You are on page 1of 598

ALAT PANT

PELAYANAN K
ALAT PANTAU SISTEM KINERJA TATA KELOLA KLINIK DAN
RUJUKAN
ELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL DI RUMAH
SAKIT

PROPINSI :
KABUPATEN / KOTA :
RUMAH SAKIT :

INSTRUMEN

Disusun oleh Tim MNCH Specialist MPHD Indonesia


Versi Desember 2021
A KLINIK DAN

NATAL DI RUMAH
DASHBOARD STANDAR KINERJA TATA KELO

GRAFIK CAPAIAN STANDAR DAN PROSES


KINERJA KLINIS

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
0%
STANDAR PROSES STANDAR PROSES
MATERNAL NEONATAL

g r afi k c ap ai an s t an d ar k i n e r j a k l i n i s
mat e r n al
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%
80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%
0% 0% 0% 0%
0%
Respon PPH PEB/Eklampsi Sepsis Maternal Persalinan Persalinan
Emergensi Macet Prematur

C apai an S t an d ar Ki n e r j a k l i n i s
n e o n at al

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0% 0% 0% 0% 0%
0%
i s g si s ia
ns tu an ra tu ks
ge oa
n
Ke
j i d n a fi
er e h eo A s
Em N De N
si si s
on ti a p
sp us Se
Re s d
Re tu
s
o na
Ne

c ap ai an p r o s e s k i ne r j a k l i n i s
n e o n at al
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0% 0% 0% 0%
0%
n si u s ng a si us sia
ge nt ja dr na
t
fik
e r
eo
a Ke hi o As
Em is N De Ne
is s
on ita p
sp s Se
Re su s
Re tu
o na
Ne

GR A F IK Capai an St andar Kine r ja


TA TA ke l ol a kl i ni s

1200%

1000%

800%

600%

400%

200%

0%

G r afi k C ap ai an s t an dar k i n e r j a k l i ni s
p e n c e g ah an i n f e k s i
100%

90%

80%

70%

60%
p e n c e g ah an i n f e k s i
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%
0% 0%
0%
Kamar Bersalin Ruang Perina Kamar Operasi Ruang Gawat Tetakelola PI T
dan Ruang Nifas Darurat Pencegahan
COVID19

g r afi k c ap ai an s t and ar k i n e r j a
r u j u k an
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0
0%
an ik an li
Ja
m lan PS
R
bl ba
j uk bu dar u ina m
ru 24 A M P b Ke
g D Am Ga as m
in UG ilit Pe an
je ar an ta
b juk
J
is ap kun Ru
Ke A
JA TATA KELOLA KLINIS & RUJUKAN PELAYANAN MATNEO
RUMAH SAKIT : 0

PROSES

0% 0% 0% 0% 0% 0%
PROSES STANDAR PROSES STANDAR PROSES
NEONATAL TATAKELOLA KLINIS PENCEGAHAN INFEKSI

G R A F I K C A P A I A N P R O S ES KI N ER J A KL I N I S
M A TER N A L
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%
80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0%
salinan Persalinan Total Respon Emergensi PPH PEB/Eklampsi Sepsis Maternal Persalin
Macet Prematur

i i SI
tu
s
ks
ia -1
9
rm m m
ia si f A
n a
s fi ID ot
e lik
e
ne sl u la
eo A V p g bi Ek l o
N CO Hi p o ru AS
I ke
si s n Hi ili ta
ga b & Ta
e n
p er D
s d Hi IM
tu
o na
Ne
i i
us s ia 19 m m ia sif AS
I
na
t
fik D- te
r
ik
e em lu la
As VI gl n ks
o
CO po bi E lo
Ne Hi po u
AS
I k e
is s an Hi ilir t a
ng rb & Ta
de pe D
Hi IM
us
at
on
Ne

G R A F I K C A P A I A N P R O S ES KI N ER JA
TA TA KEL O L A KL I N I S
1200%
1000%
800%
600%
400%
200%
0%
t
rj a sie
n a
n e a rak
i Ki n
P ya
as a as
la u at M
m &
Ev ela ga
s ar
Ke lu
u
&
, Ke
ut ien
M s
ta
n Pa
a n
k aa
ng y
eni rd
a
P b e
m
Pe

g r afi k c ap ai an p r os e s k i n e r j a k l i n i s
p e n c e g ah an i n f e k s i
100%

90%

80%

70%

60%
p e n c e g ah an i n f e k s i
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%
0% 0%
0%
at Tetakelola PI Total Kamar Bersalin dan Ruang Perina Kamar Operasi Ruang Gawat
Pencegahan Ruang Nifas Darurat
COVID19

g r afi k c ap ai an P R O S ES k i n e r j a
r u j u k an
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%
0% 0% 0%
li L 20%
an ba TA
ina m TO
b Ke 10%
em an
juk 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Ru
Jejaring rujukan Kesiapan UGD Ambulan AMPSR Akuntabilitas
24 Jam Gadar Publik
NAN MATNEO DI RUMAH SAKIT

Pendampingan ke
P1
P2
P3

0%
PROSES STANDAR PROSES
HAN INFEKSI TOTAL

KL I N I S Pendampingan ke
P1
P2
P3
0% 0% 0%
Sepsis Maternal Persalinan Macet Persalinan Total
Prematur

Pendampingan ke
P1
P2
P3

0% 0% 0%

SI K LR L
A PM BB TA
o la TO
l
ake
t
Ta
0%
I K
AS LR E S
la PM BB OS
elo PR
a k N
t IA
Ta PA
CA

Pendampingan ke

P1
P2

P3

a t t al
rak To
ya
as
M
&
ga
u ar
l
, Ke
s ien
Pa
n
y aa
da
er

Pendampingan ke

P1

P2
P3

0% 0%
r Operasi Ruang Gawat Tetakelola PI Total
Darurat Pencegahan
COVID19

Pendampingan ke

P1

P2

P3

0% 0% 0% 0% 0%
AMPSR Akuntabilitas Pembinaan Rujukan TOTAL
Publik Kembali
Tanggal Assesment Tanggal Verifikasi
21/01/2022 30/12/1899

30/12/1899 30/12/1899

30/12/1899 30/12/1899

Tanggal Assesment Tanggal Verifikasi


21/01/2022 30/12/1899

30/12/1899 30/12/1899

30/12/1899 30/12/1899
Tanggal Assesment Tanggal Verifikasi
30/12/1899 30/12/1899

30/12/1899 30/12/1899

30/12/1899 30/12/1899
Tanggal Assesment Tanggal Verifikasi

30/12/1899 30/12/1899

30/12/1899 30/12/1899

30/12/1899 30/12/1899

Tanggal Assesment Tanggal Verifikasi

17/12/2021 22/12/2021

30/12/1899 30/12/1899
30/12/1899 30/12/1899

Tanggal Assesment Tanggal Verifikasi

30/12/1899 30/12/1899

30/12/1899 30/12/1899

30/12/1899 30/12/1899
RESPON EMERG

PRE-EKLAMP
EKLAMPSIA

PERSALINAN M
MATERNAL

RESPON EMERGENSI PERDARAHAN POST PART

PRE-EKLAMPSIA/ SEPSIS PADA MATERNA


EKLAMPSIA

PERSALINAN MACET PERSALINAN PREMATU


RAHAN POST PARTUM

S PADA MATERNAL

ALINAN PREMATUR
NO STANDAR KINERJA

1 Tim respon awal emergensi siap untuk


penatalaksanaan setiap ibu hamil atau postpartum
yang berada dalam kondisi mengancam jiwa terkait
adanya komplikasi

2 Peralatan dan perlengkapan untuk penatalaksanaan


emergensi obstetri tersedia dan selalu dalam
RESPON EMERGENSI kondisi siap pakai.

PERDARAHAN POST
PARTUM

PREEKLAMPSIA/ 3 Kelengkapan dan kesiapan emergensi troli


EKLAMPSIA diperiksa secara teratur

SEPSIS PADA MATERNAL

PERSALINAN MACET

PERSALINAN PREMATUR
4 Melakukan aktivasi respon awal emergensi obstetri

5 Melakukan aktivasi “code blue” pada kasus dengan


henti jantung/nafas
5 Melakukan aktivasi “code blue” pada kasus dengan
henti jantung/nafas

6 Terdapat Algoritma/Job‐aid tentang


penatalaksanaan emergensi obstetri ditempat
tertentu dan MUDAH DIAKSES oleh tenaga
kesehatan

7 Unit/ruangan menjadwalkan dan melakukan


demo/simulasi emergensi obstetri secara rutin.
Pendampingan ke :
RESPON EMERGENSI Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

RUANG POSTPARTUM
RUANG BERSALIN
UNIT EMERGENSI

KAMAR OPERASI
KRITERIA VERIFIKASI

Catatan di fasilitas yang mendokumentasikan jadwal tugas tim respon awal


emergensi obstetri di unit yang bersangkutan.

Tim respon awal emergensi terdiri dari 3 orang yang merupakan salah satu
dari berikut ini: bidan, perawat dan dokter umum

Periksalah apakah peralatan dan perlengkapan berikut terdapat pada troli


emergensi obstetri atau wadah yang sama fungsinya:

0 0 0 0

Lihat daftar standar di bawah kelengkapan troli emergensi obstetri

Periksalah apakah terdapat daftar tilik troli emergensi obstetri‐neonatal yang


berisi:

• Daftar tilik set peralatan dan obat disertai expired


date secara lengkap pada troli atau wadah tersebut

• Jadwal pengecekan pada setiap pergantian dinas


petugas
• SOP pengecekan kelengkapan peralatan dan obat
di troli emergensi

Periksa apakah terdapat SOP di fasilitas terkait aktivasi respon awal


emergensi obstetri:

• Fasilitas melakukan simulasi aktivasi respon awal


emergensi obstetri

• Ceklist respon awal emergensi diisi saat simulasi


dan kejadian

Periksa apakah terdapat SOP di fasilitas terkait aktivasi “code blue” untuk
kondisi henti jantung/henti nafas
• Fasilitas melakukan simulasi aktivasi “code blue” secara berkala

Algoritma/job aid ditempat tertentu dan MUDAH DIAKSES untuk dapat


digunakan oleh staf:
•  Perdarahan postpartum

•  Eklampsia

•  Syok

Catatan/Log di setiap unit/ruangan yang berisi jadwal demo/simulasi


emergensi untuk kondisi sebagai berikut:

•  Syok

•  Perdarahan postpartum

•  Eklampsia

•  Daftar Hadir peserta demo/simulasi emergensi tentang: syok,


perdarahan postpartum, eklampsia

30/12/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
P1 Pendampingan
Tanggalke :
Self
21/01/2022 Assesement :
Tanggal Verifikasi :

RUANG POSTPARTUM
RUANG BERSALIN
UNIT EMERGENSI

KAMAR OPERASI
NILAI
CATATAN CATATAN
STANDAR PROSES

0 0.00 ###

0 0.00 0 0 0 0

0 0.00 ###

0 0.00 ###

0 0.00

###
0 0.00

###

0 0.00 ###

0 0.00 ###

Nilai Nilai
30/12/1899
Standar Proses Standar
7 7 Total Standar Kinerja 7
1 1 Total Diobservasi 1
0 0.00 Total Pencapaian 0
0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan
Tanggalke :
Self
Assesement :
Tanggal Verifikasi :

RUANG POSTPARTUM
RUANG BERSALIN
UNIT EMERGENSI

KAMAR OPERASI
NILAI NILAI
CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR PROSES

0 0.00 ### 0 0.00

0 0.00 0 0 0 0 0 0.00

0 0.00 ### 0 0.00 0

0 0.00 ### 0 0.00 0

0 0.00 0 0.00

### 0
0 0.00 0 0.00

### 0

0 0.00 ### 0 0.00 0

0 0.00 ### 0 0.00 0

Nilai Nilai
30/12/1899
Proses Standar Proses
7 Total Standar Kinerja 7 7
1 Total Diobservasi 2 2
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
Pendampingan
Tanggalke :
Self
Respon Emergensi Assesement :
Tanggal Verifikasi :

RUANG BERSALIN
UNIT EMERGENSI

KAMAR OPERASI

POSTPARTUM
RUANG
NO STANDAR KINERJA

1 PERALATAN

•   Ambu bag, sungkup, selang oksigen, 1 kanula oksigen

•   Kateter penghisap ukuran 18

•   Gudel dengan dua ukuran no 90mm dan 100 mm L/m)

•   Oksigen tabung lengkap dengan flow meter

•   Masker oksigen

•   Tensimeter

•   Stetoskop

•   Laryngoskop dengan cadangan bola lampu dan baterai

•   Endo Tracheal Tube / ETT no 7 atau 7,5

•   Stilet untuk ETT

•   Spuit 5 cc untuk isi cuff ETT dengan udara

• Condom Catether

2 PERSEDIAAN OBAT EMERGENSI

Obat‐obat umum:

•   Adrenalin

•   Atropine sulfate

•   Dextrose 40%

•   Diazepam
•   Diphenhydramine atau phenergan

•   Ephedrin

•   Lidocain

•   Dexamethason

•   Sodium bicarbonat 8,4 %

Obat obstetric:

•   Ergotamine inj

•   Magnesium sulfat 20% atau 40%

•   Oxytosin inj

•   Nifedipin
3 PERSEDIAAN LAINNYA
•   Plester

•   Povidone iodine 10% dan alkohol

•   Kain kassa steril


•   Kateter vena dengan ukuran 16,18

•   Cairan infus Ringer Laktat, Nacl 0,9% dan set infus

•   Aqua bides


•   Xylocain Jelly untuk intubasi

•   Sarung tangan steril


• Spuit no 1, 3, 5, 10, 20, 50 cc
Pendampingan
Tanggalke :
Self Pendampingan
Tanggalke :
Self
Assesement : Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

RUANG BERSALIN

RUANG BERSALIN
UNIT EMERGENSI

UNIT EMERGENSI
KAMAR OPERASI

KAMAR OPERASI
POSTPARTUM

POSTPARTUM
RUANG

RUANG
CATATAN CATATAN
CATATAN
PERDA

NO STANDAR KINERJA

1 Catatan rekam medis mendokumentasikan upaya


pengenalan potensi perdarahan postpartum pada
ibu hamil yang melakukan ANC di Rumah Sakit

RESPON EMERGENSI

PERDARAHAN POST
PARTUM

PREEKLAMPSIA/
EKLAMPSIA

SEPSIS PADA MATERNAL

PERSALINAN MACET 2 Catatan rekam medis mendokumentasikan


penatalaksanaan yang tepat pada setiap ibu dengan
perdarahan postpartum
PERSALINAN PREMATUR
3 Rumah Sakit memiliki dokumen Panduan Praktik
Klinik (PPK) penatalaksanaan perdarahan
postpartum

4 Rumah Sakit memiliki dokumen clinical pathway


(CP) penatalaksanaan perdarahan postpartum

5 Rumah Sakit melakukan audit CP penatalaksanaan


perdarahan postpartum

6 Rumah Sakit menyusun, menetapkan,


melaksanakan pengumpulan, analisa dan pelaporan
indikator mutu prioritas terkait perdarahan
postpartum

7 Rumah Sakit memiliki bank darah RS (BDRS)


dengan persediaan darah untuk transfusi.

8 Rumah Sakit melakukan manajemen aktif kala 3


sebagai pencegahan HPP
9 Rumah Sakit melakukan audit medis semua kasus
perdarahan postpartum dengan morbiditas atau
mortalitas yang tinggi

10 Rumah Sakit memiliki sistem untuk penilaian


keterampilan klinik yang dibutuhkan untuk
penataalaksanaan perdarahan postpartum oleh tim
dokter
– bidan – perawat

11 Tenaga kesehatan di Rumah Sakit kompeten


memperagakan penatalaksanaan perdarahan
postpartum pada klien atau model

12 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan


kualitas rujukan pada kasus perdarahan postpartum
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
PERDARAHAN POST PARTUM
Tanggal Verifikasi :
Y/T CATATAN
KRITERIA VERIFIKASI

Melihat dokumentasi pada catatan rekam medis ibu hamil yang dirujuk ke
poliklinik ANC dengan
anemia dalam kehamilan

• Terdapat pencatatan pemeriksaan darah tepi di FKTP dari buku


KIA atau hasil Hb<11 (pada trimester 1 atau 3) atau Hb<10,5
(pada trimester 2)

• Dilakukan pemeriksaan laboratorium work up anemia pada ibu


hamil sesuai dengan PPK penatalaksanaan anemia di RS rujukan

• Terdapat kesimpulan/diagnosis kerja penyebab anemia

• Terdapat evaluasi kadar Hb setelah pemberian terapi

• Dokter memeriksa pada saat ANC lembar persiapan persalinan


terisi golongan darah ibu, calon pendonor darah beserta
alamat/nomer telepon – beri tanda jika dokter telah memeriksa
dokumen ini
Catatan rekam medis yang berisi:

• Penilaian MEOWS pada kasus HPP


• Daftar control istimewa yang dilengkapi setiap 15 menit tentang
pemantauan denyut nadi, tekanan darah, input / output cairan.
• Penyebab perdarahan postpartum

• Tatalaksana umum  dan tatalaksana khusus sesuai dengan


penyebab HPP 
• Pemberian uterotonika: oksitosin ergometrine misoprostol (Lihat di
bawah untuk pemberian sediaan sesuai standar)
• Pemeriksaan hemoglobin  untuk mengevaluasi kebutuhan transfuse
darah
Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus kasus terakhir. Jika
tidak dapat mengkaji 5 rekam medis, maka catatkan alasannya pada kolom
catatan

Terdapat dokumen PPK penatalaksanaan perdarahan postpartum di fasilitas


kesehatan

Terdapat dokumen CP penatalaksanaan perdarahan postpartum di Rumah


Sakit

Catatan di Rumah Sakit tentang penyelenggaraan audit CP penatalaksanaan


perdarahan postpartum di Rumah Sakit

Memeriksa ketersediaan dokumen di Rumah Sakit terhadap hal‐hal berikut:

• Terdapat SK penetapan indikator mutu unit terkait perdarahan


postpartum

• Catatan kegiatan pengumpulan data indikator mutu unit


terkait perdarahan postpartum

• Catatan analisa data indikator mutu unit dan tindak lanjut


perbaikan pelayanan terkait perdarahan postpartum di Rumah Sakit

• Catatan perbaikan pelayanan terkait perdarahan postpartum


dalam bentuk PDCA di Rumah Sakit

•   Pastikan keberadaan bank darah RS  di rumah sakit ini  

•   Periksa Buku Log Penyimpanan Darah

•   Respon/ waiting time ketersediaan darah maksimal 2 jam 

Jelaskan pada kolom catatan.

Memeriksa bahwa SPO Manajemen Aktif Kala 3 ada di Unit Kebidanan.

• Ketersediaan uterotonika di Unit Kebidanan :


•  Tersedia oksitosin 10IU
•  Okstosin disimpan dalam suhu <250C 
•  Terdapat catatan telusur cold chain oksitosin pada proses
penyimpanan oksitosin di Rumah Sakit
•  Oksitosin dipastikan tersedia di ruangan Kamar Bersalin, IGD,
Kamar Operasi dan Ruang post partum serta berada dalam
jangkauan ketika terjadi HPP sebagai bentuk kesiapan emergensi

Mengkaji catatan di Rumah Sakit yang mendokumentasikan audit semua


kasus perdarahan postpartum dengan kondisi berikut:
•  Kematian maternal
•  Laparotomi/histerektomi obstetri
•  Mendapat transfusi darah > dua labu darah
•  Rujukan ibu ke ruang ICU

Jika tidak ada kasus, catatkan alasannya di kolom catatan.


Mengkaji catatan di Rumah Sakit tentang sistem penilaian keterampilan
termasuk:
•  Jadwal penilaian

•  Daftar tenaga kesehatan yang telah dinilai


Dokumentasi menunjukkan bahwa 80% petugas kesehatan kompeten
melakukan keterampilan yang dinilai dengan penilaian sederhana langsung
dalam pelayanan atau simulasi kasus menggunakan daftar tilik
penatalaksanaan perdarahan postpartum  

Terdapat sistem dan SOP alur komunikasi rujukan yang berlaku dimana tim
perujuk dapat berkomunikasi 2 arah dengan tim RS Rujukan  agar terjadi
stabilisasi pra rujukan yang optimal serta penatalaksanaan optimal di tempat
rujukan terkait perdarahan postpartum

Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk meningkatkan dan


mempertahankan keterampilan tenaga kesehatan di FKTP menggunakan
berbagai metode

30/12/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
nggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :
CATATAN NILAI Y/T CATATAN NILAI

STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 ### 0
0 0.00 0
0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0
###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0
0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

###

0 0.00 0

0 0.00 ### 0

30/12/1899 Nilai 30/12/1899 Nilai


Standar Proses Standar
tal Standar Kinerja 12 12 Total Standar Kinerja 12
Total Diobservasi 0 0 Total Diobservasi 0
Total Pencapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
% Pencapaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :
NILAI Y/T CATATAN NILAI

PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 0 0.00
0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00
### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

### ###

0.00 0 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

Nilai 30/12/1899 Nilai


Proses Standar Proses
12 Total Standar Kinerja 12 12
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
PRE

NO STANDAR KINERJA

1 Melakukan tatalaksana pasien rujukan dengan hasil


screening Pre Eklampsia positif dari buku KIA
2020

RESPON EMERGENSI

PERDARAHAN POST
PARTUM
PREEKLAMPSIA/
EKLAMPSIA

SEPSIS PADA MATERNAL

PERSALINAN MACET

PERSALINAN PREMATUR

2 Catatan rekam medis mendokumentasikan bahwa


penatalaksanaan yang tepat pada setiap ibu dengan
preeklampsia berat/eklampsia
3
Rumah Sakit memiliki dokumen Panduan Praktik
Klinik (PPK) penatalaksanaan Preeklampsia
Berat/Eklampsia
4 Rumah Sakit memiliki dokumen Clinical Pathway
(CP) penatalaksanaan Preeklampsia
Berat/Eklampsia
5
Rumah Sakit melakukan audit CP penatalaksanaan
Preeklampsia Berat/Eklampsia

6 Rumah Sakit menyusun, menetapkan,


melaksanakan pengumpulan, analisa dan pelaporan
indikator mutu unit terkait Preeklampsia
Berat/Eklampsia

7 Obat‐obatan dan peralatan yang sesuai selalu


tersedia di Rumah Sakit untuk penatalaksanaan
preeklampsia berat/ eklampsia

8 Magnesium Sulfat adalah terapi pilihan pertama


untuk mencegah dan mengatasi kejang pada
preeklampsia berat/eklampsia

9 Rumah Sakit menyediakan technical update


tentang diagnosa dan penatalaksanaan
preeklampsia berat/ eklampsia
10 Rumah Sakit melakukan pengkajian Audit medis
pada semua kasus preeklampsia berat/ eklampsia
yang berhubungan dengan morbiditas dan
mortalitas yang tinggi

11 Rumah Sakit memiliki sistem untuk penilaian


keterampilan klinik yang dibutuhkan untuk
penataalaksanaan preeklampsia berat/ eklampsia
oleh tim dokter – bidan – perawat

12 Tenaga kesehatan di Rumah Sakit kompeten


memperagakan penatalaksanaan preeklampsia
berat/ eklampsia pada klien atau model

13 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan


kualitas rujukan pada kasus preeklampsia berat/
eklampsia
Pendampingan k
PRE-EKLAMPSIA/EKLAMPSIA Tanggal Self Asseseme
Tanggal Verifika

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Melihat catatan rekam medis pada semua ibu hamil yang dirujuk untuk
konsultasi di poliklinik karena tekanan darah tinggi
• Dilakukan pemeriksaan tekanan darah di poliklinik setidaknya 2 kali
dengan jarak minimal 15 menit , dan dilakukan pengukuran setelah
memberikan kesempatan ibu untuk beristirahat sejenak.

• Dokter SpOG melakukan pemeriksaan USG  Doppler pada trimester


2 awal *

*) berikan NA jika tdk sesuai

• Dijadwalkan evaluasi ulang USG setelah 2 minggu dari pemeriksaan


pertama bila dicurigai pertumbuhan janin terhambat *

• Dilakukan pemeriksaan Laboratorium: Darah Lengkap, Urine Lengkap,


Fungsi Liver dan Fungsi Ginjal *

* berikan NA jika tdk sesuai

• Ibu hamil dengan potensi risiko hipertensi dalam


kehamilan/preeklampsia mendapatkan terapi pencegahan berupa
aspirin 80mg/hari dan kalsium 1000mgr/hari diberikan pada usia
kehamilan sebelum 20 mgg

• Dokter memberikan rujukan balik ke FKTP dengan komunikasi


yang jelas terkait hal-hal yang harus dilakukan oleh FKTP
Mendokumentasikan dalam catatan rekam medis:

• Daftar pengawasan istimewa berisi pencatatan teratur tentang


pengawasan ketat tekanan darah, pernapasan, refleks tendon, output
urin
• Terpasang infus intravena

• Terpasang kateter urin menetap


• Pemberian MgSO4 dengan dosis dan cara yang tepat.

• Pemberian anti – hipertensi yang tepat untuk hipertensi berat.

• Monitoring dan evaluasi tanda-tanda vital dan keseimbangan cairan


secara terus menerus selama paling tidak 24 jam setelah persalinan 
Terdapat dokumen PPK penatalaksanaan Preeklampsia Berat/Eklampsia di
Rumah Sakit

Terdapat dokumen CP penatalaksanaan Preeklampsia Berat/Eklampsia Rumah


Sakit

Catatan di fasilitas Kesehatan tentang penyelenggaraan audit CP


penatalaksanaan Preeklampsia Berat/Eklampsia di Rumah Sakit

Memeriksa ketersediaan dokumen di fasilitas kesehatan terhadap hal‐hal


berikut:
• Terdapat SK penetapan indicator mutu unit terkait Preeklampsia
Berat/Eklampsia
• Catatan kegiatan pengumpulan data indicator mutu unit terkait
Preeklampsia Berat/Eklampsia
• Catatan analisa data indikator mutu unitdan tindak lanjut perbaikan
mutu pelayanan terkait Preeklampsia Berat/Eklampsia di Rumah Sakit

• Catatan perbaikan mutu pelayanan dalam bentuk PDSA terkait


Preeklampsia Berat/Eklampsia di Rumah Sakit
Hal berikut harus tersedia dan siap digunakan di Rumah Sakit:

•  Magnesium Sulfat (MgSO4) 40% atau 20% 


•  Set infus, abocath 18, Spuit 20 cc dan cairan RL 
•  Kalsium glukonat 10%
•  Kateter dan urin bag
•  Nifedifin methydopa dan atau Nicardipine
• Syring pump (untuk pemberian Nicardipin)
Tanyakan pada tenaga kesehatan hal berikut ini: “Obat apa yang digunakan
Rumah Sakit ini sebagai terapi pilihan pertama untuk mencegah dan
mengatasi kejang pada preeklampsia berat dan eklampsia?” Beri tanda Ya (Y)
jika jawaban yang diberikan adalah: “Magnesium Sulfat”

•  Bidan kepala atau yang setara


•  Bidan pelaksana
•  Dokter jaga
•  Dokter Anestesi
•  Dokter SpOG

•  Laporan kegiatan berikut di Rumah Sakit : Technical Update tentang


diagnosis dan penatalaksanaan preeklampsia berat/eklampsia setiap tahun

Technical Update adalah penyelenggaraan kegiatan penyegaran untuk semua


bidan, perawat, dokter umum, dokter spesialis berupa ceramah, video, video
conference dan sebagainya
Mengkaji catatan di Rumah Sakit yang mendokumentasikan audit semua
kasus preeklampsia berat/eklampsia dengan kondisi berikut:

•  Kematian Maternal atau Neonatal


•  Eklampsia
•  Koma/stroke Maternal
•  Rujukan ibu ke ICU
•  Edema Paru
Mengkaji catatan di Rumah Sakit tentang sistem penilaian keterampilan
termasuk:
•   Jadwal penilaian
•   Daftar tenaga kesehatan yang telah dinilai
Dokumentasi menunjukkan bahwa 80% petugas kesehatan kompeten
melakukan keterampilan yang dinilai dengan penilaian sederhana langsung
dalam pelayanan atau simulasi kasus menggunakan daftar tilik
penatalaksanaan preeklampsia berat/ eklampsia

Terdapat sistem dan SOP alur komunikasi rujukan yang berlaku dimana tim
perujuk dapat berkomunikasi 2 arah dengan tim RS Rujukan  agar terjadi
stabilisasi pra rujukan yang optimal serta penatalaksanaan optimal di tempat
rujukan terkait preeklampsia berat/ eklampsia

Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk meningkatkan dan


mempertahankan keterampilan tenaga kesehatan di FKTP menggunakan
berbagai metode

30/12/1899

Total Standar Kinerja

Total Diobservasi

Total Pencapaian

% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :
NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES

###
0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00

###
0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00
0 0.00

0 0.00

0 0.00
###
0 0.00

###
0 0.00

###
0 0.00

0 0.00 ###

0 0.00 ###

0 0.00 ###

###
0 0.00
0 0.00 ###

0 0.00 ###

###

0 0.00

0 0.00 ###

Nilai
30/12/1899 30/12/1899
Standar Proses
otal Standar Kinerja 13 13 Total Standar Kinerja

otal Diobservasi 0 0 Total Diobservasi

otal Pencapaian 0 0.00 Total Pencapaian

% Pencapaian 0% 0% % Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

###
0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0
0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0
###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

###
0 0.00 0
0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

###

0 0.00 0

0 0.00 ### 0

Nilai Nilai
30/12/1899
Standar Proses Standar
13 13 Total Standar Kinerja 13

0 0 Total Diobservasi 0

0 0.00 Total Pencapaian 0

0% 0% % Pencapaian 0%
NILAI

PROSES

###
0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

###
0.00

0.00

0.00

0.00
0.00

0.00

0.00
###
0.00

###
0.00

###
0.00

0.00 ###

0.00 ###

0.00 ###

###
0.00
0.00 ###

0.00 ###

###

0.00

0.00 ###

Nilai
Proses
13

0.00

0%
NO STANDAR KINERJA

1 Catatan rekam medis mendokumentasikan bahwa


penatalaksanaan yang tepat pada setiap ibu dengan
ketuban pecah dini

RESPON EMERGENSI

PERDARAHAN POST
PARTUM
PREEKLAMPSIA/
EKLAMPSIA

SEPSIS PADA MATERNAL


2
Rumah Sakit memiliki dokumen Panduan Praktik
Klinik (PPK) penatalaksanaan Infeksi dan Sepsis
PERSALINAN MACET Maternal
3
Rumah Sakit memiliki dokumen Clinical Pathway
PERSALINAN PREMATUR (CP) penatalaksanaan lnfeksi / Sepsis Maternal
4
Rumah Sakit melakukan audit CP penatalaksanaan
lnfeksi / Sepsis Maternal
5 Rumah Sakit menyusun, menetapkan,
melaksanakan pengumpulan, analisa dan pelaporan
indikator mutu prioritas terkait Sepsis Maternal
dan lnfeksi Berat
6 Rumah Sakit memiliki Standar Prosedur
Operasional (SPO) untuk pemberian antibiotik
terapi pada ibu dengan sepsis atau infeksi berat

7 Antibiotik untuk penatalaksanaan sepsis


puerperalis tersedia di Rumah Sakit

8 Rumah Sakit memiliki Standar Prosedur


Operasional (SPO) untuk pemberian antibiotik
profilaksis pada situasi berikut:
- ibu dengan Ketuban Pecah
- ibu dengan Seksio Sesarea

9 Rumah Sakit menyediakan jadwal rutin technical


update tentang diagnosa dan penatalaksanaan
infeksi maternal

10 Rumah Sakit melakukan pengkajian Audit medis


pada semua kasus preeklampsia berat/ eklampsia
yang berhubungan dengan morbiditas dan
mortalitas yang tinggi
11 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan
kualitas rujukan pada kasus sepsis atau infeksi
berat masa nifas

12 Terdapat sistem di Rumah Sakit dalam upaya


mengoptimalkan penatalaksanaan sepsis maternal
dengan menggunakan komunikasi rujukan balik
Pendampingan ke
SEPSIS PADA MATERNAL Tanggal Self Assesemen
Tanggal Verifika

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Catatan rekam medis untuk ibu dengan ketuban pecah dini


mendokumentasikan:
• Pemberian antibiotik: pilihan, dosis dan lamanya di terapi tepat:
- Inj Ampicilin 2g iv tiap 6 jam
- Inj Cefazolin 1g iv tiap 6 jam bila alergi selama 48 jam *

•  Diagnostik KPD: Pemeriksaan inspekulo dan pH vagina / ketuban

•  Pemeriksaan Laboratorium: Darah Lengkap dan Urine Lengkap

Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus kasus terakhir dengan
infeksi intrapartum atau ketuban pecah lebih dari 18 jam atau infeksi berat
lain. Jika tidak dapat mengkaji 5 rekam medis, maka catatkan alasannya
pada kolom catatan

Terdapat dokumen PPK penatalaksanaan Infeksi Maternal di Rumah Sakit

Terdapat dokumen CP penatalaksanaan lnfeksi / Sepsis Maternal di Rumah


Sakit

Catatan di Rumah Sakit tentang penyelenggaraan audit CP penatalaksanaan


Sepsis Maternal dan lnfeksi Berat
Memeriksa ketersediaan dokumen di Rumah Sakit terhadap hal‐hal berikut:

•  Terdapat SK penetapan indikator mutu unit terkait Sepsis Maternal


dan lnfeksi Berat di Rumah Sakit

•  Catatan kegiatan pengumpulan data indikator mutu unit terkait Sepsis


Maternal dan lnfeksi Berat di Rumah Sakit

•  Catatan analisa data indikator mutu unit dan tindak lanjut perbaikan
pelayanan terkait Sepsis Maternal dan lnfeksi Berat di Rumah Sakit
• Catatan perbaikan pelayanan dalam bentuk PDSA terkait Sepsis
Maternal dan lnfeksi Berat di Rumah Sakit

Kaji SPO terapi antibiotika untuk kondisi seperti berikut:

•   Infeksi Intra partum (chorioamnionitis)

•   Endomyometritis post partum dan post abortus

Obat berikut selalu tersedia dan siap pakai di farmasi atau unit terkait:

•   Ampisilin/Ampisilin sulbactem IV atau Sefalosporin generasi pertama IV

•   Gentamisin IV
•   Metronidazole IV/supp

Mengkaji catatan di Rumah Sakit tentang SPO pemberian antibiotik profilaksis


yang sesuai dengan pedoman nasional:

• Ibu dengan Ketuban Pecah

• Ibu yang mengalami Seksio Sesarea

Catatan di fasilitas kesehatan mendokumentasikan:

• Technical update tentang penggunaan rasional obat obatan termasuk


antibiotik setiap tahun

Technical Update adalah penyelenggaraan kegiatan untuk semua bidan,


perawat, dokter umum, dokter spesialis berupa ceramah, video, video
conference dan sebagainya

Mengkaji catatan di Rumah Sakit yang mendokumentasikan audit semua kasus


infeksi postpartum/post aborsi dengan salah satu kondisi berikut:

•   Kematian Maternal atau Neonatal

•   Syok sepsis

•   Laparotomy/histerektomi obstetrik

•   Rujukan ibu ke ICU

Jika tidak ada kasus, catatkan alasannya pada kolom catatan.


• Terdapat sistem dan SOP alur komunikasi rujukan yang berlaku
dimana tim perujuk dapat berkomunikasi 2 arah dengan tim RS
Rujukan  agar terjadi stabilisasi pra rujukan yang optimal serta
penatalaksanaan optimal di tempat rujukan terkait sepsis puerperalis

• Terdapat SPO di Rumah Sakit terkait komunikasi pra rujukan untuk


membantu FKTP melakukan stabilisasi pra rujukan pada kasus ibu nifas
dengan infeksi berat/sepsis

• Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk meningkatkan


dan mempertahankan keterampilan tenaga kesehatan di FKTP dalam
melakukan stabilisasi prarujukan untuk neonatus dengan infeksi
berat/sepsis menggunakan berbagai metode

Catatan rekam medis untuk ibu dengan ketuban pecah dini atau infeksi intra
partum/khorioamnionitis atau pasca evakuasi abortus septik
mendokumentasikan:

• Terdapat petunjuk yang jelas bagi petugas kesehatan untuk melakukan


pemeriksaan lanjutan di FKTP (cek lis monitoring pasca rawat ibu
dengan riwayat infeksi berat/sepsis)

• Pengobatan antibiotika lanjutan untuk mengatasi/mencegah terjadinya


infeksi yang lebih berat

• Edukasi tanda bahaya infeksi pada ibu

30/12/1899

Total Standar Kinerja

Total Diobservasi

Total Pencapaian

% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

0 0.00 ### 0
0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0
0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

Nilai Nilai
30/12/1899 30/12/1899
Standar Proses Standar
otal Standar Kinerja 12 12 Total Standar Kinerja 12

otal Diobservasi 0 0 Total Diobservasi 0

otal Pencapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0

% Pencapaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

Nilai Nilai
30/12/1899
Proses Standar Proses
12 Total Standar Kinerja 12 12

0 Total Diobservasi 0 0

0.00 Total Pencapaian 0 0.00

0% % Pencapaian 0% 0%
P
NO
STANDAR KINERJA

1 Terdapat partograf lengkap dan tepat untuk


memantau semua ibu inpartu

RESPON EMERGENSI

PERDARAHAN POST
PARTUM

PREEKLAMPSIA/
EKLAMPSIA

SEPSIS PADA MATERNAL

PERSALINAN MACET

2
PERSALINAN PREMATUR Rumah Sakit memiliki dokumen Panduan Praktik
Klinik (PPK) penatalaksanaan Persalinan Macet

3
Rumah Sakit memiliki dokumen Clinical Pathway
(CP) penatalaksanaan Persalinan Macet
4
Rumah Sakit melakukan audit CP penatalaksanaan
Persalinan Macet
5 Rumah Sakit menyusun, menetapkan,
melaksanakan pengumpulan, analisa dan pelaporan
indikator mutu prioritas terkait Persalinan Macet
indikator mutu prioritas terkait Persalinan Macet

6 Rumah Sakit memiliki Standar Prosedur


Operasional (SPO) untuk penatalaksanaan
persalinan menggunakan partograf

7
Alogaritma/job aid untuk penggunaan partograf
terlihat dengan jelas diletakkan di ruang bersalin
rumah sakit
Seksio Sesarea
Untuk Sistem Kinerja 4, menggunakan catatan rekam medis atau reg
sesarea dengan riwayat “Persalinan Macet” dan kaji catatan rekam
tercatat, kaji semua seksio sesarea yang dilakukan dalam 6 bulan ter
terdapat < 5 seksio sesarea yang tercatat, kaji semua seksio sesarea

8 Catatan rekam medis mendokumentasikan bahwa


penatalaksanaan yang tepat pada semua kasus
seksio sesarea pada persalinan macet

9 Rumah Sakit mempunyai kapasitas untuk


melakukan seksio sesarea yang aman
9 Rumah Sakit mempunyai kapasitas untuk
melakukan seksio sesarea yang aman

10 Petugas kesehatan yang kompeten hadir untuk


memberikan perawatan esensial bayi baru lahir dan
resusitasi pada setiap tindakan seksio sesarea

11 Semua kasus pasca‐bedah


seksio sesarea dilakukan
pengawasan ketat di ruang pemulihan

12 Rumah Sakit melakukan audit semua kasus


persalinan macet yang berhubungan dengan
morbiditas atau mortalitas yang tinggi
13 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan
kualitas rujukan pada kasus persalinan macet
Pendampingan ke :
PERSALINAN MACET Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Catatan rekam medis menunjukkan bahwa Partograf diisi dengan lengkap


dan tepat waktu :

•  Denyut jantung janin

•  Penyusupan (molase) tulang kepala janin

•  Kemajuan persalinan: dilatasi serviks, penurunan bagian terbawah


janin

•  Kekuatan dan frekuensi kontraksi

•  Oksitosin bila digunakan

•  Denyut nadi dan tekanan darah ibu

Kaji 5 rekam medis dari kasus kasus terakhir atau ibu sedang dalam proses
persalinan di ruang bersalin selama penilaian. Jika tidak dapat mengkaji
catatan ini, dokumentasikan alasan pada kolom catatan.

Terdapat dokumen PPK penatalaksanaan Persalinan Macet di Rumah Sakit

Terdapat dokumen CP penatalaksanaan Persalinan Macet di Rumah Sakit

Catatan di Rumah Sakit tentang penyelenggaraan audit CP penatalaksanaan


Persalinan Macet di Rumah Sakit
Memeriksa ketersediaan dokumen di Rumah Sakit terhadap hal‐hal berikut:

• Terdapat SK penetapan indikator mutu unitterkait penatalaksanaan


Persalinan Macet di Rumah Sakit
• Catatan kegiatan pengumpulan data indikator mutu unit terkait
penatalaksanaan Persalinan Macet di Rumah Sakit

• Catatan analisa data indikator mutu unit dan tindak lanjut perbaikan
pelayanan terkait penatalaksanaan Persalinan Macet di Rumah Sakit

• Catatan perbaikan pelayanan dalam bentuk PDSA terkait


penatalaksanaan Persalinan Macet di Rumah Sakit

Periksalah catatan di fasilitas kesehatan tentang SPO untuk hal‐hal berikut:

• Penggunaan partograf pada setiap persalinan

• Terdapat analisis dugaan penyebab terjadinya distosia dalam


persalinan
•  Persalinan harus berakhir dalam maksimal 1 (satu) jam setelah ibu
di diagnosis mengalami persalinan macet

Alogaritma job aid untuk penggunaan partograf terlihat dengan jelas


diletakkan di ruang bersalin rumah sakit

atatan rekam medis atau register di ruang operasi, identifikasi 5 kasus terakhir seksio
cet” dan kaji catatan rekam medis tersebut. (Apabila terdapat < 5 seksio sesarea yang
dilakukan dalam 6 bulan terakhir) dan kaji catatan rekam medis tersebut. (Apabila
t, kaji semua seksio sesarea yang dilakukan dalam 6 bulan terakhir)

Catatan rekam medis mendokumentasikan hal‐hal


berikut:

• Partograf lengkap
• Informed consent
• Riwayat alergi
• Hematokrit atau hemoglobin sebelum operasi
• Golongan darah ABO/Rh
• Antibiotik profilaksis dosis tunggal
• Oksitosin setelah operasi
• Laporan operasi
Periksalah apakah hal‐hal berikut tersedia 24 jam per hari setiap hari:
• Dokter SpOG untuk melakukan seksio sesarea cito
• Dokter Spesialis anestesi
• Tim perawat bedah
• Darah untuk persiapan transfusi
• Ruang Operasi dan Peralatan bedah untuk seksio sesarea
• Peralatan anestesi
• Ditetapkan response time untuk seksio sesaria pada kasus cito
adalah 30 menit (decision to knife)

Catatan di fasilitas kesehatan mendokumentasikan:

•  Pedoman tertulis yang mengharuskan kehadiran petugas kesehatan


yang kompeten untuk memberikan perawatan bayi baru lahir dan
resusitasi apabila dibutuhkan pada setiap tindakan seksio sesarea

•  Perlengkapan dan peralatan untuk resusitasi bayi baru lahir yang


diletakkan dekat dengan tempat operasi
•  Jadwal petugas kesehatan yang bertugas untuk melakukan
perawatan bayi baru lahir pada setiap seksio sesarea
• Terdapat SPO untuk pemantauan pasca‐bedah di
Ruang Pemulihan

Terdapat formulir pemantauan pasca‐ bedah yang mencatat hal‐hal berikut:


• Perawat atau bidan bertugas untuk melakukan pengawasan ketat
terhadap pasien setidaknya selama 2 jam setelah operasi.

• Tekanan darah, nadi, pernapasan, tinggi fundus, jumlah perdarahan,


dan tingkat kesadaran diperiksa setiap 15 menit pada satu jam
pertama setelah operasi dan setiap 30 menit pada satu jam kedua
setelah operasi, didokumentasikan dengan baik
• Pasien dapat dipindahkan ke ruang rawat jika skor Aldrete >9
Catatan di Rumah Sakit mendokumentasikan audit semua kasus yang
berhubungan dengan salah satu kondisi berikut:
• Kematian Maternal atau Neonatal
• Still birth
• Trauma pada bayi
• Asfiksia: Skor Apgar dalam 5 menit pertama < 6
• Ruptur uteri
• Transfusi >2 labu darah
• Kembali ke ruang operasi untuk dilakukan laparotomi (re-
laparatomi)
Jika tidak ada kasus, catatkan alasannya pada kolom catatan.
Terdapat sistem komunikasi 2 arah antara FKTP dan FKRTL yang dapat
digunakan apabila diperlukan agar penatalaksanaan lanjut pasien dengan
persalinan macet dapat terselenggara secara optimal

Catatan rekam medis untuk ibu yang dirujuk dengan persalinan macet
mendokumentasikan:
•  Partograf dari fasyankes rujukan yang terisi dengan lengkap
•  Advis pra rujukan terkait stabilisasi pra rujukan pada kasus
persalinan macet
•  Edukasi bagi ibu dengan riwayat persalinan macet terkait tanda-
tanda bahaya akibat komplikasi akibat persalinan macet
•  Terdapat petunjuk yang jelas bagi FKTP untuk melakukan
pemeriksaan lanjutan di FKTP (cek lis)

30/12/1899

Total Standar Kinerja

Total Diobservasi

Total Pencapaian

% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
nggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

0 0.00 ### 0
0 0.00 ### 0

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

0 0.00 0
0 0.00 0
0 0.00 0
0 0.00 0
0 0.00 0
0 0.00 0
0 0.00 0
0 0.00 0
0 0.00 ### 0
0 0.00 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0
###
0 0.00 0

0 0.00 0
0 0.00 0

0 0.00 0

0 0.00 0

Nilai Nilai
30/12/1899 30/12/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 13 13 Total Standar Kinerja 13

observasi 0 0 Total Diobservasi 0

ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0

apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 ### 0 0.00 ###

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0 0.00
0.00 0 0.00
0.00 0 0.00
0.00 0 0.00
0.00 0 0.00
0.00 0 0.00
0.00 0 0.00
0.00 0 0.00
0.00 ### 0 0.00 ###
0.00 0 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###


### ###
0.00 0 0.00

0.00 0 0.00
0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

0.00 0 0.00

Nilai Nilai
30/12/1899
Proses Standar Proses
13 Total Standar Kinerja 13 13

0 Total Diobservasi 0 0

0.00 Total Pencapaian 0 0.00

0% % Pencapaian 0% 0%
PE

NO
STANDAR KINERJA

1 Rumah Sakit memiliki dokumen Panduan Praktik


Klinik (PPK) penatalaksanaan ancaman persalinan
prematur

2 Rumah Sakit memiliki dokumen Clinical Pathway


(CP) penatalaksanaan ancaman persalinan
prematur
RESPON EMERGENSI
3 Rumah Sakit melakukan audit CP penatalaksanaan
ancaman persalinan prematur
PERDARAHAN POST
PARTUM 4 Rumah Sakit menyusun, menetapkan,
melaksanakan pengumpulan, analisa dan pelaporan
PREEKLAMPSIA/ indikator mutu prioritas terkait ancaman persalinan
EKLAMPSIA prematur

SEPSIS PADA MATERNAL

PERSALINAN MACET

PERSALINAN PREMATUR

5 Rumah Sakit mempunyai SPO tentang kapan dan


bagaimana memberikan steroid pada saat antenatal
untuk mencegah komplikasi terkait kelahiran

6 Persediaan/stok deksametason yang cukup di unit


farmasi atau bagian kebidanan pada fasilitas
kesehatan ini
6 Persediaan/stok deksametason yang cukup di unit
farmasi atau bagian kebidanan pada fasilitas
kesehatan ini

7 Setiap ibu hamil dengan kriteria berikut ini telah


menerima dosis pertama steroid sebelum bersalin:

Usia Janin 24 sampai 36 mg Tidak terdapat infeksi


berat Ada ancaman persalinan dini

8 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan


kualitas rujukan pada kasus ancaman persalinan
preterm
Pendampingan ke :
PERSALINAN PREMATUR Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Terdapat dokumen PPK penatalaksanaan ancaman persalinan prematur


di Rumah Sakit

Terdapat dokumen CP penatalaksanaan ancaman persalinan prematur di


Rumah Sakit

Catatan di fasilitas Kesehatan tentang penyelenggaraan audit CP


penatalaksanaan ancaman persalinan prematur di Rumah Sakit

Memeriksa ketersediaan dokumen di Rumah Sakit hal‐hal berikut:

• Terdapat SK penetapan indikator mutu unit terkait ancaman


persalinan prematur di Rumah Sakit

• Catatan kegiatan pengumpulan data indikator mutu unit terkait


penatalaksanaan ancaman persalinan prematur di fasilitas di
Rumah Sakit

• Catatan analisa data indikator mutu unit dan tindak lanjut


perbaikan pelayanan ancaman persalinan prematur di fasilitas di
Rumah Sakit

• Catatan perbaikan pelayanan ancaman persalinan prematur


dalam bentuk PDCA di Rumah Sakit Rumah Sakit

Dokumen SPO tentang pedoman pemberian steroid pada saat antenatal


berisi:

• Waktu pemberian antara 24 ‐ 36 minggu kehamilan

•  Dosis: injeksi IM deksametason 6 mg diberikan selang 12 jam


untuk 2 hari (total 4 suntikan)

Konfirmasi tersedianya:
•  Inj deksametason 5mg minimal 5 ampul
•  Jarum dan spuit steril sekali pakai

Catatan rekam medis berisi:

•  Konfirmasi bahwa ibu hamil memenuhi kriteria untuk diberikan


steroid

•  Pemberian segera steroid setelah di diagnose sebagai persalinan


prematur

•  Setidak‐tidaknya 1 (satu) dosis dari regimen telah diberikan

Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir.


Jika tidak dapat mengkaji 5 rekam medis, maka catatkan alasannya
pada kolom catatan.
• Terdapat sistem komunikasi 2 arah antara FKTP dan FKRTL
yang dapat digunakan apabila diperlukan agar penatalaksanaan
lanjut pasien dengan ancaman persalinan preterm dapat
terselenggara secara optimal

• Terdapat SPO di RS terkait komunikasi pra rujukan untuk


membantu FKTP melakukan stabilisasi pra rujukan pada kasus
dengan ancaman persalinan preterm

• Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk


meningkatkan dan mempertahankan keterampilan tenaga
kesehatan di FKTP dalam melakukan stabilisasi prarujukan untuk
ibu dengan ancaman persalinan preterm menggunakan berbagai
metode

30/12/1899

Total Standar Kinerja

Total Diobservasi

Total Pencapaian

% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
nggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR PROSES

### ###
0 0.00 0 0.00

### ###
0 0.00 0 0.00

### ###
0 0.00 0 0.00

0 0.00 ### 0 0.00 ###

0 0.00 ### 0 0.00 ###

0 0.00 ### 0 0.00 ###


0 0.00 0 0.00

### ###
0 0.00 0 0.00
0 0.00 0 0.00

0 0.00 0 0.00

0 0.00 0 0.00

0 0.00 ### 0 0.00 ###

Nilai Nilai
30/12/1899 30/12/1899
Standar Proses Standar Proses
andar Kinerja 8 8 Total Standar Kinerja 0 0

observasi 0 0 Total Diobservasi 0 0

ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0 0.00

apaian 0% 0% % Pencapaian 0% 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :
NILAI
Y/T CATATAN
STANDAR PROSES

###
0 0.00

###
0 0.00

###
0 0.00

0 0.00 ###

0 0.00 ###

0 0.00 ###
0 0.00

###
0 0.00
0 0.00

0 0.00

0 0.00

0 0.00 ###

Nilai
30/12/1899
Standar Proses
Total Standar Kinerja 0 0

Total Diobservasi 0 0

Total Pencapaian 0 0.00

% Pencapaian 0% 0%
RESPON EMERG

RESUSITASI NEO

KEJANG

DEHIDRAS

SEPSIS NEONA
NEONATAL

RESPON EMERGENSI
ASFIKSIA

RESUSITASI NEONATUS
NEONATUS COVID-19

KEJANG
HIPOTERMIA

DEHIDRASI
HIPOGLIKEMIA

SEPSIS NEONATUS
AL

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD
19

TATAKELOLA ASI

PMK

BBLR
NO STANDAR KINERJA

Manajemen Sumber Daya Manusia


1 Tim emergensi siap dipanggil untuk
penatalaksanaan neonatus yang berada dalam
kondisi mengancam jiwa berhubung dengan
adanya komplikasi.

RESPON EMERGENSI Kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh


petugas di bagian neonatus. Apakah bagian
neonatus sudah memenuhi standar?
RESUSITASI NEONATUS

KEJANG

DEHIDRASI

SEPSIS NEONATUS

ASFIKSIA
Manajemen Sarana dan Prasarana
NEONATUS COVID-19 2 Peralatan dan perlengkapan untuk penatalaksanaan
emergensi neonatal tersedia dan selalu dalam
HIPOTERMIA kondisi siap pakai.

HIPOGLIKEMIA
Kelengkapan dan kesiapan emergensi troli
HIPERBILIRUBINEMIA diperiksa secara teratur.

IMD

TATAKELOLA ASI
3 Manajemen Tata Kelola Klinis
PMK Terdapat Algoritma/Job‐aid tentang
penatalaksanaan emergensi neonatal yang terlihat
oleh tenaga kesehatan
BBLR
3 Manajemen Tata Kelola Klinis
PMK Terdapat Algoritma/Job‐aid tentang
penatalaksanaan emergensi neonatal yang terlihat
oleh tenaga kesehatan
BBLR

4 Manajemen Pencatatan atau Dokumentasi


Catatan Medis

Manajemen Kualitas
5 a. Unit/ruangan menjadwalkan dan melakukan
simulasi atau drill penatalaksanaan emergensi
neonatal secara rutin.

b. Unit/ruangan menjadwalkan dan melakukan


evaluasi manajemen Kualitas penatalaksanaan
emergensi neonatal secara rutin.

6 Manajemen Pemeliharaan
Unit/ruangan menjadwalkan dan melakukan
manajemen pemeliharaan peralatan emergensi
neonatal secara rutin.
Pendamping
RESPON EMERGENSI Tanggal Self Asses
Tanggal Ver

EMERGENSI

BERSALIN

OPERASI
KAMAR

KAMAR
UNIT
KRITERIA VERIFIKASI

sia
Catatan di fasilitas yang mendokumentasi-kan jadwal tugas terbaru tim
emergensi neonatal di unit yang bersangkutan pada tempat yang mudah
terlihat.
Tim emergensi terdiri dari spesialis anak dan termasuk salah satu dari berikut
ini: bidan, perawat, dokter umum.

• Pelatihan pelayanan dasar neonatus untuk dokter umum (Standar


menurut IDAI )
• Pelatihan pelayanan dasar neonatus untuk perawat (Standar
menurut IDAI )
• On-the-job training untuk dokter umum
• On-the-job training untuk perawat
• Apakah ada uraian tugas untuk setiap staf?
• Apakah setiap staf mengetahui uraian tugasnya?
• Apakah setiap staf di bagian ini mempunyai penyelia langsung?
• Apakah ada rencana pelatihan untuk semua anggota staf?
• Apakah ada orientasi untuk staf baru?

na
Periksalah apakah peralatan dan perlengkapan berikut terdapat pada troli
emergensi neonatal atau wadah yang sama fungsinya:

Lihat Lampiran daftar kelengkapan troli emergensi neonatal


0 0 0

Periksa apakah terdapat ceklis troli emergensi neonatal berisi:


• Ceklis set peralatan lengkap pada troli atau wadah yang sama
fungsinya.

• Jadwal pemeriksaan troli atau wadah yang sama fungsinya pada


setiap pergantian dinas petugas kesehatan

Adanya algoritma/job aid (sesuai standar WHO) yang terlihat dengan jelas
untuk digunakan oleh staf yang berisi tentang:
• Resusitasi Neonatus
•   Kejang
•   Sepsis
•   Dehidrasi Berat
•   Kesulitan Napas
•   Hipothermia
•   Hipoglikemia
Buku register, formulir dan catatan harus tersedia di bagian neonatus dan diisi
sesuai petunjuk.
1. Buku register pasien
2. Formulir saat masuk
3. Catatan medis

• Apakah bagian ini mengatur catatan medis yang telah


didokumentasi secara akurat dan tepat waktu?
• Apakah ada sistem untuk menyimpan dan mengambil catatan?

• Catatan/Log disetiap unit/ruangan yang berisi jadwal simulasi atau


drill penatalaksanaan emergensi resusitasi neonatus
• Daftar hadir peserta simulasi atau drill penatalaksanaan
emergensi resusitasi neonatus
• Apakah bagian ini menyusun laporan kualitas triwulan?
• Apakah ada sistem untuk proses data dan menyusun laporan
analisis?
• Apakah bagian ini berkontribusi dalam perbaikan kinerja secara
mandiri?
• Apakah bagian ini mengkaji laporan statistik bulanan?
• Apakah bagian ini mempunyai jadwal diskusi mingguan dan
mengkaji kasus risiko tinggi?

• Apakah bagian ini mempunyai jadwal pemeliharaan preventif atau


sudah termasuk dalam jadwal pemeliharaan preventif perlengkapan RS?
• Apakah bagian ini mempunyai kontrak tersendiri untuk
pemeliharaan perbaikan peralatan atau termasuk dalam kontrak
pemeliharaan peralatan RS?
• Apakah bagian ini mempunyai formulir untuk mencatat riwayat
perbaikan dari setiap peralatan termasuk di dalam peralatan di
formulir/catatan RS?
30/12/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendamp
Tanggal Self Assesement : Tanggal Self As
Tanggal Verifikasi : Tanggal V

RUANG NICU
RUANG BAYI

EMERGENSI
RUANG SCN
NILAI

BERSALIN

OPERASI
KAMAR

KAMAR
UNIT
CATATAN
STANDAR PROSES

###

0 0.00

0 0.00

0 0 0 0 0 0

###

0 0.00
0 0.00

0 0.00 ###

###
0 0.00

0 0.00 ###
Nilai
30/12/1899 30/12/1899
Standar Proses
Total Standar Kinerja 6 6 Total Standar Kinerja
Total Diobservasi 1 1 Total Diobservasi
Total Pencapaian 0 0.00 Total Pencapaian
% Pencapaian 0% 0% % Pencapaian
Pendampingan ke : P
Tanggal Self Assesement : Tanggal
Tanggal Verifikasi : T

RUANG NICU
RUANG BAYI

EMERGENSI
RUANG SCN

NILAI

BERSALIN
KAMAR
UNIT
CATATAN
STANDAR PROSES

###

0 0.00

0 0.00

0 0 0 0 0

###

0 0.00
0 0.00

0 0.00 ###

###
0 0.00

0 0.00 ###
Nilai
30/12/1899 Tanggal (link ke tanggal
Standar Proses
Total Standar Kinerja 6 6 Total Standar Kine
Total Diobservasi 1 1 Total Diobserva
Total Pencapaian 0 0.00 Total Pencapaia
% Pencapaian 0% 0% % Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

RUANG NICU
RUANG BAYI

RUANG SCN
NILAI
OPERASI
KAMAR

CATATAN
STANDAR PROSES

###

0 0.00

0 0.00

0 0 0 0

###

0 0.00
0 0.00

0 0.00 ###

###
0 0.00

0 0.00 ###
Nilai
Tanggal (link ke tanggal verifikasi)
Standar Proses
Total Standar Kinerja 6 6
Total Diobservasi 1 1
Total Pencapaian 0 0.00
% Pencapaian 0% 0%
P
Respon Emergensi Tanggal
T

EMERGENSI
UNIT
NO STANDAR KINERJA

1 PERALATAN/ PERLENGKAPAN DAN SUPLAI

PADA TINGKAT 1, II DAN III TERDAPAT

•   Troli Emergency

•   Kunci Troli Emergency

•   Buku pengecekan harian

ISI TROLI EMERGENCY TINGKAT I, II, III TERDIRI DARI:

•BMS (balon mengembang sendiri) neonatus yang berfungsi baik

•Konektor Jackson-Rees/Neo T

•Sungkup 3 ukuran (0,0 , 0 , 1 atau xs, s , m)

•Nasal kanul oksigen

•Pipa endotrakeal ukuran 2,5; 3,0; 3,5; 4,0. (untuk single nasal prong saat
transport)

•Selang End to End

•Plester dan gunting untuk melakukan fiksasi

•Alat Saturasi Oksigen bayi (tidak dijepit)

•Kateter penghisap ukuran (5F, 6F, 8F, 10F, 12F, 14F)

•Pipa lambung No. 5F dan 8F

Spuit1,3,5,10,20,50ml
•Epinefrin sediaan 1: 1000

Nacl 0,9% 25 cc, 100cc

•Nalokson HCL (1mg/mL0,4mg/mL)

Tabung oksigen (ukuran sampai 1‐2 L /m)

2 PADA TINGKAT IB, II DAN III DITAMBAHKAN

•   T-Piece Resusitator Atau


• T-Piece Resucitator (mixsafe)

•   Laringoskop dengan daun lurus No. 00, 0, dan 1 yang berfungsi dengan baik

•   Baterai cadangan untuk laringoskop

•   Selang Oksigen – Air

•   Tabung Oksigen/Oxygen Concentrator dan


Air (untuk Neopuff)

•   Ephedrin

•   Blender Oksigen

•   Magyll Forceps

•   Injeksi Fenobarbital 60,65 atau 130mg/cc

•   Injeksi Sulfas Atropin

•   Injeksi Diazepam

•   Defibrilator

• Peralatan pemasangan umbilical cateter emergensi: UVC, Three way


stopcock, set pemasangan alat UVC emergensi, benangkasur/jahit, duk steril
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

RUANG NICU

RUANG NICU
RUANG BAYI

RUANG BAYI
EMERGENSI
RUANG SCN

RUANG SCN
BERSALIN

BERSALIN
OPERASI

OPERASI
KAMAR
KAMAR

KAMAR

KAMAR
UNIT
CATATAN
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

RUANG NICU
RUANG BAYI
EMERGENSI

RUANG SCN
BERSALIN

OPERASI
KAMAR

KAMAR
UNIT
CATATAN CATATAN
NO

STANDAR KINERJA

1 Terdapat infant warmer dan set resusitasi neonatus


dalam jumlah yang mencukupi dan terletak dekat
di Kamar Bersalin/Kamar Operasi dekat dengan
tempat persalinan

2 Fasilitas kesehatan memiliki Standar Prosedur


Operasional (SPO) tentang resusitasi neonatus

RESPON EMERGENSI

RESUSITASI NEONATUS

KEJANG

DEHIDRASI

SEPSIS NEONATUS

ASFIKSIA

NEONATUS COVID-19

HIPOTERMIA

HIPOGLIKEMIA

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD
IMD

TATAKELOLA ASI

PMK

BBLR
3

5 Fasilitas kesehatan memiliki Standar Prosedur


Operasional (SPO) tentang penatalaksanaan pasca
resusitasi neonatus (STABLE)
Operasional (SPO) tentang penatalaksanaan pasca
resusitasi neonatus (STABLE)

6 Pemantauan khusus diberikan pada semua


neonatus paska resusitasi

7 Fasilitas kesehatan memiliki sistem yang berlaku


untuk penilaian keterampilan klinik yang
dibutuhkan untuk menatalaksanakan resusitasi
neonatus

8 Tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan kompeten


memperagakan penatalaksanaan resusitasi
neonatus pada klien atau model
9

10 Penatalaksanaan stabilisasi rujukan asfiksia


neonatus dilakukan dengan optimal

11 Fasilitas kesehatan memiliki Standar Prosedur


Operasional (SPO) tentang penatalaksanaan bila
resusitasi dinyatakan tidak berhasil
Pendamping
Resusitasi Neonatus Tanggal Self Asses
Tanggal Ver

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Dokumentasikan bahwa setiap persalinan diruangan berikut memiliki akses segera


pada setidaknya satu infant warmer (radiant warmer atau dengan lampu pemanas)
yang berfungsi baik:

•   Kamar Bersalin


•   Kamar Operasi
Kaji SPO tentang hal berikut:
• Pengkajian kelahiran berisiko (minimal ada 1 dari):
- Faktor risiko infeksi:
o Riwayat infeksi pada ibu KPD >18 jam
o Adanya demam > 38°C pada 2 minggu akhir
o Adanya ketuban berbau dan atau nyeri pada perut bagian bawah
o Adanya bukti infeksi saluran kemih, atau diare
o Kontraksi dini yang menyebabkan partus premature
- Faktor risiko non infeksi:
o Riwayat Konsumsi obat-obatan (obat hipertensi atau diabetes melitus)
o Pre-eklampsi / ekalmpsi
o Riwayat Perdarahan Selama kehamilan
o Adanya penyakit kronis lainnya pada ibu (TB, Jantung)
- Faktor risiko lainnya:
o Riwayat keguguran sebelumnya
o Janin tidak tumbuh
o Janin kurang aktif
o Plasenta akreta

•  Menginformasikan kepada tim resusitasi neonatus bila ada ibu dengan


kehamilan risiko tinggi.

•  Segera setelah pasien obstetrik masuk dan dievaluasi, informasikan unit


neonatologi mengenai rencana tatalaksana anda dan batas waktu potensial
untuk persalinan.
• Semua petugas yang terlibat dalam resusitasi wajib:
- Memiliki kompetensi melakukan resusitasi neonatus (memiliki bukti
sertifikat resusitasi neonatus dengan tahun sertifikat minimal 3 tahun
terakhir)
- Dapat bekerja sebagai tim.

* Catatan untuk penilai:


Dalam 4 bulan terakhir petugas resusitasi pernah memberikan:
o Early cpap dengan neopuff/mixsafe
o NIPPV
o Mekalukan intubasi
Angka-angka diatas menunjukan nomor urut pasien, Apabila melakukan lebih dari 5,
tuliskan di kolom catatan

Berapa jumlah petugas resusitasi yang hadir di tempat Anda?


