You are on page 1of 13

ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No.

2 │Oktober 2018

STUDI GEOLOGIKARST SEBAGAI KAWASAN LINDUNG


GEOLOGI DI KABUPATEN MUNA DAN KABUPATEN MUNA
BARAT
Winarno 1), Muh Tufaila Hemon2), La Ode Ngkomani3)
1)
Program Studi Perencanaan Wilayah Pascasarjana UHO
2)
Fakultas Pertanian UHO
3)
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian UHO

ABSTACT
Geological Study of Karst as Geological Protected Area in Muna and west of Muna Regency (Su-
pervised by Muh Tufaila Hemon, as Supervisor and La Ode Ngkoimani, as Co-Supervisor). Muna
and West of Muna Regency had unique karst potential as a geological protected area scattered in
the Muna Island karst area. The importance of placement Geological protected areas in Muna Re-
gency and West Muna Regency are caused by land use in karst areas that had the potential to dis-
rupt sustainability karst and rules for the placement of protected areas in spatial structuring. This
research was conducted to (1) identify and describe the geological condition of karst in Muna and
West of Muna Regency (2) Describe the components of the region and the level of karst density as
a consideration for determining geological protected area in Muna and West of Muna regency (3)
Describe the formulation of the karst area in spatial structuring in Muna and West of Muna Regen-
cy. This research was conducted with did of geological studied and created a grid with an area of 1
km x 1 km in the study area in Muna and West of Muna Regency and quantifying karst component
on each grid to obtain level of Karst as a reference in determining geological protected areas. The
results showed that the area had karst resources such as karst hills, pond (lake), Dolina and Uvala,
permanent springs, karst cave (dry and wet) and groundwater potential. Analysis of karst density
in the study area showed that the level of karst in the researching area was in the Level III category
so that this area need to be regulated as local protection in Muna and West of Muna Regency

ABSTRAK
Studi Geologi Karst Sebagai Kawasan Lindung Geologi Di Kabupaten Muna Dan Kabupaten Mu-
na Barat (Dibimbing oleh Muh Tufaila Hemon, sebagai Pembimbing I dan La Ode Ngkoimani,
Sebagai Pembimbing II ) Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat memiliki keunikan karst
yang berpotensi sebagai kawasan lindung geologi tersebar di Kawasan karst Pulau Muna. Pent-
ingnya penempatan Kawasan lindung geologi di Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat
disebabkan oleh pemanfaatan lahan pada kawasan karst yang berpotensi mengganggu kelesatarian
karst dan aturan penempatan kawasan lindung dalam penataan ruang Penelitian ini dilakukan un-
tuk (1) Mengidentifikasi dan mendeskripsikan kondisi geologi karst di Kabupaten Muna Kabupat-
en Muna Barat (2) Mendeskripsikan komponen kawasan dan tingkat kerapatan karst sebagai per-
timbangan penentuan kawasan lindung geologi di Kabupaten Muna Kabupaten Muna Barat (3)
Menggambarkan rumusan pengembangan kawasan karst dalam penataan ruang di Kabupaten Mu-
na Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi geologi dan membuat
grid dengan luasan 1 km x 1 km pada wilayah penelitian di Kabuapen Muna dan Kabuapen Muna
Barat serta mengkuatifikasi komponen karst pada setiap grid untuk mendapatkan kelas karst se-
bagai acuan dalam penentuan kawasan lindung geologi.Hasil penelitian menunjukan bahwa wila-

1
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

yah penelitian memiliki sumberdaya karst berupa bukit karst, telaga (danau), dolina dan uvala,
mata air permanen, gua karst (kering dan berair) serta potensi air tanah. Analisis kerapatan karst
wilayah penelitian menunjukan bahwa kelas karst pada wilayah penelitian berada pada kategori
kelas III sehingga kawasan ini perlu diatur sebagai perlindungan lokal dan setempat di Kabupaten
Muna Dan Kabuapten Muna Barat

2
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

PENDAHULUAN Propinsi Sulawesi Tenggara bahwa ditepi


Latar Belakang Timur Pulau Muna yang memuat beberapa
Kawasan karst merupakan sum- kecamatan direncanakan sebagai kawasan
berdaya alam non hayati yang tidak dapat strategis untuk industri di Kabupaten Muna.
diperbaharui karena proses pelarutan dan Rencana Peruntukan dan penempatan ruang
pembentukannya membutuhkan waktu ribu- ini juga mengganggu kawasan lindung yang
an tahun bahkan jutaan tahun. Karakteristik dikeluarkan oleh Peraturan Mentri Kehutanan
khas yang ada pada kawasan karst adalah Republik Indonesia No P.62/Menhut-II/2013
salah satu penciri proses geologi yang bekerja tentang pengukuhan kawasan hutan.
pada kawasan karst. Kawasan karst yang Kawasan karst diatur dalam pena-
memiliki bentang alam unik ini diakibatkan taan ruang nasional karena keunikan bentang
oleh proses karstifikasi yaitu suatu proses alamnya. Fungsi kawasan karst ini telah ter-
pembentukan bentang lahan karst yang dapat dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang
disebabkan oleh proses pelarutan. Akibat fungsi lindung. Undang-undang ini diperjelas
proses karstifikasi tersebut, dapat meng- oleh Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
hasilkan bentang alam karst yang berbeda 2008 tentang RTRWN yang menegaskan
beda pada setiap daerah yang berpotensi bahwa adanya ruang fungsi lindung dan
karst. fungsi budidaya pada setiap penataan ruang.
Kawasan karst nusantara cukup luas lingkungan sekaligus memanfaatkan potensi
yang tersebar pada beberapa kepulauan besar sumberdaya alam (Muta’ali, 2012).
hingga kecil di Indonesia. Kabupaten Muna Keputusan Menteri Energi dan Sum-
merupakan salah satu kawasan potensi karst berdaya Mineral Nomor
yang didukung oleh batu gamping yang me- 1456.K/20/MEM/2000 tentang pedoman
nyusun pulau tesebut. Hal ini dapat terlihat pengelolaan kawasan karst yang bersifat
pada tebing tebing batu gamping di sepanjang operasional, mengklasifikasikan kelas-kelas
pantai timur Pulau Muna. Keberadan batu karst sebagai kawasan lindung yang hasilnya
gamping Pulau Muna juga diketahui setelah menyatakan bahwa kawasan karst kelas I
beberapa peneliti karst Indonesia melakukan merupakan kawasan lindung sumberdaya
pengkasifikasian nilai strategis kawasan karst alam yang penetapannya mengikuti peraturan
yang hasilnya yaitu beberapa objek dalam perundang-undangan yang berlaku. Kawasan
kawasan karst Pulau Muna memiliki nilai lindung geologi didefinisikan sebagai kawa-
dalam aspek Pariwisata (Samudra, 2001). san yang fungsi utamanya melindungi ling-
Keunikan karst yang sebagian besar se- kungan geologi dari dampak kegiatan manu-
bagai objek pariwisata juga berfungsi sebagai sia atau pembangunan dan kawasan yang
sarana kepentingan sosial pada masyarakat melindungi hasil pembangunan dari ancaman
muna. Beberapa komponen seperti mata air bencana geologi.
yang muncul dari mulut goa dijadikan se- Peraturan perlindungan kawasan karst
bagai tempat untuk memenuhi kebutuhan air dan kriteria kelas karst sebagai kawasan lin-
oleh masyarakat. dung geologi menjadi tolak ukur dalam
Aktifitas masyarakat yang dilakukan se- menentukan kawasan lindung geologi Pulau
bagai bentuk tradisi dan kearifan lokal dipan- Muna. Oleh sebab itu peneliti mengkaji aspek
dang sebagai salah satu akibat dari kerusakan geologi karst muna yang didasarkan pada
komponen karst yang di Pulau Muna. Sistem kondisi geologi dan kerapatan karst sebagai
pertanian berpindah-pindah dan pemanfaatan pertimbangan penentuan kawasan lindung
ruang sebagai lahan pertanian pada morfologi geologi di Kabupaten Muna dan dengan
karst merupakan salah satu penyebab dari judul tesis “ Studi Geologi Karst Sebagai
kerusakan lahan karst. Sementara itu Kawasan Lindung Geologi Di Kabupaten
penggunaan stalagtit dan stalagmite sebagai Muna dan Kabupaten Muna Barat. Penelitian
batu nisan dan kepentingan lainnya dalam ini dispesifikkan pada aspek geologi kawasan
kearifan lokal masyarakat muna akan memicu karst yang menjadi dasar penentuan batas
hilangnya keunikan pada goa-goa karst di kawasan lindung geologi. Dengan adanya
Pulau Muna (Musawari, 2014) batas kawasan lindung geologi pada aspek
Dalam Rencana Tata Ruang Propinsi geologi karst diharapkan adanya penataan
Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2034 yang ruang yang bisa memperhatikan fungsi lin-
tertuang pada peta rencana kawasan strategis

