You are on page 1of 5

Jurnal Analogi Hukum, 2 (1) (2020), 124–128

Jurnal Analogi Hukum


Journal Homepage: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum

Perlindungan Hukum terhadap Pekerja dalam Perjanjian


Kerja Waktu Tertentu Menurut Undang-Undang no 13 Tahun
2003
Ni Putu Nita Erlina Sari*, I Nyoman Putu Budiartha dan Desak Gde Dwi Arini

Fakultas Hukum, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali-Indonesia

*erlina.sari@gmail.com
How To Cite:
Sari, N. P. N. E., Budiartha, I. N. P., & Arini, D. G. D. (2020). Perlindungan Hukum terhadap Pekerja dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Menurut Undang-Undang no 13 Tahun 2003. Analogi Hukum. 2(1). 124-128. Doi: http://dx.doi.org/10.22225/.2.1.1613.124-128

Abstract-In the formation of employment agreements, there are two kinds, namely PKWT and PKWTT.
However, in its implementation, the implementation of PKWT carried out by the company is not in accordance
with the provisions stipulated in the work agreement and the Manpower Act so that the regulation regarding
employment is still stretched various constraints and problems as well as challenges faced and require
resolution through the court. Based on these explanations, the researcher raised the formulation of the
problem 1) How is the Legal Relationship Between Workers and Companies in a Specific Time Work
Agreement (PKWT) According to Law Number 13 Year 2003 and 2) What is the Form of Legal Protection
Against Workers in a Specific Time Work Agreement Under the Act Law No. 13 of 2003. This study uses
normative research methods. The legal materials used are primary, secondary. Work relations that occur
between workers and employers are based on an employment agreement as explained by Article 50 of Law
Number 13 Year 2003 Regarding Employment. In addition, PKWT can also be updated if the company so
wishes.
Keywords: PKWT, Legal Protection, Outsourcing

Abstrak-Dalam pembentukan perjanjian ketenaga kerjaan, terdapat dua macam yaitu PKWT dan PKWTT.
Namun dalam pelaksanaanya, penerapan PKWT yang dilaksanakan oleh perusahaan ada yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja dan Undang-Undang Ketenagakerjaan sehingga
pengaturan mengenai ketenagakerjaan masih terbentang berbagai kendala dan masalah serta tantangan yang
dihadapi dan memerlukan penyelesaian melalui pengadilan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti
mengangkat rumusan masalah 1) Bagaimanakah Hubungan Hukum Antara Pekerja Dengan Perusahaan dalam
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan 2) Bagaimana
Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 13 tahun 2003. Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif. Bahan hukum yang di
gunakan yaitu primer, sekunder. Hubungan kerja yang terjadi antara pekerja dan pengusaha didasarkan atas
perjanjian kerja seperti yang dijelaskan oleh Pasal 50 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan. Selain itu, PKWT juga dapat diperbarui apabila perusahaan menghendaki.
Kata Kunci: PKWT, Perlindungan Hukum, Outsourcing

