You are on page 1of 7

Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814

Vol. 2 No.2 Edisi September-April 2020


http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 29 April 2019 :: Published: 30 April 2020

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA KULIT PISANG


(Musa paradisiaca) DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE
TAHUN 2018

Asti Pratiwi1, Ardita Febrianty Manurung2, Jhoti Sumitra3


Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
e-mail: astipratiwi1110@gmail.com

DOI : https://doi.org/10.35451/jfm.v2i2.363

Abstract:

Vitamin C is a vitamin that is water soluble qnd one vitamin that are needed
by the body. To meet the intake of vitamin C needed source of vitamin a
derived from fruits, one of which is banana. Part of the banana , which is
still rarely used is its skin. Banana peel is very beneficial for health however
the situation is only considered as waste that has not been utilized well. This
study aims to determine the levels of vitamin C on the skin of the banana
(Musa paradisiaca) by the method of spectrofotometry uv-visible
wavelength 224,5 nm. This research use experimental with purely research
stage comprise sample preparation, qualitative test, making the solution of
the parent raw, quantitative test, determination of wavelength of maximum
vitamin and creation of calibration surve. Based on the research that has
been done obtained the result of the qualitative test to prove the presence
of high content of vitamin C contained in banana peels, with the highest
level obtained in the skin of the plantain by 0,0253 mg/ml and the levels of
the lowest on a banana peel the wax by 0,0172 ng/ml.Levels of vitamin C
on the skin of the banana barangan of 0, 0219 mg/ml, sample a banana
skin banten by 0, 0173 mg/ml, sample a banana peel wax by 0, 0172
mg/ml and sample the skin of plantain by 0, 0253 mg/ml.

Key words : Vitamin C, Skin Banana, spectrofotometry UV-Visible

56
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.2 Edisi September-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 29 April 2019 :: Published: 30 April 2020

PENDAHULUAN organik atau digunakan untuk


Vitamin C merupakan salah satu makanan ternak seperti kambing, sapi,
zat gizi yang berperan sebagai dan kerbau. Jumlah kulit pisang yang
antioksidan dan efektif mengatasi cukup banyak akan memiliki nilai jual
radikal bebas yang dapat merusak sel yang tinggi apabila bisa digunakan
atau jaringan, termasuk melindungi sebagai bahan baku makanan, seperti
lensa dari kerusakan oksidatif yang bahan baku untuk membuat nata dan
ditimbulkan oleh radiasi. Beberapa jelly, serta sebagai bahan baku pada
fungsi lain dari vitamin C yaitu sebagai pembuatan kosmetik.
sintesis kolagen,biosintesis karnitin,m penggunaan limbah kulit pisang
eningkatkan imunitas dan mencegah dapat dimanfaatkan sebagai bahan
timbulnya katarak. Vitamin C tidak baku makanan maupun kosmetik.
dapat dibentuk pada tubuh makhluk jumlah kulit pisang cukup banyak,
yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang
hidup terutama manusia, sehingga yang belum dikupas. Untuk itu limbah
diperlukan asupan vitamin C dari luar. kulit pisang banyak dimanfaatkan
Untuk memenuhi asupan vitamin C sebagai olahan disebabkan karena
dibutuhkan sumber vitamin yang berasal kandungan gizi di dalam kulit pisang
dari buah-buahan, salah satunya adalah masih cukup lengkap, seperti
pisang (Almatsier, 2016). karbohidrat, lemak, protein, kalsium,
Pisang (Musa paradisiaca) fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C
merupakan tanaman yang mudah hidup dan air.
di indonesia. Pisang banyak diminati
Kulit pisang yang masak berwarna
masyarakat khususnya Indonesia dari
kuning kaya akan senyawa flavonoid,
masyarakat kalangan bawah hingga
dan senyawa fenolik. Flavonoid dan
kalangan atas. Karena mudah didapat
senyawa fenolik merupakan senyawa
dan harganya yang tergolong murah,
bioaktif yang menunjukkan berbagai ak
pisang juga banyak mengandung gizi,
tivitas yang berguna, seperti antioksida
sumber vitamin, mineral dan juga
n, antidermatitis,kemopreventif,
karbohidrat. Kandungan di dalam pisang
antikanker, maupun antivirai. Selain
lainnya seperti serat dan vitamin A, B,
itu, kulit pisang mengandung pektin
dan C dapat membantu memperlancar
yang dapat dijadikan salah satu obat
sistem pencernaan, meningkatkan daya
penurun kadar kolesterol (Sriatun,
tahan tubuh dari radikal bebas, serta
2007).
menjaga kondisi tetap kenyang dalam
Menurut penelitian yang telah
waktu lama (Amalia, 2016).
dilakukan oleh Irgiandhini (2016)
Penggunaan limbah kulit pisang
tentang penetapan kadar vitamin C
masih sangat sedikit yaitu hanya
pada daging dan kulit buah pisang
dimanfaatkan sebagai makanan ternak
kepok secara spektrofotometri cahaya
saja, bahkan masih banyak dijumpai
tampak. Didapatkan hasil kadar rata-
limbah ini hanya dibuang begitu saja.
rata vitamin C pada kulit buah pisang
Menurut (Susanti,2006), kulit pisang
kepok masak sebesar 54,45mg/100g
adalah limbah buangan yang sangat
dan 27,26 mg/100g . Hal ini
banyak jumlahnya
membuktikan adanya kandungan
Pada umumnya kulit pisang belum
vitamin C pada kulit pisang kepok
banyak digunakan secara nyata, hanya
tersebut sehingga perlu ditetapkan
saja banyak digunakan sebagai limbah
kadar vitamin C pada jenis kulit pisang

