Professional Documents
Culture Documents
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 6 praktik manajemen
pengelolaan pelayanan kebidanan berbasis fasilitas pelayanan
OLEH:
1. MUTIAH NINGSIH
2. SARJIYATI
3. MASTIKA
4. DEASI SAGITA
5. DETTY HERAWATI
6. SITI KHODIJAH
7. NOVIE NURSANTY
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
1. MUTIAH NINGSIH
2. SARJIYATI
3. MASTIKA
4. DEASI SAGITA
5. DETTY HERAWATI
6. SITI KHODIJAH
7. NOVIE NURSANTY
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
( ) ( )
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Stase,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
1. MUTIAH NINGSIH
2. SARJIYATI
3. MASTIKA
4. DEASI SAGITA
5. DETTY HERAWATI
6. SITI KHODIJAH
7. NOVIE NURSANTY
Telah dipresentasikan pada tanggal … bulan Desember tahun 2021 di hadapan tim
penguji Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Departemen
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IndonesiaMaju.
Menyetujui,
Penguji I, Penguji II,
( ) ( )
Mengetahui,
Koordinator
Program Studi Pendidikan Profesi Dosen Penanggung Jawab Stase,
Bidan Program Profesi,
( ) ( )
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, penyusunan Laporan Kelompok Praktik Manajemen Pelayanan
Kebidanan Berbasis Fasilitas Pelayanan ini dapat diselesaikan. Laporan kegiatan ini
merupakan hasil analisis SWOT mengenai pelayanan kebidanan di Klinik Mutiara
Dadap. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat dirumuskan solusi alternatif yang dapat
diimplementasikan untuk demi perbaikan upaya kesehatan di Klinik tersebut.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Hidayani, AM.Keb, SKM, MKM selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.
2. Shinta Mona Lisca, S.ST, M.Kes selaku dosen responsi dan Clinical Instructur
kelompok 1 stase 6.
3. Rizkiana Putri, S.Tr.Keb, M.Keb selaku Dosen Penanggung Jawab Stase 6.
4. Para dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan masukan yang
sangat bermanfaat dalam penyusunan penulisan ini.
5. Rekan-rekan seperjuangan yang saling mendukung dan menyemangati satu
samalain.
COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Ruang Lingkup
B. Letak Geografis
C. Struktur Organisasi
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. Menurut World Health Organization (WHO) tahun
2017 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai 295.000 jiwa, di Asia Tenggara
mencapai 58.000 jiwa. Indonesia menepati peringkat ke-2 se Asia Tenggara dengan
jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) terbayak (WHO, 2019).
Agenda pembangunan berkelanjutan yaitu Sustainable Development Goals
(SDGs) yang telah disahkan pada September 2015 berisi 17 tujuan dan 169 target.
Tedapat 17 tujuan SDGs, tujuan ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia dengan salah satu target
mengurangi AKI secara global sebesar 70 per 100.000 KH tahun 2030 (WHO, 2017).
Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia masih merupakan masalah besar
bagi bangsa. Setiap hari 830 ibu di dunia meninggal akibat penyakit/komplikasi terkait
kehamilan dan persalinan. Jumlah kematian ibu di Indonesia terus menunjukkan tren
penurunan selama beberapa tahun terakhir. Penurunan jumlah absolut kematian ibu dari
4.999 Ibu (tahun 2015) menjadi menjadi 4912 kasus ditahun 2016 dan ditahun 2017
sebanyak 1721 kasus (Kemenkes RI, 2017).