1. Pendahuluan menimbulkan suatu peristiwa dalam


masyarakat, yang akibatnya diatur oleh hukum
Manusia dalam memenuhi kebutuhan itulah yang disebut dengan peristiwa hukum.
hidupnya melakukan suatu pekerjaan, dalam
bekerja kita butuh suatu peristiwa yang Reformasi merupakan perubahan yang
melibatkan orang lain untuk berinteraksi agar mengubah sesuatu atau suatu sistem pada suatu
dapat memberikan hasil berupa uang atau jasa masa. Indonesia merupakan negara yang sangat
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari luas dan diisi oleh ribuan ragam suku bangsa,
(Abdussalam, 2009). Manusia dalam Indonesia sendiri tidak lepas dari yang namanya
berinteraksi satu dengan yang lainnya akan Reformasi yakni tahun 1998 puncak dari pada
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
124
Perlindungan Hukum terhadap Pekerja dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Menurut Undang-Undang no 13
Tahun 2003
perubahan iklim politik dan ekonomi di negara pekerja harus menandatangani kontrak baru
ini. Gerakan-gerakan yang diplopori oleh untuk tetap bekerja dan tidak ada informasi dari
mahasiswa sebagai akademisi dengan perusahaan untuk pengangkatan menjadi
berlandaskan rasa perjuangan terhadap karyawan tetap.
dzalimnya pemerintahan di masa itu
menimbulkan gejolak nasional dan mengubah Sebagaimana telah diuraikan diatas,
wajah pemerintahan Indonesia hingga saat ini sebagai acuan dalam pembahasan nanti adapun
(Agusmidah, 2010). penelitian ini terbatas pada Hubungan Hukum
Antara Pekerja Dengan Perusahaan dalam
Sifat privat yang ditandai adanya hubungan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan
kerja sudah diatur dalam Pasal 50 Undang- Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja
Undang No. 13 Tahun 2003 tentang dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Ketenagakerjaan yang menegaskan bahwa: Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun
Hubungan kerja terjadi karena adanya 2003.
perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/
buruh. Pasal di atas menerangkan perjanjian 2. Metode
kerja merupakan awal dari lahirnya hubungan Penulisan penelitian ini menggunakan
kerja antara pengusaha dengan pekerja/ buruh penelitian hukum normatif, yang dalam hukum
dengan substansi perjanjian yang dibuat tidak normatif memiliki arti yakni mengkaji bahan-
boleh bertentangan dengan peraturan perundang bahan yang berasal dari berbagai peraturan
-undangan. Perjanjian kerja memiliki aturan perundang-undangan dan menggunakan bahan
yang sudah ada sedaridulu yang pada dasarnya, lain dari berbagai literature tertulis. Penelitian
memilkiki aturan-aturan tersendiri kepada perpustakaan atau pun studi dokumen meniti
setisap pelaku pembuat perjanjian. Perjanjian beratkan pada lebih banyak dilakukan terhadap
kerja memiliki pemahamannya sendiri, yang data yang bersifat sekunder yaitu sifat yang
pada prinsipnya memiliki sifat secara terbuka mutlak yang harus dipenuhi dan yang ada
olehkarena itu segala jenis perjanjian, dalam tertulis dalam studi dokumen. Pendekatan yang
pembentukan perjanjian ketenaga kerjaan diaplikasikan adalah dengan pendekatan undang
memiliki dua macam yaitu PKWT dan PKWTT -undang, konseptual dan kasus dalam kajian ini
(Djumadi, 2006). mencoba untuk menguat substansi isi putusan
PKWT memiliki arti perjanjian pekerja yang dipergunakan oleh hakim dalam memutus
waktu tertentu yang hanya berlaku satu atau dua perkara perjudian di masyarakat sehingga dapat
tahun dan setelah itu tergantung dengan disimpulkan dan dikaitkan dengan sistem
perjanjian apakah akan dilanjtkan atau normatif yang berlaku. Jenis penelitian yang
tidkanyan oleh pengusaha atau atasan digunakan yaitu penelitian normatif maka
sedangkan PKWTT yaitu perjanjian kerja penelitian yang digunakan adalah dengan
waktu tidak tertentu, memiliki masa perjanjian pendekatan Undang-Undang (Statue Approach)
yang cukup lama. Perjanjian seperti ini cukup dan bahan lain dari berbagai literature tertulis
membuat pengusaha sangat menjamin, (Lubis, 1994). Dengan kata lain penelitian ini
perjanjian kerja dengan waktu Namun, menggunakan atau meneliti bahan pustaka atau
penerapan PKWT yang dilaksanakan oleh data sekunder. Nilai ilmiah suatu pembahasan
perusahaan ada yang tidak sesuai dengan masalah terhadap legal issue yang akan diteliti
ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja sangat tergantung kepada cara pendekatan yang
dan Undang-Undang Ketenagakerjaan sehingga digunakan, dalam penelitian ini adalah
pengaturan mengenai ketenagakerjaan masih pendekatan Undang-Undang. Jika cara
terbentang berbagai kendala dan masalah serta pendekatan tidak tepat, maka penelitian tidak
tantangan yang dihadapi dan memerlukan akurat dan kebenarannya pun dapat diragukan
penyelesaian melalui pengadilan. Penerapan sehingga keluaran penelitian tersebut tidak
dalam pasal tersebut tidak terlaksana dengan dapat dipertanggungjawabkan.
baik dalam hal jenis pekerjaan yang tidak sesuai Penelitian ini mempergunakan bahan
dengan pekerjaan yang diperjanjikan, masa hukum yang berdasarkan perundang-undangan,
jangka waktu kerja dan jeda waktu tunggu. Hal bahan ini diperoleh dari norma-norma atau
tersebut ditemukan ada beberapa masalah kaidah-kaidah dasar yaitu Undang-Undang
tentang status pekerja yang sudah melebihi Nomor 13 Tahun 2013 Tentang
masa kontrak 3 (tiga) tahun (Halim, 1987). Ketenagakerjaan. Bahan hukum sekunder yaitu
Pertama, seorang pekerja yang bekerja di bahan yang memberikan penjelasan mengenai
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa bahan hukum primer, yang digunakan terutama
dan telah bekerja selama 10 (sepuluh) tahun, pendapat ahli hukum, hasil penelitian hukum,
setiap tahunnya setelah habis masa kontrak hasil karya ilmiah dari kalangan sarjana hukum.
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
125
Perlindungan Hukum terhadap Pekerja dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Menurut Undang-Undang no 13
Tahun 2003
Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang Selain itu, perjanjian kerjanya waktu tertentu
digunakan untuk memberikan penjelasan baik juga dapat diperbarui apabila perusahaan
bahan hukum primer maupun bahan hukum menghendaki. Jangka waktu maksimal
sekunder seperti Kamus Bahasa Indonesia, pembaruan PKWT adalah maksimal dua tahun
Kamus hukum dan lain-lainnya. dan hanya dapat dilakukan sekali. Hal ini sesuai
dengan ketentuan Pasal 59 ayat (3), (4) dan (6)
Teknik pengumpulan bahan hukum yang Undang-Undang Ketenagakerjaan.
dipergunakan dalam penulisan juenal ini yaitu
dengan cara membuat catatan-catatan baik Pekerja kontrak dalam pengertiannya
berupa kutipan langsung maupun tidak hanya pekerja sementara yang sudah di atur,
langsung yang diperoleh dari buku-buku, diamana adanya kesepakatan dalam kontrak
internet atau bacaan-bacaan yang berkaitan kerjanya yang disepakati oleh atasan dan
dengan permasalahan yang dibahas. Analisis bawahnnya dan jika sewaktu waktu terdapat
