You are on page 1of 9

Accounting and Financial Review, 1(1): 46-51, 2018

HYPERLINK "http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/afre" http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/afre

Pengaruh Penerapan E-Registration, E-Filing, dan E-Billing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Jakarta Cilandak Tahun 2021

1
Ciki Fitria Nusantari
1
Universitas MH Thamrin AKA, Jl. Bangka Raya No. 2, Pela Mampang, 12720, Indonesia

Abstract
Info Artikel

Along with increasing technology in this modern era, the government is trying to improve taxpayer compliance, including improving the tax administration
Sejarah Artikel:
system from manual to electronic so the taxpayers can pay and report their taxes easier. From this background, this study aims to examine the effect of e-
Diterima: 20 Juni 2022
filing, e-billing, and e-registration on taxpayer compliance. This research is a quantitative research. The data used is primary data by distributing
Disetujui: 7 Juli 2022
questionnaires to 100 individual taxpayers at KPP Pratama Cilandak using simple random sampling technique. The research test obtained consisted of
Tersedia daring: Juli 2022
normality test, classical assumption test, hypothesis testing and coefficient of determination with the help of SPSS 26.0. to test the significance of the effect

with a significance level of 5%. The results of this research indicate that partially the E-registration has a positive effect and significant on taypayer

Keywords: complaince. E-filing has a positive effect and significant on taxpayer complaince. E-billing has a not effect on taxpayer complaince. Simultan the independent

E-Registration, E-filling, dan E-Billing. variables e-filing, e-billing, and e-registration collectivelly able to explain that having effect and significant on taxpayer complaince of 35%, while the rest of

65% explained by other independent variables.

Citation: Warda, Zahrotul (t2018), Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi E-Registration , E-Billing, dan E-Filing Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib

pajak. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.(1-8

Abstraks

Seiring meningkatnya teknologi di era modern saat ini, pemerintah berupaya untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, diantaranya melakukan perbaikan

sistem administrasi pajak dari manual ke elektronik untuk memudahkan wajib pajak dalam membayar dan melaporkan perpajakannya. Dari latar tersebut

penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh e-registration, e-filling, dan e-billing terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif. Data yang digunakan data primer melalui penyebaran kuisioner kepada 100 wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Cilandak menggunakan
ISSN (print) : 2598-7763
teknik simple random sampling. Pengujian penelitian terdiri dari uji normalitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis dan koefisien determinasi menggunakan
ISSN (online): 2598-7771
SPSS 26.0, untuk menguji pengaruh dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Variabel e-registration

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. variabel e-filing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak. Variabel e-billing tidak berpengaruh dan signifikan terhadap kepatuhan. Secara simultan variabel bebas yaitu e-filing, e-billing, dan e-registration

secara bersama-sama mampu menjelaskan bahwa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu kepatuhan wajib pajak sebesar 35%

sedangkan sisanya sebesar 65% dijelaskan oleh variable lain.


🖂 Corresponding Author:

Ciki Fitria Nusantari:


JEL Classification: G20, G21
Tel. /Fax. 085930250595

E-mail:csheciki98@gmail.com DOI:

1. PENDAHULUAN dan tata cara perpajakan, pajak ialah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa, berdasarkan Undang-undang
Pandemi covid 19 memasuki indonesia sejak tahun 2020, menghalangi transformasi dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan negara untuk
penerimaan pajak sehingga menjadi perbincangan pemerintah. Pandemi yang terjadi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Terdapat banyak jenis pajak yang dibebankan
diluar perkiraan kehendak para pihak yang disebabkan oleh masalah kesehatan negara terhadap wajib pajak diantaranya pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai,
berdampak pada perekonomian dan aktivitas sosial (Yulianto;Selvi Diana Meilinda; dan pajak bumi bangunan. Dalam pemungutannya pajak bersifat memaksa maka dari
Nana Mulyana:2021). Dalam hal ini selama pemberlakuan penghindaran penyebaran itu penerimaan pajak sangat membutuhkan partisipasi aktif pegawai pajak dan
virus, banyak industri tidak beroperasi dan produktivitas menurun sejak masuknya kesadaran wajib pajak akan kewajiban perpajakannya untuk menunjang
virus covid-19. Tidak hanya itu sektor perpajakan pun terkena dampak pasalnya tidak pembangunan negara. Jika wajib pajak hanya dilaksanakan oleh beberapa orang saja
adanya wajib pajak yang melaporkan perpajakannya Penerimaan pajak sangat akan menghasilkan tingkat rasio pajak yang rendah. Pada dasarnya wajib pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap ekonomi, pembangunan, dan pendapatan pada melaksanakan perpajakannya dikarenakan wajib pajak terdapat kesulitan dalam
negara. Menurut Undang-undang Nomor 16 tahun 2009 mengenai ketentuan umum

1
Mampukah Good Corporate Governance dan Risiko Kredit Sebagai Prediktor Financial Distress?

Elysa Lisitiana Putri, Sugeng Haryanto, Riril Mardiana Firdaus

melakukan proses pelaporan maupun pembayaran. kepatuhan wajib pajak terbilang cukup tinggi tetapi berdampak negatif pada sistem

DJP online karena begitu banyak wajib pajak yang menggunakan sistem DJP online
Seiring meningkatnya teknologi di era modern saat ini, dalam perkembangan
secara bersamaan sehingga sulit untuk men-gakses sistem DJP atau sistem DJP online
teknologi dibidang elektronik, pemerintah berupaya untuk meningkatkan kepatuhan
down. Ketika wajib pajak sudah termudahkan oleh e-system dalam melaksanakan
wajib pajak, diantaranya melakukan perbaikan sistem administrasi pajak dari manual
perpajakan maka dapat dikatakan efektif. Jika terbilang efektif dilaksanakan oleh
ke elektronik. Modernisasi teknologi sendiri dimanfaatkan DJP untuk mengefesiensi
wajib pajak hal tersebut dapat meningkatkan penerimaan negara yang diinginkan.
pekerjaan yang sehubungan dengan administrasi perpajakan. Kini DJP telah

melakukan inovasi dibidang perpajakan yang dipublikasikan sejak tahun 2009 yang Realisasi pendapatan negara tahun 2021 mampu tumbuh Rp 2.003,1 triliun atau 114,9

lalu. Inovasi tersebut disebut E system, yaitu teknologi modern pada pelayanan persen dari target APBN 2021 yang sebesar Rp 1.743,6 triliun.(www.kemenkeu.go.id).

