You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319105561

Identifikasi Serkaria Trematoda dan Keong Hospes Perantara pada Ekosistem


Perairan Rawa Tiga Kabupaten di Kalimantan Selatan

Article  in  Jurnal Vektor Penyakit · July 2017


DOI: 10.22435/vektorp.v11i1.6084.1-8

CITATIONS READS

2 5,093

2 authors:

Budi Hairani Deni Fakhrizal


Balai Litbang p2b2 tanah bumbu Ministry of Health, Indonesia
28 PUBLICATIONS   33 CITATIONS    21 PUBLICATIONS   19 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Identifikasi Serkaria Trematoda dan Keong Hospes Perantara pada Ekosistem Perairan Rawa Tiga Kabupaten di Kalimantan Selatan View project

Indonesian Basic Health Research View project

All content following this page was uploaded by Budi Hairani on 24 August 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Identifikasi Serkaria Trematoda.................... (Budi Hairani dan Deni Fakhrizal)

Identifikasi Serkaria Trematoda dan Keong Hospes Perantara


pada Ekosistem Perairan Rawa Tiga Kabupaten
di Kalimantan Selatan
Identification Cercaria of Trematode and Snail as Intermediate
Host on Water Swamp Ecosystem in Three Districts
in South Kalimantan
Budi Hairani * dan Deni Fakhrizal
*
Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

INFO ARTIKEL A B S T R A C T / A B S T R A K
Article History: Areas with swamp aquatic ecosystem types which covers three districts in South
Received: 7 Feb. 2017 Kalimantan holds the potential transmission of trematode worms into humans. Swamp
Revised: 29 Maret 2017 waters inundated most of the year are very good conditions for the development of the
Accepted: 10 April 2017 snail population that have become an intermediate host of trematodes. Humans can be
infected by trematodes if swallowing infective forms contained in the water or aquatic
plants. This study aimed to identify the presence of trematode worms in the cercaria form
and type of snails become intermediate host around the settlements. The study was an
explorative study with cross-sectional design that conducted in June 2015. Snail sampling
Keywords: conducted in Sungai Papuyu, Sungai Buluh and Pihanin Raya village by hand collecting
cercariae, methods. Methods to find serkaria on snail was done by crushing techniques. The results of
snail, sampling over three villages showed there were six genus snail namely, Pomacea,
South Kalimantan Bellamya, Indoplanorbis, Lymnaea, Gyraulus and Melanoides. There were two types of
cercariae namely : Gymnocephalus cercariae and Ocelifera cercariae was found in snail
Pomacea, Bellamyâ and Gyraulus in Sungai Papuyu Village and Pihanin Raya Village,
whereas in Sungai Buluh Village not found infected snail. In conclusion, this study proves
the peoples and livestock in Sungai Papuyu Village and Pihanin Raya Village in South
Kata kunci:
Kalimantan potentially infected with trematodes. Further research need to be done in the
serkaria,
form of worm disease examination to villagers that potentially infected with trematodes
keong,
to confirm these current research findings.
Kalimantan Selatan
Wilayah dengan tipe ekosistem perairan rawa yang mencakup tiga kabupaten di
Kalimantan Selatan menyimpan potensi penularan cacing trematoda pada manusia.
Perairan rawa yang tergenang hampir sepanjang tahun merupakan kondisi yang sangat
baik bagi perkembangan populasi keong yang dapat menjadi hospes perantara
trematoda. Manusia dapat terinfeksi trematoda jika menelan bentuk infektif yang
terdapat di air maupun tanaman air. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi
keberadaan cacing trematoda dalam bentuk serkaria serta mengidentifikasi jenis
keong yang menjadi hospes perantara di sekitar pemukiman penduduk. Penelitian
merupakan studi eksploratif dengan desain potong lintang yang dilaksanankan pada
tahun 2015. Sampling keong dilakukan di Desa Sungai Papuyu, Sungai Buluh dan
Pihanin Raya dengan metode hand collecting. Serkaria pada keong dideteksi dengan
teknik crushing. Hasil sampling di ketiga desa didapatkan enam genus keong yaitu
Pomacea, Bellamya, Indoplanorbis, Lymnaea, Gyraulus dan Melanoides. Di Desa Sungai
Papuyu ditemukan Gymnocephalus cercariae dan Ocelifera cercariae pada keong
Pomacea dan Bellamya, di Desa Pihanin Raya ditemukan Gymnocephalus cercariae pada
keong Gyraulus, sedangkan di Desa Sungai Buluh tidak ditemukan keong yang positif
serkaria. Penelitian ini membuktikan bahwa penduduk dan ternak di daerah perairan
rawa Desa Sungai Papuyu, dan Desa Pihanin Raya di Kalimantan Selatan berpotensi
terinfeksi cacing trematoda. Perlu dilakukan penelitian lanjutan berupa pemeriksaan
kecacingan pada penduduk desa yang berpotensi terinfeksi cacing trematoda untuk
konfirmasi temuan tersebut.

