentang manfaat vitamin A
adalah radio.

SARAN
Disarankan bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian mengenai hubungan antara tingkat
pengetahuan maupun karakteristik ibu dengan cakupan pemberian vitamin A pada bayi atau balita. Bagi
masyarakat khususnya ibu-ibu untuk lebih meningkatkan kembali tingkat pengetahuannya dengan lebih
sering mengakses atau mencari informasi kesehatan terutama tentang vitamin A. Diharapkan juga kepada
tenaga kesehatan terkhusus petugas gizi untuk memberikan penyuluhan akan pentingnya vitamin A dan
melakukan proses sweeping secara maksimal sehingga diharapkan cakupannya dapat lebih baik lagi dan
dapat mencapai target. Bagi civitas akademika atau instansi pendidikan untuk ikut serta dalam
memberikan informasi kesehatan terutama mengenai vitamin A di beberapa media seperti sosial media,
brosur, dan lain-lain.

UCAPAN TERIMA KASIH


Dengan selesainya penelitian ini, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi, sehingga penelitian dapat terlaksana dengan baik.
Volume….. Nomor…. Tahun……, e-ISSN:268-5912

https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/kmj

DAFTAR PUSTAKA
Adhani, M. (2016) ‘Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Manfaat Vitamin A
Bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur Tahun
2016’, USU, pp. 4–16.
Almatsier S (2015) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. 9th edn. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Dinkes Kota Ternate (2020) Data Cakupan Distribusi Vitamin A di Bulan Agustus 2020. Ternate: Dinas
Kesehatan Kota Ternate.
Feroze K and Kaufman E (2020) ‘Xerophtalmia’, StarPearls. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431094/?report=classic.
Fithriyani R (2018) ‘Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Vitamin A dengan Pemberian Vitamin A pada
Balita di Desa Kuantan Sako Tahun 2016’, 18(1), p. 121.
Kementerian kesehatan Repubelik Indonesia (2018) ‘Data dan Informasi profil Kesehatan Indonesia
2018’.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020) ‘Data dan Informasi kesehatan indonesia 2019’,
Profil Kesehatan Indonesia, 8(9), pp. 1–213.
Notoadmojo S (2010) Kesehatan Masyarakat = Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoadmojo S (2014) Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prawirohardjo S (2016) Ilmu Kebidanan. 4th edn. Jakarta: PT Bina Pustaka.
Sitorus RS et al (2018) Buku Ajar Oftamologi. 1st edn. Jakarta: Pusat penerbitan departemen ilmu
kesehatan mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Siwi HD (2016) ‘Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Vitamin A di Ponkesdes Desa Wonosari
Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto’, 8(2).
Timoneda, J. et al. (2018) ‘Vitamin A deficiency and the lung’, Nutrients, 10(9). doi:
10.3390/nu10091132.

You might also like