You are on page 1of 13

.

PROFESIONAL HEALTH JOURNAL


Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 131-143)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia
Toddler (1-3 Tahun) di Wilayah Kerja Puskesmas Bumiaji Kota Batu

Ria Rosantia, Feriana Ira Handyanaa, Agnis Sabat Kristianaa


a
Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Maharani Malang, Indonesia

E-mail korespondensi: Riaros12@gmail.com

Abstract
Nutrition is an important intake that underlies toddler’s physical and mental development. Good
nutritional status will optimize child development and strengthen the body's immune system, so the
risk of developing Acute Respiratory Incidence (ARIs) will also be low. The study is correlation study
with cross sectional approach . The study was conducted in March 23th until April 20th, 2018. The
study was located in the working are of Puskesmas Bumiaji, Batu City. Subject were toddlers who
visited Puskesmas Bumiaji. The sample were 53 respondents, taken by using purposive sampling
technique with total sampling. Data were taken by using ISPA observation sheet and nutritional status
was counted by using WHO application: Anthro. Data were analyzed by using Lambda formula.
Based on the results of the analysis of nutritional status, it was obtained p value = 0,003 with r =
1,824. It stated that there was correlation between nutritional status and the Accute Respiratory
Incidence (ARIs) in toddler aged 1-3 years in the work area of Bumiaji clinic Center, Batu City. Low
nutritional status can trigger infectious diseases into the body, especially ARI. Toddler age children
have a rudimentary physiological body so susceptible to disease if the nutritional status is not in
control because it will decrease the immune system. This shows the importance of nutrition for
children ages toddler. So that parents, especially mothers, must pay more attention to nutritional
adequacy, especially during infancy by consulting directly with the nearest health service and various
other references.

Keywords: Accute Respiratory Incidence (ARIs), Nutritional status, Toddler

Abstrak
Gizi merupakan asupan penting yang mendasari perkembangan fisik dan mental toddler. Status gizi
yang baik akan mengoptimalkan perkembangan anak dan memperkuat sistem imunitas tubuh,
sehingga resiko terjadinya ISPA juga akan rendah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
correlation study dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 23 maret sampai
20 april 2018. Lokasi penelitian di wilayah Kerja Puskesmas Bumiaji Kota Batu. Populasi yang
digunakan adalah anak usia toddler yang berkunjung ke Puskesmas Bumiaji. Sampel penelitian
diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 53 responden, Teknik
pengambilan data menggunakan lembar observasi ISPA dan status gizi dihitung menggunakan
bantuan aplikasi WHO – Anthro. Penelitian dengan metode kuantitatif dengan studi korelasi
dengan desain crosssectional Berdasarkan hasil analisis penelitian status gizi didapatkan nilai p=
0,003 dengan r= 1,824 yang menyatakan terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA
pada anak usia toddler 1-3 Tahun di wilayah kerja Puskesmas Bumiaji Kota Batu. Anak usia toddler
memiliki fisiologis tubuh yang belum sempurna sehingga mudah terserang penyakit jika status gizi

Rosanti, Ria, dkk., Status Gizi ISPA Toddler... 131


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 131-143)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

tidak dikontrol karena akan menurunkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini menunjukan betapa
pentingnya asupan gizi bagi anak usia toddler. Sehingga orang tua terutama ibu harus lebih
memperhatikan kecukupan gizi, khususnya saat masa balita dengan berkonsultasi langsung pada
pelayanan kesehatan terdekat dan berbagai referensi lain.

Kata kunci: ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), Status Gizi, Usia Toddler

PENDAHULUAN nyeri telan, pilek, batuk kering atau


Salah satu masalah pokok berdahak. Di Indonesia periode prevalensi
kesehatan di negara sedang berkembang ISPA dihitung dalam kurun waktu 1 bulan
adalah masalah gangguan terhadap terakhir. Lima provinsi dengan ISPA
kesehatan masyarakat yang disebabkan tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur
oleh kekurangan gizi. Penyakit kekurangan (41,7%), Papua (31,1%), Aceh (30,0%),
gizi banyak ditemui pada masyarakat Nusa Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa
golongan rentan, yaitu golongan yang Timur (28,3%). Pada Riskesdas 2007,
mudah sekali menderita akibat kurang gizi Nusa Tenggara Timur juga merupakan
dan juga kekurangan zat makanan Kurang provinsi tertinggi dengan ISPA. Periode
Energi dan Protein (KEP) pada anak masih prevalensi ISPA Indonesia menurut
menjadi salah satu masalah gizi dan Riskesdas 2013 (25,0%) tidak jauh berbeda
kesehatan masyarakat di Indonesia. Pada dengan 2007 (25,5%) (Riskesdas, 2013).
tahun 2014 masalah gizi kurang di Status gizi pada masa toddler perlu
Indonesia masih merupakan masalah mendapatkan perhatian serius karena jika
kesehatan masyarakat mendekati teajadi kurang gizi pada masa ini dapat
prevalensi tinggi. Diantara 33 provinsi, menyebabkan kerusan irreversible (tidak
terdapat tiga provinsi yang termasuk dalam dapat dipulihkan). Kekurangan gizi yang
kategori status gizi kurang dengan lebih fatal akan berdampak pada
prevalensi sangat tinggi, yaitu Sulawesi perkembangan otak, karena perkembanagn
Barat sebesar 22,1% dari 466.185 anak, otak yang pesat terjadi saat usia 30 minggu
Nusa Tenggara Timur sebesar 21,5 % dari – 18 bulan. Gizi sangat berpengaruh
474.378 anak dan Nusa Tenggara Barat terhadap nafsu makan selain itu infeksi
sebesar 19,4% dari 495.185 anak dapat menghambat reaksi imunilogis
(Kemenkes RI, 2015). dengan menghabiskan energi tubuh ,
ISPA merupakan salah satu apabila anak terkena defisiensi status gizi,
gangguan kesehatan yang sangat penting maka anak akan rentan terkena penyakit
dikarenakan menjadi penyebab utama infeksi salah satunya adalah ISPA yang
kematian terutama di negara berkembang. sangat rentan terjadi pada anak usia
Infeksi saluran pernapasan akut disebabkan toddler. Status gizi toddler dapat diketahui
oleh virus atau bakteri. Penyakit ini dengan mencocokan antara tinggi badan
diawali dengan panas disertai salah satu dengan berat badan standar pedoman
atau lebih gejala: tenggorokan sakit atau WHO-NCHS, sedangkan parameter yang