3
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

dung dan fungsi budidaya yang dapat Dari citra SRTM Kawasan tersebut terletak
memberikan manfaat pada pembangunan. pada topografi yang memiliki ketinggian an-
tara 25 sampai 150m dpl. Lokasi penelitian
Rumusan Masalah dideliniasi pada beda tinggi dari citra SRTM
Berdasarkan uraian latar belakang terse- dengat batas-batas 4047’00” LS-509’30” LS
but diatas maka masalah yang di teliti adalah dan 122030’00”BT-122045’30”BT.
sebagai berikut:
1) Bagaimana kondisi geologi karst yang
menggambarkan keragaman geologi di
Metode Pengambilan Data
Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Pengambilan data dalam penelitian ini
meliputi pengambilan data kondisi geologi
Barat ?
2) Bagaimana gambaran komponen kawasan dan pengambilan data kondisi karst di wila-
yah penelitian. Pengambilan data tersebut
dan tingkat kerapatan karst sebagai per-
timbangan penentuan kawasan lindung dilakukan dengan metode survey dengan
melakukan pengamatan di lapangan yakni
geologi di Kabupaten Muna dan Kabupat-
en Muna Barat ? deskripsi kondisi geologi dan kerapatan kom-
ponen karst di wilayah penelitian. Identifkasi
3) Bagaimana rumusan pengembangan ka-
wasan karst dalam penataan ruang di Ka- kondisi geologi dilakukan mengamati ge-
omorfologi, struktur geologi dan kondisi
bupaten Muna dan Kabupaten Muna Bar-
at ? stratigrafi (Asikin, 2012) dengan unsur
pengamatan sebagai berikut :
Penelitian Terdahulu a) Geomorfologi ; pengamatan relief, bentuk
Beynen et al 2012 melalui jurnal yang lereng, tingkat pelapukan dan erosi, kon-
berjudul “A Sustainability Index For Karst disi soil, sungai, dan genetic
Environments” menjelaskan bahwa perlunya b) Struktur ; pengukuran kekar pada batuan
keberlanjutan karts. Peningkatan keberlanju- c) Stratigrafi ; unsur litologi meliputi jenis
tan karst dilakukan dengan melindungi karst batuan dan penyebarannya.
dari berbagai macam ancaman fisik ling-
kungan dan ancaman manusia. Hal hal yang Analisis Data Kondisi Geologi Karst
Analisis data kondisi geologi
perlu dicanangkan antara lain yaitu dengan
melakukan penggunaan lahan pada karst yang mengacu pada tata cara pemetaan geologi
lapangan (Asikin, 2012) yang meliputi :
selalu menjaga fungsi ekosistem karst. Hasil
dari jurnal ini mengisyaratkan bahwa adanya a) Geomorfologi yaitu mencangkup kondisi
geomorfologi daerah penelitian yaitu mor-
beberapa perlakuan pada karst yang orienta-
sinya sebagai keberlanjutan karst. fografi, morfometri dan morfogenesa ben-
tang alam yang didasarkan pada kenam-
Maggio et al., (2011) memperhatikan
beberapa keunikan pada karst dalam pakan morfologi lapangan.
b) Struktur geologi, yaitu kondisi struktur
penelitian yang berjudul “Karst of Sicily and
its conservation“ menjelaskan bahwa keu- geologi yang berkembang pada wilayah
penelitian yaitu berupa kekar, sesar dan
nikan area karst gypsum dan evaporate di
Sisilia disebabkan oleh ketebalan dan suksesi lipatan yang terbentuk akibat proses ge-
ologi.
lapisan sehingga membentuk fitur unik di
cekungan Mediterania. Keunikan tersebut c) Stratigrafi, yakni unsur-unsur litologi
yang meliputi jenis batuan dan per-
direkomendasikan oleh beberapa pegiat ling-
kungan sebagai area bentukan cagar alam lapisannya
atau evaporit geopark sebagai kawasan yang Kondisi geologi dihasilkan dalam bentuk
dilindungi dan perlunya konservasi kawa- peta dengan bantuan software Ar-Gis.
san. Dengan analisis spasial pada GIS akan
dihasilkan Peta geomorfologi, dan Peta Ge-
METODE PENELITIAN ologi sebagai pendukung dari analisis data
Waktu Dan Tempat Penelitian lapangan.
Lokasi Penelitian ini berada pada kawa-
san karst Pulau Muna. Kawasan karst Pulau HASIL PENELITIAN DAN
Muna terletak pada formasi wapulaka yang PEMBAHASAN
hampir sepenuhnya menyusun pulau Muna.

4
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

Geomorfologi Sungai
Dari analisis morfometri, wilayah Aliran sungai diwilayah penelitian
penelitian memiliki sudut lereng berkisar didapatkan pada kecamatan Lohia, Parigi dan
anatara 0 hingga 71,69 % dan berada pada kecamatan Duruka. Aliran sungai di
ketinggian 25 hingga 285 mdpl yang tersebar Kecamatan Lohia dan dan Duruka merupakan
pada beberapa kecamatan dalam wilayah aliran beberapa gully erosi menyatu dengan
penelitian. Beberapa kecamatan dalam wila- membentuk pola aliran dendritik mengarah
yah penelitian memiliki topografi ketinggian Timur Laut menuju selat Buton.
dengan deskripsi sebagai berikut: Debit air relatif konstan sepanjang
tahun yaitu 0,334m3/ detik atau sekitar
Tabel 1. Topografi wilayah Penelitian 334liter/ detik sehingga sungai ini
Ketinggian merupakan sungai permanen. Mata air
No Kabupaten Kecamatan Absolut
(Mdpl)
berasal dari rongga batu gamping yang
mencirikan adanya aliran bawah permukaan,
Duruka 90-140
suatu ciri bentuk kawasan karst. Sedangkan
Watopute 110-160 di Kecamatan Parigi pola aliran membentuk
1 Muna Katobu 90-110 aliran dendritic dari beberapa sumber mataair
Tongkuno 5 -285 dengan arah aliran Barat Laut wilayah
Lohia 5-200
penelitian.
Kontunaga 90-230
Lawa 105-235
Parigi 90-120
Aspek Genetik
Muna Wilayah penelitian merupakan bentang
2 Barangka 105-235
Barat alamkarst yang diakibatkan oleh proses
Kontukowuna 90-110
kimia dari pelarutan pada batuan. Ciri
Kabawo 130-220
morfologi karst lain yang dijumpai diwilayah
penelitian yaitu adanya kubah/menara karst
Relief yang dominan pada serta telaga, goa dolina,
dan mata air yang berada di tepi Timur
Dari pengamatan morfologi, relief wilayah penelitian.
wilayah penelitian merupakan area pedataran
hingga perbukitan rendah. Perbukitan ini Kubah dan Menara Karst
dicirikan oleh bukit-bukit karst dalam bentuk Menara dan kubah karst merupakan ciri
menara dan kubah karst. Bukit-bukit karst morfologi karast yang banyak dijumpai di
mendominasi seluruh kecamatan pada wila- wilayah penelitian.Morfologi ini tersebar luas
yah penelitian yang diantarai oleh pedataran diseluruh wilayah penelitian dan beberapa
dan lembah karst. lerengnya berbentuk tebing. Kubah karst
didaerah kabupaten Muna yang didapatkan di
Pelapukan dan erosi
Wilayah penelitian merupakan dominasi
Wilayah penelitian merupakan daerah
beberapa kubah yang berada pada puncak
yang dipengaruhi oleh pelapukan kimiawi
bukit karst, sementara kubah karst yang
yakni pelarutan batuan akibat keasaman hu-
berpisah satu sama lain dijumpai pada jumlah
jan.Pelapukan terjadi pada skala rendah hing-
yang sedikit.
ga sedang yang ditandai dengan tutupan veg-
etasi hasil pelapukan.Sedangkan erosi diaki-
batkan oleh aliran-aliran yang bekerja secara
vertical hingga horizontal. Tipe erosi yang
dijumpai antara lain adalah gully erosion
hingga riil erosi.

Soil
Gambar 1 Kegekarst yang terdapat di Kecamatan Tongkuno wilayah
Kondisi tanah diwilayah penelitian penelitian ( N 1100 E), Koordinat : E 1220 41’ 29,27’’, S -40 55’
merupakan tanah residu yang berwarna me- 40,43’’

rah yang merupakan material hasil pelapukan


batuan. Tanah ini memiliki ketebalan yang Menara karst banyak ditemukan di
bervariasi sesuai dengan kondisi topografi. Kecamatan Kontunaga dan Kecamatan
Tongkuno. Menara karst di Kecamatan

5
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

Kontunaga tersusun polygonal hingga dan


tersebar disisi timur Kecamatan kontunaga
hingga Kecamatan Lohia. Menara karst ini
merupakan sisa pelarutan batugamping yang
berdiri membentuk menara yang tingginya
mencapai 10 hingga 15 meter dari permukaan
lembah karst.

Gambar 4 Danau Randano Ghaghe merupakan dolina yang terisi air


terdapat di Kecamatan Tongkuno (Koordinat ; E 1220 45’
16,57’’ , S -40 53’ 56,87’’ N 900E)

Proses pelarutan batugamping mem-


bentuk cekungan khas yang sebagian
diantaranya terisi oleh air. Beberapa dolina di
wilayah penelitian berada dekat dengan laut
sehingga akibattopografi dan sifat
batugamping yang memiliki porositas dan
Gambar 2. Trumkarst yang terdapat di Kecamatan Kontunaga wilayah
rongga mengakibatkan cekungan-cekungan
penelitian (N 90 0 E), Koordinat : E 1220 42’ 10,43’’S- 40 54’ (dolina dan uvala) tersebut terisi oleh air
24,24’’
laut. Oleh sebab itu beberapa dolina dan
Telaga (Dolina/Uvala) uvala di Kabupaten Muna dapat disebut
Salah satu ciri morfologi yang ber- dengan Telaga (danau) karst.
kembang pada kawasan karst adalah adanya
sinkhole atau depresi yang berukuran besar Goa
maupun kecil. Di Wilayah Penelitian daerah Goa merupakan salah satu bentuk morfologi
Kabupaten Muna terdapat ciri morfologi yang endokarst yang berkembang di daerah karst.
disebut dolina dan Uvala.Beberapa dolina
dan uvala dikawasan karst wilayah penelitian
terdapat disisi bagian timur wilayah
penelitian. Morfologi ini berkembang
sepanjang sisi Timur Pulau Muna (bagian
Timur wilayah penelitian) dari sisi Utara
Kecamatan Lohia hingga ujungSelatan
Kecamatan Tongkuno.

