You are on page 1of 11

Jurnal Psikologi : Jurnal Ilmiah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan

Volume 8, Nomor 1, Maret 2021, hlm. 67-77

Pengaruh Regulasi Diri terhadap Kenakalan Remaja

Putri Lailatun Nuzul1)


Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan
E-mail: putrilailatun0306@gmail.com

Abdul Amin2)
Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan
E-mail: abdul.amin@yudharta.ac.id

Abstract. This study aims to determine the effect of self-regulation on juvenile


delinquency. The research was conducted in Warungdowo Village, Pohjentrek
District, Pasuruan Regency. The population of this study amounted to 200 adolescents
and the sampling technique used simple random sampling, and get a sample of 132
adolescents. The data collection in this study used the self-regulation scale and juvenile
delinquency scale. Based on the results of the validity test of the juvenile delinquency
scale, it has a validity coefficient that ranges from 0.305 to 0.482 and a reliability
coefficient of 0.877. The self-regulation scale has a validity coefficient that ranges from
0.303 to 0.636 and a reliability coefficient of 0.980. The data obtained were analyzed
using simple regression analysis techniques. Based on the results of the analysis, the
value of rxy = -0.241 > r tab 1% (0.210), it means that there is a negative correlation
between self-regulation and juvenile delinquency. From the calculation results also
obtained the Freg value of 130.00 > F table 1% (3.91). This means that there is an
influence of self-regulation on juvenile delinquency.

Keywords: juvenile delinquency, self-regulation

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh regulasi diri terhadap
kenakalan remaja. Penelitian dilakukan di Desa Warungdowo Kecamatan Pohjentrek
Kabupaten Pasuruan. Populasi penelitian ini berjumlah 200 remaja dan teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan mendapatkan sampel
132 remaja. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan skala regulasi diri
dan skala kenakalan remaja. Berdasarkan hasil uji validitas skala kenakalan remaja
memiliki koefisien validitas yang bergeral dari 0,305 sampai 0,482 dan koefisien
reliabilitas sebesar 0,877. Skala regulasi diri memiliki koefisien validitas yang bergerak
dari 0,303 sampai 0,636 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,980. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana. Berdasarkan hasil
analisis diperoleh nilai rxy = -0,241 > r tab 1% (0.210), artinya ada korelasi negatif
regulasi diri dan kenakalan remaja. Dari hasil perhitungan juga diperoleh nilai Freg
sebesar 130,00 > F tabel 1% (3.91). Artinya ada pengaruh regulasi diri terhadap
kenakalan remaja.

Kata kunci: kenakalan remaja, regulasi diri

67
Pengaruh Regulasi Diri terhadap Kenalan Remaja

Masa remaja merupakan masa sekolah, ikut tawuran atau perkelahian

produktif bagi seorang remaja. Remaja antar geng, minum-minum alkohol

diharapkan memiliki kesempatan yang atau ikut dalam pesta miras, bahkan

sangat baik untuk mengembangkan mengkonsumsi obat seperti pil kucing.

segala potensi positif yang mereka Masalah tersebut merupakan

miliki seperti bakat, kemampuan, dan suatu penyimpangan perilaku pada

minat serta pencarian nilai-nilai hidup. remaja yang kemudian disebut dengan

Pada masa remaja, mereka memiliki kenakalan remaja. Kenakalan remaja

permasalahan yang sangat kompleks, menjadi masalah serius dikalangan

unik dan sekaligus menarik. Selain diri masyarakat sekarang (Snyder &

remaja sendiri juga menyangkut Sigmund, dalam Kartono 2008).

dengan masyarakat di sekitarnya. Kenakalan remaja dapat

Secara bertahap, remaja akan memberikan dampak pada remaja itu

mengalami perubahan dari kondisi sendiri. Dampak yang terjadi jika

serba tergantung menuju kehidupan perilaku tersebut dilakukan secara

yang lebih mandiri. Hal ini sering terus menerus mengakibatkan perilaku

menimbulkan pertentangan- agresif, mengalami penyimpangan

pertentangan dalam diri remaja, perilaku sosial, mengalami gangguan

sehingga jika remaja kurang berhati- mental dan mengalami gangguan

hati dan kurang bijaksana dalam disorder. Jadi kenakalan remaja suatu

menyikapinya, maka bisa sikap atau perbuatan yang interaktif

memunculkan sikap-sikap negatif, yang akan berdampak kearah negatif,

pada akhirnya akan bermuara pada kearah yang bisa menghancurkan masa

tindakan-tindakan yang melanggar depan, seperti mencuri, merokok, dan

norma. tawuran yang merugikan masa depan.

