You are on page 1of 8

AKIBAT HUKUM PENETAPAN DISPENSASI PERKAWINAN ANAK

DI BAWAH UMUR
(Studi Kasus di Pengadilan Agama Pacitan)
Wisono Mulyadi
Wisonomulyadi@gmail.com
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Anjar Sri Ciptorukmi Nugraheni, S.H.,M.Hum


Anugrah@gmail.com
Dosen Fakultas Hukum UNS

Abstract
This article described and studied the following problems: firstly what is the Judge of Pacitan Religion
Court’s rationale in granting or refusing the application for marriage dispensation?. Secondly, what is
the legal consequence of the grant or the refusal of the application for marriage dispensation?. This
study was an empirical or sociological research that was descriptive in nature. The types of data used
were primary and secondary ones including primary, secondary and tertiary law materials. Techniques
of collecting data used were field study and library study; and the technique of analyzing data used was
the qualitative one with interactive model of analysis. The result of research showed that the Pacitan
Religion Court’s rationale in granting or refusing an application for marriage dispensation was based on
the evidences filed by the applicant. When the evidence filed was adequate and completed according
to the Court and there was no kinship or sibling relationship and no prohibition to conduct marriage,
the Chamber of Judge would have no reason to refuse the application. However, when the application
was filed by non-authorized one, the evidence was inadequate, and there was a prohibition to conduct
marriage, the application would be refused by the Chamber of Judge in Pacitan Religion Court. When the
application for marriage dispensation was granted, the Pacitan Religion Court would release a stipulation
mentioning that the marriage could be held. And then the applicant would bring the stipulation to the local
Religion Affairs Office (KUA). Based on such the stipulation, KUA could hold the marriage of applicants.
Meanwhile, when the application for marriage dispensation was refused, there would be no reason to
get married until the marriage age was fulfilled by the applicants.
Keywords: Marriage dispensation, Pacitan Religion Court, Marriage Law, Stipulation of the Judge

Abstrak
Artikel ini mendiskripsikan dan mengkaji permasalahan, pertama bagaimana pertimbangan Hakim
Pengadilan Agama Pacitan dalam mengabulkan atau menolak permohonan dispensasi perkawinan.
Kedua, apa akibat hukum yang timbul atas dikabulkan atau ditolaknya permohonan dispensasi
perkawinan. Penelitian ini adalah penelitian hukum empiris atau sosiologis bersifat deskriptif. Jenis data
primer dan sekunder yang meliputi bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah studi lapangan dan studi kepustakaan, selanjutnya teknis analisis yang
digunakan adalah metode kualitatif dengan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Pacitan dalam mengabulkan atau menolak suatu permohonan
dispensasi perkawinan didasarkan pada bukti-bukti yang diajukan oleh pemohon. Apabila bukti yang
diajukan sudah cukup dan lengkap menurut Pengadilan, serta tidak ada hubungan kekeluargaan
maupun sesusuan, serta tidak ada larangan untuk melangsungkan perkawinan, maka Majelis Hakim
tidak ada alasan untuk menolak permohonan. Akan tetapi, ketika permohonan diajukan bukan oleh
orang yang berwenang, tidak terdapat bukti yang cukup, serta adanya larangan untuk melangsungkan
perkawinan, maka permohonan akan ditolak oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Pacitan. Apabila
permohonan dispensasi perkawinan dikabulkan, maka Pengadilan Agama Pacitan akan mengeluarkan
sebuah penetapan yang berisi bahwa perkawinan dapat dilaksanakan. Kemudian Penetapan tersebut
dibawa oleh pemohon ke Kantor Urusan Agama setempat. Berdasarkan penetapan tersebut, KUA dapat
melaksanakan perkawinan pemohon. Sedangkan apabila permohonan dispensasi perkawinan ditolak
maka tidak ada alas hak untuk menikah, hingga usia perkawinan terpenuhi oleh pemohon.
Kata Kunci: Dispensasi Perkawinan, Pengadilan Agama Pacitan, Hukum Perkawinan, Penetapan Hakim

Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017 69


A. Pendahuluan 2016 hingga Agustus ada sebanyak 45 pasangan
yang mengajukan dispensasi nikah. Jumlah
Perkawinan di bawah umur merupakan
lebih banyak ditemui pada tahun 2014 yaitu
masalah yang pelik dan sensitif. Pada dasarnya
130 pengajuan dispensasi nikah dan pada 2013
perkawinan di bawah umur banyak terjadi
sebanyak 126 pengajuan dispensasi nikah.
karena beberapa faktor antara lain seperti
adanya kehamilan sebelum nikah yang terjadi Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
karena pergaulan bebas. Perkawinan dilakukan perkawinan di bawah umur tidak melahirkan
untuk menutupi aib/malu dan agar anak yang kemaslahatan keluarga dan rumah tangga,
dikandung mempunyai status yang jelas. Selain itu pernikahan tersebut justru rentan terhadap
karena faktor masyarakat yang masih berpikiran perceraian, dan sangat mudah goyah dalam
sempit. Di sebagian masyarakat, banyak yang mengarungi bahtera rumah tangga. Karena
berpikiran bahwa usia tidaklah menjadi halangan pasangan tersebut belum siap dalam memahami
untuk melangsungkan perkawinan, walaupun arti dan hikmah suatu pernikahan, sehingga
sebenarnya belum mempunyai kesiapan lahir tidak mampu mencapai mahligai rumah tangga
dan batin. Para orang tua menganggap seorang perkawinan yang diidam-idamkan. Dengan
perempuan apabila sudah bisa membaca dan demikian akan muncul berbagai permasalahan,
menulis dianggap sudah cukup, tanpa harus karena pasangan yang menikah di usia muda
melanjutkan kejenjang berikutnya, sebab anak secara psikologis maupun ekonomi belum siap
perempuan kelak akan kembali ke dapur rumah. untuk menghadapi kehidupan baru dalam sebuah
Kebanyakan orang tua lebih memilih untuk keluarga dan kehidupan bermasyarakat (Marmiati
menikahkan anak perempuannya pada usia Mawardi, 2012: 201). Sementara perkawinan
yang masih relatif muda tanpa diimbangi dan yang sukses pasti membutuhkan kedewasaan
memperhatikan kesiapan dan kematangan fisik dan tanggungjawab secara fisik maupun mental
maupun psikologi anak tersebut (Rahmi Zahara, untuk bisa mewujudkan harapan yang ideal dalam
A. Hamid Saroeng, Daud Yoesoef, 2013: 66-67). kehidupan berumah tangga (Sulaiman, 2012: 16).
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berdasarkan latar belakang yang telah
Berencana Nasional, Indonesia termasuk negara diuraikan di atas, maka dalamartikelini akan dibahas
dengan presentase pernikahan usia muda tinggi bagaimana pertimbangan Hakim Pengadilan
di dunia. Hal tersebut dibuktikan dengan data Agama Pacitan dalam mengabulkan atau menolak
BKKBN yang menyatakan bahwa, Perempuan permohonan dispensasi perkawinan dan apakah
muda di Indonesia dengan usia 10-14 sebanyak akibat hukum yang timbul atas dikabulkan atau
0,2 % atau lebih dari 22.000 (dua puluh dua ribu) ditolaknya permohonan dispensasi perkawinan
sudah menikah (BKKBN). Kepala BKKBN, Surya tersebut.
Chandra Surapaty mengungkapkan, jumlah remaja
di Indonesia yang sudah memiliki anak cukup B. Metode Penelitian
tinggi yakni 48 dari 1000 remaja. Angka ini masih
jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Sasaran penelitian ini adalah masyarakat
Menengah Nasional (RPJM) 2015, dalam rangka yang berada di bawah yurisdiksi Pengadilan
menekan angka pernikahan usia dini yakni sebesar Agama Pacitan di Kabupaten Pacitan, Provinsi
38 per 1000 remaja (diakses tanggal 30 Oktober Jawa Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini
2016, pukul 21.42) didasarkan atas pertimbangan bahwa di daerah
tersebut banyak terjadi pernikahan di bawah
Dewasa ini tingkat pernikahan dini di
umur, sehingga banyak pula masyarakat yang
Kabupaten Pacitan, Jawa Timur cukup tinggi,
mengajukan permohonan dispensasi perkawinan
sejak 2015 hingga sekarang ada 147 pasangan
kepada Pengadilan agama Pacitan. Penelitian ini
yang menikah. Lebih dari 90% pernikahan dini
adalah penelitian hukum empiris atau sosiologis
tersebut disebabkan karena pasangan wanita
bersifat deskriptif (Soerjono Soekanto, 2010:51).
hamil duluan (http://m.madiunpos.com/2016/08/11/
Jenis data primer dan sekunder yang meliputi
pergaulan-bebas-duh-hampir-90-nikah-dini di
bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Teknik
-pacitan-karena-hamil-duluan-744177, diakses
pengumpulan data yang digunakan adalah studi
tanggal 21 Agustus 2016, pukul 00.30). Wakil
lapangan dan studi kepustakaan, selanjutnya
Panitera Pengadilan Agama Pacitan, Nasrudin
teknis analisis yang digunakan adalah metode
mengatakan pada tahun 2015 jumlah pasangan
kualitatif dengan model analisis interaktif (H.B
muda yang mengajukan dispensasi nikah
Sutopo, 2006: 113-116).
sebanyak 105 pasangan. Sedangkan pada tahun