• Orang pertama: Leader (Airway dan breathing)
• Orang ke-dua: Asisten Circulation
• Orang ke-tiga: Asisten drug dan equipment, documentation
• Siapkan 1 atau 2 petugas lain bila kehamilan kembar
Petugas resusitasi wajib mengecek kelengkapan alat resusitasi yang akan digunakan
dan memastikan semua peralatan berfungsi dengan baik:
- Termoregulasi
o Suhu ruangan 23-25⁰ C
o Topi bayi yang sudah dihangatkan
o Kain bedong 3 lapis yang sudah dihangatkan
o 2 buah Plastik (untuk bayi BB <1500 gram)
o Infant warmer dinyalakan dengan suhu 34⁰ C
o Inkubator transport dinyalakan dengan suhu 37⁰ C
' - Airway dan breathing:
o Alat pengisap lender, suction kateter 5F, 6F, 8F, 10F, 12F, 14F.
o Tabung Oksigen dan selang penghubung (conector)
o BMS (balon mengembang sendiri) neonatus
o PEEP valve + conector, neopuff, CPAP)
o Sungkup wajah dengan ukuran yang sesuai (00, 0 ,1 atau xs, s, m)
o T piece resuscitator (Neopuff/Mixsafe) yang berfungsi baik
o Blender Oksigen
o Pipa endotrakeal (ET) dengan berbagai ukuran (2, 2.5, 3, 3.5, 4)
o Set peralatan intubasi (Laringoskop dengan bilah ukuran 0, 00, 1)
o Baterai dan lampu laringoskop pengganti
o LMA no.1
o Stilet
o Plester, benang Kasur dan gunting untuk fiksasi
- Circulation:
o Stetoskop bayi
o Pulse oksimeter portable untuk bayi (bukan dijepit)
o Timer/Stopwatch
- Drug dan equipment
o Epinefrin 1:10.000
o Spuit inj 1 cc, 3 cc, 5cc, 10 cc, 2 buah 20 cc o Set umbilical dan cairan (Nacl
0,9%, D10%) o Duk (kain steril),
• o Petugas
Threeway resusitasi
stopcockwajib mencatat proses dan tindakan resusitasi yang
telah
o Setdilakukan, serta menuliskan rencana pasca dilakukan tindakan resusitasi
infus perifer
pada bayi.
o Hecting set
o OGT no.5 dan 8
Kaji SPO tentang penatalaksanaan pasca resusitasi neonatus (stabilisasi):
• Setelah menuliskan Lembar berisi catatan proses resusitasi dan rencana
paska resusitasi, petugas memberi informed consent dan edukasi (tertulis)
kepada orang tua tentang kondisi bayi
• Pemantauan STABLE pada bayi berupa:
- Stabilisasi gula (Sugar and Safe Care)
Memantau dan mempertahankan kadar gula darah normal >50 mg%
dan melaksanakan perawatan yang aman.
- Stabilisasi suhu (Thermoregulation)
Mempertahankan suhu tubuh normal 36,5- 37,5C.
Membungkus bayi dengan kain kering, hangat; dengan plastik dan topi
(pada bayi < 1500 gram), diletakkan pada radiant warmer atau
inkubator atau gendongan KC.
- Stabilisasi jalan nafas (Airway)
Menjaga dan mempertahankan bebasnya jalan napas.
- Stabilisasi sirkulasi (Blood Pressure)
Menjaga dan mempertahankan sirkulasi adekuat, FJ >100 kali per menit
dan tekanan darah normal menurut usia kehamilan.
Identifikasi dini adanya syok. Parameter terpenting pada deteksi dini
syok adalah LDJ >160 x/ menit dengan CR > 2 menit.
Tatalaksana utama syok ditujukan pada syok hipovolemik dengan
memberikan bolus cairan 10 ml/kgBB per kali dengan kecepatan
1 mL/ menit.
- Skrining infeksi [laboratorium DPL, kultur darah, antibiotic dan CRP
(12-24 Jan)]
Apabila memungkinkan melakukan pemeriksaan 4B yaitu blood count,
blood culture, blood glucose dan blood gas. Di fasilitas kesehatan
primer yang dapat dilakukan adalah blood count dan blood
glucose.
- Etika dan dukungan emosi pada keluarga (Emotional Support)
- Memberikan empati dan dukungan emosi kepada orang tua dan
keluarga selama proses pertolongan pada bayinya. KIE hasil resusitasi,
stabilisasi dan rencan transport bayi ke RS yang lebih lengkap
Informed consent
• Persiapan pelaksanaan prosedur transportasi bayi pasca resusitasi intra
• atau
Pemantauan ketatkesehatan
inter fasilitas tanda vitaldengan memperhatikan:

Kaji catatan rekam medis tentang:

• Hasil penilaian neonatus oleh SpA atau Neonatologis secara teratur (minimal
harian)
Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus kasus terakhir. Jika tidak dapat
mengkaji 5 rekam medis, maka catatkan alasannya pada kolom catatan

Mengkaji catatan di fasilitas tentang sistem penilaian keterampilan termasuk:

•   Jadwal kegiatan penilaian secara berkala

•   Daftar tenaga kesehatan yang telah dinilai (Dokter, bidan dan perawat)
Dokumentasi menunjukkan bahwa 80% petugas kesehatan kompeten melakukan
keterampilan yang dinilai dengan penilaian sederhana langsung dalam pelayanan atau
simulasi kasus menggunakan daftar tilik resusitasi neonatus
Terdapat sistem Pelaksanaan Prosedur transport bayi sakit pasca resusitasi
- Assessment dan evaluasi klinis bahwa bayi yang akan dirujuk stabil dan
siap transport, tercatat dalam catatan medik bayi yang akan di transport
- Control Evaluasi ulang atas kesiapan tim, alat dan obat-obatan yang
dibutuhkan untuk transport dalam kondisi stabil
- Communication dan KIE pada ibu dan keluarga untuk keadaan bayi yang
harus ditransport, dan informed consent;
- Komunikasi intra Tim, anggota tim yang akan melaksanakan transportasi
- Komunikasi ke RS Rujukan berupa surat rujukan dan catatan medik
ringkasan keadaan klinis pasien (UPAYAKAN TELEKONSULTASI
untuk pertolongan pertama, sambal menunggu transport)
- Evaluation evaluasi terakhir semua kelengkapan dan kondisi bayi yang harus
stabil untuk transportasi dan kesiapan RS yang akan menerima rujukan bayi
- Preparation and Packaging serta Persiapan kelengkapan sebelum berangkat,
termasuk kesiapan dalam perjalanan, kesiapan RS yang akan menerima bayi
rujukan.
- Transportation dan Prosedur transportasi baik tatakelola klinis maupun
manajemen transportasi, serta pemilihan alat transportasi.
- Apabila tidak ada inkubator transport, lakukan dengan prosedur Kangaro
Care

Terdapat sistem yang berlaku dimana tim perujuk dapat berkomunikasi 2 arah dengan
tim RS Rujukan agar terjadi stabilisasi pra rujukan yang optimal serta penatalaksanaan
optimal di tempat rujukan terkait asfiksia neonatorum
Terdapat SPO di RS terkait komunikasi pra rujukan untuk membantu FKTP
melakukan stabilisasi pra rujukan pada kasus asfiksia neonatus

Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk meningkatkan dan


mempertahankan keterampilan tenaga kesehatan di FKTP dalam melakukan stabilisasi
pra rujukan pada kasus asfiksia neonatus menggunakan berbagai metode

Melihat catatan rekam medis rujukan dengan asfiksia neonatus yang


mendokumentasikan langkah awal penerimaan rujukan asfiksia neonatorum:
•   Mencatat Downe Skor sebelum dirujuk dan saat tiba di RS
•   Monitoring keadaan umum bayi
•   Memeriksa tanda vital: suhu, CRT, RR, HR
•   Melakukan pemeriksaan gula darah bed site
•   Melakukan komunikasi segera dengan konsulen jaga
• Resusitasi dinyatakan tidak berhasil didasarkan pada tidak terdengarnya
bunyi jantung dalam hitungan minimal 10 menit, maka prosedur resusitasi
dapat dihentikan.
• Melakukan konseling pada ibu dan keluarga
• Memberikan dukungan moral
12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES

###

0 0.00

0 0.00 ###
0.00

0 0.00
0 0.00 ###

0 0.00 ###

0 0.00 ###
0 0.00
###

###

0 0.00

###
0 0.00
0 0.00 ###

###
0 0.00

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
###

0 0.00
Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses
Total Standar Kinerja 11 11 Total Standar Kinerja
Total Diobservasi 0 0 Total Diobservasi
Total Pencapaian 0 0.00 Total Pencapaian
% Pencapaian 0% 0% % Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR PROSES

###

0 0.00 0 0.00

0 0.00 ### 0 0.00


0.00 0.00
0 0.00 ### 0 0.00

0 0.00 ### 0 0.00

0 0.00 ### 0 0.00


0 0.00 0 0.00
###

###

0 0.00 0 0.00

###
0 0.00 0 0.00
0 0.00 ### 0 0.00

###
0 0.00 0 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
###

0 0.00 0 0.00
Nilai Nilai
12/30/1899
Standar Proses Standar Proses
11 11 Total Standar Kinerja 11 11
0 0 Total Diobservasi 0 0
0 0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% 0% % Pencapaian 0% 0%
###

###
###

###

###
###

###

###
###

###

###
NO STANDAR KINERJA

1 Dokter Anak melakukan evaluasi segera dan


penatalaksanaan semua neonatus dengan kejang

RESPON EMERGENSI

RESUSITASI NEONATUS

KEJANG

DEHIDRASI

SEPSIS NEONATUS

ASFIKSIA

NEONATUS COVID-19

HIPOTERMIA

HIPOGLIKEMIA

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD
HIPERBILIRUBINEMIA

IMD

TATAKELOLA ASI

PMK

BBLR

2 Dokter Anak melakukan evaluasi segera dan


penatalaksanaan semua neonatus dengan kejang

3 Anti-kejang yang sesuai untuk terapi kejang pada


neonatus adalah tersedia untuk digunakan di
fasilitas kesehatan ini.

4 Peralatan dan perlengkapan untuk kejang pada


neonatus tersedia dan siap pakai di fasilitas
kesehatan ini.
4 Peralatan dan perlengkapan untuk kejang pada
neonatus tersedia dan siap pakai di fasilitas
kesehatan ini.

5 Pemeriksaan laboratorium yang sesuai dilakukan


pada setiap neonatus dengan kejang

6 Neonatus dengan kejang menerima terapi yang


sesuai.

7 Fasilitas kesehatan memiliki Standar Prosedur


Operasional (SPO) pemberian anti kejang lini
pertama yang digunakan untuk terapi kejang pada
neonatus

8 Fasilitas menyelenggarakan Technical update


teknis regular terjadwal untuk diagnosis dan
penatalaksanaan kejang yang sering terjadi pada
neonatus
8 Fasilitas menyelenggarakan Technical update
teknis regular terjadwal untuk diagnosis dan
penatalaksanaan kejang yang sering terjadi pada
neonatus

9 Fasilitas melakukan audit semua kematian


neonatus terkait kejang neonatus

10 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan


kualitas rujukan pada kasus neonatus dengan
kejang

11 Terdapat sistem di RS dalam upaya


mengoptimalkan penatalaksanaan kejang neonatus
dengan menggunakan komunikasi rujukan balik
Pendampingan ke :
Perawatan Kejang pada Neonatal Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Catatan lengkap rekam medis neonatus berisi:


• Hasil anammnesis faktor risiko penyebab kejang neonatal
- Adanya Hypoxic Ischemic Encephalopathy (HIE)
- Perdarahan intrakranial dan trauma Susunan Saraf Pusat
- Masalah metabolic (Hipoglikemia, Hipokalsemia,
Hipomagnesemia, Hiponatremia/Hipernatremia, Defisiensi
piridoksin
- Infeksi Susunan Saraf Pusat
- Stroke cedera iskemik fokal, stroke neonatus, thrombosis vena
serebral
- Inborn Errors of Metabolism
- Developmental Malformations
- Kejang disebabkan obat-obatan
- Sindrom epilepsi neonates

• Hasil anamnesis Riwayat ibu dan obstetric


- Infeksi ibu, perdarahan antepartum, persalinan yang sulit atau
gawat janin dan nilai APGAR rendah, paparan obat, riwayat
keguguran sebelumnya atau bayi dengan kejang (bawaan), kondisi
medis (diabetes, hipertensi) dan riwayat kejang neonatus dalam
keluarga.

• Hasil pemeriksaan fisis pada neonatus


- Kejang Tonik Umum
- Kejang Tonik Fokal
- Kejang Klonik
- Kejang Mioklonik
- Kejang subtle (Tidak terus menerus)
• Pemeriksaan Penunjang pada neonates
• Pemeriksaan utama
- Glukosa darah
- Natrium, kalsium dan magnesium darah
- Pemeriksaan darah lengkap, hitung jenis leukosit dan trombosit
- CRP/ Procalcitonin
- Elektrolit
- Analisis Gas darah arteri
- Kultur darah
- Analisis cairan serebrospinal
- Kultur cairan serebrospinal

• Pemeriksaan lainnya
- Mencari penyebab spesifik lainnya yang dicurigai (TORCH, kadar
amonia, asam amino dalam urine, USG kepala).
- Pemeriksaan aEEG (bila fasilitas tersedia)
- USG kranial untuk melihat adanya perdarahan dan luka parut
- CT Scan/MRI kepala untuk mendiagnosis malformasi dan
perdarahan otak.

• Kriteria diagnosis ditentukan berdasarkan:


- klinis
- anamnesis
- pemeriksaan fisis
- pemeriksaan penunjang

Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir. Jika
tidak dapat mengkaji 5 rekam
medis, maka catatkan alasannya pada kolom catatan.

•  Neonatus dengan kejang dikonsultasikan segera (sesuai SOP/KPI)


pada Dokter Anak.

•  Evaluasi dan penatalaksanaan segera neonatus dengan kejang oleh


Dokter Anak
Farmasi/ruang perawatan di fasilitas kesehatan ini mempunyai persediaan
cukup obat kejang berikut ini yang dapat digunakan pada setiap waktu:
• Tempat penyimpanan obat
•   Injeksi fenobarbital
•   Injeksi fenitoin
•   Injeksi midazolam
•   Injeksi obat lain (lidokain, levetiracetam, piridoksin)
Peralatan dan perlengkapan berikut tersedia dan siap pakai:
•   Oksigen
•   Spuit 1 mL
•   Set infus perifer (aboket dan selang infus)

•   Set infus central (umbilical , PICC dan lainnya)


•   Jarum 27, 25
•   Set resusitasi
Catatan rekam medis menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium, sebagai
berikut:

•   Kultur darah


•   Pemeriksaan darah lengkap
•   Marker infeksi (CRP, procalcitonin)

•   Pemeriksaan infeksi lain (TORCH, kadar amonia, asam amino dalam
urine)
Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir. Jika
tidak dapat mengkaji 5 rekam
medis, maka catatkan alasannya pada kolom catatan.

Dalam rekam medis tercatat:

•   Pemberian anti kejang lini pertama sesuai standar

•   Bentuk penulisan obat anti kejang, jumlah dalam mg, cara
pemberian frekuensi per jam

•   Buat angka lebih sederhana dengan pembulatan, misalnya 4.3


menjadi 4 atau 48 menjadi 50
Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir. Jika
tidak dapat mengkaji 5 rekam medis, maka catatkan alasannya pada kolom
catatan

Kaji SPO terapi kejang untuk kondisi seperti berikut:

·• Kejang pada Neonatal

Laporan kegiatan berikut di fasilitas kesehatan:


•   Technical Update tentang diagnosis dan penatalaksanaan kejang
pada neonatus setidaknya setiap tahun
• Technical update tentang pemberian obat - obatan secara rasional
termasuk antikejang yang dilakukan setidaknya setahun sekali
Technical update adalah penyelenggaraan kegiatan penyegaran untuk
semua bidan, perawat, dokter umum, dokter spesialis berupa
ceramah, video, video conference dsb.
Kaji dokumen berisi catatan tentang:
• Audit semua kematian neonatus akibat kejang

•   Terdapat sistem yang berlaku dimana tim perujuk dapat


berkomunikasi 2 arah dengan tim RS Rujukan agar terjadi stabilisasi
pra rujukan yang optimal serta penatalaksanaan optimal di tempat
rujukan terkait neonatus dengan kejang

•   Terdapat SPO di RS terkait komunikasi pra rujukan untuk


membantu FKTP melakukan stabilisasi pra rujukan pada kasus
neonatus dengan kejang (TERAPKAN TELEKONSULTASI)

•   Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk


meningkatkan dan mempertahankan keterampilan tenaga kesehatan
di FKTP dalam melakukan stabilisasi prarujukan untuk neonatus
dengan kejang menggunakan berbagai metode

Catatan rekam medis untuk neonatus yang dirujuk dengan kejang


mendokumentasikan:

•   Terdapat petunjuk yang jelas bagi petugas kesehatan untuk


melakukan pemeriksaan lanjutan di FKTP (cek lis monitoring
pasca rawat neonatus dengan riwayat kejang

•   Pengobatan anti-kejang lanjutan untuk mengatasi/mencegah


terjadinya kejang

•   Edukasi tanda bahaya pada neonatus dengan pasca rawat


dengan kejang

12/30/1899

Total Standar Kinerja

Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
ggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR PROSES

0 0.00 ### 0 0.00


0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0 0.00 ### 0 0.00

0 0.00 ### 0 0.00

0 0.00 ### 0 0.00


0 0.00 0 0.00

###
0 0.00 0 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00

0 0.00 ### 0 0.00


0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0 0.00 ### 0 0.00

0 0.00 ### 0 0.00


0 0.00

0 0.00 ### 0 0.00

0 0.00 ### 0 0.00

###
0 0.00 0 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar Proses

andar Kinerja 11 11 Total Standar Kinerja 11 11

observasi 0 0 Total Diobservasi 0 0


ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0 0.00
apaian 0% 0% % Pencapaian 0% 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
Y/T CATATAN
STANDAR PROSES

### 0 0.00 ###


0.00

0.00
0.00

0.00

0.00

### 0 0.00 ###

### 0 0.00 ###

### 0 0.00 ###


0 0.00

### ###
0 0.00

0.00
0.00
0.00
0.00

### 0 0.00 ###

0.00

0.00

0.00

### 0 0.00 ###

### 0 0.00 ###


### 0 0.00 ###

### 0 0.00 ###

### ###
0 0.00

0.00

0.00

0.00

Nilai
12/30/1899
Standar Proses

Total Standar Kinerja 11 11

Total Diobservasi 0 0
Total Pencapaian 0 0.00
% Pencapaian 0% 0%
Perawatan

NO STANDAR KINERJA

1 Dokter Anak melakukan evaluasi segera dan


penatalaksanaan semua neonatus dengan dehidrasi

RESPON EMERGENSI

RESUSITASI NEONATUS

KEJANG

DEHIDRASI

SEPSIS NEONATUS

ASFIKSIA

NEONATUS COVID-19

HIPOTERMIA

HIPOGLIKEMIA

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD

TATAKELOLA ASI

PMK
PMK

BBLR

2 Dokter Anak melakukan evaluasi segera dan


penatalaksanaan semua neonatus dengan dehidrasi

3 Tatalaksana yang sesuai untuk terapi dehidrasi


pada neonatus adalah tersedia untuk digunakan di
fasilitas kesehatan ini.

4 Peralatan dan perlengkapan untuk Dehidrasi pada


neonatus tersedia dan siap pakai di fasilitas
kesehatan ini.

5 Pemeriksaan laboratorium yang sesuai dilakukan


pada setiap neonatus dengan dehidrasi

6 Neonatus dengan dehidrasi menerima terapi yang


sesuai.
7 Fasilitas kesehatan memiliki Standar Prosedur
Operasional (SPO) pemberian tatalaksana
dehidrasi neonatus

8 Fasilitas menyelenggarakan Technical update


teknis regular terjadwal untuk diagnosis dan
penatalaksanaan dehidrasi yang sering terjadi pada
neonatus

9 Fasilitas melakukan audit semua kematian


neonatus terkait dehidrasi neonatus

10 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan


kualitas rujukan pada kasus neonatus dengan
dehidrasi

11 Terdapat sistem di RS dalam upaya


mengoptimalkan penatalaksanaan dehidrasi
neonatus dengan menggunakan komunikasi
rujukan balik
Pendampingan ke :
Perawatan Dehidrasi Pada Neonatus Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Catatan lengkap rekam medis neonatus berisi:

• Hasil anammnesis dehidrasi neonatal:


- Tanyakan riwayat banyaknya intake makanan atau minuman
dibanding sebelumnya
- Tanyakan jumlah dan frekuensi BAB dan BAK bayi
- Tanyakan mengenai faktor risiko adanya kehilangan cairan
seperti (muntah, atau diare)
- Tanyakan Berat badan terakhir sebelum terjadi dehidrasi (berat
badan 2 minggu terakhir)
- Tanyakan adanya faktor risiko dehidrasi berat dan gangguan
elektrolit seperti:
o Adanya kelainan gastrointestinal ( gangguan saluran cerna)
o Cyistic fibrosis
o Gangguan pada saluran kencing
o Penggunaan obat seperti obat diuretic
o Kelainan metabolikerna atas, ileostomy,colostomy, penyakit
hirschprung )

• Hasil pemeriksaan fisis pada neonatus


- Pemeriksaan kesadaran dan tanda vital bayi
- Pemeriksaan berat badan
• Pemeriksaan dengan komponen penilaian berupa:
o Kesadaran
o Status hemodinamik
o Turgor kulit
o Laju nadi
o Laju napas
o Membran mukosa o Jaringan periorbital o Fontanel anterior
o Waktu pengisian kapiler

• Pemeriksaan Penunjang pada neonatus


o Pemeriksaan darah lengkap
o Elektrolit
• Kriteria diagnosis ditentukan berdasarkan:
- klinis
- anamnesis
- pemeriksaan fisis
- pemeriksaan penunjang

Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir. Jika
tidak dapat mengkaji 5 rekam
medis, maka catatkan alasannya pada kolom catatan.

• Neonatus dengan dehidrasi dikonsultasikan segera (sesuai


SOP/KPI) pada Dokter Anak.

• Evaluasi dan penatalaksanaan segera neonatus dengan dehidrasi


oleh Dokter Anak

Farmasi/ruang perawatan di fasilitas kesehatan ini mempunyai persediaan


cukup cairan dan peralatan yang dapat digunakan pada setiap waktu:

• Tempat penyimpanan cairan

Peralatan dan perlengkapan berikut tersedia dan siap pakai:

• Set akses vena perifer

• Set akses Vena central (umbilical, PICC dan lainnya)

• Set OGT
Catatan rekam medis menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium, sebagai
berikut:
• Pemeriksaan darah lengkap
• Elektrolit

Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir. Jika
tidak dapat mengkaji 5 rekam
medis, maka catatkan alasannya pada kolom catatan.

Dalam rekam medis tercatat:


• Pemberian tatalaksaan dehidrasi sesuai standar

• Bentuk penulisan jumlah cairan dan waktu yang diberikan sesuai


kondisi dehidrasi, jumlah dalam mL, cara pemberian, frekuensi per
jam

• Buat angka lebih sederhana dengan pembulatan, misalnya 4.3


menjadi 4 atau 48 menjadi 50
Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir. Jika
tidak dapat mengkaji 5 rekam medis, maka catatkan alasannya pada kolom
catatan.

Kaji SPO terapi dehidrasi untuk kondisi seperti berikut:

• Dehidrasi pada Neonatal

Laporan kegiatan berikut di fasilitas kesehatan:

• Technical Update tentang diagnosis dan penatalaksanaan


dehidrasi pada neonatus setidaknya setiap tahun

Technical update adalah penyelenggaraan kegiatan penyegaran untuk


semua bidan, perawat, dokter umum, dokter spesialis berupa ceramah,
video, video conference dsb.

Kaji dokumen berisi catatan tentang:

• Audit semua kematian neonatus akibat dehidrasi

•  Terdapat sistem yang berlaku dimana tim perujuk dapat


berkomunikasi 2 arah dengan tim RS Rujukan agar terjadi stabilisasi
pra rujukan yang optimal serta penatalaksanaan optimal di tempat
rujukan terkait neonatus dengan dehidrasi

•  Terdapat SPO di RS terkait komunikasi pra rujukan untuk


membantu FKTP melakukan stabilisasi pra rujukan pada kasus
neonatus dengan dehidrasi

•  Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk


meningkatkan dan mempertahankan keterampilan tenaga kesehatan
di FKTP dalam melakukan stabilisasi prarujukan untuk neonatus
dengan dehidrasi menggunakan berbagai metode

Catatan rekam medis untuk neonatus yang dirujuk dengan dehidrasi


mendokumentasikan:

• Terdapat petunjuk yang jelas bagi petugas kesehatan untuk


melakukan pemeriksaan lanjutan di FKTP (cek lis monitoring pasca
rawat neonatus dengan riwayat dehidrasi

• Tatalaksana pemberian cairan lanjutan untuk mengatasi/mencegah


terjadinya dehidrasi berulang
• Edukasi tanda bahaya pada neonatus dengan pasca rawat dengan
dehidrasi
12/30/1899

Total Standar Kinerja

Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
ggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

0 0.00 ### 0
0.00

0.00

0.00
0.00

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

###
0 0.00 0

0.00
0.00

0 0.00 ### 0
0.00
0.00

0.00
0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

###
0 0.00 0

0.00

0.00

0.00
Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar

andar Kinerja 11 11 Total Standar Kinerja 11

observasi 0 0 Total Diobservasi 1


ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 0 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00
Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses

11 Total Standar Kinerja 11 11

1 Total Diobservasi 1 1
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
Penatalaksanaan Neonatus Sepsis di
Balik yang O

NO STANDAR KINERJA

1 Dokter Anak melakukan evaluasi segera dan


penatalaksanaan semua neonatus dengan suspek
infeksi.

RESPON EMERGENSI

RESUSITASI NEONATUS

KEJANG

DEHIDRASI

SEPSIS NEONATUS

ASFIKSIA

NEONATUS COVID-19

HIPOTERMIA

HIPOGLIKEMIA

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD

TATAKELOLA ASI
TATAKELOLA ASI

PMK

BBLR

2 Dokter Anak melakukan evaluasi segera dan


penatalaksanaan semua neonatus dengan suspek
infeksi.

3 Neonatus dengan infeksi berat atau sepsis


menerima terapi antibiotik yang sesuai.
4 Antibiotik yang sesuai untuk terapi infeksi pada
neonatus adalah tersedia untuk digunakan di
fasilitas kesehatan ini.

5 Peralatan dan perlengkapan untuk perawatan


infeksi pada neonatus tersedia dan siap pakai di
fasilitas kesehatan ini.

6 SOP cara pemberian obat injeksi


7 Fasilitas kesehatan memiliki Standar Prosedur
Operasional (SPO) pemberian antibiotik lini
pertama yang digunakan untuk terapi infeksi pada
neonatus.
8 Fasilitas menyelenggarakan Technical update
teknis regular terjadwal untuk diagnosis dan
penatalaksanaan infeksi yang sering terjadi pada
neonatus

9 Fasilitas melakukan audit semua kematian


neonatus terkait infeksi berat atau sepsis

10 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan


kualitas rujukan pada kasus neonatus dengan
infeksi berat/sepsis

11 Terdapat sistem di RS dalam upaya


mengoptimalkan penatalaksanaan sepsis neonatus
dengan menggunakan komunikasi rujukan balik
Neonatus Sepsis di Rumah Sakit beserta Rujukan Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Balik yang Optimal
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Pembagian bayi dengan infeksi berdasarkan berat lahir:

• Bayi berat lahir rendah (BBLR) 1500-2499 gr


• Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) 1000- 1499 gr
• Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) <1000 gr

Angka Kematian Bayi akibat infeksi perkelompok berat lahir:


• Bayi berat lahir rendah (BBLR) <2500 gr
• Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) <1500 gr
• Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) <1000 gr

Catatan lengkap rekam medis neonatus berisi:


Hasil anammnesis faktor risiko infeksi maternal
•  Adanya KPD >18 jam atau ketuban rembes
•  Adanya demam >38oC pada 2 minggu terakhir
•  Adanya ketuban berbau dan atau nyeri pada perut bagian bawah
•  Adanya bukti infeksi saluran kemih
•  Kontraksi dini yang menyebabkan partus prematur
•  Riwayat ISK, diare, atau infeksi lagi saat trimester 3
Hasil pemeriksaan fisis pada neonatus
•  Ada tidaknya distress napas
•  Ada tidaknya demam
•  Ada tidaknya penurunan kesadaran
•  Ada tidaknya gangguan perfusi
•  Ada tidaknya tanda-tanda syok
•  Intoleransi minum
•  Gejala lainnya
Pemeriksaan penunjang pada neonatus
•  Glukosa darah
•  Pemeriksaan darah lengkap
•  Marker infeksi (CRP, procalcitonin)
•  Analisa gas darah
•  Kultur darah
•  Lumbal pungsi
•  Kultur cairan spinal (LCS)
Pemeriksaan radiologi
• Foto X-ray

Pemeriksaan dengan Kalkulator sepsis


(https://neonatalsepsiscalculator.kaiserpermanente.o rg/) (contoh terlampir)

Kriteria diagnosis ditentukan berdasarkan:


- anamnesis
- pemeriksaan fisis
- pemeriksaan penunjang

Sepsis diklasifikasikan menjadi:


• Sepsis awitan dini
• Sepsis awitan lambat

Sepsis diklasifikasikan menjadi:


• Unproven sepsis
• Proven sepsis
• Syok sepsis

Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir. Jika
tidak dapat mengkaji 5 rekam
medis, maka catatkan alasannya pada kolom catatan.
Catatan rekam medis :
• Neonatus dengan suspek infeksi dikonsultasikan segera (sesuai
SOP/KPI) pada Dokter Anak.

• Evaluasi dan penatalaksanaan segera neonatus dengan suspek


infeksi oleh Dokter Anak

Dalam rekam medis tercatat:


• Pemberian antibiotik lini pertama sesuai standar

• Bentuk penulisan Antibiotik, jumlah dalam mg, cara pemberian,


frekuensi per jam

• Buat angka lebih sederhana dengan pembulatan, misalnya 4.3


menjadi 4 atau 48 menjadi 50
• Contoh: Gentamisin 125 mg IV tiap 3 jam
Terdapat SOP pemilihan antibiotik berdasarkan kuman Rumah Sakit

SOP antibiotik lini 1

SOP antibiotik lini 2


SOP antibiotik lini 3/SOP antibiotika sesuai kultur darah dan atau kultur
cairan spinal

Jika tidak ada, pemilihan antibiotik adalah (tuliskan jenis antibiotik)

Terdapat SOP perubahan antibiotik jika keadaan bayi tidak


membaik/perburukan
Farmasi/ruang perawatan di fasilitas kesehatan ini mempunyai persediaan
cukup antibiotik berikut ini yang dapat digunakan pada setiap waktu

• Tempat penyimpanan obat

•  Injeksi Gentamisin

•  Injeksi Amikasin

•  Injeksi Ampisilin/Ampisillin sulbaktam

•  Injeksi Amoxycillin/amoxycillin clavulanic acid

•  Generasi sefalosporin (Cefotaxime atau Ceftazidime)


•  Injeksi antibiotika jenis lain/anti jamur (Metronidazole,
fluconazole dll)
•  Spuit 1 mL

•  Set infus (abocath dan selang infus)

•  Set long line (venoket)

•  Jarum 27, 25

•  Set PICC

•  Set umbilikal

Pemberian obat antibiotik injeksi diberikan secara

•  Single dose

•  Multi dose

•  Lain-lain (jelaskan)
Kaji SPO terapi antibiotika untuk kondisi seperti berikut:

• Neonatal sepsis

Laporan kegiatan berikut di fasilitas kesehatan:

• Technical Update tentang diagnosis dan penatalaksanaan infeksi


pada neonatus setidaknya setiap tahun
• Technical update tentang pemberian obat - obatan secara
rasional termasuk antibiotik yang dilakukan setidaknya setahun
sekali

Technical update adalah penyelenggaraan kegiatan penyegaran untuk


semua bidan, perawat, dokter umum, dokter spesialis berupa ceramah,
video, video conference dsb.

