You are on page 1of 7

STRATEGI INOVATIF

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA PERKOTAAN


6WXGL SDGD %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ Perum Wilis II Kelurahan Pojok
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri)

Ayu Dewanti Anggraini, Irwan Noor, Abdullah Said


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail : ayu_anggraini47@ymail.com

Abstract : Urban Household Trash Management Innovative Strategy (Study of Bank Sampah
³6UL :LOLV´ 3HUXm Wilis II in Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri). Research in
FRQGXFWHG WR ORRN DW KRZ IDU %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ Kota Kediri can organize Household
Trash Management. The activity is done by executing various innovative strategies in trash
management, developing the value of trash, and socializing the impact of clean and healthy
environment by increasing community participation. Result of research can be explained as
IROORZV ,QQRYDWLYH VWUDWHJ\ GRQH E\ %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ IRU KRXVH WUDVK PDQDJHPHQW LV
already mature. Community is empowered through socialization and trainings. Actors in this
engagement include the government, the immediate citizens around Perum Wilis, outsider peoples,
and some schools in Kota Kediri. To increase community participation, save-loan system is built.
Economic factor is considered by such innovative strategy by givingeconomic added-value to the
result of trash transaction; and (2) Some factors are influential. The suppoting factors are member
participation, structure and infrastructure, participation of immediate community, and
cooperation with Cleanliness and Gardening Official of Kota Kediri. The constraining factors
include the unchanged mindset of community and the lack of readiness from the personnel to
collect trashes from the households.

Keyword : innovative, strategy, household trash

Abstrak : Strategi Inovatif Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Perkotaan (Studi pada
%DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ ,, .HOXUDKDQ 3RMRN .HFDPDWDQ 0RMRURWR .RWD .HGLUL Penelitian
LQL GLODNXNDQ XQWXN GDSDW PHOLKDW EDJDLPDQD VHMDXK LQL %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ .RWD .HGLUL
dalam melaksanakan program yang telah diberikan untuk. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan ini menunjukkan VWUDWHJL LQRYDWLI \DQJ GLODNXNDQ %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ WHOah
dilaksanakan dengan maksimal. Pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan dengan cara
sosialisasi dan berbagai pelatihan, Aktor yang terlibat didalamnya yaitu pemerintah, masyarakat
serta beberapa sekolah-sekolah di Kota Kediri. Upaya yang dilakukan dengan adanya simpan
pinjam, serta faktor ekonomi yang didapat. Serta (2) faktor-faktor yang menjadi mempengaruhi,
faktor pendukung dengan adanya keterlibatan anggota, masyarakat sekitar, adanya sarana dan
prasarana dan kerjasama dengan DKP Kota Kediri. Faktor penghambat mindset beberapa
masyarakat yang belum dapat berubah serta adanya ketidaksiapan anggota pengurus dalam
mengambil sampah rumah tangga.

