You are on page 1of 15

ek

SIPIL’ MESIN ’ARSITEKTUR ’ELEKTRO

SISTEM PENG ENDA LIAN PID YANG DIAPLIKA SIKAN PADA PENG ENDA LIAN STEAM
TURBIN DENG AN SING LE VARIA BLE INPUT DAN SING LE O UTPUT
Protus Pieter Kalatiku* dan Deny Wiria Nugraha*

Ab strac t
Digital controller PID (Proportional Integral Differential) is controller widely used in industrial process
control systems. This controller has a simple structure but has a wide application. This controller can
be reduced to a PI controller (Proportional Integral) and PD (Proportional Differential). A digital
controller measures the process variable to be controlled at any specific time intervals called time
sampling. At each sampling or on each measurement of process variables, the data is analog data
is to be converted into digital form before being processed by the controller. Then the controller to
process each sample of major process variables to determine the error of the set-point, and based
on this error, digital PID controller using PID algorithm calculates the control signal to be supplied to
the process.
The purpose of this research is to design a steam turbine controller based PID control by using
software built using the PID algorithm. In control system design is expected to give the system the
frequency setting of load change disturbance that could result in damage to electrical
equipment, and do not leave the performance of PID controller in response aspects of the
transition, steady state error circumstances, and the quadratic error is applied to the steam
turbine control systems.
Ke y wo rds : Control System, PID (Proportional Integral Differensial), Steam Turbine, PID Algorithm

Ab stra k
Pengendali digital PID (Proportional Integral Differensial) adalah pengendali yang banyak
digunakan pada sistem pengendalian proses industri. Pengendali ini memiliki struktur yang
sederhana tetapi memiliki aplikasi yang luas. Pengendali ini dapat diturunkan menjadi
pengendali PI (Proportional Integral) dan PD (Proportional Differensial). Suatu pengendali digital
mengukur variabel proses yang akan dikendalikan pada setiap selang waktu yang spesifik yang
disebut waktu sampling. Pada setiap sampling atau pada tiap pengukuran dari variabel proses,
datanya adalah adalah data analog yang harus dikonversi ke dalam bentuk digital sebelum
diproses oleh kontroler. Kemudian pengendali mengolah tiap sampel dari variabel proses untuk
menentukan besar error terhadap set-point, dan berdasarkan error inilah, pengendali digital PID
dengan menggunakan algoritma PID menghitung sinyal kendali yang harus diberikan ke proses.
Tujuan penelitian ini adalah merancang pengendali steam turbin berbasis kendali PID dengan
menggunakan perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan algoritma PID. Pada
perancangan sistem kendali ini diharapkan dapat memberikan sistem pengaturan frekuensi
terhadap gangguan perubahan beban yang dapat mengakibatkan kerusakan peralatan listrik,
serta tidak meninggalkan kinerja dari kontroler PID dalam aspek tanggapan peralihan, kesalahan
keadaaan tunak, dan kesalahan kuadratik yang diterapkan pada sistem pengendali steam
turbin.
Ka ta Kunc i : Statika dan struktur, metode pembelajaran, modul

1. Pe nda hulua n pengendali tersebut dalam melakukan


Kualitas suatu pengendali proses pengendalian terutama pada
ditentukan oleh seberapa baik kinerja bidang kendali yang tergolong sulit.

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Sistem Pengendalian PID yang Diaplikasikan pada Pengendalian Steam Turbin
Dengan Single Variable Input dan Single Output
(Protus Pieter Kalatiku dan Deny Wiria Nugraha)

