Professional Documents
Culture Documents
Abstract The Indonesian automotive industry sales for the past several years increased
significantly. Toyota is an automotive company that become market leader in car cabin
class since 2014 until 2016 in Indonesia, with 43,0% market share. Customer satisfaction
must be improved continuously so that customers do not switch to competitors. Toyota
Auto 2000 Cibiru branch is one company that have problems with customer dissatisfaction.
This research aims to find out what factors are the cause of
customer dissatisfaction, identifies dominant factors are the main problems and way
handling of. Toyota Auto 2000 Cibiru Bandung Branch. This research used
qualitative descriptive method. This study use interview techniques to identifies the
problems. Data analysis methods used fishbone and pareto chart. Results of this
research are factors cause customer dissatisfaction is Man (employee less obey
the procedures, lack of discipline, negligence of the engineer, the lack of communication
between employees, lack of knowledge product sharing), Method (the distribution
of the mobile unit, the length of time the service capacity planning), Material (raw
material that has not been a systematic examination, less stringent), Machine (the lack
of maintenance machine, the limitations number of machines (Layout) environmental
pollution in space, the facilities inadequate. It can conclude that dominant issue was
the negligence of the engineer, the length of service time, capacity planning of raw
materials that have not been systematic, limitations of the number machines,
and facilities are inadequate. Based on Pareto Diagrams dissatisfaction of customers is
60.78%, service facilities 17.65%, service advisor 15.69%, customer service 3.92%, and
technicians 1.96%.
Abstrak Penjualan industri otomotif Indonesia telah meningkat secara signifikan selama
beberapa tahun terakhir. Toyota adalah perusahaan otomotif yang menjadi pemimpin
pasar pada kelas mobil berpenumpang di Indonesia pada tahun 2014 hingga 2016, dengan
meraih pangsa pasar 43,0%. Kepuasan pelanggan harus ditingkatkan secara
berkelanjutan agar pelanggan tidak beralih ke pesaing. Toyota Auto 2000 cabang cibiru
adalah salah satu perusahaan yang mengalami permasalahan ketidakpuasan pelanggan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi penyebab
ketidakpuasan pelanggan, mengidentifikasi faktor dominan adalah masalah utama dan
cara penanganan yang dilakukan oleh Toyota Auto 2000 Cabang Cibiru Bandung.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penulis menggunakan teknik
wawancara untuk mengidentifikasi masalah. Metode analisis data menggunakan fishbone
and pareto chart. Hasil penelitian bahwa faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan
1
Jurnal Teknologi Informasi dan Manajemen
(JTIM) 2622-2647
Edisi 1, Volume 1, Bulan Juli, Tahun 2018. E-ISSN
1. PENDAHULUAN
Industri otomotif semakin berkembang dan telah turut memberikan kontribusi yang
cukup signifikan terhadap perekonomian Nasional. Perkembangan industri otomotif perlu
terus dilakukan karena industri kendaraan bermotor memiliki keterkaitan yang luas dengan
sektor ekonomi lainnya dan juga memiliki potensi pasar dalam negeri yang cukup besar
[1]. Penjualan produk-produk otomotif Indonesia selama beberapa tahun terakhir
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan dan perkembangan industri
otomotif di Indonesia tidak terlepas dari peranan para produsen mobil yang bermain dibalik
pasar otomotif yang kompetitif. Salah satu produsen mobil terbesar dan telah melakukan
investasi yang cukup besar di Indonesia adalah PT. Astra International. Adapun data
market share perusahaan otomotif pada Tahun 2014 sampai 2016 di Indonesia [2],
sebagai berikut:
2
Jurnal Teknologi Informasi dan Manajemen
(JTIM) 2622-2647
Edisi 1, Volume 1, Bulan Juli, Tahun 2018. E-ISSN
di Indonesia pada Tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. Pada Tahun 2014 ke 2015
market share Toyota mengalami penurunan sebesar 1,3% namun Toyota mengalami
peningkatan kembali pada Tahun 2016 sebesar 1,5%.
Kepuasan pelanggan harus ditingkatkan secara berkelanjutan agar pelanggan
tidak beralih ke pesaing (brand switching). Salah satu cara untuk mengetahui penyebab
menurunnya kepuasan atau meningkatknya ketidakpuasan pelanggan adalah
menggunakan metode Fishbone Diagram. Metode Fishbone adalah metode yang
menganalisis faktor-faktor pemicu terjadinya suatu akibat dari permasalahan tertentu.
Metode Fishbone diagram secara umum dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor
pemicu terjadinya suatu akibat. Suatu akibat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
manusia, material, metode, mesin dan lingkungan. Dengan diketahuinya faktor-faktor
tersebut maka dapat ditentukan pemecahan yang paling tepat dalam mengatasi masalah
yang terjadi di PT. Astra International Tbk. Toyota Auto 2000 Cabang Cibiru Bandung.
Selain itu, penulis juga menggunakan Pareto Chart, melalui metode ini perusahaan dapat
mengidentifikasikan prioritas permasalahan yang harus diselesaikan oleh pihak
manajemen. Permasalahan dominan dan sering terjadi adalah prioritas utama untuk
melakukan tindakan perbaikan bagi perusahaan.
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang menjadi penyebab ketidakpuasan pelanggan pada PT. Astra International Tbk.
Toyota Auto 2000 Cabang Cibiru Bandung, Untuk mengetahui apa yang menjadi masalah
utama yang dominan dan perlu diatasi pada PT. Astra International Tbk. Toyota Auto 2000
Cabang Cibiru Bandung, Untuk mengetahui bagaimana penanganan ketidakpuasan
pelanggan pada PT. Astra International Tbk. Toyota Auto 2000 Cabang Cibiru Bandung.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepuasan Konsumen
kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
(kinerja atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya [3]. Kepuasan
pelanggan adalah hasil yang dirasakan pembeli dari kinerja perusahaan yang
memenuhi harapan mereka [4]. Pelanggan puas bila harapan mereka dipenuhi dan
senang/bahagia bila harapan mereka dilebihi. Pelanggan yang puas akan setia lebih
lama, membeli lebih banyak, kurang sensitif pada harga dan memberikan komentar
baik tentang perusahaan.
b. Performance (Kinerja)
Selama mengonsumsi suatu produk, konsumen menyadari kegunaan produk
aktual dan menerima kinerja produk tersebut sebagai dimensi yang penting bagi
konsumen.
3
Jurnal Teknologi Informasi dan Manajemen
(JTIM) 2622-2647
Edisi 1, Volume 1, Bulan Juli, Tahun 2018. E-ISSN
c. Comparison (Perbandingan)
Setelah mengonsumsi, terdapat adanya harapan pra-pembelian dan persepsi
kinerja aktual, yang mendorong konsumen untuk membandingkan keduanya.
d. Confirmation atau Disconfirmation
Hasil perbandingan tersebut akan menghasilkan confirmation of expectation, yaitu
ketika harapan dan kinerja berada pada level yang sama atau akan menghasilkan
disconfirmation of expectation, yaitu jika kinerja aktual lebih baik atau kurang dari
level yang diharapkan.
e. Discrepancy (Ketidaksesuaian)
Discrepancy mengidikasikan perbedaan antara level kinerja dengan harapan.
Untuk negative disconfirmations, yaitu ketika kinerja aktual berada di bawah level
harapan, kesenjangan yang lebih luas lagi akan mengakibatkan tingginya level
ketidakpuasan.
3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif
adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas [7].
Objek penelitian adalah konsumen Toyota Auto 2000 cabang Cibiru Bandung.
Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi mengamati
langsung keadaan yang ada di perusahaan, wawancara kepada pihak informan yang
terpercaya, dokumentasi dan Tringulasi Teknik dengan menentukan masalah, memasuki
4
Jurnal Teknologi Informasi dan Manajemen
(JTIM) 2622-2647
Edisi 1, Volume 1, Bulan Juli, Tahun 2018. E-ISSN
lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan
data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukan oleh peneliti. Teknik analisis
data dilakukan dengan menggunakan diagram sebab akibat (fishbone diagram) dan Pareto
Chart. Tahapan penelitian diawali dengan membangun kerangka konseptual, menentukan
rumusan masalah, pemilihan sampel dan batasan penelitian, instrumentasi penelitian,
pengumpulan data, analisis data dan kesimpulan dan saran.
5
Jurnal Teknologi Informasi dan Manajemen
(JTIM) 2622-2647
Edisi 1, Volume 1, Bulan Juli, Tahun 2018. E-ISSN
peralatan bahan lainnya milik perusahaan secara tidak cermat dan atau
kurang hati-hati sehingga dapat menimbulkan kerusakan mesin dan
peralatan kantor dan pemborosan sumber daya perusahaan misalnya kertas.
6
Jurnal Teknologi Informasi dan Manajemen
(JTIM) 2622-2647
Edisi 1, Volume 1, Bulan Juli, Tahun 2018. E-ISSN
4. Machine (Mesin)
a. Kurangnya pemeliharaan mesin
Mesin merupakan komponen utama dalam bidang otomotif yang menopang
berjalannya proses service. Mesin atau alat penunjang proses service yang
rusak secara mendadak dapat mengganggu rencana service yang telah
ditetapkan. Buruknya manajemen perawatan mesin akan menurunkan
kelangsungan hidup atau kinerja mesin sehingga mengalami kerusakan.
b. Keterbatasan jumlah mesin dan peralatan service
Keterbatasan jumlah mesin dan peralatan service dapat memakan waktu
service mobil yang cukup lama. PT. Astra International, Tbk. Toyota Auto
7
Jurnal Teknologi Informasi dan Manajemen
(JTIM) 2622-2647
Edisi 1, Volume 1, Bulan Juli, Tahun 2018. E-ISSN
5. Layout (Lingkungan)
a. Pencemaran lingkungan dalam ruang
Pada saat proses service mobil dapat menimbulkan polusi mesin yang kurang
sedap dalam ruangan dan dapat mengganggu pernapasan pelanggan dan
karyawan. Hal ini dapat menganggu kenyaman pelanggan.
b. Fasilitas kurang memadai
Banyak pelanggan yang mengeluh akan fasilitas yang kurang memadai
seperti ruang tunggu yang sempit, toilet yang terbatas, ruang untuk merokok
kecil, mushola yang sempit, dll.
Tabel 1
Faktor-Faktor Ketidakpuasan Layanan di Toyota Auto 2000 Cibiru Bandung
Faktor yang
No Masalah yang Terjadi
Diamati
a. Karyawan kurang menaati prosedur
b. Kurangnya kedisiplinan pekerja
c. Kelalaian dari pihak teknisi
1. Man (manusia)
d. Kurang komunikasi antar karyawan
e. Pengetahuan product knowledge tenaga kerja
kurang memadai
a. Perencanaan kapasitas bahan baku (material)
Material (bahan
2. yang belum sistematis.
baku)
b. Pemeriksaan bahan baku yang kurang ketat
Methode (metode a. Distribusi unit mobil
3.
kerja) b. Lamanya waktu service
a. Kurangnya pemeliharaan mesin
4. Machine (mesin)
b. Keterbatasan jumlah mesin dan peralatan service
Layout a. Pencemaran lingkungan dalam ruang layanan
5.
(lingkungan) b. Fasilitas yang kurang memadai
Sumber : Hasil Wawancara, 2017
4.2 Faktor-Faktor yang menjadi masalah utama yang dominan dan perlu diatasi
pada PT. Astra International Tbk. Toyota Auto 2000 Cabang Cibiru Bandung
Setelah mengetahui faktor penyebab dari permasalahan yang terjadi di PT. Astra
International, Tbk. Toyota Auto 2000 Cabang Cibiru Bandung, maka langkah selanjutnya
adalah menentukan sebab-sebab potensial dari permasalahan dan menentukan
penyebab yang paling dominan dari permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pihak perusahaan, maka diperoleh penyebab yang paling dominan
dari setiap permasalahan yang ada. Adapun faktor dominannya dari setiap indikator yaitu
(Man) kelalaian dari pihak teknisi yang tidak berhati-hati, (Material) perencanaan
8
Jurnal Teknologi Informasi dan Manajemen
(JTIM) 2622-2647
Edisi 1, Volume 1, Bulan Juli, Tahun 2018. E-ISSN
kapasitas bahan baku yang belum sistematis, (Methode) lamanya waktu service,
(Machine) keterbatasan jumlah mesin dan peralatan service dan (Layout) fasilitas yang
kurang memadai.
4.2 Penanganan Ketidakpuasan Pelanggan Pada PT. Astra International Tbk. Toyota
Auto 2000 Cabang Cibiru Bandung
Adapun permasalahan yang ditemukan di PT. Astra International, Tbk. Toyota Auto
2000 Cabang Cibiru Bandung antara lain adalah ketidakpuasan layanan customer
service, ketidakpuasan layanan service advisor, ketidakpuasan fasilitas, ketidakpuasan
teknisi, dan ketidakpuasan layanan yang diberikan oleh perusahaan. Keseluruhan
permasalahan yang paling utama adalah layanan seperti ketidakpuasan terhadap hasil
service kendaraan Toyota, ketidakpuasan terhadap kendaraan setelah service, dan
ketidakpuasan lama waktu yang diperlukan untuk service kendaraan Toyota serta
ketidapuasan secara keseluruhan saat proses service kendaraan Toyota. Data Customer
Satisfaction Level (CSL) service yang ada di PT. Astra International Tbk. Tahun 2016
merupakan hasil data yang telah diolah oleh perusahaan riset terbesar di wilayah Asia
Tenggara yaitu MarkPlus Insight. Markplus Insight mengolah keluhan pelanggan dengan
cara random sebanyak 10 sampai 30 pelanggan setiap bulannya. Adapun data
ketidakpuasan dari tertinggi sampai terkecil yang akan diolah menjadi diagram pareto
chart, sebagai berikut :
Tabel 2
Total Analisis Ketidakpuasan Pelanggan di PT. Astra International,Tbk.
