You are on page 1of 19

INOVASI PUSAT PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (P3M)

DI PUSAT INFORMASI PUBLIK (PIP) BALAI KOTA SEMARANG

Oleh: Nadia Ulfa Divani, Dyah Hariani

Departemen Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Diponegoro

Jl. Profesor Haji Sudarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http://fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

Public service innovation is a thing that must be done by the Government to be able
to fulfill public need for fast and easy public service. Semarang City Government
builds 3 in 1 IT-based public services innovation that can be used free called Public
Information Center (PIP). One of the three services that provided by PIP is Citizen
Complaints Management Centre (P3M). P3M is a recipient of complaints and
aspirations which is an innovation from Complaint Management Service Center (P5).
This study uses descriptive qualitative. This research aims to determine the
innovation process of P3M services along with its supporting and inhibiting factors.
The result of this research are P3M service innovation process can be seen from
three aspect. The three aspects are opportunity, adoption, and implementation. The
entire process of P3M service innovation has been running well but there is still a
lack of promotion and understanding about the role of P3M. Factors that supporting
P3M are (1) the desire to create new things; (2) innovation development creativity;
(3) the presence of responsible person; (4) availability of facilities and
infrastructure; and (5) supporting environmental conditions. The inhibiting factors of
P3M innovation are (1) administrative pressure; (2) no appreciation yet; and (3)
inability to face challange

Keywords: Inovation, Inovation Public Service, Public Service


INOVASI PUSAT Masyarakat (P3M) terbentuk atas
PENGELOLAAN PENGADUAN pengembangan dari Pusat Pengelolaan
MASYARAKAT (P3M) DI PUSAT Pengaduan Pelayanan Publik (P5)
INFORMASI PUBLIK (PIP) dengan menambahkan pelayanan
BALAI KOTA SEMARANG secara online yang bertujuan agar
A. LATAR BELAKANG dapat memudahkan masyarakat
melakukan pengaduan maupun
Pelayanan publik pada dasarnya sangat memberikan aspirasi. Berdasarkan data
berkaitan dengan aspek kehidupan yang didapatkan dari lapor.go.id,
yang luas. Dalam kehidupan pengaduan yang masuk pada bulan
bernegara, pemerintah memiliki fungsi Januari sampai Mei 2017 seluruh
sebagai penyedia berbagai pelayanan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dapat
publik yang diperlukan masyarakat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini
baik dalam bentuk pelayanan
Tabel 1.1
pengaturan maupun dalam bentuk lain
Jumlah Pengaduan pada Bulan
dalam rangka memenuhi kebutuhan
Januari-Mei 2017
masyarakat dalam bidang pendidikan,
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
kesehatan, pemukiman, transportasi,
informasi teknologi, dan lainnya.
Dalam rangka menumbuhkan
kepedulian masyarakat terhadap
peningkatan mutu pelayanan yang
dilakukan Pemerintah Kota Semarang,
maka perlu pengoptimalan pelayanan
penanganan pengaduan yang
berkualitas dengan menyediakan akses
pengaduan bagi masyarakat untuk
menyampaikan pengaduan atau
keluhan terhadap kinerja Perangkat
Daerah. PIP memberikan salah satu
fasilitas pengaduan yang dapat
digunakan oleh masyarakat yaitu
fasilitas Pusat Pengelolaan Pengaduan
Masyarakat (P3M) yang merupakan
sistem pengaduan berbasis SP4N.
Pusat Pengelolaan Pengaduan
No. Kabupaten/Kota Jumlah
Pengaduan
1. Sragen 6
2. Boyoyali 395
3. Kota Tegal 57
4. Kota Pekalongan 76
5. Kota Semarang 4502
6. Salatiga 2
7. Surakarta 56
8. Kota Magelang 11
9. Brebes 53
10. Tegal 83
11, Pemalang 51
12. Pekalongan 43 Berdasarkan tabel 1.1, Kota Semarang
merupakan Kota yang paling banyak
13. Batang 15
menerima pengaduan. Banyaknya
14. Kendal 7 pengaduan yang masuk ini belum
15. Temanggung 4 diseimbangi dengan pelayanan dari Dinas
Kominfo Kota Semarang bersama P3M
16. Demak 14
untuk memberikan sosialisasi mengenai
17. Jepara 3 wewenang mekanisme dari P3M. Didalam
18. Kudus 156 proses inovasi P3M berjalan ada beberapa
faktor penghambat yang
19. Pati 48 mempengaruhi kinerja dari
20. Rembang 103 pengelolaan P3M sendiri seperti adanya
tekanan administrasi pada saat penginputan
21. Blora 144
data ke aplikasi lapor, belum adanya
22. Grobogan 9 penghargaan untuk pegawai, dan
23. Karanganayar 9 ketidakmampuan Dinas Kominfo Kota
Semarang untuk menyediakan pegawai yang
24. Wonogiri 3
bekerja secara teknis di P3M. Bertolak dari
25. Sukoharjo 12 banyaknya pengaduan yang masuk,
26. Klaten 195 pelayanan yang diberikan P3M harus baik
dan berjalan sebagai mana mestinya
27. Kota Magelang 20
B. RUMUSAN MASALAH
28. Wonosobo 19
1. Bagaimana proses inovasi
29. Purworejo 21 pelayanan pengaduan P3M di
30. Kebumen 201 Balaikota Semarang?
2. Apakah faktor penunjang dan
31. Banjarnegara 8 penghambat inovasi pelayanan
32. Purbalingga 3 pengaduan P3M di Balai Kota
33. Banyumas 6 Semarang?