Dalam merancang kendali otomatis, kontroler untuk mengatur temperatur


model dari plant yang akan speed dan pressure.
dikendalikan haruslah diketahui terlebih
dahulu. Berdasarkan model yang
diperoleh, maka perancang melakukan 2. Tinja ua n Pusta ka
uji coba untuk mengetahui kinerja dan 2.1 Persyaratan umum sistem kendali
kehandalan dari suatu pengendali yaitu Setiap sistem kendali/kontrol
dengan teknik-teknik yang banyak harus stabil. Ini merupakan persyaratan
dikemukakan para ahli teknik kendali, utama. Suatu sistem dikatakan stabil jika
seperti teknik tanggapan frekuensi, root keluarannya tetap pada nilai tertentu
locks state space dan kendali optimal. dalam jangka waktu yang ditetapkan
Pengendali yang selama ini setelah diberi masukan (Tarmukan,
dianggap cukup baik yaitu PID 1995). Disamping kestabilan mutlak,
(Proportional Integral Differensial), suatu sistem kendali harus mempunyai
memang sudah diketahui kinerjanya kestabilan relatif yang layak. Jadi,
baik oleh kalangan ilmuwan maupun kecepatan respon harus cukup cepat
dunia industri. Tetapi pengendali dan menunjukkan peredaman yang
konvensional PID ini tidak dapat layak. Suatu sistem kontrol juga mampu
digunakan untuk variabel yang tidak memperkecil kesalahan sampai nol atau
linear dan tidak dapat digunakan untuk sampai pada suatu nilai yang dapat
pada pengendali multi variabel. Pada ditoleransi. Setiap sistem kendali yang
bidang kendali yang mempunyai multi berguna harus memenuhi persyaratan
variabel dan non linear malah lebih ini.
mudah dikendalikan oleh operator Persyaratan kestabilan relatif
(manusia), tanpa harus mengetahui yang layak dan ketelitian keadaan
persamaan atau model matematik dari tunak (steady state) cenderung tidak
sistem yang dikendalikan. dapat dipenuhi secara bersama-sama.
Operator (manusia) Oleh karena itu dalam mendesain sistem
menginginkan suatu pengendali yang kontrol/kendali, kita perlu melakukan
mampu melakukan proses pengendali kompromi yang paling efektif diantara
dengan cara pola pikir atau kerja dari dua persyaratan ini.
otak manusia. Dengan kemampuan
sistem-sistem non linear, dengan
variabel-variabel yang tidak jelas 2.2 Kontroler PID
batasannya serta mutlak memerlukan Setiap kekurangan dan
model matematik dari sistem yang akan kelebihan dari masing-masing kontroler
dikendalikan. Pemecahan dari P, I dan D dapat saling menutupi
persoalan ini adalah dengan dengan menggabungkan ketiganya
ditemukannya sistem pengendali dari secara paralel menjadi kontroler
PID. Pengendali ini adalah pengendali proporsional plus integral plus differensial
cerdas dan dapat digunakan pada (kontroler PID). Elemen-elemen kontroler
bidang pengendali secara luas. P, I dan D masing masing secara
Penelitian ini akan menyajikan keseluruhan bertujuan untuk
kinerja dari sistem pengendali PID yang mempercepat reaksi sebuah sistem,
diaplikasikan pada bidang kendali non menghasilkan offset dan menghasilkan
linear yang cukup sulit yaitu perubahan awal yang besar. Gambar 1
pengendalian Steam Turbin dengan menunjukkan blok diagram kontroler PID
Single Variabel Input dan Single Output (Gunterus, 1997).
(SISO), dengan melibatkan tiga PID

141
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 140 - 154

memberikan konstribusi pengaruh pada


respon sistem secara keseluruhan.

2.3 Metode Ziegler-Nicholas


Ziegler-Nicholas pertama kali
memperkenalkan metodenya pada
tahun 1942. Metode ini memiliki dua
cara, metode osilasi (siklus kontinyu) dan
kurva reaksi (Tarmukan, 1995). Kedua
metode ditujukan untuk menghasilkan
respon sistem dengan lonjakan
Gambar 1. Blok diagram kontroler PID
maksimum sebesar 25% (Ogata, 1997).
analog

Keluaran kontroler PID


merupakan jumlahan dari keluaran
proporsional, keluaran integral, dan
keluaran differensial. Gambar 2
menunjukkan hubungan tersebut
(Gunterus, 1997).

