You are on page 1of 13

SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH DI TEMPAT PEMBUANGAN

AKHIR (TPA) MUARA FAJAR KOTA PEKANBARU


OLEH :
Aliamin Tabrani Husain
(ali.amieno@gmail.com)
Pembimbing : Abdul Sadad, S.Sos, Msi

Jurusan Ilmu Administrasi ± Program Studi Ilmu Administrasi Negara


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293,
Telp/Fax (0761)63277

Abstract

The amount of waste that goes into location end disposal Muara Fajar
Pekanbaru City reached everyday 450,000 kg. Implementation Processing of waste in the
location end disposal Muara Fajar Pekanbaru City use sanitary landfill system, sanitary
landfill system is pilling up waste with systematic. implementation of the sanitary landfill
system is to have positive and negative impacts for communities around location end
disposal Muara Fajar Pekanbaru City. The purpose of the research for understand how
to implementation waste processing system in the location end disposal Muara Fajar
Pekanbaru City, and for understand influence factor waste processing system in the
location end disposal Muara Fajar Pekanbaru City.
This research was conducted in the location end disposal Muara Fajar District
Rumbai Pekanbaru City, uses qualitative research methods to the study of descriptive
data. In data collection uses observation technique and interview. The research use
concept of the theory Jogiyanto author of system, system is some horde integration
mutual element to achieve specific goals. The elements that represent a system in general
is the input, processing, and output output. In this type system exist of one or more inputs
to be processed and will produce an output.
The result of this research inferential that waste system processing in the location
end disposal Muara Fajar Pekanbaru City yet fully run well, because of weak
supervision toward worker. Starting from input to output in the form of environmental
pollution impact on soil and ground water sources in the area location end disposal
Muaara Fajar Kota Pekanbaru if not properly managed in the long term. Infuence factor
implementation of the waste processing system in the location end disposal Muara Fajar
Pekanbaru City is lack of human resources is not adequate in terms of quantity and
quality, then the infrastructure that is not supported by the activities of maintenance and
repair tool, so that the waste processing system in the location end disposal Muara
Fajar pekanbaru City hampered because of the condition of the damaged equipment.

Kata Kunci : System, Processing

JOM FISIP Vol. 3 No. 1 Februari 2016 Page 1


PENDAHULUAN pendidikan, dan dapat kita prediksi
akan muncul permasalahan baru yang
Menurut Undang-undang RI No dihadapi kota Pekanbaru salah satunya
18 Tentang Pengelolaan Sampah Pasal permasalahan kebersihan ataupun
1 sampah adalah sisa kegiatan sehari- sampah. Sampah menurut Perda Kota
hari manusia dan/proses alam yang Pekanbaru Nomor 4 tahun 2000
berbentuk padat. Undang-Undang Tentang Retribusi Sampah BAB I Pasal
tersebut bertujuan agar pengelolaan satu adalah segala barang/benda atau
sampah dapat memberikan manfaat bahan yang telah berubah baik warna
secara ekonomi (sampah sebagai atau bentuk maupun ukuran akibat telah
sumber daya), sehat bagi masyarakat, dipakai/dimanfaatkan atau segala
dan aman bagi lingkungan, serta dapat benda, barang/bahan yang tidak dapat
mengubah prilaku masyarakat. Selain digunakan dan atau dipelihara secara
itu, tujuan dari undang-undang tersebut patut. Pengertian tersebut menjelaskan
adalah mengurangi dampak negatif bahwa sampah adalah benda/barang
yang ditimbulkan oleh sampah terhadap yang sudah tidak bernilai dan berguna
kesehatan masyarakat dan lingkungan. dalam upaya pemenuhan kebutuhan
Pola komsumsi masyarakat hidup sehari-hari, oleh karena itu
memberikan kontribusi dalam jumlah sampah akan terus meningkat
menimbulkan jenis sampah yang seiring dengan bertambahnya jumlah
semakin beragam, antara lain, sampah penduduk di kota Pekanbaru.
kemasan yang berbahaya dan sulit Pemerintah kota Pekanbaru
diurai oleh proses alam.Selama ini harus menyadari bahwa permasalahan
sebagian besar masyarakat masih sampah telah menjadi permasalahan
memandang sampah sebagai barang nasional perlu adanya sistem
sisa yang tidak berguna, bukan sebagai pengelolaan yang dilakukan secara
sember daya yang perlu dimanfaatkan. komprehensif dan terpadu dari hulu ke
Masyarakat dalam mengelola sampah hilir. Selain itu, bahwa dalam
masih bertumpu pada pendekatan akhir pengelolaan sampah di perlukan
(end-of-pipe), yaitu sampah kepastian hukum, kejelasan tanggung
dikumpulkan, diangkut, dan dibuang jawab dan kewenangan pemerintah
ketempat pemrosesan akhir sampah, daerah serta peran masyarakat dan
padahal timbunan sampah dengan dunia usaha sehingga perlu adanya
volume yang besar di tempat undang-undang yang mengatur tentang
pemrosesan akhir sampah berpotensi pengelolaan sampah secara spesifik.
melepas gas metan (CH4) yang dapat Pada tahun 2008 disahkan Undang-
meningkatkan emisi gas rumah kaca Undang No 18 Tahun 2008 tentang
dan memberikan kontribusi terhadap Pengelolaan Sampah yang bertujuan
pemanasan global. antara lain :
Pekanbaru merupakan ibukota a) Agar pengelolaan ini dapat
provinsi Riau, sebagai pusat memberikan manfaat secara
pemerintahan, pendidikan, ekonomi (sampah sebagai sumber
perindustrian dan perdagangan, dengan daya), sehat bagi masyarakat dan
perannya yang cukup besar Kota aman bagi lingkungan serta dapat
Pekanbaru berusaha menjadi dirinya merubah prilaku masyarakat.
sebagai kota yang siap menerima segala b) Agar mengurangi dampak negatif
konsekuensi pertumbuhan yang yang ditimbulkan oleh sampah
tercipta. Pertumbuhan penduduk di terhadap kesehatan dan
Kota Pekanbaru juga disebabkan oleh lingkungan
imigrasi yaitu bertambahnya jumlah c) Agar pengelolaan sampah dapat
penduduk yang datang dari luar ke berjalan secara proporsional,
dalam dimana salah satu faktornya efektif dan efisien
adalah untuk mencari pekerjaan,

JOM FISIP Vol. 3 No. 1 Februari 2016 Page 2


Dengan demikian diperlukan Rekapitulasi Jumlah
suatu upaya terobosan pengolahan Sampah Rumah masuk ke TPA
sampah, dalam rangka meningkatkan Muara Fajar Tahun 2014-2015
efesiensi dan pengurangan sampah N Bulan Jumlah Jumlah
semaksimal mungkin, maka kegiatan o Sampah sampah
pengurangan sampah tersebut meliputi Tahun Tahun
3 prinsip yaitu pertama, Reduce yaitu 2014 2015
upaya mengurangi volume sampah, 1 Mei 13.163,6 _
kedua, Reuse yaitu upaya menggunakan 80 Kg
kembali sampah tanpa perubahan 2 Juni 13.253,6 _
bentuk untuk kegiatan lain yang 00 Kg
bermanfaat, ketiga, Recycle yaitu upaya 3 Juli 13.404,3 _
mendaur ulang sampah menjadi benda 30 Kg
lain yang bermanfaat, atau disebut 4 Agustus 14.839,7 _
dengan konsep 3R. Lembaga 70 Kg
pemerintah ditugaskan menangani 5 Septem 13.852,0 _
permasalahan sampah di Kota ber 05 Kg
Pekanbaru adalah Dinas Kebersihan 6 Oktober 14.626,2 _
dan Pertamanan atau yang sering 20 Kg
disingkat DKP. Khusus untuk 7 Novem 13.983,9 _
mengatasi permasalahan kebersihan ber 20 Kg
kota dan juga TPA. DKP membentuk 8 Desemb 14.616,5 _
unit kerja yakni bidang kebersihan kota. er 90 Kg
Berpedoman kepada : 9 Januari _ 14.818,7
1. Undang-Undang RI Nomor 18 20 Kg
Tahun 2008 Tentang Pengelolaan 1 Februar _ 12.325,3
Sampah 0 i 19 Kg
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Jumlah 111.740, 27.114.0
1997 Tentang Pengelolaan
Sampa 115 Kg 39 Kg
Lingkungan Hidup
h
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan
2009 Tentang Perlindungan dan Kota Pekanbaru Tahun 2015
Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Berdasarkan tabel diatas dapat
Umum Nomor 21/PRT/M/2006 dilihat bahwa jumlah sampah di kota
Tentang Kebijakan dan Strategi Pekanbaru setiap harinya mencapai
Nasional Pengembangan Sistem rata-rata 450.000 kg/hari. Sampah yang
Pengelolaan Persampahan dimaksud dikategorikan sebagai
5. Peraturan Menteri Lingkungan sampah rumah tangga. Dengan jumlah
Hidup Nomor 5 Tahun 2012 bobot sampah mencapai 450.000 Kg
tentang Jenis Rencana Usaha yang masuk ke TPA hal ini tentu harus
dan/atau Kegiatan yang Wajib diperhatikan lebih lanjut oleh
Memiliki analisis Mengenai pemerintah kota Pekanbaru agar
Dampak Lingkungan Hidup nantinya dampak dari sampah tersebut
6. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru seperti banjir, pencemaran lingkungan,
No.4 Tahun 2000 Tentang udara dan gangguan terhadap kesehatan
Retribusi Kebersihan masyarakat di sekitar kawasan TPA
7. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru tidak terjadi. Berdasarkan UU No.23 Tahun
No.8 Tahun 2014 Tentang 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Pengelolaan Sampah pengelolaan lingkungan hidup adalah
upaya terpadu untuk melestarikan
Tabel 1.1 fungsi lingkungan hidup yang meliputi
kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,

