You are on page 1of 8

Jurnal Suara Kesehatan

http://journal.iskb.ac.id/

Vol 8, No. 1, November 2021


p-ISSN: 2443-2652 dan e-ISSN: 2722-7715

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS


GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE
1
Mustar
DIII Kebidanan, Institut Sains dan Kesehatan Bone
Email: ……………………………..

Artikel info
Abstract.
Artikel history: Background: Because the mother is the one who has the most bond to
Received; xx-xx the kid, the mother's degree of awareness about toddler nutrition has
Revised:xx-xx a significant impact on the nutritional health of the toddler. Mothers
Accepted;xx-xx spend more time with their children than other family members,
allowing them to better grasp all of their children's requirements. The
expertise of mothers is the most important factor in satisfying the
Kata Kunci: dietary needs of toddlers.
Pengetahuan Objective: To determine the association between a mother's
Status Gizi nutritional knowledge and the nutritional status of her children under
the age of five.
Keyword: Methods: The Cross Sectional approach is a research to study the
Knowledge dynamics of the correlation between risk factors and effects, by
Nutriotional Status approaching, observing or collecting data all at once (point time
approach).
Analysis: Analytical survey is research that explores how and why
this health phenomenon occurs.
Results: The results showed that there was a relationship between
maternal knowledge about nutrition and good nutritional status in the
Work Area of the Watampone Health Center with the chi square test
results obtained p-value = 0.001 p <0.05, there was a relationship
between maternal knowledge about nutrition and nutritional status at
risk over nutrition in the Watampone Health Center Work Area with
the results of the chi square test, p-value = 0.001 p < 0.05 and there
is a relationship between mother's knowledge about nutrition and the
nutritional status of toddlers in the Watampone Health Center Work
Area with the chi square test results obtained p- value = 0.001 p <
0.5
Abstrak.
Latar Belakang : Karena ibu adalah orang yang paling memiliki
ikatan dengan anak, maka tingkat kesadaran ibu tentang gizi balita
berdampak signifikan terhadap kesehatan gizi balita. Ibu
menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak mereka
daripada anggota keluarga lainnya, memungkinkan mereka untuk
lebih memahami semua kebutuhan anak-anak mereka. Keahlian ibu
merupakan faktor terpenting dalam memenuhi kebutuhan gizi balita.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi ibu dengan
status gizi balita.
Metode : Penelitian cross-sectional melibatkan pendekatan,
pengamatan, atau pengumpulan data sekaligus untuk menemukan
dinamika hubungan antara faktor risiko dan konsekuensi (Approach)
Analisi : Survei analitik adalah studi yang melihat bagaimana dan

1
mengapa masalah kesehatan ini berkembang.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara
pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi baik di Wilayah Kerja
Puskesmas Watampone dengan hasil uji chi square test didapatkan p-
value = 0,001 p < 0,05, ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang
gizi dengan status gizi beresiko gizi lebih di Wilayah Kerja
Puskesmas Watampone dengan hasil uji chi square test didapatkan p-
value = 0,001 p < 0,05 dan ada hubungan antara pengetahuan ibu
tentang gizi dengan status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Watampone dengan hasil uji chi square test didapatkan p-value =
0,001 p < 0,5
PENERBIT : LPPM INSTITUT SAINS DAN KESEHATAN BONE
Email: lppmiskb@gmail.com

PENDAHULUAN

Karena masa bayi merupakan masa pertumbuhan yang cepat, maka diperlukan nutrisi yang
tepat. Persyaratan lima bahan gizi dasar yaitu karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin
(termasuk air yang cukup). Balita membutuhkan antara lain energi, protein, lemak, air, karbohidrat,
serta vitamin dan mineral (Merryana, 2012)Karena ibu adalah orang yang paling memiliki ikatan
dengan anak, maka tingkat kesadaran ibu tentang gizi balita berdampak signifikan terhadap kesehatan
gizi balita. Ibu menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak mereka daripada anggota
keluarga lainnya, memungkinkan mereka untuk lebih memahami semua kebutuhan anak-anak mereka.
Komponen yang paling penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi balita adalah pengetahuan ibu.
(Khayati, 2020)
Status gizi adalah ukuran kesejahteraan fisik seseorang berdasarkan makanan yang mereka
makan dan bagaimana mereka menggunakan nutrisi dalam tubuh mereka. Rendahnya status gizi balita
akan menjadi masalah pada sumber daya manusia dimasa mendatang. Salah satu dampak gizi buruk
pada balita adalah menurunnya tingkat kecerdasan/IQ (Indah Purnama Sari dkk, 2020). Angka
kematian balita (AKBA) adalah metrik terpenting untuk mengukur kesehatan masyarakat. Balita yang
kekurangan gizi selama dua tahun pertama kehidupannya akan mengalami keterlambatan
perkembangan fisik dan mental. (Agus Eka Nurma Yuneta, 2019)
Balita di bawah usia lima tahun berada pada risiko yang lebih tinggi, sehingga mereka harus
diberi perawatan lebih. Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seorang anak, semakin besar
kemungkinan dia menderita kekurangan gizi, yang membuat anak tersebut rentan terhadap berbagai
penyakit. Masih banyak kasus balita gizi buruk yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
pengetahuan ibu tentang gizi balita, contoh makanan yang mengandung zat gizi, makanan yang
dikonsumsi balita, pengolahan makanan, pendidikan, status sosial ekonomi dan penyakit menular.
(Haryani, 2020)
Berdasarkan data kabupaten/kota tahun 2019 jumlah balita 0-59 bulan di Sulawesi Selatan
yang ditimbang berat badannya sebanyak 321.511, jumlah Balita Gizi Kurang (BB/Umur) sebanyak
35.793 atau sebesar 11.13%. Jumlah balita 0-59 bulan yang diukur tinggi badannya sebanyak 318.894,
Jurnalkes ISKB : Vol. xx No. xx (November, 2021) e-ISSN: 2722-7715

jumlah balita pendek sebanyak 53.421 atau sebesar 16.62%.Jumlah balita 0-59 bulan yang diukur
badannya sebanyak 320.048, terdapat balita kurus sebanyak 17.142 atau sebesar 5.33%. Presentase
balita 0-59 bulan yang kurang gizi di Sulawesi Selatan pada tahun 2019 sebesar 13,72%. Terbesar di
Kabupaten Takalar 23,16%, kemudian Kabupaten Bantaeng sebesar 22,05%, dan kabupaten Maros
sebesar 19,63%. Presentase balita 0-59 bulan yang diukur tinggi badannya di Sulawesi Selatan pada
tahun 2019 terdapat 16,62% balita pendek. Kota Parepare sebesar 33.98%, Kabupaten Tana Toraja
sebesar 33,91%. Presentase balita 0-59 bulan yang diukur di Sulawesi Selatan pada tahun 2019sebesar
5,33% balita kurus. Kota Parepare sebesar 10,30%, Kabupaten Takalar sebesar 10,26% dan Kabupaten
Wajo sebesar 8,07% (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2020)
Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bone bahwa satus Gizi
balita pada tahun 2018 dengan jumlah 12.324 balita, berdasarkan BB/TB yaitu sangat kurus terdapat
12 balita (0,10%), kurus terdapat 528 balita (4,28%), normal terdapat 11.625 balita (94.55%), dan
gemuk terdapat 132 balita (1,07%). Sedangkan jumlah balita pada tahun 2019 53.003 balita,
berdasarkan BB/TB yaitu yang mengalami gizi buruk sebanyak 423 balita (0,80%), gizi kurang
terdapat 907 balita (1,71%), gizi normal terdapat 17.555 balita (33,12%), dan gizi lebih terdapat 932
balita (1,76%). Sedangkan jumlah balita pada tahun 2020 yaitu 52.929 balita, berdasarkan BB/TB
yaitu jumlah balita dengan status gizi sangat buruk terdapat 395 balita (0,75%), gizi kurang terdapat
1.312 balita (2,48%), gizi normal terdapat 45.907 balita (86,73%), jumlah gizi lebih terdapat 391 balita
(0,74%), dan obesitas terdapat 143 balita (0,27%).
Terkait data yang diperoleh dari Puskesmas Watampone terkait dengan gizi balita berdasarkan
BB/TB yaitu pada tahun 2018 terdapat 241 balita, balita dengan status sangat kurus terdapat 2 balita
(0.83%), kurus terdapat 11 balita (4,56%), normal terdapat 221 balita (91,70%), dan gemuk terdapat 7
balita (2,90%). Sedangkan pada tahun 2019 terdapat 3.038 balita, berdasarkan BB/TB terdapat gizi
buruk 12 balita (0,39%), gizi kurang terdapat 65 balita (2,14%), gizi normal terdapat 787 balita
(25,91%), dan gizi lebih terdapat 63 balita (2,07%).
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuian ibu tentang
gizi dengan status gizi balita di posyandu Siporio 1 Kampung Baka wilayah kerja Puskesmas
Watampone. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pengetahuan ibu tentang gizi dan status gizi pada balita.

METODE
Jenis penelitian ini adalah Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Dalam
penelitian ini mengakaji hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi balita di posyandu
siporio 1 Kampung Baka wilayah kerja Puskesmas Watampone. Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu ytang memiliki anak balita di wilayah kerja Puskesmas Watampone dengan teknik
pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling dengan adanya kriteria inkulis dan dan kriteria ekslusi
sehingga di dapatkan jumlah sampel yaitu 20 ibu yang melakukan kunjungan di posyandu Siporio 1
Kampung Baka wilayah kerja Puskesmas Watampone. Variabel Independent yaitu pengetahuan dan
variabel dependent yaitu status gizi balita. Penelitian ini menggunakan kuesioner tentang gizi dan
menggunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Menggunakan analisis data yaitu
analisis univariat dan anlisis biavariat dengan Chi Square.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Tabel 1 Analisis Univariat
Jumlah sampel (n) = 20
Variabel n %
Pengetahuan
Baik 18 90
Cukup 1 5
Kurang 1 5
20 100
Status Gizi
Gizi Buruk (< -3SD) 0 0
Gizi Kurang (-3SD sd < -2SD) 0 0
Gizi Baik (-2SD sd +1SD) 18 90
Beresiko Gizi Lebih (>=1SD sd +2SD) 2 10
Gizi Lebih (>+2SD sd +3SD) 0 0
Obesitas (>+3SD) 0 0
20 100
Sumber data : Data primer 2021

Tabel 2 Analisis Bivariat

Status Gizi Balita


Beresiko Gizi Gizi Total
Pengetahuan p
Lebih Baik/Normal
n % N % n %
Baik 0 0 18 90 18 90
Cukup 1 5 0 0 1 5
0,001
Kurang 1 5 0 0 1 5
Total 2 10 18 90 20 100,0

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan responden yang memilki pengetahuan yang baik
sebanyak 18 orang (90%), responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (5%) dan
reponden yang memilki pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (5%). Dan diperoleh bahwa
berdasarkan status gizi balita dalam kategori gizi buruk yaitu sebanyak 0 balita (0%), gizi kurang yaitu
sebanyak 0 balita (0%), gizi baik yaitu sebanyak 18 balita (90%), beresiko gizi lebih yaitu sebanyak 2
balita (10%), gizi lebih yaitu sebanyak 0 balita (0%), dan obesitas yaitu sebanyak 0 balita (0%).
Jurnalkes ISKB : Vol. xx No. xx (November, 2021) e-ISSN: 2722-7715

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui dengan baik tentang
kebutuhan makanan balita. Berdasarkan kenyataan di lapangan, ibu yang memiliki pengetahuan
tentang kebutuhan gizi balita lebih berpeluang menghasilkan anak yang sehat. Hal ini berkaitan
dengan pemahaman ibu tentang manfaat dan fungsi makanan sehat bagi tumbuh kembang balitanya..
(Susilowati, 2017)

Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh kategori pengetahuan baik dengan status gizi balita
baik sebanyak 18 orang (90%). Kategori pengetahuan cukup dengan status gizi balita beresiko gizi
lebih sebanyak 1 orang (5%) dan pengetahuan kurang dengan status gizi balita beresiko gizi lebih
sebanyak 1 orang (5%). Maka didapatkan p-value = 0,001 p < 0,05 yang berarti Ha diterima dan H0
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan
status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Watampone.

Penelitian dari (Maay et al., 2020)dengan judul The Relationship of Maternal Knowledge
about Nutrition, to Toddlers’ Growth and Development, in Public Health Wamena Perumnas I,
Jayapura, Indonesia Tahun 2020 sejalan dengan penelitian yang saya lakukan yaitu didapatkan
mayoritas ibu dengan pengetahuan baik dengan status gizi balitanya baik juga dan beberapa ibu
memilki pengetahuan cukup dengan balita yang memilki masalah gizi sehingga di dapatkan hasil uji
chi square test p-value = 0,001, karena p<0,05 sehingga di katakan ada hubungan tingkat pengetahuan
ibu tentang gizi dengan status gizi balita. Dimana hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil
penelitian yang di lakukan Maay et al yaitu Hasil uji korelasi statistik Spearman Rank dengan tingkat
signifikan (p-value) dari 0,01. Disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
tentang status gizi balita, di Puskesmas Wamena Perumnas I dan penelitian ini sesuai dengan proposisi
bahwa pengetahuan ibu berkorelasi tinggi dengan status gizi balita. Hal ini menunjukkan bahwa balita
dengan status gizi baik juga mempunyai ibu yang berpengetahuan baik tentang gizi. Sebaliknya, ibu
yang memiliki balita kurang gizi atau masalah gizi juga memiliki pengetahuan yang kurang mengenai
gizi. Pengetahuan ibu yang baik sangat mempengaruhi cara memilih jenis makanan yang beragam
sehingga berpengaruh terhadap pola konsumsi, dan berpengaruh terhadap peningkatan status gizi
anak. Sebaliknya, rendahnya tingkat pengetahuan tentang makanan bergizi dapat mempengaruhi pola
makan anak karena ibu tidak dapat memilih dan memberikan makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi anak-anaknya