Gambar 3. Kurva respon tangga satuan


memperlihatkan 25%
lonjakan maksimum

2.4 Metode Osilasi


Metode ini didasarkan pada
reaksi sistem loop tertutup. Plant disusun
serial dengan kontroler PID. Semua
parameter integrator disetel tak
Gambar 2. Hubungan dalam fungsi berhingga dan parameter differensial
waktu antar sinyal disetel nol (Ti = ~ ; Td = 0).
keluaran dengan masukan Parameter proporsional kemudian
untuk kontroler PID dinaikkan bertahap. Mulai dari nol
sampai mencapai harga yang
Pengendali PID menghasilkan mengakibatkan reaksi sistem berosilasi.
output yang tergantung pada Reaksi sistem harus berosilasi dengan
magnitude, lamanya dan laju magnitude tetap. Gambar 4
perubahan dari sistem sinyal error menunjukkan rangkaian loop tertutup
(Petruzella, 1996). Karakteristik kontroler dengan metode osilasi (Ogata, 1996).
PID sangat dipengaruhi oleh konstribusi Nilai penguatan proporsional
besar dari ketiga parameter P, I, dan D. pada sistem mencapai kondisi sustained
Penyetelan konstanta Kp, Ti dan Td akan oscilation disebut ultimate gain Ku.
mengakibatkan penonjolan sifat dari Periode dari sustained oscilation disebut
masing-masing elemen. Satu atau dua ultimate period Tu.
dari ketiga konstanta tersebut akan

142
Sistem Pengendalian PID yang Diaplikasikan pada Pengendalian Steam Turbin
Dengan Single Variable Input dan Single Output
(Protus Pieter Kalatiku dan Deny Wiria Nugraha)

de(t )
U (t ) = Kp.e(t ) + Ki ∫ e(t ) dt + Kd .
dt

⎡ 1
1
de(t ) ⎤
U (t ) = Kp ⎢e(t ) + ∫ e * dt + Td ⎥
⎣ T1 0
dt ⎦
...........(1)
Gambar 4. Sistem loop tertutup dengan
alat kontrol proporsional dimana :
U(t) = sinyal kendali
E(t) = error
Kp = gain proporsional
 
Y(t)  Ki = gain integral = Kp/Ti
Ti = konstanta waktu integral
Kd = gain derivatif = Kp.Td
Td = konstanta waktu derivatif
t

Untuk dapat diterapkan pada


kontroler digital, maka persamaan (1)
Pu 
harus diubah ke dalam persamaan
diskrit dengan mendifinisikan persamaan
Gambar 5. Menggambarkan kurva di atas terhadap waktu, sehingga
reaksi loop tertutup ketika diperoleh persamaan:
berisolasi

du de (t ) d 2 e (t )
Penalaan parameter PID = Kp + Ki .e (t ) + Kd .
dt dt dt 2 ……(2)
didasarkan terhadap kedua konstanta
hasil eksperimen, Ku dan Pu. Ziegler dan
Nicholas menyarankan penyetelan nilai
Pada persamaan diatas dapat
parameter Kp, Ti dan Td berdasarkan
diketahui berapa lama keluaran kontroler
rumus yang diperlukan pada tabel 1.
harus berubah untuk setiap perubahan
waktu yang dianggap kecil, dt. Dalam
Tabel 1. Penalaaan parameter PID sistem digital, selang waktu dt dinyatakan
dengan metode osilasi dalam waktu sampling Ts. Maka untuk
mengetahui berapa besar keluaran dan
Tipe error dalam bentuk perubahan dari satu
Kp TI Td
Ko ntro le r sampling ke sampling berikutnya sebagai
berikut:
P 0,5 Ku
PI 0,45 Ku ½ Pu Δu Δe Δ ⎡ Δe ⎤
= Kp + Ki . e + Kd . ⎢ ⎥
Ts Ts Ts ⎣ Ts ⎦ …..…(3)
PI 0,5 0,125
0,6 Ku
D Pu Pu