34. Cilacap 30
35. Kabupaten 590
Semarang
Jumlah 6995

Sumber: Data yang diolah penulis


C. TUJUAN B. PELAYANAN PUBLIK
1. Untuk menganalisis proses inovasi
pelayanan pengaduan P3M di Balai Pengertian Pelayanan Publik menurut
Kota Semarang Keputusan Menteri Pendayagunaan
2. Untuk menganalisis faktor Aparatur Negara No. 63 tahun 2003
penunjang dan penghambat inovasi dalam Ratminto (2005: 18) adalah
pelayanan pengaduan P3M di Balai sebagai berikut: Pelayanan Publik
Kota Semarang adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara
D. TINJAUAN PUSTAKA pelayanan publik sebagai upaya
A. MANAJEMEN PUBLIK pemenuhan kebutuhan penerima
pelyanann maupun pelaksanaan
Menurut Overman dalam Keban ketentuan perundang-undangan
(2004: 85), manajemen publik
bukanlah “scientific manajemen”. Untuk dapat memberikan pelayanan
Manajemen publik merefleksikan yang memuaskan bagi pengguna jasa,
tekanan tekanan antara orientasi menurut Kementrian Pemberdayaan
“rational-instumental” pada satu Aparatur Negara No. 63 tahun 2003
pihak, dan orientasi politik kebijakan dalam Ratminto (2005: 19), sebuah
dipihak lain. Ott, Hyde, dan Shafritz penyelenggaraan pelayanan harus
dalam Keban (2004: 85) memenuhi asas-asas pelayanan sebagai
mengemukakan bahwa manajemen berikut:
publik dan kebijakan publik
a. Transparasi
merupakan dua bidang administrasi
Bersifat terbuka, mudah, dan dapat
publik yang saling tumpang tindih.
diakses oleh semua pihak yang
Manajemen publik memanfaatkan
membutuhkan dan disediakan
fungsi-fungsi: perencanaan,
secara memadahi serta mudah
pengorganisasian, penggerakan, dan
dimengerti
pengawasan sebagai sarana untuk
b. Akuntabilitas
mencapai tujuan publik, maka berarti
Dapat dipertanggung jawabkan
memfokuskan diri pada the
sesuai dengan ketentuan peraturan
managerial tools, techniques,
perundang-undangan
knowledges and skills yang dipakai
c. Kondisional
untuk mengubah kebijakan menjadi
Sesuai dengan kondisi dan
pelaksanaan program.
kemampuan pemberi dan penerima
pelayanan dengan tetap berpegang
pada prinsip efieiensi dan diakses oleh semua pihak yang
efektifitas membutuhkan dan disediakan
d. Partisipatif secara memdai serta mudah
Mendorong peran serta masyarakat dimengerti, dan
dalam penyelenggaraan pelayanan c. Independen, tidak memihak
publik dengan memperhatikan pada pihak manapun
aspirasi, kebutuhan dan harapan
masyarakat Menurut Sheperd dalam Sa’ud Udin
e. Kesamaan Hak (2008:76), proses inovasi didalam
Tidak diskriminatif dalam arti organisasi yang memiliki tujuan
tertentu terbagi dalam 3 tahap, yaitu
tidak membedakan suku, ras,
agama, golongan, gender dan 1. Melihat peluang.
status ekonomi Peluang muncul ketika ada
f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban persoalan yang muncul atau
Pemberi dan penerima pelayanan dipersepsikan sebagai suatu
kesenjangan antara yang
pubik harus memenuhi hak dan seharusnya dan realitanya.
kewajiban masing-masing pihak Oleh karenanya, perilaku
inovatif dimulai dari
C. INOVASI ketrampilan melihat peluang.
Menurut Keputusan Kementrian Melihat peluang yaitu
Pemberdayaan Aparatur Negara, keterampilan dalam melihat
peluang terjadinya proses
Inovasi Pelayanan Publik adalah
inovasi.
terobosan pelayanan publik yang 2. Adopsi (Penerimaan)
merupakan gagasan ide kreatif Adopsi pada hakekatnya dapat
orisinal dan atau diartikan sebagai proses
adaptasi/modifikasi yang penerimaan inovasi atau
memberikan manfaat bagi perubahan perilaku baik yang
masyarakat baik secara langsung berupa: pengetahuan
(cognitive), sikap (affective),
maupun tidak langsung. Ada tiga
maupun ketrampilan (psycho-
prinsip dari inovasi pelayanan motoric) pada diri seseorang
publik, yaitu: setelah menerima inovasi.
a. Akuntabilitas, dapat 3. Implementasi
dipertanggunjawabkan sesuai Implementasi merupakan
dengan ketentuan peraturan proses pelaksanaan
perundang-undangan. berlangsung setelah sejumlah
tahapan seperti tahapan
b. Transparansi, harus bersifat
pengesahan undang-undang,
terbuka, mudah dan dapat dan kemudian output dalam
bentuk pelaksanaan keputusan 8. Budaya Risk Aversion (budaya
kebijakan, dan seterusnya yang tidak menyukai resiko)
sampai kebijakan korektif
yang bersangkutan.
E. METODE PENELITIAN
Faktor Penunjang Inovasi Menurut
Rogers dalam e-Journal Ilmu Peneltian ini berlokasi di Dinas
Pemerintahan Vol. 3, No. 3 (2015: Komunikasi, Informasi, Statistika dan
1478) adalah: Persandian Kota Semarang untuk
meneliti proses dari Pusat Pengelolaan
1. Adanya keinginan untuk
Pengaduan Masyarakat (P3M) di Pusat
merubah diri, dari tidak bisa
menjadi bisa dan dari tidak Informasi Publik (PIP) Balai Kota
tahu menjadi tahu. Semarang. Pendekatan yang digunakan
2. Adanya kebebasan untuk adalah pendekatan penelitian
berekspresi. kualitatitf deskriptif, teknik pemilihan
3. Adanya pembimbing yang informan yang digunakan penulis
berwawasan luas dan kreatif. adalah dengan menetapkan key
4. Tersedianya sarana dan informan. Sedangkan untuk
prasarana. memperoleh data kualitatif, peneliti
5. Kondisi lingkungan yang penggunakan teknik snowball. Teknik
harmonis, baik lingkungan
pengumpulan data yang digunakan
keluarga, pergaulan, maupun
sekolah oleh peneliti adalah wawancara tidak
terstruktur dan dokumentasi. Jenis data
Menurut Albury dalam Suwarno
yang digunakan oleh peneliti adalah
(2008: 54), hambatan dalam inovasi
diidentifikasi ada delapan jenis, yaitu: data primer dan data sekunder.analisis
data yang digunakan adalah model
1. Keengganan menutup program interakif oleh Huberman dan Miles.
yang gagal
Kualitas data yang digunakan oleh
2. Ketergantungan berlebihan
pada high performer peneliti adalah model triangulasi.
3. Teknologi ada, terhambat
HASIL PENELITIAN DAN
budaya dan penataan organisasi
4. Tidak ada penghargaan atau PEMBAHASAN
insentif
1. PROSES INOVASI
5. Ketidakmampuan menghadapi
resiko dan perubahan Proses inovasi pada umumnya dimulai
6. Anggaran jangka pendek dan
dengan pengenalan masalah atau
perencanaan
7. Tekanan dan hambatan kebutuhan, yang memacu kegiatan-
administrasi kegiatan penelitian dan pengembangan
yang didesain untuk menciptakan
inovasi dalam rangka memecahkan b. Kreatifitas
masalah atau memenuhi kebutuhan itu.
Kreatifitas merupakan ide/konsep baru
A. Melihat Peluang yang muncul untuk meningkatkan
Perilaku inovatif dimulai dari penyelenggaraan pelayanan publik.
keterampilan melihat peluang. Ketika Kreatifitas ini merupakan ide atau
dihadapkan suatu masalah atau konsep baru yang muncul dari
dipersepsikan sebagai masalah, maka Pemerintah Kota Semarang maupun
gaya berfikir konvergen yang Dinas Kominfo Kota Semarang untuk
digunakan yaitu mengeluarkan ide meningkatkan sistem pelayanan
yang sebanyak-banyaknya terhadap pengaduan dan penyampaian aspirasi
masalah yang ada. masyarakat. Kreatifitas dari inovasi
P3M dapat dilihat dari adanya
a. Latar Belakang penambahan sarana online yaitu Lapor
Hendi yang dapat diakses tidak hanya
Latar belakang merupakan awal dari
melalui sms dan telepon, namun juga
pembentukan P3M. Latar belakang
dapat diakses melalui twitter.
Pemerintah Kota Semarang untuk
Kreatifitas inovasi P3M ini juga
membuat inovasi ini adalah adanya
muncul karena adanya perkembangan
pola pikir dari tradisional ke modern
pada masyarakat yang semakin banyak
atas ketidaksesuaian harapan
menggunakan teknologi dalam
Pemerintah Kota Semarang terhadap
kehidupan sehari-hari. Bahkan
kinerja Pusat Pengelolaan Pengaduan
teknologi juga saat ini dapat digunakan
Pelayanan Publik (P5) dalam
untuk mengakses pelayanan publik.
menerima pengaduan dari masyarakat.
Semakin tingginya angka pemahaman
P5 hanya menerima pengaduan
masyarakat terhadap penggunaan
melalui sistem offline yang memakan
teknologi dan internet serta adanya
biaya dan waktu yang lebih banyak.
kemudahan untuk mengakses
Inovasi P3M dibentuk agar kinerja P5
keduanya khususnya di Kota
yang sebelumnya dapat diperbaiki,
Semarang ini mendorong adanya
yaitu dengan membuka platform
pembuatan platform baru dalam
pengaduan seluas-luasnya untuk
pelayanan pengaduan di P3M
masyarakat agar membangun
pelayanan publik yang baik. c. Pihak yang Terkait

Partisipasi pihak terkait merupakan


pihak-pihak yang terkait secara
langsung maupun tidak langsung
dalam pelaksanaan inovasi P3M. tau, tetapi sampai benar-benar dapat
Pihak-pihak yang berpartisipasi terdiri melaksanakan atau menerapkannya
dari pihak yang berpartisipasi secara dengan benar. Penerimaan inovasi
langsung dan tidak langsung dalam tersebut biasanya dapat diamati secara
pembuatan dan pelaksanaannya langsung maupun tidak langsung oleh
inovasi P3M. Inovasi P3M secara orang lain, sebagai cerminan dari
langsung merupakan hasil kerja sama adanya perubahan pada sikap,
Walikota Semarang dengan pengetahuan dan keterampilannya.
Pemerintah Kota Semarang yang
membuat Pusat Informasi Publik a. Sikap
(PIP). Pada awal terbentuknya PIP,
Sikap merupakan perilaku atau cara
P3M merupakan tanggung jawab dari
masyarakat atau OPD menerima
bagian organisasi Pemerintah Kota
adanya inovasi P3M sebagai bentuk
Semarang. Inovasi ini dibuat untuk
peningkatan pelayanan pengaduan dan
dapat memenuhi kebutuhan
penyampaian aspirasi masyarakat.
masyarakat dibidang pelayanan
Proses inovasi P3M dinilai dapat
pengaduan dan penyampaian aspirasi
diterima secara baik oleh masyarakat
khususnya untuk OPD yang ada di
dilihat dari jumlah pengaduan yang
Kota Semarang. Setelah adanya
masuk. Pengaduan yang sebelumnya
perubahan SOTK, P3M menjadi
dilakukan secara offline hanya dapat
tanggung jawab dari Dinas Kominfo
menerima sekitar 500 pengaduan
Kota Semarang. Pihak yang tidak
setiap bulan, sejak diberlakukannya
terkait langsung dalam inovasi P3M
sistem online dapat menerima sekitar
adalah Telkom sebagai penyedia
800 pengaduan setiap bulannya. SIkap
sarana internet untuk menunjang
OPD yang terkait juga tidak ada
kinerja para operator serta kepala seksi
masalah karena sebelum dimulainya
yang bertanggung jawab atas P3M.
seluruh kegiatan pengaduan di P3M
B. Adaptasi telah dibuat penandatanganan kontrak
komitmen oleh seluruh perwakilan dari
Adopsi pada hakikatnya diartikan OPD yang ada di Kota Semarang.
sebagai proses penerimaan inovasi Penandatanganan kontrak ini
atau perubahan perilaku baik yang merupakan persetujuan untuk dapat
berupa pengetahuan (cognitive), sikap menerima dan mengikut dengan baik
(affective), maupun keterampilan alur dari pengaduan dan penyampaian.
(pycho-motoric) pada diri seseorang
setelah menerima inovasi. Penerimaan
di sini mengandung arti tidak sekedar
b. Pengetahuan juga akan diunggah ke lapor.go.id oleh
Pengetahuan merupakan cara operator P3M agar dapat dipantau
masyarakat dan OPD mengetahui sejauh mana pengaduan sudah diproses
sistem atau mekanisme pengaduan oleh pihak P3M. Masyarakat sebagai
yang disediakan oleh P3M. penerima layanan juga sudah mengerti
Antusiasme masyarakat ini dapat bahwa P3M dapat diakses sesuai
dilihat dari meningkatnya jumlah dengan kemampuan masing-masing,
pengaduan dan aspirasi yang masuk ke baik secara online maupun secara
P3M. Didalam pelayanan pengaduan offline. Masyarakat yang ingin
P3M ini, ada kesesuaian kemampuan menyampaian pengaduan namun
dari Dinaskominfo sebagai pengarah terkendala jarak yang jauh antara PIP
dan pengawas pelayanan publik, dengan tempat tinggalnya, dapat
Operator P3M sebagai orang yang melakukan pengaduan secara online
berhadapan langsung dengan melalui media sosial yang selalu
masyarakat dan masyarakat sebagai dipantau oleh P3M khususnya twitter.
pemberi dan penerima pelayanan. c. Keterampilan
Kesesuaian ini dapat dilihat dari
Dinaskominfo dan operator P3M Keterampilan merupakan cara
sebagai pemberi pelayanan dapat masyarakat dan OPD dapat menyikapi
menjadi fasilitator untuk inovasi secara terampil. Keterampilan
menyampaikan pengaduan dan aspirasi didalam pelaksanaan inovasi membuat
kepada OPD terkait agar pengaduan masyarakat maupun OPD dapat
dan aspirasi yang masuk dapat segera terampil untuk menjadi pihak yang
ditindak lanjuti. Dinas Kominfo Kota memberi maupun menerima
Semarang memiliki Kepala Seksi pengaduan dan aspirasi. Keterampilan
Pengelolaan Aspirasi dan Informasi masyarakat sendiri dipacu dengan
yang bertugas memberikan disposisi adanya sosialisasi mengenai
pengaduan kepada OPD yang terkait keberadaan dan mekanisme pengaduan
dan mengarahkan operator P3M dalam dari P3M. Masyarakat yang tadinya
memfasilitasi pengaduan dan aspirasi tidak mau, menjadi tau dan ingin
yang diberikan oleh masyarakat. melakukan pengaduan terkait dengan
Operator P3M yang berhadapan pelayanan publik maupun hal lainnya
langsung dengan masyarakat memiliki yang berhubungan dengan wewenang
tugas untuk menjadi fasilitator Pemerintah Kota Semarang. Selain
masyarakat dalam menyampaikan dari segi masyarakat, keterampilan
pengaduan dan aspirasi. Pengaduan juga ditunjukkan oleh OPD yang
menerima pengaduan dan aspirasi dari
masyarakat. Pengaduan dan aspirasi akan menjawab pengaduan atau
yang masuk kepada OPD terkait keluhan yang disampaikan oleh
digunakan sebagai dasar evaluasi masyarakat dengan tembusan kepada
maupun untuk perencanaan di program P3M. Apabila pengaduan untuk kasus
yang akan dilakukan di periode tertentu, dilaksanakan rapat korrdinasi
selanjutnya. dan peninjauan lapangan dan
C. IMPLEMENTASI selanjutnya diteruskan melalui P3M
untuk disampaikan kepada pengadu.
Implementasi merupakan pelaksanaan Lebih detailnya, narasumber
dari kebijakan dasar hukum yang dapat menjelaskan bahwa pengaduan yang
berbentuk berupa perintah atau masuk secara online maupun offline
keputusan, atau putusan pengadilan. yang sudah memenuhi syarat-syarat
Proses pelaksanaan berlangsung yang diberikan oleh Ruang P3M untuk
setelah sejumlah tahapan seperti menyampaikan pengaduannya
tahapan pengesahan undang-undang (identitas diri nama, no. KTP/fotokopi
dan kemudian output dalam bentuk KTP, nomor telepon, dan alamat e-
pelaksanaan keputusan kebijakan, dan mail) akan diteruskan kepada
seterusnya sampai kebijakan korektif penanggung jawab dari Ruang P3M.
yang bersangkutan. Data pengaduan yang masuk kemudian
akan di komunikasikan secara
Implementasi yang terpenting dari
langsung kepada dinas-dinas yang
sistem penyelenggaraan P3M ini
terkait. Jika sudah mendapatkan
adalah mekanisme pengaduan dari
jawaban bahwa OPD yang terkait