Kata kunci : strategi, inovatif, sampah rumah tangga

Pendahuluan mindset masyarakat Indonesia secara


Negara Indonesia kaya akan lingkungan keseluruhan.
hidup yang begitu melimpah untuk dapat dengan Perkembangan suatu wilayah perkotaan
mudahnya dikelola sesuai dengan kebutuhan selalu diukur dari meningkatnya jumlah
masyarakatnya, tetapi keadaan Negara Indonesia penduduk serta aktivitas masyarakat yang akan
ini tidak didukung dengan adanya sikap berpengaruh terhadap lingkungan terutama
masyarakat yang peduli akan lingkungan hidup berkaitan dengan kebersihan kota. Meningkatnya
yang ada disekitarnya. Oleh sebab itu, adanya jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat
sebuah kesadaran masyarakat terhadap sangat berpengaruh terhadap meningkatnya
pentingnya pengolahan lingkungan hidup lebih sebuah volume sampah dalam perkotaan.
dipertajam untuk dapat ditanamkan pada Berbagai macam pencemaran yang terjadi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1837-1843 | 1837
diakibatkan oleh tumpukan sampah baik dalam terdapat adanya sebuah sinergisitas antara
bentuk kerusakan lingkungan maupun dalam beberapa pihak dan beberapa temuan inovatif
perubahan kondisi kesehatan masyarakat yang untuk dapat menyelesaikan masalah
ada. Istilah sampah merupakan istilah yang tidak persampahan yang ada di Kota Kediri yang
asing lagi bagi semua masyarakat yang ada, diperjelas oleh Peraturan Bersama Menteri
setumpukan bermacam-macam barang tersisa Dalam Negeri Republik Indonesia dan Teknologi
yang tidak terpakai lagi yang akan menimbulkan Republik Indonesia tentang Penguatan Sistem
bau tidak sedap disekitarnya serta tidak ada nilai Inovasi Daerah Nomor 36 Tahun 2012 bahwa
ekonomis bagi masyarakat sekitar. Sistem Inovasi Daerah (SIDa) adalah
Permasalahan yang biasa terjadi ialah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk
permasalahan yang ada pada sistem Tempat menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan
Pembuangan Akhir (TPA) yang ada didalam kota antar institusi lembaga pendidikan, lembaga
yang dimana tentang pengelolaan sampah yang penunjang inovasi, dunia usaha, dan masyarakat
ada dengan percepatan daya tampung yang ada di daerah.
terhadap bertambahnya jumlah volume sampah Sedangkan yang menjadi permasalahan
setiap harinya. Setiap penduduk rata-rata lingkungan hidup khususnya yang menyangkut
membuang sampah padat sebesar 0,85 kg setiap sampah di Kota Kediri sampai saat ini adalah
harinnya. Untuk itu sangat dibutuhkannya sebuah meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke
temuan baru untuk dapat membantu tahun yang mengakibatkan jumlah volume
mengeluarkan permasalahan dari induknya. Kota sampah akan meningkat karena banyaknya
Kediri merupakan kota ketiga setelah Kota aktifitas yang dilakukannya, kurangnya
Surabaya dan Malang yang dihadapkan dengan pemahamanan masyarakat tentang peduli akan
permasalahan sampah yang sangat serius. lingkungan sekitar, proses pengelolaan sampah
Perkembangan bertambahnya volume sampah yang dianggap kurang baik dan kurang maksimal
Kota Kediri mulai tahun 2009 hingga 2013 : serta terbatasnya lahan Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) dengan jumlah volume sampah
Perkembangan sampah di kota yang selalu bertambah disetiap harinya.
Permasalahan tersebut mengharuskan
kediri Pemerintah Kota Kediri untuk lebih extra bekerja
200 keras dengan ide-ide baru khususnya dalam
150 proses pengelolaan sampah agar masalah sampah
100 perkembangan yang ada di Kota Kediri ini tidak menjadi
50
sampah di kota kediri permasalahan yang urgen dikemudian hari.
Dalam hal ini, sasaran Pemerintah Kota Kediri
0
adalah masyarakat kota sehingga dengan adanya
2009 2010 2011 2012 2013
strategi inovatif ini dapat mendukung serta
Gambar 1 Perkembangan Sampah Kota Kediri memberikan hasil yang maksimal dalam
Sumber : Dinas Kebersihan Pertamanan Kota Kediri pengelolaan sampah perkotaan.