57
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.2 Edisi September-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 29 April 2019 :: Published: 30 April 2020

lainnya, agar dapat meningkatkan Pada 2 ml larutan sampel


penggunaan limbah kulit pisang yang ditambahkan 2 tetes NaOH 10%
lebih optimal dan bernilai ekonomis kemudian ditambahkan 2 ml FeSO
dikalangan masyarakat. 45% amati perubahan warna yang
Berdasarkan uraian di atas, maka terjadi, reaksi positif ditandai dengan
dilakukan penelitian untuk menetapkan terbentuknya warna kuning (+)
kadar vitamin C pada kulit buah pisang mengandung vitamin C. ditimbang
menggunakan metode masing- masing sebanyak 100 mg.
spektrofotometri Uv-Visible dengan
panjang gelombang 264 nm. Pembuatan Larutan Induk Baku
Penetapan kadar vitamin C pada kulit Vitamin C 100 ppm
pisang dengan metode Asam askorbat ditimbang sebanyak
spektrofotometri Uv-Visible dipilih 50 mg kemudian dimasukkan ke dalam
karena memiliki beberapa keuntungan labu ukur 500 ml dan di larutkan
antara lain, pelaksanaannya relatif dengan aquabidest sampai tanda
cepat dan sederhana. sebagai baku batas.
pembanding digunakan asam askorbat Analisis Kuantitatif
yang memiliki sifat larut dalam air. Penentuan Panjang Gelombang
Serapan Maksimum Larutan Vit C
Dipipet 5 ml larutan vitamin C
METODE PENELITIAN 100 ppm dan dimasukkan ke dalam
Alat labu tentukur 50 ml (konsentrasi 10
ppm) lalu ditambahkan aquabidest
Alat yang digunakan adalah
sampai tanda batas dan homogenkan.
timbangan analitik, corong, spatel,
Di ukur serapan maksimum pada
kertas saring Whatman no 1, labu
panjang gelombang 200- 300 nm
ukur, gelas ukur, cawan porselin,
dengan menggunakan blanko
beaker gelas, tabung reaksi, corong,
aquabidest.
pipet volum, neraca Analitik, pipet
tetes, dan alat Spektrofotometri UV – Pembuatan Kurva Kalibrasi
Visibel (UV mini-1240).
Larutan vitamin C di pipet 100 ppm
Bahan dan di masukkan kedalam labu ukur 50
Bahan-bahan yang digunakan adalah ml masing – masing sebesar 2 ml, 3
kulit pisang, asam askorbat, NaOH 10 ml, 4 ml, 5 ml dan 6 ml ( 4 ppm, 6
%, FeSO4 5 %,dan aquabides. ppm, 8 ppm 10 ppm dan 12 ppm).
Pengolahan Sampel Kemudian ditambahkan aquabidest
Sampel yang digunakan adalah hingga tanda batas homogenkan dan
kulit pisang barangan, kulit pisang ukur serapannya pada panjang
banten, kulit pisang lilin dan kulit gelombang maksimum yang di peroleh.
pisang raja yang dicuci dengan air Hasil Dan Pembahasan
yang mengalir dan ditiriskan, dipotong Analisis kualitatif dilakukan
kasar, dihaluskan dengan blender dan sebagai analisis pendahuluan untuk
ditimbang masing-masing sebanyak mengetahui ada atau tidaknya vitamin
100 mg. C dalam sampel. Hasil dapat dilihat
pada Tabel 1
Uji Kualitatif
Tabel 1. Hasil Analisis Kualitatif