sistem P3M itu sendiri. Tahapan
dapat menyelesaikan pengaduan
mekanisme pengaduan yang dilakukan
tersebut, data pengaduan akan
di P3M dapat dilakukan secara
dikembalikan kepada operator P3M
langsung maupun tidak langsung
untuk dapat diteruskan kepada admin-
melalui proses yang sama. Pertama,
admin OPD terkait. Jika admin OPD
masyarakat memberikan pengaduan
terkait sudah memberikan jawaban
dan aspirasi kepada P3M secara offline
bahwa OPD tersebut dapat
(dengan telpon, sms, koran, atau
menyelesaikan pengaduan tersebut,
mengisi form di meja P3M) atau
maka pengaduan akan di upload ke
online (melalui media sosial twitter,
lapor.go.id dan akan dikirim ke OPD
facebook, instagram). Setelah
terkait melalui fax. Pihak P3M
pengaduan di terima, P3M mengelola
memberikan waktu tiga hari untuk
pengaduan untuk disampaikan kepada
OPD terkait memberikan jawaban atau
Perangkat Daerah. Perangkat daerah
respon awal untuk menyelesaikan
masalah ini. Pengaduan akan ditutup P3M ini bertujuan untuk meningkatkan
jika OPD telah memberikan respon kinerja OPD terkait dalam
berupa penyelesaian masalah terhadap memberikan pelayanan publik dengan
pengaduan yang masuk dan akan di melihat aspek sosial dan aspek
upload ke lapor.go.id. Penutupan kultural. Aspek sosial yang dilihat dari
pengaduan juga memiliki ketentuan. adanya pembuatan inovasi P3M ini
Jika pengadu sudah setuju dengan sendiri adalah sikap masyarakat yang
penyelesaian OPD terkait, maka menginginkan suatu pelayanan
pengaduan tersebut dianggap selesai pengaduan yang mudah diakses dan
dan ditutup. Sedangkan jika ada memiliki mekanisme yang mudah
pengadu yang merasa belum terjawab dipahami. Sedangkan aspek kultural
pengaduannya maka kasus akan terus yang dilihat dari pembuatan inovasi
berlanjut. Namun jika P3M menilai P3M ini adanya budaya masyarakat
bahwa OPD terlah menjawab seluruh yang saat ini sudah mengikuti
pertanyaan pengadu sesuai dengan perkembangan jaman yaitu dengan
pengaduan awal yang diberikan, maka adanya penggunaan internet maupun
P3M akan membantu menutup kasus media sosial di kehidupan sehari-hari..
dengan menelpon admin utama Tujuan dibuatnya inovasi P3M ini
lapor.go.id dan menyatakan kasus adalah agar Pemerintah Kota
tersebut telah selesai ditangani. Semarang dan OPD terkait
a. Keberhasialan mendapatkan masukan dan kritik dari
kinerjanya dan dapat memenuhi
Keberhasilan dari pelaksanaan P3M ini kebutuhan dan harapan masyarakat
dapat dilihat dari sisi masyarakat akan pelayanan publik yang telah
maupun OPD terkait. Tingkat diberikan. Hal ini akan
keberhasilan pada masyarakat dapat memperngaruhi lembaga-lembaga
dilihat berdasarkan seberapa besar publik dalam hal ini adalah OPD
ruang cakupan P3M, sedangkan pada terkait yang nantinya akan
OPD yang terkait, keberhasilan dinilai mendapatkan koreksi atau masukan
dari seberapa berpengaruhnya P3M dari masyarakat dalam menjalankan
terhadap OPD tersebut. pelayanan publik sesuai tugas OPD
tersebut dan dapat merubah pelayanan
Pembangunan P3M sendiri melihat publik yang masih dirasa buruk dan
aspek sosial dan kultural dalam rangka
belum sesuai harapan dari masyarakat
mencapai pelaksanaan administrasi tersebut.
publik yang mempengaruhi lembaga-
lembaga pemerintahan. Pembangunan
b. Perubahan guna meningkatkan pelayanan publik
Perubahan merupakan adanya sesuatu yang diberikan kepada masyarakat.
yang berubah setelah diterapkannya c. Target
inovasi P3M. Perubahan yang
dimaksud adalah keadaan masyarakat P3M memiliki target tertanganinya
sebelum dan sesudah inovasi P3M pengaduan yang masuk berikut
diterapkan. Inovasi P3M diterima penyelesaiannya sebanyak 100%.
secara baik oleh masyarakat. Standar yang digunakan oleh P3M
Pengaduan yang sebelumnya adalah standar yang diberikan oleh
dilakukan secara offline hanya dapat Open Goverment Indonesia (OGI)
menerima sekitar 500 pengaduan yaitu minimal harus ada 80%
setiap bulan, sejak diberlakukannya pengaduan yang tertangani.
sistem online dapat menerima sekitar Penghitungan persen pengaduan yang
800 pengaduan setiap bulannya. tertangani dilakukan dengan cara
Adanya peningkatan jumlah membagi pengaduan yang tertangani
pengaduan dan penyampaian aspirasi dengan pengaduan yang masuk. Jika
yang masuk melalui media online pengaduan yang masuk dan tertangani
menandakan bahwa inovasi pelayanan lebih tinggi dari 80%, maka kinerja
pengaduan P3M ini telah dari P3M dinyatakan sudah baik.
meningkatkan partisipasi masyarakat Kinerja P3M dilihat dari pengaduan
untuk dapat membuat pelayanan yang masuk sampai bulan November
publik menjadi lebih baik dari 2017 sudah dinyatakan baik karena
sebelumnya. Selain masyarakat, OPD angka penyelesaian pengaduan sudah
juga mengalami perubahan dimana melampui 80%.
setiap OPD pasti mendapatkan
2. FAKTOR PENUNJANG DAN
pengaduan yang dapat membuat
PENGHAMBAT INOVASI
pelayanan publik yang diberikan
sesuai dengan harapan masyarakat. Proses inovasi untuk menjadi yang
Sebuah sarana penyaluran pengaduan lebih baik ini didukung oleh faktor
dan aspirasi sangat diperlukan untuk penunjang dan dihambat oleh faktor
mengetahui sejauh mana OPD sudah penghambat dari pelaksanaan inovasi.
melakukan tugasnya dengan baik atau Faktor penunjang yang mempengaruhi
belum. Banyaknya pengaduan yang pelaksanaan proses inovasi P3M
masuk akan diproses untuk dijadikan adalah (1) adanya keinginan
suatu evaluasi maupun untuk menciptakan hal baru; (2) kreatifitas
perencanaan di periode selanjutnya pengembangan inovasi; (3) adanya
orang yang bertanggung jawab; (4)
ketersediaan sarana dan prasarana; dan datang ke Pusat Informasi Publik (PIP)
(5) kondisi lingkungan yang untuk dapat menyampaikan pengaduan
mendukung. Sedangkan faktor dan aspirasinya karena pengaduan
penghambat dari pelaksanaan proses dapat langsung disampaikan melalui
inovasi P3M adalah (1) terhambat media sosial yang telah disediakan
tekanan administrasi; (2) belum oleh P3M. Perubahan pelayanan
adanya penghargaan atau insentif; dan publik ini didasari oleh adanya
(3) ketidakmampuan menghadapi keinginan Pemerintah Kota Semarang
resiko dan perubahan. untuk lebih dekat kepada masyarakat
A. FAKTOR PENUNJANG dalam memberikan pelayanan
INOVASI pengaduan.

Faktor penunjang inovasi merupakan b. Kreatifitas pengembangan


faktor positif yang mendukung inovasi
inovasi. Faktor penunjang pelaksanaan Kreatifitas pengembangan inovasi ini
P3M adalah (1) adanya keinginan dibuktikan dengan adanya perluasan
menciptakan hal baru; (2) kreatifitas platform penerimaan pengaduan dan
pengembangan inovasi; (3) adanya aspirasi melalui berbagai media sosial
orang yang bertanggung jawab; (4) yang banyak diakses oleh masyarakat
ketersediaan sarana dan prasarana; dan saat ini. Perluasan platform
(5) kondisi lingkungan yang penerimaan pengaduan dan aspirasi
mendukung. melalui berbagai media sosial ini
a. Adanya keinginan merupakan bentuk pelayanan publik
menciptakan hal baru yang efektif, efisien dan baik jika
diterapkan di masyarakat guna
Keinginan untuk berubah dan menjalankan pelayanan publik yang
menciptakan hal baru dalam inovasi sesuai dengan kebutuhan dan harapan
ada pada perubahan dari Pusat masyarakat.
Pengelolaan Pengaduan Pelayanan
Publik (P5) menjadi Pusat c. Adanya orang-orang yang
Pengelolaan Pengaduan Masyarakat bertanggung jawab
(P3M). Perubahan tersebut mencakup PIP merupakan usulan dari Walikota
beberapa hal, diantaranya adanya Semarang bersama Pemerintah Kota
penambahan sistem pengaduan secara Semarang. P3M awalnya merupakan
online melalui media sosial dan tanggung jawab dari Bagian
adanya Lapor Hendi. Dengan adanya Organisasi pada Pemerintah Kota
perubahan ini, masyarakat tidak perlu Semarang. P3M merupakan salah satu
dari tiga fasilitas yang ada di PIP dan youtube, sedangkan untuk sarana
bersama dengan PPID (Pusat Penyedia pengaduan offline, masyarakat dapat
Informasi dan Dokumentasi) yang langsung datang ke gedung PIP,
merupakan tanggung jawab dari telpon, sms, dan melalui surat kabar.
Bagian Humas Pemerintah Kota Untuk sarana yang digunakan operator
Semarang dan pelayanan fasilitas untuk melayani masyarakat dan
berbasis IT yang merupakan tanggung meneruskan pengaduan sesuai dengan
jawab dari Bagian PDE Pemerintah alur pengaduan yang berlaku sudah
Kota Semarang. Setelah adanya SOTK dinilai cukup menunjang walaupun
yang baru, PIP akhirnya melebur dan belum maksimal.
sepenuhnya merupakan tanggung
jawab Dinas Kominfo Kota Semarang. e. Kondisi lingkungan yang
Ada pihak yang tidak terkait langsung mendukung
dalam pelaksanaan dari P3M yaitu
Kondisi lingkungan yang mendukung
Telkom selaku penyedia sarana telpon
inovasi dilihat dari awal pembentukan
dan internet di P3M.
inovasi P3M. Pada awal
d. Tersedianya sarana dan pembuatannya, PIP merupakan
prasarana tanggung jawab dari Pemerintah Kota
Semarang, dimana ada tiga bagian
Ketersediaan sarana dan prasarana yang bertanggung jawab atas
baik untuk masyarakat yang mengadu pelaksanaan PIP. Setelah adanya
maupun untuk operator yang SOTK baru, PIP berpindah tanggung
menerima pengaduan akan jawab ke Dinas Kominfo Kota
meningkatkan kenyamanan Semarang dan masing-masing bagian
masyarakat untuk memberikan di PIP dipertanggungjawabkan oleh
pengaduan dan aspirasi dan bagian-bagian yang ahli pada
memudahkan operator untuk bidangnya masing-masing. Selain itu,
menjalankan alur pengaduan hingga dukungan dari pihak lain juga terlihat
selesai. Tersedianya sarana pengaduan dari dukungan pihak yang tidak terkait
secara online dan offline sudah cukup langsung dalam pelaksanaan P3M ini.
memudahkan masyarakat untuk dapat Dukungan tidak langsung yang
menyampaikan pengaduan dan diberikan oleh Telkom masih berjalan
aspirasinya kepada P3M yang nantinya baik dalam hal penyediaan sarana dan
akan diteruskan ke OPD yang prasarana yang mendukung kegiatan
berwenang. Sarana pengaduan online Operator P3M untuk menjalankan
yang disediakan P3M dapat diakses tugasnya.
melalui twitter, facebook, instagram,
B. FAKTOR PENGHAMBAT sumber daya manusia yang ada.
INOVASI Penghargaan akan membuat pegawai
Faktor penghambat merupakan faktor lebih semangat dalam menjalankan
negatif yang ada dan menghambat tugas-tugasnya dan membuka ide-ide
pelaksanaan inovasi. Faktor baru untuk menjalankan inovasi yang
penghambat dari pelaksanaan proses sudah berjalan. Dalam pelaksanaan
