You are on page 1of 10

Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720

Research Journal e-ISSN : 2685-5755


(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 2| 2020

Analisis Kondisi Sosial Dan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap


Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Poasia
Wa Ode Uliana1), Djafar Mey 2), Anita Indriasary 3)
1)
Jurusan Geografi FITK Universitas Halu Oleo
2)
Jurusan Geografi FITK Universitas Halu Oleo
3)
Jurusan Geografi FITK Universitas Halu Oleo
Email: 1) waodeuliana@gmail.com, 2)
djafar_mey@yahoo.com3)

Abstract: Waste disposal and management is one of the factors affecting the environment. Public
awareness in waste management is very much needed to assist the government in dealing with waste
problems The physical condition of urban areas is increasingly narrow and the lack of open space
for waste management needs to be increased by community participation in waste management so that
the community is able to independently care for the environment. The purpose of this study are: (1) to
determining the effect of social conditions of housewives in Poasia District on waste management; (2)
to determining the effect of environmental knowledge of housewives in Poasia District on waste
management. This research method is a qualitative research method by conducting multiple linear
regression analysis on the application of SPSS version 16.0. The results of this study are: (1) the
social conditions of housewives (age, education, employment, and income) affect the waste
management. This is evidenced by the multiple linear regression test obtained a significant value of
social conditions (X1) of 0,771 and t value of 0,292; (2) environmental knowledge of housewives
influences waste management. This is evidenced by the results of multiple linear regression tests
obtained a significant value of knowledge (X2) of 0,000 and t value of 5,565. Therefore, Anggoeya
Village needs to get special attention from the government, because the region has the largest volume
of waste in Poasia District, but the social condition of housewives is still lower when compared to
other regions such as Anduonohu and Anggoeya. In addition, the knowledge of housewives in
Anggoeya Kelurahan is dominant in the bad category.

Keywords: social conditions, knowledge, waste management.

1. PENDAHULUAN masyarakat perkotaan, terutama dalam hal


Memasuki era globalisasi seperti penyediaan sarana dan prasarananya.
sekarang ini, banyak permasalahan yang Keberadaan sampah tidak diinginkan bila
dihadapi oleh kota-kota besar di dunia, dihubungkan dengan faktor kebersihan,
terutama di negara sedang berkembang, kesehatan, kenyamanan dan keindahan
termasuk Indonesia, sehingga mengganggu (estetika). Tumpukan onggokan sampah
mobilitas maupun kelancaran dalam yang mengganggu kesehatan dan
berbagai aktivitas kehidupan. keindahan lingkungan merupakan jenis
Permasalahan tersebut diantaranya adalah pencemaran yang dapat digolongkan dalam
masalah urbanisasi, perumahan kumuh, degradasi lingkungan yang bersifat sosial
polusi udara, pencemaran air sungai, (Bintarto, 1997).
kemacetan lalu lintas, serta sampah. Dari 250 juta jiwa penduduk
Persoalan-persoalan tersebut timbul Indonesia dapat menghasilkan 151.192 ton
sebagai akibat pemerintah cenderung lebih per hari dengan kebiasaan orang Indonesia
memperhatikan masalah peningkatan membuang sampahnya sembarangan
pertumbuhan ekonomi dibandingkan sebanyak 70,31%. Hal ini menjadikan
dengan kesinambungan terhadap masalah Indonesia berada pada urutan ketiga
lingkungan. tertinggi di dunia sebagai negara terkotor
Kehadiran sampah kota merupakan setelah India dan China ( Jastam,2015)
salah satu persoalan yang dihadapi oleh
September --- 59
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 2| 2020

