You are on page 1of 11

Accelerat ing t he world's research.

Kristal kwarsa
Dendi Rafahman

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

AGROMINERALOGI (Mineralogi unt uk Ilmu Pert anian


mesa geo

Laporan Krist alografi & Mineralogi


Long Reis

Laporan Krismin Copy


nando backswams
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI KUARSA

Desi Trisnawati Barmawi


Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN “ Veteran “ Yogyakarta

ABSTRACT
Crystallography the quartz is characterized by crystal system trigonal and
hexagonal trapezohedral, where quartz trigonal trapezohedral trapezium-shaped
area enclosed by six horizontal axes a1, a2, a3 form an angle of 120°
perpendicular to c axis forming an angle of 90 °. Crystal symmetry Herman
Maugin symbol 3 2 is quartz crystals have one axis of symmetry with the 3
rounds, 3 horizontal axis of symmetry with 2 round, does not have a mirror plane
and center of symmetry. hexagonal quartz trapezohedral Trapezium-shaped with
12 field horizontal axes a1, a2, a3, forming an angle of 60 ° perpendicular c-axis
to the angle of 90°. crystal symmetry Herman Maugin symbol 6 2 2 indicates
quartz crystals have one axis of symmetry with 6 rounds, 6 horizontal axis of
symmetry with 2 rounds, has no center of symmetry and mirror fields. This was
also reflected in the nature mineraloginya.
Optical properties of mineral quartz that is usually colorless or white when pure
often color because of contamination, fouling, or other mineral inclusions. White
complexion and luster of glass and transparent. Quartz has a refractive index no
= 1.55 and ne = 1.54 so that the double refraction is positive and weak.
Dikroisme nature of the seen in variation quartz crypto and fluoreskens colorless
when pure.
ABSTRAK
Secara kristalografi kuarsa dicirikan oleh sistem kristal trigonal trapezohedral
dan heksagonal trapezohedral, dimana kuarsa trigonal trapezohedral berbentuk
trapezium tertutup dengan enam bidang secara horizontal sumbu a1, a2, a3
membentuk sudut 120° tegak lurus sumbu c membentuk sudut 90°. Simetri
kristal bersimbol Herman Maugin 3 2 yaitu kuarsa mempunyai satu sumbu kristal
dengan 3 putaran simetri, 3 sumbu horizontal dengan 2 putaran simetri, tidak
mempunyai bidang cermin dan pusat simetri. Kuarsa heksagonal trapezohedral
berbentuk trapezium dengan 12 bidang secara horizontal sumbu a1, a2, a3,
membentuk sudut 60° tegak lurus sumbu c pada sudut 90°. Simetri kristal
Herman Maugin bersimbol 6 2 2 menandakan kuarsa memiliki satu sumbu kristal
dengan 6 putaran simetri, 6 sumbu horizontal dengan 2 putaran simetri, tidak
mempunyai pusat simetri dan bidang cermin. Hal itu juga tercermin dalam sifat
mineraloginya.
Sifat optis mineral kuarsa yaitu umumnya tidak berwarna atau putih jika murni
sering pula berwarna karena pengotoran-pengotoran atau inklusi mineral lain.
Corak putih dan kilap kaca serta transparan. Kuarsa mempunyai indeks bias no
= 1.55 dan ne = 1.54 sehingga bias gandanya bernilai positif dan lemah. Sifat
dikroisme terlihat pada variasi kuarsa kripto dan fluoreskens tidak berwarna jika
murni.
Kata kunci : sifat fisik, sifat optis dan kristalografi mineral kuarsa
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kuarsa adalah salah satu kelompok mineral silika dan salah satu mineral
pembentuk optik kristal. Kuarsa banyak dimanfaatkan dalam industri, seperti
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

keramik sebagai bahan anorganik bukan logam. Bahan dasar keramik sendiri
berasal dari tambang alam yaitu : SiO2, Al2O3, CaO, MgO, K2O, Na2O dan
lain-lain. Bahan keramik tersebut kini banyak digunakan di berbagai bidang
industri yaitu elektronik, bahan bangunan, teknologi nuklir dan atribut ruang
angkasa.
Kuarsa sendiri adalah salah satu mineral yang umum ditemukan di lapisan kerak
bumi dan sangat melimpah di alam. Mineral kuarsa disebut juga silika yang
terbentuk pada temperatur di atas 573° C. Mineral ini memiliki bentuk yang
bervariasi bersifat tembus cahaya, tak berwarna atau bila terdapat ion renik
dapat berwarna jingga atau ungu, familiar dengan nama permata.
Permasalahan
Kuarsa masih jarang yang membahas secara detail, padahal kuarsa sangat
berperan umumnya digunakan oleh industri – industri, salah satunya sebagai
bahan pembuat kaca, kaca ini dibuat dari bahan baku pasir kuarsa yang
kemudian diproses menjadi bahan baku kaca.
Tujuan
Tujuan dari penyusunan jurnal ini adalah untuk mengetahui secara sistematis
dan praktis tentang kristalografi dan mineralogi mineral kuarsa serta jenis – jenis
kuarsa di alam.
Ruang Lingkup
Pembahasan ini melingkupi sifat-sifat kristal mineral kuarsa sebagai sifat dasar
yang dicerminkan pada sifat mineralogi, sifat optik dan komposisi kimianya.
Metode Penulisan
Penulisan ini disusun dengan cara mengumpulkan bahan - bahan tulisan dari
berbagai pustaka, baik textbook, diktat-diktat, internet dan deskripsi mineralogi di
laboratorium.

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Kristalografi Mineral Kuarsa
Unit sel mineral kuarsa
Unit sel adalah pecahan ruang terkecil suatu kristal yang menunjukkan semua
sifat simetri nya. Unit sel dalam tiga dimensi membentuk sistem koordinat
dengan 3 sumbu dalam struktur kristal yang disebut titik kisi - kisi. Unit sel sendiri
adalah dasar unsur titik kisi - kisi. Titik-titiknya sesuai dengan sudut-sudut unit
sel. Dengan pendekatan konsep unit sel dapat menjelaskan posisi - posisi atom
dalam struktur kristal, geometri dari bentuk-bentuk kristalografi dan posisi bidang
kristal yang digambarkan dengan sistem koordinat tunggal.
Dimulai dengan "model tetrahedral" dari struktur kristal. Motif a yang ditandai
dengan warna ungu dari kelompok tetrahedra (Gambar 1) kemudian ditarik ke
posisi atom oksigen pada ikatan tetrahedral terdekat untuk membangun pola
struktur kristal, kemudian menentukan arah dan jarak titik - titik terdekat dalam
kisi - kisi kristal.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

Gambar 1. Menentukan dimensi unit sel dalam kuarsa secara horizontal


(Akhavan, 2005)

Dimensi vertikal dari unit sell (Gambar 2) terlihat bidang m kristal, paralel sumbu
a. Di sini dua garis panah, menunjukkan sumbu c dan a1 menggambarkan
segiempat. Garis panah c lebih panjang dari garis panah a1 a2 dan a3,
perbandingan dari keempat sumbu tersebut adalah
c : a = 1.10013 : 1
Panjang absolut sumbu :
a (a1,a2,a3) 0.49133 nm or 4.9133 Å
c 0.54053 nm or 5.4053 Å

Gambar 2. Menentukkan dimensi unit


sel dalam kuarsa secara vertikal
(Akhavan, 2005)
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

Dari penentuan dimensi unit sel maka ada beberapa calon unit sell yang akan
membentuk titik-titik kisi kristal. Titik kisi Kristalnya dibangun oleh unit sell SiO2
(Gambar 3) menunjukkan unit sel proyeksi posisi atom dalam sumbu c, Si
berwarna putih O warna merah.

Gambar 3. Calon Unit sel yang akan


membangun titik kisi kristal kuarsa
(Akhavan, 2005)

Unit sel kuarsa heksagonal adalah


bentuk rhom yang dibangun oleh unit
sel Si3O6 , unit sell kuarsa trigonal
berbentuk seperti kubus miring dibentuk
oleh Si3O6 yang mencerminkan
formula dari kuarsa yaitu SiO2 (Gambar 4). Tipe data unit sell kuarsa adalah
sebagai berikut :
a 4.193Å
c 5.405Å
Z 3
Z adalah jumlah satuan formula dari unit sell Si3O6 : 3 x SiO2

Gambar 4. Unit sel kuarsa yang


dibangun oleh Si3O6, Si berwarna putih
dan O warna merah (Akhavan, 2005)

Menurut J. Michael dkk (1998) kuarsa


merupakan anggota kelas trigonal
trapezohedral, kecuali kuarsa tingkat
tinggi termasuk dalam anggota kelas
heksagonal trapezohedral.

