You are on page 1of 39

Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 2, No. 2, Februari 2021

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG


BALITA DI DESA LANGKE KECAMATAN GENTUMA RAYA PROVINSI
GORONTALO

Andro Ruben Runtu, Amelia Rattoe dan Rosita Siska Kalalo


Akademi Keperawatan Bethesda Tomohon, Kota Tomohon Sulawesi Utara, Indonesia
Email: androruntu21@gmail.com, ameliarattoe67@gmail.com dan rositaskalalo94@gmail.com

ARTIKEL INFO ABSTRACT


Tanggal diterima: 5 Februari The term growth actually includes two events of different
2021 nature, but the two are interconnected so it is difficult to
Tanggal revisi: 15 Februari separate. Stimulation in growing up in toddlers is important
2021 to be considered especially by mothers as the closest person
Tanggal yang diterima: 25 to toddlers. The general purpose of this research is to know
Februari 2021 the level of maternal knowledge about the growth of toddlers
Keywords: in langke village, Gentuma Raya sub-district at a good level,
Knowledge, Growth, Toddlers enough, and less. This type of research is descriptive,
sampling techniques with total sampling with a sample
number of 35 respondents, location and time of research in
the village langke District Gentuma Raya in June-July 2020,
research instruments using questionnaires. The results of the
study of 35 respondents obtained the results of respondents
who have good knowledge as many as 8 respondents (22%),
enough 23 as many as respondents (65.7%), less as many as
4 respondents (11.4%). Based on the work of almost all
respondents are Housewives (IRT) 29 respondents (82.9%),
the majority of high school education 18 respondents
(51.4%), with ages 17-23 and 24-29 years. Based on the
results of research on the mother's knowledge about the
growth of toddlers in the village langke Gentuma Raya
district is still in the range of enough (65.7%), it is
recommended to mothers to be able to follow the program in
existing health facilities because the knowledge of the mother
will be the determinant of attitudes and behaviors in
providing nutrition, affection, and frequency of stimulation
given to toddlers.

ABSTRAK
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa
yang sifatnya berbeda, namun keduanya saling berkaitan
sehingga sulit untuk dipisahkan. Stimulasi dalam tumbuh
kembang pada balita merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan terutama oleh ibu sebagai orang terdekat
dengan balita. Tujuan umum penelitian ini adalah
mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang balita di desa Langke Kecamatan Gentuma Raya
Kata Kunci: pada tingkat baik, cukup, dan kurang. Jenis penelitian ini
Pengetahuan; Tumbuh adalah deskriptif, teknik pengambilan sampel dengan total
Kembang; Balita sampling dengan jumlah sampel 35 responden, lokasi dan

153
Andro Ruben Runtu, Amelia Rattoe dan Rosita Siska Kalalo

waktu penelitian di desa Langke Kecamatan Gentuma Raya


pada bulan Juni-Juli 2020, instrument penelitian
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dari 35 responden
diperoleh hasil responden yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 8 responden (22%), cukup sebanyak 23 responden
(65,7%), kurang sebanyak 4 responden (11,4%).
Berdasarkan pekerjaan hampir semua responden adalah Ibu
Rumah Tangga (IRT) 29 responden (82,9%), mayoritas
pendidikan terakhir SMA 18 responden (51,4%), dengan
usia 17-23 dan 24-29 tahun. Berdasarkan hasil penelitian
pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita di Desa
Langke Kecamatan Gentuma Raya masih di rentang cukup
(65,7%), disarankan kepada ibu agar dapat mengikuti
program di fasilitas kesehatan yang ada karena pengetahuan
ibu akan menjadi penentu terhadap sikap dan perilaku dalam
memberikan nutrisi, kasih sayang, dan frekuensi stimulasi
yang diberikan kepada balita.

Coresponden Author:
Email: androruntu21@gmail.com
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi

Pendahuluan terhambat dan tidak optimal sesuai dengan


Perkembangan adalah bertambahnya tahapan usianya (Ningtyas et al., 2017).
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi Menurut (Organization, 2013), jumlah
tubuh yang komplek dalam pola yang teratur penderita gizi kurang di dunia mencapai 104
sebagai hasil dari proses pematangan pada juta anak dan keadaan gizi kurang masih
balita, terjadi proses pertumbuhan dan menjadi penyebab sepertiga dari seluruh
perkembangan yang sangat cepat (Khairi, penyebab kematian anak diseluruh dunia. Asia
2018). Pertumbuhan tubuh dan keterampilan Selatan merupakan wilayah dengan prevalensi
motorik meningkat dengan sangat jelas dan gizi kurang terbesar di dunia, yaitu sebesar
signifikan. Selain itu, pada masa balita juga 46% kemudian wilayah sub-Sahar Afrika
merupakan tahapan penting dalam 28%, Amerika Latin 7% dan yang paling
perkembangan struktur dan fungsi otak rendah terdapat di Eropa Tengah, Timur. UNI
dimana koneksi antar jaringan saraf terbentuk CEF melaporkan sebanyak 167 juta anak pra-
sempurna pada masa ini (Muflikhah, 2019). sekolah di dunia yang menderita gizi kurang
Status gizi merupakan salah satu faktor sebagian besar berada di Asia Selatan (Gupta
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan et al., 2016).
perkembangan anak (Gunawan et al., 2016). Pada tahun 2018 di Indonesia terdapat
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi 17, 7% balita kekurangan gizi yang terdiri dari
pertumbuhan dan perkembangan anak di 3,9% balita dengan gizi buruk dan 13,8%
negara berkembang seperti kemiskinan, balita dengan gizi kurang. Jika dibandingkan
malnutrisi, sanitasi kesehatan yang buruk serta dengan tahun 2017 balita kekurangan gizi
kurangnya stimulasi dari lingkungan. Anak 17,8% yang terdiri dari 3,8% balita dengan gizi
dengan status gizi kurang akan mengalami buruk dan 14% balita dengan gizi kurang.
pertumbuhan dan perkembangan yang Jumlah balita di Provinsi Gorontalo tahun

154 Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021


Andro Ruben Runtu, Amelia Rattoe dan Rosita Siska Kalalo

2019 sebanyak 113.200. Persentase balita balita, maka dari itu penulis tertarik untuk
dengan gizi kurang (BB/U) provinsi Gorontalo melakukan penelitian tentang tumbuh
tahun 2019 sebesar 17,5%. Sedangkan balita kembang balita. Dengan demikian masalah
dengan gizi buruk tahun 2019 sebesar 14,44% penelitian ini adalah gambaran pengetahuan
(Kemenkes RI, 2016). ibu tentang tumbuh kembang balita.
Jumlah balita di Desa Langke selama Pertanyaan yang terkait dengan rumusan pada
tahun 2019 sebanyak 45 balita. Terdiri dari penelitian ini adalah bagaimana gambaran
usia 1-3 tahun 20 balita dan usia 4-5 tahun 25 pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
balita pada bulan Januari 2020 sebanyak 35 balita. Tujuan umum penelitian ini bertujuan
balita. Semua balita memiliki kartu menuju untuk mengetahui gambaran tingkat
sehat (KMS). Hasil wawancara pada 10 ibu pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
yang memiliki balita, tentang tumbuh balita di desa langke kecamatan gentuma raya
kembang balita dengan 2 pertanyaan: provinsi gorontalo. Tujuan khusus Untuk
pengertian dan faktor-faktor yang mengetahui karakteristik ibu balita.
memepengaruhi tumbuh kembang anak, karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan,
didapat hasil 2 orang ibu mampu menjawab serta untuk mengetahui tingkat pengetahan ibu
petanyaan dengan benar, ibu mengetahui tentang tumbuh kembang balita.
tentang pengertian tumbuh kembang dan dapat
menyebutkan faktor-faktor yang Metode Penelitian
mempengaruhi tumbuh kembang balita, Desain penelitian ini adalah deskriptif.
sedangkan untuk 8 orang ibu tidak dapat Deskriptif yaitu sebuah desain penelitan yang
menjawab pertanyaan dengan benar. menggambarkan fenomena yang ditelitinya
Masa anak di bawah lima tahun dan menggambarkan besarnya masalah yang
merupakan periode penting dalam tahap diteliti (Swarjana et al., 2015). Penelitian
kehidupan manusia. Stimulasi dalam tumbuh deskriptif bertujuan untuk mendapatkan
kembang pada balita merupakan hal yang gambaran yang akurat dari sejumlah
penting untuk diperhatikan terutama oleh ibu karakteristik masalah yang diteliti (Suyanto &
sebagai orang terdekat dengan balita (Ahmad Salim, 2011). Populasi dalam penelitian ini
Susanto, 2011). Pengetahuan ibu akan menjadi semua ibu yang mempunyai balita yang ada di
penentu terhadap sikap dan perilaku dalam Desa Langke Kecamatan Gentuma Raya.
memberikan nutrisi, kasih sayang, dan Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
frekuensi stimulasi yang diberikan kepada adalah total sampling adalah teknik
anaknya (Hasanah, 2019) . Maka dari itu, jika pengambilan sampel dimana jumlah sampel
pengetahuan baik maka ibu akan mengetahui sama dengan jumlah populasi atau dalam kata
bagaimana tumbuh kembang yang optimal. lain semua populasi dijadikan sampel
Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh seluruhnya (Suyanto & Salim, 2011).
kembang balita di Indonesia masih bervariasi, Instrumen penelitian yang digunakan berupa
selain itu berdasarkan studi pendahuluan yang kuesioner atau angket dengan beberapa
telah dilakukan di desa Langke Kecamatan pertanyaan.
Gentuma Raya dari 10 ibu hanya 2 yang Penelitian ini dilaksanakan di Desa
mampu menjawab pertanyaan tentang tumbuh Langke Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
kembang balita dengan baik. Untuk provinsi Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Tenaga
Gorontalo khususnya di desa Langke belum kesehatan yang ada di Desa Langke terdiri dari
ada yang melakukan penelitian tentang 1 orang dokter, 1 orang perawat, dan 6 kader
pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang yang melayani melalui pelayanan kegiatan

Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021 155


Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita Di Desa Langke
Kecamatan Gentuma Raya Provinsi Gorontalo

posyandu. Jenis pelayanan yang diberikan Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa
antara lain kesehatan ibu dan anak yang sebagian besar responden
meliputi pemeriksaan imunisasi, ibu hamil, berpendidikan akhir SMA, yaitu
serta pemenuhan kebutuhan gizi. Desa langke sebanyak 18 responden (51,4%).
terdiri dari dua dusun yaitu dusun Dano dan c. Karakteristik responden berdasarkan
Aldus. Letak Desa Langke sebelah timur pekerjaan.
berbatasan dengan Desa Durian, sebelah barat Tabel 3
berbatasan dengan Desa Dumolodo, sebelah Karakteristik Responden Berdasarkan
utara berbatasan dengan Desa Gentuma, Pekerjaan
sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Pekerjaan Frekuensi Persen
Tapa. PNS 2 5,7%
Swasta 4 11,4%
Hasil Penelitian IRT 29 82,9%
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Total 35 100%
2020 sampai bulan Juli 2020 di Desa Langke Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat
Kecamatan Gentuma Raya. Responden dalam bahwa sebagian besar responden adalah
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)
balita yang tercatat di Desa Langke berjumlah sebanyak 29 responden (82,9%).
35 responden. 2. Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang
1. Karakteristik umum responden Balita Di Desa Langke Kecamatan Gentuma
a. Karakteristik responden berdasarkan Raya.
umur. Tabel 4
Tabel 1 Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh
Karakteristik Responden Berdasarkan Kembang Balita.
Umur Pengetahuan Frekuensi Persen
Variabel Mean Min- 95%CI SD Baik 8 22,9%
maks Cukup 23 65,7%
Umur 24,83 17-35 23,38- 4,225 Kurang 4 11,4%
26,28 Total 35 100%
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat rerata
sebagian responden memiliki
umur responden adalah 24,83 dengan
pengetahuan cukup sebanyak 23
standar deviasi 4,225.
responden (65,7%).
b. Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan.
Pembahasan
Tabel 2
1. Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian yang
Pendidikan
dilakukan di Desa Langke Kecamatan
Pendidikan Frekuensi Persen
Gentuma Raya Provinsi Gorontalo dilihat
SD 4 11,4% dari karakteristik umur responden rerata
umur responden 24,83 dengan standar
SMP 10 28,6%
SMA 18 51,4% deviasi 4,225. Hal ini sejalan dengan
Perguruan 3 8,6% penelitian yang dilakukan (Vernieres et al.,
Tinggi 2017), menunjukkan bahwa rentang umur
Total 35 100% responden 19-36 tahun. Umur
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir

156 Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021


Andro Ruben Runtu, Amelia Rattoe dan Rosita Siska Kalalo

seseorang. Semakin bertambah usia akan Hasil penelitan menunjukkan bahwa


semakin bertambah pula daya tangkap dan yang memiliki pengetahuan cukup
pola pikir sehingga pengetahuan yang terbanyak adalah ibu yang memiliki
diperolehnya semakin membaik (Usman et pendidikan terakhir SMA. Namun hal ini
al., 2014). Pada usia muda, individu akan tidak menunjukkan bahwa seseorang yang
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan memiliki pendidikan menengah memiliki
kehidupan sosial, serta lebih banyak pengetahuan yang kurang tentang tumbuh
melakukan persiapan untuk menyesuaikan kembang balita. Hal ini dkarena
diri menuju usia tua. Pada usia ini pengetahuan tidak hanya dapat diperoleh
kemampuan intelektual, pemecahan dari pendidikan formal saja, tetapi ada
masalah, dan kemampuan verbal hampir beberapa faktor yang mempengaruhi
tidak ada penurunan. Hasil penelitian ini pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
menunjukkan bahwa umur responden balita, misalnya pengalaman sendiri,
berada pada usia muda dimana lebih pengalaman orang lain, dukungan dari
berperan aktif dalam masyarakat dan orang lain, maupun respon fisiologis dari
kehidupan sosial serta lebih banyak ibu tersebut.
melakukan persiapan untuk menyesuaikan Berdasarkan karakteristik pekerjaan
diri menuju usia tua berdasarkan yang diteliti 29 responden (82,9%) tidak
pengalaman sebelumnya. Umur tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Hal
berpengaruh dalam pengetahuan responden ini sejalan dengan penelitian yang
tentang tumbuh kembang balita karena dilakukan (Fatnamartiana, 2018) dari 95
sebagian besar responden berumur 17-23 responden yang diteliti 82 responden
tahun, 24-29 tahun berpengetahuan cukup. (85,4%) tidak bekerja atau sebagai ibu
Berdasarkan karakteristik rumah tangga. Pengalaman belajar dalam
pendidikan dari 35 responden, yang diteliti, bekerja yang dikembangkan akan
responden yang terbanyak memiliki memberikan pengetahuan dan
Pendidikan SMA yaitu sebanyak 18 keterampilan professional, serta dapat
responden (51,4%). Hal ini sejalan dengan mengembangkan kemampuan mengambil
penelitian yang dilakukan oleh Vera keputusan yang merupakan manifestasi
Ningtyas, (2017) menunjukkan bahwa 31 dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan
responden (58,5%) merupakan responden etik yang bertolak dari masalah nyata
yang berpendidikan terakhir SMA. dalam bidang kerjanya (Usman et al.,
Pendidikan adalah suatu usaha untuk 2014). Hasil penelitian menunjukkan
mengembangkan kepribadian dan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan
kemampuan di dalam dan diluar sekolah cukup tentang tumbuh kembang balita
(baik formal maupun nonformal), adalah ibu yang tidak memiliki pekerjaan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan atau sebagai ibu rumah tangga. Hal ini
adalah sebuah proses pengubahan sikap dikarenakan ibu yang tidak bekerja
dan tata laku seseorang atau kelompok dan memiliki lebih banyak waktu dengan
juga usaha mendewasakan manusia melalui balitanya sehingga setiap perkembangan
upaya pengajaran dan pelatihan. dapat dipantau secara langsung.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, 2. Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang
semakin tinggi pendidikan seseorang, tumbuh kembang balita di Desa Langke
makin mudah orang tersebut menerima Kecamatan Gentuma Raya Provinsi
informasi (Usman et al., 2014). Gorontalo.

Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021 157


Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita Di Desa Langke
Kecamatan Gentuma Raya Provinsi Gorontalo

Penelitian ini menggambarkan penginderaan manusia atau hasil tahu


tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh seseorang terhadap suatu objek melalui
kembang balita pada seluruh responden pancaindra yang dimilikinya. Pancaindra
berdasarkan hasil skor pengetahuan ibu manusia guna penginderaan terhadap objek
tentang tumbuh kembang balita yang yakni penglihatan, pendengaran,
didapatkan pada jawaban responden. penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu
Penilaian bersifat positif dari rentang nilai penginderaan untuk menghasilkan
10 hingga 20, nilai 20 merupakan nilai pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh
tertinggi. Penelitian ini menggunakan tiga intensitas perhatian dan persepsi terhadap
kategori yaitu kategori kurang 0 hingga 10. objek. Pengetahuan seseorang sebagian
Kategori cukup 11 hingga 14, kategori baik besar diperoleh melalui indra pendengaran
15 hingga 20. Berdasarkan hasil penelitian dan indra penglihatan (Usman et al., 2014).
yang telah dilakukan di Desa Langke Pengetahuan tentang tumbuh kembang
Kecamatan Gentuma Raya Provinsi balita sangat penting bagi ibu, hal ini di
Gorontalo menunjukkan bahwa dari 35 karenakan tingkat pengetahuan ibu dapat
responden yang diteliti pengetahuan baik mempengaruhi keberhasilaan dalam
sebanyak 8 responden (22,9%), tumbuh kembang balita karena pada
pengetahuan cukup sebanyak 23 responden umumnya ibu yang mempunyai hubungan
(65,7%), dan pengetahuan kurang sebanyak paling dekat dengan balita. Keberhasilan
4 responden (11,4%). Hal ini sejalan tumbuh kembang pada usia balita sangat
dengan penelitian sebelumnya yang berpengaruh pada usia selanjutnya.
dilakukan oleh Muzayyantul (2014) a. Implikasi terhadap keperawatan
mengenai gambaran pengetahuan ibu balita Pengetahuan tentang tumbuh
tentang tumbuh kembang balita usia 0-5 kembang balita sangat penting bagi
tahun di Posyandu Karangbedo, ibu, hal ini dikarenakan tingkat
Banguntapan, Bantul yang menunjukkan pengetahuan ibu dapat mempengaruhi
dari 55 responden didapatkan ibu yang keberhasilaan dalam tumbuh kembang
memiliki pengetahuan cukup tentang balita pada usia selanjutnya. Pada
tumbuh kembang balita yaitu sebanyak 41 penelitian ini terlihat bahwa seluruh
responden (75%). responden sudah memiliki
Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan cukup baik dari
pengetahuan tentang tumbuh kembang persentase yang dihasilkan.
balita pada semua responden yang diteliti Hasil penelitian ini
sudah baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kurangnya
menunjukkan bahwa karakteristik tingkat pengetahuan ibu tentang
responden seperti umur, jenis kelamin, tumbuh kembang balita bukan
pendidikan, serta pekerjaan tidak menjadi penyebab utama kurangnya
mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu gizi pada balita ada faktor lain yang
tentang tumbuh kembang balita. mempengaruhi seperti adat istiadat
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa ekonomi yang rendah, budaya
keingintahuan melalui proses sensoris, setempat atau kebiasaan-kebiasaan,
terutama pada mata dan telinga terhadap acuh tak acuh. Hasil penelitian ini
objek tertentu. Pengetahuan merupakan dapat menjadi dasar bagi tenaga
domain yang penting dalam terbentuknya kesehatan melakukan upaya untuk
perilaku terbuka atau open behavior. meningkatkan tingkat pengetahuan
Pengetahuan atau knowledge adalah hasil ibu tentang balita. Upaya tersebut

158 Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021


Andro Ruben Runtu, Amelia Rattoe dan Rosita Siska Kalalo

dapat dilakukan dengan cara BIBILIOGRAFI


memberikan edukasi kesehatan saat
posyandu di institusi pelayanan Ahmad Susanto, M. P. (2011). Perkembangan
kesehatan seperti rumah sakit dan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam
puskesmas. Berbagai Aspeknya. Kencana.
b. Keterbatasan penelitian
Fatnamartiana, S. (2018). Gambaran
Peneliti menyadari masih Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi
banyak keterbatasan dalam penelitian Tumbuh Kembang Balita Di Wilayah
yang telah dilakukan. Keterbatasan Kerja Puskesmas Guntur Kabupaten
dalam penelitian ini dikarenakan Garut.
adanya pandemic COVID-19
menyebabkan peneliti harus Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K.
(2016). Hubungan Status Gizi Dan
melakukan penelitian dengan cara
Perkembangan Anak Usia 1-2 Tahun.
door to door (rumah ke rumah) karena Sari Pediatri, 13(2), 142–146.
untuk sementara pelayanan posyandu
tidak dijalankan. Keterbatasan lainnya Gupta, A., Vedaldi, A., & Zisserman, A.
yang ditemui peneliti yaitu jumlah (2016). Synthetic Data For Text
responden yang sedikit tidak bisa Localisation In Natural Images.
menemui responden secara langsung Proceedings Of The IEEE Conference
On Computer Vision And Pattern
dalam satu waktu, sehingga Recognition, 2315–2324.
membutuhkan waktu yang lama
karena setia responden memiliki Hasanah, M. N. (2019). Hubungan
waktu luang yang berbeda serta waktu Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi
penelitian yang terbatas. Bahasa Dengan Perkembangan Bahasa
Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Desa
Lengkong Kecamatan Mumbulsari
Kesimpulan
Jember.
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan disumpulkan bahwa sebagian besar Kemenkes RI. (2016). Profil Kesehatan
ibu yang memiliki balita sebanyak 23 Indonesia Tahun 2015. In Jakarta:
responden (65,7%) memiliki pengetahuan Kementerian Kesehatan Republik
cukup tentang tumbuh kembang balita, Indonesia.
sehingga diharapkan bagi pelayanan kesehatan
Khairi, H. (2018). Karakteristik
dapat meningkatkan kualitas pelayanan
Perkembangan Anak Usia Dini Dari 0-6
kesehatan khususnya pada ibu dalam Tahun. Jurnal Warna, 2(2), 15–28.
pemberian edukasi pada ibu tentang tumbuh
kembang balita. Bagi peneliti selanjutnya Muflikhah, K. (2019). Optimalisasi Tumbuh
dapat meneliti fenomena yang ada dan Kembang Balita Di Desa Karangklesem
melakukan penelitian dengan metode yang Melalui Peningkatan Kemampuan Ibu
berbeda, dalam mengembangkan variable Dalam Melakukan Stimulasi Tumbuh
Kembang Sesuai Umur Secara Mandiri.
penelitian dan kuesioner yang lain.
Prosiding, 8(1).

Ningtyas, J. D. A., Si, M., & Pusmanu, P.


(2017). Penyusunan Laporan Keuangan
UMKM Berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro, Kecil Dan
Menengah (SAK-EMKM)(Study Kasus

Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021 159


Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita Di Desa Langke
Kecamatan Gentuma Raya Provinsi Gorontalo

Di UMKM Bintang Malam Pekalongan).


Riset & Jurnal Akuntansi, 2(1), 11–17.

Organization, W. H. (2013). Global


Tuberculosis Report 2013. World Health
Organization.

Suyanto, & Salim, R. (2011). Foreign Direct


Investment Spillovers And Technical
Efficiency In The Indonesian
Pharmaceutical Sector: Firm Level
Evidence. Applied Economics, 45(3),
383–395.

Swarjana, I. K., SKM, M. P. H., & Bali, S.


(2015). Metodologi Penelitian
Kesehatan [Edisi Revisi]: Tuntunan
Praktis Pembuatan Proposal Penelitian
Untuk Mahasiswa Keparawatan,
Kebidanan, Dan Profesi Bidang
Kesehatan Lainnya. Penerbit Andi.

Usman, S., Notoadmodjo, S., Rochadi, K., &


Zuska, F. (2014). Changing Smoking
Behavior Of Staff At Dr. Zainoel Abidin
Provincial General Hospital, Banda
Aceh. Advances In Public Health,
2014(12), 22.

Vernieres, J., Steinhauer, S., Zhao, J.,


Chapelle, A., Menini, P., Dufour, N.,
Diaz, R. E., Nordlund, K., Djurabekova,
F., & Grammatikopoulos, P. (2017). Gas
Phase Synthesis Of Multifunctional Fe‐
Based Nanocubes. Advanced Functional
Materials, 27(11), 1605328.

160 Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021


Midwifery Health Journal, Vol 7 (No.1), 2022
http://ojs.stikeskeluargabunda.ac.id/index.php/midwiferyhealthjournal

Gambaran, Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Tumbuh


Kembang Balita di Bpm Herlina Tempino
Sulastri Skm,M.Kes1, Rinda Hanum2
1,2
STIKES Keluarga Bunda Jambi Jl. Sultan Hasanuddin No.04 RT.43 Kel. Talang Bakung Kec.Pall M erah –
Jambi
1
lastrikurniawan00@gmail.com 2rindarinda873@gmail.com

Abstrak

Balita Adalah Individu 0-60 bulan Gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang
tumbuh kembang balita Pendahuluan dilakukan di BPM Herlina Siregar Tempino
Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang
tumbuh kembang balita di BPM Herlina Siregar Tempino. Penelitian
menggunakan desain deskriptif dengan meneliti 33 responden ibu diambil
menggunakan teknik quesioner. Dari 33 responden pengetahuan baik sebanyak
28 (84,9%), sedangkan pengetahuan tidak baik sebanyak 5 (15,1%), memiliki
sikap baik sebanyak 23 (85,5%) responden, sedangkan sikap tidak baik sebanyak
8 (15,1%). Didapatkan Hasil penelitian terdapat adanya hubungan terhadap
gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang tumbuh kembang balita diBpm
Tempino tahun 2021.

Kata Kunci : Pengetahuan,Sikap,tentang tumbuh kembang balita

Mother's Description, Knowledge and Attitude About Toddler Development at Bpm Herlina
Tempino

Abstract

Toddlers Are Individuals 0-60 months A description of mother's knowledge and


attitudes about growth and development of toddlers Introduction conducted at
BPM Herlina Siregar Tempino. The study used a descriptive design by examining
33 respondents using a questionnaire technique. Of the 33 respondents with good
knowledge as many as 28 (84.9%), while knowledge is not good as many as 5
(15.1%), having a good attitude as many as 23 (85.5%) respondents, while the
attitude is not good as many as 8 (15.1 %). The results of the study found that
there was a relationship with the description of mother's knowledge and attitudes
about the growth and development of toddlers at Bpm Tempino in 2021.

Keywords :picture,knowledge,attitude,of,growth,and development of toddlers

STIKES Keluarga Bunda Jambi


Midwifery Health Journal
Midwifery Health Journal, Vol (No), 2021
First Author, Second Author

PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018 melaporkan bahwa
masalah gizi buruk sebesar 7,3% ,overweight sebesar 5,9% dan balita stunting
sebanyak 21,9% (WHO, et.al., 2019). Secara global 2,9 juta anak yang lebih muda
dari 5 tahun,anak laki-laki tahun 2016 gangguan perkembangan 95% hidup
dinegara pendapatan rendah dan menegah ,Secara nasional diIndonesia status gizi
balita 3,9% ,gizi buruk 13,8%,gizi kurang 79,2%gizi baik,3,1% gizi lebih
.prevalensi penyimpangan perkembangan dibawah 5 tahun di Indonesia 2016
7.512,6 per 100.000 populasi (7,51%) (WHO, et.al., 2019).
Perkembangan motorik kasar, merupakan perkembangan gerak yang
meliputi keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh. Seperti merangkak,
berjalan, melompat, atau berlari.(Wikipedia, et.al., 2016). Pengetahuan ibu
tentang tumbuh kembang yang baik akan membuat pola asuh yang baik terhadap
anak balita yang nantinya akan berpengaruh baik terhadap status gizi anak
berdasar BB/U dan TB/U (Repostory Poltekes Medan ,et.al., 2018). Ibu yang
berpengetahuan baik cenderung bersikap baik (mendukung), hal tersebut sesuai
dengan teori Notoatmodjo menyatakan bahwa pengetahuan seseorang akan baik
apabila mendapat informasi yang baik juga sehingga informasi tersebut akan
memberikan pengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, et.al.,
2010).
Ketika seseorang mempunyai pengetahuan yang baik makamereka akan
cenderung mempunyai sikap yang positif dimana mereka akan melatih
melaksanakan sesuatu sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya karena
sikapyang baik itu tidak dibawa sejak lahir, akan (Jurnal Meneliti,et.al., 2016)
..Berdasarkan Data Kemenkes RI Tahun 2019 Prevalensi status gizi balita
diprovinsi Jambi terdiri dari 2,5%gizi buruk,13,0%gizi kurang,82,3%gizi
baik,,dan 2,2%gizi lebih,(Kemenkes RI,et.al., 2019). Prevalensi gizi buruk
selama5tahun(2013-2017),fluktuatif naik turun terutama pada tahun 2017
mengalami penurunan sebesar 0,54% dibanding tahun 2016 yaitu 7,43% menjadi
6,89%. Pada 1wilayah Puskesmas Tempino terdapat Bidan Praktek Mandiri
Herlina Siregar dengan jumlah rata-ratakunjungan ibu yang membawa balita pada
tahun 2020 sebanyak 220 orang.( Kemenkes RI et.al., Tahun 2019)
Pengetahuan ( Knowledge ) juga diartikan sebagai hasil penginderaan
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya
(mata, hidung dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu pengindraan
sehingga menghasilkan pengetahuan.. Pengetahuan ibu mengenai tumbuh
kembang mampu mempengaruhi sikap ibu untuk memantau tumbuh kembang
balita 0-5 tahun (arikunto, et.al., 2016) . Pada keadaan yang sebaliknya juga akan
terjadi, sehingga semakin baik pengetahuan maka akan semakin baik sikap orag
tersebut (Mubarak et.al., 2019). Penelitian serupa pernah dilakukan oleh
(devlianti, et.al., 2020) dengan judul “gambaran antara pengetahuan dan sikap ibu
tentang tumbuh kembang balita dalam memantau tumbuh kembang balita 0-5
tahun . Hasil penelitian menunjukan bahwa dari sebagian besar ibu memiliki
pengetahuan mengenai tumbuh kembang dengan baik.

