Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa
yang sifatnya berbeda, namun keduanya saling berkaitan
sehingga sulit untuk dipisahkan. Stimulasi dalam tumbuh
kembang pada balita merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan terutama oleh ibu sebagai orang terdekat
dengan balita. Tujuan umum penelitian ini adalah
mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang balita di desa Langke Kecamatan Gentuma Raya
Kata Kunci: pada tingkat baik, cukup, dan kurang. Jenis penelitian ini
Pengetahuan; Tumbuh adalah deskriptif, teknik pengambilan sampel dengan total
Kembang; Balita sampling dengan jumlah sampel 35 responden, lokasi dan
153
Andro Ruben Runtu, Amelia Rattoe dan Rosita Siska Kalalo
Coresponden Author:
Email: androruntu21@gmail.com
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
2019 sebanyak 113.200. Persentase balita balita, maka dari itu penulis tertarik untuk
dengan gizi kurang (BB/U) provinsi Gorontalo melakukan penelitian tentang tumbuh
tahun 2019 sebesar 17,5%. Sedangkan balita kembang balita. Dengan demikian masalah
dengan gizi buruk tahun 2019 sebesar 14,44% penelitian ini adalah gambaran pengetahuan
(Kemenkes RI, 2016). ibu tentang tumbuh kembang balita.
Jumlah balita di Desa Langke selama Pertanyaan yang terkait dengan rumusan pada
tahun 2019 sebanyak 45 balita. Terdiri dari penelitian ini adalah bagaimana gambaran
usia 1-3 tahun 20 balita dan usia 4-5 tahun 25 pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
balita pada bulan Januari 2020 sebanyak 35 balita. Tujuan umum penelitian ini bertujuan
balita. Semua balita memiliki kartu menuju untuk mengetahui gambaran tingkat
sehat (KMS). Hasil wawancara pada 10 ibu pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
yang memiliki balita, tentang tumbuh balita di desa langke kecamatan gentuma raya
kembang balita dengan 2 pertanyaan: provinsi gorontalo. Tujuan khusus Untuk
pengertian dan faktor-faktor yang mengetahui karakteristik ibu balita.
memepengaruhi tumbuh kembang anak, karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan,
didapat hasil 2 orang ibu mampu menjawab serta untuk mengetahui tingkat pengetahan ibu
petanyaan dengan benar, ibu mengetahui tentang tumbuh kembang balita.
tentang pengertian tumbuh kembang dan dapat
menyebutkan faktor-faktor yang Metode Penelitian
mempengaruhi tumbuh kembang balita, Desain penelitian ini adalah deskriptif.
sedangkan untuk 8 orang ibu tidak dapat Deskriptif yaitu sebuah desain penelitan yang
menjawab pertanyaan dengan benar. menggambarkan fenomena yang ditelitinya
Masa anak di bawah lima tahun dan menggambarkan besarnya masalah yang
merupakan periode penting dalam tahap diteliti (Swarjana et al., 2015). Penelitian
kehidupan manusia. Stimulasi dalam tumbuh deskriptif bertujuan untuk mendapatkan
kembang pada balita merupakan hal yang gambaran yang akurat dari sejumlah
penting untuk diperhatikan terutama oleh ibu karakteristik masalah yang diteliti (Suyanto &
sebagai orang terdekat dengan balita (Ahmad Salim, 2011). Populasi dalam penelitian ini
Susanto, 2011). Pengetahuan ibu akan menjadi semua ibu yang mempunyai balita yang ada di
penentu terhadap sikap dan perilaku dalam Desa Langke Kecamatan Gentuma Raya.
memberikan nutrisi, kasih sayang, dan Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
frekuensi stimulasi yang diberikan kepada adalah total sampling adalah teknik
anaknya (Hasanah, 2019) . Maka dari itu, jika pengambilan sampel dimana jumlah sampel
pengetahuan baik maka ibu akan mengetahui sama dengan jumlah populasi atau dalam kata
bagaimana tumbuh kembang yang optimal. lain semua populasi dijadikan sampel
Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh seluruhnya (Suyanto & Salim, 2011).
kembang balita di Indonesia masih bervariasi, Instrumen penelitian yang digunakan berupa
selain itu berdasarkan studi pendahuluan yang kuesioner atau angket dengan beberapa
telah dilakukan di desa Langke Kecamatan pertanyaan.
Gentuma Raya dari 10 ibu hanya 2 yang Penelitian ini dilaksanakan di Desa
mampu menjawab pertanyaan tentang tumbuh Langke Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
kembang balita dengan baik. Untuk provinsi Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Tenaga
Gorontalo khususnya di desa Langke belum kesehatan yang ada di Desa Langke terdiri dari
ada yang melakukan penelitian tentang 1 orang dokter, 1 orang perawat, dan 6 kader
pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang yang melayani melalui pelayanan kegiatan
posyandu. Jenis pelayanan yang diberikan Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa
antara lain kesehatan ibu dan anak yang sebagian besar responden
meliputi pemeriksaan imunisasi, ibu hamil, berpendidikan akhir SMA, yaitu
serta pemenuhan kebutuhan gizi. Desa langke sebanyak 18 responden (51,4%).
terdiri dari dua dusun yaitu dusun Dano dan c. Karakteristik responden berdasarkan
Aldus. Letak Desa Langke sebelah timur pekerjaan.
berbatasan dengan Desa Durian, sebelah barat Tabel 3
berbatasan dengan Desa Dumolodo, sebelah Karakteristik Responden Berdasarkan
utara berbatasan dengan Desa Gentuma, Pekerjaan
sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Pekerjaan Frekuensi Persen
Tapa. PNS 2 5,7%
Swasta 4 11,4%
Hasil Penelitian IRT 29 82,9%
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Total 35 100%
2020 sampai bulan Juli 2020 di Desa Langke Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat
Kecamatan Gentuma Raya. Responden dalam bahwa sebagian besar responden adalah
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)
balita yang tercatat di Desa Langke berjumlah sebanyak 29 responden (82,9%).
35 responden. 2. Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang
1. Karakteristik umum responden Balita Di Desa Langke Kecamatan Gentuma
a. Karakteristik responden berdasarkan Raya.
umur. Tabel 4
Tabel 1 Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh
Karakteristik Responden Berdasarkan Kembang Balita.
Umur Pengetahuan Frekuensi Persen
Variabel Mean Min- 95%CI SD Baik 8 22,9%
maks Cukup 23 65,7%
Umur 24,83 17-35 23,38- 4,225 Kurang 4 11,4%
26,28 Total 35 100%
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat rerata
sebagian responden memiliki
umur responden adalah 24,83 dengan
pengetahuan cukup sebanyak 23
standar deviasi 4,225.
responden (65,7%).
b. Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan.
Pembahasan
Tabel 2
1. Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian yang
Pendidikan
dilakukan di Desa Langke Kecamatan
Pendidikan Frekuensi Persen
Gentuma Raya Provinsi Gorontalo dilihat
SD 4 11,4% dari karakteristik umur responden rerata
umur responden 24,83 dengan standar
SMP 10 28,6%
SMA 18 51,4% deviasi 4,225. Hal ini sejalan dengan
Perguruan 3 8,6% penelitian yang dilakukan (Vernieres et al.,
Tinggi 2017), menunjukkan bahwa rentang umur
Total 35 100% responden 19-36 tahun. Umur
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
Abstrak
Balita Adalah Individu 0-60 bulan Gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang
tumbuh kembang balita Pendahuluan dilakukan di BPM Herlina Siregar Tempino
Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang
tumbuh kembang balita di BPM Herlina Siregar Tempino. Penelitian
menggunakan desain deskriptif dengan meneliti 33 responden ibu diambil
menggunakan teknik quesioner. Dari 33 responden pengetahuan baik sebanyak
28 (84,9%), sedangkan pengetahuan tidak baik sebanyak 5 (15,1%), memiliki
sikap baik sebanyak 23 (85,5%) responden, sedangkan sikap tidak baik sebanyak
8 (15,1%). Didapatkan Hasil penelitian terdapat adanya hubungan terhadap
gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang tumbuh kembang balita diBpm
Tempino tahun 2021.
Mother's Description, Knowledge and Attitude About Toddler Development at Bpm Herlina
Tempino
Abstract
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018 melaporkan bahwa
masalah gizi buruk sebesar 7,3% ,overweight sebesar 5,9% dan balita stunting
sebanyak 21,9% (WHO, et.al., 2019). Secara global 2,9 juta anak yang lebih muda
dari 5 tahun,anak laki-laki tahun 2016 gangguan perkembangan 95% hidup
dinegara pendapatan rendah dan menegah ,Secara nasional diIndonesia status gizi
balita 3,9% ,gizi buruk 13,8%,gizi kurang 79,2%gizi baik,3,1% gizi lebih
.prevalensi penyimpangan perkembangan dibawah 5 tahun di Indonesia 2016
7.512,6 per 100.000 populasi (7,51%) (WHO, et.al., 2019).
Perkembangan motorik kasar, merupakan perkembangan gerak yang
meliputi keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh. Seperti merangkak,
berjalan, melompat, atau berlari.(Wikipedia, et.al., 2016). Pengetahuan ibu
tentang tumbuh kembang yang baik akan membuat pola asuh yang baik terhadap
anak balita yang nantinya akan berpengaruh baik terhadap status gizi anak
berdasar BB/U dan TB/U (Repostory Poltekes Medan ,et.al., 2018). Ibu yang
berpengetahuan baik cenderung bersikap baik (mendukung), hal tersebut sesuai
dengan teori Notoatmodjo menyatakan bahwa pengetahuan seseorang akan baik
apabila mendapat informasi yang baik juga sehingga informasi tersebut akan
memberikan pengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, et.al.,
2010).
Ketika seseorang mempunyai pengetahuan yang baik makamereka akan
cenderung mempunyai sikap yang positif dimana mereka akan melatih
melaksanakan sesuatu sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya karena
sikapyang baik itu tidak dibawa sejak lahir, akan (Jurnal Meneliti,et.al., 2016)
..Berdasarkan Data Kemenkes RI Tahun 2019 Prevalensi status gizi balita
diprovinsi Jambi terdiri dari 2,5%gizi buruk,13,0%gizi kurang,82,3%gizi
baik,,dan 2,2%gizi lebih,(Kemenkes RI,et.al., 2019). Prevalensi gizi buruk
selama5tahun(2013-2017),fluktuatif naik turun terutama pada tahun 2017
mengalami penurunan sebesar 0,54% dibanding tahun 2016 yaitu 7,43% menjadi
6,89%. Pada 1wilayah Puskesmas Tempino terdapat Bidan Praktek Mandiri
Herlina Siregar dengan jumlah rata-ratakunjungan ibu yang membawa balita pada
tahun 2020 sebanyak 220 orang.( Kemenkes RI et.al., Tahun 2019)
Pengetahuan ( Knowledge ) juga diartikan sebagai hasil penginderaan
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya
(mata, hidung dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu pengindraan
sehingga menghasilkan pengetahuan.. Pengetahuan ibu mengenai tumbuh
kembang mampu mempengaruhi sikap ibu untuk memantau tumbuh kembang
balita 0-5 tahun (arikunto, et.al., 2016) . Pada keadaan yang sebaliknya juga akan
terjadi, sehingga semakin baik pengetahuan maka akan semakin baik sikap orag
tersebut (Mubarak et.al., 2019). Penelitian serupa pernah dilakukan oleh
(devlianti, et.al., 2020) dengan judul “gambaran antara pengetahuan dan sikap ibu
tentang tumbuh kembang balita dalam memantau tumbuh kembang balita 0-5
tahun . Hasil penelitian menunjukan bahwa dari sebagian besar ibu memiliki
pengetahuan mengenai tumbuh kembang dengan baik.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1
Distribusi frekuensi Pengetahuan di Bpm tempino Tahun 2021
No Pengetahuan F %
1 Baik 28 84,9%
2 Tidak baik 5 15,1%
Total 33 100%
Sumber : SPSS20
Tabel 2
Distribusi frekuensi S ikap di Puskesmas Tangkit Tahun 2021
No S ikap F %
1 Baik 23 85,5%
2 Kurang 8 15,1%
Total 33 100%
Sumber : SPSS20
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil analisis bahwa mayoritas sikap ibu
dengan memiliki pengetahuan baik sebanyak 28 responden (15,15%) dan
minoritas pengetahuan kurang sebanyak 5 responden . Pengetahuan ( Knowledge )
juga diartikan sebagai hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya),
dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan.
Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap
objek (Wikipedia et.al.,2018). Teori penelitian ini memiliki hubungan dengan
gambaran pengetahuan tumbuh kembang pada balita diBpm Tempino tahun 2021.
yang semakin tinggi orang tua dapat mengarahkan anak sedini mungkin dan akan
mempengaruhi daya pikir anak untuk berimajinasi. Dari pendidikan, ibu akan
memperoleh pengetahuan dan pemahaman.Dengan pengetahuan dan pemahaman
yang baik, maka akan mudah menerima segala informasi terutama semua
kebutuhan yangdibutuhkan oleh untuk dapat berkembang secara optimal.
Informasi tersebut meliputi bagaimana cara pengasuhan anak yang baik, menjaga
kesehatan anak,dan menstimulasi perkembangan anak (Wikipedia et.al.. 2017).