Sampah menjadi masalah penting kurangnya ruang terbuka untuk


saat ini, terutama untuk kota-kota besar pengelolaan sampah sehingga perlu
yang padat penduduknya. Bahkan sampah ditingkatkan partisipasi masyarkat dalam
bisa menjadi persoalan krusial, jika tidak pengelolaan sampah agar masyarakat
ditangani serius. Sebab dampaknya bisa mampu secara mandiri peduli terhadap
mengganggu infrastruktur kota, termasuk lingkungan.Untuk mewujudkan kondisi
kerawanan kesehatan masyarakat dan lingkungan yang bersih dan sehat maka
lingkungan hidup. Volume rata-rata perlu adanya partisipasi dari berbagai
sampah di Indonesia mencapai 200 ribu pihak baik dari pemerintah maupun
ton per hari. Daerah perkotaan yang masyarakat khususnya dalam pengelolaan
menyumbang sampah paling banyak. sampah perkotaan. Permasalahan dalam
Berbagai kendala masih dihadapi dalam pengelolaan sampah perkotaan tidak hanya
melaksanakan pengelolaan sampah terjadi di kota-kota besar, namun juga
tersebut baik kendala ekonomi, sosial terjadi di kota-kota kecil dan daerah yang
budaya maupun penerapan teknologi mempunyai kepadatan penduduk cukup
(Saputra, 2017). tinggi dan adanya aktifitas perekonomian
Meningkatnya volume sampah dari yang tinggi pula. Seperti halnya yang
kegiatan penduduk berimbas terhadap terjadi di Kecamatan Poasia Kota Kendari
lahan tempat pembuangan akhir (TPA) terdapat permasalahan pembuangan dan
sampah juga makin terbatas. Kondisi ini pengolahan sampah. Meningkatnya jumlah
akan semakin buruk apabila dalam penduduk menjadi faktor meningkatnya
pengelolaan sampah di masing-masing jumlah sampah yang ada.
daerah masih kurang efektif, efisien dan Timbulnya masalah sampah di
berwawasan lingkungan serta tidak Kecamatan Poasia, diduga tidak lepas dari
terkoordinasi dengan baik (Rudianto, berbagai faktor antara lain kurangnya
2005). pengetahuan tentang lingkungan dan faktor
Pengelolaan sampah sebenarnya sosial masyarakat. Menurut Suparmoko
telah diatur pemerintah melalui Undang- (2000) bahwa faktor lain dari
Undang Republik Indonesia Nomor 18 permasalahan pengelolaan sampah,adalah
Tahun 2008 bahwa pengelolaan sampah masyarakat masih cenderung menganggap
tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah bahwa pengelolaan sampah semata-mata
saja tetapi, masyarakat dan pelaku usaha merupakan tanggung jawab Pemerintah
sebagai penghasil sampah juga Kota.
bertanggung jawab menciptakan Pertumbuhan jumlah penduduk yang
lingkungan yang bersih dan sehat. tinggi dinegara berkembang turut
Pemerintah melalui UU tersebut memberi meningkatkan jumlah sampah yang
ruang yang cukup banyak bagi pemerintah dihasilkan. Pertumbuhan rata-rata
provinsi, kotamadya/ kabupaten untuk penduduk Kecamatan Poasia dalam kurun
merencanakan dan mengelola sampah waktu 2017 sampai 2018 adalah sebesar
dalam kawasanya. 1,48%. Peningkatan populasi penduduk ini
Kepedulian masyarakat dalam berimplikasi terhadap peningkatan jumlah
pengelolaan sampah sangat diperlukan produksi sampah Kecamatan Poasia yaitu
untuk membantu pemerintah dalam sebesar 2,835% selama tahun
menangani permasalahan sampah. 2016(4.274m³/hari) sampai 2017
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam (4.520m³/hari) atau 1000-1500 ton perhari.
pengelolaan sampah merupakan kendala Sementara laju peningkatan sampah 8%-12
terpenting dalam menangani permasalahan % per tahun (Badan Pusat Statistik Kota
sampah. Mengingat kondisi fisik perkotaan Kendari, 2017)
yang lahannya semakin sempit dan
60 --- September
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 2| 2020

Berdasarkan latar belakang di atas, pengaruh kondisi sosial ibu-ibu rumah


bahwa sumber terbesar dari permasalahan tangga di Kecamatan Poasia terhadap
sampah adalah sampah rumah tangga dan pengelolaan sampah serta untuk
berbagai upaya yang telah dilakukan oleh mengetahui pengaruh pengetahun
pemerintah untuk meningkatkan cara lingkungan ibu-ibu rumah tangga di
pengelolaannya, tetapi belum memperoleh Kecamatan Poasia terhadap pengelolaan
hasil yang maksimal. Ibu rumah tangga sampah.
dianggap memiliki hubungan langsung dan
tanggungjawab yang tinggi melebihi 2. METODE PENELITIAN
anggota keluarga yang lain dalam proses Penelitian ini dilakukan di
penimbunan dan pengelolaannya. Melihat Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi
kondisi tersebut maka perlu di lakukan Sulawesi Tenggara pada bulan September-
penelitian tentang “Analisis Kondisi Sosial Desember Tahun 2019. Kecamatan Poasia
dan Pengetahuan Lingkungan Ibu-ibu terdiri atas Kelurahan Annggoeya,
Rumah Tangga Terhadap Pengelolaan Kelurahan Matabubu Keluraan Adonuohu
Sampah di Kecamatan Poasia”. Tujuan dan Eeluraan Rahandouna (Gambar 1).
dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

Gambar 1.Peta Lokasi Penelitian

a. Data Penelitian Data Sekunder


Data yang digunakan dalam Data sekunder yaitu data yang
penelitian ini menggunakan data primer sudah tersedia. Data sekunder merupakan
dan data sekunder. data pendukung bagi data primer yang
Data Primer diperoleh dari literatur-literatur dan
Data primer merupakan data yang dokumen-dokumen yang berhubungan
diperoleh langsung dilapangan. Data dengan permasalahan yang diteliti. Data
primer yang digunakan dalam penelitian sekunder yaitu data yang diperoleh dari
ini adalah pernyataan responden terhadap instasi-instansi terkait. Adapun data
kondisi sosial dan pengtahuan tentang sekunder yang digunakan dalam penelitian
sampah terhadap pengelolaan sampah. ini adalah data jumlah rumah tangga, serta
Data tersebut diperoleh dengan cara peta administrasi Kecamatan
kuesioner. b. Tahapan Pengolahan Data

September --- 61
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 2| 2020

Pengelohan data dalam penelitian Penelitian ini mengambil wilayah


dilakukan dengan menggunakan aplikasi penelitian Kecamatan Poasia dengan
SPSS versi 16.0. Data responden yang populasi seluruh ibu-ibu rumah tangga.
telah terkumpul kemudian ditabulasi Pengambilan sampel area menggunakan
berdasarkan masing-masing kategori. Purposive Random Sampling. Data diambil
Setelah semua data kuesioner telah dengan menggunakan instrument berupa
terkumpul, maka langkah selanjutnya yaitu kuesioner. Kemudian data mentah yang
melakukan analisis berdasarkan ketentuan terkumpul dimasukkan dalam tabulasi
yang berlaku. tunggal kemudian dianalisis menggunakan
c. Metode Analisis Data teknik analisis regresi linier berganda. Data
Analisis data yang digunakan dalam yang terkumpul dilakukan kategorisasi
penelitian ini dilakukan dengan dua berdasarkan jawaban responden. Jawaban
tahapan yaitu : yang baik atau benar akan diberi skor 1
Jumlah Sampah sedangkan jawaban yang buruk atau salah
Berdasarkan SNI 19-3983-1995, bila akan diberi skor 0. Setelah seluruh
pengamatan lapangan belum tersedia, pernyataan responden telah diberi skor
maka untuk menghitung besaran timbulan berdasarkan jawaban masing-masing
sampah, dapat digunakan angka timbulan responden, maka seluruh jawaban
sampah sebagai berikut : responden akan ditabulasi dan akan
• Satuan timbulan sampah kota sedang = dihitung interval kelas pengaruh masing-
2,75 – 3,25 liter/orang/hari = 0,7 – 0,8 masing variabel X terhadap variabel Y.
kg/orang/hari Interval kelas dapat diketahui dengan
• Satuan timbulan sampah kota kecil = 2,5 menggunakan persamaan sebagai berikut.
– 2,75 liter/orang/hari = 0,625 – 0,7 I = Skor tertinggi – skor terendah
kg/orang/hari. Jumlah Kelas
Untuk menghitung timbunan sampah di Sebagaimana analisis data kuantitatif akan
Kecamatan Poasia maka digunakan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu
persamaan sebagai berikut: akan dilakukan pengujian instrumen data
Vs= 𝑃₀ × 𝑉(2) melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Uji
validitas bertujuan untuk mengetahui
Keterangan : apakah alat ukur yang digunakan tepat
Vs = Volume Timbulan sampah untuk mengukur apa yang akan diukur.
𝑃₀ = Jumlah penduduk Dasar pengambilan keputusan :
𝑉 = rata-rata volume sampah (2,97 • Jika rhitung> rtabel, maka variabel
liter/orang/hari) tersebut dinyatakan valid
• Jika rhitung <rtabel, maka variabel
Kondisi Sosial dan Pengetahuan Ibu-ibu tersebut dinyatakan tidak valid
Rumah Tangga Reliabilitasmengandung pengertian
Pengaruh kondisi sosial dan bahwa suatu penelitian dapat dipercaya
pengetahuan ibu-ibu rumah tangga atau dapat digunakan sebagai alat
terhadap pengelolaan sampah diiktahui pengumpul data karena instrument tersebut
dengan cara mendeskripsikan tentang sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada
kondisi sosial, tingkat pengetahuan tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel
lingkungan dan cara pengelolaan sampah artinya dapat dipercaya jadi dapat
ibu rumah tangga serta mendeskripsikan diandalkan (Arikunto, 2006). Uji
hubungan antara variabel bebas berupa reliabilitas dilakukan dengan
kondisi sosial (X1), pengetahuan (X2), menggunakan rumus alpha. Instrumen
dengan variabel terikat berupa pengelolaan dapat dikatakan reliable jika nilai r
sampah rumah tangga (Y). alpha>rtabel.
62 --- September
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 2| 2020

Setelah uji validitas dan reliabel Andonuohu Kecamatan Poasia


telah dilakukan, maka uji hipotesis dapat berdasarkan jumlah penduduk pada tahun
dilakukan. Uji hipotesisi dapat dibagi 2018.
menjadi uji parsial (Uji T) dan uji simultan Vs= 𝑃₀ × 𝑉
(Uji F).Uji T variabelpada dasarnya = 11.802 x 2,97
menunjukkan seberapa jauh pengaruh = 35.052 liter/hari.
satuvariabel bebas secara individual dalam Maka, jumlah volume sampah di
menerangkan variasi variabel independen. Keluarahan Anduonohu Kecamatan Poasia
Asumsi dalam menilai pengaruh satu adalah 35.052 liter/hari. Dengan
variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan cara yang sama, maka
adalah sebagai berikut. diperoleh hasil perhitungan volume
• Jika nilai sig<0,05 atau t hitung > t sampah menurut keluarahan di Kecamatan
tabel, maka terdapat pengaruh variabel Poasia seperti yang telah disajikan pada
X terhadap variabel Y. Tabel 1 berikut ini.
• Jika nilai sig>0,05 atau t hitung < t Tabel 1. Rata-rata Volume Sampah
table, maka tidak terdapat pengaruh Menurut Keluarahan
variabel X terhadap variabel Y. Kelurahan (P) (V) (Vs)
Sedangkan Uji F digunakan untuk Anduonohu 11802 2,97 35.051,94
mengetahui kondisi sosial (X1) dan Rahandouna 12807 2,97 38.036,79
Pengetahun (X2) berpengaruh secara Anggoeya 5835 2,97 17.329,95
simultan terhadap pengelolaan sampah (Y) Matabubu 1489 2,97 4.422,33
di Kecamatan Poasia. Asumsi
Total 31933 2,97 94.841,01
dalammenilai pengaruh simultan variabel
X1 dan X2 terhadap variabel Yyaitu Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder, 2019
sebagai berikut:
• Jika nilai sig < 0,05 atau F Berdasarkan hasil perhitungan diatas,
hitung>Ftabel, maka terdapat pengaruh volume sampah terbanyak hingga yang
variabel X secara simultan terhadap terkecil berturut-turut yaitu Kelurahan
variabel Y. Rahandouna sebanyak 38.036,79 liter/hari,
keluarahan Anduonohu sebanyak
• Jika nilai sig > 0,05 atau F
35.051,94 liter/hari, Keluarahan Anggoeya
hitung<Ftabel, maka tidak terdapat
sebanyak 17,329,95 liter/hari, dan
pengaruh variabel X secara simultan
Keluarahan Matabubu sebanyak 4.422,33
terhadap variabel Y.
liter/hari. Jumlah volume sampah di

Kecamatan Poasia yaitu 94.841,01
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
liter/hari. Gambarana volume sampah di
3.1 Jumlah Sampah Menurut
Kecamatan Poasia telah disajikan pada
Kelurahan di Kecamatan Poasia
Gambar 2 berikut.
Berikut ini hasil perhitungan
volume timbunan sampah di Kecamatan

September --- 63
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 2| 2020

Gambar 2. Peta Volume Sampah di Kecamatan Poasia

Pada gambar di atas wilayah dengan 3.2 Kondisi Sosial dan Pengetahuan Ibu
polygon berwarna merah menunjukan Rumah Tangga di Kecamatan
volume sampah paling banyak yaitu Poasia
38.036,79 liter/hari, polygon berwarna
kuning sebanyak 35.051,94 liter/hari, Deskripsi Variabel Kondisi Sosial (X1)
polygon berwarna orange sebanyak Gambaran tentang kondisi sosial
17,329,95 liter/hari, dan polygon berwarna ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Poasia
hijau memiliki volume sampah terendah telah disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
yaitu sebanyak 4.422,33 liter/hari.
Tabel 2. Kondisi Sosial (X1)
Variabel X N %
Umur
Baik (>50 tahun) 217 56,66
Buruk (<50 tahun) 166 43,34
Pendidikan
Akademi/Perguruan Tinggi (Baik) 267 69,71
Sedang (SLTP/SMA) 43 11,22
Buruk (Tidak Tamat/Tamat SD) 73 19,06
Pekerjaan
Bekerja (Baik) 339 88,51
Tidak bekerja (Buruk) 44 11,49
Pendapatan
>Rp. 2.000.000 (Baik) 283 73,89
<Rp. 2.000.000 (Buruk) 100 26,11
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2019.

Pada variabel X1 di atas, masing- responden tentang variabel penelitian di


masing jawaban responden akan diberi kategorikan kedalam 2 kelas yaitu baik dan
skor. Jika jawaban responden baik maka buruk. Persamaan yang digunakan untuk
akan diberi skor 1, jika jawaban responden menghitung interval kelas yaitu:
sedang maka akan diberi skor 0,5 dan jika I = Skor tertinggi – skor terendah
jawaban responden buruk maka akan Jumlah Kelas
diberi skor 0. Hasil dari nilai bobot
64 --- September
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 2| 2020

Gambaran kondisi sosial menurut Kecamatan Poasia telah disajikan pada


keluarahan ibu-ibu rumah tangga di tabel berikut ini.

Tabel 3. Kriteria Kondisi Sosial Menurut Keluarahan


Keluarahan I Kriteria F (%)
2,26 - 4 Baik 151 92,64
Anduonohu
0,5– 2,25 Buruk 12 7,36
Jumlah 163 100
2,1 - 4 Baik 73 55,20
Rahandouna
0 -2 Buruk 59 44,70
Jumlah 132 100
2,26 - 4 Baik 43 59,72
Anggoeya
0,5– 2,25 Buruk 29 40,28
Jumlah 72 100
2,1 - 4 Baik 8 50
Matabubu
0 -2 Buruk 8 50
Jumlah 16 100
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2019.

Deskripsi Variabel Pengetahuan (X2) Gambaran pengetahuan menurut


Gambaran tentang pengetahuan keluarahan ibu-ibu rumah tangga di
ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Poasia Kecamatan Poasia telah disajikan pada
telah disajikan pada Tabel 4 berikut ini. tabel berikut ini.

Tabel 4. Variabel Pengetahuan (X2) Tabel 5. Kriteria Pengetahun Menurut


Pertanyaan Jawaban N % Keluarahan
1 Baik 329 85,90 Keluarahan i Kriteria F (%)
Buruk 54 14,10 5,1- 8 Baik 63 38,65
2 Baik 110 47,00 Anduonohu 2 -5 Buruk 100 61,35
Buruk 203 53,00 Jumlah 163 100
3 Baik 189 49,35 5,6- 9 Baik 56 42,4
Rahandouna 2– 5,5 Buruk 76 57,56
Buruk 194 50,65
4 Baik 219 57,18 Jumlah 132 100
5,1- 8 Baik 30 41,67
Buruk 164 42,82
Anggoeya 2 -5 Buruk 42 58,33
5 Baik 196 51,17 Jumlah 72 100
Buruk 187 48,83 5,1- 8 Baik 5 31,25
6 Baik 167 43,60 2 -5 Buruk 11 68,17
Matabubu
Buruk 216 56,40
Jumlah 16 100
7 Baik 182 47,52 Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2019.
Buruk 201 52,48
8 Baik 200 52,22 Variabel Pengelolahan Sampah (Y)
Buruk 183 47,78 Gambaran tentang variabel
9 Baik 187 48,83 pengelolaan sampah di Kecamatan Poasia
Buruk 196 51,17
telah disajikan pada Tabel 6 dan Gambaran
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2019.
pengetahuan menurut keluarahan ibu-ibu
rumah tangga di Kecamatan Poasia telah
disajikan pada Tabel 7.

September --- 65
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 2| 2020

Tabel 6. VariabelPengelolaan Sampah (Y) Berdasarkan tabel 8 di atas diperoleh


Pertanyaan Jawaban N % persamaan regresi Y= 2,550 + 0,031 X1 +
1 Ya 328 85,64 0,237 X2 + e. Pada persamaan regresi
Tidak 55 14,36 dihasilkan koefisien regresi adalah 2,550.
2 Ya 316 82,51 Variabel bebas kondisi sosial (X1)
Tidak 67 17,49 memiliki pengaruh yang positif terhadap
3 Ya 208 54,31 variabel terikatnya, begitupun variabel
Tidak 175 45,69 pengetahuan (X2) memiliki pengaruh yang
4 Ya 219 57,18 positif terhadap variabel terikat
Tidak 164 42,82 (Y).Variabel bebas kondisi sosial (X1)
5 Ya 225 58,75 memiliki pengaruh yang positif terhadap
Tidak 158 41,25 variabel terikatnya artinya jika setiap satu
6 Ya 152 39,69 poin kondisi sosial (X1) maka nilai
Tidak 231 60,31 pengelolaan sampah bertambah sebesar
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2019.
0,031 dengan ketentuan nilai-nilai variabel
lain tetap. Begitupun variabel pengetahuan
Tabel 7 Kriteria Pengelolaan Sampah
(X2) memiliki pengaruh yang positif
Menurut Keluarahan
terhadap variabel terikat (Y), artinya
Keluarahan I Kriteria F (%)
0 -3 Baik 92 56,44 bahwa jika setiap satu poin pengetahuan
Anduonohu 3,1 - 6 Buruk 71 43,56 (X2) maka nilai pengelolaan sampah (Y)
Jumlah 163 100 bertambah sebesar 0,237 dengan
0 -3 Baik 73 55,30 ketentuan nilai-nilai variabel lain tetap.
Rahandouna 3,1 - 6 Buruk 59 44,70 Diketahui nilai sig. untuk pengaruh
Jumlah 132 100 kondisi sosial (X1) terhadap pengelolaan
0 -3 Baik 41 56,94 sampah (Y) adalah sebesar 0,771 dan nilai
Anggoeya 3,1 - 6 Buruk 31 43,06 t hitung sebesar 0,292. Berdasarkan hasil
Jumlah 72 100
diatas, sig>0,05 dan t hitung>t table (t
1 – 3,5 Baik 10 62,50
3,51 - Buruk 6 37,50 tabel = 1,697903). Nilai t hitung > t tabel,
Matabubu 6 maka terdapat pengaruh variabel kondisi
Jumlah 16 100 sosial (X1) terhadap variabel pengelolaan
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2019. sampah ( Y).
Diketahui nilai sig. untuk pengaruh
Uji Parsial (Uji T) pengetahuan (X2) terhadap pengelolaan
Uji parsial (Uji T) menunjuan hasil sampah ( Y) adalah sebesar 0,000 dan nilai
sebagai berikut. t hitung sebesar 5,565. Berdasarkan hasil
diatas, sig<0,05 dan t hitung>t table (t
Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis X1 dan X2 tabel = 1,697903). Sehingga,terdapat
Coefficientsa pengaruh variabel pengetahuan (X2)
Standard terhadap variabel pengelolaan sampah (Y).
ized
Unstandardized Coeffici
Coefficients ents Uji Simultan (Uji F)
Model B Std. Error Beta t Sig. Adapun hasil hipotesis secara
1 (Consta
2.550 .370 6.894 .000
simultan dapat dilihat pada tabel sebagai
nt) berikut.
X1 .031 .108 .014 .292 .771
X2 .237 .043 .275 5.566 .000
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2019.

66 --- September
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 2| 2020

Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis ketiga (H3) DAFTAR PUSTAKA


ANOVA b
Arikunto,2006. Prosedur Penelitian Suatu
Sum of Mean Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI).
Model Squares df Square F Sig. PT Rineka Cipta Jakarta.
1Regression 15.67 Badan Pusat Statistik Kota Kendari. 2019.
111.971 2 55.985 .000a
1 Kecamatan Poasia Dalam Angka
Residual 1357.606 380 3.573 Tahun 2018. Kendari. BPS Kota
Total 1469.577 382 Kendari.
a. Predictors: (Constant), Bintarto, 1997. Geografi Kota, Pengantar
X2, X1 Cetakan Pertama. Yogyakarta.
b. Dependent Variable: Y Spring.
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2019. Jastam, Muh. Saleh. 2015.Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Pengelolaan
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh Sampah Studi Kasus Di Bank
nilai sig. yaitu 0,000 dan nilai f hitung Sampah Pelita Harapan, Kelurahan
sebesar 15,671 (t tabel = 1,697903). Nilai Ballaparang, Kecamatan Rappocini,
sig<0,005 dan nilai f hitung > f tabel, Makassar.Vol 1, No. 1.
maka terdapat pengaruh signifikan secara Rudianto Dan Azizah. 2005. Perbedaan
simultan variabel kondisi sosial (X1) dan Jarak Perumahan Ke TPA Sampah
variabel pengetahuan (X2) terhadap Open Jumping Dengan Indikator
variabel pengelolaan sampah (Y). Tingkat Kepadatan Lalat Dan
Kejadian Diare (Studi: Desa Kenet
4. KESIMPULAN Kecamatan Beji Kabupaten
Berdasarkan hasil penelitian yang Pasuruan). Jurnal Kesehatan
telah dilakukan, maka kesimpulan dari Lingkungan:152-155.
penelitian ini yaitu: (1) kondisi sosial ibu- Saputra, Surahman. 2017. Pengetahuan
ibu rumah tangga (umur, pendidikan, Sikap Dan Perilaku Pengelolaan
pekerjaan, dan pendapatan) berpengaruh Sampah Pada Karyawan Di Kampus.
terhadap pengelolaan sampah. Hal ini Fakultas Kesehatan Masyarakat .
dibuktikan dengan uji regresi linear Universitas Ahmad Dahlan.
berganda diperoleh nilai signifikan kondisi Suparmoko. 2000. Ekonomika Lingkungan.
sosial (X1) adalah sebesar 0,771 dan nilai t Edisi 1. Yogyakarta: BPTE.
hitung sebesar 0,292; (2) pengetahuan Undang-Undang Republik Indonesia
lingkungan ibu-ibu rumah tangga Nomor 18 Tahun 2008.Tentang
berpengaruh terhadap pengelolaan sampah. Pengelolaan Sampah.7 Mei 2008.
Hal ini dibuktikan dengan hasil uji regresi Dewan Perwakilan Rakyat Republik
linear berganda diperoleh nilai signifikan Indonesia dan Presiden Republik
pengetahuan (X2) sebesar 0,000 dan nilai t Indonesia. Jakarta.
hitung sebesar 5,565.

September --- 67
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 2| 2020

68 --- September

You might also like