Midwifery Health Journal


ISSN 2581-026x (print) | ISSN 2716-2486
Midwifery Health Journal, Vol (No), 2021
First Author, Second Author

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan


sikap ibu tentang tumbuh kembang balita di bpm herlina siregar di tempino
kabupaten:muaro jambi tahun 2021. Uji statistik yang digunakan yaitu chi-square,
dengan menggunakan derajat kepercayaan 75,25%. Pada penelitian ini didapatkan
nilai p-value< 25,05 berarti terdapat hubungan antara variabel independen yang
artinya terdapat hubungan Pengetahuan dan Sikap ibu tentang tumbuh kembang
balita lahir Tahun 2021. apabila nilai P-Value > alpha (0,15) maka dinyatakan
tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel dependen dengan variabel
independen.
METODE
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analtik dimana
menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detail .dalam
penelitian ini,peneliti dengan desain penelitian yang terumuskan secara baik
dengan tujuan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas. Menggunakan data
primer berupa kuesioner pada penelitian ini gambaran pengetahuan dan sikap ibu
tentang perkembangan anak balita
Populasi pada penelitian ini adalah ibu balita diBpm Herlina tempino
berjumlah 33 orang Menurut (Notoatmodjo et.al., 2016). sampel adalah sebagian
yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik deskriptif
analitik dimana menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial
secara detil. dalam penelitian ini, Sample yang diambil dari penelitian ini ada 33
responden. variabel independen (pengetahuan dan sikap) dan variabel
dependen{tumbuh kembang ) Tekhnik Analisis data dengan analisis univariat ini
bertujuan untuk mengetahui tentang distribusi frekuensi atau proporsi masing-
masing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun dependen.
Kuesioner yang telah terisi responden kemudin dikumpulkan setelah melalui dari
pengumpulan data. Analisis bivariat bertujuan untuk mempelajari antara 2
variabel yaitu variabel independen dengan variabel dependen. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang tumbuh
kembang balita diBpm Herlina siregar tempino tahun 2021.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1
Distribusi frekuensi Pengetahuan di Bpm tempino Tahun 2021

No Pengetahuan F %
1 Baik 28 84,9%
2 Tidak baik 5 15,1%
Total 33 100%
Sumber : SPSS20

Dari 33 responden di diBpm Tempino yang sudah memiliki


pengetahuan baik sebanyak 28 (84,9%) responden, sedangkan pengetahuan tidak
baik sebanyak 5 (15,1%)

Midwifery Health Journal


ISSN 2581-026x (print) | ISSN 2716-2486
Midwifery Health Journal, Vol (No), 2021
First Author, Second Author

Tabel 2
Distribusi frekuensi S ikap di Puskesmas Tangkit Tahun 2021

No S ikap F %
1 Baik 23 85,5%
2 Kurang 8 15,1%
Total 33 100%
Sumber : SPSS20

Dari 33 responden di diBpm Tempino yang sudah memiliki sikap baik


sebanyak 23 (85,5%) responden, sedangkan sikap tidak baik sebanyak 8 (15,1%)
Hasil analisis dengan tujuan penelitian yaitu untuk Pengetahuan dan dan
sikap ibu hamil tentang tumbu kembang di Bpm Tempino Tahun 2021. Maka
setelah mengadakan penelitian pada pada bulan Juni-Juli di Bpm Herlina tempino.
Analisis dari penelitian ini dilakukan dengan univariat dan bivariat.
Pada table 2 diatas untuk DiBpm sebanyak 23 responden yang memiliki
sikap baik dan mengalami pengetahuan baik 28 (84,9% ) kurang sebanyak 5
(15,1%) responden, sedangkan 23 responden yang memiliki sikap baik dan
mengalami sikap kurang sebanyak 8 (15,1%) responden. Hasil uji statistik
diperoleh p Value = 0,010 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara
pengetahuan dan sikap dengan memantau tumbuh kembang balita pada balita 0-5
tahun di Bpm Tempino Tahun 2021. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR
=16,03 artinya pengetahuan yang rendah mempunyai peluang 5 kali untuk
mengalami pengetahuan tumbuh kembang

PEMBAHASAN

Gambaran pengetahuan terhadap tumbuh kembang pada balita di Bpm


Tempino Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil analisis bahwa mayoritas sikap ibu
dengan memiliki pengetahuan baik sebanyak 28 responden (15,15%) dan
minoritas pengetahuan kurang sebanyak 5 responden . Pengetahuan ( Knowledge )
juga diartikan sebagai hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya),
dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan.
Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap
objek (Wikipedia et.al.,2018). Teori penelitian ini memiliki hubungan dengan
gambaran pengetahuan tumbuh kembang pada balita diBpm Tempino tahun 2021.

Gambaran sikap terhadap tumbuh kembang pada balita di Bpm Tempino


Tahun 2021
Dari 33 responden di diBpm Tempino yang sudah memiliki sikap baik
sebanyak 23 (85,5%) responden, sedangkan sikap tidak baik sebanyak 8 (15,1%)
Reaksi respon responden baaik secara kognitif (berpikir),afektif perasaan dan
kecenderungan bertindakan melakukan upaya mencegah tumbuh kembang balita
agar tidak menyimpang. Pendidikan dan pengetahuan orang tua sangat
berpengaruh terhadap pemberian stimulasi, dengan pendidikan dan pengetahuan

Midwifery Health Journal


ISSN 2581-026x (print) | ISSN 2716-2486
Midwifery Health Journal, Vol (No), 2021
First Author, Second Author

yang semakin tinggi orang tua dapat mengarahkan anak sedini mungkin dan akan
mempengaruhi daya pikir anak untuk berimajinasi. Dari pendidikan, ibu akan
memperoleh pengetahuan dan pemahaman.Dengan pengetahuan dan pemahaman
yang baik, maka akan mudah menerima segala informasi terutama semua
kebutuhan yangdibutuhkan oleh untuk dapat berkembang secara optimal.
Informasi tersebut meliputi bagaimana cara pengasuhan anak yang baik, menjaga
kesehatan anak,dan menstimulasi perkembangan anak (Wikipedia et.al.. 2017).
Teori penelitian ini memiliki hubungan dengan sikap terhadap gambaran tumbuh
kembang pada balita diBpm Tempino tahun 2021.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa Dari 33
responden di diBpm Tempino yang sudah memiliki pengetahuan baik sebanyak
28 (84,9%) responden, sedangkan pengetahuan tidak baik sebanyak 5 (15,1%)
dan Dari 33 responden di diBpm Tempino yang sudah memiliki sikap baik
sebanyak 23 (85,5%) responden, sedangkan sikap tidak baik sebanyak 8 (15,1%).
Didapatkan hasil penelitian tentang Gambaran Pengetahuan dan sikap terhadap
tumbuh kembang pada balita memiliki hubungan terhadap gambaran Gambaran
pengetahuan dan sikap terhadap tumbuh kembang pada balita di Bpm Tempino
Tahun 2021.

DAFTAR PUSTAKA
WHO. 2019. Psikologi perkembangan. Jakarta. PT Asdi Mahasatya.
Hockenberry, M. J, & Wilson, D. 2009. Wong’s essentials of Pediatric
Nursing. St. Louis: Mosby E
Wikipedia. 2016. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita di
Posyandu Klengkeng. Surakarta: Stikes Kusuma Husada. Lsevier
Bezt, Cecily L. 2002. Buku saku keperawatan pediatrik. Jakarta : EGC
Notoatmodjo. 2010. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan Dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Kemenkes RI Tahun 2019. Perkemangan gizi balita di indonesia
Malaysia: A Study to Assess the Roles of Body Image, Self-efficacy and
Perceived Barriers . APJCP , 17 (3), 1277-1284.
American Cancer Society. (2016). Cancer facts & figures 2016. Retrived from
www.cancer.org
Brain, N. P. (2005). An aplication fo extended HBM to the prediction of BSE
among women with family history of BC. BJ .
Kratzke, C., Vilchis, H., & Amatya, A. (2013). Breast cancer prevention
knowledge, attitudes, and behaviors among college women and mother-
daughter communication. J Community Health, 38. doi 10.1007/s10900-

Midwifery Health Journal


ISSN 2581-026x (print) | ISSN 2716-2486
Midwifery Health Journal, Vol (No), 2021
First Author, Second Author

01309651-7), 560-568.
Lancet. (2002). Breast cancer and breastfeeding: collaborative reanalysis of
individual data from 47 epidemiological studies in 30 countries, including
50302 women with breast cancer and 96973 women without the disease.
ACP J Club , 360(9328):187-95.
Noroozi, A., Jomand, T., & Tahmasebi, R. (2010). Determinants of breast self-
examanation performance among Iranian women: An application of the
helath beliaf model. J Canc Educ , 1-10.

Midwifery Health Journal


ISSN 2581-026x (print) | ISSN 2716-2486
INFOKES, VOL 10 NO 2, SEPTEMBER 2020 p-ISSN : 2086 - 2628
e-ISSN : 2745 - 5629

Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Motorik Kasar


pada Balita usia 3-4 Tahun

1
Darah Ifalahma*, 2Nur Hikmah
1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Duta Bangsa Surakarta
2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Duta Bangsa Surakarta
*darah_ifa@udb.ac.id

Abstrak
Masa balita disebut golden periode karena mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan
segala aspek perkembangan. Perkembangan setiap anak akan melalui tahapan yang berlangsung secara
berurutan, terus menerus dan dalam tempo tertentu. Dengan memahami tahapan perkembangan seorang
anak, orang tua akan dapat menilai perkembangan anak sesuai dengan patokan umum yang berlaku.
Apabila diamati anak yang mengalami keterlambatan perkembangan, orang tua bisa segera bertindak.
Sebaliknya, orang tua juga bisa mempersiapkan anak dengan memberi stimulasi yang sesuai dengan
kemampuan anak pada usia tertentu. Pengetahuan dan kesadaran orang tua sangat perlu untuk memantau
dan memberi rangsangan pada perkembangan anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengetahuan ibu
tentang perkembangan motorik kasar pada balita usia 3-4 tahun.
Desain penelitian ini mengunakan metode penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner. Sampel penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di Playgroup Cepaka 2 Semanggi
Surakarta sejumlah 35 responden. Teknik pengambilan sampel secara Nonprobability Sampling dengan
sampel jenuh. Analisis data menggunakan analisa univariat.
Hasil penelitian adalah tingkat pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar pada balita secara
keseluruhan responden memiliki pengetahuan yang baik yaitu 2 orang (5,7%), responden yang
berpengetahuan cukup yaitu 19 orang (54,3%) dan responden yang berpengetahuan kurang yaitu 14 orang
(40%).
Kesimpulan pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar pada balita mayoritas dalam kategori
cukup. Saran untuk ibu diharapkan meningkatkan kesadaran pentingnya untuk menambah pengetahuan
tentang perkembangan motorik kasar pada balita.

Kata Kunci : pengetahuan, perkembangan motorik kasar, balita

Abstract
The toddler period is called the golden period because it has enormous potential to optimize all aspects of
development. The development of each child will go through stages that take place sequentially,
continuously and within a certain tempo. By understanding the stages of a child's development, parents
will be able to assess the child's development according to generally accepted standards. If a child is
observed who has developmental delays, parents can act immediately. Conversely, parents can also
prepare children by providing stimulation in accordance with the child's abilities at a certain age.
Knowledge and awareness of parents is very necessary to monitor and stimulate children's development.
The research objective was to determine the knowledge of mothers about gross motor development in
children aged 3-4 years.
This research design uses descriptive research method. The instrument used was a questionnaire. The
sample of this research is mothers who have children under five in Playgroup Cepaka 2 Semanggi
Surakarta with a total of 35 respondents. The sampling technique is nonprobability sampling with
saturated samples. Data analysis used univariate analysis.
The results of the study were the level of maternal knowledge about gross motor development in toddlers.
Overall, the respondents had good knowledge, 2 people (5.7%), 19 people (54.3%) with sufficient
knowledge, and 14 people with less knowledge (40.0%).
The conclusion of the mother's knowledge about gross motor development in toddlers is in the moderate
category. Suggestions for mothers are expected to increase awareness of the importance of increasing
knowledge about gross motor development in toddlers.

Keywords: knowledge, gross motor development, toddlers

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 20


INFOKES, VOL 10 NO 2, SEPTEMBER 2020 p-ISSN : 2086 - 2628
e-ISSN : 2745 - 5629

PENDAHULUAN bertindak. Sebaliknya, orang tua juga bisa


Menurut Depkes Sulistiyawati (2014) masa mempersiapkan anak dengan memberi stimulasi
pra sekolah disebut masa keemasan (Golden yang sesuai dengan kemampuan anak pada usia
period), jendela kesempatan (window of tertentu.
opportunity), dan masa kritis (critical period). Menurut Dewi (2013) stimulasi merupakan
Dimasa pra sekolah terdapat berbagai tugas cikal bakal proses pembelajaran anak. Stimulasi ini
perkembangan yang harus dikuasai anak sebelum terdiri atas pendidikan dan pelatihan.Stimulasi dini
dia mencapai tahap perkembangan selanjutnya, berasal dari rangsangan yang ada di lingkungan
adanya hambatan dalam mencapai tugas anak, seperti bermain, berdiskusi, dan lain-
perkembangan tersebut akan menghambat lain.Selain itu, stimulasi ini juga bisa berasal dari
perkembangan selanjutnya. orang tua.
Menurut Adriani (2013) dalam perkembangan Studi pendahuluan di Playgroup Cepaka 2
anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan Semanggi Surakarta, dari 35 balita terdapat balita
rangsangan atau stimulus yang berguna agar usia 3-4 tahun yang mengalami perkembangan
potensi berkembang, sehingga perlu mendapatkan tidak sesuai dengan umurnya seperti belum dapat
perhatian. Periode penting dalam tumbuh kembang berdiri dengan 1 kaki, melompat dengan 1 kaki
anak adalah masa balita, karena pada masa ini serta berlari masih terjatuh.
merupakan pertumbuhan dasar yang akan Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat
mempengaruhi dan menentukan perkembangan pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik
anak selanjutnya. Pada masa balita ini kasar pada balita umur 3-4 tahun di Playgroup
perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, Cepaka 2 Semanggi Surakarta.
kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya. TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan adalah bertambahnya 1. Pengetahuan
kemampuan dan struktur / fungsi tubuh yang lebih a. Pengertian
kompleks dalam pola yang teratur, dapat Pengetahuan adalah hasil „tahu‟, dan ini
diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari terjadi setelah orang melakukan
proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
dan sistemnya yang terorganisasi. Dengan (Notoatmodjo, 2011).
demikian, aspek perkembangan ini bersifat b. Tingkat Pengetahuan
kualitatif, yaitu pertambahan kematangan fungsi Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan
dari masing-masing bagian tubuh.Hal ini diawali yang dicakup dalam domain kognitif
dengan berfungsinya jantung untuk memompa mempunyai enam tingkat, yaitu:
darah, kemampuan untuk bernafas, sampai 1) Tahu (Know)
kemampuan untuk tengkurap, duduk, berjalan, 2) Memahami (Comprehension)
bicara, memungut benda-benda di sekelilingnya, 3) Aplikasi (Aplication)
serta kematangan emosi dan sosial anak. Tahap 4) Analisis (Analysis)
perkembangan awal akan menentukan tahap 5) Sintesis (Synthesis)
perkembangan selanjutnya (Nursalam, dkk, 2008). 6) Evaluasi (Evaluation)
Motorik kasar merupakan keterampilan c. Cara Memperoleh Pengetahuan
menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan Menurut Notoatmodjo (2010) cara untuk
sangat berperan untuk mencapai keseimbangan memperoleh kebenaran pengetahuan dapat
yang menunjang motorik halus.Permasalahan yang dikelompokkan menjadi 2 yaitu sebagai
sering terjadi pada anak TK adalah anak masih labil berikut:
atau sulit menggerakkan bagian tubuh secara 1) Cara Tradisional atau Non Alamiah
harmonis. Misalnya: berjalan, berlari, menangkap, a) Coba-coba Salah (Trial and Error)
melempar. Selain itu juga belum sempurnanya b) Secara Kebetulan
koordinasi dalam mengontrol motorik kasar, c) Cara Kekuasaan atau Otoritas
misalnya jika ditugaskan untuk berjalan tanpa d) Berdasarkan Pengalaman Sendiri
menyentuh temannya (Adriani, 2013) e) Cara Akal Sehat (Common Sense)
Menurut Safitri (2012) Perkembangan setiap f) Kebenaran Melalui Wahyu
anak akan melalui tahapan yang berlangsung secara g) Kebenaran Secara Intutitif
berurutan, terus menerus dalam tempo h) Melalui Jalan Pikiran
perkembangan tertentu, dan bisa berlaku umum. i) Induksi
Dengan memahami tahapan perkembangan seorang j) Deduksi
anak, orang tua akan dapat menilai perkembangan
anak sesuai dengan patokan umum yang berlaku.
Apabila diamati anak yang mengalami
keterlambatan perkembangan, orang tua bisa segera 2) Cara Alamiah atau Modern