3. Me to de Pe ne litia n
2.5 Pengendali PID digital 3.1 Bahan dan Alat
Dalam domain waktu keluaran Data yang merupakan bahan
dari kendali PID dapat dinyatakan penelitian ini dikumpulkan melalui
sebagai berikut: beberapa metode sebagai berikut:

143
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 140 - 154

a. Studi literatur, yaitu penelusuran pengendali PID untuk proses


literatur mengenai dasar pengendalian turbin uap (steam
pengetahuan tentang hal-hal yang turbine).
berkaitan dengan penelitian ini. e. Pembuatan program aplikasi untuk
b. Melakukan pengamatan secara simulasi pengujian dengan
langsung pada perangkat keras dan menggunakan program MatLab versi
perangkat lunak yang digunakan 7.0.4.
pada sistem pengendalian. f. Langkah selanjutnya dengan
c. Pengumpulan data berdasarkan melakukan pengujian sistem dan
hasil-hasil pengujian. mengamati hasil simulasi pengujian.
Dari hasil-hasil pengujian kemudian
3.2 Alat penelitian dapat ditarik kesimpulan penelitian
ini.
Alat-alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: perangkat
keras (hardware) berupa komputer 3.5 Analisa Sistem
dengan prosesor Intel Core 2 CPU T5500 • Dinamika Proses Sistem
1,66 GHz, memori 2,49 GB RAM, hard disk Sistem pembangkit listrik yang sudah
320 GB dan monitor 15,4 inchi. umum digunakan adalah mesin
Perangkat lunak (software) berupa generator AC. Dimana penggerak
sistem operasi Microsoft Windows XP dan utamanya bisa berjenis mesin turbin,
program MatLab versi 7.0.4. mesin diesel atau mesin baling-
baling. Dalam pengoperasian
pembangkit listrik dengan generator,
3.3 Jenis penelitian karena faktor keandalan dan
Penelitian ini merupakan fluktuasi jumlah beban, maka
penelitian eksperimen dengan cara disediakan dua atau lebih generator
merancang dan mengembangkan yang dioperasikan dengan terus
suatu perangkat lunak yang akan menerus, cadangan dan bergiliran
diterapkan pada sistem untuk untuk generator-generator tersebut.
menunjukkan kemampuan pengendali Pada sistem tenaga listrik, permintaan
PID dalam melakukan proses beban sering berubah-ubah
pengendalian steam turbine (turbin besarnya. Hal ini menimbulkan
uap). perubahan parameter dari sistem.
Salah satu parameter yang
3.4 Tahapan penelitian terpengaruh dengan adanya
Penelitian ini dilakukan dengan perubahan beban adalah parameter
melalui tahapan-tahapan sebagai frekuensi. Perubahan frekuensi ini jika
berikut: tidak ditanggulangi dapat
a. Mengumpulkan bahan dan alat mengakibatkan kerusakan pada
penelitian yang akan digunakan peralatan-peralatan listrik yang peka
pada pengujian sistem. terhadap perubahan frekuensi.
b. Instalasi program-program yang Pada pembangkit listrik tenaga uap,
dibutuhkan serta pengaturannya. generator digerakkan oleh turbin uap
c. Melakukan persiapan data yang telah (steam turbine) dengan kecepatan
ada sehingga dapat digunakan oleh generator yang dapat diatur dengan
program aplikasi. jalan mengatur kecepatan turbin
d. Merancang dan menyusun algoritma uap. Perangkat yang mengatur
yang sesuai dengan karakteristik kecepatan turbin uap inilah yang

