You are on page 1of 13

1 1

Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, Care:


No.2,
Jurnal
2020,
Ilmiah
hal Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal
Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care
ISSN 2527-8487
(online) ISSN 2089-
4503 (cetak)

HUBUNGAN LAMA PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN


INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN DI RUANG PENYAKIT
DALAM RUMKIT TK II DR. SOEPRAOEN MALANG

Karisma Dwi Ana1), Nunuk Yuli Riwayati2), Siska Febri Jayanti3)


1),2),3)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada
Jombang
E-mail:
rismakna@gmail.com

ABSTRACT

Urinary tract infections are included by pathogenic microorganisms associated with


objects in the urinary tract. Catheter placement is one of the interventions given to
patients with urinary tract disorders. This can save lives, especially if the urinary
tract is blocked or if the patient is unable to make urine transfer smoothly. This
study uses a correlational analytic research design using a cross sectional design.The
sample of this study was a patient with a catheter in the disease room in Hospital
LevelII Dr. Soepraoen as many as 38 people by using side-taking techniques with
accidental sampling. The measuring instrument used was an observation sheet. The
results of this study indicate that the majority of respondents experienced a
catheter installation time of two days, as many as 10 respondents (26.3%), and the
majority of respondents did not experience urinary tract infections as many as 36
respondents (94.7%).Spearman rail test results obtained significance values <0.05 then
H1 is accepted. It can be concluded that there is a long association between catheter
placement and the incidence of urinary tract infections in patients in the disease room
in Hospital LevelII Dr. Soepraoen. Catheter installation should be relatively short, if
the installation of a catheter in a long time can result in a higher incidence of urinary
tract infections.

Keywords : Duration of catheterization; urinary tract


infection occurrence.

ABSTRAK

Infeksi saluran kemih di akibatkan oleh mikroorganisme patogen yang berkaitan adanya
suatu benda asing didalam saluran perkemihan. Pemasangan kateter merupakan salah
satu intervensi yang diberikan kepada pasien dengan gangguan saluran perkemihan.
Tindakan ini dapat menyelamatkan kehidupan, khususnya bila saluran kemih tersumbat
atau bila pasien tidak dapat melakukan pengeluaran urin dengan lancar.Penelitian ini
menggunakan desain penelitian analitik korelasional dengan pendekatan rancangan
cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien dengan pemasangan kateter di
Ruang Penyakit Dalam Rumkit Tk II Dr. Soepraoen sebanyak 38 orang dengan
1 1
menggunakan teknik
Care: Jurnal Ilmiah pengambilan
Ilmu Kesehatan Vol .8, samping
Care:No.2,
Jurnal
2020,dengan
hal Ilmuaccidentalsampling.
Ilmiah Alathalukur
Kesehatan Vol .8, No.2, 2020,
yang digunakan ialah lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden mengalami lama waktu pemasangan kateter selama dua hari
yaitu sebanyak 10 responden (26,3%), serta sebagian besar responden tidak
Cara mengutip: Ana, K. Dwi., Riwayati, N. Yuli., &Jayanti, S. Febri. (2020). Hubungan Lama Pemasangan Kateter
dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien di Ruang Penyakit Dalam Rumkit Tk II Dr. Soepraoen
Malang.Care:Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 8(2), 138-145
Retrieved from https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/1213
1 1
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8,
Care:
No.2,
Jurnal
2020,
Ilmiah
hal Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal

mengalami kejadian infeksi saluran kemih yaitu sebanyak 36 responden (94,7%). Hail
uji spearman rho diperoleh nilai signifikasi < 0,05 maka H1 diterima. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan lama pemasangan kateter dengan kejadian infeksi
saluran kemih pada pasien di ruang penyakit dalam Rumkit Tk II Dr. Soepraoen.
Pemasangan kateter sebaiknya dalam wakturelatif singkat, bila pemasangan
kateterdalam waktu yang lama dapat mengakibatkan angka kejadian infeksi saluran
kemih semakin tinggi.

Kata Kunci :Lama pemasangan kateter; kejadian infeksi saluran


kemih.

