You are on page 1of 7

JURNAL ANALIS FARMASI

Volume 3, No. 3 Juli 2018 Hal 186 - 192

PENETAPAN KADAR BESI (Fe) PADA DAUN TAPAK LIMAN (Elephantopus


scaber L) SEBAGAI OBAT TRADISIONAL ANEMIA DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

DETERMINATION OF IRON (Fe) LEVELS IN LIMAN LEAVES LEAF


(Elephantopus scaber L) AS AN TRADITIONAL ANEMIA MEDICINE USING
ATOM ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY METHOD

Diah Astika Winahyu1, Agustina Retnaningsih1, Tries Saraswati1


E-mail : astika.diah@gmail.com

ABSTRACT

Tapak liman leaves are a type of grass that grows throughout the year. The
content of compounds contained in the liman leaf leaves include iron, elephantopin,
and deoxyelephanthopin. Liman leaf can be used as a traditional medicine for anemia
because there is an iron content. Iron is a mineral needed to form red blood cells. This
study aims to determine the levels of iron (Fe) contained in the leaves of limestone.
Samples were obtained from one of the areas that grow lime trees with fertility.
Sampling is done by taking the leaves starting from the 3rd leaf after the shoot. The
tool used for iron analysis is Atomic Absorption Spectrophotometry using a cathode
lamp Fe at a wavelength of 248.40 nm. From the results of absorption of the
wavelength, the linear regression line equation is y = 0.0929x + 0.011 with a
correlation coefficient (r) that is 0.9989. The measurement of iron levels was carried
out three times, the iron content in measurement 1 was 24,463 mg / 100gram,
measurement 2 was 24,367mg / 100gram, and measurement 3 was 24,345mg /
100gram. Based on the research that has been done, the average level of iron from
tapak liman leaves is 24,392 mg / 100g.

Keywords: Fe, Anemia, Leaf Tapak Liman, SSA

ABSTRAK

Daun tapak liman merupakan jenis rumput-rumputan yang tumbuh sepanjang


tahun. Kandungan senyawa yang terdapat dalam daun tapak liman antara lain zat
besi, elephantopin, dan deoxyelephanthopin. Daun tapak liman dapat digunakan
sebagai obat tradisional untuk anemia karena terdapat kandungan zat besi. Zat besi
merupakan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kadar zat besi (Fe) yang terkandung dalam daun tapak
liman. Sampel didapatkan dari salah satu daerah yang tumbuh tanaman tapak liman
dengan subur. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil daun dimulai dari
daun ke-3 setelah pucuk. Alat yang digunakan untuk analisis zat besi yaitu
Spektrofotometri Serapan Atom menggunakan lampu katoda Fe pada panjang
gelombang 248,40 nm. Dari hasil penyerapan panjang gelombang diperoleh
persamaan garis regresi linier yaitu y = 0,0929x + 0,011 dengan koefisien korelasi (r)
yaitu 0,9989. Pengukuran kadar zat besi dilakukan sebanyak tiga kali, diperoleh kadar
zat besi pada pengukuran 1 sebesar 24,463 mg/100gram, pengukuran 2 sebesar
24,367mg/100gram, dan pengukuran 3 sebesar 24, 345mg/100gram. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, kadar rata-rata zat besi dari daun tapak liman yaitu
24,392 mg/100g.

Kata kunci : Fe, Anemia, Daun Tapak Liman, SSA

1) Akademi Analis Farmasi Dan Makanan Putra Indonesia Lampung


Penetapan Kadar Besi (Fe) Pada Daun Tapak Liman (Elephantopus Scaber L)
Sebagai Obat Tradisional Anemia Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom

PENDAHULUAN mengkonsumsi berbagai jenis makanan


Tanaman obat sudah banyak yang mengandung zat besi.(1)
sekali digunakan oleh manusia sejak Zat besi merupakan mineral
zaman dahulu. Bahkan dipercaya yang dibutuhkan untuk membentuk sel
mempunyai khasiat yang lebih ampuh darah merah (hemoglobin). Zat besi
dari pada obat-obat dokter. Banyak berfungsi dalam sistem pertahanan
bagian-bagian tumbuhan yang bisa tubuh. Kandungan zat besi (Fe)
digunakan sebagai obat, diantaranya sebenarnya cukup banyak ditemukan
adalah bagian buah, batang, daun, dan dalam makanan sehari-hari. Beberapa
akar atau umbi. Tanaman obat sayuran memiliki sumber besi yang
merupakan segala jenis tumbuh- tinggi seperti bayam sebesar 8,3
tumbuhan yang mempunyai khasiat mg/100 gram, daun singkong sebesar
atau kegunaan sebagai obat.(6) 7,6 mg/100 gram, daun katuk sebesar
Obat tradisional adalah bahan 6,25 mg/100 gram, selain sayuran
atau ramuan bahan yang berupa bahan terdapat juga kacang-kacangan,
tumbuhan, bahan hewan, bahan misalnya kacang kedelai 10 mg/100
mineral, sediaan sarian (galenik) atau gram, kacang polong 7,5 mg/100
campuran dari bahan tersebut yang gram. Ada beberapa jenis tanaman
secara turun temurun telah digunakan obat yang juga bisa dimanfaatkan
untuk pengobatan, dan dapat untuk mengatasi anemia, salah satunya
diterapkan sesuai dengan norma yang yaitu tanaman tapak liman.
berlaku di masyarakat.(2) Penggunaan tanaman tapak
Tanaman yang digunakan liman digunakan sebagai obat
sebagai obat tradisional bisa berupa tradisional anemia ini mendorong
buah, sayur mayur, bumbu dapur, dilakukannya penelitian terhadap
tanaman hias dan bahkan tanaman liar kandungan zat besi yang terdapat
yang tumbuh di sembarang tempat. dalam daun tanaman tapak liman. Hasil
Salah satu tanaman yang dapat dipakai penelitian menyebutkan kandungan zat
sebagai obat tradisional adalah tapak besi pada daun tanaman tapak liman
liman (Elephantopus scaber L). cukup tinggi. Tingginya kadar zat besi
Tanaman ini berkhasiat untuk inilah yang membuat herba ini mampu
menyembuhkan berbagai penyakit, untuk mengobati anemia.(4)
antara lain kurang darah (anemia), Berdasarkan latar belakang
sariawan, dan influenza. Tanaman tersebut, penulis ingin melakukan
tapak liman juga dapat mengatasi penetapan kadar Besi (Fe) pada daun
demam, sakit tenggorokan, batuk rejan tapak liman (Elephantopus scaber L)
(pertusis), radang mata, abses, radang dengan metode spektrofotometri
otak (epidemicensefalitis B), dan serapan atom. Metode tersebut dipilih
radang ginjal akut. Tanaman ini juga karena spektrofotometri serapan atom
bisa untuk mengobati diare, disentri, merupakan metode analisis unsur
digigit ular, dan keputihan.(4) secara kuantitatif yang pengukurannya
Anemia adalah suatu kondisi berdasarkan penyerapan cahaya
dimana keadaan kadar hemoglobin dengan panjang gelombang tertentu
(Hb) didalam darah lebih rendah dari oleh atom logam dalam keadaan bebas.
yang seharusnya atau normal. Di Spektrofotometri serapan atom (SSA)
Indonesia sebagian besar anemia ini adalah metode yang spesifik untuk
disebabkan karena kekurangan zat besi menentukan kadar unsur logam
(Fe) hingga disebut anemia kekurangan konsentrasi renik. Metode SSA
zat besi atau anemia gizi besi. Anemia spesifikasinya tinggi yaitu unsur-unsur
Gizi Besi (AGB) merupakan salah satu dapat ditentukan meskipun dalam
masalah gizi utama yang banyak di campuran.
derita oleh golongan rawan yaitu ibu
hamil, anak balita, wanita usia subur, METODOLOGI PENELITIAN
dan pekerja berpenghasilan rendah. Alat dan Bahan Penelitian
Cara untuk mengobati kurang Alat : Spektrofotometri serapan
darah atau anemia sebenarnya cukup atom, Tanur Listrik, Neraca
sederhana, yaitu dengan listrik, Lampu katoda besi,