Gambar 3. Uvala di Kecamatan Lohia (Koordinat; E 1220 45’


16,57’’S -40 53’ 56,87’’ N 100E) Gambar 5 Goa berair di Kecamatan Lohia (Koordinat, 122045’ 06,1’’ , S -
40 55’ 30,3’’) dan goa kering di Kecamatan Tongkuno diwilayah
penelitian ( Koordinat 1220 32’ 08,6’’ , S -50 01’ 57,8’’)

Wilayah penelitian terdapat goa yang


juga beanyak ditemukan di sisi Timur wila-
yah penelitian.Beberapa goa kering terdapat
di Kecamatan Kontunaga dan goa lainnya
merupakan goa berair yang tersebar di
Kecamatan Lohia.Dilihat dari topografi goa

6
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

kering terdapat dibeberapa bukit karst.Goa ini jukan adanya blok dan garis-garis retak
terbentuk oleh aktifitas kimiawi sehingga pada batu gamping yakni Kekar
beberapa stalagmite dan stalaktit banyak
didapatkan pada goa ini.Goa berair di wila-
yah penelitian merupakangoa yang hampir
sejajar dengan muka air laut.Mulut goa yang
lebar berkembang akibat pelarutan dan
jatuhnya dinding goa.

Gambar 7 Struktur kekar pada gamping berupa garis di Kecamatan


Lohia,1220 42’ 09,55’’ , S -40 53’ 52,60’’N 2800 E ( Winarno,
Mata Air 2015)
Mata air karst diwilayah penelitian
merupakan mata air permanen terdapat di Struktur geologi lain yang ditemukan
Kecamatan Lohia dan Kecamatan Parigi. pada wilayah penelitian yaitu adanya indikasi
Beberapa mata air di Kecamatan Lohia men- gaya tektonik yang bekerja pada lapisan ba-
galir berarah timur laut sedangkan di Keca- tuan. Struktur lipatan pada lapisan batugamp-
matan Parigi Mata air karst mengalir berarah ing ditemukan di Kecamatan Lohia. Lipatan
Barat. Mata air ini merupakan aliran bawah ini berukuran kecil dengan sumbu lipat
tanah yang muncul pada lereng bukit pada berukuran meter. Lipatan ini berada dekat
topografi dengan garis kontur berkisar 25 dengan selat buton yang mana merupakan
mdpl. lokasi proses tektonik Muna- Buton bekerja.
Stratigrafi Wilayah Penelitian
Penentuan stratigrafi wilayah penelitian
ini pada umumnya untuk mengetahui ke-
lompok, formasi, dan anggota batuan yang
terdapat di wilayah penelitian yaitu Kabu-
paten Muna. Pengetahuan formasi, anggota
dan jenis batuan yang ada pada wilayah
penelitian juga memmbatu dalam mengetaui
Gambar 6. Mata air yang terdapat di Kecamatan Lohia (Koordinat ;122045’ ciri-ciri karst di Kabupaten Muna.Untuk
06,1’’ , S -40 04’ 39,5’’ ) dan Kecamatan Parigi (Koordinat;
122030’ 25,4’’ , S -40 55’ 30,3’’) mengetahui itu, pada penelitian ini dilakukan
pengamatan dan peng-elompokan terhadap
Struktur Geologi
batuan berdasarkan ciri-ciri fisik secara
Struktur geologi memperlihatkan
megaskopis, petrografi dan mikropaleontolo-
ciri-ciri aktifitas atau gejala tektonik disuatu
gi.
daerah.Gejala tersebut dapat dilihat pada
Dari pengamatan lapangan yang dil-
adanya kekar, sesar ataupun lipatan pada
akukan dengan bentuk pemetaan batuan
formasi batuan. Pada wilayah penelitian,
secara acak dengan mengamati 38 titik dalam
gejala tektonik minim ditemukan.Struktur
luasan wilayah penelitian, didapatkan bahwa
kekar nampak di Sisi Timur Kecamatan
umumnya wilayah penelitian tersusun atas
Kontunaga berbatasan langsung dengan
batuan yang terdiri dari satuan batu gamping.
Kecamatan Lohia dan Lipatan minor yang
Satuan batuan ini di golongkan berdasarkan
berada pada kecamatan Lohia.
litostratigrafi tidak resmi yang bersendikan
Kekar (joint) adalah rekahan sepanjang
pada ciri litologi, dominasi dan kesamaan
permukaan batuan dimana tidak atau men-
gejala geologi yang diamati di lapangan.
galami pergeseran yang sangat kecil sepan-
Hasil pengamatan menunjukan bahwa
jang rekahan tersebut. Dari segi tektonik,
jenis batuan di wilayah penelitian adalah
penentuan struktur kekar juga merupakan
satuan batu gamping. Penamaan satuan
suatu hal yang penting untuk menentukan
gamping berdasarkan pada ciri litologi yang
gaya yang bekerja pada wilayah penelitian
dijumpai di lapangan, sifat fisik batuan,
ini. Struktur Kekar (joint)pada batu gamping
komposisi mineral baik secara megaskopis
di temui Di sisi Timur Kecamatan Kontuna-
maupun mikroskopis, serta dominasi batuan
gayang berbatasan langsung dengan Kecama-
yang dijumpai dilapangan, yang umumnya
tan Lohia. Pada titik pengamatan ini menun-

7
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

memperlihatkan bahwa material penyusun faktor utama peembentukan Kawasan


pada wilayah ini adalah Gamping. Karst. Pada lokasi dengan titik ketinggian
di atas 150 Mdpl kedudukan batuan tid-
1) Dasar Penamaan
ak memperlihatkan lapisan yang jelas.
Penamaan batuan ini mengacu pada
Tetapi pada titik titik tertentu yang be-
klasifikasi Dunham 1962 tentang pena-
rada dibagian Timur wilayah penelitian
maan batuan karbonat berdasarkan kan-
yang cenderum lebih rendah memiliki
dungan mineral dan ukuran butirnya, serta
kedudukan berlapis.
didasarkan pada ciri-ciri litologi secara
megaskopis, petrografi dan mikropaleon-
tologi. Secara pertografi dapat dilihat
langsung komposisi mineralnya dan
secara mikropaleontologi diperhatikan
kandungan fosil didalam batuan ini.