administrasi perpajakan. Hal itu sangat berdampak positif bagi perusahaan dan Peran pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang berarti pemerintah

kantor-kantor yang membutuhkan pelayanan yang cepat, tepat, dan akurat. akan terus meningkatkan tujuan penerimaan pajak, sebagaimana dapat dilihat dari

struktur APBN yang ada. Upaya yang dapat dilakukan pemerintah berupa
Pembaharuan itu dilakukan untuk menjawab kesulitan-kesulitan yang selama ini
ekstensifikasi pajak melalui penambahan jumlah wajib pajak, selain itu juga berupa
dikeluh kesahkan oleh wajib pajak yang dimana dapat membantu wajib pajak dalam
intensifikasi pajak melalui penggalian potensi dari wajib pajak yang telah ada. Wajib
pendaftaran, penghitungan, pengisian, dan penyampaian perpajakannya. Semakin
pajak. Rasio kepatuhan wajib pajak di Indonesia menunjukan presentase peningkatan
baik teknologi administrasi perpajakan atau e-system maka akan memberikan
yang tidak terlalu signifikan. Rasio kepatuhan ditentukan dengan membandingkan
kemudahan wajib pajak tanpa harus mengunjungi kantor pajak. Sebelum adanya
jumlah Wajib Pajak yang memenuhi standar kepatuhan di Indonesia sedikit sekali
perkembangan modern dalam system administrasi perpajakan, wajib pajak
dengan dibandingkan jumlah Wajib Pajak terdaftar (Muthia & Fella Ardhi, 2013).
diharuskan datang ke kantor pelayanan pajak atau mengirim lewat pos untuk

melaksanakan kewajiban perpajakannya. Maka dari itu DJP menerapkan system self Tabel I.1

assessment, yaitu sebuah system dimana wajib pajak diberi tanggung jawab untuk
Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) KPP Pratama Cilandak
mendaftarkan dirinya, melakukan proses perhitungan terhutang, melaporkan jumlah

pajak dan membayar pajak terutang. WPOP YANG MENYAMPAIKAN


TAHUN WPOP TERDAFTAR KEPATUHAN %
SPT

Fenomena yang terjadi saat ini masih banyak hambatan wajib pajak untuk
2018 94.918 30.303 31.93
melaksanakan self assement system seperti halnya kurang memahami e system dan
2019 99.787 28.807 28.87
kurang pemahaman terkait pajak yang mengakibatkan wajib pajak tidak dapat
2020 106.815 30.977 29.00
melaporkan SPT. Pasalnya mereka beranggapan bila tidak berpenghasilan atau sudah
2021 112.024 27.445 24.50
tidak bekerja tidak perlu untuk melaporkan SPT, seharusnya wajib pajak yang sudah
Sumber : KPP Pratama Cilandak Jakarta, data diolah
memiliki NPWP wajib melaporkan SPT tahunan. Pelaporan SPT berbasis online atau

sistem administrasi perpajakan yang menggunakan teknologi e system saat ini yaitu Berdasarkan tabel I.1 diatas diketahui bahwa wajib pajak orang pribadi yang melapor
sistem e-filling, sistem e-billing, dan sistem e-registration. Sistem E-filling salah satu SPT jumlahnya masih sangat rendah dibanding dengan wajib pajak orang pribadi
system online perpajakan yang digunakan wajib pajak untuk melaporkan SPT secara yang terdaftar. Keinginan wajib pajak untuk membayar pajak tergolong rendah
online. E-billing sendiri ialah system pembayaran online dalam bentuk kode billing ditahun 2021 tingkat kepatuhan hanya 24,50%. Dari tahun 2018 hingga 2021 tingkat
pajak dan e-registration merupakan Pendaftaran NPWP secara online. kepatuhan wajib pajak mengalami penurunan, maka dengan diterapkannya sistem e-

system diharapkan dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan Wajib Pajak


Gambar I.1
dalam melaksanakan dan menyampaikan perpajakan karena dapat dikirimkan kapan
Peta DJP online saja dan dimana saja sehingga dapat meminimalkan biaya dan waktu yang digunakan

Wajib Pajak untuk penghitungan, pengisian, penyampaian SPT, dan pembayaran

pajak. Kepatuhan wajib pajak adalah sebagai suatu keadaan seseorang dalam

melaksanakan hak. Secara konsep, kepatuhan diartikan dengan adanya usaha dalam

mematuhi peraturan hukum seseorang atau organisasi (Nurmanto,2008:148 dalam

yulia,2008). Semakin meningkatnya kepatuhan wajib pajak maka penerimaan pajak

juga semakin meningkat. Masuknya Pandemi sangat mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak dan penerimaan pajak belum maksimal. Ketidakpatuhan wajib pajak dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya sosialisasi DJP, rendahnya

kesadaran, dan kurangnya pengetahuan tentang administrasi pajak e-system.

Kepatuhan wajib pajak terlebih dahulu diteliti oleh penelitian-penelitian terdahulu


Sumber : www.pajak.go.id
terhadap e-system perpajakan, seperti yang dilakukan oleh (Aditya Amalda Putra,

Wajib pajak harus melaksanakan pemenuhan dalam rangka melaksanakan kewajiban Shandy Marsono,2020) yang menghasilkan bahwa e-filling, E-Billing, dan e-

di bidang perpajakan. Langkah awal dalam melaksanakan kewajiban perpajakan yaitu registration berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan wajib pajak orang

dengan memperoleh NPWP dengan mendaftarkan diri sebagai wajib pajak melalui e- pribadi. Namun berbeda dengan (Riska Dwi amalia, Sri Nuringwahyu, Dadang

registration, kedua melaksanakan penghitungan pajak, ketiga membayar pajak yang Krisdianto, 2022) yang menemukan bahwa e- billing dan e-filling tidak berpengaruh

bisa dilakukan dengan menggunakan e-billing, dan yang terakhir melaporkan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Pada sistem e-billing, penelitian yang dilakukan oleh

dengan menggunakan e-filing. Sebelum melaporkan SPT wajib pajak sudah ( Dani Ramdani, 2019) menunjukkan bahwa e-billing berpengaruh positif dan

memperoleh efin dari KPP terdaftar. Wajib Pajak yang mematuhi kewajiban signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berbeda hasil penelitian yang dilakukan

perpajakannya dapat meningkatkan pengunjung situs web DJP. Dalam hal tersebut (Husnurrosyidah suhadi, 2017) menunjukkan bahwa penerapan e-billing dan e-filling