58
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.2 Edisi September-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 29 April 2019 :: Published: 30 April 2020

No Sam Pere Hasil Ha meng-nolkan skala absorbansi setiap


pel Aksi Reaksi sil selesai satu pengukuran dan dihitung
1 Kulit NaOH Kuning + nilai absorbansi rata-rata.
Pisan 10%
Barang dan Penentuan Panjang gelombang
an FeSO4 Maksimum
5% panjang gelombang digunakan
2 Kulit NaOH Kuning + untuk melakukan analisis dimana suatu
Pisang 10% zat memberikan penyerapan paling
Banten dan tinggi. Hal ini disebabkan apabila
FeSO4 pengukuran yang dilakukan pada
5% panjang gelombang yang sama, maka
3 Kulit NaOH Kuning + data yang diperoleh semakin akurat
Pisang 10% Pucat atau kesalahan yang muncul akan
Lilin dan semakin kecil. Hasil pengukuran yang
FeSO4 maksimum dari asam askorbat
5% diperoleh pada pengukuran di panjang
4 Kulit NaOH Kuning + gelombang yang memberikan
Pisang 10% Pucat serapan maksimum dengan konsentrasi
Raja dan 2 ml ( 4 ppm).
FeSO4
5%
Kurva Kalibarasi
Keterangan : + = Mengandung vitamin C
Kurva kalibrasi merupakan perb
Pembahasan andingan antara konsentrasi dengan
Pada table 1 di atas menunjukkan nilai absorban. Semakin besar
bahwa kulit pisang barangan, kulit konsentrasinya maka nilai absorbannya
pisang banten, kulit pisang lilin, dan kulit akan semakin besar pula. Kurva
pisang raja mengandung vitamin C. kalibrasi juga digunakan untuk
Sampel di katakana positif mengandung menentukan kadar asam askorbat
vitamin C jika menghasilkan warna dalam sampel, Pada penelitian ini,
kuning dengan penambahan NaOH 10% Penentuan kurva kalibrasi larutan
dan FeSO4 5% vitamin C dilakukan dengan cara
mengukur serapan larutan baku
Analisis Kuantitatif
dengan konsentrasi 4 ppm, 6 ppm, 8
Penentuan Kadar Baku Pembanding ppm, 10 ppm dan 12 ppm yang
Vitamin C ditambahkan dengan pelarut
Hasil penetapan kadar asam aquabidest, kemudian diukur pada
askorbat p.a (pro analisis) dengan panjang gelombang 224,5 nm. Hasil
metode spektrofotometri UV-Vis pengukuran kurva kalibrasi dapat
diperoleh kadar rata-rata 224,5 nm. dilihat pada Tabel 2 dan Grafik 1
Penetapan kadar dilakukan dengan berikut
metode spektrofotometri UV-Vis karena
pelaksanaannya relatif cepat dan
sederhana dengan menggunakan
pelarut aquabidest. Penentuan kadar
baku pembanding ini bertujuan untuk

59
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.2 Edisi September-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 29 April 2019 :: Published: 30 April 2020