2) Luas Dan Penyebaran.


Batugamping tersebar luas di se-
luruh kecamatan pada wilayah penelitian.
Penyebarannya mendominasi wilayah Gambar 9 Foto sayatan tipis Batugamping yang memperlihatkan Calsit
penelitian secara lateral batugamping ini (CaCO3),Butiran sebagai masa dasar, lempung, Unsur Fe dan
kandungan foraminifera (Winarno, 2015)
umumnya menyerupai terumbu, dan dibe-
berapa tempat ditemukan struktur ber- Berdasarkan kenampakan mikroskopis
lapis. Beberapa singkapannya membentuk batuan yang ada pada wilayah penelitian
bukit akibat proses karstifikasi yang pada mikroskop polarisasi dengan pem-
merupakan sebagian ciri dari bentuk mor- besaran objektif dan okuler masing-masing
fologi wilayah penelitian 4x dan 10x pada sayatan tipis, batuan ini
mem-perlihatkan warna pada nikol silang
yaitu kuning kecoklatan, tekstur klastik, ter-
susun oleh komposisi mineral kalsit (Ca-
CO3). Mineral ini berukuran sebesar 5mm-
8mm dengan warna absorsi tinggi, ple-
okrisme monokroid, intensitas dan relief
tingggi, memiliki belahan sempurna dua arah
dan pecahan yang tidak rata. Kandungan lain
Gambar 8. .Singkapan Batugamping di Kecamatan Kontunaga (Koordinat;
dari batuan ini yaitu unsur Fe (Oksida Besi)
E 1220 40’ 41,0’’ , S -40 52’ 13,3’’, N 2700 ,N 3500 E)dan dan fosil foraminifera.
Kecamatan Watopute (Koordinat; E 1220 40’ 01,6’’S -40 49’
19,6’’, N 450 E)

3) Ciri Litologi
Secara Megaskopis ciri-ciri yang
dapat diamati adalah berwarna segar Putih
kekuningan hingga putih. Struktur ber-
lapis, Memiliki tekstur klastik yang si-
fatnya afanitik, dengan ukuran butir pasir
sedang sekitar 1/2 sampai 1/4 mm. Buti- Gambar 10 Foto sayatan tipis Batugamping yang memperlihatkan Calsit
ran yang angular hingga subangular kasar (CaCO3),Butiran sebagai masa dasar, lempung, dan kan-
dungan foraminifera Bentonik (Winarno, 2015)
dan berporositas tinggi. Komposisi min- Pada 9 gambar foto sayatan diatas terlihat
eral penyusunnya adalah kalsit (CaCO3),. bahwa batuan ini di dominasi oleh butiran.
Nama batuan adalah Batugamping ( Dun- Mengandung fosil foraminifera genus Legena
ham, 1962 ) (hidup dikala Miosen ) pada kolom 5H,
Ciri lain yang menjadi ciri utama batu lempung (Mud) pada kolom 2G, unsur Fe
gamping yang berada di wilayah (oksida besi) pada kolom 6I serta kandugan
penelitian Kecamatan Lohia adalah per- mineral yang nampak adalah kalsit masing-
mukaan batuan yang memiliki pori yang masing pada kolom 2C, 3D dan 4E. Dengan
di akibatkan oleh proses kimiawi yaitu hasil deskripsi pada sayatan yang nampak
proses pelarutan yang menjadi salah satu pada gambar ,nama batuan pada sayatan ini

8
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

adalahjenis batugamping Grainstone (Dun-


ham,1962 )

Kerapatan Komponen Karst


Wilayah penelitian yaitu daerah yang
memiliki ciri-ciri adanya komponen karst,
baik dalam eksokarst maupun komponen
endokarst. Beberapa komponen eksokarst
yang terdapat pada wilayah penelitian antara
lain adalah bukit karst, Telaga/danau serta
uvala/dolina. Komponen endokarst yang ter-
sebar diwilayah penelitian antara lain adalah
mata air permanen, goa berair, goa kering dan
Ket.
potensi air tanah. Dari kondisi hidrogeologi
dan cekungan air tanah, wilayah penelitian Grid 1 km X 1 km
memilki potensi penyimpanan air tanah yang
cukup yang disebabkan oleh letaknya pada
akuifer dengan produktifitas sedang yaitu
Gambar 11 pembagian Grid kerapatan komponen karst dengan jarak 1km
aliran tanah terbatas pada zona celahan reka- X 1km pada wilayah penelitian
han dan saluran pelarutan debit sumur dan Sesuai dengan tahapan penentuan ke-
mata air beragam dalam kisaran yang besar rapatan karst dengan mengkuantifikasi kom-
Kabupaten Muna terletak pada akuifer ponen karst dalam tiap grid dalam luasan
dengan produktifitas sedang yaitu aliran wilayah penelitian, didapatkan untuk skor
tanah terbatas pada zona celahan rekahan dan dalam salah satu grid pada wilayah penelitian
saluran pelarutan debit sumur dan mata air adalah pada Kerapatan karst salah satu grid
beragam dalam kisaran yang besar. sebagai berikut.

Kawasan dan Kelas Karst Tabel 5. Penentuan skor kawasan karst dalam grid wilayah
penelitian
Wilayah penelitian merupakan daerah Komponen
Jumlah Nilai Bobot NxB
bagian dari Pulau Muna yang tersusun atas karst
formasi wapulaka. Dari hasil pengamatan dan
analisis didapatkan bahwa lokasi penelitian Bentang alam
6 2 10 20
bukit khas
tersusun atas batugamping.Keterdapatan dan
penyebaran komponen eksokarst dan endo- Telaga - 1 5 5
karst pada wilayah penelitian mengindikasi-
kan bahwa wilayah penelitian termasuk ka- Dolina, Uvala
- 1 1 1
wasan karst.Kerapatan komponen karst Polje
merupakan metode pengklasifikasian kelas
Mata air
karst dengan melakukan penentuan skor pada Permanen
- 1 10 10
semua komponen untuk mendapatkan kelas
karst.Kerapatan komponen karst dihasilkan Goa berair - 1 7 7
dari kuantifikasi pada setiap grid 1 X 1km
pada wilayah penelitian. Adapapun pembagi- Mata air
- 1 5 5
musiman
an grid tersebut dipaparkan seperti pada
gambar 11 berikut Goa kering - 1 3 3

Potensi air
2 6 12
tanah

SKOR 63

Tingkat kerapatan karst pada grid


C15memiliki skor 63. Kerapatan karst juga
diketahui pada skor beberapa grid yang lain
berkisar antara nilai antara 53 sampai dengan

9
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

63. Dengan demikian kelas karst pada kawa- dan telaga serta situs paleoan tropologi dan
san iniadalah termasuk pada kawasan kate- arkeologi
gori kelas III.
Dalam keputusan Menteri Energi dan Kawasan Kegelkarst dan Trumkarst
Sumberdaya Mineral Nomor Kegelkarst dan Trumkarst merupakan
1456.K/20/MEM/2000 tentang pedoman kawasan keunikan bentang alam tentang
pengelolaan kawasan karst , terdapat 3 (Tiga) cagar alam geologi pada kawasan lindung
kelas kawasan karst sebagai acuan penataan geologi yang diatur pada Peraturan
ruang pada daerah karst. Penentuan kelas Pemerintah No. 26 Tahun 2008 Pasal 52.
kawasan dengan kerapatan karst ini cara ada- Kegelkarst dan Trumkarst merupakan bagian
lah untuk mendapatkan kelas karst yakni : a) dari morfologi yang menggambarkan bentuk
kawasan karst kelas I, yaitu kawasan dengan bukit pada kawasan karst.Kegelkarstatau ku-
jumlah skor antara 113 hingga 114; b) bahkarst merupakan bentuklahan yang
kawasan karts kelas II, kawasan karst dengan ditandai oleh kumpulan bukit kecil berbentuk
jumlah skor antara 80 hingga 112; c) kerucut yang sambung-menyambung. Sela
kawasan karst kelas III yaitu kawasan dengan antara bukit kerucut membentuk cekungan
skor antara 48 hingga 79. dengan bentuk seperti bintang. Sedangkan
menara karst atau trumkarst merupakan tipe
bentuklahan karst yang dicirikan oleh bukit
Kawasan Lindung Geologi tinggi dengan lereng terjal biasanya
Kawasan lindung geologi adalah kawa- ditemukan dalam kelompok yang dipisahkan
san yang memiliki fungsi utama melindungi satu sama lain oleh sungai atau lembah
lingkungan geologi dan atau melindungi karst.Kegelkarst dan Trumkarst pada wilayah
lingkungan dari kejadian bencana geologi. penelitian banyak ditemukan di Kecamatan
Lingkungan geologi didefinisikan sebagai Kontunaga dan Kecamatan Tongkuno. Mor-
ruang terbentuknya bumi yang menyangkut fologi ini dapat diusulkan sebagai perlin-
asal muasal, struktur, komposisi dan sejarah dungan local di Kabupaten Muna.
serta proses alam yang berlangsung sampai Kawasan Keunikan Proses Geologi
saat ini. Keunikan proses geologi diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008
2008 tentang RTRWN yang menegaskan Pasal 52 tentang kawasan cagar alam geologi
bahwa adanya ruang fungsi lindung dan yang memuat kawasan keunikan proses ge-
fungsi budidaya pada setiap penataan ruang, ologi yang diatur sebagai perlindungan ge-
menjadikan adanya daerah yang memiliki ologi.Proses geologi adalah semua aktivitas
fungsi lindung menempatkan beberapa ruang yang terjadi di bumi baik yang berasal dari
sebagai kawasan lindung. Dari peta kawasan dalam bumi (endogen) maupun yang berasal
hutan wilayah penelitian Kabupaten Muna dari luar bumi (eksogen). Wilayah penelitian
merupakan daerah yang memiliki kawasan dipengaruhi oleh aktifitas eksogen yang ter-
hutan lindung seluas 143, 70 Km.2. Selain itu jadi pada kawasan karst. Proses karstifikasi
terdapat Area Pemanfaatan lain seluas yang berpengaruh besar pada wilayah
295,82 Km2 , Hutan produksi 168,85 Km2 , penelitian menjadikan kawasan ini memiliki
dan hamparan air 9,276 Km2. keunikan komponen karst antara lain adalah
Dari hasil penelitian bahwa pada wila- adanya dolina dan uvala pada wilayah
yah penelitian Kabupaten Muna menunjukan penelitian
bahwa hasil analisis kerapatan karst wilayah
penelitian tergolong kawasan karst kategori Kawasan Sungai Bawah Tanah dan Telaga
kelas III. Namun kawasan karst ini memiliki Kawasan sungai bawah tanah dan telaga
ciri-ci khusus yang mengacu pada Peraturan merupakan Peraturan Pemerintah No. 26
Pemerintah No.26 Tahun 2008 dan Kepu- Tahun 2008 Pasal 52 tentang kawasan cagar
tusan Menteri ESDM Nomor alam geologi yang memuat kawasan yang
1456.K/20/MEM/2000 serta Peraturan Mentri memberikan perlindungan terhadap air tanah.
ESDM Nomor 17 Tahun 2012 antara lain Pada aspek hidrogeologi wilayah penelitian
adalah adanya kawasan yang memilki kegel- merupakan penghasil akuifer dengan produk-
karst dan trumkarst ,keunikan proses geologi tifitas sedang yaitu aliran tanah terbatas pada
seperti dolina dan uvala, sungai bawah tanah zona celahan rekahan dan saluran pelarutan