Teori penelitian ini memiliki hubungan dengan sikap terhadap gambaran tumbuh
kembang pada balita diBpm Tempino tahun 2021.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa Dari 33
responden di diBpm Tempino yang sudah memiliki pengetahuan baik sebanyak
28 (84,9%) responden, sedangkan pengetahuan tidak baik sebanyak 5 (15,1%)
dan Dari 33 responden di diBpm Tempino yang sudah memiliki sikap baik
sebanyak 23 (85,5%) responden, sedangkan sikap tidak baik sebanyak 8 (15,1%).
Didapatkan hasil penelitian tentang Gambaran Pengetahuan dan sikap terhadap
tumbuh kembang pada balita memiliki hubungan terhadap gambaran Gambaran
pengetahuan dan sikap terhadap tumbuh kembang pada balita di Bpm Tempino
Tahun 2021.
DAFTAR PUSTAKA
WHO. 2019. Psikologi perkembangan. Jakarta. PT Asdi Mahasatya.
Hockenberry, M. J, & Wilson, D. 2009. Wong’s essentials of Pediatric
Nursing. St. Louis: Mosby E
Wikipedia. 2016. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita di
Posyandu Klengkeng. Surakarta: Stikes Kusuma Husada. Lsevier
Bezt, Cecily L. 2002. Buku saku keperawatan pediatrik. Jakarta : EGC
Notoatmodjo. 2010. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan Dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Kemenkes RI Tahun 2019. Perkemangan gizi balita di indonesia
Malaysia: A Study to Assess the Roles of Body Image, Self-efficacy and
Perceived Barriers . APJCP , 17 (3), 1277-1284.
American Cancer Society. (2016). Cancer facts & figures 2016. Retrived from
www.cancer.org
Brain, N. P. (2005). An aplication fo extended HBM to the prediction of BSE
among women with family history of BC. BJ .
Kratzke, C., Vilchis, H., & Amatya, A. (2013). Breast cancer prevention
knowledge, attitudes, and behaviors among college women and mother-
daughter communication. J Community Health, 38. doi 10.1007/s10900-
01309651-7), 560-568.
Lancet. (2002). Breast cancer and breastfeeding: collaborative reanalysis of
individual data from 47 epidemiological studies in 30 countries, including
50302 women with breast cancer and 96973 women without the disease.
ACP J Club , 360(9328):187-95.
Noroozi, A., Jomand, T., & Tahmasebi, R. (2010). Determinants of breast self-
examanation performance among Iranian women: An application of the
helath beliaf model. J Canc Educ , 1-10.
1
Darah Ifalahma*, 2Nur Hikmah
1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Duta Bangsa Surakarta
2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Duta Bangsa Surakarta
*darah_ifa@udb.ac.id
Abstrak
Masa balita disebut golden periode karena mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan
segala aspek perkembangan. Perkembangan setiap anak akan melalui tahapan yang berlangsung secara
berurutan, terus menerus dan dalam tempo tertentu. Dengan memahami tahapan perkembangan seorang
anak, orang tua akan dapat menilai perkembangan anak sesuai dengan patokan umum yang berlaku.
Apabila diamati anak yang mengalami keterlambatan perkembangan, orang tua bisa segera bertindak.
Sebaliknya, orang tua juga bisa mempersiapkan anak dengan memberi stimulasi yang sesuai dengan
kemampuan anak pada usia tertentu. Pengetahuan dan kesadaran orang tua sangat perlu untuk memantau
dan memberi rangsangan pada perkembangan anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengetahuan ibu
tentang perkembangan motorik kasar pada balita usia 3-4 tahun.
Desain penelitian ini mengunakan metode penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner. Sampel penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di Playgroup Cepaka 2 Semanggi
Surakarta sejumlah 35 responden. Teknik pengambilan sampel secara Nonprobability Sampling dengan
sampel jenuh. Analisis data menggunakan analisa univariat.
Hasil penelitian adalah tingkat pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar pada balita secara
keseluruhan responden memiliki pengetahuan yang baik yaitu 2 orang (5,7%), responden yang
berpengetahuan cukup yaitu 19 orang (54,3%) dan responden yang berpengetahuan kurang yaitu 14 orang
(40%).
Kesimpulan pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar pada balita mayoritas dalam kategori
cukup. Saran untuk ibu diharapkan meningkatkan kesadaran pentingnya untuk menambah pengetahuan
tentang perkembangan motorik kasar pada balita.
Abstract
The toddler period is called the golden period because it has enormous potential to optimize all aspects of
development. The development of each child will go through stages that take place sequentially,
continuously and within a certain tempo. By understanding the stages of a child's development, parents
will be able to assess the child's development according to generally accepted standards. If a child is
observed who has developmental delays, parents can act immediately. Conversely, parents can also
prepare children by providing stimulation in accordance with the child's abilities at a certain age.
Knowledge and awareness of parents is very necessary to monitor and stimulate children's development.
The research objective was to determine the knowledge of mothers about gross motor development in
children aged 3-4 years.
This research design uses descriptive research method. The instrument used was a questionnaire. The
sample of this research is mothers who have children under five in Playgroup Cepaka 2 Semanggi
Surakarta with a total of 35 respondents. The sampling technique is nonprobability sampling with
saturated samples. Data analysis used univariate analysis.
The results of the study were the level of maternal knowledge about gross motor development in toddlers.
Overall, the respondents had good knowledge, 2 people (5.7%), 19 people (54.3%) with sufficient
knowledge, and 14 people with less knowledge (40.0%).
The conclusion of the mother's knowledge about gross motor development in toddlers is in the moderate
category. Suggestions for mothers are expected to increase awareness of the importance of increasing
knowledge about gross motor development in toddlers.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan adalah hasil „tahu‟, dan ini
Pengetahuan tentang Unsur Perkembangan terjadi setelah orang melakukan pengindraan
Motorik Kasar terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan
No. Tingkat Frekuensi Prosen terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra
Pengetahuan tase penglihatan, pendengaran, penciuman rasa, dan
(%) raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
1. Cukup 17 48,5 diperoleh melalui mata dan telinga
2. Kurang 18 51,4 (Notoatmodjo, 2011).
Jumlah 35 100 Faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan ibu yaitu umur. Umur merupakan
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa dari 35 rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia
responden mayoritas tingkat pengetahuan yang dilahirkan hingga berulang tahun. Umur akan
kurang yaitu 18 responden (51,4%) berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga
pengetahuan diperolehnya akan semakin baik
e. Pengetahuan tentang Faktor (Ariani, 2014).
