Professional Documents
Culture Documents
Mohammad Muntaha1,*, Aan Fauzi1, Deris Faisa R.1, Dwi Indriyani1, Trihanindyo Rendy Satria2
Departemen Teknik Infrastuktur Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya1, Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya2
Koresponden*, Email: mohammadmuntaha@yahoo.com
Abstrak
Sebagian besar tanggul sungai adalah merupakan tanggul alami yang di bentuk dengan
menggunakan material tanah sekitar. Permasalahan utama pada tanggul alami sungai adalah
kelongsoran yang sering terjadi pada bibir/tepi tanggul. Disamping permasalahan tanah dasar,
persoalan tambahan pada kestabilan tanggul adalah arus sungai, derasnya arus dapat
menyebabkan erosi pada lereng tanggul sehingga menyebabkan kelongsoran tanggul. Studi ini
mencoba untuk menganalisa kelongsoran pada tanggul sungai dengan kondisi alami dan kondisi
dengan perkuatan. Model yang disimulasikan adalah lereng tanggul sungai dengan kemiringan
sudut 80 dimana sudut ini dianggap kritis dalam kestabilan tanggul, sedangkan air sungai
dimodelkan musim pancaroba, dimana air hampir mendekati kondisi puncak. Kemudian dibuat
model variasi kestabilan tanggul tanpa perkuatan, tanggul dengan perkuatan tiresoil di susun
vertikal plus angker dan perkuatan tiresoil disusun horisontal plus angker. Hasil pemodelan
menunjukkan pada kondisi awal, yaitu tanggul alami di dapatkan angka keamanan kritis adalah
1,342; sedangkan angka keamanan tanggul yang diperkuat dengan tiresoil susun vertikal dan
horisontal adalah 3,521 dan 5,166. Hasil permodelan diatas menunjukkan peningkatan angka
Kata kunci: tanggul sungai, lereng keamanan yang signifikan pada tanggul yang penggunaan perkuatan tiresoil dibandingkan tanpa
alam, perkuatan lereng dengan tire perkuatan, hal ini diduga akibat adanya peningkatan kekuatan geser tanah yang dikonstribusikan
soil, angka keamanan oleh tiresoil dan angker.
249
250 Mohammad Muntaha dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume 18, Nomor 2, Agustus 2020 (249-252)
sungai, hal ini di tengarahi oleh pengaruh berat sendiri beberapa tanggul sungai, dimana rata-rata kemiringannya
struktur perkuatan tersebut yang terlalu besar, sehingga adalah 600 – 80o. Untuk muka air sungai diasumsikan pada
membebani tanah dasar. waktu musim pancaroba, dimana hampir seluruh permukaan
Sehingga perlu alternatif perkuatan lereng tanggul sungai tanggul terendam dengan air.
yang ringan tetapi cukup kuat. Beberapa negara telah Model kelongsoran pada tanggul dibuat 3 kondisi yaitu
mengaplikasikan penggunaan tiresoil untuk perkuatan tebing analisa longsor tanggul kondisi natural, tanggul dengan
Gambar 1, pada studi ini dicoba menggunakan perkuatan perkuatan tiresoil susun vertikal plus angker, tanggul dengan
tiresoil pada tanggul sungai. Beberapa peneliti telah perkuatan tiresoil susun horisontal plus angker. Detail
mempublikasikan penggunaan tiresoil, diantaranya El- metode studi seperti terlihat pada Gambar 2.
Sayegh, dkk 2018 [3], Lescoe, 2010 [4]. Tiresoil diharapkan
mampu melindungi permukaan lereng tanggul dari gerusan 3. Hasil dan Pembahasan
arus, sedangkan angker diharapkan dapat meningkatkan kuat 3.1. Hasil Pengujian Gravimetri-volumetri Tanah
geser tanah. Seperti di sampaikan Agung [5] tiresoil Uji gravol dan kuat tekan dilakukan pada sampel
merupakan suatu kombinasi dari ban bekas dan tanah, yang dilokasi studi pada kedalaman -1 m dan -3 m. Hasil uji berat
digunakan seluruhnya atau dipotong sebagian baik yang volume, angka pori, dan spesifik gravity tanah yang diteliti
berbentuk sampah bubuk. Umumnya material tiresoil yang seperti terlihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil ini terlihat
terbuat dari ban memiliki tingkat kepadatan (weightvolume) bahwa ada peningkatan nilai kepadatan dan kekuatan tanah
antara 8,0 dan 10,0 kN/m3, ini biasanya digolongkan sebagai seiring dengan kedalaman. Hal ini sesuai dengan yang
material tiresoil kelas ringan. Kombinasi tiresoil dan angker disampaikan oleh Muntaha [6].
diharapkan dapat mengatasi kelongsoran pada lereng tanggul
yang miring dengan karakteristiknya yang elastis dan kuat START
tarik yang cukup besar sehingga dapat meningkatkan angka
keamanan. PENGAMBILAN SAMPEL
UNDISTURBED dan DISTURBED
longsor. 21 20
19 18
30 24
43
15 14
42
Jenis Kedalaman 41
Satuan 13 40 12
Pengujian 39
37
10
36
9 32 27 1 28
Gs 2,502 2,512
Wc % 23,05 20,41 33
a. 34
b.
4
. .
∂t t/m3 1,605 1,635
Gambar 4. Hasil Pemodelan Lereng Tanggul dengan Perku-
∂d t/m 3
1,12 1,19 atan Tiresoil disusun Vertikal Plus Angker Kondisi Air
Pancaroba
Kuat tekan, qu kg/cm2 1,45 1,56
Dari perhitungan program, angka keamanan yang
Pada studi pemodelan tanggul sungai di modelkan diperoleh pada perkuatan ini adalah 3,521. Terjadi
menggunakan program geoslope, untuk muka air divaria- peningkatan angka keamanan yang cukup besar dengan
sikan saat tinggi muka air pancaroba, model dibuat 3 variasi penambahan perkuatan ini. Tiresoil dan angker pada
yaitu tanpa perkuatan dan 2 variasi perkuatan yaitu perkuatan permukaan tebing memperbesar tegangan tarik pada tanah,
tiresoil susun vertikal plus angker, dan perkuatan tiresoil sehingga meningkatkan kuat geser tanah.
susun horisontal plus angker. Model lereng ketiga adalah dengan perkuatan tiresoil
Untuk permodelan pertama adalah, model tanggul/lereng susun horizontal plus anchorage dialiri air dengan tinggi
sungai tanpa perkuatan dialiri air dengan tinggi muka air muka air pancaroba. Hasil permodelan sebagaimana terlihat
musim pancaroba. Model sebelum running program seperti pada Gambar 5.a dan Gambar 5.b.
terlihat pada Gambar 3.a. Sedangkan model setelah running 1,2,3
22
21
29 23
20
9 10 17 16
1,2 35 31 25 26
43
42
15 14
41
17 11 12 40
28 13 39 12
27 38
13
26 37
11 10
25 36
27
24
9 32 1 28
23
22
21
20
19
33 34
18 4
14 15
a. b.
. .
3
1 16
Gambar 5. Hasil pemodelan lereng tanggul dengan perku-
a. b. atan tiresoil disusun horisontal plus angker kondisi air
. . pancaroba
Gambar 3. Hasil pemodelan lereng tanggul dengan kondisi
air pancaroba Berdasarkan hasil perhitungan program, pada kondisi
perkuatan tiresoil dengan susunan horizontal plus angker
Dari perhitungan program, didiapatkan angka keamanan didapatkan angka keamanan pada tanggul sungai 5,166. Ter-
terkecil yang diperoleh adalah 1,342. Terlihat bahwa tanggul jadi peningkatan angka kemanan pada susunan horizontal,
masih cukup stabil pada saat kondisi muka air pada musim hal ini diduga pemasangan tiresoil secara horizontal menam-
ini. Model kedua adalah model lereng dengan perkuatan bah luas permukaan atau bidang kontak dengan tanah yang
tiresoil susun vertikal plus anchorage dialiri air dengan lebih besar. Hasil ini sesuai dengan yang disampaikan Agung
tinggi muka air pancaroba. Model seperti terlihat pada [5] dan Sigit [7] bahwa pemasangan tiresoil pada suatu lereng
Gambar 4.a, sedangkan hasil running program seperti dapat meningkatkan kestabilannya.
terlihat pada Gambar 4.b.
251
252 Mohammad Muntaha dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume 18, Nomor 2, Agustus 2020 (249-252)