Tabel 2. Hasil Pengukuran Absorbansi Maka dapat disimpulkan bahwa


Vitamin C terdapat hubungan linear yang baik
antara konsentrasi dan serapan kurva
NO Konsentrasi Absorbansi kalibrasi sesuai dengan literatur.
(PPM) hubungan absorbansi dan panjang
1 0,000 0,000 gelombang yang didapatkan memenuhi
2 4 ppm 0,061 hukum Lambert–Beer, yaitu kurva
3 6 ppm 0,114 baku berupa garis lurus (linear).
4 8 ppm 0,155 Kemiringan garis ini setara dengan
5 10 ppm 0,209 absorbansi. (Gandjar, 2013).
6 12 ppm 0,242
Penetapan Kadar Vitamin C Pada
Sampel
Kadar vitamin C pada kulit
pisang dapat ditentukan dengan cara
0.4 Spektrofotometri Uv-Visible. Pada
metode ini, larutan sampel diletakkan
0.2 y = 0,0228 - 0,0262 pada sebuah kuvet yang disinari oleh
0 r = 0,9997 cahaya UV dengan panjang gelombang
0
224,5 nm. Pemilihan metode ini
2 4 6 8 10 12
dilakukan dengan alasan bahwa
-0.2 analisis menggunakan metode ini
Konsentrasi
memiliki hasil yang akurat (Monalisa.,
dkk. 2013).
Grafik
0.2 1 . Kurva kalibrasi Larutan Konsentrasi vitamin C dalam
Standar Vitamin C sampel ditentukan berdasarkan
persamaan garis regresi linier kurva
Berdasarkan tabel 4 dan grafik
0 kalibrasi larutan standar vitamin C.
2 kurva standar yang diperoleh
0 karena konsentrasi vitamin C yang
menunjukkan
-0.2 bahwa dari hasil
terdapat dalam kulit pisang terlalu
pengukuran absorbansi vitamin C
besar, maka perlu pengenceran 3 kali,
diperoleh hubungan yang linier antara
agar berada dalam rentang kurva
konsentrasi (X) dengan absorbansi (Y)
kalibrasi vitamin C. Pengenceran ini
dengan koefisien korelasi (r) = 0,99974
dilakukan agar konsentrasi larutan
dan persamaan garis regresi diperoleh
berkurang atau semakin kecil.
Y = 0,0228 - 0,0262. Hal tersebut
Penetapan kadar vitamin C pada kulit
diperoleh dari hasil percobaan yang
pisang dilakukan sebanyak 3 kali
dilakukan dengan panjang gelombang
pengulangan,dengan maksud untuk
224,5 nm pada konsentrasi 4 ppm
mengetahui dan membandingkan
(grafik 1 ), yang mana panjang
hasil dari setiap sampel yang diuji.
gelombang tersebut digunakan untuk
Hasil dapat dilihat pada tabel 3
mengukur absorbansi vitamin C dengan
konsentrasi yang lain untuk membuat
Tabel 3 Hasil Analisis Kadar Vitamin C
kurva standar, semakin banyak jumlah
(mg/ml)
zat yang terlarut dalam larutan maka
akan mengakibatkan konsentrasi dan No Sampel Kadar
absorbansinya semakin besar. Vitamin
C (mg/ml)

60
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.2 Edisi September-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 29 April 2019 :: Published: 30 April 2020