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tingkat Hasil penelitian ini dikuatkan oleh
Pengetahuan Ibu tentang Faktor Perkembangan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Motorik Kasar Masyroh (2013) dengan judul Gambaran
No. Tingkat Frekuensi Prosentas Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita
Pengetahuan e (%) Tentang Obesitas Pada Lingkungan XIX di
1. Baik 17 48,6 Kelurahan Banjai Kecamatan Medan Denai.
2. Cukup 8 22,9 Karakteristik dalam penelitian ini adalah umur
3. Kurang 10 28,6 dengan hasil ibu umur 20 tahun berpengetahuan
Jumlah 35 100 baik sebanyak 11 responden (31,4%), ibu umur
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa dari 35 25 – 35 tahun berpengetahuan cukup sebanyak
responden mayoritas tingkat pengetahuan yang baik 19 responden (54,3%) dan ibu umur >35 tahun
yaitu 17 responden (48,6%) berpengetahuan kurang sebanyak 5 responden
(14,3%). Hasil penelitian tersebut mayoritas
f. Pengetahuan tentang Masalah pengetahuan responden cukup dipengaruhi oleh
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tingkat daya tangkap ibu dan menunjukkan bahwa
Pengetahuan Ibu tentang Masalah terdapat hubungan antara umur dengan
Perkembangan Motorik Kasar pengetahuan ibu.
No. Tingkat Frekuensi Prosentas Usia ibu di Playgroup Cepaka 2 Semanggi
Pengetahua e(%) Surakarta mayoritas usia 20-30 tahun. Pada usia
n ini ibu mempunyai tingkat pengetahuan lebih
1. Baik 4 11,4 baik dibandingkan dengan ibu yang berumur
2. Cukup 17 48,6 >30 tahun. Umur akan berpengaruh terhadap
3. Kurang 14 40,0 daya tangkap sehingga pengetahuan
Jumlah 35 100 diperolehnya akan semakin baik.
2. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pengertian
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa dari 35 Perkembangan Motorik Kasar
responden mayoritas tingkat pengetahuan yang Hasil penelitian brdasarkan tabel distribusi
cukup yaitu 17 responden (48,6%) menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu
tentang pengertian perkembangan motorik kasar
Bahasan balita umur 3-4 tahun di Playgroup Cepaka 2
1. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Semanggi, Surakarta yaitu mayoritas responden
Perkembangan Motorik Kasar yang berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang
Hasil penelitian berdasarkan tabel (42,9%). Perkembangan motorik kasar adalah
distribusi menunjukkan bahwa tingkat gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan
pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan
kasar balita umur 3-4 tahun di Playgroup menggunakan otot-otot besar, sebagian atau
Cepaka 2 Semanggi Surakarta yaitu responden seluruh anggota tubuh (Soejiningsih, 2012).
yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang Faktor yang mempengaruhi tingkat
(5,7%), berpengetahuan cukup sebanyak 19 pengetahuan ibu yaitu pendidikan. Semakin
orang (54,3%) dan berpengetahuan kurang tinggi pendidikan seseorang maka semakin
sebanyak 14 orang (40,0%). Berdasarkan data mudah orang tersebut menerima informasi.
tersebut disimpulkan bahwa mayoritas Pengetahuan erat hubungannya dengan
responden mempunyai tingkat pengetahuan pendidikan, seseorang dengan pendidikan tinggi
yang cukup tentang perkembangan motorik maka semakin luas pula pengetahuan yang
kasar balita umur 3-4 tahun. dimiliki (Ariani, 2014).
Hasil penelitian ini dikuatkan oleh tentang perkembangan motorik kasar balita di
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Playgroup Cepaka 2 Semanggi Surakarta.
Puspitasari (2013) dengan judul Tingkat 4. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Unsur-Unsur
Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Perkembangan Motorik Kasar
Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Hasil penelitian berdasarkan tabel
Bermain Sekar Melati Tasik Madu Karang distribusi menunjukkan bahwa tingkat
Anyar didapatkan responden dengan pendidikan pengetahuan ibu tentang unsur – unsur
SD sebanyak 2 responden (6,46%), SMP perkembangan motorik kasar balita umur 3-4
sebanyak 7 responden (22,58%), SMA tahun di Playgroup Cepaka 2 Semanggi
sebanyak 18 (58,06%) dan Perguruan Tinggi Surakarta yaitu mayoritas responden
sebanyak 4 responden (12,90%). berpengetahuan kurang sebanyak 18 orang
Pengetahuan responden dipengaruhi oleh (51,4%). Menurut Barrow Harold M., dan Mc
pendidikan. Dimana semakin tinggi pendidikan Gee, Rosemary dalam Khoiriyah (2013) unsur -
seseorang maka semakin mudah untuk unsur perkembangan motorik kasar yaitu:
menerima informasi. Pendidikan mayoritas ibu kekuatan, koordinasi, kecepatan, keseimbangan
di Playgroup Cepaka 2 Semanggi Surakarta dan kelincahan.
adalah sekolah menengah sehingga cukup Hasil penelitian ini dikuatkan oleh
pengetahuannya tentang perkembangan motorik penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Safitri
balita. (2012) dengan judul Gambaran Perkembangan
3. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Macam Motorik Kasar Pada Anak Usia 3-5 Tahun di
Perkembangan Motorik Kasar Desa Matang Karieng Kecamatan Seunuddon
Hasil penelitian berdasarkan tabel Kabupaten Aceh Utara didapatkan 17
distribusi menunjukkan bahwa tingkat responden (37%) kategori baik dan 29
pengetahuan ibu tentang macam-macam responden (63%) kategori kurang, jadi
perkembangan motorik kasar balita umur 3-4 pengetahuan responden tentang unsur-unsur
tahun di Playgroup Cepaka 2 Semanggi perkembangan motorik mayoritas dalam
Surakarta yaitu mayoritas responden yang kategori kurang. Hal ini dikarenakan responden
berpengetahuan kurang yaitu sebanyak orang belum mendapatkan informasi tentang
(51,4%). Menurut Mahendra (2006) macam- perkembangan motorik Di Desa Matang
macam perkembangan motorik kasar balita Karieng Kecamatan Seunuddon Kabupaten
adalah keterampilan lokomotor, keterampilan Aceh Utara.
nonlokomotor, dan keterampilan manipulatif. Unsur – unsur yang berpengaruh terhadap
Faktor yang mempengaruhi tingkat perkembangan motorik balita salah satunya
pengetahuan ibu yaitu informasi. Informasi yaitu dari ibu. Ibu yang mempunyai
adalah sesuatu yang diperoleh baik dari pengetahuan baik akan lebih aktif dalam
pendidikan formal maupun non formal dapat mencari informasi tentang unsur–unsur
memberikan pengaruh jangka pendek perkembangan motorik untuk mengembangkan
(immediate impact) sehingga menghasilkan kemampuan motorik anaknya. Sehingga dapat
perubahan atau peningkatan pengetahuan disimpulkan bahwa semakin baik tingkat
(Notoatmojo, 2011). pengetahuan ibu berhubungan erat dengan
Hasil penelitian ini dikuatkan oleh semakin baik stimulasi yang diberikan ibu pada
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh anaknya.