Angka kematian Ibu (AKI) merupakan jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu
dalam menjaga kesehatannya. Angka kematian Ibu di Indonesia yaitu tahun 2018
sebanyak 2.012 kasus dan pada tahun 2019 sebanyak 1.689 kasus. Angka kematian Bayi
(AKB) merupakan jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000
kelahiran hidup. Dari hasil survey Demografi dan kesehatan Indonesia jumlah kasus
kematian Bayi pada tahun 2018 sebanyak 401.000 da pada tahun 2019 sebanyak 287.000
(profil kesehatan Indonesia 2019)
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah diantaranya akibat
perdarahan (25%), infeksi (14%), kelainan hipertensi dalam kehamilan (13%),
komplikasi aborsi yang tidak aman (13%) atau persalinan yang lama(7%), apabila
dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN dan negara-negara maju maka angka
kematian ibu/ maternal di Indonesia sekitar 3-6 kali lebih besar dari negara ASEAN dan
lebih dari 50 kali angka kematian ibu di negara maju (Kemenkes RI, 2017).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
angka kematian ibu (AKI) mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah
kasus sebesar 14.623 kasus. Penyebab terbanyak kematian ibu disebabkan oleh Pre-
Eklamsia dan perdarahan. Angka kematian Bayi (AKB) tercatat 24 per 1.000 kelahiran
hidup dengan jumlah kasus terbesar 151.200 kasus. Penyebab terbanyak kematian bayi
disebabkan oleh bayi berat lahir rendah (BBLR) dan Asfiksia (SDKI,2017).
Dalam peraturan materi kesehatan tentang izin dan penyelenggraaan praktek
bidan no.28. tahun 2017 bab 1 pasal 1 praktek kebidanan adalah kegiatan pemberian
pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam bentuk asuhan kebidanan. Praktek mandiri
bidan adalah tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan pelayanan kebidanan yang
dilakukan oleh bidan secara perorangan. Sementara fasilitas pelayanan kesehatan adalah
suatu alat dan/ tempat yang di gunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyaratkat (Kemenkes 2017).
Pelayanan kebidanan adalah integral dari system pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (terigistrasi) yang dapat dilakukan secara
mandiri, kolaborasi atau rujukan. Pelayanan kebidanan merupkan bagian yang integral
dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga, sesuai
dengan kewenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
KMD Mutiara Dadap adalah instansi yang bergerak pada bidang pelayanan kesehatan
yang berperan sebagai tempat fasislitas kesehatan untuk menekan angka kematian Ibu
(AKI) dan angka kematian Bayi (AKB) dan menolong masyarakat di segala kalangan.
Serta membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga medis baik perawat, bidan, dokter
umum, dimana memberikan pelayanan kepada ibu hamil, bersalin, nifas, KB dan bayi
balita. Saat ini Klinik Mutiara Dadap tercatat tidak ada kejadian AKI dan AKB.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mampu melakukan pengkajian analisis situasi pelayanan kebidanan dengan
Analisis SWOT di Klinik Dadap Tahun 2021
2. Tujuan khusus
a. Mempu membuat Analisis SWOT dan Isu Strategi Internal Factor Summary
(IFAS) dan Eksternal Factor Summary (EFAS) Pengelolaan Manajemen
Pelayanan Kebidanan pada Kehamilan di Klinik Mutiara Dadap tahun 2021
b. Mempu membuat Analisis SWOT dan Isu Strategi Internal Factor Summary
(IFAS) dan Eksternal Facktor Summary (EFAS) Pengelolaan Manajemen
Pelayanan Kebidanan pada Kehamilan di Klinik Mutiara Dadap tahun 2021
Persalinan di Klinik Mutiara Dadap tahun 2021
c. Analisis Isu Strategis Pelayanan Kebidanan Nifas
d. Analisis Isu Strategis Pelayanan Kebidanan KB
e. Bayi dan Balita
C. MANFAAT
Dari hasil kegiatan kebidanan praktik manajemen pengelolaan pelayanan kebidanan
berbasis fasilitas pelayanan dengan membuat analisis SWOT dan isu strategi, mampu
mengevaluasi playanan yang diberikan serta meningkatkan mutu/kualitas pelayanan di
Klinik.
D. RUANG ;LINGKUP
Laporan praktik KMD kebidanan praktik manajemen pengelolaan pelayanan
kebidanan berbasis fasilitas pelayanan di KMD ini menyajikan gambaran umum
pelaksanaan dan pengelolaan manajemen pelayanan kebidanan Praktik Manajemen
Pengelolaan Pelayanan Kebidanan Berbasis Fasilitas Pelayanandi jln dadap kab
Tangerang. Praktik stase 6 ini dilakukan pada tanggal 20 Novmeber -2 desember 2021
untuk menerapkan keterampilan kita sebagai seorang bidan dalam melakuka
Melakukan manajemen pengelolaan pelayanan kebidanan berbasis fasilitas pelayanan
dengan membuat analisis swot dan isu strategi, kemudian dihitung bobot dan nilai
strategis serta ditentukan posisi kurva
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTIK
C. Struktur Organisasi
Klinik Mutiara Dadap ini dijalankan oleh 1 dokter umum, 1 dokter gigi, 1 perawat, 2
administrasi, 4 bidan, 1 apoteker, 1 asistesten apoteker, 1 satpam dan 2 OB. Dengan
Struktur orgamisasi sebagai berikut :
D. Denah Tempat Praktik
Tabel 3.2
Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi dan rekomendasi Pengelolaan Manajemen
Pelayanan Kehamilan Di Klinik Mutiara Dadap Tahun 2021.
No Opportunity (Peluang) Thereats (Ancaman)
1. Sarana dan Prasarana : Sarana dan Prasarana :
Tabel 3.3
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Kehamilan
Faktor Strategik Internal Bobo
Rating Nilai
Kekuatan t
Sarana Alat yang tersedia untuk pemeriksaan
0,10 4 0,28
dan kehamilan lengkap
Prasarana Fasilitas ruangan lengkap
0,10 4
0, 28
Pelayanan standar SOP 0,10 3 0,15
Mempunyai mobil pribadi yang di gunakan
untuk merujuk pasien 3
0,09 0,21
Tabel 3.4
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Kehamilan
Faktor Strategik Eksternal
Bobot Rating Nilai
Peluang
Sarana dan Letak KMD strategis 0,09 5 0,46
Prasarana dilingkungan yang padat
penduduk dan terjangkau
kendaraan mobil serta motor
serta dekat dengan pabrik-
pabrik
Memiliki fasilitas yang
0,09 4,5 0,02
lengkap
Mempunyai jadwal USG 4x
dalam 1 bulan dan sudah
0,06 3 0,42
bekerja sama dengan dr.
SpoG
Sumber Daya SDM sesuai dengan UUD
0,06 4 0,56
Manusia kebidanan
Pelayanan Tidak ada angka kematian
0,1 4 0,56
Kebidanan ibu yang tercatat di KMD
Pelayanan kebidanan
0,09 4 0,36
terjadwal
Pencatatan Pencatatan dan pelaporan
dan harian, mingguan, bulanan
Pelaporan dan tahunan akan 0,09 4 0,36
mempermudah kerja bidan
untuk melakukan evaluasi
Ancaman
Sarana dan Tempat KMD berdekatan
Prasarana dengan posyandu dan
tempat pelayanan kesehatan 0,09 4 0,68
lainnya seperti BPM,
KMD, RS dan puskesmas
Pelayanan kesehatan lain
yang bekerja sama dengan
BPJS seperti KMD bersalin 0,17 3 0,51
dan pelayanan senam hamil
yang di RS
Sumber Daya Bidan jaga hanya
0,09 4 0,48
Manusia mengikuti pelatihan APN
Pelayanan Pelayanan kesehatan lain
Kebidanan yang mempunyai pelayanan
0,09 3 0,51
senam hamil
Tabel 3.6
Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi dan Rekomendasi Pengelolaan Manajemen
Pelayanan Persalinan di KMD Mutiara Dadap Tahun 2021.
No Opportunity (Peluang) Thereats (Ancaman)
1. Sarana dan Prasarana Tempat KMD berdekatan dengan
Letak KMD strategis yaitu posyandu dan tempat pelayanan
dilingkungan padat penduduk kesehatan lainnya seperti klnik dadap
dan dekat denga pabrik-pabrik putih sekitar jarak 1 menit dari
praktek, RSIA bun ke praktek 10
menit, RS mitra husada ke praktek 30
menit dan puskesmas ke praktek 15
menit
Pelayanan kesehatan lain yang
bekerja sama dengan BPJS
2. Sumber daya manusia Bidan dan asisten bidan belum
SDM sudah sesuai dengan UUD mengikuti pelatihan standar
pelayanan persalinan di era pandemi
yang bersertifikat
3. Manajemen Pelayanan Kebidanan
Tidak ada angka kematian ibu
dan anak yang tercatat di KMD
4. Pencatatan dan Pelaporan Tempat pelayanan kesehatan lain
Pencatatan dan pelaporan harian, yang sudah menggunakan
mingguan, bulanan dan tahunan pencatatan dan pelaporan dengan
akan mempermudah kerja bidan teknologi
untuk melakukan evaluasi Resiko kehilangan, robek, basah
Memiliki kelengkapan pada buku pendokumentasian
administrasi seperti lembar
informed consent, RM,
registrasi, partograf dan rujukan
Bidan mempunyai kantong
persalinan, kohort bayi,ibu,balita
Tabel 3.7
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Persalinan
Faktor Strategik Internal
Bobot Rating Nilai
Kekuatan
Sarana dan Alat persalinan lengkap
0,10 5 0,24
Prasarana dengan meja resusitasi
APD lengkap sesuai
dengan kebutuhan dimasa 0,10 4 0,24
pandemic (APD level 2)
Tersedia tempat sampah
yang dibedakan
berdasarkan jenis
sampahnya, yakni sampah
0,05 3 0,15
infeksius dan
noninfeksius, sampah
tajam dan tempat linen
kotor
Mempunyai ruangan
persalinan dan mobil
0,05 3 0,15
pribadi untuk merujuk
pasien
Melayani pemeriksaan
USG oleh dokter spesialis 0,06 4 0,24
kandungan ( Obsgyn)
Mempunyai lahan parkir
0,06 4 0,24
luas
Sumber Daya Bidan memiliki SIPB
0,06 4 0,24
Manusia yang aktif
Bidan lulusan D4 dan bidan 0,06 4 0,24
jaga lulusan DIII dan bidan
sedang menjalani
pendidikan profesi
kebidanan
Tabel 3.8
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Persalinan
Faktor Strategik Eksternal
Bobot Rating Nilai
Peluang
Sarana dan Letak KMD strategis yaitu
0,13 5 0,64
Prasarana dilingkungan padat penduduk
Sumber Daya SDM sudah sesuai dengan UUD
0,13 4 0,70
Manusia kebidanan
Pelayanan Tidak ada angka kematian ibu
0,17 4 0,70
Kebidanan dan anak yang tercatat di KMD
Pencatatan dan Pencatatan dan pelaporan harian, 0,17 4 0,70
Pelaporan mingguan, bulanan dan tahunan
akan mempermudah kerja bidan
untuk melakukan evaluasi
Tabel 3.10
Identifikasi Faktor Internal Evaluasi dan rekomendasi Pengelolaan Manajemen
Pelayanan Nifas Di KMD Mutiara Dadap Tahun 2021.
No Strength (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
1. Sarana dan Prasarana: Sarana dan Prasarana:
Alat yang ada lengkap Menggunakan mobil pribadi
Ruang nifas bersebelahan Menggunakan mobile ambulance
dengan ruang bersalin puskesmas untuk merujuk
Memiliki toilet pribadi untuk
pasien
Pelayanan bersalin nifas
dilakukan 24 jam
Memiliki ruang tunggu dan 3
tempat tidur untuk nifas
Tabung oksigen
APD legkap sesuai dengan
kebutuhan masa pandemi
Tersedia tempat sampah yang
dibedakan berdasarkan jenis
sampahnya, yakni sampah
infeksius dan non infeksius
Menyediakann pembalut untuk
ibu nifas
Memiliki lemari untuk khusus
pasien
Menyediakan pelayanan untuk
pasien BPJS
Adanya Stok untuk obat-obatan di
data terus penghitungan stok
opname perlengkapan,
administrasi
2. Sumber daya manusia Sumber daya manusia
Bidan memililiki SIPB yang Bidan jaga masih berpendidikan d3
aktif
Bidan dan bidan jaga
memiliki STR yang masih
aktif
Usia produktif
Masa kerja bidan sudah
lebih dari 5 tahun
Tabel 3.11
Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi dan rekomendasi Pengelolaan
Manajemen Pelayanan Nifas Di KMD Mutiara Dadap Tahun 2021
No Opportunity (Peluang) Thereats (Ancaman)
1. Sarana dan prasarana: Sarana dan prasarana :
Lokasi yang strategis dan Dekat dengan posyandu, puskesmas
berdekatan dnegan pabrik-pabrik dan RS
Menyediakan pelayanan untuk
pasien BPJS
Tabel 3.13
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Nifas
FAKTOR
BOBOT bobot rating skor
STRATEGIS
1. Fasilitas ruangan lengkap 0,10 0,48
5
2. fasilitas alat lengkap sesuai kebutuhan 0,10 4.5 0,02
STRENGTH
3.SDM lengkap (perawat,bidan, dokter
0,10 4.3 0,02
umum 24 jam)
4. SDM kompeten dan keramahan SDM 0,08 3.7 0,01
6. adanya ruang pojok ASI 0,10 3.5 0,01
7. bekerja sama dengan RS rujukan, dan
0,10 0,38
puskesmas 4
8. menerapkan asi sejak dini dan adanya
0,06 4.2 0,01
rawat gabung
9. adanya pencatatan dan pelaporan 0,10 0,29
3
1.pesaing 0,06 2 0,13
2. tidak adanya SOP nifas 0,06 0,1
2
WEAKNESS
3. belum mengadakan home care nifas 0,10 2,7 0,26
4. pendokumtasian masih menggunakan
0,06 0,06
manual ( buku) 1
TOTAL 1,00 1,75
Tabel 3.12
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Nifas
SKO
FAKTOR STRATEGIS BOBOT RATING
R
Opportun
Melayani pemasangan
implant dan IUD
2
Sumber Daya Manusia : Sumber Daya Manusia :
Bidan memiliki SIPB yang Assisten bidan belum
STR aktif
tahun
Bidan sudah mengikuti CTU
KMD
Berdekatan dengan KMD dan
semua jenis KB
puskesmas
Resiko kehilangan, robek,
Pelayanan Kebidanan
Pelayanan Kebidanan Tidak ada visi dan misi KMD
Bisa membuka pelayanan KB
Bersaing dengan klibik dan
3 jangka panjang puskesmas sekitar karena
melayani KB jangka panjang
dan safari KB
Tabel 3.18
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan KB
FAKTOR STRAGTEGIS BOBOT rating skor
bobot
1. Fasilitas ruangan lengkap 4.5 0,02
0,12
2. fasilitas alat lengkap sesuai kebutuhan 0,6
0,12 5
3.SDM kompeten 0,24
0,08 3
strength 4. APD lengkap 0,24
0,08 3
5. adanya SOP 0,48
0,12 4
6.adanya pelaporan dan pencatatan 3,8 0,3
0,08
7. bekejra sama dengan BPJS 3,5 0,28
0,08
1. pesaing 0,36
0,12 3
0,
WEAKNESS 2. Laporan masih menggunakan manual 2,5 0,2
08
3. SDM masih ada yang belum pelatihan CTU 0,24
0,12 2
TOTAL 2,96
1,00
Tabel 3.19
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan KB
Dadap Hal tersebut berarti strategi yang perlu dilakukan adalah strategi
bertumbuh
Rekonsiliasi Pertumbuhan
(0,06-0,11)
Kelemahan Kekuata
(Weakness) n
(Strength
)
Likuidasi Defensif
Peluang
t)
Ancaman(Threa
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, di peroleh titik
koordinat diagram SWOT ( -0,63 ; 0,4) sehingga posisi pelayanan Kebidanan
Kehamilan Di KMD Mutiara Dadap Tahun 2021 berada pada kuadran I
sebagaimana terlihat pada gambar 1. Hal tersebut berarti strategi yang perlu
dilakukan adalah strategi bertumbuh.
