You are on page 1of 14

Razak Karim. Dintek Volume 12 Nomor 1 Maret 2019 p.

38 - 51

PEMETAAN POTENSI PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN


PASIR DAN BATU DI WILAYAH KECAMATAN JAILOLO
TIMUR KABUPATEN HALMAHERA BARAT
Razak Karim1,2,3
1
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara,
Ternate, Indonesia
2
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Khairun, Ternate, Indonesia
3
Email :razakkarim@ummu.ac.id, zackmining@gmail.com

ABSTRACT
The availability of data and information on the potential of mineral resources has a very
important role in supporting investment in mining business activities. To realize this, the
researchers collaborated with the West Halmahera District Government to conduct an
investigation of Potential and Mapping Identification of the Sand and Stone Minerals
Areas, especially in East Jailolo Subdistrict. The problem is how to provide basic data
information regarding the potential of the existing minerals on site, both for the
government, the private sector, businessman and the public community. And how
potential of the minerals can be utilized optimally in the context of increasing mining
business activities, and increasing Regional Original Income. The methodology and
scope of this activity is to identify potential locations for economical of minerlas
extraction. Technically, a study of the potential preparation of minerals is carried out
through research and analysis of rock samples and conditions at the location of the
investigation include geological, technical and distribution aspects. From the results of
field investigations and analysis of actual conditions obtained; (1) At the location of the
investigation found several types of potential rock and sand minerals in the form of
volcanic rocks, the availability of which is almost completely spread throughout the
investigation area. (2) These volcanic rocks are acidic to intermediate rocks, some of
which are found fresh, and some are weathered. (3) This rock is found in the steep
morphology of the hills to be very steep because of the very good condition of the rock
characteristics. (4) The characteristics of these rocks include ; has water resistance,
spesific gravity of 2.3-2.7 and compressive strength of 600–2400 kg/cm2, where these
volcanic rocks can be used as home foundations materials, stone temples/ornamental
stones, road coatings and foundations, and for other building materials. From the results
of the investigation it is recommended that all parties manage the potential of the stone
and sand, this can be done to provide income in the form of taxes and levies to the
regional government.

Keywords : identification, mapping, potential,minerlas, mining, stone, sand, building


materials.

I. PENDAHULUAN sumberdaya alam dalam hal ini adalah bahan


1.1. Latar Belakang galian tambang, air tanah, kegeologian dan
Mengacuh pada Rencana Pembangunan energi termasuk migas. Pengelolaan bahan
Tahunan Daerah dan Skenario Pembangunan galian mineral non logam dan batuan yang
Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Barat selama ini dijalankan oleh Pemerintah Provinsi
Provinsi Maluku Utara yang memuat visi, misi secara bertahap telah diserahkan kepada
dan strategi pemecahan masalah pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten.Demikian pula
melalui berbagai program, maka salah satu penyerahan urusan yang menyangkut
program yang erat kaitannya dengan fungsi dan pertambangan mineral dan batubara secara
tugas pokok Dinas Pertambangan dan Energi umum telah diredistribusikan pengelolaanya
Kabupaten Halmahera Barat adalah pengelolaan dari Pemerintah Pusat ke daerah. Hal ini telah

38
JURNAL DINTEK . VOL 12 . Nomor 1 Maret 2019. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-889

diamanatkan oleh Undang-Undang Republik dimanfaatkan dari hasil kegiatan pertambangan


Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam
Pertambangan Mineral dan Batubara. rangka peningkatan kegiatan usaha pada sektor
Dengan adanya keterdapatan bahan galian pertambangan, dan meningkatkan Pendapatan
ekonomis di daerah Kecamatan Jailolo Timur Asli Daerah (PAD). (b) sebagai bahan bagi
Kabupaten Halmahera Barat disertai dengan perencanaan wilayah, data/acuan untuk
rencana program Pemerintah Daerah Kabupaten perencanaan daerah (RUTR). Dan (c)
Halmahera Barat untuk pengembangan dan memudahkan masyarakat/pengusaha lokal
perencanaan kawasan Wilayah Pertambangan untuk mendapatkan informasi mengenai potensi
Rakyat (WPR) yang sejalan dengan rencana bahan galian non logam yang ada di wilayah
Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Jailolo Timur Kabupaten Halmahera Barat.
Barat, maka dipandang perlu untuk mengetahui 1.2. Lokasi Dan Kondisi Geografis Daerah
potensi bahan galian baik secara kuantitatif, Secara administratifwilayahKabupaten
kualitatif, maupun penyebarannya secara Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara
geologi dan geografis untuk pengambilan terletak antara 10.48’Lintang Utara sampai
keputusan berdasarkan hak yang dimiliki dalam 00.48’ Lintang Utara, serta 1270.16'.0'' Bujur
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, dimana Timur sampai 1270.16’Bujur Timur,sedangkan
kegiatan sumberdaya alam, baik mineral, lokasi penyelidikan di Kecamatan Jailolo Timur
energi, maupun air wewenangnya diserahkan berada pada posisi 1270 34’ 28.56’’ BT sampai
sepenuhnya kepada daerah. 1270 42’ 03,24’’ BT dan 00 48’ 00’’ LU sampai
Pendataan dan evaluasi pemanfaatan bahan 10 01’ 00’’ LU. Lokasi penyelidikan dari Kota
galian pada wilayah pertambangan rakyat Ternate dapat dicapai dengan transportasi laut
merupakan salah satu cara untuk menerapkan menggunakan speed boat atau kapal
aspek-aspek konservasi pada pengelolaan bahan penyeberangan (Ferry) ke Sidangoli atau Kota
galian di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan Sofifi atau Kota Jailolo ± 1 jam dan kemudian
untuk mengetahui kondisi melakukan perjalanan darat menggunakan
sumberdaya/cadangan dan pemanfaatan bahan mobil menuju Desa Akelamo Raya sebagai
galian di daerah tersebut secara tepat dan ibukota Kecamatan Jailolo Timur ± 1 jam.
optimal. Data dan informasi sumberdaya Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
mineral tersebut mempunyai peranan yang Agustus – Oktober 2017.
sangat penting dalam menunjang kelancaran
pembangunan dan kegiatan usaha
pertambangan.Untuk merealisasikan hal
tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten
Halmahera Barat berinisiatif melakukan
kegiatan penyelidikan Inventarisasi Potensi dan
Pemetaan Wilayah Bahan Galian Pasir dan Batu Lokasi
Penyelidikan
khusunya di Kecamatan Jailolo Timur Kec. Jailolo Timur

Kabupaten Halmahera Barat.


Diharapkan dengan adanya kegiatan
pemercontohandan penyelidikan lapangan dapat
diketahui potensi bahan galian sehingga dapat
menjadi dasar bagi pemerintah kabupaten
dalam penyiapan wilayah pertambangan rakyat
yang diperlukan untuk mengantisipasi Gambar 1. Lokasi Penyelidikan Kecamatan Jailolo
terjadinya benturan kepentingan antara sektor Timur Kabupaten Halmahera Barat
pertambangan dengan sektor lain dalam
penggunaan lahan serta untuk memenuhi Gambar 1. Merupakan peta lokasi penyelidikan
pemanfaatan ruang secara optimal yang Wilayah Kecamatan Jailolo Timur, dengan luas
tercermin dalam penentuan jenjang fungsi dan wilayah 382,94 km2, dengan jumlah penduduk
intensitas pemanfaatan ruang dan wilayah di 9.351 Jiwa (2010). Kecamatan Jailolo Timur
Kabupaten Halmahera Barat.Tujuan terdiri dari 5 (lima) desa pesisir dan 1 (satu)
dilakukannya penelitian ini adalah : (a) desa bukan pesisir (Bappeda Halbar, 2016).
mengetahui potensi bahan galian yang dapat

39
JURNAL DINTEK . VOL 12 . Nomor 1 Maret 2019. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-889

Kabupaten Halmahera Barat merupakan salah


satu Kabupaten yang dimekarkan dari
Kabupaten Maluku Utara yang semula
merupakan Kabupaten Induk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 Tanggal
25 Februari 2003 tentang pembentukan
Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten
Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera
Selatan, Kabupaten Halmahera Timur,
Kabupaten Sula Kepulauan dan Kota Tidore
Kepulauan. Kabupaten Halmahera Barat
dengan Ibukota Jailolo yang dimekarkan dari
Kabupaten Maluku Utara semula terdiri dari 5
(lima) Kecamatan antara lain : Ibu, Jailolo,
Jailolo Selatan, Loloda dan Sahu.
Seiring dengan bergulirnya waktu dan
pertumbuhan penduduk yang begitu cepat dan
perkembangan aspirasi masyarakat serta
rentang kendali pemerintahan yang terlalu jauh
maka berdasarkan Perda Nomor 7 Tanggal 21
Desember 2005 terjadi pemekaran 3 (tiga)
Kecamatan yang meliputi: Kecamatan Sahu
Timur, Kecamatan Ibu Utara dan Kecamatan
Ibu Selatan serta Perda No. 6 tahun 2005
tentang Pemekaran Kecamatan Jailolo Timur,
maka saat itu wilayah administratif Kabupaten
Halmahera Barat terdiri dari 9 (sembilan) Gambar 2. Peta Geografis Wilayah Kabupaten
kecamatan yaitu : Ibu, Ibu Selatan, Ibu Utara, Hamahera Barat dan Batas-Batas Wilayah
Adminitrasi Kecamatan (Sumber:BAPPEDA
Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu,
Halbar, 2012)
Sahu Timur dan Loloda (Gambar 2).
Secara administratif Kabupaten Halmahera
Kabupaten Halmahera Barat ini memiliki luas
Barat dibagi atas 9 kecamatan dan 146 desa.
wilayah 14.823,16 km2dengan luas daratan
Kecamatan dengan luas wilayah terbesar adalah
3.199,74 km2dan laut seluas 11.623,42 km2ini
Kecamatan Loloda, sedangkan yang terkecil
secara geografis terletak antara 10.48’Lintang
adalah Kecamatan Ibu. Ibukota Kabupaten
Utara sampai 00.48’ Lintang Utara, serta
Halmahera Barat terletak di Kecamatan Jailolo,
1270.16'.0'' Bujur Timur sampai 1270.16’ Bujur
yang dapat ditempuh dari seluruh kecamatan
Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten
dengan perjalanan darat kecuali dari Kecamatan
Halmahera Barat secara langsung, yaitu :
Loloda yang harus menempuh jalur laut. Dari
• Sebelah utara dibatasi oleh Kabupaten 146 desa yang ada yang termasuk desa pesisir
Halmahera Utara dan Samudera Pasifik, adalah sebanyak 72 desa sedangkan 74 desa
• Sebelah selatan dibatasi oleh Kota Tidore sisanya bukan desa pesisir. Topografi wilayah
Kepulauan dan Kabupaten Halmahera Kabupaten Halmahera Barat didominasi oleh
Timur, tanah curam (63%). Terdapatnnya empat
• Sebelah timur dibatasi oleh Kabupaten gunung berapi dan empat sungai menjadikan
Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Barat sebagai daerah
• Sebelah barat dibatasi oleh Laut Maluku. yang masih alami dan banyak menyimpan
kekayaan alam.
Perut bumi Halmahera Barat yang menyimpan
kekayaan bahan galian logam dan non logam
tersebut, menurut data Dinas Pertambangan dan
Energi Provinsi Maluku Utara di Kecamatan
Loloda terdapat kandungan emas, mangan,
tembaga, pasir besi, batu bara, dan perlit.

40
JURNAL DINTEK . VOL 12 . Nomor 1 Maret 2019. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-889

Belum ada data berapa besar kandungan transportasi di pelabuhan. Sedangkan pada
kekayaan yang terdapat di kecamatan ini. semenanjung pantai bagian barat yaitu pada
Sedangkan di Kecamatan Jailolo terdapat Kecamatan Ibu dan Sahu merupakan daerah
andesit 17.306 juta meter kubik, kaolin 5 juta pegunungan dengan lereng yang curam
meter kubik, batu apung 20 juta meter kubik, (kemiringan >40%).
gips 6 juta ton meter kubik, dan batubara. 1.4. Geologi Regional
Namun, kekayaan alam ini belum ada yang Pulau Halmahera terletak di sebelah utara
menambangnya (Bappeda Halbar 2012). khatulistiwa di antara Pulau Sulawesi dan Irian,
1.3. Morfologi dan Topografi di tengah-tengah kepingan-kepingan lempeng
Wilayah Kabupaten Halmahera Barat memiliki mikro yang kompleks, pada perbatasan antara
sebagian besar pegunungan dan bukit-bukit, Australasia, Eurasia dan Pasifika, dengan poros
dengan karakteristik 63% tanah curam, 26% utamanya tegak lurus Khatulistiwa. Bentuk
tanah agak curam, 10% tanah landai dan 1% pulau yang menyerupai “K” sebangun dengan
tanah datar. Kabupaten ini juga memiliki bentuk Pulau Sulawesi, menandakan bahwa
sejumlah pulau-pulau kecil yang sebagiannya kedua pulau mempunyai sejarah tektonik yang
tidak berpenghuni dan sungai-sungai di sama. Laut Maluku yang terletak di sebelah
sebagian wilayah daratan. Salah satu gunung Barat Pulau Halmahera merupakan zona
berapi yang masih aktif adalah Gunung pertemuan antara gugusan gunung api Sangihe
Gamkonora yang terletak di Kecamatan Ibu dan gugusan gunung api Halmahera. Lempeng
Selatan, sedangkan Gunung Api pasif adalah mikro Laut Maluku masih aktif dengan
Gunung Ibu yang terletak di Kecamatan Ibu. penunjaman yang disebabkan tumbukan dari
Berdasarkan jenis batuannya maka wilayah Sulawesi bagian utara dan Pulau Halmahera.
Kabupaten Halmahera Barat sebagian besar Zona konvergensi ganda ini merupakan satu-
tersusun atas batuan sedimen dan batuan satunya contoh zona pertemuan dua gugusan
vulkanik dengan struktur lipatan berupa yang masih aktif. Penunjaman lempeng Laut
sentuhan (contak) dan patahan (tault), jenis Maluku yang berarah ke Timur, ke bawah
batuan sedimen terdapat di Kecamatan Loloda, lempeng Laut Halmahera dan Laut Philipina,
Ibu Utara, Ibu, Ibu Selatan, Sahu, Sahu Timur terjadi sejak zaman Paleogene dan
dan Jailolo sedangkan jenis batuan vulkanik menghasilkan empat Formasi sedimen gunung
terdapat di Jailolo Selatan. api yang terbentuk disebelah Barat Pulau
Ditinjau dari aspek topografi Halmahera Barat Halmahera. Keempat formasi sedimen-vulkanis
dapat di kategorikan pada 4 (empat) jenis lahan, tersebut adalah Formasi Bacan (Paleogene),
lahan datar dengan kelas lereng <3 % seluas Formasi Gosowong (Miosin Atas), Formasi
3.193 Ha (1,4 %), tanah landai dengan kelas Kayasa (Pliosin) dan Formasi Volkanis Kwarter
lereng 3-15 % seluas 23.201,5 Ha (10,38 %), yang sampai saat ini masih aktif (Marjoribanks,
tanah agak curam dengan kelas lereng15-40 % 1997) (lihat Gambar3).
seluas 58.517 Ha(26,25 %), dan tanah curam
dengan kelas lereng > 40 % seluas 138.499,5
Ha (61.98 %).Kabupaten Halmahera Barat
sendiri merupakan bagian dari pulau
Halmahera, tepatnya di sebelah barat pulau
Halmahera yang sebagian besar terdiri dari
bukit/gunung,dimana
luasdaerahberbukit/bergunung adalah 138.449
Ha atau 61,98 % dari luas wilayah daratan.
Topografi seperti ini rawan terhadap erosi
lahan. Meskipun erosi lahan hingga saat ini
belum terjadi, namun dalam jangka panjang
perlu diantisipasi, oleh karena ancaman erosi
dari kegundulan lahan akan melahirkan
berbagai efek yang sangat merugikan, yaitu
menurunnya kualitas lahan yang pada
gilirannya menurunkan produktifitas pertanian
dan pendangkalan pantai yang menghambat

41
JURNAL DINTEK . VOL 12 . Nomor 1 Maret 2019. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-889

Gambar
Gambar.64

U Tmob
dengan morfologi karst dan dibeberapa
Tmpw
tempat terdapat morfologi kasar yang
Tmob

merupakan cerminan batuan gunung api


Qpk
Qht berumur oligo-miosen.
c. Mendala Busur Kepulauan Gunung Api
Qht

Tmob
Kuarter
Mendala ini meliputi pulau-pulau kecil
Ub
disebelah Barat Pulau Halmahera. Deretan
Qhv

Ub
pulau-pulau kecil ini membentuk suatu
Qhv

busur kepulauan gunung api Kuarter,


Tmpt
Qhv
sebagian besar pulaunya berbentuk kerucut
Qhv

Tmpw
gunung api yang masih aktif.
Qhv
Tmob

Dari aspek fisiografi, Halmahera Barat sangat


Tmob
bervariasi pada bagian timur dilalui oleh jalur
Tmr
gunung api kuarter yang terdiri dari barisan
Tmpo
gunung api aktif dan non aktif dengan bentuk
Qi
Tmpo Ks
dan struktur yang sangat khas. Pada bagian
Tmob

timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera


KETERANGAN
Batuan Sedimen Batuan Gunung Api Batuan Beku
Utara hingga pesisir pantai Jailolo dilalui
Qi

Tmpw
Batugamping Terumbu

Formasi Weda / Ruta


Qhv Batuan Gunungapi Holosen Ub
Ks
Komplek Batuan Ultrabasa
gunung api kuartersehingga wilayah ini
Tmr
Qht Tufa
Tmpt Formasi Tingteng Qpk
Formasi Koyasa
Formasi Kayasa mempunyai pegunungan yang rapat dengan
Tped
Formasi Dorosagu

Tpec Konglomerat
Tomb
Formasi Bacan

oN/Hal geo
beberapa gunung api yang masih aktif antara
PETA GEOLOGI REGIONAL DAERAH HALMAHERA lain Gunung Gamkonora Ibu dengan ketinggian
Gambar 3. Peta geologi regional daerah Halmahera 1.325 m dari permukaan laut (dpl) dan Gunung
(Sumber : PT. ANTAM Tbk, Unit Geomin) Toguaer di Jailolo dengan ketinggian 1.130
mdpl.
1.4.1. Fisiografi 1.4.2. Stratigrafi
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Ternate, Menurut T. Apandi dan D. Sudana (1986),
Maluku Utara yang diterbitkan oleh Pusat Pulau Halmahera dibagi menjadi 2 (dua)
Penelitiandan Pengembangan Geologi mendala geologi utama, yaitu: mendala geologi
Bandung, fisiografi Pulau Halmahera terbagi Halmahera Timur dan mendala geologi
menjadi 3 (tiga) zona utama (T. Apandi & D. Halmahera Barat. Mendala geologi Halmahera
Sudana, 1980) yaitu : Timur terbentuk oleh satuan batuan ultrabasa
a. Mendala Fisiografi Halmahera Timur yang sebarannya cukup luas dan satuan batuan
Mendala Halmahera Timur meliputi lengan beku mengintrusi satuan batuan ultrabasa serta
Timur Laut, lengan Tenggara, dan beberapa batuan beku intermediate yang mengintrusi
pulau kecil di sebelah Timur Pulau kedua satuan batuan sebelumnya.Setelah
Halmahera. Morfologi mendala ini terdiri rumpang pengendapan Eosen Akhir hingga
dari pegunungan berlereng terjal dan Oligosen Awal kegiatan gunung api terjadi
torehan sungai yang dalam, serta sebagian selama Oligosen Atas–Miosen Bawah. Batuan
mempunyai morfologi karst. Morfologi gunung api formasi Bacan ini terhampar luas di
pegunungan berlereng terjal merupakan mendala Halmahera Timur dan mendala
cerminan batuan keras. Jenis batuan Halmahera Barat, bersamaan dengan itu
penyusun pegunungan ini adalah batuan terbentuk pula batuan karbonat. Terdapat
ultrabasa. Morfologi karst terdapat pada cekungan yang cukup luas berkembang sejak
daerah batugamping dengan perbukitan Miosen Atas–Pliosen, dimana di dalam
yang relatif rendah, lereng yang landai cekungan tersebut terdapat batupasir
merupakan cerminan dari batuan sedimen. berselingan dengan napal, tufa, konglomerat
b. Mendala Fisiografi Halmahera Barat yang membentuk formasi Weda dan batuan
Mendala Halmahera Barat meliputi bagian karbonat yang membentuk Formasi Tingteng.
Utara dan lengan Selatan Halmahera. Pada zaman terjadi pengangkatan sebagaimana
Morfologi mendala ini meliputi perbukitan yang ditunjukan oleh batugamping terumbu di
yang tersusun atas batuan sedimen, pada pantai daerah lengan Timur Pulau
daerah batugamping berumur Neogen Halmahera.Batuan tertua yang terdapat di

42
JURNAL DINTEK . VOL 12 . Nomor 1 Maret 2019. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-889

mendala Halmahera Barat berupa gunung api Satuan Konglomerat (Tpec) :Tersusun oleh
berumur Oligo-Miosen, di daerah ini terdapat batuan konglomerat dengan sisipan batupasir,
batuan sedimen dan karbonat berumur Miosen– batulempung, dan batubara. Konglomerat
Pliosen yang sebarannya cukup luas. Pada berkomponen batuan ultrabasa, basalt, gabro,
umumnya batuan sedimen pada mendala ini dan diorit dengan masa dasar batupasir
bersifat tufaan. Tabel 1. merupakan stratigrafi gampingan. Formasi ini memiliki ketebalan
umum daerah Pulau Halmahera. ±500 m dan berumur Pliosen–Eosen.
Formasi Tutuli (Tomt) :Terdapat batugamping
Tabel 1. Stratigrafi umum daerah Halmahera putih, kelabu, dan coklat muda, kompak,
(Sumber : PT. ANTAM Tbk, Unit Geomin)
LENGAN BARAT DAYA ZONA TENGAH LENGAN TIMUR LAUT LENGAN TENGGARA
sebagian menghablur, setempat mengandung
PLEISTOSEN ALUVIAL ALUVIAL ALUVIAL ALUVIAL pirit, tidak berlapis. Batugamping mengandung
GAMPING GAMPING GAMPING
fosil Miogypsina sp., Cycloclypeus sp.,
HOLOSEN GAMPING
Amphistegina sp. Formasi ini memiliki

GRUP WEDA
FORMASI KULEFU
TAPAYA
tebal±600m, berumur oligosen–miosen bawah.
GRUP WEDA

TOFANGA

PLIOSEN
FORMASI GOLA FORMASI GUNUNG API

WASILE
Konglomerat (Tmpc) :Berkomponen batuan
FORMASI DUFUK FORMASI DUFUK
FORMASI AKELAMO FORMASI SAOLAT FORMASI SAOLAT ultrabasa, rijang, diorit, dan batusabak dengan
FORMASI SUPERAK
masa dasar batupasir kasar, berwarna kelabu
FORMASI SUBAIM

FORMASI SUBAIM

MIOSEN FORMASI
FORMASI SUBAIM
LOKU FORMASI SUBAIM
kehijauan, agak kompak. Tebal satuan batuan
MIOSEN TENGAH
GUNUNG API OHA ini ±100 m, berumur Miosen Tengah–Awal
MIOSEN BAWAH
KONGLOMERAT
(JAWALI)
KONGLOMERAT
(GEMAF)
Pliosen.
OLIGOSEN
ONAT MARL
Formasi Tingteng (Tmpt):Tersusun oleh
EOSEN ATAS FORMASI
PANITI FORMASI
batugamping hablur dan batugamping pasiran
GRUP BULI

EOSEN TENGAH
GUNUNG API OHA SAGEA
dengan sisipan napal dan batupasir.
FORMASI PANITI
EOSEN BAWAH (GALEDONGAN)
Batugamping hablur, putih kekuningan, dan
PALEOSEN
BREKSI (DODAGA)
FORMASI
coklat muda, berlapis baik. Batugamping
KRETASIUS
ATAS GAMPING (DAU) GOWONLI
pasiran, kelabu, dan coklat muda, sebagian
KRETASIUS
BAWAH OPHIOLIT kompak. Ketebalan formasi ini ± 600 m
OPHIOLIT
JURA berumur Akhir Miosen–Awal Pliosen. Setelah
pengendapan Formasi Tingteng terjadi
Batuan Sedimen pengangkatan pada umur Kuarter, sebagaimana
Formasi Dodaga (Kd) :Serpih dan ditunjukan oleh batugamping terumbu di pantai
batugamping bersisipan rijang tersingkap di lengan Timur Pulau Halmahera.
hulu Sungai Walal, serpih berwarna merah, Formasi Weda (Tmpw) :Terdapat batupasir
getas, gampingan berselingan dengan berselingan dengan napal, tufa, konglomerat,
batugamping coklat muda, sebagian dan batu gamping. Batupasir kelabu sampai
menghablur, kompak. Sisipan rijang berwarna coklat muda, kompak, berbutir halus sampai
merah setebal 10 cm, batugamping kasar. Napal berwarna putih, kelabu kehijauan,
mengandung fosil Rotaliporidae sp. Ketebalan dan coklat, getas. Tufa berwarna putih dan
formasi ini ± 150m dan berumur kapur atas. kuning, getas, berbutir halus sampai kasar, dan
SatuanBatugamping :Berwarna putih dan berlapis baik. Konglomerat berwarna kelabu
kelabu, umumnya pejal, setempat berlapis baik dan coklat, kompak, berkomponen andesit
mengandung fosil Discocyclina spb., piroksen. Ketebalan formasi ini± 300m dan
Amphistegina sp, dan koral. Ketebalan formasi berumur Miosen Tengah–Awal Pliosen,
ini ± 400 meter dan berumur Paleosen–Eosen. diendapkan pada lingkungan neritik–batial.
Formasi Darosagu(Tped):Batupasir Batugamping Terumbu (Ql) :Batugamping
berselingan dengan serpih merah dan koral dan breksi batugamping. Batugamping
batugamping. Batupasir berwarna kelabu, koral berwarna putih dan coklat, sebagian
kuning, kompak, dan berbutir halus. kompak, bagian yang paling bawah
Batugamping berwarna kelabu, kompak, mengandung konglomerat berkomponen batuan
berkomponen batuan ultrabasa. Serpih ultrabasa, gabro, dan diorit. Breksi
berwarna merah berlapis baik. Batugamping batugamping, coklat, sebagian padat. Ketebalan
mengandung fosil Nummulites sp. Formasi ini satuan batuan±150m.
memiliki ketebalan ±250 m dan berumur Endapan Permukaan
Paleosen–Eosen.