Wulandari (2010) dengan judul Hubungan 5. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Faktor
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik Perkembangan Motorik Kasar
Kasar dan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun Hasil penelitian berdasarkan tabel
di Play Group Tranju Mas Purworejo distribusi menunjukkan bahwa tingkat
didapatkan informasi yang didapatkan melalui pengetahuan ibu tentang faktor perkembangan
teman (32,0%), lingkungan sosial (13,2%), motorik kasar balita umur 3-4 tahun di
media massa (54,8). Hal ini dikarenakan Playgroup Cepaka 2 Semanggi Surakarta yaitu
perkembangan teknologi yang semakin canggih, mayoritas responden berpengetahuan baik
sehingga semakin mudah untuk mencari sebanyak 17 orang (48,6%). Menurut
informasi tentang perkembangan motorik kasar Soetjiningsih (2012), faktor - faktor yang
dari media massa. mempengaruhi antara lain: motivasi belajar
Sumber informasi ibu di Playgroup anak, pengetahuan ibu, lingkungan dan
Cepaka 2 Semanggi Surakarta mayoritas dari pendapatan.
media massa, namun masih kurang dari 50% Hasil penelitian ini dikuatkan oleh
yang berarti belum merata. Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
yang diperoleh dari penelitian yaitu sebagian Khoiriyah (2013) dengan judul Gambaran
besar ibu mempunyai tingkat pengetahuan Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan
kurang, maka dibutuhkan untuk penyuluhan Motorik Kasar Balita di Wilayah Puskesmas
ABSTRACT
Toddlerhood is an important period in the development process in humans. Development in
toddler age determines the success of children's development in the next period.
Achievement of development in infants that is not optimal is the impact of stunting. As a
result of this stunting can have an impact on delays in growth and development in infants. So
the need for stimulation or stimulation from the family, especially mothers. If the family
especially the mother does not have good knowledge about the development of toddlers,
then the child can have developments that are not by his age. This study aims to find out the
description of the mother's knowledge about toddler development. The research method
used is the Systematic Literature Review. Data collection strategies used are secondary
data from the results of research through articles on search sites with keywords mother's
knowledge, development, and toddlers. The number of respondents in the study around 30-
106 mothers of children under five. The results of the conclusions in this study indicate that
there is good knowledge in the language and social aspects, as well as inadequate
knowledge in gross and fine motor aspects. It is recommended to the health center in
particular or health services to always provide counseling related to the continued growth
and development of infants in the Integrated Healthcare Center every month, so that
parents, especially mothers of children under five, can pay attention to developments that
occur in infants according to their age.
Keywords: Mother's knowledge, Development, Toddler
ABSTRAK
Masa balita merupakan periode penting dalam proses perkembangan pada manusia.
Perkembangan pada usia balita menjadi penentun keberhasilan perkembangan anak di
periode selanjutnya. Capaian perkembangan pada balita yang tidak maksimal merupakan
dampak dari stunting. Akibat dari stunting ini bisa berdampak pada keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan pada balita. Sehingga perlu adanya stimulasi atau
rangsangan dari keluarga terutama ibu. Jika keluarga terutama ibu tidak memiliki
pengetahuan yang baik tentang perkembangan balita, maka anak tersebut bisa memiliki
perkembangan yang tidak sesuai dengan usianya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran pengetahuan ibu tentang perkembangan balita. Metode penelitian yang
digunakan yaitu Systematic Literatur Review. Strategi pengumpulan data yang digunakan
yaitu data sekunder dari hasil penelitian melalui artikel pada situs pencarian dengan kata
kunci pengetahuan ibu, perkembangan, dan balita. Jumlah responden dalam penelitian
sekitar 30-106 ibu balita. Hasil kesimpulan pada penelitian ini menunjukan terdapat
pengetahuan baik pada aspek bahasa dan sosial, serta pengetahuan kurang pada aspek
motorik kasar dan halus. Direkomendasikan kepada pihak puskesmas khususnya atau
pelayanan kesehatan untuk senantiasa memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan
keberlangsungan tumbuh kembang pada balita di posyandu setiap bulannya, sehingga para
orangtua terutama ibu balita bisa memperhatikan perkembangan yang terjadi pada balita
sesuai dengan usianya.
Kata kunci : Pengetahuan Ibu, Pekembangan, Balita
116
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020
117
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020
(43,2%), Sukabumi (37,6%), Tasikmalaya poengaruh pola asuh orang tua yang
(33,3%), Bandung Barat (34,2%), mendukung perkembangan balita.
Majalengka (30,2%) dan Purwakarta Penelitian juga dilakukan oleh
(30,1%)6 Rohmilia Kusuma mengenai Hubungan
Tribun Jabar.id, Kepala Bidang Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Tumbuh Kembang Anak Dan
Kota Bandung mengatakan bahwa angka Perkembangan Motorik Halus Balita Di
kejadian stunting meningkat dua kali lipat. Wilayah Kerja Puskesmas Penumping
Yaitu dari (0,6%) pada tahun 2018 Surakarta bahwa terdapat hubungan yang
menjadi (1,5%) pada tahun 2019 atau bermakna anatara tingkat pengetahuan
sekitar kurang lebih 1900 balita di Kota ibu tentang tumbuh kembang anak dan
Bandung mengalami stunting. Akibat dari perkembangan motorik halus di wilayah
stunting ini bisa berdampak pada kerja Puskesmas Penumping Surakarta.
keterlambatan pertumbuhan dan Penelitian ini dilakukan dengan uji
perkembangan pada balita. Sehingga alternatif chi-square dan didapatkan p =
perlu adanya stimulasi atau rangsangan 0,0048.