Berdasarkan hasil survey remaja Kenakalan juga akan menghancurkan

di desa warungdowo, terdapat 200 masa depan, menghancurkan cita-cita

remaja. Usianya sekitar 15 - 17 tahun dan menghancurkan harapan bangsa.

diperoleh informasi bahwa remaja Fairuzzabadi (dalam suyanto

pernah membolos sekolah, merokok di 2018), menyebutkan bahwa seseorang

68
Putri Lailatun Nuzul dan Abdul Amin

yang memiliki regulasi diri bertujuan Kenalan Remaja

untuk mengatur dirinya sesuai dengan Kenakalan remaja ialah perilaku

kemampuan pada dirinya dan mampu jahat atau kenakalan anak-anak muda:

merencanakan dirinya dalam proses merupakan gejala sakit (patologis)

perilaku, sehingga hal tersebut dapat secara social pada anak – anak dan

mempengaruhi perilaku kenakalan remaja yang disebabkan oleh satu

remaja Selanjutnya, Depe (dalam bentuk pengabaian social, sehingga

Setiawan, 2017), mengatakan regulasi mereka itu mengembangkan bentuk

diri tinggi mampu mempengaruhi tingkah laku yang menyimpang.

kemampuan untuk aktif berperilaku M. Gold dan J. Petronio (dalam

berdasarkan pemikiran dan emosi yang Sarwono, 2005) mendefinisikan

matang dengan membentuk sikap penyimpangan perilaku remaja dalam

disiplin dalam diri yang mencegah arti kenakalan remaja sebagai tindakan

munculnya perilaku kenakalan. yang melanggar hukum.

Wibowo (dalam Setiawan 2017),

menyebutkan bahwa regulasi diri Faktor-Faktor Kenakalan Remaja

tinggi mampu membentuk sikap Menurut Prawira (2016) perilaku

disiplin dalam diri dan tidak individu dapat memunculkan perilaku

memunculkan kenakalan remaja dalam yang menyimpang atau kenakalan

bentuk perilaku menyimpang. Hal ini remaja tergantung pada faktor – faktor

sejalan dengan teori yang dikemukakan yang mempengaruhi. Seperti yang

menurut Eiseberg (2010), bahwa dikemukakan Schneider (dalam Ali dan

individu yang memiliki regulasi diri Asrori, 2011). Bahwa faktor – faktor

rendah dapat memunculkan perilaku yang dapat mempengaruhi yaitu

yang tidak terkontrol, akibatnya timbul kondisi fisik, kepribadian, kondisi

perilaku agresif yang tinggi yang keluarga, proses belajar, lingkungan

mengarah pada kenakalan remaja. dan agama/ budaya. Adapun salah satu

unsur dari kepribadian yang

mempengaruhi kenakalan remaja

adalah regulasi diri. Regulasi diri

69
Pengaruh Regulasi Diri terhadap Kenalan Remaja

merupakan aspek penting dalam Regulasi Diri

menentukan perilaku seseorang. Menurut Bandura (dalam Sofhiah

Berkaitan dengan pembangkitan diri & Raudatusalamah, 2014) regulasi diri

baik pikiran, perasaan, serta tindakan adalah bagaimana manusia mampu

yang direncanakan dan adanya timbal mengatur dirinya sendiri,

balik yang disesuaikan pada mempengaruhi tingkah lakunya

pencapaian tujuan personal. dengan cara mengatur lingkungan,

menciptakan dukungan kognitif, serta

Indikator Kenakalan Remaja mengadakan konsekuensi bagi tingkah

Menurut Jensen (dalam Sarwono, lakunya sendiri. Purdie dkk (dalam

2007) aspek kenakalan remaja sebagai Harianur, 2015) regulasi diri adalah

berikut : memfokuskan perhatian pada mengapa

1. Kenakalan yang menimbulkan dan bagaimana individu berinisiatif

korban fisik pada orang lain, dan mengontrol terhadap segala

seperti suka berkelahi, melakukan perilaku individu.

