You are on page 1of 10

Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Rapat Tengah Tahunan 2016

Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

AUDIT KESELAMATAN JALAN PADA RUAS


JALAN NASIONAL DI KOTA BANDA ACEH
Lulusi Sofyan M. Saleh Jefri Reinaldi
Jurusan Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Alumni Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Fakultas Teknik Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala Universitas Syiah Kuala Universitas Syiah Kuala
Jln. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7, Jln. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7, Jln. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7,
Darussalam Banda Aceh 23111 Darussalam Banda Aceh 23111 Darussalam Banda Aceh 23111
Telp: (0651) 7555444 Telp: (0651) 7555444 Telp: (0651) 7555444
lulusi_syarti@yahoo.com sofyan_saleh@yahoo.com jefrireinaldi@gmail.com

Abstract
Based on data from traffic accidents during 2010-2014 from the Indonesian National Police of Banda Aceh,
Jalan Tgk. Imum Lueng Bata is one of the accident-prone locations in Banda Aceh city. The number of
accidents that occurred in 2014 showed that the road has the highest number of accidents among the other
roads,15 cases of accidents. In order to minimize the number of accidents, it is essential to know the potential
cause of accidents, especially on road conditions factor by conducting road safety audit. This study aims to
conduct road safety audit on Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Banda Aceh STA 0 + 000 to STA 2 + 500. Road
safety audit is done by filling out a form check list from the Department of Public Works in 2015, then
performed the calculations with Guttman scale to determine the percentage of road safety. The results of data
processing shown that the average percentage of road safety on Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Banda Aceh
STA 0 + 000 to the STA 2 + 500 by 56% and categorized quite risk. The main factor of causing accidents on
this road is the human error factor with the percentage of 55.88%. Based on the results of the field survey,
it is necessary to repair the deficiencies in Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Banda Aceh.

Keywords: national road, road safety audit, risk, accident

Abstrak
Berdasarkan data kecelakaan lalu lintas selama 2010-2014 dari Polresta Kota Banda Aceh, jalan nasional,
Jalan Tgk. Imum Lueng Bata merupakan salah satu lokasi rawan kecelakaan di Kota Banda Aceh. Angka
kecelakaan yang terjadi pada tahun 2014 menunjukan jalan ini memiliki jumlah angka kecelakaan terbanyak
dibandingkan jalan lainnya yaitu 15 kasus kecelakan. Untuk dapat meminimalisir angka kecelakaan, perlu
diketahui potensi yang dapat menyebabkan kecelakaan terutama pada faktor kondisi jalan yaitu dengan
melakukan audit keselamatan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan audit keselamatan jalan pada
Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Kota Banda Aceh STA 0+000 sampai dengan STA 2+500. Audit keselamatan
jalan dilakukan dengan mengisi formulir check list dari Departemen Pekerjaan Umum 2015, selanjutnya
dilakukan perhitungan dengan skala Guttman untuk mengetahui persentase keselamatan jalan. Hasil
pengolahan data diketahui persentase rata-rata keselamatan jalan pada Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Kota
Banda Aceh STA 0+000 sampai dengan STA 2+500 sebesar 56% dan dikategorikan cukup berisiko. Faktor
utama penyebab kecelakaan pada jalan ini adalah faktor human error dengan persentase 55,88%.
Berdasarkan hasil survei di lapangan perlu dilakukan perbaikan terhadap defisiensi pada ruas Jalan Tgk.
Imum Lueng Bata Kota Banda Aceh.

Kata Kunci: jalan nasional, audit keselamatan jalan, risiko, kecelakaan

PENDAHULUAN
Berdasarkan data kecelakan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) Kepolisian Resort
Kota Banda Aceh dari tahun 2010–2014 jumlah kecelakaan dari tahun ke tahun berfluktuasi.
Mulai tahun 2010 sampai dengan 2014 secara berurutan terjadi 66, 154, 162, 134, dan 129
kasus kecelakan. Dari data kecelakaan tersebut diketahui jumlah korban meninggal dunia
berjumlah 225. Salah satu lokasi rawan kecelakaan di Kota Banda Aceh adalah jalan
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Rapat Tengah Tahunan 2016
Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