Kaji dokumen berisi catatan tentang:

• Audit semua kematian neonatus akibat infeksi

• Terdapat sistem yang berlaku dimana tim perujuk dapat


berkomunikasi 2 arah dengan tim RS Rujukan agar terjadi
stabilisasi pra rujukan yang optimal serta penatalaksanaan optimal
di tempat rujukan terkait neonatus dengan infeksi berat/sepsis

• Terdapat SPO di RS terkait komunikasi pra rujukan untuk


membantu FKTP melakukan stabilisasi pra rujukan pada kasus
neonatus dengan infeksi berat/sepsis

• Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk


meningkatkan dan mempertahankan keterampilan tenaga
kesehatan di FKTP dalam melakukan stabilisasi prarujukan untuk
neonatus dengan infeksi berat/sepsis menggunakan berbagai
metode

Catatan rekam medis untuk neonatus yang dirujuk dengan infeksi


berat/sepsis mendokumentasikan:

• Terdapat petunjuk yang jelas bagi petugas kesehatan untuk


melakukan pemeriksaan lanjutan di FKTP (cek lis monitoring pasca
rawat neonatus dengan riwayat infeksi berat/sepsis)

• Pengobatan antibiotika lanjutan untuk mengatasi/mencegah


terjadinya infeksi yang lebih berat
• Edukasi tanda bahaya pada neonatus dengan pasca rawat
dengan infeksi berat/sepsis

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
ggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0
0.00

0.00

0.00

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0 0.00 ### 0
0.00

0.00

0 0.00 ### 0
0.00

0.00

0.00
0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0
0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0
Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 11 11 Total Standar Kinerja 11
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###


Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
11 Total Standar Kinerja 11 11
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
Perawatan N

NO STANDAR KINERJA

1 Catatan rekam medis mendokumentasikan bahwa


terdapat pemantauan asfiksia pada neonatus

RESPON EMERGENSI

RESUSITASI NEONATUS

KEJANG

DEHIDRASI

SEPSIS NEONATUS

ASFIKSIA

NEONATUS COVID-19

HIPOTERMIA

HIPOGLIKEMIA

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD

TATAKELOLA ASI

PMK

BBLR
BBLR
2 Fasilitas kesehatan memiliki memiliki Standar
Prosedur Operasional (SPO) untuk
penatalaksanaan terapi hipotermia
3 Fasilitas menyelenggarakan Technical update
teknis regular terjadwal untuk diagnosis dan
penatalaksanaan asfiksia yang sering terjadi pada
neonatus

4 Fasilitas melakukan audit semua kematian


neonatus terkait asfiksia

5 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan


kualitas rujukan pada kasus neonatus dengan
asfiksia
6 Terdapat sistem di RS dalam upaya
mengoptimalkan penatalaksanaan asfiksia neonatus
dengan menggunakan komunikasi rujukan balik
Pendampingan ke :
Perawatan Neonatus dengan Asfiksia Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Pembagian bayi dengan asfiksia berdasarkan berat lahir:

• Bayi berat lahir rendah (BBLR) 1500-2499 gr


• Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) 1000- 1499 gr
• Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) <1000 gr

Angka Kematian Bayi akibat asfiksia perkelompok berat lahir:


• Bayi berat lahir rendah (BBLR) <2500 gr
• Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) <1500 gr
• Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) <1000 gr

Catatan rekam medis untuk bayi dengan asfiksia mendokumentasikan hal ‐hal
berikut:
Anamnesis faktor risiko asfiksia pada ibu sebelum persalinan

•   Primi tua

•   Perdarahan pada trimester 2 atau 3


•   Hipertensi pada kehamilan
•   Konsumsi obat-obatan
•   Diabetes melitus
•   Penyakit kronis pada ibu (TB, penyakit jantung, hipertensi kronis))

•   Kehamilan grande multipara


•   Korioamnionitis (bila ada 1-2 gejala klinis seperti berikut, seperti
KPD > 18 jam, lekosit > 15.000/mm3, CRP > 9, ibu ada riwayat
demam suhu > 38 oC)

•   Riwayat kematian janin sebelumnya


Anamnesis faktor risiko janin sebelum persalinan
•   kehamilan multiple
•   prematur
•   besar masa kehamilan
•   pertumbuhan janin terhambat
•   penyakit hemolitik autoimun
•   polihidramnion atau oligohidramnion
•   gerakan janin berkurang sebelum persalinan
•   kelainan kongenital
•   hidrops fetalis
• gawat janin (deselerasi CTG)
Faktor risiko ibu pada waktu persalinan/intrapartum
•   pola denyut jantung meragukan pada kardiotokografi
•   presentasi abnormal
•   prolaps tali pusat
•   perdarahan antepartum
•   kelahiran forsep
•   kelahiran vakum
•   penerapan anestesi umum pada ibu
•   seksio sesaria emergensi
•   kala 2 memanjang
•   ketuban bercampur mekonium
Melakukan pemeriksaan fisis dan menentukan derajat HIE
• Skor APGAR menit ke-5 adalah < 5
• Menilai skor asfiksia dengan skor Thompson (skor terlampir)

Melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium


•  Pemeriksaan darah lengkap, IT ratio
•   Glukosa darah
•   Marker infeksi (CRP, procalcitonin)
•   Analisa gas darah
•   Elektrolit
•   Fungsi ginjal (Ureum, creatinin)
•   Fungsi hepar (SGOT, SGPT, Laktat)
• Diagnosis asfiksia dengan HIE berdasarkan kriteria:
a. Bukti asidosis metabolik atau campuran pH <7.0 pada
pemeriksaan darah talit pusat, atau defisit basa16 mmol/L dalam
60 menit pertama
b. Nilai apgar <6 pada menit ke 10
c. Manifestasi neurologis (seperti kejang, hipotonia, atau koma)
d. Disfungsi multiorgan (seperti gangguan kardiovaskular,
gastrointestinal, hematologi, respirasi, atau renal)
HIE ditegakkan bila didapatkan minimal 2 kriteria pada fasilitas
lengkap, dan minimal 1 pada fasilitas terbatas
• Mempertahankan fungsi pernafasan tetap baik dan SaO2 stabil
90-94% disertai hasil AGD yang baik
• Mempertahankan fungsi pernafasan tetap baik dan SaO2 stabil
90-94% , tanpa disertai pemeriksaan AGD karena keterbatasan alat
AGD

• Memantau dan mempertahankan suhu tubuh 35-36,5 oC


• Koreksi dan mempertahankan elektrolit dan glukosa
• Koreksi hipovolemia
• Saat merujuk dipertahankan suhu 34°C–35°C (incubator tidak
dinyalakan dan tidak dipeluk ibu (KMC)

Terapi hipotermia (Diisi bagi fasilitas kesehatan yang pernah melakukan)

• Dilaksanakan pada neonatus usia gestasi > 36 minggu, sebelum usia 6


jam dan memenuhi kriteria HIE

Kontraindikasi hipotermia terapetik:


• Usia >6 jam
• Berat lahir <1800 gram
• Kebutuhan oksigen lebih dari FiO2 80%
• Kelainan kongenital mayor
• Koagulopati berat secara klinis

Persiapan alat yang dibutuhkan:


• Radiant warmer
• Probe suhu rektal ukuran 9Fr
• Kabel penghubung probe ke pengukur suhu
• Lubrikan
• Selotip
• Monitor kardiorespirasi
• Blanketrol Hypothermia system dengan cooling blanket (jika ada)

Dokter menjelaskan dan mendiskusikan mendiskusikan mengenai terapi


hipotermi kepada orang tua pasien. Seluruh penjelasan prosedur ini
didokumentasikan dalam rekam medis pasien.

Persiapkan cooling blanket yang dipasangkan pada mesin Blanketrol


Hypothermia System.
Matikan radiant warmer, hanya boleh ada 1 lembar kain yang diletakkan diatas
cooling blanket dengan minimal nesting. Tidak boleh ada kain yang diletakkan
di bawah cooling blanket, karena dapat menyebabkan pendinginan yang tidak
efektif.

Pemantauan temperatur rektal, saturasi oksigen, denyut nadi, frekuensi nafas,


dan tekanan darah harus dilakukan dari awal neonatus dirawat dan dicatat pada
lembar skema observasi khusus untuk terapi hipotermia

Hal lain yang harus diperhatikan sebelum dilakukan Cooling:


• Bayi harus sudah terpasang akses vena dan arteri umbilikalis
• Monitoring fungsi otak dengan aEEG , NIRS terpasang
• Bayi sudah terpasang intubasi dan ventilasi mekanik

Lakukan pemeriksaan laboratorium:


• AGD dan laktat
• DPL
• CRP
• Kultur darah
• PT
• APTT
• Glukosa
• SGOT dan SGPT
• Ureum dan kreatinin
• Elektrolit
Paparkan bayi ke suhu ruangan (passive cooling). Passive cooling dapat
dilakukan sejak di ruang persalinan. Setelah itu bayi dipindahkan ke NICU, di
bawah radiant warmer bed yang dimatikan.

Bayi dalam keadaan telanjang, tanpa pampers, topi, ataupun selimut Jika bayi
dalam ventilator, jaga suhu humidifier di suhu biasa.

Lakukan pengukuran tekanan darah kontinu

Masukan probe rektal ke anus sedalam minimal 5 cm (tandai pada titik 10 cm


dengan selotip, tempelkan di paha dalam) - kedalaman ini penting untuk
pengukuran suhu inti secara akurat. Probe tidak perlu dikeluarkan untuk
dibersihkan berkala.

Hubungkan probe rektal ke mesin pengukur suhu. Cooling dilakukan dalam 2


tahap dengan suhu (core temperature) target terapi mencapai 33,5oC:

Turunkan suhu rektal menjadi 35oC dalam 45 menit. Kemudian diturunkan


kembali menjadi 33,5oC. Suhu target terapi harus dicapai dalam 90-120 menit
setelah inisiasi terapi hipotermi.
Fungsi variabel gradien dapat digunakan pada cooling bed untuk menurunkan
fluktuasi perubahan temperatur bayi (setting awal adalah 10oC, akan tetapi
dapat diturunkan perlahan 2 derajat sampai suhu bayi stabil)

Jika bayi tampak tidak nyaman, dokter konsultan neonatologi dapat


mempertimbangkan pemberian analgetik. Morfin dan/atau midazolam (kalau
menggunakan ventilator) atau parasetamol (boleh diberikan per rektal,
walaupun terpasang probe rektal).

Awasi dan tata laksana efek samping cooling yang terjadi:


• Sinus bradikardia (frekuensi nadi <80 kali/menit)
• Pemanjangan interval QT
• Aritmia yang memerlukan intervensi medis atau penghentian
cooling
• Hipotensi (MAP < 40) yang memerlukan inotropik
• Anemia (Hb < 10 g/dL, Ht < 30%)
• Leukopenia (<5000/uL)
• Trombositopenia (< 150.000/uL)
• Koagulopati
• Hipoglikemia
• Hipokalemia
• Peningkatan laktat (>2 mmol/L)
• Penurunan fungsi ginjal
• Sepsis

Lakukan EKG dan USG kepala pada hari 1 (usia 24 jam)

Hentikan cooling (diskusikan dengan konsultan perinatologi) jika terdapat:


PPHN perburukan atau berat, koagulopati berat, aritmia yang memerlukan
obat (bukan sinus bradikardia), keluarga dan tim medis memutuskan
penghentian life support.

Suhu target terapi (33,5oC) harus dipertahankan selama 72 jam, setelah itu
prosedur rewarming dimulai.
MEMULAI REWARMING
1. Rewarming dimulai setelah cooling dilakukan selama 72 jam.
2. Tujuan Rewarming adalah meningkatkan suhu bayi secara
perlahan dalam 12 jam
3. Naikkan set suhu 0,5oC setiap 2 jam (tidak melebihi 0,5oC per
jam) sampai tercapai suhu rektal 36,50C dan suhu rektal 37,3oC.
4. Rewarming harus dilakukan dengan perlahan. Rewarming yang
terlalu cepat dapat mengakibatkan penurunan tajam tekanan darah.
Jika kondisi bayi tampak tidak "baik", lambatkan penurunan suhunya.
5. Awasi dampak rewarming yang dapat terjadi, yaitu:
• Hipotensi
• Gangguan elektrolit
• Hipoglikemia (karena peningkatan metabolisme)
• Kejang
• Peningkatkan konsumsi oksigen dan produksi CO2
6. Pemantauan suhu rektal dilanjutkan sampai 12 jam
setelah rewarming dimulai.
7. Bersihkan probe suhu rektal setelah selesai digunakan.
Kabel dan mesin pengukur suhu disimpan kembali.

Laporan kegiatan berikut di fasilitas kesehatan:

• Technical Update tentang diagnosis dan penatalaksanaan asfiksia pada


neonatus setidaknya setiap tahun

Technical update adalah penyelenggaraan kegiatan penyegaran untuk semua


bidan, perawat, dokter umum, dokter spesialis berupa ceramah, video, video
conference dsb.

Kaji dokumen berisi catatan tentang:

• Audit semua kematian neonatus akibat asfiksia


• Terdapat sistem yang berlaku dimana tim perujuk dapat
berkomunikasi 2 arah dengan tim RS Rujukan agar terjadi stabilisasi
pra rujukan yang optimal serta penatalaksanaan optimal di tempat
rujukan terkait neonatus dengan asfiksia

•  Terdapat SPO di RS terkait komunikasi pra rujukan untuk membantu


FKTP melakukan stabilisasi pra rujukan pada kasus neonatus dengan
asfiksia
•  Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk meningkatkan
dan mempertahankan keterampilan tenaga kesehatan di FKTP dalam
melakukan stabilisasi prarujukan untuk neonatus dengan asfiksia
menggunakan berbagai metode

Catatan rekam medis untuk neonatus yang dirujuk dengan asfiksia


mendokumentasikan:
• Terdapat petunjuk yang jelas bagi petugas kesehatan untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan di FKTP (cek lis monitoring pasca
rawat neonatus dengan riwayat asfiksia)

• Edukasi tanda bahaya pasca rawat pada neonatus dengan asfiksia

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
ggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0

0.00

0.00

0.00

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

0.00
0.00

0.00
0.00

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

0.00

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

0.00
0.00
0.00
0.00

###
0 0.00 0

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00
0.00

0.00

0.00
0.00
0.00
0.00

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0
###
0 0.00 0

0.00

0.00

Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 6 6 Total Standar Kinerja 6
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###


### ###
0.00 0 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
6 Total Standar Kinerja 6 6
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
Penatalaksanaan Neonatus CO
beserta Rujuk

NO STANDAR KINERJA

1 Dokter Anak melakukan evaluasi segera dan


penatalaksanaan semua neonatus dengan ibu
suspek, probable, terkonfirmasi COVID-19

RESPON EMERGENSI

RESUSITASI NEONATUS

KEJANG

DEHIDRASI

SEPSIS NEONATUS

ASFIKSIA

NEONATUS COVID-19

HIPOTERMIA

HIPOGLIKEMIA

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD

TATAKELOLA ASI

PMK

BBLR
BBLR

2 Dokter Anak melakukan evaluasi segera dan


penatalaksanaan semua neonatus dengan ibu
suspek, probable, terkonfirmasi COVID-19

3 Penatalaksanaan yang sesuai untuk neonatus


dengan ibu suspek, probable, terkonfirmasi
COVID-19 adalah tersedia untuk digunakan di
fasilitas kesehatan ini.

4 Peralatan dan perlengkapan untuk penatalaksanaan


neonatus dengan ibu suspek, probable,
terkonfirmasi COVID-19

5 SOP pengambilan swab (usap) SARS COV2 untuk


neonatus

6 Fasilitas kesehatan memiliki Standar Prosedur


Operasional (SPO) Penatalaksanaan yang sesuai
untuk neonatus dengan ibu suspek, probable,
terkonfirmasi COVID-19

7 Fasilitas menyelenggarakan Technical update


teknis regular terjadwal untuk diagnosis dan
penatalaksanaan neonatus dengan ibu suspek,
probable, terkonfirmasi COVID-19
7 Fasilitas menyelenggarakan Technical update
teknis regular terjadwal untuk diagnosis dan
penatalaksanaan neonatus dengan ibu suspek,
probable, terkonfirmasi COVID-19

8 Fasilitas melakukan audit semua kematian


neonatus terkait neonatus dengan ibu suspek,
probable, terkonfirmasi COVID- 19

9 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan


kualitas rujukan pada kasus neonatus dengan ibu
suspek, probable, terkonfirmasi COVID-19

10 Terdapat sistem di RS dalam upaya


mengoptimalkan penatalaksanaan neonatus dengan
ibu suspek, probable, terkonfirmasi COVID-19
dengan menggunakan komunikasi rujukan balik
ksanaan Neonatus COVID-19 (SARS COV-2) di Rumah Sakit Pendampingan ke :
beserta Rujukan Balik yang Optimal Tanggal Self Assesement
Tanggal Verifikasi

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Catatan rekam medis

Pembagian neonatus dengan ibu suspek, probable, terkonfirmasi COVID-19


• Tanpa gejala
• Dengan gejala

Catatan lengkap rekam medis neonatus berisi:


Hasil pemeriksaan fisis pada neonatus

•   Ada tidaknya distress napas

•   Ada tidaknya demam

•   Ada tidaknya penurunan kesadaran

•   Ada tidaknya gangguan perfusi

•   Ada tidaknya tanda-tanda syok

•   Intoleransi minum

•   Gejala lainnya

Pemeriksaan penunjang pada neonatus

•   Swab (usap) RT-PCR SARS COV2

•   Pemeriksaan darah lengkap

•   Marker infeksi (CRP)

•   Analisa gas darah

Pemeriksaan radiologi
• Foto X-ray
Kriteria diagnosis ditentukan berdasarkan:
- anamnesis
- pemeriksaan fisis
- pemeriksaan penunjang
Diklasifikasikan menjadi:
neonatus dengan ibu suspek, probable, terkonfirmasi COVID-19:
• Tanpa gejala
• Dengan gejala

Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir. Jika tidak
dapat mengkaji 5 rekam
medis, maka catatkan alasannya pada kolom catatan.

Catatan rekam medis :

• Neonatus dengan ibu suspek, probable, terkonfirmasi


COVID-19 dikonsultasikan segera (sesuai SOP/KPI) pada Dokter
Anak.

• Evaluasi dan penatalaksanaan segera neonatus dengan ibu


suspek, probable, terkonfirmasi COVID-19 oleh Dokter Anak

Terdapat SOP penatalaksanaan neonatus dengan ibu suspek, probable,


terkonfirmasi COVID-19

Terdapat laboratorium untuk memfasilitasi penatalaksanaan COVID-19,


berupa pemeriksaan tes cepat dan atau tes swab (usap) SARS COV2

Terdapat fasilitas ruangan bertekanan negative atau yang dimodifikasi untuk


persalinan dan perawatan neonatus dengan ibu suspek, probable, terkonfirmasi
COVID-19

•   Dacron dan VTM (neonatus)

•   APD Level 3

Pengambilan swab (usap) SARS COV2 untuk neonatus

Kaji SPO Penatalaksanaan yang sesuai untuk neonatus dengan ibu suspek,
probable, terkonfirmasi COVID-19

Laporan kegiatan berikut di fasilitas kesehatan:


• Technical Update tentang diagnosis dan penatalaksanaan
infeksi pada neonatus setidaknya setiap triwulan
Technical update adalah penyelenggaraan kegiatan penyegaran untuk semua
bidan, perawat, dokter umum, dokter spesialis berupa ceramah, video, video
conference dsb.

Kaji dokumen berisi catatan tentang kematian neonatus dengan ibu suspek,
probable, terkonfirmasi COVID-19

• Terdapat sistem yang berlaku dimana tim perujuk dapat


berkomunikasi 2 arah dengan tim RS Rujukan agar terjadi
stabilisasi pra rujukan yang optimal serta penatalaksanaan optimal
di tempat rujukan terkait neonatus dengan ibu suspek, probable,
terkonfirmasi COVID- 19

• Terdapat SPO di RS terkait komunikasi pra rujukan untuk


membantu FKTP melakukan stabilisasi pra rujukan pada kasus
neonatus dengan ibu suspek, probable, terkonfirmasi COVID-19

• Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk


meningkatkan dan mempertahankan keterampilan tenaga
kesehatan di FKTP dalam melakukan stabilisasi prarujukan untuk
neonatus dengan ibu suspek, probable, terkonfirmasi COVID-19,
neonatus dengan infeksi berat/sepsis

Catatan rekam medis untuk neonatus yang dirujuk dengan infeksi


berat/sepsis mendokumentasikan:

• Terdapat petunjuk yang jelas bagi petugas kesehatan untuk


melakukan pemeriksaan lanjutan di FKTP untuk neonatus dengan
ibu suspek, probable, terkonfirmasi COVID-19

• Penatalaksanaan lanjutan untuk neonatus dengan ibu suspek,


probable, terkonfirmasi COVID-19
• Edukasi tanda bahaya untuk dirujuk pada neonatus dengan ibu
suspek, probable, terkonfirmasi COVID-19

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
ggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

0 0.00 ### 0
0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00
0.00

0.00

0 0.00 ### 0
0.00

0.00

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0
0 0.00 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

###
0 0.00 0

0.00

0.00

0.00

Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 10 10 Total Standar Kinerja 10
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 0 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
10 Total Standar Kinerja 10 10
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
Perawatan Hip

NO STANDAR KINERJA

1 Dokter Anak melakukan evaluasi segera dan


penatalaksanaan semua neonatus dengan hipotermi

RESPON EMERGENSI

RESUSITASI NEONATUS

KEJANG

DEHIDRASI

SEPSIS NEONATUS

ASFIKSIA

NEONATUS COVID-19

HIPOTERMIA

HIPOGLIKEMIA

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD

TATAKELOLA ASI
TATAKELOLA ASI

PMK

BBLR

2 Dokter Anak melakukan evaluasi segera dan


penatalaksanaan semua neonatus dengan hipotermi

3 Penatalaksanaan yang sesuai untuk terapi hipotermi


pada neonatus adalah tersedia untuk digunakan di
fasilitas kesehatan ini.

4 Peralatan dan perlengkapan untuk mencegah


hipotermi pada neonatus tersedia dan siap pakai di
fasilitas kesehatan ini.
fasilitas kesehatan ini.

5 Neonatus dengan hipotermi menerima terapi yang


sesuai.

6 Fasilitas kesehatan memiliki Standar Prosedur


Operasional (SPO) pemberian tatalaksana
hipotermi

7 Fasilitas menyelenggarakan Technical update


teknis regular terjadwal untuk diagnosis dan
penatalaksanaan hipotermi yang sering terjadi pada
neonatus

8 Fasilitas melakukan audit semua kematian


neonatus terkait hipotermi neonatus

9 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan


kualitas rujukan pada kasus neonatus dengan
hipotermi

10 Terdapat sistem di RS dalam upaya


mengoptimalkan penatalaksanaan hipotermi
neonatus dengan menggunakan komunikasi
rujukan balik
neonatus dengan menggunakan komunikasi
rujukan balik
Pendampingan ke :
Perawatan Hipotermi pada Neonatal Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Catatan lengkap rekam medis neonatus berisi:

• Hasil anammnesis faktor risiko penyebab hipotermi neonatal:


- Bayi preterm dan bayi-bayi kecil lainnya yang dihubungkan
dengan tingginya rasio luas permukaan tubuh dibandingkan
dengan berat badannya.
- Bayi dengan kelainan bawaan, khususnya dengan penutupan
kulit yang tidak sempurna seperti pada meningomielokel,
gastroskisis, omfalokel.
- BBL dengan gangguan saraf sentral seperti pada perdarahan
intrakranial, obat-obatan, asfiksia.
- Bayi dengan sepsis.
- Bayi dengan tindakan resusitasi yang lama.
- Bayi IUGR (intra uterine growth retardation) atau pertumbuhan
janin terhambat.

• Hasil pemeriksaan fisis pada neonatus


- Akrosianosis, kulit dingin, bercak-bercak, atau pucat
- Hipoglikemi
- Hiperglikemi sementara
- Bradikardia
- Takipnea, gelisah, napas dangkal dan tidak teratur
- Distres pernapasan, apnea, hipoksemia, asidosis metabolik
- Letargi, hipotonus
- Menangis lemah, tidak mau menyusu
- Berat badan turun

• Pemeriksaan Penunjang pada neonates


- Melakukan Pemeriksaan Suhu:
o Hipotermia ringan (antara 36,0-36,4°C)
o Hipotermia sedang (antara 32-35,9°C)
o Hipotermia berat (< 32°C)
• Kriteria diagnosis ditentukan berdasarkan:
- klinis
- anamnesis
- pemeriksaan fisis
- pemeriksaan penunjang

Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir. Jika
tidak dapat mengkaji 5 rekam
medis, maka catatkan alasannya pada kolom catatan.

• Neonatus dengan hipotermi dikonsultasikan segera (sesuai


SOP/KPI) pada Dokter Anak.

• Evaluasi dan penatalaksanaan segera neonatus dengan hipotermi


oleh Dokter Anak
• Penatalaksanaan Hipotermi ringan:
- Kontak kulit ke kulit pada suhu ruangan yang hangat
(setidaknya 25°C)
- Gunakan topi pada kepala neonatus
- Tutupi ibu dan neonatus dengan selimut hangat

• Penatalaksanaan Hipotermi sedang:


- Letakkan dibawah pemancar panas Pada inkubator yang sudah
dihangatkan
- Pada matras yang berisi air hangat (contoh: KanBed)
- Jika tidak ada peralatan yang tersedia atau neonatus stabil
secara klinis, maka lakukan kontak kulit ke kulit dengan ibu pada
ruangan dengan suhu hangat (setidaknya 25°C)

• Penatalaksanaan Hipotermi berat:


- Gunakan inkubator yang sudah dihangatkan (diatur 1- 1,5°C
lebih tinggi dibanding suhu tubuh neonatus) dan harus
disesuaikan dengan meningkatnya suhu neonatus (harus selalu
dipantau)
- Jika tidak ada peratalan yang tersedia, lakukan kontak kulit ke
kulit atau ruangan yang hangat atau boks bayi yang hangat dapat
digunakan

Peralatan dan perlengkapan berikut tersedia dan siap pakai:


•   Topi bayi
•   Selimut bayi
•   Infant warmer/ radiant warmer
•   Matras penghangat
•   Incubator

Dalam rekam medis tercatat:

• Pemberian tatalakana hipotermi sesuai derajat hipotermi


Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir. Jika
tidak dapat mengkaji 5
rekam medis, maka catatkan alasannya pada kolom catatan.

Kaji SPO terapi Hipotermi untuk kondisi seperti berikut:

• Hipotermi pada Neonatal

Laporan kegiatan berikut di fasilitas kesehatan:


• Technical Update tentang diagnosis dan penatalaksanaan
hipotermi pada neonatus setidaknya setiap tahun
Technical update adalah penyelenggaraan kegiatan penyegaran untuk
semua bidan, perawat, dokter umum, dokter spesialis berupa ceramah,
video, video conference dsb.

Kaji dokumen berisi catatan tentang:

• Audit semua kematian neonatus akibat hipotermi

•  Terdapat sistem yang berlaku dimana tim perujuk dapat


berkomunikasi 2 arah dengan tim RS Rujukan agar terjadi
stabilisasi pra rujukan yang optimal serta penatalaksanaan optimal
di tempat rujukan terkait neonatus dengan hipotermi

•  Terdapat SPO di RS terkait komunikasi pra rujukan untuk


membantu FKTP melakukan stabilisasi pra rujukan pada kasus
neonatus dengan hipotermi

•  Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk


meningkatkan dan mempertahankan keterampilan tenaga
kesehatan di FKTP dalam melakukan stabilisasi prarujukan untuk
neonatus dengan hipotermi menggunakan berbagai metode

Catatan rekam medis untuk neonatus yang dirujuk dengan hipotermi


mendokumentasikan:

•  Terdapat petunjuk yang jelas bagi petugas kesehatan untuk


melakukan pemeriksaan lanjutan di FKTP (cek lis monitoring pasca
rawat neonatus dengan riwayat hipotermi
•  Mengatasi/mencegah terjadinya hipotermi

•  Edukasi tanda bahaya pada neonatus dengan pasca rawat dengan


hipotermi

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
ggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0
0.00

0.00

0.00
0.00

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0
###
0 0.00 0
0.00

0 0.00 ### 0

###

0 0.00 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

###
0 0.00 0

0.00
0.00

0.00

Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 10 10 Total Standar Kinerja 10
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###


### ###
0.00 0 0.00
0.00 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

### ###

0.00 0 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00

Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
10 Total Standar Kinerja 10 10
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
Perawatan Hi

NO STANDAR KINERJA

1 Dokter Anak melakukan evaluasi segera dan


penatalaksanaan semua neonatus dengan
hipoglikemi

RESPON EMERGENSI

RESUSITASI NEONATUS

KEJANG

DEHIDRASI

SEPSIS NEONATUS

ASFIKSIA

NEONATUS COVID-19

HIPOTERMIA

HIPOGLIKEMIA

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD

TATAKELOLA ASI
TATAKELOLA ASI

PMK

BBLR
2 Dokter Anak melakukan evaluasi segera dan
penatalaksanaan semua neonatus dengan
hipoglikemi

3 Penatalaksnaan yang sesuai untuk terapi


hipoglikemi pada neonatus

4 Peralatan dan perlengkapan untuk perawatan


hipoglikemi pada neonatus tersedia dan siap pakai
di fasilitas kesehatan ini.

5 Pemeriksaan laboratorium yang sesuai dilakukan


pada setiap neonatus dengan hipoglikemi

6 Neonatus dengan hipoglikemi menerima terapi


yang sesuai.
7 Fasilitas kesehatan memiliki Standar Prosedur
Operasional (SPO) pemberian tatalaksana yang
sesuai pada kasus hipoglikemi neonatal.

8 Fasilitas menyelenggarakan Technical update


teknis regular terjadwal untuk diagnosis dan
penatalaksanaan hipoglikemi yang sering terjadi
pada neonatus

9 Fasilitas melakukan audit semua kematian


neonatus terkait hipoglikemi

10 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan


kualitas rujukan pada kasus neonatus dengan
hipoglikemi

11 Terdapat sistem di RS dalam upaya


mengoptimalkan penatalaksanaan hipoglikemi
neonatus dengan menggunakan komunikasi
rujukan balik
neonatus dengan menggunakan komunikasi
rujukan balik
Pendampingan ke :
Perawatan Hipoglikemi Neonatus Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Catatan lengkap rekam medis neonatus berisi:

• Hasil anammnesis faktor risiko hipoglikemia bayi:


- Bayi dari ibu diabetes
- Bayi besar masa kehamilan
- Bayi kecil masa kehamilan (KMK)
- Bayi kurang bulan dan lewat waktu
- Bayi sakit atau stress
- Bayi puasa
- Bayi dengan polisitemia
- Bayi dengan eritroblastosis
- Obat-obat yang dikonsumsi ibu, misalnya steroid

• Hasil pemeriksaan fisis pada neonatus terdapat:


- Jitteriness
- Rewel/gelisah
- Hypotonia
- Tangis highpitch
- Tangis lemah
- Sianosis
- Kejang atau tremor
- Letargi, gangguan menghisap
- Apnea, takipnea
- Hipotermia

• Pemeriksaan penunjang:
- Pemeriksaan glukosa darah

• Kriteria diagnosis ditentukan berdasarkan:


- klinis
- anamnesis
- pemeriksaan fisis
- pemeriksaan penunjang
Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir. Jika
tidak dapat mengkaji 5 rekam medis, maka catatkan alasannya pada kolom
catatan.

• Neonatus dengan hipoglikemi dikonsultasikan segera (sesuai


SOP/KPI) pada Dokter Anak.

• Evaluasi dan penatalaksanaan segera neonatus dengan hipoglikemi


oleh Dokter Anak
Farmasi/ruang perawatan di fasilitas kesehatan ini mempunyai persediaan
cukup dextrose yang dapat digunakan pada setiap waktu:

•   Tempat penyimpanan dextrose

•   Kulkas tempat penyimpanan nutrisi enteral/oral

•   Injeksi dextrose 10%

Peralatan dan perlengkapan berikut tersedia dan siap pakai:

•   Spuit 3cc, 5cc, 10cc, 20cc

•   Set akses vena perifer

•   Akses vena sentral

Catatan rekam medis menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium, sebagai


berikut:

• Pemeriksaan glukosa darah


Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir. Jika
tidak dapat mengkaji 5 rekam medis, maka catatkan alasannya pada kolom
catatan.

Dalam rekam medis tercatat:

• Pemberian tatalaksana awal hipoglikemi sesuai standar

• Bentuk penulisan dextrose atau nutrisi enteral/oral, jumlah


dalam mg, cara pemberian, frekuensi per jam

• Buat angka lebih sederhana dengan pembulatan, misalnya 4.3


menjadi 4 atau 48 menjadi 50
•   Melakukan evaluasi dari pemberian dextrose atau nutrisis
enteral/oral sesuai algoritma tatalaksana hipoglikemi bayi
Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus‐kasus terakhir. Jika
tidak dapat mengkaji 5 rekam medis, maka catatkan alasannya pada kolom
catatan.

Kaji SPO terapi dextrose atau nutrisis enteral/oral untuk kondisi seperti
berikut:

• Neonatal hipoglikemi

Laporan kegiatan berikut di fasilitas kesehatan:

•  Technical Update tentang diagnosis dan penatalaksanaan hipoglikemi


pada neonatus setidaknya setiap tahun

•  Technical update tentang pemberian dextrose atau nutrisi


enteral/oral secara rasional yang dilakukan setidaknya setahun sekali

Technical update adalah penyelenggaraan kegiatan penyegaran untuk


semua bidan, perawat, dokter umum, dokter spesialis berupa ceramah,
video, video conference dsb.