JOM FISIP Vol. 3 No. 1 Februari 2016 Page 3


pengembangan, pemeliharaan, 4. Menyebabkan polusi air, produksi
pemulihan, pengawasan dan metana dari dekomposisi limbah,
pengendalian lingkungan hidup. dapat menimbulkan bahaya
Adapun penyelenggaraan Pengelolaan kebakaran atau resiko ledakan
lingkungan hidup mengacu pada norma material yang membahayakan
hukum dengan memperhatikan warga di sekitar TPA
perubahan paradigma masyarakat 5. Membawa limbah/sampah ke
terhadap pengelolaan lingkungan dan lokasi yang jauh memerlukan
perkembangan lingkungan global, salah biaya mahal.
satunya adalah dalam pengolahan Adanya aktivitas pemulung pada
persampahan pada Tempat Pembuangan lahan TPA menunjukkan bahwa upaya
Akhir Sampah (TPA). TPA Muara pengelolaan lingkungan terhadap buangan
Fajar merupakan TPA Sampah dengan sampah pada lahan TPA tidak hanya
lingkup regional yang terletak di dilakukan oleh pihak pemerintah saja,
Kecamatan Rumbai, Kelurahan Muara namun adanya aktivitas pemulung tentu
Fajar, Kota Pekanbaru. Pelaksanaan saja turut membantu dalam
pengolahan sampah pada TPA Muara pengurangan jumlah bobot sampah
Fajar menerapkan sistem sanitary yang ada di TPA walaupun tidak terlalu
landfill yaitu Sanitary landfill adalah signifikan. Adanya pengolahan sampah
sistem TPA yang paling maju saat ini pada TPA Muara fajar berupa
dimana sampah diurug dan dibuang pemanfaatan gas methan, untuk
secara sistematis. Setiap hari sel digunakan sebagai pengganti gas LPG
sampah ditutup/dilapisi dengan tanah. merupakan salah satu perubahan
Pembuatan ketinggian dan lebar sel paradigma akan persampahan yang
sampah juga diperhitungkan. Pada sebelumnya sampah cenderung untuk
dasar tempat pembuangan, dibuat pipa- dibiarkan saja tanpa dilakukan
pipa pengalir air lindi, di antara sel-sel pengolahan.
sampah juga dipasang pipa-pipa Menurut (Sudrajat 2006:15)
penangkap gas metan yang kemudian Pengelolaan sampah adalah dikerjakan
diolah menjadi energi. penanganan sedemikian hingga dapat dimanfaatkan,
sampah dengan menggunakan sanitary atau diproses sedemikian hingga tidak
landfill tetap memiliki buangan berupa membahayakan atau mengganggu lagi.
berbagai macam bentuk gas serta Agar sampah ini tidak membahayakan
cairan. Apabila buangan gas dan cairan kesehatan manusia, maka perlu
ini tidak dikelola dengan baik, sampah pengaturan pembuangannya. Dalam hal
tetap akan menjadi masalah. Selain itu, ini yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan sanitary landfill juga harus pengelolaan sampah yaitu :
mempertimbangkan berapa lama 1. Penyimpanannya
sebuah tempat pembuangan akhir 2. Pengumpulan
(TPA) itu dapat dipergunakan, serta di 3. Pembuangan akhir sampah
mana kemungkinan TPA pengganti, 4. Pengolahan sampah
dan juga pengolahan sampah Menurut Andri Kristanto
menggunakan sistem sanitary landfill (2003:6) sistem merupakan kumpulan
memiliki kerugian sebagai berikut : elemen-elemen yang saling terkait dan
1. Dapat merosot menjadi tempat bekerja sama untuk memproses
sampah terbuka jika tidak masukan (input) yang ditujukan kepada
dirancang dan diatur dengan baik. sistem tersebut dan mengolah masukan
2. Memerlukan lokasi yang sangat tersebut sampai menghasilkan keluaran
luas. (output) yang diinginkan.Menurut
3. Sulit menentukan lokasi oleh Syamsi (1994:8) sistem adalah suatu
karena penolakan penduduk dan rangkaian prosedur yang telah
harga tanah yang naik merupakan suatu kebulatan untuk
melaksanakan fungsi. Menurut Elias

JOM FISIP Vol. 3 No. 1 Februari 2016 Page 4


dalam buku Syamsi (1994:8) bahwa 4. Masukan / Input
sistem adalah sebagai kelompok Input merupakan elemen dari
komponen yang teratur (yang sistem yang bertugas untuk menerima
merupakan sub sistem) yang saling seluruh masukan, dimana masukan
berkaitan sesuai dengan rencana yang tersebut dapat berupa jenis data,
dibuat dalam rangka mencapai tujuan frekuensi pemasukan dan sebagainya
atau sasaran. Menurut Kast dalam buku 5. Proses
Syamsi (1994:9) sistem adalah Proses merupakan elemen dari
menggabung pernyataan dari dua atau sistem yang bertugas untuk mengolah
lebih bagian-bagian, komponen- atau memproses seluruh masukan data
komponen atau sub sistem-sub sistem menjadi suatu informasi yang lebih
yang interdcpenden, dan ditandai oleh berguna.
batas-btas yang jelas dari lingkungan 6. Keluaran / Output
supra sistemnya. Output adalah tujuan akhir
Sedangkan menurut Jogiyanto sistem. Merupakan hasil dari input yang
(2005:40) sistem merupakan kumpulan telah diproses oleh bagian pengolah.
dari beberapa elemen yang saling Ouput dapat berupa hasil dari proses
berintegrasi untuk mencapai tujuan pengolahan yang dilakukan oleh sebuah
tertentu. Elemen-elemen yang mewakili sistem.
suatu sistem secara umum adalah Jogianto (2005:54)
masukan (input), pengolahan mengemukakan sistem mempunyai
(processing) dan keluaran (output). unsur-unsur sebagai berikut :
Dalam bentuk umum sistem ini terdapat 1. Komponen Sistem
satu atau lebih masukan yang akan Suatu sistem terdiri dari sejumlah
diproses dan akan menghasilkan suatu komponen yang saling berinteraksi,
keluaran. yang artinya saling bekerja sama untuk
Adapun elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Komponen-
terdapat dalam suatu sistem sebagai komponen sistem atau elemen-elemen
berikut: sistem dapat berupa suatu sub sistem
1. Tujuan sistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap
Merupakan tujuan dari sistem sub sistem mempunyai sifat-sifat dari
tersebut dibuat, dapat berupa tujuan sistem untuk menjalankan suatu fungsi
organisasi, kebutuhan organisasi, tertentu mempengaruhi proses sistem
permasalahan yang ada dalam suatu secara keseluruhan.
organisasi maupun urutan untuk 2. Batasan Sistem
mencapai tujuan organisasi. Batasan sistem atau (boundary)
2. Batasan Sistem merupakan daerah yang membatasi
Merupakan sesuatu yang antara suatu sistem dengan sistem yang
membatasi sistem dalam mencapai lainya atau dengan lingkungan luarnya.
tujuan sistem tersebut, misalnya dapat Batsan ruang sistem menunjukan ruang
berupa peraturan-peraturan yang ada lingkup dari sistem tersebut.
dalam suatu organisasi, biaya-biaya 3. Lingkungan Luar Sistem
yang dikeluarkan, orang-orang yang Linkungan luar (evironnment)
ada dalam organisasi, fasilitas baik itu dari suatu sistem dalah apapun diluar
sarana dan prasarana maupun batasan batas sistem yang mempengaruhi
yang lain. operasi. Linkungan luar sistem dapat
3. Kontrol Sistem bersifat menguntungkan dan dapat juga
Kontrol sistem merupakan bersifat menguntungkan sistem
pengawasan terhadap pelaksanaan tersebut. Lingkungan luar yang
pencapaian tujuan dari sistem itu, dapat menguntungkan berupa enegrgi dari
berupa kontrol terhadap masukan data sistem dan dengan demikian harus tetap
(input), keluaran (output), pengolahan, dijaga dan dipelihara. Sedangkan
umpan balik dan sebagainya. lingkunga luar yangmerugikan harus