© 2017 Jurnal Vektor Penyakit. All rights reserved


*Alamat Korespondensi : email : budihaira@gmail.com

http://dx.doi.org/10.22435/vektorp.v11i1.6084.1-8 1
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 11 No. 1, 2017 : 1 - 8

PENDAHULUAN terdahulu yang dilakukan di Desa Sungai


Wilayah Kalimantan Selatan sebagian Papuyu Kabupaten HST telah ditemukan
terdiri dari perairan rawa yang tergenang serkaria trematoda pada keong Lymnea dan
,
hampir sepanjang tahun. Wilayah ekosistem Indoplanorbis.² ³ Diperkirakan jumlah luas
rawa ini cukup luas sehingga meliputi tiga ekosistem rawa di Kabupaten HSU, HST dan
kabupaten yang saling berbatasan yaitu HSS mecapai lebih dari 10.000 Ha.⁴ Wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Desa Sungai Papuyu hanya mewakili sebagian
Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu kecil dari desa di kabupaten lain yang
Sungai Selatan. Selain sebagai sumber mata memiliki tipe ekosistem yang sama, selain itu
pencaharian masyarakat (mencari ikan, masih terdapat kemungkinan perbedaan jenis
peternakan, dan lain-lain), ekosistem rawa ini keong yang menjadi hospes perantara dari
juga menyimpan potensi yang dapat cacing trematoda. Oleh karena itu perlu
merugikan dari segi kesehatan manusia dan dilakukan penelitian eksploratif mengenai
veteriner, yaitu sebagai media penularan keberadaan cacing trematoda dalam bentuk
kecacingan trematoda pada manusia maupun serkaria serta keong yang menjadi hospes
hewan ternak. perantaranya dengan wilayah sampling yang
Ca cin g t rema toda p a da u mu mnya lebih mewakili desa dengan tipe ekosistem
memerlukan media air dalam siklus hidupnya. yang sama di tiga kabupaten di Provinsi
Telur cacing akan menetas di air dan Kalimantan Selatan.
berkembang menjadi mirasidium, kemudian
menginfeksi hospes perantara pertama, lalu BAHAN DAN METODE
berkembang menjadi serkaria. Serkaria akan Penelitian berupa studi eksploratif
keluar dari tubuh hospes dan berenang di air dengan disain potong lintang dilakukan di
untuk mencari tempat menempel (hospes lapangan dan laboratorium. Pengumpulan
perantara kedua) dan berkembang menjadi data di lapangan dilakukan pada bulan Juni
bentuk infektif (metaserkaria). Keong air tahun 2015 di tiga desa yaitu Desa Sungai
tawar merupakan hewan yang berperan Papuyu, Desa Sungai Buluh dan Desa Pihanin
sebagai hospes perantara pertama, dan Raya yang masing-masing mewakili wilayah
tanaman air sebagai hospes perantara kedua. perairan rawa Kabupaten Hulu Sungai Utara,
Manusia maupun hewan ternak dapat K a b u p a t e n H u l u S u n g a i Te n g a h d a n
terinfeksi dengan memakan tanaman air atau Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Koleksi keong
m e m i n u m a i r y a n g m e n g a n d u n g menggunakan metode hand collecting dengan
metaserkaria.¹ panduan garis transek⁵ di badan air di sekitar
W i l a y a h y a n g t e r g e n a n g h a m p i r lingkungan rumah penduduk. Keong yang
sepanjang tahun merupakan kondisi ideal ditemukan dimasukkan ke dalam kantong
b a g i p e r k e m b a n g a n k e o n g s e h i n g g a plastik masing-masing yang dibedakan
populasinya selalu ditemukan hampir di menurut jenisnya dan titik pengambilan.
semua lokasi di perairan rawa, termasuk Metode untuk menemukan serkaria pada
wilayah pemukiman penduduk. Hampir keong menggunakan teknik crushing⁶ ⁷ yang
,

seluruh penduduk mendirikan rumah-rumah dilakukan di laboratorium Parasitologi Balai


di atas perairan rawa sehingga sebagian besar Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Tahapan metode
aktifitas sehari-hari berhubungan dengan ini yaitu dengan meletakkan keong pada
perairan rawa, antara lain mandi, mencuci, cawan petri, kemudian cangkang keong
memandikan ternak, sumber air minum, dan dibuka/dihancurkan secara perlahan dengan
lain-lain. Adanya perilaku ini semakin penggerus, tubuh keong yang sudah hancur
memperbesar risiko penularan kecacingan ditetesi dengan aquades lalu diperiksa dengan
trematoda pada manusia. mikroskop disekting untuk mengetahui
Salah satu aspek pencegahan penularan keberadaan serkaria.
penyakit yang terpenting adalah dengan Analisis data dilakukan secara deskriptif
mengetahui sejak dini keberadaan agen mengenai jenis keong dan distribusinya serta
penyakit di suatu wilayah. Hasil penelitian jenis serkaria yang ditemukan. Identifikasi

2
Identifikasi Serkaria Trematoda.................... (Budi Hairani dan Deni Fakhrizal)

jenis keong dan serkaria yang ditemukan Lymnea, Gyraulus dan Indoplanorbis. Keong
d i l a k u k a n o l e h p e n e l i t i d a n t e k n i s i Pomacea, Bellamya, Lymnea dan Gyraulus
laboratorium yang sudah menguasai teknik ditemukan pada tiga desa, keong Melanoides
identifikasi keong dan serkaria dengan hanya ditemukan di Desa Sungai Papuyu
mengacu pada pedoman identifikasi serta sedangkan Indoplanorbis ditemukan di Desa
rujukan/pustaka yang ada.8–13 Sungai Buluh dan Pihanin Raya. Keong yang
positif mengandung serkaria adalah Pomacea,
HASIL Bellamya dan Gyraulus. Jenis serkaria yang
Secara keseluruhan hasil koleksi keong ditemukan berupa serkaria ekor tunggal dan
dari tiga desa didapatkan enam genus keong serkaria ekor bercabang. Hasil survei keong
yaitu : Pomacea, Bellamya, Melanoides, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Survei Keong di Desa Sungai Papuyu, Sungai Buluh dan Pihanin Raya
Bulan Juni Tahun 2015
No Lokasi Survei Keong Jumlah Serkaria
(ekor)
1 Desa Pomacea 89 (8¹ ,8± ) serkaria ekor tunggal
Sungai Papuyu Bellamya 7¹ (7² ,³ ± ) serkaria ekor bercabang
(Kabupaten Hulu Sungai Melanoides ¹ (¹ ,8± ) Negatif
Utara) Lymnaea 7 (7,6± ) Negatif
Gyraulus 7 (7,6± ) Negatif
2 Desa Pomacea 58 (9,² ± ) Negatif
Sungai Buluh Bellamya ² ⁰ (79,² ± ) Negatif
(Kabupaten Hulu Sungai Lymnaea 5⁰ (⁰ ,¹ ± ) Negatif
Tengah) Indoplanorbis ³ 6 (38,3%) Negatif
Gyraulus 76 (57,7± ) Negatif
3 Desa Pomacea ⁰ (58,7± ) Negatif
Pihanin Raya Bellamya 6 (8,² ± ) Negatif
(Kabupaten Hulu Sungai Indoplanorbis 56 (6² ,⁰ ± ) Negatif
Selatan) Lymnaea 57 (75,4± ) Negatif
Gyraulus ³ (65,8± ) serkaria ekor tunggal

a. b. c.

d. e. f.
Gambar 1. Keong yang Ditemukan di Desa Sungai Papuyu, Sungai Buluh dan Pihanin Raya :
(a) Pomacea, (b) Indoplanorbis, (c) Bellamya, (d) Melanoides, (e) Lymnea, (f) Gyraulus

3
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 11 No. 1, 2017 : 1 - 8

M o r f o l o g i k e o n g a i r t a w a r y a n g Walaupun pada penelitian ini hanya tiga


ditemukan dari tiga desa dapat dilihat pada genus keong yang positif terdapat serkaria,
Gambar 1. Berdasarkan hasil pemeriksaan namun pada dasarnya semua jenis keong
mikroskopis, serkaria jenis ekor tunggal (Pomacea, Bellamya, Melanoides, Lymnea,
ditemukan pada keong Pomacea dan Gyraulus, Gyraulus dan Indoplanorbis) yang ditemukan
sedangkan serkaria jenis ekor bercabang di tiga desa tersebut dapat berperan sebagai
ditemukan pada keong Bellamya. Identifikasi hospes perantara trematoda maupun jenis
morfologi serkaria ekor tunggal merupakan cacing lainnya, hal ini berdasarkan hasil
Gymnocephalus cercariae, sedangkan serkaria temuan penelitian terdahulu di beberapa
ekor bercabang merupakan Ocelifera wilayah/negara yang berbeda. Keong
cercariae. Morfologi dari serkaria dapat Bellamya merupakan hospes dari cacing
dilihat pada Gambar 2. Echinostome lindoensis di daerah Danau
14
Lindu, Sulawesi Tengah. Keong Pomacea
merupakan hospes perantara dari cacing
Nematoda Angiostrongylus cantonensis di
Taiwan dan Hawaii,19,20 Keong Lymnaea (famili
Lymnaeidae), Gyraulus dan Indoplanorrbis
(famili Planorbidae) diketahui merupakan
hospes perantara dari cacing Schistosoma dan
cacing parasit intestinal di Rwanda dan
17,18
India. Pada penelitian ini ditemukan keong
a. b. Gyraulus yang positif mengandung serkaria.
Gyraulus dianggap sebagai hospes perantara
pertama dari Fasciolopsis buski di Kalimantan
Selatan.14 Keong Melanoides (famili Thiaridae)
m e r u p a k a n h o s p e s p e r a n t a r a d a r i
Paragonimiasis dan cacing parasit pencernaan
di Afrika Selatan.21

Serkaria ekor tunggal diidentifikasi
sebagai Gymnocephalus cercariae12 dengan
ciri-ciri morfologi sebagai berikut: Panjang
c. d. tubuh +180,7 μm, lebar tubuh +92,5 μm;
Gambar 2. Jenis serkaria yang ditemukan pada panjang ekor +371,8 μm, lebar ekor +37,4 μm.
keong: (a,b) Gymnocephalus cercariae, Pada tubuh terdapat penghisap oral dengan
(c,d) Ocelifera cercariae ukuran: panjang +39,3 μm, lebar +35,5 μm;
pengisap ventral dengan ukuran: panjang
PEMBAHASAN +50,3 μm, lebar +49,5 μm. Perbandingan
Hasil penelitian menunjukkan ada tiga ukuran badan/ekor : 0.49 : 1. Gymnocephalus
jenis keong yang mengandung serkaria yaitu c e r c a r i a e d i d u g a m e r u p a k a n b e n t u k
Pomacea, Bellamya dan Gyraulus, yang representatif dari cacing Clonorchis sinensis,
m e n a n d a k a n b a h w a k e o n g t e r s e b u t Opisthorchis viverrini, O. felineus (famili
merupakan hospes perantara trematoda, hal Opisthorhiidae) dan Metagonimus yokogawai
i n i d i p e rku a t d e n ga n b e b e ra p a h a s i l (famili Heterophydae).⁸ Serkaria ekor
p e n e l i t i a n d i w i l aya h b e rb e d a ya n g bercabang diidentifikasi sebagai Ocelifera
12
menunjukkan bahwa ketiga jenis keong cercariae dengan ciri-ciri morfologi sebagai
tersebut merupakan hospes perantara berikut: Panjang tubuh +107,7 μm, lebar
trematoda. Diantara beberapa penelitian tubuh +30,6 μm; panjang ekor +287,9 μm,
tersebut menyatakan bahwa Pomacea lebar ekor +20,4 μm. Pada tubuh terdapat
m e r u p a k a n h o s p e s p e ra n t a ra c a c i n g penghisap oral dengan ukuran: panjang +26,1
trematoda Stromylotrematidae; Bellamya dan μm, lebar + 19,3 μm; pengisap ventral dengan
Gyraulus merupakan hospes perantara dari ukuran: panjang +10,8 μm, lebar +14,2 μm.
14–18
cacing Echinostomatidae. Panjang cabang ekor +81,0 μm Perbandingan

4
Identifikasi Serkaria Trematoda.................... (Budi Hairani dan Deni Fakhrizal)

ukuran badan/ekor: 0.37 : 1, ukuran yang mengandung serkaria. Keberadaan agen


ekor/cabang ekor: 0,52 : 1. Ocelifera cercariae penyakit (serkaria trematoda) dan hospes
diduga merupakan bentuk representatif dari perantara di sekitar pemukiman penduduk,
cacing Schistosoma (S. haematobium, S. disertai dengan tingginya tingkat perilaku
22
mansoni, S. japonicum). masyarakat yang berisiko menjadikan

Jenis trematoda yang telah diketahui tingginya potensi kejadian infeksi trematoda
keberadaanya di daerah perairan rawa pada manusia dan ternak.
Kalimantan Selatan adalah Fasciolopsis buski
dan Fasciola gigantica. Penularan kedua jenis KESIMPULAN
cacing ini terjadi di Kabupaten HSU. Infeksi F. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
buski terjadi pada manusia, sedangkan infeksi disimpulkan bahwa cacing trematoda dalam
F. gigantica terjadi pada kerbau rawa.23,24 Jika bentuk serkaria ditemukan di sekitar
m e r u j u k p a d a h a s i l p e n e l i t i a n i n i , pemukiman penduduk ekosistem perairan
kemungkinan masih ada trematoda jenis lain rawa Desa Sungai Papuyu dan Desa Pihanin
yang berpotensi menginfeksi manusia Raya Provinsi Kalimantan Selatan, terdapat
maupun hewan ternak. cacing trematoda dalam bentuk serkaria
Kebanyakan keong hasil sampling sehingga penduduk maupun ternak di kedua
ditemukan menempel pada tanaman air, hal desa tersebut berpotensi terinfeksi cacing
ini memperkuat dugaan keterkaitan keong trematoda. Jenis serkaria yang ditemukan
sebagai hospes perantara pertama cacing adalah Gymnocephalus cercariae dan Ocelifera
trematoda dengan tanaman air yang ada cercariae. Keong yang menjadi hospes
didekatnya sebagai hospes perantara kedua.
25
perantara pertamanya adalah Pomacea,
Serkaria yang berkembang di tubuh keong Bellamya dan Gyraulus.
akan keluar dan segera berenang mencari
tanaman air yang ada disekitarnya sebagai SARAN
tempat perkembangan berikutnya menjadi Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
bentuk infektif (metaserkaria).2 6 Infeksi mengkonfirmasi hasil temuan pada penelitian
trematoda dapat terjadi karena menelan berupa pemeriksaan kecacingan pada
t a n a m a n a i r, i k a n m a u p u n a i r y a n g penduduk yang berpotensi terinfeksi cacing
t e r k o n t a m i n a s i b e n t u k i n f e k t i f trematoda. Masyarakat di pemukiman
(metaserkaria).
22
perairan rawa perlu mewaspadai jika terjadi

Perilaku manusia sangat erat kaitannya lonjakan populasi keong hospes perantara
dengan risiko penularan cacing trematoda. trematoda dan mengubah perilaku yang
Hasil survei perilaku di pemukiman rawa pada meningkatkan risiko penularan cacing.
tahun 2012 menunjukkan dari total 294 orang Pe m e r i n t a h d i s a ra n k a n m e n g a d a k a n
yang diwawancarai masih banyak yang buang pelayanan kesehatan berupa penyuluhan
air besar (BAB) di jamban air rawa (99,3%), mengenai bahaya kecacingan trematoda, cara
penduduk yang memakan tanaman air mentah p e n u l a ra n d a n p e n c e ga h a n nya , s e r t a
(0,3%), sumber air bersih sebagian besar dari memberikan pengobatan kecacingan gratis
air rawa (50,7%) tetapi hanya 75,5% yang bagi masyarakat di pemukiman perairan rawa.
dimasak sampai mendidih, selain itu
penduduk yang pernah minum obat cacing UCAPAN TERIMA KASIH
(jenis obat cacing tidak diketahui secara Penulis mengucapkan terima kasih
spesifik) hanya 6,1%.
25 kepada Kepala Balai Litbang P2B2 Tanah
Bumbu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Keong yang positif mengandung serkaria Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai
hanya ditemukan di Desa Sungai Papuyu dan Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Desa Pihanin Raya. Namun hal ini tidak berarti Kepala Desa Sungai Papuyu, Sungai Buluh dan
menandakan di Desa Sungai Buluh bebas dari Pihanin Raya, beserta rekan-rekan teknisi
trematoda karena penelitian ini hanya Laboratorium Parasitologi yang telah
mengambil sampel di area yang terbatas, berpartisipasi dalam kegiatan penelitian ini.
dengan area sampling yang lebih luas
kemungkinan juga akan didapatkan keong