2
Accounting and Financial Review

Vol. 1 (1) 2018: 46-52

berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Sedangkan (Arifin & Syafii, 2019) bahan masukan bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan pengetahuan tentang

dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan e-filing tidak berpengaruh kepatuhan administasi perpajakan modern. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan

terhadap kepatuhan Wajib Pajak. referensi bagi mahasiswa terkhusus di jurusan akuntansi perpajakan untuk

menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat digunakan sebagai pedoman


Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
pustaka untuk penelitian lebih lanjut. Selain itu, secara praktis bagi penulis Bagi
penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Cilandak untuk mengetahui kepatuhan wajib
penulis sendiri salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata (S-1) program studi
pajak dengan judul “Pengaruh Penerapan E-Registration, E-Filing, dan E-Billing di
akuntansi pada Universitas MH Thamrin, dapat mengimplementasikan teori-teori
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cilandak pada tahun 2021".
yang di dapat selama perkuliahan dan untuk menambah ilmu pengetahuan yang baru

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan e- dan bagi penelitian berikutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi contoh

registration, e-filing, dan e-billing terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP pratama sekaligus masukan dan bahan evaluasi yang dapat dikembangkan lebih baik lagi,

Cilandak Jakarta , Hasilnya diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi KPP serta menjadi referensi tambahan bagi penelitian yang mengkaji pengaruh penerapan

pratama. e-registration, e-filing, dan e-billing terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP pratama

Jakarta Cilandak tahun 2021. Secara Kebijakan bagi pemerintah Penelitian ini juga
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak yang
bermanfaat bagi Pemerintah sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi
berkepentingan baik secara teoritis, praktis maupun kebijakan. Adapun Manfaat dari
pemerintahan dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak sehingga dapat
penelitian ini secara praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai
mengoptimalkan penerimaan pajak

2. PENGEMBANGAN HIPOTESIS Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M.,dan Brock Horace R., dalam

buku Dwi Sunar, mengemukakan pajak ialah suatu pengalihan sumber dari sektor
Technology Acceptance Model teori menyesuaikan diri dari TRA (Theory of Reasoned
swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib
Action) TRA teori yang menjelaskan tindakan beralasan, dan model teori
dilaksakan,berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu tanpa mendapat
menyesuaikannya. Model penerimaan teknologi adalah model yang memprediksi dan
imbalan yang langsung dan proporsional agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-
menjelaskan bagaimana wajib pajak orang pribadi akan menggunakan teknologi
tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
khususnya e-filling menjadi pengguna dalam penelitian ini.

Djajadiningrat dalam buku Siti Resmi (2019) mengemukakan pajak sebagai suatu
Teori kepatuhan (compliance theory) merupakan teori yang menjelaskan situasi di
kewajiban untuk menyerahkan sebagian kekayaan kepada disebabkan oleh suatu
mana seseorang mengikuti serangkaian instruksi atau aturan. Kepatuhan wajib pajak
keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu,tetapi bukan
didefinisikan sebagai perilaku yang didasarkan pada kesadaran wajib pajak akan
sebagai hukuman, menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta
kewajiban perpajakannya dengan tetap mematuhi peraturan dan perundang-
dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa balik dari negara secara langsung untuk
undangan yang berlaku. Kepatuhan mendorong orang untuk mengikuti aturan lebih
memelihara kesejahteraan umum.
dekat. Kepatuhan didasarkan pada kepatuhan wajib pajak, di mana keberadaan

peraturan dan peraturan perpajakan dapat meningkatkan pemahaman wajib pajak Dari beberapa definisi diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pajak ialah pajak

tentang persyaratan ini. Dalam teori kepatuhan terdapat dorongan yang berasal dari dipungut oleh pemerintah berdasarkan Undang-undang peraturan kepada wajib

luar individu, seperti dorongan dari petugas pajak atau hambatan terhadap pajak yang pembayarannya dipaksakan dan bila tidak dikerjakan mendapatkan

perilakunya dan persepsi tentang seberapa kuat ia termotivasi. sanksi. Pungutan tersebut untuk membiayai pengeluaran negara.

Task Technology Fit (TTF) merupakan korespondensi antara tugas, kemampuan Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau

individu, dan fungsi teknologi. Artinya kemampuan individu dalam menyelesaikan diperoleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia

tugas tersebut didukung adanya fungsi dari teknologi. Keberhasilan sistem informasi yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang

suatu perusahaan bergantung pada pelaksanaan sistem tersebut, kemudahan bagi bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka

pemakai, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan. Pemakai akan memberikan penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain

nilai evaluasi yang positif tidak hanya karena karakteristik sistem yang melekat, tetapi sebagainya. Jadi pajak penghasilan sendiri ialah pajak yang dikenakan kepada orang

lebih pada sejauh mana sistem dapat memenuhi kebutuhan tugas pemakai. Model pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun

evaluasi ini pertama kali dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson (1995). Teori pajak.

TTF berpegang bahwa teknologi informasi memiliki dampak positif terhadap kinerja
Sistem Administrasi Pajak
individu dan dapat digunakan jika kemampuan teknologi informasi cocok dengan

tugas-tugas yang harus dihasilkan oleh karyawan. Task Technology Fit (TTF) adalah Direktorat Jendral pajak telah menyediakan fasilitas administrasi perpajakan berbasis

kerangka teoritis didirikan dalam penelitian sistem informasi yang memungkinkan teknologi dari reformasi Perpajakan di Indonesia yang dibangun secara bertahap dan

penyelidikan isu fit dari teknologi untuk tugas serta kinerja. Salah satu fokus yang komprehensif dalam bidang hukum perpajakan. System administrasi yang lebih

signifikan dari TTF telah di individu untuk menilai dan menjelaskan keberhasilan sempurna dari sebelumnya akan lebih stabil untuk pencapaian penerimaan pajak.

sistem informasi dan dampak pada kinerja individu (Goodhue & Thompson, 1995). Menurut Pandiangan (2008:35) menyatakan bahwa e-system merupakan System yang

dipergunakan untuk memudahkan proses pelayanan perpajakan dengan cepat,baik,


Definisi Pajak Penghasilan
dan akurat. System ini juga menambah produktivitas kinerja pegawai pajak dengan

Menurut Prof Dr. P.J.A Adriani dalam buku Dwi Sunar mengemukakan, pajak ialah didukung sumber daya manusia (SDM) profesional dan berkualitas akan menciptakan

iuran masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib pelayanan perpajakan yang berlandaskan transparansi, mandiri, responsif, dan adil.

membayarnya menurut peraturan umum undang-undang dengan tidak mendapat Pengelolaan pajak mengalami perubahan besar yang terus dikembangkan ke arah

prestasi. modernisasi. Dengan demikian optimalisasi penerimaan pajak dapat terlaksana

3
Mampukah Good Corporate Governance dan Risiko Kredit Sebagai Prediktor Financial Distress?

Elysa Lisitiana Putri, Sugeng Haryanto, Riril Mardiana Firdaus

dengan baik, efektif dan efisien. memenuhi kewajiban perpajakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Kepatuhan wajib pajak dikemukakan oleh Norman dan Nowak (2004) dalam Siti
Sistem E-Registration
Kurnia Rahayu (2010:138) menyatakan bahwa: “Kepatuhan wajib pajak adalah sebagai

Dalam peraturan Direktur Jendral Pajak nomor 24/PJ/2009 pasal 1 sistem e- suati iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin

registration pajak merupakan sistem pendaftaran maupun perubahan data Wajib dalam situasi dimana wajib pajak paham atau berusaha untuk memehami semua

Pajak atau pengukuhan dan pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak melalui ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan, mengisi formulir pajak

fasilitas sistem online yang terhubung langsung dengan Direktorat Jenderal Pajak. dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar,

Sistem layanan e-registration yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pajak memberikan membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya”. Berdasarkan pengertian–

kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan pendaftaran Wajib Pajak baru untuk pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa kepatuhan wajib pajak adalah

mendapatkan nomor pajak wajib pajak (NPWP). Menurut undang-undang No. 16 ketaatan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan peraturan

Tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, menjelaskan NPWP peundang – undangan perpajakan yang berlaku.

ialah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi
Pengaruh Penerapan Pengunaan E-registration dengan kepatuhan wajib pajak
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri wajib pajak dalam

menlaksakan hak dan kewajiban perpajakannya. Sistem e-reg melayani pendaftaran menjadi wajib pajak yang terhubung secara online

dengan DJP. Dengan aplikasi ini wajib pajak dapat mendaftar,melakukan


Sistem E-Filing
penghapusan NPWP, mengajukan permohonan pengukuhan atau penghapusan PKP

Menurut peraturan Direktorat Jendral Pajak nomor 47/PJ/2008 pasal 1 ayat 1 e-filling serta melakukan perubahan data wajib pajak. (Direktorat Jendral Pajak,2013). Teori

adalah suatu cara penyampaian SPT secara elektronik yang dilakukan secara online tersebut didukung oleh Teori Technology Acceptance Model (TAM) jika individu

melalui penyedia jasa aplikasi ( ASP). Adapun beberapa ASP yaitu jenis SPT tahunan merasakan manfaat TI (Perceived usefulness) dan kemudahan yang dirasakan oleh

WP OP 1770 ss dan 1770 S. Secara etimologi e-filing terdiri dari dua kata, yaitu: e individu tersebut (Perceifed ease of use) akan mempengaruhi sikap (Attitude) dari

untuk electronic dan filing. Electronic berarti penggunaan sistem komputerisasi. E- individu terhadap penggunaan TI, selanjutnya akan membuat suatu niatan (intention)

filling ini akan sangat memberikan dampak positif yaitu memudahkan wajib pajak yang akan menetukan apakah orang akan menggunakan TI tersebut.

dalam melaporkan SPT dengan biaya lebih murah dan proses yang lebih cepat.
Oleh sebab itu, Direktorat Jenderal Pajak memberi kemudahan kepada seseorang

Sistem E-Billing untuk mendaftarkan diri menjadi wajib pajak dengan melakukan modernisasi sistem

perpajakan bertujuan untuk menarik perhatian agar meningkatkan kepatuhan wajib


Menurut peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2017 tentang
pajak. Semakin efektif dan baik sistem e-registation maka semakin tinggi tingkat
pembayaran pajak secara elektronik, Sistem billing DJP adalah sistem elektronik yang
kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak. Direktorat
dikelola DJP untuk menerbitkan dan mengelola kode billing yang merupakan bagian
Jenderal pajak melakukan modernisasi administrasi dalam pendaftaran menjadi wajib
dari sistem penerimaan negara secara elektronik. Kode Billing adalah kode identifikasi
pajak menarik perhatian seseorang yang sebenarnya sudah bisa digolongkan menjadi
yang diterbitkan melalui Sistem Billing atau suatu jenis pembayaran atau setoran yang
wajib pajak tapi belum mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak agar segera
akan dilakukan Wajib pajak. (Ari Brasmasto, Dr. Gun Gunawan Rachman:2020)
mendaftaran karena sitem yang semakin mudah.

Membayar pajak dapat dilakukan kapan pun, di mana pun, dan dapat disetorkan
Riska Dwi Amalia, Sri Nuringwahyu, Dadang Krisdianto (2022) meneliti terkait
lewat ATM atau menggunakan internet banking. Jadi, tidak perlu datang langsung ke
tentang kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan penyuluhan dan
bank atau kantor pos untuk mengisi secara manual Surat Setoran Pajak (SSP) dan
konsultasi perpajakan kabupaten Nganjuk, penelitian tersebut memberikan bukti
membayar pajak. SSE Pajak adalah sebuah aplikasi yang dapat menerbitkan ID billing
bahwa e-registration berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Dani
pajak berdasarkan kode akun pajak, serta kode jenis setoran. Dengan begitu, wajib
Ramdani (2019) meneliti terkait kepatuhan wajib pajak di kantor pelayanan pajak
pajak dapat melunasi kewajiban pajak yang dimiliki secara pajak online tanpa harus
pratama Bandung Cicadas, penelitian tersebut membuktikan bahwa e-registration
berkunjung ke kantor layanan pajak secara manual. SSE Pajak dapat diakses melalui
memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
sse.pajak.go.id.

H1 : E-Registration berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak


Kepatuhan Wajib Pajak

Pengaruh Penerapan Penggunaan e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak


Kepatuhan perpajakan merupakan pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan

oleh pembayar pajak dalam rangka memberikan kontribusi bagi pembangunan E-filing ialah suatu sistem elektronik yang digunakan untuk menyampaikan SPT

negara. Menurut Safri Nurmantu (2005:148) adalah sebagai berikut: “Kepatuhan tahunan dengan memanfaatkan sistem online dan real time serta melalui penyedia

perpajakan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban jasa aplikasi yang sudah bekerja sama dengan DJP. Dengan adanya e-filling akan

perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Ada dua macam kepatuhan yakni sangat menguntungkan wajib pajak dalam melaporkan SPT dengan proses lebih cepat

kepatuhan formal dan kepatuhan material”. Hal senada dikemukakan oleh Siti Kurnia tanpa harus datang kekantor pajak. (Aditya Amalda Putra, Shandy marsono,2020)

Rahayu (2013:138) dimana pengertian kepatuhan perpajakan adalah sebagai berikut :


Teori tersebut didukung oleh Teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
19 “Kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta
menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan menggunkan teknologi
melaksanakan ketentuan perpajakan. Jadi wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak
tersebut dalam pekerjaan individual pengguna. Manfaat dan persepsi kemudahan
yang taat dan memenuhi seta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan
penggunaan TI (perceifed ease of use) mempengaruhi sikap (Attitude) individu
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”. Menurut Siti Kurnia Rahayu
terhadap penggunaan TI, yang kemudian akan menetukan apakah orang tersebut
(2017:193) pengertian kepatuhan perpajakan adalah sebagai berikut: “Kepatuhan
akan menggunakan TI. Oleh sebab itu, Direktorat Jenderal Pajak memberi kemudahan
perpajakan merupakan ketaatan wajib pajak dalam melaksanakan ketentuan
kepada seseorang untuk mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak dengan melakukan
perpajakan yang berlaku. Wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang taat
modernisasi sistem perpajakan bertujuan untuk menarik perhatian agar

4
Accounting and Financial Review

Vol. 1 (1) 2018: 46-52

meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam hal melaporkan SPT masa maupun E-registration sebagai variabel independen merupakan sistem pendaftaran maupun

tahunan. perubahan data Wajib Pajak atau pengukuhan dan pencabutan pengukuhan

pengusaha kena pajak melalui fasilitas sistem online yang terhubung langsung
Penelitian yang dilakukan Aditya Amalda Putra (2020) di kantor pelayanan pajak
dengan Direktorat Jenderal Pajak. E-filling adalah suatu cara penyampaian SPT
pratama Surakarta menyatakan bahwa terdapat pegaruh secara parsial antara variabel
secara elektronik yang dilakukan secara online melalui penyedia jasa aplikasi ( ASP).
penerapan e-filing dengan tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Hal tersebut sejalan
Sistem billing DJP adalah sistem elektronik yang dikelola DJP untuk menerbitkan dan
dengan hasil penelitian Dani Ramdani (2019) tentang pengaruh Penerapan sistem e-
mengelola kode billing yang merupakan bagian dari sistem penerimaan negara secara
filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Zahrotul warda (2020) dalam penelitiannya
elektronik. Kepatuhan perpajakan merupakan pemenuhan kewajiban perpajakan
juga menunjukkan bahwa penerapan e-filing berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
yang dilakukan oleh pembayar pajak dalam rangka memberikan kontribusi bagi
pajak pada kantor pelayanan pajak pratama Surabaya Krembangan.
pembangunan negara. Menurut Safri Nurmantu (2005:148) adalah sebagai berikut:

H2 : E-filing berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak “Kepatuhan perpajakan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua

kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.


Pengaruh Penerapan Penggunaan e-billing terhadap kepatuhan wajib pajak

Penelitian ini menggunakan teknis analisis regresi data primer yang diperoleh melalui
Menurut DJP sistem e-billing ialah metode pembayaran elektronik dengan
penyebaran kuisioner dengan memberi skor jawaban pada setiap pertanyaan. Untuk
menggunakan kode billing sebagai kode transaksi. Semakin efektif, dan efisien sistem
pengujian hipotesis dan diolah dengan menggunakan program SPPS 26.0.
e-billing maka semakin tinggi tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayarkan

pajak. Direktorat Jenderal Pajak melakukan modernisasi administrasi dalam 4. HASIL

membayar pajak guna memudahkan Wajib Pajak yang ingin memenuhi kewajibannya
Populasi dari penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP
akan tetapi sibuk untuk datang ke KPP, juga meningkatkan produktivitas fiskus
Pratama Jakarta Cilandak.
karena mengurangi antrian di KPP. Karena sistem yang semakin mudah diharapkan

mendorong wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya.


Tabel 1. Data Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar di kantor pajak

Teori yang mendukung adalah Teori Technology Acceptance Model (TAM) jika pelayanan Pratama Cilandak Jakarta

individu merasakan manfaat TI (Perceived usefulness) dan kemudahan yang

dirasakan oleh individu tersebut (Perceifed ease of use) akan mempengaruhi sikap Wajib Pajak Jumlah

(Attitude) dari individu terhadap penggunaan TI, kemudian akan menetukan apakah

orang akan menggunakan TI tersebut. Oleh sebab itu, Direktorat Jenderal Pajak

memberi kemudahan kepada seseorang untuk melakukan kewajibannya dalam Orang Pribadi 112.024
membayar pajak dikarenakan melakukan modernisasi sistem perpajakan bertujuan

untuk menarik perhatian agar meningkatkan kepatuhan wajib pajak sehingga akan Sumber: KPP Pratama Jakarta Cilandak
meningkatkan penerimaan perpajakan.
Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dengan
Dani Ramdani (2019) meneliti kepatuhan wajib pajak pada wajib pajak orang pribadi sampel berjumlah 100 orang. Perhitungan tersebut dapat menggunakan rumus solvin
di KPP Pratama Bandung Cicadas menunjukkan jika e -billing berpengaruh positif dari populasi wajib pajak orang pribadi yang terdapat di KPP Cilandak.
terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini tidak sejalan dengan Riska Dwi amalia,Sri
Uji Validitas
Nuringwahyu,dadang Krisdianto ( 2022) menunjukkan bahwa e-billing tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Uji validitas untuk mengukur sesuatu yang akan diukur dan data dapat

dipergunakan dan baik apabila data yang diukur dinyatakan valid.