JOM FISIP Vol. 3 No. 1 Februari 2016 Page 5


ditahan dan dikendalikan, kalau tidak merupakan kombinasi dari
maka akan mengganggu kelangsungan keduanya.Menurut Malayu S.P
hidup dari sistem Hasibuan (2005:23) mengatakan
4. Penghubung Sistem bahwa manajemen pada umumnya
Penghubung (interfance) dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas
merupakan media penghubung antara sebagai berikut:
satu sistem dengan subsistem yang a) Perencanaan
lainya. Melalui penghubung ini b) Pengorganisasian
memungkinkan suber-sumber daya c) Pengendalian
mengalir dari satu subsistem dapat d) Penempatan
berintegrasi dengan subsistem yang e) Pengarahan
lainya membentuk satu kesatuan. f) Pemotivasian
5. Pengolah Sistem g) Komunikasi
Sistem dapat mempunyai satu
bagian pengolah yang akan merubah Metode penelitian yang
masukan menjadi keluaran. digunakan adalah deskriptif kualitatif
Menurut Siswanto (2005:7) yaitu pendekatan yang bermaksud untuk
mengatakan manajemen adalah ilmu menggambarkan fenomena yang sebenar-
dan seni untuk melakukan tindakan benarnya terjadi di lapangan dan tentang
guna mencapai tujuan. Manajemen apa yang dialami oleh subjek penelitian.
sebagai suatu ilmu adalah akumulasi Pada suatu konteks khusus yang alamiah
pengetahuan yang di sistematisasikan dan dengan memanfaatkan berbagai
atau kesatuan pengetahuan yang metode alamiah seperti wawancara,
terorganisasi. Berdasarkan pendapat pengamatan dan pemanfaatan dokumen.
para ahli tersebut dapat di simpulkan Lokasi Penelitian dilakukan di
manajemen adalah suatu ilmu dan seni TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru.
yang dibutuhkan dalam proses kegiatan Adapun pertimbangan penulis
pencapaian tujuan dengan mengambil objek penelitian ini atas
menggunakan kegiatan orang dasar keinginan untuk mengetahui hal
lain.Dengan demikian manajemen apa yang dilakukan oleh Dinas
adalah proses kegiatan yang harus Kebersihan dan Pertamanan Kota
dilakukan dalam suatu organisasi. Pekanbaru terhadap sistem pengolahan
Handoko (2000:10) sampah di TPA Muara Fajar
mendefinisikan.manajemen.sebagaiberi Untuk memperoleh data dan
kut: informasi yang baik, keterangan-
³0DQDMHPHQ DGDODK EHNHUMD GHQJDQ keterangan dan data yang diperlukan,
orang-orang utuk menentukan, penulis menggunakan metode-metode
menginterprestasikan dan mencapai sebagai berikut :
tujuan-tujuan organisasi dengan a. Data Primer
pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, Data primer yaitu data yang
pengorganisasian, penyusunan berkaitan dengan obyek penelitian, data
personalia, pengarahan, kepemimpinan primer ini diperoleh dari wawancara
dan pengawasan´ dengan informasi dan pihak-pihak lain
Selanjutnya Yahya (2006:2) yang berhubungan dengan masalah
manajemen sebagai bidang ilmu yang diteliti. Pencatatan sumber data
pengetahuan (science) yang berusaha primer melalui wawancara, serta
secara sistematis untuk memahami pengamatan merupakan hasil gabungan
mengapa dan bagaimana manusia dari kegiatan melihat, mendengar, dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan bertanya.Data primer dalam penelitian
dan lebih bermanfaat. Praktek ini adalah data hasil wawancara dan
manajemen seharusnya didasarkan atas observasi sehubungan dengan sistem
rinsip-prinsip teori .Manajemen bukan pengolahan sampah di TPA muara
hanya sebagai ilmu dan seni, tetapi fajar.