10
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

debit sumur dan mata air beragam potensi kawasan lindung geologi di Kabupaten
dapat memenuhi suplai air pada masyarakat. Muna dan Muna Barat. Sesuai Peraturan
Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa Pemerintah No.26 Tahun 2008 Tentang
mata air dan telaga pada wilayah penelitian RTRWN serta Keputusan Menteri ESDM
seperti mataair Fotuno Rete yang tedapat di Nomor 1456.K/20/MEM/2000 tentang
Kecamatan Parigi, Mataair Motonuno dan criteria kawasan karst, maka wilayah
Wataro yang ada di Kecamatan Lohia. penelitian dapat diusulkan sebagai perlin-
Mataair tersebut muncul dari aliran bawah dungan local kawasan lindung geologi di
tanah yang membentuk sungai karst dan tela- Kabupaten Muna dan Muna Barat yang
ga pada wilayah penelitian meliputi Perlindungan terhadap kegelkarst
dan trumkarst, Perlindungan terhadap
Situs Paleoantropologi dan arkeologi kawasan keunikan proses geologi, Kawa-
Situs paleoantropologi dan arkeologi san penyimpanan air dalam bentuk sungai
yang dimaksud pada penelitian ini merupakan bawah tanah dan telaga dan Kawasan si-
gambaran kehidupan massa lampau yang tus paleoantropologi dan arkeologi
dilihat pada lukisan-lukisan pada batuan yang
diduga merupakan aktifitas kehidupan manu- Saran
sia pada masa lampau. Situs Paleoantropologi Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna
dan arkeologi merupakan kawasan cagar Barat merupakan daerah karst yang memiliki
alam geologi yang diatur dalam peraturan beberapa komponen karst yang perlu dilin-
pemerintah No 26 tahun 2008 tentang kawa- dungi dalam penetapan kawasan perlin-
san keunikan batuan dan fosil pada pasal 52. dungan lokal karena memiliki keunikan ge-
Kawasan ini terdapat di Kecamatan Kontuna- ologi, olehnya itu melalui penelitian ini penu-
ga yang memiliki nilai paleo-antropologi dan lis menyarankan :
arkeologi pada dinding goa batugamping
pada kawasan karst. 1) Akademik (Peneliti Berikutnya)
Rana akademik adalah wadah dalam
pengembangan ilmu dan pengetahuan.
PENUTUP
Pengembangan pengetahuan melalui be-
Kesimpulan berapa penelitian oleh kaum pelajar me-
Dari hasil penelitian tentang studi geologi lalui kajian dengan topik yang sama da-
karst sebagai kawasan lindung geologi di lam dengan penelitian ini sangat dibutuh-
Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat kan. Dari hasil penelitian ini, penulis
menyarankan:
dapat diberi kesimpulan sebagai berikut: a. Perlunya studi karst lebih detail khu-
susnya identifikasi komponen karst
1) Dari hasil studi geologi karst wilayah pada beberapa kecamatan di Kabupat-
penelitian merupakan daerah yang diben- en Muna untuk mentukan kawasan
tuk oleh litologi batu gamping dan mem- lindung geologi yang tepat di Kabu-
iliki morfologi kawasan karst yang minim paten Muna dan Kabupaten Muna
jejak struktur didalamnya. Pada wilayah Barat.
penelitian memiliki sumberdaya karst b. Untuk pengelolaan lingkungan geologi
berupa bukit karst, telaga (danau), doli- karst yang terencana di Kabupaten
nadanuvala, mata air permanen, gua karst Muna maka dibutuhkan criteria klas-
(kering dan berair) serta potensi air tanah. ifikasi kawasan karst khusus (atau
2) Analisis kerapatan karst wilayah Modifikasi) guna mendapatkan kelas
penelitian menunjukan bahwa kelas karst kawasan karst sebagai kawasan lin-
pada wilayah penelitian berada pada kate- dung geologi dan atau kawasan kon-
gori kelas III. servasi di Kabupaten Muna dan Muna
3) Wilayah penelitian memiliki ciri-ciri yang Barat.
berfungsi sebagai kawasan lindung atau
mempunyai nilai sosial budaya ilmu 2) Masyarakat
pengetahuan dan pariwisata, olehnya itu Keterlibatan masyarakat dalam upaya
kawasan ini perlu diatur sebagai perlin- melindungi dan menjaga kawasan keu-
dungan lokal dan setempat dinyatakan nikan geologi sebagai perlindungan local
termasuk kawasan karst kelas I sebagai sangat dibutuhkan di Kabupaten Muna.

11
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

Keterlibatan masyarakat dapat dimulai Darmawan, A., dan Lastiasi H.A.2010. Ge-
dari pengetahuan mengenai lingkungan ologi Lingkungan dan Fenomena
lokal. Karst Sebagai Arahan Pengembangan
Wilayah Perkotaan Kupang Nusa
3) Pemerintah tenggara Timur. Pusat Lingkungan
a. Penetapan pengelolaan kawasan per- Geologi, Badan Geologi. Bandung
lindungan lokal dalam menciptakan Davidson JW. 1991. The Geology And
kawasan lindung geologi diperlukan Propectivity Of Buton Island, SE Su-
secepatnya untuk menghindari lawesi, Indonesia. Petroleum Assoc .
hilangnya keragaman komponen karst 209-233
yang diakibatkan oleh pembangunan. Ford, D.C. dan Williams, P.W. 1996. Karst
Salah satu pengelolaan kawasan per- Geomorphology and Hydrology. Lon-
lindungan lokal yang dapat diterapkan don: Chapman and Hall
untuk meningkatan perlindungan ter- Ford, D dan William, P. 2007. Karst Hydro-
hadap kawasan adalah dengan geology and Geomorphology Sussex:
mengedepankan nilai-nilai kearifan John Wiley and Sons.
lokal pada masyarakat. Handayani. A, 2009. Analisis Potensi Sungai
b. Kawasan lindung geologi berpotensi Bawah Tanah Di Gua Seropan Dan
wisata dapat dijadikan asset utama pe- Gua Semuluh Untuk Pendataan Sum-
nopang perekonomian masyarakat berdaya Air Kawasan Karst Di Keca-
sekitar dengan membangun fasilitas matan Semanu Kabupaten Gunung
pada sector kawasan. Kidul Propinsi Daerah Istimewa Jog-
yakarta. Skripsi : Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas
DAFTAR PUSTAKA sebelas maret. Surakarta
Adji, T.N., Haryono, E., dan Suprojo, S.W., Haryono, E., Widyastuti, M., Rahmadi, C.,
1999. Kawasan Karst dan Prospek Setyawan, P., Matius, P., Novian,
Pengembangannya di Indonesia, Ja- I.M., Cahyadi, A., Aryasari, R.,
karta: Prosiding Seminar PIT IGI Uni- Zulqisthi, G., Danardono., Damar,
versitas Indonesia, 26-27 Oktober H.M., Hakim, A.A., dan Labib, A.M.
1999 2016. Pedoman Praktis Survey Terin-
Asikin, S. 2012. Buku Pedoman Geologi tegrasi Kawasan Karst. Badan Pen-
Lapangan. Program Studi Tekhnik erbit Fakultas Geografi (BPFG) UGM.
Geologi. Intitut Teknologi Bandung Jogjakarta
Beynen, P.V., Brinkmann, R.,Beynen, K. Haryono,E., dan Adji, T.N. 2004. Bahan
2011. A Sustainability Index For Karst Ajar Geomorfologi dan Hidrologi
Environments. Journal of Cave and Karst. Kelompok Studi Karst Fakultas
Karst Studies, V. 74, No. 2, p. 221– Geografi UGM. Jogjakarta
234. DOI: 10.4311/2011SS0217 Hengl, T., dan Reuter, H., 2009, Geomor-
Boggs J.S., 2006, Principle of Sedimentology phometry, Elsevier, University of Am-
and Stratigraphy 4th edition, Pearson sterdam, The Netherlands.
Education, Inc, New Jersey. Kodoatie, J.R. 2012. Tata Ruang Air Tanah.
Cahyadi, A., Marfai, M.A., Nucifera, F., dan ANDI. Jogjakarta
Rahmadana, A.D.W. 2012. Martodjodjo, S., (1980), Sandi Stratigrafi
Perencanaan Penggunaan Lahan Di indonesia, Direktorat Jendral Per-
Kawasan Karst Berbasis Analisis Ke- tambangan Umum Pusat Pengem-
mampuan Lahan Dan Pemetaan Ka- bangan Teknologi Mineral, Bandung.
wasan Lindung Sumberdaya Air Maggio,C.D.,Madonia, G.,Parise, M., Vatta-
(Studi Kasus di Kecamatan Ponjong no, M. 2011. Karst Of Sicily And Its
Kabupaten Gunung Kidul Jogjakar- Conservation. Journal of Cave and
ta). Seminar Nasional Science, Engi- Karst Studies . V. 74, No. 2, p. 157–
neering and Tecnology. Program Mag- 172. DOI: 10.4311/2011JCKS0209
ister dan Doktor Fakultas Teknik Uni- Musawari, L.M.G. 2014. Evaluasi Kerusa-
versitas Brawijaya. Malang kan Kwasan Karst Di Kabupaten Mu-
na (Studi Kasus Kecamatan Lohia

