You are on page 1of 8

PEMBERDAYAAN SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI

KETERAMPILAN UNTUK MELATIH KEMANDIRIAN


DI SLB PSM TAKERAN – MAGETAN

Tatik Mulyati1 , Saraswati Budi Utami2 , Hendro Susilo3


1,2)Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi
3 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Universitas Merdeka Madiun


Email: tatikmulyati@unmer-madiun.ac.id

Abstract. Students at the Extra Ordinary School of Pesantren Sabilil Mu t taq ien (S LB PS M) Ta keran
Magetan Regency are dominated by students with special needs with mental disabilities. Paying attention
to the fact that the student population is quite large, it is necessary to be concerned with creating
empowerment programs to encourage community involvement in order to h elp s t u dent s w it h sp eci al
needs in order to achieve independence. In general, students have a background of poor socio-economi c
conditions and need help from other parties to improve their living conditions. On t h e o t her h a nd, t h e
empowerment program from the local government has not been able to reach all exi sti ng st u dents, so
they find it difficult to increase resources. The purpose of community service to students at SLB PSM is to
help students with special needs in improving skills and welfare, with the foll owing objectives:
1. Facilitating the availability of materials, equipment and facilities needed as business capital; 2. S ki ll s
training and production of goods that can be made by students w i th sp ecia l n eeds; 3 . En suri ng t h e
sustainability of businesses that have been initiated and developed; 4; Realizing business independence
for students with special needs. Activities are carried out by pioneering and making various types of skills
by utilizing ciprat batik cloths so that they can have artistic value, are economical and market-orient ed ,
so that they can earn income to meet their daily needs.
Keywords: empowerment, students with special needs, independence

Abstrak. Siswa di Sekolah Luar Biasa Pesantren Sabilil Muttaqien (SLB PSM ) Ta keran Ka bu pat en
Magetan banyak didominasi oleh siswa berkebutuhan khusus tuna grahita. Memerhatik an f akta b ahwa
populasi siswa tersebut cukup banyak, perlu kepedulian dengan membuat program pemberdayaan u n uk
mendorong keterlibatan masyarakat agar membantu siswa berkebutuhan khusus agar bisa mewuj udkan
kemandirian. Secara umum, para siswa memiliki latar belakang k o nd isi so sia l ek on omi m iskin d an
membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk meningkatkan kondisi kehidupannya. Di sisi lain , p ro gra m
pemberdayaan dari pemerintah daerah juga belum mampu menjangkau seluruh siswa yang ada, sehingga
mereka kesulitan untuk meningkatkan sumber daya. Tujuan pengabdian masyarakat pada siswa d i SLB
PSM adalah membantu siswa berkebutuhan khusus dalam meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan,
dengan tujuan: 1. Memfasilitasi ketersediaan bahan, peralatan serta sarana y ang d ib ut uhkan sebagai
modal usaha; 2. Pelatihan keterampilan dan produksi barang yang mampu dibuat oleh siswa berkebutuhan
khusus; 3. Menjamin keberlanjutan usaha yang tela h d irin t is d an d ik embangkan; 4 ; M ewu jud kan
kemandirian usaha bagi siswa berkebutuhan khusus. Kegiatan dilaksanakan dengan cara merin tis d a n
membuat aneka jenis keterampilan dengan memanfaatkan perca kain batik ciprat agar bisa memiliki nila i
seni, ekonomis dan berorientasi pasar, sehingga memeroleh pendapatan gu na memenu hi k ebu tuhan
hidupnya.
Kata kunci : pemberdayaan, siswa berkebutuhan khusus, kemandirian

PENDAHULUAN CPRD yang diatur dalam Undang-undang No 19


Anak berkebutuhan khusus adalah Tahun 2011. Ratifikasi CPRD menunjukkan
seseorang yang memiliki keterbatasan fisik, adanya komitmen Pemerintah untuk melindungi,
mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka memajukan, dan memenuhi hak anak
waktu yang lama. Pemerintah Indonesia telah berkebutuhan khususyang pada akhirnya akan
meratifikasi Convention On The Rights Of mampu mewujudkan kemandirian dan
Persons With Disabillities, selanjutanya disebut

78
Pemberdayaan Siswa Berkebutuhan Khusus Melalui Keterampilan… 79

kesejahteraan bagi anak berkebutuhan khusus Penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa


(Lestari, 2017). akan berkembang dengan baik apabila
Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun didukung oleh mitra kerja yang baik yaitu komite
2016, anak berkebutuhan khusus adalah setiap sekolah, masyarakat serta instansi terkait.
orang yang mengalami keterbatasan fisik, Sehubungan dengan hal tersebut Lembaga
intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam Pendidikan Luar Biasa PSM Takeran Magetan
jangka waktu lama yang dalam berinteraksi yang terdiri dari jenjang TK-LB, SD-LB, SMP-
dengan lingkungan dapat mengalami hambatan LB dan SMA-LB dalam melaksanakan
dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh program sangat mengharapkan untuk mendapat
dan efektif dengan warga negara lainnya dukungan dan kerjasama. Tim Pengabdian
berdasarkan kesamaan hak. Upaya pemerintah Masyarakat Universitas Merdeka Madiun hadir
untuk mewujudkan kemandirian dan untuk membantu memberi solusi atas
kesejahteraan anak berkebutuhan khusus adalah permasalahan yang dihadapi mitra.
dengan cara peningkatan kesejahteraan yang Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah
dilakukan melalui kesamaan kesempatan, untuk memberdayakan anak berkebutuhan
rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan khusus di SLB PSM Takeran Kabupaten
taraf kesejahteraan sosial. Hal ini sudah diatur Magetan dengan memberikan keterampilan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun sebagai upaya untuk membekali siswa agar bisa
1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan memiliki kegiatan ekonomi sehingga mampu
Sosial Anak berkebutuhan khusus (Mulyati et al. , mandiri. Pelaksanaan kegiatan pengabdian
2019). masyarakat ini dispesifikasikan pada upaya
Permasalahan yang dialami oleh mitra pemberdayaan siswa berkebutuhan khusus
sebagai pelaksana Sekolah Luar Biasa (SLB) melalui peningkatan lifeskill berbasis potensi
PSM Takeran Kabupaten Magetan cukup siswa. Tim pengabdian dari Universitas Merdeka
komplek sehingga hanya sedikit masyarakat Madiun berperan sebagai pendamping atau
yang mempunyai ketertarikan dengan narasumber yang bersama-sama sekolah
pendidikan dan orang tua masih enggan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
menyekolahkan anaknya yang memiliki program yang telah disusun.
kelainan khusus untuk disekolahkan di SLB. Hal Pemberdayaan adalah sebuah proses
ini disebabkan antara lain: (1) Keberadaan penyadaran masyarakat yang dilakukan secara
Sekolah Pendidikan Luar Biasa belum memenuhi transformatif, partisipatif dan berkesinambungan
fasilitas yang memadai; (2) Adanya anggapan melalui peningkatan kemampuan dalam
negatif sebagian masyarakat sekitar bahwa menangani berbagai persoalan dasar yang mereka
Pendidikan Luar Biasa kurang efektif dibanding hadapi untuk meningkatkan kondisi hidup sesuai
sekolah umum/normal dan (3) Kurangnya dengan cita-cita yang diharapkan. Permasalahan
kesadaran orang tua / masyarakat untuk utama yang dihadapi oleh anak berkebutuhan
menyekolahkan anak yang berkelainan khusus adalah keterbatasan akses terhadap
sehingga masih banyak orang tua yang pelayanan pendidikan, pekerjaan, kesehatan,
menyembunyikan anaknya karena malu. Upaya transportasi, dan partisipasi politik atau keadilan.
yang dilakukan oleh Tim yang belum dilakukan Mereka sering menghadapi hambatan untuk
oleh mitra adalah menghubungkan dengan stake berpartisipasi dalam setiap aspek kehidupan
holder yang memiliki kepedulian terhadap anak dalam masyarakat. Hambatan dapat terjadi dalam
berkebutuhan khusus serta menyampaikan berbagai bentuk, termasuk dalam kaitan dengan
kepada Yayasan Perguruan Islam Pesantren lingkungan fisik, teknologi informasi dan
Sabilil Muttaqien sebagai Penyelenggara Sekolah komunikasi, legislasi dan kebijakan yang belum
untuk memprioritaskan kebutuhan SLB dengan sepenuhnya berpihak, sikap masyarakat serta
membangun jaringan kerja dengan Pemerintah diskriminasi (Iffatus Sholehah, 2017).
c.q Ditjen Pendidikan Masyarakat dan Anak dengan kebutuhan khusus atau
Pendidikan Khusus. biasa dikenal dengan istilah ‘ABK’ adalah anak
80 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 6, Nomor 1, Januari 2021, hlm. 78-85