dari keluarga terutama ibu. Jika keluarga Orang tua memiliki peran yang
terutama ibu tidak memiliki pengetahuan sangat penting untuk merangsang potensi
yang baik tentang perkembangan balita, yang dimiliki oleh anak. Tugas
maka anak tersebut bisa memiliki pengasuhan umumnya diserahkan kepada
perkembangan yang tidak optimal sesuai ibu yang didasarkan pada pengetahuan
dengan usianya7 yang dimilikinya. Salah satu faktor yang
Hasil studi pendahuluan ke Dinas mempengaruhi pengetahuan adalah
Kesehatan Kota Bandung, bahwa terdapat tingkat pendidikan ibu. Apabila ibu
sekitar (6,53%) atau 8121 balita memiliki pengetahuan yang tinggi maka
mengalami stunting. Dinas Kesehatan akan lebih aktif dalam mencari informasi
Kota Bandung juga menyebutkan untuk meningkatkan keterampilan dalam
beberapa puskesmas dengan prevalensi pengasuhan anak9 (Hastuti, 2010)
stunting yang tinggi diantaranya; Oleh karena itu untuk meminimalisir
puskesmas sukawarna (25,43%) atau 161 akibat dari stunting pada balita, maka
balita, puskesmas balaikota (21,52%) atau keluarga perlu mengetahui tentang
65 balita, puskesmas talaga bodas perkembangan balita sesuai dengan
(21,57%) atau 270 balita, puskesmas usiannya terutama ibu yang bertugas
sukapakir (23,60%) atau 211 balita, mengasuh seorang anak. Sehingga
puskesmas cibolerang (20,74%) atau 269 penulis merasa tertarik untuk mengetahui
balita, puskesmas cipadung (21,47%) atau gambaran pengetahuan ibu tentang
555 balita, dan puskesmas mengger perkembangan balita.
(21,30%) atau 85 balita.
Hasil penelitian oleh Maharani,dkk METODE
mengenai Hubungan Antara Kejadian A. Jenis dan Desain Penelitian
Stunting Dengan Perkembangan Pada Jenis penelitian ini merupakan
Balita Usia 3-5 Tahun Di Posyandu Kricak penelitian deskriptif yang memberikan
Yogyakarta dengan uji statistik Chi- Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
Square, didapatkan hasil bahwa nilai Perkembangan Balita. Desain yang
(14,263) > (5,991) serta nilai dipergunakan adalah Systematic Literatur
Sig atau p (0,001) < α (0,05). Hasil ini Review. Desain ini merupakan metode
menunjukkan bahwa ada hubungan literature review yang mengidentifikasi,
antara kejadian stunting dengan menilai, dan menginterpretasi seluruh
perkembangan balita usia 3-5 tahun di temuan-temuan pada suatu topik
Posyandu Kricak. Pada penelitian ini penelitian, untuk menjawab pertanyaan
terdapat 2 balita dengan kejadian stunting penelitian (research question) yang telah
yang memiliki perkembngan sesuai. Hal ditetapkan sebelumnya10 (Kitchenham &
yang kemungkinan dapat mempengaruhi Charters, 2007).
adalah balita mengikuti PAUD atau Penelitian ini akan dilakukan dengan
mengidentifikasi, menilai, dan
118
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020
119
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020
- Baik = 21 responden
(39,6%)
- Kurang = 32
respponden (60,4%)
4. Pengetahuan Ibu tentang
Stimulasi Sosial
- Baik = 25 responden
(47,2%)
- Kurang = 28 responden
(52,8%)
2. Desi Kumalasari, Pengetahuan 2018 58 Pengetahuan Ibu tentang
Desi Setia Wati Ibu Tentang Perkembangan Motorik
Perkembangan Kasar dan Halus :
Anak Dengan 1. Kurang = 24
Perkembangan responden (41,4%)
Motorik Kasar 2. Cukup = 17 responden
dan Halus Pada (29,3%)
Anak Usia 4-5 3. Baik = 17 responden
12
Tahun (29,3%)
3. Irma Detia Rini Gambaran 2012 106 Pengetahuan Ibu
Tingkat 1. Tinggi = 71 reponden
Pengetahuan (67%)
Ibu Tentang 2. Rendah = 35 responden
Perkembangan (33%)
Bicara dan
Bahasa Serta
Stimulasi Pada
Anak Usia Dini
Di RW 09
Kelurahan Tugu
13
Depok
4. Ina Qoriah Hubungan 2010 30 Pengetahuan Ibu
Mardikaningsih Tingkat 1. Baik = 14 responden
Pengetahuan (46,7%)
Ibu Dengan 2. Cukup = 7 responden
Perkembangan (23,3%)
Sosial Balita 3. Kurang = 9 responden
Umur 4-5 Tahun
Di Kota
14
Semarang
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang ditemukan Berdasarkan teori yang dijelaskan
menunjukan pada penelitian pertama bahwa perkembangan merupakan suatu
menjelaskan tumbuh kembang anak proses dalam kehidupan manusia yang
ditandai dengan pertumbuhan dan berlangsung secara terus-menerus sejak
perkembangan yang harus dirangsang masa konsepsi sampai akhir hayat15
atau distimulasi oleh keluarga terutama Perkembangan yang tidak optimal akan
ibu sebagai orang tua. Hasil penelitian akan berdampak pada kerkembangan
kedua menjelaskan bahwa masa balita anak di masa yang akan datang.
merupakan periode emas dalam Sehingga perkembangan pada anak usia
perkembangan manusia. Hasil penelitian balita ini sangat penting untuk dilakukan
ketiga juga menjelaskan bahwa usia dini stimulasi oleh orang tua terutama ibu.
merupakan masa emas dalam Pengetahuan ibu sangat menentukan
pertumbuhan dan perkembangan anak keberhasilan dalam pencapaian
yang perlu diperhatikan terutama oleh ibu. perkembangan balita. Capaian
Sedangkan hasil penelitian keempat perkembangan tersebut terdiri dari empat
menjelaskan bahwa perkembangan sektor, yaitu personal sosial; motorik
merupakan suatu bertambahnya halus; bahasa; dan motorik kasar15
kemampuan struktur dan fungsi yang lebih
kompleks sebagai hasil dari proses
kematangan.
120
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020
121
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020
akan terlambat (Sujiono, & Sujiono 2010). penelitian ini diantaranya pendidikan,
Dalam penelitian ini diketahui bahwa usia, pekerjaan, dan tingkat ekonomi
mayoritas ibu berusia 31-40 tahun keluarga. Tingkat pendidikan dalam
sebanyak 30 reponden(51,7%), penelitian ini mayoritas berpendidikan
berpendidikan rendah (SD dan SMP) SMA sebanyak 60 responden (56,6%),
sebanyak 34 responden (58,6%), dan berusia dewasa tengah sebanyak 56
pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga responden (52,8%), pekerjaan Ibu
(IRT) sebanyak 31 responden (53,4%). Rumah Tangga (IRT) sebanyak 93
Peranan seorang ibu sangat besar dalam responden (87,7%). Ketiga faktor tersebut
keseharian anak sehingga pengetahuan sesuai dengan teori menurut Wawan dan
ibu sangat diperlukan untuk melakukan Dewi tahun 2010 yang menjelaskan
stimulasi dan pemantauan bahwa pengetahuan sangat di pengaruhi
perkembangan salah satunya motorik oleh pendidikan, usia, dan pekerjaan.