pemerkosaan, pembunuhan, Sementara Suryani (dalam

perampokan. Ghufron & Risnawita, 2016) regulasi

2. Kenakalan yang menimbulkan diri adalah proses pengarahan atau

korban materi, seperti melakukan pengintruksian diri individu untuk

perusakan, pencurian, pencopetan, mengubah kemampuan mental yang

pemerasan. dimiliki menjadi keterampilan dalam

3. Kenakalan social yang suatu bentuk aktivitas. Ghufron &

membahayakan diri sendiri dan Risnawita (2016) regulasi diri adalah

orang lain seperti melacurkan diri, upaya individu untuk mengatur diri

penyalahgunaan obat - obatan , dalam suatu aktivitas dengan

berhubungan seks. mengikutsertakan kemampuan

4. Kenakalan yang melanggar aturan metakognisi, motivasi, dan perilaku

dan status seperti melarikan diri aktif.

dari rumah, membantah perintah

orang tua, membolos.

70
Putri Lailatun Nuzul dan Abdul Amin

Indikator Regulasi Diri Pengaruh Regulasi Diri terhadap

Menurut Zimmerman (dalam Kenakalan Remaja

Ormrod, 2008), regulasi diri memiliki 3 Martine (dalam kartini, 2010),

aspek. Masing – masing dari aspek rendahnya regulasi diri mempengaruhi

tersebut memiliki indikator regulasi seseorang melakukan perilaku

diri yaitu: kenakalan dan individu cenderung

1 Standar dan tujuan yang melakukan regulasi yang buruk yang

ditentukan sendiri : memunculkan perilaku menyimpang

a. Memiliki standar perilaku yang membentuk kenakalan remaja.

b. Memiliki tujuan sebagai arah Thoits (dalam Aliyah Nur Aini, 2009),

perilaku seseorang yang memiliki regulasi diri

2 Monitor diri rendah melakukan perubahan perilaku

a. Dapat melihat seberapa baik yang cenderung membentuk perilaku

perilaku yang sedang dilakukan agresif kurang mampu mengatur diri

b. Mengetahui kemampuan dan terhadap perubahan perilaku yang

kekurangan diri memicu munculnya perilaku kenakalan

3 Evaluasi diri remaja.

a. Mampu menilai perilaku secara Palupi (dalam Suyanto 2018 ),

objektif rendahnya regulasi diri serta

b. Mampu memperbaiki perilaku ketidakmampuan dalam

yang kurang sesuai menyesuaikan diri terhadap

4 Konsekuensi yang ditetapkan lingkungan mempengaruhi terjadinya

sendiri atas kesuksesan atau perilaku kenakalan pada remaja.

kegagalan: Menurut Fiske dan tailor ( dalam

a. Memberikan pengahargaan Hendrianur, 2015), regulasi diri

kepada diri sendiri ketika mampu mempengaruhi kenakalan

berhasil remaja untuk mengatur diri mengatasi

b. Memberikan sanksi kepada diri situasi yang menekan dan kegagalan

sendiri apabila gagal seseorang, regulasi diri menyebabkan

seseorang tidak mampu mencapai

71
Pengaruh Regulasi Diri terhadap Kenalan Remaja

tujuan dan rentan mengalami resiko Metode

psikologis yang mengarah pada Rancangan Penelitian

kenakalan remaja. Penelitian ini menggunakan

Biddulph (dalam Erian Joni, pendekatan kuantitatif. Di mana

2015), regulasi diriyang tinggi dasar pendekatan kuantitatif menekankan

individu untuk memotivasi dan analisisnya pada data-data numerical

mengatur diri pada rentang (angka) yang di olah dengan metode

perkembangan individu yang statistika.

mencegah dari resiko membentuk

kenakalan remaja. Mead (dalam Ciek Populasi dan Sampel

Julyati, 2018), individu yang memiliki Populasi yang diteliti adalah

regulasi diri rendah cenderung remaja di Desa Warungdowo yang

memilih jalan yang mudah dengan berjumlah 200 remaja. Dalam penelitian

melakukan sikap penolakan pada ini, jumlah subjek sebesar 66% yaitu

norma yang berlaku dalam masyarakat 132 dari remaja dengan teknik

yang memunculkan regulasi diri yang pengambilan sampel simple random

kurang mampu memotivasi dan sampling.

melakukan perilaku kenakalan remaja.