nasional, Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Kota Banda Aceh. Ruas jalan tersebut
menghubungkan Ibu Kota Provinsi Aceh dengan Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara
Medan. Jalan ini terletak pada perbatasan antara Kota Banda Aceh dengan Kabupaten
Aceh Besar, yang merupakan akses utama menuju Kota Banda Aceh dari jalur timur
Provinsi Aceh. Angka penggunaan Jalan Tgk. Imum Lueng Bata cukup tinggi mengingat
daerah tersebut merupakan daerah perindustrian, perdagangan, perkantoran, dan terminal
mini bus. Angka kecelakaan yang terjadi pada tahun 2014 menunjukan Jalan Tgk. Imum
Lueng Bata memiliki jumlah angka kecelakaan terbanyak dibandingkan jalan lainnya yaitu
15 kasus kecelakaan.

Untuk dapat meminimalisir angka kecelakaan, perlu diketahui potensi-potensi yang dapat
menyebabkan kecelakaan terutama pada faktor kondisi jalan. Menurut Anonim (2005),
audit keselamatan jalan merupakan bagian dari strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas
dengan suatu pendekatan perbaikan terhadap kondisi desain geometrik, bangunan
pelengkap jalan, fasilitas pendukung jalan yang berpotensi mengakibatkan konflik lalu lintas
dan kecelakaan lalu lintas melalui suatu konsep pemeriksaan jalan yang
komprehensif dan sistematis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengaudit keselamatan jalan pada ruas Jalan Tgk. Imum Lueng
Bata dengan melakukan pengamatan langsung serta melakukan pengisian formulir audit
keselamatan jalan. Hal tersebut merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk
mengidentifikasi potensi-potensi yang dapat menyebabkan kecelakaan pada Jalan Tgk.
Imum Lueng Bata agar dapat diberikan suatu rekomendasi untuk mengurangi atau
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan atau mengurangi tingkat keparahan korban
dengan menggunakan pedoman audit keselamatan jalan dari Departemen Pekerjaan Umum
tahun 2005.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Audit Keselamatan Jalan
Audit keselamatan jalan merupakan suatu proses penting dan terstruktur yang
membutuhkan pemeriksaan terperinci terhadap suatu desain jalan, dalam bentuk sebuah
laporan tertulis dari tim audit yang menyatakan suatu tindakan rekomendasi (Anonim,
2011). Anonim (2005) menyebutkan bahwa audit keselamatan jalan merupakan suatu
pengujian formal terhadap potensi konflik lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas dari suatu
desain jalan baru atau jalan yang sudah terbangun. Sasaran utama audit ini adalah desain
jalan yang mencakup desain geometri, bangunan pelengkap, fasilitas jalan dan kondisi
lingkungan sekitar jalan. Tujuan dari audit keselamatan jalan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi potensi permasalahan keselamatan bagi pengguna jalan dan yang
pengaruh-pengaruh lainnya dari proyek jalan;
2. Memastikan bahwa semua perencanaan atau desain jalan baru dapat beroperasi
semaksimal mungkin secara aman dan selamat.

Manfaat audit keselamatan jalan adalah sebagai berikut:


1. Mengurangi atau mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan pada suatu ruas jalan;
2. Mengurangi tingkat fatalitas korban kecelakaan;
3. Menghemat pengeluaran negara untuk kerugian yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas;
4. Mengurangi biaya penanganan lokasi kecelakaan suatu ruas jalan melalui pengefektifan
desain jalan.

88
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Rapat Tengah Tahunan 2016
Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Strategi peningkatan keselamatan lalu lintas jalan meliputi mencegah dan mengurangi
kecelakaan (accident prevention and reduction), mengurangi parahnya kecelakaan
(reduction in severity), dan penanganan pasca kecelakaan (post-accident management).
Proses analisis dilakukan berdasarkan data historis kecelakaan lalu lintas dari accident
prevention and reduction mencakup identifikasi lokasi rawan kecelakaan, diagnosa
permasalahan keselamatan pada lokasi rawan kecelakaan, pemilihan tindakan penanganan
yang sesuai, dan evaluasi keefektifan tindakan penanganan tersebut (Anonim, 2011).