yang memiliki kondisi berbeda dengan anak-anak Masih rendahnya pemerataan


lain pada umumnya. Kondisi berbeda ini bisa ter pendidikan dan kualitas produk pendidikan
jadi dalam hal: karakteristik mental, kemampuan adalah salah satu dari butir permasalahan
fisik, kemampuan sensoris, kemampuan pokok dalam pengembangan pendidikan
komunikasi (verbalnonverbal), ketahanan diri, khususnya Pendidikan Luar Biasa.
kemampuan menghargai dan menikmati aktivitas Penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa Swasta
dalam hidup. Salah satu upaya pemberdayaan merupakan upaya mengatasi permasalahan
pada anak berkebutuhan khusus adalah dengan tersebut yaitu pemerataan pendidikan dengan
menyelenggarakan pendidikan keterampilan prisip “Pendidikan Untuk Semua”. Upaya
sebagai bagian dalam upaya memandirikan peningkatan Sumber Daya Manusia ( SDM )
mereka, serta mengoptimalkan potensi dan terus menerus dilakukan oleh Pemerintah
kreativitas. Dengan demikian bisa mengangkat melalui dunia pendidikan. Hal ini
derajat, yang di kalangan masyarakat sering merupakan perwujudan upaya memerbaiki
dianggap hanya menyusahkan orang lain dan mutu SDM bangsa dalam menghadapi
dipandang sebelah mata. Padahal sejatinya persaingan ketat di era globalisasi.
mereka mempunyai kemampuan, hanya faktor Beberapa aspek keterampilan sosial
komunikasi yang kurang sinergis (Shaleh, 2018). diharapkan dimiliki oleh siswa berkebutuhan
Istilah anak berkebutuhan khusus khusus yaitu: (1) Cooperation, kerja sama yang
mungkin kurang akrab di sebagian masyarakat baik dapat membuktikan terjalinnya interaksi
Indonesia berbeda dengan “Penyandang Cacat”. yang baik antara siswa normal dengan anak
Istilah ini banyak yang mengetahui atau sering berkebutuhan khusus; (2) Assertion/ relasi,
digunakan di tengah masyarakat. Anak menjadi aspek dari keterampilan sosial, sebab
berkebutuhan khusus dapat diartikan individu kemampuan seseorang menjalin relasi dengan
yang mempunyai keterbatasan. Menurut The orang lain dinilai sebagai kemampuan
International Classification of Impairment, berinteraksi; (3) Responsibility, tanggung jawab
Disability and Handicap (Organization, 2017), adalah perwujudan kesadaran akan kewajiban;
ada tiga definisi berkaitan dengan kecacatan, (4) Empathy (empati), membuktikan seseorang
yaitu impairment, disability, dan handicap. memaknai peristiwa-peristiwa yang terjadi di
Impairment adalah kehilangan atau abnormalitas lingkungan sosialnya dan (5) Self-control
struktur atau fungsi psikologis, fisiologis atau (kontrol diri) adalah kemampuan seseorang
anatomis. Disability adalah suatu keterbatasan mengontrol emosi sehingga tidak larut dalam
atau kehilangan kemampuan (sebagai akibat permasalahan sosial. (Syafi’ie, 2014).
impairment) untuk melakukan suatu kegiatan
dengan cara atau dalam batas-batas yang METODE PELAKSANAAN
dipandang normal bagi seorang manusia. Kegiatan yang ditujukan kepada siswa
Handicap adalah suatu kerugian bagi individu berkebutuhan khusus di SLB PSM Takeran –
tertentu, sebagai akibat dari suatu impairment Magetan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari mulai
atau disability, yang membatasi atau tanggal 27 hingga 29 Agustus 2020 mulai pukul
menghambat terlaksananya suatu peran yang 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Tujuannya
normal. Namun hal ini juga tergantung pada usia, adalah untuk mengimplementasikan solusi yang
jenis kelamin, dan faktor-faktor sosial atau ditawarkan terhadap permasalahan yang telah
budaya. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun diuraikan, dengan memberikan keterampilan
1997 tentang Penyandang Cacat, Pasal 1 Ayat 1, sebagai upaya untuk membekali siswa agar bisa
mendefinisikan “penyandang cacat” sebagai memiliki kegiatan ekonomi sehingga mampu
“setiap orang yang mempunyai kelainan fisik mandiri mencakup metode-metode sebagai
atau mental, yang dapat mengganggu atau berikut:
merupakan rintangan dan hambatan baginya
untuk melakukan kegiatan secara selayaknya
(Hayati & Surya, 2020).
Pemberdayaan Siswa Berkebutuhan Khusus Melalui Keterampilan… 81

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Jadwal Kegiatan
No. Keterangan
27-08-2020 28-08-2020 29-08-2020
1. Persiapan Kegiatan:
a. Sosialisasi: Bersama Kepala Sekolah, Gu ru d an Wali
Murid
b. Verifikasi : Data sekolah
c. Identifikasi : Potensi siswa, sarpras yang dimiliki
2. Tahap Pelaksanaan:
Pembuatan aneka kerajinan tangan dari perca kain bat ik
ciprat seperti hiasan, masker, pouch, tempat pen sil d a n
asesoris yang memiliki nilai seni dan ekonomis
3. Monitoring dan evaluasi kegiatan:
Dilakukan tiap hari Sabtu, selama 1 (satu) bulan

Keterangan: kain fanel dengan peralatan yang digunakan


1. Persiapan Kegiatan adalah gunting, jarum, lem dan kertas.
Sosialisasi, verifikasi dan identifikasi sasaran 3. Evaluasi
yang bertujuan untuk mensosialisasikan Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan
program, mengetahui jumlah dan data lengkap cara memberikan bimbingan teknis kepada
(by name dan by address) siswa Kepala Sekolah, guru dan wali murid dalam
berkebutuhan khusus intelektual, mengetahui melakukan kegiatan pelayanan kepada siswa
masalah, kebutuhan dan potensi siswa serta berkebutuhan khusus. Secara berkala, setiap
partisipan yang dapat mendukung kegiatan. minggu sekali selama masa pengabdian
Sosialisasi, verifikasi dan identifikasi sasaran diadakan pertemuan untuk mengevaluasi
dilaksanakan dengan: kegitan yang telah dilaksanakan dan
a) Mengadakan pertemuan dengan Kepala perkembangan hasil-hasil yang telah dicapai.
Sekolah, Guru, Wali Murid untuk Dengan membantu meningkatkan kreatifitas,
mensosialisasikan program; kesejahteraan dan kemandirian diharapkan
b) Melakukan klarifikasi dan verifikasi data memberi energi positif, semangat dan
dan melengkapi data yang diperlukan kepercayaan diri anak berkebutuhan khusus
melalui kunjungan langsung ke sekolah; dalam melanjutkan kehidupan. Menurut
c) Mengidentifikasi potensi/ sumber daya (Mangunsong, 2009) anak berkebutuhan khusus
siswa, kelembagan, finansial maupun atau anak luar biasa adalah anak yang
sarana dan prasarana yang dapat mempunyai perbedaan dalam hal: ciri-ciri
dimanfaatkan; mental, kemampuan-kemampuan sensorik, fisik
2. Tahap Pelaksanaan dan neuromaskular, perilaku sosial dan
Dengan selalu menerapkan protocol emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun
kesehatan, kegiatan ini dilaksanakan dengan campuran dari dua atau lebih hal-hal di atas dari
merintis dan mengembangan aneka jenis rata-rata anak normal; yang bersangkutan
keterampilan/ usaha yang bernilai ekonomis memerlukan perubahan yang mengarah pada