Kaji dokumen berisi catatan tentang:

• Audit semua kematian neonatus akibat hipoglikemi

•   Terdapat sistem yang berlaku dimana tim perujuk dapat


berkomunikasi 2 arah dengan tim RS Rujukan agar terjadi stabilisasi
pra rujukan yang optimal serta penatalaksanaan optimal di tempat
rujukan terkait neonatus dengan hipoglikemi

•   Terdapat SPO di RS terkait komunikasi pra rujukan untuk


membantu FKTP melakukan stabilisasi pra rujukan pada kasus
neonatus dengan hipoglikemi

•   Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk


meningkatkan dan mempertahankan keterampilan tenaga
kesehatan di FKTP dalam melakukan stabilisasi prarujukan untuk
neonatus dengan hipoglikemi menggunakan berbagai metode

Catatan rekam medis untuk neonatus yang dirujuk dengan hipoglikemi


mendokumentasikan:

•   Terdapat petunjuk yang jelas bagi petugas kesehatan untuk


melakukan pemeriksaan lanjutan di FKTP (cek lis monitoring pasca
rawat neonatus dengan hipoglikemi)
•   Tatalaksana lanjutan untuk mengatasi/mencegah terjadinya
hipoglikemi
•   Edukasi tanda bahaya pada neonatus dengan pasca rawat dengan
hipoglikemi

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
ggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0
0.00

0.00

0.00

0.00
0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

###
0 0.00 0

0.00

###
0 0.00 0
0.00

0.00

0.00

0.00
0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

###
0 0.00 0

0.00
0.00

0.00

Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 11 11 Total Standar Kinerja 11
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0.00

### ###
0.00 0 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00
0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00

Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
11 Total Standar Kinerja 11 11
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
Perawatan Neonatus D

NO STANDAR KINERJA

1 Catatan rekam medis mendokumentasikan bahwa


terdapat pemantauan hiperbilirubinemia pada
neonatus

RESPON EMERGENSI

RESUSITASI NEONATUS

KEJANG

DEHIDRASI

SEPSIS NEONATUS

ASFIKSIA

NEONATUS COVID-19

HIPOTERMIA

HIPOGLIKEMIA

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD
IMD

TATAKELOLA ASI

PMK

BBLR

2 Fasilitas kesehatan memiliki Standar Prosedur


Operasional (SPO) untuk penatalaksanaan neonatal
hiperbilirubinemia
Pendampingan k
awatan Neonatus Dengan Hiperbilirubinemia Tanggal Self Asseseme
Tanggal Verifika

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Catatan rekam medis untuk bayi dengan hiperbilirubinemia


mendokumentasikan hal‐hal berikut:
Anamnesis faktor risiko hiperbilirubinemia
• Riwayat keluarga ikterus, anemia, splenektomi, sferositosis, defisiensi
glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD)

• Riwayat keluarga dengan penyakit hati, menandakan kemungkinan


galaktosemia, defisiensi alfa-1-antiripsin, tirosinosis,
hipermetioninemia, penyakit Gilbert, sindrom Crigler-Najjar tipe 1
dan II, atau fibrosis kistik

• Riwayat saudara dengan ikterus atau anemia, mengarahkan pada


kemungkinan inkompatibilitas golongan darah atau breast-milk
jaundice

• Menanyakan golongan darah dan rhesus dari Ibu

• Riwayat sakit selama kehamilan, menandakan kemungkinan infeksi


virus atau toksoplasma

• Riwayat obat-obatan yang dikonsumsi ibu, yang berpotensi


menggeser ikatan bilirubin dengan albumin (sulfonamida) atau
mengakibatkan hemolisis pada bayi dengan defisiensi G6PD
(sulfonamida, nitrofurantoin, antimalaria)

• Riwayat persalinan traumatik yang berpotensi menyebabkan


perdarahan atau hemolisis. Bayi asfiksia dapat mengalami
hiperbilirubinemia yang disebabkan ketidakmampuan hati
memetabolisme bilirubin atau akibat perdarahan intrakranial.

• Pemberian nutrisi parenteral total dapat menyebabkan


hiperbilirubinemia direk berkepanjangan
• Pemberian ASI
Pemeriksaan fisis pada bayi dengan hiperbilirubinemia
Dilakukan pemeriksaan laboratorium skrining neonatus (Diisi untuk level 1,
2, dan 3)

• Golongan darah dan rhesus

Dilakukan pemeriksaan laboratorium skrining neonatus (Diisi untuk level 2,


dan 3)

• TSH

• G6PD
• Bilirubin neonatus (Bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin indirek)
• Plot pada grafik nomogram untuk penentuan risiko
hiperbirubinemia sesuai usia gestasi (Grafik 1 terlampir)
• Plot pada grafik panduan sinar terapi untuk bayi sesuai usia gestasi
(Grafik 2 terlampir)

Penggunaan fototerapi/terapi sinar (Diisi untuk level 2, dan 3)

• Persiapan alat (alat fototerapi, pelindung mata, plester, tempat


tidur bayi)
• Bayi dalam keadaan telanjang, kecuali penutup mata dan popok
• Monitor kebutuhan cairan setiap hari dan perhatikan balans cairan
• Menyusui dibatasi hingga 30 menit bila kadar bilirubin tinggi untuk
meminimalisir periode terpisah dari sinar
• Pastikan alat fototerapi dimatikan saat pengambilan darah untuk
menilai kadar bilirubin
• Catat tanggal dan jam mulai pemasangan fototerapi

• Observasi adanya efek samping

• Pengkajian ulang klinis dan/atau laboratorium


Dokumen SPO tentang pedoman hiperbilirubinemia
•   Pengkajian awal
•   Pemeriksaan laboratorium
•   Pengkajian lanjutan
•   Asuhan keperawatan
•   Tata laksana medis
•   Asuhan farmasi
•   Evaluasi outcome
•   Ringkasan pulang dan edukasi pelayanan lanjutan
12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES

0 0.00 ###
0 0.00 ###
Nilai Nilai
Standar Proses Standar
0/1899 12/30/1899

nerja 2 2 Total Standar Kinerja 2


si 0 0 Total Diobservasi 0
n 0 0.00 Total Pencapaian 0
0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

0 0.00 ### 0
0 0.00 ### 0
Nilai Nilai
Proses Standar Proses
12/30/1899

2 Total Standar Kinerja 2 2


0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
NILAI

PROSES

0.00 ###
0.00 ###
Inisiasi Menyusu Dini (IM

NO STANDAR KINERJA

1 Petugas kesehatan melakukan segera Inisiasi


Menyusu Dini pada setiap neonatus yang
dilahirkan tanpa komplikasi.

RESPON EMERGENSI

RESUSITASI NEONATUS

KEJANG 2 Fasilitas kesehatan mempunyai SPO tentang


pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI
Eksklusif, ASI Donor, ASI Perah dan pasteurisasi
DEHIDRASI ASI sesuai pedoman dan aturan nasional2
KEJANG 2 Fasilitas kesehatan mempunyai SPO tentang
pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI
Eksklusif, ASI Donor, ASI Perah dan pasteurisasi
DEHIDRASI ASI sesuai pedoman dan aturan nasional2

SEPSIS NEONATUS

ASFIKSIA

NEONATUS COVID-19

HIPOTERMIA

HIPOGLIKEMIA

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD

TATAKELOLA ASI

PMK

BBLR
3 Algoritma/Job aid tentang Inisiasi Menyusu Dini
dan ASI Eksklusif yang terpasang dengan jelas
dilokasi pelayanan ibu hamil, nifas, neonatus dan
anak.

4 Fasilitas kesehatan memiliki sistem yang berlaku


untuk penilaian keterampilan yang dibutuhkan
untuk melakukan
langkah‐langkah Inisiasi Menyusu Dini dan ASI
Eksklusif.

5 Petugas kesehatan di fasilitas kesehatan ini


memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif
untuk 6 bulan pertama kepada ibu dan
keluarganya.
Pendampingan ke :
Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif di Rumah Sakit Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Amati asuhan segera pada neonatus di kamar bersalin dan ruang operasi:

• Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


- Dilakukan sesegera mungkin setelah lahir selama 30 menit - 1 jam

• Syarat:
- Bayi bugar dengan usia gestasi ≥ 37 minggu
- BBL ≥ 2500 gr
- Tanda vital stabil
- Nadi kuat, regular
- Nafas teratur
- Suhu dan saturasi terukur

Kaji catatan SPO di fasilitas kesehatan ini yang berisi tentang:


• Inisiasi Menyusu Dini
- Kontraindikasi IMD Ibu:
o Ibu dengan penyakit akut dan aktif
o Ibu dengan fungsi kardiorespiratorik tidak baik
o Preeklamsia berat/eklamsia
o Ibu dengan gangguan psikologi
- Kontraindikasi IMD Bayi
o Bayi sakit berat (sesak,kejang)
o Bayi dengan kelainan bawaan
- Prosedur pelaksanaan IMD
o Bayi lahir yang bugar dan sehat (memenuhi syarat) segera
dikeringkan
o Tenaga kesehatan mengedukasi ibu bahwa IMD akan
dimulai serta pentingnya IMD
o Pemotongan tali pusat dilakukan, lalu dibersihkan
o Menengkurapkan bayi pada dada-perut ibu, horizontal
dengan perlekatan kulit dengan ibu
o Ibu dan bayi diselimuti, bayi dipakaikan topi
o Bayi diletakan ± 1 jam
o Bayi dan ibu diobservasi, perawat mengisi lembar observasi
o Observasi tanda vital dan saturasi bayi selamat proses IMD
o Dianjurkan untuk tidak menginterupsi bayi selama proses
IMD
o Menilai hisapan bayi dengan kode hisapan bayi (1-6)
o Pastikan keamanan dan kenyaman ibu selama IMD
o Ibu diposisikan setengah duduk ±30º
o Injeksi vitamin K setelah proses IMD selesai
o Waspadai kemungkinan bayi jatuh
o IMD dilakukan minimal 30 menit, dihentikan setelah 1 jam
atau apabila ada perburukan keadaan klinis ibu atau bayi

• IMD pada bayi risiko tinggi


- Syarat dilakukannya IMD pada bayi risiko tinggi
o Bayi bugar dengan usia gestasi 35 - 37 minggu, berat lahir >
2200 gr dengan klinis stabil
o Tidak memerlukan resusitasi aktif
o Tidak memerlukan terapi oksigen maupun cairan rumatan
parenteral atau infus
o Apgar score (AS) menit kelima > 7
- Kontraindikasi IMD pada bayi risiko tinggi (seperti diatas)
- Prosedur pelaksanaan IMD pada bayi risiko tinggi (seperti diatas)
• Kebijakan ASI Eksklusif
- Persiapan alat
- Persiapan ibu dan bayi
- Prosedur pelaksanaan ASI Eksklusif
- Hal-hal yang harus diperhatikan
o Refleks menghisap dan menelan bayi
o Gumuh/muntah dan tanda-tanda kolik
o Ibu diedukasi tentang pentingnya memberikan ASI Eksklusif
selama 6 bulan

Algoritma/job aid terpasang dan terlihat dengan jelas yang berisi:

•   Tujuan dan pentingnya Inisiasi Menyusu Dini


•   Pemberian ASI yang benar
•   Manfaat ASI Eksklusif bagi ibu dan neonatus
Mengkaji catatan di fasilitas tentang sistem penilaian keterampilan
termasuk:
•   Jadwal penilaian tenaga kesehatan secara berkala
•   Daftar tenaga kesehatan yang telah dinilai
Tanyakan kepada 2 orang ibu bersalin tentang hal berikut:

#1 • Apakah ibu memberikan ASI ?


• Apakah ibu akan memberikan ASI saja selama 6 bulan pertama?
(Eksklusif)
#2 • Apakah ibu memberikan ASI ?
• Apakah ibu akan memberikan ASI saja selama 6 bulan pertama?
(Eksklusif)

• Dokumentasi menunjukkan bahwa 80% petugas kesehatan


kompeten melakukan keterampilan yang dinilai dengan penilaian
sederhana langsung dalam pelayanan atau simulasi kasus
menggunakan daftar tilik asuhan persalinan normal: Inisiasi
Menyusu Dini

*Penilaian keterampilan dapat dilakukan setelah penilaian fasilitas dalam


sesi yang berbeda.

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
ggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0
0 0.00 0
0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 5 5 Total Standar Kinerja 5
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 0 0.00
0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
5 Total Standar Kinerja 5 5
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
Tata

NO STANDAR KINERJA

1 Fasilitas kesehatan mempunyai SPO tentang


Tatakelola Susu Formula, ASI Donor, ASI Perah,
pasteurisasi ASI dan penyimpanan ASI sesuai
pedoman dan aturan nasional2

RESPON EMERGENSI

RESUSITASI NEONATUS

KEJANG

DEHIDRASI

SEPSIS NEONATUS

ASFIKSIA

NEONATUS COVID-19

HIPOTERMIA

HIPOGLIKEMIA

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD

TATAKELOLA ASI

PMK
TATAKELOLA ASI

PMK

BBLR
Pendampingan ke :
Tata Kelola ASI di Rumah Sakit Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Kaji catatan SPO di fasilitas kesehatan ini yang berisi tentang:

• Kebijakan persiapan susu formula bayi


- Informed consent pemberian susu formula pada bayi kepada
orang tua yang sudah disetujui karena alasan medis
- Prosedur persiapan susu formula
o Penulisan preskripsi susu formula pada rekam medik
o Pembuatan kartu dan etiket susu untuk setiap pasien
o Prosedur pengisian susu
o Penyimpanan dan pengenceran susu
o Pendistribusian susu ke ruang rawat inap

• Kebijakan tata kelola ASI Donor (ASI-D)


- Penerimaan ASI-D
o Pendonor wajib menjalani screening awal oleh Penanggung
Jawab ASI ruangan (PJ ASI)
o Pendonor menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium
ke PJ ASI:
Hepatitis B dan C
Anti Cytomegalovirus IgM
Anti HIV
VDRL dan TPHA
- Penyimpanan ASI-D
o PJ ASI menyimpan ASI-D didalam freezer hingga siap
untuk dipasteurisasi
o Freezer suhu -18ºC sampai -20ºC yang jarang dibuka, maksimal
waktu penyimapan 6 bulan hingga saatnya pasteurisasi
- Pencairan ASI-D (thawing)
o ASI-D dari freezer dipindahkan ke refrigerator (maks. 24 jam)
lalu tunggu hingga mencair sempurna, atau
o Letakan ASI-D beku ke wadah berisi air matang dengan suhu
ruang (20 - 25 ºC)hingga mencair sempurna
- Pasteurisasi (dijelaskan di bagian Pasteurisasi ASI Donor)
- Pemberian ASI-D
o Dokter Spesialis Anak memberikan informed consent
mengenai pemberian ASI- D dosis priming (≤30ml/kgBB/hari)
o Penggunaan ASI-D lebih dari 30 ml/kgBB/hari memerlukan
informed consent tambahan
o Apabila ingin menggunakan ASI-D yang sudah
terpasteurisasi, gunakan sistem First In First Out (FIFO)
o Lakukan thawing sesuai cara diatas untuk ASI-D beku
o Pramusaji/perawat menuangkan ASI-D ke dalam botol
sesuai dengan volume yang direncanakan
o Menghangatkan ASI-D dengan meletakkan botol pada
wadah berisi air matang (70 ºC)selama 4 menit. Pastikan air
perendam tidak menyentuh leher botol ASI-D
o ASI-D yang tersisa di dalam botol minum harus dibuang,
tidak bisa digunakkankembali

• Kebijakan tata kelola ASI Perah (ASI-P)


- Persiapan
o Petugas memberikan edukasi mengenai tata cara dan manfaat
ASI-P pada ibu yang bayinya dirawat di ruang rawat bayi baru
lahir
Cara memerah ASI dengan tangan atau mesin
Pembersihan pompa dan mesin pompa ASI
Penyimpanan ASI-P
Pembersihan botol ASI
- Prosedur memerah ASI
o Ibu mulai memerah ASI-nya dalam 6 jam pertama
o Ibu wajib menjaga higienitas diri (payudara dan tangan)
sebelum memerah ASI
o Ibu duduk di posisi yang nyaman
o Memerah dengan tangan:
Buang beberapa tetesan pertama ASI
Ibu jari diletakan diatas areola, telunjuk dan jari tengah
diletakan dibawah areola (membentukk huruf C)
Letakan botol kaca bersih dibawah payudara untuk
menampung ASI-P
Ketiga jari tersebut ditekankan kearah dinding dada, tahan
dan lakukan pemerahan terus menerus hingga payudara
kosong. Ulangi di payudara satunya
Pastikan ASI tidak tersentuh selama proses pemerahan
o Memerah dengan pompa:
Hubungkan corong pompa dengan mesin pompa
menggunakan selang
Letakan botol kaca bersih dibawah payudara untuk
menampung ASI-P
Tekan tombol power on/off, alat akan memerah ASI dari
payudara hingga payudara satunya
o Syarat botol penampung ASI-P Botol bersih
Terbuat dari bahan kaca/plastic no. 5 (aman untuk makanan)
Tutup botol terbuat dari plastik/karet (bukan kaleng/besi)
ASI diperah selama 15-30 menit setiap payudara
Anjurkan ibu untuk memerah ASI setiap 2 jam
Pasangkan label pada botol ASI-P yang berisi nama pasien
nomor rekam medis,tanggal lahir bayi, tanggal dan jam
memerah
Berikan botol perahan ASI ke petugas untuk disimpan di
cooler box atau kulkas ASI-P

- Labeling botol ASI-P


o Nama pasien
o Nomor rekam medis
o Tanggal lahir
o Jenis kelamin
o Tanggal dan jam memerah
o Tanggal dan jam thawing
o Tanggal dan jam kadaluarsa

- Penyimpanan ASI-P hingga siap untuk dipasteurisasi, apabila


jumlahnya terlalu banyak, sebagian dapat disimpan di dalam freezer
o Penyimpanan ASI-P di dalam chiller maupun freezer
dipisahkan dalam wadah masing- masing setiap bayi
o Freezer suhu -18ºC sampai -20ºC yang jarang dibuka,
maksimal waktu penyimapan 6 bulan hingga saatnya pasteurisasi
Anjurkan ibu untuk memerah ASI setiap 2 jam
Pasangkan label pada botol ASI-P yang berisi nama pasien
nomor rekam medis,tanggal lahir bayi, tanggal dan jam
memerah
Berikan botol perahan ASI ke petugas untuk disimpan di
cooler box atau kulkas ASI-P

- Labeling botol ASI-P


o Nama pasien
o Nomor rekam medis
o Tanggal lahir
o Jenis kelamin
o Tanggal dan jam memerah
o Tanggal dan jam thawing
o Tanggal dan jam kadaluarsa

- Penyimpanan ASI-P hingga siap untuk dipasteurisasi, apabila


jumlahnya terlalu banyak, sebagian dapat disimpan di dalam freezer
o Penyimpanan ASI-P di dalam chiller maupun freezer
dipisahkan dalam wadah masing- masing setiap bayi
o Freezer suhu -18ºC sampai -20ºC yang jarang dibuka,
maksimal waktu penyimapan 6 bulan hingga saatnya pasteurisasi
• Kebijakan Pasteurisasi ASI (Metode FLASH)
- Tujuan pasteurisasi
o Mematikan kuman-kuman tertentu (HIV, CMV, HTLV)
dalam ASI-P dan ASI-D agar bayi yang mendapatkannya
terhindar dari infeksi
- Peralatan
o Panci alumunium ukuran 1 liter
o Botol susu kaca dengan penutup ukuran 150cc
o Termometer makanan 2 buah
o Timer/jam
o Sarung tangan steril
o Masker dan topi
- Prosedur
o Tempelkan label berisi identitas dan tanggal ASI-P/ASI-D
diserahkan untuk dipasteurisasi
o Keluarkan ASI dari freezer dan lakukan thawing
o Masukan 50-100ml ASIP donor ke botol susu kaca (1/2 –
2/3 dari volume botol), pastikan tutup rapat
o Saat memulai pasteurisasi, buka penutup botol, letakkan
botol ke dalam panci alumunium dan tambahkan air bersuhu
ruangan sampai tinggi 1-2 jari diatas batas tinggi ASI, panaskan
air hingga mendidih
o Letakkan 1 termometer ke dalam botol kaca yang berisi
ASI dan1 termometer ke dalam panci yang berisi air
o Tinggi air mendidih hingga suhu di termometer dalam
botol mencapai 72ºC dan suhu
air panci mencapai 100ºC. Hitung 5 detik, lalu angkat botol ASI
dari panci
o Ambil sedikit ASI (1cc) untuk kultur
o Tutup kembali botol susu dan segera masukan botol ASI
tersebut kembali ke freezer
• Kebijakan penyimpanan dan pengelolaan ASI-P dan ASI-D
- Acuan suhu dan lama penyimpanan ASI berdasarkan lokasi
o Suhu ruang – 20-25ºC - ≤ 4 jam
o Cool box dengan es – 10-15ºC - ≤ 24 jam
o Refrigerator – 4-10ºC - ≤ 72 jam
o Freezer diatas kulkas 1 pintu – (-15)º C - ≤ 2minggu
o Freezer diatas kulkas 2 pintu (pintu terpisah) - (-18ºC) -
≤ 3 bulan
o Freezer dengan manual defrost yang jarang dibuka -
≤(-20ºC) - ≤ 6 bulan
- Petugas memantau suhu tempat penyimpanan ASI-P setiap shift
(3x sehari – pukul 07.30, 16.30, 01.30 WIB) dan dicatat dalam
formulir Pemantauan Suhu
- ASI didistribusikan dengan sistem FIFO dan FEFO
- ASI beku di dalam freezer harus melalui proses thawing sebelum
didistribusikan, setelah itu ASI tidak boleh dibekukan kembali
- ASI ditransportasikan dengan cool box
- Petugas wajib selalu mengisi kartu stok ASI dan formulir
penggunaan ASI setiap ada ASI yang digunakan dan dietisien
setiap bulan

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
ggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

0 0.00 ### 0
Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 1 1 Total Standar Kinerja 1
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

0.00 ### 0 0.00 ###


Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
1 Total Standar Kinerja 1 1
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
Perawatan

NO STANDAR KINERJA

1 Tenaga kesehatan melakukan PMK untuk semua


BBLR dengan kondisi stabil berat badan
< 2500 gr

RESPON EMERGENSI

RESUSITASI NEONATUS

KEJANG 2 Terdapat SPO tentang PMK di fasilitas kesehatan

DEHIDRASI

SEPSIS NEONATUS

ASFIKSIA

NEONATUS COVID-19

HIPOTERMIA

HIPOGLIKEMIA

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD

TATAKELOLA ASI
TATAKELOLA ASI

PMK

BBLR

3 Peralatan dan perlengkapan PMK untuk ibu dan


bayinya

4 Fasilitas kesehatan menjadwalkan dan melakukan


latihan/demo rutin kepada tenaga kesehatan yang
memberikan asuhan PMK pada neonatus BBLR
sesuai pedoman PMK nasional
latihan/demo rutin kepada tenaga kesehatan yang
memberikan asuhan PMK pada neonatus BBLR
sesuai pedoman PMK nasional

5 Algoritma/Job aid tentang pelaksanaan Perawatan


Metode Kanguru terpasang dengan jelas pada unit
pelayanan neonatus

6 Tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dapat


melakukan perawatan metode kanguru

7 Terdapat sistem di RS dalam upaya


mengoptimalkan penatalaksanaan neonatus pasca
PMK
Pendampingan ke :
Perawatan Metode Kanguru (PMK) Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Catatan rekam medis neonatus mendokumentasikan bahwa PMK telah


dilakukan pada:

• BBLR yang stabil dengan berat badan antara 1800‐


2500 gr

• BBLR <1800 gr yang dirawat di SCN dengan klinis stabil (PMK


Intermiten)

Catatan untuk penilai: mengkaji minimal 5 catatan rekam medis neonatus.


Apabila tidak dapat melakukan pengkajian, catat alasan pada kolom yang
tersedia dalam rekam medis.

Kaji SPO fasilitas kesehatan ini tentang PMK untuk BBLR yang stabil dan
mengacu pada pedoman nasional/internasional:

• Frekuensi dan lamanya kontak kulit langsung


- Selama 20-24 jam/hari
- Terus menerus setiap hari
- Berhenti sementara hanya saat ibu ke kamar mandi

• Keluarga menandatangani informed consent dan mendapatkan


edukasi
- Tujuan dan pentingnya PMK serta kontak kulit dengan kulit

• PMK dilakukan secepatnya setelah bayi sehat, stabil, dan


tidak menggunakan terapi oksigen infasif (BB bukan sebagai
faktor penentu)

• PMK dapat dilakukan setelah bayi yang masih membutuhkan


terapi oksigen non-infasif kondisinya stabil (cpap, nasal kanul
aliran rendah) dengan pemantauan ketat
• Posisi bayi selama PMK
- Bayi diposisikan di dada ibu sesuai posisi PMK, hanya
menggunakan popok dan topi (kaos kaki apabila dibutuhkan)
- Perlekatan ibu dan bayi dipertahankan dengan kain khusus
(kanga carrier), meliputi badan sampai kepala bayi setinggi batas
telinga sehingga kedua tangan ibu bebas dan jalan napas bayi
terjamin tetap terbuka

• Ibu disarankan untuk menggunakan baju yang longgar dan


berkancing depan agar memudahkan aktivitas sehari-hari

• PMK tidak dihentikan saat bayi mendapat susu formula

• Apabila ibu tidak ada, dapat digantikan oleh pendamping


(nenek/bapak) atau dengan inkubator

• Semua staf harus


- Memperhatikan dan memperbaiki dengan segera apabila posisi
PMK tidak tepat
- Mengisi lembar kemajuan/predischarge sheet setiap hari
- Mengisi lembar pemantauan setiap 3 jam, dan melakukan
pengukuran BB setiap hari
- Apabila bayi tampak sakit:
o Memanggil dokter (PPDS/fellow) yang bertugas untuk
memeriksa
o Memutuskan apakah bayi dirawat di ruang rawat perinatologi
atau PMK dilanjutkan
o Bayi dipindahkan ke inkubator bila terdapat tanda tidak
normal/bahaya (seperti sianosis, tanda-tanda gawat napas,
tampak letargi, syok, apnea)
o Dokter yang bertugas segera melapor ke DPJP dan memberikan
tatalaksana sesuai klinis pasien

Kaji peralatan dan perlengkapan PMK di fasilitas kesehatan ini: (Untuk


level I, II, dan III)

• Gendongan (kanga carrier) dan topi bayi


• Alat monitoring tanda-tanda vital bayi
• Alat resusitasi neonates

Catatan/ Log di fasilitas tentang jadwal latihan/demo yang berisi:

• Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru


• Daftar tenaga kesehatan yang telah mengikuti latihan/demo rutin
pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru di rumah sakit

Algoritma/job aid tentang Perawatan Metode Kanguru terpasang dan terlihat


dengan jelas untuk dapat digunakan oleh staf yang berisi:

•   Alur Perawatan bayi dengan Metode Kanguru

•   Posisi ibu tidur dan istirahat selama menggunakan Perawatan


Metode Kanguru

•   Posisi neonatus dalam Perawatan Metode Kanguru

Fasilitas kesehatan mempunyai dokumen yang menyatakan bahwa 80%


tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan asuhan neonatus dapat
lakukan perawatan metode kanguru pada klien atau pada model secara
kompeten

• Mendokumentasikan pelaksanaan perawatan metode kanguru


dengan penilaian sederhana keterampilan atau simulasi kasus
menggunakan Ceklis: Pelaksanaan Metode Kanguru

Penilaian keterampilan dapat dilakukan setelah penilaian fasilitas dalam


sesi yang berbeda.
Terdapat petunjuk yang jelas bagi petugas kesehatan untuk melakukan
pemantauan dan pemeriksaan lanjutan di FKTP (ceklis monitoring pasca
rawat neonatus pasca PMK) yang dituangkan dalam rujukan balik

Edukasi tanda bahaya infeksi pada ibu dan keluarga terkait perawatan BBLR

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
ggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0

0.00

0.00

0 0.00 ### 0
0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0
0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0

Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 7 7 Total Standar Kinerja 7
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###

Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
7 Total Standar Kinerja 7 7
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
Perawatan Neonatu

NO STANDAR KINERJA

1 Sebutkan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) yang


ada di rumah sakit anda dalam 4 bulan terakhir
berdasarkan klasifikasi:
(Angka menunjukkan nomor urut pasien. Apabila
>5, tuliskan dalam kolom catatan)

RESPON EMERGENSI
2 Pemantauan pertumbuhan BBLR dengan kurva:
RESUSITASI NEONATUS

KEJANG
3 Riwayat Pemberian Nutrisi BBLR dalam 4 bulan
DEHIDRASI terakhir
(Angka menunjukkan nomor urut pasien. Apabila
SEPSIS NEONATUS >5, tuliskan dalam kolom catatan)

ASFIKSIA

NEONATUS COVID-19

HIPOTERMIA

HIPOGLIKEMIA

HIPERBILIRUBINEMIA

IMD

TATAKELOLA ASI

PMK
TATAKELOLA ASI

PMK

BBLR

4 Riwayat penggunaan alat bantu napas dalam 4


bulan terakhir
(Angka menunjukkan nomor urut pasien. Apabila
>5, tuliskan dalam kolom catatan)
4 Riwayat penggunaan alat bantu napas dalam 4
bulan terakhir
(Angka menunjukkan nomor urut pasien. Apabila
>5, tuliskan dalam kolom catatan)
Pendampingan ke
erawatan Neonatus Dengan Berat Badan Lahir
Tanggal Self Assesemen
Rendah Tanggal Verifika

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Catatan rekam medis mendokumentasikan:

• Pembagian bayi berdasarkan berat badan lahir


- Bayi berat lahir rendah (BBLR) 1500-2499 gr
- Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) 1000- 1499 gr
- Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) <1000 gr

• Angka Kematian Bayi perkelompok berat lahir


- Bayi berat lahir rendah (BBLR) <2500 gr
- Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) <1500 gr
- Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) <1000 gr

• Pemantauan pertumbuhan BBLR dengan kurva:


- Intergrowth
- Fenton
- Z-score WHO

Catatan rekam medis mendokumentasikan:

• Riwayat pemberian nutrisi kepada bayi


- Bayi 1500 - 2499 gr (BBLR)
o Infus Dekstrosa + Ca Glukonas ≤ 24 jam
o Infus Dekstrosa + NaCl + KCl + Ca 24 – 48 jam
o Minum pertama ≤ 24 jam
o Minum pertama 24 – 48 jam
o Minum pertama > 72 jam
o Full feed ≤ 2 minggu
o Full feed 2 – 3 minggu
o Full feed ≥ 3 minggu
o Dilakukan PMK
o Pemeriksaan ROP (bila usia kehamilan < 34 minggu atau
ada faktro risiko)
o Pemeriksaan telinga
o Pemberian ASI dengan atau tanpa fortifikasi
- Bayi 1000 - 1499 gr (BBLSR)
o Infus Dekstrosa + Ca Glukonas ≤ 24 jam
o Infus Dekstrosa + NaCl + KCl + Ca 24 – 72 jam
o Infus TPN (protein 2 gr, lipid, dekstrosa) ≤24 jam
o Infus TPN (protein 2 gr, lipid, dekstrosa) 24– 72 jam
o Infus TPN (protein 2 gr, lipid, dekstrosa) ≤72 jam
o Minum pertama ≤ 24 jam
o Minum pertama 24 – 72 jam
o Minum pertama > 72 jam
o Full feed ≤ 2 minggu
o Full feed 2 – 3 minggu
o Full feed ≥ 3 minggu
o Dilakukan PMK
o Inkubator
o Pemeriksaan ROP (Retinopathy of Prematurity)
o Pemeriksaan telinga
o Pemeriksaan USG
o Pemberian ASI dengan atau tanpa fortifikasi
o Skrining osteopenia

- Bayi <1000gr (BBLASR)


o Infus Dekstrosa + Ca Glukonas ≤ 24 jam
o Infus Dekstrosa + NaCl + KCl + Ca 24 – 48 jam
o Infus TPN (protein 2 gr, lipid, dekstrosa) ≤24 jam
o Infus TPN (protein 2 gr, lipid, dekstrosa) 24– 72 jam
o Infus TPN (protein 2 gr, lipid, dekstrosa) ≤72 jam
o Minum pertama ≤ 24 jam
o Minum pertama 24 – 48 jam
o Minum pertama > 72 jam
o Full feed ≤ 2 minggu
o Full feed 2 – 3 minggu
o Full feed ≥ 3 minggu
o Dilakukan PMK
o Inkubator
o Pemeriksaan ROP (Retinopathy of Prematurity)
o Pemeriksaan telinga
o Pemeriksaan USG
o Pemberian ASI dengan atau tanpa fortifikasi
o Skrining osteopenia

Catatan rekam medis mendokumentasikan:


- Bayi berat lahir rendah (BBLR) 1500-2499 gr
o Oksigen nasal
o CPAP
o NIPPV
o Ventilator konvensional
o HFO
o HFN

- Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) 1000-1499 gr


o Oksigen nasal
o CPAP
o NIPPV
o Ventilator konvensional
o HFO
o HFN

- Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) <1000 gr


o Oksigen nasal
o CPAP
o NIPPV
o Ventilator konvensional
o HFO
o HFN

Catatan untuk penilai: mengkaji minimal 5 catatan rekam medis neonatus.


Apabila tidak dapat melakukan pengkajian, catat alasan pada kolom yang
tersedia dalam rekam medis.