43
JURNAL DINTEK . VOL 12 . Nomor 1 Maret 2019. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-889

Aluvium dan Endapan pantai (Qa) :Terdapat Diorit (Di) :Diorit kuarsa dan diorite
lempung, lanau, pasir, dan kerikil. Pada hornblende tersingkap di daerah komplek
umumnya terdapat di lembah sungai yang besar batuan ultrabasa.
dan di beberapa daerah sepanjang pantai.
Batuan Gunungapi II. METODOLOGI PENELITIAN
Formasi Bacan (Tomb) :Terdapat batuan Lingkup survey yaitu inventarisasi dan
gunungapi berupa lava, tufa, dan breksi dengan pemetaan potensi bahan galian pasir dan batuan
sisipan konglomerat dan batupasir. Breksi di wilayah Kecamatan Jailolo Timur Kabupaten
gunungapi berwarna kelabu kehijauan dan Halmahera Barat. Dan lingkup bahasan dalam
coklat, umumnya terpecah, mengandung barik pekerjaan ini adalah mencari lokasi – lokasi
kuarsa yang sebagian mengandung pirit. Lava potensial keterdapatan bahan galian ekonomis
bersusunan andesit hornblende dan andesit baik yang telah diusahakan/dikerjakan oleh
piroksen, berwarna kelabu kehijauan dan masyarakat setempat maupun yang belum
coklat. Tufa berwarna kuning kecoklatan dan dikerjakan.Secara teknis, pada kajian ini
hijau, getas. Batupasir berwarna kuning dilakukan pembahasan tentang persiapan lahan
kecoklatan, kompak, sebagian gampingan. potensi bahan galian yang dilengkapi dengan
Konglomerat berwarna kelabu kehijauan dan penelitian dan pengujian sampel laboratorium
coklat, kompak, mengandung barik kuarsa, batuan di lokasi penyelidikan meliputi aspek
komponennya basalt, batugamping, batupasir, geologis, teknis, dan distribusinya.
dan rijang. Ketebalan formasi ini ± 220 meter 1. Aspek teknis berkaitan dengan penyediaan
dan berumur Oligosen – Miosen Bawah. data endapan bahan galian, yang meliputi
Formasi Kayasa (Qpk) :Berupa batuan gunung tipe endapan, sebaran endapan (lingkungan).
api yang terdiri dari breksi, lava, dan tufa. Rinciannya sebagai berikut :
Breksi berwarna kelabu tua, kompak, a. Menentukan sebaran endapan bahan
bersusunan basalt dengan masa dasar galian dengan melakukan pemetaan
pasirdanbanyak mengandung piroksen. geologi permukaan. Dalam pemetaan
Lavabersifat basalt, berwarna kelabu tua, permukaan ini yang ditekankan adalah
setempat berkekar melapis. Tufa berwarna putih sebaran batuan (formasi batuannya),
kekuningan, kompak, berbutir sedang sampai sehingga sebaran garis kontak dapat
kasar, setempat mengandung batuapung, dijadikan acuan dalam menentukan
formasi ini berumur Pliosen. outline endapan dan acuan dalam
Satuan Tufa (Qht) :Terdapat tufa batuapung menarik batas daerah prospek. Hal
berwarna putih dan kuning, getas, berbutir penting lain yang harus diamati dalam
halus sampai kasar, setempat berlapis baik. pemetaan permukaan adalah distribusi
Batuan Gunungapi Holosen (Qhv) :Satuan ketebalan tanah (batuan) penutup
batuan ini berupa deretan kerucut gunungapi beserta deskripsinya (perlapisan dan
yang terdapat di sebelah Barat Halmahera, litologi), data ini dapat digunakan untuk
berupa batuan breksi gunungapi dan lava. studi lanjut dalam aspek penambangan
Berupa batuan bersusunan andesit piroksen, bahan galian.
berwarna kelabu tua, kompak, dengan masa b. Melakukan pengambilan sampel.
dasar tufa berbutir kasar. Lava bersusunan Sampel diambil pada batuan yang
andesit sampai basalt, berwarna kelabu sampai masih segar baik dengan cara grab
kelabu kehitaman, pejal, dan sebagian sampling, chip sampling dan bulk
berongga. sampling dengan memperhatikan
Batuan Beku litologi dan batas penyebaran. Hal
Batuan Ultrabasa (Ub) :Batuan ultrabasa penting yang harus diperhatikan dalam
berupa serpentinit, piroksenit, dan dunit, pengambilan conto adalah posisi dan
berwarna hitam, getas, kebanyakan pecah, deskripsinya.
terbreksikan, setempat mengandung asbes dan c. Melakukan tracing float untuk
garnierit. Satuan ini oleh Bessho (1994) melokalisir endapan dengan mengikuti
dinamakan Formasi Watileo. alur sungai, metode ini dapat disertai
Gabro (Gb) :Gabro piroksen, gabro hornblende, dengan pengambilan contoh float,
dan gabro olivin tersingkap di daerah komplek sampling stream sediment, dan
batuan ultrabasa. kemungkinan conto air sungai.

44
JURNAL DINTEK . VOL 12 . Nomor 1 Maret 2019. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-889

d. Melakukan analisis petrografi yang penyelidikan yaitu di Wilayah Kecamatan


dilakukan terhadap beberapa conto, Jailolo Timur dan sekitarnya Kabupaten
untuk menentukan tipe atau jenis bahan Halmahera Barat.
galian yang ada. Tahapan Kelima : Konsultasi/Asistensi
2. Aspek non teknis, berkaitan dengan kajian Untuk mendapatkan hasil peta lokasi
yang meliputi skala pengusahaan, keterdapatan endapan bahan galian yang
aksesbilitas dan transportasi, lingkungan dan optimal diminta agar tiap hasil kegiatan di
sebagainya. Orientasi lingkungan sekitar lapangan di konsultasikan / diasistensikan ke
daerah penelitian seperti kondisi lokal yang Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah
meliputi: sosial budaya, kesampaian daerah, Daerah Kabupaten Halmahera Barat.
iklim, tata guna lahan, dan lain-lain, beserta 2.2.Bagan Alir Penyelidikan
aspek legal: perizinan, kepemilikan lahan, Kegiatan penyelidikan dan penyusunan laporan
ganti rugi, dan lain-lain. penelitian ini diharapkan memenuhi target dan
2.1. Tahapan Penyelidikan pencapaian tujuan yang diinginkan, berdasarkan
Secara garis besar tahapan kegiatan alur pikir dengan penjelasannya, yang telah
Inventarisasi Potensi dan Pemetaan Bahan ditentukan sebagaimana tercantum pada
Galian Pasir dan Batuan pada Kecamatan Gambar 4. berikut ini :
Jailolo Timur di Kabupaten Halmahera Barat
dapat disusun sebagai berikut :
Tahapan Pertama:Desk Study (Kajian
Literatur)
Langkah awal dari pekerjaan ini adalah
mengumpulkan informasi tentang lokasi
keterdapatan bahan galian ekonomis di
Kabupaten Halmahera Barat. Pengumpulan
data-data awal, berupa peta geologi regional
(skala 1 : 250.000), peta topografi regional (1 :
250.000 atau lebih besar jika tersedia), laporan-
laporan peneliti terdahulu (kalau ada).
Tahapan Kedua: Survey
Lapangan/Observasi
Dari informasi yang ada selanjutnya dilakukan
observasi/survey lapangan meliputi pendataan
lokasi yang telah ada serta gambaran umum
kondisi geologi daerah dan geologi endapan
untuk menginventarisasi dan melihat kondisi
lapangan secara visual terhadap keberadaan
potensi bahan galian serta menentukan
koordinat lokasi tersebut.
Tahapan Ketiga:Pengambilan Contoh
Endapan Bahan Galian
Uji petik yang dilakukan bisa diambil
contohnya untuk dibawa ke laboratorium Gambar 4. Bagan alir kegiatan penyelidikan
namun pengujian sampel pada kegiatan ini
dapat dilakukan di uji insitu (uji di lapangan) III. HASILDAN PEMBAHASAN
guna menentukan tipe batuan dan bahan galian. Kegiatan pemetaan dan penyelidikan di
Hasil pengujian test sampel (disesuaikan) lapangan utamanya dipusatkan pada daerah
tersebut disampaikan laporannya kepada Kecamatan Jailolo Timur dan sekitarnya yang
Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat. merupakan bagian timur dari kawasan
Tahapan Keempat : Pembuatan Peta Lokasi Kabupaten Halmahera Barat. Penyelidikan
Keterdapatan Endapan Bahan Galian dimulai dari bagian utaranya sebagai batas
Data-data hasil pengukuran wilayah lokasi Kecamatan Jailolo Timur yaitu desa Akelamo
endapan bahan galian dan data hasil test sedangkan di bagian timurnya sebagai batas
laboratorium diplotkan ke dalam peta lokasi Kecamatan Jailolo Timur terletak pada Desa

45
JURNAL DINTEK . VOL 12 . Nomor 1 Maret 2019. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-889

Pasir Putih. Bagian timurnya berbatasan dengan


Teluk Kao sedangkan bagian baratnya
berbatasan dengan Kecamatan Jailolo dan
Kecamatan Jailolo Selatan.Kegiatan
penyelidikan tersebut mencakup pengamatan
terhadap kenampakan-kenampakan morfologi,
pengamatan jenis batuan dan struktur pada
singkapan di sepanjang Jalan Raya Lintas
Halmahera, dan sungai-sungai yang telah
ditelusuri dari Desa Akelamo, Desa Gamsugi,
Desa Tetewang, Desa Bobaneigo, Desa Pasir
Putih dan sekitarnya.
Dalam penyelidikan ini objek-objek utama yang
dikunjungi adalah singkapan – singkapan
batuan pada tebing – tebing di pinggir jalan dan
daerah-daerahsungai. Hal ini dilakukan karena
objek pengamatannya merupakan data primer Gambar 5. Peta Lintasan Pemetaan Geologi Daerah
yang mudah di amati dengan berbagai situasi Jailolo Timur
serta keterdapatannya tersebar dan representatif.
Pengamatan dilakukan mulai dari daerah paling 3.1. Morfologi Daerah Penyelidikan
utara hingga mencapai daerah bagian selatan Secara morfologi daerahini merupakan daerah
dari batas kecamatan Jailolo Timur.Secara perbukitan agak curam hingga curam yang
umum gambaran lintasan kegiatan penyelidikan letaknya berada pada utara daerah penyelidikan
geologi di lapangan pada daerah-daerah serta sebagian di bagian selatan. Daerah dataran
terfokus wilayah Kecamatan Jailolo Timur landai berada pada bagian pingir laut yang
dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini. berada di sebelah timur dan barat dari daerah
Lintasan Geologi dimaksudkan untuk penelitian. Sedangkan perbukitan landai berada
mengetahui kondisi sebaran Litologi batuan pada bagian tengah dari daerah penelitian.
secara umum. Sebagian besar lereng di daerah penelitian
Penyelidikan lapangan menghasilkan sejumlah memiliki kemiringan dengan klasifikasi curam
informasi meliputi pengamatan rona hingga sangat curam (Tabel 2).
geomorfologi atau bentang alam, pengamatan Morfologi sungai tidak terdapat di daerah
batuan dan gejala struktur geologi pada penelitian ini, ditunjukan dengan tidak adanya
singkapan serta pengambilan conto batuan pada kenampakan alur sungai, riil maupun gully
lokasi tertentu. akibat erosi aliran permukaan. Pada daerah
Daerah penyelidikan di Jailolo Timur dataran landai biasanya diisi oleh lithologi
merupakan bagian dari formasi kayasa yang berupa conglomerate sungai, breksi vulkanik
terdiri dari batuan vulkanik asam hingga dan beberapa oleh lapukan–lapukan batuan
intermediet. Batuan – batuan yang terdapat vulkanik. Litologi tuff maupun lapili
pada wilayah ini terdiri dari batuan andesite, kebanyakan mengisi daerah yang memiliki
dacite, dan rhyolit. Selain itu juga terdapat kondisi morfologi perbukitan agak curam.
batuan pyroklastik dan lava dari hasil produk Sedangkan untuk morfologi curam maupun
aktivitas vulkanik purba. sangat curam diisi oleh batuan vulkanik
intermediet sampai asam.

Gambar 6. (a) Foto Daerah Perbukitan Agak Curam,


(b) Foto Daerah Perbukitan Curam

46
JURNAL DINTEK . VOL 12 . Nomor 1 Maret 2019. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-889

Gambar 7. Peta geomorfologi daerah Jailolo Timur

Tabel 2 Distribusi kemiringan lereng (Sumber : PT


ANTAM Tbk, 1996)
Kemiringan (%) Kelas Lereng
0-8 Datar
8 - 15 Landai
15 - 25 Agak Curam
25 - 45 Curam
> 45 Sangat Curam Gambar 8. Peta Geologi Daerah Jailolo Timur

3.2. Geologi Lokal Daerah Penyelidikan 3.2.1. Satuan Batuan Vulkanik Asam–
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan Intermediet
secara stratigrafi daerah Jailolo Timur disusun Satuan batuan ini terdiri dari lava, batuan
oleh batuan yang terdiri dari batuan vulkanik diorite, batuan andesite, dan batuan rhyolit.
asam–intermediet, batuan sedimen, dan Serta terdapat endapan lapili dan tuffa.
endapan aluvial rinciannya secara garis besar Singkapan Lava dijumpai di station pengamatan
ialah : PT-002 di desa Gamsugi. Secara fisik batuan
a. Satuan Batuan Vulkanik Asam – Intermediet terdapat banyak lubang – lubang sebagai akibat
b. Satuan Batuan Sedimen dari pelepasan gas saat pendinginan yang terjadi
c. Endapan Alluvial secara mendadak waktu lava naik ke
Secara umum geologi daerah penelitian permukaan, umumnya bersifat andesitic dan
termasuk dalam formasi kayasa. Dimana basaltik.Dari komposisi mineral lava andesit
formasi tersebut disusun oleh batuan gunung disusun secara dominan oleh mineral
api yang terdiri dari breksi, lava, dan tufa. plagioklas, feldspar, amfibol dan sebagian
Breksi berwarna kelabu tua, kompak, piroksen.
bersusunan basalt dengan masa dasar pasir dan
banyak mengandung piroksen. Lava bersifat
basalt, berwarna kelabu tua, setempat berkekar
melapis. Tufa berwarna putih kekuningan,
kompak, berbutir sedang sampai kasar,
setempat mengandung batuapung, formasi ini
berumur Pliosen.

Gambar 9. Foto singkapan lava andesit pada PT-002

47
JURNAL DINTEK . VOL 12 . Nomor 1 Maret 2019. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-889

3.2.2. Breksi Vulkanik penyelidikan. Batuan Andesite dan Diorite


Batuan ini terutama dijumpai pada bagian alur– dijumpai pada station pengamatan PT-001, PT-
alur sungai di sebelah timur dari daerah 003, PT-007, PT-010, PT-011, PT-012, PT-015
penelitian dijumpai Pada station PT-004, dan dan PT-018. Sedangkan Batuan Rhyolit
PT-006. Secara fisik berwarna abu-abu dijumpai pada station pengamatan PT-005, PT-
kehitaman disusun oleh material runcing yang 008, PT-009 A, PT-009 B, PT-013, dan PT-
terdiri dari pecahan– pecahan yang bersifat 014.
andesitik-asam yang diikat oleh semen yang
terdiri dari batuan vulkanik dan tuffa.