12
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

Dan Kecamatan Bone). Skripsi : Pro- Siska, P. P.; Goovaerts, P.; Hung, I. 2016.
gram Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Evaluating susceptibility of karst do-
Pasca Sarjana Fakultas Geografi lines (sinkholes) for collapse in San-
UGM. Jogjakarta go, Tennessee, USA. Progress in
Muta'ali, L. 2012. Daya Dukung Lingkungan Physical Geography
Untuk Perencanaan Pengembangan. Sumardin, 2015. Studi Geologi Desa
Wilayah. Yogyakarta : Badan Penerbit Lakarinta Kecamatan Lohia Kabupat-
en Muna. Skripsi: Program Studi
Fakultas Geografi . Univesitas Gajah
Teknik Geologi Fakultas Ilmu Dan
Mada Teknologi Kebumian Universitas Ha-
Noor, J., 2009, Pengantar Geologi, Edisi 1, lu Oleo
Universitas Pakuan, Bogor. Surono, 2010, Geologi Lengan Tenggara
Noor, D., 2012, Pengantar Geologi, Univer- Sulawesi. Publikasi Khusus Badan
sitas Pakuan, Bogor. Geologi Kementerian ESDM, Ban-
Nuraini, F. 2012. Kajian Karakteristik Dan dung
Potensi Kawasan Karst Untuk Thornbury, W.D., 1969, Principles of Geo-
Pengembangan Ekowisata Di Keca- morphology (2nd edition). John Wiley
matan Ponjong Kabupaten Gunung and Sons, Inc. USA. 594 hal.
Kidul. Sripsi : Program Studi Pendidi- Tyas, N.D., Vitdiawati, R., dan Nusantari, R.
kan Geografi Fakultas Ilmu Sosial 2016. Konservasi Dan Pemanfaatan
Universitas Negri Jogjakarta Berkelanjutan Kawasan Karst Gunung
Oktariadi, O., dan Tarwedi, E., 2011. Klas- Sewu Sebagai Bagian Geopark Untuk
ifikasi Karst Untuk Kawasan Lindung Mempertahankan Fungsi Ekologi..
Dan Kawasan Budidaya (Studi Kasus Prosiding Symbion (Symposium on
Karst Bukit Bulan Kabupaten So- Biology Education). Program Pasca
rolangun). Jurnal Lingkungan dan Sarjana Universitas Negri Jogjakarta
Bencana Geologi. Badan Geologi. Wacana, P., Irfanianto, Rodhialfalah, A.,
Bandung Widjanarko, S., Suryono, T., Chandra,
Pungkisari, V.A.,Oktariadi, O., Susanto, E., F., Ahmmad, F., Fauzi, I.,dan Lukiarti,
Suryanto, A., Subagio. 2016. M. 2014. Kajian Potensi Kawasan
Penyelidikan Kawasan Lindung Ge- Karst Kendeng Utara Pegunungan
ologi Muna Kabupaten Muna Propinsi Rembang Madura Kabupatenn Rem-
Sulawesi Tenggara. Program bang Jawa Tengah. Prosinding Semi-
Penelitian Mitigasi dan pelayanan Ge- nar Nasional Kebumian. UGM. Jogja-
ologi. Pusat Sumber Daya Air Tanah karta
dan Geologi Lingkungan, Kementrian Wibowo, M. 2006. Model Penentuan Kawa-
Energi dan Sumber Daya Mineral. san Resapan Air Untuk Perencanaan
Bandung tata Ruang Berwawasan Lingkungan.
Ragan, D, M., 2009, Stuctural Geology, Jurnal Hidrosfer Peneliti Geologi
Cambridge, Arizona State University, Lingkungan. Badan Pengkajian Dan
USA. Penerapan Teknology.
Ruswanto,H. Raiowiryono, Darmawan, A. Winarno, 2015. Studi Geologi Kecamatan
Lohia Kabupaten Muna Sulawesi
2008. Klasifikasi Karst Sukolilo Ka-
Tenggara ( Studi Kasus Desa Manto-
bupaten Pati Propinsi Jawa Tengah. bua dan Sekitarnya ). Skripsi: Pro-
Buletin Geologi Tata Lingkungan vol. gram Studi Teknik Geologi Fakultas
18, 2 November 2008 Ilmu Dan Teknologi Kebumian Uni-
Samodra, H. 2001. Nilai Strategis Kawasan versitas Halu Oleo
Karst di Indonesia Pengelolaan dan Zuidam, R.A., 1985, Aerial Photo-
Perlindungannya. Bandung : Pusat Interpretation in Terrain Analysis and
Penelitian dan Pengembangan Geologi Geomorphologic Mapping, Smith
Shindu, Y. 2012. Geologi Daerah Perbukitan Publisher, Nerherland. 442 hal
Rumu Kecamatan Buton Selatan. Tu-
gas Akhir Studi., Institut Teknologi
Bandung

13

You might also like