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan Tinjauan Pustaka


bahwa rata-rata volume sampah yang ada di Kota 1. Inovasi
Kediri mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sebastian (2014, h.12) mengungkapkan
Diperkirakan Dinas Kebersihan dan Pertamanan inovasi atau innovation berasal dari kata to
Kota Kediri (DKP) bahwa setiap rumah telah innovate yang berarti melakukan suatu
menghasilkan residu sampah yang ada di Kota perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang
Kediri ± mencapai 2,3 kg/hari baru, yang memberikan nilai tambah (added
Munculnya Undang-Undang Tentang value).
Peraturan Daerah telah memberikan ruang Borins dalam Noor (2013, h.25)
kepada pemerintah daerah untuk memberikan mengatakan ada tiga penghambat inovasi.
pelayanan kepada masyarakat secara mandiri Pertama, muncul dari dalam birokrasi itu sendiri
termasuk didalamnya untuk menciptakan yaitu sikap skeptis dan enggan berubah. Kedua,
lingkungan yang nyaman bagi masyarakat secara berasal dari lingkungan politik tidak mendukung
mandiri. Peran serta Pemerintah dalam penuh dalam hal anggaran, adanya beberapa
Penanganan Sampah menurut Undang-undang peraturan yang tidak sesuai serta adanya
No 18 Tahun 2008 Pasal 20 ayat 2 tentang kepentingan dari berbagai golongan. Ketiga,
Pengurangan Sampah. berasal dari lingkungan di luar sektor publik
Sebuah pengelolaan sampah akan berhasil seperti keraguan masyarakat luas terhadap
dan tepat guna apabila dalam pengelolaannya itu

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1837-1843 | 1838
pencapaian suatu program terutama dalam penerapan pendekatan pemberdayaan dilakukan
menentukan suatu kelompok sasaran. melalui 5P dengan penjelasan sebagai berikut :
Ada 3 (tiga) tipe dari inovasi menurut (a) Pemungkinan, menciptakan suasana yang
Sebastian (2014, h.37) sebagai berikut : (a) bertujuan agar kemmpuan yang dimiliki oleh
Product Innovation, Sebuah inovasi dimana masyarakat dapat berkembang dengan baik. (b)
produk yang sudah ada dimodifikasi sehingga Penguatan, memperkuat potensi yang dimiliki
menghasilkan nilai tambah baik dari segi fungsi masyarakat dalam memecahkan masalah dan
maupun penggunaan. (b) Process Innovation, untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. (c)
Bentuk inovasi dengan memperkenalkan suatu Perlindungan, melindungi masyarakat terutama
metode tertentu sehingga proses pekerjaan bisa kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas
dilakukan dengan lebih efektif dan lebih efisien. oleh kelompok kuat. (d) Penyokongan,
(c) Quality Innovation, Sebuah bentuk inovasi memberikan bimbingan dan dukungan agar
yang mampu meningkatkan kualitas produk atau masyarakat mampu menjalankan perannya dan
jasa. tugas kehidupannya.