Gambar 13. Foto batuan andesite pada station PT-


015
Gambar 10. Foto breksi vulkanik pada station PT-006

Gambar 11. Foto tuffa pada station PT-017 Gambar 14. Foto bongkah–bongkah batuan diorite
pada station PT-001

Batuan andesite berwarna abu – abu kehitaman,


bertekstur porfiritik afanitik, mineral utamanya
plagioklas, mineral piroksen, dan amfibol. Jenis
batuan ini tahan terhadap hujan, berat jenis 2,3
– 2,7, kuat tekannya 600–2400 kg/cm2.
Batuan diorit, bertekstur fenerik, mengandung
feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah
yang besar dengan tipe sodik yang banyak.
Gambar 12. Foto lapili dan tuffa pada station PT-010 Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak
Tuffa dan Lapili dijumpai pada daerah sebelah ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah
tengah dan sebagian pada bagian timur. Secara sedikit. Harnbledia biasanya lebih banyak dari
fisik memperlihatkan sifat berwarna coklat biotit. Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi
muda hingga abu – abu keputihan, keras, diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada
terkadang bercampur dengan lapili. Singkapan labradorit. Batuan dengan plagioklas yang lebih
ini dijumpai pada station pengamatan PT-010 basa disebut dengan gabro. Jika banyak
dan PT-017. penokris disebut dengan porfir diorit. diorit
3.2.3. Batuan Vulkanik Asam–Intermediet terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan
Batuan vulkanik ini terdiri dari batuan andesite, 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan
diorite yang bersifat intermediet hingga batuan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa,
rhyolit yang bersifat asam. Batuan – batuan ini apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas
tersebar hamper merata di seluruh daerah

48
JURNAL DINTEK . VOL 12 . Nomor 1 Maret 2019. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-889

yang umum adalah diorite hornblende. Warna dari bagian hulu sungai. Endapan alluvium ini
diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan. menempati sebagian daerah DAS dan daerah
tepi pantai.

Gambar 15. Foto batuan rhyolit pada station PT-005


Gambar 17. Foto endapan alluvium pada station PT-
Batuan Rhyolit, berwarna abu – abu cerah – 001
gelap, bertekstur porphyritik, mengandung
quartz, alkaline feldspar dalam jumlah yang 3.3. Sebaran Batuan, Luasan Dan
besar dengan beberapa mineral biotite, Karakteristik Batuan
amphibole, dan sedikit pyroksen. 3.3.1. Sebaran Batuan dan Luasannya
3.2.4. Satuan Batuan Sedimen Penyebaran batuan vulkanik intermediet–asam
Batuan Konglomerate mencakup 91.000.000 m2, yang berada pada
Batuan Konglomerate ini tersebar pada daerah – bagian barat hingga tengah dari daerah
daerah aliran sungai (DAS) biasanya mengisi penyelidikan. Batuan vulkanik ini terdiri dari
pada bagian tepi sungai maupun daerah gosong batuan ekstrusi dan batuan intrusi dangkal yaitu
sungai. Batuan ini berwarna abu–abu andesit, rhyolite dan dacite. Batuan lava
kecoklatan, besar butir dari bongkah hingga dijumpai pada bagian utara timur daerah
pasir sedang, bentuk butir menyudut hingga penyelidikan dengan luasan sekitar 600.000 m2.
membulat tanggung, sortasi sedang, kemas Sedangkan batuan konglomerate dan breksi
terbuka. Fragmen terdiri dari batuan volkanik berada pada tepi–tepi pantai dan daerah DAS
(andesite, diorite), matrik pasir kasar – pasir yang berada di sebelah timur daerah
sedang, dan terisi semen -. Strukture Graded penyelidikan. Batuan tuff dan lapilli berada di
Bedding, Agak Keras. sebelah selatan dan sebagian di sebelah timur.
Luasan dari masing–masing sebaran batuan
sebagaimana terdapat pada Gambar 18. Peta
Sebaran Batuan Daerah Jailolo Timur ini dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Luasan dan Volume dari sebaran batuan
Luasan Tebal Volume
No Batuan
(m2) (m) (m3)
1 Lapukan Batuan 2.890.000 5 14.450.000
Vulkanik
2 Tuff dan Lapilli 3.000.000 7 21.000.000
3 Lava 600.000 3 1.800.000
4 Konglomerate 4.200.000 4 16.800.000
dan Breksi
Gambar 16. Foto batuan konglomerat pada station 5 VulkanikInterme 91.000.000 10 910.000.000
PT-001 diet - Asam

3.2.5. Endapan Alluvial


Endapan alluvium merupakan endapan yang
terbentuk oleh material – material lepas dari
batuan yang telah ada sebelumnya seperti
batuan andesit, diorite, breksi vulkanik dan
batuan sedimen yang terbawa oleh arus sungai