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
anggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0

0.00

0.00

0 0.00 ### 0

###
0 0.00 0

0.00
0.00

0.00

0 0.00 ### 0
0.00 ###

Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
dar Kinerja 4 4 Total Standar Kinerja 4
servasi 0 0 Total Diobservasi 0
apaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
ian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

### ###
0.00 0 0.00

0.00 0.00
0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 ### 0.00 ###

Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
4 Total Standar Kinerja 4 4
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
TATA KELOLA KLINIS

EVALUASI KINERJA KLINIS

PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN


PASIEN

PEMBERDAYAAN PASIEN, KELUARGA


DAN MASYARAKAT
A KLINIS

JA KLINIS

KESELAMATAN

EN, KELUARGA
AKAT
EVA

NO STANDAR KINERJA

1 Fasilitas kesehatan melakukan kegiatan POCQI di


setiap unit, terutama unit pelayanan Kebidanan dan
Neonatal

EVALUASI KINERJA
KLINIS
2 Fasilitas kesehatan melakukan kajian/audit
terhadap kasus near miss secara rutin
PENINGKATAN MUTU &
KESELAMATAN PASIEN

PEMBERDAYAAN PASIEN,
KELUARGA & MASYARAKAT

3 Fasilitas kesehatan melakukan audit terhadap setiap


kasus kematian ibu
3 Fasilitas kesehatan melakukan audit terhadap setiap
kasus kematian ibu

4 Fasilitas kesehatan melakukan audit terhadap setiap


kasus lahir mati dan kematian neonatus

RUANG GAWAT
RUANG PERINA
DARURAT
Pendampingan ke :
EVALUASI KINERJA KLINIS Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Memeriksa dokumen di fasilitas yang menunjukkan adanya kegiatan POCQI untuk


meningkatkan kualitas pelayanan, khususnya kebidanan dan neonatal:

•   Sosialisasi/ Pemahaman terhadap POCQI oleh setiap level


•   Terdapat dokumentasi pertemuan diskusi POCQI
•   Terdapat bukti pelaksanaan tahapan-tahapan POCQI

•   Terdapat bukti apresiasi dari pimpinan bagi pelaksanaan


POCQI di masing-masing unit

Mengkaji dokumen di fasilitas kesehatan yang mencatat hal‐hal berikut:

•   Terdapat registrasi kasus nearmiss


•   Audit nearmiss merupakan program di RS

•   SPO/Petunjuk Teknis yang di dalamnya menjelaskan


penyelenggaraan audit dengan budaya tidak menyalahkan dan
dengan pendekatan sistem, serta kriteria untuk kasus near miss

•   Tim/komite yang melakukan kajian terhadap kasus‐kasus near


miss dan menentukan kasus yang membutuhkan audit pada
level 1 atau 2

•   Jadwal kegiatan near miss audit setidaknya satu kali per bulan
tergantung jumlah kasus di fasilitas
•   Daftar hadir pada setiap kegiatan near miss audit yang dihadiri
oleh profesional terkait: dokter spesialis Obgyn, Anak,
Anestesi, dokter umum, bidan dan perawat
•   Laporan tertulis berisi rencana tindak lanjut dari setiap kasus
near miss
Mengkaji dokumen di fasilitas kesehatan yang mencatat hal‐hal berikut:
•   SPO/pedoman yang menjelaskan bahwa audit (level 1 dan
level 2) harus dilakukan pada setiap kasus kematian ibu
•   Audit kematian ibu (level 1) harus dilakukan pada setiap
kematian ibu dalam 24 jam oleh dokter spesialis Kebidanan
dan Tim Kebidanan

•   Audit kematian ibu (level 2) harus dilakukan pada setiap


kematian ibu setidaknya dalam 2 minggu oleh Tim Kebidanan
dan Komite Medik

•   Daftar hadir pada setiap audit kematian ibu yang dihadiri oleh
profesional terkait: dokter spesialis Obgyn, Anak, Anestesi,
dokter umum, bidan dan perawatan

•   Laporan tertulis dari setiap kematian ibu yang dilaporkan ke


Direktur RS/Komite Medik 24 jam

Mengkaji dokumen di fasilitas kesehatan yang mencatat hal‐hal berikut:


•   Bahwa:
o audit (level 1) harus dilakukan pada setiap kasus lahir mati
dan kematian neonates dengan berat lahir > 2000gr
o audit (level 2) harus dilakukan pada setiap kasus lahir mati dan
kematian neonatus dengan berat lahir > 2000 gram

•   Audit kematian Perinatal (level 1) harus dilakukan setidaknya


dalam 1 bulan oleh dokter spesialis Anak dan tim perinatology

•   Audit kematian Perinatal (level 1) harus dilakukan pada setiap


kasus lahir mati dan kematian neonatus berat lahir > 2000
gram setidaknya dalam 24 jam oleh dokter spesialis Anak dan
Tim Perinatologi

•   Audit Kematian perinatal (level 2) harus dilakukan pada


setiap kasus lahir mati dan kematian neonatus dengan berat
lahir > 2000 gram setidaknya dalam 2 minggu oleh Tim
Perinatologi, Tim Kebidanan dan Komite Medik
•   Dokumen rencana tindak lanjut dan rekomendasi audit
•   Daftar hadir pada setiap audit kematian ibu yang dihadiri oleh
profesional terkait: dokter spesialis Obgyn, Anak, Anestesi,
dokter umum, bidan dan perawat

•   Laporan tertulis dari setiap kasus lahir mati dan kematian


neonatus dengan berat lahir >2000 gram yang dilaporkan ke
Direktur RS/Komite Medik dalam 24 jam

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
nggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0

0 0.00 ### 0

0 0.00 ### 0
0 0.00 ### 0

Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 4 4 Total Standar Kinerja 4
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

0.00 ### 0 0.00 ###


0.00 ### 0 0.00 ###

Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
4 Total Standar Kinerja 4 4
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
NO STANDAR KINERJA

1 Fasilitas kesehatan mempunyai Komite Mutu dan


Keselamatan Pasien (KMKP) atau bentuk
organisasi lainnya yang kompeten dan berfungsi
dalam mengelola kegiatan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan

EVALUASI KINERJA
KLINIS

PENINGKATAN MUTU &


2 Fasilitas kesehatan menyediakan teknologi dan
KESELAMATAN PASIEN
dukungan lainnya untuk mendukung sistem
manajemen data pengukuran mutu terintegrasi
PEMBERDAYAAN PASIEN, terkait pelayanan Maternal dan Neonatal sesuai
KELUARGA & MASYARAKAT dengan perkembangan teknologi informasi.

3 Fasilitas kesehatan melakukan evaluasi proses


pelaksanaan panduan praktik klinik, alur klinis
(clinical pathway) dan/atau protokol klinis dan atau
prosedur dan atau standing order di prioritas
pengukuran mutu pelayanan klinis terkait
pelayanan Maternal dan Neonatal
4 Setiap unit kerja terkait pelayanan Maternal dan
Neonatal di Fasilitas Kesehatan memilih dan
menetapkan indikator mutu yang dipergunakan
untuk mengukur mutu unit kerja.

5 Program PMKP prioritas terkait pelayanan


maternal neonatal di rumah sakit telah dianalisis
dan mempunyai dampak terhadap peningkatan
mutu dan efisiensi biaya pertahun

6 Program manajemen risiko berkelanjutan


digunakan untuk melakukan identifikasi dan
mengurangi cedera serta mengurangi risiko lain
terhadap keselamatan pasien dan staf.

RUANG GAWAT
RUANG PERINA
DARURAT
Pendampingan ke :
PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Memeriksa ketersediaan dokumen di fasilitas yang mencatat kegiatan


KMKP
• Regulasi tentang KMKP atau bentuk organisasi lainnya lengkap
dengan uraian tugas
• Surat Keputusan tentang penetapan penanggung jawab data
di 5 unit kerja terkait pelayanan Maternal dan Neonatal oleh
Direktur RS
• Program kerja KMKP terkait pelayanan maternal dan neonatal
• Sertifikat pelatihan KMKP dan penanggungjawab data
terkait pelayanan Maternal dan Neonatal
• Laporan tentang kegiatan KMKP terkait pelayanan
Maternal dan Neonatal
Memeriksa ketersediaan dokumen di fasilitas kesehatan terhadap hal‐hal
berikut:
• Regulasi tentang sistem manajemen data yang terintegrasi
terkait pelayanan Maternal dan Neonatal
• Unit maternal dan neonatal menggunakan TI untuk pelaporan mutu unit
• Daftar inventaris sistem manajemen data elektronik di RS
contoh SISMADAK
Memeriksa ketersediaan dokumen di fasilitas kesehatan terhadap hal‐hal
berikut:

• Regulasi tentang evaluasi panduan praktik klinis, alur klinis


atau protokol terkait dengan PPK dan CP pelayanan maternal
dan neonatal berikut :
- Maternal : PPH, PEB, Sepsis, Eklampsia, KPD, Preterm
- Neonatal : BBLR, RDS, Sepsis, asfiksia

• Dokumentasi hasil capaian kepatuhan DPJP terkait


pelayanan Maternal dan Neonatal
- Komite mutu dan keselamatan pasien
- Komite medis

• Dokumentasi hasil audit klinis dan atau audit medis terkait


pelayanan Maternal dan Neonatal
- Komite mutu dan keselamatan pasien
- Komite medis
Memeriksa ketersediaan dokumen di fasilitas kesehatan terhadap hal‐hal
berikut:
• Regulasi tentang kriteria pemilihan indikator mutu unit
terkait pelayanan Maternal dan Neonatal

• Dokumen indikator mutu di setiap unit kerja dan unit


pelayanan
- Intansi/ Unit Gawat Darurat
- Kamar Bersalin
- Ruang Rawat Kebidanan
- Kamar Operasi
- Ruang Perinatologi / NICU
- IPSRS

• Form pengumpulan data dan pelaporan data


• Catatan pelaksanaan supervisi dan hasil terhadap progres
pengumpulan data dan tindak lanjutnya
Memeriksa ketersediaan dokumen di fasilitas kesehatan terhadap hal‐hal
berikut:
• Catatan analisis data program PMKP prioritas terkait
pelayanan maternal neonatal dan tindak lanjut perbaikan
• Catatan hasil perbaikan dan efisiensi sumber daya prioritas
kegiatan PMKP RS terkait pelayanan maternal neonatal
Memeriksa ketersediaan dokumen di fasilitas kesehatan terhadap hal‐hal
berikut:
• Dokumen strategi pengurangan risiko di tingkat RS
• Catatan bahwa rumah sakit telah melakukan Failure Mode
Effect Analysis/ FMEA (Analisis Efek Modus Kegagalan/ AEMK)
setahun sekali pada proses berisiko tinggi yang diprioritaskan
• Dokumen tindaklanjut dari hasil analisis FMEA /AEMK RS,
penerapan redisain (desain baru) dan monitoringnya

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
nggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0
###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 6 6 Total Standar Kinerja 6
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00
### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
6 Total Standar Kinerja 6 6
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
PEMBERDAYAAN
M

NO STANDAR KINERJA

1 Fasilitas Kesehatan Rumah sakit


berkomunikasi dengan masyarakat untuk
memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan
di rumah sakit dan informasi tentang
pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit

EVALUASI KINERJA
KLINIS

PENINGKATAN MUTU &


KESELAMATAN PASIEN
2 Fasilitas Kesehatan menyediakan sarana bagi
masyarakat, pasien dan keluarga untuk
menyampaikan umpan balik dan keluhan
PEMBERDAYAAN PASIEN,
KELUARGA & MASYARAKAT

3 Fasilitas kesehatan melaksanakan survey


kepuasan pelanggan dan menindaklanjuti
dalam penyelenggaraan pelayanan
4 Fasilitas kesehatan memiliki mekanisme yang
memungkinkan perujuk menyampaikan saran
dan keluhan

5 Fasilitas kesehatan memiliki mekanisme


komunikasi antar staf klinis selama bekerja
dalam shift atau antar shift tentang Informasi
asuhan pasien dan hasil asuhan

RUANG GAWAT
RUANG PERINA
DARURAT
PEMBERDAYAAN PASIEN, KELUARGA DAN Pendampingan ke :
MASYARAKAT Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Melakukan observasi langsung di fasilitas dan memeriksa dokumen,


apakah terdapat:
• Pedoman komunikasi efektif yang meliputi komunikasi dengan
masyarakat, dengan pasien dan keluarga, serta antar staf klinis
• SOP komunikasi efektif yang meliputi komunikasi dengan
masyarakat, dengan pasien dan keluarga, serta antar staf klinis

• Tersedia media informasi tentang jenis, kualitas


pelayanan, waktu, akses, dan proses mendapatkan pelayanan
dalam bentuk brosur/leaflet/banner, buletin, Web site, Call
center/SMS Center, Seminar Awam, Pameran, slide show di
TV / LCD dll.

• Catatan/dokumentasi/laporan evaluasi kegiatan


komunikasi dengan masyarakat untuk menyampaikan
Informasi pelayanan RS (jenis pelayanan, waktu pelayanan,
proses mendapatkan pelayanan)

Mengkaji dokumen dan terdapat sarana berikut di fasilitas:


• Media kotak saran ditempat‐tempat yang strategis atau sarana
penyampaian umpan balik lain

• Alur pengelolaan umpan balik dan keluhan dari


masyarakat yang dapat diketahui oleh masyarakat, pasien dan
keluarga

• Nomor telepon humas yang terpampang jelas dan dapat


dihubungi dengan mudah

• Catatan analisis dan tindak lanjut

Melakukan observasi langsung di fasilitas dan memeriksa dokumen,


apakah terdapat:
• SPO pelaksanaan survey kepuasan pelanggan
• Catatan pelaksanaan survey kepuasan pelanggan

• Catatan analisis dan rekomendasi hasil survey


• Dokumen rencana tindak lanjut dan perbaikan
penyelenggaraan pelayanan
Memeriksa ketersediaan dokumen di fasilitas kesehatan terhadap hal‐
hal berikut:
• SPO tentang mekanisme penyampaian keluhan dan saran dari
perujuk
• Dokumentasi yang menunjukkan bahwa mekanisme umpan
balik dilakukan dan dilaporkan

Mengkaji catatan di fasilitas yang berisi:


• SOP tentang tata cara komunikasi antar staf klinis pada saat
bekerja shift dan antar shift yang meliputi informasi tentang:
1) status kesehatan termasuk Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT)
2) ringkasan pulang pasien ranap
3) informasi klinis saat pindah ruangan
4) serah terima/operan

• Dokumentasi pelaksanaan komunikasi antar staf klinis tercatat


di rekam medis

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
dampingan ke : Pendampingan ke :
elf Assesement : Tanggal Self Assesement :
nggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
TATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR PROSES

### ###
0 0.00 0 0.00

### ###
0 0.00 0 0.00

### ###
0 0.00 0 0.00
### ###
0 0.00 0 0.00

### ###
0 0.00 0 0.00

Nilai Nilai
0/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar Proses
Kinerja 5 5 Total Standar Kinerja 5 5
asi 0 0 Total Diobservasi 0 0
an 0 0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% 0% % Pencapaian 0% 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :
NILAI
Y/T CATATAN
STANDAR PROSES

###
0 0.00

###
0 0.00

###
0 0.00
###
0 0.00

###
0 0.00

Nilai
12/30/1899
Standar Proses
Total Standar Kinerja 5 5
Total Diobservasi 0 0
Total Pencapaian 0 0.00
% Pencapaian 0% 0%
KAMAR BERS
RUANG NI

RUANG OPE
PENCEGAHAN INFEKSI

KAMAR BERSALIN &


RUANG NIFAS RUANG PERINA

RUANG OPERASI RUANG GAWAT DARURAT

TATAKELOLA PI
PENCEGAHAN COVID-19 DI
RS
SI

ANG PERINA

GAWAT DARURAT
NO STANDAR KINERJA

1 Rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya


tampak bersih

KAMAR BERSALIN &


RUANG NIFAS

RUANG PERINA

KAMAR OPERASI

RUANG GAWAT
DARURAT
2 Tata Ruang Kamar Bersalin sesuai protokol
TATAKELOLA P I pencegahan pengendalian infeksi pada pandemic
PENCEGAHAN COVID-19 covid-19
3 Tata Ruang Nifas sesuai protokol pencegahan
pengendalian infeksi pada pandemic covid-19

4 Ruang Observasi
Kala I Persalinan, Kamar Bersalin, dan Ruang
Nifas mempunyai wadah pembuangan benda tajam
dan menggunakannya dengan sesuai standar
operating procedures (SOP)

5 Menyiapkan antiseptik di
Ruang Observasi
Kala I Persalinan, Kamar Bersalin dan Ruang Nifas
sesuai penggunaannya
5 Menyiapkan antiseptik di
Ruang Observasi
Kala I Persalinan, Kamar Bersalin dan Ruang Nifas
sesuai penggunaannya

6 Pengaturan (setting) pemrosesan alat bekas pakai


untuk dipakai ulang di Ruang Observasi Kala I
Persalinan, Kamar Bersalin dan Ruang Nifas
sesuai standar operating procedures (SOP)

7 Pra-bilas Alat Pakai Ulang di Kamar Observasi


Kala I Persalinan, Kamar Bersalin dan Ruang
Nifas sesuai standard operating procedures (SOP)
7 Pra-bilas Alat Pakai Ulang di Kamar Observasi
Kala I Persalinan, Kamar Bersalin dan Ruang
Nifas sesuai standard operating procedures (SOP)

8 Pencucian alat pakai ulang di Ruang Observasi


Kala I Persalinan, Kamar Bersalin dan Ruang
Nifas dilakukan sesuai standard operating
procedures (SOP)

TATAKELOLA PI
RUANG GAWAT
PENCEGAHAN
RUANG
RUANG OPERASI
PERINA
COVID-19 DI
DARURAT
RS
Pendampingan ke :
KAMAR BERSALIN & RUANG NIFAS Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Ruangan berikut tampak bersih* dan rapi**

•   Ruang observasi Kala I Persalinan

•   Kamar Bersalin (VK)

•   Ruang Nifas

•   Area pencucian alat bekas pakai tindakan

•   Area pemrosesan Sterilisasi dan DTT***

•   Wadah sampah berwarna kuning (infeksius) dan hitam (non-


infeksius) bertutup dengan pedal kaki pembuka tutup disetiap
ruangan

* Tidak terdapat debu, darah, sampah, jarum dan spuit bekas dan, atau sarang
laba‐laba
** Perabot, peralatan dan tempat pembuangan sampah tersusun dengan rapi
dalam setiap ruangan
*** Untuk Rumah Sakit yang melakukan pemrosesan sterilisasi dan DTT di
masing-masing ruangan, sebagian besar dilakukan di CSSD

Tata ruang sesuai protokol pencegahan penularan covid di Rumah Sakit

•   Terdapat aturan yang melarang area Ruang Bersalin sebagai


laluan atau lintasan jalan umum.
•   Ruang bersalin terletak dekat dengan Ruang Operasi, IGD,
Ruang Bayi, Ruang Jaga Bidan/Perawat.
•   Terdapat akses ke kamarmandi/toilet dari Ruang Bersalin
tanpa melewati koridor
•   Terdapat ruang terpisah sebagai Ruang Isolasi
•   Terdapat wastafel yang bersih dengan air mengalir melalui
kran sikut (kran dokter) yang berfungsi serta sabun cair
•   Terdapat hand sanitizer dekat pintu dan dalam ruangan
•   Terdapat tanda peringatan dekat pintu ruangan agar senantiasa
memakai masker selama berada diruangan

•   Terdapat Job Aid Poster Langkah Kebersihan Tangan dan Lima
momentum Kebersihan Tangan

Tata ruang sesuai protokol pencegahan penularan covid di Rumah Sakit

•   Maksimal 4 tempat tidur di setiap ruangan dengan jarak 1- 2 m


satu sama lainnya dan 1 m dari dinding ruangan.
•   Pencahayaan dan pengaliran udara yang adekuat
•   Terdapat akses ke kamar mandi/toilet dari Ruang Bersalin
tanpa melewati koridor
•   Terdapat ruang terpisah sebagai Ruang Isolasi
•   Terdapat wastafel yang bersih dengan air mengalir melalui kran
sikut (kran dokter) yang berfungsi serta sabun cair
•   Terdapat hand sanitizer dekat pintu dan dalam ruangan
•   Terdapat tanda peringatan dekat pintu ruangan agar senantiasa
memakai masker selama berada diruangan
•   Terdapat Job Aid Poster Langkah Kebersihan Tangan dan Lima
momentum Kebersihan Tangan

Di Ruang Observasi Kala I Persalinan, Kamar Bersalin dan Ruang Nifas:

•   Tersedia wadah pembuangan benda tajam yang terbuat dari:


karton tebal/plastik keras/kaleng tertutup dengan lubang yang
cukup untuk memasukkan jarum suntik dan spuit serta benda
tajam lainnya.
•   Wadah pembuangan benda tajam terletak disamping lokasi
benda tajam digunakan
•   Jarum dan spuit yang telah dipakai segera dibuang kedalam
wadah pembuangan benda tajam
•   Wadah pembuangan benda tajam ditutup rapat ketika sudah
terisi penuh tiga perempat bagian. DILARANG membuka
kembali ketika telah ditutup

•   Setiap wadah pembuangan benda tajam hanya untuk digunakan


satu kali dan kemudian dibuang sesuai pengelolaan pembuang
sampah dan limbah RS.
Penyiapan antiseptik di Ruang Observasi Kala I Persalinan, Kamar Bersalin
dan Ruang Nifas:
•   Larutan antiseptik disiapkan dalam botol bertutup yang telah
di DTT berukuran 100-200 ml untuk penggunaan harian.
Dianjurkan botol dari kaca, jika ada.

•   Botol dicuci dengan sabun dan air, dibilas dengan air bersih, di
DTT dan dikeringkan sebelum diisi ulang.

•   Botol berisi larutan antiseptik diberi label nama antiseptik dan
tanggal pengisian ulang

•   Kasa atau gulungan kapas steril disimpan dalam wadah kering
bertutup yang telah di DTT
Perhatikan bahwa petugas senantiasa memakai masker bedah dan
melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah menyiapkan antiseptik
Pemrosesan Alat di Ruang Observasi Kala I Persalinan, Kamar
Bersalin dan Ruang Nifas diatur sebagai berikut:

•   Terletak di area yang terpisah dari ruang tindakan


•   Barang kotor dan bersih diletakkan terpisah
•   Terdapat meja penerimaan barang kotor
•   Tersedia minimal satu bak atau wadah dengan air mengalir
untuk mencuci alat bekas pakai
•   Tersedia wadah plastik untuk pra-bilas (pre-cleaning)
menggunakan enzim pembersih/detergen.
•   Terdapat meja bersih untuk pengeringan, pembungkusan dan
pengemasan peralatan
•   Terdapat rak untuk meletakkan kemasan peralatan bersih
sebelum di sterilisasi

•   Terdapat SOP pemisahan (sortir) alat bekas pakai, yaitu


mengumpulkan alat bekas pakai untuk dipakai ulang dan
membuang alat sekali pakai serta yang telah rusak sesuai
pengelolaan sampah limbah RS.

• Terdapat jadwal petugas yang melakukan pemrosesan alat di


ruangan pemrosesan secara bergilir atau shift
• Petugas pemrosesan alat mengurangi keluar masuk ruangan
perawatan Perina dari ruang pemrosesan alat
• Petugas Pemrosesan Alat Bekas Pakai agar senantiasa
melakukan kebersihan tangan sebelum keluar ruangan
Petugas melakukan pra-bilas alat pakai ulang di Kamar Observasi Kala I
Persalinan, Kamar Bersalin dan Ruang Nifas sesuai langkah berikut:
•   Melakukan kebersihan tangan
•   Memakai APD: sarung tangan rumah tangga, apron, masker,
kacamata (gogle), pelindung wajah, sepatu bot
•   Menyiapkan larutan enzim pembersih/detergen menurut
aturan pakai masing-masing produk.
•   Merendam alat pakai ulang dengan memastikan seluruh
permukaan alat terendam dalam larutan pembersih
•   Rendam alat pakai ulang dalam larutan enzim
pembersih/detergen selama 5-10 menit.
Petugas mencuci alat pakai ulang sesuai langkah berikut ini:
•   Melakukan kebersihan tangan
•   Memakai APD: sarung tangan rumah tangga, apron, masker,
kacamata (gogle), pelindung wajah, sepatu bot
•   Memakai deterjen (cair/serbuk) sebagai bahan pencuci.
Pencucian dapat dilakukan secara Manual atau Mekanis dengan
menggunakan Mesin Cuci
• Secara manual: menggunakan spons (sponge) untuk
membersihkan engsel, bagian sempit/sulit alat-alat terutama
noda darah dan kotoran lain yang melekat.

•   Menggosok alat di bawah permukaan air


•   Melepas bagian alat, lekuk, gigi, engsel agar seluruh bagian
tergosok
•   Membilas alat dengan air bersih secara cermat
•   Membiarkan alat kering pada udara terbuka atau menggunakan
handuk kering yang bersih
•   Melepas APD, kecuali masker, sesuai SOP dan meletakkan
pada tempatnya setelah dibersihkan.
•   Melakukan kebersihan tangan
•   Secara mekanis menggunaan mesin pencuci setelah
memastikan bahwa mesin dalam keadaan sangat bersih (Perfect
state of hygiene) sesuai parameter institusi.

1. Proses pencucian secara mekanis lebih aman karena petugas dapat


terhindar dari risiko terciprat, aerosol dan kemungkinan terluka serta
menghindari ceceran air di area pemrosesan alat tersebut.
2. Selama bekerja, petugas pencuci tidak boleh menyentuh wajah dan
bagian kepala diri sendiri

12/22/2021

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
nggal Self Assesement : 12/17/2021 Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : 12/22/2021 Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0
###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0
###
0 0.00 0

###
0 0.00 0
0 0.00 ### 0

Nilai Nilai
12/22/2021 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 8 8 Total Standar Kinerja 8
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00
### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00
### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00
0.00 ### 0 0.00 ###

Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
8 Total Standar Kinerja 8 8
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
NO STANDAR KINERJA

1 Rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya


tampak bersih

KAMAR BERSALIN &


RUANG NIFAS

RUANG PERINA

9 Ruang Perina mempunyai wadah pembuangan


KAMAR OPERASI
benda tajam dan menggunakannya dengan sesuai
standar operating procedures (SOP)

RUANG GAWAT
DARURAT

TATAKELOLA P I
PENCEGAHAN COVID-19
10 Menyiapkan antiseptik di Ruang Perina sesuai
penggunaannya

11 Pengaturan (setting) pemrosesan alat bekas pakai


untuk dipakai ulang di Ruang Perina sesuai
standar operating procedures (SOP

12 Pra-bilas Alat Pakai Ulang di Ruang Perina sesuai


standard operating procedures (SOP)
12 Pra-bilas Alat Pakai Ulang di Ruang Perina sesuai
standard operating procedures (SOP)

13 Pencucian alat pakai ulang di Ruang Perina


dilakukan sesuai standard operating procedures
(SOP)
Pendampingan ke :
RUANG PERINA Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Ruangan berikut tampak bersih* dan rapi**

•   Ruang Perina

•   Area pencucian alat bekas pakai tindakan

•   Area pemrosesan Sterilisasi dan DTT***


•   Wadah sampah berwarna kuning (infeksius) dan hitam (non-
infeksius) bertutup dengan pedal kaki pembuka tutup disetiap
ruangan

* Tidak terdapat debu, darah, sampah, jarum dan spuit bekas dan, atau
sarang laba‐laba
** Perabot, peralatan dan tempat pembuangan sampah tersusun dengan
rapi dalam setiap ruangan
*** Untuk Rumah Sakit yang melakukan pemrosesan sterilisasi dan DTT di
masing-masing ruangan, sebagian besar dilakukan di CSSD

Di Ruang Perina:

•   Tersedia wadah pembuangan benda tajam yang terbuat dari: karton
tebal/plastik keras/kaleng tertutup dengan lubang yang cukup untuk
memasukkan jarum suntik dan spuit serta benda tajam lainnya.

•   Wadah pembuangan benda tajam terletak disamping lokasi benda


tajam digunakan.
•   Jarum dan spuit yang telah dipakai segera dibuang kedalam wadah
pembuangan benda tajam
•   Wadah pembuangan benda tajam ditutup rapat ketika sudah terisi
penuh tiga perempat bagian. DILARANG membuka kembali ketika
telah ditutup.

•   Setiap wadah pembuangan benda tajam hanya untuk digunakan


satu kali dan kemudian dibuang sesuai pengelolaan pembuangan
sampah dan limbah RS.
Penyiapan antiseptik di Ruang Perina:

•   Larutan antiseptik disiapkan dalam botol bertutup yang telah di


DTT berukuran 100-200 ml untuk penggunaan harian. Dianjurkan
botol dari kaca, jika ada.

•   Botol dicuci dengan sabun dan air, dibilas dengan air bersih, di DTT
dan dikeringkan sebelum diisi ulang.

•   Botol berisi larutan antiseptik diberi label nama antiseptik dan
tanggal pengisian ulang
•   Kasa atau gulungan kapas steril disimpan dalam wadah kering
bertutup yang telah di DTT
Perhatikan bahwa petugas senantiasa memakai masker bedah dan
melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah menyiapkan antiseptik

Pemrosesan Alat di Ruang Perina diatur sebagai berikut:


•   Terletak di area yang terpisah dari ruang tindakan
•   Barang kotor dan bersih diletakkan terpisah
•   Terdapat meja penerimaan barang kotor
•   Tersedia minimal satu bak atau wadah dengan air mengalir untuk
mencuci alat bekas pakai
•   Tersedia wadah plastik untuk pra-bilas (pre-cleaning) menggunakan
enzim pembersih/detergen.
•   Terdapat meja bersih untuk pengeringan, pembungkusan dan
pengemasan peralatan
•   Terdapat rak untuk meletakkan kemasan peralatan bersih sebelum
di sterilisasi

• Terdapat SOP pemisahan (sortir) alat bekas pakai, yaitu


mengumpulkan alat bekas pakai untuk dipakai ulang dan
membuang alat sekali pakai serta yang telah rusak sesuai
pengelolaan sampah limbah RS.

• Terdapat jadwal petugas yang melakukan pemrosesan alat di


ruangan pemrosesan secara bergilir atau shift

• Petugas pemrosesan alat mengurangi keluar masuk ruangan


perawatan Perina dari ruang pemrosesan alat
• Petugas Pemrosesan Alat Bekas Pakai agar senantiasa melakukan
kebersihan tangan sebelum keluar ruangan
Petugas melakukan pra-bilas alat pakai ulang di Ruang Perina sesuai
langkah berikut:
•   Melakukan kebersihan tangan
•   Memakai APD: sarung tangan rumah tangga, apron, masker, kacamata
(gogle), pelindung wajah, sepatu bot
•   Menyiapkan larutan enzim pembersih/detergen menurut aturan
pakai masing-masing produk.
•   Merendam alat habis pakai dengan memastikan seluruh permukaan
alat terendam dalam larutan pembersih
•   Rendam alat habis pakai dalam larutan enzim pembersih/detergen
selama 5-10 menit.
Petugas mencuci alat pakai ulang sesuai langkah berikut ini:
•   Melakukan kebersihan tangan
•   Memakai APD: sarung tangan rumah tangga, apron, masker,
kacamata (gogle), pelindung wajah, sepatu bot
•   Memakai deterjen (cair/serbuk) sebagai bahan pencuci.
Pencucian dapat dilakukan secara Manual atau Mekanis dengan
menggunakan Mesin Cuci
• Secara manual: menggunakan spons (sponge) untuk
membersihkan engsel, bagian sempit/sulit alat-alat terutama noda
darah dan kotoran lain yang melekat.

•   Menggosok alat di bawah permukaan air

•   Melepas bagian alat, lekuk, gigi, engsel agar seluruh bagian tergosok

•   Membilas alat dengan air bersih secara cermat


•   Membiarkan alat kering pada udara terbuka atau menggunakan
handuk kering yang bersih
•   Melepas APD, kecuali masker, sesuai SOP dan meletakkan pada
tempatnya setelah dibersihkan.
•   Melakukan kebersihan tangan
•   Secara mekanis menggunaan mesin pencuci setelah memastikan
bahwa mesin dalam keadaan sangat bersih (Perfect state of hygiene)
sesuai parameter institusi.

1. Proses pencucian secara mekanis lebih aman karena petugas dapat


terhindar dari risiko terciprat, aerosol dan kemungkinan terluka serta
menghindari ceceran air di area pemrosesan alat tersebut.
2. Selama bekerja, petugas pencuci tidak boleh menyentuh wajah dan
bagian kepala diri sendiri

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
nggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

0 0.00 ### 0

###
0 0.00 0
###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0
0 0.00 ### 0

Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 6 6 Total Standar Kinerja 6
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

0.00 ### 0 0.00 ###

### ###
0.00 0 0.00
### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00
0.00 ### 0 0.00 ###

Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
6 Total Standar Kinerja 6 6
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
NO STANDAR KINERJA

1 Rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya


tampak bersih

KAMAR BERSALIN &


RUANG NIFAS

RUANG PERINA

KAMAR OPERASI

14 Kamar Operasi dan Ruang Paska Operasi


RUANG GAWAT (High Care) mempunyai wadah pembuangan
benda tajam dan menggunakannya dengan sesuai
DARURAT standar operating procedures (SOP)

TATAKELOLA P I
PENCEGAHAN COVID-19
15 Menyiapkan antiseptik di Kamar Operasi dan
Ruang Paska Operasi (High Care) sesuai
penggunaannya

16 Pengaturan (setting) pemrosesan alat bekas pakai


untuk dipakai ulang di Kamar Operasi dan
Ruang Paska Operasi (High Care) sesuai standar
operating procedures (SOP)
17 Pra-bilas Alat Pakai Ulang di Kamar Operasi dan
Kamar Operasi dan Ruang Paska Operasi
(High Care) sesuai standard operating procedures
(SOP)

18 Pencucian alat pakai ulang di Kamar Operasi dan


Kamar Operasi dan Ruang Paska Operasi
(High Care) dilakukan sesuai standard operating
procedures (SOP)
Pendampingan ke :
RUANG OPERASI Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Ruangan berikut tampak bersih* dan rapi**

•   Kamar Operasi (OK)

•   Ruang Paska Operasi (High Care)

•   Area pencucian alat bekas pakai tindakan

•   Area pemrosesan Sterilisasi dan DTT***

•   Wadah sampah berwarna kuning (infeksius) dan hitam (non-


infeksius) bertutup dengan pedal kaki pembuka tutup disetiap
ruangan

* Tidak terdapat debu, darah, sampah, jarum dan spuit bekas dan, atau
sarang laba‐laba
** Perabot, peralatan dan tempat pembuangan sampah tersusun dengan
rapi dalam setiap ruangan
*** Untuk Rumah Sakit yang melakukan pemrosesan sterilisasi dan DTT di
masing-masing ruangan, sebagian besar dilakukan di CSSD

Di Kamar Operasi dan Ruang Paska Operasi (High Care) :

•  Tersedia wadah pembuangan benda tajam yang terbuat dari:


karton tebal/plastik keras/kaleng tertutup dengan lubang yang
cukup untuk memasukkan jarum suntik dan spuit serta benda tajam
lainnya.

•   Wadah pembuangan benda tajam terletak disamping lokasi benda


tajam digunakan.
•   Jarum dan spuit yang telah dipakai segera dibuang kedalam wadah
pembuangan benda tajam
•   Wadah pembuangan benda tajam ditutup rapat ketika sudah terisi
penuh tiga perempat bagian. DILARANG membuka kembali ketika
telah ditutup.
•  Setiap wadah pembuangan benda tajam hanya untuk digunakan
satu kali dan kemudian dibuang sesuai pengelolaan pembuangan
sampah dan limbah RS.
Penyiapan antiseptik di Kamar Operasi dan Ruang Paska Operasi (High
Care):

•   Larutan antiseptik untuk tindakan bedah: disiapkan dengan


menuangkan cairan ke wadah set alat bedah untuk penggunaan
segera. Dianjurkan agar dituangkan langsung dari wadah pengedar
(original container)

•   Kasa atau gulungan kapas steril hanya dibuka ketika akan
digunakan,sisa yang tidak terpakai untuk dibuang dengan sampah
medis lain sesuai pengelolaan sampah dan limbah RS

Perhatikan bahwa petugas senantiasa memakai masker bedah dan


melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah menyiapkan antiseptik

Pemrosesan Alat di Kamar Operasi dan Ruang Paska Operasi (High Care):

•   Terletak di area yang terpisah dari ruang tindakan


•   Barang kotor dan bersih diletakkan terpisah
•   Terdapat meja penerimaan barang kotor
•   Tersedia minimal satu bak atau wadah dengan air mengalir untuk
mencuci alat bekas pakai
•   Tersedia wadah plastik untuk pra-bilas (pre-cleaning) menggunakan
enzim pembersih/detergen.
•   Terdapat meja bersih untuk pengeringan, pembungkusan dan
pengemasan peralatan
•   Terdapat rak untuk meletakkan kemasan peralatan bersih sebelum
di sterilisasi

• Terdapat SOP pemisahan (sortir) alat bekas pakai, yaitu


mengumpulkan alat bekas pakai untuk dipakai ulang dan
membuang alat sekali pakai serta yang telah rusak sesuai
pengelolaan sampah limbah RS.

• Terdapat jadwal petugas yang melakukan pemrosesan alat di


ruangan pemrosesan secara bergilir atau shift
• Petugas pemrosesan alat mengurangi keluar masuk ruangan
perawatan Perina dari ruang pemrosesan alat
• Petugas Pemrosesan Alat Bekas Pakai agar senantiasa melakukan
kebersihan tangan sebelum keluar ruangan
Petugas melakukan pra-bilas alat pakai ulang di Kamar Operasi dan Kamar
Operasi dan Ruang Paska Operasi (High Care) sesuai langkah berikut:

•   Melakukan kebersihan tangan


•   Memakai APD: sarung tangan rumah tangga, apron, masker,
kacamata (gogle), pelindung wajah, sepatu bot
•   Menyiapkan larutan enzim pembersih/detergen menurut aturan
pakai masing-masing produk.
•   Merendam alat habis pakai dengan memastikan seluruh permukaan
alat terendam dalam larutan pembersih
•   Rendam alat habis pakai dalam larutan enzim pembersih/detergen
selama 5-10 menit.
Petugas mencuci alat pakai ulang sesuai langkah berikut ini:
•   Melakukan kebersihan tangan
•   Memakai APD: sarung tangan rumah tangga, apron, masker,
kacamata (gogle), pelindung wajah, sepatu bot
•   Memakai deterjen (cair/serbuk) sebagai bahan pencuci.
Pencucian dapat dilakukan secara Manual atau Mekanis dengan
menggunakan Mesin Cuci
• Secara manual: menggunakan spons (sponge) untuk
membersihkan engsel, bagian sempit/sulit alat-alat terutama noda
darah dan kotoran lain yang melekat.

•   Menggosok alat di bawah permukaan air

•   Melepas bagian alat, lekuk, gigi, engsel agar seluruh bagian tergosok

•   Membilas alat dengan air bersih secara cermat


•   Membiarkan alat kering pada udara terbuka atau menggunakan
handuk kering yang bersih
•   Melepas APD, kecuali masker, sesuai SOP dan meletakkan pada
tempatnya setelah dibersihkan.
•   Melakukan kebersihan tangan
•   Secara mekanis menggunaan mesin pencuci setelah memastikan
bahwa mesin dalam keadaan sangat bersih (Perfect state of hygiene)
sesuai parameter institusi.

1. Proses pencucian secara mekanis lebih aman karena petugas dapat


terhindar dari risiko terciprat, aerosol dan kemungkinan terluka serta
menghindari ceceran air di area pemrosesan alat tersebut.
2. Selama bekerja, petugas pencuci tidak boleh menyentuh wajah dan
bagian kepala diri sendiri
12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
nggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0
###
0 0.00 0

###
0 0.00 0
###
0 0.00 0

0 0.00 ### 0
Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 6 6 Total Standar Kinerja 6
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00
### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00
### ###
0.00 0 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###


Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
6 Total Standar Kinerja 6 6
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
NO STANDAR KINERJA

1 Rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya


tampak bersih

KAMAR BERSALIN &


RUANG NIFAS

RUANG PERINA

KAMAR OPERASI 19 Ruang Gawat Darurat mempunyai wadah


pembuangan benda tajam dan menggunakannya
dengan sesuai standar operating procedures (SOP)
RUANG GAWAT
DARURAT

TATAKELOLA P I
PENCEGAHAN COVID-19
20 Menyiapkan antiseptik di Ruang Gawat Darurat
sesuai penggunaannya

21 Pengaturan (setting) pemrosesan alat bekas pakai


untuk dipakai ulang di Ruang Gawat Darurat
sesuai standar operating procedures (SOP)
22 Pra-bilas Alat Pakai Ulang di Ruang Gawat
Darurat sesuai standard operating procedures
(SOP)

23 Pencucian alat pakai ulang di Ruang Gawat


Darurat dilakukan sesuai standard operating
procedures (SOP)
Pendampingan ke :
RUANG GAWAT DARURAT Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

Ruangan berikut tampak bersih* dan rapi**

•   Ruang Gawat Darurat

•   Area pencucian alat bekas pakai tindakan

•   Area pemrosesan Sterilisasi dan DTT***

•   Wadah sampah berwarna kuning (infeksius) dan hitam (non-


infeksius) bertutup dengan pedal kaki pembuka tutup disetiap
ruangan

* Tidak terdapat debu, darah, sampah, jarum dan spuit bekas dan, atau
sarang laba‐laba
** Perabot, peralatan dan tempat pembuangan sampah tersusun dengan
rapi dalam setiap ruangan
*** Untuk Rumah Sakit yang melakukan pemrosesan sterilisasi dan DTT di
masing-masing ruangan, sebagian besar dilakukan di CSSD

Di Ruang Gawat Darurat :

•   Tersedia wadah pembuangan benda tajam yang terbuat dari:


karton tebal/plastik keras/kaleng tertutup dengan lubang yang
cukup untuk memasukkan jarum suntik dan spuit serta benda tajam
lainnya.

•   Wadah pembuangan benda tajam terletak disamping lokasi benda


tajam digunakan.

•   Jarum dan spuit yang telah dipakai segera dibuang kedalam wadah
pembuangan benda tajam

•   Wadah pembuangan benda tajam ditutup rapat ketika sudah terisi
penuh tiga perempat bagian. DILARANG membuka kembali ketika
telah ditutup.
•   Setiap wadah pembuangan benda tajam hanya untuk digunakan
satu kali dan kemudian dibuang sesuai pengelolaan pembuangan
sampah dan limbah RS.

Penyiapan antiseptik di Ruang Gawat Darurat:

•   Larutan antiseptik disiapkan dalam botol bertutup yang telah di


DTT berukuran 100-200 ml untuk penggunaan harian. =
Dianjurkan botol dari kaca, jika ada.

•   Botol dicuci dengan sabun dan air, dibilas dengan air bersih, di DTT
dan dikeringkan sebelum diisi ulang.
•   Botol berisi larutan antiseptik diberi label nama antiseptik dan
tanggal pengisian ulang
•   Kasa atau gulungan kapas steril disimpan dalam wadah kering
bertutup yang telah di DTT

Perhatikan bahwa petugas senantiasa memakai masker bedah dan


melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah menyiapkan antiseptik

Pemrosesan Alat di Ruang Gawat Darurat:

•   Terletak di area yang terpisah dari ruang tindakan


•   Barang kotor dan bersih diletakkan terpisah
•   Terdapat meja penerimaan barang kotor
•   Tersedia minimal satu bak atau wadah dengan air mengalir untuk
mencuci alat bekas pakai
•   Tersedia wadah plastik untuk pra-bilas (pre-cleaning) menggunakan
enzim pembersih/detergen.
•   Terdapat meja bersih untuk pengeringan, pembungkusan dan
pengemasan peralatan
•   Terdapat rak untuk meletakkan kemasan peralatan bersih sebelum
di sterilisasi

• Terdapat SOP pemisahan (sortir) alat bekas pakai, yaitu


mengumpulkan alat bekas pakai untuk dipakai ulang dan
membuang alat sekali pakai serta yang telah rusak sesuai
pengelolaan sampah limbah RS.

• Terdapat jadwal petugas yang melakukan pemrosesan alat di


ruangan pemrosesan secara bergilir atau shift
• Petugas pemrosesan alat mengurangi keluar masuk ruangan
perawatan Perina dari ruang pemrosesan alat
• Petugas Pemrosesan Alat Bekas Pakai agar senantiasa melakukan
kebersihan tangan sebelum keluar ruangan
Petugas melakukan pra-bilas alat pakai ulang di Ruang Gawat Darurat
sesuai langkah berikut:
•   Melakukan kebersihan tangan
•   Memakai APD: sarung tangan rumah tangga, apron, masker,
kacamata (gogle), pelindung wajah, sepatu bot

•   Menyiapkan larutan enzim pembersih/detergen menurut aturan


pakai masing-masing produk.

•   Merendam alat habis pakai dengan memastikan seluruh permukaan


alat terendam dalam larutan pembersih
•   Rendam alat habis pakai dalam larutan enzim pembersih/detergen
selama 5-10 menit.
Petugas mencuci alat pakai ulang sesuai langkah berikut ini:
Petugas mencuci alat pakai ulang sesuai langkah berikut ini:
•   Melakukan kebersihan tangan
•   Memakai APD: sarung tangan rumah tangga, apron, masker,
kacamata (gogle), pelindung wajah, sepatu bot
•   Memakai deterjen (cair/serbuk) sebagai bahan pencuci.
Pencucian dapat dilakukan secara Manual atau Mekanis dengan
menggunakan Mesin Cuci
• Secara manual: menggunakan spons (sponge) untuk
membersihkan engsel, bagian sempit/sulit alat-alat terutama noda
darah dan kotoran lain yang melekat.

•   Menggosok alat di bawah permukaan air

•   Melepas bagian alat, lekuk, gigi, engsel agar seluruh bagian tergosok

•   Membilas alat dengan air bersih secara cermat


•   Membiarkan alat kering pada udara terbuka atau menggunakan
handuk kering yang bersih
•   Melepas APD, kecuali masker, sesuai SOP dan meletakkan pada
tempatnya setelah dibersihkan.
•   Melakukan kebersihan tangan
•   Secara mekanis menggunaan mesin pencuci setelah memastikan
bahwa mesin dalam keadaan sangat bersih (Perfect state of hygiene)
sesuai parameter institusi.

12/30/1899
Total Standar Kinerja
Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
nggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0
0 0.00 0

###
0 0.00 0
###
0 0.00 0

0 0.00 ### 0

Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 6 6 Total Standar Kinerja 6
observasi 1 1 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00
### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00
### ###
0.00 0 0.00

0.00 ### 0 0.00 ###

Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
6 Total Standar Kinerja 6 6
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
TATAKELOLA

NO STANDAR KINERJA

Tata kelola kebijakan pencegahan penyebaran infeksi COVID-19 di R


24 Rumah sakit mempunyai protokol pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal dalam pandemi
COVID-19 di RS.

KAMAR BERSALIN &


RUANG NIFAS
23 Penapisan untuk identifikasi dan status COVID-19
di RS

RUANG PERINA

KAMAR OPERASI 24 Upaya promosi kesehatan RS terkait pencegahn


penyebaran infeksi COVID-19

RUANG GAWAT
DARURAT

25 Kebijakan penggunaan APD di rumah sakit


TATAKELOLA P I
PENCEGAHAN COVID-19
Pendampingan ke :
TATAKELOLA PI PENCEGAHAN COVID-19 DI RS Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T CATATAN

an infeksi COVID-19 di Rumah Sakit3


•   Terdapat SK Direktur tentang satuan tugas tanggap darurat infeksi
COVID-19 rumah sakit itu
•   Terdapat protap bagi seluruh jajaran RS dalam melakukan tanggap
wabah penularan COVID-19
•   Pemberlakuan pemakaian masker untuk semua orang selama di
wilayah rumah sakit
• Mengelola pelaksanaan menjaga jarak, menghindari berkumpul dan
menyediakan sarana pembatas dalam pemberian layanan (pendaftaran/
resepsionis, tindakan, farmasi, lab dsb)

•   Penapisan awal berupa anamnesis terkait risiko penularan dan


pemeriksaan suhu tubuh sewaktu akan memasuki bangunan rumah
sakit
•   Terdapat area triase dan layanan khusus (ibu hamil dan anak)
•   RS menyediakan area layanan khusus bagi pasien dan kasus rujukan
dengan PCR positif COVID-19
•   RS membuat media informasi terkait protokol kesehatan di saat
wabah seperti: cuci tangan, etika batuk, penggunaan masker dll
•   RS menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
darurat di berbagai titik di lingkungan RS
•   RS menyediakan lebih banyak alkohol hand rub di berbagai titik di RS

• Terdapat protap Rumah Sakit tentang penggunaan APD kepada


petugas kesehatan sesuai juknis APD

12/30/1899

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke : Pendampingan ke :
nggal Self Assesement : Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi : Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
CATATAN Y/T CATATAN
STANDAR PROSES STANDAR

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

###
0 0.00 0

Nilai Nilai
12/30/1899 12/30/1899
Standar Proses Standar
andar Kinerja 4 4 Total Standar Kinerja 4
observasi 0 0 Total Diobservasi 0
ncapaian 0 0.00 Total Pencapaian 0
apaian 0% 0% % Pencapaian 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Self Assesement :
Tanggal Verifikasi :
NILAI NILAI
Y/T CATATAN
PROSES STANDAR PROSES

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

### ###
0.00 0 0.00

Nilai Nilai
12/30/1899
Proses Standar Proses
4 Total Standar Kinerja 4 4
0 Total Diobservasi 0 0
0.00 Total Pencapaian 0 0.00
0% % Pencapaian 0% 0%
PELAYANAN JEJ
KEGAWATDAR

PEMANFAATAN AMBUL

AKUNTA
JEJARING RUJUKAN GADAR M

PELAYANAN JEJARING SISTEM RUJUKAN PENERIMAAN AW


KEGAWATDARURATAN IBU DAN BBL

MANFAATAN AMBULAN KEGAWAT‐DARURATAN IBU AUDIT MATERN


DAN BBL

AKUNTABILITAS PUBLIK PEMBIN

RUJUKAN KEMBALI
N GADAR MATNEO

PENERIMAAN AWAL GAWAT DARURAT DAN KESIAPAN


UGD 24 JAM

AUDIT MATERNAL PERINATAL SURVAILANCE DAN


RESPON (AMP-SR)

PEMBINAAN KUALITAS PELAYANAN

KEMBALI
NO

PELAYANAN JEJARING SISTEM RUJUKAN


KEGAWATDARURATAN IBU DAN BBL

PENERIMAAN AWAL GAWAT DARURAT


DAN KESIAPAN UGD 24 JAM

PEMANFAATAN AMBULAN KEGAWAT‐


DARURATAN IBU DAN BBL 2

AUDIT MATERNAL PERINATAL


SURVAILANCE DAN RESPON (AMP-SR)

AKUNTABILITAS PUBLIK

PEMBINAAN KUALITAS PELAYANAN

RUJUKAN KEMBALI
3

4
PELAYANAN JEJARING SISTEM RUJUKAN
KEGAWATDARURATAN IBU DAN BBL

STANDAR KINERJA

Rumah sakit berjejaring dengan fasilitas lain dalam satu


jaringan rujukan

Perjanjian Kerjasama (PK) mempunyai kualifiasi minimal


Komunikasi antar fasilitas dan provider dalam jejaring lancar

SIMRS, Penggunaan SISRUTE dan Sistem Informasi


Komunikasi yang tersedia di RS

Partisipasi Dalam Kelompok Kerja Penyelamatan Ibu dan


Bayi Baru Lahir

Catatan: POKJA/DWG/ bentuk lain yang berfungsi


mengkordinasikan dan membahas peningkatan pelayanan
KIBBL dan mengawal jejaring sistem rujukan
Pendampingan ke :
PELAYANAN JEJARING SISTEM RUJUKAN Tanggal Assesement :
KEGAWATDARURATAN IBU DAN BBL
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T

Dokumen Perjanjian Kerja Sama (PK) di tingkat


Kabupaten yang melibatkan RS kriteria verifikasi

1. RS berjejaring dengan RS lain baik publik maupun RS


swasta
2. RS berjejaring dengan Puskesmas PONED

3. RS berjejaring dengan Pusk. TT

4. RS berjejaring dengan Pusk. (Non TT)

5. RS berjejaring dengan PMB

6. RS berjejaring dengan PMI

7. RS berjejaring dengan Laboratorium

8. RS berjejaring dengan Klinik Swasta

Periksa Dokumen PK Jejaring kabupaten/kota yang sudah


ditandatangani, yang berisi kesepakatan:

1. Mekanisme rujukan riil antar fasilitas privat dan publik

2. Alur rujukan riil (seuai hasil pemetaan kompetensi


fasilitas (nama fasilitas dengan kompetensi)
3. Alur data dan pelaporan serta kewajiban laporan
kematian dan audit
4. Tugas pokok dan fungsi sesuai kewenangan masing
masing fasilitas.

5. Mekanisme pembiayaan yang disepakati

6. Mekanisme dan modan komunikasi antar fasilitas


7. Mekanisme pembinaan antar fasilitas dalam jejaring

Memeriksa cacatan apakah :

1. Tersedia direktori komunikasi

2. Sistem informasi yang memuat mekanisme komunikasi antar


ruang
3. Sistem informasi yang memuat mekanisme komunikasi antar
fasilitas pelayanan kesehatan

4. Tenaga Kesehatan terkait masuk direktori

5. Ada daftar on call spesialis OG dan Anak di RS

6. Spesialis menerima konsultasi dari jejaring rujukan (data


based TIK)

Memeriksa dokumen yang ada:

1. RS menjadi anggota dan/atau terlibat dalam rapat


kordinasi POKJA Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru lahir
secara konsisten

2. RS menyampaikan progress dan rencana


pengembangan/peningkatan kualitas dalam rapat
POKJA/kordinasi yang difasilitasi Dinas Kesehatan terkait

3. Para spesialis (terwakili organisasi profesi) menjadi anggota


dalam POKJA terkait

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T
STANDAR PROSES

0 0.00
###

0 0.00
###
0 0.00
###

0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
4 4 Total Standar Kinerja
0 0 Total Diobservasi
0 0.00 Total Pencapaian
0% 0% % Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T
STANDAR PROSES

0 0.00

0 0.00
###
0 0.00
###

0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
4 4 Total Standar Kinerja
1 1 Total Diobservasi
0 0.00 Total Pencapaian
0% 0% % Pencapaian
NILAI
CATATAN
STANDAR PROSES

0 0.00

0 0.00
###
0 0.00
###

0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
4 4
1 1
0 0.00
0% 0%
NO

PELAYANAN JEJARING SISTEM RUJUKAN


KEGAWATDARURATAN IBU DAN BBL 2

PENERIMAAN AWAL GAWAT DARURAT


DAN KESIAPAN UGD 24 JAM

PEMANFAATAN AMBULAN KEGAWAT‐


DARURATAN IBU DAN BBL

AUDIT MATERNAL PERINATAL


SURVAILANCE DAN RESPON (AMP-SR)

AKUNTABILITAS PUBLIK

PEMBINAAN KUALITAS PELAYANAN

RUJUKAN KEMBALI
STANDAR KINERJA

Bagian Pendaftaran Berfungsi dan


Cepat Tanggap

UGD berfungsi 24 jam


PENERIMAAN AWAL GAWAT DARURAT DAN KESIAPAN UGD 24 JAM

KRITERIA VERIFIKASI

Memeriksa apakah telah tersedia :

1. Tersedia SPO pelayanan gawat‐ darurat berkaitan dengan administrasi


rujukan

2.  Daftar tilik kelengkapan administrasi dari FKTP diisi

Melakukan pemeriksaan apakah tersedia:

1. UGD siap sesuai SPO respon gawat‐darurat


2. Berfungsinya triase pada pasien gawatdarurat
3. Respon time kasus emergensi kasus MatNeo kurang dari 5 menit
4. SPGDT/penerimaan komunikasi rujukan kurang dari….. menit
(dispesifikasikan Batasan, sebelum 15 mnit harus direspon

5. Mekanisme komunikasi dari UGD /DPJP kebagian terkait (Kebidanan /


Neonatus).
6. Pengelolaan setiap kasus (Alur Komunikasi antara ruang IGD ke unit terkait)
-> Bagian dari SPO.Bisa juga dilihat dari Medical Record

7. Daftar “respon time” Komunikasi Rujukan di UGD

8. Daftar kasus dengan risiko tinggi


9. Daftar kasus yang telah di deteksi spesialis di UGD
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
Y/T CATATAN
STANDAR PROSES

0 0.00
###

0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
Total Standar Kinerja 2 2
Total Diobservasi 0 0
Total Pencapaian 0 0.00
% Pencapaian 0% 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
Y/T CATATAN
STANDAR PROSES

0 0.00
###

0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
Total Standar Kinerja 2 2
Total Diobservasi 0 0
Total Pencapaian 0 0.00
% Pencapaian 0% 0%
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
Y/T CATATAN
STANDAR PROSES

0 0.00
###

0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
Total Standar Kinerja 2 2
Total Diobservasi 0 0
Total Pencapaian 0 0.00
% Pencapaian 0% 0%
NO

PELAYANAN JEJARING SISTEM RUJUKAN


KEGAWATDARURATAN IBU DAN BBL

PENERIMAAN AWAL GAWAT DARURAT


DAN KESIAPAN UGD 24 JAM

PEMANFAATAN AMBULAN KEGAWAT‐


DARURATAN IBU DAN BBL

AUDIT MATERNAL PERINATAL


SURVAILANCE DAN RESPON (AMP-SR)

AKUNTABILITAS PUBLIK
2

PEMBINAAN KUALITAS PELAYANAN

RUJUKAN KEMBALI
PEMANFAATAN AMBULAN KEGAWAT‐DARURATAN IBU DA

STANDAR KINERJA

Pelayanan Ambulan Gawat Darurat Tersedia 24 jam

Ambulan memberi‐ kan pelayanan sesuai standar


Pendampingan ke :
MANFAATAN AMBULAN KEGAWAT‐DARURATAN IBU DAN BBL Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T

Memeriksa apakah telah tersedia:

1. Jadwal ambulan dan supir jaga 24 jam terupdate setiap


bulan

2. SPO pemanfaatan ambulan

3. Jejaring dengan rumah sakit lain yang punya ambulan


(kesepakatan tertulis) dan tercatat di direktori
komunikasi

4. SK bahwa “tidak meminta bayaran untuk


gawat‐darurat dengan kasus BPJS”

5. Daftar golden period kasus yang akan dijemput – Dibuat


daftar lama waktu penjemputan golden period
(disesuaikan dengan tools akreditasi terkait ambulans)

6. Biaya operasional yang tersedia setiap saat dibutuhkan


(Supir dan BBM)

Apakah terdapat daftar sebagai berikut dalam ambulan atau


di tempel di ruang UGD

1. Daftar alat yang sesuai


2. Daftar obat yang sesuai
3. Daftar tenaga kesehatan terampil yang ikut
menangani
4. Alat komunikasi

5. Standar pelayanan medis didalam ambulan


Total Standar Kinerja
Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T
STANDAR PROSES

0 0.00 ###

0 0.00

Nilai
Standar Proses
2 2 Total Standar Kinerja
2 2 Total Diobservasi
0 0.00 Total Pencapaian
0% 0% % Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T
STANDAR PROSES

0 0.00 ###

0 0.00

Nilai
Standar Proses
2 2 Total Standar Kinerja
2 2 Total Diobservasi
0 0.00 Total Pencapaian
0% 0% % Pencapaian
NILAI
CATATAN
STANDAR PROSES

0 0.00 ###

0 0.00

Nilai
Standar Proses
2 2
2 2
0 0.00
0% 0%
NO

PELAYANAN JEJARING SISTEM RUJUKAN


KEGAWATDARURATAN IBU DAN BBL

PENERIMAAN AWAL GAWAT DARURAT


DAN KESIAPAN UGD 24 JAM

PEMANFAATAN AMBULAN KEGAWAT‐


DARURATAN IBU DAN BBL

AUDIT MATERNAL PERINATAL


SURVAILANCE DAN RESPON (AMP-SR)

2
AKUNTABILITAS PUBLIK

PEMBINAAN KUALITAS PELAYANAN

RUJUKAN KEMBALI

3
AUDIT MATERNAL PERINATAL SURVAILANCE DAN RESPON (A
SR)

STANDAR KINERJA

Identifikasi kematian di RS

Berperan‐serta dalam Proses AMP

Memanfaatkan Hasil AMP


Pendampingan ke :
T MATERNAL PERINATAL SURVAILANCE DAN RESPON (AMP- Tanggal Assesement :
SR)
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T

Mengecek apakah tersedia data:

1. Setiap kematian ibu dan neonatal dilaporkan di dalam


MPDN

2. Laporan kronologi kasus dan identifikasi semua kematian


Maternal di semua bangsal RS

3. Laporan kronologi kasus dan identifikasi semua kematian


Neonatal di semua bangsal RS

4. Laporan kematian ke Dinas Kesehatan Setempat dalam


1x24 jam

5. Laporan identifikasi kematian dilaporkan ke Direktur dan


Pemilik (lamanya akan dcari informasinya)

Melihat apakah RS :

1.  Ikut memberi informasi pada form otopsi verbal (Form


OVM dan OVP) dari Puskesmas

2.  Mengisi Format Rekam Medis (Form RMM dan RMP)

3.  Mengirim Format Rekam Medis ke Dinas Kesehatan


setelah dilakukan audit medik di RS manual / elektronik

Melihat Dokumen ‐ dokumen Perencanaan Berkaitan


dengan gawat darurat yang berisi:

1.  RTL AMP untuk RS dilaksanakan di RS


2.  RS membuat Usulan Perbaikan ke Dinas Kesehatan /
PEMDA

3.  RS membuat usulan rekomendasi untuk stakeholder


terkait (jika ada), serta kepada Organisasi Profesi yang
terkait

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T
STANDAR PROSES

0 0.00 ###

0 0.00 ###

0 0.00 ###
Nilai
Standar Proses
3 3 Total Standar Kinerja
0 0 Total Diobservasi
0 0.00 Total Pencapaian
0% 0% % Pencapaian
Pendampingan
Tanggalke :
Self
Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T
STANDAR PROSES

0 0.00 ###

0 0.00 ###

0 0.00 ###
Nilai
Standar Proses
3 3 Total Standar Kinerja
0 0 Total Diobservasi
0 0.00 Total Pencapaian
0% 0% % Pencapaian
NILAI
CATATAN
STANDAR PROSES

0 0.00 ###

0 0.00 ###

0 0.00 ###
Nilai
Standar Proses
3 3
0 0
0 0.00
0% 0%
NO

PELAYANAN JEJARING SISTEM RUJUKAN


KEGAWATDARURATAN IBU DAN BBL

PENERIMAAN AWAL GAWAT DARURAT


DAN KESIAPAN UGD 24 JAM 2

PEMANFAATAN AMBULAN KEGAWAT‐


DARURATAN IBU DAN BBL

AUDIT MATERNAL PERINATAL


SURVAILANCE DAN RESPON (AMP-SR)

AKUNTABILITAS PUBLIK

PEMBINAAN KUALITAS PELAYANAN

RUJUKAN KEMBALI
3
AKUNTABILITAS PUBLIK

STANDAR KINERJA

Pemanfaatan Maklumat Pelayanan

Tersedianya Mekanisme Umpan Balik


Rekomendasi Moni‐ toring/ Survey Kepuasan Pelayanan
ditindaklanjuti oleh Rumahsakit

Catatan: Monitor‐ ing Pelayanan dapat difasilitasi oleh


rumahsakit atau dilakukan pihak external (Perguruan
Tinggi/Organisasi Masyarakat) secara regular setidaknya satu
tahun sekali (Sesuai PerMen PAN RB No.14/2017)
Pendampingan ke :
AKUNTABILITAS PUBLIK Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T

Melakukan Pengecekan apakah:

1.  Maklumat Pelayanan terpasang pada tempat yang


mudah diakses oleh pasien-keluarga-masyarakat

2.  Maklumat Pelayanan sesuai dengan kompetensi RS

3.  Membagikan / mensosialisasikan pengumuman Maklumat


Pelayanan ke jejaring

1.  Tersedia SOP Pengelolaan pengaduan dan umpanbalik


pasien

2.  Memantau apakah tersedia SOP: (pada a/b/c/d/e,


(minimal ada satu kriteria memenuhi)

a. Kartu Penilaian Komunitas (CSC)


b. Tersedia meja pengaduan dan petugas yang
ditunjuk (dengan Keputusan Pimpinan RS)

c. Tersedia saluran informasi dan pengaduan

d.  Pemanfaatan hotline RS / Kabupaten

e.  Kotak saran yang berfungsi

f.  Pertemuan yang diselenggarakan antara pihak


Rumah sakit dengan stakeholder

3.  Dokumentasi penerimaan dan pembahasan complain


atau pengaduan

4.  Dokumen rencana tindak lanjut


Melihat apakah tersedia:

1.   RS menyelenggarakan survey kepuasan pelanggan


secara berkala
2.  Survey kepuasan diselenggarakan oleh Tim yang ditugas
oleh pimpinan Rumah sakit
3.  Laporan Survey Kepuasan yang disampaikan oleh
Pelaksana kepada Manajemen Rumah Sakit

4.  Rekomendasi (di luar kewenangan dan kompetensi


rumahsakit) dari survey kepuasan disampaikan kepada
stakeholders terkait (Dinas Kesehatan, Organisasi
Profesi, maupun Masyarakat)

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T
STANDAR PROSES

0 0.00
###

0 0.00
###
0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
3 3 Total Standar Kinerja
0 0 Total Diobservasi
0 0.00 Total Pencapaian
0% 0% % Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T
STANDAR PROSES

0 0.00
###

0 0.00
###
0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
3 3 Total Standar Kinerja
2 2 Total Diobservasi
0 0.00 Total Pencapaian
0% 0% % Pencapaian
NILAI
CATATAN
STANDAR PROSES

0 0.00
###

0 0.00
###
0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
3 3
2 2
0 0.00
0% 0%
NO

PELAYANAN JEJARING SISTEM RUJUKAN


KEGAWATDARURATAN IBU DAN BBL

PENERIMAAN AWAL GAWAT DARURAT


DAN KESIAPAN UGD 24 JAM

PEMANFAATAN AMBULAN KEGAWAT‐


DARURATAN IBU DAN BBL
2
AUDIT MATERNAL PERINATAL
SURVAILANCE DAN RESPON (AMP-SR)

AKUNTABILITAS PUBLIK

PEMBINAAN KUALITAS PELAYANAN

RUJUKAN KEMBALI
PEMBINAAN KUALITAS PELAYANAN

STANDAR KINERJA

Pembinaan Fasilitas dibawahnya secara teratur

Catatan: Pembinaan dapat berupa magang, pelatihan,


pendampingan, seminar, koordinasi dengan organisasi profesi
(SE Sekjen Kemenkes No.548 tahun 2020 tentang
Peningkatan Peran Rumahsakit dalam Percepatan Penurunan
AKI dan AKB yg ditandatangani Sekjen Kemenkes dan
ditujukan kepada direktur RS seluruh Indonesia)