Rosanti, Ria, dkk., Status Gizi ISPA Toddler... 132


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 131-143)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

digunakan untuk Balita adalah berat badan toddler (1 – 3 tahun) di Puskesmas


dan tinggi badan (Marni, 2014). Bumiaji Kota Batu (Dinkes Batu, 2014).
Kasus ISPA di Kota Batu masih Sebagian besar bayi usia 6 – 12
menduduki peringkat pertama dalam bulan yang memiliki status gizi normal
jumlah kasus penyakit yang dilayani di berada dalam kategori jenis kelamin
fasilitas pelayanan kesehatan dasar perempuan, berat badan lahir rendah,
(Puskesmas). Dari data tersebut, ISPA status imunisasi belum lengkap, riwayat
merupakan penyakit yang tergolong pemberian ASI non eksklusif, dan belum
penyakit menular. Hal ini menggambarkan mendapat vitamin A (Christi &
adanya beban ganda dalam penanganan Rahayuning, 2015) Menurut Badan
masalah kesehatan masyarakat di Kota Kesehatan Dunia (WHO) pemberian ASI
Batu, dimana jumlah kasus penyakit ekslusif dilakukan untuk menghindari
menular masih tinggi. Dalam data Dinas alergi dan menjamin kesehatan bayi secara
Kesehatan Kota Batu, menyebutkan bahwa optimal. Karena di usia ini, bayi belum
angka kejadian ISPA pada tahun 2014 memiliki enzim pencernaan sempurna
tertinggi mencapai 18.622 jiwa dan untuk mencerna makanan atau minuman
menjadi penyebab kematian tertinggi lain (Habibi, Gayatri, & Bantas, 2016).
(Dinkes Batu, 2014).
Hasil studi pendahuluan yang METODE
dilakukan oleh peneliti pada bulan Oktober
Sesuai dengan tujuan penelitian,
2017 di Puskesmas Bumiaji Kec. Bumiaji,
maka jenis penelitian ini adalah studi
Kota Batu. Masih tingginya angka kejadian
korelasi dengan desain penelitian cross
ISPA di Desa Bumiaji. Jumlah kejadian
sectional.
ISPA pada anak balita berada di peringkat
Populasi dari penelitian ini adalah
kedua dalam jumlah kejadian ISPA
anak usia toddler (1-3 tahun) yang sedang
terbesar menurut umur dengan nilai
registrasi di Puskesmas Bumiaji sebanyak
kejadian hingga 1222 kasus dalam rentang
53 anak. Sampel yang dilakukan dengan
1 tahun terakhir. Sedangkan dalam 3 bulan
cara purposive sampling sesuai dengan
terakhir (periode bulan Juli – September
kriteria inklusi yaitu pasangan ibu dan
2017) jumlah angka kejadian ISPA pada
anak usia toddler (1-3 tahun) dan anak
anak usia Balita mencapai 126 kasus, dan
yang terdaftar registrasi di Puskesmas
usia toddler (1-3 tahun) mencapai angka
Bumiaji. Dalam penelitian ini kriteria
49 kasus. Dan di sisi lain, masih tingginya
eksklusi dari responden adalah anak
angka Balita BGM dengan jumlah 40
dengan status imunisasi tidak lengkap dan
kasus dalam 3 bulan terakhir. Melihat
Anak dengan BBLR. Dengan status gizi
tingginya angka kejadian ISPA dan Balita
sebagai variabel independent (variabel
BGM, maka peneliti tertarik melakukan
bebas) dan kejadian ISPA sebagai variabel
penelitian tentang hubungan antara status
dependent (variabel terikat).
gizi dengan kejadian ISPA pada anak usia

Rosanti, Ria, dkk., Status Gizi ISPA Toddler... 133


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 131-143)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

Instrumen yang digunakan berupa mendiskripsikan distribusi data,


standart deviasi unit (Z-Score) dan bantuan meguji perbedaan dan mengukur hubungan
aplikasi WHO – Anthr, timbangan digital antara dua variabel yang diteliti yakni
merk tesena, bagi bayi yang belum nbisa status gizi dan kejadian ISPA.
berjalan menggunakan timbangan manual Penelitian ini menggunakan metode
merk focal. Serta pedoman observasi dan penelitian kuantitatif dengan studi korelasi
indikator MTBS untuk memperoleh data (Correlation study) yaitu jenis penelitian
dan diagnosis ISPA. Dalam pengujian yang digunakan untuk mempelajari
validitas terhadap kuesioner, penelitian ini dinamika korelasi antara faktor resiko
menggunakan validitas diukur bila item dengan efek, desain penelitian yang
yang disusun menggunakan lebih dari satu digunakan dalam penelitian ini adalah
faktor (antara faktor satu dengan yang lain cross sectional, yaitu faktor resiko dan
ada kesamaan). Pengukuran validitas efek yang terjadi pada subjek penelitian
faktor ini dengan cara mengkorelasikan diukur secara simultan atau sekaligus
antara skor faktor (penjumlahan item dalam waktu yang bersamaan. Pada
dalam satu faktor) dengan skor total faktor hakikatnya penelitian ini merupakan
(total keseluruhan faktor). penelitian hubungan antara dua variabel
Pada penelitian ini, pengolahan pada suatu situasi atau sekelompok subjek.
untuk data status gizi menggunakan
bantuan aplikasi WHO-Anthro dengan
anthropometric calculator. Data yang HASIL PENELITIAN
dibutuhkan yakni meliputi tanggal Tabel 1. Distribusi Usia Responden
Frekuensi Persentase
pemeriksaan, jenis kelamin, tanggal lahir Usia (Tahun)
(F) (%)
anak, berat badan (kg), tinggi badan (cm), <2 22 41,5
cara pengukuran dengan berdiri kemudian >2 31 58,5
melihat hasil Z-Score yang sudah tertera di Jumlah 53 100
anthropometric calculator.
Berdasarkan tabel 1 dapat
Setelah data terkumpul selanjutnya
disimpulkan bahwa dari 53 responden usia
melakukan analisis. Analisis univariate
1-3 tahun di Puskesmas Bumiaji Kota Batu
yang dilakukan menganalisis tiap variabel
ditemukan sebagian besar berusia >2 tahun
dari hasil penelitian untuk meringkas
sebanyak 31 anak (58,5%).
kumpulan data hasil pengukuran sehingga
kumpulan data tersebut berubah menjadi
Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin
informasi yang berguna. Responden
Analisis Bivariate secara simultan dari dua Jenis Persentase
Frekuensi (F)
variabel. Hal ini dilakukan untuk melihat Kelamin (%)
apakah satu variabel terkait dengan Laki-laki 20 37,7
Perempuan 33 62,3
variabel lain yang mungkin memiliki
Jumlah 53 100
kesetaraan. Penelitian terhadap dua
variabel disini mempunyai tujuan untuk

Rosanti, Ria, dkk., Status Gizi ISPA Toddler... 134


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 131-143)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

Berdasarkan tabel 2 dapat Kurus 19 35,8 5 9,4 24 45,3


Normal 6 11,3 20 37,7 26 49,1
disimpulkan bahwa dari 53 responden usia
Gemuk 0 0 1 1,9 1 1,9
1-3 tahun di Puskesmas Bumiaji Kota Batu Jumlah 27 50,9 26 49,1 53 100
ditemukan sebagian besar dengan jenis
kelamin perempuan sebanyak 33 anak Berdasarkan tabel 5 uji
(62,3%). Kolmogorov Sminorv test dapat
disimpulkan bahwa dari 53 responden usia
Tabel 3. Distribusi Status Gizi 1-3 tahun di Puskesmas Bumiaji Kota Batu
Responden
ditemukan sebagian besar dengan status
Persentase
Status Gizi Frekuensi (F) gizi kurus dengan ISPA sebanyak 35,8%
(%)
Sangat Kurus 2 3,8 dan status gizi normal tidak ISPA
Kurus 24 45,3 sebanyak 37,7%.
Normal 26 49,1
Analisa data dilakukan dengan
Gemuk 1 1,9
Jumlah 53 100 menggunakan Uji Kolmogorov - Smirnov
Test. Sebelum dilakukan pengujian, berikut
Berdasarkan tabel 3 dapat disajikan tabel silang untuk menjelaskan
disimpulkan bahwa dari 53 responden usia hubungan variabel-variabel tersebut secara
1-3 tahun di Puskesmas Bumiaji Kota Batu deskriptif.
ditemukan hampir seterngah dari
responden dengan status gizi normal Tabel 6. Uji Normalitas dengan
sebanyak 26 anak (49,1%). Kolmogorov - Smirnov Test
Kejadian ISPA
Tabel 4. Distribusi Kejadian ISPA pada Status gizi r = 1,824
Responden p = 0,003
Kejadian Frekuensi Persentase n = 53
ISPA (F) (%)
ISPA 27 50,9 Berdasarkan tabel 6 uji normalitas
Tidak ISPA 26 49,1 dengan Kolmogorov - Smirnov Test
Jumlah 53 100
diperoleh nilai KSZ sebesar 1,824 dan nilai
Berdasarkan tabel 4 dapat signifikansi didapatkan sebesar 0,003
disimpulkan bahwa dari 53 responden usia maka dapat disimpulkan bahwa data tidak
1-3 tahun di Puskesmas Bumiaji berdistribusi normal.
Kota Batu ditemukan
sebagian besar dengan status ISPA
PEMBAHASAN
sebanyak 27 anak (50,9%).
Status Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3
Tabel 5. Uji Kolmogorov Sminorv Test Tahun)
Kejadian ISPA Total Berdasarkan hasil penelitian
Status
Gizi
ISPA Tidak ISPA dijelaskan bahwa dari 53 anak dengan
F % F % F % status gizi normal lebih besar dan sebagian
Sangat
2 3,8 0 0 2 3,8 kecil adalah dengan status gizi kurus.
Kurus