Penjelasan lebih lanjut menurut Instrumen Penelitian

Mead (dalam Ciek Julyati, 2018), Pengukuran kenakalan remaja

individu yang memiliki regulasi diri menggunakan skala kenakalan remaja

rendah cenderung memilih jalan yang yang terdiri dari 50 item jenis skala

mudah dengan melakukan sikap Likert, guna mendapatkan koefisien

penolakan pada norma yang berlaku Validitas dan nilai Reliabilitas maka

dalam masyarakat yang memunculkan skala diuji cobakan pada remaja

regulasi diri yang kurang mampu berjumlah 60 responden.

memotivasi dan melakukan perilaku Untuk mengukur validitas skala

kenakalan remaja. kenakalan remaja digunakan

perhitungan yang menggunakan

rumus korelasi Product Moment Person

72
Putri Lailatun Nuzul dan Abdul Amin

dan diperoleh 32 item yang valid dari 0.482. Untuk perhitungan uji reliabilitas

50 item. Dengan koefisien validitas peneliti menggunakan rumus Analisis

antara 0.303 sampai 0.636. Untuk Varians Hoyt diperoleh sebesar 0,980.

perhitungan uji reliabilitas peneliti Sehingga dapat dinyatakan bahwa

menggunakan rumus Analisis Varians skala regulasi diri mempunyai

Hoyt diperoleh sebesar 0,877 sehingga reliabilitas yang sangat tinggi.

dapat dinyatakan bahwa skala Data yang diperoleh kemudian

kenakalan remaja mempunyai dianalisis dengan menggunakan

reliabilitas tinggi. Analisis Regresi Satu Prediktor.

Pengukuran regulasi diri

menggunakan skala yang terdiri dari 50 Hasil

item jenis skala Likert, guna Berdasarkan perhitungan hasil

mendapatkan koefisien Validitas dan korelasi diperoleh sebesar Rxy = -0,241

nilai Reliabilitas maka skala diuji > r tab 1% (0.210). Artinya ada korelasi

cobakan pada remaja berjumlah 60 negatif antara regulasi diri terhadap

responden. stres akademik. Hal tersebut

Untuk mengukur validitas skala membuktikan bahwa semakin tinggi

regulasi diri digunakan perhitungan regulasi diri remaja maka akan semakin

yang menggunakan rumus korelasi rendah kenakalan yang dilakukan oleh

Product Moment Person dan diperoleh 37 remaja. Sebaliknya semakin rendah

item yang valid dari 50 item. dengan regulasi diri remaja maka semakin

koefisien validitas antara 0.305 sampai tinggi kenakalan yang dilakukan.

Tabel 1. Ringkasan Analisis Regresi Satu Prediktor


Sumber Variasi db JK RK/MK F reg F tab 1%
Regresi ( reg ) 1 1752781274,5 1752750734,5 130,00*** 3,91
Residu (res) 131 1752750734 13482697,95 - -
TOTAL ( T) 132 1752750734 - - -
Ket: *) non signifikan, **) signifikan, ***) sangat signifikan

73
Pengaruh Regulasi Diri terhadap Kenalan Remaja

Dari hasil perhitungan dengan orang lain yang meningkatkan

menggunakan teknik regresi linier perilaku positif mencegah kenakalan

(satu prediktor) didapatkan Freg remaja. Selanjutnya Kartini (2013) juga

sebesar 130,00 > F tabel 1% (3.91). menjelaskan bahwa remaja yang

Artinya terdapat pengaruh regulasi memiliki regulasi diri rendah memiliki

diri terhadap kenakalan remaja. ketidakmampuan mengatur dirinya.

Dengan demikian regulasi diri dapat Sehingga dapat memicu kenakalan

digunakan untuk meramalkan remaja yang menjadikan gejala

kenakalan pada remaja. patologis social.