Pelayanan Screening Pencegahan Gawat Darurat


(Berdasarkan Perjanjian Kerjasama jejaring rujukan yang
disepakati antar Faskes dan Dinas Kesehatan serta Organisasi
Profesi pada masing-masing daerah) -> untuk direview ulang
apakah bisa konsepnya menjadi bentuk konsultasi via
WA/media komunikasi yang lain. Terdapatnya data
berjalannya proses konsultasi via medsos dari FKTP ke
FKRTL?
Pendampingan ke :
PEMBINAAN KUALITAS PELAYANAN Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T

Melakukan pengecekan terhadap tersedianya:

1. Jadwal dan dokumentasi Pembinaan RS ke FKTP


jejaring tahun berjalan

2. Jadwal dan dokumentasi Magang dari FKTP Jejaring di


RS pembinaannya

3. Jadwal dan dokumen Pembinaan Rumah sakit ke RS


jejaring atau FKTP (berdasarkan mapping faskes dan
tertuang didalam perjanjian kerjasama) tahun berjalan
(Sesuai dengan Perjanjian Kerjasama Rujukan)

Melakukan pengecekan terhadap tersedianya

1. Jadwal Kunjungan dan dokumen Pelayanan ke FKTP

2. Daftar klien dengan kasus yang perlu dirujuk

3. Catatan Jawaban Rujukan dari fasilitas di bawahnya


dalam jejaring (elektronik)

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T
STANDAR PROSES

0 0.00 ###

0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
2 2 Total Standar Kinerja
0 0 Total Diobservasi
0 0.00 Total Pencapaian
0% 0% % Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T
STANDAR PROSES

0 0.00 ###

0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
2 2 Total Standar Kinerja
0 0 Total Diobservasi
0 0.00 Total Pencapaian
0% 0% % Pencapaian
NILAI
CATATAN
STANDAR PROSES

0 0.00 ###

0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
2 2
0 0
0 0.00
0% 0%
NO

PELAYANAN JEJARING SISTEM RUJUKAN


KEGAWATDARURATAN IBU DAN BBL

PENERIMAAN AWAL GAWAT DARURAT


DAN KESIAPAN UGD 24 JAM 2

PEMANFAATAN AMBULAN KEGAWAT‐


DARURATAN IBU DAN BBL

AUDIT MATERNAL PERINATAL


SURVAILANCE DAN RESPON (AMP-SR)

AKUNTABILITAS PUBLIK

PEMBINAAN KUALITAS PELAYANAN

RUJUKAN KEMBALI
RUJUKAN KEMBALI

STANDAR KINERJA

Persiapan Rujukan Kembali untuk ibu/ BBL Mempersiapkan


FKTP dan Mempersiapkan Pasien Untuk Pasien dan keluarga
(Memastikan pasien dapat dikembalikan ke faskes pengirim
dalam kondisi yang aman)

Rujukan Kembali dilaksanakan:

(Memperiapkan FKTP/RS pengirim)

Dapat menjadi bagian dari mekanisme komunikasi dan


pelaporan yang tertuang dalam perjanjian kerjasama rujukan
antar faskes
Pendampingan ke :
RUJUKAN KEMBALI Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

KRITERIA VERIFIKASI Y/T

Melakukan pengecekan pada kegiatan sebagai berikut:

1.  Konseling/edukasi persiapan pasien pulang per orangan


(dokumen verifikasi: lembar asuhan keperawatan)

2.  Materi KIE konseling

3.  Catatan/laporan pelaksanaan konseling

Melakukan verifikasi pada:

1.  Arsip Rujukan Kembali

2.  Media komunikasi apa yang dilakukan antara FKRTL ke


fasyankes pengirim? Apakah ada feedback dari RS tujuan
rujukan mengenai tata kelola pasien di RS rujukan kepada
fasyankes pengirim

3.  Tindak lanjut pengelolaan di FKTP/RS

4.  Buku KIA pasien kontrol


5.  Komunikasi rujukan kembali kepada perujuk (Database
TIK)

Total Standar Kinerja


Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T
STANDAR PROSES

0 0.00
###

0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
2 2 Total Standar Kinerja
0 0 Total Diobservasi
0 0.00 Total Pencapaian
0% 0% % Pencapaian
Pendampingan ke :
Tanggal Assesement :
Tanggal Verifikasi :

NILAI
CATATAN Y/T
STANDAR PROSES

0 0.00
###

0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
2 2 Total Standar Kinerja
0 0 Total Diobservasi
0 0.00 Total Pencapaian
0% 0% % Pencapaian
NILAI
CATATAN
STANDAR PROSES

0 0.00
###

0 0.00
###

Nilai
Standar Proses
2 2
0 0
0 0.00
0% 0%
MATERNAL

STANDAR
Pendampingan Tanggal Self Tanggal Verifikasi Respon
ke Assesement Emergensi

P1 21/01/2022 30/12/1899 7

P2 30/12/1899 30/12/1899 7

P3 30/12/1899 30/12/1899 7

PROSES
Pendampingan Tanggal Self Respon
Tanggal Verifikasi
ke Assesement Emergensi

P1 21/01/2022 30/12/1899 7

P2 30/12/1899 30/12/1899 7

P3 30/12/1899 30/12/1899 7

NEONATAL
NEONATAL

STANDAR
Pendampingan Tanggal Self Respon
ke Assesement Tanggal Verifikasi Emergensi

P1 30/12/1899 30/12/1899 6

P2 30/12/1899 30/12/1899 6

P3 30/12/1899 30/12/1899 6

PROSES
Pendampingan Tanggal Self Respon
ke Assesement Tanggal Verifikasi Emergensi

P1 30/12/1899 30/12/1899 6

P2 30/12/1899 30/12/1899 6

P3 30/12/1899 30/12/1899 6

TATA KELOLA KLINIS

STANDAR TOTAL STANDARD K


Pendampingan Tanggal Self Tanggal Verifikasi Evaluasi
ke Assesement Kinerja

P1 30/12/1899 30/12/1899 4

P2 30/12/1899 30/12/1899 4

P3 30/12/1899 30/12/1899 4

PROSES TOTAL PROSE

Pendampingan Tanggal Self Evaluasi


ke Assesement Tanggal Verifikasi Kinerja

P1 30/12/1899 30/12/1899 4

P2 30/12/1899 30/12/1899 4

P3 30/12/1899 30/12/1899 4

PENCEGAHAN INFEKSI

STANDAR TOTAL

Pendampingan Tanggal Self Kamar Bersalin


Tanggal Verifikasi dan Ruang
ke Assesement Nifas

P1 17/12/2021 22/12/2021 8
P2 30/12/1899 30/12/1899 8

P3 30/12/1899 30/12/1899 8

PROSES
Kamar Bersalin
Pendampingan Tanggal Self Tanggal Verifikasi dan Ruang
ke Assesement Nifas

P1 30/12/1899 30/12/1899 8

P2 30/12/1899 30/12/1899 8

P3 30/12/1899 30/12/1899 8

JEJARING RUJUKAN GADAR


MATNEO

STANDAR
Pendampingan Tanggal Self Jejaring
Tanggal Verifikasi
ke Assesement rujukan
P1 30/12/1899 30/12/1899 4
P2 30/12/1899 30/12/1899 4
P3 30/12/1899 30/12/1899 4

PROSES
Pendampingan Tanggal Self Jejaring
Tanggal Verifikasi
ke Assesement rujukan
P1 30/12/1899 30/12/1899 4
P2 30/12/1899 30/12/1899 4
P3 30/12/1899 30/12/1899 4
TABEL REKAPITULASI ALAT PANTAU KI

TOTAL STANDARD KINERJA (ST) TOTAL ST

PPH PEB/Eklampsi Sepsis Persalinan Persalinan TOTAL


Maternal Macet Prematur STANDAR

12 13 12 13 8 65

12 13 12 13 8 65

12 13 12 13 8 65

TOTAL PROSES (P) TOTAL ST

Sepsis Persalinan Persalinan TOTAL


PPH PEB/Eklampsi
Maternal Macet Prematur STANDAR

12 13 12 13 8 65

12 13 12 13 8 65

12 13 12 13 8 65
TOTAL STANDARD

Neonatus
Resusitasi Sepsis
Neoantus Kejang Dehidrasi Neonatus Asfiksia dengan COVID-
19

11 11 11 11 6 10

0 11 11 11 6 10

0 11 11 11 6 10

TOTAL PROS

Neonatus
Resusitasi Sepsis
Neoantus Kejang Dehidrasi Neonatus Asfiksia dengan COVID-
19

11 11 11 11 6 10

0 11 11 11 6 10

0 11 11 11 6 10

TOTAL STANDARD KINERJA (ST) TOTAL ST TOTAL STANDAR OBSERVASI(SO)


Peningkatan Pemberdayaan Peningkatan Pemberdayaan
Mutu & Pasien, TOTAL Evaluasi Mutu & Pasien,
Keselamatan Keluarga & STANDAR Kinerja Keselamatan Keluarga &
Pasien Masyarakat Pasien Masyarakat

6 5 15 0 0 0

6 5 15 0 0 0

6 5 15 0 0 0

TOTAL PROSES (P) TOTAL P TOTAL PROSES OBSERVASI (PO)

Peningkatan Pemberdayaan Peningkatan Pemberdayaan


Mutu & Pasien, TOTAL Evaluasi Mutu & Pasien,
Keselamatan Keluarga & STANDAR Kinerja Keselamatan Keluarga &
Pasien Masyarakat Pasien Masyarakat

6 5 15 0 0 0

6 5 15 0 0 0

6 5 15 0 0 0

TOTAL STANDARD KINERJA (ST) TOTAL ST TO

Ruang Gawat Tetakelola PI TOTAL Kamar Bersalin


Ruang Perina Kamar Operasi Pencegahan dan Ruang
Darurat COVID19 STANDAR Nifas

6 6 6 4 30 0
6 6 6 4 30 0

6 6 6 4 30 0

TOTAL PROSES (P) TOTAL P T

Tetakelola PI Kamar Bersalin


Ruang Perina Kamar Operasi Ruang Gawat Pencegahan TOTAL dan Ruang
Darurat COVID19 STANDAR Nifas

6 6 6 4 30 0

6 6 6 4 30 0

6 6 6 4 30 0

TOTAL STANDARD KINERJA (ST)

Kesiapan UGD Ambulan Akuntabilitas Rujukan


AMPSR Pembinaan
24 Jam Gadar Publik Kembali
2 2 3 3 2 2
2 2 3 3 2 2
2 2 3 3 2 2

TOTAL PROSES (P)


Kesiapan UGD Ambulan Akuntabilitas Rujukan
AMPSR Pembinaan
24 Jam Gadar Publik Kembali
2 2 3 3 2 2
2 2 3 3 2 2
2 2 3 3 2 2
PANTAU KINERJA KLINIS RUMAH SAKIT

TOTAL STANDAR OBSERVASI(SO)

Respon PPH PEB/Eklampsi Sepsis Maternal Persalinan Macet


Emergensi

1 0 0 0 0

1 0 0 0 0

2 0 0 0 0

TOTAL PROSES OBSERVASI (PO)

Respon
PPH PEB/Eklampsi Sepsis Maternal Persalinan Macet
Emergensi

1 0 0 0 0

1 0 0 0 0

2 0 0 0 0
TOTAL STANDARD KINERJA (ST)

Hipotermi Hipoglikemi Hiperbilirubinemia IMD & ASI Ekslusif Tatakelola ASI

10 11 2 5 1

10 11 2 5 1

10 11 2 5 1

TOTAL PROSES (P)

Hipotermi Hipoglikemi Hiperbilirubinemia IMD & ASI Ekslusif Tatakelola ASI

10 11 2 5 1

10 11 2 5 1

10 11 2 5 1

TOTAL SO CAPAIAN STANDAR TOTAL CAPAIAN


Pemberdayaan
TOTAL Evaluasi Kinerja Peningkatan Mutu & Pasien, Keluarga TOTAL NILAI
STANDARD Keselamatan Pasien CAPAIAN
& Masyarakat

0 0 0 0 0

0 0 0 0 0

0 0 0 0 0

TOTAL PO CAPAIAN PROSES TOTAL CAPAIAN

Pemberdayaan
TOTAL Peningkatan Mutu & TOTAL NILAI
STANDARD Evaluasi Kinerja Keselamatan Pasien Pasien, Keluarga CAPAIAN
& Masyarakat

0 0.00 0.00 0.00 0.00

0 0.00 0.00 0.00 0.00

0 0.00 0.00 0.00 0.00

TOTAL STANDAR OBSERVASI(SO) TOTAL SO

Ruang Gawat Tetakelola PI


Ruang Perina Kamar Operasi Pencegahan TOTAL STANDARD
Darurat COVID19

0 0 1 0 1
0 0 0 0 0

0 0 0 0 0

TOTAL PROSES OBSERVASI (PO) TOTAL PO

Tetakelola PI
Ruang Perina Kamar Operasi Ruang Gawat Pencegahan TOTAL STANDARD
Darurat COVID19

0 0 1 0 1

0 0 0 0 0

0 0 0 0 0

TOTAL ST TOTAL STANDAR OBSERVASI(SO)

Kesiapan UGD 24 Ambulan


TOTAL STANDAR Jejaring rujukan AMPSR
Jam Gadar
18 0 0 2 0
18 1 0 2 0
18 1 0 2 0

TOTAL P TOTAL PROSES OBSERVASI (PO)


Kesiapan UGD 24 Ambulan
TOTAL STANDAR Jejaring rujukan AMPSR
Jam Gadar
18 0 0 2 0
18 1 0 2 0
18 1 0 2 0
TOTAL SO CAPAIAN STANDAR

Persalinan TOTAL Respon PPH PEB/Eklampsi Sepsis


Prematur STANDARD Emergensi Maternal

0 1 0 0 0 0

0 1 0 0 0 0

0 2 0 0 0 0

TOTAL PO CAPAIAN PROSES

Persalinan TOTAL Respon Sepsis


PPH PEB/Eklampsi
Prematur STANDARD Emergensi Maternal

0 1 0.00 0.00 0.00 0.00

0 1 0.00 0.00 0.00 0.00

0 2 0.00 0.00 0.00 0.00


TOTAL ST

TOTAL Respon Resusitasi


PMK BBLR STANDAR Emergensi Neoantus Kejang

7 4 106 1 0 0

7 4 95 1 0 0

7 4 95 1 0 0

TOTAL ST

TOTAL Respon Resusitasi


PMK BBLR STANDAR Emergensi Neoantus Kejang

7 4 106 1 0 0

7 4 95 1 0 0

7 4 95 1 0 0

PERSENTASE CAPAIAN STANDAR PER


INSTRUMEN (ST/ SO)
Peningkatan Pemberdayaan
Evaluasi Kinerja Mutu & Pasien, CAPAIAN
Keselamatan Keluarga & STANDAR
Pasien Masyarakat

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

PERSENTASE CAPAIAN PROSES PER


INSTRUMEN (ST/ SO)

Persalinan
MacetPeningka Pemberdayaan CAPAIAN
Pasien,
Evaluasi Kinerja tan Mutu &
Keselamatan
Keluarga & PROSES
Pasien Masyarakat

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

TOTAL
CAPAIAN STANDAR CAPAIAN

Kamar Bersalin Ruang Gawat Tetakelola PI TOTAL NILAI


Ruang Perina Kamar Operasi Pencegahan
dan Ruang Nifas Darurat COVID19 CAPAIAN

0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0

TOTAL
CAPAIAN PROSES CAPAIAN

Tetakelola PI
Kamar Bersalin Ruang Perina Kamar Operasi Ruang Gawat Pencegahan TOTAL NILAI
dan Ruang Nifas Darurat COVID19 CAPAIAN

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

BSERVASI(SO) TOTAL SO

Akuntabilitas Rujukan TOTAL Jejaring Kesiapan UGD


Pembinaan
Publik Kembali STANDARD rujukan 24 Jam
0 0 0 2 0 0
2 0 0 5 0 0
2 0 0 5 0 0

SERVASI (PO) TOTAL PO


Akuntabilitas Rujukan TOTAL Jejaring Kesiapan UGD
Pembinaan
Publik Kembali STANDARD rujukan 24 Jam
0 0 0 2 0.00 0.00
2 0 0 5 0.00 0.00
2 0 0 5 0.00 0.00
TOTAL
NDAR CAPAIAN PERSENTASE CAPAIAN STANDAR PER INS

Persalinan Persalinan TOTAL NILAI Respon PPH PEB/Eklampsi


Macet Prematur CAPAIAN Emergensi

0 0 0 0% #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 0% #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 0% #DIV/0! #DIV/0!

TOTAL
OSES CAPAIAN PERSENTASE CAPAIAN PROSES PER INST

Persalinan Persalinan TOTAL NILAI Respon


PPH PEB/Eklampsi
Macet Prematur CAPAIAN Emergensi

0.00 0.00 0.00 0% #DIV/0! #DIV/0!

0.00 0.00 0.00 0% #DIV/0! #DIV/0!

0.00 0.00 0.00 0% #DIV/0! #DIV/0!


TOTAL STANDAR OBSERVASI(SO)

Neonatus
Sepsis
Dehidrasi Neonatus Asfiksia dengan COVID- Hipotermi Hipoglikemi
19

0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0

TOTAL PROSES OBSERVASI (PO)

Neonatus
Sepsis
Dehidrasi Neonatus Asfiksia dengan COVID- Hipotermi Hipoglikemi
19

0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0
PERSENTASE CAPAIAN STANDAR PER INSTRUMEN (ST/ SO)

Kamar Bersalin Ruang Gawat Tetakelola PI CAPAIAN


dan Ruang Ruang Perina Kamar Operasi Pencegahan
Nifas Darurat COVID19 STANDAR
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! 0%
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

PERSENTASE CAPAIAN PROSES PER INSTRUMEN (ST/ SO)

Kamar Bersalin Tetakelola PI CAPAIAN


dan Ruang Ruang Perina Kamar Operasi Ruang Gawat Pencegahan
Nifas Darurat COVID19 PROSES
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! 0%

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

TOTAL
CAPAIAN STANDAR CAPAIAN

Ambulan Akuntabilitas Rujukan TOTAL NILAI


AMPSR Pembinaan
Gadar Publik Kembali CAPAIAN
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0

TOTAL
CAPAIAN PROSES CAPAIAN
Ambulan Akuntabilitas Rujukan TOTAL NILAI
AMPSR Pembinaan
Gadar Publik Kembali CAPAIAN
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
AN STANDAR PER INSTRUMEN (ST/ SO)

Sepsis Persalinan Persalinan CAPAIAN


Maternal Macet Prematur STANDAR
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0%

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0%

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0%

IAN PROSES PER INSTRUMEN (ST/ SO)

Sepsis Persalinan Persalinan CAPAIAN


Maternal Macet Prematur PROSES
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0%

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0%

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0%


TOTAL SO

Hiperbilirubine IMD & ASI TOTAL


mia Ekslusif Tatakelola ASI PMK BBLR STANDARD

0 0 0 0 0 1

0 0 0 0 0 2

0 0 0 0 0 2

TOTAL PO

Hiperbilirubine IMD & ASI TOTAL


mia Ekslusif Tatakelola ASI PMK BBLR STANDARD

0 0 0 0 0 1

0 0 0 0 0 2

0 0 0 0 0 2
PERSENTASE CAPAIAN STANDAR PER INSTRUMEN (ST/ SO)

Jejaring Kesiapan UGD Ambulan Akuntabilitas


AMPSR Pembinaan
rujukan 24 Jam Gadar Publik
#DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0% #DIV/0! 0% #DIV/0! 0% #DIV/0!
0% #DIV/0! 0% #DIV/0! 0% #DIV/0!

PERSENTASE CAPAIAN PROSES PER INSTRUMEN (ST/ SO)


Jejaring Kesiapan UGD Ambulan Akuntabilitas
AMPSR Pembinaan
rujukan 24 Jam Gadar Publik
#DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0% #DIV/0! 0% #DIV/0! 0% #DIV/0!
0% #DIV/0! 0% #DIV/0! 0% #DIV/0!
CAPAIAN STANDAR

Neonatus
Respon Resusitasi Sepsis
Emergensi Neoantus Kejang Dehidrasi Neonatus Asfiksia dengan
COVID-19

0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0

CAPAIAN PROSES

Neonatus
Respon Resusitasi Sepsis
Emergensi Neoantus Kejang Dehidrasi Neonatus Asfiksia dengan
COVID-19

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00


SO)

Rujukan CAPAIAN
Kembali STANDAR
#DIV/0! 0%
#DIV/0! 0%
#DIV/0! 0%

O)
Rujukan CAPAIAN
Kembali PROSES
#DIV/0! 0%
#DIV/0! 0%
#DIV/0! 0%
APAIAN STANDAR

Hiperbilirubi IMD & ASI Tatakelola


Hipotermi Hipoglikemi nemia Ekslusif ASI PMK BBLR

0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0

CAPAIAN PROSES

Hiperbilirubi IMD & ASI Tatakelola


Hipotermi Hipoglikemi nemia Ekslusif ASI PMK BBLR

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00


TOTAL
CAPAIAN PERSENTASE CAPAIAN STAND

TOTAL NILAI Respon Resusitasi Sepsis


CAPAIAN Emergensi Neoantus Kejang Dehidrasi Neonatus Asfiksia

0 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0% #DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! #DIV/0!

0 0% #DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! #DIV/0!

TOTAL
CAPAIAN PERSENTASE CAPAIAN PROSE

TOTAL NILAI Respon Resusitasi Sepsis


CAPAIAN Emergensi Neoantus Kejang Dehidrasi Neonatus Asfiksia

0.00 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0.00 0% #DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! #DIV/0!

0.00 0% #DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! #DIV/0!


NTASE CAPAIAN STANDAR PER INSTRUMEN (ST/ SO)

Neonatus
Hiperbilirubi IMD & ASI Tatakelola
dengan Hipotermi Hipoglikemi nemia Ekslusif ASI PMK
COVID-19

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

NTASE CAPAIAN PROSES PER INSTRUMEN (ST/ SO)

Neonatus
Hiperbilirubi IMD & ASI Tatakelola
dengan Hipotermi Hipoglikemi nemia Ekslusif ASI PMK
COVID-19

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


BBLR
CAPAIAN
STANDAR
#DIV/0! 0%

#DIV/0! 0%

#DIV/0! 0%

BBLR
CAPAIAN
PROSES
#DIV/0! 0%

#DIV/0! 0%

#DIV/0! 0%
grafik standar instrumen maternal

Respon PPH PEB/ Sepsis Persalinan Persalinan


Emergensi Eklampsi Maternal Macet Prematur

P1 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


P2 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
P3 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

grafik standar instrumen tatakeola

Peningkata Pemberday
Evaluasi n Mutu & aan Pasien, Total
Kinerja Keselamata Keluarga &
n Pasien Masyarakat

P1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


P2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
P3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

grafik standar instrumen PI

Tetakelola
Kamar Ruang
Bersalin dan Ruang Kamar Gawat PI Total
Perina Operasi Pencegaha
Ruang Nifas Darurat n COVID19

P1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! 0%


P2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
P3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

GRAFIK TOTAL STANDAR DAN PROSES

MATERNAL NEONATAL TATAKELOLA KLINIS


STANDAR PROSES STANDAR PROSES STANDAR PROSES
P1 0% 0% 0% 0% #DIV/0! #DIV/0!
P2 0% 0% 0% 0% #DIV/0! #DIV/0!
P3 0% 0% 0% 0% #DIV/0! #DIV/0!
Neonatal standar

Respon Resusitasi Sepsis


Kejang Dehidrasi Asfiksia
Emergensi Neoantus Neonatus

P1 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


P2 0% #DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! #DIV/0!
P3 0% #DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! #DIV/0!

proses

Respon Resusitasi Kejang Dehidrasi Sepsis Asfiksia


Emergensi Neoantus Neonatus

P1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


P2 #DIV/0! 0% #DIV/0! 0% #DIV/0! #DIV/0!
P3 #DIV/0! 0% #DIV/0! 0% #DIV/0! #DIV/0!

standar rujukan

Jejaring Kesiapan Ambulan Akuntabili Pembinaa


rujukan UGD 24 Jam Gadar AMPSR tas Publik n

P1 #DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


P2 0% #DIV/0! 0% #DIV/0! 0% #DIV/0!
P3 0% #DIV/0! 0% #DIV/0! 0% #DIV/0!

proses rujukan

Jejaring Kesiapan Ambulan Akuntabili Pembinaa


rujukan UGD 24 Jam Gadar AMPSR tas Publik n

P1 #DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


P2 0% #DIV/0! 0% #DIV/0! 0% #DIV/0!
P3 0% #DIV/0! 0% #DIV/0! 0% #DIV/0!
grafik capaian standar kinerja klinis maternal

Total

0% 0%0%0%
0% i i l
ns H ps na
g e PP m er
0% er k la at
Em /E M an
B i s l in
on PE ps sa
sp Se Pe
r
Re

Chart Title
P1 P2 P3
1200%

1000%

800%

600%

400%

200%

0%
rja ie
n
i ne Pa
s
iK n ya
as a as
lu at M
a m &
Ev la ga
se ar
Ke u
& el
u ,K
ut i e n
M
200%

0%
rja ie
n
i ne Pa
s
iK ya
as an as
lu at M
a m &
Ev la a
ese rg
K l ua
& e
u ,K
ut i en
M s
an Pa
kat a n
ng ya
ni rda
Pe be
m
Pe

Char t Title
P1 P2 P3
100%
80%
60%
40%
20% 0%
0%
s a i
fa rin as
Ni Pe per
g g O Da
an an ar at
Ru R u m w
da
n Ka Ga
g
li n an
sa Ru
B er
ar
m
Ka

100%
PENCEGAHAN INFEKSI TOTAL 90%
STANDAR PROSES STANDAR PROSES 80%
0% 0% #DIV/0! #DIV/0! 70%
60%
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 50%
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 40%
30%
20%
10%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
0%
STANDAR PROSES STANDAR PROSES
MATERNAL NEONATAL
Neonatus
Hiperbilirubi IMD & ASI Tatakelola
dengan Hipotermi Hipoglikemi PMK
COVID-19 nemia Ekslusif ASI

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Neonatus
dengan Hipotermi Hipoglikemi Hiperbilirubi IMD & ASI Tatakelola PMK
nemia Ekslusif ASI
COVID-19

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Rujukan
Kembali TOTAL

#DIV/0! 0%
#DIV/0! 0%
#DIV/0! 0%

Rujukan
Kembali TOTAL

#DIV/0! 0%
#DIV/0! 0%
#DIV/0! 0%
inerja klinis maternal P1 P2

0% 0%0%
i l et r l
ps rna ac at
u ota
m e T
la at M em
Ek M an Pr
B/ i s l in an
ps sa in
Se Pe
r
al
rs
Pe

Chart Title
P1 P2 P3

n t l
ie ka ta
Pa
s
a ra To
an a sy
at M
l am &
se ga
Ke uar
el
n,K
i e
n at l
ie ak ta
Pa
s
a r To
an a sy
at M
l am a
&
ese rg
K l ua
e
,K
s i en
Pa
a n
ya
rda
be
m
Pe

Char t Title
P1 P2 P3

0% 0%
i t 9 l
na as ra D1 ta
per a ru VI To
ar
O
a tD n
CO
m w ha
Ka Ga a
g eg
an nc
Ru Pe
PI
a
ol
kel
a
T et

Char t Title
P1 P2 P3

0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
PROSES STANDAR PROSES STANDAR PROSES STANDAR PROSES STANDAR PROSES
AL NEONATAL TATAKELOLA KLINIS PENCEGAHAN INFEKSI TOTAL

Char t Title
P1 P2 P3
Char t Title
P1 P2 P3
100%
80%
60%
40%
BBLR TOTAL 20%
0% 0% 0% 0%0% 0%
0%
0%
0%
is i s i i f I
n
s
tu jan
g as atu ksia -19 rm em mia lusi AS
K LR TAL
#DIV/0! 0% g e n dr fi D e k e s a PM BB
er eo
a Ke ehi eon As OVI pot gl
i in Ek elo
l TO
#DIV/0! 0% Em s i N D
s N
n
C Hi i po lirub AS I a k
on ta si a H bi
& Ta
t
sp usi ep e ng er D
#DIV/0! 0% R e s S d H i p
IM
Re us
nat
o
Ne

BBLR
CAPAIAN
PROSES Char t Title
P1 P2 P3
#DIV/0! 0% 100%
#DIV/0! #DIV/0! 80%
#DIV/0! #DIV/0! 60%
40%
20%
0%
0% 0%
0% 0%
0%
tu
s
ns
ig si tus i
sia -19 rm em mia lusi
i f
AS
I K LR
an ra PM BB OS E
an Kej hid ona sfik VID ote
ge ik ine s l a
er
eo e A g l E k lo PR
Em s i N De CO Hip ipo irub S I ake
n s i sN a n H i l A t IAN
o ta p g er
b & Ta PA
sp usi Se en ip IMD
R e es s d H CA
R tu
ona
Ne

Char t Title
P1 P2 P3
100%
80%
60%
40%
20%
0%0% 0%0%0% 0%0% 0%0%0%
0%
n m n R lik n l i L
ka Ja la PS ub na
a ba TA
uju
24 bu dar M P bi m TO
g
r
D Am G a A
ta
s m Ke
rin UG i li Pe ka
n
ja
an tab ju
Je n R u
i ap ku
60%
40%
20%
0%0% 0%0%0% 0%0% 0%0%0%
0%
n m n R lik n li L
ka Ja la PS ub na
a ba TA
uju
24 bu dar M P bi m TO
g
r
D Am G a A
ta
s m Ke
rin UG i li Pe an
ja ab j uk
Je an un
t
Ru
s i ap Ak
Ke

Char t Title
P1 P2 P3
100%
80%
60%
40%
20%
0%0% 0%0%0% 0%0% 0%0%0%
0%
n m n R lik n li L
ka Ja la PS ub na
a ba TA
uju
24 bu dar M P bi m TO
g
r
D Am Ga A
ta
s m Ke
in UG i li Pe an
jar ab j uk
J e an un
t
Ru
s i ap Ak
Ke
grafiK PROSES instrumen maternal

Respon PEB/ Sepsis Persalinan Persalinan


PPH
Emergensi Eklampsi Maternal Macet Prematur
P1 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
P2 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
P3 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

grafiK PROSES instrumen TATAKELOLA

Peningkatan Pemberdaya
Evaluasi Mutu & an Pasien,
Total
Kinerja Keselamatan Keluarga &
Pasien Masyarakat

P1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


P2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
P3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
grafiK PROSES instrumen PI

Kamar Ruang Tetakelola


Ruang Kamar PI
Bersalin dan Gawat Total
Ruang Nifas Perina Operasi Darurat Pencegahan
COVID19

P1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0% #DIV/0! 0%


P2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
P3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

PROSES
AL

tle
3
tle
3

0%
0%
0%
i SI
m ia si f A K LR TAL
ike em kslu la PM BB
i n E lo TO
ub S I ake
i l ir A at
rb D & T
IM

itle
P3

0%
i i ia if I K
m us AS LR S
l ike inem ksl ola PM BB OS E
og rub S I E kel PR
il i A ata IAN
erb D & T PA
p CA
IM

le

%0% 0%0%0%
k n l i L
a ba TA
na TO
bi Ke
m
m
Pe ka
n
uju
R
%0% 0%0%0%
k a n li L
na ba TA
bi Ke
m TO
m
Pe an
j uk
Ru

tle
P3

0%0% 0%0%0%
ik n li L
bl na
a ba TA
bi Ke
m TO
m
Pe an
j uk
Ru
Total Chart Title
0% P1 P2 P3

0%
0%
0%
0%
0%

0%
R esp o n PPH P EB / S ep si s P er sal i n an P er sal i n an To
Em er gen si Ekl am p si Mat ern al Mac et P r em at u r

Char t Title
P1 P2 P3
1200%
1000%
800%
600%
400%
200%
0%
Evaluasi Kinerja Peningkatan Mutu & Pemberdayaan Total
Keselamatan Pasien Pasien, Keluarga &
Masyarakat

Char t Title
P1 P2 P3
100%
Char t Title
P1 P2 P3
100%
80%
60%
40%
20% 0% 0%
0%
s a i t l
fa rin as ra 19 ta
Ni Pe per a ru V ID To
g
an an
g
ar
O
a tD n
CO
Ru Ru m w ha
da
n Ka Ga a
g eg
li n an e nc
sa Ru P
B er PI
a
ar ol
m kel
Ka t a
Te
e
3
0%
0%
0%

P er sal i n an P er sal i n an To t al
Mac et P r em at u r

aan Total
rga &
at
0%
9 l
D1 ta
VI To
CO
n
PENDAMPINGAN KE P1
P2
P3

KABUPATEN

RS DELISERDANG GRANDMED
SEMBIRING
CITRA MEDIKA
MITRA MEDICA
PATAR ASIH
FULL BETHESDA
KASIH INSANI
YOSHUA

ASAHAN BUNDA MULIA


PERMATA HATI
SEGER WARAS
UTAMA

LANGKAT PUTRA BIDADARI


DELIA
MAHKOTA BIDADARI

KARO

You might also like