You are on page 1of 11

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No.

1 Januari 2018

IDENTIFIKASI BAKTERI UDARA DI RUANG RAWAT INAP PAVILIUN


MELATI RSUD UNDATA PALU TAHUN 2017

Agung Cahya Pratama*, Elli Yane Bangkele **

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Tadulako
**Bagian Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako

ABSTRACT
Background: Beside a place seeking for health, hospital also is a source of infection.
Infection acquired in the hospital within 48 hours after administration are called
nosocomial infection.The source of infection exist in patient, medical personnel and
hospital’s environment like air, water, food, and medical tools. In hospital, there are
facilities like inpatient room, it has high potential causing nosocomial infection.
Objective: The objective of this research was to identificate airborne bacteria in inpatient
room pavillion of melati at undata general region hospital period of 2017.
Method: This research was quantitative with observational descriptive study. The
sampling was total sampling. Sample taken by using 8 petri dishes contain 4 blood agar
media and 4 McConkey agar. Then they are placed in 4 points of the room. All which has
bacterial growth taken for gram staining and biochemistry test to the determine the
bacteria.
Results: From the 32 bowls contain samples taken in 2 weeks consecutively, all of them
have bacterial growth. The sample was continued for the biochemical test which result are
Staphylococcus sp (28,1%), Staphylococcus epidermidis (25%), Klebsiella sp (9,37%),
Micrococcus variance (9,37%), Proteus penneri (9.37% ), Pseudomonas sp (9.37%), and
Staphylococcus aureus (9.37%).
Conclussion: Staphylococcus sp is the largest number of bacteria obtained in Inpatient
Room Pavilion Melati RSUD Undata Palu 2017

Keywords: Airborne Bacteria, Identification, Inpatient Room

61 Indah P. Kiay Demak,dkk., Manajemen waktu belajar mahasiswa ...


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018

ABSTRAK
Latar Belakang: Rumah sakit selain untuk mencari kesembuhan juga merupakan sumber
dari berbagai penyakit. Kuman penyakit dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah
sakit, seperti udara, air, lantai, makanan dan benda-benda peralatan medis maupun non
medis. Jadi infeksi yang mengenai seseorang selama perawatan di lingkungan rumah sakit
disebut infeksi nosokomial. Di Rumah sakit memiliki fasilitas meliputi ruangan rawat inap.
Ruang rawat inap berpotensi tinggi menyebabkan infeksi nosokomial di rumah sakit
dipengaruhi oleh personal pasien, lingkungan rumah sakit serta dari faktor
mikroorganisme.
Tujuan: Untuk mengidentifikasi bakteri udara di ruang rawat inap Paviliun Melati RSUD
Undata Palu tahun 2017.
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang dipakai adalah kuantitatif dengan studi
observasional desktiptif. Pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling
dengan cara total sampling. Sampel diambil dengan cara meletakan 8 buah cawan petri
yang masing masing berisi 4 media agar darah dan 4 McConkey agar yang kemudian
ditempatkan pada 4 titik ruangan. Semua cawan yang sudah terdapat pertumbuhan bakteri
kemudian dilakukan pewarnaan gram dan uji biokimia untuk mengidentifikasi jenis
bakteri.
Hasil: Dari 32 cawan yang berisi sampel yang diambil dalam 2 minggu berturut-turut
didapatkan kesemuanya mengalami pertumbuhan bakteri. Sampel dilanjutkan untuk
dilakukan uji biokimia dimana hasilnya adalah Staphylococcus sp (28,1%), Staphylococcus
epidermidis (25%), Klebsiella sp (9,37%), Micrococcus varians (9,37%), Proteus penneri
(9,37%), Pseudomonas sp (9,37%), dan Staphylococcus aureus (9,37%).
Kesimpulan: Staphylococcus sp adalah bakteri terbanyak yang didapatkan di Ruang
Rawat Inap Paviliun Melati RSUD Undata Palu tahun 2017

Kata kunci: Bakteri Udara, Identifikasi, Ruang Rawat Inap

62 Indah P. Kiay Demak,dkk., Manajemen waktu belajar mahasiswa ...


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018

PENDAHULUAN Karena banyak terdapat mikroba dalam


Rumah sakit adalah institusi udara yang kita hirup, maka mikroba yang
pelayanan yang menyelenggarakan terdapat di udara merupakan salah satu
pelayanan kesehatan perorangan secara faktor penentu kualitas udara di Rumah
paripurna, yang menyediakan pelayanan Sakit dari segi mikrobiologi. [4]
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Dalam pertumbuhannya
Rumah sakit selain untuk mencari mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh
kesembuhan juga merupakan sumber dari faktor lingkungan antara lain suhu,
berbagai penyakit, yang berasal dari kelembaban, pencahayaan dan sebagainya
penderita maupun dari pengunjung yang yang mana semua itu diatur dalam
berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat Permenkes No. 986/Menkes/Per/XI/1992
hidup dan berkembang di lingkungan tentang Persyaratan Kesehatan
rumah sakit, seperti udara, air, lantai, Lingkungan Rumah Sakit. Menurut
makanan dan benda-benda peralatan Permenkes batasan indeks angka kuman
medis maupun non medis. [1][2] menurut fungsi ruang atau unit (CFU/m3)
Ruang rawat inap ialah ruang untuk pada ruang perawatan bayi dan prematur
pasien yang memerlukan asuhan dan sebesar 200 CFU/m3.[5]
pelayanan keperawatan dan pengobatan Survei sederhana yang telah
secara berkesinambungan lebih dari 24 dilakukan oleh Subdit Surveilans
jam. Untuk tiap-tiap rumah sakit akan Direktorat Jendral Pemberantasan
mempunyai ruang perawatan dengan Penyakit Menular dan Penyehatan
nama sendiri-sendiri sesuai dengan tingkat Lingkungan Pemukiman (Ditjen
pelayanan dan fasilitas yang diberikan PPM&PLP) di 10 rumah sakit umum
oleh pihak rumah sakit kepada pasiennya. tahun 1987, angka infeksi nosokomial
[3]
cukup tinggi, yaitu 6% hingga 16%
Sekitar 10-20% Infeksi nosokomial dengan rerata 9,8%. Tahun 2006 diperoleh
dapat disebabkan kualitas udara ruang angka persentasi terjadinya infeksi
perawatan pada Rumah Sakit, karena nosokomial di Provinsi Lampung 4,3%,
beberapa cara transmisi kuman penyebab Jambi 2,8%, DKI Jakarta 0,9%, Jawa
infeksi dapat ditularkan melalui udara.

63 Indah P. Kiay Demak,dkk., Manajemen waktu belajar mahasiswa ...


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018

Barat 2,2%, Jawa Tengah 0,5%, dan udara di Ruang rawat inap paviliun melati
Yogyakarta 0,8%.[6][7] RSUD Undata Palu menggunakan dua
media, yakni Agar darah dan McConkey.
Berdasarkan penjelasan di atas, perlu
Cawan petri terbagi manjadi 2 yaitu 4
diteliti ada tidaknya mikroorganisme pada
cawan petri yang mengandung Media agar
udara sehingga dapat diketahui kualitas
darah, 4 cawan petri yang mengandung
mikrobiologi udara yang terdapat dalam
McConkey agar.
ruang rawat inap paviliun melati di RSUD
Pengambilan sampel dilakukan
Undata Palu.
setelah proses pembersihan ruangan.
METODE Jumlah keseluruhan sampel adalah 32
Pada penelitian ini, jenis penelitian sampel dengan perincian berikut : 16
yang dipakai adalah jenis penelitian sampel pada minggu pertama dan 16
kuantitatif dengan studi observasional sampel pada minggu kedua. Cawan petri
desktiptif. Metode pengambilan sampel dibiarkan terbuka dan terpapar selama 15
yang digunakan adalah Non Probability menit. Setelah itu cawan petri ditutup
Sampling dengan cara Total Sampling. kembali. Selanjutnya cawan petri dibawa
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang ke Laboratorium Kesehatan Daerah
rawat inap paviliun melati RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah untuk di
Palu dan Laboratorium Kesehatan Daerah Inkubasi selama 24 jam, setelah proses
Provinsi Sulawesi Tengah. Waktu inkubasi selesai kemudian dilakukan
pelaksanaan penelitian yaitu pada tanggal identifikasi pertumbuhan bakteri pada
10 Januari – 24 Januari 2017. masing-masing media (ukuran, bentuk,
Populasi dalam penelitian ini adalah warna, sifat, permukaan), kemudian
jenis bakteri yang terdapat pada udara di pindahkan salah satu koloni bakteri dari
Ruang rawat inap paviliun melati RSUD media Agar darah ke Brian Heart Infusion
Undata Palu pada saat penelitian Agar (BHIA), begitupun dari media Mc
dilakukan. Sampel dalam penelitian ini conkey ke Kligler Iron Agar (KIA)
adalah koloni bakteri yang terdapat pada kemudian diinkubasi kembali selama 24
cawan petri setelah proses pengambilan jam.
sampel. Pengambilan sampel bakteri

64 Indah P. Kiay Demak,dkk., Manajemen waktu belajar mahasiswa ...


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018

Selanjutnya dilakukan pewarnaan Staphylococcus epidermidis (25%),


gram untuk mengidentifikasi morfologi Klebsiella sp (9,37%), Micrococcus
bakteri dibawah mikroskop kemudian varians (9,37%), Proteus penneri
dilanjutkan dengan melakukan Uji (9,37%), Pseudomonas sp (9,37%), dan
biokimia dengan mengambil sampel dari Staphylococcus aureus (9,37%).
media BHIA atau KIA. Proses diatas
dilakukan selama 3 minggu berturut-turut PEMBAHASAN
pada 24 media. Kemudian dianalisis Minggu pertama pengambilan
dengan menggunakan tehnik deskriptif. sampel, didapatkan hasil variasi bakteri
yaitu Staphylococcus epidermidis,
HASIL Staphylococcus sp, Klebsiella sp,
Prosedur pengambilan dan Micrococcus varians, Proteus penneri,
identifikasi dilakukan selama 2 minggu Pseudomonas sp, Staphylococcus aureus.
berturut-turut pada 32 media, dengan hasil Pada minggu kedua pengambilan sampel,
semua media terdapat pertumbuhan didapatkan variasi bakteri yaitu
bakteri. Staphylococcus epidermidis,
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variasi Staphylococcus sp, Klebsiella sp,
Bakteri Micrococcus varians, Proteus penneri,
Pseudomonas sp. Pada penelitian ini,
bakteri yang paling banyak ditemukan
adalah Staphylococcus sp dan
Staphylococcus epidermidis.
Hasil penelitian Warganegara (2012)
tentang identifikasi bakteri penyebab
infeksi luka operasi (ILO) nosokomial
pada ruang rawat inap bedah dan
kebidanan RSAM di Bandar Lampung
Berdasarkan data hasil penelitian
yaitu didapatkan 4 jenis bakteri terbanyak,
didapatkan variasi bakteri dari 32 sampel
pada ruang rawat inap bedah adalah
yaitu Staphylococcus sp (28,1%),
Pseudomonas sp (29,27%),