PEMBAHASAN
Sistem kristal kuarsa trigonal trapezohedral
Notasi bidang
Morfologi kuarsa trigonal trapezohedral terbentuk oleh enam bidang kristal
trapezium dengan bentuk tertutup. Menurut Akhavan (2005) pada umumnya
kuarsa terkristalisasi pada bentuk trigonal trapezohedral pada suhu < 573° C di
lingkungan hidrotermal dan pegmatit pada kedalaman 55 - 100 km dari
permukaan dan tekanan 2 – 3 Gpa. Morfologi tersebut tersusun atas unit sel
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

Si3O6 yang saling berikatan satu sama lain membentuk struktur dasar kuarsa
(Gambar 5). Kuarsa trigonal trapezohedral mempunyai notasi Miller indices
adalah (h-k-il), (i-k-hl), (kh-il), (ki-hl).

Gambar 5. Gambar kuarsa trigonal


trapezohedral (Gambar Michael, 1998)

Kuarsa trigonal trapezohedral memiliki


empat sumbu kristal dimana sumbu c
tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang
lain. Sumbu a1, a2, a3 masing – masing
membentuk sudut 120°. Sumbu a1, a2,
a3 mempunyai panjang yang sama
sedangkan c berbeda (lebih panjang dari sumbu a).
Simetri kristal
Kuarsa trigonal trapezohedral bersimbol Herman Maugin 3 2 simetri 1A3 3A2,
menandakan kuarsa mempunyai 1 sumbu kristal dengan 3 putaran simetri, 3
sumbu horizontal dengan 2 putaran simetri, tidak mempunyai bidang cermin dan
pusat simetri. (Gambar 6)
Hal ini berarti secara optis, gelombang cahaya yang masuk melalui sumbu c
tidak terpolarisasi karena orientasi medan elektrik dan magnetik dari cahaya
mengalami perubahan arah yaitu berputar sesuai dengan simetri kuarsa. Jika
cahaya masuk melalui sumbu a juga tidak terjadi polarisasi, dimana orientasi
mengalami perubahan perputaran karena aktifitas optik kuarsa terdapat sejajar
pada sumbu c.

Gambar 6. Simetri kristal kuarsa trigonal trapezohedral (Rinawan, 2002)

Sistem kristal kuarsa heksagonal trapezohedral


Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

Notasi Bidang
Heksagonal trapezohedral terbentuk oleh 12 bidang trapezium dengan notasi
Miller indices seperti klas diheksagonal – dipiramid, namun tidak mempunyai
simetri pusat dan simetri bidang. Notasi Miller indices yaitu heksagonal prisma
orde 1 : 1100, 1010, 0110 ; heksagonal prisma orde 2 : 2110, 1120 ;
diheksagonal : 0001, 3120, 2130 ; heksagonal dipiramid orde 1 : 1101, 1011,
0111, 1101, 1011, 0111 ; heksagonal dipiramid orde 2 : 2112, 1122, 2112, 1122
; diheksagonal : 2131, 3121, 1231, 3211.

Gambar 7. Kesamaan Notasi Miller indices antara heksagonal Trapezohedral


dan diheksagonal-dipiramidal, heksagonal trapezohedral (kiri) dan diheksagonal-
dipiramidal (kanan). (Rinawan, 2002)
Menurut Akhavan, 2005 kuarsa heksagonal trapezohedral terbentuk pada
suhu 573° C - 870° C pada endapan pegmatit dengan kedalaman 100 – 125 km
dan tekanan 3 – 4 Gpa.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

Simetri Kristal
Heksagonal trapezohedral, kelas bersimbol 6 2, simetri 1A6, 6A2, mempunyai 1
sumbu kristal dengan 6 putaran simetri, 6 sumbu horizontal dengan 2 putaran
simetri, tidak mempunyai pusat simetri dan bidang cermin. (Gambar 8)

Gambar 8. Simetri kristal kuarsa


heksagonal trapezohedral
(Rinawan, 2002)

Secara optis mengandung arti


yang sama dengan trigonal
trapezohedral, namun arah
perputaran orientasi medan elektrik dan magnetik cahaya berputar sesuai
dengan simetri heksagonal trapezohedral.