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 21


INFOKES, VOL 10 NO 2, SEPTEMBER 2020 p-ISSN : 2086 - 2628
e-ISSN : 2745 - 5629

Cara ini disebut dengan metode 1) Ketidakmampuan mengatur


penelitian ilmiah atau metodologi keseimbangan
penelitian (Research Metodology). 2) Reaksi kurang cepat dan koordinasi
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi kurang baik
Pengetahuan Menurut Ariani (2014),
pengetahuan baik yang dimiliki seseorang METODE
dipengaruhi oleh beberapa faktor Lokasi penelitian dilakukan di Playgroup
diantaranya yaitu: Cepaka 2 Semanggi Surakarta. Jenis penelitian
1) Faktor Internal yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
a) Umur Penelitian deskriptif adalah sekumpulan objek yang
b) Jenis Kelamin biasanya bertujuan untuk melihat gambaran
c) Pendidikan fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di
d) Pekerjaan dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010).
2) Faktor Eksternal Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
a) Lingkungan adalah seluruh ibu yang mempunyai anak di
b) Sosial Budaya Playgroup Cepaka 2 Semanggi Surakarta. Pada
c) Status Ekonomi penelitian ini sampel yang digunakan adalah
d) Informasi seluruh ibu yang mempunyai anak di Playgroup
2. Perkembangan Motorik Cepaka 2 Semanggi Surakarta yaitu 35 orang.
a. Pengertian Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan
Perkembangan motorik kasar merupakan teknik Nonprobability Sampling yaitu teknik
gerakan fisik yang membutuhkan pengambilan sampel yang tidak memberi peluang
keseimbangan dan koordinasi antar atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota tubuh, dengan menggunakan otot- anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel,
otot besar, sebagian atau seluruh anggota oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti
tubuh (Soejiningsih, 2012). menggunakan Sampling Jenuh yaitu teknik
b. Macam Perkembangan Motorik Kasar penentuan sampel bila semua anggota populasi
Menurut Mahendra (2006) macam digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2009).
perkembangan motorik kasar dibagi Jenis pengumpulan data terbagi menjadi 2
menjadi tiga katagori yaitu: yaitu (1) Data Primer, (2) Data Sekunder.
1) Keterampilan Lokomotor Instrumen Penelitian adalah alat-alat yang
2) Keterampilan Nonlokomotor digunakan untuk pengumpulan data.. Penelitian ini
3) Keterampilan Manipulatif menggunakan kuesioner tertutup yaitu kuesioner
c. Unsur Perkembangan Motorik Kasar yang hanya berisi dua jawaban atau alternatif, dan
Menurut Barrow Harold M., dan Mc Gee, responden hanya memlih satu diantaranya
Rosemary dalam Khoiriyah (2013) unsur - (Notoatmodjo, 2010).
unsur perkembangan motorik kasar yaitu: Analisis data yang digunakan dalam
1) Kekuatan penelitian adalahan alisis univaria tyaitu
menganalisa terhadap variabel dari hasil tiap
2) Koordinasi
penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi
3) Kecepatan dan prosentase dari variable Analisis univariatnya
4) Keseimbangan adalah tingkat pengetahuan. Rumus analisis
5) Kelincahan univariate adalah :
d. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Motorik Kasar P = x100%
Menurut Soetjiningsih (2012), faktor-
faktor yang mempengaruhi kualitas
keterangan :
tumbuh kembang anak antara lain:
P : Prosentase
1) Motivasi Belajar Anak n : Jumlah Pertanyaan
2) Pengetahuan Ibu f : Jumlah jawaban benar
3) Lingkungan (Budiarto, 2011)
4) Pendapatan Hasil perhitungan prosentase tentang
e. Masalah Perkembangan Motorik Kasar pengetahuan dimasukkan ke dalam standar kriteria
Perkembangan motorik kasar yang lambat objektif. Kriteria tersebut yaitu:
dapat disebabkan oleh beberapa hal. Tidak Baik : jawaban kuesioner benar 76%-100%
semua anak usia dini mengalami Cukup : jawaban kuesioner benar 56%-75%
perkembangan motorik kasar yang optimal Kurang : jawaban kuesioner benar <56%
sesuai dengan pertambahan usianya. Ada Ariani (2014)
berbagai hal yang menjadikan masalah
dalam perkembangannya antara lain:

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 22


INFOKES, VOL 10 NO 2, SEPTEMBER 2020 p-ISSN : 2086 - 2628
e-ISSN : 2745 - 5629

HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang


Hasil Penelitian Perkembangan Motorik Kasar Balita Umur
1. Karakteristik responden penelitian 3-4 Tahun di Playgroup Cepaka 2 Semanggi
a. Umur Surakarta
Tabel 1. Distribusi frekuensi a. Pengetahuan tentang perkembangan
karakteristik usia responden motorik kasar
No. Usia Frekuensi Prosentas Tabel 4. Distribusi Frekuensi
(Tahun) e (%) Pengetahuan tentang Perkembangan
1. 20-30 23 65,7 Motorik Kasar
2. > 30 12 34,3 No. Tingkat Frekuensi Prosen
Jumlah 35 100 Pengetahua tase
n (%)
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa dari
1. Baik 2 5,7
35 responden mayoritas berusia 20-30 tahun
2. Cukup 19 54,3
yaitu 23 orang (65,7%).
3. Kurang 14 40,0
Jumlah 35 100
b. Pendidikan Terakhir
Tabel 2. Distribusi frekuensi Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa
karakteristik pendidikan terakhir dari 35 responden mayoritas tingkat
responden pengetahuan yang cukup yaitu 19
No. Pendidikan Frekuens Prosentas responden (54,3%).
Terakhir i e
(%) b. Pengetahuan tentang pengertian
1. Tinggi 2 5,7 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat
(Perguruan Pengetahuan tentang Pengertian
Tinggi) Perkembangan Motorik Kasar
2. Menengah 21 60,0 No. Tingkat Frekuensi Prosentas
(SMA) Pengetahua e(%)
3. Dasar (SD, 12 34,3 n
SMP) 1. Baik 7 20,0
Jumlah 35 100 2. Cukup 15 42,9
3. Kurang 13 37,1
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa
Jumlah 35 100
mayoritas pendidikan terakhir dari 35
responden yaitu sekolah menengah (SMA) Berdasarkan data tersebut dapat dilihat
sebanyak 21 orang (60,0%) bahwa dari 35 responden secara
keseluruhan memiliki tingkat
c. Informasi pengetahuan yang cukup yaitu 15
Tabel 3. Distribusi frekuensi responden (42,9%)
karakteristik media informasi responden
No. Media Frekuensi Prosentas c. Pengetahuan tentang macam
Informasi e(%) Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat
1. Media 15 42,9 Pengetahuan tentang Macam
Massa Perkembangan Motorik Kasar
2. Teman 6 17,1 No. Tingkat Frekuensi Prosentas
3. Tidak 14 40,0 Pengetahua e(%)
Pernah n
Mendengar 1. Baik 4 11,4
Jumlah 35 100 2. Cukup 13 37,1
3. Kurang 18 51,4
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa
Jumlah 35 100
mayoritas dari 35 responden yang
mendapatkan informasi melalui media Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa dari 35
massa sebanyak 15 responden (42,9%). responden mayoritas tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu 18 responden (51,4%)

d. Pengetahuan tentang Unsur

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 23


INFOKES, VOL 10 NO 2, SEPTEMBER 2020 p-ISSN : 2086 - 2628
e-ISSN : 2745 - 5629

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan adalah hasil „tahu‟, dan ini
Pengetahuan tentang Unsur Perkembangan terjadi setelah orang melakukan pengindraan
Motorik Kasar terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan
No. Tingkat Frekuensi Prosen terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra
Pengetahuan tase penglihatan, pendengaran, penciuman rasa, dan
(%) raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
1. Cukup 17 48,5 diperoleh melalui mata dan telinga
2. Kurang 18 51,4 (Notoatmodjo, 2011).
Jumlah 35 100 Faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan ibu yaitu umur. Umur merupakan
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa dari 35 rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia
responden mayoritas tingkat pengetahuan yang dilahirkan hingga berulang tahun. Umur akan
kurang yaitu 18 responden (51,4%) berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga
pengetahuan diperolehnya akan semakin baik
e. Pengetahuan tentang Faktor (Ariani, 2014).
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tingkat Hasil penelitian ini dikuatkan oleh
Pengetahuan Ibu tentang Faktor Perkembangan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Motorik Kasar Masyroh (2013) dengan judul Gambaran
No. Tingkat Frekuensi Prosentas Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita
Pengetahuan e (%) Tentang Obesitas Pada Lingkungan XIX di
1. Baik 17 48,6 Kelurahan Banjai Kecamatan Medan Denai.
2. Cukup 8 22,9 Karakteristik dalam penelitian ini adalah umur
3. Kurang 10 28,6 dengan hasil ibu umur 20 tahun berpengetahuan
Jumlah 35 100 baik sebanyak 11 responden (31,4%), ibu umur
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa dari 35 25 – 35 tahun berpengetahuan cukup sebanyak
responden mayoritas tingkat pengetahuan yang baik 19 responden (54,3%) dan ibu umur >35 tahun
yaitu 17 responden (48,6%) berpengetahuan kurang sebanyak 5 responden
(14,3%). Hasil penelitian tersebut mayoritas
f. Pengetahuan tentang Masalah pengetahuan responden cukup dipengaruhi oleh
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tingkat daya tangkap ibu dan menunjukkan bahwa
Pengetahuan Ibu tentang Masalah terdapat hubungan antara umur dengan
Perkembangan Motorik Kasar pengetahuan ibu.
No. Tingkat Frekuensi Prosentas Usia ibu di Playgroup Cepaka 2 Semanggi
Pengetahua e(%) Surakarta mayoritas usia 20-30 tahun. Pada usia
n ini ibu mempunyai tingkat pengetahuan lebih
1. Baik 4 11,4 baik dibandingkan dengan ibu yang berumur
2. Cukup 17 48,6 >30 tahun. Umur akan berpengaruh terhadap
3. Kurang 14 40,0 daya tangkap sehingga pengetahuan
Jumlah 35 100 diperolehnya akan semakin baik.
2. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pengertian
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa dari 35 Perkembangan Motorik Kasar
responden mayoritas tingkat pengetahuan yang Hasil penelitian brdasarkan tabel distribusi
cukup yaitu 17 responden (48,6%) menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu
tentang pengertian perkembangan motorik kasar
Bahasan balita umur 3-4 tahun di Playgroup Cepaka 2
1. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Semanggi, Surakarta yaitu mayoritas responden
Perkembangan Motorik Kasar yang berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang
Hasil penelitian berdasarkan tabel (42,9%). Perkembangan motorik kasar adalah
distribusi menunjukkan bahwa tingkat gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan
pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan
kasar balita umur 3-4 tahun di Playgroup menggunakan otot-otot besar, sebagian atau
Cepaka 2 Semanggi Surakarta yaitu responden seluruh anggota tubuh (Soejiningsih, 2012).
yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang Faktor yang mempengaruhi tingkat
(5,7%), berpengetahuan cukup sebanyak 19 pengetahuan ibu yaitu pendidikan. Semakin
orang (54,3%) dan berpengetahuan kurang tinggi pendidikan seseorang maka semakin
sebanyak 14 orang (40,0%). Berdasarkan data mudah orang tersebut menerima informasi.
tersebut disimpulkan bahwa mayoritas Pengetahuan erat hubungannya dengan
responden mempunyai tingkat pengetahuan pendidikan, seseorang dengan pendidikan tinggi
yang cukup tentang perkembangan motorik maka semakin luas pula pengetahuan yang
kasar balita umur 3-4 tahun. dimiliki (Ariani, 2014).

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 24


INFOKES, VOL 10 NO 2, SEPTEMBER 2020 p-ISSN : 2086 - 2628
e-ISSN : 2745 - 5629

Hasil penelitian ini dikuatkan oleh tentang perkembangan motorik kasar balita di
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Playgroup Cepaka 2 Semanggi Surakarta.
Puspitasari (2013) dengan judul Tingkat 4. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Unsur-Unsur
Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Perkembangan Motorik Kasar
Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Hasil penelitian berdasarkan tabel
Bermain Sekar Melati Tasik Madu Karang distribusi menunjukkan bahwa tingkat
Anyar didapatkan responden dengan pendidikan pengetahuan ibu tentang unsur – unsur
SD sebanyak 2 responden (6,46%), SMP perkembangan motorik kasar balita umur 3-4
sebanyak 7 responden (22,58%), SMA tahun di Playgroup Cepaka 2 Semanggi
sebanyak 18 (58,06%) dan Perguruan Tinggi Surakarta yaitu mayoritas responden
sebanyak 4 responden (12,90%). berpengetahuan kurang sebanyak 18 orang
Pengetahuan responden dipengaruhi oleh (51,4%). Menurut Barrow Harold M., dan Mc
pendidikan. Dimana semakin tinggi pendidikan Gee, Rosemary dalam Khoiriyah (2013) unsur -
seseorang maka semakin mudah untuk unsur perkembangan motorik kasar yaitu:
menerima informasi. Pendidikan mayoritas ibu kekuatan, koordinasi, kecepatan, keseimbangan
di Playgroup Cepaka 2 Semanggi Surakarta dan kelincahan.
adalah sekolah menengah sehingga cukup Hasil penelitian ini dikuatkan oleh
pengetahuannya tentang perkembangan motorik penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Safitri
balita. (2012) dengan judul Gambaran Perkembangan
3. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Macam Motorik Kasar Pada Anak Usia 3-5 Tahun di
Perkembangan Motorik Kasar Desa Matang Karieng Kecamatan Seunuddon
Hasil penelitian berdasarkan tabel Kabupaten Aceh Utara didapatkan 17
distribusi menunjukkan bahwa tingkat responden (37%) kategori baik dan 29
pengetahuan ibu tentang macam-macam responden (63%) kategori kurang, jadi
perkembangan motorik kasar balita umur 3-4 pengetahuan responden tentang unsur-unsur
tahun di Playgroup Cepaka 2 Semanggi perkembangan motorik mayoritas dalam
Surakarta yaitu mayoritas responden yang kategori kurang. Hal ini dikarenakan responden
berpengetahuan kurang yaitu sebanyak orang belum mendapatkan informasi tentang
(51,4%). Menurut Mahendra (2006) macam- perkembangan motorik Di Desa Matang
macam perkembangan motorik kasar balita Karieng Kecamatan Seunuddon Kabupaten
adalah keterampilan lokomotor, keterampilan Aceh Utara.
nonlokomotor, dan keterampilan manipulatif. Unsur – unsur yang berpengaruh terhadap
Faktor yang mempengaruhi tingkat perkembangan motorik balita salah satunya
pengetahuan ibu yaitu informasi. Informasi yaitu dari ibu. Ibu yang mempunyai
adalah sesuatu yang diperoleh baik dari pengetahuan baik akan lebih aktif dalam
pendidikan formal maupun non formal dapat mencari informasi tentang unsur–unsur
memberikan pengaruh jangka pendek perkembangan motorik untuk mengembangkan
(immediate impact) sehingga menghasilkan kemampuan motorik anaknya. Sehingga dapat
perubahan atau peningkatan pengetahuan disimpulkan bahwa semakin baik tingkat
(Notoatmojo, 2011). pengetahuan ibu berhubungan erat dengan
Hasil penelitian ini dikuatkan oleh semakin baik stimulasi yang diberikan ibu pada
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh anaknya.
Wulandari (2010) dengan judul Hubungan 5. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Faktor
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik Perkembangan Motorik Kasar
Kasar dan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun Hasil penelitian berdasarkan tabel
di Play Group Tranju Mas Purworejo distribusi menunjukkan bahwa tingkat
didapatkan informasi yang didapatkan melalui pengetahuan ibu tentang faktor perkembangan
teman (32,0%), lingkungan sosial (13,2%), motorik kasar balita umur 3-4 tahun di
media massa (54,8). Hal ini dikarenakan Playgroup Cepaka 2 Semanggi Surakarta yaitu
perkembangan teknologi yang semakin canggih, mayoritas responden berpengetahuan baik
sehingga semakin mudah untuk mencari sebanyak 17 orang (48,6%). Menurut
informasi tentang perkembangan motorik kasar Soetjiningsih (2012), faktor - faktor yang
dari media massa. mempengaruhi antara lain: motivasi belajar
Sumber informasi ibu di Playgroup anak, pengetahuan ibu, lingkungan dan
Cepaka 2 Semanggi Surakarta mayoritas dari pendapatan.
media massa, namun masih kurang dari 50% Hasil penelitian ini dikuatkan oleh
yang berarti belum merata. Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
yang diperoleh dari penelitian yaitu sebagian Khoiriyah (2013) dengan judul Gambaran
besar ibu mempunyai tingkat pengetahuan Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan
kurang, maka dibutuhkan untuk penyuluhan Motorik Kasar Balita di Wilayah Puskesmas

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 25


INFOKES, VOL 10 NO 2, SEPTEMBER 2020 p-ISSN : 2086 - 2628
e-ISSN : 2745 - 5629

Mojolaban Sukoharjo didapatkan 21 responden


(67,7%) berpengetahuan baik, 8 responden DAFTAR PUSTAKA
(25,8%) berpengetahuan cukup 2 sebagai Adriana, D. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi
(6,4%) berpengetahuan kutrang. Hasil Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba
penelitian tersebut mayoritas responden Medika. h. 13
berpengetahuan baik.
Faktor - faktor yang berpengaruh terhadap Ariani, A.P. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian
perkembangan motorik balita salah satunya Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi.
yaitu pengetahuan ibu. Ibu yang mempunyai Yogyakarta: Nuha Medika. h. 23-26, 27, 57,
pengetahuan baik akan memberikan stimulasi 74, 75-76, 77
pada balita sesuai dengan umurnya. Budiarto. Biostatistik Untuk Kedokteran &
6. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Masalah Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC ;
Perkembangan Motorik Kasar 2011.h. 143
Hasil penelitian berdasarkan tabel
distribusi menunjukkan bahwa tingkat Dewi. 2013. Asuhan Neonatus Bayi & Anak Balita.
pengetahuan ibu tentang masalah Jakarta : Salemba Medika ;.h. 66, 67
perkembangan motorik kasar balita umur 3-4
tahun di Playgroup Cepaka 2 Semanggi Khoiriyah, S. 2013. Gambaran Pengetahuan Ibu
Surakarta yaitu mayoritas responden tentang Perkembangan Motorik Kasar
berpengetahuan cukup sebanyak 17 orang Balita di Wilayah Puskesmas Mojolaban
(48,6%). Masalah perkembangan motorik kasar Sukoharjo. Didapat dari
balita adalah ketidakmampuan mengatur eprints.ums.ac.id/23908.pdf
keseimbangan dan reaksi kurang cepat serta
koordinasi kurang baik (Wiyani, 2014). Kusuma, R. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Hasil penelitian ini dikuatkan oleh Ibu Tentang Tumbuh Kembang dan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Perkembangan Motorik Balita di Wilayah
Kusuma (2012) dengan judul Hubungan Kerja Puskesmas Penumping Surakarta.
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Didapat dari
Kembang dan Perkembangan Motorik Balita di eprints.ums.ac.id/5008009/1.pdf
Wilayah Kerja Puskesmas Penumping
Surakarta, dimana hasil penelitian menunjukkan Mahendra, A. 2006. Perkembangan Dan Belajar
responden yang berpengetahuan baik (15,7%), Motorik. Didapat dari Modul
responden yang berpengetahuan cukup (54,3%) file.upi.edu/direktori/FPOK/JUR._PEND._
dan responden yang berpengetahuan kurang OLAHRAGA/196308241989031-
(30,0%). Penelitian ini mayoritas responden AGUS_MAHENDRA/MODUL_UT_2006_
berpengetahuan cukup. AGUS_MAHENDRA/MODUL_1.pdf
Sesuai dengan hasil yang diperoleh dari
penelitian yaitu sebagian besar ibu mempunyai Masyroh. 2013. Gambaran Pengetahuan Ibu Yang
tingkat pengetahuan cukup. Masalah Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada
perkembangan motorik kasar adalah tanda Lingkungan XIX di Kelurahan Banjai
adanya keterlambatan perkembangan motorik Kecamatan Medan Denai. Didapat dari
kasar sehingga perlu mengetahui masalah yang MASYROH_2013-2837-6214.pdf
muncul pada balita sehingga dapat mendeteksi
secara dini. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. h. 11-18,
KESIMPULAN 27, 35, 87, 103, 112, 130, 171, 182.
Simpulan
Tingkat pengetahuan ibu tentang perkembangan ______________. 2011. Kesehatan Masyarakat
motorik kasar pada balita umur 3-4 tahun di Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. h.
Playgroup Cepaka 2 Semanggi Surakarta mayoritas 147-149
dalam kategori cukup Nursalam. 2008. Metodologi Penelitian Ilmu
Saran Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Bagi ibu diharapkan meningkatkan kesadaran ;.h.33-34
pentingnya untuk menambah pengetahuan tentang
perkembangan motorik kasar pada balita. Bagi Puspitasari, HD. 2013 Tingkat Pengetahuan Ibu
tenaga kesehatan diharapkan meningkatkan peran Tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita
sebagai fasilitator penyedia informasi kesehatan Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar
khususnya perkembangan anak. Melati Tasik Madu Karang Anyar. Didapat
dari: 01-gdl-henidwipus-386-1-hennidw-
4.pdf

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 26


INFOKES, VOL 10 NO 2, SEPTEMBER 2020 p-ISSN : 2086 - 2628
e-ISSN : 2745 - 5629

Safitri, M. 2012. Gambaran Perkembangan Wiyani, N. 2014. Psikologi Perkembangan Anak


Motorik Kasar Pada Anak Usia 3-5 Tahun Usia Dini. Yogyakarta: GAVA MEDIA.
Di Desa Matang Karieng Kecamatan h.13
Seunuddon Kabupaten Aceh Utara. Didapat
dari Marlina_Safitri-09010224.pdf Wulandari, M. 2010. Hubungan Status Gizi
Dengan Perkembangan Motorik Kasar dan
Soejiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak Edisi Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun di Play
2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. h. 108 Group Tranju Mas Purworejo. Didapat dari
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, 1544321080201002291.pdf
Kualitatif, R dan D. Bandung: Alfabeta. h.
81, 85

Sulistyawati, A. 2014. Deteksi Tumbuh Kembang


Anak. Jakarta: Salemba Medika. h. 60

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 27


JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN


BALITA: LITERATUR REVIEW

Linda Ismiyat Rukhaniyah1*),Tjutju Rumijati1) , Kuslan Sunandar1) , Riswani


Tanjung1)
1
Poltekkes Kemenkes Bandung, E-mail : lindarukhaniyahgmail.com
1
Poltekkes Kemenkes Bandung, E-mail : tjutju.rumijati@yahoo.co.id
1
Poltekkes Kemenkes Bandung, E-mail : kuslan15@gmail.com
1
Poltekkes Kemenkes Bandung, E-mail : info@poltekkesbandung.co.id

ABSTRACT
Toddlerhood is an important period in the development process in humans. Development in
toddler age determines the success of children's development in the next period.
Achievement of development in infants that is not optimal is the impact of stunting. As a
result of this stunting can have an impact on delays in growth and development in infants. So
the need for stimulation or stimulation from the family, especially mothers. If the family
especially the mother does not have good knowledge about the development of toddlers,
then the child can have developments that are not by his age. This study aims to find out the
description of the mother's knowledge about toddler development. The research method
used is the Systematic Literature Review. Data collection strategies used are secondary
data from the results of research through articles on search sites with keywords mother's
knowledge, development, and toddlers. The number of respondents in the study around 30-
106 mothers of children under five. The results of the conclusions in this study indicate that
there is good knowledge in the language and social aspects, as well as inadequate
knowledge in gross and fine motor aspects. It is recommended to the health center in
particular or health services to always provide counseling related to the continued growth
and development of infants in the Integrated Healthcare Center every month, so that
parents, especially mothers of children under five, can pay attention to developments that
occur in infants according to their age.
Keywords: Mother's knowledge, Development, Toddler

ABSTRAK
Masa balita merupakan periode penting dalam proses perkembangan pada manusia.
Perkembangan pada usia balita menjadi penentun keberhasilan perkembangan anak di
periode selanjutnya. Capaian perkembangan pada balita yang tidak maksimal merupakan
dampak dari stunting. Akibat dari stunting ini bisa berdampak pada keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan pada balita. Sehingga perlu adanya stimulasi atau
rangsangan dari keluarga terutama ibu. Jika keluarga terutama ibu tidak memiliki
pengetahuan yang baik tentang perkembangan balita, maka anak tersebut bisa memiliki
perkembangan yang tidak sesuai dengan usianya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran pengetahuan ibu tentang perkembangan balita. Metode penelitian yang
digunakan yaitu Systematic Literatur Review. Strategi pengumpulan data yang digunakan
yaitu data sekunder dari hasil penelitian melalui artikel pada situs pencarian dengan kata
kunci pengetahuan ibu, perkembangan, dan balita. Jumlah responden dalam penelitian
sekitar 30-106 ibu balita. Hasil kesimpulan pada penelitian ini menunjukan terdapat
pengetahuan baik pada aspek bahasa dan sosial, serta pengetahuan kurang pada aspek
motorik kasar dan halus. Direkomendasikan kepada pihak puskesmas khususnya atau
pelayanan kesehatan untuk senantiasa memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan
keberlangsungan tumbuh kembang pada balita di posyandu setiap bulannya, sehingga para
orangtua terutama ibu balita bisa memperhatikan perkembangan yang terjadi pada balita
sesuai dengan usianya.
Kata kunci : Pengetahuan Ibu, Pekembangan, Balita

116
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020

Tenggara/South-East Asia Regional


PENDAHULUAN (SEAR). Prevalensi balita stunting di
Balita adalah anak usia dibawah 5 Indonesia masih fluktuatif sejak tahun
tahun dengan karakteristik pertumbuhan 2007- 20173.
cepat pada usia 0-1 tahun, dimana umur 5 Prevalensi balita stunting di
bulan berat badan naik 2 kali berat badan Indonesia pada tahun 2007 adalah
lahir dan berat badan naik 3 kali dari berat (36,8%), tahun 2010 sebesar (35,6%),
badan lahir pada umur 1 tahun dan tahun 2013 sebesar (37,2%), dan tahun
menjadi 4 kali pada umur 2 tahun. Masa 2017 sebesar (29,6%). Menurut World
balita merupakan periode penting dalam Health Organization (WHO), prevalensi
proses perkembangan pada manusia. balita pendek menjadi masalah kesehatan
Perkembangan pada usia balita menjadi masyarakat jika prevalensinya (20%) atau
penentun keberhasilan perkembangan lebih. Karenanya persentase balita
anak di periode selanjutnya. Capaian pendek di Indonesia masih tinggi dan
perkembangan pada balita yang tidak merupakan masalah kesehatan yang
maksimal merupakan dampak dari harus ditanggulangi. Kejadian balita
stunting. Stunting merupakan gangguan stunting (pendek) merupakan masalah gizi
pertumbuhan fisik yang ditandai dengan utama yang dihadapi Indonesia4
penurunan kecepatan pertumbuhan dan Data Pemantauan Status Gizi (PSG)
perkembangan serta merupakan dampak selama tiga tahun terakhir, pendek
dari ketidakseimbangan gizi1 memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan
Pertumbuhan dan perkembangan dengan masalah gizi lainnya seperti gizi
dapat dilihat dari berbagai aspek. kurang, kurus, dan gemuk. Prevalensi
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan balita pendek mengalami peningkatan dari
perubahan dalam hal besar, jumlah, tahun 2016 yaitu (27,5%) menjadi (29,6%)
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ pada tahun 2017. Dalam sotf launching
maupun individu, yang bisa diukur dengan hasil SSGBI (Survei Status Gizi Balita
ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang Indonesia), di Kemenkes, Jumat
dan keseimbangan metabolik. Sedangkan (18/10/2019), Nina Moeloek menyatakan
perkembangan (development) adalah prevalensi stunting balita mengalami
bertambahnya kemampuan (skill) dalam penurunan dari (30,8%) tahun 2018
struktur dan fungsi tubuh yang lebih (Riskesdas 2018) menjadi (27,67%) tahun
kompleks dalam pola yang teratur dan 2019. Sedangkan menurut kompas.com
dapat diramalkan, sebagai hasil dari angka kejadian stunting di provinsi jawa
proses pematangan1. barat melebihi angka kejadian stunting
Kemampuan dan tumbuh kembang nasional4
anak perlu dirangsang oleh orang tua agar Di Jawa Barat permasalahan
anak dapat tumbuh dan berkembang kekurangan gizi terutama stunting
secara optimal dan sesuai umurnya. prevalensinya masih sangat tinggi yaitu
Periode penting dalam tumbuh kembang mencapai (32,9%) (2013) dengan target
anak adalah masa balita karena pada (28%) (2019) Kejadian ini masih sangat
masa ini merupakan pertumbuhan dasar tinggi dan jauh dari target nasional,
yang akan mempengaruhi dan adapun tingkat prevalensi stunting di Jawa
menentukan perkembangan anak Barat paling tinggi dialami di Garut dengan
selanjutnya2. angka (43,2%)5.
World Health Organization (WHO) Badan Kependudukan dan Keluarga
melaporkan bahwa pada tahun 2016, Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat
prevalensi balita stunting di dunia sebesar melansir prevalensi stunting di Jawa Barat
(22,9%) dan keadaan gizi balita pendek sudah mencapai angka (29,2%) atau 2,7
menjadi penyebab 2,2 juta dari seluruh juta balita termasuk di delapan
penyebab kematian balita di seluruh kabupaten/kota yang memiliki prevalensi
dunia. Dari data tersebut Indonesia stunting masih tinggi6. Delapan
termasuk ke dalam negara ketiga dengan kabupaten/kota yang memiliki prevalensi
prevalensi tertinggi di regional Asia stunting masih tinggi diantaranya: Garut

117
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020

(43,2%), Sukabumi (37,6%), Tasikmalaya poengaruh pola asuh orang tua yang
(33,3%), Bandung Barat (34,2%), mendukung perkembangan balita.
Majalengka (30,2%) dan Purwakarta Penelitian juga dilakukan oleh
(30,1%)6 Rohmilia Kusuma mengenai Hubungan
Tribun Jabar.id, Kepala Bidang Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Tumbuh Kembang Anak Dan
Kota Bandung mengatakan bahwa angka Perkembangan Motorik Halus Balita Di
kejadian stunting meningkat dua kali lipat. Wilayah Kerja Puskesmas Penumping
Yaitu dari (0,6%) pada tahun 2018 Surakarta bahwa terdapat hubungan yang
menjadi (1,5%) pada tahun 2019 atau bermakna anatara tingkat pengetahuan
sekitar kurang lebih 1900 balita di Kota ibu tentang tumbuh kembang anak dan
Bandung mengalami stunting. Akibat dari perkembangan motorik halus di wilayah
stunting ini bisa berdampak pada kerja Puskesmas Penumping Surakarta.
keterlambatan pertumbuhan dan Penelitian ini dilakukan dengan uji
perkembangan pada balita. Sehingga alternatif chi-square dan didapatkan p =
perlu adanya stimulasi atau rangsangan 0,0048.
dari keluarga terutama ibu. Jika keluarga Orang tua memiliki peran yang
terutama ibu tidak memiliki pengetahuan sangat penting untuk merangsang potensi
yang baik tentang perkembangan balita, yang dimiliki oleh anak. Tugas
maka anak tersebut bisa memiliki pengasuhan umumnya diserahkan kepada
perkembangan yang tidak optimal sesuai ibu yang didasarkan pada pengetahuan
dengan usianya7 yang dimilikinya. Salah satu faktor yang
Hasil studi pendahuluan ke Dinas mempengaruhi pengetahuan adalah
Kesehatan Kota Bandung, bahwa terdapat tingkat pendidikan ibu. Apabila ibu
sekitar (6,53%) atau 8121 balita memiliki pengetahuan yang tinggi maka
mengalami stunting. Dinas Kesehatan akan lebih aktif dalam mencari informasi
Kota Bandung juga menyebutkan untuk meningkatkan keterampilan dalam
beberapa puskesmas dengan prevalensi pengasuhan anak9 (Hastuti, 2010)
stunting yang tinggi diantaranya; Oleh karena itu untuk meminimalisir
puskesmas sukawarna (25,43%) atau 161 akibat dari stunting pada balita, maka
balita, puskesmas balaikota (21,52%) atau keluarga perlu mengetahui tentang
65 balita, puskesmas talaga bodas perkembangan balita sesuai dengan
(21,57%) atau 270 balita, puskesmas usiannya terutama ibu yang bertugas
sukapakir (23,60%) atau 211 balita, mengasuh seorang anak. Sehingga
puskesmas cibolerang (20,74%) atau 269 penulis merasa tertarik untuk mengetahui
balita, puskesmas cipadung (21,47%) atau gambaran pengetahuan ibu tentang
555 balita, dan puskesmas mengger perkembangan balita.
(21,30%) atau 85 balita.
Hasil penelitian oleh Maharani,dkk METODE
mengenai Hubungan Antara Kejadian A. Jenis dan Desain Penelitian
Stunting Dengan Perkembangan Pada Jenis penelitian ini merupakan
Balita Usia 3-5 Tahun Di Posyandu Kricak penelitian deskriptif yang memberikan
Yogyakarta dengan uji statistik Chi- Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
Square, didapatkan hasil bahwa nilai Perkembangan Balita. Desain yang
(14,263) > (5,991) serta nilai dipergunakan adalah Systematic Literatur
Sig atau p (0,001) < α (0,05). Hasil ini Review. Desain ini merupakan metode
menunjukkan bahwa ada hubungan literature review yang mengidentifikasi,
antara kejadian stunting dengan menilai, dan menginterpretasi seluruh
perkembangan balita usia 3-5 tahun di temuan-temuan pada suatu topik
Posyandu Kricak. Pada penelitian ini penelitian, untuk menjawab pertanyaan
terdapat 2 balita dengan kejadian stunting penelitian (research question) yang telah
yang memiliki perkembngan sesuai. Hal ditetapkan sebelumnya10 (Kitchenham &
yang kemungkinan dapat mempengaruhi Charters, 2007).
adalah balita mengikuti PAUD atau Penelitian ini akan dilakukan dengan
mengidentifikasi, menilai, dan