JOM FISIP Vol. 3 No. 1 Februari 2016 Page 6


b. Data Sekunder Dalam bentuk umum sistem ini terdapat
Data sekunder yaitu data yang satu atau lebih masukan yang akan
diperoleh melalui sumber kedua atau diproses dan akan menghasilkan suatu
secara tiidak langsung melalui laporan- keluaran.
laporan, buku-buku atau data yang telah
diolah, seperti data yang telah B. INPUT (MASUKAN)
dipublikasikan baik dalam bentuk surat Input merupakan elemen dari
kabar, majalah maupun literature yang sistem yang bertugas untuk menerima
berhubungan dengan masalah yang seluruh masukan, dimana masukan
telah diteliti. tersebut dapat berupa jenis data,
Adapun metode pengumpulan frekuensi pemasukan dan sebagainya.
data yang penulis digunakan dalam Input disini berupa sampah yang
penelitian ini adalah : diangkut oleh mobil Dinas Kebersihan
a. Wawancara dan Pertamanan Kota Pekanbaru
Wawancara, yaitu teknik ini kemudian dibuang ke TPA.
dilakukan dengan cara melakukan tanya
jawab secara langsung terhadap informan 1. Jumlah sampah yang masuk ke
untuk mendapatkan informasi yang ada Tempat Pembuangan Akhir
hubunganya dengan penelitian ini. (TPA)
b. Observasi Tempat Pembuangan Akhir
Observasi, yaitu mengadakan (TPA) Muara Fajar terletak di Kecamatan
pengamatan langsung ke obyek penelitian Rumbai Kelurahan Muara Fajar Kota
guna mendapatkan informasi yang ada Pekanbaru. Jumlah sampah di kota
hubungannya dengan penelitian. Pekanbaru setiap harinya mencapai rata-
c. Studi Kepustakaan rata450.000 kg/hari yang masuk ke TPA.
Studi kepustakaan, studi ini
dilakukan untuk memperoleh data 2. Permasalahan yang timbul
sekunder yang berguna dalam akibat tumpukan sampah di
perumusan teori dan landasan bagi Tempat Pembuangan Akhir
penganalisaan data primer, serta untuk (TPA)
menelaah data melaui literature yang masuknya sampah di TPA Muara
tersedia, dan berbagai dokumen yang Fajar menimbulkan bau yang tidak sedap,
berhubungan dengan objek masalah sehingga kondisi seperti ini sangat
penelitian dikeluhkan oleh warga sekitar, karena
tidak nyamannya dalam menghirup udara
HASIL PENELITIAN DAN yang dibutuhkan tubuh dalam proses
PEMBAHASAN pernafasan. Sementara itu, petugas di
A. Sistem Pengolahan Sampah di TPA Muara Fajar menjelaskan bahwa
Tempat Pembuangan Akhir setiap sampah yang masuk akan
(TPA) Muara Fajar Kota dilakukan penyiraman cairan anti bakteri
Pekanbaru terlebih dahulu agar sampah tersebut
Adapun untuk melihat sistem tidak menimbulkan aroma yang tidak
pengolahan sampah di tempat sedap. tetapi kenyataan di lapangan
pembuangan akhir Muara Fajar Kota sesuai dengan observasi yang dilakukan
Pekanbaru seperti yang dijelaskan pada penulis, bau menyengat apalagi disaat
bab sebelumnya. Jogiyanto (2005:40) musim penghujan tiba masih saja tercium
sistem merupakan kumpulan dari dan tentu saja menimbulkan
beberapa elemen yang saling ketidaknyamanan pada saat bernafas.
berintegrasi untuk mencapai tujuan Selain itu, berdasarkan observasi yang
tertentu. Elemen-elemen yang mewakili dilakukan penulis di lapangan ditemukan,
suatu sistem secara umum adalah bahwa proses penyiraman pada saat
masukan (input), pengolahan sampah masuk ke TPA tidak semuanya
(processing) dan keluaran (output). dilakukan penyiraman, mengingat cairan

JOM FISIP Vol. 3 No. 1 Februari 2016 Page 7


anti bakteri yang terbatas. Dengan gas metana yang dihasilkan melalui
kondisi demikian, usaha untuk teknik sanitary landfill dapat
mengurangi bau yang tidak sedap yang dimanfaatkan untuk sumber listrik yang
ditimbulkan oleh sampah tidak maksimal. dapat dialirkan kerumah-rumah
penduduk.Tempat pembuangan sampah
C. PROSES (PENGOLAHAN) juga menghasilkan lindi, lindi adalah
1. Sanitary Landfill cairan yang dihasilkan sebagai akibat
Proses merupakan elemen dari dari perkolasi air atau cairan lain
sistem yang bertugas untuk mengolah melalui sampah, dan kompresi dari
atau memproses seluruh masukan limbah.Lindi dianggap cairan
menjadi suatu yang lebih berguna. terkontaminasi, karena banyak
Proses disini adalah pengolahan sampah mengandung bahan terlarut dan
yang dibuang di TPA yang dilakukan tersuspensi. Lindi merupakan bahan-
oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan bahan yang dapat merusak lingkungan
Kota Pekanbaru. Dalam melakukan alam jika mereka berakhir di meja air.
pengolahan sampah di Tempat Namun air sampah atau air lindi
Pembuangan akhir (TPA) Muara Fajar mempunyai manfaat yaitu dapat diolah
Kota Pekanbaru menggunakan sistem menjadi pupuk cair. Manajemen yang
sanitary landfill yaitu Sanitary landfill baik teknik yang dapat membatasi
adalah sistem TPA dimana sampah dampak negatif dari lindi. Selain itu
diurug dan dibuang secara sistematis. juga bahaya seperti ledakan gas metan
Setiap hari sel sampah ditutup/dilapisi juga mengancam TPA (Tempat
dengan tanah. Pembuatan ketinggian Pembuangan Akhir) Muara Fajar Kota
dan lebar sel sampah juga Pekanbaru dan juga mengancam
diperhitungkan. Pada dasar tempat keselamatan warga yang tinggal di
pembuangan, dibuat pipa-pipa pengalir sekitar TPA (Tempat Pembuangan
air lindi, di antara sel-sel sampah juga Akhir) Muara Fajar Kota Pekanbaru.
dipasang pipa-pipa penangkap gas Untuk menimalisisr terjadi nya ledakan
metan yang kemudian diolah menjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
energi. Penanganan sampah dengan Muara Fajar Dinas Kebersihan dan
menggunakan sanitary landfill tetap Pertamanan Kota Pekanbaru
memiliki buangan berupa berbagai Melakukan pengolahan terhadap gas
macam bentuk gas serta cairan. proses metan tersebut. Dengan adanya
pengolahan sampah yang dilakukan pengolahan gas metan (CH4) ini
dengan sistem konversi yang tentunya saja resiko ledakan dari gas
keseluruhannya dikenal dengan proses metan ini bisa diminimalisir sehingga
Sanitary Landfill tidak dapat dilakukan hal seperti ledakan gas metan tidak
secara maksimal karena kendala sumber terjadi. Gas Metan sebenarnya
daya manusia yang tidak memadai merupakan salah satu gas yang
dalam hal pengolahan sampah yang berbahaya, karena gas merupakan salah
menghasilkan gas metan. Selain itu, satu dampak efek rumah kaca yang
peralatan yang tidak memadai dan disebabkan global warming pada bumi.
ditemukan beberapa alat yang rusak Namun ditangan orang-orang yang ada
tentu menjadi penghambat dalam proses di TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
pengolahan sampah di Tempat Muara Fajar gas ini dijadikan sebagai
Pembuangan Akhir (TPA) Muara Faja pengganti gas yang digunakan untuk
kota Pekanbaru. memasak oleh orang-orang yang
Salah satu masalah terbesar bekerja di TPA (Tempat Pembuangan
dengan sanitary landfill adalah bahaya Akhir). Oleh karena itu, selain
lingkungan. Sebagai bahan dalam mengurangi dampak dari efek rumah
lapisan sampah dipadatkan memecah, kaca dengan memanfaatkan gas metan
mereka menghasilkan gas, termasuk sebagai sember energi alternatif, gas
metana yang mudah terbakar. Namun metan ini memang dapat mengurangi

JOM FISIP Vol. 3 No. 1 Februari 2016 Page 8


dampak pencemaran lingkungan akibat barang yang berguna dan bernilai
penumpukan sampah. ekonomis.
2. Pengolahan sampah menjadi
Pupuk yg di lakukan di TPA 1. Gas Metan
Muara Fajar oleh Dinas Pengolahan sampah anorganik
Kebersihan dan Pertamanan yaitu dari tumpukan sampah yang
Kota Pekanbaru berada di TPA Muara Fajar sudah
Dalam melakukan pengolahan sampai tahap menghasilkan gas metan.
sampah di TPA Muara Fajar Kota Gas metan yang dihasilkan dipakai
Pekanbaru Dinas Kebersihan dan untuk memasak air oleh petugas yang
Pertamanan Kota Pekanbaru juga berjaga di lokasi TPA Muara Fajar kota
melakukan pengolahan sampah menjadi Pekanbaru. Dalam perencanaannya gas
pupuk kompos, pengomposan ini metan ini akan diolah lebih lanjut dan
membantu mengurangi sampah di TPA dan di distribusikan ke rumah-rumah
walaupun hanya sedikit dan pengolahan warga sekitar, agar dapat dipergunakan
dengan melakukan pengomposan sebagai bahan bakar dalam memasak,
membantu mengurangi pencemaran yaitu pengganti LPG. Namun, sampai
lingkungan. Sampah organik seperti saat ini, perencanaan tersebut belum
sisa makanan, pembusukan dari terealisasi dengan baik, karena
tumbuhan, dan lain-lain dilakukan keterbatasan biaya, peralatan dan
pengolahan dengan pengomposan. sumber daya manusia yang handal
Melalui proses pengomposan sampah dibidang gas metan tersebut. Apabila
organik yang bersifat mudah terurai instalasi sudah terpasang, gas metan
dapat berubah bentuk menjadi pupuk akan dapat dialirkan kerumah warga
yang dapat dimanfaatkan untuk melalui pipa dan dapat dipergunakan
tumbuhan. Pupuk kompos merupakan untuk memasak. Dengan adanya energi
pupuk alami yang ramah lingkungan dari gas metan ini, maka dapat
dari pada pupuk kimia buatan yang menghemat penggunaan LPG yang saat
diproduksi oleh industri pupuk pada ini dipasaran harganya semakin mahal
umumnya. saja. Dengan adanya energi yang
terbarukan dan lebih murah, maka dapat
D. OUPUT (KELUARAN) dijadikan energi alternatif untuk
Output adalah tujuan akhir memenuhi kebutuhan hidup dan
sistem. Merupakan hasil dari input yang menciptakan kesejahteraan masyarakat.
telah diproses oleh bagian pengolah.
Ouput dapat berupa hasil dari proses 2. Pupuk
pengolahan yang dilakukan oleh sebuah Produk yang dihasilkan dari
sistem yang berbentuk produk yang sistem pengolahan sampah adalah
bernilai ekonomis sertalingkungan yang pupuk. Sampah organik diolah menjadi
sehat dan tidak tercemar di sekitar pupuk kompos. Pupuk kompos adalah
pemukiman warga di sekitar TPA hasil penguraian secara parsial/tidak
akibat dari pengolahan sampah yang lengkap dari campuran bahan-bahan
dilakukan di TPA. Dalam sistem input organik yang dapat dipercepat oleh
adalah sampah yang bersifat organik berbagai populasi mikroba dalam
dan anorganik, sampah yang masuk kondisi lingkungan yang hangat,
akan di proses melalui tahapan Sanitary lembab, dan aerobik. Pengomposan
Landfilldan hasil dari output tersebut adalah proses dimana bahan organik
adalah berbentuk produk yang memiliki mengalami penguraian secara biologis.
nilai guna. Secara sederhana pada Unit pengomposan memang sudah ada
dasarnya proses pengolahan sampah di kota Pekanbaru, tetapi jumlah pupuk
adalah mendaur ulang barang yang kompos yang dihasilkan hanya sedikit,
sudah tidak bernilai guna menjadi yaitu berjumlah maksimal 1 (satu) ton
saja. Keterbatasan unit pemasaran dan

JOM FISIP Vol. 3 No. 1 Februari 2016 Page 9


unit pembungkusan membuat pupuk yang cukup lama agar dapat terurai
kompos yang dihasilkan tidak diperjual tentu saja menjadi persoalan tersendiri,
belikan, tetapi hanya dipergunakan kondisi ini tentu akan mencemari
untuk memupuk tanaman yang berada lingkungan terutama tanah yang
di taman, dan sepanjang ruas jalan kota menjadi tempat pembuangan sampah
Pekanbaru. Produk pupuk kompos yang dan berdampak pula terhadap sumber
dihasilkan dari proses pengolahan air tanah.
sampah sudah diketahui oleh
masyarakat sekitar TPA Muara Fajar, E. Faktor-faktor yang
tetapi untuk mendapatkan pupuk mempengaruhi Sistem
kompos dengan jumlah 5 kg dikenakan Pengolahan Sampah di Tempat
biaya Rp. 15.000. Jumlah uang yang Pembuangan Akhir (TPA)
dikeluarkan oleh masyarakat yang ingin Muara Fajar Kota Pekanbaru
mendapatkan pupuk kompos adalah 1. Sumber Daya Manusia
untuk kepentingan pribadi petugas di Sumber daya manusia
lapangan. Hal ini berarti, uang yang merupakan unsur penting dalam
dikeluarkan tidak masuk kedalam pelaksanaan suatu sistem. Sumber daya
pendapatan asli daerah (PAD). Tentu manusia menjadi penggerak suatu
saja, kondisi seperti ini merugikan sistem. Tanpa adanya sumber daya
masyarakat dan merugikan pemerintah manusia yang terampil memiliki
mengingat biaya pembangunan TPA kompetensi yang handal dibidangnya
yang cukup besar. Perlu adanya sikap dengan didukung jumlah sumber daya
tegas dan pengawasan yang baik manusia yang memadai akan dapat
terhadap praktik pungutan uang di mewujudkan keberhasilan dari
lapangan dan pembenahan sistem pelaksanaan suatu sistem. Petugas TPA
pengolahan yang baik agar pupuk Muara Fajar belum cukup dari segi
kompos yang menjadi produk bernilai jumlah dan kualitas. Walaupun sudah
ekonomis dan dapat dijual untuk dibekali dengan pelatihan dalam proses
menambah pendapatan asli daerah yang pengolahan sampah di TPA Muara
akhirnya untuk kesejahteraan Fajar tetapi dari segi latar belakang
masyarakat. pendidikan tenaga honorer terdapat 2
(dua) orang hanya tamatan sekolah
3. Lingkungan yang sehat dan menengah atas (SMA). Selain itu,
tidak tercemar di sekitar produk yang dihasilkan berupa gas
kawasan TPA metan tentu saja tidak dapat
Lingkungan yang sehat dan dikembangkan dan dikelola dengan
tidak tercemar oleh limbah sampah baik karena sumber daya manusia yang
merupakan tujuan dari proses membidangi masalah tersebut hanya
pengolahan sampah di kota Pekanbaru. berjumlah 1 (satu) orang saja dan sering
Lokasi yang dipilih jauh dari sekali tidak masuk kerja. Dengan
pemukiman yang padat dan memiliki demikian sistem pengolahan sampah
tanah yang masih luas untuk dilakukan tentu saja tidak berjalan dengan baik
penimbunan. Sistem timbun yang karena sumber daya manusia yang
dilakukan dalam upaya pengolahan dibutuhkan belum memadai. Perlu
sampah di TPA Muara Fajar tidak akan adanya penambahan dan perekrutan
mencemari lingkungan terutama tanah sumber daya manusia yang sesuai
dan sumber air tanah. Namun, kompetensi dan jumlahnya agar sistem
ketahanan lapisan yang menjadi pengolahan sampah dapat berjalan
pondasi untuk mengalirkan cairan yang dengan baik.
dihasilkan oleh tumpukan sampah
tersebut lama-kelamaan akan 2. Sarana dan Prasarana
berkurang. Disamping itu, sifat sampah Sarana prasana merupakan
anorganik yang memerlukan waktu unsur pendukung dan faktor yang dapat

JOM FISIP Vol. 3 No. 1 Februari 2016 Page 10


mempengaruhi keberhasilan Proses ini berdampak pencemaran
pelaksanaan suatu sistem. Sarana lingkungan berupa tanah dan
prasarana yang dimaksud adalah sumber air tanah di sekitar
peralatan dan perlengkapan yang wilayah TPA apabila tidak
digunakan dalam proses pengolahan dikelola dengan baik dalam
sampah di kota Pekanbaru. Sarana jangka panjang. Kemudian hasil
prasana seperti alat berat yang berguna (output) yang dihasilkan belum
dalam proses pendataran sampah dan maksimal dimanfaatkan. Output
penimbunan tanah tidak memadai. Alat dari sistem pengolahan sampah
berat yang dimiliki berjumlah 10 unit berupa gas metan digunakan oleh
dengan kondisi 5 diantaranya rusak petugas TPA saja dan pupuk
berat, 4 unit rusak ringan dan 1 unit kompos hanya digunakan untuk
kondisi baik. Dalam hal ini, hanya 1 memupuk tanaman yang berada di
(satu) unit saja yang berfungsi dengan taman dan sepanjang ruas jalan
baik dan dapat digunakan dalam proses kota Pekanbaru. Dalam
penimbunan sampah yang di TPA pelaksanaan suatu sistem semua
Muara Fajar kota Pekanbaru. Dengan sub-sub sistem saling berkaitan
demikian, langkah perawatan dan dan mempengaruhi. Apabila salah
perbaikan terhadap peralatan perlu satu sub sistem tidak berjalan,
untuk dilakukan, agar sistem maka sistem keseluruhannya juga
pengolahan sampah tetap berjalan. tidak dapat berjalan.
Selain itu penerapan teknologi modern b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
di TPA juga harus di perhatikan oleh pelaksanaan sistem pengolahan
pemerintah Kota Pekanbaru dan juga sampah di tempat pembuangan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota akhir (TPA) Muara Fajar Kota
Pekanbaru dalam melakukan Pekanbaru adalah kurangnya
pengolahan sampah di Tempat sumber daya manusia yang belum
Pembuangan Akhir (TPA) sehingga memadai dilihat dari segi jumlah
nanti nya sampah tidak lagi menjadi dan kualitas, kemudian sarana
barang yang tidak berguna, melainkan prasarana yang tidak didukung
justru menjadi barang yang bernilai dengan kegiatan perawatan dan
ekonomis. perbaikan alat, sehingga
pengolahan sampah di TPA
Muara Fajar terhambat karena
PENUTUP kondisi peralatan yang rusak.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian B. SARAN
yang dilakukan penulis yang diuraikan Dari hasil penelitian dan
pada bab sebelumnya, mengenai pembahasan mengenai pelaksanaan
pelaksanaan sistem pengolahan sampah sistem pengolahan sampah di tempat
di tempat pembuangan akhir (TPA) pembuangan akhir (TPA) Muara Fajar
Muara Fajar Kota Pekanbaru, maka Kota Pekanbaru, penulis dapat
diperoleh kesimpulan dari indikator- memberikan saran sebagai berikut :
indikator yang digunakan, yaitu : 1. Dalam proses pengolahan sampah
a. Pelaksanaan sistem pengolahan di TPA Muara Fajar kota
sampah di tempat pembuangan Pekanbaru harus dilakukan
akhir belum sepenuhnya berjalan peningkatan pengawasan terhadap
dengan baik karena lemahnya petugas agar sistem yang
pengawasan terhadap petugas, digunakan dapat dijalankan
dimulai dari input sampah ke TPA dengan baik sesuai dengan
Muara Fajar kota Pekanbaru perencanaan yang telah dibuat
melalui proses sanitary landfill demi terwujudnya tujuan yang
yaitu dengan proses penimbunan. telah ditetapkan sebelumnya.

JOM FISIP Vol. 3 No. 1 Februari 2016 Page 11


Proses pengolahan sampah
menggunakan sistem sanitary Effendi Zulfan, 2004, Manajemen
landfill, harus lebih dikelola dan Pengelolaan Pasar,
diperhatikan secara baik dan Penerbit : Riau Press,
seksama agar potensi pencemaran Pekanbaru.
lingkungan yang diakibatkan dari
sistem tersebut dapat Hanafi, 2003, MetodePenelitianSosial,
diminimalisir seperti Andi, Yogyakarta.
memperhatikan pondasi lapisan
untuk menampung sampah dan Hasibuan, H. Malayu.2005.
melakukan pengecekan terhadap Manajemen. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
pipa saluran cairan yang
dikeluarkan dari sampah. Output Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen
dari pelaksanaan sistem Personalia dan Sumber
pengolahan sampah harus Daya Manusia.
dilakukan secara baik dengan Edisi kedua Yogyakarta;
melakukan pembungkusan yang BPFE. Yogyakarta.
menarik agar bernilai jual, dan gas
metan yang dapat dideteksi seperti Indrajit, 2001, Analilsis dan
mencampur dengan bahan Perancangan Sistem
belerang, agar kebocoran dapat Birokrasi Objek. Bandung
dideteksi dan dilakukan instalasi Informatika.
kerumah warga, agar gas yang
dihasilkan dapat digunakan. Jogianto, 2005, Model Kesuksesan :
2. Perlu adanya rekrutmen sumber Sistem Teknologi Informasi.
daya manusia yang sesuai dengan Yogyakarta :
kompetensi yang dibutuhkan Andi.
dengan jumlah sumber daya
manusia yang memadai pula. Kantaprawira, 1990, Sistem
Rekrutmen perlu dilakukan untuk Pemerintahan Yang Demokratis,
sumber daya manusia bidang Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
pengolahan sampah, memproses
hasil akhir dari sampah menjadi Kasim, Iskandar, 2005. Manajemen
sebuah produk yang bernilai jual. perubahan CV. Alfabeta. Bandung.
Kemudian, sarana dan prasarana
perlu diperhatikan agar Moleong, Lexy J, 2007,
pelaksanaan suatu sistem tidak MetedologiPenelitianKualitatif, PT.
terganggu, hal ini dapat dilakukan RemajaRosdakarya, Bandung.
dengan menginventarisir
peralatan, pengecekan peralatan M. Manulang 2008. Dasar-Dasar
secara berkala, perawatan serta Manajemen, Jakarta timur, Ghalia
perbaikan. Apabila terkendala Indonesia,
waktu perbaikan, perlu adanya Cet, XIII.
rekrutmen teknisi khusus untuk
melakukan perbaikan peralatan Poerwadarminta WJS 2003, Sistem
dengan cepat. Sebagai Suatu Totalitas, Pustaka baru
press, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU Pamudji, 2002, Pembinaan Perkotaan
Andri Kristanto, 2003, Perencangan di Indonesia,ichtiar, Jakarta
Sistem Informasi dan
Aplikasinya, Yogyakarta : Gaya Salim Peter, 2005, Sistem Admnistrasi
Media. Negara (SAN), Rienka Cipta, Jakarta.

JOM FISIP Vol. 3 No. 1 Februari 2016 Page 12


manuaktur, Jakarta : Bumi
Slamaet, JS, 2002, Kesehatan aksara.
Lingkungan, Gadjah Mada
University Press, DOKUMEN :
Yogyakarta. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun
Siswanto, HB.Dr. 2007. Pengantar 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
manajemen, Jakarta : Bumi
Aksara. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan
Singarimbun, Masri,1989, Metode Hidup
Penelitian Survei, LP3ES :
Jakarta. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Soetarto, 2002, Dasar-Dasar Lingkungan Hidup
Organisasi, Penerbit :
Gadjah Mada, Yogyakarta. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 21/PRT/M/2006 Tentang
Soesanto, 2000, Lingkungan Sehat, Kebijakan dan Strategi Nasional
Penerbit : PN. SPPH, Pengembangan Sistem Pengelolaan
Jakarta. Persampahan
Sudradjat. 2006. Mengelola Sampah
Kota. Jakarta : Penebar Swadaya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis
Umar, Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
Administrasi. Jakarta : PT. Gramedia Wajib Memiliki analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
Widyatmoko, 2002, Menghindari,
mengolah dan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No.4
menyingkirkan sampah, Tahun 2000 Tentang Retribusi
Abadi Kebersihan
Tandur, Jakarta.
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No.8
Yahya, Bernardo Nugroho. 2006. Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Product data management Sampah
dalam dunia industri

JOM FISIP Vol. 3 No. 1 Februari 2016 Page 13

You might also like