Mineralogi Kuarsa
Sifat fisik
Suatu mineral mempunyai ciri fisik tertentu yang dapat dikenal/diidentifikasi,
diantaranya yaitu sistim kristal, bentuk/habit kristal, warna, kilap, transparan,
goresan, belahan, pecahan, kekerasan, berat jenis, dan ciri-ciri khusus. Sifat fisik
ini diperoleh secara megaskopis. Berikut tabel sifat fisik mineral kuarsa

Warna Tidak berwarna jika murni


Goresan Tidak ada/putih jika berwarna
Kaca
Kilap
Cryptocrystalline: lilin sampai tumpul
Pecahan Konkoidal, kadang-kadang uneven
Belahan Tidak ada
Sifat dalam Brittle
Makrokristaline :7
Kekerasan Mohs
Criptokristaline : 6.5-7
Macrocrystalline: average 1182 kg/mm2
Vicker's Indentation Hardness
(basal plane 1103 kg/mm2, prism faces 1260 kg/mm2)
Macrocrystalline:100
Rosival Grinding Hardness
(quartz is the reference)
Berat Jenis 2.6481 g/cm3
Titik lebur 1705°C
Boiling Point 2477°C
Konduktivitas termal λ= 12.14 parallel sumbu c
[λ] = W/m×K λ = 6.70 parallel sumbu a
Sifat optik kuarsa
Warna, kilap, transparan dan corak
Kuarsa murni tidak berwarna dan bersifat transparan, kuarsa transparan
terhadap cahaya dan gelombang panjang radiasi ultraviolet. Sifat ini juga berlaku
pada kuarsa amorf gelas yang digunakan untuk lampu ultraviolet. Variasi kuarsa
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

berwarna dapat digunakan untuk mengetahui unsur yang membangun dalam kisi
kristal atau inklusi mineral-mineral lain.
Corak variasi kuarsa makrokristalin adalah putih atau tidak berwarna, sifat ini
juga berlaku untuk kuarsa kripto, kecuali jika jumlah kandungan impurities
(kehadiran unsur - unsur lain) sangat tinggi maka corak agak berwarna.
Contohnya pada jasper merah gelap opak mempunyai corak berwarna merah
muda kekuning-kuningan.
Kuarsa mempunyai kilap kaca. Permukaan pecahannya kadang-kadang
menunjukkan kilap lemak. Kuarsa kripto mempunyai kilap lilin. Kualitas kilap
berhubungan dengan struktur permukaan dan indeks refraksi, bahkan jasper
opak atau flint menunjukkan kilap kaca ketika disemir.
Refraksi dan birefringence
Cahaya yang melewati suatu unsur transparan bertentangan dengan medan-
medan elektrik yang ada dalam zat padat: secara efektif diperlambat dan
panjang gelombangnya pendek. Akibatnya, sinar dibelokkan di permukaan jika
masuk dalam zat padat membentuk sudut hal ini disebut pembiasan (Gambar 9).
Refraksi indeks kuarsa adalah suatu ukuran berapa banyak cahaya yang akan
dibiaskan ketika masuk dalam suatu unsur padat dari ruang vakum. Pada kuarsa
sedikit lebih tinggi dari gelas, namun lebih rendah dari batu mulia. Sinar tunggal
dari cahaya dibagi kedalam dua sinar ketika melewati bidang rombohedral.
Birefringence (Bias ganda) terdapat pada kebanyakan material non kubik dan
tidak ada pada material amorf, mineral isometrik dan cairan.

Gambar 9. Pembiasan
(Akhavan, 2005)

Di dalam suatu kristal kekuatan


medan elektrik internal terdapat
diantara jenis-jenis atom dengan arah kristalografi. Bagaimana suatu gelombang
elektromagnetik yang masuk kristal bertentang dengan bidang yang ada,
tergantung pada polarisasinya, polarisasi adalah orientasi vektor medan elektrik
dan magnetik secara teratur. Komponen medan magnet dan elektrik dari
gelombang cahaya yang mana terorientasi tegak lurus terhadap yang lain
berhubungan dengan medan - medan dalam kristal.
Bias ganda pada kuarsa bernilai positif dan sangat lemah. Bias ganda hanya
terjadi ketika cahaya melewati kristal yang tegak lurus sumbu optis (Gambar 10).
Sumbu optis dalam kuarsa sesuai dengan sumbu c dari unit sel, maka cahaya
yang lewat akan terbagi kedalam dua sinar dan tidak terpolarisasi.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

Gambar 10. Birefringence dan


polarisasi (Akhavan, 2005)

Dispersi
Karena cahaya dari panjang gelombang
pendek (biru) dibelokkan lebih panjang
(merah), cahaya putih yang melewati
medium transparant akan terbagi
kedalam komponen warna dari
spektrumnya, disebut dispersi. Koefisien dispersi adalah suatu ukuran berapa
banyak indeks bias suatu unsur yang tergantung pada panjang gelombang
cahaya. Kuarsa mempunyai koefisien dispersi lemah. Dispersi tidak terbatas
pada kristal anisotrop namun juga pada kristal isotrop dan unsur non kristalin,
contoh air (menyebabkan pelangi).

KESIMPULAN
Dalam mempelajari kristalografi dan mineralogi, kita harus mengetahui terlebih
dahulu disiplin ilmu - ilmu lain seperti matematika, fisika, dan kimia. Suatu
mineral kristalin terbentuk secara kristalografi yang dimulai dari struktur internal
yaitu ikatan kimia unsur-unsur membentuk unit sel dan titik kisi kristal kemudian
dari struktur internal ini akan membentuk struktur eksternal kristal dalam bentuk
morfologi, sistem kristal, klas kristal, simetri, dan notasi bidang. Hal ini juga
tercermin dalam sifat fisik dan sifat optik. Kuarsa trigonal trapezohedral dan
heksagonal trapezohedral mempunyai bentuk unit sel yang sama kecuali pada
bagian atasnya pada trigonal memiliki 3 putaran dan heksa memiliki 6 putaran.
Kuarsa trigonal terbentuk pada suhu <573º C pada kedalaman 55 - 100 km dan
tekanan 2 - 3 Gpa. Kuarsa heksagonal terbentuk pada suhu 573º C - 870º C
pada kedalaman 100 - 125 km dan tekanan 3 - 4 Gpa.

DAFTAR PUSTAKA
Adinugroho, N. 2008. Golongan Bahan Galian. (:www.nooradinugroho.
wordpress.com), Yogyakarta
Akhavan, A. 2005. The Quartz Page. (www.quartzpage.de), Jerman
Anonim, 2007, Diktat kuliah: Endapan Pegmatit dan Kontak Metasomatisme,
Institut Teknologi Bandung, (Email:www.mining.itb.ac.id)
Anonim, 2008. Diktat kuliah: Kristalografi dan Mineralogi, Universitas
Pembangunan Nasional, Yogyakarta
C.Cepeda Joseph, 1994, Introduction to Mineral and Rocks, West Texas A&M
University, USA,
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

Cox, Price dan Harte, 1988, An Introduction to Crystals, Minerals, and Rocks,
revised edition, McGRAW-HILL BOOK, London
H.K.Edward, F.H.Walter, S.R.Lewis, 1959, Mineralogy, An Introduction to the
Study of Minerals and Crystals, Fifth Edition, McGRAW-HILL BOOK
Isbandi, D, 1986. Mineralogi. Nur Cahaya, Yogyakarta.
Michael, J dan Howard, D. 1998, Introduction to Crystallography and Mineral
Crystal systems, part 6, (www.rockhounds.com)
Mulyaningsih, S. 2007. Vulkanologi. IST Akprind. Yogyakarta
Rinawan. R, 2002, Modul Kristalografi dan Mineralogi, Bandung
Setia Graha Doddy, 1987, Batuan dan Mineral, Nova, Bandung
Warmada, I, W. 2008. Asosiasi dan Genesa Mineral. Universitas Gadjah Mada
(Email:www.warmada.staff.ugm.ac.id), Yogyakarta

You might also like