Kecelakaan Lalu Lintas


Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 2009, kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa
di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.
Menurut Anonim (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan adalah faktor
manusia, faktor kendaraan, dan faktor kondisi jalan dan lingkungan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini berlokasi pada jalan Nasional yaitu ruas Jalan Tgk. Imum Lueng Bata, Kota
Banda Aceh, dimulai dari STA 0+000 sampai dengan STA 2+500.
Kegiatan dalam melakukan audit keselamatan jalan pada ruas jalan yang diteliti terdiri
dari:
a) menyiapkan data yang diperlukan;
b) membagi ruas jalan diteliti dalam beberapa segmen dengan panjang tiap segmen 250 m;
Data primer yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan di lapangan yaitu:
1. Geometrik jalan diperoleh dengan mengukur menggunakan pita meter untuk
menggambarkan penampang melintang jalan;
2. Mengamati langsung kondisi ruas jalan yang diteliti dengan menggunakan formulir
check list sesuai dengan pedoman Audit Keselamatan Jalan yang dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum.

Survei audit keselamatan dilakukan dengan mengisi formulir check list dari Departemen
Pekerjaan umum yang pertanyaannya telah disesuaikan dengan perencanaan Jalan Tgk.
Imum Lueng Bata Kota Banda Aceh. Fokus pemeriksaan dilakukan berdasarkan
kelompok-kelompok permasalahan yang umum pada jalan perkotaan, yaitu kondisi umum
jalan, lalu lintas tak bermotor, penerangan jalan, rambu lalu lintas, marka jalan, zebra
cross, dan gangguan serta kerusakan pada jalan.

Data hasil pengamatan formulir check list digunakan sebagai acuan hasil penelitian dimana
gambar foto kondisi lapangan disamakan dengan hasil pada formulir check list dan
dinarasikan dalam bentuk hasil penelitian yang berupa tabel hasil audit keselamatan jalan
pada Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Kota Banda Aceh. Data hasil dari pengisian formulir
check list ini dilakukan pembobotan dengan skala Guttman, untuk jawaban “Ya” diberikan
nilai 1, sedangkan jawaban “Tidak” diberikan nilai 0. Kemudian nilai dari bobot tersebut
dijumlahkan lalu dipersentasekan untuk diketahui persen risiko keselamatan jalan. Asumsi
nilai persentase risiko keselamatan jalan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

89
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Rapat Tengah Tahunan 2016
Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Tabel 1. Persentase Risiko Keselamatan Jalan


No Persentase Keselamatan Kategori

1 80 < x ≤ 100 Sangat Aman


2 60 < x ≤ 80 Aman
3 40 < x ≤ 60 Berisiko
4 20 < x ≤ 40 Cukup Berisiko
5 0 < x ≤ 20 Sangat Berisiko

Data sekunder berupa data kecelakaan dari Polresta Kota Banda Aceh dianalisis untuk
mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan pada ruas Jalan Tgk. Imum
Lueng Bata Banda Aceh. Pada umumnya ada 3 faktor penyebab kecelakaan yang sering
terjadi antara lain:
1. Aktor kesalahan manusia (human error),
2. Kondisi lingkungan/jalan,
3. Kondisi penerangan.

Kemudian dilakukan analisa yang lebih lanjut pada kecelakaan yang terjadi akibat kondisi
lingkungan/jalan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengukuran Geometrik Jalan
Pengukuran geometik jalan ini dilakukan di dua titik yang berbeda, yaitu pada ruas jalan
dengan jalur sepeda dan ruas jalan tanpa jalur sepeda. Pada ruas jalan dengan jalur sepeda
pengukuran dilakukan di Sta 0+500 dan diketahui lebar badan jalan adalah 6,2 meter
dengan lebar setiap lajurnya 3,10 meter, lebar median 2,4 meter, lebar jalur sepeda 2,5
meter, lebar jalur hijau 2,5 meter, dan tidak memiliki bahu jalan.