dan berorientasi pasar. Meningkatkan dan perbaikan tugas-tugas sekolah, metode belajar
melatih keterampilan dengan tujuan atau pelayanan lainnya, yang bertujuan untuk
menyediakan kesempatan kerja bagi siswa mengembangkan potensi atau kemampuannya
berkebutuhan khusus melalui berbagai secara maksimal.
usaha/produksi barang, sehingga memeroleh
pendapatan guna memenuhi kebutuhan HASIL DAN PEMBAHASAN
hidupnya. Bahan yang digunakan adalah perca Sekolah Luar Biasa Pesantren Sabilil
batik ciprat yang diperoleh dari KSM Muttaqien (SLB PSM) memiliki latar belakang
Sambung Roso Simbatan – Magetan, spons, kondisi sosial ekonomi kurang mampu serta
membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk
82 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 6, Nomor 1, Januari 2021, hlm. 78-85

meningkatkan kondisi kehidupannya. Di sisi lain, Kawedanan dan Nguntoronadi Kabupaten


program pemberdayaan dari pemerintah daerah Magetan. Gedung sekolah berstatus milik
juga belum mampu menjangkau seluruh anak Yayasan.
berkebutuhan khusus yang ada, sehingga mereka Visi sekolah adalah terwujudnya pemenuhan hak
semakin kesulitan untuk mengakses berbagai asasi anak yang berkelainan menjadi manusia
program pemerintah dan meningkatkan yang sehat, mandiri, beriman dan bertakwa
sumberdaya untuk menunjang kelangsungan kepada Allah SWT. Adapun misi sekolah adalah
hidup mereka. Dengan bantuan keterampilan :
mereka akan mampu menjadi insan mandiri dan a. Meningkatkan peran serta Komite Sekolah
dapat berkontribusi dalam bermasyarakat dan dalam upaya peningkatan mutu sekolah;
bernegara. b. Meningkatkan upaya pemerataan kesempatan
SLB PSM beralamat di Jalan Raya memeroleh pendidikan bagi anak yang
Takeran Kecamatan Takeran Kabupaten berkelainan;
Magetan, didirikan pada tanggal 02 Juli 1992 c. Melaksanakan manajemen sekolah yang
oleh Yayasan Pendidikan Islam Pesantren Sabilil memadai;
Muttaqien (YPI PSM), memiliki 11 (sebelas) d. Mengondisikan sekolah yang sehat, indah,
guru pendamping, terdiri dari 4 (empat) orang nyaman dan kekeluargaan;
ASN dan 7 (tujuh) orang guru Yayasan. Saat ini e. Meningkatkan peran serta masyarakat
sebagai kepala sekolah adalah Tarbiyatuttammi, dalam upaya pengembangan sekolah.
S.Pd.,M.M.Pd., memiliki siswa sebanyak 62 Jenjang pendidikan dan jumlah siswa disajikan
orang dengan tuna rungu sebanyak 12 orang, tuna pada Tabel 2. Jumlah siswa aktif SLB PSM
daksa 1 orang, tuna netra 1 orang dan tuna Takeran-Magetan tahun 2020/2021 berdasarkan
grahita sebanyak 47 orang yang berasal dari asal kecamatan dan kekurangan disajikan pada
Kecamatan Takeran, Bendo, Lembeyan, Tabel 3 .

Tabel 2. Jenjang Pendidikan Siswa SLB Tahun 2020/2021


Jenis Kelamin
No. Jenjang Pendidikan Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. TK-LB 1 - 1
2. SD-LB 23 13 36
3. SMP-LB 13 4 17
4. SMA-LB 5 3 8
Jumlah 42 20 62
Sumber: SLB PSM Takeran-Magetan, Tahun 2020
Tabel 3. Jumlah Siswa Aktif Tahun 2019/2020

Jenis Kelamin Jenis Kecacatan : Tuna


No. Kecamatan Asal Total
L P Rungu Netra Daksa Grahita
1. Takeran 24 11 8 - 1 26 35
2. Nguntoronadi 12 5 2 - - 15 17
3. Kawedanan - 1 - - - 1 1
4. Lembeyan 1 - 1 - - - 1
5. Bendo 6 2 1 1 - 6 8
Jumlah 43 19 12 1 1 48 62

Sumber: SLB PSM Takeran-Magetan, Tahun 2020


Siswa berkebutuhan khusus sering agar mereka mampu menjalankan peran dan
dianggap tidak mampu melakukan kegiatan dan tugas kehidupannya sehingga tidak terjatuh
hanya menjadi beban bagi keluarga dan dalam keadaan kondisi lemah dan terpinggirkan.
masyarakat, dikarenakan keterbatasan gerak Untuk mencapai target yang ditetapkan,
mereka. Hal ini menimbulkan masalah mental lembaga mengadakan evaluasi diri secara
dan sosial bagi penderitanya. SLB PSM obyektif dan sistematik dengan sembilan
menampung dan mempunyai program terkait komponen yaitu :
dengan memberikan bimbingan dan dukungan 1. Kurikulum dan proses pembelajaran
Pemberdayaan Siswa Berkebutuhan Khusus Melalui Keterampilan… 83

a. Sekolah melaksanakan kurikulum menyelenggarakan proses belajar mengajar


Nasional dan kurikulum muatan lokal yang bermutu disekolah.
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Sekolah menghimpun dana dari
b. Sekolah memiliki kalender pendidikan berbagai potensi sumber dana dan
dan jadwal pembelajaran yang jelas. mengelola dana secara transparan.
c. Proses pembelajaran 7. Peserta Didik
Guru melakukan perencanaan pembelajaran Penerimaan peserta didik didasarkan atas
menggunakan berbagai variasi, strategi, kriteria yang jelas, transparan dan
pendekatan, metode pembelajaran. akuntabel. Sekolah melakukan evaluasi
2. Administrasi dan manajemen sekolah kemajuan dan hasil belajar peserta didik dan
a. Sekolah memiliki rencana yang akan menghasilkan lulusan yang memadai
dicapai dalam jangka panjang yang dalam prestasi akademik dan non akademik.
dijadikan acuan dalam rencana 8. Peran Serta Masyarakat, Budaya dan
operasional. Visi dan misi dijadikan Lingkungan Sekolah
acuan dalam merumuskan tujuan sekolah Sekolah mengajarkan peserta didik tentang
dan hasil yang diharapkan. Kriteria kecakapan yang diperlukan untuk menjalani
utama mutu perencanaan sekolah kehidupan di masyarakat dan mendapat
adalah sejauh mana warga sekolah dukungan dari masyarakat yang berupa
memahami dan menyadari visi, misi dan finansial dan moral.
tujuan sekolah. Sekolah memiliki Komite sekolah yang memberi
b. Manajemen sekolah menerapkan peluang pada masyarakat untuk berperan sebagai
menajemen berbasis sekolah yang advisor, supporter, mediator dan controller.
ditunjukkan dengan kemandirian, Tim pengabdian masyarakat Universitas
kemitraaan, partisipasi, semangat Merdeka Madiun bekerja sama dengan SLB PSM
kebersamaan secara efektif dan efisien. Takeran Magetan memberikan kegiatan pelatihan
3. Organisasi dan kelembagaan berupa kerajinan tangan dari perca batik ciprat
Sekolah memiliki organisasi dan seperti hiasan, masker, pouch, tempat pensil dan
pembagian kerja yang dinamis sesuai dengan asesoris yang memiliki nilai seni dan ekonomis.
arah tujuan sekolah. Program tersebut dilaksanakan selama 1 minggu
4. Sarana Prasarana di sekolah, dimaksudkan untuk membantu siswa
Sekolah memiliki sarana dan prasarana berkebutuhan khusus agar memiliki keterampilan
yang meliputi : gedung sekolah, perabotan dengan tujuan:
sekolah dan alat/ media pendidikan. 1. Memfasilitasi ketersediaan bahan, peralatan
5. Tenaga Kependidikan dan Tenaga Penunjang serta sarana yang dibutuhkan sebagai modal
a. Tenaga kependidikan usaha siswa berkebutuhan khusus; dan
Sekolah memiliki tenaga kependidikan 2. Mengupayakan keberlanjutan usaha yang
profesional yang jumlahnya memadai telah dirintis dan dikembangkan.
dengan kualifikasi kompetensi dan Kegiatan keterampilan yang dilakukan
tingkat kesesuaian berdasarkan peraturan bagi siswa berkebutuhan khusus di SLB PSM
yang berlaku. Kecamatan Takeran Magetan adalah:
b. Tenaga Penunjang 1. Pembuatan aneka kerajinan dari perca batik
Sekolah memiliki tenaga penunjang yang ciprat seperti tempat pensil, masker, pouch,
unsur- unsurnnya terkait dengan tugas hiasan dan asesoris yang bernilai seni dan
pokok dan fungsinya meliputi tenaga ekonomi;
administratif dan tenaga pendidikan yang 2. Pembuatan aneka kerajinan tangan dari
profesional. bermacam-macam wadah plastik bekas; dan
6. Pembiayaan / Pendanaan Siswa yang mengikuti pelatihan sebanyak 20
a. Sekolah memiliki dana pendidikan yang (dua puluh) anak yang dipilih oleh guru
cukup dan berkelanjutan untuk pendamping sekolah berdasarkan prestasi dan
84 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 6, Nomor 1, Januari 2021, hlm. 78-85

mewakili masing-masing kelompok. sejenisnya, sehingga dapat memberikan


Meskipun dilaksanakan di masa normal baru, pelayanan maksimal terhadap siswa; (3)
proses kegiatan keterampilan tetap Pemberdayaan terhadap siswa berkebutuhan
menerapkan protokol kesehatan dengan selalu khusus hendaknya terus dilakukan, agar
memakai masker, menjaga jarak dan sering kemandirian mereka dapat diwujudkan; dan (4)
mencuci tangan di tempat yang telah Pihak sekolah hendaknya menyelenggarakan
disediakan pihak sekolah. Kegiatan pemberian kegiatan produktif bagi siswa yang memberikan
keterampilan dilaksanakan selama 3 (tiga) manfaat secara sosial, ekonomis, dapat
hari mulai tanggal 27 sampai 29 Agustus meningkatkan kreativitas produk dan memiliki
20202 dan siswa begitu semangat mengikuti daya saing.
kegiatan. Karya yang dihasilkan menjadi
koleksi sekolah. UCAPAN TERIMAKASIH
SLB PSM Takeran disarankan menjalin Ucapan terimakasih disampaikan kepada:
kerja sama dengan Kelompok Swadaya (1) Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun
Masyarakat (KSM) Sambung Roso Simbatan - (YAPERTIMMA) yang telah membiayai
Nguntoronadi Magetan yang mewadahi para program pengabdian masyarakat ini; dan (2)
penyandang disabilitas. Siswa yang telah Kepala SLB PSM Takeran Magetan bersama
menyelesaikan pendidikan di SLB PSM, supaya dewan guru yang telah bersedia menjadi obyek
tetap produktif dan bisa mengimplementasikan pengabdian serta membantu pelaksanaan dan
keterampilannya, diarahkan ke KSM Sambung komunikasi antara Tim pengabdian dengan siswa
Roso untuk membuat batik ciprat dan produk berkebutuhan khusus.
turunannya atau dipekerjakan pada orang lain
yang membutuhkan seperti penjahit, pengusaha DAFTAR PUSTAKA
konveksi atau melaksanakan kegiatan sendiri di Hayati, S., & Surya, M. A. (2020). Peran Dinas
rumah masing-masing sesuai bakat yang Sosial Dalam Pemberdayaan Penyandang
dimiliki. Disabilitas di Kota Binjai. Jurnal
Pemberdayaan Masyarakat.
SIMPULAN DAN SARAN https://doi.org/10.37064/jpm.v6i2.6893
Berdasarkan hasil pengabdian Iffatus Sholehah. (n.d.). Pemberdayaan Difabel
disimpulkan bahwa: Melalui Asset Based Approach. Jurnal
(1) Sekolah mampu menerapkan konsep sekolah Pemberdayaan Masyarakat: Media
inklusi dengan cukup baik; (2) Sekolah telah Pemikiran Dan Dakwah Pembangunan,
memberikan pelayanan terhadap siswa 1(1).
berkebutuhan khusus; (3) Hak siswa cukup Lestari, E. (2017). Pemenuhan Hak Bagi
terpenuhi yakni: memeroleh perlakuan sesuai Penyandang Disabilitas di Kabupeten
bakat, minat, kemampuan, dan kelainan, Semarang Melalui Implementasi Convention
mengikuti program pendidikan, memeroleh on the Rights of person with disabillities
bantuan fasilitas belajar, beasiswa, atau bantuan (CPRD) dalam Bidang Pendidikan.
lain sesuai dengan kelainan yang disandang, Integralistik.
memeroleh penilaian hasil belajar; dan (4) Mangunsong, F. (2009). Psikologi dan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
berlangsung lancar dan mendapat respon positif Depok: Lembaga Pengembangan Sarana
dari pihak sekolah maupun siswa. Pengukuran dan Pendidikan Psikologis
Saran yang diberikan oleh Tim (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas
pengabdian adalah: Indonesia (FPUI).
(1) Sekolah perlu meningkatkan pelayanan dan Mulyati, T., Rohmatiah, A., & Amadi, D. N.
fasilitas pendidikan; (2) Sumber daya manusia (2019). Pelatihan Dan Pendampingan
perlu terus ditingkatkan dengan Penyandang Disabilitas Desa Simbatan,
mengikutsertakan pada workshop, pelatihan dan Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten
Pemberdayaan Siswa Berkebutuhan Khusus Melalui Keterampilan… 85

Magetan. Jurnal Terapan Abdimas, 4(2), Ilmu Hukum.


187. https://doi.org/10.25273/jta.v4i2.4844 https://doi.org/10.24815/kanun.v20i1.9829
Organization, I. L. (ILO). (2017). Inklusi Syafi’ie, M. (2014). Pemenuhan Aksesibilitas
Penyandang Disabilitas di Indonesia. Jurnal Bagi Penyandang Disabilitas. INKLUSI.
Refleksi Hukum. https://doi.org/10.14421/ijds.010208
Shaleh, I. (2018). Implementasi Pemenuhan Hak
bagi Penyandang Disabilitas
Ketenagakerjaan di Semarang. Kanun Jurnal

You might also like