49
JURNAL DINTEK . VOL 12 . Nomor 1 Maret 2019. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-889

kompak, berbutir sedang sampai kasar,


setempat mengandung batuapung. Formasi ini
berumur Pliosen.Litologi yang menyusun
daerah Jailolo Timur disusun oleh batuan yang
terdiri dari batuan vulkanik asam–intermediet,
batuan sedimen, dan endapan Aluvial
rinciannya secara garis besar ialah :
3.4.1. Satuan Batuan Vulkanik Asam–
Intermediet
Satuan ini terdiri dari batuan andesite, diorite,
dan rhyolite. Dimana satuan batuan ini
menempati hamper 75% dari daerah
penyelidikan.Kenampakansingkapannya
sebagian segar, sebagian lapuk, dan sebagian
berupa material – material bongkah batuan.
Dari satuan batuan ini memiliki karakteristik
yang baik untuk dimanfaatkan sebagai bahan
baku galianC.Dimana sifat karakteristiknya
Gambar 18. Peta Sebaran Batuan Daerah Kecamatan ialah :ada memiliki sifat tahan terhadap air,
Jailolo Timur berat jenisnya 2,3–2,7, dan memiliki kuat tekan
berkisar 600–2400 kg/cm2. Dimana batuan
3.3.2. Karakteristik Umum Batuan vulkanik ini dapat dimanfaatkan sebagai
Karakteristik Batuan yang terdapat di daerah pondasi rumah penduduk, batu temple/batu
penyelidikan merupakan batuan vulkanik yang hias, pelapis jalan dan pondasi bangunan
bersifat intermediet sampai asam, dan terdapat berlantai.
batuan gunung api berupa lava, tuff dan lapilli. 3.4.2. Satuan Batuan Sedimen
Serta sebagian batuan sedimen berupa batuan Satuan ini terdapat pada bagian DAS (sungai)
conglomerate. Karakteristik Batuan Vulkanik dan pinggiran pantai. Satuan batuan ini terdiri
yang ada memiliki sifat tahan terhadap air, berat dari conglomerate, yang berwarna abu – abu
jenisnya 2,3–2,7 dan kuat tekannya berkisar hingga abu – abu cerah, memiliki ukuran butir
600–2400 kg/cm2. Dimana batuan vulkanik ini dari bongkah – pasir sedang, terpilah baik,
dapat dimanfaatkan sebagai pondasi rumah, kemas terbuka. Fragmen berupa batuan
batu temple/batu hias, pelapis jalan dan vulkanik, dan matrik berupa batu pasir, agak
pondasi. keras, dan memiliki struktur sedimen massif
Sedangkan batuan lava memiliki kekerasan dan graded bending. Batuan ini dapat
yang agak keras dan mudah lapuk. Batuan Tuff dimanfaatkan matrik pasirnya apabila telah
dan Lapilli memiliki kekerasan rendah hingga dipisahkan/diektraksi dari fragmen dan
sedang. Batuan sedimen yang berupa batuan semennya.
conglomerate memiliki sifat fisik agak 3.4.3. Endapan Alluvial
kerashingga sedang, memiliki matrik dan Endapan alluvium merupakan endapan yang
fragmen berupa bongkah dan batupasir. Dimana terbentuk oleh material – material lepas dari
batuan ini dapat dimanfaatkan batu dan batuan yang telah ada sebelumnya seperti
pasirnya apabila telah diekstraksi atau batuan andesit, diorite, breksi vulkanik dan
dipisahkan. batuan sedimen yang terbawa oleh arus sungai
3.4. Pembahasan dari bagian hulu sungai. Endapan alluvium ini
Secara umum geologi daerah penelitian menempati sebagian daerah DAS dan daerah
termasuk dalam formasi kayasa. Dimana tepi pantai.
formasi tersebut disusun oleh batuan gunung Secara umum morfologi daerah penyelidikan
api yang terdiri dari breksi, lava, dan tufa. dibagi menjadi 4 lahan geomorfologi yaitu :
Breksi berwarna kelabu tua, kompak, Dataran landai, Perbukitan AgakCuram,
bersusunan basalt dengan masa dasar pasir dan Perbukitan Curam, dan Perbukitan Sangat
banyak mengandung piroksen. Lava bersifat Curam. Dataran Landai memiliki kemiringan
basalt, berwarna kelabu tua, setempat berkekar 8–15 % dengan luasan daerah sekitar 10 % dari
melapis. Tufa berwarna putih kekuningan, luasan daerah penyelidikan, terletak pada

50
JURNAL DINTEK . VOL 12 . Nomor 1 Maret 2019. P-ISSN 1979-3855; E ISSN 2508-889

sepanjang pantai timur dan pantai barat. Kabupaten Halmahera Barat dalam hal ini
Perbukitan curam memiliki kemiringan 15–25 Dinas Pertambangan dan Energi yang
% dengan luasan sekitar 15 % dari luasan mengizinkan dan bekerjasama untuk melakukan
daerah Penyelidikan. Perbukitan Curam penelitian ini. Penulis juga menghaturkan
memiliki kemiringan berkisar antara 25–45 % terima kasih kepada semua pihak yang
dengan luasan daerah berkisar 25% dari luasan membantu dan mendukung hingga
daerah penyelidikan. Sedangkan Perbukitan terlaksananya kegiatan ini.
sangat curam memiliki kemiringan lebih dari
45% dengan luasan daerahnya meliputi 50% DAFTAR PUSTAKA
daerah penyelidikan dan diisi oleh litologi BAPPEDA Kabupaten Halmahera Barat, 2012,
vulkanik intermediet hingga asam. Peta Geografis Wilayah Kabupaten
Hamahera Barat dan Batas-Batas
IV.KESIMPULAN DAN SARAN Wilayah Adminitrasi Kecamatan.
Berdasarkan hasil penyelidikan di lapangan dan Bappeda, Jailolo
analisis kondisi aktual diperoleh beberapa BAPPEDA Kabupaten Halmahera Barat, 2012,
kesimpulan sebagai berikut : Buku Laporan RPJM Kabupaten
1. Pada lokasi penyelidikan dijumpai beberapa Hamahera Barat. Bappeda, Jailolo
indikasi potensi bahan galian batuan dan Katili & Tjia HD, 1980,“Geotectonic of
pasir (Golongan C) berupa batuan vulkanik, Indonesia a Modern View”,Department
yang keterdapatanya hampir menyebar of Geology, Bandung Institute of
secara menyeluruh pada daerah Tecnology (ITB), Bandung.
penyelidikan. PT. ANTAM Tbk, Unit Geomin,1996,Peta
2. Batuan Vulkanik ini berupa batuan yang Geologi dan Stratigrafi Umum Pulau
bersifat asam hingga intermediet, sebagian Halmahera.
dijumpai dalam keadaan fresh, dan R. Karim, 2012, Analisis TerpaduStabilitas
sebagian dalam keadaan lapuk. Lubang Bukaan Stope DanBackfill Pada
3. Batuan ini terdapat pada morfologi Penambangan Emas Bawah Tanah
perbukitan curam hingga sangat curam di Metode Long Hole Stope Dan Underhand
karenakan keadaan karakteristik batuannya Cut And Fill Di Site KencanaPT. Nusa
yang sangat baik. Halmahera Minerals Gosowong-
4. Karakteristik batuan tersebut antara lain Halmahera”. Tesis Program Magister
ialah: memiliki sifat tahan terhadap air, Rekayasa Pertambangan ITB, Bandung.
berat jenisnya 2,3–2,7 dan memiliki kuat R. Karim, B. Sulistianto, G.M Simangungsong,
tekan berkisar 600–2400 kg/cm2, dimana A.Lopulalan, 2012,Stability Analysis of
batuan vulkanik ini dapat dimanfaatkan Paste Fill as Stope Wall Using Analytical
sebagai pondasi rumah, batu temple/batu Method and Numerical Modeling in The
hias, pelapis jalan dan pondasi, serta untuk Kencana Underground Gold Mining
bahan bangunan lainnya. With Long Hole Stope Method, 18-19
Dari hasil penyelidikan disarankan sebagai September2012, International
rekomendasi kepada pemerintah daerah Symposium On Earth Science and
Kabupaten Halmahera Barat untuk mengelola Technology Proceedings– CINEST,
potensi batuan ini bila ada investor yang mau Bandung–Indonesia, Paper Code: PO 10,
menanamkan modalnya, hal ini dapat dilakukan pp. 583 –590
untuk memberikan pemasukan berupa pajak Sukandarrumidi, 1999,“Bahan Galian
dan retribusi kepada pemerintah daerah.Karena Industry” Cetakan Pertama, Gadjah
batuan vulkanik ini dapat dimanfaatkan sebagai Mada University Press, Yogyakarta.
material bangunan seperti pondasi rumah, batu Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology of
temple / batu hias, dasar pondasi jalan, untuk Indonesia.Vol. IA, 1st Edition.
perkerasan jalan bahkan sebagai material
campuran jalan aspal.

V. UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak Pemerintah Daerah

51

You might also like