You are on page 1of 10

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN

SWASTA (PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP) DALAM PENGELOLAAN


SAMPAH DI TPA JATIBARANG
(STUDI KASUS KERJASAMA PEMERINTAH KOTA SEMARANG
DENGAN PT. NARPATI)

Dwi Arini Setyawati1), Hartuti Purnaweni1, 2)


1)
Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,
Universitas Diponegoro
2)
Magister dan Doktor Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Universitas
Diponegoro
email: ariririnist@gmail.com

ABSTRACT
Partnership of Semarang City Government with PT. Narpati in waste management
at Jatibarang dumpsite runs for 25 years counted since 2007 until 2032, but the
waste volume at Jatibarang until now does not significantly reduced because the
waste that processed by PT. Narpati only 250-350 tons (27%-38%) of the total
overall amount of waste that goes to Jatibarang that is around 850-900 tons per
day. Reports of the work of government agencies (LKj-IP) Semarang City in 2015
mentioned that this partnership did not reach the target with 0% achievments. The
purpose of this research is to analyze the implementation of public private
partnership in waste management at Jatibarang dumpsite (case study the
partnership of Semarang City Government with PT. Narpati). This research uses
qualitative descriptive method. To find out how the implementation of this policy,
it uses the theory of 5 accuracy by Riant Nugroho which is policy accuracy,
implementation accuracy, target accuracy, environmental accuracy and process
accuracy. The results of this research shown that the implementation of this
partnership policy has not been right nor the policy process. The relationship
between Investment & One-Door Integrated Service Office with PT. Narpati less
running smoothly because PT. Narpati did not fulfill its obligations to pay
contributions. Recommended treat for these problems should be; the newest
policy addendum which regulates delinquent contributions, the government must
be more facilitative and responsive to helping PT. Narpati, the Government must
encourage PT. Narpati as a private sector that wants to cooperate in this type of
business that isn’t great demand and hasn’t a large profit value to continue to
partnership in managing waste in the Jatibarang dumpsite because in this
partnership the Government is more need help from PT. Narpati.
.Keywords : Waste, Policy Implementation, Public Private Partnership
PENDAHULUAN saat ini menyadari bahwa
menghadapi jumlah sampah yang
A. Latar Belakang semakin meningkat akan menguras
Sampah menjadi salah satu anggaran. Maka salah satu langkah
permasalahan lingkungan hidup yang yang dilakukan untuk mengelola
mendasar dan semakin sulit sampah di Kota Semarang yaitu
ditangani di seluruh wilayah melalui kegiatan kerjasama dan
Indonesia, termasuk permasalahan di kemitraan seperti yang tertera pada
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun
yang selalu menjadi tantangan bagi 2012 Tentang Pengelolaan Sampah
Pemerintah Daerah. Begitu pula yang Bab IX. Kegiatan kemitraan dan
terjadi di kota-kota besar. Dikutip kerjasama tersebut dapat berupa
dari Purnaweni (2004), sampah di kerjasama kerjasama antar
kota dan pinggiran kota, yang sangat pemerintah daerah atau kemitraan
potensial merupakan sumber antara pemerintah dengan swasta
pencemaran, merupakan masalah yang lebih dikenal dengan sebutan
pelik yang harus dihadapi oleh para Public Private Partnership (PPP).
birokrat dalam manajemen publik. Menurut Amirullah dalam
Salah satunya yang terjadi di Kota (Irianti, 2011) sebagaimana dikutip
Semarang yang merupakan ibukota dari penelitian Pranata (2015) Public
Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Private Partnership adalah
info Badan Pusat Statistik (BPS) kerjasama pemberian sebagian
tahun 2015 yang dikutip dari kewenangan pemerintah kepada
penelitian Febryanti (2017) sektor swasta untuk melaksanakan
disebutkan bahwa volume rata-rata sebagian atau seluruh kegiatan
timbunan sampah harian Kota pembangunan dan atau
Semarang pada tahun 2013 sebesar pengoperasian infrastruktur.
