Professional Documents
Culture Documents
ERISA HERWINDASARI
I11108020
Abstract
Intisari
PENDAHULUAN
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (tiga kali atau lebih) dalam satu hari.1 Diare
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena
dari tahun 2000 hingga 2010 terlihat kecenderungan insidens naik.
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas
dan Riset Kesehatan Dasar2 dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare
masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia.
Insiden diare di dunia mencapai 1,731 milyar pada tahun 2010 pada anak
usia dibawah 5 tahun dan angka kematian diare di tahun 2011 mencapai
sekitar 700.000 balita.3 Diare merupakan penyebab kematian nomor satu
di rumah sakit dengan case fatality rate 1,45.4 Dehidrasi merupakan salah
satu komplikasi penyakit diare yang dapat menyebabkan kematian.5
Di Indonesia, satu dari tujuh anak balita menderita diare.6 Bila dilihat per
kelompok umur prevalensi diare tertinggi terdeteksi pada anak balita (1-4
tahun) yaitu 16,7% diikuti dengan kelompok umur kurang dari satu tahun
yaitu sebesar 16,5%.2
HASIL
A. Analisis Univariat
yang tidak bekerja (ibu rumah tangga) berjumlah 68 orang (93,2%) dan
ibu yang bekerja berjumlah 5 orang (6,8%).
Pengetahuan ibu mengenai diare dibagi menjadi dua kriteria, yaitu ibu
dengan pengetahuan diare yang kurang berjumlah 46 orang (63%) dan
ibu dengan pengetahuan diare yang baik berjumlah 27 orang (37%).
Penatalaksanaan awal diare dibagi menjadi dua kategori, yaitu ibu dengan
penatalaksanaan awal diare yang buruk sebanyak 20 orang (27,4%) dan
ibu dengan penatalaksanaan awal diare yang baik sebanyak 53 orang
(72,6%).
B. Analisis Bivariat
Hal ini sesuai dengan hasil analisis statistik yang menunjukkan bahwa
terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dengan
penatalaksanaan awal diare pada balita (p=0,017). Berdasarkan analisis
statistik tingkat pengetahuan ibu mempengaruhi penatalaksanaan awal
diare pada balita sebanyak 1,410 kali.
C. Analisis Multivariat
Pada penelitian ini dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi ganda
logistik untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
penatalaksanaan awal diare pada balita dengan memperhitungkan
adanya variabel perancu, seperti usia, pendidikan, dan pekerjaan.
PEMBAHASAN
Sebagian besar dari responden yang mengikuti penelitian ini adalah ibu-
ibu yang tidak bekerja, yaitu sebanyak 93,2%. Bekerja bagi ibu-ibu akan
mempengaruhi kehidupan keluarga.17 Pekerjaan memiliki peranan penting
dalam membentuk gaya hidup seseorang karena pekerjaan memiliki
hubungan dengan akses pelayanan sosial dasar seperti kesehatan,
rekreasi dan aktivitas di waktu luang.18 Pekerjaan ibu juga dapat
berpengaruh terhadap penatalaksanaan awal diare pada balita.
19
Sivakami menyebutkan bahwa ibu yang berkerja menghabiskan waktu
dengan anaknya rata-rata kurang dari 2,4 jam dibandingkan dengan ibu
yang tidak bekerja dalam melakukan perawatan pada anak. Selain itu
penelitian ini menunjukkan anak dari ibu yang bekerja memiliki risiko
penyakit yang lebih tinggi. Sivakami19 juga mengemukakan bahwa di
Kerala jika seorang wanita bekerja, risiko kematian pada anak lebih tinggi
daripada jika dia tidak bekerja, karena ibu yang bekerja memiliki waktu
yang singkat untuk anaknya.
Perawatan anak merupakan tanggung jawab penuh dari seorang ibu. Oleh
karena itu, pengetahuan ibu mengenai perawatan anak akan
11
Analisis multivariat dengan uji regresi ganda logistik dalam penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
penatalaksanaan awal diare pada balita dengan memperhitungkan
adanya variabel perancu, seperti usia, pendidikan, dan pekerjaan.
Pengetahuan dasar ibu mengenai diare bergantung pada berbagai faktor
seperti status usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah keluarga dan
pendapatan keluarga.10 Hasil analisis dalam penelitian ini, menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu bukan merupakan faktor yang memiliki
pengaruh bermakna terhadap penatalaksanaan awal diare pada balita.
Data di atas menunjukkan usia ibu memiliki peranan yang lebih bermakna
terhadap penatalaksanaan awal diare pada balita.
Ibu yang berusia >25 tahun memiliki peluang sebesar 4,019 kali untuk
melakukan penatalaksanaan awal diare yang baik dibandingkan dengan
ibu yang berusia ≤25 tahun. Semakin tinggi usia ibu, penatalaksanaan
awal diare yang diberikan kepada anak akan semakin baik. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Papikyan27 yang menyebutkan
durasi diare pada anak lebih singkat pada anak-anak dengan ibu lebih tua
daripada ibu yang lebih muda dimana setiap usia ibu meningkat satu
tahun akan meningkatkan pengetahuan ibu sebanyak 0,1 unit. Selain itu,
disebutkan pula fakta bahwa ibu yang usianya lebih tua memilki lebih
12
KESIMPULAN
1. Tingkat pengetahuan ibu yang kurang sebanyak 63% dan tingkat
pengetahuan ibu yang baik sebanyak 37%.
2. Ibu dengan penatalaksanaan awal diare yang buruk sebanyak 27,4%
dan ibu dengan penatalaksanaan awal diare yang baik sebanyak
72,6%
3. Penatalaksanaan awal diare pada balita lebih dipengaruhi oleh usia
ibu dibandingkan dengan tingkat pengetahuan ibu.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA