You are on page 1of 9

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM:

PROGRAM MAGRIB MENGAJI KECAMATAN KOTO TANGAH


PADANG, SUMATERA BARAT

Fadjri Wahyu

Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat e-


mail: djwahyu@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to describe the implementation of magical recitation at the Alqur'an
Rabbani foundation. Islamic society is a community that lives according to Islamic law.
The Maghrib Mengaji Community Movement in Koto Tangah
District in the last 3 years has not been effective. The availability of teaching staff and
community participation in the Pengaji Maghrib Community Movement is one of the
causes of the ineffectiveness of the implementation of the Maghrib Mengaji Community
Movement. The purpose of the Maghrib Mengaji Community Movement activates
Muslims to learn and read the Koran at sunset and make the religious community
accustomed to reading the Qur'an and having a strong religious character in Koto
Tangah District. From the results of the research analysis it can be concluded that the
Maghrib Mengaji Community Movement is categorized as unsuccessful. This can be seen
from the failure to achieve the desired goals and objectives, such as activating tahfiz
houses and directing Muslims to study and read the Koran at maghrib and make religious
and accustomed people to read Al-Quran and have strong religious character in Koto
Tangah District. Factors that influence the success of the policy are found, namely: the
availability of teaching staff and community participation.

Kata kunci: Pengembangan Masyarakat Islam, Magrib Mengaji

PENDAHULUAN keagamaan non formal bagi semua anak

M aktifitas ibadah yang sangat lekat Gerakan Masyarakat Maghrib engaji merupakan
salah satu didik.

dengan masyarakat muslim di Indonesia sejak


mula berkembangnya islam. sejumlah rumah GEMMAR Mengaji merupakan program
ibadah seperti surau, mushalla, langgar, nasional Kementerian Agama Republik
mesjid dan lain-lain senantiasa diramaikan Indonesia yang dicanangkan di tiap Propinsi
dengan kegiatan mengaji, khususnya di waktu dan Kabupaten/Kota se
sore usai shalat asar maupun ba’da magrib. Indonesia.
bagi kaum muslim di Indonesia mengaji tak GEMMAR Mengaji adalah sebuah
ubahnya menjadi lembaga pendidikan program untuk membudayakan membaca
Al Qur`an setelah shalat Maghrib di

Mengaji atau yang lebih dikenal dengan


kalangan masyarakat. Membaca Al Qur`an ada di kampong-kampung khususnya di
atau mengaji sejak dulu telah menjadi budaya komplek Perumahan Singgalang Koto Tangah.
masyarakat Indonesia. Namun akhir-akhir ini
mengaji sudah mulai ditinggalkan. Masjid-
Masjid kosong, tak ada lagi aktifitas c) Strategi
pengajian. Umat lebih asyik di depan televisi, Strategi yang dapat dilakukan untuk
berkumpul, bergosip dan kesibukan lainnya mensukseskan GEMMAR Mengaji ini antara
daripada mengaji a) Tujuan lain:

Tujuan dari GEMMAR Mengaji ini adalah: 1. Membuat regulasi tentang GEMMAR
Mengaji
1. Menghidupkan kembali tradisi membaca / 2. Meningkatkan kerja sama dengan unsur
mendaras Al Qur`an setiap selesai shalat terkait
Maghrib di seluruh pelosok dan kampung-
3. Memodifikasi sistem pembelajaran Al
kampung/ komplek yang ada di
Qur`an
Kecamatan Koto Tangah sehingga dengan
4. Mengaktifkan TPQ/SQ di Masjid
begitu diharapkan masyarakat dapat
5. Memberikan reward bagi Masjid yang aktif
memanfaatkan waktu antara Maghrib dan
GEMMAR Mengaji seperti yang dilansir oleh
Isya dengan efektif untuk beribadah
wali kota bandung Ridwan Kamil (Khazanah,
kepada Allah dan memperdalam
30 Mei 2017, 19:26
wawasan keagamaannya dan tidak
menghabiskan waktunya untuk hal-hal WIB) mengatakan “saat ini, jumlah masjid
yang kurang bermanfaat. yang ada di Kota Bandung kurang lebih
2. Menumbuhkan kesadaran di berjumlah 4.000-an. Sedangkan yang
tengahtengah masyarakat akan fungsi dan mengikuti Maghrib Mengaji berjumlah 3.100
peranan Al Qur`an bagi kehidupan masjid. Dengan jumlah tersebut, mayoritas
manusia sehingga Al Qur`an tetap dibaca masjid di Kota Bandung melaksanakan Magrib
mengaji. "Saya lagi bahagia, kenaikannya
dan dipelajari sekalipun telah tamat
berdasarkan laporan dari Kesra. Jadi sebagai
(khatam) dari Taman
orang tua reugreug (tenang) anaknya jago
Pendidikan Al Qur`an
ngaji dibanding diabur (dibiarkan) saja enggak
3. Meningkatkan minat dan kemampuan jelas," kata dia.
masyarakat dalam membaca Al
sejalan dengan pendapat Ridwan kamil untuk
Qur`an wilayah Bandung, pemuka Adat Mamk Sutoyo
4. Meminimalisir pengaruh negatif dari (Kepala Komplek, Wawancara sabtu, Januari
media elektronik 2018) Sumatera Barat mengatakan, “untuk
meningkatkan motivasi kemesjid saja kami
5. Mengimarahkan Masjid dengan gema
kewalahan, perlu adanya permen khusus atau
ibadah
perhatian pemerintah daerah untuk kegiatan
6. Meningkatkan kerjasama antara orang
ini. Dukungan pemerintah sangat dibutuhkan
tua, masyarakat dengan unsur pendidikan
agar terlaksananya kegiatan ini”.
dan pemerintah.
Dengan adanya kegiatan magrib mengaji
b) Sasaran adalah merupakan salah satu pembentukan
Sasaran dalam Gerakan Masayrakat mental spiritual warga dilakukan secara
berbarengan. Dalam mensukseskan Gerakan
Maghrib Mengaji (GEMMAR Mengaji) ini Masyarakat Maghrib Mengaji, tokoh
adalah seluruh komponen masyarakat yang
masyarakat mempunyai peran penting, antara sinetron dan film seraya duduk berlama-lama
lain sebagai berikut : di depan televisi dari pada membuka mushaf
Alquran. Kementerian Agama (Kemenag) RI
a) Menghimbau masyarakat untuk
ingin mengembalikan tradisi mengaji setiap
meramaikan Masjid di saat Maghrib selesai shalat Maghrib dapat kembali
secara khusus. dihidupkan di seluruh pelosok negeri.
b) Membuat brosur yang isinya menyatakan Masyarakat diajak untuk kembali membuka
untuk dapat kita melaksanakan shalat Alquran kendati mereka sudah khatam
Maghrib dan mengaji di Masjid bersama- Alquran sebelumnya.
sama.
Dengan mengaji selepas shalat Maghrib,
c) Memberikan ceramah kepada masyarakat
pengaruh-pengaruh negatif dari televisi dan
melalui radio lokal untuk melaksanakan
media elektronik lainnya bisa diminimalisasi.
kegiatan Maghrib
Kementerian Agama (Kemenag) RI telah
Mengaji. mencanangkan Gerakan Masyarakat Maghrib
d) Mensosialisasikan kepada masyarakat Mengaji atau yang lebih dikenal dengan
serta mengajak masyarakat untuk GEMMAR Mengaji. GEMMAR Mengaji adalah
melaksanakan shalat di Masjid. sebuah program untuk membudayakan
membaca Alquran setelah shalat Maghrib di
e) Mengevaluasi setiap Masjid yang ada,
kalangan masyarakat.
apakah mereka rutin melaksanakan
Maghrib Mengaji. Program GEMMAR Mengaji yang dicanangkan
f) Memberikan reward kepad Masjid / pemerintah melalui Kementerian Agama
masyaarakat yang mlaksanakan kegiatan (Kemenag) RI telah berjalan sejak tahun 2011.
thaharah
Namun dalam pengamatan peneliti, program
Masjid. Kementerian Agama (Kemenag) RI tersebut
g) Memberikan dukungan terhadap masih terfokus sasaran tertuju pada anak-
pengurus Masjid baik secara moril anak saja. Sedangkan program mengaji
maupun materil untuk melaksanakan Alquran kepada orang dewasa atau orang tua
kegitan Maghrib Mengaji. baik untuk bapak-bapaknya atau ibu-ibunya
belum terlaksana dengan baik di masyarakat
h) Mengadakan pertemuan dengan
luas. Fenomena dilapangan banyak terlihat
masyarakat serta dinas / instansi terkait
bagi orang tua mereka lebih memaksakan
untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
kepandaian mengaji kepada anak-anak
Maghrib mengaji.
mereka tanpa memperdulikan perhatian
i) Bekerja sama dengan perusahaan yang orang tua ataupun peran orang tua sebagai
ada di Kecamatan Koto Tangah untuk model anak-anak dirumah nantinya. survey
berperan serta dalam pelaksanaan membuktikan ada sekitar 80% orang tua
Maghrib Mengaji. belum lancer mengaji. (Dompet Duava DH, 7
j) Memfasilitasi berkembangnya TPQ / MDA July 2013) http://ddhongkong.org/survei-65-
di lingkungan komplek/ persenmuslim-indonesia-tidak-bisa-baca-
kampong-kampung alquran/

Kegiatan mengaji untuk orang dewasa atau


Mengaji Alquran sejak dulu telah menjadi orang tua masih bersifat pada majlis taklim
budaya masyarakat Indonesia. Namun, akhir- berupa mendengarkan ceramah agama

akhir ini mengaji Alquran sudah mulai ataupun pembacaan wirid yasin yang menjadi
ditinggalkan. Umat Islam lebih asik mengikuti rutinitas mingguan. Kegiatan Wirid yasin yang
peneliti amati di masyarakat sering dilakukan . Program pembelajaran Alquran khusus kaum
bapakbapak dan ibu-ibu setiap hari Kamis ibu pun telah terlaksana mulai tahun 2012.
malam Jumat. Pada dasarnya masalah Mempelajari Alquran merupakan suatu
keinginan untuk belajar Alquran itu sangat anjuran dalam agama Islam, karena Alquran
didambakan oleh orang tua khususnya kaum adalah sebagai pedoman hidup umat manusia
ibu-ibu. yang harus dipelajari. Dalam hal ini menjadi
tolok ukur seorang muslim adalah sejauh
Akan tetapi sangat sedikit peluang mereka
mana upaya dan usahanya dalam
untuk dapat belajar Alquran, baik karena
mempelajari dan mengajarkan Alquran. Hal
faktor usia atau karena kesibukan dalam
ini sesuai dengan Hadis Nabi SAW yang
mengurus rumah tangga mereka. Kadang kala
diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi sebagai
dikarenakan tidak adanya lembaga atau
berikut:
mesjid di sekitar tempat tinggal mereka yang
berupaya membuka program belajar Alquran.
Sehingga mereka hanya mengikuti kegiatan
keagamaan Islam apa adanya dalam
mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Didasarkan pengamatan peneliti juga, untuk


daerah Kota khususnya di Kecamatan Area
sangat minim sekali kegiatan belajar Alquran
untuk kaum ibu/ bapak/ orang tua. Memang Artinya:
ada sebuah lembaga atau mesjid yang
Dari Abi Umamah r.a. berkata, aku”
mengadakan belajar Alquran untuk kaum
mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
orang tua namun hanya di beberapa tempat
”Bacalah Ai-Qur’an, karena sesungguhnya
saja. Kegiatan belajar mengaji Alquran untuk
Al-Qur’an itu pada hari
kaum ibu/ bapak/ orang tua ini hanya
diminati oleh beberapa kaum ibu/ bapak/ Kiamat akan memberikan syafa’at
orang tua saja yang tinggal dekat dengan kepada pembacanya.” (HR. Muslim)
mesjid. Akan tetapi belum bisa berbuat
banyak untuk kaum ibu/ bapak. orang tuanya
karena kegiatannya yang monoton. Penjelasan:

Dari permasalahan di atas, Rumah Alquran Nabi Muhamad Saw. sangat mencintai
RABBANI berusaha membuka peluang belajar ummatnya sehingga kita sebagai ummatnya
Alquran untuk semua usia. Mulai dari anak- dibimbing dan dihimbau agar mendapatkan
anak yang mempunyai dasar dapat mengenal pertolongan pada hari Kiamat. Siapa saja yang
huruf hijaiyah sampai orang tua yang ingin gemar membaca Al-Qur’an akan mendapat
belajar Alquran. Sejalan dengan tujuannya syafa’at dari AlQur’an yang pernah dibacanya
semua bisa belajar Alquran. Khususnya kaum di dunia.
ibu yang ingin belajar Alquran dibukalah Syafa’at artinya bantuan untuk menambal
program belajar Alquran khusus kaum ibu. Hal kekurangan, maksudnya apabila amal-amal
ini juga sesuai dengan tujuan didirikannya ibadah yang kita kerjakan di alam dunia ini
yayasan tersebut menciptakan generasi ternyata masih belum memadai untuk dapat
Rabbani yang menyelamatkan kita dari ‘azab siksaan, maka
bacaan AlQur’an akan menjadi penambah
qurani

kekurangan tersebut.
Al-Qur’an adalah bacaan kaum muslimin, Sampai saat ini, masih banyak umat islam
kitab suci ummat Islam dan petunjuk bagi yang tidak bisa membaca alqur’an dengan
manusia agar selamat dalam hidup di dunia. baik, apalagi memahami isinya. atas
Oleh karena itu, setiap muslim wajib ketidakmampuan ini, mereka sering kali
membacanya dengan penuh khusu’ dan berdalih tidak mendapat pendidikan agama
tadharru’. yang memadai pada waktu kecil.
Hadits Tentang Keutamaan Mempelajari Firman Allah:
Al-Quran Artinya:

‫ذ‬
َ ‫َولَقَ ۡد ي رسََّۡ نا َ ۡٱلقُ ۡر َء‬
Dari Usman bin Affan r.a. ia berkata,
Rasullah Saw. bersabda: “orang terbaik ‫ان ل لِ ۡك ِر فَهَ ۡل ِمن‬
dari kamu ialah orang yang mempelajari
Al-Qur’an dan
mengajarkannya”. (HR al-Bukhari) ١٧ ‫ردكر‬
ِٖ ‫ُّم‬
Penjelasan: Artinya : "Dan sesunguhnya telah Kami
Kitab Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang- mudahkan AIQur'an untuk pelajaran,
orang yang bertaqwa dan semua manusia dan maka adakah orang yang mengambil
penjelasan-penjelasan dari petunjuk itu. Maka pelajaran" (Q.S. AI-Qamar (54): 17).
tidak mungkin seorang muslim mampu
membaca dan memahami kandungan isinya,
melainkan harus mempelajarinya dengan Bentuk kegiatan dalam Gemmar
sungguhsungguh. Mengaji yaitu:

Untuk itu, mempelajari Al-Qur’an, baik a) Bentuk Pertama: Belajar Membaca dan
mengenai bacaanya secara benar sesuai Menulis Al-Qur’an Membangun keakraban
dengan ilmu tajwid maupun mengkaji dan kecintaan dengan alqur’an adalah
kandungan isinya hukumnya wajib bagi setiap berbicara tentang bagaimana cara
pribadi seorang muslim. mendekati al-qur’an. pendekatan ini akan
gagal bila umat islam tidak mampu
Kewajiban seorang muslim terhadap islam
membaca al-qur’an secara baik dan benar.
(yang bersumber dari Al-Qur’an) sedikitnya
ada 4 macam antara lain: b) Bentuk kedua: Menghafal Surat-Surat
PEndek (Juz A’mma) dan
1. Mempelajari peraturan dan hukumhukum Mengkhatamkan Al-qur’an
islam.
2. Mengamalkan atau 1. mengafal surat-surat pendek
melaksanakan peraturan dan hukum- 2. mengkhatamkan al-qur’an
hukum islam. c) Bentuk Ketiga: Belajar Memahami Arti
3. Mengajarkan peraturan dan Kata dan Terjemahan Al-qur’an pada
hukumhukum islam itu kepada orang lain! bentuk ketiga ini yang harus dilalui, setelah
terutama kepada sesama muslim. umat islam mampu membaca al-qur’an
dengan baik dan benar, maka bentuk
4. Menyi’arkan. ajaran Islam di
tengahtengah masyarakat, (sehingga pembelajaran mulai ditingkatkan pada
pemahaman arti kata dan terjemahan al-
orang mengetahui bahwa di wilayah itu

terdapat kaum muslimin. qur’an


d) Bentuk Keempat: Belajar Memahami Tafsir
Al-Qur’an pada bentuk ini, masyarakat Subjek Penelitian
muslim ditingkatkan kemampuannya, yaitu Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah
mulai belajar memahami tafsir alqur’an, di Kecamatan Koto Tangah.
mulai tafsir yang sederhana (ringkas),
Prosedur Penelitian
sampai tafsir yang luas penjelasannya.
Dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan istilah populasi, tetapi oleh
METODE PENELITIAN Spradley dinamakan “social situation” atau
DAN PEMBAHASAN situasi sosial yang terdiri atas 3 elemen
yaitu: tempat (place), pelaku (actor), dan
Jenis Penelitian aktifitas (actifity) yang berinteraksi secara
Metode penelitian merupakan usaha sinergis.
penyelidikan yang sistematis dan
Dari uraian Spradley ini, pelaku (actor) dapat
terorganisasi. Arti sistematis dan terorganisasi
dikatakan sebagai informan dalam penelitian
menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan,
ini. Informan dalam penelitian kualitatif
maka penelitian dilakukan dengan cara-cara
dalam penelitian kualitatif ada yang disebut
(prosedur) tertentu yang telah diatur dalam
dengan informan awal, yakni orang yang
sebuah metode baku. Metode penelitian
pertama kali memberi informasi ketika
berisikan pengetahuan ketentuan metode-
peneliti melakukan penjajakan awal
metode yang dipergunakan dalam
penelitian. Kemudian ada informan kunci,
langkahlangkah suatu proses penelitian
yakni orang yang bisa dikategorikan paling
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini banyak mengetahui, menguasai informasi
pada dasarnya adalah penelitian lapangan atau untuk menjawab permasalahan
penelitian. Kemudian ada yang disebut
(field research), artinya penelitian dengan
dengan informan pangkal, yakni sebutan
mengumpulkan data dari lapangan,
kepada orang yang pertama kali
menggambarkan dan menguraikan keadaan
diwawancarai ketika peneliti melakukan
sebenarnya terjadi berdasarkan fakta yang teknik snowball (wawancara dari satu
disebut juga dengan penelitian kualitatif. Pada informan bergulir ke yang lain).
dasarnya pendekatan kualitatif adalah suatu
pendekatan yang mengarah kepada keadaan Adapun informan dalam penelitian ini adalah
yang secara utuh pokok kajiannya yang orang-orang yang dipilih, yang mana mereka
bisa memberikan informasi yang akurat dan
disederhanakan pada variabel yang telah
aktual, sehingga membantu proses penelitian
ditata atau hipotesis yang telah direncanakan
ini, di antaranya:
sebelumnya. Sehingga pendekatan ini
diharapkan temuan-temuan empiris dapat 1. Pembina Yayasan Rumah Alquran
dideskripsikan secara lebih rinci, lebih jelas RABBANI
dan lebih akurat. Sehingga menciptakan 2. Ketua atau Mudir Yayasan Rumah Alquran
konsep yang baru dari konsep-konsep yang RABBANI
telah ada secara rasionalitas, dan dari 3. Koordinator pengajian pembelajaran
pengamatan di lapangan dapat Alquran khusus kaum ibu di Rumah
menganalisasinya dan berupaya melakukan Alquran
teorisasi berdasarkan apa yang di amati. 4. Staf dan pengajar Yayasan Rumah Alquran

RABBANI
5. Peserta atau jamaah Kaum Ibu yang aktif selanjutnya dilakukan kepada ibu Neni
dalam pembelajaran Alquran Liswani, sebagai koordinator pengajian
6. Pengurus (Ketua) Musholla yang pembelajaran Alquran khusus kaum ibu di
menyelenggarakan kegiatan Magrib Rumah Alquran RABBANI.
Mengaji Beliau mengatakan bahwasanya ibu-ibu
senang dengan adanya Rumah Alquran
PEMBAHASAN RABBANI yang membuka program belajar
Penelitian ini juga mengumpulkan data untuk orang tua juga. Karena sepengetahuan
dengan jalan mewawancarai ibu Azmarni ibu-ibu itu belum ada yang berbuat seperti
selain sebagai jamaah pengajian Ibu-ibu program belajar Alqur’an khusus untuk kaum
beliau juga sebagai salah seorang ibu selain Rumah Alquran RABBANI. Di
tempat lain yang ibu-ibu itu ketahui hanya
Pembina Yayasan Rumah Alquran RABBANI. pengajian biasa khusus mendengarkan
Ibu Azmarni mengatakan dengan senang ceramah dari ustadznya. Dan kalupun ada
sekali, ibu-ibu bisa belajar Alquran di Rumah hanya berbentuk pengajian perwiridan yang
Alquran. Ibu-ibu membaca Alquran ada yang hanya sebagai rutinitas mingguan, dan yang
memperbaiki bacaan supaya bagus huruf- dibaca hanya terfokus pada bacaan surat
hurufnya. Yaasin.
Ada yang belajar irama bacaan yang bagus Ibu Neni Liswani juga mengatakan bahwa
dari ustadz yang mengajar di Rumah Alquran rumah Alquran ini dijadikan tempat
yang qari, seperti ustadz Firmansyah. menyatukan yang selalu berjarak karena
Selanjutnya ibu-ibu yang belajar dapat perbedaan pemahaman. Dengan
mendengarkan penjelasan ayat yang dibaca menyampaikan semua ibu-ibu yang hadir
dari Ustadznya. Komunikasi ini pun sangat belajar di Rumah Alquran hanya satu tujuan,
interaktif di mana ibu-ibu yang belum faham yakni belajar Alquran. Karena Alquran itu
dapat bertanya. Dan pembelajaran pun kitab suci semua umat Islam yang tidak ada
sangat bervariasi yang diakhiri dengan perbedaan dalam tulisan isinya. Alquran
adanya kegiatan menghafal Alquran. berasal dari Nabi yang sama yakni Nabi
Kegiatan menghafal Alquran dipimpin ibu Muhammad SAW.
Neni yang menjabat sebagai koordinator
jamaah pngajian pembelajaran Alquran Serta tujun semua yang hadir hanyalah
khusus kaum ibu-ibu. membuka pola fikir ibu-ibu supaya beribadah
yang baik juga sesuai tuntunan Rasulullah
Ibu Azmarni juga mengatakan bahwa semua SAW. Ibu Siti Aisyah informan wawancara
ibu-ibu diamanahi rasa dan memiliki selanjutnya adalah salah seorang jamaah
tanggung jawab bersama di Yayasan Rumah pengajian pembelajaran Alquran di Rumah
Alquran RABBANI. Semua yang belajar Alquran RABBANI. Beliau mengatakan belajar
mengaji, secara pribadi beliau akan Alquran di Rumah Alquran RABBANI
mengusahakan agar pengajian ini menimbulkan semangat belajar.
berkembang dan semakin besar. Maka ibu
Azmarni sering mengajak ibu-ibu yang Disamping menambah ilmu juga menambah
dikenalnya, baik tetangganya, kawan- persaudaraan yang mendapatkan kawan
kawannya, maupun ibu-ibu di jamaah banyak. Meskipun Ibu Siti Aisyah rumahnya
pengajian yang ibu Azmarni ikuti supaya ikut jauh dari Rumah Alquran RABBANI, tetap
belajar Alquran di Rumah Alquran RABBANI. merasa malu jika tidak hadir. Karena ibu-ibu

Hasilnya sebagian besar mau ikut mengaji di yang datang belajar ke Rumah Alquran
Rumah Alquran RABBANI. wawancara
RABBANI ada yang datang lebih jauh dari Hal ini peneliti jika mengaitkan dengan teori
rumahnya. dalam komunikasi oleh Karl Weick, sebagai
penggagas teori informasi komunikasi
Ada ibu-ibu yang datang dari Jati, Lubuk
menyatakan bahwa teori informasi organisasi
Buaya, dan tempat lainnya namun mereka
memiliki kedudukan penting dalam ilmu
tetap mau ikut belajar. Ibu-ibu semangat
komunikasi karena menggunakan komunikasi
datang dan merasa rugi seandainya jika
sebagi dasar atau basis bagaimana mengatur
datang tidak membaca ayat Alquran. Ibu-ibu
atau mengorganisasi manusia dan
ingin agar bacaanya dapat didengar oleh
memberikan pemikiran rasional dalam
ustadzt dan dapat diketahui dan diperbaiki
memahami bagaimana manusia
mana yang harus dibaguskan bacaannya
berorganisasi.
oleh ustadzt yang mengajar.
Menurut teori ini, organisasi bukanlah
Dari hasil wawancara tersebut di atas,
struktur yang terdiri atas sejumlah posisi atau
bahwa Pimpinan Yayasan Rumah Alquran
peran, tetapi merupakan kegiatan komunikasi
RABBANI dalam menetukan suatu tujuan
sehingga sebutan yang lebih tepat
organsasinya melibatkan semua unsur
sebenarnya adalah organizing atau
pimpinan untuk dikomunikasikan dalam
mengorganisasi (yang menunjukkan proses)
setiap program. Seperti Ketua Yayasan selalu
daripada organization atau organisasi, karena
berkoodinasi dengan Ketua Pembina
organisasi adalah sesuatu yang ingin dicapai
Yayasan Rumah Alquran RABBANI. Pimpinan
melalui proses komunikasi yang
yayasan juga sangat terbuka kepada semua
berkelanjutan.
jamaah, khususnya dalam permasalahn ini
kaum ibunya yang sangat dihargai dari setiap Satu cara lain untuk melihat struktur
ide dan saransarannya. Sehingga semua ibu- organisasi adalah dengan meneliti polapola
ibu bisa memberikan gagasan-gagasan dan interaksi dalam organisasi guna mengetahui
ide–ide dalam penetuan suatu tujuan siapa berkomunikasi dengan siapa. Karena
Yayasan Rumah Alquran RABBANI. tidak seorangpun mampu berkomunikasi
secara persis sama dengan setiap anggota
Tujuannya adalah dalam meningkatkan dan
organisasi lainnya, maka kita dapat melihat
memotivasi kaum ibu senantiasa semangat
kelompokkelompok komunikasi yang saling
belajar Alquran di Yayasan Rumah Alquran
berhubungan sama lain sehingga membentuk
RABBANI
jaringan organisasi secara keseluruhan. Hal ini
Dalam mengetahui program pembelajaran merupakan gagasan dari Peter R. Monge dan
Alquran yang dikembangkan oleh Yayasan Noshir S.
Rumah Alquran RABBANI program ini
Contractor mengenai teori jaringan. Menurut
diterima dan diikuti oleh jamaah ibu-ibu.
hasil penelitian, Strategi komunikasi Pimpinan
Bahkan dalam menambah ilmu membaca
Yayasan Rumah Alquran RABBANI dalam
Alquran dengan membuka program yang
Penentuan Tujuan Komunikasi adalah sebagai
sama di tempat ibu-ibu itu berdomisili.
berikut:
Seperti di Musholla Amal di Jalan Sutrisno
Gang Aman, Ketua Musholla Amal itu sendiri Pertama dalam menentukan tujuan
menyatakan sangat mendukung program komunikasi Pimpinan Yayasan Rumah Alquran
Rumah Alquran RABBANI. Karena yang RABBANI sangat melibatkan semua unsur dari
dipelajari adalah pedoman kitab suci umat Yayasan sebagai informasi program kegiatan.
Islam. Menerima saran dan masukan dari jamaah

kaum ibu dalam pengembangan dan


kebersamaan semangat belajar Alquran
dalam menetukan tujan komunikasi. Kedua, http://www.republika.co.id/berita/koran/di
Pimpinan Yayasan Rumah Alquran RABBANI alog-jumat/14/06/06/n6qgo72-
dalam menentukan tujuan komunikasi juga profdrnasaruddin-umar-
menanamkan rasa tanggung jawab bagi mengembalikanbudaya-mengaji-umat-
ibuibu. islam, diakses pada tanggal 23 Juli
2015.
Ibu-ibu yang mengikuti program
pembelajaran bertanggung jawab untuk http://www.jurnalasia.com/nasional/pemk
menyebarkan informasi kepada masyarakat ab-solok-sosialisasi-programmaghrib-
khususnya kaum ibu-ibu untuk ikut serta mengaji/
dalam program pembelajaran Alquran khusus
Keputusan Menteri Agama RI no. 150 Tahun
kaum ibu di Rumah Alquran RABBANI.
2013 tentang Pedoman
Sehingga dalam menentukan tujuan
Grakan Masyaraakt Maghrib
komunikasi yang diharapkan berjalan
sebagaimana mestinya Mengaji.
A.M., Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar
KESIMPULAN DAN SARAN Mengajar. Jakarta: PT.
1. Kesimpulan RajaGrafindo Persada. 2007.
Gerakan Masyarakat Maghrib Al-Hjazy, Hasan bin Ali. Manhaj Tarbiyah Ibnu
Mengaji adalah sebuah program untuk Qayyim. Terj. Muzadi Hasbullah.
membiasakan masyarakat membaca Al Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2001.
Qur`an atau mengaji setelah selesai shalat
Ar-Raniry, Manajemen PT. Arun & Dosen
Maghrib daripada masyarakat lebih banyak
IAIN. Pernik-Pernik
menghabiskan waktunya di depan televisi di
Manajemen Qur’ani. Aceh Utara:
waktu Maghrib sehingga terlupa akan waktu
Humas PT. Arun NGL. Co. 1996.
Maghrib yang sangat singkat.
As-Sirjani, Raghib. Mukzizat Menghafat
2. Saran
Alquran. Terj. Buldan T.M. Fatah.
Diharapkan kepada seluruh komponen
Jakarta: Zikrul Hakim. 2009)
masyarakat untuk menggalakkan Gerakan
http://ddhongkong.org/survei-65-
Masyarakat Maghrib Mengaji ini di
persenmuslim-indonesia-tidak-bisa-bacaal-
wilayahnya masing-masing sehingga Gerakan
yang telah dicanangkankan ini dapat quran
dilaksanakan oleh masyarakat untuk
seterusnya.

DAFTAR RUJUKAN
http://www.agamkab.go.id/?
agam=geloraagam&se=maghrib-
mengaji
http://khazanah.republika.co.id/berita/duni a-
islam/islamnusantara/17/05/30/oqrmj
n361capaian-program-magrib-
mengajimeningkat-hingga-3100-masjid

You might also like