Rosanti, Ria, dkk., Status Gizi ISPA Toddler... 135


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 131-143)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

Penurunan gizi lebih banyak terjadi pada vitamin A dan beberapa jenis vitamin B.
anak umur 2 tahun. Hal ini disebabkan Sebelum menentukan porsi makan anak,
karena usia toddler khususnya 1-2 tahun maka perlu mengetahui dahulu berapa
identik dengan perkembangan fisiologi banyak kalori yang dibutuhkan anak.
tubuh yang belum optimal dan Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG)
membutuhkan gizi yang cukup. Asupan Indonesia tahun 2013, anak usia 2-3 tahun
makan dan minum yang sedikit membutuhkan 1125 kilo kalori.
menyebabkan status gizinya tidak Pada keadaan biasa MP-ASI dibuat
seimbang. Anak usia 2 tahun asupan dari makanan pokok yang disiapkan secara
makan anak umur dibawah 36 bulan khusus dan diberikan 3-5 kali sehari
berbeda dengan anak maupun dewasa. sebelum anak usia 24 bulan, ASI harus
Anak dibawah usia 36 bulan memerlukan tetap diberikan secara teratur dan sering.
karbohidrat dengan bantuan amilase untuk Untuk menghitung kecukupan energi
mencerna bahan makanan yang berasal individu dapat dilakukan dengan
dari zat pati. Protein yang diperlukan dari menghitung jumlah pengeluaran energi
ASI ibu yaitu dengan kadar 4-5 dari total total selama satu hari. Pengeluaran energy
kalori dalam ASI, lemak yang diperlukan total terdiri dari pengeluaran energi saat
sebanyak setengah dari kalori total dalam istirahat (REE) atau Basal Metabolic Rate
susu matur. Mineral yang diperlukan pada (BMR) yang merupakan jumlah minimum
masa ini terdiri dari kalsium, pospor, klor, energi yang dibutuhkan untuk melakukan
kalium dan natrium yang menunjang proses – proses tubuh vital. Dimana tanpa
pertumbuhan dan perkebangan anak. berlangsungnya kegiatan tersebut tidak
Pertumbuhan yang baik dan status mungkin terjadi kehidupan (Proverawati
gizi yang memadai akan menghasilkan & Kusumawati, 2011).
tingkat kesehatan yang baik pula. Menu seimbang yang dibutuhkan
Sebaliknya, pertumbuhan fisik yang anak toddler adalah konsumsi garam tidak
terhambat biasanya anak mudah terkena lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang
penyakit (kurangnya asupan makanan di dewasa sehari atau kurang dari 1 gr,
dalam tubuh berdampak mengakibatkan cermati karena makanan anak usia toddler
kurang gizi yang dapat menurunkan daya tidak sama dengan orang dewasa, biasanya
tahan tubuh. Berikan anak berbagai jenis orang dewasa mengkonsumsi banyak gula
buah dan sayuran, kacang – kacangan serta dan banyak garam yang artinya banyak
daging tanpa lemak untuk mendukung bahan pengawet dan bahan pewarna
sistem imunitas. Yoghurt yang banyak buatan. Porsi makan anak juga tidak sama
mengandung bakteri berguna yang disebut dengan orang dewasa, mereka
probiotik, juga dapat membantu tubuh membutuhkan makanan dengan sumber
melawan penyakit seperti pilek, infeksi energi yang lengkap gizi dalam jumlah
telinga dan radang tenggorokan. Susu sapi lebih kecil namun sering. Bahan makanan
juga sangat baik bagi sistem imunitas yang paling dibutuhkan adalah sumber
anak–anak karena tidak hanya energi seperti karbohidrat, protein, lemak
mengandung kalsium, tapi juga protein, serta vitamin, mineral dan serat wajib
Rosanti, Ria, dkk., Status Gizi ISPA Toddler... 136
.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 131-143)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