bahan hukum dalam penelitian ini dilakukan pemutusan kontrak yang merugikan salah satu
secara kualitatif, adalah analisis yang memiliki pihak makasebaiknya di selesaikan secara
sifat deskritif yaitu menjelaskan, menguraikan, kekeluargaan atau dengan hukum yang berlaku.
serta menggambarkan bagian isi penelitian. Biasanya pada saat masa kontra akan habis,
para karyawan pekerja waktu tertentu atau
3. Hasil dan Pembahasan PKWT meminta kesempatan agar terjalinnya
suatu kontrak kerja lagi mengingat mereka juga
Hubungan Hukum Antara Pekerja Dengan membutuhkan pekerjaan tersebut.
Perusahaan dalam Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT) Menurut Undang – Undang Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap
Nomor 13 Tahun 2003 Pekerja dalam Perjanjian Kerja Waktu
Hukum adalah ilmu yang mempelajari Tertentu Berdasarkan Undang-Undang
tentang aturan-aturan yang berlaku di dalam Nomor 13 tahun 2003
masyarakat, yang harus ditaati oleh masyarakat Apabila perusahaan tidak ada
itu sendiri dan memiliki sifat yang memaksa mempergunakan perjanjian tertulis yang dibuat
agar menaati aturan hukum tersebut. Sebagai bersama pekerja maka pihak peruasahaan atau
Aparat penegak hukum wajiblah menegakkan pengusaha dapat dituntut untuk terus
hukumnya menegakkan hukum tersebut, hukum memberikan pekerjaan pada pekerja/ buruh
sendiri memiliki fungsinya yaitu secara tidak sehingga hubungan kerja berubah menjadi
langsung pula hukum akan memberikan hubungan kerja untuk waktu tidak tertentu
perlindungan pada tiap hubungan hukum atau (PKWTT) yang dikenal dengan pekerja/ buruh
segala aspek dalam kehidupan masyarakat yang tetap. Hal ini dijabarkan dalam Pasal 57 ayat (1)
diatur oleh hukum. Perlindungan yang dan (2) UU Ketenagakerjaan. Perjanjian kerja
diberikan hukum kepada masyarakat harus di buat secara tertulis dan wajib untuk
merupakan perlindungan yang sangat luas yang nantinya akan disepakati oleh kedua belah
menjamin kesejahteraan masyarakat yang pihak. Proses pembentukan perjanjian kerja
selalau berpedoman kepada pancasila. Setiap diperlukannya syarat tertentu, dimana syarat
orang berhak mendapatkan perlindungan dari tertentu tersebut harus mengikuti peraturan dan
hukum. atau aturan perundang-undangan yang sesuai
Wajib bagi pemerintah untuk memberikan dengan tata cara pembuatan perjanjian kontrak
perlindungan kepada seluruh hubungan hukum yang saling menguntungkan bagi pengusaha
yang dilakukan masyarakat. Oleh karena itu dan buruh, pekerja tetap akan memiliki haknya
muncul dan berkembang istilah perlindungan agar memperoleh upah dan penghidupan yang
hukum. Pekerja lebih sering dikaitkan dengan layak tanpa membedakan jenis kelamin
diksi Buruh yang dipergunakan pemberi kerja (gender), agama, suku, ras (SARA) yang sesuai
dan sangat populer dalam keilmuaan terkait dengan minat dan kemampuan buruh atau
ketenagakerjaan atau perburuhan. tenaga kerja yang bersangkutan termasuk
perlakuan yang didapat yang sama terhadap
Perjanjian kontrak kerja untuk pekerja penyandang cacat(disabilitas) yang mana hal
PKWT memang dapat diperpanjang atau tersebut merupakan pengertian dari
diperbaharui. Akan tetapi, terdapat batasan perlindungan hukum kepada tenagakerja
waktunya. Perjanjian kontrak kerja tersebut (Maimun, 2007). Tempat berlindung, perbuatan
berlaku paling lamanya dua tahun dan hanya melindungi, pertolongan dan penjagaan
boleh diperpanjang setiap satu kali untuk jangka merupakan aspek penting dalam perlindungan
waktunya maksimal setahun (Kosidin, 1999). tenaga kerja di Indonesia.

Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License


126
Perlindungan Hukum terhadap Pekerja dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Menurut Undang-Undang no 13
Tahun 2003

4. Simpulan ketentuan mengenai Pekerja Kontrak Untuk


Waktu Tertentu (PKWT) dalam KepMen
Ikatan pekerjaan yang membutuhkan satu No.100 tahun 2004 Tentang Ketentuan
dengan yang lain antara atasan (pengusaha) dan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
bawahan (buruh) yang memiliki ikatan agar lebih jelas dan rinci substansi yang diatur
perjanjian kerja seperti yang dijelaskan di dalamnya, agar mempermudah dan
sebelumnya, dalam perjanjian kerja diisikan memperjelas;
persetujuan dan kesepakatan antara pengusaha
dan buruh untuk saling mengikatkan diri yaitu Bagi perusahaan khususnya dalam hal
antara pekerja dan atasan yang saling pemenuhan dan penjalanan atas hak-hak bagi
memerintah dan menerima upah atau gaji yang pekerja. Apabila perjanjian kerja yang dibuat
sesuai dengan upaya-upaya atau kegiatan kerja antara pihak pekerja dan Bank Sinar Mas telah
serta hak dan kewajibanya kedua belah pihak dijalankan dengan baik dan benar serta sesuai
baik yang dibuat tertulis maupun lisan, dalam dengan Peraturan Perundang-Undangan yang
menjalankan pekerjaanya para pekerja memiliki berlaku agar hal tersebut terus dilaksanakan
tetap saja memiliki hak yang memperoleh sebaik-baiknya dan ditegakan serta diberikan
kesejahteraan hidup yang layak bagi upaya untuk hak-hak dan kewajiban-kewajiban
keluarganya, seperti haknya dalam memperoleh pekerja tetap dipenuhi dan terciptanya suasana
jaminan sosial tenaga kerja yang merupakan kerja yang efektif, nyaman dan kondusif serta
program pemerintah BPJS Ketenagakerjaan dan saling menguntungkan antara pekerja dan
berhak memperoleh perlindungannya yaitu perusahaan;
keselamatan kerja dalam menjalankan dan
menyelesaikan kewajibannya sebagai pekerja, Masyarakat sebagai pekerja dan atau buruh
moralnya dan kesusilaannya dan kewajibannya harus lebih jeli untuk melihat dan memahami isi
para pekerja yaitu memberikan hasil dari perjanjian mengenai perjanjian kerja waktu
produksinya yang baik, mengikuti perintah dan tertentu (PKWT) yang disiapkan oleh
tata tertib yang telah ditentukan perusahaan. perusahaaan dimana akan bekerja. Masyarakat
pula sebaiknya harus waspada akan penipuan
Perlindungan hukum dan pelaksanaan dalam perjanjian kerja tersebut, agar kemudian
perjanjian kerja terhadap tenaga kerja belum hari bagi masyarakat sebagai pekerja tidak ada
sepenuhnya berjalan dan sesuai dengan yang merasa dirugikan begitu pula perusahaan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku akan berjalan dengan baik. Penting kewaspaan
dalam hal ini adalah Undang-Undang Nomor 13 masyarakat dalam proses penandatanganan
Tahun 2013. Pada Bank Sinar Mas tidak kontrak kerja, pekerja harusa sadar akan hak-
diberlakukannya cuti haid yang menyebutkan hak sebagai pekerja serta kewajibannya begitu
bagi wanita yang pada masa setiap dating masa pula dari perusahaan sebagai pemberi
menstruasinya tidak wajib bekerja karena pekerjaan.
merasakan sakit haid pada hari pertama dan hari
kedua masa haid yang dengan hanya Daftar Pustaka
memberitahukan kepada penananggungjawab Abdussalam, H. R. (2009). Hukum
pekerja, tetapi pada Bank Sinar Mas terutama Ketenagakerjaan (Hukum Perburuhan)
pekerja perempuan yang memasuki masa haid yang telah direvisi. Jakarta: Restu
atau merasakan sakit pada masa haid wajib Agung.
bekerja dan menjalankan tugasnya dengan baik,
jikalau pekerja wanita akan mengajukan ijin Agusmidah. (2010). Dinamika Hukum
atau tidak bekerja maka pekerja perempuan Ketenagakerjaan Indonesia. Medan:
tersebut harus menulis surat keterangan dokter USU Press.
dari fasilitas kesehatan atau dokter umum
lainnya atau surat keterangan sakit yang Djumadi. (2006). Hukum Perburuhan Perjanjian
menegaskan bahwa pekerja dari perusahaan Kerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
tersebut tidak bekerja dikarenakan sakit. Halim, R. (1987). Sari Hukum Perburuhan.
Pengaturan PKWT sangat perlu diarahkan Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
agar terciptanya keharmonisan dan kepastian Kosidin, K. (1999). Perjanjian Kerja Perjanjian
hukum baik secara tertulis maupun dalam Perburuhan dan Peraturan
penerapannya dan dalam Undang-Undang Perusahaan. Bandung: Mandar Maju.
Nomor 13 Tahun 2013 Tentang
Ketenagakerjaan telah cukup memberikan Lubis, M. S. (1994). Filsafat Ilmu dan
perlindungan hukum bagi Tenaga Kerja Penelitian. Bandung: Mandar Maju.
Kontrak (PKWT). Alangkah lebih baik direvisi
Maimun. (2007). Hukum Ketengakerjaan Suatu
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
127
Perlindungan Hukum terhadap Pekerja dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Menurut Undang-Undang no 13
Tahun 2003
Pengantar. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.

Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License


128

You might also like