118
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020

mengintepretasi jurnal/penelitian yang 2. Menuliskan hasil penelitian yang


dilakukan oleh peneliti sebelumnya didapatkan mengenai
dengan tujuan untuk menjawab pengetahuan ibu tentang
bagaimana pengetahuan ibu tentang perkembangan balita dalam format
perkembangan balita10 yang telah ditentukan
3. Mengumpulkan semua informasi
B. Sumber dan Strategi Pengumpulan pengetahuan ibu tentang
Data perkembangan balita untuk
Data yang digunakan dalam penelitian menjawab gambaran pengetahuan
ini adalah data sekunder. Data sekunder ibu tentang perkembangan balita10
merupakan data yang diperoleh bukan
dari pengamatan langsung. Akan tetapi D. Pengkajian Kualitas Data
data diperoleh dari hasil penelitian yang Tahap pengkajian kualitas data atau
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti pembahasan merupakan tahapan dimana
terdahulu. Sumber data sekunder yang peneliti melakukan analisis terhadap data
dimaksud berupa artikel hasil penelitian hasil penelitian mengenai pengetahuan
dalam jurnal yang dicari melalui situs ibu tentang perkembangan balita yang
pencarian seperti google scholar, telah didapatkan pada tahapan
PubMed, dan PNRI. Kata kunci yang sebelumnya. Pada tahap ini peneliti
digunakan dalam mencari hasil-hasil yang melakukan analisis kualitas data
akan direview adalah Pengetahuan ibu berdasarkan kemampuan hasil penelitian
tentang perkembangan balita. Pencarian dalam menjawab masalah penelitian
berfokus kepada jurnal-jurnal keperawatan kemudian bandingkan dengan hasil-hasil
dan kesehatan yang memuat hasil penelitian lainnya. Analisis juga dilakukan
penelitian terkait dengan pengetahuan ibu dari berbagai segi dengan melihat data-
tentang perkembangan balita yang data yang telah ada seperti karakteristik
dipublikasi antara tahun 2010 sampai responden, tempat penelitian, ataupun
dengan tahun 2019. Jumlah jurnal yang metode yang digunakan10
digunakan yaitu 4 buah, dengan
responden 30-106 responden10 E. Sintesa Data
Merupakan kesimpulan yang dapat
C. Metode Ekstraksi Data diambil berdasarkan adanya beberapa
Pada tahapan ini, peneliti melakukan persamaan dari beberapa hasil penelitian
beberapa langkah yaitu : yang dilakukan. Peneliti akan
1. Membaca seluruh artikel hasil menyimpulkan hasil dari beberapa
penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
pengetahuan ibu tentang sebelumnya mengenai pengetahuan ibu
perkembangan balita tentang perkembangan balita10
HASIL
Dibawah ini merupakan hasil penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
Perkembangan Balita.
Tabel 1. Hasil Penelitian

No. Peneliti Judul Tahun n Hasil


1. Imelda Pengetahuan 2017 53 1. Pengetahuan Ibu tentang
Ibu Tentang Motorik Kasar
Pemberian - Baik = 23 responden
Stimulasi dan (43,4%)
Perkembangan - Kurang = 30 responden
Anak Pra (56,6%)
Sekolah (3-5 2. Pengetahuan Ibu tentang
Tahun) Di Motorik Halus
11
Banda Aceh - Baik = 26 responden
(49,1%)
- Kurang = 27 responden
(50,9%)
3. Pengetahuan Ibu tentang
Stimulasi Bahasa

119
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020

- Baik = 21 responden
(39,6%)
- Kurang = 32
respponden (60,4%)
4. Pengetahuan Ibu tentang
Stimulasi Sosial
- Baik = 25 responden
(47,2%)
- Kurang = 28 responden
(52,8%)
2. Desi Kumalasari, Pengetahuan 2018 58 Pengetahuan Ibu tentang
Desi Setia Wati Ibu Tentang Perkembangan Motorik
Perkembangan Kasar dan Halus :
Anak Dengan 1. Kurang = 24
Perkembangan responden (41,4%)
Motorik Kasar 2. Cukup = 17 responden
dan Halus Pada (29,3%)
Anak Usia 4-5 3. Baik = 17 responden
12
Tahun (29,3%)
3. Irma Detia Rini Gambaran 2012 106 Pengetahuan Ibu
Tingkat 1. Tinggi = 71 reponden
Pengetahuan (67%)
Ibu Tentang 2. Rendah = 35 responden
Perkembangan (33%)
Bicara dan
Bahasa Serta
Stimulasi Pada
Anak Usia Dini
Di RW 09
Kelurahan Tugu
13
Depok
4. Ina Qoriah Hubungan 2010 30 Pengetahuan Ibu
Mardikaningsih Tingkat 1. Baik = 14 responden
Pengetahuan (46,7%)
Ibu Dengan 2. Cukup = 7 responden
Perkembangan (23,3%)
Sosial Balita 3. Kurang = 9 responden
Umur 4-5 Tahun
Di Kota
14
Semarang

PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang ditemukan Berdasarkan teori yang dijelaskan
menunjukan pada penelitian pertama bahwa perkembangan merupakan suatu
menjelaskan tumbuh kembang anak proses dalam kehidupan manusia yang
ditandai dengan pertumbuhan dan berlangsung secara terus-menerus sejak
perkembangan yang harus dirangsang masa konsepsi sampai akhir hayat15
atau distimulasi oleh keluarga terutama Perkembangan yang tidak optimal akan
ibu sebagai orang tua. Hasil penelitian akan berdampak pada kerkembangan
kedua menjelaskan bahwa masa balita anak di masa yang akan datang.
merupakan periode emas dalam Sehingga perkembangan pada anak usia
perkembangan manusia. Hasil penelitian balita ini sangat penting untuk dilakukan
ketiga juga menjelaskan bahwa usia dini stimulasi oleh orang tua terutama ibu.
merupakan masa emas dalam Pengetahuan ibu sangat menentukan
pertumbuhan dan perkembangan anak keberhasilan dalam pencapaian
yang perlu diperhatikan terutama oleh ibu. perkembangan balita. Capaian
Sedangkan hasil penelitian keempat perkembangan tersebut terdiri dari empat
menjelaskan bahwa perkembangan sektor, yaitu personal sosial; motorik
merupakan suatu bertambahnya halus; bahasa; dan motorik kasar15
kemampuan struktur dan fungsi yang lebih
kompleks sebagai hasil dari proses
kematangan.

120
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020

pengetahuan juga dipengaruhi oleh


lingkungan dan budaya. Sehingga
A. Personal Sosial semakin tinggi tingkat pendidikan maka
seseorang akan semakin mengerti
Pada hasil penelitian pertama yang mengenai perkembangan balita. Serta
dilakukan oleh Imelda dengan judul semakin positif lingkungan dan budaya
Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian sekitar dalam keberlangsungan
Stimulasi dan Perkembangan Anak Pra perkembangan balita, maka semakin
Sekolah (3-5 Tahun) Di Banda Aceh matang dan luas pengetahuan yang
menunjukan bahwa pengetahuan ibu dimiliki oleh seseorang14
terhadap perkembangan personal sosial
pada balita sebanyak 28 responden B. Motorik Halus
(52,8%) dalam kategori kurang. Dalam
penelitian diketahui bahwa mayoritas usia Pada hasil penelitian pertama yang
ibu 26-30 tahun sebanyak 23 (43,39%) dilakukan oleh Imelda dengan judul
yang berarti usia ibu dalam rentan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian
produktif, pendidikan ibu SMA sebanyak Stimulasi dan Perkembangan Anak Pra
28 (52,83%), dan pekerjaan ibu adalah Sekolah (3-5 Tahun) Di Banda Aceh
Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 37 menunjukan bahwa pengetahuan ibu
(69,81%). Hal ini tidak sesuai dengan terhadap perkembangan personal sosial
teori menurut Wawan dan Dewi tahun pada balita sebanyak 27 responden
2010 yang menyebutkan bahwa ketiga (50,9%) dalam kategori kurang. Hasil
faktor tersebut sangat memungkinkan wawancara yang dilakukan oleh Imelda
untuk ibu bisa memiliki pengetahuan dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
yang cukup bahkan baik tentang sebagian ibu kurang memahami
perkembangan balita. Faktor yang mengenai tata cara untuk menstimulasi
mempengaruhi perkembangan sosial perkembangan anaknya. Selain itu
pada balita yaitu dari pengasuhan orang sebagian ibu juga menganggap bahwa
tua, pengaruh teman sebaya, penerimaan anak tidak perlu diberikan stimulasi
diri dan lingkungan(Hurlock dalam Astuti, perkembangan seperti motorik halus,
2000). Kemampuan bersosilisasi harus karena tanpa stimulasi anak akan
terus diasah karena berhubungan dengan berkembang dengan baik. Menurut
kesuksesan yang diraih dengan Rivanica dan Miming tahun 2016 bahwa
banyaknya relasi yang dijalani(Isye, perkembangan merupakan proses dalam
2006)11 kehidupan manusia yang berlangsung
secara terus-menerus sejak masa
Pada hasil penelitian kedua yang konsepsi hingga akhir hayat. Sehingga
dilakukan oleh Ina Qoriah Mardikaningsih perkembangan dalam usia balita sangat
dengan judul Hubungan Tingkat perlu dirangsang oleh orang tua terutama
Pengetahuan Ibu Dengan Perkembangan ibu agar berkembang dengan optimal15.
Sosial Balita Umur 4-5 Tahun Di Kota
Semarang menunjukan bahwa Hasil penelitian kedua yang
pengetahuan ibu terhadap dilakukan oleh Desi Kumalasari dan Desi
perkembangan personal sosial pada Setia Wati dengan judul Pengetahuan Ibu
balita sebanyak 14 responden(46,7%) Tentang Perkembangan Anak Dengan
dalam kategori baik. Dalam penelitian ini Perkembangan Motorik Kasar dan Halus
disebutkan bahwa pengetahuan ibu Pada Anak Usia 4-5 Tahun sebanyak 24
didapatkan dari pendidikan, media responden (41,4%) dalam kategori
massa, dan tenaga kesehatan. Hal ini kurang. Faktor yang mempengaruhi
sesuai dengan teori menurut perkembangan motorik halus anak
Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan adalah perilaku ibu dalam memberikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah stimulasi pada anak secara terarah maka
satunya tingkat pendidikan, serta menurut akan cepat berkembang, sedangkan
Nursalam (2006) dalam Wawan dan Dewi anak yang tidak memperoleh stimulasi
tahun 2010 mengatakan bahwa yang terarah maka perkembangannya

121
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020

akan terlambat (Sujiono, & Sujiono 2010). penelitian ini diantaranya pendidikan,
Dalam penelitian ini diketahui bahwa usia, pekerjaan, dan tingkat ekonomi
mayoritas ibu berusia 31-40 tahun keluarga. Tingkat pendidikan dalam
sebanyak 30 reponden(51,7%), penelitian ini mayoritas berpendidikan
berpendidikan rendah (SD dan SMP) SMA sebanyak 60 responden (56,6%),
sebanyak 34 responden (58,6%), dan berusia dewasa tengah sebanyak 56
pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga responden (52,8%), pekerjaan Ibu
(IRT) sebanyak 31 responden (53,4%). Rumah Tangga (IRT) sebanyak 93
Peranan seorang ibu sangat besar dalam responden (87,7%). Ketiga faktor tersebut
keseharian anak sehingga pengetahuan sesuai dengan teori menurut Wawan dan
ibu sangat diperlukan untuk melakukan Dewi tahun 2010 yang menjelaskan
stimulasi dan pemantauan bahwa pengetahuan sangat di pengaruhi
perkembangan salah satunya motorik oleh pendidikan, usia, dan pekerjaan.
halus12 Selain itu, pada penelitian ini diketahui
bahwa tingkat ekonomi responden
C. Bahasa mayoritas dalam kategori sedang
sebanyak 44 (41,5%). Tingkat ekonomi
Pada hasil penelitian pertama yang sangat berpengaruh dalam kesehatan
dilakukan oleh Imelda dengan judul keluarga terutama dalam pemenuhan
Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian kebutuhan untuk menstimulasi
Stimulasi dan Perkembangan Anak Pra perkembangan balita terutama bahasa16
Sekolah (3-5 Tahun) Di Banda Aceh
menunjukan bahwa pengetahuan ibu
terhadap perkembangan bahasa
sebanyak 32 responden (60,4%) dalam D. Motorik Kasar
kategori kurang. Menurut Kemendiknas
(2010) bahwa pengembangan bahasa Pada hasil penelitian pertama yang
melibatkan sensorimotor terkait dengan dilakukan oleh Imelda dengan judul
kegiatan mendengar, kecakapan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian
memahami, dan produksi suara. Stimulasi dan Perkembangan Anak Pra
Kemudian lingkungan sekitar yang Sekolah (3-5 Tahun) Di Banda Aceh
mendukung balita dalam memperkaya menunjukan bahwa pengetahuan ibu
bahasa. Menurut Imelda dalam terhadap perkembangan motorik kasar
penelitiannya bahwa anak usia pra sebanyak 30 responden (56,6%) dalam
sekolah ini sangat memerlukan stimulasi kategori kurang. Anak yang diasuh oleh
bahasa yang lebih menekankan pada orang tua dengan pendidikan yang
mendengar dan berbicara. Namun pada rendah memiliki risiko tiga kali mengalami
penelitian ini ibu balita kurang peduli dan keterlambatan dibandingkan orang tua
kurang terpapar informasi mengenai yang berpendidikan tinggi (Arianto &
perkembangan balita terutama bahasa. Yosoprawoto, 2012). Dalam penelitian ini
Sehingga orang tua terutama ibu sebagai didapatkan mayoritas usia ibu 26-30
pengasuh terdekat perlu mengetahui tahun sebanyak 23 (43,39%) yang berarti
mengenai perkembangan bahasa yang usia ibu dalam rentan produktif,
harus dicapai oleh anak11 pendidikan ibu SMA sebanyak 28
(52,83%), dan pekerjaan ibu adalah Ibu
Pada hasil penelitian kedua yang Rumah Tangga (IRT) sebanyak 37
dilakukan oleh Irma Detia Rini dengan (69,81%). Menurut Imelda dalam
judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu penelitiannya berpendapat bahwa selain
Tentang Perkembangan Bicara dan dari tingkat pendidikan, pengetahuan
Bahasa Serta Stimulasi Pada Anak Usia orang tua juga dipengaruhi oleh media
Dini Di RW 09 Kelurahan Tugu Depok massa, hubungan sosial dan
sebanyak 71 reponden (67%) memiliki pengalaman. Hal ini sesuai dengan hasil
pengetahuan baik tentang perkembangan penelitian bahwa mayoritas pekerjaan ibu
bahasa pada balita. Faktor yang adalah IRT sehingga kurang terpapar
mempengaruhi pengetahuan ibu dalam

