You are on page 1of 13

Analisis Kemitraan dalam Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

di Kota Semarang

Oleh:
Hanifatul Hidayani, Hardi Warsono
Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos. 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

Green open space is very important to note. Green open space is needed in particular to balance
the urban region urban air to keep them fresh. When the current green open spaces were available yet is
developed and managed properly. Contributing factor is the lack of budget, lack of human resources, and
a shortage of land for development. These problems can be overcome by establishing partnerships among
the actors involved in the development of green open space. Therefore, this study aims to determine the
role of each actor, determine the degree of partnership in the development of green open space, and
efforts to be made in improving the partnership. Green open space is very important to note. Green open
space is needed, especially in the region This study used a descriptive qualitative research motode
documentation and interview as data collection techniques. The target in this research is the government,
society, and the private sector participated in the development of green open space in the city of
Semarang. The Partnership is a joint venture form of cooperation between two or more parties that aims
to improve the ability of an organization in achieving its objectives. Based on the results of the overall
study the problems encountered in relation to partnerships Semarang city government is not the
implementation of partnerships with the private sector because of the difference between government and
private interests. So far the government is trying to establish partnerships with the private sector.

Key words: Partnership, Green Open Space, Stakeholder Role

PENDAHULUAN yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki


A. LATAR BELAKANG berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan
Kota merupakan kawasan utama yang warganya secara mandiri. Peningkatan yang
menjadi destinasi favorit bagi sebagian besar signifikan terhadap jumlah penduduk perkotaan
masyarakat. Setiap tahunnya, masyarakat membuat kawasan perkotaan semakin ramai dan
pedesaan berbondong-bondong untuk hijrah ke sempit. Akibatnya, kebutuhan akan lahan
kawasan perkotaan. Kota dinilai sangat bangunan juga semakin besar. Permintaan akan
menjanjikan bagi masyarakat terutama dalam lahan perkotaan semakin meningkat terutama
mendukung sektor perekonomian. Kota dalam rangka pembangunan seperti;
merupakan kawasan pemukiman yang secara pembangunan perumahan, fasilitas umum,
fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah gedung perkantoran, pusat industri dan
teknologi, serta pembangunan dalam bidang tertib dan teratur sesuai dengan aturan yang
transportasi. Pembangunan yang dilakukan berlaku. Dan tentunya pemerintah harus
sering kali bersifat merusak dan mengubah melibatkan swasta serta masyarakat untuk
keasrian lahan perkotaan serta lahan terbuka menjamin proses Desentralisasi secara baik dan
lainnya. Hal ini tentu sangat merugikan bagi bertangung jawab dimana mereka sebagai
ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) yang Stakeholder yang memilki kepentingan
sering dianggap kurang menguntungkan bagi mendalam untuk mensukseskan otonomi daerah,
segelintir orang karena dianggap tidak bernilai serta untuk mendukung terwujudnya tata kelola
ekonomis. pemerintahan yang baik (Good Governance).

Ruang terbuka hijau merupakan ruang Good Governance yang


terbuka yang mempunyai peran sebagai mengemukakan 3 pilar yaitu state, private,
penyeimbang antara daerah terbangun dengan dan civil society sekiranya sangat tepat
daerah terbuka. Ruang terbuka hijau merupakan untuk merealisasikan pengelolaan
area memanjang/jalur dan atau mengelompok,
pengembangan sektor pariwisata. Salah satu
yang penggunannya lebih bersifat terbuka,
model kemitraan (partnership) hubungan
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
tanaman secara alamiah maupun yang secara
pemerintah, swasta dan masyarakat
sengaja ditanam (Permen PU No. dikemukakan oleh Savas. Berdasarkan jenis
05/PRT/M/2008). Dalam undang-undang RI dan sifat barang, Savas membedakan
No.26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang, penyediaan barang public dapat dilakukan
pasal 29 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa proporsi melalui privatisasi di mana pemerintah
ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling melibatkan pihak swasta dan masyarakat.
sedikit 30% dari luas wilayah kota, dengan Dalam model kemitraan 3 (tiga) pihak di
rincian proporsi ruang terbuka hijau publik pada atas, Savas menunjukkan bahwa kemitraan
wilayah kota paling sedikit 20% dari luas tersebut terjalin karena masing-masing pihak
wilayah kota dan ruang terbuka privat sebanyak
akan mendapatkan keuntungan. Demikian
10 % dari luas wilayah kota. Dari Undang-
juga, secara keseluruhan relasi ketiga pihak
undang tergambar jelas pentingnya ketersediaan
ruang terbuka Hijau (RTH) khusunya di Kota
akan memberikan manfaat bagi
Semarang. Namun sampai saat sekarang ini pembangunan ekonomi daerah.
pengembangan ruang terbuka hijau di Kota
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
Semarang belum mencapai target yang
bahwa Pemerintah Kota Semarang perlu
ditentukan. Faktor penyebabnya adalah
pemerintah kekurangan anggaran dan menjalin kerjasama dengan seluruh
sumberdaya manusia dalam pengembangan stakeholder yang terkait dengan
ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, pemerintah permasalahan ruang terbuka hijau di Kota
perlu menjalin kerjasama dengan pihak swasta Semarang. Pemerintah memerlukan bantuan
dan masyarakat terkait pengembangan ruang berupa tambahan berupa investasi dari pihak
terbuka hijau. swasta dalam upaya pengembangan ruang
terbuka hijau di Kota Semarang. Pemerintah
Dalam pembangunan era reformasi dan
otonomi ini perlunya kondisi yang dimana
tidak bisa berdiri sendiri dalam hal ini
pemerintah, swasta dan masyarakat dapat mengingat adanya keterbatasan yang
melakukan suatu kegiatan yang aman, tentram, dimilikinya baik keterbatasan anggaran
maupun keterbatasan sumber daya lainnya. terbuka hijaudi Kota Semarang yang penting
Selain itu, pemerintah juga perlu menjalin untuk dilakukan mengingat banyaknya
kerjasama atau kemitraan dengan keuntungan yang diperoleh oleh pihak
masing-masing aktor yang terlibat dalam
masyarakat sebagai penikmat ruang terbuka
pengembangan ruang terbuka hijau. Swasta
hijau. dalam membantu pemerintah dalam
penyediaan lahan dan anggaran dalam
Peran pemerintah, pihak swasta,
pengembangan ruang terbuka hijau
maupun masyarakat sangat dibutuhkan sedangkan masyarakat dapat berperan
dalam upaya peningkatan ketersediaan RTH membantu pemerintah dalam kegiatan
di Kota Semarang. Peran pemerintah sangat pengembangan ruang terbuka hijau dan
dibutuhkan dalam membuat kebijakan pengawasan terhadap ruang terbuka hijau.
terkait ketersediaan RTH. Investasi dari Hingga saat sekarang ini pemerintah Kota
pihak swasta sangat dibutuhkan dalam Semarang memberikan lowongan dalam
kepada masyarakat yang bersedia untuk
menambah ketersediaan RTH di Kota
melakukan pengawsan terhadap ruang
Semarang. Selain itu partisipasi masyarakat terbuka hijau di Kota Semarang. Melihat
juga sangat dibutuhkan dalam hal ini. berbagai permasalah yang muncul tekait
kurangnya ketersediaan ruang terbuka hijau
Kemitraan dalam pengembangan (RTH) di Kota Semarang yang diakibatkan
ruang terbuka hijau di Kota Semarang yang karena kurangnya kerjasama antar para
perlu dilakukan mengingat pemerintah tidak stakeholder yang ada maka penulis tertarik
mampu berdiri sendiri dalam pengembangan membahas issue mengenai ruang terbuka
ruang terbuka hijau di Kota Semarang. hijau dengan judul “Analisis Kemitraan
Dalam Pengembangan Ruang Terbuka
Pemerintah memiliki keterbatasan anggaran
Hijau (RTH) di Kota Semarang”.
dan keterbatasan sumberdaya manusia
sehingga menghambat pengembangan ruang B. TUJUAN
terbuka hijau di Kota Semarang. Anggaran Tujuan penelitian Analisis Kemitraan dalam
dalam pengembangan ruang terbuka hijau Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kota
Semarang adalah :
jumlahnya sangat terbatas sehingga tidak 1. Mengidentifikasi peran stakeholder
mencukupi apabila mengelola dan dalam melakukan pengembangan
mengembangkan seluruh ruang terbuka ketersediaan RTH di Kota Semarang
hijau yang ada di Kota Semarang. Selain itu, 2. Menganalisis derajat kemitraan atau
keterbatasan sumberdaya masnusia juga jejaring dalam pengembangan
menjadi faktor penghambat pengembangan ketersediaan RTH di Kota Semarang
3. Mengidentifikasi upaya yang
ruang terbuka hijau. Pemerintah Kota
ditempuh untuk meningkatkan
Semarang hanya memiliki lebih kurang tiga kemitraan para stakeholder Ruang
orang pegawai tetap di setiap UPT nya Terbuka Hijau (RTH) di Kota
sehingga membuat para pegawai kewalahan Semarang
dalam mengembangakan ruang terbuka
hijau. C. TEORI
1. Administrasi Publik
Kerjasama antar pemerintah, swasta Administrasi publik merupakan suatu
dan masyarakat dalam pengembangan ruang proses kerjasama antar dua orang atau lebih
dalam memecahkan permasalahan publik
serta mengkoordinir berbagai keputusan- 2. Manajemen
keputusan dalam kebijakan publik. Stoner & Wankel (1996:4),
Beberapa pengertian Administrasi mengatakan bahwa manajemen secara
Publik menurut para ahli: harfiah adalah proses perencanaan,
a. Chadler & Plano dalam Keban pengorganisasian, kepemimpinan dan
(2004:3), mengatakan bahwa pengendalian upaya anggota organisasi dan
administrasi publik adalah proses penggunaan seluruh sumber daya organisasi
dimana sumber daya dan personel lainnya demi tercapainya tujuan organisasi
publik diorganisir dan dikoordinasikan yang telah ditetapkan.
untuk memformulasikan,
mengimplementasikan, dan mengelola 3. Manajemen Publik
(manage) keputusan-keputusan dalam Overman dalam Keben (2004:85),
kebijakan publik (dalam buku Teori mengemukakan bahwa manajemen publik
bukanlah “scientific management”. Manajemen
Administrasi Publik, Harbani Publik bukanlah “Public Policy”, bukan
Pasolong:7). administrasi publik, merefleksikan tekanan-
b. Marshall E. Dimock, Gladys O. tekanan antara orientasi “rational-instrumental”
Dimock, dan Louis W. Koening pada satu pihak, dan orientasi politik kebijakan
(1960), mengatakan bahwa dipihak lain. Manajemen Publik merupakan
administrasi publik adalah kegiatan suatu studi interdisipliner dari aspek-aspek
pemerintah di dalam melaksanakan umum organisasi, dan merupakan gabungan
kekuasaan politiknya (dalam buku antar fungsi manajemen seperti planning,
Teori Administrasi Publik, Harbani organizing, dan controlling
Pasolong:7).
c. Dwight Waldo (1971), mendefinisikan 4. Kemitraan
Kemitraan dalam perspekstif etimologis
administrasi publik adalah manajemen
diadaptasi dari kata Partnership dan berasal dari
dan organisasi dari manusia-manusia akar kata partner, yang berarti “pasangan, jodoh,
dan peralatannya guna mencapai sekutu, atau komponen”.Sedangkan partnership
tujuan pemerintah (dalam buku Teori diterjemahkan menjadi persekutuan atau
Administrasi Publik, Harbani perkongsian.Dengan demikian, kemitraan dapat
Pasolong:7). dimaknai sebagai satu bentuk persekutuan antara
d. Nicholas Hendry (1988), dua belah pihak atau lebih yang membentuk
mendefinisikan adinistrasi publik suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan
adalah suatu kombinasi yang dan rasa saling membutuhkan dalam rangka
kompleks antara teori dan praktik, meningkatkan kapabilitas di suatu bidang usaha
dengan tujuan mempromosi tertentu atau tujuan tertentu, sehingga dapat
memperoleh hasil yang lebih baik.
pemahaman terhadap pemerintah, dan Dalam format networking, beberapa
juga mendorong kebijakan publik agar jenis inter governmental networks, sesuai urutan
lebih responsif terhadap kebutuhan derajat networks-nya dikemukakan oleh Robert
sosial. Agranoff (2003), mulai dari:
Teori administrasi menjelaskan 1. Information networks
upaya-upaya untuk mendefinisikan fungsi 2. Developmental networks
universal yang dilakukan para pimpinan dan 3. Outreach networks
asas-asas yang menyusun praktik 4. Action networks
kepemimpinan yang baik.
5. Peran sedang diteliti. Subjek dalam penelitian yaitu
Menurut (Soekamto, 2004) dalam jurnal, bersifat purposif, yang diantaranya adalah:
bahwa peranan (role) merupakan aspek dinamis 1. Pemerintah (Dinas Tata Ruang Kota
dari kedudukan apabila seseorang melakukan Semarang, Bappeda Kota Semarang,
hak dan kewajibannya sesuai dengan dan Dinas Perumahan dan Kawasan
kedudukannya, berarti dia menjalankan suatu Pemukiman Kota Semarang)
peran, perbedaan antara kedudukan dan peranan 2. Swasta (Pihak Swasta yang terlibat),
adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan 3. Masyarakat (Pihak masyarakat yang
keduanya tidak dapat dipisahkan karena yang berjualan disekitar wisata),
satu tergantung pada yang lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan model analisis data yang disebut
6. Tata Ruang sebagai model interakif oleh Huberman dan
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang- Miles. Model ini terdiri dari tiga hal utama yaitu
undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan : reduksi data, penyajian data, dan penarikan
Ruang, yang dimaksud dengan ruang adalah kesimpulan/verifikasi.
Wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut,
dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, A. Identifikasi Stakeholders dalam
dan memelihara kelangsungan hidupnya. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau
di Kota Semarang
7. Ruang Terbuka 1. Identifikasi Stakeholder yang
Ruang terbuka merupakan ruang yang Terlibat dalam Pengembangan
direncanakan karena kebutuhan akan tempat- Ruang Terbuka Hijau
tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara Stakeholder merupakan individu,
terbuka. Ruang terbuka merupakan salah satu sekelompok manusia, komunitas atau
jenis dari ruang umum. Ruang umum merupakan
masyarakat baik secara keseluruhan maupun
suatu wadah yang dapat menampung
aktivitas/kegiatan tertentu dari masyarakatnya, secara parsial yang memiliki hubungan serta
baik secara individu maupun kelompok. (Rustam kepentingan terhadap perusahaan atau
Hakim:1987) birokrasi. Individu, kelompok, maupun
komunitas dan masyarakat dapat dikatakan
8. Ruang Terbuka Hijau sebagai stakeholder jika memiliki
Menurut Peraturan Menteri Dalam karakteristik seperti mempunyai kekuasaan,
Negeri Nomor 1 tahun 2007 menyatakan bahwa: legitimasi, dan kepentingan terhadap
Ruang terbuka hijau kawasan perkotaan adalah perusahaan atau birokrasi. Istilah
bagian dari ruang terbuka suatu kawasan Stakeholders atau dinamakan pemangku
perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman kepentingan adalah kelompok atau individu
guna mendukung manfaat ekologi, sosial,
yang dukungannya diperlukan demi
budaya, ekonomi dan estetika.
kesejahteraan dan kelangsungan hidup
D. METODE organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk Stakeholder yang terlibat dalam
memaparkan atau menggambarkan pengembangan ruang terbuka hijau terdiri
permasalahan yang diteliti dengan menggunakan dari tiga komponen yaitu pemerintah, swasta
uraian narasi.Untuk penelitian ini menggunakan dan masyarakat. Pihak pemerintah terdiri
tipe penelitian kualitatif deskriptif. dari Dinas perumahan dan Kawasan
Subjek penelitian adalah individu atau Pemukiman, Dinas Tata Ruang, dan
kelompok yang diharapkan dapat menceritakan Bappeda Kota Semarang. Pihak swasta
apa yang ia ketahui tentang sesuatu yang terdiri dari pengembang perumahan,
berkaitan dengan fenomena atau kasus yang
pengembang industri, pengusaha, dana pengembangan, dan pengelolaan
akademi. Sedangkan masyarakat terdiri dari ruang terbuka hijau di lapangan.
masyarakat umum, dan komunitas. Namun 4) Pihak swasta berperan dalam
saat ini pihak swasta belum banyak terlibat meyediakan lahan untuk
dalam pengembangan ruang terbuka hijau di pengembangan ruang terbuka hijau
Kota Semarang. di sekitar lingkungan perusahaan
2. Identifikasi Peran Stakeholders atau kantornya serta ikut berinvestasi
dalam Pengembangan Ruang dalam pengembangan taman kota.
Terbuka Hijau 5) Masyarakat berperan untuk
Peranan (role) merupakan aspek memberikan informasi kepada
dinamis dari kedudukan apabila seseorang pemerintah tentang lokasi yang bisa
melakukan hak dan kewajibannya sesuai dikembangkan menjadi ruang
dengan kedudukannya, berarti dia terbuka hijau, merawat keindahan
menjalankan suatu peran, perbedaan antara ruang terbuka hijau, serta
kedudukan dan peranan adalah untuk memanfaatkan fasilitas ruang terbuka
kepentingan ilmu pengetahuan keduanya hijau.
tidak dapat dipisahkan karena yang satu 3. Pendampingan dalam
tergantung pada yang lainnya. Pengembangan Ruang Terbuka
Stakeholder mempunyai peranan Hijau
yang sangat penting dalam pengembangan Pendampingan dalam pengembangan
ruang terbuka hijau di Kota Semarang. ruang terbuka hijau sangat penting untuk
Pemerintah membutuhkan bantuan dan dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar
dukungan dari aktor lainnya baik dari segi pengembangan ruang terbuka hijau bisa
finansial maupun tenanga. Agar kemitraan berjalan secara optimal dan tidak terjadi
dapt berjalan dengan lancar, maka masing- kesalahpahaman antar sesama
masing stakeholder memiliki peranan stakeholder. Setiap stakeholder yang terlibat
tersendiri sesuai dengan tugas dan dalam pengembangan ruang terbuka hijau
fungsinya. berhak mengawasi pengembangan ruang
Berikut peran dari masing-masing terbuka hijau. Dinas Perumahan dan
stakeholder yang terlibat dalam Kawasan Pemukiman merupakan aktor
pengembangan ruang terbuka hijau di Kota utama yang bertugas dalam pendampingan
Semarang: secra langsung karena Dinas Perumahan dan
1) Dinas Tata Ruang berperan dalam Kawasan Pemukiman merupakan instansi
penentuan lokasi penyediaan dan utama yang bertugas dalam penyediaan,
pengembangan ruang terbuka hijau pengembangan, dan pengelolaan ruang
di Kota Semarang terbuka hijau. Dinas Tata Ruang juga turut
2) Bappeda Kota Semarang berperan serta dalam pendampingan program
dalam melakukan kajian dan pengembangan ruang terbuka hijau agar
perencaan penempatan lokasi tidak terjadi kesalahan dalam menempatkan
penyediaan dan pengembangan lokasi pengembangan yang sebelumnya
ruang terbuka hijau bekerjasama telah ditentukan. Sedangkan Bappeda tidak
dengan Dinas Tata Ruang turut melakukan pendampingan secara
3) Dinas Perumahan dan Kawasan langsung ke lapangan dalam kegiatan
Pemukiman berperan dalam pengembangan ruang terbuka hijau, namun
melaksanakan atau Bappeda bertugas untuk melakukan
mengimplementasikan penyediaan, pendampingan dan pengawasan dari
penyerapan anggaran. Di lain sisi, masing-masing dinas terkait. Setiap dinas
masyarakat juga berhak melakukan atau instansi yang terlibat dalam
pendampingan dalam pengembangan ruang pengembangan ruang terbuka hijau juga
terbuka hijau agar terciptanya rasa percaya telah memiliki tugas pokok dan fungsi
dan transparansi antara pemerintah kepada sendiri-sendiri sehingga mereka mampu
swasta dalam pengembangan ruang terbuka mengkoordinasikan dengan baik mengani
hijau. peranan masing-masing.
4. Partisipasi Masyarakat dalam 6. Hambatan dalam Pengembangan
Pengembangan Ruang Terbuka Ruang Terbuka Hijau
Hijau Pengembangan ruang terbuka hijau
Partisipasi masyarakat sangat tidak selalu bejalan dengan mulus. Terdapat
diperlukan dalam pengembangan ruang beberapa permasalahan yang dapat
terbuka hijau. Dukungan dari masyarakat menghambat keberlangsungan
sangat dibutuhkan agar program yang telah pengembangan ruang terbuka hijau.
direncanakan bisa berjalan dengan baik. Beberapa hambatan yang cukup menggangu
Masyarakat biasany berpartisipasi dengan pengembangan ruang terbuka hijau antara
cara memberikan ide, saran dan kritikan lain:
kepada pemerintah. Saran yang biasa 1) Keterbatasan Lahan
disampaikan oleh masyarakat melalui Permasalahan utama dalam
layanan “Telpon Hendi” yang merupakan pengembangan ruang terbuka hijau di
layanan pengaduan milik Pemerintah Daerah Kota Semarang adalah keterbatasan
Kota Semarang. Masyarakat sering lahan kosong. Lahan yang terbatas ini
memberikan informasi mengenai lahan mengakibatkan kenaikan harga tanah
kosong yang bisa dikembangkan menjadi yang cukup tinggi. Pemerintah tidak
ruang terbuka hijau di kawasan tempat mampu membeli lahan di perkotaan
tinggal.. Selain itu, masyarakat juga yang sangat mahal. Sedangkan di
memberikan informasi terkait ranting daerah pinggiran kota banyak tersedia
pohon-pohon besar di pinggir jalan yang lahan kosong. Namun apabila
sudah menutupi jalan untuk segera di dibangun ruang terbuka hijau di
potong. Tentunya informasi dari masyarakat pinggiran kota yang jauh dari
ini sangat membantu pemerintah dalam pemukiman penduduk, akan dinilai
bertindak, mengingat pemerintah tidak bisa sia-sia karena pada hakekatnya ruang
setiap saat mengontrol seluruh ruang terbuka terbuka hijau ditujukan agar mampu
hijau yang ada. menyeimbangankan udara bersih di
5. Koordinasi antar Stakeholders kawasan perkotaan yang padat
dalam Pengembangan Ruang penduduk. Untuk itu diperlukan
Terbuka Hijau inovasi-inovasi baru agar ruang
Kemitraan akan berjalan dengan terbuka hijau tetap dapat
lancar apabila seluruh stakeholder yang dikembangkan dengan optimal.
terlibat mampu berkoordinasi dengan baik. 2) Keterbatasan Anggaran
Koordinasi dilakukan dengan cara Anggaran dalam pengembangan
mengedakan rapat rutin setiap minggu untuk ruang terbuka hijau hanya berasal dari
mebahas perkembangan ruang terbuka hijau Anggaran Pendapatan dan Belanja
di Kota Semarang dengan mengundang Daerah (APBD). APBD yang terbatas
seluruh anggota Tim yang terlibat maupun mengakibatkan kesulitan dalam
dengan perwakilan Kepala Bagian dari pengembangan ruang terbuka hijau.
Anggaran yang ada tidak cukup untuk B. Identifikasi Derajat Kemitraan
mengembangkan dan mengelola dalam Pengembangan Ruang
seluruh ruang terbuka hijau yang ada Terbuka Hijau di Kota Semarang
di Kota Semarang. 1. Kegiatan dalam Menjalin
3) Keterbatasan Sumber Daya Manusia Kemitraan Pengembangan Ruang
Saat sekarang ini, Dinas Terbuka Hijau
Perumahan dan Kawasan Pemukiman Beberapa kegiatan yang bisa
Kota Semarang sebagai aktor utama dilakukan dalam menjalin kemitraan
dalam pengembangan ruang terbuka pengembangan ruang terbuka hijau di Kota
hijau, memiliki kekurangan sumber Semarang antara lain:
daya manusia. Setiap UPTD 1) Melakukan koordinasi dengan semua
Pertamanan hanya memiliki empat aktor yang terlibat dalam
orang pegawai negeri sipil dan pengembangan ruang terbuka hijau.
beberapa orang pegawai kontrak. Kegiatan koordinasi dilakukan secara
Jumlah sumber daya manusia yang ada rutin dan berkala antara instansi yang
tidak akan mampu mengelola seluruh terlibat dalam pengembangan ruang
kawasan ruang terbuka hijau yang ada. terbuka hijau. Kemudian dilakukan
Hal ini sangat disayangkan mengingat kegiatan evaluasi setiap akhir tahun
setiap UPTD telah dilengkapi dengan mengenai progres pengembangan
alat-alat perkebunan yang lengkap ruang terbuka hijau
tetapi tidak bisa dioperasikan dengan 2) Ikut serta dalam lomba-lomba
maksimal. Kondisi ini tentu sangat penilaian ruang terbuka hijau
menghambat proses pengembangan 3) Kegiatan Gernbang Hebat sebagai
ruang terbuka hijau. sarana bagi pemerintah untuk
7. Peraturan Terkait Kemitraan menarik kepedualian swasta dalam
dalam Pengembangan Ruang pengembangan ruang terbuka hijau
Terbuka Hijau 4) Rapat rutin Tim Verifikasi
Sejauh ini belum ada peraturan Penyerahan Sarana Prasarana
pemerintah secara khusus yang mengatur 5) Musrenbang Desa yang merupakan
tentang kemitraan dalam pengembangan wahana untuk meperoleh informasi
ruang terbuka hijau. Namun terdapat dan aspirasi dari masyarakat
beberapa peraturan yang dapat mendukung 6) Melaksanakan program 1000 taman
kegiatan kemitaan dalam pengembangan yang melibatakan seluruh
ruang terbuka hijau antara lain; Perda stakeholders.
Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penyediaan, 2. Forum Kemitraan dalam
Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Pengembangan Ruang Terbuka
Sarana, dan Utilitas Kawasan Perumahan, Hijau
Kawasan Perdagangan dan Jasa, serta Forum kemitraan merupakan suatu
Kawasan Industri; Perda Nomor 8 Tahun wadah yang dijadikan tempat berkoordinasi
2016 tentang Pengelolaan Pohon pada antar aktor-aktor yang terlibat dalam
Ruang Terbuka Hijau Publik, Jalur Hijau kemitraan. Kehadiran forum kemitraan
Jalan dan Taman; serta Perda Nomor 7 sangat diperlukan agar aktor-aktor yang
Tahun 2010 tentang Ruang Terbuka Hijau di terlibat bisa saling berkomunikasi, bertukar
Kota Semarang pendapat, dan dapat melaksanakan kegiatan
kemitraan dengan baik.
Forum kemitraan sangat dibutuhkan secara otomatis sesuai dengan tugas pokok
keberadaannya demi kelancaran pelaksanaan dan fungsi dari masing-masing instansi.
pengembangan ruang terbuka hijau. Melalui Bentuk kemitraan yang terjadi dengan pihak
forum ini, segala sesuatu terkait swasta berupa BOT (Build, Operate,
pengembangan ruang terbuka hijau dibahas, Transfer). Maksudnya pihak swasta atau
koordinasikan, dan kemudian diiplementasi pengusaha membangun ruang terbuka hijau
di lapangan. Saat ini sudah dibentuk tim di lokasi yang telah ditetapkan pemerintah
khusus dalam mengurus penyediaan dan kemudian diserahkan kepada pemerintah
pengembangan ruang terbuka hijau yang dalam jangka waktu tertentu dan pada
dibetuk dengan Tim Verifikasi Penyerahan akhirnya akan dikelola oleh pemerintah.
Sarana Prasarana yang beranggotakan para Salah satu contoh kegiatan kemitraan yang
pemangku kepentingan dalam dilakukan oleh pemerintah dan pihak swasta
pengembangan ruang terbuka hijau. yaitu kerjasama dengan pihak telkomsel.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Telkomsel memberikan bantuan fasilitas
diketahui bahwa kemitraan dalam taman kota berupa penyediaan wifi gratis
pengembangan ruang terbuka hijau di Kota bagi masyarakat penikmat taman kota.
Semarang hanya berjalan antaran sesama 4. Manfaat Pelaksanaan Kemitraan
instansi pemerintah, serta kemitraan antara Pelaksanaan kemitraan tentunya
pemerintah dan masyarakat. Namun, memiliki manfaat yang sangat banyak baik
kemitraan antara pemerintah dengan swasta bagi pemerintah, swasta, maupun
belum berjalan secara optimal. Kemitraan masyarakat. Berikut beberapa manfaat dari
ini masih pada tahap perencaan dan kemitraan antara lain:
pendekatan yang lebih mendalam terhadap 1) Bagi Pemerintah
para pengusaha. Salah satu kemitraan yang a. Meringankan beban pemerintah
sudah dijalin pemerintah dan pihak swasta dalam menjalankan
yaitu kemitraan antara pemerintah dan pihak kewajibannya untuk
Telkomsel. Dalam hal ini Telkomsel hanya menyediakan 20% ruang terbuka
memberikan bantuan wifi gratis di beberapa hijau publik dan 10 % ruang
taman kota. Namun belum terjalin kegiatan terbuka hijau privat dari luas
diklat dan penyusunan program khusus wilayah
dalam kegiatan kemitraan antaram b. Mempermudah pekerjaan
pemerintah dan telkomsel. pemerintah dalam memperoleh
3. Bentuk Kemitraan dalam lokasi pengembangan ruang
Pengembangan Ruang Terbuka terbuka hijau
Hijau c. Menghemat waktu, tenaga, dan
Kemitraan dapat dimaknai sebagai anggaran
satu bentuk persekutuan antara dua belah 2) Bagi Swasta
pihak atau lebih yang membentuk suatu a. Ajang mempromosikan
ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan perusahaan
rasa saling membutuhkan dalam rangka b. Menambah keindaraan kantor
meningkatkan kapabilitas di suatu bidang atau perusahaan
usaha tertentu atau tujuan tertentu, sehingga c. Menciptakan nama baik
dapat memperoleh hasil yang lebih baik. perusahaan atau kantor
Ada berbagai jenis kemitraan yang biasa 3) Bagi Masyarakat
terjalin. Di Kota Semarang sendiri kegiatan a. Memperoleh udara yang bersih
kemitraan antar instansi biasnya berjalan dan sehat
b. Sebagai tempat berkumpul 5) Sosialisasi pentingnya pengembangan
dengan masyarakat lainnya ruang terbuka hijau.
5. Hasil yang Diharapkan dari 2. Kegiatan dalam Pengembangan
Kemitaan Ruang Terbuka Hijau
Kemitraan yang dijalin tentunya Pengembangan ruang terbuka hijau
bertujuan untuk mencapai hasil yang dilakukan melalui beberapa kegiatan atua
diharapkan oleh seluruh pihak yang terlibat program yang telah disusun oleh masing-
dalam kemitraan. Berikut hasil yang masing instansi yang terlibat. Pihak yang
diharapkan dari kegiatan kemitraan antara berkeinginan mengembangankan ruang
lain: terbuka hijauBerikut beberapa kegiatan
1) Rencana yang telah ditetapkan dapat pengembangan ruang terbuka hijau yang
berjalan dengan baik dilakukan oleh masing-masing instansi yang
2) Terwujudnya ruang terbuka hijau terlibta:
sesuai dengan standar nasional yang
telah ditetapkan 1) Dinas Perumahan dan Kawasan
3) Target 20% ruang terbuka hijau Pemukiman melakukan kegiatan
publik dan 10% ruang terbuka hijau pembagian bibit tanaman secara gratis
privat dapat terpenuhi kepada dan melakukan lomba-lomba
C. Upaya Peningkatan Kemitraan penilaian ruang terbuka hijau terbaik
dalam Pengembangan Ruang 2) Dinas Tata Ruang berusaha untuk
Terbuka Hijau di Kota Semarang mendorong pembuatan Roof Garden
1. Upaya Peningkatan Kemitraan dan Green Building dikawasan kantor
Kemitraan dalam pengembangan maupun perusahaan yang berlokasi di
ruang terbuka hijau di Kota Semarang belum kawasan perkotaan
sepenuhnya berjalan lancar khususnya 3) Bappeda mempunyai program P2KH
kemitraan dengan pihak swasta. Pemerintah (Program Pembangunan Kota Hijau),
masih kesulitan dalam menjalin kemitraan program 1000 taman, dan kegiatan
dengan pihak swasta karena belum adanya ekodistrik.
kesepatan bersama mengingat masing- 3. Tindak lanjut dalam Menghadapi
masing aktor mempunyai kepentingan Hambatan Pelaksanaan
sendiri-sendiri. Oleh karena itu pemerintah Kemitraan
perlu mengadakan beberapa upaya dalam Pelaksanaan kemitraan tentunya
meningkatkan kemitraan antara lain: tidak selalu berjalan dengan lancar, banyak
1) Menyusun rencana penyediaan, hambatan-hambatan yang harus dihadapi
pengembangan dan pengelolaan ruang oleh pemerintah. Oleh karena itu,
terbuka hijau dengan seluruh pemerintah perlu melakukan tindak lanjut
stakeholder yang terlibat terhadap hambatan yang dihadapi dalam
2) Melakukan rapat koordinasi secara pengembangan ruang terbuka hijau.
rutin dengan stakeholder yang terlibat Pemerintah perlu melakukan pendekatan
3) Mendorong pengusaha untuk membuat kepada para stakeholders yang terlibat
Roof Garden di perusahaan maupun dalam pengembangan ruang terbuka hijau.
kantornya Khususnya pendekatan kepada pihak swasta
4) Melaksanakan program gerbang hebat karena sejauh ini pihak swasta kurang
sebagi ajang bagi pemerintah untuk tertarik dalam memberikan investasi
menarik investor pengembangan ruang terbuka hijau.
Pemerintah juga mendorong para pengusaha
untuk membuat Roof Garden pada
bangunan-bangunan miliknya mengingat 1. Seluruh stakeholders yang terlibat dalam
keterbatasan lahan yang dimilki untuk pengembangan ruang terbuka hijau
pengembangan ruang terbuka hijau. memiliki peranan masing-masing sesuai
4. Bentuk Promosi Pemerintah dengan tugas pokok dan fungsi masing-
dalam Meningkatan Kemitraan masing. Stakeholders yang terlibat
Kemitraan dengan pihak swasta dalam pengembangan ruang terbuka
sangat ini memang belum berjalan secara hijau melakukan koordinasi melalui
optimal. Hal ini dikarenakan pihak swasta rapat rutin yang diadakan secara berkala
selalu memperhitungkan untung dan rugi kemudian dilakukan evaluasi di
dalam pengembilan keputusannya. Pihak pertengahan dan akhir tahun.
swasta akan lebih tertarik untuk berinvestasi
2. Bentuk kemitraan antara instansi terkait
pada bidang yang akan menguntungkan
bisanya berjalan secara otomatis
perusahaannya. Melihat hal ini, pemerintah
disesuaikan dengan tugas pokok dan
perlu mengencarkan promosi baik kepada
pihak swasta maupun masyarakat agar fungsi dari masing-masinh instansi
mereka lebih tertarik dalam pengembangan pemerintah. Meskipun kemitraan dengan
ruang terbuka hijau. Berikut beberapa pihak swasta belum berjalan lancar,
bentuk promosi yang telah dilakukan oleh namun salah satu bentuk kemitraan yang
pemerintah dalam meningkatkan kemitraan: sudah dijalin pemerintah dengan pihak
1) Pemerintah memanfaatkan event-event swasta yaitu kerjasama dengan
khusus yang melibatkan para Telkomsel. Pihak telkomsel memberikan
stakeholders. Contohnya ketika fasilitas layanan wifi gratis di beberapa
mengikuti perlombaan Ruang Terbuka taman kota di Kota Semarang. Bentuk
Hijau se ASEAN, maka pemerintah kemitraan yang dilakukan berbentuk
akan merangkul para pengusaha dan BTO (Build, Transfer, Operate).
masyarakat dalam mengembangkan Maksudnya swasta yang membangun,
ruang terbuka hijau. Event ini bersifat kemudian menyerahkan asetnya ke
win-win solution karena pihak swasta pemerintah dan dikelola kembali oleh
juga bisa mempromosikan pemerintah. Dapat disimpulkan bahwa
peruhaannya di tingkat internasional.
derajat kemitraan antar sesama
2) Membuat peraturan khusus tentang
pemerintah sudah sangat kuat sedangkan
penyediaan dan pengembangan ruang
kemitraan antar pemerintah dan swasta
terbuka hijau.
3) Promosi melakukan program gerbang masih bersifat lemah.
hebat. Pemerintah memanfaatkan 3. Pemerintah berupaya dalam
program gerbang hebat untuk menarik meningkatkan kemitraan pengembangan
perhatian penguasaha dalam ruang terbuka hijau dengan
mengembangkan ruang terbuka hijau. memanfaatkan event-event khusus
dengan merangkul para pengusaha.
Upaya lainnya yaitu melalui program
PENUTUP gerbat hebat sebagai wadah bagi
A. KESIMPULAN pemerintah untuk mempromosikan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
pentingnya pengembangan ruang
yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
terbuka hijau di Kota Semarang.
bahwa:
B. SARAN Maleong, Lexy J. 2010. Metodelogi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Bandung: PT Remaja Rosdakarya
yang telah dilakukan, dapat diberikan saran: Pasolong, Harbani.2007. Teori Administrasi
1. Melakukan sosisalisasi dan pendekatan Publik. Bandung: Alfabeta
kepada para pengusaha agar turut serta Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian
dalam pengembangan ruang terbuka Administrasi Publik. Bandung:
hijau Alfabeta
2. Membuat peraturan daerah mengenai Sugiyono, Agus. 2001. Metode Penelitian
kemitraan dalam pengembangan Administrasi. Bandung: Alfabeta
ruang terbuka hijau Syafiie, Inu Kencana Dkk. 2009. Ilmu
3. Mewajibkan setiap pengembang atau Administrasi Publik. PT Rineka Cipta
pengusaha untuk membuat ruang : Jakarta
terbuka hijau di lingkungan Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen
perusahaan maupun kawasan yang Kota dan Wilayah : Realita dan
akan dikembangkan Tantangan. Jakarta: Bumi Aksara
4. Membuat forum kerjasama dengan Tangkilisan, Hessel Nogi. 2007. Manajemen
pihak swasta Publik. Jakarta: Grasindo

DAFTAR PUSTAKA Penelitian Terdahulu :


Buku : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Budiharjo, Eko. 2009. Kota Berkelanjutan Semarang, (2015). Daftar Inventaris
(Sustainable City). Bandung: P.T. Taman Dinas Kebersihan dan
Alumni Pertamanan Kota Semarang.
Budihardjo, Eko. 2011. Penataan Ruang Semarang : Dinas Kebersihan Dan
dan Pembangunan Perkotaan. Pertamanan Kota Semarang.
Bandung : PT Alumni Eka Rofiyanti (2014). Evaluasi Dampak
Creswell, John W. (2013). Research Design Perda Kota Semarang Nomor 7 Tahun
: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, 2010 Tentang Penataan Ruang
dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Terbuka Hijau (RTH) di Kota
Pelajar Semarang (Studi di Kecaman Mijen
Hadi, Sabari. 2005. Manajemen Kota: Kota Semarang). Skripsi. Universitas
Perspektif Psasial. Yogyakarta: Diponegoro.
Pustaka Pelajar Hariyanto. 2010. Pola dan Intensitas
Hardjowigen, Sarwono dan Widiatmika. Konversi Lahan Pertanian di Kota
2001. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Semarang tahun 2000-2009. Jurnal.
Perencanaan Tata Guna Lahan. Ratri Mardikowati (2012). Manajemen Tata
Yogyakarta: Gajah Mada University Ruang (Penataan Ruang Teruka Hijau)
Press di Kabupaten Tegal. Skripsi.
Joga, Nirwono dan Iwan Ismau. 2011. “RTH Universitas Diponegoro.
30%! Resolusi Kota Hijau” . Jakarta: Rina Sulistya Puspasari (2015).
Pt. Gramedia Pustaka Utama Implementasi Penataan Ruang
Keban, Yeremias T. 2004. Enam Dimensi Terbuka Hijau Pada Taman Kota di
Strategis Administrasi Publik, Konsep, Magelang Berdasarkan Perda Nomor 1
Teori, dan Isu. Yogyakarta: Gava Tahun 2014 Tentang Penataan Ruang
Media
Terbuka Hijau. Skripsi. Universitas Badan Usaha dalam Penyediaan
Diponegoro. Infrastruktur
Wahyudi. 2009. Ketersediaan Alokasi Perda Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Ruang Terbuka Hijau Kota Pada Ordo Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kota 1 Kabupaten Kudus. Tesis. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016
Universitas Diponegoro. tentang Pengelolaan Pohon pada
Ruang Terbuka Hijau Publik, Jalur
Website: Hijau Jalan dan Taman
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota Peraturan Walikota Semarang Nomor 65
http://dkp.semarangkota.go.id/index.php/con Tahun 2016 tentang Kedudukan,
tent/tupoksi_taman Sususnan Organisasi, Tugas dan
http://amarmarufzarkawi.blogspot.co.id/201 Fungsi, serta Tata Kerja Dinas
2/12/ruang-terbuka-hijau-rth.html Perumahan dan Kawasan Permukiman
https://id.wikipedia.org/wiki/Ruang_Terbuk Kota Semarang.
a_Hijau
https://intanghina.wordpress.com/2008/12/1
7/tinjauan-teori-penataan-ruang-dan-
kebijakan-penataan-ruang-terhadap-
lingkungan-hidup/
http://sappk.itb.ac.id/jpwk2/wp-
content/uploads/2013/09/V2N1
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456
789/22042/4/Chapter%20II.pdf
https://lovenadewi.wordpress.com/mata-
kuliah-an/paradigma-administrasi-negara/5-
paradigma-administrasi-negara-henry-fayol/
https://pengembanganperkotaan.wordpress.c
om/2011/11/09/teori-teori-
perkembangan-kota/
Posner, Paul and Shin Kue Ryu. 2009.
Public-Private Partnerships: The
Relevance of Budgeting. (online)..
http://www.oecd.org/gov/budgeting/434102
87.pdf
https://wahjudinsumpeno.wordpress.com/20
12/07/23/teori-pemangku-
kepentingan/
https://tulisanilmu.wordpress.com/materi-
kuliah-ihk/semester-i/pengantar-ilmu-
sosiologi/
http://frasasti.blogspot.co.id/2013/06/tahap-
tahap-pembutan-sosiometri.html

Undang-undang dan Peraturan:


Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005
tentang Kejasama Pemerintah dengan

You might also like