inovasi adalah (1) tekanan P3M ini, belum ada penghargaan
administrasi; (2) belum adanya khusus yang diberikan kepada ketiga
penghargaan; dan (3) ketidakmampuan operator P3M. Namun ketiga operator
menghadapi perubahan P3M tersebut diberikan gaji sesuatu
dengan UMR Kota Semarang.
a. Tekanan Administrasi
c. Ketidakmampuan
Tekanan administrasi yang ada menghadapi perubahan
didalam suatu pelaksanaan program
baik yang baru dilakukan maupun Ketidakmampuan ini merupakan hal
yang sudah lama dilakukan membuat yang tidak dapat dipenuhi oleh
pelaksaan inovasi tersebut menjadi organisasi atau lembaga terkait untuk
terhambat. Tekanan administrasi menjalankan suatu inovasi. Pemerintah
berasal dari masyarakat yang tidak Kota Semarang menggunakan pegawai
mau memenuhi persyaratan untuk out sourching yang berasal dari
mengajukan pengaduan atau aspirasi Telkom karena tidak tersedianya orang
ke Ruang P3M. Beberapa masyarakat yang dapat ditempatkan menjadi
tidak mau mengerti bahwa syarat- operator di P3M. Diawal pembuatan
syarat yang diperlukan untuk mengadu inovasi, Pemerintah Kota Semarang
merupakan syarat utama agar hanya berperan sebagai pengawas dan
pengaduan atau aspirasi dapat pembimbing inovasi P3M. Setelah
diteruskan ke OPD yang terkait. Hal perubahan SOTK, Dinas Kominfo
ini membuat operator terhambat untuk sebagai penanggung jawab PIP juga
dapat meneruskan pengaduan kepada masih menggunakan pegawai yang
OPD terkait karena pengaduan yang sama dan berperan sebagai
dilakukan tidak bisa di upload ke pembimbing dan pengawas
lapor.go.id untuk ditindak lanjuti. berjalannya inovasi P3M, tanpa
menurunkan pegawainya untuk ikut
b. Belum adanya penghargaan serta dalam pelaksanaan teknis P3M
yang berhubungan langsung dengan
Sebuah inovasi akan berjalan lebih
masyarakat.
baik jika adanya penghargaan untuk
B. SARAN peraturan-peraturan dan
Saran yang dapat diberikan penulis mekanisme yang berlaku
didasarkan oleh faktor penghambat 3. Ketidakmampuan untuk
dari proses inovasi Pusat Pelayanan menghadapi perubahan
Pengaduan Masyarakat (P3M) di Pusat Dinaskominfo Kota Semarang
Informasi Publik (PIP) Balai Kota diharapkan meningkatkan
Semarang kemampuan pegawainya
khususnya pada pengetahuan IT.
1. Adanya tekanan administrasi Karena belum adanya pegawai
Memberikan sosialisasi mengenai yang mampu menjalankan tugas di
pentingnya pemenuhan syarat- P3M sebagai operator yang
syarat untuk melakukan pengaduan berhadapan langsung dengan
dan penyampaian aspirasi di P3M. masyarakat, Pemerintah Kota
Karena adanya tekanan Semarang maupun Dinaskominfo
administrasi yang mengharuskan Kota Semarang sebagai
masyarakat memenuhi syarat penanggung jawab dari P3M harus
legalitas atas pengaduan atau meningkatkan kemampuan dalam
pemberian aspirasi yang diajukan, bidang IT. Peningkatan
maka Dinaskominfo bersama kemampuan ini dapat dilakukan
operator P3M dituntut untuk dapat dengan membuat pelatihan-
memberikan sosialisasi yang jelas pelatihan yang berkaitan dengan IT
mengenai pentingnya syarat-syarat
legalitas tersebut dipenuhi agar DAFTAR PUSTAKA
pengaduan atau penyampaian a. Buku
aspirasi tersebut dapat sampai ke
OPD yang terkait. Anggara, Sahya. 2012. Perbandingan
2. Belum adanya penghargaan Administrasi Negara. Bandung:
Dinas Kominfo memberikan Pustaka Setia
penghargaan kepada operator P3M Dwiyanto, Agus. 2010. Manajemen
yang sudah bekerja secara teknis. Pelayanan Publik, Peduli,
Pemberian penghargaan terhadap Inklusif, dan Kolaboratif.
pegawai dapat mempengaruhi Yogjakarta: UGM Press
kinerja dari operator P3M dalam Ibrahim, Amin. 2009. Pokok-pokok
menjalankan tugas-tugasnya untuk Administrasi
melakukan suatu fungsi pelayanan Publik&Implementasinya.
pengaduan sesuai dengan Bandung: PT. Refika Aditama
Indiahono, Dwiyanto. 2009. Program Drive Thru (Studi
Perbandingan Administrasi pada Dinas Pendapatan
Publik. Yogjakarta: Gava Kabupaten Banyuwangi)
Media eJounal Ilmu Administrasi
Islamy, M. Irfan. 2003. Prinsip-prinsip Publik, 2 (3) : 539-54 diakses
Perumusan Kebijakan Negara. pada tanggal 10 November
Jakarta: Bumi Aksara 2016