Jurnal Analis Farmasi Volume 3 No. 3 Juli 2018 187


Diah Astika Winahyu, Agustina Retnaningsih, Tries Saraswati

Cawan Porselen, Alat-alat menggunakan Spektrofotometri


gelas Serapan Atom (SSA) dengan lampu
Bahan : Larutan HCl (1:1) p.a, katoda besi (Fe)
Larutan standar Besi 1000
ppm, Daun Tapak Liman, Pembuatan Larutan Baku Besi (Fe)
Aquadest 100 mg/L(5)
Penyediaan Larutan Pereaksi Pipet 10 mL larutan induk besi
Larutan HCl (1:1) (Fe) 1000 mg/L ke dalam labu ukur
Dibuat dari HCl pekat p.a sebanyak 50 100 mL, Tambahkan aquadest hingga
mL, diencerkan dengan air suling tanda tera
sampai 100 mL
Pembuatan Kurva Kalibrasi(5)
Teknik Sampling Dipipet 0,5 mL; 2,0 mL; 4,0 mL;
Populasi 6,0 mL; dan 8,0 mL larutan baku besi
Populasi yang digunakan dalam (Fe) 100 mg/L masing-masing
penelitian ini adalah tanaman tapak dimasukkan ke dalam labu ukur 100
liman (Elephantopus scaber L). mL. Ditambahkan aquadest sampai
tepat tanda tera sehingga diperoleh
Sampel larutan dengan konsentrasi 0,5 mg/L;
Sampel yang digunakan pada 2,0 mg/L; 4,0 mg/L; 6,0 mg/L; dan 8,0
penelitian ini adalah daun tanaman mg/L. Diukur pada panjang gelombang
tapak liman, dimana sebelum diambil 248,40 nm..
terlebih dahulu dilakukan determinasi.
Pengambilan sampel dilakukan secara Penetapan Kadar Besi dalam
Simple Random dengan memotong Sampel(5)
daun dimulai dari daun ke-3 setelah Larutan sampel hasil destruksi
pucuk. Untuk mengetahui kadar zat diukur absorbansinya menggunakan
besi pada bagian daun, maka sampel spektrofotometri serapan atom pada
ditetapkan kadar zat besinya masing- panjang gelombang 248,40 nm.
masing sebanyak tiga kali replikasi. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan untuk setiap sampel yang
Prosedur Penelitian telah didestruksi. Konsentrasi besi
Perlakuan Pendahuluan Sampel dalam sampel ditentukan berdasarkan
Sampel yang akan dianalisis persamaan garis regresi dari kurva
terlebih dahulu diberi perlakuan kalibrasi.
pendahuluan yakni bagian daun yang
telah dipisahkan dari tanaman tapak Analisa Data Kadar Zat Besi pada
liman dicuci bersih dan dipotong- Daun Tapak Liman
potong agar mudah dimasukkan Untuk mencari konsentrasi
wadah. sampel dicari dengan menggunakan
metode kurva kalibrasi, yaitu kurva
Preparasi Sampel (5) yang menghubungkan absorban
Sebanyak ±30 gram sampel dengan konsentrasi standar. Kurva
ditimbang dengan teliti pada cawan, kalibrasi ini kemudian digunakan untuk
kemudian Dikeringkan pada suhu mengalurkan absorban yang dihasilkan
±105°C selama 3 jam, Sejumlah ±3 dari larutan sampel. Setelah didapat
gram sampel kering ditimbang dengan absorban dari larutan sampel maka
teliti dalam cawan penguap, untuk menentukan konsentrasinya
Didestruksi pada tanur listrik selama 2 digunakan rumus regresi linear
jam dengan suhu 550°C sampai berdasarkan kurva kalibrasi. Data hasil
mengabu keseluruhan, Abu didiamkan pengamatan larutan standar
dan ditambah dengan 5 mL HCl pekat : dimasukkan ke dalam tabel berikut ini,
Aquadest (1:1), Filtrat dipindahkan ke penentuan kandungan zat besi (Fe)
dalam labu ukur 25 mL dan cawan pada sampel menggunakan persamaan
dibilas dengan aquadest kemudian regresi linear dengan rumus :
diimpitkan dengan air suling sampai y = a+bx
tepat garis tanda, Filtrat disaring Ket :
menggunakan kertas saring whatman x = Konsentrasi larutan sampel
No. 41, Diukur serapannya y = Absorban larutan sampel

188 Jurnal Analis Farmasi Volume 3 No. 3 Juli 2018


Penetapan Kadar Besi (Fe) Pada Daun Tapak Liman (Elephantopus Scaber L)
Sebagai Obat Tradisional Anemia Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom

a = Intercept
b = Slope

Besarnya a dan b diperoleh dari


data konsentrasi larutan standar baku
(x) dan absorban larutan standar baku
(y) dengan menggunakan persamaan :