PENDAHULUAN Indonesia, jumlah penderita infeksi


Infeksi Saluran Kemih (ISK) akibat saluran kemih di Indonesia adalah 90-
kateterisasi merupakan penyebab utama 100 kasus per 100.000 penduduk
dari infeksi nosokomial dan 80% pertahun nya (Depkes Ri, 2016 dalam
diperoleh dari penggunaan katater urin Darsono, Mahdiyah dan Sari 2016).
(Asbone dkk, 2017). Pasien yang
terpasang kateter setiap hari mengalami Tahun 2017 Di jawa timur
peningkatan infeksi sebanyak 5%. Hal terdapat

tersebutdisebabkan karena bakteriuria 10.000 kasus infeksi saluran kemih,

bisa muncul sesudah hari kedua Sebagian besar penderitainfeksi saluran

pemasangan kateter urin dan resiko kemih adalahwanita yaitu sekitar 6.730

berkembangnya bakteriuria meningkat orang serta sebagian kecil penderitnya

seiring dengan durasi kateterisasi adalahlaki-laki 4511 orang. Di

(Budiarti dkk, 2012). kabupaten Malang tahun 2017,


prevalensi kejadian pasien infeksi

Menurut WHO menyatakan dalam saluran kemih sangat tinggi sekitar

Safitri (2016), Infeksi saluran kemih 2.150 orang dan penderitapaling banyak

adalah penyakit infeksi kedua adalah wanita. Sedangkan di Rumkit

yangtersering terjadi setelah penyakit Tk II Dr. Soepraoen Malang, tahun 2017

saluran pernafasan. Sebanyak 8,3 infeksi salurankemih merupakan angka

juta kasus infeksi saluran kemih kejadian paling tinggi, sekitar 35 orang

dilaporkan per tahun terjadi pada wanita (55%)sering mengalami ISK dan

perempuan, 4,2 juta kasus terjadi pada sekitar 15 orang laki- laki (45%)

laki-laki. Di Indonesia prevalensi infeksi mengalami ISK. Berdasarkan studi

saluran kemih masih cukup tinggi, pendahuluan bulan Januari 2018 oleh

menurut perkiraan Departemen penelitibahwa terdapat 50 pasien di

Kesehatan Republik lakukakan pemasangan kateter di


ruang
1 1
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8,
Care:
No.2,
Jurnal
2020,
Ilmiah
hal Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal

Penyakit Dalam Rumkit TK II Dr. dengan pemasangan kateter di Ruang


Soepraoen. Penyakit Dalam Rumkit Tk II Dr.
Soepraoen sebanyak 34 responden
Adanya mikroorganisme patogen dalam dengan menggunakan
saluran kemih dapat mengakibatkan teknikpengambilan sampling
tanda-tanda infeksi saluran kemih menggunakan total sampling. Alat ukur
(Newman, 2010). Pemasangan yang digunakan ialah lembar
kateter yang relative singkat dapat observasi.Uji analaisis data dengan
menurunkan kejadian infeksi saluran menggunakan uji spearman rho.
kemih. Perawat berperan penting dalam
melakukan pemasangan dan perawatan HASIL
kateter, sehingga diharapkan perawat Tabel 1. Distribusi frekuensi
memiliki pengetahuan yang baik karakteristik responden
dalammelakukan berdasarkan usia, jenis
pemasangan dan perawatan kelamin,dan penyakit
katetersesuai
penyerta.
dengan standar operasioal prosedur yang Karakteristik responden f (%)
Usia :
ditentukan (Putri dkk, 2011) Usia 20-30 tahun 7 18,4
Usia 31-40 tahun 15 39,5
Usia 41-50 tahun 16 42,1
Menurut penelitianRarung (2010) Jenis Kelamin :
Perempuan 13 34,2
menyatakansekitar 3 – 33 %Insiden
Laki-laki 25 65,8
infeksi saluran kemih meningkat sesuai
Penyakit Peserta 14 36,8
dengan lamanya pemasangan kateter. : Diabetes melitus 18 47,4
Hipertensi 6 15,8
Prosedur pemasangan kateter harus
Gangguan Fungsi
steril ginjal
dan kateter harus bebas dari
bakterihal
Total 38 100
tersebut sebagai upaya pencegahan
kejadianinfeksi saluran kemih.
Frekuensi karakteristik responden
berdasarkan usia, sebagian besar
METODE PENELITIAN
responden berusia antara 41-50 tahun
yaitu sebanyak 16 responden (42,1%),
Desain penelitian yang digunakan
sebagian besar responden berjenis
adalah penelitian analitik korelasional
kelamin laki-laki yaitu sebanyak25
dengan pendekatan rancangan cross
responden (65,8%), dan sebagian besar
sectional. Sampel dalam penelitian ini
adalah pasien
1 1
responden mempunyai
Care: Jurnal Ilmiah penyakit
Ilmu Kesehatan Vol .8,
Care:
No.2,
Jurnal
2020,
Ilmiah
hal Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal
penyerta
1 1
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8,
Care:
No.2,
Jurnal
2020,
Ilmiah
hal Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal
hipertensi yaitu sebanyak 18 BerdasarkanTabel 3 diketahuibahwa
responden
sebagian besar responden tidak
(47,4%).
mengalami infeksi saluran kemih yaitu
sebanyak 36 responden (94,7%) dan
Tabel 2. Distribusi lama waktu
sebagian kecil responden mengalami
pemasangan kateter di ruang
infeksi saluran kemih yaitu sebanyak
peyakit dalam Rumkit TK II
2
Dr.
responden
Soepraoen Malang (5,3%).
Lama waktu f (%)
pemasangan kateter
PEMBAHASAN
Satu hari 4 10,
Dua hari 10 5
26, Lama Pemasangan Kateter yang
Tiga hari 8
21,1 Dilakukan Perawat Di Ruang
Empat hari 4 10,5
Lima hari 6 Penyakit Dalam Rumkit Tk II Dr.
15,8 Soepraoen
Enam hari 3 7,9
Tujuh hari 3 7,9 Berdasarkan penelitian ini ditemukan
Total 38 100
bahwa sebagian besar responden
mempunyai lama waktu pemasangan
BerdasarkanTabel 2 diketahui bahwa
kateter selama dua hari yaitu sebanyak
sebagian besar responden
10 responden (26,3%), dan sebagian
mengalami lama waktu pemasangan
kecil responden mengalami lama waktu
kateter selama dua hari yaitu sebanyak
pemasangan kateter selama enam hari
10 responden (26,3%), dan sebagian
dan tujuh hari yang masing-masing
kecil responden mengalami lama waktu
sebanyak 3 responden (7,9%).
pemasangan kateter selama enam hari
dan tujuh hari yang masing-masing
Pemasangan kateter merupakan
sebanyak 3 responden (7,9%).
salah satu solusi tindakan medis untuk
mengeluarkan urin dari kandung
Tabel 3. Distribusi kejadian infeksi
kemih hal tersebut disebabkan karena
saluran kemih di ruang peyakit
pasien
dalam Rumkit TK II
tidakmampu mengeluarkan urin
Dr. secara
Soepraoen Malang
Kejadian infeksi f (%) spontan.
saluran kemih
Infeksi 36 94,7
Tidak tejadi infeksi 2 Peran perawat untuk mengurangi
5,3
dampak dari pemasangan kateter adalah
Total 38 100
1 1
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8,
Care:
No.2,
Jurnal
2020,
Ilmiah
hal Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal
dengan memberikan pemasangan
dengan baik
1 1
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8,
Care:
No.2,
Jurnal
2020,
Ilmiah
hal Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal

dan perawatan kateter yang berkualitas. Dalam penelitian ini menunjukkan


Selain kualitas perawatan yang sebagian besar responden yang
diberikan oleh perawat, faktor lain yang terpasang kateter pada saat penelitian
dapat menyebabkan infeksi saluran dalam waktu yang relative singkat. Hal
kemih adalah faktor hospes itu ini dikarenakan oleh indikasi
sendiri. Pasien yang terpasang kateter pemasangan kateter uretra yang
dan memiliki umur yang tergolong membutuhkan waktu yang tidak begitu
lanjut dan anak-anak akan mempunyai lama. Pemasangan kateter dalam jangka
risiko yang lebih besar daripada dewasa. waktu lama dapat mengakibatkan
Hal ini karena lansia sudah terjadi terjadinya infeksi. Dalam penelitian
penurunan daya imun dan pada anak- Setyabakti dan Sari (2015) menyatakan
anak belum memiliki daya imun bahwa bakteriuria ditemukan
sebaik orang dewasa. Begitu pula sebanyak
pada wanita, mempunyai risiko 44% pada pasien setelah 72 jam (3
hari)
yang tinggi terjadi infeksi saluran kemih
pertama pemasangan kateter urin
karena uretra, vagina dan anus terletak
indwelling. Infeksi saluran kemih tidak
berdekatan. Perawat melakukan
hanya disebabkan oleh bakteri
pemasangan kateter harus berdasarkan
Staphylococcus aureus. Ada beberapa
standar operasional pemasangan kateter
mikroorganisme yang dapat
dan prosedur pencegahan infeksi saluran
menyebabkan bakteriuri, diantaranya
kemih. Untuk menilai kedua unsur
yaitu, Escherichia coli, Klebsiella,
tersebut, melakukan observasi pada
Proteus, Pseudomonas, Enterobacter,
perawat setelah pemasangan kateter
Serratia, dan Streptococcus.
serta mengkaji keadaan pasien yang
Mikrorganisme ini kemudian
terpasang kateter setelah dilakukan
membentuk biofilm di sepanjang
tindakan perawatan kateter. Observasi
permukaan eksternal kateter
dilakukan selama pasien mulai
(Semardana, 2014).
terpasang kateter sampai dilepas atau
hari kesepuluh. Hal ini dilakukan
Kejadian Infeksi Saluran Kemih
karena kejadian infeksisaluran kemih
Pada Pasien Di Ruang Penyakit
terjadi setelah pasien dirawat minimal
Dalam Rumkit Tk II Dr. Soepraoen
3x24 jam.
Berdasarkanhasil penelitian
menunjukkan bahwasebagian besar
responden tidak mengalami infeksi
1 1
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8,
Care:
No.2,
Jurnal
2020,
Ilmiah
hal Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal
saluran kemih yaitu sebanyak 36
responden (94,7%) dan
1 1
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8,
Care:
No.2,
Jurnal
2020,
Ilmiah
hal Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal
sebagian kecil responden mengalami Hasil penelitian ini menunjukkan 2
infeksi saluran kemih yaitu sebanyak 2 responden mengalami infeksi saluran
responden (5,3%). kemih, hal ini bisa dikarenakan personal
hygine kurang menjaga kebersihan
Infeksi Saluran Kemihsering terjadi setelah melakukan pemasangan
setelah pemasangan kateter urin. Hal ini kateter urine. Bisa juga dikarenakan
dapat disebabkan karena bakteriuria bisa oleh faktor usia, jenis kelamin ataupun
muncul sesudah hari kedua pemasangan penyakit penyerta, serta resiko
kateter urin dan resiko berkembangnya terjadinya infeksi saluran kemih dapat
bakteriuria meningkat seiring dengan semakin tinggi apabila prosedur
durasi kateterisasi (Budiarti pemasangan tidak dilakukan sesuai
dkk, dengan standar operasional prosedur.
2012).Prosedur pemasangan kateter
harus
Hubungan Pemasangan Kateter
sesuai dengan standar yang
yang Dilakukan Perawat dengan
ditentukan, hal ini menjamin
Kejadian Infeksi Saluran Kemih
dilaksanakannya teknik yang benar, dan
Pada Pasien Di Ruang Penyakit
di anjurkan dilaksanakan oleh perawat
Dalam Rumkit Tk II Dr. Soepraoen
yang mendapat pelatihan khusus.
Hasil Uji Spearman,s rhodiperoleh nilai
Kejadianinfeksi saluran kemih dapat
signifikasi < 0,05 maka yang H0
terjadi apabila pemasangan kateter tidak
ditolak dan H1 diterima yang artinya
dilakukan sesuai dengan standar
ada hubungan lama pemasangan kateter
operasional prosedur.
dengan kejadian infeksi saluran kemih
pada pasien di ruang penyakit dalam
Infeksi saluran kemih adalah infeksi
Rumkit Tk II Dr. Soepraoen dengan
yang sering menyerang pria maupun
Nilai koefisien korelasi spearman
wanita dari berbagai usia dengan
sebesar
berbagai tampilan klinis dan episode.
0,00.
ISK sering menyebabkan morbiditas
dan dapat secara signifikan menjadi
Prosedur dalam melakukan
mortalitas. Walaupun saluran kemih
pemasangan kateter perlu
normalnya bebas dari pertumbuhan
memperhatikan teknik aseptik dan benar
bakteri, bakteri yang umumnya naik dari
sehingga tidak menimbulkan iritasi atau
rektum dapat menyebabkan terjadinya
trauma pada saluran kemih yang
ISK (EAUI,
dapat menjadi
2015)
.
1 1
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8,
Care:
No.2,
Jurnal
2020,
Ilmiah
hal Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal

sumber infeksi. Serta lamanya waktu 38responden.Dan sebanyak 36


pemasangan kateter sebaiknya tidak responden (94,7%)dari 38
terlalu lama, karena semakin lama respondenSoepraoen tidak mengalami
pemasangan kateter dapat kejadian infeksi saluran kemih.
mengakibatkan angka kejadian infeksi
saluran kemih semakin tinggi. SARAN
Pemasangan kateter pada pasien Diharapkan memberikan informasi pada
sebaiknya tidak lebih dari 7 hari , bila rumah sakit khususnya perawat
lebih dari 7 hari sebaiknya dilakukan diRumkit TK II Dr. Soepraoen, untuk
penggantian pemasangan kateter baru. selalu memonitoring tanda-tanda
infeksi, selalu menerapkan prosedur
Perawatan kateter harus berdasarkan aseptikdalam melakukan tindakan
standart operasional prosedur pemasangan kateter kepada pasien.
gunamengurangi kejadian infeksi
saluran kemih pada pasien. Selain itu REFERENSI
faktor lain yang menjadi faktor Franky. (2014). Hubungan Antara Lama
Waktu Terpasang Kateter Dengan
predisposisi adalah diagnosa medis.
Kecemasan Pada Klien Yang
Diagnosa medis yang memiliki risiko Terpasang Kateter Urethra Di
Bangsal Rawat Inap Dewasa kelas
tinggi terjadinya ISK adalah CRF
III RS PKU Muhammadiyah
dan DM. Serta lingkungan sekitar Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah.
Tidak Dipublikasikan. UMY :
yang banyak mengandung
Yogyakarta
mikroorganisme juga menjadi salah satu Handoko, Riwidoko. (2013).
Statistik
faktor predisposisi penyebab infeksi, Kedokteran. Yogyakarta :
sehingga setiap saat mikroorganisme Rahima
Press.
dapat masuk melalui kateter yang Semardana,WG.I. (2014). Infeksi
bersinggungan dengan alat tenun yang Saluran Kemih Akibat Pemasangan
Kateter Diagnosis dan
kotor. Penatalaksanaan. Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
Denpasar. Bali
KESIMPULAN Setyabakti, Sari. (2015). Perbedaan
Lama pemasangankateter di Ruang Risiko
Infeksi Nosokomial Saluran Kemih
Penyakit Dalam Rumkit Tk II Dr. Bersadarkan Kateterisasi
Soepraoen, termasuk dalam waktu yang Urin,Umur, Dan Diabetes Mellitus.
Departemen Epidemiologi Fakultas
relatif singkat yaitu selama dua hari, Kesehatan Masyarakat Universitas
sebanyak 10responden (26,3%) Airlangga Surabaya, Jawa Timur
Putri dkk, (2011). Faktor-Faktor yang
dari Berpengaruh Terhadap Kejadian
1 1
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8,
Care:
No.2,
Jurnal
2020,
Ilmiah
hal Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal
Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien
Rawat Inap
1 1
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8,
Care:
No.2,
Jurnal
2020,
Ilmiah
hal Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal
Usia 20 Tahun Ke Atas Dengan Setiadi.(2013). Konsep dan Praktik
Kateter Menetap di RSUD Penulisan Riset Keperawatan. Edisi
Tugurejo Semarang. Jurnal. 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Diakses 12 Januari 2018. Septiari,B.B. (2012). Infeksi
Prabowo & Pranata.(2014). Buku Ajar Nosokomial.
Asuhan Keperawata Sistem Jakarta : Nuha Medika
Perkemihan. Jember: Penerbit Nuha Sukandar E., (2009). Infeksi Saluran
Medika Kemih Pada Pasien Dewasa .
Dalam Buku Ajar Penyakit Dalam
Jilid 2 Edisi 5.Jakarta: Balai
Penerbit FKUNPAD.

You might also like