dikonsumsi anak setiap hari. Susu dari makanan cadangan lain seperti
merupakan sumber kalsium sehingga jaringan lemak oleh karena itu secara fisik
penting pula bagi anak usia toddler akan terlihat kurus dan mengalami
sedikitnya membutuhkan 350 ml per hari. penurunan berat badan (Siagian, 2010).
Susu pertumbuhan merupakan susu Malnutrisi lazim pada orang
lengkap gizi yang mampu memenuhi dewasa yang sakit kritis dan anak-
kebutuhan nutrisi anak usia 12 bulan anak. Nutrisi yang buruk dikaitkan dengan
keatas (Proverawati & Kusumawati, pernafasan yang lebih buruk, fungsi
2011). otot pernafasan dapat mempengaruhi
Status gizi pada masa toddler perlu peningkatan kerentanan terhadap
mendapatkan perhatian serius dari infeksi dan mortalitas. Akibatnya, banyak
orangtua karena kekurangan gizi pada peneliti yang minat menyelidiki apakah
masa ini akan menyebabkan kerusakan mengoptimalkan nutrisi dalam ISPA dapat
yang irreversible atau kerusakan yang menyebabkan peningkatan hasil klinis
tidak bisa dipulihkan. Ukuran tubuh yang (Loi, Wang, Ong, & Hau, 2017)
pendek dapat menjadi salah satu indikator
kekurangan gizi yang berkepanjangan pada Kejadian ISPA Pada Anak Usia Toddler
toddler. Kekurangan gizi yang lebih fatal (1-3 Tahun)
akan berdampak pada perkembangan otak. Berdasarkan hasil dilapangan dari
Karena fase perkembangan otak sangat 53 responden didapatkan bahwa pada
pesat pada usia 30 minggu 18 bulan. kejadian ISPA adalah termasuk dalam
Parameter yang cocok digunakan untuk kategori cukup banyak yakni 50,9%. Hal
toddler adalah berat badan, tinggi badan ini berarti bahwa di desa Bumiaji kejadian
dan lingkar kepala. Lingkar kepala ISPA dalam rentang cukup banyak.
digunakan untuk memberikan gambaran Berdasarkan analisis anak dengan ISPA.
tentang perkembangan otak. Kekurangan Hal tersebut utamanya disebabkan karena
gizi akan berpengaruh terhadap anak usia toddler masih belum memiliki
perkembangan fisik dan mental anak sistem imun yang kuat atau masih berada
(Alboneh, 2013). dalam masa pembentukan sehingga secara
Status gizi kurus seringkali fisiologi masih belum optimal karena
ditemukan pada balita dengan gejala pucat, imunitas belum berfungsi dengan baik.
cepat pusing, nafsu makan menurun, tidak Pada umumnya,infeksi saluran
bertenaga dan sesak nafas. Meningkatnya pernapasan akut dapat dibagi menjadi
kebutuhan tubuh akan zat besi pada masa infeksi yang dominan mempengaruhi
pertumbuhan dan kurangnya intake zat saluran pernapasan bagian atas dan saluran
besi dari makanan seperti ikan, daging, hati pernapasan bawah. Secara anatomis, pita
dan sayuran hijau tua serta meningkatnya suara berfungsi sebagai garis pemisah
pengeluaran zat besi dari tubuh antara dua daerah ini dengan wilayah atas
menyebabkan ketidakseimbangan antara saluran ratory (nasofaring, struktur peri-
zat gizi yang diperlukan dengan zat gizi tonsil, sinus, laring, dan epiglotis) menjadi
yang didapat sehingga tubuh mengambil proksimal dari kabel dan saluran
Rosanti, Ria, dkk., Status Gizi ISPA Toddler... 137
.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 131-143)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

pernapasan bagian atas bawah (pohon Invasi bakteri ini dipermudah dengan
bronkial dan paru parenchyma) berada di adanya faktor seperti malnutrisi. Virus
bawah tali (Rogan & Misercordiae, 2017). menyerang saluran nafas dan menyebar
Masuknya virus sebagai antigen Ke seluruh tubuh ke tempat lain sehingga
kedalam saluran pernafasan menyebabkan dapat timbul gejala demam dan mungkin
silia yang terdapat pada permukaan saluran hingga kejang dan juga bisa menyebar ke
nafas bergerak keatas mendorong virus saluran nafas bawah, sehingga bakteri yang
kearah faring atau dengan suatu tangkapan biasanya hanya ditemukan pada saluran
refleks spasmus oleh laring. Jika reflek pernafasan atas, sesudah terjadinya infeksi
tersebut gagal maka virus merusak lapisan virus dapat menginfeksi paru-paru
epitel dan lapisan mukosa saluran sehingga menyebabkan pneumonia (Sofia,
pernafasan. Iritasi virus pada dua lapisan 2017).
tersebut menyebabkan timbulnya batuk Kondisi fisik rumah yang
kerin. Kerusakan struktur lapisan dinding berkategori kurang, kondisi ventilasi
saluran pernafasan mengakibatkan naiknya kamar tidur balita, pencahayaan kamar
aktivitas kelenjar mucus yang banyak tidur balita, tingkat pencemaran udara
terdapat pada dinding saluran pernafasan dalam rumah yang berkategori tinggi dan
sehingga menyebabkan keluarnya cairan paparan asap rokok dalam rumah
mukosa yang melebihi normal. virus mempunyai pengaruh terhadap kejadian
dengan potensi tinggi penularan pada ISPA. Perumahan yang baik terdiri dari
populasi anak yang tidak memiliki antibodi kumpulan rumah yang dilengkapi dengan
dengan reaktivitas silang yang bisa berbagai fasilitas pendukungnya seperti
menyebabkan pembentukan sarana jalan, saluran air kotor, tempat
immunecomplex dan penyakit paru-paru sampah, sumber air bersih dan dekat
yang parah (Nascimento et al., 2018). dengan pusat kesehatan masyarakat.
Rangsangan cairan yang berlebihan Lokasi perumahan harus bebas banjir
tersebut menimbulkan gejala batuk, sesuai standar arsitektur bangunan
sehingga pada awal gejala ISPA yang perumahan umum. Pada dasarnya
menonjol adalah gejala batuk. Adanya ditujukan untuk menyediakan rumah
infeksi virus merupakan predisposisi tinggal yang cukup baik dalam bentuk
terjadinya infeksi sekunder bakteri. Akibat desain, letak dan luas ruangan serta
infeksi virus tersebut terjadi kerusakan fasilitas lainnya agar dapat memenuhi
mekanisme mukosiliaris yang merupakan persyaratan rumah tinggal yang sehat dan
mekanisme perlindungan pada saluran menyenangkan. Kondisi rumah yang buruk
haemophylus influenza dan staphylococcus memungkingkan terjadinya penularan
menyerang mukosa yang rusak tersebut. penyakit termasuk penyakit saluran
Infeksi bakteri ini menyebabkan sekresi pernapasan seperti ISPA. Kurangnya
muskus bertambah banyak dan dapat pencahayaan, terlalu lembab, ventilasi
menyumbat saluran nafas sehingga timbul yang buruk, kepadatan penghuni dan letak
gejala sulit nafas bahkan sesak nafas dan dapur merupakan beberapa kondisi rumah
juga menyebabkan batuk yang produktif. yang buruk dan mendukung tumbuhnya
Rosanti, Ria, dkk., Status Gizi ISPA Toddler... 138
.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 131-143)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