Untuk ruas jalan tanpa jalur sepeda pengukuran dilakukan di Sta 1 +500 dan diketahui
lebar badan jalan adalah 6,2 meter dengan lebar setiap lajurnya 3,10 meter, lebar median
2,4 meter, dan tidak memiliki bahu jalan. Pada sepanjang jalan dengan jalur sepeda
diketahui jarak kereb dengan tepi badan jalan adalah 20 cm dan tinggi 20 cm. Penampang
melintang jalan dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

90
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Rapat Tengah Tahunan 2016
Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Gambar 1. Penampang Melintang Jalan Dengan Jalur Sepeda

Gambar 2. Penampang Melintang Jalan Tanpa Jalur Sepeda

Kategori Tingkat Keselamatan Jalan


Nilai rata-rata persentase keselamatan Jalan Tgk. Imum Lueng Bata mulai dari Sta 0+000
sampai dengan Sta 2+500 adalah 56% maka ruas Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Kota Banda
Aceh dikategorikan sebagai jalan yang berisiko terjadi kecelakaan.

Tabel 2. Nilai Persentase Keselamatan Jalan Tgk. Imum Lueng Bata

Total Persentase
No STA Bobot Keselamatan Kategori

1 0+000 s/d 0+250 21 70% Aman


2 0+250 s/d 0+500 20 67% Aman
3 0+500 s/d 0+750 18 60% Berisiko
4 0+750 s/d 1+000 20 67% Aman
5 1+000 s/d 1+250 18 60% Berisiko
6 1+250 s/d 1+500 17 57% Berisiko
7 1+500 s/d 1+750 15 50% Berisiko
8 1+750 s/d 2+000 12 40% Cukup Berisiko
9 2+000 s/d 2+250 16 53% Berisiko
10 2+250 s/d 2+500 12 40% Cukup Berisiko

91
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Rapat Tengah Tahunan 2016
Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan


Berdasarkan data deskripsi kecelakaan dari Polresta Kota Banda Aceh pada Jalan Tgk.
Imum Lueng Bata selama 5 (lima) periode (2010-2014) dapat diketahui faktor-faktor
penyebab terjadinya kecelakaan, faktor-faktor tersebut ialah faktor human error, kondisi
lingkungan/jalan, dan penerangan. Dari analisis faktor penyebab kecelakaan ini diketahui
persentase tertinggi penyebab kecelakaan pada Jalan Tgk. Imum Lueng Bata adalah faktor
kesalahan manusia (human error) sebesar 55,88%, persentase kedua tertinggi adalah faktor
penerangan sebesar 23,53%, dan yang terakhir adalah faktor kondisi lingkungan/jalan
sebesar 20,59 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan pada Jalan Tgk. Imum Lueng Bata

No. Faktor Penyebab Kecelakaan Frekuensi Jumlah kecelakaan Persentase


unit (%)
1 Human Error 38 68 55,88
2 Penerangan 16 68 23,53
3 Lingkungan/Jalan 14 68 20,59
No
Tingginya persentase human error sebagai faktor utama penyebab kecelakaan pada Jalan
Tgk. Imum Lueng Bata ini disebabkan karena kurangnya kesadaran pengguna jalan akan
pentingnya keselamatan saat berkendara. Hal tersebut sangat jelas terlihat ketika pengamatan
langsung dilapangan. Pelanggaran tersebut seperti melawan arus, tidak mengiraukan rambu
lalu lintas, memarkirkan kendaraan pada badan jalan, tidak menggunakan kelengkapan
berkendara, dan menggunakan jalur sepeda sebagai lahan parkir, lapak berdagang, dan
melawan arus.

Untuk permasalahan tersebut dapat diberikan beberapa saran untuk meningkatkan


kesadaran pengguna jalan tentang pentingnya keselamatan saat berkendara, yaitu :
1. Memberikan penyuluhan rutin kepada masyarakat agar menggunakan kelengkapan
berkendara;
2. Memperketat persyaratan saat membuat SIM dengan tujuan untuk memberikan
pemahaman yang mendalam tentang rambu-rambu lalu lintas;
3. Memberikan penyuluhan untuk anak usia dini agar tertanam kesadaran untuk
berkendara secara aman sejak dini; dan
4. Memberikan sanksi yang tegas kepada pengguna jalan yang melanggar lalu lintas baik
pelanggaran besar maupun pelanggaran kecil.

Pada survei inspeksi keselamatan jalan ini juga dilakukan dengan pemotretan kondisi
sebenarnya di lapangan yang tidak sesuai dengan perencanaan dan dapat membahayakan
keselamatan pengguna jalan. Beberapa hasil pemotretan kondisi lapangan ditampilkan pada
Tabel 4. Permasalahan yang umum ditemui saat survei diantaranya tidak ada bahu jalan,
tidak adanya fasilitas parkir yang aman, tidak terdapat jalur penyeberangan a tau zebra
cross, tidak adanya perlengkapan yang memadai untuk manula dan pedestrian, tidak
tersedianya jalur penyeberangan sepeda yang aman, kurangnya efektifitas rambu dan
marka jalan, banyaknya pedagang liar, dan beberapa gangguan serta kerusakan pada jalan.

92
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Rapat Tengah Tahunan 2016
Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Hal tersebut menunjukan bahwa dalam prasarana keselamatan jalan masih memiliki
banyak kekurangan.

Tabel 4. Hasil Inspeksi Keselamatan Jalan pada Ruas Jalan Tgk. Imum Lueng Bata

Peletakan papan toko dan parkir kendaraan pada jalur Halte sering digunakan sebagai tempat parkir oleh
khusus sepeda menyebabkan terganggunya fungsi jalur pengguna jalan dikarenakan pada beberapa bagian jalan
khusus sepeda dan dapat menjadi penyebab terjadinya tidak memiliki lahan parkir yang jelas.
kecelakaan.

Jalur khusus sepeda digunakan oleh banyak pengguna Jalur khusus sepeda juga digunakan sebagai lapak untuk
kendaraan roda dua untuk melawan arus dikarenakan jarak berjualan hal serupa banyak dijumpai ketika sore hari.
U-turn yang cukup jauh

Tiang listik yang ditempatkan di area jalur khusus sepeda. Perkerasan jalan tidak memenuhi standar keselamatan
Hal tersebut tidak sesuai dengan standar keselamatan jalan. dan keamanan jalan. perkerasan aspal pada segmen ini
bergelombang dan dapat menyebabkan kecelakaan lalu
lintas.

93
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Rapat Tengah Tahunan 2016
Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

KESIMPULAN
Kurangnya perhatian terhadap keselamatan jalan dapat mengakibatkan korban yang
berjatuhan akan lebih banyak. Berdasarkan hasil survei di lapangan perlu dilakukan
perbaikan terhadap defisiensi pada ruas Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Kota Banda Aceh.

Rekomendasi usulan penanganan yang diberikan adalah :


1. Menambah lebar perkerasan untuk bahu jalan;
2. Menyediakan lahan parkir dan menata pola parkir dengan jelas;
3. Membuat zebra cross pada persimpangan dan halte;
4. Menyediakan fasilitas untuk manula dan pedestrian;
5. Menyediakan jalur penyeberangan untuk sepeda;
6. Menertibkan pedagang liar;
7. Menutup bukaan median yang letaknya berdekatan dengan persimpangan;
8. Memperbaiki atau memindahkan rambu sesuai dengan prosedur;
9. Mengecat kembali marka yang telah memudar;
10. Memberikan pita penggaduh pada lokasi yang berdekatan dengan
U-turn dan persimpangan; dan
11. Memperbaiki perkerasan jalan yang sudah rusak seperti berlubang maupun
bergelombang.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1991, Tata Cara Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan, Direktorat
Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum RI, Jakarta.
Anonim, 1993, Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993, Tentang Prasarana dan Sarana
Lalu Lintas Jalan Raya, Jakarta.
Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Departemen Pekerjaan Umun,
Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta.
Anonim, 2005, Pedoman Audit Keselamatan Jalan, Departemen Pekerjaan Umum RI,
Jakarta.
Anonim, 2006, Penyusun Rencana Umum Keselamatan Transportasi Darat, Departemen
Perhubungan, Direktorat Jendral Perhubungan Darat, Jakarta.
Anonim, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Anonim, 2011, Pengantar Rekayasa Keselamatan Jalan, Direktorat Jendral Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum RI, Jakarta.
Mizar, R., 2012, Audit Keselamatan Jalan Teuku Nyak Arief STA 2+300 sampai dengan
3+300 Kota Banda Aceh, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Darussalam
Banda Aceh.
Sujanto, S & Mulyono, A.T., 2010, Inspeksi Keselamatan Jalan di Jalan Lingkar Selatan
Yogyakarta, Jurnal Transportasi FSTPT, Vol. 10 No. 1 April 2010: 13-22, ISSN
1411-2442.