Dari hasil perhitungan juga Selanjutnya Martine (dalam

menunjukkan nilai koefisien Kartini, 2010), mengemukakan bahwa

determinan 58,08% yang berarti bahwa rendahnya regulasi diri

regulasi diri memberikan sumbangan mempengaruhi seseorang melakukan

terhadap kenakalan remaja sebesar perilaku kenakalan. Individu yang

58,08%, sedangkan 41,92% lainnya cenderung melakukan regulasi yang

adalah dari faktor lain. buruk dapat memunculkan perilaku

menyimpang yang membentuk

Diskusi kenakalan remaja. Pernyataan tersebut

Dari hasil penelitian sejalan dengan apa yang dikemukakan

menunjukkan bahwa ada pengaruh oleh Thoits (dalam Aini, 2009), bahwa

regulasi diri terhadap kenakalan seseorang yang memiliki regulasi diri

remaja. Hal tersebut sesuai dengan rendah dapat melakukan perubahan

pendapat yang dikatakan oleh perilaku yang cenderung membentuk

Goleman (2009), bahwa regulasi diri perilaku agresif dan kurang mampu

mempengaruhi kenakalan remaja yang mengatur diri terhadap perubahan

mampu mengendalikan perilaku perilaku yang memicu munculnya

sendiri dengan orang lain, perilaku kenakalan remaja.

kemampuan memotivasi diri sendiri, Palupi (dalam Suyanto 2018),

dan kemampuan mengelola dengan menjelaskan bahwa rendahnya

baik pada diri sendiri dan hubungan regulasi diri serta ketidakmampuan

74
Putri Lailatun Nuzul dan Abdul Amin

dalam menyesuaikan diri terhadap memunculkan suatu perilaku

lingkungan mempengaruhi terjadinya kenakalan remaja.

perilaku kenakalan pada remaja. Menurut Rappaport & Thomas

Menurut Fiske dan tailor (dalam (dalam Santrock, 2012), remaja yang

Hendrianur, 2015), regulasi diri tidak memiliki regulasi diri mampu

mampu mempengaruhi kenakalan memunculkan pola impulsive,

remaja, karena regulasi diri overaktif, agresif yang dapat

merupakan kemampuan untuk membentuk kenakalan remaja.

mengatur diri mengatasi situasi yang Pernyataan tersebut sejalan dengan

menekan dan kegagalan seseorang. apa yang dikemukakan oleh Harper &

Regulasi diri yang rendah McLanahan, (dalam Ghazi &

menyebabkan seseorang tidak mampu Fairuzzabadi, 2016), bahwa rendahnya

mencapai tujuan dan rentan regulasi diri memunculkan masalah

mengalami resiko psikologis yang kedisiplinan yang tidak teratur dan

mengarah pada kenakalan remaja. tidak sesuai yang membentuk

Menurut Biddulph (dalam Joni, kenakalan remaja.

2015), regulasi diri yang tinggi Menurut Barton (dalam

merupakan dasar individu untuk Suyanto, 2018), tingginya regulasi diri

memotivasi dan mengatur diri pada yang timbul dengan kualitas sekolah,

rentang perkembangan individu dan pendidikan, dan aktivitas lingkungan

mampu mencegah dari resiko adanya teratur dapat mengurangi perilaku

kenakalan remaja. Mead (dalam kenakalan remaja. Laird, 2009 (dalam

Julyati, 2018), lebih lanjut menjelaskan Santrock, 2012), lebih lanjut

bahwa individu yang memiliki menjelaskan jika regulasi diri yang

regulasi diri rendah cenderung rendah dapat memicu perilaku tidak

memilih jalan yang mudah dengan teratur dan membentuk perilaku

melakukan sikap penolakan pada kenakalan remaja yang tinggi yang

norma yang berlaku dalam pada akhirnya dapat mengakibatkan

masyarakat sehingga dapat tindak kekerasan dan kriminalitas.