2. Sampah 4. Strategi
Sumber sampah dibagi menjadi 2 kelompok Penggunaan kata kerja Yunani yang
besar menurut Prihandarini (2004, h.11) yaitu (a) berhubungan dengan ³VWUDWHJRV´ ini dapat
Sampah Domestik, sampah yang se4hari-harinya diartikan sebagai perencanaan dan pemusnahan
dihasilkan akibat kegiatan manusia secara musuh-musuh dengan menggunakan cara yang
langsung. (b) Sampah non domestik, sampah efektif berlandaskan sarana-sarana yang dimiliki
yang sehari-hari dihasilkan oleh kegiatan Bracker dalam Heene, dkk (2010, h .53).
manusia secara tidak langsung. Menurut Wechlester dan Backoff dalam Heene,
Menurut Prihandarini (2004, h.13) sampah dkk (2010, h,62) menekankan bahwa terbuka
digolongkan beberapa bentuk yaitu (a) Sampah peluang untuk mengidentifikasi dalil-dalil yang
Padat, berasal dari sisa tanaman, hewan, kotoran memungkinkan kategorisasi penerapan strategi
dll. (b) Sampah Cair, berasal dari buangan organisasi publik ke dalam 4 corak persilangan
pabrik, industri, pertanian dll. (c) Sampah Gas, yang ditentukan secara cermat, yakni (a) Strategi
berasal dari knalpot kendaraan bermotor, ekspansi, (b) Strategi tranformasi, (c) Strategi
cerobong pabrik dll. isolasi, dan (c) Strategi Politisasi.
Sedangkan berdasarkan jenisnya menurut
Prihandarini (2004, h.14) sampah digolongkan Metode Penelitian
beberapa jenis yaitu (a) Sampah Organik, terdiri Jenis penelitian yang dipakai dalam
dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan penelitian ini ialah jenis penelitian deskriptif
yang diambil dari alam .(b) Sampah Anorganik, dengan sebuah pendekatan kualitatif. Fokus
berasal dari sumber daya alam tak terbarui penelitian ini adalah (1) Strategi inovatif yang
seperti mineral dan minyak bumi . GLODNXNDQ ROHK %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´
mencakup pemberdayaan anggotanya, pelibatan
3. Pemberdayaan Masyarakat aktor dalam proses pengelolaan, upaya yang
Menurut Word Bank dalam Mardikanto & GLODNXNDQ %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ IDNWRU
Soebiato (2013, h.28) juga mengartikan bahwa ekonomi yang dihasilnya dari proses pengelolaan
pemberdayaan sebagai upaya untuk memberikan sampah rumah tangga. (2) Faktor pendukung dan
kesempatan dan kemampuan kepada kelompok penghambat dalam pengelolaan sampah.
masyarakat (miskin) miskin untuk mampu dan Lokasi penelitian ini adalah berada di
berani bersuara (voice) atau menyuarakan daerah atau lingkup Pemerintah Kota Kediri.
pendapat, ide atau gagasannya, serta kemampuan Dengan Situs penelitian ini adalah pada Bank
dan keberanian untuk memilih (choice) sesuatu 6DPSDK ³6UL :LOLV´ 3HUXP :LOLV ,, .HOXUDKDQ
(konsep, metoda, produk, tindakan, dll). Dengan Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Teknik
kata lain, pemberdayaan masyarakat merupakan pengumpulan data yang telah digunakan dalam
proses meningkatkan kemampuan dan sikap penelitian ini yaitu melalui wawancara,
kemandirian masyarakat. observasi, dokumentasi. Dengan menggunakan
Tujuan pemberdayaan meliputi beragam Instrumen penelitian antara lain yaitu peneliti
upaya perbaikan menurut Theresia, dkk (2014, sendiri, pedoman wawancara, catatan lapangan.
h.153-154) yaitu (a) Perbaikan Kelembagaan, Analisis data menggunakan analisis data
(b) Perbaikan Usaha, (c) Perbaikan Pendapatan, kualitatif dilakukan secara interaktif dan
(d) Perbaikan Lingkungan, (e) Perbaikan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
Kehidupan, (f) Perbaikan masyarakat. Menurut aktifitas dalam analisis data yaitu, reduksi data,
Suharto (2005) dalam Anwas (2013, h.88) penyajian data, verifikasi.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1837-1843 | 1839
Pembahasan masyarakat untuk berpartisipasi memelihara
1. Strategi Inovatif yang dilakukan oleh lingkungan sekitarnya. Seperti yang disampaikan
%DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ 3HUXP :LOLV ,, oleh Theresia (2014, h.1) yang mengatakan
dalam Pengelolaan Sampah Rumah bahwa pembangunan merupakan segala upaya
Tangga yang terus menerus ditujukan untuk dapat
a. Pemberdayaan anggota Bank Sampah memperbaiki kehidupan masyarakat dan bangsa
³6UL :LOLV´ yang belum baik, atau memperbaiki kehidupan
Salah satu strategi yang dilakukan oleh yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Selain
%DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ LQL LDODK GHQJDQ FDUD upaya VRVLDOLVDVL %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ MXJD
pemberdayaan masyarakat. Dalam hal melakukan upaya dengan mengadakan beberapa
pemberdayaan masyarakat ini dimaksudkan agar pelatihan-pelatihan pembuatan kerajinan dan
masyarakat mampu lebih mandiri kedepannya daur ulang kompos secara gratis agar masyarakat
dengan menggunakan beberapa keahlian yang termotivasi dan lebih memahami manfaat dari
dimilikinya. sampah selain hanya dibuang tanpa adanya nilai
Target dari pemberdayaan masyarakat yang ekonomi. Kemudian %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´
telah GLODNXNDQ ROHK %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ juga mengadakan beberapa lomba dalam kurun
ini adalah masyarakat sekitar perum wilis. waktu tertentu secara bertahap untuk
Pemberdayaan masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan partisipasi dari masyarakat
dapat memampukan masyarakat dengan setiap sekitar. Upaya-upaya yang telah dilakukan Bank
kegiatan pelatihan-pelatihan yang akan diberikan 6DPSDK ³6UL :LOLV´ ini bertujuan agar
oleh BaQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ sesuai dengan masyarakat tergerak didalam program
kemampuan yang dimiliki dengan memperoleh pengelolaan sampah rumah tangga tersebut.
nilai tambah dari kegiatan tersebut yaitu dengan Selain lingkungan yang bersih, nilai tambah dari
mengumpulkan beberapa sampah kering yang kegiatan tersebut telah diperoleh.
akan ditukar dengan nilai rupiah, serta d. Faktor ekonomi yang dihasilkan menjadi
masyarakat lebih turut ikut berpartisipasi dalam DQJJRWD GDUL %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´
setiap kegiatannya. Faktor ekonomi yang saat ini menjadi hal
b. Pelibatan aktor dalam pengelolaan terpenting bagi setiap kehidupan masyarakat
VDPSDK %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ merupakan hal utama yang menjadi prioritas
Pembangunan suatu daerah sangat masyarakat. Bentuk pemberdayaan yang telah
memerlukan beberapa aktor yang bekerjasama GLODNXNDQ ROHK %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ LQL
satu sama lain untuk dapat mencapai tujuan merupakan hal yang akan mendapatkan
secara maksimal. Dalam pengelolaan sampah ini keuntungan dikemudian hari. Adanya slogan
melibatkan beberapa aktor meliputi pemerintah siapa rajin menabung akan menuai hasil,
yang memberikan fasilitas, masyarakat sekitar membuat masyarakat simpati untuk
perum wilis hingga masyarakat di luar lingkup berpartisipasi didalamnya. Sesuai pendapat
perum wilis beserta beberapa sekolah-sekolah. Mubyarto (1998) dalam Theresia (2014, h.94)
Keterlibatan pemerintah dalam hal ini selalu menekankan bahwa pemberdayaan terkait
mendukung penuh berjalannya kegiatan tersebut dengan pemberdayaan ekonomi rakyat.
secara maksimal. Selain itu masyarakat sekitar Masyarakat yang telah berpartisipasi dalam
berperan penuh dalam setiap kegiatan yang ada. pengelolaan smapah rumah tangga yang telah
Sedangkan untuk sekolah-sekolah ialah dengan GLODNXNDQ ROHK %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ LQL
berpartisipasi memberikan sampahnya ke Bank mendapatkan penghasilan diluar penghasilan
6DPSDK ³6UL :LOLV´ untuk dijadikan beberapa bulanan yang didapat. Nilai lebih yang telah
bahan yang dapat digunakan kembali serta diperoleh masyarakat dengan menukar sampah
bersedia mengikuti beberapa pelatihan-pelatihan kering dengan nilai rupiah. Selain itu,
pembuatan daur ulang maupun pembuatan masyarakat juga dapat meminjam atau menabung
kompos lainnya. Mengingat dengan istilah untuk kebutuhannya. Bank Sampah mempunyai
pembangunan bahwa suatu pembangunan peran besar bagi masyarakat sekitar selain
ditujukan dari, oleh dan untuk masyarakat itu memikirkan peduli akan lingkungan sekitar,
sendiri. masyarakat juga mendapatkan hasilnya misal
c. Upaya yang dilakukan Bank Sampah dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan dari
³6UL :LOLV´ XQWXN PHQGDSDWNDQ pelatihan pembuatan bahan kerajinan serta
partisipasi dari masyarakat pembuatan kompos akan mendapatkan hasil dari
Upaya yang dilakukan pengurus Bank kegiatan tersebut dengan menjual beberapa
6DPSDK ³6UL :LOLV´ GHQJDQ PHODNXNDQ EHEHUDSD kerajinan maupun daur ulang yang telah
sosialisasi secara bertahap, dari sosialisasi dilakukannya.
tersebut diharapkan mampu membuat

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1837-1843 | 1840
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pembangunan yang berpusat pada rakyat
SHQJHORODDQ VDPSDK GL %DQN 6DPSDK ³6UL (manusia) salah satunya yaitu prakarsa dan
:LOLV´ proses pengambilan keputusan untuk memenuhi
a. Faktor Pendukung kebutuhan masyarakat tahap demi tahap harus
1) Faktor Internal diletakkan pada masyarakat sendiri. Dengan
a) Keterlibatan anggota adanya keterlibatan ini akan terciptanya suasana
Semakin berjalannya sebuah paradigma yang baik dalam koordinasi antara masyarakat
baru telah mengubah pandangan yang dimana dengan pengurus maupun masyarakat dengan
masyarakat yang sebelumnya menjadi obyek pemerintah. Partisipasi masyarakat yang telah
dalam menjalankan pembangunan, tetapi saat ini ada mampu memperlancar jalannya proses
masyarakat telah dijadikan sebagai subyek yang dalam pengelolaan sampah rumah tangga
akan menjalankan suatu pembangunan.Hal ini perkotaan yaitu bertujuan untuk mengurangi
yaitu masyarakat diturut aktifkan dalam kegiatan volume di (TPA) bertempat digunung klotok
pengelolaan sampah di suatu daerahnya. Dengan kediri. Apa yang telah dilakukan oleh
adanya beberapa masyarakat sekitar yang masyarakat ini merupakan bentuk partisipasi dan
berpartisipasi penuh dan bersedia terlibat dukungan penuh dari masyarakat untuk dapat
menjadi anggota untuk menjalankan program mengubah diri sendiri menjadi lebih baik dengan
kegiatan dalam hal pembangunan yang telah memiliki keahlian yang dapat digunakan
ditentukan oleh Kota Kediri, secara nyata dapat dikemudian hari untuk dapat menadatangkan
membantu proses berjalannya program untuk sebuah nilai tambah dalam kehidupannya.
dapat tercapai dengan maksimal sesuai dengan b) Kerjasama dengan Dinas Kebersihan
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya oleh dan Pertamanan (DKP) Kota Kediri
Pemerintah Kota Kediri. Kerjasama yang telah dilakukan dengan
b) Sarana dan Prasarana pihak Pemerintah Kota Kediri khususnya dengan
Dalam suatu program pembangunan sarana (DKP) Kota Kediri merupakan salah satu bentuk
dan prasarana merupakan hal yang penting dalam sinergisitas antara pemerintah dan masyarakat.
proses berjalannya suatu program tersebut. Adanya kerja sama ini mempermudah Bank
Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang 6DPSDK ³6UL :LOLV´ GDlam menjalankan program
memadai yang telah difasilitasi oleh pemerintah yang telah diberikan untuknya. telah dikemuka-
GDODP SURVHV SHODNVDQDDQ %DQN 6DPSDK ³6UL kan dalam Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor
:LOLV´ VHEDJDL WHPSDW pengelolaan sampah 2 pasal 5 ayat 1 huruf c yang mempunyai tugas
rumah tangga diharapkan akan dapat berjalan pokok mengkoordinasikan dan melaksanakan
dengan lancar dan maksimal secara berkesinam- kegiatan persampahan, pembersihan saluran.
bungan. Ketersediaan sarana dan prasarana Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
seperti alat-alat berat timbangan untuk menim- sangat menunjang terlaksanakannya kegiatan
bang berat sampah yang disetor masyarakat, dengan baik, tidak hanya dalam hal anggaran
tossa untuk kendaraan berjalan apabila masya- tetapi, melainkan dengan memberikan beberapa
rakat menginginkan sampahnya untuk diambil fasilitas yangdibutuhkan dalam menjalankan
oleh pengurus, dan etalase sebagai tempat tujuanny tersebut.
beberapa keterampilan yang akan dijual, serta b. Faktor Penghambat
beberapa drum yang digunakan sebagai tempat 1) Faktor Internal
pembuatan kompos. Selain itu keadaan rumah a) Ketidaksiapan Anggota
atau lingkungan yang nyaman yang saat ini Hambatan dalam suatu organisasi dalam
menjadi tempat bekerjanya semua pengurus menjalankan peran dan tugasnya juga berasal
Bank Sampah ini akan meningkatkan kegiatan dari dalam suatu organisasi tersebut, tetapi setiap
pengurus untuk dapat mencapai tujuannya secara hambatan akan dapat dihilangkan seminimal
maksimal. mungkin apabila suatu organisasi menjalankan
2) Faktor Eksternal perannya dengan sungguh-sungguh dan berhati-
a) Keterlibatan masyarakat sekitar hati. Ketidaksiapan yang ada merupakan kendala
Adanya keterlibatan masyarakat merupakan dari dalam organisasi tersebut yaitu dalam hal
hal terpenting dalam menjalankan suatu pengambilan sampah rumah tangga sewaktu-
pembangunan atau program yang ada dalam waktu masyarakat membutuhkan baik dalam
suaatu perkotaan tersebut. Dengan adanya pengambilan dari rumah-rumah masyarakat,
dukungan masyarakat ini akan mampu sekolah-sekolah maupun pertokoan karena
menunjang berjalannya suatu program daerah pegawai yang bertugas mengambil sampah pada
tersebut. Seperti halnya Moeljarto Tjokrowinoto rumah-rumah, sekolah-sekolah maupun
dalam Mardikanto dan Soebiato (2013, h.19) pertokoan tersebut tidak hanya bekerja di Bank
mengatakan memberikan deskripsi mengenai Sampah ini melainkan juga bekerja di luar Bank

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1837-1843 | 1841
Sampah ini. Sehingga sampah rumah tangga ada menjadi kendala bagi pelaksanaannya ini
akan menumpuk untuk beberapa hari pada suatu yang memiliki tujuan untuk dapat mengubah
tempat baik pada lingkungan rumah, sekolah- mindset masyarakat lebih peduli terhadap
sekolah maupun pertokoan yang telah lingkungan sekitarnya. Lebih memandang
EHNHUMDVDPD GHQJDQ %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ penting sebuah sesuatu yang tidak memiliki nilai
ini. Ketidaksiapan anggota dalam pengambilan ekonomipun apabila dikelola dengan baik, akan
sampah rumah tangga ini akan mengakibatkan menjadi nilai tambah. Menjalankan sebuah
lingkungan sekita rumah, sekolah maupun program pembangunan suatu daerah akan ada
pertokoan tersebut menjadi kotor dan jauh dari masyarakat yang menerima maupun menolak
kebersihan lingkungan. Hal ini menjadikan program tersebut dengan berbagai alasan
pelaksanaan program pengelolaan sampah rumah tertentu.
WDQJJD \DQJ GLODNXNDQ ROHK %DQN 6DPSDK ³6UL Masyarakat yang memiliki mindset rendah
:LOLV´ ini tidak berjalan secara maskimal. dan tidak mendukung penuh terhadap program
2) Faktor Eksternal ini berasumsi bahwa Program yang telah
a) Ketidakdisiplinana nasabah dalam dilakukan ini adalah program yang hanya
simpan pinjam menguntungkan beberapa pihak saja dan sangat
Program pengelolaan sampah rumah tangga merugikan beberapa pihak lainnya, dan tidak
\DQJ GLODNXNDQ ROHK %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ memberikan hal positif melainkan memberikan
ini akan mendapatkan kendala apabila hal negatif yang hanya membuang waktu dengan
masyarakat tidak mengikuti prosedur yang telah sia-sia, serta hasil yang didapat tidak seimbang
GLWHQWXNDQ ROHK %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ dalam dengan usaha yang telah dilakukan.
hal simpan pinjam. Masyarakat yang telah
PHQMDGL QDVDEDK GL %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ Kesimpulan
tersebut telah menyalahgunakan apa yang Berdasarkan pembahasan diatas dapat
didapat dalam proses simpan pinjam. Masyarakat diambil kesimpulan bahwa strategi inovatif
tidak membayar cicilan sesuai dengan ketentuan dalam mengelola sampah rumah tangga
hari dan tanggal yang telah ditetapkan oleh Bank perkotaan yang telah dilakukan oleh Bank
Sampah ³6UL :LOLV´. Masyarakat yang tidak 6DPSDK ³6UL :LOLV´ Perum Wilis II Kota Kediri
disiplin dalam hal simpan pinjam akan ini dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
PHQJDNLEDWNDQ DJHQGD GDUL %DQN 6DPSDK ³6UL tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu
:LOLV´ GDODP SHQJHORODDQ VDPSDK UXPDK WDQJJD program tersebut. Walaupun dalam menjalankan
ini telah terhambat karena nilai rupiah yang akan kegiatan tersebut terdapat faktor pendukung dan
dikelola oleh %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´WLGDN penghambat yang mempengaruhi proses
hanya berhenti dalam satu nasabah saja pelaksanaannya, Pengurus mampu menjalankan
melainkan juga untuk beberapa nasabah lain kegiatannya secara maksimal. Faktor pendukung
yang juga membutuhkan pinjaman. Bank yang ada telah menunjang terlaksanakannya
SampDK ³6UL :LOLV´ Welah menetapkan sebuah kegiatan ini dengan baik dan mempertahankan
kebijakan apabila nasabah tidak disiplin dalam apa yang telah ada dengan sebaik mungkin.
melakukan cicilan sesuai dengan hari atau Sedangkan Faktor penghambat yang ada saat ini
tanggal yang telah ditentukan maka Bank yang dimana telah menjadi kendala berjalannya
6DPSDK ³6UL :LOLV´ EHUKDN PHPRWRQJ GDUL suatu kegiatan ini mampu diminimalisir oleh
tabungan nasabah tersebut, serta apabila nasabah SHQJXUXV %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ Perum Wilis
tersebut tidak memiliki sisa tabungan maka II dengan sebaik mungkin. Dengan memperkecil
SHQJXUXV %DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ DNDQ hambatan dan memperbesar peluang merupakan
mengambil hasil dari sampah yang telah tujuan dari kegiatan Bank Sampah ini agar
disetorkan pada hari itu juga. Dengan hal itu kegiatan yang telah berjalan mampu tercapai
berharap akan membuat nasabah untuk dapat secara efektif dan efisien. Kemudian secara
mematuhi prosedur yang telah ditentukan oleh bertahap dan berkesinambungan program ini
%DQN 6DPSDK ³6UL :LOLV´ untuk dapat lebih mampu mengeluarkan output terbaik yang dapat
disiplin dikemudian hari. dicontoh oleh masyarakat luas maupun daerah-
b) Rendahnya mindset yang dimiliki daerah lain khususnya dalam hal kegiatan
masyarakat sekitar program pembangunan perkotaan ini.
Pemikiran masyarakat sekitar yang tidak
terbuka terhadap program pembangunan yang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1837-1843 | 1842
Daftar Pustaka
Anwas, Oos M. (2013) Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung, Alfabeta.
Heene, Aime. Dkk. (2010) Manajemen Strategi Keorganisasian Publik. Bandung, PT Refika Aditama.
Moloeng, Lexy J. (2005) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung, Remaja Rosdakarya.
Mardikanto, Totok dan Soebito, Poerwoko. (2013) Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Kebijakan Publik. Bandung, Alfabeta.
Noor, Irwan. (2013) Desain Inovasi Pemerintah Daerah. Malang, Universitas Brawijaya Press (UB
Press).
Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia dan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2012 dan Tahun 2012 Tentang Penguatan Sistem
Inovasi Daerah. Jakarta, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Prihandarini, Ririen. (2004) Manajemen Sampah (Daur Ulang Sampah Menjadi Pupuk Organik).
Jakarta, Perpod.
Sebastian, Yoris. (2014) Biang Inovasi. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Theresia, Aprilia. dkk (2014) Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung, Alfabeta.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Pasal 20 ayat 2 Tentang Pengurangan Sampah. Jakarta,
Kementerian Lingkungan Republik Indonesia.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1837-1843 | 1843

You might also like