You are on page 1of 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Universitas Djuanda (Unida)

212 | Aminah et al. Snack Bar Biji Hanjeli dan Kacang Bogor

Karakteristik Kimia dan Organoleptik Snack Bar Biji Hanjeli (Coix lacryma jobi-
L ) dan Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt)
Chemical and Organoleptic Properties of Snack Bar Hanjeli Seeds (Coix lacryma
jobi-L) and Bogor Beans (Vigna subterranea (L.) Verdcourt)
Siti Aminah1a, Lia Amalia1, Siti Hardianti1
1Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Ilmu Pangan Halal, Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Ciawi No.1, Kotak Pos 16720.
aKorespondensi: Siti Aminah, E-mail: siti_aminah@unida.ac.id

(Diterima oleh Dewan Redaksi: 20 – 09 - 2019)


(Dipublikasikan oleh Dewan Redaksi: 30 – 10 - 2019)

ABSTRACT
Hanjeli seeds are a local food of West Java which is still very limited in its processing. So, it is
with Bogor beans. Therefore, this study aims to develop local food ingredients of hanjeli
seeds and Bogor beans into snack bars. Binders used are chocolate bars and cocoa butter.
The treatment given in this study was the comparison of hanjeli seeds and Bogor beans A1
(50:50), A2 (60:40), A3 (70:30). The results obtained from the proximate analysis were
snack bar water content ranged from 2.13 to 2.63%. Ash content ranged from 2.27 to 2.60%.
Protein water content ranges from 15.19-17.61%. Fat content ranges between 28, 19-
34.46%. Carbohydrate levels ranged from 43.11 to 51.89%. The comparison treatment of
hanjeli seeds and bogor beans has no significant effect on water content, but has a significant
effect on ash content, protein content, fat content, and carbohydrate content. The hedonic
quality test results obtained snack bar has the characteristics of shiny brown color, dark
chocolate aroma, sweet taste, and harsh texture. The snack bar energy content ranges from
523.30 to 552.71 Kcal/100 gram of material.
Keywords : hanjeli seeds, bogor beans, snack bar.

ABSTRAK
Biji hanjeli merupakan pangan lokal Jawa Barat yang masih sangat terbatas pengolahannya.
Begitu halnya dengan kacang bogor. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan bahan pangan lokal biji hanjeli dan kacang bogor menjadi snack bar. Binder
yang digunakan ialah cokelat batang dan cocoa butter. Perlakuan yang diberikan pada penelitian
ini adalah perbandingan biji hanjeli dan kacang bogor A1 (50:50), A2 (60:40), A3 (70:30). Hasil
yang diperoleh dari analisis proksimat adalah kadar air snack bar berkisar antara 2,13-2,63%.
Kadar abu berkisar antara 2,27-2,60%. Kadar air protein berkisar antara 15,19-17,61%. Kadar
lemak berkisar antara 28, 19-34,46%. Kadar karbohidrat berkisar antara 43,11-51,89%.
Perlakuan perbandingan biji hanjeli dan kacang bogor tidak berpengaruh nyata terhadap kadar
air, akan tetapi berpengaruh nyata pada kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar
karbohidrat. Hasil uji mutu hedonik diperoleh hasil snack bar memiliki karakteristik warna
cokelat mengkilap, aroma cokelat pekat, rasa manis, dan tekstur yang keras. Kandungan energi
snack bar berkisar antara 523,30-552,71 Kkal/100 gram bahan.
Kata kunci: biji hanjeli, kacang bogor, snack bar.

Aminah, Siti, Lia Amalia, Siti Hardianti. 2019. Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Biji Hanjeli
(Coia lacryma jobi-L) dan Kacang Bogor (Vigna subterranea (l.) Verdcourt). Jurnal Agroindustri Halal
5(2):212-219
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 5 Nomor 2, Oktober 2019 | 213

PENDAHULUAN cukup dapat menjadi salah satu pilihan


pangan sehat (Yan et al. 2017). Salah satunya
Pangan lokal dapat didefinisikan ialah pembuatan snack bar dengan
sebagai pangan yang dihasilkan dan mengkombinasikan biji hanjeli dan kacang
dikembangkan di suatu wilayah tertentu bogor. Kacang bogor merupakan komoditi
(Utami dan Sulistyani 2015). Salah satu lokal yang mengandung nutrisi yang tinggi.
bahan pangan lokal Jawa Barat yang Kacang bogor memiliki kandungan gizi
berpotensi untuk dikembangkan adalah biji diantaranya protein sebesar 20,6%, lemak
hanjeli. Berdasarkan Nurmala (2010) biji 6,6%, serat 6,3%, abu 3,25% dan
hanjeli rata-rata mengandung kadar air karbohidrat sebesar 56,61% (Mazahib et al.
11,04%; kadar karbohidrat 71,81%; kadar 2013).. Kacang bogor direkomendasikan
protein 10,89%; kadar abu 1,38%; dan kadar menjadi bahan pangan sehat karena
lemak 5,18%. Hal ini menunjukkan bahwa memiliki kandungan lemak tak jenuh
biji hanjeli dilihat dari kandungan nutrisi (palmitat, oleat, linoleat, dan kaprilat) yang
memiliki potensi yang tinggi untuk dijadikan sangat penting untuk kesehatan (Adhi dan
sumber bahan pangan. Akan tetapi, saat ini Sholeh 2018). Di sisi lain, pengolahan kacang
bahan pangan tersebut ditanam oleh bogor masih sangat terbatas. Biasanya kita
penduduk secara konvensional kabupaten jumpai kacang bogor hanya dijual dalam
Bandung, Sumedang, Ciamis, Garut, bentuk rebusan yang dijajakan di pinggir
Sukabumi, Cirebon dan Indramayu (Nurmala jalan kota Bogor, atau dalam bentuk kacang
2010). Pengolahan hanjeli sebagai produk bogor goreng yang tersedia di sentra oleh –
pangan masih sangat terbatas, biasanya oleh. Oleh karena itu, potensi untuk
warga setempat hanya memanfaatkan pengembangan kacang bogor masih terbuka
hanjeli sebagai pangan lokal subtitusi biji lebar (Pahane et al. 2017).
pada musim paceklik. Oleh karena itu, sangat Berdasarkan kajian di atas, dirasa
diperlukannya inovasi dalam pengolahan biji sangat perlu sebuah inovasi pengembangan
hanjeli. Salah satu caranya ialah dengan bahan pangan lokal khususnya biji hanjeli
pembuatan snack bar biji hanjeli. Snack bar dan kacang bogor menjadi produk olahan
dikenal sebagai bentuk olahan pangan yang yang praktis dan banyak disukai. Snack bar
praktis dikonsumsi dan didistribusi serta dipilih agar bahan pangan lokal tersebut
memiliki umur simpan yang cukup panjang. lebih dikenal dan mudah dikonsumsi
Snack bar adalah salah satu jenis masyarakat.
olahan pangan yang memiliki karakteristik
yang padat dan terbuat dari kombinasi
beberapa bahan pangan yang digabung MATERI DAN METODE
menjadi satu dengan bantuan binder.
Bahan dan Alat
Keunggulan snack bar di antaranya umur
simpan yang Panjang, mengandung kalori Bahan utama dalam penelitian ini
yang tinggi, serta tidak mudah rusak dalam adalah biji hanjeli yang didapat dari petani di
pendistribusian (Seismono dan Nikmatul Bandung, kacang bogor yang didapat dari
2011). Pembuatan snack bar dapat pasar bogor, cokelat batang, cocoa butter,
dikombinasikan dari beberapa bahan seperti dan soda kue.
sereal, kacang-kacangan, sayuran, atau buah- Alat-alat yang digunakan ialah kompor
buahan bernutrisi (Ladamay dan Yuuwon gas, panci, pisau, Loyang, talenan,
2014). Sedangkan binder dalam bar dapat refrigerator, timbangan, pisau, baskom,
berupa sirup, caramel, coklat, dan lain-lain saringan, penggorengan, serta alat-alat
(Rinda et al. 2018). untuk analisis proksimat.
Pemilihan bahan pembuatan snack bar Tahapan Penelitian
dari kombinasi bahan lokal yang memiliki Penelitian ini terdiri atas 3 tahapan,
nutrisi yang baik merupakan pilihan yang yaitu 1) pembuatan puffing hanjeli, kacang
tepat. Snack bar dengan komposisi gizi yang
214 | Aminah et al. Snack Bar Biji Hanjeli dan Kacang Bogor

bogor crispy, dan binder snack bar, 2) waktu 20 menit, pada saat pelelehan
pembuatan snack bar, 3) analisis proksimat cokelat ditambahkan cocoa butter 10g
snack bar meliputi analisis kadar air, kadar dan 20g diaduk sampai homogen.
abu, kadar protein, kadar lemak dan kadar 2. Pembuatan Snack Bar
karbohidrat. Analisis organoleptik snack bar Tahap ini bertujuan untuk menentukan
serta perhitungan kandungan energi snack
formulasi yang tepat yang mampu
bar biji hanjeli dan kacang bogor.
menghasilkan produk snack bar dari biji
1. Pembuatan Puffing, Kacang Bogor hanjeli dan kacang bogor yang memiliki nilai
Crispy,dan Binder Snack Bar. gizi dan mutu sensori aroma, tekstur, warna
a. Puffing biji hanjeli dan rasa yang terbaik serta dapat diterima
Biji hanjeli yang digunakan untuk oleh konsumen dengan perlakuan
pembuatan puffing biji hanjeli perbandingan biji hanjeli dan kacang bogor
didapatkan dari seorang owner hanjeli di A1, A2, A3 (50:50, 60 :40, 70:30).
Kota Bandung. Langkah pembuatan 3. Analisis proksimat, organoleptik, dan
puffing hanjeli terdiri dari beberapa kandungan energi snack bar
tahap, yaitu pertama biji hanjeli Tahap ini dilakukan dengan pengujian
disortasi, dipisahkan dari material asing. sensori snack bar dengan uji mutu hedonik
Hasil sortasi dilakukan pencucian dan uji hedonik dengan skala garis (0-10 cm)
dengan air mengalir, setelah dilakukan dengan menggunakan parameter warna,
proses pencucian kemudian dilakukan aroma, rasa, tekstur. Selain itu, juga
proses perendaman dengan larutan dilakukan uji kimia berupa proksimat untuk
NaHCO3 5g/1L dengan waktu 1 jam. mengetahui kandungan gizi produk setiap
Selanjutnya, dilakukan penirisan formula dan nilai energi. Uji proksimat
kemudian penggorengan dengan 750 mL dilakukan dengan menganalisis kadar air,
minyak goreng dan suhu 175-200°C kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan
selama 30 detik. Biji hanjeli yang telah kadar karbohidrat by difference (AOAC
digoreng kemudian ditiriskan. 1995). Perhitungan kandungan energi
b. Pembuatan Kacang bogor Crispy mengacu pada Almatsier (2009).
Kacang bogor yang digunakan dalam Analisis Data
pembuatan kacang bogor Crispy ini
didapatkan dari penjual kacang bogor di Analisis data pada penelitian ini
pasar bogor. Proses pembuatan kacang menggunakan program Statistical Product
bogor Crispy yaitu, pertama kacang and Service Solution 16.0 (SPSS 16.0) dengan
bogor disortasi, dipisahkan dari material uji statistik yaitu uji sidik ragam (ANOVA)
asing dan kacang bogor yang rusak. untuk mengetahui apakah perlakuan yang
Kemudian dilakukan pengupasan kulit digunakan dalam penelitian berpengaruh
dan diteruskan dengan pencucian nyata atau tidak terhadap parameter.
dengan air mengalir. Selanjutnya Apabila nilai p<0,05 maka perlakuan
dilakukan penggorengan dengan minyak berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan
goreng 750 mL dengan suhu 175-200°C uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan
selama 30 detik serta dilakukan 95% (taraf α= 0,05) untuk mengetahui
penirisan. perlakuan mana yang berbeda nyata.
c. Pembuatan Binder Snack Bar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan binder yang digunakan
dalam pembuatan snack bar adalah Analisis Proksimat
cokelat yang dilelehkan. Proses Analisis proksimat penting dilakukan
pembuatan binder, pertama ditimbang untuk mengetahui kualitas produk pangan
cokelat batang 200g kemudian terutama terhadap standar zat makanan
dilelehkan dengan suhu 45°C dengan yang seharusnya terkandung di dalamnya
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 5 Nomor 2, Oktober 2019 | 215

(Wiryawan A, 2012). Hasil analisis kimia disajikan dalam Tabel 1.


snack bar biji hanjeli dan kacang bogor

Tabel 1. Karakteristik kimia snack bar biji hanjeli dan kacang bogor
Perbandingan biji Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar karbohidrat
hanjeli dan kacang air abu protein lemak
bogor (%)
50:50 (A1) 2,58a 2,27a 17,61a 34,46a 43,11a
60:40 (A2) 2,63a 2,30a 16,47b 33,88b 44,72b
70:30 (A3) 2,13a 2,60b 15,19c 28,19c 51,89c
Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada α=0,05

a. Kadar Air c. Kadar Protein


Kadar air snack bar biji hanjeli dan Perlakuan perbandingan biji hajeli dan
kacang bogor dengan perbandingan biji kacang bogor berpengaruh nyata terhadap
hanjeli dan kacang bogor seperti pada kadar protein snack bar biji hanjeli dan
perlakuan A1, A2, dan A3 tidak berpengaruh kacang bogor. Semakin tinggi persentase biji
nyata pada taraf 0,05%. Kadar air snack bar hanjeli pada perlakuan, kadar protein snack
biji hanjeli dan kacang bogor berkisar 2,13%, bar yang dihasilkan semakin tinggi. Biji
2,58%, dan 2,63%. Nilai ini terbilang rendah hanjeli memiliki kandungan gizi yang baik,
dibandingkan dengan hasil penelitian salah satunya adalah kandungan protein
Atmaka et al. (2013) yaitu sebesar 15,11%- sebesar 213 mg per 100gram bahan. Nilai ini
20,91%. Rinda et al. (2018) menghasilkan bahkan lebih tinggi dari kandungan protein
snack bar dengan rata-rata kadar air sebesar susu sapi sebesar 143mg per 100gram
17,70%. Kadar air yang rendah diduga bahan (Purwati et al. 2015). Rahardjo et al.
karena penggunaan bahan baku berupa biji (2019) membuat snack bar dari kombinasi
yang telah dijadikan puffing dan kacang kacang kedelai dan kacang tunggak yang
bogor yang telah melalui proses diperkaya biji nangka dan menghasilkan
penggorengan sehingga menguragi sejumlah nilai protein per 100gram snack bar yaitu
kadar air. Kandungan air dalam bahan sebesar 17,85%. Siregar et al. (2017)
pangan dapat mempengaruhi daya tahan menyebutkan bahwa kadar protein snack
bahan pangan terhadap mikroba, sehingga bar komersial berkisar antara 10-15%,
semakin kecil kadar air bahan pangan, maka sedangkan snack bar biji hanjeli dan kacang
umur simpan produk tersebut akan semakin bogor memiliki kadar protein berkisar
Panjang (Amanto et al. 2015). 15,19%, 16,47%, dan 17,61% sehingga dapat
b. Kadar Abu dikatakan snack bar biji hanjeli dan kacang
Kandungan abu menggambarkan bogor tinggi protein.
kandungan mineral dalam suatu bahan d. Kadar Lemak
(Sarifudin et al. 2015). Snack bar biji hanjeli Snack bar biji hanjeli dan kacang bogor
dan kacang bogor pada perlakuan A3 dengan memiliki nilai kadar lemak berkisar antara
perbandingan biji hanjeli dan kacang bogor 28,19-34,46%. Kadar lemak ini berbeda
sebesar 70:30 memiliki kadar abu yang nyata pada taraf 0,05%. Semakin tinggi
paling tinggi dibandingkan perlakuan A1 dan jumlah kacang bogor pada perlakuan, kadar
A2. Purwati et al. (2015) menyatakan kadar lemak snack bar yang dihasilkan semakin
kalsium pada biji 100gram biji hanjeli tinggi. Wibowo (2013) melaporkan snack
sebesar 11 gram. Nilai ini termasuk tinggi, bar dari kacang merah dan apel malang
sedangkan kalsium merupakan salah satu memiliki kadar lemak sebesar 22,81-
mineral yang akan terdeteksi pada analisis 29,66%. Sedangkan Arwin et al. (2018)
kadar abu. menghasilkan snack bar dari tepung beras
216 | Aminah et al. Snack Bar Biji Hanjeli dan Kacang Bogor