Toyota Auto 2000 Cabang Cibiru Bandung
Item Problem Qty Defect Persen (%) Akumulasi %
Ketidakpuasan Layanan 31 60,78 60,78
Ketidakpuasan Fasilitas 9 17,65 78,43
Ketidakpuasan Layanan SA 8 15,69 94,12
Ketidakpuasan Layanan CS 2 3,92 98,04
Ketidakpuasan Teknisi 1 1,96 100,00
Sumber : Data Diolah, 2017
Berdasarkan data analisis ketidakpuasan pelanggan tersebut maka dapat dibuat Pareto
Chart yang terdapat pada Gambar 3 sebagai berikut:
9
Jurnal Teknologi Informasi dan Manajemen
(JTIM) 2622-2647
Edisi 1, Volume 1, Bulan Juli, Tahun 2018. E-ISSN
Berdasarkan Diagram Pareto pada gambar 3 di atas, PT. Astra International, Tbk.
Toyota Auto 2000 Cabang Cibiru Bandung dapat diketahui ketidakpuasan layanan
60,78%, ketidakpuasan fasilitas sebesar 17,65%, ketidakpuasan layanan service advisor
sebesar 15,69%, ketidakpuasan layanan customer service sebesar 3,92%, dan
ketidakpuasan teknisi sebesar 1,96%. Masalah yang tertinggi adalah ketidakpuasan
layanan di PT. Astra International, Tbk. Toyota Auto 2000 Cabang Cibiru Bandung.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa faktor-faktor penyebab
ketidakpuasan pelanggan yaitu Man yaitu Karyawan kurang mentaati prosedur, Kurangnya
kedisiplinan pekerja, Kelalaian dari pihak teknisi, Kurang komunikasi antar karyawan,
pengetahuan product knowledge kurang memadai. Material antara lain perencanaan
kapasitas bahan baku yang belum sistematis, Bahan baku yang kurang ketat. Methode
yaitu Distribusi unit mobil, Lamanya waktu service. Machine yaitu kurangnya pemeliharaan
mesin, keterbatasan jumlah mesin dan peralatan service. Layout/ lingkungan yaitu
pencemaran lingkungan dalam ruang layanan, Fasilitas yang kurang memadai.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa faktor dominannya dari
setiap indikator yaitu (Man) kelalaian dari pihak teknisi yang tidak berhati-hati, (Material)
perencanaan kapasitas bahan baku yang belum sistematis, (Methode) lamanya waktu
service, (Machine) keterbatasan jumlah mesin dan peralatan service dan (Layout) fasilitas
yang kurang memadai.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa ketidakpuasan layanan
sebesar 60,78%, ketidakpuasan fasilitas sebesar 17,65%, ketidakpuasan layanan service
advisor sebesar 15,69%, ketidakpuasan layanan customer service sebesar 3,92%, dan
10
Jurnal Teknologi Informasi dan Manajemen
(JTIM) 2622-2647
Edisi 1, Volume 1, Bulan Juli, Tahun 2018. E-ISSN
6. REFERENSI
[1] Admin, “Insentif Fiskal untuk meningkatkan daya saing industri kendaraan bermotor
roda empat di Indonesia”. [online]. Tersedia:
http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2013_kajian_pkpn_Kajian_Insentif%20Fi
skal%20Industri%20Otomotif.pdf, [diakses tanggal 02 Februari 2017].
[2] Ghulam Muhammad, “Tiga Raksasa Utama di Pasar Otomotif Indonesia 2016”. [online].
Tersedia:http://otomotif.kompas.com/read/2017/01/26/082300415/tiga.raksasa.utama.
di.pasar.otomotif.indonesia.2016, [diakses tanggal 14 Februari 2017].
[3] Sunyoto, Danang. “Teori, Kuesioner & Analisis Data Untuk Pemasaran dan Perilaku
Konsumen”. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013
[4] Abdullah, Thamrin. Tantri,Francis. “Manajemen Pemasaran”. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.2012
[5] Yuniarti. “Perilaku Konsumen”. Bandung: Pustaka Setia. 2015
[6] Heizer., Barry Render. “Manajemen Operasi: Manajemen Keberlangsungan dan Rantai
Pasokan (Edisi 11)”. Jakarta Pusat: Salemba Empat. 2014
[7] Sugiyono.“Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta. 2014
11