Keban. Yeremia T. 2004. Enam jurnal: Cankar, Setnikar dkk. 2013.


Dimensi Administrasi Publik: Private and Public Sektor
Konsep, Teori, dan Isu. Innovation and The Importance
Yogjakarta: Gava Media Of Cross Sektor Collaboration.
Journal Of Applied Bussiness
Pasolong, Harbani. 2013. Teori Research (JABR) Vol. 29, No.
Administrasi Publik. Bandung: 6 (2013)
Penerbit Alfabeta
jurnal: Cantika, Sehsa dkk. Analisis
Ratmino & Atik Septi Winarsih. 2005. Pelaksanaan Inovasi Pelayanan
Manajemen Pelayanan. Publik pada Kantor Pertanahan
Yogjakarta: Pustaka Pelajar Kota Semarang (Studi Kasus
Pelayanan Mandiri Akta
Sa’ud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi Tanah), diakses pada tanggal
Pendidikan. Bandung: Alfabeta 10 November 2016). Journal
Of Public Policy And
Sugiono. 2007. Metode Penelitian
anagement Review; Vol. 4, No.
Administrasi. Bandung: Penerbit
4 (2015): Oktober Tahun 2015;
Alfabeta
267-279
Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi di
jurnal: Chowdhury, Anup & Nikhil
Sektor Publik. Jakarta: STIA-LAN
Chandra Shil. Innovation in
Press
Public Sector Management
Syafiie, Inu Kencana. 2006. Ilmu Control Systems in the Context
Administrasi Publik. Jakarta: PT Asdi of New Public Management: A
Mahasatya. Case of an Australian Public
Sector Organization. Journal of
Thoha, Miftah. 2011. Ilmu Enterpreneurship, Management
Administrasi Publik Kontemporer. and Innovation (JEMI),
Jakarta: Kencana. Volume 12, Issue 4, 2016: 99-
125 diakses pada tanggal 4
b. E-Journal Septermber 2017
jurnal: Anogara, Abiseka dkk. Inovasi jurnal: Djamrut, Dayang Erawati.
Pelayanan Pembayaran Pajak (2015). Inovasi Pelayanan
Bumi dan Bangunan Melalui Publik Di Kecamatan Sungai
Kunjang Kota Samarinda. Administrator / Volume 10 /
eJournal Ilmu Pemerintahan, 3 No. 2 / 2014: 214-233,
(3) 2015: 1472 – 1486, diakses (https://media.neliti.com/media
tanggal 10 November 2016) /publications/52311-ID-
jurnal: Fitria, Diah Nur. 2014. Inovasi inovasi-pelayanan-publik-di-
Pelayanan Publik BUMN badan-penana.pdf diakses pada
(Studi Deskriptif tentang tanggal 4 September 2017)
Inovasi Boarding Pass System jurnal: Vries, Hanna De and friends.
dalam Meningkatkan Kualitas 2015. Innovation in the Public
Pelayanan Kereta Api PT KAI Sector: A System Review and
di Stasiun Gubeng Surabaya) Future Research Agenda.
eJournal Ilmu Administrasi Public Administration Journal
Negara, 2 (1) 2014 : 2303 - Volume 94, Issue 1, March
341X 2016: 146-166.
(http://journal.unair.ac.id/down (http://www.lipse.org/upload/p
load-fullpapers- ublications/VRIES_et_al-2015-
kmp3c8840fbddfull.pdf diakses Public_Administration%20(1).
pada tanggal 30 Novemver pdf, diakses pada tanggal 30
2016) November 2016)
jurnal: Mayangsari, Putri Ismie, dkk. c. Dokumen
Inovasi PT. POS Indonesia
dalam Menjaga Eksistensi dan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Daya Saing Pelayanan Publik Aparatur Negara No. 63 tahun 2003
(Studi Pada PT. Pos Indonesia Tentang Pedoman Umum
Sidoarjo 62100) eJournal Ilmu Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Administrasi Publik, 1 (2) :
248-256, diakses pada tanggal Undang-Undang No. 25 Tahun 2009
30 November 2016) Tentang Pelayanan Publik

jurnal: Pramono, Joko. 2017. Peraturan Walikota Semarang Nomor


Pelayanan Publik Sebagai 41 Tahun 2014
Alternatif Visi Keilmuan.
Peraturan Walikota Semarang Nomor
Portal Garuda Org (di akses
76 Tahun 2016
pada tanggal 1 November
2017) Perda Kota Semarang No. 11 Tahun
2016 Tentang Pelayanan Publik
jurnal: Sari, Maria Agustini Permata.
2014. Inovasi Pelayanan Publik
di Badan Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu
(BPMPT) Kabupaten Kubu
Raya. Jurnal Borneo

You might also like