merah dan kacang merah dengan kadar aroma, rasa, dan tekstur. Hasil uji mutu
lemak 20,75%. Kadar lemak yang lebih tinggi hedonik disajikan pada Tabel 2.
ini disebabkan karena penambahan kacang Tabel 2. Hasil uji mutu hedonik
bogor yang memiliki kadar lemak sebesar
6,6% (Mazahib et al. 2013). Akan tetapi Perlakuan Warna Aroma Rasa Tekstur
lemak yang terkandung pada kacang bogor 50:50
5.99a 6.24a 6.13a 6.13a
merupakan jenis lemak tak jenuh yang tidak (A1)
membahayakan kesehatan. Lemak 60:40
6.07a 6.32a 6.05a 6.05a
merupakan salah satu faktor penting yang (A2)
harus diperhatikan dalam produksi 70:30
5.73a 5.87a 5.16a 5.16a
makanan. Hal ini karena lemak dapat (A3)
menyebabkan perubahan sifat kea rah yang Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan
tidak diinginkan yaitu ketengikan produk berbeda nyata pada α=0,05.
(Andriani et al. 2018). Berdasarkan hasil uji mutu hedonik
e. Kadar Karbohidrat snack bar biji hanjeli dan kacang bogor
didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata
Kadar karbohidrat by different pada pada semua perlakuan dengan parameter
ketiga perlakuan berbeda nyata pada taraf warna, aroma, rasa, dan tekstur pada taraf
0,05%. Semakin banyak persentase biji 0,05%. Berdasarkan hasil penilaian panelis
hanjeli pada perlakuan dihasilkan snack bar diperoleh nilai rata-rata mutu warna snack
dengan kadar karbohidrat yang lebih tinggi. bar berkisar antara 5,73-6,07 ke arah warna
Hal ini karena biji hanjeli memiliki cokelat mengkilap. Hal ini karena
kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. penggunaan binder berupa cokelat sehingga
Qosim dan Tati (2011) melaporkan bahwa warna snack bar cenderung cokelat,
komposisi karbohidrat pada biji hanjeli sedangkan karakteristik mengkilap didapat
sebesar 71,81%. Hal ini menunjukkan bahwa dari cocoa butter yang dicampurkan pada
biji hanjeli dapat dimanfaatkan sebagai binder yang memiliki warna mengkilap
sumber bahan pangan, meskipun nilainya karena kandungan lemak di dalamnya. Nilai
masih lebih rendah jika dibandingkan mutu aroma berkisar antara 5,87-6,24 ke
dengan jagung, beras, sorgum, dan barley. arah aroma cokelat pekat sesuai dengan
Analisis Organoleptik binder yang dipakai yaitu cokelat sehingga
Analisis organoleptik dilakukan mendominasi aroma snack bar. Nilai mutu
untuk mengetahui secara kompleks rasa berkisar antara 5,16-6,13 ke arah rasa
karakteristik sensori dari suatu produk. manis. Rasa manis ini diperoleh dari cokelat
Untuk kepentingan pemasaran, analisis ini yang digunakan dan nilai mutu tekstur
penting untuk mengetahui tingkat berkisar antara 5,16-6,13 ke arah keras. Hal
penerimaan konsumen terhadap produk ini diduga karena karakteristik bahan baku
(Munir et al. 2018). Dalam penelitian ini yang digunakan yaitu biji hanjeli. Biji hanjeli
dilakukan dua jenis analisis organoleptik, memiliki struktur biji yang keras karena
yaitu uji mutu hedonik untuk mengetahui adanya matriks pati dan protein (Syahputri
karaketristik snack bar berdasarkan dan Agustin 2015).
penilaian panelis dan uji hedonic untuk b. Uji Hedonik
mengetahui tingkat kesukaan panelis. Analisis organoleptik juga dilakukan
Berikut adalah pembahasan selengkapnya. dengan metode uji hedonik untuk
a. Uji Mutu Hedonik mengetahui tingkat kesukaan panelis
Analisis organoleptik dilakukan dengan terhadap snack bar biji hanjeli dan kacang
uji mutu hedonik. Uji mutu hedonik bogor sehingga dapat dijadikan
dilakukan untuk mengetahui mutu sensori pertimbangan dalam menentukan formula
dari produk snack bar biji hanjeli dan kacang terbaik (Meethal et al. 2017). Hasil uji
bogor dengan parameter mutu warna,
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 5 Nomor 2, Oktober 2019 | 217