65 Indah P. Kiay Demak,dkk., Manajemen waktu belajar mahasiswa ...


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018

Staphylococcus epidermidis (21,95%), termasuk bakteri kedua terbanyak pada


dan Klebsiella sp. (14,63%), serta pada penelitian ini.
ruang rawat inap kebidanan adalah Penelitian identifikasi bakteri udara
Pseudomonas sp. (25%), Escherichia coli yang dilakukan di Ruang Rawat Inap
(19,44%) dan Klebsiella sp. (16,67%). Paviliun Bogenvile Rumah Sakit Umum
Dimana terdapat perbedaan jenis bakteri Daerah Undata Kota palu memperoleh
pada penelitian kali ini. Perbedaan antara beberapa jenis bakteri yaitu
penelitian sebelumnya dan sekarang Staphylococcus epidermidis (25%),
adalah ditemukannya bakteri Serratia marcescens (18,75%),
Staphylococcus sp, Micrococcus varians, Morganella Morgani (18,75%),
Proteus penneri dan Staphylococcus Staphylococcus sp (12,5%), Serratia
aureus. Selain itu bakteri terbanyak yang liquefaciens (12,5%), Proteus panneri
ditemukan pada ruang rawat inap yaitu (6,25%) dan Profidensia sp (6,25%).
Staphylococcus sp berbeda dengan hasil Ruang Rawat Inap Paviliun Bogenvile
penelitian Warganegara. adalah ruang perawatan penyakit dalam
Hasil penelitian serupa mengenai yang dikhususkan pada pasien infeksi/
identifikasi bakteri udara yang dilakukan menular. Jenis bakteri yang sama
di Ruang Rawat Inap Seroja RSUD diperoleh pada penelitian ini yaitu
Undata Palu yang merupakan ruang Staphylococcus epidermidis,
perawatan penyakit dalam diperoleh hasil Staphylococcus sp, dan Proteus panneri.
yaitu bakteri Staphylococcus epidermidis Kondisi ruangan pada saat penelitian
(25%), Staphylococcus aureus (18,75%), dilakukan pada tanggal 10 januari 2017,
Serratia marcescens (18,75%), jumlah pasien yang terdaftar di kelas IIIA
Enterobacter sp (18,75%), micrococcus (pasien laki-laki) berjumlah 5 orang dan
varians (18,75%). Sebagian besar bakteri IIIB (pasien perempuan) berjumlah 5
yang teridentifikasi sama dengan bakteri orang. Pada tanggal 17 januari 2017,
pada penelitian ini, serta bakteri terbanyak jumlah pasien yang terdaftar di kelas IIIA
yaitu Staphylococcus epidermidis pada (pasien laki-laki) berjumlah 3 orang dan
penelitian di ruang rawat inap seroja IIIB (pasien perempuan) berjumlah 5
orang. Jadi jumlah pasien dalam ruang

66 Indah P. Kiay Demak,dkk., Manajemen waktu belajar mahasiswa ...


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018

perawatan pada minggu pertama dan Beberapa tipe Staphylococcus merupakan


kedua hampir sama. Kecuali pada ruang flora normal kulit dan membran mukosa
perawatan kelas IIIB pada minggu kedua manusia, tipe lainnya dapat menimbulkan
mengalami pengurangan. supurasi, infeksi piogenik, dan bahkan
Penelitian pada minggu pertama septikemia yang fatal. Staphylococcus sp
mendapatkan hasil jenis bakteri yang lebih dapat ditransportasikan melalui droplet
bervariasi dibandingkan dengan minggu pengunjung, keluarga pasien, atau pasien
kedua dimana pada minggu pertama di sendiri (Jawets, 2012).
kamar IIIA diperoleh 6 jenis bakteri dan Staphylococcus epidermidis
IIIB 5 jenis bakteri, sedangkan pada merupakan flora normal pada kulit,
minggu kedua di kamar IIIA diperoleh 3 saluran napas, dan saluran cerna manusia.
jenis bakteri dan IIIB 5 jenis bakteri. Bakteri ini penyebab endokarditis
Hasil bakteri yang teridentifikasi bisa bakterial dan penyebab infeksi utama dari
dipengaruhi oleh kepadatan ruangan atau alat plastik yang dimasukkan ke tubuh
jumlah orang yang ada dalam ruangan manusia misalnya kateter sehingga bakteri
yang dapat berpengaruh pada jumlah ini dapat menyebabkan infeksi traktus
bakteri udara dan kebersihan ruangan. urinarius (Elliot, et al., 2013).
Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh Jenis bakteri gram negatif yang
faktor lingkungan rumah sakit itu sendiri. ditemukan adalah Klebsiella sp. Jawets
Dalam penelitian ini belum mampu untuk (2012) mengemukakan bahwa bakteri ini
mengontrol dan menghitung beberapa merupakan basil tak berspora dan tidak
variabel perancu seperti suhu, memiliki flagela. Kebanyakan strain dari
kelembapan, pencahayaan, ventilasi dan Klebsiella sp sebagian kecil dapat
lain-lain, sehingga pertumbuhan bakteri ditemukan di tinja manusia dan
serta variasi bakteri dapat beragam. merupakan sebagian dari flora normal
Bakteri Staphylococcus sp merupakan saluran nafas bagian atas. Bakteri ini
bakteri gram positif biasa tersusun dalam dapat menyebabkan berbagai infeksi pada
kelompok seperti anggur yang tidak manusia seperti pneumonia.
teratur. Bakteri ini banyak ditemukan di Bakteri berikutnya adalah
udara dan penyebab infeksi manusia. Micrococcus varians. Jawets (2012)