5
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 11 No. 1, 2017 : 1 - 8

DAFTAR PUSTAKA G e r a i s , B r a s i l . I h e r i n g i a S é r i e Z o o l .
1. Rondelaud D, Mouzet R, Vignoles P, Dreyfuss G. 2012;102(1):118.
The production of mammalian trematode 13. Freshwater Mollusk Conservation Society. A
infective stages by the snail Galba truncatula. J P r i m e r t o F r e s h w a t e r G a s t r o p o d
Helminthol. 2014;88:10511. Identification. Kathryn E. Perez SAC and CL,
2. Annida;Paisal. Siput air tawar sebagai hospes editor. University of Alabama. Alabama; 2004.
perantara trematoda di Desa Kalumpang 14. Djajasasmita M. The Medically Important
Dalam dan Sungai Papuyu , Kecamatan Babirik , Molluscs of Indonesia. Bul Penelit Kesehat.
Kabupaten Hulu Sungai Utara. J Buski. 1989;17(2):13540.
2014;5(2):5560. 15. Pinto HA, Patr S, Cantanhede D, Thiengo SC,
3. Hairani B, Annida, Hidayat S, Fakhrizal D. Melo AL De, Fernandez MA. The Apple Snail
Identifikasi Serkaria Fasciolopsis buski dengan Pomacea Maculata ( Caenogastropoda  :
PCR untuk Konfirmasi Hospes Perantara di Ampullariidae ) As The Intermediate Host Of
Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Stomylotrema Gratiosus ( Trematoda  :
Selatan, Indonesia . Balaba. 2016;12(1):714. Stomylotrematidae ) In Brazil  : The First
4. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan R e p o r t O f A M o l l u s c H o s t O f A
Selatan. Kalimantan Selatan Dalam Angka Stomylotrematid Trematode. J Parasitol.
Tahun 2015. Banjarmasin; 2015. 2015;101(2):1349.
5. Opisa S, Odiere MR, Jura WG, Karanja DM, 16. Azzam KM, Abd EA, Hady E, Abd N El. Survey of
M w i n z i P N. M a l a c o l o g i c a l s u r vey a n d Natural Infection with Echinostoma liei in
geographical distribution of vector snails for Aquatic Snails and Wild Rodents in Egypt.
schistosomiasis within informal settlements of 2015;25(2):42732.
Kisumu City, western Kenya. Parasit Vectors. 17. Isabwe A, Ruberanziza E, Mupfasoni D, Ruxin J,
BioMed Central Ltd; 2011;4(1):226. Clerinx J, White PT. Case Study Potential for
6. Kulsantiwong J, Prasopdee S, Piratae S, Transmission of Schistosomiasis in Kayonza
Khampoosa P, Suwannatrai A, Duangprompo District. Rwanda Med J. 2012;69(2):149.
W, et al. Species-specific primers designed 18. Jauhari RK, Nongthombam PD. Occurrence of a
from RAPD products for Bithynia funiculata, snail borne disease, cercarial dermatitis
the first intermediate host of liver fluke, (Swimmer itch) in Doon valley (Uttarakhand),
Opisthorchis viverrini, in North Thailand. J India. Iran J Public Health. 2014;43(2):1627.
Parasitol. 2013;99(3):4337. 19. Kim JR, Hayes KA, Yeung NW, Cowie RH.
7. Yakhchali M, Malekzadeh-Viayeh R, Imani- Diverse gastropod hosts of Angiostrongylus
Baran A. PCR-RFLP analysis of 28 SrDNA for cantonensis, the rat lungworm, Globally and
specification of Fasciola gigantica (Cobbold, with a focus on the Hawaiian Islands. PLoS
1855) in the infected Lymnaea auricularia One. 2014;9(5):216.
(Linnaeus, 1785) snails from Northwestern 20. Chen M-X, Wang K, Ai L, Yan W-H, Peng L, Zhang
Iran. Iran J Parasitol. 2014;9(3):35864. R-L. Development of a double antibody
8. (SEACMM) SAC for MM. A formal Course on sandwich ELISA assay for the diagnosis of
Medical Malacology for South East Asian a n g i o s t r o n g y l i a s i s . J P a r a s i t o l .
Countries. Bankok: Department of Social and 2011;97(4):7214.
Environmental Medicine, Faculty of Tropical 21. Appleton CC. Paragonimiasis in KwaZulu-Natal
Medicine, Mahidol University; 2012. Province, South Africa. J Helminthol.
9. Jayawardena U a, Rajakaruna RS, Amerasinghe 2014;88(1):1238.
PH. Cercariae of trematodes in freshwater 22. Soedarto. Buku Ajar Parasitologi. Jakarta: CV
snails in three climatic zones in Sri Lanka. Agung Seto; 2011.
Ceylon J Sci. 2011;39(2):95108. 23. Annida; Safitri, A.; Indriyati L. Penanggulangan
10. Frandsen F, Christensen NO. An introductory Fasciolopsiasis melalui Pemberian Obat 2
guide to the identification of cercariae from (dua) Kali Setahun di Kabupaten Hulu Sungai
African freshwater snails with special utara. J Buski. 2008;1(1):49.
reference to cercariae of trematode species of 24. Suhardono; Estuningsih, S.E; Widjajanti, S.;
medical and veterinary importance. Acta Trop. Natalia, L.; Kalianda JS. Fasciolosis pada
1984;41:181202. kerbau yang dipelihara pada lahan rawa di
11. Harrold MN, Guralnick R. A Field Guide to the propinsi kalimantan selatan. In: Seminar
Freshwater Mollusks of Colorado, 2nd ed. Vol. Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor:
80216, Colorado Division of Wildlife. 2010. Balai Peneltian Veteriner Bogor; 1999. p.
12. Souza M a. a., Melo AL. Caracterizaçã o de larvas 5718.
de tremató deos emergentes de moluscos 25. Annida. Studi Komprehensif Epidemiologi
gastró podes coletados em Mariana, Minas Fa s c i o l o p s i a s i s d a n Pe m e t a a n nya d i

6
Identifikasi Serkaria Trematoda.................... (Budi Hairani dan Deni Fakhrizal)

Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi 26. Lv S, Tian LG, Liu Q, Qian MB, Fu Q, Steinmann
Kalimantan Selatan Tahun 2012. Tanah P, et al. Water-related parasitic diseases in
Bumbu; 2013. China. Int J Environ Res Public Health.
2013;10(5):19772016.

7
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 11 No. 1, 2017 : 1 - 8

View publication stats

You might also like