144
Sistem Pengendalian PID yang Diaplikasikan pada Pengendalian Steam Turbin
Dengan Single Variable Input dan Single Output
(Protus Pieter Kalatiku dan Deny Wiria Nugraha)

dinamakan D-EHC. D-EHC adalah


sebuah mikroprosesor yang • Turbin Uap (Steam Turbine)
didasarkan pada turbin governor. Pada sistem turbin uap dinamika
Pada DEHC mempunyai duplikat diasumsikan mencapai fungsi transfer
digital controler, duplikat speed orde satu maka digunakan
sensor dan hirarki untuk konfigurasi persamaan keseimbangan massa dan
distribusi untuk menjamin adanya kalor yang umum untuk proses aliran
sistem yang handal dan on line untuk tunak, isentropis, dan mengabaikan
perawatannya. kelambatan pada nozzle.
Pada D-EHC sistem kabinet di atas Persamaan kesetimbangan massa dan
mempunyai fungsi sebagai turbine start- kalor yang umum untuk proses aliran
up, speed control, load control, valve tunak, yaitu:
position control, turbine protection dan

CRT service. Berdasarkan fungsi dari D- Wi − W0 = v 0
EHC tersebut, maka pada penelitian ini dt ………..................(4)
diambil plant yang sesuai dengan
pengaturan perubahan frekuensi, yaitu
dρ 0 h0
kontroler untuk mengendalikan control Wi hih − W0 h0 = v
dt …………….(5)
valve, dimana fungsi control valve disini
sebagai pengatur buka-tutup dari laju
aliran uap air.

D-EHC Cabinet
Functions :
◙ Turbine start-up GRAPHI
◙ Speed control C
◙ Load control
◙ Valve position CONTROL Electric Signal
control Wiring Steam
PANEL
◙ Turbine protection Proses
◙ CRT service CCS

Speed

MSV C

IV

IP LP G
Boiler H
400 MW 20 KV
CONDENSOR

Gambar 6. Outline dari D-EHC Sistem

145
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 140 - 154

dimana : Perubahan daya akibat adanya


Wi = Laju aliran uap masuk ke perubahan aliran dapat dirumuskan
penyimpanan uap pada sbb:
turbin (Kg/dt)
W0 = Laju aliran uap keluar
H 0 ( s)
menuju kondensor (Kg/dt) Δρ ( s) = ΔW ( s ) x x Hi
Hi = Entalpi masuk (J/Kg) H 1 (s) ………….(1
H0 = Entalpi keluar menuju
nozzle (J/kg) 0)
V = Volume penyimpanan uap
sehingga hubungan input ouput
(m3)
dapat dituliskan sebagai berikut:
Persamaan (5) dapat berubah Δρ ( s) 1
=
menjadi: ΔW ( s) vρ 0
s +1
Wi ………………(11)
⎧ dh dρ ⎫
Wi hih − W0 h0 = v ⎨ ρ 0 0 + h0 0 ⎬ Dengan mengolah data yang
⎩ dt dt ⎭ ……….(6)
didapatkan dari plant, seperti laju
aliran uap masuk pada 1ststage turbin
Dengan memasukan persamaan (4) Wi = 760880 Kg/h = 211.35 Kg/dt, v =
ke (5) di dapat persamaan differensial 2.2 m3 dan ρu yang didapatkan dari
dari dinamika sistem turbin uap : suhu 1ststage turbin adalah 4500 ºC
pada tekanan, P = 90 Kg/cm3.
dh0
Wi hi = vρ 0 + W0 h0
dt …………….(7)

Persamaan 6 ditransformasi laplace-


kan menjadi:
Gambar 7. Blok diagram turbin uap
Wi hi ( s ) = s vρ 0 h0 ( s ) + W0 h0 ( s )
…(8)

• Katup kendali
H 0 (s) 1
= Untuk memudahkan dalam
H 1 ( s) vρ perancangan pengendali frekuensi
0
s +1
Wi ……………………(9) pada steam turbin, maka dapat
dibuat diagram blok seperti pada
gambar 8.

