Professional Documents
Culture Documents
1 Mei 2022
39
Abstract
In an effort to reduce the volume of waste and to create a clean city, Surabaya City
Government conducted a private-government partnership. The partnership exists between the
Green Open Space Cleaning Institution (DKRTH) and PT. Sumber Organik (SO). They use Build
Operate Transfer Cooperation Model to change the waste into electricity energy at Benowo,
Surabaya City. This partnership aims to overcome the waste problem in Surabaya. This
research uses qualitative method with data collection techniques of interviews, observation,
and documentation. The results of this study indicate that the government-private partnership
between DKRTH and PT. SO in managing waste into electricity at PLTSa Benowo Surabaya City
has been done effectively. There are 3 aspects that have been effective, namely monitoring
and implementation of partnerships, negotiation processes and equal roles, but the aspects
that have not been effective are transparency and commitment. In this case the author
provides recommendations to pay more attention to the public to get an information about
the management become electricity at PLTSa Benowo. Besides that, it needs to improve the
management more transparent to the public and tp increase the public trust to the parnership
I. Pendahuluan
Kota Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang menunjukkan kepadatan
penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya. Penduduk Surabaya berkembang sangat
pesat setiap tahunnya karena berbagai faktor yang dapat menyebabkan ketimpangan sosial,
di antaranya adalah kerusakan lingkungan, pemukiman padat penduduk dan aturan
kebersihan penduduk Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu penyebab timbulnya
masalah lingkungan. (Wiryono, PH, 2013).
Berdasarkan data pada tahun 2018 volume sampah yang dihasilkan warga Surabaya
mencapai 1600 ton/hari dan mengalami peningkatan 1000 ton ditahun 2019. Namun
memasuki tahun 2020 volume sampah menurun menjadi 1500ton/hari. Penurunan volume
sampah Surabaya sudah termasuk keseluruhan sampah yang ada di PLTSA, baik yang dibuang
oleh pemerintah, swasta, masyarakat. Sekitar 20% sampah mengalami penurunan perhari.
Walaupun sampah turun dalam perharinya perlu dilakukannya upaya dan inovasi untuk
menekan jumlah sampah dengan berbagai pemanfaatan dan kreatifitas yang diperlukan.
(Pemerintah Kota Surabaya, 2021).
Dalam mengatasi masalah anggaran pemerintah melakukan upaya berupa pola
kerjasama yang dinamakan Kerjasama Pemerintah Swasta. Pola ini memberikan keuntungan
dan maanfaat bagi para pihak sehingga dianggap mampu untuk mengatasi permasalahan
modal yang tidak dimiliki Pemerintah. Kemitraan Pemerintah Swasta, dengan fokus kajian
tata ruang model kerjasama Build Operate Transfer (BOT), yaitu bentuk perjanjian kebijakan
yang diadakan oleh pemerintah dengan pihak swasta merupakan perbuatan hukum oleh
badan atau pejabat tata usaha Negara yang menjadikan kebijakan publik sebagai objek
perjanjian.dalam pengelolaan sampah gerakan pemilahan dan daur ulang sampah belum
mampu mengurangi sampah secara signifikan. Oleh karena itu, perlu diterapkannya teknologi
pengolahan sampah yang dapat mengolah sampah secara cepat, signifikan dan ramah
lingkungan. Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) termasuk Proyek Strategis
Nasional (PSN), sesuai Perpres No. 58/2017 tentang Proyek Infrastruktur Strategis Nasional.
Dalam implementasinya, diatur dalam Perpres No. 35/2018, tentang Percepatan
Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik berbasis Teknologi Ramah
Lingkungan (Perpres Nomor 35 Tahun 2018, n.d.)
Pengelolaan sampah yang masih menggunakan program lama (pengumpulan,
pengangkutan, dan pembuangan akhir) berdampak buruk. Hal ini karena permasalahan
sampah yang semakin kompleks, terutama kesulitan mendapat tempat pembuangan akhir
serta berkembangnya jumlah dan ragam sampah diperkotaan. Guna mengatasi masalah ini,
Pemerintah Kota Surabaya menggunakan metode baru bernama Zero waste City, yang saat
ini sedang dikembangkan di banyak kota di Indonesia. Surabaya mulai menerapkan program
zero waste city, dengan menyerukan larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai.