Hasil penelitian (Sufiyan et al., 2012) dengan judul Effect of Maternal Literacy on Nutritional
Status of Children Under 5 Years of Age in the Babban-Dodo Community Zaria City Northwest
Nigeria yaitu Dari 300 anak yang diteliti, 87 (29%) ditemukan memiliki berat badan kurang, 21 (7%)
kurus dan 93 (31%) mengalami stunting. Mayoritas (65%) ibu/pengasuh tidak memiliki pendidikan
formal. Ada hubungan statistik yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dan terjadinya
malnutrisi (khususnya stunting) di antara anak-anak yang diteliti. (X2 = 26,2, df = 1, P < 0,05).
Penelitian yang di lakukan Sufiyan, Umar, and Bashir tahun 2012 tersebut sejalan dengan hasil
penelitian yang saya lakukan yaitu ibu dengan pengetahuan baik dengan status gizi balitanya
baik/normal sebanyak 18 orang dan ibu yang memiliki pengetahuan yang cukup dan kurang memiliki
status gizi pada balitanya dengan beresiko gizi lebih sebanyak 2 orang sehingga di dapatkan p-value =
0,001 yang artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi pada
balita di wilayah kerja Puskesmas Watampone

Hasil penelitian yang saya dapatkan menunjukkan adanya hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi balita, dimana penelitian tersebut sesuai dengan yang
di kemukakan oleh (Setia et al., 2021)yaitu Pengaturan dan kualitas makanan yang disediakan untuk
bayi tergantung pada tingkat pendidikan ibu dan pengetahuan mereka tentang kualitas makanan dan
ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga. Teori ini sesuai dengan yang dikemukakan teori
sebelumnya yaitu rumah tangga (keluarga) dengan perilaku kesadaran gizi buruk atau kurang lebih
mungkin memiliki peningkatan risiko stunting pada balita 1,22 kali lebih banyak jika dibandingkan
dengan mereka dengan perilaku kesadaran gizi yang baik. Perbedaan tingkat kecukupan nutrisi dan
riwayat pemberian ASI eksklusif pada balita stunting dan non-stunting ditemukan bahwa pemberian
makanan pendamping ASI dini berdampak pada keberhasilan pemberian ASI eksklusif, dan mereka
memiliki risiko stunting jika dibandingkan dengan balita yang ASI Eksklusif, karena dalam proses
pemberian makanan pendamping ASI dini, dapat mencemari makanan bayi, dan sistem pencernaan
bayi mungkin belum siap.

Karena ibu adalah orang yang paling memiliki ikatan dengan anak, maka tingkat kesadaran
ibu tentang gizi balita berdampak signifikan terhadap kesehatan gizi balita. Ibu menghabiskan lebih
banyak waktu dengan anak-anak mereka daripada anggota keluarga lainnya, memungkinkan mereka
untuk lebih memahami semua kebutuhan anak-anak mereka. Keahlian ibu merupakan faktor
terpenting dalam memenuhi kebutuhan gizi balita. Pengetahuan yang didasarkan pada pengetahuan
yang menyeluruh juga dapat mendorong perkembangan perilaku positif baru. Kebiasaan memberikan
makanan bergizi pada balita akan dilengkapi dengan pemahaman ibu tentang kebutuhan gizi yang
dipahami dengan baik. Seperti dalam penelitian ini, informasi dari berbagai media seperti televisi,
radio, dan surat kabar dapat digunakan untuk menambah pengetahuan. Setiap kali program posyandu
dilaksanakan, ibu mendapatkan informasi tentang kebutuhan gizi balitanya melalui penyuluhan yang
diberikan oleh puskesmas. Materi ini memperluas pemahaman dan memperkenalkan ide-ide baru.
(Susilowati, 2017)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan yaitu sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang baik dengan status gizi balita yang baik sebanyak 18 responden (90%) dan
responden yang memiliki pengetahuan yang cukup dan kurang memiliki balita dengan status gizi
Jurnalkes ISKB : Vol. xx No. xx (November, 2021) e-ISSN: 2722-7715

beresiko gizi lebih sebanyak 2 responden (10%) serta pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
di simpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan status giz balita di
wilayah kerja Puskesmas Watampone dengan nilai p- 0,001.

SARAN

Penelitian ini dapat memberikan motivasi, dukungan serta edukasi untuk lebih meningkatkan
upaya peningkatan gizi pada balita agar mampu mengurangi atau menangani masalah gizi yang masih
terjadi. Dan penelitian ini mampu memperkuat hasil penelitian sebelumnya serta peneliti selanjutnya
mampu melakukan penelitian dengan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi status gizi pada
balita.

UCAPAN TERIMA KASIH

Laporan Tugas Akhir penelitian ini dapat terselesaikan berkat adanya bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Mustar A.Per. Pen., M.Kes, Selaku Ketua Yayasan Sipatokkong Yang
Menaungi INSTITUT SAINS DAN KESEHATAN BONE.
2. Ibu Dr. Hasnidar, S.ST.,M.Kes, Selaku Rektor INSTITUT SAINS DAN KESEHATAN
BONE, yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam proses penyelesaian Laporan
Tugas Akhir.
3. Ibu dr. Hj. Nurminah A.Yusuf, MARS, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bone
yang telah memberikan kesempatan dalam pengambilan data di Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Bone.
4. Ibu Hj. Kartini Abbas, S.ST., M.Kes, selaku Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
Kabupaten Bone yang telah memberikan kesempatan dalam pengambilan data awal.
5. Ibu dr. A. Reski Soraya, Selaku Kepala UPT Puskesmas Watampone yang telah
memberikan kesempatan dalam pengambilan data.
6. Ibu Dr. Hasnidar, S.ST.,M.Kes, selaku penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam
rangka ujian Laporan Tugas Akhir.
7. Bapak Dr. Mustar A.Per. Pen., M.Kes. dan Ibu Indriyani, S.ST.,M.Kes, Selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dalam penulisan dan penyusunan Laporan Tugas Akhir.
8. Staf dan Dosen Pengajar INSTITUT SAINS DAN KESEHATAN BONE yang telah
memberi pengetahuan selama dalam proses menyelesaikan pendidikan.
9. Sembah sujud terima kasih kepada kedua orang tuaku, Ayahanda dan Ibunda serta
keluarga tersayang dengan segala jerih payahnya, ketulusan dan ketabahan serta curahan
kasih sayangnya, pengorbanan dan doa sehingga penulisan ini dapat terselesaikan.
10. Seluruh sahabatku dan rekan-rekan karena mereka semua telah memberikan semangat
buat saya.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Haryani, H. (2020). hubungan pengetahuan ibu balita tentang gizi balita dengan status gizi balita di
RW 07 Kelurahan Dayeuh Luhur di Wilayak kerja Puskesmas Benteng Kota Sukabumi. 6, 38.

Khayati, S. dan Y. N. (2020). Analisis hubungan tingkat pengetahuan Ibu tentang gizi dengan status
gizi balita. 3(2656–1506), 17.

Maay, J. K. R., Arifin, M., Roshaidai, S., Street, P., Heram, D., & City, J. (2020). The Relationship of
Maternal Knowledge about Nutrition , to Toddlers ’ Growth and Development , in Public Health
Waena Perumnas I , Jayapura , Indonesia. International Journal of Innovation, Creativity and
Change., 13(12), 1444–1454.

Merryana. (2012). Peran Gizi dalam Siklus Kehidupan. Kharisma Putra Utama.

Sari dkk, I. P. (2020). Hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi anak balita di
Desa Lawe Hijo Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara. 8.

Setia, A., Saleh, A. S., Adi, A. A. A. M., & Demu, Y. D. B. (2021). Determinants of Nutritional Status
of Two Year-Old Infant’s First Thousand Days of Life in Work Area of Oepoi Public Health
Center, Kupang, Indonesia. International Journal of Nutrition Sciences, 6(2), 81–89.
https://doi.org/10.30476/IJNS.2021.90302.1124.Introduction

Sufiyan, M., Umar, A., & Bashir, S. (2012). Effect of maternal literacy on nutritional status of children
under 5 years of age in the Babban-Dodo community Zaria city, Northwest Nigeria. Annals of
Nigerian Medicine, 6(2), 61. https://doi.org/10.4103/0331-3131.108110

Susilowati, E. dan A. H. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita dengan
Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah 1 Demak. 16.

Yuneta, A. E. N. dkk. (2019). hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi balita di
Kelurahan Wonorejo Kabupaten Karanganyar. 7(2620–9969), 8.

You might also like