Gambar 8. Diagram blok kendali frekuensi untuk single unit

146
Sistem Pengendalian PID yang Diaplikasikan pada Pengendalian Steam Turbin
Dengan Single Variable Input dan Single Output
(Protus Pieter Kalatiku dan Deny Wiria Nugraha)

Gambar 9. Diagram blok pengendali frekuensi steam turbin

Gambar 10. Dua sistem interkoneksi pada bus tie-line

Pada gambar 8. terdapat notasi ΔPc = induktif secara seri, seperti pada
ΔPm = ΔPD + ΔPtie dan Δf diasumsikan gambar 10.
nilainya nol. Tetapi jika ΔPc nilainya Mengingat perancangan dalam
lebih besar dari ΔPc pada kondisi penelitian ini bentuk simulasi dengan
steady state, maka sistem akan stabil aplikasi software, maka teori kontrol
pada Δf >0 dan ini berarti sistem diskrit adalah pendekatan teori
beroperasi pada frekuensi di atas kontrol analog dengan time sampling
frekuensi normal (f0). tertentu, sehingga dimengerti oleh
Untuk menghindari kondisi ini, komputer dengan iterasi program
sebuah pengendali area perlu berulang. Persamaan digital untuk
ditambahkan pada sistem, yaitu yang kontroler PID analog dengan time
disebut Area Control Error (ACE) sampling tertentu dapat dituliskan
dimana sinyal masukannya adalah sebagai berikut:
perkalian antara perubahan frekuensi
(Δf) dan konstanta bias frekuensi (B). ⎡ 1 n en − en −1 ⎤
u = Kp ⎢e +
⎣ Ti
∫∑e T
j =1
j s + Td
Ts

⎦ …(12)
• Daya Tie-Line
Pada interkoneksi sistem pembangkit
perlu sekali mempertimbangkan aliran Penalaan parameter kontroler PID
daya tie-line dari sistem ke sistem yang selalu didasari atas tujuan terhadap
lainnya, dimana tie-line tersebut karakteristik yang diatur (plant).
dihubungkan oleh sebuah bus tie-line. Dengan demikian mode matematik
Pemodelan line secara pendekatan plant, perilaku plant tersebut harus
dapat digambarkan dengan reaktansi terlebih dahulu sebelum penalaan
parameter PID itu dilakukan.

147
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 140 - 154

Dengan melihat data yang di Pada proses tuning PID


dapat dari plant, maka diagram blok menggunakan Ziegler-Nicholas,
dapat dilihat seperti gambar 12. pertama-tama set Ti = ~ dan Td = 0,
sehingga transfer function close-loop
seperti gambar 13.

Gambar 11. Diagram blok unit pembangkit

Gambar 12. Diagram blok unit pembangkit berdasarkan data dari plant

Gambar 13. Diagram blok unit pembangkit dengan pengendali proporsional

Tabel 2. Aturan dasar tuning Ziegler-Nicholas metode osilasi


Tipe Pe ng e nda li Kp Ti Td
P 0.5 Kcr ~ 0
PI 0,45 Kcr (1/1,2) Pcr 0
PID 0,6 Kcr 0,5 Pcr 0,125 Pcr

148
Sistem Pengendalian PID yang Diaplikasikan pada Pengendalian Steam Turbin
Dengan Single Variable Input dan Single Output
(Protus Pieter Kalatiku dan Deny Wiria Nugraha)