H3 : E-billing berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

Tabel 2. Uji Validitas


3. METODE

Populasi dari penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Variabel No item R hitung R tabel Keterangan
Pratama Jakarta Cilandak. Sampel Penelitian ini menggunakan teknik simple random
penelitian
sampling dengan sampel berjumlah 100 orang. Perhitungan tersebut dapat

menggunakan rumus solvin dari populasi wajib pajak orang pribadi yang terdapat di

KPP Cilandak. Jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin
1 0,659 0,195 Valid
sebagai berikut :

Keterangan : 2 0,766 0,195 Valid

n = Besaran sampel E-Registration

3 0,771 0,195 Valid


N = Besaran Populasi

E = Taraf Kesalahan (eror) sebesar 0,1 (10%)


4 0,793 0,195 Valid

Terdapat tiga variabel yang mendasari penelitian ini yaitu variabel dependen yaitu

Kepatuhan wajib pajak, variabel independen yaitu e-registration, e-filing, dan e-


E-Filing 1 0,818 0,195 Valid
billing.

5
Mampukah Good Corporate Governance dan Risiko Kredit Sebagai Prediktor Financial Distress?

Elysa Lisitiana Putri, Sugeng Haryanto, Riril Mardiana Firdaus

digunakan.0 2022
2 0,828 0,195 Valid

3 Uji Asumsi Klasik


0,796 0,195 Valid

Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dengan menggunakan uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.


4 0,831 0,195 Valid

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas

5 0,802 0,195 Valid


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

1 0,749 0,195 Valid


Unstandardized Residual

2 0.832 0,195 Valid N 100

E-Billing a,b
Normal Parameters Mean .0000000
3 0,830 0,195 Valid

Std. Deviation 1.90620729

4 0,797 0,195 Valid

Most Extreme Differences Absolute .084


1 0,674 0,195 Valid

Positive .069

2 0,735 0,195 Valid


Kepatuhan Negative -.084

Wajib Pajak
3 0,703 0,195 Valid Test Statistic .084

c
Asymp. Sig. (2-tailed) .079
4 0,694 0,195 Valid

Sumber : Data diolah dengan SPSS 26.0 2022


Sumber: data yang diolah dengan SPSS 26.0 2022
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan nilai signifikansi dengan angka 0.79 dimana nilai
Tabel 2 dengan jumlah sampel 100 menunjukan bahwa hasil uji validitas tersebut diatas 0,05 yang bisa dikatakan data tersebut berdistribusi normal karena
seluruh item yang digunakan valid artinya kuisioner layak digunakan dan dibuktikan 0,79>0,05
oleh nilai person correlation yang dibandingkan dengan nilai r tabel. Pada tingkat
Tabel 5. Hasil Uji Heterskedasitas
signifikasi 5% diperoleh r tabel 0,195 yang dimana pada tabel 2 r hitung > r tabel maka

dapat dinyatakan seluruh instrumen valid. variabel independen nilai signifikansi Keterangan

Uji Realibilitas E-registration 0.248 Tidak terjadi heterokedastisitas

Tujuan Utama uji reabilitas untuk melihat apakah sebuah instrument E-filing 0.511 Tidak terjadi heterokedastisitas
memiliki tingkat konstitensi jika dilakukan berulang-ulang
E-billing 0.463 Tidak terjadi heterokedastisitas
Tabel 3. Uji Realibilitas
Sumber : Data diolah dengan SPSS 26.0 2022

Variabel Cronbach’s alpha Keterangan


Berdasarkan hasil uji pada tabel 5 semua variabel independen

menunjukkan nilai signifikansi > 0,05 yang artinya variabel tersebut tidak

E-Registration (X1) 0,737 Realibel mengandung heteroskedastisitas.

Tabel 6. Hasil Uji Multikolinearitas


E-Filing (X2) 0,873 Realibel

E-Billing (X3) 0,815 Realibel

Kepatuhan Wajib Pajak 0,815 Realibel

Sumber : Data diolah dengan SPSS 26.0 2022

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa hasil uji reabilitas semua variabel memiliki

cronbach’s alpha diatas 0,6 yang artinya instrumen penelitian reliabel dan dapat

6
Accounting and Financial Review

Vol. 1 (1) 2018: 46-52

Sumber : Data diolah dengan SPSS 26.0 2022


a
Coefficients
Pada tabel 6 menunjukkan bahwa nilai tolerance 0,587 lebih besar dari 0,10 dan nilai

VIF diperoleh sebesar 1,702 lebih kecil dari 10,00 maka dapat disimpulkan hasil uji Standardize

diatas tidak terjadi multikolinearitas. Unstandardized d

Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant 5.396 1.456 3.707 .000

Pengujian Hipotesis )

TOTAL .535 .114 .506 4.710 .000 .587 1.702


Tabel 7. Hasil Uji Regresi Berganda
ER
a
Coefficients TOTAL .181 .085 .261 2.140 .035 .457 2.190

EF
Standardized
TOTAL -.136 .116 -.149 -1.180 .241 .427 2.341
Unstandardized Coefficients Coefficients
EB

Model B Std. Error Beta T Sig. Std. Error of the

Model R R Square Adjusted R Square Estimate


1 (Constant) 5.396 1.456 3.707 .000
a
1 .529 .350 .330 1936

TOTAL EF .181 .085 .261 2.140 .035


Sumber : Data diolah dengan SPSS 26.0 2022

TOTAL EB -.136 .116 -.149 -1.180 .241


Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0.350 atau

35%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan kontribusi variable bebas(e-
TOTAL ER -.136 .116 -.149 -1.180 .241
registration, e-filing, dan, e-billing) secara simultan dapat berpengaruh terhadap

Sumber : Data diolah dengan SPSS 26.0 2022 variable Y (kepatuhan wajib pajak) sebesar 35% sisanya yakni 65% dipengaruhi oleh

variable lain diluar tiga variabel bebas yang diuji penulis.