67 Indah P. Kiay Demak,dkk., Manajemen waktu belajar mahasiswa ...


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018

mengemukakan Micrococcus varians sumber lingkungan lain. S. aureus juga


merupakan bakteri saprofit yang dapat dapat menyebabkan beberapa infeksi
mengkontaminasi kulit, mukosa, dan juga seperti pada kulit yaitu bisul dan impetigo,
oropharynx. Micrococcus varians dapat pada pernapasan yaitu pneumonia dan
menyebabkan bakterimia yang selanjutnya abses paru, pada tulang seperti
dapat menyebabkan berbagai macam osteomielitis, Invasif berupa septikemia
penyakit infeksi seperti abses intrakranial, (seperti endokarditis infektif) (Elliot, et
artritis septik, pneumonia, endokarditis al., 2013).
dan meningitis. Selain Staphylococcus sp, dan
Proteus penneri merupakan bakteri Staphylococcus epidermidis, jenis bakteri
gram negatif dan biasanya ditemukan lain yang ditemukan seperti Klebsiella sp,
pada hewan, limbah, air, tanah, serta feses Micrococcus varians, Proteus penneri,
manusia dan hewan. Proteus penneri Pseudomonas sp, dan Staphylococcus
termasuk bakteri patogen, sehingga dapat aureus pada penelitian ini cenderung
menyebabkan infeksi saluran kemih atau sama. Faktor-faktor yang berpengaruh
kelainan bernanah seperta abses, dan jika terhadap jumlah populasi bakteri selain
masuk pada luka dapat menyebabkan dari faktor manusianya juga berasal dari
infeksi pada luka tersebut (Kishore, 2012). faktor lingkungan di rumah sakit itu
Pseudomonas termasuk bakteri yang sendiri.
tersebar luas di lingkungan, beberapa Berdasarkan hasil identifikasi bakteri
diantaranya merupakan bakteri patogen yang di Ruang rawat inap paviliun melati
yang penting bagi manusia, menyebabkan RSUD Undata Palu memiliki risiko untuk
sejumlah infeksi yang meliputi infeksi menyebabkan infeksi nosokomial karena
luka, infeksi saluran kemih dan bakteri-bakteri tersebut dapat bersifat
septikemia, serta resisten terhadap banyak patogen yang dapat menimbulkan
antibiotic (Jawets, 2012). penyakit. Penyebab infeksi nosokomial
Staphylococcus aureus merupakan secara umum adalah berasal dari
bakteri kokus gram positif. S. aureus autoinfeksi (endogen, self infection) yaitu
menyebar melalui droplet dan skuama suatu bakteri yang memang sudah ada di
kulit yang mencemari baju, seprai dan tubuh manusia dan berpindah ke tempat

68 Indah P. Kiay Demak,dkk., Manajemen waktu belajar mahasiswa ...


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018

lain di tubuh kita dan berasal dari eksogen SARAN


(cross infection) yang berasal dari Dari kesimpulan yang didapatkan,
lingkungan rumah sakit seperti udara maka peneliti memberikan saran sebagai
ruang, peralatan yang tidak steril, maupun berikut:
petugas rumah sakit yang kurang 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
menerapkan perilaku aseptik dan mengenai variasi bakteri pada alat-
antiseptik. alat medis di ruang rawat inap
paviliun melati.
KESIMPULAN 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
Dari hasil penelitian yang telah mengenai uji resistensi antibiotik
dilakukan pada ruang rawat inap paviliun pada bakteri udara di ruang rawat
melati, dapat disimpulkan dari semua inap paviliun melati.
sampel yang diambil menggunakan 3. Sebaiknya perlu meningkatkan
metode cawan terbuka yang dibiarkan kebersihan lingkungan dan ruangan
selama 15 menit di ruangan didapatkan rumah sakit khususnya pada ruangan
semua sampel mengalami pertumbuhan rawat inap paviliun melati,
bakteri. Variasi bakteri yang di dapatkan mengingat ruang rawat inap
adalah Staphylococcus sp (28,1%), merupakan ruangan dengan banyak
Staphylococcus epidermidis (25%), pengunjung setiap harinya, dan
Klebsiella sp (9,37%), Micrococcus mengingat keadaan pasien yang
varians (9,37%), Proteus penneri dirawat yang memiliki sistem
(9,37%), Pseudomonas sp (9,37%), dan imunitas yang masih rendah sehingga
Staphylococcus aureus (9,37%). Bakteri untuk pertumbuhan dari bakteri
yang paling banyak di temukan adalah penyebab infeksi nosokomial itu
bakteri Staphylococcus sp dan sendiri dapat di kontrol dengan baik.
Staphylococcus epidermidis.

69 Indah P. Kiay Demak,dkk., Manajemen waktu belajar mahasiswa ...


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018

DAFTAR PUSTAKA an/file/pdf/UU. 2009.044. [cited 2015

1. Darmadi. Infeksi Nosokomial : Feb 21]; 2011

problematika dan pegendaliannya. 6. Dzen, s.m., santoso, roekistiningsih,

Salemba Medika, jakarta; 2008 dewi s.. Perbedaan Pola Resistensi

2. Nugraheni, Suhartono, Wimarni, S. Staphylococcus Koagulase Negatif

Infeksi Nosokomial di Rsud Isolat Darah Terhadap Antibiotika di

Setjonegoro Kabupaten Wonosobo. Rsu Dr Saiful Anwar Malang Tahun

Media kesehatan indonesia, vol. 11 / 2000-2001 Dengan 2004-2005. Jurnal

no. 1. Universitas Diponegoro; 2012 Kedokteran Brawijaya; 2005

3. DEPKES. Pedoman Teknis Bangunan 7. Pratami, H.A., Apriliana, E.,

Rumah Sakit Ruang Rawat Inap. Rukmono, P.. Identifikasi

Kementrian Kesehatan RI(Serial Mikroorganisme Pada Tangan Tenaga

Online) ( Cited On 2015 Jun 15); (25 Medis dan Paramedis di Unit

Screen). Available From: URL : Perinatologi Rumah Sakit Abdul

http://aspak.buk.depkes.go.id/beranda/ Moeloek Bandar Lampung. Medical

wp- Journal of Lampung University; 2013

content/uploads/downloads/2014/01/7. 8. Warganegara, E., Apriliana, E.,

-Pedoman-Teknis-Instalasi-Rawat- Ardiansyah, R. Identifikasi Bakteri

Inap.pdf; 2012 Penyebab Infeksi Luka Operasi (Ilo)

4. Immaniar, E., Apriliana, E., Rukmono, Nosokomial Pada Ruang Rawat Inap

P. Kualitas Mikrobiologi Udara di Bedah Dan Kebidanan Rsam Di

Inkubator Unit Perinatologi Rumah Bandar Lampung. Fakultas

Sakit Umum Daerah Dr. Abdul Kedokteran Universitas Lampung;

Moeloek Bandar Lampung. Medical 2012

Journal of Lampung University; 2013 9. Jawets, Melnick, Adelberg.

5. Anonim. Undang-Undang Republik Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 25.

Indonesia No. 44 Tahun 2011 Tentang EGC, Jakarta; 2012

Rumah Sakit. 10. Elliott et al. Mikrobiologi Kedokteran

Dapp.bappenas.go.id/website/peratur & Infeksi. EGC. Jakarta; 2013

70 Indah P. Kiay Demak,dkk., Manajemen waktu belajar mahasiswa ...


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018

11. Kishore J. Isolation, identification &


characterization of Proteus penneri -
a missed rare pathogen. Indian
journal. Department of Microbiology,
Sanjay Gandhi Post-Graduate Institute
of Medical Sciences, Lucknow, India.
From :
<http://icmr.nic.in/ijmr/2012/march/03
10.pdf> ); 2012

71 Indah P. Kiay Demak,dkk., Manajemen waktu belajar mahasiswa ...

You might also like