Gambar 14. Diagram blok unit pembangkit dengan pengendali PID

Kemudian dengan menguji unit step penambahan atau pengurangan


pada sistem di atas dengan fungsi sebesar 10 % dari daya maskimum
alih Δf ( s ) / ΔPD ( s ) keluaran plant atau 0,1 pu MW. Uji noise
adalah:
pengukuran dengan memberikan sinyal
random pada keluaran speed sensor
Δf (s) − 0,4814S 4 −11,6586S 3 −168,5575S − 485,1432
= 4 sebesar 10 % perubahan frekuensi
ΔPD (s) S +19,8963S 3 + 224,3436S 2 + 517,288S + 485,1432
maksimum yang dikehendaki (0,05 Hz).
Pada uji simulasi ini akan dibagi
menjadi dua unit, yang masing-masing
4. Ha sil da n Pe m b a ha sa n uji simulasi terhadap sistem pembangkit
Hasil perancangan yang satu unit dan sistem pembangkit dua
berupa perangkat lunak akan unit.
diterapkan pada sistem untuk
menunjukkan kemampuan pengendali 4.1 Hasil pengujian I
PID dalam melakukan proses Uji pertama dengan
pengendalian. Simulasi ini memberikan set-point sebesar nol sesuai
menggunakan program MatLab versi dengan kondisi normal antara
7.0.4. MatLab adalah sebuah bahasa pembebanan sistem dengan daya
pemrograman dengan unjuk-kerja tinggi yang dibangkitkan, respon daya sistem
(high-performance) untuk komputasi terhadap waktu dapat dilihat pada
teknis, yang mengintegrasikan gambar 15.
komputasi, visualisasi, dan
Pada grafik tanggapan
pemrograman di dalam lingkungan
frekuensi dengan memberikan set point
yang mudah penggunaannya dalam
sebesar 0 pu MW diperoleh bahwa
memecahkan persoalan dengan
pada pengendali logika PID
solusinya yang dinyatakan dengan
menunjukkan error steady state
notasi matematik (Wijaya et al., 2007).
mendekati nol, baik pada sistem
Nama MatLab merupakan singkatan
pembangkit single unit maupun
dari matrix laboratory.
interkoneksi.
Pada sistem yang kondisinya
tidak mengalami gangguan, plant
hanya diberikan set-point sebesar nol 4.2 Hasil pengujian II
sesuai dengan kondisi normal. Uji yang kedua dengan
Pemilihan sinyal uji gangguan pada memberikan gangguan perubahan
simiulasi ini adalah sinyal uji fungsi step. beban yang berupa sinyal step, sinus
Unit ramp, sinus dan noise pengukuran dan ramp sebesar 0,1 pu MW. Dengan
yang masing-masing merupakan adanya perubahan beban pemakaian

149
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 140 - 154

daya listrik yang sifatnya berupa frekuensi dan error perubahan frekeunsi
gangguan, maka akan terjadi dapat dilihat pada gambar 16.
penurunan frekuensi terhadap frekuensi
normalnya, respon dinamik perubahan

Gambar 15. Respon dinamik pada kondisi tanpa ada perubahan

0,1
Error Frek.

0,08
Perubahan Frek. (Hz)

0,06

0,04

0,02

0
0 10 20 30 40
waktu (detik)

Gambar 16. Error perubahan frekuensi akibat


gangguan fungsi step untuk sistem
pembangkit satu unit

150
Sistem Pengendalian PID yang Diaplikasikan pada Pengendalian Steam Turbin
Dengan Single Variable Input dan Single Output
(Protus Pieter Kalatiku dan Deny Wiria Nugraha)

Respon Dinamik Frek.


0,2

0,1

Perubahan Frek. (Hz)


0

-0,1

-0,2
0 10 20 30 40
waktu (detik)

Gambar 17. Respon dinamik perubahan frekuensi akibat


perubahan beban fungsi step pada sistem
pembangkit satu unit

Untuk sinyal gangguan berupa


fungsi step sebesar 0,1 pu MW, kontroler
mampu mereduksi perubahan frekuensi Error Frek.
2
dan tidak mempengaruhi kestabilan
sistem. Pada uji gangguan fungsi step 0
Perubahan Frek. (Hz)

untuk sistem pembangkit single unit -2


respon dinamik perubahan frekuensi
menunjukkan setling time sebesar 1,5 -4

detik, maksimum overshoot sebesar -6


0,006 persen, peak time 2,5 detik dan
error steady state sebesar 0,0029954 %. -8

-10
0 50 100 150 200 250 300
Error Frek. waktu (detik)
10

8
Gambar 19. Respon dinamik
frekuensi akibat
Perubahan Frek. (Hz)

6
gangguan perubahan
4 beban fungsi step pada
2
pembangkit dua unit
(interkoneksi)
0

-2 Untuk sistem interkoneksi dua


0 100 200 300
waktu (detik)
area, respon dinamik menunjukkan
harga setling time sebesar 1,5 detik,
Gambar 18. Respon perubahan akibat maksimum overshoot sebesar 0,00815 %,
gangguan perubahan peak time 3,5 detik dan error steady
beban fungsi step pada state 0,002249 %.
sistem pembangkit dua
unit (interkoneksi)

151
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 140 - 154

Gambar 20. Error perubahan frekuensi akibat gangguan fungsi


sinus untuk sistem pembangkit satu unit

Gambar 21. Respon dinamik perubahan frekuensi akibat


gangguan perubahan beban fungsi sinus pada
sistem pembangkit satu unit

Gambar 22. Error perubahan frekuensi akibat gangguan fungsi


sinus untuk sistem pembangkit dua unit

152
Sistem Pengendalian PID yang Diaplikasikan pada Pengendalian Steam Turbin
Dengan Single Variable Input dan Single Output
(Protus Pieter Kalatiku dan Deny Wiria Nugraha)

Gambar 23. Respon dinamik perubahan frekuensi akibat


gangguan perubahan beban fungsi sinus
pada sistem pembangkit dua unit

Untuk sinyal gangguan dengan a. Komponen-komponen sistem


fungsi sinus yang beramplitudo 0,1 pu pengaturan pada penelitian ini terdiri
MW, pengendali PID mampu dari D-EHC, steam turbin, tie-line,
mengendalikan output dari perubahan pengendali PID dan sistem beban
frekuensi yang diinginkan yaitu pada pembangkit. Tuning PID yang
mendekati nol atau kondisi normal. digunakan menggunakan Ziegler-
Pada uji gangguan fungsi sinus pada Nicholas dengan metode osilasi.
sistem pembangkit satu unit respon plant Waktu sampling yang digunakan
menunjukkan settling time yang kecil pada digital kontrol adalah 0,5 detik.
sekali, yaitu mendekati nol yang masih b. Untuk sinyal gangguan berupa fungsi
berasal dibawah 2 % (gambar 21). step, kontroler (pengendali) PID
Maksimum overshoot sebesar 1,87e-005 mampu mereduksi perubahan
persen, peak time detik dan error steady frekuensi dan tidak mempengaruhi
state sebesar 6,2464e-006 %. kestabilan sistem.
Untuk sistem pembangkit c. Untuk sinyal ganguan dengan fungsi
interkoneksi dua unit respon dinamik sinus pengendali PID mampu
(gambar 23), perubahan frekuensi mengendalikan output dari
menunjukan maxsimun over shoot perubahan frekuensi yang diinginkan
0,00002638 %. Peak time 2 dan error yaitu mendekati nol atau kondisi
steady state 6,7115e-008 %. normal.

5. Ke sim pula n 6. Da fta r Pusta ka


Setelah dilakukan serangkaian Gunterus, F., 1997, Falsafah Dasar: Sistem
simulasi pengujian dan analisa dalam Pengendalian Proses, PT. Elex
penelitian ini, maka dapat diambil Media Komputindo, Jakarta.
kesimpulan sebagai berikut:

153
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 140 - 154

Hanselman, D., Littlefield B., 1997, Matlab


Bahasa Komputasi Teknis, Edisi 1,
Andi, Yogyakarta.
Ogata, K., 1996, Teknik Kontrol
Automatik, Jilid 1, Edisi 2,
Erlangga, Jakarta.
Ogata, K., 1997, Teknik Kontrol
Automatik, Jilid 2, Edisi 2,
Erlangga, Jakarta.
Petruzella, F. D., 1996, Elektronik Industri,
Andi, Yogyakarta.
Tarmukan, 1995, Teknik Pengaturan
Otomatis, Pusat
Pengembangan Pendidikan
Politeknik Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Bandung.
Wijaya, M., Prijono, A., 2007, Pengolahan
Citra Menggunakan MatLab
Image Processing Toolbox,
Informatika, Bandung.

154

You might also like