Berdasarkan tabel IV.8 diatas maka dapat dibentuk persamaan berikut :

Y= 1,329+0,234X1-0,169X2+0,716X3.

a. Konstanta = 5,396
Tabel 9. Hasil Uji t (Parsial)

Artinya jika tidak ada variable e-filing, e-billing, dan e-registration yang a
Coefficients
mempengaruhi kepatuhan maka kepatuhan wajib pajak sebesar 5.396 satuan.
Unstandardized Standardized Collinearity
b. Koefisien Variabel X1 (e-registration)
Coefficients Coefficients T Sig. Statistics

Nilai koefisien regresi variabel X1 adalah sebesar 0,535 yang mana diartikan sebagai

apabila e-billing naik satu satuan, maka kepatuhan wajib pajak akan naik sebesar Model B Std. Error Beta Tolerance
0,535 satuan, dengan anggapan variable bebas lain tetap.
1(Constant) 5.396 1.456 3.707 .000
c. Koefisien Variabel X2 (e-filing)

Artinya Nilai koefisien regresi variabel X2 adalah sebesar 0,181 yang mana diartikan TOTAL ER .535 .114 .506 4.710 .000 .587
sebagai apabila e-filing naik satu satuan, maka kepatuhan wajib pajak akan naik

sebesar 0,181 satuan, dengan anggapan variable bebas lain tetap.


TOTAL EF .181 .085 .261 2.140 .035 .457
d. Koefisien Variabel X3 (e-biling)

TOTAL EB -.136 .116 -.149 -1.180 .241 .427


Nilai koefisien regresi variabel X3 adalah sebesar - 0,136 yang mana diartikan

sebagai apabila e-biling turun satu satuan, maka kepatuhan wajib pajak akan naik

sebesar -0,136 satuan, dengan anggapan variable bebas lain tetap. Sumber : Data diolah dengan SPSS 26.0 2022

Berdasarkan pengolahan data pada tabel 9 uji t pengolahan data variable e-


Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinan
registration menunjukkan memiliki nilai dengan angka (Sig) 0,000 yang mana lebih

Model Summary kecil dari 0,05 dan bisa diartikan sebagai variabel tersebut berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen. variabel e-filling menunjukkan bahwa

memiliki angka (Sig) 0,035 yang mana lebih kecil dari 0,05 dan berpengaruh signifikan

7
Mampukah Good Corporate Governance dan Risiko Kredit Sebagai Prediktor Financial Distress?

Elysa Lisitiana Putri, Sugeng Haryanto, Riril Mardiana Firdaus

secara parsial terhadap kepatuhan pajak. Hasil dari pengolahan data selanjutnya signifikan 0.241 > 0,05 (5%) yang artinya bahwa variabel e-billing tidak berpengaruh

menunjukkan bahwa variabel E-billing memiliki nilai dengan angka (Sig) 0,241 yang dengan korelasi positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Dalam hasil Uji t terlihat nilai
a t hitung (0.241) > t tabel (0.195) maka gagal menolak Ho3. Sehingga keputusan yang
ANOVA
diambil untuk variabel X3 yaitu e-billing tidak berpengaruh signifikan terhadap
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. kepatuhan wajib pajak.
b
1 Regression 193.631 3 64.544 17.225 .000 Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tinggi atau rendahnya e-billing tidak

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Karena masih banyak wajib pajak yang
Residual 359.729 96 3.747
menganggap pembayaran pajak secara online tidak mudah. Kesimpulan hasil
Total 553.360 99 penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Riska Dwi Amalia, Sri

Nuringwahyu, Dadang Krisdianto (2022) yang menyatakan bahwa e-billing tidak


mana lebih besar dari 0,05 dan bisa diartikan sebagai variabel tersebut tidak
memiliki pengaruh positif atau signifikan terhadap kepatuhan Wajib pajak di Kp2KP
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen.
Nganjuk dengan memiliki nilai r hitung < r tabel yaitu 0,779<1,662 dan signifikasinya

0,438>0,05.

6. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pengetahuan yang diperoleh dari penelitian sebelumnya,

dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

Tabel 10. Hasil Uji F (Simultan) 1. Hasil dari olahan SPSS sistem e-registration atau registrasi melalui online

memperoleh signifikan sebesar 0,000 yang artinya bahwa e-registration berpengaruh


Sumber : Data diolah dengan SPSS 26.0 2022 secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini dikarenakan sistem yang

ada pada KPP Pratama Cilandak sepenuhnya bisa dilakukan dan wajib pajak lebih
Berdasarkan tabel 10 menunjukkan nilai sig <0,05 dan F hitung 17,225 > F tabel 3,09
memilih memakai sistem administrasi pajak secara online yang sesungguhnya
maka terdapat pengaruh signifikan terhadap variable X secara simultan terhadap
mempermudah wajib pajak.
variable Y.

2. Hasil dari olahan SPSS, sistem e-filing memiliki nilai signifikan sebesar 0,035 yang
5. PEMBAHASAN
artinya bahwa variabel e-filing berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib
Pengaruh Penerapan E-Registration Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pajak. Hal ini karena ketika wajib pajak menggunakan sistem e- filing merasa

administrasi perpajakan secara online dapat memudahkan, dan itu akan membuat
Variabel e-registration secara parsial memiliki nilai regresi sebesar 0.535 dengan
mereka lebih nyaman dalam membayar dan melaporkan pajak.
tingkat signifikan 0.00 < 0,05 (5%) yang artinya e-registration berpengaruh signifikan

dengan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dalam hasil Uji t juga terlihat nilai t hitung 3. Hasil dari olahan SPSS sistem e-billing memperoleh nilai signifikan sebesar 0,241
(4.710) > tabel (0.195). Sehingga keputusan yang diambil untuk variabel X1 yaitu e- yang artinya bahwa e-billing belum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
billing adalah menolak Ho1 dan menerima Ha1. Artinya variabel X1 atau e- kepatuhan wajib pajak. Hal ini dikarenakan dari pengamatan, wajib pajak belum
registration berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan merasa dimudahkan oleh sistem ini dan wajib pajak belum mengetahui manfaat dan
data penelitian ini, bahwa semakin baik sistem administrasi pajak maka semakin prosedur yang ada pada sistem pembayaran online karena terjadi banyak kendala saat
meningkat juga kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian menggunakan alat pembayaran melalui metode e-billing ini. Hal ini membuat para
yang dilakukan oleh Aditya Amalda Putra, Shandy Marsono (2020) yang menyatakan wajib pajak enggan melakukan pembayaran via online dan lebih memilih untuk
bahwa e-registration berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi menggunakan offline atau lewat kantor pos yang tersedia di KPP Pratama Cilandak..
yang terdaftar di KPP Pratama Surakarta dengan memiliki nilai t hitung 2,671 dan
4. Dalam pengujian hasil olahan SPSS sistem e-registration, e-filing, dan e-billing jika
signifikasinya 0,09 lebih kecil dari 0,05.
digabungkan bersama-sama atau secara simultan mempunyai pengaruh yang
Pengaruh Penerapan E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan menunjukkan nilai signifikan

sebesar 0,000. Wajib pajak meskipun secara parsial hanya variabel e-registration dan e-
E-filing ialah suatu metode menyampaikan SPT secara online. Pada hasil pengujian
filing yang berpengaruh secara signifikan sedangkan e-billing tidak. Dan dengan nilai
analisis regresi linear berganda diperoleh nilai sebesar 0,181 dengan nilai signifikansi
koefisien regresi sebesar 35% menunjukkan ketiga variabel (e-registration, e-filing,
atau p-value sebesar 0,035 dimana nilai 0,035 lebih kecil dari 0,05. Dari penelitian
dan e-billing) mampu berkontribusi membuat wajib pajak menjadi lebih patuh
tersebut e-filling dapat memudahkan wajib pajak dalam menyampaikan SPT
dengan sisanya 65% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Sehingga, hal tersebut dapat membuktikan hipotesis diterima dan terdapat pengaruh

e-filling terhadap kepatuhan Wajib Pajak artinya semakin baik penerapan e-filling Saran bagi pemerintah yang dapat dijabarkan berdasarkan temuan penelitian ini,
maka semakin tinggi kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Direktorat Jenderal Pajak harus meningkatkan fungsionalitas sistem e-filing karena
penelitian Dani Ramdani (2019) yang menyatakan bahwa e-filling berpengaruh sering mengalami gangguan server ketika batas waktu pelaporan SPT Tahunan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama semakin dekat. Jauh sebelum batas waktu pelaporan SPT Tahunan, KPP Pratama
Bandung Cicadas dengan memiliki nilai r hitung>r tabel yaitu 2,572 > 1,984 dan Cilandak juga diperkirakan akan mengadakan sosialisasi ulang terkait proses
signifikasi 0,012 < 0,05. pelaporan SPT Tahunan menggunakan e-filing. Namun, masih banyak Wajib Pajak

yang tidak menyampaikan SPT Tahunan karena belum memahami tata cara
Pengaruh Penerapan E-Billing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
pelaporan SPT Tahunan menggunakan e-filing.
Variabel e-billing secara parsial memiliki nilai regresi sebesar -0,136 dengan tingkat

8
Accounting and Financial Review

Vol. 1 (1) 2018: 46-52

Saran bagi peneliti lain Hasil koefisien determinasi dari olahan SPSS menunjukkan

nilai sebesar 35% yang artinya bahwa Penelitian selajutnya mengenai kepatuhan wajib

pajak dalam penyampaian SPT Tahunan dapat menambahkan variabel independen

yang lain dan sisanya sebesar 65% dipengaruhi oleh variabel independen lain selain e-

registration. e-filling, dan e-billing.

7. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Ka Muis selaku dosen pembimbing.

Terimakasih juga keapda Ibu Sumarni dan Bapak Suwarso selaku orang tua saya yang

selalu memberikan doa dan arahan dalam hidup . Kakak-kakak saya (Mas dian, Ba

yati, Mas Agus, dan ba Yayu) yang selalu membantu baik material maupun non

material demi kelancaran selama kuliah. Terima kasih atas do’a untukku sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA

AanE-reg, P. P., Pada, S., Pajak, W., Terdaftar, Y., Kantor, D. I., Dan, P., Perpajakan, K.,

Nganjuk, K., Amalia, R. D., Nuringwahyu, S., Krisdianto, D., Studi, P., Bisnis, A.,

Administrasi, F. I., Islam, U., Mt, J., Malang, H., Universitas, L., Malang, I., … Malang,

H. (2022). E-Faktur Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. 11(1), 14–22.

Ari Bramasto, S.E., M.Si., Ak., CA. Dr. Gun Gunawan Rachman, S.E., M.M., Ak., C.

(2020). perpajakan KUP berbasis online. PT Refika Aditama.

Ghozali. (2012). aplikasi analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20.

Universitas Diponegoro.

Ghozali. (2016). aplikasi analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23(edisi 8).

Https://www.pajak.go.id/

Mardiasmo. (2016). perpajakan. Andi,Bulaksumur.

Nurmantu. (2012). pengantar perpajakan. Granit.

Pandiangan. (2008). modernisasi dan reformasi pelayanan perpajakan berdasarkan

undang-undang terbaru. PT Elex Media Computindo.

Putra, A. A., & Marsono, S. (2020). Pengaruh Penerapan Sistem Online Pajak (E-

Registration, E-Filing, dan E-Billing) Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi. Jurnal Akuntansi, 7(1), 45–55.

Ramdani, D. (2019). Pengaruh Penerapan E-Registration, E-Filing Dan E-Billing

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. ISEI Accounting Review, III(2), 58–66.

http://jurnal.iseibandung.or.id/index.php/iar58

Richard Burton. (2005). wajib pajak patuh. Perpajakan Indonesia, 4 nomor 5.

Siti Kurnia Rahayu. (2010). perpajakan,konsep,aspek formal. Graha ilmu.

Siti Resmi. (2020). perpajakan teori dan kasus. salemba empat.

Sugiyono. (2013). metode penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta,CV.

Sugiyono. (2015). metode penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta,CV.

Sugiyono. (2016). metode penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta,CV.

Sugiyono. (2017). metode penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta,CV.

Warda, Z., & Suryono, B. (2018). Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi E-

Registration dan E-Filing Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu Dan

Riset Akuntansi, 1–18.

www.kemenkeu.go.id

Zain, M. (2008). manajemen perpajakan. salemba empat.

You might also like