75
Pengaruh Regulasi Diri terhadap Kenalan Remaja

Menurut Richard (dalam emosional yang dapat mengganggu

Hasanah, 2010), remaja yang memiliki perkembangan individu dan dapat

regulasi diri rendah meningkatkan memunculkan kenakalan remaja.

tindakan kenakalan remaja dengan Gailliot dan Baumeister (dalam Erian

menunjukkan perilaku membolos dan Joni, 2015), menjelaskan bahwa

perkelahian. Garbarino (dalam regulasi diri mampu mempengaruhi

Suyanto, 2018 ), regulasi diri tinggi perilaku kenakalan remaja yang

meningkatkan tindakan yang memunculkan perilaku membolos,

mengarah pada pengaturan diri yang agresifitas dan perilaku menyimpang

sesuai dan menurunkan tindakan memicu pada tindakan kenakalan

melanggar peraturan yang mengarah remaja.

pada kenakalan remaja. Santrock (2012) menjelaskan

Menurut Achenbach (dalam bahwa kurangnya regulasi diri

Santrock, 2012), memunculkan menyebabkan remaja tidak memiliki

regulasi diri yang rendah batasan diri terhadap pengaruh dari

mengakibatkan perilaku membolos, lingkungan yang negatif,

mencuri, berbohong, melawan mengakibatkan remaja terjerumus

perintah, merusak barang yang pada perilaku kenakalan. Pernyataan

mengarah pada tindakan kenakalan. tersebut sejalan dengan apa yang

Lebih lanjut Lynam (dalam Santrock, dikemukakan oleh Risnawita (2016),

2012), mengemukakan bahwa bahwa rendahnya regulasi diri

menurunnya regulasi diri menyebabkan kegagalan dalam hal

memunculkan pengaturan diri rendah tingkah laku mengakibatkan

yang dapat menyebabkan perilaku kenakalan remaja.

merusak dan kurangnya pengendalian Menurut Steinberg dan Morris

diri yang menjurus pada kenakalan (dalam Julyati, 2018), regulasi diri

remaja. yang tinggi mampu meningkatkan

Menurut Pervin dan Oliver kecenderungan gangguan afektif dan

(dalam Aini, 2009), regulasi diri perilaku terhadap munculnya

rendah membentuk rangsangan perilaku kenakalan remaja. Kostiuk

76
Putri Lailatun Nuzul dan Abdul Amin

dan Fouts (dalam Suyanto, 2018). Ghufron, N. & Risnawita, R. (2016).


Teori – teori Psikologi. Jogjakarta :
Regulasi diri rendah mampu
Ar – Ruzz Media.
meningkatkan respon negative
Goleman. (2009). Kecerdasan Emosional.
terhadap penyimpangan perilaku yang Jakarta : PT. Gramedia pustaka
mengakibatkan kenakalan remaja. utama.

Hendrianur, H. (2014). Hubungan


Dukungan Sosial dan Regulasi
Kesimpulan
Diri Dengan Prokrastinasi dalam
Berdasarkan hasil penelitian Menyelesaikan Skripsi.
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah
yang telah dilakukan, diperoleh suatu
Psikologi, 2(4), 528–542.
kesimpulan bahwa regulasi diri
Julyati, C. (2018). Perilaku
mempunyai pengaruh terhadap
menyimpang dan regulasi diri
kenakalan remaja yang ada di desa yang ditinjauan secara sosiologis.
Jurnal penelitian : Psikologi.
warungdowo kecamatan pohjentrek.

Dengan demikian regulasi diri dapat Joni, E. (2015). Regulasi diri terhadap
kecenderungan perilaku remaja.
digunakan untuk meramalkan Jurnal penelitian : Psikologi.
kenakalan pada remaja.
Kartono, Dr. K. (2008). Kenakalan
remaja. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Referensi

Ali, M. & Asrori, M. (2011). Psikologi Nur Aini, A. (2009). Hubungan self
Remaja. Jakarta : PT Bumi regulation terhadap perilaku
Aksara. remaja. Jurnal penelitian :
Psikologi.
Eiseberg. N. (2010). Emotion related
regulation: sharpening the Prawira, P. A. (2016). Psikologi
definition. Child development. Pendidikan dalam Perspektif Baru.
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Al Fairuzzabadi & Ghazi, A. (2014).
Pengaruh regulasi diri terhadap Setiawan, S. (2017). Pengaruh Bentuk
delinquency santri MTs Pondok Pola Asuh Orang Tua dan
Pesantren al-Mu’minien Lohbener Regulasi Diri terhadap Disiplin
Indramayu [Doctoral Siswa. Psikoborneo. 5(2), 310–319.
dissertation], Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.

77

You might also like