70 Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017


C. Hasil Penelitian dan Pembahasan bukti yaitu surat (Fotocopy KTP
pemohon, fotocopy akta kelahiran
1. Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama
anak pemohon, dan asli penolakan
Pacitan dalam Mengabulkan atau Menolak
pernikahan dari KUA) dan alat
Permohonan Dispensasi Perkawinan
bukti saksi. Alat bukti surat dan
Semua putusan Pengadilan harus saksi tersebut dapat dilengkapi
memuat alasan-alasan putusan yang dengan alat bukti tambahan lainnya
menjadikan dasar untuk mengadili. Alasan- seperti fotocopy akta nikah atau
alasan atau argumentasi itu dimaksudkan akta cerai dari pemohon, asli surat
sebagai pertanggung jawaban Hakim dari penghasilan calon mempelai laki-laki
pada putusannya terhadap masyarakat, para dari Kelurahan, asli surat keterangan
pihak, Pengadilan yang lebih tinggi dan ilmu hamil dari dokter jika calon mempelai
hukum, sehingga oleh karenanya mempunyai wanita telah hamil terlebih dahulu,
nilai objektif. Karena alasan-alasan itulah serta pengakuan. Alat bukti tambahan
maka putusan mempunyai wibawa dan sangat membantu dalam memberikan
bukan Hakim tertentu yang menjatuhkannya kepastian hukum bagi Hakim untuk
(Sudikno Mertokusumo, 2006: 15). mempertimbangkan yang selanjutnya
Dalam hal memutus suatu perkara menetapkan perkara permohonan
permohonan dispensasi perkawinan, Majelis dispensasi perkawinan. Pembuktian
Hakim Pengadilan Agama Pacitan terlebih yang dilakukan Hakim dalam mengadili
dahulu menasehati pemohon dengan perkara adalah untuk menentukan
memberikan penjelasan tentang sebab hubungan hukum yang sebenarnya
akibatnya apabila pernikahan dilakukan terhadap pihak-pihak yang berperkara
belum memenuhi batas minimal usia, agar (Teguh Samudera, 1992: 9).
pemohon mengurungkan kehendaknya Penulis berpendapat bahwa
memohon dispensasi perkawinan dan seharusnya Majelis Hakim harus
menunda perkawinan anaknya hingga usia mewajibkan pemohon untuk
anak pemohon dewasa atau telah memenuhi menunjukkan alat bukti surat berupa
syarat umur ketentuan yang berlaku yaitu akta nikah atau akta cerai dari
laki-laki 19 tahun dan wanita 16 tahun. pemohon, agar dapat diketahui
Majelis Hakim berpendapat bahwasannya apakah pemohon merupakan
perkawinan di usia muda (dini) sangat rawan orang tua kandung dari anak yang
akan terjadinya perselisihan atau percekcokan dimintakan dispensasi perkawinan
yang menyebabkan terjadinya perceraian, kepada Pengadilan Agama Pacitan,
serta melihat bahwa perkawinan usia muda karena apabila permohonan diajukan
yang dipaksakan sangat sangat rentan akan bukan oleh orang tua kandung
kematian ibu dan anak, karena secara fisik (kecuali telah dikeluarkan penetapan
dan mental ibu yang masih berusia muda wali) maka Majelis Hakim akan
belum siap untuk memiliki keturunan di dalam menolak permohonan tersebut dan
berumah tangga. menganggap bahwa pemohon bukan
Penulis berpendapat bahwa Majelis merupakan orang yang berwenang
Hakim memiliki pertimbangan-pertimbangan dalam pengajuan permohonan
untuk selanjutnya mengabulkan maupun tersebut (error in persona).
menolak permohonan yang diajukan. Bebera- 2) Adanya kondisi yang mendesak
pa pertimbangan Hakim yang digunakan Berdasarkan rekapitulasi alasan
dasar untuk mengabulkan maupun menolak pengajuan permohonan dispensasi
permohonan dispensasi perkawinan, antara perkawinan dari 30 penetapan
lain: Dyang dihimpun peneliti, maka
a. Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama kondisi mendesak tersebut adalah
Pacitan dalam mengabulkan permohonan sebagai berikut:
dispensasi Perkawinan a) Hamil sebanyak 13 permohonan
1) Alat-alat bukti yang sah dan lengkap b) Sudah pernah berhubungan
Berdasarkan data dan analisis badan layaknya suami istri
yang dilakukan oleh penulis, alat sebanyak 16 permohonan
bukti dapat dikatakan lengkap apabila c) Sering menginap bersama
telah memenuhi minimal 2 alat sebanyak 1 permohonan

Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017 71


Dengan adanya kondisi mende- 5) Permohonan dispensasi perkawinan
sak tersebut, maka pemohon diajukan oleh orang yang berwenang
(orang tua calon pengantin) akan Hakim akan mempertimbangkan
menjadikan alasan tersebut sebagai terkait siapa yang mengajukan
dasar diajukannya permohonan permohonan dispensasi perkawinan
dispensasi perkawinan kepada kepada Pengadilan. Dalam hal
Pengadilan Agama Pacitan. orang yang berwenang mengajukan
3) Tidak ada halangan untuk melang- permohonan dispensasi perkawinan
sungkan perkawinan antara kedua adalah orang tua kandung.
calon mempelai Sebagaimana tercantum dalam
Hakim akan mempertimbangkan Buku II Pedoman Pelaksana Tugas
terkait kedekatan hubungan antara dan Administrasi Peradilan Agama
kedua calon mempelai. Ketika kedua adalah orang tua atau calon suami
calon mempelai tidak mempunyai yang belum cukup umur 19 tahun
hubungan khusus sebagaimana atau calon isteri yang belum cukup
yang dimaksud dalam Pasal 8 UU umur 16 tahun.
Perkawinan, maka permohonan Ketika orang tua sudah mening-
tersebut akan dikabulkan. gal, maka yang berhak mengajukan
4) Kemampuan calon mempelai laki- permohonan dispensasi perkawinan
laki adalah walinya berdasarkan peneta-
Kemampuan calon suami pan wali dari Pengadilan Agama
menjadi salah satu dari beberapa Pacitan. Apabila anak tersebut
pertimbangan Hakim. Karena tidak mempunyai wali, berarti
Majelis Hakim akan melihat dari segi anak itu mandiri (orang tua tidak
penghasilan yang didapat oleh calon ada, wali tidak ada, dan hanya
mempelai laki-laki. Majelis Hakim hidup sendiri), maka diperbolehkan
meyakini bahwasannya ketika calon untuk mengajukan permohonan
mempelai laki-laki sudah mempunyai dispensasi perkawinan sendiri
mata pencaharian dan mendapatkan kepada Pengadilan Agama Pacitan
penghasilan yang mencukupi, (Penetapan dispensasi perkawinan
maka kebutuhan berumah tangga nomor 0006/Pdt.P/2016/PA. Pct).
akan terpenuhi dan tidak akan b. Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama
menyengsarakan calon istrinya. Pacitan dalam menolak permohonan
Majelis Hakim Pengadilan dispensasi perkawinan
Agama Pacitan tidak memberikan 1) Permohonan dispensasi perkawinan
batas minimal penghasilan yang diajukan oleh orang yang tidak
diperoleh calon mempelai laki- berwenang
laki. Menurut pendapat penulis, Ketika permohonan dispensasi
seharusnya Majelis Hakim mem- diajukan oleh orang yang tidak
berikan batas minimal terkait peng- berwenang, bukan orang tua atau
hasilan yang dapat dikatakan wali dari pemohon melainkan
mampu mencukupi kebutuhan orang lain, maka akan menjadi
dalam berumah tangga, misalkan pertimbangan oleh Majelis Hakim
sebesar Upah Minimum Regional untuk menolak permohonan
(UMR) yang telah ditetapkan oleh dispensasi, karena peraturan
Pemerintah Daerah Kabupaten perundang-perundangan tidak
Pacitan sebesar Rp. 1.388.000-, memperbolehkan orang lain untuk
(satu juta tiga ratus delapan puluh mengajukan permohonan dispensasi
delapan ribu rupiah). Apabila Majelis perkawinan (error in person). Majelis
Hakim tidak memberikan batas Hakim Pengadilan Agama Pacitan
minimal terkait penghasilan yang pernah mengeluarkan sebuah
diperoleh, maka tidak ada jaminan penetapan dengan nomor 0025/
bahwa kebutuhan dalam berumah Pdt.P/2012/PA.Pct yang menetapkan
tangga kedua calon pengantin akan bahwasannya menyatakan
terpenuhinya. permohonan pemohon tidak dapat

72 Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017


diterima dikarenakan pihak yang tidak hadir dan tidak menyuruh
mengajukan permohonan (Pemohon) orang lain hadir sebagai wakil atau
dispensasi perkawinan merupakan kuasanya serta tidak mengajukan
paman dari calon pengantin yang bukti-bukti dipersidangan.
akan menikah. Paman dari calon 3) Ada halangan perkawinan di antara
pengantin (Pemohon) menjelaskan kedua calon mempelai
bahwasannya orang tua perempuan Majelis Hakim akan memper-
(Ibu) dari calon pengantin telah timbangkan terkait kedekatan kedua
meninggal, sehingga ia yang calon mempelai. Apabila di antara
mengajukan permohonan dispensasi keduanya terbukti memiliki hubungan
perkawinan kepada Pengadilan yang membuat perkawinan tidak
Agama Pacitan. dapat dilaksanakan sebagaimana
Berdasarkan analisis peneliti, tercantum dalam Pasal 8 UU
apabila orang tua (Ibu) sudah perkawinan, maka Hakim akan
meninggal dan Orang tua (Ayah) menolak permohonan dispensasi
dari calon pengantin masih hidup, perkawinan yang diajukan.
maka paman bukan merupakan
orang yang berwenang mengajukan c. Upaya Hukum atas penetapan dispensasi
permohonan melainkan ayah dari perkawinan
calon pengantinlah yang mempunyai Terkait penetapan yang dikeluarkan
kewenangan untuk mengajukan oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama
permohonan dispensasi perkawinan Pacitan, apabila penetapan tersebut
kepada Pengadilan Agama Pacitan. berupa pengabulan permohonan
Paman dari calon pengantin dispensasi perkawinan, maka tidak akan
dapat mengajukan permohonan apa- ada upaya hukum yang akan ditempuh
bila telah mendapatkan penetapan oleh pemohon karena telah puas terhadap
wali dari Pengadilan Agama Pacitan, penetapan yang telah dikeluarkan
yang dikarenakan kedua orang tua oleh Majelis hakim (Penetapan telah
dari calon pengantin telah meninggal memperoleh kekuatan hukum tetap).
dunia. Apabila ternyata orang tua Sedangkan, terkait penetapan yang
telah meninggal, dan calon pengantin dikeluarkan oleh Majelis Hakim berupa
tidak memiliki keluarga lain, maka penolakan, maka akan terdapat pihak
calon pengantin sendiri dapat (pemohon) yang tidak puas terhadap
mengajukan permohonan dispensasi penetapan yang telah dikeluarkan oleh
perkawinan kepada Pengadilan Majelis Hakim. Berdasarkan hal tersebut,
Agama Pacitan sebagaimana maka pemohon yang tidak puas dengan
Penetapan dispensasi perkawinan penetapan Majelis Hakim Pengadilan
nomor 0006/ Pdt.P/2016/ PA.Pct. Agama Pacitan, dapat mengajukan
upaya hukum kasasi ke Mahkamah
2) Tidak dapat menunjukkan alat bukti
Agung dengan syarat-syarat pengajuan
di dalam Persidangan
yang telah ditetapkan oleh Mahkamah
Majelis hakim secara otomatis Agung.
akan menolak permohonan yang
diajukan oleh pemohon, apabila
ketika pada tahap pembuktian 2. Akibat hukum yang Timbul atas Dikabulkan
dalam persidangan pemohon tidak atau Ditolaknya Permohonan Dispensasi
dapat membuktikan dalil-dalil yang Perkawinan
telah tertulis di dalam permohonan Te r k a i t p e r m o h o n a n d i s p e n s a s i
yang diajukan kepada Pengadilan perkawinan yang diajukan oleh pemohon
Agama Pacitan. Majelis Hakim kepada Pengadilan Agama Pacitan, tidak
Pengadilan Agama Pacitan pernah semua permohonan akan dikabulkan,
mengeluarkan sebuah penetapan melainkan ada pula permohonan yang
dengan nomor 98/Pdt.P/2014/PA.Pct akan ditolak oleh Majelis Hakim Pengadilan
yang menetapkan bahwasannya Agama Pacitan. Dengan dikabulkan
menyatakan menolak permohonan ataupun ditolaknya permohonan dispensasi
pemohon dikarenakan pada per- perkawinan oleh Majelis Hakim tersebut,
sidangan tahap pembuktian Pemohon maka akan menimbulkan akibat hukum.

Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017 73


Adapun akibat hukum yang ditimbulkan atas dasar Penetapan dispensasi
atas dikabulkan ataupun ditolaknya Perkawinan Oleh Pengadilan adalah
permohonan dispensasi perkawinan, antara sah menurut hukum.
lain: b. Akibat hukum ditolaknya permohonan
a. Akibat hukum dikabulkannya permohonan dispensasi perkawinan
dispensasi perkawinan 1) Mendapatkan penetapan berupa
1) Mendapatkan penetapan dari penolakan permohonan dispensasi
Pengadilan Agama Pacitan berupa perkawinan
pengabulan permohonan dispensasi Apabila permohonan dispensasi
perkawinan perkawinan yang diajukan oleh
Apabila permohonan dispensasi pemohon telah diperiksa oleh Majelis
perkawinan yang diajukan oleh Hakim Pengadilan Agama Pacitan
pemohon kepada Pengadilan Agama di dalam persidangan, akan tetapi
Pacitan dikabulkan oleh Majelis jika bukti-bukti yang diajukan tidak
Hakim, maka akan dikeluarkan lengkap, diajukan oleh orang yang
sebuah penetapan oleh Pengadilan tidak berwenang, terdapat hubungan
Agama Pacitan, bahwa pernikahan yang menyebabkan dilarangnya
tersebut dapat dilaksanakan. melangsungkan perkawinan,
Kemudian Penetapan tersebut atau calon mempelai pria tidak
dibawa ke Kantor urusan Agama mempunyai penghasilan untuk
(KUA) setempat yang dijadikan dasar menjamin kehidupan berumah
oleh KUA untuk dapat melaksanakan tangga, maka Majelis Hakim akan
pernikahan anak yang masih di mengeluarkan sebuah penetapan
bawah umur tersebut. berupa penolakan permohonan
2) Dapat Melangsungkan Perkawinan dispensasi perkawinan kepada
di KUA pemohon.
Ketika permohonan dispensasi 2) Ti d a k d a p a t M e l a n g s u n g k a n
perkawinan yang diajukan kepada perkawinan
Pengadilan Agama telah diperiksa Ketika permohonan dispensasi
dan telah dijatuhi putusan berupa perkawinan ditolak oleh Majelis
Penetapan yang berisi pengabulan Hakim Pengadilan Agama Pacitan,
permohonan dispensasi perkawinan maka tidak ada alas hak untuk
oleh pengadilan, maka kemudian melangsungkan perkawinan. Anak
salinan Penetapan dispensasi baru pemohon harus menunggu hingga
diajukan kembali kepada Kantor usia minimal terpenuhi sebagaimana
Urusan Agama untuk didaftarkan yang diatur oleh peraturan
perkawinannya. Dengan telah perundang-undangan Pasal 7 ayat
dikeluarkannya Penetapan (1) UUP yaitu batas minimal untuk
dispensasi, maka Kantor Urusan dapat melangsungkan perkawinan
Agama mempunyai kewenangan untuk perempuan 16 (enam belas)
untuk melayani perkawinan tahun dan laki-laki 19 (Sembilan
tersebut, sehingga pihak yang telah belas) tahun. Sekalipun anak dari
mendapatkan penetapan dispensasi pemohon telah hamil terlebih dahulu
dapat melangsungkan perkawinan tetap harus menunggu batas minimal
di Kantor Urusan Agama setempat. usia yang telah ditentukan.
3) Perkawinan sah
Hakim Pengadilan Agama D. Simpulan
Pacitan menyatakan bahwasannya,
Apabila sudah ada Penetapan Berdasarkan pembahasan yang telah penulis
dispensasi perkawinan dari uraiakan pada bab-bab terdahulu, dapat ditarik
Pengadilan Agama Pacitan, maka kesimpulan:
Perkawinan yang dilangsungkan 1. Majelis Hakim Pengadilan Agama Pacitan
berdasarkan Penetapan dispensasi memiliki pertimbangan-pertimbangan yang
tersebut, dianggap merupakan untuk selanjutnya mengabulkan maupun
perkawinan seperti biasa. Kedudukan menolak permohonan dispensasi perkawinan
suami, istri, dan anak yang dilahirkan yang telah diajukan oleh pemohon.