halus12 Selain itu, pada penelitian ini diketahui
bahwa tingkat ekonomi responden
C. Bahasa mayoritas dalam kategori sedang
sebanyak 44 (41,5%). Tingkat ekonomi
Pada hasil penelitian pertama yang sangat berpengaruh dalam kesehatan
dilakukan oleh Imelda dengan judul keluarga terutama dalam pemenuhan
Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian kebutuhan untuk menstimulasi
Stimulasi dan Perkembangan Anak Pra perkembangan balita terutama bahasa16
Sekolah (3-5 Tahun) Di Banda Aceh
menunjukan bahwa pengetahuan ibu
terhadap perkembangan bahasa
sebanyak 32 responden (60,4%) dalam D. Motorik Kasar
kategori kurang. Menurut Kemendiknas
(2010) bahwa pengembangan bahasa Pada hasil penelitian pertama yang
melibatkan sensorimotor terkait dengan dilakukan oleh Imelda dengan judul
kegiatan mendengar, kecakapan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian
memahami, dan produksi suara. Stimulasi dan Perkembangan Anak Pra
Kemudian lingkungan sekitar yang Sekolah (3-5 Tahun) Di Banda Aceh
mendukung balita dalam memperkaya menunjukan bahwa pengetahuan ibu
bahasa. Menurut Imelda dalam terhadap perkembangan motorik kasar
penelitiannya bahwa anak usia pra sebanyak 30 responden (56,6%) dalam
sekolah ini sangat memerlukan stimulasi kategori kurang. Anak yang diasuh oleh
bahasa yang lebih menekankan pada orang tua dengan pendidikan yang
mendengar dan berbicara. Namun pada rendah memiliki risiko tiga kali mengalami
penelitian ini ibu balita kurang peduli dan keterlambatan dibandingkan orang tua
kurang terpapar informasi mengenai yang berpendidikan tinggi (Arianto &
perkembangan balita terutama bahasa. Yosoprawoto, 2012). Dalam penelitian ini
Sehingga orang tua terutama ibu sebagai didapatkan mayoritas usia ibu 26-30
pengasuh terdekat perlu mengetahui tahun sebanyak 23 (43,39%) yang berarti
mengenai perkembangan bahasa yang usia ibu dalam rentan produktif,
harus dicapai oleh anak11 pendidikan ibu SMA sebanyak 28
(52,83%), dan pekerjaan ibu adalah Ibu
Pada hasil penelitian kedua yang Rumah Tangga (IRT) sebanyak 37
dilakukan oleh Irma Detia Rini dengan (69,81%). Menurut Imelda dalam
judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu penelitiannya berpendapat bahwa selain
Tentang Perkembangan Bicara dan dari tingkat pendidikan, pengetahuan
Bahasa Serta Stimulasi Pada Anak Usia orang tua juga dipengaruhi oleh media
Dini Di RW 09 Kelurahan Tugu Depok massa, hubungan sosial dan
sebanyak 71 reponden (67%) memiliki pengalaman. Hal ini sesuai dengan hasil
pengetahuan baik tentang perkembangan penelitian bahwa mayoritas pekerjaan ibu
bahasa pada balita. Faktor yang adalah IRT sehingga kurang terpapar
mempengaruhi pengetahuan ibu dalam
122
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020
123
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020
6. BAPPEDA PROVINSI JAWA BARAT 11. Imelda. (2017). Pengetahuan Ibu Tentang
(2018). Cegah Stunting, Jabar Akan Pemberian Stimulasi Dan Perkembangan
Gelar Kampanye Zero Stunting 2023. Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun) Di Banda
http://bappeda.jabarprov.go.id/cegah- Aceh. 8. (3). 2580-1445
stunting-jabar-akan-gelar-kampanye-zero- 12. Kumalasari, Dewi,. Desi Setia Wati.
stunting-2023/ Diakases pada tanggal 28 (2018). Pengetahuan Ibu Tentang
Januari 2020 Perkembangan Anak Dengan
7. Permana, Cipta. (2019). Di Bndung Perkembangan Motorik Kasar Dan Halus
Jumlah Balita Penderita Stunting Pada Anak Usia 4-5 Tahun. 12. (4). 253-
Meningkat Dua Kali Lipat Dibanding 264
Tahun Sebelumnya. 13. Rini, Irma Setia. (2012). Gambaran
https://jabar.tribunnews.com/2019/01/28/ Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
di-bandung-jumlah-balita-penderita- Perkembangan Bicara Dan Bahasa Serta
stunting-meningkat-dua-kali-lipat- Stimulasinya Pada Anak Usia Dini Di
dibanding-tahun-sebelumnya. Diakses Rw.0o9 Kelurahan Tugu Depok. Program
pada tanggal 28 Januari 2020 Reguler Ilmu Keperawatan: Fakultan
8. HarianI, S.,Masrul.,Elytha, F. (2019). Keperawatan Universitas Indonesia.
Analisis Kebijakan Program Bina 14. Qoriah, Ina Mardikaningsih. (2010).
Keluarga Balita (BKB) Holistik Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Terintegrasi Dengan Posyandu dan Dengan Perkembangan Sosial Balita
PAUD di Kota Sawahlunto Tahun 2016. Umur 4-5 Tahun Di Kota Semarang. 1.
Jurnal Kesehatan Andalas. 8 (1). 139 (2). 1-11
9. Marimbi, Hanum. (2010). Tumbuh 15. Rivanica & Oxyandi. (2016). Buku Ajar
Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang dan
Dasar pada Balita. Yogyakarta: Nuha Pemeriksaan Bayi Baru Lahir. Jakarta
Medika Selatan : Salemba Medika
10. Wahono, Romi Satria. 2014. Systematic 16. Wawan & Dewi. (2010). Teori &
Literatur Review: Pengantar, Tahapan, Pengukuran PENGETAHUAN, SIKAP,
dan Studi Kasus. dan PERILAKU MANUSIA.Yogyakarta :
https://romisatriawahono.net/publications/ Nuha Medika
2016/wahono-slr-may2016.pdf . Diakses
pada tanggal 04 April 2020
124
Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 2, No. 2, Februari 2021
ABSTRAK
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa
yang sifatnya berbeda, namun keduanya saling berkaitan
sehingga sulit untuk dipisahkan. Stimulasi dalam tumbuh
kembang pada balita merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan terutama oleh ibu sebagai orang terdekat
dengan balita. Tujuan umum penelitian ini adalah
mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang balita di desa Langke Kecamatan Gentuma Raya
Kata Kunci: pada tingkat baik, cukup, dan kurang. Jenis penelitian ini
Pengetahuan; Tumbuh adalah deskriptif, teknik pengambilan sampel dengan total
Kembang; Balita sampling dengan jumlah sampel 35 responden, lokasi dan
153
Andro Ruben Runtu, Amelia Rattoe dan Rosita Siska Kalalo
Coresponden Author:
Email: androruntu21@gmail.com
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
2019 sebanyak 113.200. Persentase balita balita, maka dari itu penulis tertarik untuk
dengan gizi kurang (BB/U) provinsi Gorontalo melakukan penelitian tentang tumbuh
tahun 2019 sebesar 17,5%. Sedangkan balita kembang balita. Dengan demikian masalah
dengan gizi buruk tahun 2019 sebesar 14,44% penelitian ini adalah gambaran pengetahuan
(Kemenkes RI, 2016). ibu tentang tumbuh kembang balita.