hedonik snack bar biji hanjeli dan kacang menyatakan bahwa kandungan karbohidrat,
bogor disajikan pada Tabel 3. lemak, dan protein suatu bahan makanan
Tabel 3. Hasil uji hedonik dapat menentukan nilai energinya. Semakin
tinggi kandungan protein, karbohidrat, dan
Perlakuan warna aroma rasa tekstur
lemak yang terkandung pada suatu produk
50:50 (A1) 6.43a 6.13a 6.26a 6.39a
maka semakin tinggi pula kalori yang
60:40 (A2) 6.60 a
6.14a 6.13a 5.98a
diperoleh (Rinda et al. 2018). Kacang bogor
70:30 (A3) 6.32a 6.01a 6.48a 6.19a
diduga memberi kontribusi pada kandungan
Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan
berbeda nyata pada α=0,05.
energi snack bar karena kacang bogor
memiliki kandungan lemak dan protein yang
Berdasarkan hasil penilaian panelis cukup tinggi. Berdasarkan SNI, untuk
diperoleh nilai rata - rata hedonik warna golongan biskuit ditetapkan nilai energi
snack bar berkisar antara 6,01 - 6,63 ke arah minimum sebesar 400 kalori/100 gram.
disukai, aroma berkisar antara 5,82 - 6.43 Snack bar biji hanjeli dan kacang bogor
kearah disukai, rasa berkisar antara 6.02- memiliki kandungan energi berkisar antara
6,63 kearah disukai dan tekstur berkisar 523,30 – 552,71 Kkal/100gram bahan telah
antara 5.75 – 6,65 kearah disukai. Hasil memenuhi standar.
analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan
bahwa perbandingan konsentrasi beras
hanjeli dan kacang bogor tidak berpengaruh KESIMPULAN
nyata terhadap tingkat kesukaan panelis
terhadap parameter warna, aroma, rasa dan Snack bar dari biji hanjeli dan kacang
tekstur produk snack bar (p>0,05). bogor yang dihasilkan dalam penelitian ini
memiliki karakteristik yaitu kadar air
Analisis Kandungan Energi berkisar antara 2,13-2,63%, kadar abu 2,27-
Kandungan energi merupakan jumlah 2,60%, kadar air protein 15,19-17,61%,
energi yang tersimpan dalam makanan yang kadar lemak 28, 19-34,46%, kadar
telah ditentukan per unit volume atau massa, karbohidrat 43,11-51,89%. Perlakuan
lemak menyimpan 9 kkal/gram, karbohidrat perbandingan biji hanjeli dan kacang bogor
dan protein masing – masing menyimpan 4 tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air,
kkal/gram (Persagi 2010). Hasil energi/Kkal akan tetapi berpengaruh nyata pada kadar
snack bar dapat dilihat pada Tabel 4. abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar
Tabel 4. Kandungan energi/Kkal karbohidrat.
Perbandingan biji hanjeli Energi/Kkal Karakteristik organoleptik snack bar
dan kacang bogor (%) biji hanjeli dan kacang bogor memiliki nilai
50:50 (A1) 552,71a parameter warna yang mengarah cokelat
60:40 (A2) 548,98b mengkilap, aroma cokelat pekat, rasa manis,
70:30 (A3) 523,30c dan tekstur yang keras. Ditinjau dari
Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan kandungan energi, snack bar yang dihasilkan
berbeda nyata pada α=0,05. memiliki kandungan energi 523,30 – 552,71
Hasil analisis sidik ragam Kkal/100gram bahan telah memenuhi
menunjukkan bahwa perbandingan biji standar SNI biskuit.
hanjeli dan kacang bogor berbeda nyata Berdasarkan hasil uji kimia dan
terhadap kandungan energi snack bar pada organoleptik serta perhitungan kandungan
taraf 0,05%. Semakin tinggi persentase energi snack bar biji hanjeli dan kacang
kacang bogor pada formula menghasilkan bogor, dapat disimpulkan bahwa produk ini
nilai kalori yang semakin meningkat. Kadar berpotensi untuk dijadikan pangan bergizi
lemak dan protein dapat berpengaruh dengan karakteristik yang disukai
terhadap peningkatan nilai energi snack bar konsumen.
(Tresnani et al. 2017). Sejalan dengan
pernyataan Almatsier (2009) yang
218 | Aminah et al. Snack Bar Biji Hanjeli dan Kacang Bogor

DAFTAR PUSTAKA International Food Research Journal


20(3): 1165-1171.
Adhi RK dan Sholeh W. 2018. Pertumbuhan
dan hasil kacang bogor (Vigna Meethal SM, Narinder K, Jyoti S, Yogesh G.
subterranean (L.) Verdc.) varietas local 2017. Effect of addition of Jackfruit seed
Lembang di Kalimantan Selatan. Ziraa’ah flour on nutrimental, phytochemical and
43(2): 192-197). sensory properties of snack bar. Current
Research in Nutrition and Food Science
Almatsier S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. 5(2): 157-158.
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Munir M, Muhammad N, Tahir MQ, Aqsa Q,
Amanto BS, Siswanti, Angga A. 2015. Muhammad S, Falak Z, Ijaz U, Aneela Q,
Kinetika pengeringan temu giring Muthupandlan A. 2018. Addition of oat
(Curcuma heyneana valeton & van zijp) enhanced the physico-chemical,
menggunakan cabinet dryer dengan nutritional and sensory qualities of date
perlakuan pendahuluan blanching. fruit-based snack bars. Jurnal of Food
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian 8(2): and Nutrition Research 6(4): 271-276.
107-114.
Nurmala T. 2010. Potensi dan prospek
Andriani WORA, Ansharullah, Nur A. 2018. pengembangan hajeli (Cioa lacryma jobi
Karakteritik organoleptic dan nilai gizi L) sebagai pangan bergizi kaya lemak
snack bar berbasis tepung beras merah untuk mendukung diversifikasi pangan
(Oryza nivara) dan tepung jagung (Zea menuju ketahanan pangan mandiri.
mays L.) sebagai makanan selingan Jurnal Pertanian Universitas Padjajaran
tinggi serat. Jurnal Sains dan Teknologi 20(1) 41-48.
Pangan (JSTP) 3(6): 1448-1459.
Pahane MM, Tatsadjieu LN, Bernard C,
[AOAC] Association of Official Analitical Njintang YN. 2017. Production,
Chemist. 1995. Offcial Methods of nutritional, and biological value of
Analysis of the Association of Official Bambara Groundnut (Vigna
Analytical Chemist 16th. Arlington, subterranean) milk and yoghurt. Journal
Virginia: AOAC Inc. of Food Measurement and
Arwin, Tamrin, Abdu R. 2018. Kajian Characterization 11(4): 1613-1622.
penilaian organoleptik dan nilai gizi [Persagi] Persatuan Ahli Gizi Indonesia.
snack bar berbasis tepung beras merah 2010. Tabel Komposisi Pangan
dan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) Indonesia. PT Elex Media Komputindo,
sebagai makanan selingan yang berserat Jakarta.
tinggi. Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
3(2):1152-1162. Purwati NA, Dian H, Amalia R. 2015. Es krim
free lactose berbahan dasar sari hanjeli
Atmaka W, Nur HRP, Rohula U. 2013. Kajian sebagai alternative pengganti es krim
fisikokimia dan sensori snack bar tempe susu bagi penderita lactose intolerance.
bagi penderita autis. Jurnal Teknologi Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 4(1):
Hasil Pertanian 6(2): 119-126. 36-41.
Ladamay NA, Yuwono SS. 2014. Pemanfaatan Qosim WA, dan Tati N. 2011. Eksplorasi,
bahan lokal dalam pembuatan food bars identifikasi dan analisis keragaman
(kajian rasio tapioca: tepung kacang plasma nutfah tanaman Hanjeli (Coia
hijau dan proporsi CMC). Jurnal Pangan lacryma jobi l.) sebagai sumber bahan
dan Gizi 2(1):67-68. pangan berlemak di Jawa Barat. Jurnal
Mazahib AM, Nuha MO, Salawa IS, and Pangan 20(4): 365-376.
Babiker EE. 2013. Some nutritional Rahardjo L, Asrul B, Annis C. 2019. Pengaruh
attributes of bambara groundnut as kombinasi kacang kedelai (Glycine max)
influenced by domestic processing.
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 5 Nomor 2, Oktober 2019 | 219

dan kacang tunggak (Vigna unguiculate Kabupaten Banyumas. Jurnal Dinamika


(L) walp.) yang diperkaya biji nangka Ekonomi dan Bisnis 12(2): 150-158.
(Artocarpus heterophyllus) terhadap Wibowo O. 2013. Optimasi formulasi
daya terima dan kadar protein snack bar. pembuatan snack bar kacang merah dan
Amerta Nutrition 3(1): 71-77. apel malang dengan menggunakan
Rinda, Ansharullah, Nur A. 2018. Pengaruh program linier. Artikel. Jurusan
komposisi snack bar berbasis tepung Teknologi Pangan Fakultas Teknik
tempe dan biji lamtoro (Leucaena Universitas Pasundan, Bandung.
leucocephala (Lam) de wit) terhadap Wiryawan A. 2012. Analisis Proksimat.
penilaian organoleptik, proksimat, dan Universitas Brawijaya Press, Malang.
kontribusi kecukupan gizi. Jurnal Sains
dan Teknologi Pangan (JSTP) 3(3): 1328- Yan MR, Andrew P, Gillian AW, John K, Elaine
1340. CR. 2017. Snack bar compotitions and
their acute glycemic and satiety effects.
Sarifudin A, Riyanti E, Diki NS, Siti K. 2015. Asia Pacific Journal Clinical Nutrition
Pengaruh penambahan telur pada 26(4):624-629.
kanudngan proksimat, karaktersitik air
bebas (aw) dan tekstural snack bar
berbasis pisang (Musa paradisiaca).
Agritech 35(1): 1-8.
Seismono dan Nikmatul H. 2011.
Pengembangan Diversifikasi Pangan
Pokok Lokal. Jurnal Pangan 20(3): 295-
314.
Siregar LNS, Noviar H, Rahmayuni. 2017.
Pemanfaatan tepung kacang merah dan
salak padang sidimpuan (Salacca
sumatrana R.) dalam pembuatan snack
bar. JOM Faperta 4(1): 1-14.
Syahputri DA, Agustin KW. 2015. Pengaruh
fermentasi jali (Coix lacryma jobi-L) pada
proses pembuatan tepung terhadap
karakteristik fisik dan kimia cookies dan
roti tawar. Jurnal Pangan dan
Agroindustri 3(3): 984-995.
Tresnani RA, Maryam R, I Komang S. 2017.
Subtitusi tepung komposit ubi jalar
kuning (Ipomea batatas L.) dan
kecambah kedelai (Glycine Max Merr)
pada pembuatan snack barnforvita bagi
balita gizi buruk fase rehabilitasi
terhadap mutu kimia, nilai energi, mutu
protein, mutu fisik, dan mutu
organoleptik. Jurnal Ilmiah-Vidya 25(1):
86-95.
Utami P dan Sulistyani B. 2015. Potensi dan
ketersediaan bahan pangan lokal
sumber karbohidrat non biji di

You might also like