74 Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017


Pertimbangan Majelis Hakim yang digunakan b. Akibat hukum ditolaknya permohonan
sebagai dasar untuk mengabulkan maupun dispensasi perkawinan
menolak permohonan dispensasi perkawinan, 1) Mendapatkan penetapan berupa
antara lain: penolakan permohonan dispensasi
a. Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan perkawinan
Agama Pacitan dalam mengabulkan 2) Ti d a k d a p a t m e l a n g s u n g k a n
permohonan dispensasi perkawinan : perkawinan
1) Alat-alat bukti yang sah dan lengkap
2) Adanya kondisi yang mendesak E. Saran
3) Tidak ada halangan untuk melang- Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai
sungkan perkawinan antara kedua saran sehubungan dengan penulisan hukum ini
calon mempelai adalah sebagai berikut :
4) Kemampuan calon mempelai laki- 1. Seiring dengan tingginya angka permohonan
laki (Penghasilan) dispensasi perkawinan yang diajukan kepada
5) Permohonan dispensasi perkawinan Pengadilan Agama Pacitan, maka Majelis
diajukan oleh orang yang berwenang Hakim yang memeriksa dan mengadili
(Orang tua atau wali) perkara tersebut di dalam persidangan, harus
b. Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan senantiasa memberikan nasehat kepada
Agama Pacitan dalam menolak pemohon agar pemohon berkeinginan
permohonan dispensasi perkawinan : untuk menunda perkawinan anaknya hingga
1) Permohonan diajukan oleh orang usia yang telah ditentukan oleh peraturan
yang tidak berwenang (Bukan orang perundang-undangan. Hakim diharuskan
tua atau wali) memeriksa bukti-bukti yang diajukan oleh
pemohon secara teliti, agar tidak terjadi
2) Tidak dapat menunjukkan alat bukti
kekeliruan dalam menjatuhi putusan berupa
di dalam Persidangan
penetapan kepada pemohon.
3) Ada halangan perkawinan di antara
2. Dalam rangka menurunkan angka pernikahan
kedua calon mempelai
di bawah umur (dini) yang banyak terjadi
2. Tidak semua permohonan dispensasi di kalangan masyarakat, maka pemerintah
perkawinan yang diajukan oleh pemohon harus berkomitmen dan berperan aktif dalam
kepada Pengadilan Agama Pacitanakan melakukan pencegahan terjadinya pernikahan
dikabulkan, melainkan ada pula permohonan di bawah umur dengan cara memberikan
yang akan ditolak oleh Majelis Hakim penyuluhan-penyuluhan secara rutin kepada
Pengadilan Agama Pacitan. Dengan dika- masyarakat, khususnya orang tua dan
bulkan ataupun ditolaknya permohonan remaja terkait bahaya pernikahan dini. Selain
dispensasi perkawinan oleh Majelis Hakim pemerintah, orang tua pun harus turut andil
tersebut, maka akan menimbulkan akibat di dalam melakukan pencegahan dengan
hukum. cara memberikan bimbingan dan pendidikan
a. Akibat hukum dikabulkannya permohonan agama maupun pendidikan secara umum
dispensasi perkawinan kepada anak-anaknya agar tidak terjerumus
1) Mendapatkan penetapan dari ke dalam pergaulan bebas guna meminimalisir
Pengadilan Agama Pacitan berupa kehamilan sebelum pernikahan.
pengabulan permohonan dispensasi
perkawinan F. Persantunan
2) Dapat melangsungkan perkawinan Dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan
di Kantor Urusan Agama terima kasih kepada Ahmad Rasidiselaku salah
3) Perkawinan Sah, sehingga status satu Hakim Pengadilan Agama Pacitan, Nasrodin
anak yang dilahirkan atas dasar selaku panitera pengganti Pengadilan Agama
perkawinan dengan penetapan Pacitan, serta Bapak Idrus selaku perwakilan dari
dispensasi perkawinan tetap sah Kepala Kantor Urusan Agama Pacitan yaitu Bapak
menurut hukum. Ahmad Munib.

Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017 75


Daftar Pustaka

Sumber Buku
H.B Sutopo. 2006. Pengantar Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press
Soerjono Soekanto. 2010. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press
Sudikno Mertokusumo. 2006. Hukum Acara Perdata Indonesia. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
Teguh Samudera. 1992. Hukum Pembuktian dalam Acara Perdata. Bandung: Alumni

Produk Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Penetapan Hakim Pengadilan Agama pacitan Nomor 0006/Pdt.P/2016/PA.Pct
Penetapan Hakim Pengadilan Agama pacitan Nomor 0025/Pdt.P/2012/PA.Pct
Penetapan Hakim Pengadilan Agama pacitan Nomor 98/Pdt.P/2014/PA.Pct

Jurnal
Marmiati Mawardi. 2012. “Problematika Perkawinan di Bawah Umur”. Jurnal Analisa. Vol 19 No.2, edisi
Juli-Desember 2012. Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang
Rahmi Zahara, A. Hamid Saroeng, Daud Yoesoef. 2013. “Tinjauan Yuridis Terhadap Perkawinan Anak
di bawahUmur (Studi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi
Hukum Islam)”. Jurnal Ilmu Hukum. Vol 2 No. 2, edisi November 2013. Fakultas Hukum Universitas
Syiah Kuala
Sulaiman. 2012. “Dominasi Tradisi Perkawinan di Bawah Umur”. Jurnal Analisa. Vol 19 No. 1, edisi 02
Januari-Juni 2012. Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Pustaka Maya
BKKBN: Angka Pernikahan Dini di Indonesia Tinggi . , diakses tanggal 30 Oktober 2016, pukul 21.42
Hampir 90% Nikah Dini di Pacitan Karena Hamil Duluan. http://m.madiunpos.com/2016/08/11/pergaulan-
bebas-duh-hampir-90-nikah-dini-di-pacitan-karena-hamil-duluan-744177, diakses tanggal 21
Agustus 2016, pukul 00.30

76 Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017

You might also like