bakteri penyakit dan berpengaruh terhadap gizi normal. Hal ini sejalan dengan
terjadinya penyakit infeksi pernapasan penelitian hasil penelitian dari (Mariza &
karena pencahayaan yang kurang dapat Trisnawati, 2015) mengungkapkan bahwa
memperpanjang masa hidup kuman dalam dapat diketahui dari responden ada
droplet nuklei di udara. Baru-baru ini hubungan status gizi dengan terjadinya
terdapat penelitin bahwa klasifikasi ISPA pada bayi di Wilayah Kerja
penyakit lebih banyak mengarah ke Puskesmas Rajabasa Indah tahun 2013.
perawatan ISPA. Banyak dari penelitian ini Bahwa responden dengan kategori status
berfokus pada diferensiasi antara bakteri, gizi kurang berpeluang terkena ISPA
virus, dan penyakit tidak menular di Anak yang keadaan gizinya kurang
Indonesia yakni pasien dengan akan mudah mengalami penyakit infeksi,
imunokompeten (Ross, Zick, & Tsalik, karena kurangnya asupan energi dan
2019). protein yang tidak mencukupi kebutuhan,
Sejak 1993, bukti menunjukkan sehingga pembuatan zat antibodi
bahwa sebagian besar anak balita di Ghana terganggu. Sistem kekebalan tubuh atau
menderita ISPA. Penelitian ini berusaha imunitas adalah suatu sistem pertahanan
untuk menguji prevalensi gejala ISPA pada tubuh digunakan untuk melindungi tubuh
balita lintas zona ekologis serta faktor anak dari infeksi penyakit atau kuman. Penyakit
dan ibu yang terkait dengan ISPA sejak atau kuman ini berupa protein asing yang
1993 hingga 2014. Penelitian ini berbeda dari protein tubuh kita, yang
menggunakan data dari Survei Demografi sering disebut antigen. Karena disebut
dan Kesehatan Ghana (1993- sesuatu yang asing maka antigen ini harus
2014). Sampel penelitian termasuk wanita dinetralisir. Yang bertugas melakukan ini
dari usia reproduksi yang memiliki anak salah satunya adalah sistem pertahanan
balita dengan gejala batuk disertai nafas tubuh yang dikenal dengan antibodi.
pendek yang cepat dalam dua minggu Antibodi adalah suatu zat yang dibentuk
terakhir sebelum survei dilaksanakan tubuh ayang berasal dari protein darah
(Seidu, Kwabena, Opoku, Baatiema, & jenis gama-globulin dan berfungsi untuk
Appiah, 2019). melawan antigen yang masuk tubuh.
Umumnya yang bertugas melawan antigen
Hubungan Antara Status Gizi Dengan adalah sel darah putih atau leukosit (Habibi
Kejadian ISPA Pada Anak Usia Toddler et al., 2016)
(1-3 Tahun) Sistem kekebalan tubuh ada secara
Anak dengan status gizi kurang alami dan buatan, secara buatan adalah
atau kurus jauh lebih beresiko terjadinya suatu bentuk kekebalan tubuh yang sengaja
ISPA. Pada penelitian ini dibuktikan dibuat atau ditumbuhkan melalui
dengan responden penelitian anak usia pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit
toddler yang mengalami ISPA sebanyak penyakit atau antigen yang telah
35,8% anak adalah dengan status gizi dilemahkan. Dan proses pemberian vaksin
kurus dan sebanyak 37,7% adalah anak kedalam tubuh disebut vaksinasi. Salah
yang tidak mengalami ISPA dengan status satu cara lain untuk menumbuhkan
Rosanti, Ria, dkk., Status Gizi ISPA Toddler... 139
.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 131-143)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