94
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Rapat Tengah Tahunan 2016
Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

LAMPIRAN
Audit Keselamatan Jalan pada Ruas Jalan Nasional
Nama proyek
Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Kota Banda Aceh Sta 0+000 s/d 2+500
Lokasi Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Kelas/Fungsi Jalan Arteri Primer
Nomor Ruas 8 (Sta 1+750 s/d Sta 2+000) Auditor Jefri Reinaldi
Hari/Tanggal Rabu/ 06 Januari 2016 Paraf

Ya / Tidak
No Fokus Pemeriksaan Ket
(Y/T)
1 Apakah kelas dan fungsi jalan tidak berubah dari desain awal? Y
2 Apakah median jalan sesuai desain standar? Y
3 lebar bahu jalan sesuai standar? T
4 Apakah dimensi dan desain drainase sesuai standar? Y
5 Apakah desain kecepatan sesuai desian kelas dan fungsi jalan? T
Apakah jarak pandang memadai untuk kecepatan lalu lintas yang digunakan
6 T
pada rute tersebut?
7 Apakah tanaman/pohon dipinggir jalan tidak menggangu lalu lintas? Y
8 Apakah tersedia fasilitas parkir yang aman? T
9 Apakah terdapat lokasi pemberhentian kendaraan/bus/pengkalan kendaraan? T
Apakah posisinya tidak mengganggu lalu lintas atau dekat dengan
10 T
persimpangan?
Apakah tersedia jalur/lajur lintasan yang memadai serta penyeberangan untuk
11 T
pejalan kaki?
Apakah terdapat perlengkapan yang memadai untuk manula/pedestrian
12 T
penyandang cacat?
13 Apakah terdapat jalur sepeda pada ruas tersebut? T
14 Apakah jalur sepeda sesuai dengan desain standar? T
15 Apakah tersedia marka garis pemisah jalur sepeda dengan lalu lintas? T
16 Apakah tersedia penyeberangan sepeda yang aman? T
Apakah tersedia lampu penerangan jalan dan Apakah semua penerangan masih
17 Y
beroperasi secara baik?
Apakah lampu penerangan jalan yang ditempatkan mencakupi (memadai) pada
18 Y
persimpangan, bundaran, penyeberangan pejalan kaki dan sepeda?
Apakah terdapat lampu pengatur lalu lintas, dan Apakah penempatan cukup
19 Y
aman?
Apakah rambu-rambu lalu lintas ini pada tempat yang tepat, dan Apakah
20 T
posisinya sesuai dengan ruang bebas samping dan ketinggiannya?
Apakah semua rambu efektif untuk semua kondisi (siang, malam, hujan, cahaya
21 T
lampu yang kurang, serta pantulan cahaya)?
22 Apakah perambuan ini sesuai dengan bentuk yang ada pada manual/standar? Y
23 Apakah terdapat zebra cross ? T
24 Apakah semua perkerasan jalan memiliki marka? Y
Apakah marka jalan tampak jelas dan efektif pada semua kondisi (siang, malam,
25 T
hujan, dsb)?
26 Apakah penempatan tiang listrik atau tiang telepon cukup aman dari lalu lintas? Y
Apakah semua lebar lajur, lebar perkerasan, termasuk lebar jembatan konsisten
27 Y
dan tidak ada penyempitan?
Apakah perkerasan jalan bebas dari kerusakan (permukaan bergelombang, dsb)
28 Y
yang dapat menyebabkan persoalan keselamatan (seperti lepas kendali)?
Apakah perkerasan jalan terbebas dari penggenangan dan pengaliran air yang
29 T
menyebabkan terjadinya masalah keselamatan?
30 Apakah perkerasan jalan terbebas dari longsoran lumpur, pasir, atau kerikil? T

95
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Rapat Tengah Tahunan 2016
Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Audit Keselamatan Jalan pada Ruas Jalan Nasional


Nama proyek
Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Kota Banda Aceh Sta 0+000 s/d 2+500
Lokasi Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Kelas/Fungsi Jalan Arteri Primer
Nomor Ruas 9 (Sta 2+000 s/d Sta 2+250) Auditor Jefri Reinaldi
Hari/Tanggal Rabu/ 06 Januari 2016 Paraf

Ya / Tidak
No Fokus Pemeriksaan Ket
(Y/T)
1 Apakah kelas dan fungsi jalan tidak berubah dari desain awal? Y
2 Apakah median jalan sesuai desain standar? Y
3 lebar bahu jalan sesuai standar? T
4 Apakah dimensi dan desain drainase sesuai standar? Y
5 Apakah desain kecepatan sesuai desian kelas dan fungsi jalan? T
Apakah jarak pandang memadai untuk kecepatan lalu lintas yang digunakan
6 Y
pada rute tersebut?
7 Apakah tanaman/pohon dipinggir jalan tidak menggangu lalu lintas? Y
8 Apakah tersedia fasilitas parkir yang aman? T
9 Apakah terdapat lokasi pemberhentian kendaraan/bus/pengkalan kendaraan? T
Apakah posisinya tidak mengganggu lalu lintas atau dekat dengan
10 T
persimpangan?
Apakah tersedia jalur/lajur lintasan yang memadai serta penyeberangan untuk
11 T
pejalan kaki?
Apakah terdapat perlengkapan yang memadai untuk manula/pedestrian
12 T
penyandang cacat?
13 Apakah terdapat jalur sepeda pada ruas tersebut? T
14 Apakah jalur sepeda sesuai dengan desain standar? T
15 Apakah tersedia marka garis pemisah jalur sepeda dengan lalu lintas? T
16 Apakah tersedia penyeberangan sepeda yang aman? T
Apakah tersedia lampu penerangan jalan dan Apakah semua penerangan masih
17 Y
beroperasi secara baik?
Apakah lampu penerangan jalan yang ditempatkan mencakupi (memadai) pada
18 Y
persimpangan, bundaran, penyeberangan pejalan kaki dan sepeda?
Apakah terdapat lampu pengatur lalu lintas, dan Apakah penempatan cukup
19 T
aman?
Apakah rambu-rambu lalu lintas ini pada tempat yang tepat, dan Apakah
20 Y
posisinya sesuai dengan ruang bebas samping dan ketinggiannya?
Apakah semua rambu efektif untuk semua kondisi (siang, malam, hujan, cahaya
21 Y
lampu yang kurang, serta pantulan cahaya)?
22 Apakah perambuan ini sesuai dengan bentuk yang ada pada manual/standar? Y
23 Apakah terdapat zebra cross ? T
24 Apakah semua perkerasan jalan memiliki marka? Y
Apakah marka jalan tampak jelas dan efektif pada semua kondisi (siang, malam,
25 Y
hujan, dsb)?
26 Apakah penempatan tiang listrik atau tiang telepon cukup aman dari lalu lintas? Y
Apakah semua lebar lajur, lebar perkerasan, termasuk lebar jembatan konsisten
27 Y
dan tidak ada penyempitan?
Apakah perkerasan jalan bebas dari kerusakan (permukaan bergelombang, dsb)
28 Y
yang dapat menyebabkan persoalan keselamatan (seperti lepas kendali)?
Apakah perkerasan jalan terbebas dari penggenangan dan pengaliran air yang
29 T
menyebabkan terjadinya masalah keselamatan?
30 Apakah perkerasan jalan terbebas dari longsoran lumpur, pasir, atau kerikil? Y

96

You might also like