Peluang (Opportunity)
(-0,63 ; 0,4)
Pertumbuhan
Kelemahan Kekuatan
Tabel 3.20
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Bayi
RATIN SKO
FAKTOR STRATEGIS
BOBOT G R
1. letak stratergis 0,17 5 0,833
Opportunity
Peluang (Opportunity)
(0,69 ; - 0,74)
Pertumbuhan
Kelemahan Kekuatan
Ancaman
KMD Mutiara Dadap memiliki mobil pribadi untuk merujuk pasien, ruang tunggu
dan sudah memiliki APD yang lengkap sesuai dengan kebutuhan dimasa pandemi covid 19
ini (level 2), untuk kebutuhan pemeriksaan bayi baru lahir KMD sudah memiliki alat
pemeriksaan BBL lengkap, meja resusitasi dan penghangat beserta alat resusitasinya,
memilikii set Pijat Bayi lengkap, dan memiliki ruang rawat gabung dengan ibu dengan
kapasitas 2 tempat tidur bayi. , tidak ada ruangan khusus untuk memandikan bayi, dan tidak
ada alat untuk melakukan pemeriksaan tumbuh kembang pada bayi danbalita. KMD ini
memiliki peluang dengan lokasi yang strategis sehingga masyarakat mudah mengakses
KMD ini. Tetapi memiliki ancaman dikarnakan berdekatan dengan pusyandu, KMD lain,
Puskesmas, pelayanan kesehatan lain yang memiki alat untuk pemeriksaan tumbuh kembang
pada bayi dan balita lengkap dan pelayanan baby spa.
Tenaga pelaksana pelayanan bayi sudah lulus D4, bidan memiliki SIPB yang aktif
dan STR yang aktif, asisten bidan sudah mengikuti pelatihan rerusitasi BBL pada tahun
2017, serta bidan memiliki masa kerja selama 8 tahun di KMD ini, tetapi sayangnya asisten
belum mengikuti pelatihan pijat bayi. KMD ini memiliki peluang dalam segi SDM karna
sudah menjalankan pendidikan profesi bidan sejalan dengan diterbitkan UU No. 4 tahun
2019 yang mana hanya lulusan Profesi bidan yang boleh memiliki KMD. KMD ini juga
memiliki peluang untuk bekerja sama dengan dr.SPA terkait pelayanan bayi .Tetapi
memiliki ancaman terkait pelayanan kesehatan yang tenaganya sudah mengikuti pelatihan
baby spa.
3.Pelayanan Kebidanan
Pelayanan bayi, bidan juga segera melakukan imunisasi hb0 dan vit k segera setelah
bayi lahir, KMD ini juga melayani kunjungan neonatus, dan melakukan pelayanan mtbs
serta bekerjasama dengan puskesmas, KMD, rs terkait rujukan.tetapi sayangnya KMD
tidak melayani pemeriksaan tumbuh kembang pada bayi dan balita serta fasilitas/pelayanan
baby spa dan KMD tidak melayani imunisasi dasar pada bayi dan balita.
KMD ini memiliki peluang untuk membuka pelayanan imunisasi dasar pada bayi dan
balita dan melakukan homecare pada bayi dan balita.tetapi memiliki ancaman tidak
terpantaunya tumbuh kembang anak oleh KMD, tidak terpantaunya kelengkapan imunisasi
dasar oleh kliunik dan KMD tidak memiliki visi dan misi.
Sasasasasasa