1 Kulit Pisang 0,0219 menunjukkan bahwa kadar vitamin C


Barangan pada kulit pisang barangan sebesar
2 Kulit Pisang Banten 0,0173 0,0219 mg/ml, untuk sampel kulit
Kulit Pisang Lilin 0,0172 pisang banten sebesar 0,0173 mg/ml,
3
untuk sampel kulit pisang lilin sebesar
4 Kulit Pisang Raja 0,0253 0,0172dan untuk sampel kulit pisang
Kadar Vitamin C dalam suatu raja sebesar 0,0253 mg/ml. sehingga
sampel ditentukan dengan metode dapat disimpulkan bahwa kandungan
spektrofotometri uv visible yang dapat vitamin C paling banyak terkandung
dihitung dengan menggunakan dalam kulit pisang raja dan
persamaan y = ax+b, sehingga kandungan vitamin C paling sedikit
berdasarkan perhitungan diperoleh terkandung pada kulit pisang lilin.
kadar Vitamin C pada sampel kulit
pisang barangan adalah sebesar
0,0219 mg/ml, untuk sampel kulit Saran
pisang banten adalah sebesar 0,0173 Diharapkan untuk penelitian selanjut
mg/ml, untuk sampel kulit pisang lilin nya agar dapat membuat formulasi
adalah sebesar 0,0172 mg/ml dan sediaan vitamin C dari kulit pisang
untuk sampel kulit pisang raja adalah sebagai sediaan krim wajah.DAFTAR
sebesar 0,0253 mg/ml. Berdasarkan PUSTAKA
hasil pada Tabel 2, kita bisa melihat Buku:
bahwa ternyata dari keempat sampel
Almatsier, Sunita (2016). Prinsip
tersebut kulit pisang raja memiliki
Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT.
kadar vitamin C yang lebih tinggi
Gramedia Pustaka Utama.
sedangkan pada kulit pisang lilin
memiliki kadar vitamin C yang lebih Day, R. A. dan Underwood, A.L.
rendah. Hal ini terjadi karena adanya (2002).Analisis Kimia Kuantit
beberapa faktor diantaranya atif.Penerjemah: Pujaatmaka,
perbedaan waktu panen, iklim, tanah A.H., Ed. V. Jakarta:
dan perbedaan tempat tumbuh (Ita, Erlangga. Hal. 393
dkk. 2011). (Lycopersicum esculentum
Mill). Buletin Anatomi dan
SIMPULAN DAN SARAN
Fisiologi, 19 (1).
Simpulan
Gandjar, I. G. dan Rohman, A.
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan (2007). Kimia Farmasi
kandungan vitamin C pada kulit Analisis. Yogyakarta Pustaka
pisang yang diuji dengan reaksi Pelajar. Hal. 246.
kualitatif menunjukkan hasil yang
positif ditandai dengan perubahan Jurnal:
warna kuning dengan
Amalia, S. A. (2016). Pengaruh
penambahan larutan NaOH 10% dan
Sumber Nutrisi Acetobacter
FeSO4 5%.
aceti dan Varietas Kulit
2. Pemeriksaan secara kuantitatif Pisang Terhadap
dengan menggunakan Karakteristik Cuka Kulit
spektrofotometri uv visible dengan Pisang. Skripsi. Bandung:
panjang gelombang 224,5 nm

61
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.2 Edisi September-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 29 April 2019 :: Published: 30 April 2020

Fakultas Teknik Pangan. Baku. Tugas Akhir. Semarang:


Universitas Pasundan. UNNES.

Irgiandhini. (2016). Penetapan


Kadar Vitamin C Pada Daging
dan Kulit Buah Pisang Kepok Article Online
(Musa Balbasiana BB.)
Deekshika B, Praveena Lakshmi B,
Secara Spektrofotonetri
Hemanth Singuluri, MK
cahaya Tampak. Jurnal
Sukumaran (2015)
Farmasi. Tahun 2016.
Estimation of ascorbic acid
Ita, S.R., Endah,D. H.,& Sri, D. content in fruits & vegetables
(2011). Pengaruh perlakuan from Hyderabad, India – A
konsentrasi kalsium klorida (Ca theoretical assessment of
Cl2) dan lama penyimpanan Vitamin C activity. Int J Curr
terhadap kadar asam askorbat Microbiol App Sci 4(1): 96-
buah tomat 99.

Kurniawan, J. C. dan Yudhistira, A. Elgailani IEH, Gad-Elkareem MAM,


2013. Analisis Fitokimia dan Uji Noh EAA, Adam OEA,
Aktivitas Antioksidan dari Kulit AlghamdiI AMA (2017)
Buah Pisang Goroho (Musa Comparison of two methods
acuminate L.). Jurnal Ilmiah for determination of vitamin
Farmasi. Pharmacon. 2: 2302- C in some fruits. American
2493. Journal of Chemistry 2(1): 1-
7
Monalisa, dkk. (2013). Clinical Aspects
Flour Albus of Female and
Treatment. IJDV. 1(1): 19-22.

Sriatun. (2007). Identifikasi dan Uji


Aktivitas Antioksidan Senyawa
Kimia Dari Ekstrak Metanol Kulit
Buah Pisang (Musa paradisiaca
Linn.). 7 (1), 83-87

Stiani, S. N. (2016). Skrining Fitokimia


dan Pembuatan Krim Ekstrak
Kulit Pisang Ambon (Musa
paradisiaca L) Untuk Luka
Bakar. Jurnal Farmasi Vol 3 NO.
1. Tahun 2016.

Susanti, Lina. 2006. Perbedaan


Penggunaan Jenis Kulit Pisang
Terhadap Kualitas Nata Dengan
Membandingkan Kulit Pisang
Raja Nangka, Ambon Kuning
Dan Kepok Putih Sebagai Bahan

62

You might also like