122
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020

informasi mengenai pentingnya stimulasi Berdasarkan hasil penelitian jurnal


motorik kasar pada balita11 pertama sebanyak 27 reponden (50,9%)
dalam kategori kurang, dan pada
Hasil penelitian kedua yang penelitian kedua sebanyak 24 reponden
dilakukan oleh Desi Kumalasari dan Desi (41,4%) juga dalam kategori kurang.
Setia Wati dengan judul Pengetahuan Ibu
Tentang Perkembangan Anak Dengan C. Gambaran Pengetahuan Ibu
Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Tentang Perkembangan Balita
Pada Anak Usia 4-5 Tahun sebanyak 24 Ditinjau dari Aspek Bahasa
responden (41,4%) memiliki pengetahuan
kurang pada perkembangan motorik Berdasarkan hasil penelitian jurnal
Kasar. Dalam penelitian ini diketahui pertama sebanyak 32 reponden (60,4%)
bahwa mayoritas ibu berusia 31-40 tahun dalam kategori kurang, sedangkan pada
sebanyak 30 reponden(51,7%), penelitian kedua sebanyak 71 reponden
berpendidikan rendah (SD dan SMP) (67%) dalam kategori baik.
sebanyak 34 responden (58,6%), dan
pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga D. Gambaran Pengetahuan Ibu
(IRT) sebanyak 31 responden (53,4%)12 Tentang Perkembangan Balita
Menurut Wawan dan Dewi tahun 2010 Ditinjau dari Aspek Motorik Kasar
ketiga karakteristik tersebut sangat Berdasarkan hasil penelitian jurnal
berpengaruh terhadap tingkat pertama sebanyak 30 reponden (56,6%)
pengetahuan ibu. Faktor yang dalam kategori kurang, dan pada
mempengaruhi proses pengetahuan ibu penelitian kedua sebanyak 24 reponden
tentang perkembangan anak sangatlah (41,4%) juga dalam kategori kurang.
penting untuk mengarahkan ibu dalam
menstimulasi perkembangan motorik DAFTAR RUJUKAN
kasar pada balita. Menurut peniliti dalam 1. Syafiq, A.,Fikawanti, S.,Karima, K.
penelitiannya berpendapat bahwa ibu (2015). Gizi Ibu DAN Bayi.
yang memiliki pengetahuan yang baik Yogyakarya:Rajawali Pers
akan menciptakan lingkungan yang 2. Sudirman., Hartati., Ayu Wulansari.
mendukung dalam proses perkembangan (2016). Hubungan Pengetahuan Ibu
anak16 Dengan Tahap Pencapaian Tumbuh
Kembang Balita Usia 4-5 Tahun Di
SIMPULAN
Kelurahan Medono Kota Pekalongan.
Berdasarkan hasil penelitian dan
Prodi Keperawatan Pekalongan Poltekkes
pembahasan dari penelusuran jurnal Kemenkes Semarang
diatas, dapat disimpulkan bahwa 3. Wahyuni, A.,Sulistiyani.,Rahnawati, L.
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang (2014). Dampak Program Bina Keluarga
Perkembangan Balita dengan metode Balita (BKB) Terhadap Tumbuh
Literatur Review yaitu : Kembang Balita 6-24 Bulan. E-jurnal
A. Gambaran Pengetahuan Ibu Pustaka Kesehatan. 2 (1). 79
Tentang Perkembangan Balita 4. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Ditinjau dari Aspek Personal Sosial Kesehatan Indonesia. (2018). “Situasi
Balita Pendek (Stunting) di Indonesia”.
Berdasarkan hasil penelitian jurnal Dalam Buletin Jendela Data dan
pertama sebanyak 28 reponden (52,8%) Informasi Kesehatan (1) : Jakarta
dalam kategori kurang, sedangkan pada 5. Sitorus, Ropesta. (2019). Menkes
hasil penelitian jurnal kedua didapatkan :Prevalensi Stunting2019 Turun Jadi
sebanyak 14 responden (47,7%) dalam 27,67 Persen.
kategori baik. https://kabar24.bisnis.com/read/20191018
/15/1160732/menkes-prevalensi-stunting-
B. Gambaran Pengetahuan Ibu 2019-turun-jadi-2767-persen Diakses
Tentang Perkembangan Balita pada tanggal 29 Januari 2020
Ditinjau dari Aspek Motorik Halus

123
JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Vol 1, No 1, 2020

6. BAPPEDA PROVINSI JAWA BARAT 11. Imelda. (2017). Pengetahuan Ibu Tentang
(2018). Cegah Stunting, Jabar Akan Pemberian Stimulasi Dan Perkembangan
Gelar Kampanye Zero Stunting 2023. Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun) Di Banda
http://bappeda.jabarprov.go.id/cegah- Aceh. 8. (3). 2580-1445
stunting-jabar-akan-gelar-kampanye-zero- 12. Kumalasari, Dewi,. Desi Setia Wati.
stunting-2023/ Diakases pada tanggal 28 (2018). Pengetahuan Ibu Tentang
Januari 2020 Perkembangan Anak Dengan
7. Permana, Cipta. (2019). Di Bndung Perkembangan Motorik Kasar Dan Halus
Jumlah Balita Penderita Stunting Pada Anak Usia 4-5 Tahun. 12. (4). 253-
Meningkat Dua Kali Lipat Dibanding 264
Tahun Sebelumnya. 13. Rini, Irma Setia. (2012). Gambaran
https://jabar.tribunnews.com/2019/01/28/ Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
di-bandung-jumlah-balita-penderita- Perkembangan Bicara Dan Bahasa Serta
stunting-meningkat-dua-kali-lipat- Stimulasinya Pada Anak Usia Dini Di
dibanding-tahun-sebelumnya. Diakses Rw.0o9 Kelurahan Tugu Depok. Program
pada tanggal 28 Januari 2020 Reguler Ilmu Keperawatan: Fakultan
8. HarianI, S.,Masrul.,Elytha, F. (2019). Keperawatan Universitas Indonesia.
Analisis Kebijakan Program Bina 14. Qoriah, Ina Mardikaningsih. (2010).
Keluarga Balita (BKB) Holistik Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Terintegrasi Dengan Posyandu dan Dengan Perkembangan Sosial Balita
PAUD di Kota Sawahlunto Tahun 2016. Umur 4-5 Tahun Di Kota Semarang. 1.
Jurnal Kesehatan Andalas. 8 (1). 139 (2). 1-11
9. Marimbi, Hanum. (2010). Tumbuh 15. Rivanica & Oxyandi. (2016). Buku Ajar
Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang dan
Dasar pada Balita. Yogyakarta: Nuha Pemeriksaan Bayi Baru Lahir. Jakarta
Medika Selatan : Salemba Medika
10. Wahono, Romi Satria. 2014. Systematic 16. Wawan & Dewi. (2010). Teori &
Literatur Review: Pengantar, Tahapan, Pengukuran PENGETAHUAN, SIKAP,
dan Studi Kasus. dan PERILAKU MANUSIA.Yogyakarta :
https://romisatriawahono.net/publications/ Nuha Medika
2016/wahono-slr-may2016.pdf . Diakses
pada tanggal 04 April 2020

124
Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 2, No. 2, Februari 2021

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG


BALITA DI DESA LANGKE KECAMATAN GENTUMA RAYA PROVINSI
GORONTALO

Andro Ruben Runtu, Amelia Rattoe dan Rosita Siska Kalalo


Akademi Keperawatan Bethesda Tomohon, Kota Tomohon Sulawesi Utara, Indonesia
Email: androruntu21@gmail.com, ameliarattoe67@gmail.com dan rositaskalalo94@gmail.com

ARTIKEL INFO ABSTRACT


Tanggal diterima: 5 Februari The term growth actually includes two events of different
2021 nature, but the two are interconnected so it is difficult to
Tanggal revisi: 15 Februari separate. Stimulation in growing up in toddlers is important
2021 to be considered especially by mothers as the closest person
Tanggal yang diterima: 25 to toddlers. The general purpose of this research is to know
Februari 2021 the level of maternal knowledge about the growth of toddlers
Keywords: in langke village, Gentuma Raya sub-district at a good level,
Knowledge, Growth, Toddlers enough, and less. This type of research is descriptive,
sampling techniques with total sampling with a sample
number of 35 respondents, location and time of research in
the village langke District Gentuma Raya in June-July 2020,
research instruments using questionnaires. The results of the
study of 35 respondents obtained the results of respondents
who have good knowledge as many as 8 respondents (22%),
enough 23 as many as respondents (65.7%), less as many as
4 respondents (11.4%). Based on the work of almost all
respondents are Housewives (IRT) 29 respondents (82.9%),
the majority of high school education 18 respondents
(51.4%), with ages 17-23 and 24-29 years. Based on the
results of research on the mother's knowledge about the
growth of toddlers in the village langke Gentuma Raya
district is still in the range of enough (65.7%), it is
recommended to mothers to be able to follow the program in
existing health facilities because the knowledge of the mother
will be the determinant of attitudes and behaviors in
providing nutrition, affection, and frequency of stimulation
given to toddlers.

ABSTRAK
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa
yang sifatnya berbeda, namun keduanya saling berkaitan
sehingga sulit untuk dipisahkan. Stimulasi dalam tumbuh
kembang pada balita merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan terutama oleh ibu sebagai orang terdekat
dengan balita. Tujuan umum penelitian ini adalah
mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang balita di desa Langke Kecamatan Gentuma Raya
Kata Kunci: pada tingkat baik, cukup, dan kurang. Jenis penelitian ini
Pengetahuan; Tumbuh adalah deskriptif, teknik pengambilan sampel dengan total
Kembang; Balita sampling dengan jumlah sampel 35 responden, lokasi dan

153
Andro Ruben Runtu, Amelia Rattoe dan Rosita Siska Kalalo

waktu penelitian di desa Langke Kecamatan Gentuma Raya


pada bulan Juni-Juli 2020, instrument penelitian
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dari 35 responden
diperoleh hasil responden yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 8 responden (22%), cukup sebanyak 23 responden
(65,7%), kurang sebanyak 4 responden (11,4%).
Berdasarkan pekerjaan hampir semua responden adalah Ibu
Rumah Tangga (IRT) 29 responden (82,9%), mayoritas
pendidikan terakhir SMA 18 responden (51,4%), dengan
usia 17-23 dan 24-29 tahun. Berdasarkan hasil penelitian
pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita di Desa
Langke Kecamatan Gentuma Raya masih di rentang cukup
(65,7%), disarankan kepada ibu agar dapat mengikuti
program di fasilitas kesehatan yang ada karena pengetahuan
ibu akan menjadi penentu terhadap sikap dan perilaku dalam
memberikan nutrisi, kasih sayang, dan frekuensi stimulasi
yang diberikan kepada balita.

Coresponden Author:
Email: androruntu21@gmail.com
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi

Pendahuluan terhambat dan tidak optimal sesuai dengan


Perkembangan adalah bertambahnya tahapan usianya (Ningtyas et al., 2017).
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi Menurut (Organization, 2013), jumlah
tubuh yang komplek dalam pola yang teratur penderita gizi kurang di dunia mencapai 104
sebagai hasil dari proses pematangan pada juta anak dan keadaan gizi kurang masih
balita, terjadi proses pertumbuhan dan menjadi penyebab sepertiga dari seluruh
perkembangan yang sangat cepat (Khairi, penyebab kematian anak diseluruh dunia. Asia
2018). Pertumbuhan tubuh dan keterampilan Selatan merupakan wilayah dengan prevalensi
motorik meningkat dengan sangat jelas dan gizi kurang terbesar di dunia, yaitu sebesar
signifikan. Selain itu, pada masa balita juga 46% kemudian wilayah sub-Sahar Afrika
merupakan tahapan penting dalam 28%, Amerika Latin 7% dan yang paling
perkembangan struktur dan fungsi otak rendah terdapat di Eropa Tengah, Timur. UNI
dimana koneksi antar jaringan saraf terbentuk CEF melaporkan sebanyak 167 juta anak pra-
sempurna pada masa ini (Muflikhah, 2019). sekolah di dunia yang menderita gizi kurang
Status gizi merupakan salah satu faktor sebagian besar berada di Asia Selatan (Gupta
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan et al., 2016).
perkembangan anak (Gunawan et al., 2016). Pada tahun 2018 di Indonesia terdapat
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi 17, 7% balita kekurangan gizi yang terdiri dari
pertumbuhan dan perkembangan anak di 3,9% balita dengan gizi buruk dan 13,8%
negara berkembang seperti kemiskinan, balita dengan gizi kurang. Jika dibandingkan
malnutrisi, sanitasi kesehatan yang buruk serta dengan tahun 2017 balita kekurangan gizi
kurangnya stimulasi dari lingkungan. Anak 17,8% yang terdiri dari 3,8% balita dengan gizi
dengan status gizi kurang akan mengalami buruk dan 14% balita dengan gizi kurang.
pertumbuhan dan perkembangan yang Jumlah balita di Provinsi Gorontalo tahun

154 Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021


Andro Ruben Runtu, Amelia Rattoe dan Rosita Siska Kalalo

2019 sebanyak 113.200. Persentase balita balita, maka dari itu penulis tertarik untuk
dengan gizi kurang (BB/U) provinsi Gorontalo melakukan penelitian tentang tumbuh
tahun 2019 sebesar 17,5%. Sedangkan balita kembang balita. Dengan demikian masalah
dengan gizi buruk tahun 2019 sebesar 14,44% penelitian ini adalah gambaran pengetahuan
(Kemenkes RI, 2016). ibu tentang tumbuh kembang balita.
Jumlah balita di Desa Langke selama Pertanyaan yang terkait dengan rumusan pada
tahun 2019 sebanyak 45 balita. Terdiri dari penelitian ini adalah bagaimana gambaran
usia 1-3 tahun 20 balita dan usia 4-5 tahun 25 pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
balita pada bulan Januari 2020 sebanyak 35 balita. Tujuan umum penelitian ini bertujuan
balita. Semua balita memiliki kartu menuju untuk mengetahui gambaran tingkat
sehat (KMS). Hasil wawancara pada 10 ibu pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
yang memiliki balita, tentang tumbuh balita di desa langke kecamatan gentuma raya
kembang balita dengan 2 pertanyaan: provinsi gorontalo. Tujuan khusus Untuk
pengertian dan faktor-faktor yang mengetahui karakteristik ibu balita.
memepengaruhi tumbuh kembang anak, karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan,
didapat hasil 2 orang ibu mampu menjawab serta untuk mengetahui tingkat pengetahan ibu
petanyaan dengan benar, ibu mengetahui tentang tumbuh kembang balita.
tentang pengertian tumbuh kembang dan dapat
menyebutkan faktor-faktor yang Metode Penelitian
mempengaruhi tumbuh kembang balita, Desain penelitian ini adalah deskriptif.
sedangkan untuk 8 orang ibu tidak dapat Deskriptif yaitu sebuah desain penelitan yang
menjawab pertanyaan dengan benar. menggambarkan fenomena yang ditelitinya
Masa anak di bawah lima tahun dan menggambarkan besarnya masalah yang
merupakan periode penting dalam tahap diteliti (Swarjana et al., 2015). Penelitian
kehidupan manusia. Stimulasi dalam tumbuh deskriptif bertujuan untuk mendapatkan
kembang pada balita merupakan hal yang gambaran yang akurat dari sejumlah
penting untuk diperhatikan terutama oleh ibu karakteristik masalah yang diteliti (Suyanto &
sebagai orang terdekat dengan balita (Ahmad Salim, 2011). Populasi dalam penelitian ini
Susanto, 2011). Pengetahuan ibu akan menjadi semua ibu yang mempunyai balita yang ada di
penentu terhadap sikap dan perilaku dalam Desa Langke Kecamatan Gentuma Raya.
memberikan nutrisi, kasih sayang, dan Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
frekuensi stimulasi yang diberikan kepada adalah total sampling adalah teknik
anaknya (Hasanah, 2019) . Maka dari itu, jika pengambilan sampel dimana jumlah sampel
pengetahuan baik maka ibu akan mengetahui sama dengan jumlah populasi atau dalam kata
bagaimana tumbuh kembang yang optimal. lain semua populasi dijadikan sampel
Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh seluruhnya (Suyanto & Salim, 2011).
kembang balita di Indonesia masih bervariasi, Instrumen penelitian yang digunakan berupa
selain itu berdasarkan studi pendahuluan yang kuesioner atau angket dengan beberapa
telah dilakukan di desa Langke Kecamatan pertanyaan.
Gentuma Raya dari 10 ibu hanya 2 yang Penelitian ini dilaksanakan di Desa
mampu menjawab pertanyaan tentang tumbuh Langke Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
kembang balita dengan baik. Untuk provinsi Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Tenaga
Gorontalo khususnya di desa Langke belum kesehatan yang ada di Desa Langke terdiri dari
ada yang melakukan penelitian tentang 1 orang dokter, 1 orang perawat, dan 6 kader
pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang yang melayani melalui pelayanan kegiatan

Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021 155


Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita Di Desa Langke
Kecamatan Gentuma Raya Provinsi Gorontalo

posyandu. Jenis pelayanan yang diberikan Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa
antara lain kesehatan ibu dan anak yang sebagian besar responden
meliputi pemeriksaan imunisasi, ibu hamil, berpendidikan akhir SMA, yaitu
serta pemenuhan kebutuhan gizi. Desa langke sebanyak 18 responden (51,4%).
terdiri dari dua dusun yaitu dusun Dano dan c. Karakteristik responden berdasarkan
Aldus. Letak Desa Langke sebelah timur pekerjaan.
berbatasan dengan Desa Durian, sebelah barat Tabel 3
berbatasan dengan Desa Dumolodo, sebelah Karakteristik Responden Berdasarkan
utara berbatasan dengan Desa Gentuma, Pekerjaan
sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Pekerjaan Frekuensi Persen
Tapa. PNS 2 5,7%
Swasta 4 11,4%
Hasil Penelitian IRT 29 82,9%
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Total 35 100%
2020 sampai bulan Juli 2020 di Desa Langke Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat
Kecamatan Gentuma Raya. Responden dalam bahwa sebagian besar responden adalah
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)
balita yang tercatat di Desa Langke berjumlah sebanyak 29 responden (82,9%).
35 responden. 2. Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang
1. Karakteristik umum responden Balita Di Desa Langke Kecamatan Gentuma
a. Karakteristik responden berdasarkan Raya.
umur. Tabel 4
Tabel 1 Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh
Karakteristik Responden Berdasarkan Kembang Balita.
Umur Pengetahuan Frekuensi Persen
Variabel Mean Min- 95%CI SD Baik 8 22,9%
maks Cukup 23 65,7%
Umur 24,83 17-35 23,38- 4,225 Kurang 4 11,4%
26,28 Total 35 100%
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat rerata
sebagian responden memiliki
umur responden adalah 24,83 dengan
pengetahuan cukup sebanyak 23
standar deviasi 4,225.
responden (65,7%).
b. Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan.
Pembahasan
Tabel 2
1. Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian yang
Pendidikan
dilakukan di Desa Langke Kecamatan
Pendidikan Frekuensi Persen
Gentuma Raya Provinsi Gorontalo dilihat
SD 4 11,4% dari karakteristik umur responden rerata
umur responden 24,83 dengan standar
SMP 10 28,6%
SMA 18 51,4% deviasi 4,225. Hal ini sejalan dengan
Perguruan 3 8,6% penelitian yang dilakukan (Vernieres et al.,
Tinggi 2017), menunjukkan bahwa rentang umur
Total 35 100% responden 19-36 tahun. Umur
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir

156 Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021


Andro Ruben Runtu, Amelia Rattoe dan Rosita Siska Kalalo

seseorang. Semakin bertambah usia akan Hasil penelitan menunjukkan bahwa


semakin bertambah pula daya tangkap dan yang memiliki pengetahuan cukup
pola pikir sehingga pengetahuan yang terbanyak adalah ibu yang memiliki
diperolehnya semakin membaik (Usman et pendidikan terakhir SMA. Namun hal ini
al., 2014). Pada usia muda, individu akan tidak menunjukkan bahwa seseorang yang
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan memiliki pendidikan menengah memiliki
kehidupan sosial, serta lebih banyak pengetahuan yang kurang tentang tumbuh
melakukan persiapan untuk menyesuaikan kembang balita. Hal ini dkarena
diri menuju usia tua. Pada usia ini pengetahuan tidak hanya dapat diperoleh
kemampuan intelektual, pemecahan dari pendidikan formal saja, tetapi ada
masalah, dan kemampuan verbal hampir beberapa faktor yang mempengaruhi
tidak ada penurunan. Hasil penelitian ini pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
menunjukkan bahwa umur responden balita, misalnya pengalaman sendiri,
berada pada usia muda dimana lebih pengalaman orang lain, dukungan dari
berperan aktif dalam masyarakat dan orang lain, maupun respon fisiologis dari
kehidupan sosial serta lebih banyak ibu tersebut.
melakukan persiapan untuk menyesuaikan Berdasarkan karakteristik pekerjaan
diri menuju usia tua berdasarkan yang diteliti 29 responden (82,9%) tidak
pengalaman sebelumnya. Umur tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Hal
berpengaruh dalam pengetahuan responden ini sejalan dengan penelitian yang
tentang tumbuh kembang balita karena dilakukan (Fatnamartiana, 2018) dari 95
sebagian besar responden berumur 17-23 responden yang diteliti 82 responden
tahun, 24-29 tahun berpengetahuan cukup. (85,4%) tidak bekerja atau sebagai ibu
Berdasarkan karakteristik rumah tangga. Pengalaman belajar dalam
pendidikan dari 35 responden, yang diteliti, bekerja yang dikembangkan akan
responden yang terbanyak memiliki memberikan pengetahuan dan
Pendidikan SMA yaitu sebanyak 18 keterampilan professional, serta dapat
responden (51,4%). Hal ini sejalan dengan mengembangkan kemampuan mengambil
penelitian yang dilakukan oleh Vera keputusan yang merupakan manifestasi
Ningtyas, (2017) menunjukkan bahwa 31 dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan
responden (58,5%) merupakan responden etik yang bertolak dari masalah nyata
yang berpendidikan terakhir SMA. dalam bidang kerjanya (Usman et al.,
Pendidikan adalah suatu usaha untuk 2014). Hasil penelitian menunjukkan
mengembangkan kepribadian dan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan
kemampuan di dalam dan diluar sekolah cukup tentang tumbuh kembang balita
(baik formal maupun nonformal), adalah ibu yang tidak memiliki pekerjaan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan atau sebagai ibu rumah tangga. Hal ini
adalah sebuah proses pengubahan sikap dikarenakan ibu yang tidak bekerja
dan tata laku seseorang atau kelompok dan memiliki lebih banyak waktu dengan
juga usaha mendewasakan manusia melalui balitanya sehingga setiap perkembangan
upaya pengajaran dan pelatihan. dapat dipantau secara langsung.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, 2. Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang
semakin tinggi pendidikan seseorang, tumbuh kembang balita di Desa Langke
makin mudah orang tersebut menerima Kecamatan Gentuma Raya Provinsi
informasi (Usman et al., 2014). Gorontalo.

Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021 157


Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita Di Desa Langke
Kecamatan Gentuma Raya Provinsi Gorontalo

Penelitian ini menggambarkan penginderaan manusia atau hasil tahu


tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh seseorang terhadap suatu objek melalui
kembang balita pada seluruh responden pancaindra yang dimilikinya. Pancaindra
berdasarkan hasil skor pengetahuan ibu manusia guna penginderaan terhadap objek
tentang tumbuh kembang balita yang yakni penglihatan, pendengaran,
didapatkan pada jawaban responden. penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu
Penilaian bersifat positif dari rentang nilai penginderaan untuk menghasilkan
10 hingga 20, nilai 20 merupakan nilai pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh
tertinggi. Penelitian ini menggunakan tiga intensitas perhatian dan persepsi terhadap
kategori yaitu kategori kurang 0 hingga 10. objek. Pengetahuan seseorang sebagian
Kategori cukup 11 hingga 14, kategori baik besar diperoleh melalui indra pendengaran
15 hingga 20. Berdasarkan hasil penelitian dan indra penglihatan (Usman et al., 2014).
yang telah dilakukan di Desa Langke Pengetahuan tentang tumbuh kembang
Kecamatan Gentuma Raya Provinsi balita sangat penting bagi ibu, hal ini di
Gorontalo menunjukkan bahwa dari 35 karenakan tingkat pengetahuan ibu dapat
responden yang diteliti pengetahuan baik mempengaruhi keberhasilaan dalam
sebanyak 8 responden (22,9%), tumbuh kembang balita karena pada
pengetahuan cukup sebanyak 23 responden umumnya ibu yang mempunyai hubungan
(65,7%), dan pengetahuan kurang sebanyak paling dekat dengan balita. Keberhasilan
4 responden (11,4%). Hal ini sejalan tumbuh kembang pada usia balita sangat
dengan penelitian sebelumnya yang berpengaruh pada usia selanjutnya.
dilakukan oleh Muzayyantul (2014) a. Implikasi terhadap keperawatan
mengenai gambaran pengetahuan ibu balita Pengetahuan tentang tumbuh
tentang tumbuh kembang balita usia 0-5 kembang balita sangat penting bagi
tahun di Posyandu Karangbedo, ibu, hal ini dikarenakan tingkat
Banguntapan, Bantul yang menunjukkan pengetahuan ibu dapat mempengaruhi
dari 55 responden didapatkan ibu yang keberhasilaan dalam tumbuh kembang
memiliki pengetahuan cukup tentang balita pada usia selanjutnya. Pada
tumbuh kembang balita yaitu sebanyak 41 penelitian ini terlihat bahwa seluruh
responden (75%). responden sudah memiliki
Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan cukup baik dari
pengetahuan tentang tumbuh kembang persentase yang dihasilkan.
balita pada semua responden yang diteliti Hasil penelitian ini
sudah baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kurangnya
menunjukkan bahwa karakteristik tingkat pengetahuan ibu tentang
responden seperti umur, jenis kelamin, tumbuh kembang balita bukan
pendidikan, serta pekerjaan tidak menjadi penyebab utama kurangnya
mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu gizi pada balita ada faktor lain yang
tentang tumbuh kembang balita. mempengaruhi seperti adat istiadat
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa ekonomi yang rendah, budaya
keingintahuan melalui proses sensoris, setempat atau kebiasaan-kebiasaan,
terutama pada mata dan telinga terhadap acuh tak acuh. Hasil penelitian ini
objek tertentu. Pengetahuan merupakan dapat menjadi dasar bagi tenaga
domain yang penting dalam terbentuknya kesehatan melakukan upaya untuk
perilaku terbuka atau open behavior. meningkatkan tingkat pengetahuan
Pengetahuan atau knowledge adalah hasil ibu tentang balita. Upaya tersebut

158 Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021


Andro Ruben Runtu, Amelia Rattoe dan Rosita Siska Kalalo

dapat dilakukan dengan cara BIBILIOGRAFI


memberikan edukasi kesehatan saat
posyandu di institusi pelayanan Ahmad Susanto, M. P. (2011). Perkembangan
kesehatan seperti rumah sakit dan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam
puskesmas. Berbagai Aspeknya. Kencana.
b. Keterbatasan penelitian
Fatnamartiana, S. (2018). Gambaran
Peneliti menyadari masih Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi
banyak keterbatasan dalam penelitian Tumbuh Kembang Balita Di Wilayah
yang telah dilakukan. Keterbatasan Kerja Puskesmas Guntur Kabupaten
dalam penelitian ini dikarenakan Garut.
adanya pandemic COVID-19
menyebabkan peneliti harus Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K.
(2016). Hubungan Status Gizi Dan
melakukan penelitian dengan cara
Perkembangan Anak Usia 1-2 Tahun.
door to door (rumah ke rumah) karena Sari Pediatri, 13(2), 142–146.
untuk sementara pelayanan posyandu
tidak dijalankan. Keterbatasan lainnya Gupta, A., Vedaldi, A., & Zisserman, A.
yang ditemui peneliti yaitu jumlah (2016). Synthetic Data For Text
responden yang sedikit tidak bisa Localisation In Natural Images.
menemui responden secara langsung Proceedings Of The IEEE Conference
On Computer Vision And Pattern
dalam satu waktu, sehingga Recognition, 2315–2324.
membutuhkan waktu yang lama
karena setia responden memiliki Hasanah, M. N. (2019). Hubungan
waktu luang yang berbeda serta waktu Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi
penelitian yang terbatas. Bahasa Dengan Perkembangan Bahasa
Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Desa
Lengkong Kecamatan Mumbulsari
Kesimpulan
Jember.
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan disumpulkan bahwa sebagian besar Kemenkes RI. (2016). Profil Kesehatan
ibu yang memiliki balita sebanyak 23 Indonesia Tahun 2015. In Jakarta:
responden (65,7%) memiliki pengetahuan Kementerian Kesehatan Republik
cukup tentang tumbuh kembang balita, Indonesia.
sehingga diharapkan bagi pelayanan kesehatan
Khairi, H. (2018). Karakteristik
dapat meningkatkan kualitas pelayanan
Perkembangan Anak Usia Dini Dari 0-6
kesehatan khususnya pada ibu dalam Tahun. Jurnal Warna, 2(2), 15–28.
pemberian edukasi pada ibu tentang tumbuh
kembang balita. Bagi peneliti selanjutnya Muflikhah, K. (2019). Optimalisasi Tumbuh
dapat meneliti fenomena yang ada dan Kembang Balita Di Desa Karangklesem
melakukan penelitian dengan metode yang Melalui Peningkatan Kemampuan Ibu
berbeda, dalam mengembangkan variable Dalam Melakukan Stimulasi Tumbuh
Kembang Sesuai Umur Secara Mandiri.
penelitian dan kuesioner yang lain.
Prosiding, 8(1).

Ningtyas, J. D. A., Si, M., & Pusmanu, P.


(2017). Penyusunan Laporan Keuangan
UMKM Berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro, Kecil Dan
Menengah (SAK-EMKM)(Study Kasus

Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021 159


Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita Di Desa Langke
Kecamatan Gentuma Raya Provinsi Gorontalo

Di UMKM Bintang Malam Pekalongan).


Riset & Jurnal Akuntansi, 2(1), 11–17.

Organization, W. H. (2013). Global


Tuberculosis Report 2013. World Health
Organization.

Suyanto, & Salim, R. (2011). Foreign Direct


Investment Spillovers And Technical
Efficiency In The Indonesian
Pharmaceutical Sector: Firm Level
Evidence. Applied Economics, 45(3),
383–395.

Swarjana, I. K., SKM, M. P. H., & Bali, S.


(2015). Metodologi Penelitian
Kesehatan [Edisi Revisi]: Tuntunan
Praktis Pembuatan Proposal Penelitian
Untuk Mahasiswa Keparawatan,
Kebidanan, Dan Profesi Bidang
Kesehatan Lainnya. Penerbit Andi.

Usman, S., Notoadmodjo, S., Rochadi, K., &


Zuska, F. (2014). Changing Smoking
Behavior Of Staff At Dr. Zainoel Abidin
Provincial General Hospital, Banda
Aceh. Advances In Public Health,
2014(12), 22.

Vernieres, J., Steinhauer, S., Zhao, J.,


Chapelle, A., Menini, P., Dufour, N.,
Diaz, R. E., Nordlund, K., Djurabekova,
F., & Grammatikopoulos, P. (2017). Gas
Phase Synthesis Of Multifunctional Fe‐
Based Nanocubes. Advanced Functional
Materials, 27(11), 1605328.

160 Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2, Februari 2021

You might also like