Gambar 1.
Kurva Panjang Gelombang Maksimum
Fe
Kurva Kalibrasi
Sebelum dilakukan pengukuran
∫[ ] kadar besi (Fe) pada daun tapak liman
(Elephantopus scaber L) dengan
Pengolahan dan Analisis Data menggunakan metode spektrofotometri
Data yang diperoleh dari hasil serapan atom, terlebih dahulu
pemeriksaan disajikan dalam tabel membuat kurva kalibrasi dari larutan
yang menggambarkan kadar zat besi baku besi (Fe), diperoleh hasil kurva
dalam daun tapak liman dan kalibrasi :
dinyatakan dalam mg/L.
0.8
Absorbansi

y = 0,0929x + 0,011
0.6 R² = 0,9989
0.4
Ket :
C = Konsentrasi larutan sampel 0.2
setelah pengenceran (mg/L) 0
V = Volume labu kerja (L) 0 5 10
Fp = Faktor pengenceran (mL)
W = Berat sampel (kg)
Konsentrasi (ppm)

HASIL PENELITIAN Gambar 2.


Kurva Panjang Gelombang Grafik Kurva Kalibrasi Fe
Maksimum Lampu Katoda Fe
Hasil kurva kalibrasi Fe yang Dari hasil kurva kalibrasi, kemudian
diperoleh dari hasil pengukuran data dapat dihitung dengan rumus :
panjang gelombang maksimum pada y = bx + a
lampu katoda Fe yaitu pada panjang Diketahui :
gelombang 248,40 nm. y = Absorban larutan sampel
x = Konsentrasi larutan sampel
a = 0,011
b = 0,0929

Tabel 1
Perhitungan kadar besi (Fe) pada daun tapak liman
Berat Kadar
Konsentrasi Kadar Standar
Sampel Absorbansi sampel Rata-Rata
(ppm) (mg/100g) Deviasi
(gram) (mg/100g)
Daun Tapak 0,5584 5,8943 3,0118 24,46
Liman 1
Daun Tapak 0,5567 5,876 3,0143 24,36
24,39 0,0039245
Liman 2
Daun Tapak 0,5558 5,8663 3,012 24,34
Liman 3

Jurnal Analis Farmasi Volume 3 No. 3 Juli 2018 189


Diah Astika Winahyu, Agustina Retnaningsih, Tries Saraswati

PEMBAHASAN telah ditimbang dimasukkan ke dalam


Sampel yang digunakan dalam muffle furnace dengan suhu 550°C
penelitian ini adalah daun tapak liman selama 2 jam, abu yang dihasilkan
yang merupakan tanaman jenis didiamkan dan ditambahkan 5 mL
rumput-rumputan yang tumbuh asam klorida (HCl) pekat : aquadest
sepanjang tahun dan dapat dipakai (1:1), fungsi penambahan HCl yaitu
sebagai obat tradisional. Tanaman sebagai pelarut dan untuk
tapak liman mengandung beberapa zat mempercepat pemutusan ikatan antara
kimia aktif salah satunya yaitu zat besi senyawa organik dengan logam besi
(Fe). Zat besi adalah unsur mineral dalam sampel. Kemudian masukkan
yang sangat penting bagi manusia larutan sampel ke dalam labu ukur 25
maupun proses pertumbuhan tanaman. mL, cawan dibilas dengan aquadest
Hal ini dapat dilihat dengan terjadinya dan diimpitkan hingga tanda batas
gangguan pertumbuhan baik pada dengan tujuan agar didapatkan larutan
manusia maupun tanaman bila yang encer sehingga terbaca dengan
kekurangan zat besi. Kekurangan zat alat spektrofotometri serapan atom
besi pada manusia akan menimbulkan (SSA). Setelah itu sampel disaring
anemia. dengan menggunakan kertas whatman
Sampel daun tapak liman yang No. 41, tujuan penyaringan yaitu untuk
digunakan untuk penelitian yaitu daun memisahkan larutan jernih dari abu
yang berwarna hijau tua, diambil dari hasil destruksi yang dapat mengganggu
daun ke-3 setelah pucuk. Pemilihan saat pembacaan dengan alat SSA.
daun yang berwarna hijau tua karena Dipilih kertas saring whatman No. 41
daun tersebut memiliki kandungan karena memiliki pori-pori yang kecil
unsur yang tinggi dan telah melalui sehingga didapatkan larutan yang
proses fotosintesis yang sempurna. jernih. Setelah itu penetapan kadar zat
Pada penetapan kadar besi (Fe) besi dalam sampel dilakukan dengan
ini diawali dengan preparasi sampel spektrofotometri serapan atom, yang
terlebih dahulu. Dalam preparasi dilengkapi dengan hallow cathode lamp
sampel, ada proses pengeringan Fe (besi). Metode spektrofotometri
dengan oven yang bertujuan untuk serapan atom digunakan dalam
menghilangkan kadar air yang terdapat penelitian ini karena metode
pada sampel, apabila kadar air tidak spektrofotometri serapan atom peka,
dihilangkan maka akan memperlambat selektif, spesifikasinya tinggi, dan
proses destruksi sampel tersebut. dapat menentukan kadar zat besi
Sampel yang telah dikeringkan dalam jumlah relatif kecil.
kemudian ditimbang sebanyak ± 3 Sebelum penentuan kadar zat
gram, penimbangan dilakukan besi pada sampel, terlebih dahulu
sebanyak 3 kali yang bertujuan untuk dilakukan penentuan panjang
pengulangan pengukuran kadar besi gelombang maksimum. Penentuan
(Fe) pada sampel. Kemudian sampel panjang gelombang maksimum
dimasukkan ke dalam tanur untuk dilakukan untuk mengetahui dimana
didestruksi. Metode destruksi yang terjadi absorbansi maksimum. Pada
digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran panjang gelombang
destruksi kering. Dimana destruksi dengan lampu katoda Fe memberikan
kering merupakan perombakan organik serapan tertinggi pada panjang
logam di dalam sampel menjadi logam- gelombang 248,40 nm, setelah itu
logam anorganik dengan jalan dilakukan pembuatan kurva kalibrasi.
pengabuan sampel dan memerlukan Tujuan pembuatan kurva kalibrasi yaitu
suhu pemanasan tertentu. Pemilihan untuk menghitung kadar zat besi dalam
destruksi kering karena Fe termasuk sampel berdasarkan serapan yang
logam yang cukup stabil pada suhu dihasilkan melalui persamaan kurva
yang tinggi, diketahui titik lebur Fe kalibrasi. Pembuatan kurva kalibrasi
yaitu sebesar 1.538°C. didahului dengan pembuatan larutan
Destruksi kering dilakukan seri pengenceran dari larutan standar
menggunakan alat muffle furnace besi untuk mendapatkan konsentrasi
(tanur listrik), dimana sampel yang yang diinginkan. Pengenceran larutan

190 Jurnal Analis Farmasi Volume 3 No. 3 Juli 2018


Penetapan Kadar Besi (Fe) Pada Daun Tapak Liman (Elephantopus Scaber L)
Sebagai Obat Tradisional Anemia Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom

induk besi dilakukan dengan teliti dan 3 sebesar 24,34 mg/100gram. Dari
hati-hati agar terhindar dari kesalahan hasil tersebut diperoleh hasil rata-rata
yang dapat menyebabkan konsentrasi kadar besi (Fe) pada daun tapak liman
larutan standar yang tidak sesuai sebesar 24,39 mg/100gram.
dengan yang diinginkan.
Pengukuran larutan standar besi KESIMPULAN
dilakukan pada panjang gelombang Berdasarkan penelitian yang
248,40 nm kemudian serapan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
diperoleh diplot ke dalam kurva bahwa kadar zat besi (Fe) pada daun
kalibrasi sehingga diperoleh kurva tapak liman yang dianalisis dengan
kalibrasi besi dengan persamaan kurva metode spektrofotometri serapan atom
y = bx + a. Kurva kalibrasi larutan besi (SSA) adalah sebesar 24,391
dibuat lima seri konsentrasi, yaitu 0,5 mg/100gram.
ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8
ppm. Larutan standar tersebut SARAN
diperoleh dari pengenceran larutan 1. Perlu adanya inovasi bentuk
induk Fe(NO2)3 100 ppm, yang sediaan, agar mudah untuk
diperoleh dari pengenceran larutan dikonsumsi sebagai obat tradisional
induk Fe(NO2)3 1000 ppm yang telah 2. Perlu dilakukan penelitian lebih
tersedia dalam bentuk larutan. lanjut terhadap bagian tanaman
Persamaan garis linier yang diperoleh tapak liman seperti bunga dan akar
adalah y = 0,092878x + 0,010951 yang mengandung beberapa zat
dengan koefisien korelasi (r) sebesar kimia lainnya.
0,9989. Dimana koefisien korelasi (r) 3. Perlu diadakan penelitian lebih
adalah bilangan yang digunakan untuk lanjut tentang kemudahan absorpsi
mengetahui kuat, sedang, dan zat besi dalam tubuh dari zat besi
lemahnya hubungan diantara variabel yang terkandung dalam daun tapak
yang sedang diteliti. Nilai koefisien liman
relasi (r) dari kurva kalibrasi larutan 4. Perlu dilakukan uji toksikologi
standar besi (Fe) adalah 0,9989 yang untuk menjamin keamanan
menunjukkan bahwa hasil r sangat penggunaan daun tapak liman
kuat, karena menunjukkan tingkat sebagai obat tradisional anemia
hubungan linier yang sangat kuat
antara x (konsentrasi larutan standar DAFTAR PUSTAKA
besi) dan y (absorban larutan standar 1. Aryadi, A. 2010. Pedoman
besi). Hal ini juga ditunjukkan dengan Penanggulangan Anemia Gizi Untuk
nilai r yang mendekati 1 dengan taraf Remaja Putri Dan Wanita Usia
kepercayaan yang sangat kuat dan Subur.
kurva yang terbentuk linier. http://aaanzie.blogspot.co.id/2010
Pada saat dilakukan pembacaan /12/pedoman-penanggulangan-
dengan alat SSA, sampel yang diuji anemia-giji.html. Diakses pada 27
terlalu pekat yang menyebabkan Desember 2017 pukul 11.37 WIB
absorban sampel tidak masuk ke dalam 2. Badan Pengawas Obat dan
range kurva kalibrasi sehingga perlu Makanan RI. 2014. Persyaratan
adanya pengenceran terhadap sampel Mutu Obat Tradisional. Jakarta:
agar pembacaan sampel masuk ke Kepala Badan Pengawas Obat dan
dalam kurva kalibrasi dengan memipet Makanan Republik Indonesia.
5 mL larutan sampel dan masukkan ke 3. Harjana, D. 2016. Obat Tradisional
dalam labu ukur 25 mL yang kemudian Kurang Darah (Anemia).
diencerkan dengan menambahkan https://manfaatnyasehat.blogspot.
aquadest hingga tanda tera. co.id/2013/11/obat-tradisional-
Dari penelitian yang telah kurang-darah-anemia.html.
dilakukan, diperoleh kadar besi (Fe) Diakses pada 30 Desember 2017
pada daun tapak liman pada pukul 11.49 WIB
pengukuran 1 sebesar 24,46 4. Hurustiati, S. 2015. Majalah Sains
mg/100gram, pengulangan 2 sebesar Indonesia Edisi 37.
24,36 mg/100gram, dan pengulangan http://cybex.pertanian.go.id/mater

Jurnal Analis Farmasi Volume 3 No. 3 Juli 2018 191


Diah Astika Winahyu, Agustina Retnaningsih, Tries Saraswati

ilokalita/detail/11775/atasi- 6. Priyono dan Widyastuti. T. 2014.


anemia-dengan-daun-tapak-liman. Pengobatan Herbal untuk Penyakit
Diakses pada 11 Januari 2018 Ringan. Yogyakarta. Graha Ilmu.
pukul 16.34 WIB 7. Simbolon, D.O., Masfria, dan
5. Nurmala, A., Alimin, dan Rushah, Sudarmi. 2012. Pemeriksaan Kadar
W.O. 2013. Analisis Kandungan Zat Fe dalam Hati Ayam Ras dan Ayam
Besi (Fe) Pada Buah Kelor dan Buras Secara Spektrofotometri
Daun Kelor (Moringa oleifera) yang Serapan Atom. Journal Of Natural
Tumbuh Di Desa Matajang Kec. Product and Pharmaceutical
Dua Boccoe Kab. Bone.Vol.1 No.1. Chemistry Vol.1 No.1. Hal 8-13
Hal 10-17

192 Jurnal Analis Farmasi Volume 3 No. 3 Juli 2018

You might also like