Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Motivasi PSN
Jurnal Motivasi PSN
ABSTRACT
Introduction: Dengue Haemorhagic Fever (DHF) still becomes health problem in
Indonesia. Less understand about it will lead into people’s ignorance in cutting the
transmission line, for the example by eradicate mosquito nest. Not only knowlegde, but
people’s motivation also important to implement particular behavior. The aim of this
study was to examine the correlation between knowledge and motivation with mother’s
behavior in eradication mosquito nest of DHF. Method: This was correlational study
with cross sectional approach. Population were mother at Kelurahan Pegirian,
Surabaya. Samples were 80 respondents, taken with proposionate cluster sampling. The
independent variables were mother’s knowledge and motivation, while the dependent
variable was mother’s behavior in eradicate mosquito nest. Data were collected by using
questionaire, then analyzed by using Spearman Rank Test with level of significance
α≤0.05. Result: The result had showed that there was significant weak correlation
between mother’s knowledge and behavior (p=0.000; r=0.309). While mother’s
motivation have significant moderate correlation with behavior in eradicate mosquito
nest (p=0.000; r=0.423). Discussion: It can be concluded that mother’s knowledge and
motivation correlate with their behavior in eradicate mosquito nest. Mother should
inform the member of her family about preventing DHF transmission by eradicate
mosquito nest. Nurses should empower mother to do it through health education
regularly.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam PSN DBD
Tabel 2 Hubungan antara motivasi dan perilaku ibu dalam PSN DBD
Perilaku
Cukup Baik Total
MotivasiMotivasi Negatif 39 4 43
48,8% 5,0% 53,8%
Motivasi Positif 13 24 37
16,3% 30,0% 46,3%
Total 52 28 80
65,0% 35,0% 100,0%
Spearman Rank r= 0,423 p= 0,000
Hasil penelitian ini menunjukkan ada 23 seseorang akan lebih matang dalam
(28,8%) responden yang memiliki berpikir dan bekerja. Hal ini sejalan
pengetahuan baik, cukup 47 (58,8%), dengan Notoatmodjo (2007) bahwa
dan rendah 10 (12%). Dari penelitian ini umur dapat mempengaruhi seseorang,
didapatkan mayoritas pengetahuan ibu di semakin cukup umur, tingkat
RW 8 (RT 3, RT 5 dan RT 6) dan RW kemampuan dan kematangan seseorang
10 (RT 3, RT 6, dan RT 8) Kelurahan akan lebih tinggi dalam berpikir dan
Pegirian Surabaya tentang DBD dan menerima informasi. Namun perlu
PSN DBD dalam kategori ditekankan bahwa seorang yang
berpengetahuan cukup yaitu sebanyak berumur lebih tua tidak mutlak memiliki
47 (58,8%). pengetahuan yang lebih tinggi
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dibandingkan dengan seseorang yang
jawaban responden tentang pengetahuan lebih muda.
PSN DBD yang rendah dengan tingkat
kesalahan 76,3% ada pada item Berdasarkan uraian di atas, peneliti
pertanyaan mengenai cara apakah yang berpendapat bahwa hal ini membuktikan
paling mudah dan efektif untuk bahwa umur mempengaruhi kematangan
mencegah penularan penyakit DBD, seseorang untuk berperilaku sehat dan
tingkat kesalahan 90% ada pada karena diusia 31-40 tahun pengalaman,
pertanyaan pemberantasan pada penular informasi untuk mendapatkan
DBD yang efektif. Sehingga dapat pengetahuannya bisa lebih banyak.
disimpulkan bahwa masyarakat masih Tidak selamanya semakin tua usia maka
kurang memahami mengenai cara pengetahuan semakin tinggi dan
apakah yang paling mudah dan efektif perilaku seseorang semakin baik, karena
untuk mencegah penularan penyakit dengan pengaruh beberapa faktor seperti
DBD dan pemberantasan DBD yang banyak mendapatkan informasi tentang
paling efektif, Sedangkan hasil cara pencegahan penyakit DBD dari
penelitian yang paling tinggi tingkat berbagai media elektronik dan cetak
kebenarannya terdapat pada pertanyaan juga petugas kesehatan, maka usia yang
mengenai vektor dari penyakit DBD masih muda pun dapat berperilaku baik.
yaitu sebanyak 2,5% responden
menjawab benar. Sehingga dari Faktor lain yang mempengaruhi
kuisioner masyarakat lebih memahami pengetahuan seseorang adalah
mengenai vektor dari penyakit DBD. pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian
responden yang memiliki pengetahuan
Selain itu, pengetahuan juga dipengaruhi tinggi terdapat pada jenis pekerjaan
oleh umur dan jenis pekerjaan. PNS/ABRI/pensiunan yaitu 2 dari 3
Berdasarkan penelitian, sebagian besar orang memiliki pengetahuan tinggi dan
responden yang berpengetahuan tinggi sisanya memiliki pengetahuan cukup.
tergolong pada umur 31-40 sebanyak 10 Menurut (Notoatmodjo, 2007) pekerjaan
(12,5%) responden, sedangkan usia yang memiliki pengaruh pada pengetahuan
memiliki pengetahuan rendah dimiliki seseorang. Lingkungan pekerjaan dapat
responden terdapat pada usia 61-70 menjadikan seseorang memperoleh
tahun sebanyak 1,3%. Menurut teori pengalaman dan pengetahuan baik
Green, umur merupakan salah satu secara langsung maupun secara tidak
presdisposing factor terjadinya langsung.
peubahan perilaku seseorang. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa perbedaan usia Pengetahuan responden mengenai DBD,
seseorang bisa mempengaruhi seseorang vektor penyebabnya, dan cara
dalam melakukan perilaku pencegahan penularan DBD sangat
kesehatan. Menurut Hurlock (2005) diperlukan. Karena pengetahuan
bahwa semakin cukup umur, tingkat merupakan dasar untuk terbentuknya
kemampuan dan kekuatan tindakan seseorang (Notoatmodjo,
47
2007). Penelitian ini juga sejalan dengan sangat setuju, 4 (5%) responden
teori Roger (1971) yang dikutip oleh menjawab setuju, dan 5 (6,3%)
Ancok bahwa pengetahuan tentang suatu responden menjawab ragu-ragu.
objek tertentu sangat penting bagi Sedangkan pada pernyataan no. 8 yang
terjadinya perubahan perilaku yang menyatakan bahwa responden
merupakan proses yang sangat melakukan pemberantasan sarang
kompleks. Perilaku yang didasari oleh nyamuk (PSN) DBD hanya karena
pengetahuan akan lebih baik dari pada pencegahan itu diwajibkan oleh RT/RW
perilaku yang tidak didasari oleh sebanyak 1 (1,3%) responden menjawab
pengetahuan. sangat setuju, 4 (5%) responden
menjawab setuju, dan 5 (6,3%)
Berdasarkan uraian di atas dapat responden menjawab ragu-ragu.
disimpulkan bahwa pengetahuan Sehingga dapat disimpulkan bahwa
merupakan domain terbentuknya motivasi seseorang bisa timbul karena
perilaku kesehatan dan faktor-faktor adanya pengawasan dari pihak
yang mempengaruhi terbentuknya masyarakat seperti peran kader maupun
pengetahuan seperti pendidikan, umur himbauan dari RT/RW.
dan pekerjaan juga mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang, sehingga Hal ini sesuai dengan teori Green (1980)
mempengaruhi tingkat perilaku dalam Notoatmodjo (2007) bahwa
seseorang. motivasi individu atau kelompok sangat
berpengaruh untuk melakukan sesuatu,
Salah satu faktor yang berperan dalam dengan demikian motivasi yang positif
pembentukan perilaku menurut dapat memotivasi individu dalam
Notoatmodjo (2007) adalah motivasi. melakukan kegiatan pemberantasan
Pada penelitian ini terdapat 37 (46,3%) jentik nyamuk sehingga angka kejadian
responden yang memiliki kriteria positif DBD dapat dikurangi. Berdasarkan
dan sebanyak 43 (53,8%) responden uraian di atas peneliti berpendapat
memiliki motivasi negatif. Responden bahwa munculnya motivasi seseorang
yang menjawab sangat setuju kalau dipengaruhi oleh berbagai macam
melakukan PSN DBD dengan kesadaran faktor. Tingginya motivasi positif yang
diri sebanyak 37 responden diantaranya dimiliki masyarakat tentang pencegahan
15 (18,8%) responden menjawab setuju DBD, semakin tinggi pula kesadaran
dan 65 (81,3%), dan responden yang untuk berperan serta dalam mencegah
menjawab sangat setuju mengenai DBD di mana dalam hal ini pemerintah
pernyataan melakukan PSN DBD karena juga berperan sebagai fasilitator dan
hal tersebut merupakan tindakan dalam motivator.
pencegahan dan upaya penting bagi
kesehatan sebanyak 37 responden Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
dengan jumlah 22 (27,5%) menjawab bahwa responden mayoritas memiliki
setuju dan 57 (71,3%) responden perilaku yang cukup dalam PSN DBD
menjawab sangat setuju. Dapat yaitu sebanyak 52 (62%) responden.
disimpulkan bahwa masyarakat yang Sedangkan responden yang memiliki
mempunyai motivasi positif mempunyai prilaku baik hanya 28 (35%) responden.
kesadaran diri untuk melakukan PSN Sedangkan ditinjau dari observasi jentik
dan beranggapan bahwa tindakan PSN nyamuk pada tiap rumah responden
DBD sangat penting untuk mencegah yaitu masih terdapat jentik pada rumah
terjadinya wabah DBD. responden sebanyak 29 (36,3%).
Menurut Notoatmodjo (2007) faktor-
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor yang berperan dalam
responden melakukan PSN DBD setelah pembentukan perilaku dikelompokkan
ada himbauan dari kader atau pak menjadi dua jenis yaitu: Faktor yang
RT/RW sebanyak 3 (3,8%) menjawab berada dalam diri individu itu sendiri
48
yaitu salah satunya adalah motivasi. Dari masyarakat bisa dilihat saat observasi
hasil penelitian ini 37 (46,3%) keberadaan jentik nyamuk yang
responden yang tergolong memiliki merupakan indikator dari potensi
motivasi positif 24 (30%) diantaranya keterjangkitan masyarakat akan DBD.
berperilaku baik sehingga dapat Jentik nyamuk ini dapat berkembang
disimpulkan bahwa motivasi merupakan pada wadah-wadah di sekitar
penggerak perilaku. Faktor lainnya yaitu pemukiman. Pada penelitian ini,
tingkat pendidikan, Usia, jumlah keberadaan jentik nyamuk (ABJ)
keluarga, dan jenis diamati pada bak air mandi, tempat
penyimpanan air (gentong air) dan
Hasil penelitian, ditemukan bahwa dari selokan yang berada di sekitar
80 rumah responden ditemukan 29 pemukiman masyarakat.
(36,3%) responden rumahnya masih
terdapat jentik nyamuk. Dari hasil Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian Meica (2009) di mana
perilaku dari masyarakat akan sangat disimpulkan bahwa perilaku sehat dapat
menentukan tingkat kesehatan dari dipandang sebagai suatu respon yang
masyarakat itu sendiri. Perilaku rasional terhadap hal-hal yang dapat
mayoritas di tempat penelitian tergolong mengakibatkan sakit. Dari contoh-
perilaku dengan kategori cukup 52 contoh masalah kesehatan lingkungan di
(65%). Perilaku masyarakat yang baik atas menggambarkan bahwa
akan memberikan dampak yang baik menciptakan lingkungan yang bersih
bagi kesehatan, dan sebaliknya perilaku membutuhkan upaya dan usaha yang
masyarakat yang tidak baik akan keras, sehingga dapat disimpulkan
berdampak buruk bagi kesehatannya. bahwa hal ini disebabkan adanya
Seperti halnya penyakit lain, perilaku perbedaan tentang anggapan atau
masyarakat juga akan menentukan persepsi individu tentang lingkungan
keterjangkitan DBD di tengah yang bersih, serta diperlukan adanya
masyarakat. Sehingga peneliti kesadaran/motivasi, tingkat
menyimpulkan bahwa dari hasil pengetahuan, keperdulian, kerja sama
observasi jentik nyamuk saat penelitian, setiap anggota masyarakat.
masih terdapat jentik nyamuk, karena
mayoritas responden masih tergolong Hasil uji statistik penelitian ini
berperilaku cukup dalam pelaksanaan menunjukkan adanya hubungan antara
PSN DBD sehingga masih terdapat pengetahuan dengan perilaku ibu dalam
masyarakat yang terkena DBD sehingga PSN DBD. Dapat disimpulkan bahwa
sangat diperlukan kegiatan-kegiatan seseorang yang memiliki tingkat
untuk meningkatkan perilaku ibu dalam pengetahuan ibu yang tinggi, tingkat
PSN DBD. perilaku dalam PSN DBD juga tinggi.
Hasil ini sejalan dengan teori
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Notoatmodjo (2007) yang menjelaskan
penelitian sebelumnya yang dilakukan bahwa semakin tinggi pengetahuan
oleh Wulandari (2008) bahwa seseorang makan akan berpengaruh
pengetahuan signifikan mempengaruhi terhadap upaya peningkatan perilaku
program PSN DBD. Untuk itu kesehatan. Hasil penelitian ini sesuai
diperlukan usaha-usaha dari pemerintah dengan penelitian sebelumnya yang
untuk meningkatkan Pengetahuan dilakukan oleh Hasanah (2006) bahwa
masyarakat agar ada peningkatan ada hubungan antara pengetahuan dan
perilaku PSN masyarakat. Pada perilaku. Semakin tinggi pengetahuan
penelitian ini, peneliti juga seseorang tentang DBD, semakin baik
mengobservasi rumah responden dengan perilaku mereka terhadap pencegahan
melihat adanya jentik nyamuk pada dan pemberantasan penyakit DBD.
tempat penampungan air. Perilaku Untuk itu diperlukan usaha dari
49