3.744 m3/hari, sedangkan untuk Selain itu, menurut Kurdi (2004)
tahun 2015 mengalami peningkatan yang dikutip dari penelitian
sebesar 11,52%, yaitu sebesar Raharjanto (2011) terdapat beberapa
4.209m3/hari. Data dari Unit tujuan pemerintah menggalakan
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) partisipasi pihak swasta dalam pola
TPA Jatibarang menyebutkan bahwa kerjasama pemerintah dengan swasta
untuk tahun 2016 produksi sampah di antaranya adalah mendapatkan
Kota Semarang meningkat lagi modal untuk mengatasi masalah
menjadi 5080 m3/hari. pembiayaan dalam pembangunan
Pengelolaan sampah di TPA insfrastruktur, memperbaiki
Jatibarang yang menjadi bagian dari pengelolaan sumber daya alam dan
pengelolaan sampah di Kota sarana pelayanan, selain itu juga alih
Semarang ini diatur dalam Peraturan teknologi, memperluas dan
Daerah Nomor 6 Tahun 2012 mengembangkan layanan bagi
Tentang Pengelolaan Sampah. pelanggan serta meningkatkan
Menurut Soekmana (2010) efisiensi operasional.
dikutip dari penelitian Fatah, A., Salah satu bentuk Public Private
Taruna, T., Purnaweni, H. (2013) Partnership yang telah dilakukan
pemerintah kota di seluruh tanah air
Pemerintah Kota Semarang yaitu Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
kerjasama dengan PT. Narpati Pintu (DPMPTSP) disebutkan bahwa
Agung Karya Persada Lestari dalam DPMPTSP sebagai unsur pelaksana
memanfaatkan sampah dari TPA urusan pemerintahan bidang
Jatibarang untuk diolah menjadi penanaman modal dan
pupuk organik. menyelenggarakan pelayanan
terpadu satu pintu di Kota Semarang
Kerjasama antara Pemerintah
yang ikut menangani kegiatan
Kota Semarang dengan PT. Narpati
kerjasama antara Pemerintah Kota
terhitung sudah berjalan selama 10
Semarang dengan PT. Narpati dalam
tahun sejak 14 November 2007
pengelolaan sampah di TPA
hingga sekarang, namun kerjasama
Jatibarang pun telah mengeluarkan
ini belum mampu mengurangi
surat peringatan ketiga terkait
volume sampah di TPA Jatibarang
penunggakan pemenuhan kontribusi
secara signifikan. Hal tersebut terjadi
yang dilakukan oleh PT.Narpati
lantaran sampah yang masuk ke Unit
tersebut.
Pabrik Pengolahan Sampah Organik
milik PT. Narpati hanya 250 - 350 Hal ini menarik sebagai kajian
ton dari total keseluruhan sampah Administrasi Publik, sehingga dalam
yang masuk ke TPA Jatibarang. penelitian ini dianalisis mengenai
Total bersih sampah yang terolah Implementasi Kebijakan Kerjasama
pun tidak sebesar itu. Seperti yang Pemerintah dengan Swasta (Public
dikutip dari Purnaweni (2017) Private Partnership) dalam
disebutkan bahwa setiap harinya, Pengelolaan Sampah di TPA
sampah yang dibuang ke TPA Jatibarang (Studi Kasus Kerjasama
Jatibarang sekitar 850 ton, dan hanya Pemerintah Kota Semarang dengan
sekitar 150 ton yang dapat diolah PT. Narpati)
menjadi kompos.
B. Tinjauan Pustaka
Laporan Kerja Instansi
Pemerintah (LKj-IP) Kota Semarang Administrasi Publik
tahun 2015 juga menyatakan bahwa
Menurut Chandler dan Plano dalam
kerjasama dengan PT. Narpati ini
Pasolong 2011 : 7), administrasi
tidak mencapai target dan
publik adalah proses dimana sumber
capaiannya 0% dikarenakan sampai
daya dan personel publik diorganisir
dengan tahun 2015 pihak PT. Narpati
dan dikoordinasikan untuk
belum memenuhi kewajibannya yaitu
memformulasikan, mengimplemen-
membayar kontribusi kepada pihak
tasikan, dan mengelola (manage)
Pemerintah Kota Semarang,
keputusan-keputusan dalam kebija-
sehingga arus Pendapatan Asli
kan publik.
Daerah (PAD) yang masuk ke
Pemerintah Kota Semarang menjadi George J. Gordon dalam Syafiie
terhambat. (2006:25) mengemukakan bahwa
Administrasi Publik dapat
Berdasarakan keterangan dari
dirumuskan sebagai seluruh proses
Staff Seksi Pengendalian Penanaman
baik yang dilakukan organisasi
Modal Bidang Potensi dan Promosi
maupun perseorangan yang berkaitan
Penanaman Modal Dinas Penanaman
dengan penerapan atau pelaksanaan (encompasses) semua tindakan oleh
hukum dan peraturan yang perorangan atau kelompok publik
dikeluarkan oleh badan legislatif, dan privat yang diarahkan pada
eksekutif serta pengadilan/yudikatif. perwujudan kebijakan.
Jadi, administrasi publik Hal yang perlu diperhatikan
merupakan suatu kegiatan terencana dalam implementasi kebijakan publik
yang dilakukan oleh pemerintah yaitu prinsip-prinsip dasar mewujud-
untuk masyarakat dalam hal kan implementasi kebijakan yang
memberikan pelayanan yang baik efektif yang dikemukakan oleh Riant
sesuai dengan kebutuhan publik yang Nugroho (2014:686-688), yaitu : (1)
dilakukan dengan merumuskan Ketepatan Kebijakan, (2) Ketepatan
sebuah kebijakan yang berorientasi Pelaksana, (3) Ketepatan Target, (4)
pada kesejahteraan masyarakat. Ketepatan Lingkungan, (5) Ketepa-
tan Proses.
Kebijakan Publik
Harlod D. Laswell dan Abraham C. Operasionalisasi Konsep
Kaplan dalam Suwitri (2009:6)
mengartikan kebijakan sebagai suatu Fenomena yang digunakan peneliti
program pencapaian tujuan, nilai- untuk menganalisis implementasi
nilai dan praktek-praktek yang kebijakan kerjasama pemerintah
terarah. dengan swasta (Public Private
Partnership) dalam pengelolaan
Menurut Peterson dalam Keban sampah di TPA Jatibarang (studi
(2008:61), kebijakan publik secara kasus kerjasama Pemerintah Kota
umum dilihat sebagai aksi Semarang dengan PT. Narpati)
pemerintah dalam menghadapi berpedoman pada teori “Lima Tepat”
masalah dengan mengarahkan oleh Riant Nugroho yang perlu
perhatian terhadap “siapa mendapat dipenuhi, yaitu:
apa, kapan dan bagaimana”.
(1) Ketepatan kebijakan. Hal ini
Jadi, kebijakan publik adalah dilihat dari kesesuaian kebijakan
pola tindakan yang ditetapkan oleh kerjasama pemerintah dengan swasta
pemerintah dan terwujud dalam (Public Private Partnership) dalam
bentuk peraturan perundang- pengelolaan sampah di TPA
undangan dalam rangka Jatibarang (studi kasus kerjasama
penyelenggaraan pemerintahan Pemerintah Kota Semarang dengan
Negara. PT.Narpati) dengan karakter masalah
Implementasi Kebijakan Publik yang akan di analisis serta sejauh
mana kebijakan kerjasama
Bernadine R. Wijaya dan Susilo pemerintah dengan swasta (Public
Supardjo dalam Pasolong (2011 : Private Partnership) dalam
57), mengatakan bahwa implemen- pengelolaan sampah di TPA
tasi adalah proses mentransformasi- Jatibarang (studi kasus kerjasama
kan suatu rencana ke dalam praktek. Pemerintah Kota Semarang dengan
Menurut Van Meter & Van Horn PT. Narpati) dapat memecahkan
dalam Hamdi (2014 : 99), masalah yang akan dipecahkan.
implementasi kebijakan mencakup
(2) Ketepatan Pelaksana. Aspek ini massa terhadap kebijakan kerjasama
dilihat dari aktor/pelaksana kebijakan pemerintah dengan swasta (Public
kerjasama pemerintah dengan swasta Private Partnership) dalam
(Public Private Partnership) dalam pengelolaan sampah di TPA
pengelolaan sampah di TPA Jatibarang (studi kasus kerjasama
Jatibarang (studi kasus kerjasama Pemerintah Kota Semarang dengan
Pemerintah Kota Semarang dengan PT. Narpati).
PT. Narpati) dan keterlibatan (5) Ketepatan Proses. Aspek ini
aktor/pelaksana kebijakan dalam dilihat melalui pemahaman para
pelaksanaan kebijakan kerjasama pelaksana kebijakan dalam
pemerintah dengan swasta (Public melaksanakan kebijakan kerjasama
Private Partnership) dalam pemerintah dengan swasta (Public
pengelolaan sampah di TPA Private Partnership) dalam
Jatibarang (studi kasus kerjasama pengelolaan sampah di TPA
Pemerintah Kota Semarang dengan Jatibarang (studi kasus kerjasama
PT. Narpati). Pemerintah Kota Semarang dengan
(3) Ketepatan Target. Untuk hal ini PT. Narpati), pemahaman pelaksana
dilihat dari kejelasan target kebijakan tentang bentuk dari kebijakan
kerjasama pemerintah dengan swasta kerjasama pemerintah dengan swasta
(Public Private Partnership) dalam (Public Private Partnership) dalam
pengelolaan sampah di TPA pengelolaan sampah di TPA
Jatibarang (studi kasus kerjasama Jatibarang (studi kasus kerjasama
Pemerintah Kota Semarang dengan Pemerintah Kota Semarang dengan
PT. Narpati) dan kriteria PT. Narpati) dan kesiapan para
terpenuhinya target kebijakan pelaksana dalam melaksanakan
kerjasama pemerintah dengan swasta kebijakan kerjasama pemerintah
(Public Private Partnership) dalam dengan swasta (Public Private
pengelolaan sampah di TPA Partnership) dalam pengelolaan
Jatibarang. sampah di TPA Jatibarang (studi
kasus kerjasama Pemerintah Kota
(4) Ketepatan Lingkungan. Dalam
hal ini dilihat melalui interaksi antara Semarang dengan PT. Narpati).
Pemerintah Kota Semarang melalui D. Metode Penelitian
melalui Dinas Penanaman Modal &
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Penelitian ini menggunakan metode
Dinas Lingkungan Hidup Kota deskriptif kualitatif dengan
Semarang, UPTD TPA Jatibarang menggunakan teknik purposive
serta PT. Narpati dengan instansi- sampling untuk melakukan
instansi lain yang terkait dalam pemilihan informan. Adapun yang
kebijakan kerjasama pemerintah menjadi informan tersebut yaitu : (1)
dengan swasta (Public Private Kepala UPTD TPA Jatibarang Dinas
Partnership) dalam pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Semarang,
sampah di TPA Jatibarang (studi (2) Pengawas Lapangan TPA
kasus kerjasama Pemerintah Kota Jatibarang Dinas Lingkungan Hidup
Semarang dengan PT. Narpati) serta Kota Semarang, (3) Staff Seksi
tanggapan masyarakat atau media Operasional Bidang Pengelolaan
Sampah Dinas Lingkungan Hidup diperlukan karena melihat adanya
Kota Semarang, (4) Staff Seksi kesesuaian kebijakan yang dibuat
Pengendalian Penanaman Modal dengan permasalahan yang ada.Hal
Bidang Potensi & Promosi itu diperkuat oleh keterangan dari
Penanaman Modal Dinas Penanaman Kepala UPTD TPA Jatibarang yang
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu mengungkapkan bahwa kebijakan
Pintu Kota Semarang, (5) Staff kerjasama ini diperlukan karena
Bagian Produksi PT. Narpati, (6) bagaimanapun juga PT. Narpati ini
Masyarakat lokal TPA Jatibarang, sangat membantu mengurangi
(7) Masyarakat umum Kota sampah organik TPA Jatibarang. Jadi
Semarang. kerjasama ini merupakan salah satu
pengelolaan sampah yang skalanya
Pengumpulan data dilakukan
kota, bukan lagi ukuran 3R (Recycle,
dengan meggunakan wawancara,
Reuse,Reduce) di tingkat Tempat
observasi di lingkungan TPA
Pengolahan Sampah Terpadu
Jatibarang dan dokumentasi,
(TPST). Kalau TPST skalanya
sedangkan teknik yang digunakan
adalah skala wilayah, yaitu
dalam proses pengolahan data yaitu
kelurahan. Kerjasama ini sudah skala
melalui proses reduksi data,
kota karena PT. Narpati produksinya
penyajian dan penarikan kesimpulan.
sudah skala besar. Akan tetapi secara
Teknik uji validitas data yang
keseluruhan kebijakan kerjasama ini
digunakan dalam penelitian ini
belum mampu memecahkan ataupun
berdasarkan teknik pemeriksaan
menyelesaikan masalah sampah yang
triangulasi sumber.
ada di TPA Jatibarang secara 100%
PEMBAHASAN karena pada kenyataannya volume
sampah yang masuk ke TPA
Dalam melakukan analisis Jatibarang memang cukup besar dan
implementasi kebijakan kerjasama tidak sebanding dengan kemampuan
pemerintah dengan swasta (public PT. Narpati dalam mengolah sampah
private partnership) dalam menjadi pupuk organik. Dari
pengelolaan sampah di TPA keseluruhan sampah yang masuk ke
Jatibarang (studi kasus kerjasama TPA Jatibarang kurang lebih 850 ton
Pemerintah Kota Semarang dengan hingga 900 ton, maksimal hanya 350
PT. Narpati berpedoman pada teori ton sampah yang diolah oleh PT.
“Lima Tepat” oleh Riant Nugroho, Narpati menjadi pupuk organik.
maka prinsip-prinsip dasar yang
digunakan untuk mewujudkan (2) Ketepatan Pelaksana
implementasi kebijakan yang efektif Pada dasarnya Dinas
yaitu melalui : Lingkungan Hidup Kota Semarang
ditunjuk oleh Pemerintah Kota
(1) Ketepatan Kebijakan
Semarang lantaran dinas ini bergerak
Hasil penelitian menunjukkan langsung dalam ranah pengelolaan
bahwa kebijakan kerjasama antara sampah di TPA Jatibarang. Namun,
Pemkot Semarang dengan PT. tupoksi yang dilimpahkan hanya
Narpati dalam pengelolaan sampah sebatas pengawas teknis di lapangan
di TPA Jatibarang ini memang dimana menjalankan peran
koordinasi atas kebutuhan teknis di Masyarakat Kota Semarang secara
lapangan serta kontrol lapangan, umum tidak terlalu menunjukkan
sedangkan Dinas Penanaman Modal peran dalam berjalannya kerjasama
dan Pelayanan Terpadu Satu pintu tersebut. Peran masyarakat umum
berperan sebagai pihak yang lebih kepada penanganan sampah
melakukan pengawasan dan sebelum sampah itu masuk ke TPA
pengendalian terhadap kerjasama sehingga memudahkan keberjalanan
yang dilakukan oleh Pemkot tugas pengolahan di TPA.
Semarang dengan PT. Narpati.
(3) Ketepatan Target
Pengawasan dan pengendalian yang
dimaksud juga spesifik dilihat dari Ketepatan target yang dimaksud
segi pemenuhan kewajiban untuk disini terbagi ke dalam 2 sisi, dilihat
pembayaran kontribusi oleh pihak dari target apa yang ingin dicapai
swasta. dan diperuntukkan untuk siapa
kebijakan tersebut dibuat. Target dari
Peran dari PT. Narpati dalam adanya kebijakan kerjasama antara
kebijakan kerjasama antara Pemkot Pemkot Semarang dengan PT.
Semarang dengan swasta memang Narpati dalam pengelolaan sampah
sudah sangat jelas. PT. Narpati di TPA Jatibarang sudah sangat jelas,
sendiri sebagai mitra Pemkot yaitu adanya pengurangan sampah di
Semarang menjalankan peran TPA Jatibarang sebesar 350 ton tiap
sebagai pengelola sampah di TPA harinya untuk diolah menajdi pupuk
Jatibarang untuk diolah. Hal tersebut organik. Hal tersebut di dukung oleh
dipaparkan oleh perwakilan dari PT. pernyataan dari Kepala UPTD TPA
Narpati yang menyebutkan bahwa
Jatibarang yang menyebutkan bahwa
PT. Narpati berperan hanya sebatas target dari adanya kerjasama ini
pengelola. Peran PT. Narpati sangatlah simpel, Pemkot Semarang
melakukan pengelolaan sampah hanya ingin ada pengurangan
menjadi pupuk. Produk akhirnya sampah di TPA Jatibarang karena
granul yang dikerjasama jual kan mencari lahan TPA baru tidak
dengan Petro Kimia Gresik. Karena mudah. Sementara itu Staff Seksi
pupuk ini adalah pupuk subsidi, Operasional Bidang Pengelolaan
maka Narpati hanya bisa menjualnya Sampah dari Dinas Lingkungan
kepada Petrokimia Gresik, Hidup Kota Semarang mengatakan
sedangkan RDF (Refuse Derived bahwa target yang utama
Fuel) merupakan olahan prioritasnya ada pada pengurangan
anorganiknya yang merupakan sampah. Selanjutnya efek dari
produk sampingan. Bahan bakar
pengurangan sampah tersebut yaitu
alternatif tersebut biasanya yang adanya PAD yang masuk ke Pemkot
menggunakan adalah perusahan- karena dalam kerjasama tersebut ada
perusahaan industri yang besar kontribusi yang harus dibayarkan PT.
seperti pabrik semen dan hanya di Narpati ke Pemkot Semarang.
buat jika ada pesanan.
Disisi lain, masyarakat memiliki Target sasaran yang dimaksud
peran dalam membantu PT. Narpati dari adanya kebijakan kerjasama ini
mengolah sampah melalu adalah masayarakat Kota Semarang.
kontribusinya sebagai pekerja disana. Pengurangan sampah di TPA
Jatibarang yang dilakukan melalui itu dari pihak pemerintah, swasta dan
kerjasama ini secara tidak langsung masyarakat telah memahami dan
juga dapat meminimalisir polusi menerima adanya kebijakan
lingkungan dari sampah yang kerjasama ini. Para pelaksana
ditimbun di TPA Jatibarang sehingga kebijakan telah memahami isi dari
tentunya memberikan manfaat bagi kebijakan kerjasama ini meskipun
seluruh warga masyarakat Kota beberapa pihak pelaksana secara
Semarang. tidak mengetahui isinya secara detail
lantaran dokumen kontrak kerjasama
(4) Ketepatan Lingkungan
anatara Pemkot Semarang dengan
Berdasarkan hasil penelitian, PT. Narpati ini bersifat privat dan
lingkungan internal kebijakan ini dipegang oleh pusat.
sudah berjalan baik. Hal itu
Secara teknis pun dapat
dibuktikan dengan interaksi Dinas
dikatakan selama ini memang tidak
Lingkungan Hidup dengan UPTD
ada kendala yang cukup berarti,
TPA Jatibarang yang selalu terjalin
namun satu kendala yang
dengan baik.Tugas antara satu
menjadikan kebijakan kerjasama ini
dengan yang lain pun memang
bersifat dilema yaitu terlihat pada
sangat berkaitan, selain itu dalam
kesiapan pihak PT. Narpati itu
rangka koordinasi dengan PT.Narpati
sendiri dalam menjalani kerjasama
pun berjalan baik. Dinas Penanaman
ini. PT.Narpati belum mampu
Modal & Pelayanan Terpadu Satu
memenuhi kewajiban yang sudah
Pintu pun rutin melakukan
tertera dalam Surat Perjanjian
koordinasi dengan Dinas Lingkungan
Kerjasama Nomor : 568.1 / 21 Tahun
Hidup dan UPTD TPA untuk
2007 Tentang Kerjasama Peman-
menginformasikan kabar terkait PT.
faatan dalam Rangka Pengolahan
Narpati. Koordinasi yang dilakukan
Sampah Menjadi Pupuk Organik di
oleh pihak internal ini dapat
Kota Semarang untuk secara rutin
dikatakan sudah berjalan baik karena
membayarkan kontribusi sebesar Rp.
selalu ada komunikasi yang terjalin
580.000.000 per tahunnya kepada
dan cukup sering dilakukan.
pihak pemerintah. Hal tersebut
Dari segi lingkungan eksternal, menunjukkan ketidaksiapan pihak
media massa pun cukup berperan Narpati dalam melaksanakan
dalam membentuk opini publik baik kebijakan kerjasama ini.
itu yang bersifat positif dan negatif.
Opini yang bersifat positif yaitu PENUTUP
berita-berita yang menunjukkan
apresiasi terhadap adanya Setelah dilakukan pembahasan
pengurahan sampah di TPA mengenai kebijakan kerjasama
Jatibarang sehingga pemerintah pemerintah dengan swasta dalam
sangat terbantu dalam hal pengelolaan sampah di TPA
pengelolaan sampah kota. Jatibarang (studi kasus kerjasama
Pemkot Semarang dengan
(5) Ketepatan Proses PT.Narpati) dapat disimpulkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerjasama tersebut dianggap
bahwa para pelaksana kebijakan baik belum optimal dalam
pelaksanaannya, walaupun dalam pada dasarnya kerjasama dalam hal
beberapa aspek telah berjalan dengan pengelolaan sampah ini merupakan
baik dan sesuai. hal yang bagus untuk Kota
Semarang, sehingga apabila
Adapun aspek-aspek yang
kerjasama ini berjalan baik maka
dianggap masih belum sesuai dan
Kota Semarang sebgai ibukota Jawa
belum berjalan dengan baik sehingga
Tengah dapat dijadikan model oleh
berakibat pada kurang optimalnya
daerah-daerah lain dalam hal
implementasi kebijakan kerjasama
kerjasama pengelolaan sampah
antara Pemkot Semarang dengan PT.
dengan swasta.
Narpati dalam pengelolaan sampah
di TPA Jatibarang ini yakni (3) Bisnis kerjasama terkait sampah
mengenai ketepatan kebijakan dan bukanlah jenis bisnis yang diminati
ketepatan proses, sedangkan aspek dan bernilai keuntungan besar, maka
ketepatan pelaksana, ketepatan target pihak Pemerintah harus mendorong
dan ketepatan lingkungan sudah PT.Narpati sebagai pihak swasta
berjalan dengan baik dan sesuai yang mau bekerjasama dalam bidang
dalam mendukung pelaksanaan sampah ini untuk terus bekerjasama
kebijakan kerjasama pemerintah mengelola sampah di TPA Jatibarang
dengan swasta (public private karena dalam kerjasama ini pihak
partnership) dalam pengelolaan Pemerintah adalah pihak yang lebih
sampah di TPA Jatibarang untuk membutuhkan bantuan PT. Narpati.
studi kasus kerjasama Pemkot
Semarang dengan PT. Narpati. DAFTAR PUSTAKA

Rekomendasi terhadap permasa- Fatah, A., Taruna, T., Purnaweni, H.


lahan implementasi kebijakan (2013). Konsep Pengelolaan
kerjasama pemerintah dengan swasta Sampah Berbasis Teologi,
(public private partnership) dalam Jurnal, Semarang : Program
pengelolaan sampah di TPA Studi Ilmu Lingkungan,
Jatibarang untuk studi kasus Program Pascasarjana,
kerjasama Pemkot Semarang dengan Universitas Diponegoro
PT. Narpati yang diberikan yaitu : Febryanti, Indira. 2017.
(1) Perlunya dibuat addendum Implementasi Kebijakan
kembali yang isinya menyesuaikan Penanganan Sampah di Kota
konteks permasalahan yang terjadi, Semarang Berdasarkan
yaitu solusi terkait permasalahan Peraturan Daerah Kota
pembayaran kontribusi beserta Semarang Nomor 6 Tahun 2012
dendanya oleh PT. Narpati kepada Tentang Pengelolaan Sampah,
Pemkot Semarang agar permasalahan Skripsi, Semarang : Fakultas
tersebut tidak berkepanjangan dan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
tidak menimbulkan kegagalan Universitas Diponegoro
kerjasama nantinya. Keban, Yeremias.T. 2008. Enam
2) Pihak Pemerintah harus berperan Dimensi Strategis Administrasi
lebih fasilitatif dan tanggap Publik (Konsep, Teori dan Isu).
membantu pihak PT. Narpati karena Yogyakarta : Gava Media
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Suwitri, Sri. 2009. Konsep Dasar
Kota Semarang Tahun 2015 Kebijakan Publik. Semarang :
Badan Penerbit Universitas
Nugroho, Riant. 2014. Public Policy.
Diponegoro
Jakarta : PT Elex Media
Komputindo. Syafiie, Inu Kencana. 2006. Ilmu
Administrasi Publik. Jakarta :
Pasolong, Harbani. 2011. Teori
Rineka Cipta
Administrasi Publik. Bandung :
Alfabeta
Peraturan Daerah Kota Semarang
Nomor 6 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah
Pranata, Yadi. 2015. Kerjasama
Pemerintah dengan Swasta
(Studi Kasus Pengelolaan Parkir
di Kota Pekanbaru), Jurnal,
Riau : Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Riau
Purnaweni Hartuti. 2004.
Implementasi Kebijakan
Lingkungan di Indonesia :
Hambatan dan Tuntutan,
DIALOGUE Jurnal Ilmu
Administrasi dan Kebijakan
Publik
Purnaweni, Hartuti. 2017. Bom
Waktu Sampah, Artikel
Pengamat. Dalam
https://gagasanhukum.wordpres
s.com/2017/02/23/bom-waktu-
sampah/ diakses pada 26
September 2018
Raharjanto, Yunanda. 2011. Model
Kerjasama Pemerintah-Swasta
dalam Peningkatan Kapasitas
Jalur Kereta Api Jabodetabek,
Tesis, Depok : Fakultas Teknik ,
Universitas Indonesia
Surat Perjanjian Nomor : 568.1 / 21
Tahun 2007 Tentang Kerjasama
Pemanfaatan dalam Rangka
Pengolahan Sampah Menjadi
Pupuk Organik di Kota
Semarang

You might also like