kekebalan pada tubuh adalah dengan kini masih diteliti, namun diduga mampu
menyuntikan serum yang merupakan mendukung nutrisi lain untuk
plasma darah yang mengandung antibodi meningkatkan sistem imunitas. Sementara
tertentu untuk melawan antigen tertentu. itu, vitamin D diketahui mampu berfungsi
Sistem imunitas merupakan hasil sebagai antimikroba pada tuberculosis.
kerjasama dari rangkaian sel, jaringan, Dua mineral yang tidak kalah penting
protein dan organ tubuh (Sofia, 2017) untuk sistem imunitas yaitu zinc dan
Proses imunitas dibentuk sejak selenium. Zinc berkaitan langsung dengan
awal kehidupan, dan akan terus fungsi sel sistem imunitas. Sementara
berkembang seiring dengan pertambahan kekurangan selenium dikaitkan dengan
usia. anak usia toddler sudah mendapat resiko kandung kemih dan paru – paru
dukungan sistem imunitas sejak bayi (Mariza & Trisnawati, 2015).
melalui air susu ibu (ASI) yang pertama Menurut peneliti, pada anak yang
kali keluar mengandung kolostrum. mengalami kurang gizi pada tingkat ringan
Kolostrum mengandung immunoglobulin atau sedang masih dapat beraktifitas,tetapi
A (IgA) yang mampu melindungi tubuh bila diamati dengan seksama badannya
dari kuman. Caranya dengan membentuk akan mulai kurus, stamina dan daya tahan
jaringan pelindung pada usus, hidung, dan tubuhnya pun menurun, sehingga
tenggorokan. Saat mendapatkan asupan mempermudah untuk terjadinya penyakit
ASI maka anak juga memperoleh antibodi infeksi, sebaliknya anak yang menderita
dan faktor pelindung kuman lain dari tubuh penyakit infeksi akan mengalami gangguan
ibunya (Mariza & Trisnawati, 2015). nafsu makan dan penyerapan zat-zat gizi
Kedua hal inilah yang memperkuat sehingga menyebabkan kurang gizi.
sistem imunitas. Secara umum, rendahnya Namun dari penelitian ini ditemukan juga
imunitas dapat menyebabkan terganggunya responden yang berstatus gizi baik tetapi
proses tumbuh kembang anak, yang terkena ISPA. Hal ini mungkin disebabkan
mungkin disertai dengan penyakit paru – oleh faktor lain yang dapat menyebabkan
paru. Sistem imunitas tergantung pada apa terjadinya ISPA pada anak usia toddler
yang dimasukan kedalam perut sehingga seperti umur, pemberian ASI, keteraturan
penting menjaga asupan nutrisi yang dapat pemberian vitamin A, polusi udara, sosial
mendukung sistem imunitas tersebut. Studi ekonomi, imunisasi kepadatan dalam
membuktikan bahwa kondisi malnutrisi rumah dan BBLR. Selain itu didapatkan
kemungkinan lebih rentan terkena infeksi. juga responden yang berstatus gizi kurang
Terdapat beberapa asupan nutrisi yang tetapi tidak terkena ISPA. Hal tersebut bisa
dianggap penting untuk sistem imunitas. terjadi kemungkinan karena faktor
Misalnya vitamin A akan membantu lingkungan tempat tinggalnya yang tidak
menghindari infeksi dan menjaga jaringan ada yang menderita ISPA meskipun status
mukosa. Selain itu, vitamin B2 dan B6 gizinya kurang, atau bisa dikarenakan
berguna untuk meningkatkan resistensi mereka sudah mendapatkan imunisasi yang
bakteri dan mencegah penurunan respon lengkap sehingga mereka mempunyai
sistem imunitas. Peran vitamin C hingga kekebalan tubuh terhadap serangan infeksi
Rosanti, Ria, dkk., Status Gizi ISPA Toddler... 140
.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 131-143)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

sehingga tidak mudah terkena ISPA. Dari Disarankan bagi ibu balita untuk lebih
hasil diatas dapat disimpulkan bahwa gizi memperhatikan kecukupan gizi, khususnya
mempunyai peran yang sangat besar dalam saat masa-masa balita dengan
pemeliharaan kesehatan tubuh anak usia berkonsultasi langsung pada pelayanan
toddler. Jika anak mengalami status gizi kesehatan terdekat dan berbagai referensi
yang kurang maka akan lebih lain. Dengan tercukupinya kebutuhan gizi
mempermudah kuman maupun bakteri balita, maka sistem imun akan berkembang
patogen menyerang tubuh sehingga terjadi optimal dan menurunkan resiko terjadinya
ISPA. Maka dari itu untuk mengurangi ISPA dan penyakit lainnya terutama
angka kejadian ISPA maka status gizi infeksi. Hal ini bisa menjadi panduan
balita harus selalu dijaga dan ditingkatkan. untuk para orang tua untuk memenuhi
kebutuhan gizi balita khususnya anak usia
1-3 tahun untuk mencegah terjadinya
KESIMPULAN DAN SARAN berbagai penyakit termasuk ISPA salah
Berdasarkan pada hasil analis dapat satunya; Disarankan bagi petugas
diambil beberapa kesimpulan sebagai kesehatan hendaknya meningkatkan
berikut: Status gizi responden menunjukan kualitas pelayanan, penyuluhan dan
bahwa dari 53 responden usia 1-3 tahun di pendidikan kesehatan terhadap masyarakat
Puskesmas Bumiaji Kota Batu ditemukan khususnya orang tua yang mempunyai
hampir setengah dari responden dengan balita sehingga setiap balita terhindar dari
status gizi normal sebanyak 26 anak segala jenis penyakit khususnya ISPA dan
(49,1%); 2. Kejadian ISPA menunjukan mendapat asupan gizi cukup agar terhindar
dari 53 responden usia 1-3 tahun di dari berbagai penyakit dan tercipta balita
Puskesmas Bumiaji Kota Batu ditemukan yang sehat dan cerdas; Disarankan bagi
sebagian besar dengan status ISPA peneliti untuk memperluas lingkup
sebanyak 27 anak (50,9%); 3. Terdapat penelitian, meneliti faktor lain terkait
hubungan antara status gizi dengan faktior resiko ISPA seperti faktor
kejadian ISPA pada anak usia toddler (1-3 lingkungan, suhu, kelembaban dan sikap
tahun) di wilayah kerja Puskesmas Bumiaji ibu. Sehingga nantinya akan memperkaya
Kota Batu. informasi yang sangat dibutuhkan oleh
Kondisi sosial seperti lingkungan masyarakat terkait resiko ISPA pada balita.
dan gizi yang buruk dianggap dapat Balita dengan status gizi baik yang
meningkatkan paparan agen infeksi dan mengalami ISPA mempunyai persentase
penurunan resistensi inang terhadap kecil, hal ini kemungkinan disebabkan
infeksi. Fasilitas perawatan kesehatan karena daya tahan tubuh yang baik,
seperti imunisasi, menyusui dan ventilasi rumah yang baik. Balita yang
suplementasi vitamin A. mendapat pola asuh gizi yang baik yaitu
Berdasarkan rangkaian proses mendapat makanan cukup baik dan
penelitian yang telah dilakukan, dapat seimbang, daya tahan tubuh.
memberikan saran sebagai berikut:

Rosanti, Ria, dkk., Status Gizi ISPA Toddler... 141


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 131-143)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

DAFTAR PUSTAKA Nascimento, L., Canela, P., Magalhães-


Christi, H., & Rahayuning, D. (2015). barbosa, M. C. De, Eduardo, C.,
Faktor - faktor yang berhubungan Carney, S., Mendonca, M., … Alves,
dengan kejadian ISPA pada bayi usia L. (2018). Viral detection profile in
6-12 bulan yang memiliki status gizi children with severe acute respiratory
normal, 3(April). infection. Brazilian Journal of
Infectious Diseases, 22(5), 402–411.
Dinkes Batu. (2014). Profil Kesehatan https://doi.org/10.1016/j.bjid.2018.09.0
Kota Batu Tahun 2014. 01
Habibi, M., Gayatri, D., & Bantas, K. Nazrul, S., Kamal, M., & Rahmatullah, R.
(2016). Faktor-faktor yang (2018). Serum zinc levels in children
Mempengaruhi Kejadian Infeksi with acute respiratory infections :
Saluran Pernapasan Akut ( ISPA ) pada Association with sociodemography and
Anak Berumur 12-59 Bulan di nutritional status. Clinical Nutrition
Puskesmas Kelurahan Tebet Barat , Experimental, 22, 11–18.
Kecamatan Tebet , Jakarta Selatan , https://doi.org/10.1016/j.yclnex.2018.0
Tahun 2013, 1(1), 23–27. 9.002
Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Proverawati, A., & Kusumawati, E.
Indonesia 2014. Jakarta. Retrieved (2011). Ilmu Gizi untuk Keperawatan
from website: & Gizi Kesehatan (2nd ed.).
http://www.kemkes.go.id Yogyakarta: Mulia Medika.
Loi, M., Wang, J., Ong, C., & Hau, J. Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar
(2017). Nutritional support of critically (RISKESDAS) 2013. Laporan
ill adults and children with acute Nasional 2013, 1–384. https://doi.org/1
respiratory distress syndrome : A Desember 2013
clinical review. Clinical Nutrition
ESPEN. Rogan, M., & Misercordiae, M. (2017).
https://doi.org/10.1016/j.clnesp.2017.0 Respiratory Infections , Acute.
2.005 International Encyclopedia of Public
Health, Second Edition (Second
Mariza, A., & Trisnawati. (2015). Faktor- Edition, Vol. 6). Elsevier.
faktor Yang Berhubungan Dengan https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
Terjadinya Ispa Pada Bayi (1-12 803678-5.00383-0
Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Rajabasa Indah Bandar Lampung Ross, M. H., Zick, B. L., & Tsalik, E. L.
Tahun 2013, 1(2), 57–62. (2019). Host-Based Diagnostics w for
Acute Respiratory Infections. Clinical
Marni. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Therapeutics, 41(10), 1923–1938.
Anak Dengan Gangguan Pernapasan. https://doi.org/10.1016/j.clinthera.2019
(D. Dermawan, Ed.). Yogyakarta: .06.007
Gosyen Publishing.

Rosanti, Ria, dkk., Status Gizi ISPA Toddler... 142


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 131-143)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

Seidu, A., Kwabena, E., Opoku, B., Siagian, A. (2010). Epidemiologi Gizi. (R.
Baatiema, L., & Appiah, F. (2019). Astikawati, Ed.). Erlangga.
Ecological zone and symptoms of
acute respiratory infection among Sofia. (2017). Faktor Risiko Lingkungan
children under five in Ghana : 1993 – Dengan Kejadian Ispa Pada Kabupaten
2014. SSM - Population Health, Aceh Besar ( Environmental Risk
8(May), 100414. Factors For The Incidence Of ARI In
https://doi.org/10.1016/j.ssmph.2019.1 Infants In The Working Area Of The
00414 Community Health Center Ingin Jaya
District Of Aceh Besar ), 2(1), 43–50.

Rosanti, Ria, dkk., Status Gizi ISPA Toddler... 143

You might also like