Himbauan itu dipakai untuk menindaklanjuti Perda Kota Surabaya No. 1 tahun 2019 tentang
perubahan atas Perda Kota Surabaya No. 5 tahun 2014 tentang pengelolaan sampah dan
kebersihan di Kota Surabaya dan upaya pengendalian sampah (Suhendra et al., 2020).
Program Zero waste City ini diterapkan di Surabaya melibatkan masyarakat untuk
melakukan pengolahan sampah yaitu dengan implementasi Reuse, Reduce, dan Recycle (3R),
dan program ini cukup efektif untuk mengurangi sampah yang masuk hingga 20%. (Hidayah
et al., 2020). Berdasarkan latar belakang diatas, menunjukkan strategi Kemitraan Pemerintah
dan Swasta untuk mengatasi masalah pengolahan sampah di TPA Benowo, Kota Surabaya
dengan menggunakan model Build Operate Transfer (BOT). Pelaksananya adalah Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dengan pihak swasta PT. Sumber Organik yang
berjalan sesuai Kesepakatan. PT. Sumber Organik mempunyai wewenang penuh dalam
mengelola PLTSa Benowo selama 20 tahun dan akan kembali kepada Dinas Kebersihan dan
Pertanaman ketika kontrak sudah selesai.
Jurnal Aplikasi Administrasi Vol. 25 No. 1 Mei 2022
41
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah yaitu mengumpulkan sampah dari berbagai tempat ke suatu
tempat pengumpulan sampah, kemudian memisahkan sampah menurut jenisnya, lalu
langkah berikutnya dilakukan pembuangan akhir atau pemusnahan sampah (Suhendra et al.,
2020). Menurut UU 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, terdapat 2 kelompok utama
pengelolaan sampah, yaitu Pengurangan sampah (waste minimization), yang terdiri dari
pembatasan terjadinya sampah R1), guna ulang (R2) dan daur ulang (R3), Penanganan
sampah (waste handling), yang terdiri dari, Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan
pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah.
Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber
sampah ke tempat penampungan sementara atautempat pengolahan sampah terpadu.
Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat
penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju
ke tempat pemrosesan akhir. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi,
dan jumlah sampah. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman (Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 18, 2008).
Program Zero waste City
Zero waste adalah salah satu konsep paling progresif dalam pengelolaan sampah. Kota
kota besar dunia, seperti Adelaide, San Francisco dan Stockholm, mendeklarasikan diri
mereka bebas sampah dan berusaha menjadi yang pertama untuk mencapai tujuan mereka
dan menerapkan rezim tanpa sampah. Namun, penerapan konsep Zero waste pada sebuah
kota juga tidak kalah pentingnya dan bagaimana mengukur kinerja kota berdasarkan konsep
Zero.
Jurnal Aplikasi Administrasi Vol. 25 No. 1 Mei 2022
42
untuk produksi tenaga listrik, hasil produksi listrik, penumpukan sampah dalam setiap
pelaporan.
Komitmen Kemitraan Perjanjian kemitraan ini telah didasari dengan MOU Nomor
:658.1/4347/436.6.5/2012±Nomor :88/JBU-SO/8/201, Tanggal 8 Agustus 2012. yang telah
disepakati dan berkomitmen untuk memanfaatkan sampah yang sulit untuk diurai dan
dijadikan sebagai bahan utama energi listrik yang dijual kepada PLN.
Pengawasan Pelaksanaan Kemitraan
Kontrol Pelaksanaan Pihak pemerintah maupun swasta bekerja sama untuk mengontrol
pelaksanaan pengelolaan sampah agar sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan
jika terjadi kendala maka diselesaikan secara bersama dan profesional agar tidak saling
merugikan satu sama lain. Mengatur pendapatan dan pengeluaran Masing-masing pihak
pemerintah maupun swasta telah mengupayakan semaksimal mungkin untuk biaya
operasional pengelolaan sampah menjadi tenaga listrik di PLTSa Benowo Kota Surabaya.
Identifikasi mekanisme penggunaan prasaranaPihak pemerintah yang berperan sebagai
penyedia infrastruktur dan pihak swasta yang sepenuhnya mengelola PLTSa seperti
memperbarui prasarana lama dan membangun prasaran baru sesuai kebutuhan pengelolaan
sampah menjadi tenaga listrik di PLTSa Benowo Kota Surabaya.
Proses Negosiasi
Negosiasi Kemitraan Pemkot Surabaya kesulitan dalam anggaran dana yang harus
menggandeng pihak ketiga untuk melakukan kemitraan dengan PT.Sumber Organik sebagai
pemenang tender.
Kesetaraan peran dalam Kemitraan
Pembagian Peran Pembagian peran antara DKRTH dengan PT.Sumber Organik sebagai
pihak yang menjalankan kemitraan pemerintah swasta sudah setara untuk menjalankan
progres pengelolaan sampah menjadi tenaga listrik di PLTSa Benowo Kota Surabaya.
Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan dilakukan bersama dalam membuat suatu
forum yang dihadiri oleh beberapa pihak yang bersangkutan dalam kemitraan pemerintah
swasta untuk pengelolaan PLTSa Benowo untuk menghadapi kendala kendala yang terjadi
dalam pengelolaan sampah menjadi tenaga listrik di PLTSa Benowo Kota Surabaya.
berhasil karena volume sampah Kota Surabaya dapat menurun akibat pengelolaan sampah
menjadi tenaga listrik dan tidak ada bau sampah yang dapat mengganggu aktivitas
masyarakat sekitar. Akan tetapi, program zero waste ini tidak aktif di PLTSa Benowo dan
hanya sebagai acuan dalam pengelolaan sampah yang menggunakan teknologi gasification
power plant supaya dapat mendaur ulang sampah dengan maksimal.
Saran
Pihak pemerintah maupun swasta lebih memperhatikan masyarakat supaya bisa
mengakses informasi mengenai pengelolaan sampah di PLTSa Benowo untuk lebih
transparansi kepada masyarakat; Melebarkan akses jalan menuju ke PLTSa Benowo karena
truk sampah yang berkapasitas banyak dan sering keluar masuknya truk serta saling
bersimpangan agar dapat melancarkan proses pengiriman sampah ke PLTSa Benowo;
Memperhatikan mesin produksi untuk menghasilkan energi listrik dengan cara membuat
jadwal maintenance secara berkala untuk menghindari kerusakan mesin dan membuat
kelancaran dalam pekerjaan; penelitian selanjutnya untuk tidak mengkaji tentang program
zero waste di PLTSa Benowo karena program tersebut tidak aktif dan saya sarankan untuk
mengkaji tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenisnya dengan studi
pengelolaan kemitraan antara DKRTH Kota Surabaya dengan PT.Sumber Organik di PLTSa
Benowo Kota Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, N. laily, Kushardjo, B., & Murti, I. (2020). Efektivitas Penerapan Program Zero Waste
City di Kota Surabaya.
Mulyani.S. (2017). “Pengelolaan Kerjasama Publik dan Swasta dalam Pengelolaan Parkir di
Objek Wisata Taman Kyai Langgeng Kota Magelang.”
Jurnal Administrasi Publik dan Pemerintahan Daerah, 1, 37–45.
https://doi.org/http://dx.doi.or g/10.31002/jpalg.v1i1.443
Murtadho, I., & Rozqin, A. (2018).“Public Governance Perspective to Adressing Development
Problems in Surabaya City.” 241(IcoSaPS), 109–114. https://doi.org/10.2991/icosap s
18.2018.26
Pemerintah Kota Surabaya. (2021). Peringati HPSN Tahun 2021, Pemkot Surabaya Terima
Penghargaan Kinerja Pengurangan Sampah dari KLHK. https://www.surabaya.go.id/i
d/berita/58910/peringati hpsn tahun 2021
Perpres Nomor 35 Tahun 2018. (n.d.). https://peraturan.bpk.go.id/H
ome/Details/73958/perpres no35 tahun 2018
Pradana, A. E. (2020). Kerjasama pemerintah swasta dalam rangka pengelolaan sampah
menjadi tenaga listrik di TPA Jatibarang kota Semarang. 3(2), 130–144.
Sugiyono. (2011). Metoda Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT Alfabeta.
Suhendra, A. D., Asworowati, R. D.,& Ismawati, T. (2020). “Sistem Pengelolaan Sampah Pasar
Pagesangan Kota Mataram [Universitas Muhammadiyah Mataram].” Akrab Juara (Vol.5,
Issue1). http://www.akrabjuara.com/i ndex.php/akrabjuara/article/vi ew/919
Surabaya, L. B., Pusat, B., Kota, S., Penduduk, J., Surabaya, K., & Surabaya, P. K. (2016). No
Title. 1–12.
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18. (2008).
Wiryono, PH, D. (2013). “Pengantar Ilmu Lingkungan.” pertelin media.
http://repository.unib.ac.id/20386/1/pengantar ilmu lingkungan wiryono online.pdf