Jumlah balita di Desa Langke selama Pertanyaan yang terkait dengan rumusan pada
tahun 2019 sebanyak 45 balita. Terdiri dari penelitian ini adalah bagaimana gambaran
usia 1-3 tahun 20 balita dan usia 4-5 tahun 25 pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
balita pada bulan Januari 2020 sebanyak 35 balita. Tujuan umum penelitian ini bertujuan
balita. Semua balita memiliki kartu menuju untuk mengetahui gambaran tingkat
sehat (KMS). Hasil wawancara pada 10 ibu pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
yang memiliki balita, tentang tumbuh balita di desa langke kecamatan gentuma raya
kembang balita dengan 2 pertanyaan: provinsi gorontalo. Tujuan khusus Untuk
pengertian dan faktor-faktor yang mengetahui karakteristik ibu balita.
memepengaruhi tumbuh kembang anak, karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan,
didapat hasil 2 orang ibu mampu menjawab serta untuk mengetahui tingkat pengetahan ibu
petanyaan dengan benar, ibu mengetahui tentang tumbuh kembang balita.
tentang pengertian tumbuh kembang dan dapat
menyebutkan faktor-faktor yang Metode Penelitian
mempengaruhi tumbuh kembang balita, Desain penelitian ini adalah deskriptif.
sedangkan untuk 8 orang ibu tidak dapat Deskriptif yaitu sebuah desain penelitan yang
menjawab pertanyaan dengan benar. menggambarkan fenomena yang ditelitinya
Masa anak di bawah lima tahun dan menggambarkan besarnya masalah yang
merupakan periode penting dalam tahap diteliti (Swarjana et al., 2015). Penelitian
kehidupan manusia. Stimulasi dalam tumbuh deskriptif bertujuan untuk mendapatkan
kembang pada balita merupakan hal yang gambaran yang akurat dari sejumlah
penting untuk diperhatikan terutama oleh ibu karakteristik masalah yang diteliti (Suyanto &
sebagai orang terdekat dengan balita (Ahmad Salim, 2011). Populasi dalam penelitian ini
Susanto, 2011). Pengetahuan ibu akan menjadi semua ibu yang mempunyai balita yang ada di
penentu terhadap sikap dan perilaku dalam Desa Langke Kecamatan Gentuma Raya.
memberikan nutrisi, kasih sayang, dan Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
frekuensi stimulasi yang diberikan kepada adalah total sampling adalah teknik
anaknya (Hasanah, 2019) . Maka dari itu, jika pengambilan sampel dimana jumlah sampel
pengetahuan baik maka ibu akan mengetahui sama dengan jumlah populasi atau dalam kata
bagaimana tumbuh kembang yang optimal. lain semua populasi dijadikan sampel
Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh seluruhnya (Suyanto & Salim, 2011).
kembang balita di Indonesia masih bervariasi, Instrumen penelitian yang digunakan berupa
selain itu berdasarkan studi pendahuluan yang kuesioner atau angket dengan beberapa
telah dilakukan di desa Langke Kecamatan pertanyaan.
Gentuma Raya dari 10 ibu hanya 2 yang Penelitian ini dilaksanakan di Desa
mampu menjawab pertanyaan tentang tumbuh Langke Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
kembang balita dengan baik. Untuk provinsi Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Tenaga
Gorontalo khususnya di desa Langke belum kesehatan yang ada di Desa Langke terdiri dari
ada yang melakukan penelitian tentang 1 orang dokter, 1 orang perawat, dan 6 kader
pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang yang melayani melalui pelayanan kegiatan
posyandu. Jenis pelayanan yang diberikan Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa
antara lain kesehatan ibu dan anak yang sebagian besar responden
meliputi pemeriksaan imunisasi, ibu hamil, berpendidikan akhir SMA, yaitu
serta pemenuhan kebutuhan gizi. Desa langke sebanyak 18 responden (51,4%).
terdiri dari dua dusun yaitu dusun Dano dan c. Karakteristik responden berdasarkan
Aldus. Letak Desa Langke sebelah timur pekerjaan.
berbatasan dengan Desa Durian, sebelah barat Tabel 3
berbatasan dengan Desa Dumolodo, sebelah Karakteristik Responden Berdasarkan
utara berbatasan dengan Desa Gentuma, Pekerjaan
sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Pekerjaan Frekuensi Persen
Tapa. PNS 2 5,7%
Swasta 4 11,4%
Hasil Penelitian IRT 29 82,9%
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Total 35 100%
2020 sampai bulan Juli 2020 di Desa Langke Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat
Kecamatan Gentuma Raya. Responden dalam bahwa sebagian besar responden adalah
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)
balita yang tercatat di Desa Langke berjumlah sebanyak 29 responden (82,9%).
35 responden. 2. Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang
1. Karakteristik umum responden Balita Di Desa Langke Kecamatan Gentuma
a. Karakteristik responden berdasarkan Raya.
umur. Tabel 4
Tabel 1 Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh
Karakteristik Responden Berdasarkan Kembang Balita.
Umur Pengetahuan Frekuensi Persen
Variabel Mean Min- 95%CI SD Baik 8 22,9%
maks Cukup 23 65,7%
Umur 24,83 17-35 23,38- 4,225 Kurang 4 11,4%
26,28 Total 35 100%
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat rerata
sebagian responden memiliki
umur responden adalah 24,83 dengan
pengetahuan cukup sebanyak 23
standar deviasi 4,225.
responden (65,7%).
b. Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan.
Pembahasan
Tabel 2
1. Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian yang
Pendidikan
dilakukan di Desa Langke Kecamatan
Pendidikan Frekuensi Persen
Gentuma Raya Provinsi Gorontalo dilihat
SD 4 11,4% dari karakteristik umur responden rerata
umur responden 24,83 dengan standar
SMP 10 28,6%
SMA 18 51,4% deviasi 4,225. Hal ini sejalan dengan
Perguruan 3 8,6% penelitian yang dilakukan (Vernieres et al.,
Tinggi 2017), menunjukkan bahwa rentang umur
Total 35 100% responden 19-36 tahun. Umur
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir